ID None
ID None
Yayuk Apriyanti
Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Universitas Bangka Belitung
Email : yayukapriyanti@ymail.com
ABSTRAK
Tanah dasar (subgrade) yang digunakan untuk suatu konstrusi jalan raya harus memiliki
daya dukung tanah yang baik, karena beban yang bekerja diatas konstruksi jalan adalah
beban statis dan beban dinamis. Salah satu parameter yang dapat kita ketahui apakah
daya dukung tanah dasar itu baik atau tidak yaitu dengan mengetahui nilai CBR nya.
Daya dukung tanah yang kurang baik nilai CBRnya rendah. Untuk mengatasi tanah dasar
yang kurang baik dapat dilakukan penggantian dengan tanah yang lebih baik
(penimbunan tanah) yang didatangkan dari lokasi lain. Karena seringkali tidak ada
pilihan untuk material timbunan, sehingga tanah dengan plastisitas tinggi seperti tanah
jenis A7 digunakan sebagai material timbunan. Untuk mengatasi permasalahan ini, salah
satu usaha yang dilakukan untuk peningkatan daya dukung tanah tersebut adalah dengan
melalui perbaikan tanah dengan metode stabilisasi kimiawi yang menggunakan bahan
stabilisasi semen. Variasi semen yang digunakan 10%, 12,5% dan 15% dengan umur
pemeraman 1,7,14,dan 28 hari, kondisi air optimum. Pengujian yang dilakukan meliputi
pengujian sifat fisik dan mekanik tanah asli serta pengujian sifat mekanik tanah yang
stabilisasi (CBR tanah). Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa nilai CBR mengalami
peningkatan dengan bertambahnya prosentase semen dibandingkan dengan nilai CBR
tanah asli. Nilai CBR maksimum pada prosentase semen 15% sebesar 69,31%
dibandingkan dengan nilai CBR tanah asli 3,01%. Nilai CBR juga meningkat dengan
bertambahnya umur pemeraman dari 1 hari sampai 28 hari.
ABSTRACT
The subgrade used for a highway construction should have a good bearing capacity,
because the loads applied on the road construction are static and dynamic loads. One
parameter that we can use to determine whether the soil bearing capacity is good or poor
is by knowing the CBR value. The better the bearing capacity is, the higher the CBR. A
poor bearing subgrade can be replaced with better soil (hoard with soil) from other
location. Often there is no option for the hoarding material, so soil with high plasticity like
A7 is used. To solve this problem, one of the efforts taken to enhance the soil bearing
capacity is soil remediation using chemical stabilization method with cement. The
percentage variations of the cement used are 10%, 12,5% and 15% with curing age of
1,7,14, and 28 days, optimum water condition. The tests that are conducted includes
physical and mechanical properties tests of the original soil and mechanical properties
testing of the stabilized one (soil CBR). From the result it is known that the CBR value
rises with the percentage of cement (compared to the original soil CBR). The maximum
CBR in 15% cement is 69,31%. The CBR value of the undisturbed soil is 3,01%. The CBR
also increases with the age of curing from 1 to 28 days.
Key Words: Hoarding material, Cement, Stabilization, Optimum, CBR.
perendaman 4 hari. Dimana pada daerah-
PENDAHULUAN daerah tertentu tanah untuk memenuhi
Salah satu konstruksi bangunan sipil spesifikasi tersebut sulit didapat. Karena
antara lain jalan raya yang terletak di atas seringkali tidak ada pilihan untuk material
permukaan tanah dasar atau timbunan. timbunan, sehingga tanah dengan
Daya dukung tanah dasar merupakan plastisitas tinggi seperti tanah jenis A7
faktor utama yang digunakan dalam (jenis tanah lempung) digunakan sebagai
perencanaan konstruksi jalan raya. Tanah material timbunan. Untuk mengatasi
dasar (subgrade) yang digunakan harus permasalahan ini, salah satu usaha yang
memiliki daya dukung tanah yang baik, dilakukan untuk peningkatan daya dukung
karena beban yang bekerja diatas tanah tersebut adalah dengan melalui
konstruksi jalan adalah beban statis dan perbaikan tanah dengan metode stabilisasi.
beban dinamis. Salah satu parameter yang Stabilisasi tanah dapat dilakukan dengan
dapat kita ketahui apakah daya dukung menambahkan berbagai jenis material
tanah dasar itu baik atau tidak yaitu dengan chemical (kimiawi) yang salah satunya
mengetahui nilai CBR nya. Daya dukung adalah dengan menambahkan bahan
tanah yang kurang baik nilai CBRnya seperti semen.
rendah.
Beberapa penelitian yang telah
Sebagian tanah di daerah Sumatera dilakukan diantaranya Andriani, 2012
bagian Selatan jenis tanahnya adalah tanah melakukan penelitian pengaruh
gambut, soft soil dan tanah ekspansif. Jenis penggunaan semen sebagai bahan
tanah ini daya dukungnya rendah apabila stabilisasi pada tanah lempung Daerah
dijadikan untuk tanah dasar (subgrade) Lambung Bukit terhadap nilai CBR
dalam pembangunan jalan. Maka untuk dengan variasi penambahan semen adalah
mengatasi hal ini dapat dilakukan 5%, 10%, 15%, dan 20% dari berat tanah
penggantian dengan tanah yang lebih baik kering. Waktu pemeraman selama 3 hari
dan atau dilakukan penimbunan tanah yang pada kondisi kadar air optimum. Hasil dari
didatangkan dari lokasi lain. Tanah yang penelitian ini menunjukkan bahwa nilai
dipergunakan untuk material timbunan maksimum CBR tanah lempung terdapat
haruslah tanah yang memiliki spesifikasi pada kadar penambahan semen sebanyak
yang tertentu, kalau tanah yang digunakan GHQJDQ GU\ PDNVLPXP
kurang baik maka harus dilakukan gr/cm3, kadar air optimum 32.9%, dan
treatment tambahan antara lain pemadatan, nilai CBR 64.138 % dengan waktu
penggunaan geotextil atau stabilisasi. pemeraman 3 hari.
Jenis tanah yang memenuhi Taufan Candra Abadi,2007 melakukan
persyaratan untuk material timbunan penelitian tentang perbandingan stabilisasi
menurut standar Bina Marga tanah yang tanah dengan bahan semen dan fly ash
dipilih sebaiknya tidak termasuk tanah pada tanah ekspansif Cikampek dengan
plastisitas tinggi atau tanah yang nilai menggunakan variasi semen 5%, 10%,
CBRnya tidak kurang dari 6 % setelah 15% dan 20%. Hasil dari penelitian
menunjukkan dengan menggunakan pemeraman terhadap stabilisasi tanah A7
semen sebagai bahan stabilisasinya, serta seberapa besar peningkatan nilai
menunjukkan bahwa kuat geser tanah akan CBR tanah yang distabilisasi dibandingkan
meningkat secara signifikan pada saat dengan tanah asli.
kondisi optimum dan sisi basah dengan
penambahan semen yang digunakan TINJAUAN PUSTAKA
sebesar 20%. Namun penambahan untuk Klasifikasi Tanah Berdasarkan
sisi kering adalah 15% yang memberikan AASHTO
hasil terbaik. Peningkatan terbesar Sistem klasifikasi AASHTO
mencapai 687.82% pada kadar semen (American Association of State Highway
20% untuk kondisi sisi basah . and Transportation Official) digunakan
Sampai saat ini penelitian tentang untuk menentukan kualitas tanah dalam
pencampuran semen untuk bahan perancangan timbunan jalan, subbase dan
stabilisasi masih terus berlanjut. Beberapa subgrade. Untuk memenuhi klasifikasi
tujuan yang ingin dicapai diantaranya tanah berdasrkan AASHTO tersebut
adalah berapa prosentase campuran semen diperlukan pengujian analisa saringan dan
yang ekonomis dan pengaruh umur batas-batas atterberg
Nilai CBR,%
optimum 60
14 hari
80
28 hari
40
60
20
40 0
Nilai CBR,%
T.A7 + PC 10%
0 2.5 5 7.5 10 12.5 15 17.5 20
y=a*t^b : R=0,992; a=25,79; b=0,211
Prosentase Semen,%
T.A7 + PC 12,5%
20 y=a*t^b ; R=0,97; a=32,973; b=0,179
T.A7 + PC 15% Gambar 3 Pengaruh Prosentase Semen
y=a*t^b; R=0,994; a=36,88; b=0,834
Terhadap Nilai CBR Tanah A7+ PC,
0
0 7 14 21 28 35 Kondisi Air Optimum
Umur pemeraman, (hari)
KESIMPULAN
Berdasarkan data dan pembahasan
Gambar 2 Pengaruh Umur Pemeraman dari penelitian stabilisasi tanah
Terhadap Nilai CBR Tanah A7 + PC,
menggunakan bahan stabilisasi semen,
Kondisi Air Optimum
maka dapat disimpulkan antara lain :
Dari gambar 2 menunjukkan bahwa
1. Dari hasil penelitian ini untuk tanah A7
pada tanah A7 dengan campuran semen
(jenis tanah lempung) yang distabilisasi
pada tiap-tiap komposisi campuran terjadi
dengan semen terjadi peningkatan nilai
peningkatan nilai CBR seiring lamanya
CBR dengan bertambahnya prosentase
masa pemeraman, sehingga kekuatan
semen. Nilai CBR maksimum didapat dari
tanah juga meningkat.
prosentase semen 15% sebesar 69,31%.
Dari gambar 3 menunjukkan bahwa 2. Nilai CBR juga meningkat dengan
seiring dengan penambahan prosentase bertambahnya umur pemeraman dari 1hari
semen maka nilai CBR semakin sampai 28 hari.
3. Dari hasil penelitian ini dapat diketahui
juga bahwa terjadi peningkatan nilai CBR Saskatchewan Highways and
dari Tanah asli A7 sebesar 3,01% menjadi 7UDQVSRUWDWLRQ ´ Standard Test
69,31% dengan penambahan prosentase Procedures Manual (STP 208-7), tahun
semen 15% umur pemeraman 28 hari, 1992.
prosentase peningkatan nilai dari tanah
asli sebesar 2202%. RR.Susi Riwayati,2011, Pengaruh
Penerapan Metode Packing Density
DAFTAR PUSTAKA Terhadap Kuat Tekan Mortar, Tesis,
American Society for Testing and
Universitas Sriwijaya.
Material, 1988, United State America.