Anda di halaman 1dari 61

PENGADILAN NEGERI JAKARTA SELATAN

PUTUSAN SELA

Nomor : 99/Pid.Sus/2014/PN.JKT-SEL

Perkara

Tindak Pidana Narkotika

Terdakwa

Muhammad Taufiq bin Istiyanto

Jakarta, 29 September 2014

Halaman 1 dari 182


PUTUSAN SELA

Nomor : 99/Pid.Sus/2014/PN.JKT-SEL

“ DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA “

Pengadilan Tindak Pidana pada Pengadilan Jakarta Selatan yang

memeriksa dan mengadili perkara-perkara pidana pada tingkat pertama dengan

acara pemeriksaan biasa, telah menjatuhkan putusan sela sebagai berikut dalam

perkara Terdakwa :

IDENTITAS TERDAKWA

Nama Lengkap : MUHAMMAD TAUFIQ BIN ISTIYANTO

Tempat Lahir : Jakarta

Umur/Tgl.Lahir : 26 Tahun / 08 Juli 1988

Jenis Kelamin : Perempuan

Kebangsaan/Kewarganegaraan : Warga Negara Indonesia

Tempat Tinggal :Apartemen Mediterania Garden

Residences, Tower Azalea, Lantai

23. Jalan Tanjung Duren Raya,

Kavling 5-9 Jakarta Barat 11470

Agama : Islam

Halaman 2 dari 182


Pekerjaan/Jabatan : Mahasiswa / Pelajar

Pendidian : Menjalani Strata I (S-I)

PENAHANAN

1. Ditahan oleh penyidik dengan penahan rutan sejak tanggal 6 Agustus 2014

sampe dengan 25 Agustus 2014 dengan nomor : SP.NAN/VII/2014/Res.

2. Perpanjangan penahanan oleh penuntut umum Kejaksaan Negeri Jakarta

Selatan tanggal 26 Agustus 2014 sampe dengan 14 September 2014.

3. Ditahan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan 14 September 2014 sampai

dengan sekarang.

Terdakwa didampingi oleh Penasihat Hukum Lutfi Ulinnuha, S.H.,M.H,

Sangki Adelina, S.H.,M.H, Advokat / Penasihat Hukum berkantor di Law Office

Ulinnuha & Partners di Jalan Srikandi No. 11 Jakarta, berdasarkan Surat

Kuasa Khusus No. 054/SK-Pid.Sus/IX/2014 tertanggal 10 September 2014.

Bertindak untuk dan atas nama serta sah untuk mewakili terdakwa Muhammad

Taufiq Bin Istiyanto.

Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tersebut ;

Setelah membaca:

1. Surat Pelimpahan Perkara Pidana Narkotika atas nama terdakwa Muham-

mad Taufiq Bin Istiyanto dengan No. B-45/0.3.10/Ep.1/09/2014 tanggal 10

September 2014.

Halaman 3 dari 182


2. Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum (JPU) dengan nomor :

69/Pid.Sus/09/2014 pada hari Selasa, 9 September 2014.

3. Surat Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Selatan hari Kamis, 11

September 2014 Nomor : 10 / Pen.Pid.Sus/ 2014/ PN.JKT.SEL tentang pe-

nunjukan Hakim Majelis untuk memeriksa dan mengadili perkara atas nama

terdakwa Muhammad Taufiq Bin Istiyanto;

4. Surat Penetapan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan hari Ju-

mat, tanggal 12 September 2014 Nomor : 11/Pen.Pid.Sus/ 2014/

PN.JKT.SEL tentang penetapan hari sidang pemeriksaan perkara ini;

5. Surat-surat lainnya dalam berkas perkara ini;

Menimbang, bahwa sesuai dengan dakwaan Penuntut Umum tertanggal 8

September 2014 dengan Nomor Register Perkara : 99/Pid.Sus/2014/PN.JKT-SEL.

Terdakwa didakwa dengan Dakwaan sebagai berikut :

DAKWAAN:

I. DAKWAAN

KESATU

Bahwa ia TERDAKWA Muhammad Taufik bin Istiyanto, pada hari senin tang-

gal 8 September tahun 2015 atau setidak-tidaknya pada waktu lain dalam

bulan September tahun 2015 bertempat di Simpang Teritip, Jalan Slamet

Riyadi No.12, Simpang Teritip atau setidak-tidaknya di suatu tempat yang

mana masih dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Sungai Liat, mengingat

ketentuan Pasal 84 KUHAP bahwa Terdakwa bertempat tinggal di Sungai

Liat, ditahan di Polres Muntok, tempat kediaman seluruh saksi yang dipanggil

Halaman 4 dari 182


lebih dekat dengan Pengadilan Negeri Sungai Liat, maka Pengadilan Negeri

Sungai Liat berwenang memeriksa dan mengadili perkara ini, bahwa Ter-

dakwa bersama-sama Arief Rizal (Penuntutan dalam berkas terpisah) dan

Mustajab (Penuntutan dalam berkas terpisah), Bersama-sama melakukan

pencurian yang didahului, disertai, atau diikuti dengan kekerasan atau

ancaman kekerasan, terhadap orang, dengan maksud, untuk memper-

siap atau mempermudah pencurian atau dalam hal tertangkap tangan,

untuk memungkinkan melarikan diri sendir atau peserta lainnya, atau

untuk menguasai barang yang dicurinya mengakibatkan kematian.

Perbuatan tersebut dilakukan oleh Terdakwa dengan cara sebagai berikut :

- Bahwa pada tanggal 7 September 2015 Pukul 23.00 WIB Terdakwa

bersama Arief Rizal dan Mustajab sedang berkumpul dan berbincang-bin-

cang disebuah warung di desa Simpang Teritip..

- Bahwa Terdakwa bersama Arief Rizal dan Mustajab berbincang-bincang

sambil minum-minuman keras

- Bahwa Terdakwa bercerita kepada Arief Rizal dan Mustajab jika Terdakwa

sedang membutuhkan uang untuk membayar hutang-hutangnya

- Bahwa terdakwa mengatakan kepada Arief Rizal dan Mustajab jika Ter-

dakwa berencana untuk mencuri uang dari truk-truk timah yang biasa lewat

di Jalan Lintas Muntok-Parit Tiga dan mengajak Arief Rizal dan Mustajab

untuk melakukan aksi tersebut

- Bahwa Arief Rizal dan Mustajab menyetujui usulan Terdakwa dan mulai

mempersiapkan alat-alat yang dirasa dapat melancarkan aksi mereka.

- Bahwa pada Tanggal 8 September 2015 dini hari, Korban Warsito bersama

Muhammad Isyar Reza sedang dalam perjalanan pulang menuju rumah

Korban Warsito di Desa Sekar Biru, Kecamatan Parit Tiga setelah men-

gantarkan 1 ton timah hitam ke Pusat Peleburan Timah Di kota Muntok

Halaman 5 dari 182


- Bahwa truk yang dikendarai korban mengalami kerusakan dibagian mesin

yang menyebabkan korban harus menghentikan truknya dipinggit jalan un-

tuk memeriksa mesin truk

- Bahwa Muhammad Isyar Reza diperintahkan korban untuk membeli air un-

tuk mengisi radiator disebuah warung kopi kecil tidak jauh dari lokasi truk

berhenti.

- Bahwa Terdakwa bersama Arief Rizal dan Mustajab meminta korban untuk

menyerahkan uang hasil peleburan timah dan barang berharga milik kor-

ban saat Muhammad Isyar Reza sudah berjalan ke arah warung kopi.

- Bahwa korban Warsito menolak menyerahkan uang hasil peleburan timah

dan barang berharga miliknya, sehingga terjadi perkelahian antara korban

Warsito dengan terdakwa, Arief Rizal dan Mustajab

- Bahwa Muhammad Isyar Reza mendengar suara berisik dan mengetahui

bahwa korban Warsito sedang dirampok, sehingga Muhammad Isyar Reza

langsung berlari membantu korban Warsito

- Bahwa Muhammad Isyar Reza tidak dapat membantu korban karena dita-

han oleh Arief Rizal

- Bahwa disebabkan korban Warsito melawan dengan sengit, maka Ter-

dakwa memukuli korban dengan balok kayu dan menusuk korban se-

hingga korban tidak bergerak lagi

- Bahwa Terdakwa, Arief Rizal dan Mustajab berhasil mendapatkan uang

hasil peleburan timah sebesar lima puluh juta rupiah beserta Handphone

milik korbann.

Perbuatan Terdakwa tersebut diatas sebagaimana diatur dan diancam

pidana dalam Pasal 365 ayat (3) Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab Un-

dang-Undang Hukum Pidana(KUHP).

Halaman 6 dari 182


ATAU

KEDUA

Bahwa ia TERDAKWA Muhammad Taufik bin Istiyanto, pada hari senin

tanggal 8 September tahun 2015 atau setidak-tidaknya pada waktu lain

dalam bulan September tahun 2015 bertempat di Simpang Teritip, Jalan

Slamet Riyadi No.12, Simpang Teritip atau setidak-tidaknya di suatu

tempat yang mana masih dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Sun-

gai Liat, mengingat ketentuan Pasal 84 KUHAP bahwa Terdakwa

bertempat tinggal di Sungai Liat, ditahan di Polres Muntok, tempat ke-

diaman seluruh saksi yang dipanggil lebih dekat dengan Pengadilan

Negeri Sungai Liat, maka Pengadilan Negeri Sungai Liat berwenang

memeriksa dan mengadili perkara ini, bahwa Terdakwa bersama-sama

Arief Rizal (Penuntutan dalam berkas terpisah) dan Mustajab (Penuntu-

tan dalam berkas terpisah), Bersama-sama melakukan Pembunuhan

yang diikuti, disertai, atau didahului oleh suatu perbuatan pidana

yang dilakukan dengan maksud untuk mempersiapkan atau mem-

permudah pelaksanaannya atau untuk melepaskan diri sendiri

maupun peserta lainnya dari pidana dalam hal tertangkap tangan

ataupun untuk memastikan penguasaan barang yang diperolehnya

secara melawan hukum. Perbuatan tersebut dilakukan dengan cara-

cara sebagai berikut :

- Bahwa pada tanggal 7 September 2015 Pukul 23.00 WIB Terdakwa

bersama Arief Rizal dan Mustajab sedang berkumpul dan berbincang-bin-

cang disebuah warung di desa Simpang Teritip..

Halaman 7 dari 182


- Bahwa Terdakwa bersama Arief Rizal dan Mustajab berbincang-bincang

sambil minum-minuman keras

- Bahwa Terdakwa bercerita kepada Arief Rizal dan Mustajab jika Terdakwa

sedang membutuhkan uang untuk membayar hutang-hutangnya

- Bahwa terdakwa mengatakan kepada Arief Rizal dan Mustajab jika Ter-

dakwa berencana untuk mencuri uang dari truk-truk timah yang biasa lewat

di Jalan Lintas Muntok-Parit Tiga dan mengajak Arief Rizal dan Mustajab

untuk melakukan aksi tersebut

- Bahwa Arief Rizal dan Mustajab menyetujui usulan Terdakwa dan mulai

mempersiapkan alat-alat yang dirasa dapat melancarkan aksi mereka.

- Bahwa pada Tanggal 8 September 2015 dini hari, Korban Warsito bersama

Muhammad Isyar Reza sedang dalam perjalanan pulang menuju rumah

Korban Warsito di Desa Sekar Biru, Kecamatan Parit Tiga setelah men-

gantarkan 1 ton timah hitam ke Pusat Peleburan Timah Di kota Muntok

- Bahwa truk yang dikendarai korban mengalami kerusakan dibagian mesin

yang menyebabkan korban harus menghentikan truknya dipinggit jalan un-

tuk memeriksa mesin truk

- Bahwa Muhammad Isyar Reza diperintahkan korban untuk membeli air un-

tuk mengisi radiator disebuah warung kopi kecil tidak jauh dari lokasi truk

berhenti.

- Bahwa Muhammad Isyar Reza mendengar suara berisik dan mengetahui

bahwa korban Warsito sedang dirampok, sehingga Muhammad Isyar Reza

langsung berlari membantu korban Warsito

- Bahwa Muhammad Isyar Reza tidak dapat membantu korban karena dita-

han oleh Arief Rizal

- Bahwa disebabkan korban Warsito melawan dengan sengit, maka Ter-

dakwa memukuli korban dengan balok kayu dan menusuk korban se-

hingga korban tidak bergerak lagi

Halaman 8 dari 182


- Bahwa Terdakwa, Arief Rizal dan Mustajab berhasil mendapatkan uang

hasil peleburan timah sebesar lima puluh juta rupiah beserta Handphone

milik korbann.

Perbuatan Terdakwa tersebut diatas sebagaimana diatur dan diancam

pidana dalam Pasal 339 Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab Undang-

Undang Hukum Pidana(KUHP)

Menimbang, bahwa atas dakwaan Penuntut Umum tersebut, Penasihat

Hukum Terdakwa telah mengajukan Nota Keberatannya tanggal 22 September

2014, yang pada pokonya sebagai berikut :

I. Surat Dakwaan Tidak Jelas, Tidak Cermat, dan Tidak Lengkap

Mencermati Pasal 143 KUHAP, ditentukan dua syarat yang harus dipenuhi

sebuah Surat Dakwaan, Surat Dakwaan dalam Pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP

menegaskan bahwa Surat Dakwaan harus menguraikan secara cermat, jelas dan

lengkap.

Penafsiran umum diberikan terhadap ketentuan ini, yang mana menurut M.

Yahya Harahap, dalam bukunya Pembahasan Permasalahan dan Penerapan

KUHAP edisi kedua halaman 132-133, menerangkan ketentuan-ketentuan untuk

memenuhi kriteria Surat Dakwaan yang cermat, jelas dan lengkap yaitu:

a) Semua unsur delik yang dirumuskan dalam pasal pidana yang didakwakan

harus cermat satu per satu.

b) Menyebut secara cermat, jelas dan lengkap cara tindak pidana dilakukan.

c) Menyebut keadaan-keadaan (circumtances) yang melekat pada tindak pi-

dana.

Syarat mutlak dalam Surat Dakwaan tersebut harus diuraikan secara cermat,

jelas dan lengkap karena pelanggaran dan atau tidak dipenuhinya syarat mutlak

Halaman 9 dari 182


tersebut konsekuensi yuridisnya adalah sebagaimana ditentukan dalam Pasal 143

ayat (3) KUHAP, yaitu Surat Dakwaan yang tidak memenuhi ketentuan

sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf b adalah batal demi hukum.

Hal tersebut menjadi demikian penting karena Surat Dakwaan yang tidak

memenuhi syarat materiil berdasarkan pendapat dari Lilik Mulyadi S.H,M.H.,

dalam bukunya Hukum Acara Pidana halaman 43, menyatakan mengenai Surat

Dakwaan yang tidak cermat, tidak jelas dan tidak lengkap dapat ditinjau dari dua

aspek, yaitu:

Pertama, apabila ditinjau dari pendapat doktrina maka pengertian cermat

dimaksudkan Surat Dakwaan dibuat dengan penuh ketelitian dan

ketidaksembarangan serta hati-hati disertai suatu ketajaman dan keteguhan,

kemudian jelas berarti tidak menimbulkan kekaburan atau keragu-raguan serta

serba terang dan tidak perlu ditafsirkan lagi, sedangkan lengkap berarti komplit atau

cukup yang dimaksudkan tidak ada fakta-fakta yang tertinggal.

Adapun dengan menyusun Surat Dakwaan dengan kajian-kajian gramatikal

tentang Tindak Pidana yang diuraikan secara seksama, teliti, terang, tegas dan

komplit maka hal tersebut sejalan dengan maksud dan tujuan Pasal 142 ayat (2)

KUHAP agar dimengerti bagi kami Penasihat Hukum Terdakwa.

Demikian halnya uraian pengertian cermat, jelas dan lengkap juga telah diatur

dalam Yurisprudensi Mahkamah Agung Nomor: 808 K/Pid/1984, yang

selengkapnya diperoleh pengertian sebagai berikut:

1. Cermat artinya bahwa dalam menyusun surat dakwaan, kecermatan diperlukan

dalam mengutarakan unsur-unsur perbuatan pidana yang ditentukan oleh un-

dang-undang atau pasal-pasal yang bersangkutan, yang dilanjutkan dengan

Halaman 10 dari 182


mengemukakan fakta-fakta perbuatan yang didakwakan sesuai dengan unsur-

unsur dari pasal yang dilanggar.

2. Jelas artinya bahwa untuk memudahkan Terdakwa mengerti tentang perbuatan,

apa yang didakwakan kepadanya, dengan demikian memudahkan baginya un-

tuk mengadakan pembelaan diri terhadap dakwaan tersebut.

3. Lengkap artinya bahwa uraian perbuatan yang didakwakan menjadi bulat,

artinya hal-hal yang relevan sesuai dengan unsur-unsur pasal yang bersangku-

tan tidak ada ketinggalan dan tidak ada yang tercecer.

Berdasarkan Surat Edaran Kejaksaan Agung RI No.

SE-004/J.A/11/1993 tanggal 16 November 1993 tentang Pembuatan Surat

Dakwaan dirumuskan perumusan cermat, jelas dan lengkap tersebut sebagai

berikut:

 Bahwa yang dimaksud dengan “cermat” adalah ketelitian Penuntut

Umum dalam mempersiapkan Surat Dakwaan dengan memuat uraian

yang didasarkan pada ketentuan pidana terkait, tanpa adanya kekuran-

gan atau kekeliruan menyebabkan Surat Dakwaan batal demi hukum

atau dapat dibatalkan atau dinyatakan tidak dapat diterima.

 Bahwa yang dimaksud dengan “jelas” adalah Penuntut harus mampu

menguraikan dengan jelas dan dapat dimengerti dengan cara menyusun

redaksi yang mempertemukan fakta-fakta perbuatan Terdakwa dengan

unsur-unsur tindak pidana yang didakwakan sehingga Terdakwa

mendengar atau membacanya akan mengerti dan mendapatkan gam-

baran tentang siapa yang melakukan tindak pidana, tindak pidana yang

dilakukan, kapan dan dimana tindak pidana tersebut dilakukan, apa aki-

Halaman 11 dari 182


bat yang ditimbulkan dan mengapa Terdakwa melakukan tindak pidana

tersebut.

 Bahwa yang dimaksud dengan “lengkap” adalah uraian yang bulat dan

utuh yang mampu menggambarkan unsur-unsur tindak pidana yang di-

dakwakan beserta waktu dan tempat pidana itu dilakukan.

Bertolak dari pengertian-pengertian diatas, maka kami menyimpulkan

bahwa Dakwaan dari Penuntut Umum tidak cermat, tidak jelas, dan tidak lengkap,

dengan rincian sebagai berikut:

Dakwaan Tidak Cermat

Bahwa Penuntut Umum dalam Dakwaannya mendakwa Terdakwa

dengan :

Dakwaan Kesatu, Pasal 365 ayat (3) Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab

Undang-Undang Hukum Pidana(KUHP) yang berbunyi:

“Jika perbuatan mengakibatkan kematian, maka diancam dengan pidana

penjara paling lama lima belas tahun”

Atau Dakwaan Kedua, Pasal 339 Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab Undang-

Undang Hukum Pidana(KUHP) yang berbunyi :

“Pembunuhan yang diikuti, disertai atau didahului oleh suatu perbuatan

pidana, yang dilakukan dengan maksud untuk mempersiapkan atau

mempermudah pelaksanaannya, atau untuk melepaskan diri sendiri

maupun peserta lainnya dari pidana dalam hal tertangkap tangan,

ataupun untuk memastikan penguasaan barang yang diperolehnya

secara melawan hukum, diancam dengan pidana penjara seumur hidup

atau selama waktu tertentu, paling lama dua puluh tahun.”

Halaman 12 dari 182


Dalam Surat Dakwaannya Penuntut Umum menguraikan perbuatan

sebagai berikut:

 Bahwa pada tanggal 7 September 2015 Pukul 23.00 WIB Terdakwa

bersama Arief Rizal dan Mustajab sedang berkumpul dan berbincang-bin-

cang disebuah warung di desa Simpang Teritip.

 Bahwa Terdakwa bersama Arief Rizal dan Mustajab berbincang-bincang

sambil minum-minuman keras.

 Bahwa Terdakwa bercerita kepada Arief Rizal dan Mustajab jika Ter-

dakwa sedang membutuhkan uang untuk membayar hutang-hutangnya.

 Bahwa terdakwa mengatakan kepada Arief Rizal dan Mustajab jika Ter-

dakwa berencana untuk mencuri uang dari truk-truk timah yang biasa

lewat di Jalan Lintas Muntok-Parit Tiga dan mengajak Arief Rizal dan

Mustajab untuk melakukan aksi tersebut.

 Bahwa Arief Rizal dan Mustajab menyetujui usulan Terdakwa dan mulai

mempersiapkan alat-alat yang dirasa dapat melancarkan aksi mereka.

 Bahwa pada Tanggal 8 September 2015 dini hari, Korban Warsito

bersama Muhammad Isyar Reza sedang dalam perjalanan pulang menuju

rumah Korban Warsito di Desa Sekar Biru, Kecamatan Parit Tiga setelah

mengantarkan 1 ton timah hitam ke Pusat Peleburan Timah Di kota

Muntok

 Bahwa truk yang dikendarai korban mengalami kerusakan dibagian mesin

yang menyebabkan korban harus menghentikan truknya dipinggit jalan

untuk memeriksa mesin truk

Halaman 13 dari 182


 Bahwa Muhammad Isyar Reza diperintahkan korban untuk membeli air

untuk mengisi radiator disebuah warung kopi kecil tidak jauh dari lokasi

truk berhenti.

 Bahwa Muhammad Isyar Reza mendengar suara berisik dan mengetahui

bahwa korban Warsito sedang dirampok, sehingga Muhammad Isyar Reza

langsung berlari membantu korban Warsito

 Bahwa Muhammad Isyar Reza tidak dapat membantu korban karena dita-

han oleh Arief Rizal

 Bahwa disebabkan korban Warsito melawan dengan sengit, maka Ter-

dakwa memukuli korban dengan balok kayu dan menusuk korban se-

hingga korban tidak bergerak lagi

 Bahwa Terdakwa, Arief Rizal dan Mustajab berhasil mendapatkan uang

hasil peleburan timah sebesar lima puluh juta rupiah beserta Handphone

milik korban.

Dari uraian Dakwaan Penuntut Umum diatas, menurut kami kuasa hukum

terdakwa berpendapat dalam surat dakwaan penuntut umum terdapat kesalahan

pendakwaan pasal, yaitu pada dakwaan kedua pada Pasal 339, Kitab Undang-

undang Hukum Pidana yang berbunyi sebagai berikut :

“Pembunuhan yang diikuti, disertai atau didahului oleh suatu perbuatan

pidana, yang dilakukan dengan maksud untuk mempersiapkan atau

mempermudah pelaksanaannya, atau untuk melepaskan diri sendiri

maupun peserta lainnya dari pidana dalam hal tertangkap tangan,

ataupun untuk memastikan penguasaan barang yang diperolehnya

secara melawan hukum, diancam dengan pidana penjara seumur hidup

atau selama waktu tertentu, paling lama dua puluh tahun.”

Halaman 14 dari 182


Yang mana penjelasan dari pasal tersebut lebih menitik beratkan pada

pembunuhan daripada pencuriannya. Akan tetapi berdasarkan keterangan klien

kami, bahwa terdakwa tidak ada niatan untuk membunuh korban melainkan

hanya mencuri. Jadi dakwaan Pasal 399 KUHP adalah dakwaan yang salah

karena kurang cermatnya Penuntut Umum dalam mendakwa.

Kesalahan pendakwaan pasal yang dilakukan oleh Penuntut Umum diatas

membuktikan bahwa Surat Dakwaan dibuat dengan tidak cermat dan harus

dinyatakan batal demi hukum sebagaimana berdasarkan Pasal 143 ayat (3)

Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana.

Maka berdasarkan dalil-dalil yang telah disampaikan oleh Tim Penasihat

Hukum Terdakwa, maka Surat Dakwaan yang tidak cermat harus dinyatakan

batal demi hukum.

Dakwaan Tidak Jelas

Dalam surat dakwaannya, Penuntut Umum menguraikan sebagai berikut :

 Bahwa pada tanggal 7 September 2015 Pukul 23.00 WIB Terdakwa

bersama Arief Rizal dan Mustajab sedang berkumpul dan berbincang-bin-

cang disebuah warung di desa Simpang Teritip.

 Bahwa Terdakwa bersama Arief Rizal dan Mustajab berbincang-bincang

sambil minum-minuman keras.

 Bahwa Terdakwa bercerita kepada Arief Rizal dan Mustajab jika Ter-

dakwa sedang membutuhkan uang untuk membayar hutang-hutangnya.

Halaman 15 dari 182


 Bahwa terdakwa mengatakan kepada Arief Rizal dan Mustajab jika Ter-

dakwa berencana untuk mencuri uang dari truk-truk timah yang biasa

lewat di Jalan Lintas Muntok-Parit Tiga dan mengajak Arief Rizal dan

Mustajab untuk melakukan aksi tersebut.

 Bahwa Arief Rizal dan Mustajab menyetujui usulan Terdakwa dan mulai

mempersiapkan alat-alat yang dirasa dapat melancarkan aksi mereka.

 Bahwa pada Tanggal 8 September 2015 dini hari, Korban Warsito

bersama Muhammad Isyar Reza sedang dalam perjalanan pulang menuju

rumah Korban Warsito di Desa Sekar Biru, Kecamatan Parit Tiga setelah

mengantarkan 1 ton timah hitam ke Pusat Peleburan Timah Di kota

Muntok

 Bahwa truk yang dikendarai korban mengalami kerusakan dibagian mesin

yang menyebabkan korban harus menghentikan truknya dipinggit jalan

untuk memeriksa mesin truk

 Bahwa Muhammad Isyar Reza diperintahkan korban untuk membeli air

untuk mengisi radiator disebuah warung kopi kecil tidak jauh dari lokasi

truk berhenti.

 Bahwa Muhammad Isyar Reza mendengar suara berisik dan mengetahui

bahwa korban Warsito sedang dirampok, sehingga Muhammad Isyar Reza

langsung berlari membantu korban Warsito

 Bahwa Muhammad Isyar Reza tidak dapat membantu korban karena dita-

han oleh Arief Rizal

 Bahwa disebabkan korban Warsito melawan dengan sengit, maka Ter-

dakwa memukuli korban dengan balok kayu dan menusuk korban se-

hingga korban tidak bergerak lagi

Halaman 16 dari 182


 Bahwa Terdakwa, Arief Rizal dan Mustajab berhasil mendapatkan uang

hasil peleburan timah sebesar lima puluh juta rupiah beserta Handphone

milik korban.

Bahwa mencermati dakwaan dan susunan dakwaan Penuntut Umum, maka

Dakwaan Penuntut Umum terhadap Terdakwa pada pokoknya adalah seba-

gai berikut:

a) Dakwaan kesatu sebagaimana diatur dan diancam Pidana Pasal 365 ayat

(3) Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab Undang-Undang Hukum

Pidana(KUHP).

- Atau Dakwaan Kedua sebagaimana diatur dan diancam Pidana dalam

Pasal 339 365 ayat (3) Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab Undang-Undang

Hukum Pidana(KUHP).

- Bahwa Pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP menentukan syarat tentang isi

Surat Dakwaan ialah “harus berupa uraian secara cermat, jelas dan lengkap

mengenai tindak pidana yang didakwakan dengan menyebut waktu dan

tempat tindak pidana dilakukan”

- Bahwa yang dimaksud dengan cermat, jelas dan lengkap tidak saja

menyebut seluruh unsur beserta dasar hukum (pasal) dari peraturan perun-

dang-undangan pidana yang didakwakan, melainkan juga menyebutkan se-

cara cermat, jelas dan lengkap tentang unsur-unsur tindak pidana dari pasal

yang didakwakan, melainkan juga harus menyebut secara cermat, jelas dan

lengkap tentang unsur-unsur tindak pidana dari pasal yang didakwakan

yang harus jelas pula cara tindak Pidana tersebut dilakukan Terdakwa dan

kaitan atau hubungannya dengan peristiwa atau kejadian nyata yang didak-

wakan;

Halaman 17 dari 182


- Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP diatas,

Penasihat Hukum memandang ada 1 (poin) poin ketidak jelasan uraian

Surat Dakwaan oleh Penuntut Umum, yaitu: ketidakjelasan penguraian

perbuatan melawan hukumnya;

- Bahwa mengenai ketidakjelasan perbuatan melawan hukum, pada Dak-

waan kesatu dan Atau kedua hanya dirumuskan fakta bahwa Perbuatan

terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 365 ayat

(3) Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab Undang-Undang Hukum

Pidana(KUHP) dan atau Pasal 339 Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab Un-

dang-Undang Hukum Pidana(KUHP),

- Bahwa Penuntut Umum tidak menjelaskan dan mendalilkan mengenai un-

sur-unsur tindak pidana yang dilakukan oleh terdakwa terhadap pasal yang

didakwakan dan kaitan atau hubungannya dengan peristiwa atau kejadian

nyata yang didakwakan kepada terdakwa.

- Bahwa Penuntut Umum juga tidak menjelaskan perbuatan tersebut di-

lakukan tepatnya pada pukul berapa, melainkan hanya menyebutkan “dini

hari”.

- Bahwa rumusan antara feiten dengan materiele heid sebagai suatu per-

syaratan memenuhi unsur “dengan sengaja” sebagai bestanddeel delict

(tindak pidana inti), sama sekali tidak ditemukan dalam Surat Dakwaan

terhadap Terdakwa.

- Bahwa rumusan unsur “melawan hukum” dari suatu perbuatan, dalam

Surat Dakwaan sepatutnya dirumuskan secara tegas dan jelas, mengingat

Surat Dakwaan terhadap Terdakwa ini berkaitan dengan dugaan perbuatan

yang melanggar pasal 365 ayat (3) Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab Un-

dang-Undang Hukum Pidana(KUHP) dan atau Pasal 339 Jo. Pasal 55 ayat

Halaman 18 dari 182


(1) ke-1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana(KUHP). Sepatutnya Penun-

tut Umum harus menjelaskan “bagaimana” dan “dengan cara apa” se-

hingga Terdakwa dianggap melakukan perbuatan melawan hukum menurut

analisis Penuntut Umum. Dalam merumuskan unsur tindak pidana tersebut,

Penuntut Umum memberikan uraian unsur melawan hukum, tetapi sama

sekali tidak terlihat jelas dalam rumusan perbuatan dalam bentuk

“feiten”nya;

- Bahwa Pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP menyebutkan harus adanya

uraian secara cermat, jelas, dan lengkap mengenai “tindak pidana yang di-

dakwakan” tersebut merupakan unsur-unsur tindak pidana yang didak-

wakan kepada Terdakwa. Dalam artian yang ekstensif pengertian “unsur

tindak pidana” dalam kerangka memenuhi persyaratan materiil suatu Surat

Dakwaan haruslah mencakup persesuaian antara unsur-unsur tindak pidana

disatu sisi dengan perbuatan-perbuatan yang tertuang dalam suatu “feiten”

disisi lainnya;

- Dengan perumusan fakta-fakta yang jelas dan tegas inilah akan terlihat

sikap sinkronitas antara “fakta” dengan “unsur” adanya tindak pidana.

Fakta-fakta yang bertentangan satu dengan lainnya, baik antara fakta den-

gan fakta maupun antara fakta dengan unsur dari suatu tindak pidana

dalam suatu perumusan Surat Dakwaan akan menimbulkan kekaburan

mengenai cara merumuskan “unsur-unsur tindak pidana” sebagaimana

dikehendaki ketentuan Pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP;

- Menurut M. Yahya Harahap, dalam bukunya yang berjudul Pembahasan

& Penerapan KUHAP, Cetakan Pertama, Edisi Kedua, Surat Dakwaan

yang berisi perumusan yang bertentangan isinya dan menimbulkan ker-

aguan terutama bagi kepentingan Terdakwa, Surat Dakwaan yang

Halaman 19 dari 182


demikian harus dinyatakan batal demi hukum. Surat dakwaan tidak boleh

kabur atau tidak jelas (obscuur libel). Surat dakwaan harus jelas memuat

usur tindak pidana yang didakwakan (voldoende n duidelijkeopgave van

hetfeit).

- Disamping itu, Surat Dakwaan harus merinci secara jelas:

a) Bagaimana cara tindak pidana dilakukan Terdakwa, tidak hanya men-

guraikan secara umum, tetapi dirinci dengan jelas bagaimana Terdakwa

melakukan tindak pidana;

b) Juga menyebut dengan terang saat waktu dan tempat tindak pidana di-

lakukan (tempus delicti dan locus delicti). Adapaun mengenai pencantu-

man waktu dan tempat dapat dirumuskan secara alternatif;

(M. Yahya Harahap, Pembahasan, Permasalahan & Penerapan KUHAP,

Cetakan Pertama, Edisi Kedua);

 Bahwa sebagaimana telah dijelaskan, Surat Dakwaan Penuntut Umum

sama sekali tidak memberikan gambaran yang jelas mengenai “feiten”

dalam bentuk “bagaimana dan dengan cara apa” Terdakwa melakukan per-

buatan, khususnya formile wederrechtelijke tersebut. juga mengenai unsur

“tanpa wewenang” sebagai suatu bentuk kategories dari sifat melawan

hukum, tidak diuraikan secara rinci dan jelas. Bagaimana unsur melawan

hukum yang dilakukan oleh Terdakwa tidak terurai wujud dan cara di-

lakukannya, sehingga Surat Dakwaan Penuntut Umum ini menjadi tidak

jelas dan kabur (obscuur libel);

 oleh karena itu, Tim Penasihat Hukum Terdakwa berpendapat bahwa Surat

Dakwaan Penuntut Umum haruslah dinyatakan batal demi hukum seba-

gaimana berdasarkan Pasal 143 KUHAP (3) Kitab Undang-Undang

Hukum Acara Pidana

Halaman 20 dari 182


Dakwaan Tidak Lengkap

Seperti halnya yang telah kami jelaskan sebelumnya, Penuntut Umum

menyebutkan:

 Bahwa pada tanggal 7 September 2015 Pukul 23.00 WIB Ter-

dakwa bersama Arief Rizal dan Mustajab sedang berkumpul dan

berbincang-bincang disebuah warung di desa Simpang Teritip.

 Bahwa Terdakwa bersama Arief Rizal dan Mustajab berbincang-

bincang sambil minum-minuman keras.

 Bahwa Terdakwa bercerita kepada Arief Rizal dan Mustajab jika

Terdakwa sedang membutuhkan uang untuk membayar hutang-

hutangnya.

 Bahwa terdakwa mengatakan kepada Arief Rizal dan Mustajab

jika Terdakwa berencana untuk mencuri uang dari truk-truk

timah yang biasa lewat di Jalan Lintas Muntok-Parit Tiga dan

mengajak Arief Rizal dan Mustajab untuk melakukan aksi terse-

but.

 Bahwa Arief Rizal dan Mustajab menyetujui usulan Terdakwa

dan mulai mempersiapkan alat-alat yang dirasa dapat melancar-

kan aksi mereka.

 Bahwa pada Tanggal 8 September 2015 dini hari, Korban War-

sito bersama Muhammad Isyar Reza sedang dalam perjalanan

pulang menuju rumah Korban Warsito di Desa Sekar Biru, Ke-

Halaman 21 dari 182


camatan Parit Tiga setelah mengantarkan 1 ton timah hitam ke

Pusat Peleburan Timah Di kota Muntok

 Bahwa truk yang dikendarai korban mengalami kerusakan diba-

gian mesin yang menyebabkan korban harus menghentikan

truknya dipinggit jalan untuk memeriksa mesin truk

 Bahwa Muhammad Isyar Reza diperintahkan korban untuk

membeli air untuk mengisi radiator disebuah warung kopi kecil

tidak jauh dari lokasi truk berhenti.

 Bahwa Muhammad Isyar Reza mendengar suara berisik dan

mengetahui bahwa korban Warsito sedang dirampok, sehingga

Muhammad Isyar Reza langsung berlari membantu korban War-

sito

 Bahwa Muhammad Isyar Reza tidak dapat membantu korban

karena ditahan oleh Arief Rizal

 Bahwa disebabkan korban Warsito melawan dengan sengit,

maka Terdakwa memukuli korban dengan balok kayu dan

menusuk korban sehingga korban tidak bergerak lagi

 Bahwa Terdakwa, Arief Rizal dan Mustajab berhasil mendap-

atkan uang hasil peleburan timah sebesar lima puluh juta rupiah

beserta Handphone milik korban.

Penuntut Umum pada Dakwaannya mendakwa Terdakwa menggunakan

Dakwaan Kesatu Pasal 365 ayat (3) Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab Undang-

Undang Hukum Pidana(KUHP) atau Dakwaan Kedua Pasal 339 Jo. Pasal 55

ayat (1) ke-1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana(KUHP).

Dalam Surat Dakwaannya, Penuntut Umum tidak menguraikan secara

lengkap hasil penelitian, penyelidikan, dan penyidikan terkait dengan dakwaan

Halaman 22 dari 182


tersebut. Sehingga Tim Penasihat Hukum Terdakwa berpendapat, Dakwaan Pe-

nuntut Umum tidak lengkap, sehingga Surat Dakwaan tersebut harus diny-

atakan batal demi hukum.

Maka berdasarkan dalil-dalil yang telah disampaikan oleh Penasihat

Hukum, bahwa Surat Dakwaan Penuntut tidak lengkap sehingga harus diny-

atakan batal demi hukum.

Menimbang, bahwa atas Nota Keberatan Penasihat Hukum

Terdakwa tersebut Penuntut Umum telah pula mengajukan

Pendapat/Tanggapan yang dibacakan pada persidangan pada hari Rabu,

22 September 2014 yang pada pokoknya adalah sebagai berikut :

1. PENDAPAT PENUNTUT UMUM MENGENAI Surat Dakwaan Tidak Jelas, Tidak

Cermat, dan Tidak Lengkap

a. Pendapat Penuntut Umum mengenai Tidak Cermat dalam menyusun surat

dakwaan

4. Bahwa sesuai dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung Nomor: 808

K/Pid/1984 dapat di peroleh pengertian cermat sebagai berikut, bahwa

dalam menyusun surat dakwaan, kecermatan diperlukan dalam

mengutarakan unsur-unsur perbuatan pidana yang ditentukan oleh un-

dang-undang atau pasal-pasal yang bersangkutan, yang dilanjutkan

dengan mengemukakan fakta-fakta perbuatan yang didakwakan sesuai

dengan unsur-unsur dari pasal yang dilanggar.

Halaman 23 dari 182


- Bahwa Penuntut umum telah menyusun surat dakwaan secara cermat dengan

memperhatikan hasil Berita Acara Pemeriksaan Kepolisian, serta uraian keja-

dian sebagai berikut,

o Bahwa pada tanggal 7 September 2015 Pukul 23.00 WIB Terdakwa

bersama Arief Rizal dan Mustajab sedang berkumpul dan berbincang-

bincang disebuah warung di desa Simpang Teritip.

o Bahwa Terdakwa bersama Arief Rizal dan Mustajab berbincang-bin-

cang sambil minum-minuman keras.

o Bahwa Terdakwa bercerita kepada Arief Rizal dan Mustajab jika Ter-

dakwa sedang membutuhkan uang untuk membayar hutang-

hutangnya.

o Bahwa terdakwa mengatakan kepada Arief Rizal dan Mustajab jika Ter-

dakwa berencana untuk mencuri uang dari truk-truk timah yang biasa

lewat di Jalan Lintas Muntok-Parit Tiga dan mengajak Arief Rizal dan

Mustajab untuk melakukan aksi tersebut.

o Bahwa Arief Rizal dan Mustajab menyetujui usulan Terdakwa dan mu-

lai mempersiapkan alat-alat yang dirasa dapat melancarkan aksi

mereka.

o Bahwa pada Tanggal 8 September 2015 dini hari, Korban Warsito

bersama Muhammad Isyar Reza sedang dalam perjalanan pulang

menuju rumah Korban Warsito di Desa Sekar Biru, Kecamatan Parit

Tiga setelah mengantarkan 1 ton timah hitam ke Pusat Peleburan

Timah Di kota Muntok

o Bahwa truk yang dikendarai korban mengalami kerusakan dibagian

mesin yang menyebabkan korban harus menghentikan truknya diping-

git jalan untuk memeriksa mesin truk

Halaman 24 dari 182


o Bahwa Muhammad Isyar Reza diperintahkan korban untuk membeli air

untuk mengisi radiator disebuah warung kopi kecil tidak jauh dari lokasi

truk berhenti.

o Bahwa Muhammad Isyar Reza mendengar suara berisik dan menge-

tahui bahwa korban Warsito sedang dirampok, sehingga Muhammad

Isyar Reza langsung berlari membantu korban Warsito

o Bahwa Muhammad Isyar Reza tidak dapat membantu korban karena

ditahan oleh Arief Rizal

o Bahwa disebabkan korban Warsito melawan dengan sengit, maka Ter-

dakwa memukuli korban dengan balok kayu dan menusuk korban se-

hingga korban tidak bergerak lagi

o Bahwa Terdakwa, Arief Rizal dan Mustajab berhasil mendapatkan uang

hasil peleburan timah sebesar lima puluh juta rupiah beserta Hand-

phone milik korban.

- Bahwa dalam hal ini penuntut umum telah menguraikan surat dakwaan seba-

gaimana di sebutkan dalam Pasal 143 ayat (2) huruf b.

- Bahwa mengenai pendapat Penasihat hukum dalam nota keberatanya sebagai

berikut (bahwa terdakwa tidak ada niatan untuk membunuh korban melainkan

hanya mencuri)

Dalam hal ini justru penasihat hukum telah melakukan sangkalan yang tidak je-

las, karena pernyataan terdakwa tersebut belum dapat di buktikan dan perlu di

buktikan dalam proses pembuktian.

b. Pendapat Penuntut Umum mengenai Dakwaan Tidak Jelas

- Bahwa yang dimaksud jelas adalah sebagai berikut

o Bagaimana cara tindak pidana dilakukan Terdakwa, tidak hanya men-

guraikan secara umum, tetapi dirinci dengan jelas bagaimana Ter-

dakwa melakukan tindak pidana;

Halaman 25 dari 182


o Juga menyebut dengan terang saat waktu dan tempat tindak pidana di-

lakukan (tempus delicti dan locus delicti). Adapaun mengenai pencan-

tuman waktu dan tempat dapat dirumuskan secara alternatif; (M. Yahya

Harahap, Pembahasan, Permasalahan & Penerapan KUHAP, Cetakan

Pertama, Edisi Kedua);

- Bahwa Penuntut Umum telah menguraikan secara rinci dengan jelas

bagaimana terdakwa melakukan tindak pidana sebagai berikut,

o “Bahwa disebabkan korban Warsito melawan dengan sengit, maka Ter-

dakwa memukuli korban dengan balok kayu dan menusuk korban se-

hingga korban tidak bergerak lagi”

- Bahwa penuntut Umum telah menguraikan secara terang saat waktu dan tem-

pat tindak pidana dilakukan dalam dakwaaan sebagai berikut:

“Bahwa ia TERDAKWA Muhammad Taufik bin Istiyanto, pada hari senin

tanggal 8 September tahun 2015 atau setidak-tidaknya pada waktu lain

dalam bulan September tahun 2015 bertempat di Simpang Teritip, Jalan

Slamet Riyadi No.12, Simpang Teritip atau setidak-tidaknya di suatu tem-

pat yang mana masih dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Sungai Liat”

“Bahwa pada Tanggal 8 September 2015 dini hari, Korban Warsito

bersama Muhammad Isyar Reza sedang dalam perjalanan pulang menuju

rumah Korban Warsito di Desa Sekar Biru, Kecamatan Parit Tiga setelah

mengantarkan 1 ton timah hitam ke Pusat Peleburan Timah Di kota

Muntok”

- Bahwa pengertian dini hari merupakan waktu yang lebih spesifik dalam satu

hari penuh,

- Bahwa Adapaun mengenai pencantuman waktu dan tempat dapat dirumuskan

secara alternatif (M. Yahya Harahap, Pembahasan, Permasalahan & Penera-

pan KUHAP, Cetakan Pertama, Edisi Kedua);

Halaman 26 dari 182


c. Pendapat Penuntut Umum Mengenai dakwaan tidak Lengkap

- Bahwa dalam Nota Keberatan Penasihat Hukum menyatakan hal sebagai

berikut ” Dalam Surat Dakwaannya, Penuntut Umum tidak menguraikan secara

lengkap hasil penelitian, penyelidikan, dan penyidikan terkait dengan dakwaan

tersebut. Sehingga Tim Penasihat Hukum Terdakwa berpendapat, Dakwaan

Penuntut Umum tidak lengkap, sehingga Surat Dakwaan tersebut harus diny-

atakan batal demi hukum”.

- Bahwa Penuntut Umum telah menyusun surat dakwaab berdasar Berita Acara

Pemeriksaan Kepolisian. Yang dapat Penuntut Umum gunakan menguraikan

uraian kejadian serta fakta-fakta yang terjadi

- Bahwa Yurisprudensi Mahkamah Agung Nomor: 808 K/Pid/1984 Lengkap

artinya bahwa uraian perbuatan yang didakwakan menjadi bulat, artinya hal-

hal yang relevan sesuai dengan unsur-unsur pasal yang bersangkutan tidak

ada ketinggalan dan tidak ada yang tercecer.

- Bahwa Penuntut Umum telah menguraiakn secara lengkap unsur tindak pi-

dana dengan uraian fakta yang terjadi sebagai berikut :

bahwa Terdakwa bersama-sama Arief Rizal (Penuntutan dalam

berkas terpisah) dan Mustajab (Penuntutan dalam berkas terpisah),

Bersama-sama melakukan pencurian yang didahului, disertai,

atau diikuti dengan kekerasan atau ancaman kekerasan,

terhadap orang, dengan maksud, untuk mempersiap atau

mempermudah pencurian atau dalam hal tertangkap tangan,

untuk memungkinkan melarikan diri sendir atau peserta lainnya,

atau untuk menguasai barang yang dicurinya mengakibatkan

kematian.

Perbuatan tersebut dilakukan oleh Terdakwa dengan cara sebagai

berikut :

Halaman 27 dari 182


- Bahwa pada tanggal 7 September 2015 Pukul 23.00 WIB Ter-

dakwa bersama Arief Rizal dan Mustajab sedang berkumpul dan

berbincang-bincang disebuah warung di desa Simpang Teritip..

- Bahwa Terdakwa bersama Arief Rizal dan Mustajab berbincang-

bincang sambil minum-minuman keras

- Bahwa Terdakwa bercerita kepada Arief Rizal dan Mustajab jika

Terdakwa sedang membutuhkan uang untuk membayar hutang-

hutangnya

- Bahwa terdakwa mengatakan kepada Arief Rizal dan Mustajab

jika Terdakwa berencana untuk mencuri uang dari truk-truk timah

yang biasa lewat di Jalan Lintas Muntok-Parit Tiga dan mengajak

Arief Rizal dan Mustajab untuk melakukan aksi tersebut

- Bahwa Arief Rizal dan Mustajab menyetujui usulan Terdakwa dan

mulai mempersiapkan alat-alat yang dirasa dapat melancarkan

aksi mereka.

- Bahwa pada Tanggal 8 September 2015 dini hari, Korban Warsito

bersama Muhammad Isyar Reza sedang dalam perjalanan pulang

menuju rumah Korban Warsito di Desa Sekar Biru, Kecamatan

Parit Tiga setelah mengantarkan 1 ton timah hitam ke Pusat Pele-

buran Timah Di kota Muntok

- Bahwa truk yang dikendarai korban mengalami kerusakan diba-

gian mesin yang menyebabkan korban harus menghentikan

truknya dipinggit jalan untuk memeriksa mesin truk

- Bahwa Muhammad Isyar Reza diperintahkan korban untuk mem-

beli air untuk mengisi radiator disebuah warung kopi kecil tidak

jauh dari lokasi truk berhenti.

- Bahwa Terdakwa bersama Arief Rizal dan Mustajab meminta kor-

ban untuk menyerahkan uang hasil peleburan timah dan barang

Halaman 28 dari 182


berharga milik korban saat Muhammad Isyar Reza sudah berjalan

ke arah warung kopi.

- Bahwa korban Warsito menolak menyerahkan uang hasil pelebu-

ran timah dan barang berharga miliknya, sehingga terjadi perke-

lahian antara korban Warsito dengan terdakwa, Arief Rizal dan

Mustajab

- Bahwa Muhammad Isyar Reza mendengar suara berisik dan

mengetahui bahwa korban Warsito sedang dirampok, sehingga

Muhammad Isyar Reza langsung berlari membantu korban War-

sito

- Bahwa Muhammad Isyar Reza tidak dapat membantu korban

karena ditahan oleh Arief Rizal

- Bahwa disebabkan korban Warsito melawan dengan sengit, maka

Terdakwa memukuli korban dengan balok kayu dan menusuk kor-

ban sehingga korban tidak bergerak lagi

- Bahwa Terdakwa, Arief Rizal dan Mustajab berhasil mendapatkan

uang hasil peleburan timah sebesar lima puluh juta rupiah beserta

Handphone milik korbann.

Perbuatan Terdakwa tersebut diatas sebagaimana diatur dan

diancam pidana dalam Pasal 365 ayat (3) Jo. Pasal 55 ayat

(1) ke-1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana(KUHP).

- Bahwa sehubungan dengan hal tersebut penuntut umum telah mengu-

raikan unsur tindak pidana dalam ketentuan pasal dengan kejadian secara

jelas dan lengkap

- Bahwa Penasihat hukum dalam hal ini tidak mengerti dengan apa yang di-

maksud lengkap.

Halaman 29 dari 182


Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, maka dalam perkara ini kami memohon

kepada Majelis Hakim Pengadilan Negeri Sungai Liat yang menangani perkara ini

menetapkan :

1. Menolak ekspesi Penasehat Hukum Terdakwa untuk seluruhnya;

2. Menetapkan Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum NOMOR REGISTER : PDM-

149/BDG/04/2014, tanggal 07 April 2014 atas nama Terdakwa Muhammad Tau-

fiq bin Istiyanto, adalah surat dakwaan yang sah menurut hukum dan dapat diter-

ima;

3. Melanjutkan pemeriksaan perkara atas nama Muhammad Taufiq bin Istiyanto

dengan acara pemeriksaan saksi-saksi sampai dengan putusan akhir/final.

Demikian pendapat Penuntut Umum dalam perkara ini terhadap

Nota Keberatan yang diajukan oleh Penasehat Hukum Terdakwa, dalam

perkara atas nama Terdakwa FITRI MELIANAN binti AHMAD

SUSANTO dan disampaikan secara lisan di depan sidang Pengadilan

Negeri Jakarta Selatan pada hari.

Menimbang, bahwa sebelum mempertimbangkan Keberatan

Penasihat Hukum Terdakwa dan Tanggapan Pendapat Penuntut Umum,

Majelis Hakim terlebih dahulu akan menjelaskan landasan dasar hukum

yang dijadikan Penasihat Hukum mengajukan Keberatan atas dakwaan

Penuntut Umum.

Menimbang, bahwa atas Nota Keberatan dari Penasihat Hukum

Terdakwa serta tanggapan dari Jaksa Penuntut Umum, Majelis Hakim

berpendapat sebagaimana yang akan dipertimbangkan berikut ini:

Halaman 30 dari 182


Menimbang, bahwa menurut Pasal 156 ayat (1) Undang-Undang

Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana

“dalam hal Terdakwa atau Penasihat Hukum mengajukan keberatan

pengadilan tidak berwenang mengadili perkaranya atau dakwaan

tidak dapat diterima atau Surat Dakwaan harus dibatalkan, maka

setelah diberikan kesempatan kepada Penuntut Umum untuk

menyatakan pendapatnya, Majelis Hakim mempertimbangkan

keberatan tersebut untuk selanjutnya mengambil keputusan”

Menimbang, yang menjadi materi pokok Nota Keberatan Penasihat

Hukum atas dakwaan Jaksa Penuntut Umum hanyalah secara limitatif

menyangkut hal-hal sebagai berikut:

1. Surat Dakwaan Ditujukan Orang yang Salah (Error in Persona).

2. Pengadilan Negeri Jakarta Barat Tidak Berwenang Secara Relatif

Mengadili Perkara a quo (relative competence);

3. Surat Dakwaan Tidak Jelas, Tidak Cermat, dan Tidak Lengkap;

Menimbang, bahwa meskipun Pasal 156 ayat (1) Undang-Undang

Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana hanya dimungkinkan

mengajukan Nota Keberatan terhadap dakwaan Penuntut Umum sebatas

bahwa pengadilan tidak berwenang mengadili perkaranya atau dakwaan

tidak dapat diterima atau dakwaan harus dibatalkan. Undang-undang

sendiri tidak memberi penjelasan yang rinci, oleh karenanya menurut

Majelis Hakim, hal tersebut akan diserahkan kepada praktek peradilan dan

yurisprudensi untuk menggali dan menentukan, sedangkan dalam hal

bagaimana pengadilan tidak berwenang mengadili perkaranya. Undang-

undang maupun doktrin ilmu hukum pidana sudah mengatur dan

Halaman 31 dari 182


menjawabnya dengan jelas yaitu ketidakwenangan absolut dan

ketidakwenangan relatif pengadilan.

Menimbang, bahwa perkara ini telah diperiksa dan diajukan ke

persidangan melalui prosedur yang ditetapkan dalam Undang-Undang

Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana dan telah melalui

proses penyelidikan dan penyidikan secara seksama.

Menimbang, bahwa setelah membaca Nota Keberatan Penasihat

Hukum Terdakwa dan membaca Tanggapan Penuntut Umum atas Nota

Keberatan Penasihat Hukum, Majelis Hakim mempertimbangkan sebagai

berikut:

Menimbang, setelah membaca Nota Keberatan dari Penasihat

Hukum Terdakwa yang disampaikan dalam persidangan ini pada hari Rabu

tanggal 22 September 2014, yang pada pokoknya mempermasalahkan 3

(tiga) keberatan yaitu:

1. Surat Dakwaan harus dibatalkan atau setidak-tidaknya tidak dapat

diterima

2. Keberatan Mengenai Kewenangan Pengadilan (Ekception

Onbevoegheid Van De Rechter);

3. Surat dakwaan harus Batal Demi Hukum;

Menimbang, setelah membaca Nota Keberatan dari Penasihat

Hukum Terdakwa yang disampaikan dalam persidangan ini pada hari

Rabu tanggal 22 September 2014, Majelis Hakim akan

mempertimbangkan Nota Keberatan tersebut satu per satu:

I. Pertimbangan Mengenai Surat Dakwaan Dari Penuntut Umum

Tidak Dapat Diterima

Halaman 32 dari 182


a. Mengenai Surat Dakwaan Ditujukan Orang Yang Salah

(Error In Persona)

Menimbang, berdasarkan doktrin hukum tentang

pertanggungjawaban dalam tindak pidana sebagai dasar

hukum. Mengenai pertanggungjawaban dalam hukum pidana,

Simons merumuskan strafbaar feit atau delik sebagai:

“suatu perbuatan yang oleh hukum diancam dengan pidana,

bertentangan dengan hukum, dilakukan oleh seorang yang

bersalah dan orang itu dipandang bertanggungjawab atas

perbuatannya”.

Menimbang, menurut Moeljatno unsur tindak pidana

yaitu adanya (1) Perbuatan (manusia) itu dimaksudkan

perbuatan yang dilakukan oleh orang, yangmemungkinkan

adanya pemberian pidana. Perbuatan semacam itu dapat

disebut “perbuatan yang dapat dipidana” atau disingkat

“perbuatan jahat; (2) yang memenuhi rumasan dalam undang-

undang ( ini merupakan syarat formil) adanya peraturan yang

tersusun mengatur dengan baik tentang Narkotika yaitu dalam

Uundang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika,

dan (3) bersifat melawan hukum, dalam hal ini tindakan

terdakwa telah secara jelas merupakan suatu perbuatan dan

secara pasti tertera dalam Undang-Undang No 35 Tahun 2009

tentang Narkotika serta bersifat melawan hukum karena

melakukan tindakan yang dilarang oleh undang-undang

tersebut dalam arti termasuk dalam rumusan delik

sebagaimana dirumuskan dalam undang-undang.

Halaman 33 dari 182


Menimbang, bahwa Terdakwa sendiri telah melakukan

percobaan atau pemufakatan jahat untuk melakukan Tindak

Pidana Narkotika, yang mana berawal dari perkenalan antara

terdakwa dengan teman ANGELO FERNANDO yang bernama

MUAZZABAR berada di tempat Club X2 malam dimana

terdakwa bekerja, lalu mereka berencana akan menjual dan

mengedarkan Ekstasi didaerah tempat mereka juga berkerja

dan di lingkungan kampus Terdakwa kuliah. Dan mereka juga

berencana untuk mengedarkan barang haram tersebut

ketempat Club malam yang berada di Jakarta.Terdakwa telah

menawarkan kepada rekan-rekan kuliah dan juga rekan

kerjanya untuk mengkonsumsi Ekstasi tersebut. Dan juga darari

keterangan yang dilakukan setelah diadakan pemeriksaan

Medis dan/atau pemeriksaan alat-alat bukti di perssidangan

Terungkap bahwa terdakwa seorang Pecandu atau

penyalahgunaan Narkotika.

Menimbang, berdasarkan keterangan dari saksi

mahkota ANGELO FERNANDO sebagai terdakwa di

persidangan ini dengan berkas terpisah memberikan

keterangannya menganai paket kiriman yang telah diketahui

keduanya dan KHOIRUL ANWAR sebagai ahli dari Bea Cukai

yang turut serta menangkap tangan di Kantor Pos Pasar Baru,

dimana terdakwa akan mengambil paket kiriman asal belanda

dengan identitas pengirim Drive Savers Data recovery, Inc.

Postbus 252 1704 PB Heerhugowaard The Netherlands, dari

dalam paket terdapat berupa 1 (satu) buah alumunium foil

Halaman 34 dari 182


berisikan harddisk yang didalamnya terdapat Sabu dengan

berat Netto 0,107 gram dan 1 (satu) buah I Phone 5S warna

White Gold yang dipakai untuk komunikasi sebagai barang

bukti yang diamankan. Yang selanjutnya dilakukan tes urin

terhadap terdakwa mengenai positifnya terdakwa memakai

narkotika dan sebagai pecandu dengan surat hasil laboratorium

yang memberi kebenaran terhadap tindak pidana narkotika

terdakwa.

Menimbang, bahwa Penasihat Hukum Terdakwa telah

jauh memasuki pada materi pokok perkara, yang dalam hal ini

harus dibuktikan terlebih dahulu dalam proses pemeriksaan

persidangan.

Menimbang, bahwa mengenai ada tidaknya hubungan

kesalahan dan pertanggungjawaban pada diri Terdakwa, hal itu

akan dibuktikan pada pembuktian di persidangan.

Menimbang, bahwa mengenai status Terdakwa pada

sistematika identitas dalam dakwaan perkara ini telah

memenuhi ketentuan Pasal 143 ayat (2) huruf a UNDANG-

UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1981 TENTANG HUKUM ACARA

PIDANA dengan tujuan agar tidak terjadi ERROR IN

PERSONA atau kekeliruan mengadili orangnya atau pelaku

tindak pidana yang sebenarnya.

Menimbang, bahwa berdasarkan dari fakta-fakta

tersebut, maka Majelis Hakim berpendapat bahwa Surat

Dakwaan dari Penuntut Umum sudah sesuai dengan Ketentuan

Halaman 35 dari 182


Pasal 143 ayat (2) huruf b UNDANG-UNDANG NOMOR 8

TAHUN 1981 TENTANG HUKUM ACARA PIDANA.

Menimbang, berdasarkan pertimbangan-pertimbangan

yang telah Majelis Hakim uraikan di atas mengenai Nota

Keberatan Penasihat Hukum Terdakwa bahwa Penuntut

Umum salah dalam mengajukan person atau Error in persona

dinyatakan Ditolak.

II. Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Tidak Berwenang Mengadili

Perkara a quo (relative competence)

Menimbang, bahwa setelah mempelajari dan memperhatikan

Pandangan/Pendapat Penuntut Umum maka terhadap Keberatan

Penasihat Hukum, di bawah ini Majelis Hakim mempertimbangkan

sebagai berikut:

Menimbang, sebelumnya Majelis Hakim akan menjelaskan dalam

kekuasaan mengadili terdapat attributie van rechtsmacht atau kekuasaan

absolut dan kekuasaan lain yang disebut distributie van rechtsmacht atau

kekuasaan relative. Dimana distributie van rechtsmacht ini adalah

menyangkut pengadilan tidak berwenang mengadili secara relatif, yang

dalam hal ini lebih menitik beratkan pada pembagian wilayah hukum

(yurisdiksi) pengadilan sejenis dalam satu lingkungan peradilan seba-

gaimana ditentukan dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981

Tentang Hukum Acara Pidana Bab X Bagian Kedua mengenai Wewenang

Pengadilan Negeri untuk Mengadili.

Menimbang, menurut M. Yahya Harahap dalam bukunya yang

berjudul “Pembahasan Permasalahan dan Penerapan UNDANG-UN-

Halaman 36 dari 182


DANG NOMOR 8 TAHUN 1981 TENTANG HUKUM ACARA PIDANA”,

mengenai Pemeriksaan Sidang Pengadilan, Banding, Kasasi, dan Penin-

jauan Kembali (hal. 96), menjelaskan bahwa pada dasarnya masalah sen-

gketa kewenangan mengadili yang diatur pada Bagian Kedua, Bab XVI

adalah kewenangan mengadili secara relatif. Artinya, Pengadilan Negeri

atau Pengadilan Tinggi mana yang berwenang mengadili suatu perkara.

Landasan pedoman menentukan kewenangan mengadili bagi setiap Pen-

gadilan Negeri ditinjau dari segi kompetensi relatif, diatur dalam Bagian

Kedua, Bab X, Pasal 84, Pasal 85, dan Pasal 86 Undang-Undang No. 8

Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.

Menimbang, berdasarkan penjelasan Undang-undang No. 14 Tahun

1970 diperbaharui Undang-Undang No.4 Tahun 2004 mengenai kekuasaan

kehakiman (judicial power) yang berada di bawah Mahkamah Agung

merupakan penyelenggaraan kekuasaan Negara dibidang yudikatif yang

dilakukan oleh lingkungan Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan

Militer, Peradilan Tata Usaha Negara. Dan pembagian tersebut

berdasarkan pada lingkungan kewenangan yang dimiliki masing-masing

berdasarkan diversity jurisdiction, kewenangan tersebut memberikan

kewenangan absolut pada masing-masing lingkungan peradilan sesuai

dengan subject matter of jurisdiction, sehingga masing-masing lingkungan

berwenang mengadili sebatas kasus yang dilimpahkan undang-undang

kepadanya.

Menimbang, menurut M.Yahya Harahap, pembagian lingkungan

peradilan tersebut merupakan landasan sistem peradilan negara (state

court system) di Indonesia yang terpisah berdasarkan yurisdiksi (separation

court system based on jurisdiction).

Halaman 37 dari 182


Menimbang, berdasarkan Pasal 84 ayat (1) dan ayat (2), Undang-

Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana, yang

berbunyi sebagai berikut :

Pasal 84 ayat

(1) Pengadilan negeri berwenang mengadili segala perkara mengenai

tindak pidana yang dilakukan dalam daerah hukumnya.

(2) Pengadilan negeri yang di dalam daerah hukumnya terdakwa

bertempat tinggal, berdiam terakhir, di tempat ia diketemukan atau

ditahan, hanya berwenang mengadili perkara terdakwa tersebut,

apabila tempat kediaman sebagian besar saksi yang dipanggil lebih

dekat pada tempat pengadilan negeri yang di dalam daerahnya

tindak pidana itu dilakukan.

Menimbang, berdasarkan ketentuan Pasal 84 Undang-Undang

Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana yang menyebutkan:

“Pengadilan Negeri berwenang mengadili segala perkara mengenai

tindak pidana yang dilakukan dalam daerah hukumnya”.

Asas yang dipergunakan dalam Pasal ini adalah berdasarkan :

Tempat Tindak Pidana Dilakukan (locus delicti).

Menimbang, terdapat suatu prinsip atau asas tentang menentukan

kewenangan relatif bagi Pengadilan Negeri untuk mengadili suatu perkara

pidana berdasarkan pada “Tempat terjadinya” tindak pidana dilakukan

(locus delicti) Pengadilan Negeri tersebutlah yang berwenang

mengadilinya, sebagaimana dalam ketentuan Pasal 84 ayat (1) UNDANG-

UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1981 TENTANG HUKUM ACARA PIDANA

yang berbunyi

Halaman 38 dari 182


“Pengadilan Negeri berwenang mengadili segala perkara mengenai

tindak pidana yang dilakukan di daerah hukumnya”

Menimbang, mengenai penjelasan locus delicti , ada beberapa teori

yang menjelaskan locus delicti, yakni :

 De leer van delicha melijke daad atau teori corporeal action

Ajaran mengenai tempat dimana perbuatan dilakukan in

persona atau teori perbuatan materiil. Menurut ajaran ini yang

menjadi patokan menentukan locus delicti atau yang harus

dianggap sebagai tempat dilakukan tindak pidana adalah jika

terdapat unsur : “Tempat di daerah hukum mana perbuatan

pidana dilakukan” serta “akibat yang ditimbulkannya juga terjadi

pada daerah hukum yang sama”. Jika perbuatan dan akibat

yang ditimbulkannya terjadi dalam satu lingkungan daerah

hukum Pengadilan Negeri, maka Pengadilan Negeri tersebutlah

yang berwenang mengadilinya. Dalam hal ini antara

“perbuatan” dengan “akibat” tidak terpecah dalam dua

lingkungan wilayah hukum yang berlainan. Akan tetapi berada

pada satu wilayah hukum pengadilan saja.

 De leer van het instrument

Ajaran mengenai peralatan yang dipakai untuk tindak pidana

atau teori instrument. Ajaran ini menentukan locus delicti

berdasarkan unsur “alat yang digunakan” dan “dengan alat itu,

tindak pidana diselesaikan dari suatu tempat”. Antara tempat

perbuatan dan penyelesaian perbuatan tindak pidana seolah-

olah terpisah atau berlainan tempat atau dapat dikatakan lebih

Halaman 39 dari 182


dari satu daerah hukum pengadilan. Maka menurut teori ini

pada hakikatnya penyelesaian perbuatan sudah dianggap

sempurna di tempat dari mana alat itu dipergunakan atau

tempat dimana peralatan yang dipakai harus dianggap sebagai

tempat dimana tindak pidana dilakukan menimbulkan suatu

akibat, Pengadilan tersebutlah yang berwenang mengadilinya.

 De leer van het gevolg (ajaran mengenai akibat atau teori

akibat).

Menurut ajaran ini locus delicti ditentukan berdasarkan “akibat”

perbuatan tindak pidana. Yang harus dianggap sebagai tempat

tindak pidana dilakukan adalah tempat dimana perbuatan itu

menimbulkan akibat.

Menimbang, Asas locus delicti sebagaimana disebutkan dalam

Pasal 84 ayat (1) UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1981 TENTANG

HUKUM ACARA PIDANA ternyata tidak mutlak dapat dipertahankan, hal

ini dapat kita lihat sebagaimana disebutkan dalam ketentuan Pasal 84 ayat

(2) UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1981 TENTANG HUKUM

ACARA PIDANA. Asas ini menentukan kewenangan relatif berdasarkan

tempat tinggal sebagian besar saksi yang akan dipanggil untuk didengar

keterangannya dalam persidangan. Jika sebagian saksi bertempat tinggal

atau lebih dekat dengan suatu Pengadilan Negeri, maka pengadilan negeri

tersebutlah yang berwenang mengadilinya.

Tempat tinggal terdakwa dan tempat kediaman sebagian besar saksi

yang dipanggil

Halaman 40 dari 182


Menimbang, Penerapan asas tempat kediaman sebagian besar

saksi bertempat tinggal dapat dilihat dari beberapa hal yaitu:

 Terdakwa bertempat tinggal di daerah hukum pengadilan

negeri dimana sebagaian besar saksi yang hendak dipanggil

bertempat tinggal.

Jika terdakwa bertempat tinggal di daerah hukum pengadilan

negeri sebagian besar saksi yang akan dipanggil maka

kewenangan relatif mengadili terdakwa, beralih dari Pengadilan

Negeri tempat dimana peristiwa itu terjadi ke Pengadilan Negeri

tempat dimana terdakwa bertempat tinggal dengan sebagian

besar saksi yang akan dipanggil tersebut.

 Tempat kediaman terakhir terdakwa dan sebagian besar saksi

yang akan dipanggil bertempat tinggal di daerah hukum

pengadilan negeri tersebut.

Jika terdakwa melakukan tindak pidana di suatu daerah

Pengadilan Negeri, akan tetapi saksi-saksi yang akan dipanggil

bertempat tinggal atau lebih dekat dengan daerah hukum

Pengadilan Negeri dimana terdakwa berkediaman terakhir

maka asas locus delicti dapat dikesampingkan, dan yang

berwenang mengadili adalah Pengadilan Negeri tempat

kediaman terakhir terdakwa.

 Di tempat terdakwa diketemukan dan saksi-saksi yang akan

dipanggil sebagian besar bertempat tinggal atau lebih dekat

dengan kediaman terdakwa.

Halaman 41 dari 182


Asas locus delicti dapat dikesampingkan dan yang berwenang

mengadili adalah Pengadilan Negeri tempat terdakwa

diketemukan.

 Di tempat terdakwa ditahan. Berdasarkan alasan tempat

terdakwa ditahan dan saksi-saksi yang hendak dipanggil

sebagian besar bertempat tinggal atau lebih dekat dengan

pengadilan negeri dimana tempat terdakwa ditahan.

Hal ini juga dapat dijadikan alasan bahwa pengadilan yang

berwenang memeriksa dan mengadili terdakwa adalah Pen-

gadilan Negeri di mana tempat terdakwa tersebut ditahan.

Menimbang, bahwa Pengadilan Negeri Jakarta Selatan berhak

memeriksa dan mengadili perkara ini karena tindak pidana pengedaran

Narkotika Golongan I berjenis heroine dilakukan pada wilayah kampus

Universitas Nasional yang berada pada daerah hukum Jakarta Selatan

Menimbang, berdasarkan Pasal 84 ayat (2) UU No. 1 Tahun 1981

Tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana maka Pengadilan

Negeri Jakarta Barat berhak memeriksa dan mengadili perkara ini.

Menimbang, menurut ketentuan dalam Pasal 84 ayat (3) UU No. 8

Tahun 1981 Tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana yang

menyatakan :

“Apabila seorang terdakwa melakukan beberapa tindak pidana

dalam daerah hukum pelbagai pengadilan negeri, maka tiap

pengadilan negeri itu masing-masing berwenang mengadili perkara

pidana itu”.

Halaman 42 dari 182


Menimbang, bahwa Terdakwa ditangkap tangan oleh Bandan Bea

Cukai Jakarta Selatan dalam daerah hukum Jakarta Selatan yaitu Kantor

Pos Pasar Baru saat mengambil paket kiriman asal Belanda dengan

Identitas pengirim Drive Savers Data recovery, Inc. Postbus 252 1704 PB

Heerhugowaard The Netherlands, dari dalam paket terdapat berupa 1

(satu) buah alumunium foil berisikan harddisk yang didalamnya terdapat

heroina dengan berat 9,06 gram (berat bersih 8,63 gram),dan 1 (satu) buah

IPhone 5S warna White Gold yang dipakai untuk komunikasi sebagai

barang bukti yang diamankan dan ditahan di Polsek Jakarta Selatan .

Menimbang, berdasarkan Pasal 84 ayat (2) UU No. 1 Tahun 1981

Tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana maka Pengadilan

Negeri Jakarta Selatan berhak memeriksa dan mengadili perkara ini karena

tindak pidana pengedaran Narkotika Golongan I berjenis heroine dilakukan

pada wilayah kampus Universitas Nasional yang berada pada daerah

hukum Jakarta Selatan.

Menimbang, berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang telah

Majelis Hakim uraikan di atas, Majelis Hakim berkeyakinan dengan

mempertimbangkan demi memberikan kepraktisan pemeriksaan

persidangan,maka Majelis Hakim menerapkan Asas tempat kediaman

sebagian besar saksi yang dipanggil untuk memutuskan Pengadilan mana

yang berwenang mengadili perkara ini.

Menimbang, bahwa dengan demikian Pengadilan yang berwenang

untuk mengadilli perkara Pidana Narkotika atas Terdakwa Muhammad

Taufiq Bin Istiyanto berdasarkan yurisdiksi yang dimilikinya sebagai

kelanjutan Penyidikan dan Penuntutan adalah Pengadilan Negeri Jakarta

Selatan.

Halaman 43 dari 182


Menimbang, berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang telah

Majelis Hakim uraikan di atas mengenai Keberatan Atas Kewenangan

Pengadilan (Ekception Onbevoegheid Van De Rechter) dari Penasihat

Hukum Terdakwa, maka Keberatan tersebut Majelis Hakim nyatakan

Ditolak.

III. Pertimbangan Mengenai Surat Dakwaan Batal Demi Hukum

Surat Dakwaan Tidak Cermat, Tidak Jelas, dan Tidak Lengkap

Menimbang, bahwa setelah membaca Surat Dakwaan Penuntut

Umum, Majelis berpendapat bahwa ketentuan Surat Dakwaan dari

Penuntut Umum sudah sesuai dengan ketentuan Pasal 143 ayat (2) huruf b

UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1981 TENTANG HUKUM ACARA

PIDANA, yaitu ketentuan-ketentuan mengenai perumusan Surat Dakwaan

yang berhubungan dengan tindak pidana yang didakwakan, tentang

maksud dari cermat, jelas, dan lengkap yaitu:

a) CERMAT, ketelitian Penuntut Umum dalam mempersiapkan Surat

Dakwaan yang didasarkan pada Undang-undang Nomor 35 Tahun

2009 tidak terdapat kekurangan dan/atau kekeliruan yang dapat

mengakibatkan batal nya Surat Dakwaan. Dalam penguraian

dakwaan ini berdasarkan tempus delicti maupun uraian kejadian

tindak pidana (modus operandi) tidak menunjukan adanya daluwarsa

maupun ne bis in idem terhadap tindak pidana yang didakwakan.

b) JELAS, dalam hal ini Penuntut Umum telah mampu merumuskan

unsur-unsur delik yang didakwakan sekaligus memadukannya

dengan uraian perbuatan materiil (fakta) yang dilakukan Terdakwa

Halaman 44 dari 182


maupun dalam kapasitas Terdakwa selaku orang yang melakukan,

yang menyuruh melakukan, atau turut melakukan perbuatan itu

sebagaimana diuraikan dalam Surat Dakwaan.

c) LENGKAP, dalam hal ini uraian Surat Dakwaan telah mencakup

semua unsur-unsur yang ditentukan oleh KUHP, Undang-undang

Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.

Menimbang, menurut M. Yahya Harahap, dalam bukunya “Pemba-

hasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP” edisi kedua halaman 132-

133, menerangkan ketentuan-ketentuan untuk memenuhi kriteria Surat

Dakwaan yang cermat, jelas dan lengkap yaitu:

a) Semua unsur delik yang dirumuskan dalam Pasal pidana yang didak-

wakan harus cermat satu per satu.

b) Menyebut secara cermat, jelas dan lengkap cara tindak pidana dilakukan.

c) Menyebut keadaan-keadaan (circumtances) yang melekat pada tindak pi-

dana.

Menimbang, bahwa berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh

M.Yahya Harahap dalam bukunya “Pembahasan Permasalahan dan

Penerapan KUHAP” edisi kedua bahwa penyebutan tempat (locus) dan

waktu (tempus) kejadian yang persis dan akurat tidaklah mungkin akurat

tidaklah mungkin dilakukan. Tingkat kesulitannya berada dalam kualitas

imposibilitas (impossibility). Maka, jika penerapan penyebutan locus delicti

dan tempus delicti harus persis dan akurat, atau dengan kata lain dituntut

Surat Dakwaan harus menyebut secara “tunggal” dan “pasti”, akibatnya

Halaman 45 dari 182


penegakan hukum melalui sistem peradilan pidana (criminal justice system)

akan lumpuh total.

Menimbang, bahwa mengenai pengertian cermat, jelas, dan

lengkap seperti tersebut di atas, menurut Surat Edaran Kejaksaan Agung

Republik Indonesia Nomor SE-004/J.A/11/1993 tanggal 16 November 1993

tentang Pembuatan Surat Dakwaan harus disusun secara cermat, jelas dan

lengkap. Dijelaskan pula dalam Putusan Mahkamah Agung RI No. 492

K/Kr/1981 No. 1881/Pid.S/PT/BJM, mengenai syarat materiil Surat

Dakwaan adalah adanya rumusan secara lengkap, jelas dan tepat

mengenai perbuatan-perbuatan yang didakwakan kepada Terdakwa,

sesuai dengan rumusan delik yang mengancam perbuatan-perbuatan itu

dengan hukuman (pidana). Dengan demikian maka Surat Dakwaan harus

memuat rumusan yang cermat, jelas dan lengkap mengenai perbuatan

yang dilakukan oleh Terdakwa, yang keseluruhannya dapat mengisi secara

tepat dan benar, semua unsur dari semua delik yang ditentukan undang-

undang yang didakwakan terhadap Terdakwa.

Menimbang, mengenai Surat Dakwaan Penuntut Umum Tidak

Cermat, Tidak Jelas dan Tidak Lengkap akan Majelis Hakim pertimbangkan

per poinnya, sebagai berikut :

1. Pertimbangan Mengenai Dakwaan dari Penuntut Umum

Tidak Cermat

Menimbang, mengenai Nota Keberatan oleh Penasihat Hukum yang

menyatakan dakwaan Penuntut Umum tidak cermat dikarenakan Penuntut

Halaman 46 dari 182


Umum salah menerapkan Pasal terhadap Terdakwa dimana tidak

diuraikannya perbuatan Terdakwa yang melawan hukum. Majelis Hakim

berpendapat bahwa dakwaan Penuntut Umum sudahlah cermat, karena

dalam dakwaan telah menguraikan kesalahan-kesalahan Terdakwa

Muhammad Taufiq Bin Istiyanto, yaitu sebagai berikut :

 Bahwa terdakwa FITRI MELIANA alias CYE pada hari Kamis

tanggal 24 Juli 2014 sekitar jam 14.30 WIB atau setidak-

tidaknya pada suatu waktu dalam bulan Juli Tahun 2014,

bertempat di Kantor Pos Pasar Baru Jakarta Selatan atau seti-

dak-tidaknya di suatu tempat yang masih termasuk dalam

Daerah Hukum Pengadilan Negeri Jakarta Barat

 Bahwa berawal dari informasi yang didapatkan petugas ke-

polisian Ditresnarkoba Polda Jak-Bar bahwa ada seseorang

yang mengambil paket dari jasa pengiriman Kantor Pos Pasar

Baru Jakarta Selatan. Pada saat paket diterima petugas curiga

terhadap paket tersebut kemudian petugas memeriksa satu

buah paket kiriman asal belanda dengan identitas pengirim

Drive Savers Data recovery , Inc. Postbus 252 1704 PB Heer-

hugowaard The Netherlands dengan nomor resi

19923948200006 yang didalamnya berisi 1 (satu) paket sabu-

sabu yang jumlanya kurang lebih 9,06 gram (berat bersih 8,63

gram), kemudian Terdakwa beserta barang bukti berupa 1

(satu) paket sabu-sabu yang jumlanya 9,06 gram (berat bersih

8,63 gram), 1 (satu) buah harddisk eksternal yang terbungkus

Halaman 47 dari 182


alumunium foil dan 1 (buah) HP I phone 5s warna White Gold

diamankan petugas kepolisian.

 Bahwa terdakwa disuruh saksi ANGELO FERNANDO (berkas

terpisah) untuk mengambil paket dengan nomor resi

19923948200006 dengan identitas pengirim Drive Savers Data

recovery , Inc. Postbus 252 1704 PB Heerhugowaard The

Netherlands yang didalamnya berisi 1 (satu) paket heroine den-

gan berat bersih 8,63 gram, kemudian Terdakwa beserta barang

bukti berupa 1 (satu) paket heroine dengan berat bersih 8,63

gram, 1 (satu) buah harddisk eksternal yang terbungkus alu-

munium foil. Dan sebelum mengambil paket berisi Heroine

tersebut sebelumnya terdakwa telah diberitahu oleh saksi AN-

GELO FERNANDO bahwa paket yang akan diambilnya tersebut

heroine dan terdakwa mau mengambilnya dikarenakan saksi

ANGELO FERNANDO adalah rekan kerjanya, namun pada saat

itu saksi ANGELO FERNANDO sedang berada di apartemen

miliknya sehingga saksi ANGELO FERNANDO menyuruh ter-

dakwa untuk mengambil paket dengan nomor resi

19923948200006 dengan identitas pengirim Drive Savers Data

recovery , Inc. Postbus 252 1704 PB Heerhugowaard The

Netherlands yang didalamnya berisi 1 (satu) paket sabu-sabu

yang jumlanya kurang lebih 9,06 gram (berat bersih 8,63 gram) ,

kemudian Terdakwa beserta barang bukti berupa 1 (satu) paket

sabu-sabu yang jumlanya kurang lebih 9,06 gram (berat bersih

8,63 gram).

Halaman 48 dari 182


 Bahwa Berdasarkan hasil pengujian secara laboratorium oleh

Badan Reserse Kriminal Polri Pusat Laboratorium Forensik Ca-

bang Jakarta Barat. No Lab : 2027 / NNF / 2014 tanggal 5 Agus-

tus 2014 yang ditandatangani oleh ARIF ANDI

SETIYAWAN.S.Si,MT. IMAM MUKTI S.Si, Apt. LULUK MUL-

JANI pada pokoknya menyatakan bahwa barang bukti dengan

nomor : 2226 / 2014 / NNF berupa 1 (satu) buah alumunium foil

berisikan harddisk yang didalamnya terdapat Sabu dengan be-

rat Netto 0,107 gram yang untuk dijual, menjual, membeli, men-

jadi perantara dalam jual beli, atau menerima Narkotika Golon-

gan I oleh terdakwa tersebut mengandung Heroina Terdaftar

dalam golongan I UU RI No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.

 Bahwa terdakwa bersama-sama dengan MUAZZABAR (berkas

terpisah) dan saksi ANGELO FERNANDO (berkas terpisah)

dalam permufakatan jahat untuk melakukan tindak pidana tanpa

hak atau melawan hukum menawarkan untuk dijual, menjual

membeli, menajdi perantara dalam jual beli, menukar menyer-

ahkan atau menerima narkotika golongan I sebagaimana dimak-

sud dalam ayat (1) yang dalam bentuk tanaman beratnya

melebihi 1 (satu) kilogram dimaksud dalam ayat (1) yang dalam

bentuk tanaman bertanya melebihi 1 (satu) kilogram atau

melebihi 5 (lima) batang pohon atau dalam bentuk bukan tana-

man bertanya 5 (gram) berupa heroine tersebut tidak ada ijin

dari pihak yang berwajib dan bukan dalam rangka pengobatan

atau perawatan.

Halaman 49 dari 182


 Bahwa Narkotika Golongan I hanya dapat digunakan untuk ke-

pentingan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi setelah mendapat

persetujuan dari Menteri Kesehatan, sedangkan terdakwa tanpa

hak atau melawan hukum untuk dijual, menjual, membeli, men-

jadi perantara dalam jual beli, atau menerima Narkotika Golon-

gan I berupa sabu-sabu yang jumlahnya kurang lebih 9,6 gram

(berat bersih 8,63 gram) yang kemudian diambil untuk sample

dengan berat Netto 0,107 gram sesuai penimbangan laboratar-

ium tersebut di atas, tidak memiliki surat ijin dari Menteri Kese-

hatan.

1. Pertimbangan Mengenai Dakwaan dari Penuntut Umum

Tidak Jelas

Menimbang, mengenai Nota Keberatan oleh

Penasihat Hukum yang menyatakan dakwaan Penuntut Umum

tidak jelas dikarenakan dakwaan Penuntut Umum tidak

menguraikan perbuatan Terdakwa secara jelas. Majelis Hakim

berpendapat bahwa dakwaan Penuntut Umum sudahlah jelas,

karena dalam dakwaan telah menguraikan Perbuatan Melawan

Hukum Terdakwa Muhammad Taufiq Bin Istiyanto, yaitu sebagai

berikut :

- Bahwa mencermati dakwaan dan susunan dakwaan Penuntut

Umum, maka Dakwaan Penuntut Umum terhadap Terdakwa pada

pokoknya adalah sebagai berikut:

b) Dakwaan primair sebagaimana diatur dan diancam Pidana Pasal

114 ayat 2 Jo pasal 134 ayat 1 Undang-Undang Nomor 35

Tahun 2009 Tentang narkotika.

Halaman 50 dari 182


- Subsidair sebagaimana diatur dan diancam Pidana dalam Pasal

113 ayat (2) Jo.134 ayat (1) Undang-Undang nomor 35 tahun 2009

tentang narkotika

- Bahwa Pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP menentukan syarat ten-

tang isi Surat Dakwaan ialah “harus berupa uraian secara cermat,

jelas dan lengkap mengenai tindak pidana yang didakwakan den-

gan menyebut waktu dan tempat tindak pidana dilakukan”

- Bahwa yang dimaksud dengan cermat, jelas dan lengkap tidak

saja menyebut seluruh unsur beserta dasar hukum (pasal) dari per-

aturan perundang-undangan pidana yang didakwakan, melainkan

juga menyebutkan secara cermat, jelas dan lengkap tentang unsur-

unsur tindak pidana dari pasal yang didakwakan, melainkan juga

harus menyebut secara cermat, jelas dan lengkap tentang unsur-

unsur tindak pidana dari pasal yang didakwakan yang harus jelas

pula cara tindak Pidana tersebut dilakukan Terdakwa dan kaitan

atau hubungannya dengan peristiwa atau kejadian nyata yang di-

dakwakan;

- Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP

diatas, Penasihat Hukum memandang ada 2 (dua) poin ketidak je-

lasan uraian Surat Dakwaan oleh Penuntut Umum, yaitu: 1) keti-

dakjelasan penguraian perbuatan melawan hukumnya; 2) ketidakje-

lasan mengenai penguraian tempus delicti dan locus delicti;

- Bahwa mengenai ketidakjelasan perbuatan melawan hukum, pada

Dakwaan Kedua Primair hanya dirumuskan fakta antara lain,

bahwa Terdakwa melakukan perbuatan yang melawan hukum

mengedarkan narkotika golongan 1 tanpa izin pihak yang terkait,

Halaman 51 dari 182


Penuntut Umum mendalilkan bahwa perbuatan Terdakwa telah

menimbulkan keresahan masyarakat yang mengakibatkan bahaya

kesehatan bagi manusia yang menggunakanya dengan unsur

melawan hukum.

- Bahwa rumusan antara feiten dengan materiele heid sebagai suatu

persyaratan memenuhi unsur “dengan sengaja” sebagai bestand-

deel delict (tindak pidana inti), sama sekali tidak ditemukan dalam

Surat Dakwaan terhadap Terdakwa. Dalam hal ini penyebutan

“jangka waktu yang tidak sempit dan tidak panjang untuk

memikirkan sebuah akibat” tidak serta merta menggambarkan sikap

batin dari Terdakwa yang didalilkan dengan sengaja mengedarkan,

menjual, membeli narkotika golongan 1;

- Bahwa rumusan unsur “melawan hukum” dari suatu perbuatan,

dalam Surat Dakwaan sepatutnya dirumuskan secara tegas dan je-

las, mengingat Surat Dakwaan terhadap Terdakwa ini berkaitan

dengan dugaan perbuatan yang melanggar pasal 114 ayat 2 jo

pasal 134 ayat 1, pasal 113 ayat 2 jo pasal 134 ayat 1, pasal 112

ayat 2 jo pasal 134 ayat 1 undang-undang nomor 35 tahun 2009

sepatutnya Penuntut Umum harus menjelaskan “bagaimana” dan

“dengan cara apa” sehingga Terdakwa dianggap melakukan perbu-

atan melawan hukum melawan hukum menurut analisis Penuntut

Umum. Dalam merumuskan unsur tindak pidana tersebut, Penuntut

Umum memberikan uraian unsur melawan hukum, tetapi sama

sekali tidak terlihat jelas dalam rumusan perbuatan dalam bentuk

“feiten”nya;

Halaman 52 dari 182


- Bahwa Pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP menyebutkan harus

adanya uraian secara cermat, jelas, dan lengkap mengenai “tindak

pidana yang didakwakan” tersebut merupakan unsur-unsur tindak

pidana yang didakwakan kepada Terdakwa. Dalam artian yang ek-

stensif pengertian “unsur tindak pidana” dalam kerangka memenuhi

persyaratan materiil suatu Surat Dakwaan haruslah mencakup

persesuaian antara unsur-unsur tindak pidana disatu sisi dengan

perbuatan-perbuatan yang tertuang dalam suatu “feiten” disisi lain-

nya;

- Dengan perumusan fakta-fakta yang jelas dan tegas inilah akan

terlihat sikap sinkronitas antara “fakta” dengan “unsur” adanya tin-

dak pidana. Fakta-fakta yang bertentangan satu dengan lainnya,

baik antara fakta dengan fakta maupun antara fakta dengan unsur

dari suatu tindak pidana dalam suatu perumusan Surat Dakwaan

akan menimbulkan kekaburan mengenai cara merumuskan “unsur-

unsur tindak pidana” sebagaimana dikehendaki ketentuan Pasal

143 ayat (2) huruf b KUHAP;

- Menurut M. Yahya Harahap, dalam bukunya yang berjudul Pemba-

hasan & Penerapan KUHAP, Cetakan Pertama, Edisi Kedua, Surat

Dakwaan yang berisi perumusan yang bertentangan isinya dan

menimbulkan keraguan terutama bagi kepentingan Terdakwa,

Surat Dakwaan yang demikian harus dinyatakan batal demi

hukum. Surat dakwaan tidak boleh kabur atau tidak jelas (obscuur

libel). Surat dakwaan harus jelas memuat usur tindak pidana yang

didakwakan (voldoende n duidelijkeopgave van hetfeit).

- Disamping itu, Surat Dakwaan harus merinci secara jelas:

Halaman 53 dari 182


c) Bagaimana cara tindak pidana dilakukan Terdakwa, tidak hanya

menguraikan secara umum, tetapi dirinci dengan jelas

bagaimana Terdakwa melakukan tindak pidana;

d) Juga menyebut dengan terang saat waktu dan tempat tindak pi-

dana dilakukan (tempus delicti dan locus delicti). Adapaun men-

genai pencantuman waktu dan tempat dapat dirumuskan secara

alternatif;

(M. Yahya Harahap, Pembahasan, Permasalahan & Penerapan

KUHAP, Cetakan Pertama, Edisi Kedua);

 Bahwa sebagaimana telah dijelaskan, Surat Dakwaan Penuntut

Umum sama sekali tidak memberikan gambaran yang jelas menge-

nai “feiten” dalam bentuk “bagaimana dan dengan cara apa” Ter-

dakwa melakukan perbuatan, khususnya formile wederrechtelijke

tersebut. juga mengenai unsur “tanpa wewenang” sebagai suatu

bentuk kategories dari sifat melawan hukum, tidak diuraikan secara

rinci dan jelas. Bagaimana unsur melawan hukum yang dilakukan

oleh Terdakwa tidak terurai wujud dan cara dilakukannya, sehingga

Surat Dakwaan Penuntut Umum ini menjadi tidak jelas dan kabur

(obscuur libel);

 Bahwa mengenai ketidakjelasan poin ke-2 (dua) berkaitan dengan

penguraian tempus delicti dan locus delicti, pada Dakwaan Kesatu

Penuntut Umum tidak mampu menunjukan secara jelas dan cermat

dimana dan kapan tindak pidana yang didakwakan oleh Terdakwa.

Penggunaan deskripsi tempus delicti dan locus delicti seperti yang

disusun pada Dakwaan Kesatu hanya merupakan bentuk pengabu-

ran yang menyesatkan, pada akhirnya kepentingan pembelaan dari

Halaman 54 dari 182


Terdakwa sebagai hak yang dilindungi undang-undang terabaikan

karenanya. Terlihat dengan dipergunakan kata “setidak-tidaknya”

dalam menentukan locus delicti dan tempus delicti, padahal locus

delicti dan tempus delicti adalah syarat materiil dakwaan yang apa-

bila tidak disusun dengan cermat dan jelas akan membuat Surat

Dakwaan batal demi hukum;

 Keberatan yang dikemukakan terhadap Dakwaan kedua adalah

sama dengan keberatan yang telah dikemukakan terhadap Dak-

waan Kesatu. Keberatan tersebut, selain menyangkut materiele

daad/materiele feit dirumuskan pada Dakwaan Kedua ini adalah

sama dengan perumusan materiele feit/materiele daad pada Dak-

waan kesatu;

 Bahwa pada uraian Dakwaan Kesatu maupun Dakwaan Kedua

tersebut, Penuntut Umum tidak mampu menunjukan secara jelas

dan cermat dimana dan kapan tindak pidana yang didakwakan di-

lakukan oleh Terdakwa. Penggunaan deskripsi tempus delicti dan

locus delicti seperti yang disusun pada Dakwaan Kesatu dan Dak-

waan Kedua merupakan bentuk pengaburan yang menyesatkan,

pada akhirnya kepentingan pembelaan dari Terdakwa sebagai hak

yang dilindungi oleh undang-undang terabaikan karenanya;

 oleh karena itu, Tim Penasihat Hukum Terdakwa berpendapat

bahwa Surat Dakwaan Penuntut Umum haruslah dinyatakan batal

demi hukum sebagaimana berdasarkan Pasal 143 KUHAP (3) Kitab

Undang-Undang Hukum Acara Pidana

Halaman 55 dari 182


Menimbang, dengan demikian Majelis Hakim berpendapat Dakwaan

dari Penuntut Umum telah disusun secara jelas karena dalam dakwaan

telah dikemukakan dengan jelas mengenai “bagaimana” dan “dengan cara

apa” Terdakwa Muhammad Taufiq Bin Istiyanto melakukan Tindak Pidana.

3. Pertimbangan Mengenai Dakwaan dari Penuntut Umum Tidak

Lengkap

 Bahwa terdakwa FITRI MELIANA alias CYE pada hari Kamis

tanggal 24 Juli 2014 sekitar jam 14.30 WIB atau setidak-

tidaknya pada suatu waktu dalam bulan Juli Tahun 2014,

bertempat di Kantor Pos Pasar Baru Jakarta Selatan atau seti-

dak-tidaknya di suatu tempat yang masih termasuk dalam

Daerah Hukum Pengadilan Negeri Jakarta Barat

 Bahwa berawal dari informasi yang didapatkan petugas ke-

polisian Ditresnarkoba Polda Jak-Bar bahwa ada seseorang

yang mengambil paket dari jasa pengiriman Kantor Pos Pasar

Baru Jakarta Selatan. Pada saat paket diterima petugas curiga

terhadap paket tersebut kemudian petugas memeriksa satu

buah paket kiriman asal belanda dengan identitas pengirim

Drive Savers Data recovery , Inc. Postbus 252 1704 PB Heer-

hugowaard The Netherlands dengan nomor resi

19923948200006 yang didalamnya berisi 1 (satu) paket sabu-

sabu yang jumlanya kurang lebih 9,06 gram (berat bersih 8,63

gram), kemudian Terdakwa beserta barang bukti berupa 1

(satu) paket sabu-sabu yang jumlanya 9,06 gram (berat bersih

8,63 gram), 1 (satu) buah harddisk eksternal yang terbungkus

Halaman 56 dari 182


alumunium foil dan 1 (buah) HP I phone 5s warna White Gold

diamankan petugas kepolisian.

 Bahwa terdakwa disuruh saksi ANGELO FERNANDO (berkas

terpisah) untuk mengambil paket dengan nomor resi

19923948200006 dengan identitas pengirim Drive Savers Data

recovery , Inc. Postbus 252 1704 PB Heerhugowaard The

Netherlands yang didalamnya berisi 1 (satu) paket heroine den-

gan berat bersih 8,63 gram, kemudian Terdakwa beserta barang

bukti berupa 1 (satu) paket heroine dengan berat bersih 8,63

gram, 1 (satu) buah harddisk eksternal yang terbungkus alu-

munium foil. Dan sebelum mengambil paket berisi Heroine

tersebut sebelumnya terdakwa telah diberitahu oleh saksi AN-

GELO FERNANDO bahwa paket yang akan diambilnya tersebut

heroine dan terdakwa mau mengambilnya dikarenakan saksi

ANGELO FERNANDO adalah rekan kerjanya, namun pada saat

itu saksi ANGELO FERNANDO sedang berada di apartemen

miliknya sehingga saksi ANGELO FERNANDO menyuruh ter-

dakwa untuk mengambil paket dengan nomor resi

19923948200006 dengan identitas pengirim Drive Savers Data

recovery , Inc. Postbus 252 1704 PB Heerhugowaard The

Netherlands yang didalamnya berisi 1 (satu) paket sabu-sabu

yang jumlanya kurang lebih 9,06 gram (berat bersih 8,63 gram) ,

kemudian Terdakwa beserta barang bukti berupa 1 (satu) paket

sabu-sabu yang jumlanya kurang lebih 9,06 gram (berat bersih

8,63 gram).

Halaman 57 dari 182


 Bahwa Berdasarkan hasil pengujian secara laboratorium oleh

Badan Reserse Kriminal Polri Pusat Laboratorium Forensik Ca-

bang Jakarta Barat. No Lab : 2027 / NNF / 2014 tanggal 5 Agus-

tus 2014 yang ditandatangani oleh ARIF ANDI

SETIYAWAN.S.Si,MT. IMAM MUKTI S.Si, Apt. LULUK MUL-

JANI pada pokoknya menyatakan bahwa barang bukti dengan

nomor : 2226 / 2014 / NNF berupa 1 (satu) buah alumunium foil

berisikan harddisk yang didalamnya terdapat Sabu dengan be-

rat Netto 0,107 gram yang untuk dijual, menjual, membeli, men-

jadi perantara dalam jual beli, atau menerima Narkotika Golon-

gan I oleh terdakwa tersebut mengandung Heroina Terdaftar

dalam golongan I UU RI No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.

 Bahwa terdakwa bersama-sama dengan MUAZZABAR (berkas

terpisah) dan saksi ANGELO FERNANDO (berkas terpisah)

dalam permufakatan jahat untuk melakukan tindak pidana tanpa

hak atau melawan hukum menawarkan untuk dijual, menjual

membeli, menajdi perantara dalam jual beli, menukar menyer-

ahkan atau menerima narkotika golongan I sebagaimana dimak-

sud dalam ayat (1) yang dalam bentuk tanaman beratnya

melebihi 1 (satu) kilogram dimaksud dalam ayat (1) yang dalam

bentuk tanaman bertanya melebihi 1 (satu) kilogram atau

melebihi 5 (lima) batang pohon atau dalam bentuk bukan tana-

man bertanya 5 (gram) berupa heroine tersebut tidak ada ijin

dari pihak yang berwajib dan bukan dalam rangka pengobatan

atau perawatan.

Halaman 58 dari 182


 Bahwa Narkotika Golongan I hanya dapat digunakan untuk ke-

pentingan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi setelah mendapat

persetujuan dari Menteri Kesehatan, sedangkan terdakwa tanpa

hak atau melawan hukum untuk dijual, menjual, membeli, men-

jadi perantara dalam jual beli, atau menerima Narkotika Golon-

gan I berupa sabu-sabu yang jumlahnya kurang lebih 9,6 gram

(berat bersih 8,63 gram) yang kemudian diambil untuk sample

dengan berat Netto 0,107 gram sesuai penimbangan laboratar-

ium tersebut di atas, tidak memiliki surat ijin dari Menteri Kese-

hatan.

Menimbang, berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang telah

Majelis Hakim uraikan mengenai Dakwaan Batal Demi Hukum (Dakwaan

Tidak Cermat, Tidak Jelas, Tidak Lengkap) di atas, dengan demikian

dinyatakan Ditolak.

Menimbang, Maka keberatan-keberatan yang dinyatakan oleh

Penasihat Hukum Terdakwa, oleh Majelis Hakim dinyatakan ditolak secara

keseluruhan. Sehingga Majelis Hakim memerintahkan untuk

melanjutkan pemeriksaan terhadap perkara ini.

Mengingat, Pasal 156 ayat ( 1 ) UNDANG-UNDANG NOMOR 8

TAHUN 1981 TENTANG HUKUM ACARA PIDANA tentang pengajuan

Keberatan Penasihat Hukum Terdakwa serta Tanggapan Jaksa Penuntut

Umum terhadap Keberatan tersebut, Pasal 143 ayat (2) UNDANG-UNDANG

NOMOR 8 TAHUN 1981 TENTANG HUKUM ACARA PIDANA tentang syarat

formil dan materiil Surat Dakwaan, serta peraturan-peraturan lainnya yang

berkaitan;

Halaman 59 dari 182


MENGADILI

1. Menolak keberatan Penasihat Hukum dalam perkara Terdakwa Muhammad

Taufiq Bin Istiyanto Secara Keseluruhan;

2. Menyatakan Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum tertanggal 8 September

2014 adalah sah dan dapat diterima karena telah memenuhi syarat materiil

dan formil surat dakwaan sesuai dengan Pasal 143 ayat (2) UNDANG-

UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1981 TENTANG HUKUM ACARA PIDANA;

3. Memerintahkan untuk meneruskan pemeriksaan terhadap perkara ini dengan

melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi, Ahli, Terdakwa maupun alat

bukti lainnya.

4. Menyatakan behwa biaya perkara ditangguhkan sampai Putusan.

Demikianlah diputuskan pada hari Jumat, 24 September 2014 dalam

musyawarah Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dengan Devi Bella

Liani, S.H., M.H., sebagai Hakim Ketua, Fitria Khoirunnisa, S.H., M.H, dan Libby

Dinda, S.H., M.H, masing-masing sebagai Hakim Anggota, putusan mana pada

hari Rabu, 29 September 2014 diucapkan dalam persidangan yang terbuka untuk

umum oleh Ketua Majelis tersebut, dengan didampingi oleh para Hakim Anggota

Sidang tersebut diatas dengan dibantu oleh Sebi Audy, S.H., sebagai Panitera

Pengganti serta dihadapann Penuntut Umum, Penasihat Hukum dan Terdakwa.

Halaman 60 dari 182


Hakim-Hakim Anggota Ketua Majelis

Fitria Khoirunnisa, S.H., M.H Devi Bella Liani, S.H., M.H.

Libby Dinda, S.H., M Panitera Pengganti

Sebi Audy, S.H.

Halaman 61 dari 182

Anda mungkin juga menyukai