Anda di halaman 1dari 41

PROPOSAL DISERTASI

STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA MALANG


TERHADAP PERTUMBUHAN UMKM DALAM
PENGEMBANGAN INDUSTRI HALAL

Oleh:
Ahmad Fuad Rahman
NIM:
210504310016

Program Doktoral Ekonomi Syariah


Pascasarjana Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
2022
PROPOSAL DISERTASI

STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA MALANG


TERHADAP PERTUMBUHAN UMKM DALAM
PENGEMBANGAN INDUSTRI HALAL

Oleh:
Ahmad Fuad Rahman
NIM:
210504310016
Pembimbing:
Prof. Dr. H. Nur Asnawi, M.Ag
Eko Suprayitno, SE., M.Si., Ph.D

Program Doktoral Ekonomi Syariah


Pascasarjana Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
2022
DAFTAR ISI
Halaman Sampul Luar........................................................................................... i
Halaman Sampul Dalam ....................................................................................... ii
Pedoman Transliterasi ........................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 8
E. Hipotesis Penelitian................................................................................... 8
F. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................................... 9
G. Penelitian Terdahulu ................................................................................. 10
H. Definisi Operasional.................................................................................. 16

BAB II KAJIAN PUSTAKA


A. Landasan Teori .......................................................................................... 18
B. Kerangka Berpikir ..................................................................................... 25

BAB III METODE PENELITIAN


A. Pendekatan dan Jenis Penelitian................................................................ 29
B. Kehadiran Peneliti ..................................................................................... 29
C. Populasi dan Sampel ................................................................................. 30
D. Data dan Sumber Data .............................................................................. 30
E. Pengumpulan Data .................................................................................... 31
F. Analisis Data ............................................................................................. 32
G. Keabsahan Data ......................................................................................... 32
H. Relevansi Pustaka...................................................................................... 33

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

iii
PEDOMAN TRANSLITERASI

A. Ketentuan Umum
Transliterasi ialah pemindahalihan tulisan Arab ke dalam tulisan

Indonesia (Latin), bukan terjemahan Bahasa Arab ke dalam Bahasa

Indonesia. Termasuk dalam kategori ini ialah nama Arab dari Bangsa

Arab. Sedangkan nama Arab dari bangsa selain Arab ditulis sebagaimana

ejaan bahasa nasionalnya, atau sebagaimana yang tertulis dalam buku yang

menjadi rujukan. Penulisan judul buku dalam footnote maupun daftar

pustaka, tetap menggunakan ketentuan transliterasi. Transliterasi yang

digunakan Pascasarjana UIN Maulana Malik Ibrahim Malang merujuk

pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama RI dan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 158/1987 dan 0543b/U/ 1987,

tanggal 22 Januari 1988.

B. Konsonan

Tabel 2 konsonan transliterasi


‫ا‬ = Tidak dilambangkan ‫ض‬ = ḍ

‫ب‬ = b ‫ط‬ = ṭ

‫ت‬ = t ‫ظ‬ = ẓ

‫ث‬ = ṡ ‫ع‬ = ’ (koma mengahadap

ke atas)

‫ج‬ = j ‫غ‬ = g

‫ح‬ = ḥ ‫ف‬ = f

‫خ‬ = kh ‫ق‬ = q

‫د‬ = d ‫ك‬ = k

iv
‫ذ‬ = ż ‫ل‬ = l

‫ر‬ = r ‫م‬ = M

‫ز‬ = z ‫ن‬ = n

‫س‬ = s ‫و‬ = w

‫ش‬ = sy ‫هـ‬ = h

‫= ص‬ ṣ ‫ي‬ = y

Hamzah (‫ )ء‬yang sering dilambangkan dengan alif, apabila terletak

di awal kata maka dalam transliterasinya mengikuti vokalnya, tidak

dilambangkan, namun apabila terletak di tengah atau akhir kata, maka

dilambangkan dengan tanda koma di atas (’), berbalik dengan koma (‘)

untuk pengganti lambang “‫ع‬.“

v
STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA MALANG
TERHADAP PERTUMBUHAN UMKM DALAM
PENGEMBANGAN INDUSTRI HALAL

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ekonomi syariah memiliki peran penting dalam rangka

menumbuhkan sistem ekonomi yang berlandaskan pada prinsip-prinsip

Islam dengan sistem yang memberikan manfaat (maslahah) yang merata

dan berkelanjutan.1 Beberapa tahun terakhir pemerintah secara aktif

mengembangkan ekonomi syariah, yang ditandai dengan upaya

pemerintah menggalakkan pertumbuhan industri syariah di dalam negeri.2

Fokus utama implementasi pengembangan ekonomi syariah adalah sektor

riil, terutama yang berpotensi dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi

dalam kancah nasional. Secara lebih spesifik, yang dipilih adalah sektor

produksi dan jasa. Terutama yang sudah menerapkan label halal sebagai

diferensiasi dari produk lain.

Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk Muslim

mencapai 87,18 persen dari populasi 232,5 juta jiwa yang tercantum dalam

Global Islamic Economy Report 2018-2019 dan menjadi negara dengan

1
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan dan Perencanaan
Pembangunan Nasional, Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia 2019-2024 Hasil Kajian Analisis
Ekonomi Syariah di Indonesia, Cetakan Pertama 2018 (PT Zahir Syariah Indonesia, t.t.).
2
Aan Nasrullah, “Analisis Potensi Industri Halal Bagi Pelaku Usaha Di Indonesia,” At-
Tahdzib: Jurnal Studi Islam dan Muamalah 6, no. 1 (2 Juni 2018): 50.

1
mayoritas penduduk muslim terbesar di dunia.3 Dalam konteks global,

penduduk muslim Indonesia sebanyak 12,9% dari total muslim dunia.

Jumlah penduduk muslim Indonesia merupakan yang paling tinggi

diantara negara-negara di dunia yang mencapai sekitar 217 juta orang.4

Dengan kata lain umat muslim di Indonesia sangat membutuhkan segala

sesuatu yang halal, termasuk hukum syariah dalam ekonomi Islam.5

Industri halal merupakan sebuah kegiatan dalam memproses

barang dengan menggunakan sarana dan prasarana yang diizinkan oleh

syariah. Seiring dengan masifnya sektor perindustrian dunia di masa

Revolusi Industri 4.0 ini, industri halal hadir menjawab kebutuhan

masyarakat dunia terutama umat Islam dalam memenuhi kebutuhannya.

Industri halal tidak sekedar bersinonimkan dengan barang, namun juga

lifestyle.6

Secara keseluruhan, konsumsi industri halal di Indonesia pada

tahun 2017 mencapai lebih dari USD 200 miliar atau lebih dari 36 persen

dari total konsumsi rumah tangga dan lembaga nonprofit yang melayani

rumah tangga. Angka ini juga mencapai lebih dari 20 persen dari total

3
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan dan Perencanaan
Pembangunan Nasional, Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia 2019-2024 Hasil Kajian Analisis
Ekonomi Syariah di Indonesia.
4
Layin Lia Febriana, “Analisis Potensi Pengembangan Wisata Halal (Halal Tourism)
Pada Destinasi Wisata Lereng Gunung Wilis Kabupaten Madiun” (Skripsi, Ponorogo, Jurusan
Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Ponorogo,
2021).
5
Tira Nur Fitria, “Kontribusi Ekonomi Islam Dalam Pembangunan Ekonomi Nasional,”
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam 2, no. 03 (19 November 2016): 37,
https://doi.org/10.29040/jiei.v2i03.3.
6
Difa Ameliora Pujayanti, “Industri Halal sebagai Paradigma bagi Sustainable
Development Goals di Era Revolusi Industri 4.0,” Youth & Islamic Economic Journal Vol 1 No 1
(Januari 2020): 21.

2
PDB Indonesia. Dari USD 200 miliar yang disumbang oleh konsumsi

industri halal di Indonesia, sebanyak USD 169,7 miliar 984,85 persen)

disumbang oleh konsumsi makanan halal. Meskipun demikian, dalam hal

produksi makanan halal, Indonesia masih belum menempati posisi 10

besar peringkat GIEI sejak tahun 2014.7

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memainkan peranan

strategis dalam pembangunan ekonomi bangsa. UMKM memiliki

kontribusi yang sangat besar terhadap perekonomian Indonesia. UMKM

diatur dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro,

Kecil, dan Menengah mengatur pemberdayaan UMKM. Dengan prinsip

penumbuhan kemandirian dan kewirausahaan, perwujudan kebijakan

publik yang transparan, pengembangan UMKM berbasis potensi daerah,

dan berorientasi pasar.

Kota Malang merupakan salah satu wilayah dengan peningkatan

jumlah UMKM tertinggi di Jawa Timur dengan jumlah unit usaha pada

tahun 2017 sekitar 113.000 unit usaha. Penyebaran sektor pada UMKM

Kota Malang terdiri dari perdagangan, hotel dan restoran, kerajinan, jasa-

jasa, industri pengolahan, transportasi, dan pertanian sebagaiamana

laporan dari Badan Pusat Statistik pada tahun 2018. Hal tersebut

7
Siti Kalimah dan Imam Murtadho, “Strategi Penguatan UMKM Melalui Penerapan ICT
Menyongsong MEKSI 2019-2024 Sebagai Wujud Moderasi Perekonomian Syariah,” Proceeding:
Faqih Asy’ari Islamic Institute International Conference (FAI3C) 2 (17 Oktober 2019): 205.

3
menunjukkan bahwa ada potensi usaha yang dapat dikembangkan yang

tersebar di Kota Malang demi penguatan ekonomi masyarakat.8

Berdasarkan data yang didapat oleh peneliti, bahwa UMKM secara

global di seluruh sektor sampai saat ini masih dalam proses pendataan dan

akan terus berkembang. Namun sampai dengan saat ini yang sudah

terinput dalam sistem Database Digital Dinas adalah 17.870 UMKM. Dari

jumlah tersebut, UMKM yang sudah bersertifikat halal masih belum bisa

terpantau secara akurat dikarenakan ada pemilik UMKM yang mengurus

secara mandiri kemudian tidak melaporkan kepada pihak Dinas.

Sedangkan UMKM yang mendapatkan fasilitas dari Dinas Koperindag

dalam hal perizinan untuk tahun 2019-2022 adalah sebanyak 203 UMKM.

UMKM yang terdaftar di Database Dinas terdiri dari beberapa sector, baik

makanan minuman, kriya, perdagangan, jasa, peternakan, pertanian, dan

lain-lain. Namun hingga kini peneliti belum memperoleh informasi akurat

berapa jumlah UMKM yang bergerak di bidang spesifik seperti sektor

makanan dan minuman.

Dari sekian banyak UMKM yang ada di Kota Malang, diprediksi

belum semuanya memiliki sertifikat halal. Dan hal itu tentu ada

keterakaitan yang erat dengan peran pihak pemerintah Kota Malang terkait

dengan sinergitas dan kebijakannya. Sebab jika mengacu pada urgensitas

halal, pelaku usaha yang bersinggungan langsung dengan kebutuhan

masyarakat sebaiknya menjamin kehalalan dan kebaikan dari produk atau


8
Yeney Widya Prihatiningtias dkk., “Peningkatan pengetahuan aspek perpajakan dan
kualitas pengelolaan produk pada kelompok UMKM,” Jurnal Inovasi Hasil Pengabdian
Masyarakat (JIPEMAS) 4, no. 1 (12 Maret 2021): 79, https://doi.org/10.33474/jipemas.v4i1.8674.

4
jasa yang dijadikan usaha. Sehingga tidak hanya memenuhi kebutuhan

masyarakat saja, tetapi juga memenuhi konsep halal yakni halalan

thayyiban.

Pemerintah sejatinya memiliki kendali di setiap wilayah dan

memiliki peran cukup strategis dalam mengembangkan industri halal dan

UMKM terutama di daerah Kota Malang. Hal itu kemudian terdapat

sinergi yang erat antara pemerintah dengan pelaku industri halal maupun

pelaku UMKM. Rendahnya pemahaman masyarakat terkait urgensi

kehalalan produk yang dihasilkan oleh UMKM menjadi tanggung jawab

utama pemerintah. Rendahnya sinergi pemerintah dengan pelaku industri

halal dan pemilik UMKM juga menjadi titik point dari pengamatan

peneliti.

Strategi adalah sebuah cara atau metode, dan bermakna sebagai

suatu garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran

yang telah ditentukan. Strategi hampir sama dengan kata taktik, siasat atau

politik, dan merupakan suatu penataan potensi serta sumber daya agar

dapat efisien memperoleh hasil suatu rancangan. Siasat merupakan

pemanfaatan optimal situasi dan kondisi untuk menjangkau sasaran.9

Pemerintah Kota Malang dalam hal pengembangan UMKM dan

industri halal telah menetapkan beberapa strategi kebijakan meliputi

pelaksanaan pengembangan industri halal yang dilaksanakan dengan

mendampingi dan memfasilitasi pendaftaran sertifikasi produk halal secara

9
Eko Sigit Purwanto, Strategi Pembelajaran (Purbalingga: EUREKA MEDIA
AKSARA, 2021), 1.

5
selfdeclare atau pernyataan status halal produk usaha mikro dan kecil oleh

pelaku usaha itu sendiri, Program Mandiri dengan menggunakan biaya

sendiri, dan Program Sertifikasi Halal yang difasilitasi oleh Dinas. Ketiga

kebijakan pemerintah Kota Malang tersebut kiranya akan menjadi suatu

strategi kebijakan agar pertumbuhan UMKM dalam pengembangan

industri halal di Kota Malang bisa digalakkan.

Meski demikian, strategi kebijakan dari pemerintah tersebut

menjadi sebab adanya pertumbuhan UMKM yang semakin besar, tetapi

pada faktanya masih ada banyak UMKM yang belum bersertifikasi halal

sebagaimana diungkapkan bahwa pemerintah Kota Malang belum bisa

memantau secara akurat berapa total UMKM yang sudah bersertifikasi

halal. Hal itu karena yang mengurus secara mandiri tidak melaporkan

kepada pihak pemerintah atau dinas. Maka dalam hal ini, strategi

kebijakan pemerintah tersebut perlu dianalisa agar bisa menyasar kepada

seluruh pengelola UMKM di Kota Malang.

Berangkat dari hal tersebut maka pemerintah pada nyatanya

memiliki kuasa dalam memberikan kebijakan terkait pengembangan

industri halal sekaligus memberikan sinerginya terhadap pertumbuhan

UMKM yang semakin meningkat terutama di Kota Malang. Sehingga

perlu diteliti lebih lanjut kaitannya dengan strategi kebijakan pemerintah

Kota Malang dalam pengembangan industri halal, yang memiliki fokus

kepada pertumbuhan UMKM sebagai salah satu sektor peningkatan

ekonomi di suatu daerah atau wilayah. Penelitian sejenis ini memang

6
pernah dilakukan oleh peneliti lain, tetapi yang fokus membahas tentang

strategi kebijakan pemerintah Kota Malang terhadap pertumbuhan UMKM

masih minim, sehingga peneliti mengangkat masalah ini untuk diteliti.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan latar belakang yang telah diuraikan diatas,

dapat diidentifikasi beberapa masalah dalam penelitian ini, diantaranya

sebagai berikut :

1. Bagaimana kebijakan pemerintah dalam perannya

mengembangkan industri halal di Kota Malang?

2. Bagaimana sinergi pemerintah terhadap pertumbuhan UMKM

di Kota Malang?

3. Bagaimana strategi kebijakan pemerintah Kota Malang

terhadap pertumbuhan UMKM dalam pengembangan industri

halal?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang diuraikan pada bab

sebelumnya, maka tujuan penelitian diantaranya sebagai berikut :

1. Menjelaskan kebijakan pemerintah dalam perannya

mengembangkan industri halal di Kota Malang

2. Menjelaskan sinergi pemerintah terhadap pertumbuhan UMKM

di wilayah Kota Malang

7
3. Menjelaskan strategi kebijakan pemerintah Kota Malang

terhadap pertumbuhan UMKM dalam pengembangan industri

halal

D. Manfaat Penelitian
Kegunaan yang diperoleh dalam pembahasan mengenai peran

kebijakan pemerintah Malang Raya dalam rangka mengembangkan

potensi industri halal diantaranya adalah:

1. Kontribusi teori, hasil penelitian diharapkan mampu

menjelaskan bagaimana kesesuaian teori dalam bidang

Ekonomi Syariah yang berkaitan dengan pengembangan

industri halal dan UMKM.

2. Kontribusi praktik, hasil penelitian diharapkan mampu menjadi

masukan bagi kepada pelaku industri halal dalam hal ekspansi

UMKM secara lebih serius dan juga kepada pemerintah selaku

pemangku kebijakan dalam membangun strategi

pengembangan UMKM dan industri halal.

3. Kontribusi kebijakan, hasil penelitian ini diharapkan menjadi


sumber informasi bagi pemerintah untuk mengeluarkan

kebijakan yang berkaitan dengan pengembangan sektor riil

terutama sektor UMKM di Malang Raya.

E. Hipotesis
Pertumbuhan UMKM di Kota Malang bisa digalakkan dengan

adanya sinergitas yang kuat antara pengelola usaha dengan pihak

8
pemerintah, mengingat pemerintah mampu menjalin hubungan yang baik

antar sesama Dinas dengan pemilik UMKM. Dengan adanya sinergitas

tersebut, maka UMKM yang ada di Kota Malang dapat terwadahi dan

tumbuh dengan baik untuk menunjang perekonomian masyarakat.

Pemerintah dalam hal ini memiliki kebijakan untuk membuat

program yang ditujukan kepada pengelola UMKM sebagai salah satu

upaya untuk memberikan fasilitas, salah satunya adalah fasilitas untuk

mendaftarkan UMKM ke Dinas. Selain itu, pemerintah juga bisa

memberikan kebijakan yang terkait dengan fasilitas sertifikasi halal, agar

UMKM yang ada di Kota Malang bisa memiliki sertifikat halal dan dapat

menjadi salah satu upaya pengembangan industri halal di Kota Malang.

Pemerintah juga memiliki strategi agar kebijakan yang dibuat bisa

diterapkan khususnya untuk pertumbuhan UMKM dalam pengembangan

industri halal di Kota Malang, salah satunya dengan memberikan program

sertifikasi halal gratis yang difasilitasi oleh pemerintah Kota Malang agar

semakin banyak pemilik UMKM yang memiliki sertifikat halal akan

produknya.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penulisan proposal ini, peneliti melakukan penelitian di wilayah

pemerintahan Kota Malang sebagai daerah yang paling strategis dengan topik

penelitian. Pemerintah Kota Malang dalam hal ini adalah Diskopindag sebagai

subjek utama penelitian dan UMKM yang terdaftar di Diskopindag Kota Malang

sebagai objek penelitian ini.

9
G. Penelitian Terdahulu
Pertama, disertasi Isnaini Harahap, 2016, “Analisis Dampak

Penerapan Perbankan Syariah Terhadap Sektor UMKM Di Sumatera

Utara.”10 Dengan model penelitian yaitu model analisis regresi linear

berganda serta model VAR, memperoleh hasil penelitian yang

menunjukkan bahwa pembiayaan syariah, bagi hasil syariah, tingkat

pendidikan dan tenaga kerja serta religiusitas berpengaruh positif dan

signifikan terhadap UMKM Sumatera Utara. Temuan kedua adalah bahwa

koefisien pembiayaan bank syariah, bagi hasil perbankan syariah,

religiusitas, tingkat pendidikan dan jumlah tenaga kerja terhadap

perkembangan UMKM di Sumatera Utara adalah tidak elastic, dimana

koefisien elastisitas variabel lebih kecil dari 1. Kesimpulan ketiga

berdasarkan analisis VECM ditemukan bahwa guncangan pada variabel

ekonomi syariah seperti investasi syariah dan M1 syariah lebih cepat

mengalami stabilitas, sedangkan pembiayaan syariah lebih lama mencapai

stabilitas dibandingkan dengan kredit konvensional. Perbedaan penelitian

ini dengan yang akan dilakukan oleh peneliti adalah subjek penelitian

dimana penelitian ini mengungkap penerapan perbankan syariah untuk

menunjukkan perkembangan sektor UMKM, sedangkan peneliti akan

menganalisa strategi kebijakan pemerintah dalam mewujudkan

pertumbuhan UMKM.

10
Isnaini Harahap, “Analisis Dampak Penerapan Perbankan Syariah Terhadap Sektor
Umkm Di Sumatera Utara” (Medan, Program Doktor Ekonomi Syariah Universitas Islam Negeri
Sumatera Utara, 2016).

10
Kedua, Hana Khairunnisa, Deni Lubis, Qoriatul Hasanah, 2020,

menyatakan pemikiran dalam penelitian dengan judul “Kenaikan Omzet

UMKM Makanan dan Minuman di Kota Bogor Pasca Sertifikasi Halal”.11

Metode yang digunakan yaitu analisis deskriptif, uji-t sampel berpasangan

dan analisis regresi linear berganda. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat

perubahan omzet UMKM sebelum dan sesudah memiliki sertifikat halal.

Faktor-faktor yang memengaruhi peningkatan perolehan omzet UMKM

setelah memiliki sertifikat halal secara positif dan signifikan adalah modal,

jam kerja, lama usaha, dan dummy promosi. Perbedaannya adalah Hana

Khairunnisa menganalisa omzet UMKM makanan dan minuman yang

meningkat seiring dengan adanya sertifikasi halal, menandakan bahwa

kesadaran para pemilik UMKM untuk mendaftarkan usahanya sudah

besar, namun peneliti tidak hanya membahas hal itu, melainkan ada

keterkaitan dengan kebijakan pemerintah Kota Malang yang memang

memberikan upaya konkrit untuk seluruh pemilik UMKM berupa fasilitas

untuk mendaftarkan usahanya agar memiliki sertifikat halal.

Ketiga, Galuh Widitya Qomaro, Hammam, dan Khoirun Nasik,

2019, juga meneliti “Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah

Sektor Pangan dalam Meningkatkan Perekonomian Lokal Melalui

Pendampingan Sertifikasi Halal di Kecamatan Tragah Bangkalan”.12

11
Hana Khairunnisa, Deni Lubis, dan Qoriatul Hasanah, “Kenaikan Omzet UMKM
Makanan Dan Minuman Di Kota Bogor Pasca Sertifikasi Halal,” AL-MUZARA’AH 8, no. 2 (24
Desember 2020): 109–27, https://doi.org/10.29244/jam.8.2.109-127.
12
“Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Sektor Pangan dalam
Meningkatkan Perekonomian Lokal Melalui Pendampingan Sertifikasi Halal di Kecamatan Tragah

11
Dengan metode focus group discussion sebagai bagian dari survey

pendahuluan untuk menilai kondisi dan pemahaman halal masyarakat dan

UMKM. Pelaksanaan dilakukan dengan: pelatihan dalam beberapa tema

produk halal menggunakan teknik presentasi, pengenalan dan praktek

pengisian form pendaftaran sertifikat halal Cerol SS23000 melalui website

LPPOM MUI, pendampingan pendaftaran sertifikasi halal online. Evaluasi

kegiatan dilakukan untuk masing-masing tahap dengan mengumpulkan

dan menyimpulkan data dari masing- masing tahapan kegiatan sehingga

dapat menjadi landasan data untuk keberlanjutan kegiatan. Penelitian ini

memiliki perbedaan dengan pembahasan yang akan diteliti oleh peneliti

meliputi peningkatan perekonomian lokal melalui pendampingan

sertifikasi halal, sedangkan peneliti akan fokus pada strategi pemerintah

dalam pengembangan industri halal yang lebih spesifik kepada program

atau kebijakan dari pemerintah.

Keempat, Evita Farcha Kamila, 2021, meneliti topik “Peran

Industri Halal Dalam Mengdongkrak Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Di

Era New Normal”.13 Dengan metode pendekatan kualitatif deskriptif,

merupakan upaya memahami berbagai konsep yang ditemukan dalam

proses penelitian, dengan menggunakan teknik kontent analysis (analisis

isi) dan riset kepustakaan (Library research). Hasil penelitian

Bangkalan | Qomaro | Jurnal Ilmiah Pangabdhi,” diakses 14 Maret 2022,


https://journal.trunojoyo.ac.id/pangabdhi/article/view/6116/3813.
13
“Peran Industri Halal Dalam Mengdongkrak Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Di Era
New Normal | Kamila | LIKUID: Jurnal Ekonomi Industri Halal,” diakses 10 November 2021,
https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/likuid/article/view/12731/5598.

12
menunjukkan proyeksi industri halal di era new normal yang potensial

dengan kesesuaiannya dengan kondisi, peluang, dan upaya pemerintah

dalam pengembangan ekonomi di era new normal. Maka di era kebiasaan

baru ini, pemerintah, pelaku bisnis, dan masyarakat dapat beradaptasi

dengan pola ekonomi baru demi memajukan perekonomian di era new

normal. Perbedaan penelitian ini adalah terletak pada keterangan objek

yang fokus pada waktu atau masa pandemi Covid, sedangkan peneliti akan

menganalisa pertumbuhan UMKM secara umum.

Kelima, Arif Pujiyono, Ro’fah Setyowati, Idris, juga meneliti

terkait dengan pengembangan UMKM, dengan judul “Strategi

Pengembangan Umkm Halal Di Jawa Tengah Dalam Menghadapi

Persaingan Global”. Dengan metode analisis statistik deskriptif melalui

kuesioner terstruktur, indepth interview, focus group discussion (FGD)

dengan tokoh kunci (key persons) dan analisis strenghts, weaknesses,

oppotunities, dan threats (SWOT), maka hasil penelitian ini adalah

strategi yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan daya saing

UMKM halal di Jawa Tengah adalah meningkatkan sertifikasi UMKM

halal, meningkatkan kualifikasi SDM UMKM halal, menggunaan

teknologi modern dan tepat guna untuk memenuhi standar produk UMKM

halal, pemperkuat keterkaitan dengan industri (hilirisasi), melakukan

diversifikasi produk UMKM halal, Meningkatkan peran lembaga

keagamaan dan pendidikan untuk literasi produk UMKM halal kepada

masyarakat muslim, meningkatkan peran fintech untuk pembiayaan dan

13
sertifikasi produk UMKM halal beserta pemasarannya, membangun

sinergi dengan institusi terkait untuk inovasi produk UMKM halal,

meningkatkan branding produk UMKM halal melalui media teknologi dan

informasi, memperkuat kajian fikih untuk menghasilkan produk UMKM

halal.

Keenam, penelitian milik Antasalam Ajo, 2021, dengan judul

“Tren Penelitian Pangan Halal Guna Mewujudkan Ketahanan Pangan di

Masa dan Sesudah Pandemi COVID-19”.14 Penelitian ini merupakan

kajian artikel yang terdiri dari 200 artikel nasional Indonesia yang

dihimpun melalui Google Scholar dan 200 artikel yang dihimpun dari

website berbasis Scopus. Hasil kajian menyimpulkan bahwa tren

penelitian pangan halal masih akan terjadi. Pada lingkup Indonesia kajian

halal lebih banyak terjadi secara umum dibandingkan kajian halal

khususnya pada produk pangan. Pada masa pandemi ini tema penelitian

berfokus pada minat pembelian pangan halal, norma subyektif konsumen,

dan misalnya label halal.

Ketujuh, Difa Ameliora Pujayanti, 2020, juga meneliti “Industri

Halal sebagai Paradigma bagi Sustainable Development Goals di Era

Revolusi Industri 4.0”.15 Dengan menggunakan tinjauan literatur sebagai

upaya untuk merangkum teori-teori yang relevan. Dengan halal sebagai

14
Antasalam Ajo, “Tren Penelitian Pangan Halal Guna Mewujudkan Ketahanan Pangan
Di Masa Dan Sesudah Pandemi COVID-19,” Media Agribisnis 5, no. 2 (23 November 2021): 19,
https://doi.org/10.35326/agribisnis.v5i2.1713.
15
Pujayanti, “Industri Halal sebagai Paradigma bagi Sustainable Development Goals di
Era Revolusi Industri 4.0,” 0.

14
paradigma industri, manusia tidak hanya melakukan kegiatan ekonomi

dengan motif pertemuan kebutuhan dan pengambilan keuntungan tanpa

dilandasi etika, tetapi dapat menghasilkan ekonomi yang berkelanjutan

pembangunan yang berwawasan lingkungan dan kesejahteraan manusia.

Kedelapan, Rahayu Puji S, Adya Hermawati, Suwarta, 2018,

dengan penelitian berjudul “Membangun Kinerja Umkm Malang Raya

Berbasis Keterlibatan Pekerjaan Dan Quality Of Work Life Di Pasar

Global”.16 Dengan metode analisis data, GSCA Multi-Group. Hasil

penelitian, bahwa kebijakan untuk pengembangan kinerja UMKM di

Malang Raya faktor QWL dan keterlibatan pekerjaan secara fisik dan

psikologis sangat mempengaruhi. Sementara hasil pengujian menunjukkan

bahwa karyawan UMKM merasa aman, nyaman dan puas karena

dioptimalkan untuk berpartisipasi dalam UMKM tempat bekerja, selalu

dikembangkan, lingkungan kerja yang nyaman, karyawan merasa

dilibatkan pada kebijakan UMKM untuk mencapai kesuksesan UMKM.

Dampak lebih lanjut, bahwa karyawan UMKM merasa percaya diri

dengan pekerjaannya.

Kesembilan, adalah penelitian Aan Nasrullah yang berjudul

“Analisis Potensi Industri Halal Bagi Pelaku Usaha Di Indonesia”.17

Dengan metode deskriptif kualitatif, kajian ini menemukan potensi halal

16
Puji S, Hermawati, dan Suwarta, “Membangun Kinerja Umkm Malang Raya Berbasis
Keterlibatan Pekerjaan Dan Quality Of Work Life Di Pasar Global,” Conference on Innovation
and Application of Science and Technology (CIASTECH 2018) Universitas Widyagama Malang,
12 September 2018.
17
Nasrullah, “Analisis Potensi Industri Halal Bagi Pelaku Usaha Di Indonesia.”

15
industri bagi para pelaku usaha di Indonesia, antara lain kebutuhan akan

produk halal (barang dan jasa), keragaman produk halal, kelengkapan

kerangka hukum, banyak bisnis pelaku pasar produk halal, kebutuhan

ekspor produk halal.

Kebaharuan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti terletak

pada kebijakan pemerintah Kota Malang dalam rangka meningkatkan

pertumbuhan UMKM dalam rangka pengembangan industri halal, seperti

memfasilitasi pelaku UMKM untuk bisa mengakses dan mendaftarkan

UMKM pada Dinas untuk dibantu agar memiliki sertifikat halal.

H. Definisi Istilah

Tabel 1 definisi istilah


Maslahah :memelihara tujuan syara' dan meraih

manfaat/menghindarkan kemudharatan.

Lifestyle :Gaya hidup adalah bagian dari kebutuhan sekunder manusia

yang bisa berubah bergantung zaman atau keinginan

seseorang untuk mengubah gaya hidupnya.

UMKM : Usaha mikro kecil menengah adalah istilah umum dalam

dunia ekonomi yang merujuk kepada usaha ekonomi

produktif yang dimiliki perorangan maupun badan usaha

sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh Undang-undang

No. 20 tahun 2008.

Industri : Kegiatan memproses atau mengolah barang dengan

menggunakan sarana dan peralatan, misalnya mesin.

16
Halal : Diizinkan (tidak dilarang oleh syarak).

Strategi : Rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai

sasaran khusus.

Kebijakan : Rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan

dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan,

kepemimpinan, dan cara bertindak (tentang pemerintahan,

organisasi, dan sebagainya); pernyataan cita-cita, tujuan,

prinsip, atau maksud sebagai garis pedoman untuk

manajemen dalam usaha mencapai sasaran.

17
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
Kewajiban mengonsumsi makanan halal telah diwajibkan oleh

Allah sejak jaman Rasulullah SAW. Kewajiban makan makanan halal

justru turun sebelum perintah beramal shalih. Sehingga dengan makanan

halal itu, akan mempermudah seseorang beramal shalih. Hal ini seperti

disebutkan di dalam Al-Quran :

‫َوُكلُ ْوا مِمَّا َرَزقَ ُك ُم ّٰاللهُ َح ّٰل اًل طَيِّباا ۖ َّواتَّ ُقوا ّٰاللهَ الَّ مذ ْي اَنْتُ ْم بمه ُم ْؤممنُ ْو َن‬
Artinya: “Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa

yang Allah telah rizkikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang

kamu beriman kepada-Nya.”18 (QS Al-Maidah [5]: 88).

Halal secara bahasa berarti apa yang diizinkan Allah,

diperbolehkan, dan tidak dilarang. Adapun pengertian halal secara istilah

adalah apa-apa yang diizinkan atau diperbolehkan oleh Allah Subhanahu

wa Ta’ala. Jika orang beriman mengerjakan yang halal dengan niat untuk

menaati Allah, maka dia akan memperoleh pahala dari perbuatan

tersebut.19

Selanjutnya, Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-Obatan dan

Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) menjelaskan,

18
Usman El-Qurtuby, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Edisi Cetak (Cordoba, 2021).
19
Ali Farkhan Tsani dkk., “HALAL AND THAYYIB FOOD IN ISLAMIC SHARIA
PERSPECTIVE,” International Journal Mathla’ul Anwar of Halal Issues 1, no. 1 (20 Maret
2021): 99, https://doi.org/10.30653/ijma.202111.34.

18
pengertian halal dan haram sesungguhnya tidak hanya yang menyangkut

kepada masalah makanan dan minuman saja, tetapi juga menyangkut

perbuatan. Jadi ada perbuatan yang dihalalkan, ada pula perbuatan yang

diharamkan. Adapun pengertian makanan dan minuman yang halal

meliputi halal secara zatnya, halal cara memprosesnya, dan halal cara

memperolehnya.

Makanan yang halal secara zatnya jumlahnya sangat banyak,

bahkan hampir semua jenis makanan adalah halal dan dapat dikonsumsi.

Hanya sedikit jenis makanan yang diharamkan yang tidak boleh

dikonsumsi. Hikmah pelarangan tersebut jelas Allah yang Maha

Mengetahui. Adapun kebaikan dari adanya larangan tersebut jelas untuk

kepentingan dan kebaikan bagi manusia itu sendiri. Di antaranya, sebagai

penguji ketaatannya secara rohaniah melalui makanan dan minumannya

dan agar manusia mau bersyukur.

Produk halal adalah produk-produk yang dinyatakan halal sesuai

dengan ketentuan syariat Islam. Industri produk halal merupakan bagian

dari ekonomi syariah yang dikembangkan pemerintah sejak sekitar tiga

dasawarsa terakhir.20 Masterplan Ekonomi Syariah 2019 – 2024

menyatakan pula, makna halal ditafsirkan secara luas. Tidak hanya

diperbolehkan tetapi juga sehat sehingga layak dikonsumsi. Bagi

konsumen muslim, makanan halal adalah produk yang telah melalui proses

sertifikasi halal. Hal itu ditandai dengan pencantuman lambang halal pada

20
“Peran Industri Halal Dalam Mengdongkrak Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Di Era
New Normal | Kamila | LIKUID: Jurnal Ekonomi Industri Halal,” 37.

19
kemasan. Bagi muslim, lambang halal menandakan produk tersebut

memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh hukum syariah sehingga layak

dikonsumsi. Sementara itu, bagi konsumen non muslim, logo halal

mewakili simbol kebersihan, kualitas, kemurnian, dan keamanan.

Lambang ini menjadi standar dan barometer dunia yang menentukan

kualitas produk.21

Adapun yang dimaksud dengan produk halal adalah produk yang

memenuhi kepatuhan halal menurut hukum Islam dalam hal pembuatan,

pengolahan, dan sejenisnya. Dalam Alquran, Allah memerintahkan agar

manusia mengonsumsi makanan dan minuman halal lagi baik.22

Literasi halal diartikan sebagai kemampuan untuk membedakan

barang dan jasa yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan berdasarkan

aturan yang diturunkan dari hukum dan nilai Islam (Pujayanti, 2020);

(Sungkawaningrum & Nasrullah, 2019). Rendahnya literasi halal secara

otomatis juga berdampak pada rendahnya kesadaran halal di masyarakat.23

UMKM merupakan salah satu sektor ekonomi yang berperan

penting dalam memberikan sumbangsih peningkatan ekonomi secara

nasional. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

UMKM, UMKM dibagi menjadi tiga kelompok antara lain usaha mikro,

21
“Peran Industri Halal Dalam Mengdongkrak Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Di Era
New Normal | Kamila | LIKUID: Jurnal Ekonomi Industri Halal,” 38.
22
Hatoli Hatoli, “Sertifikasi Halal Majelis Ulama Indonesia Pada Produk Elektronik Dan
Non Konsumsi Perspektif Maslahah,” JIL: Journal of Islamic Law 1, no. 2 (15 Agustus 2020):
242, https://doi.org/10.24260/jil.v1i2.45.
23
Setiyo Gunawan dkk., “Pendampingan Berkelanjutan Sistem Jaminan Halal Bagi
Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah (UMKM),” SEWAGATI 5, no. 1 (1 Februari 2021): 11,
https://doi.org/10.12962/j26139960.v5i1.8120.

20
usaha kecil, dan usaha menengah. Usaha mikro adalah entitas yang

memiliki kekayaan bersih termasuk tanah dan bangunan tempat usaha

maksimal 50 juta, serta memiliki hasil penjualan tahunan maksimal 300

juta. Sedangkan usaha kecil memiliki kriteria dengan kekayaan bersih 50

juta hingga 500 juta, dengan penjualan tahunan paling besar 2,5 milyar.

Usaha menengah memiliki kekayaan bersih maksimal sebesar 10 milyar

dan total penjualan tahunan paling banyak mencapai 50 milyar.24

Berdasarkan uraian tersebut, maka bisa dituliskan bahwa: Usaha

Mikro merupakan usaha produktif milik perorangan dan/atau badan usaha

perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro. Usaha Kecil merupakan

usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh

perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau

bukan cabang perusahaan yang dimiliki yang memenuhi kriteria usaha

kecil. Serta Usaha Menengah, adalah usaha ekonomi produktif yang

berdiri sendiri, yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang

bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,

dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana

sesuai dengan peraturan perundangan.25

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) pada nyatanya berperan

cukup penting dalam pembangunan ekonomi di tingkat daerah, bahkan

Pemerintah Daerah harusnya memberikan perhatian bagi pertumbuhan

24
Budi Setiawan dan Tedy Setiawan Saputra, “Literasi Keuangan Pelaku Usaha Mikro,
Kecil Dan Menengah (Umkm) Kota Palembang,” Jurnal Abdimas Mandiri 4, no. 2 (26 Januari
2021): 70, https://doi.org/10.36982/jam.v4i2.1258.
25
“Pengembangan UMKM Di Kabupaten Tuban | JPAP: Jurnal Penelitian Administrasi
Publik,” 1012, diakses 21 Juli 2022, http://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/jpap/article/view/1286.

21
lapangan usaha sektor UMKM ini. Pemerintah Daerah harus memberikan

kontribusi yang nyata bagi pengelola atau pemilik UMKM agar mampu

mempertahankan produk yang ada pada saat banyak serbuan produk impor

yang masuk dipasaran dalam negeri. UMKM yang tumbuh dan

berkembang di bawah naungan Pemerintah Daerah harus dikembangkan,

karena menjadi salah satu kunci bagi peningkatan ekonomi daerah.26

Peran UMKM dalam ekonomi sangat mencolok, selain alternatif

mengurangi pengangguran, UMKM juga mampu untuk menjadi sektor

perekonomian yang mampu menopang, menyokong, serta memperbaiki

sistem perekonomian indonesia. UMKM juga bisa menjadi senjata dalam

pengembangan masyarakat memiliki berbagai kelebihan yang tidak

dimiliki oleh bahan pengembangan ekonomi yang lain.

UMKM di Malang Raya, secara nyata telah berkontribusi kisaran

69,09% (Rp 654,785 trilyun) terhadap PDRB (BPS, 2016). Demikian

kontribusi usaha dan penyerapan tenaga kerja UMKM merupakan peran

riil dalam menyelesaikan masalah perekonomian. Pengamatan lebih

spesifik terhadap UMKM menunjukkan terjadinya peningkatan jumlah

UMKM sebesar 1 5.91% (2013- 2014), 26.17% (2014-2015), 58.03%

(2015-2016), dan 13.51% (2016-2017). Peningkatan jumlah UMKM

terbesar pada tahun 2015-2016 (58.03%). Hal ini terkait dengan berbagai

kebijakan pemerintah daerah Provinsi Jawa Timur antara lain

26
Christofer Ondang, Frans Singkoh, dan Neni Kumayas, “Peranan Pemerintah Daerah
Dalam Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menengah (Umkm) Di Kabupaten Minahasa (Suatu
Studi Di Dinas Koperasi Dan Ukm),” JURNAL EKSEKUTIF 3, no. 3 (11 Oktober 2019): 2,
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jurnaleksekutif/article/view/25488.

22
implementasi pemberian dana hibah, pemberdayaan UMKM dan

penghargaan UMKM. Pada tataran wilayah Jawa Timur, capaian jumlah

UMKM sebesar 6.825.931 dengan penyerapan SDM sebesar 11.117.439.

Periode 2015 -2016 terjadi persentase peningkatan jumlah UMKM

terbesar (58.03%), tetapi justru terjadi peningkatan penyerapan SDM yang

paling kecil (2,65%), bersamaan dengan persentase peningkatan volume

usaha terkecil pula (3.95%).27

Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan

dengan gagasan, perencanaan, daneksekusi, sebuah aktivitas dalam kurun

waktu tertentu. Di dalam strategi yang baik terdapat kordinasi tim kerja,

memiliki tema mengidentifikasi faktor pendukungnya sesuai dengan

prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan secara rasional, efesiensi dalam

pendanaan dan memiliki taktik untuk mencapai tujuan secara efektif.

Adapun menurut para ahli salah satunya menurut Menurut Kenneth

Andrew strategi adalah pola sasaran, maksud atau tujuan kebijakan serta

rencana. Rencan penting untuk mencapai tujuan itu yang dinyatakan

dengan cara seperti menetapkan bisnis yang dianut dan jenis atau akan

menjadi apa jenis organisasi tersebut. Sedangkan menurut Menurut Griffin

strategi adalah rencana komprehensif untuk mencapai tujuan organisasi.

(Strategi is acomrehensive plan for accomplishing an organization’s

27
Puji S, Hermawati, dan Suwarta, “Membangun Kinerja Umkm Malang Raya Berbasis
Keterlibatan Pekerjaan Dan Quality Of Work Life Di Pasar Global,” 120.

23
goals). Jadi dapat di tarik kesimpulan bahwa strategi yaitu suatu cara atau

usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.28

Kebijakan pemerintah terkait dengan strategi penigkatan UMKM

di Malang Raya menjadi suatu hal yang urgent dalam kondisi seperti

sekarang ini. Terlebih potensi UMKM di Malang Raya terbilang cukup

besar, sehingga bisa memberikan hasil yang besar pula bagi pertumbuhan

industri halal.

Kebijakan bisa diartikan sebagai setiap upaya yang bisa

mendorong terciptanya kesejahteraan masyarakat, baik oleh pemerintah

maupun masyarakat itu sendiri. Setiap tindakan yang melibatkan

masyarakat luas tentu membutuhkan sebuah pedoman sebagai acuan atau

dasar. Pedoman atau acuan dasar tersebut adalah hukum, mengingat

Negara Indonesia merupakan negara hukum, dimana dalam ketentuan

Negara hukum semua warga Negara dalam bertindak harus berdasarkan

hokum, tidak terkecuali pemerintah. Pemerintah memberikan perhatian

besar terkait bagaimana agar tersedia pembiayaan bagi UMKM yang lebih

ramah. Maka dalam hal ini, kebijakan pemerintah dirasa perlu untuk

memperkuat pertumbuhan UMKM dalam pengembangan industri halal.29

28
Anggi Sirka Rinta, Dike Febriana, dan Retno Wulandari, “Strategi Pengelolaan
Pemasaran Pendidikan Anak Usia Dini,” Jurnal Multidisipliner Bharasumba 1, no. 01 April (28
April 2022): 200.
29
Hendri S, “Implementasi Kebijakan Pemerintah Dalam Mewujudkan Kesejahteraan
Masyarakat Melalui Pemberdayaan Umkm Yang Terdampak Pandemi Covid 19 Di Kota
Palembang,” Lex Librum : Jurnal Ilmu Hukum, no. 0 (16 Desember 2021): 116,
https://doi.org/10.46839/lljih.v0i0.583.

24
B. Kerangka Berpikir
Dalam penelitian ini, peneliti berusaha mengungkapkan kerangka
berpikir sebagai berikut:

STRATEGI KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA MALANG


TERHADAP PERTUMBUHAN UMKM DALAM
PENGEMBANGAN INDUSTRI HALAL

FENOMENA NOVELTY RISET GAP


Banyaknya
potensi UMKM di
Kota Malang yang
masih belum
terdaftar di Dinas
maupun belum
terdaftar untuk
mendapatkan
sertifikat halal,
padahal total
UMKM di Kota
Malang cukup FOKUS PENELITIAN
besar, maka hal
itu menjadi tugas
pemerintah
untuk
memfasilitasi
pemilik UMKM.

pembangunanKebijakan pemerintah Sinergi pemerintah Strategi kebijakan pemerintah Kota


negara dalam pengembangan terhadap pertumbuhan Malang terhadap pertumbuhan
industri halal di Kota UMKM di Kota Malang UMKM dalam pengembangan
Malang industri halal

Tujuan Tujuan
Tujuan
1 3
2

METODE ANALISIS

MIX METHODE

1. Pencarian Data (Kuantitatif –


Angket)
2. Filterisasi
3. Analisis Kualitatif

KESIMPULAN

25
Bagan 1 : kerangka berfikir

Berangkat dari fenomena banyaknya potensi UMKM di Kota

Malang yang hingga kini belum memiliki kejelasan terkait sertifikasi halal.

Artinya ada banyak UMKM yang seharusnya menjadi fokus pemerintah

untuk difasilitasi terkait pengajuan proses sertifikasi halal.

Kota Malang merupakan salah satu wilayah yang cukup luas dan

memiliki banyak UMKM yang tersebar hingga ke berbagai bagian

wilayah. Potensi UMKM tersebut semakin besar lantaran Kota Malang

termasuk dalam lokasi strategis dalam menjalankan peluang usaha.

Adanya UMKM yang semakin menjamur, tentu memerlukan regulasi

khusus dari pemerintah agar pelaksanaan usaha tersebut bisa berjalann

jauh lebih baik.

Fokus penelitian ini yaitu terbagi menjadi tiga bagian, diantaranya

menganalisa kebijakan pemerintah dalam pengembangan industri halal di

Kota Malang, sinergi pemerintah terhadap pertumbuhan UMKM di Kota

Malang, dan strategi kebijakan pemerintah Kota Malang terhadap

pertumbuhan UMKM dalam pengembangan industri halal. Ketiga bagian

tersebut kemudian dianalisa dengan menggunakan Mix Methode dimana

untuk penggalian data menggunakan metode kuantitatif sedangkan untuk

analisa menggunakan metode kualitatif.

UMKM yang ada di Kota Malang belum seluruhnya memiliki

sertifikat halal, untuk itu peran strategis pemerintah Kota Malang sangat

diperlukan. Peran tersebut untuk menanggulangi minimnya strategi khusus

26
pemerintah terhadap pengembangan UMKM halal, yang belum merata

hingga menyentuh seluruh wilayah. Dengan adanya strategi yang berupa

kebijakan khusus dari pemerintah Kota Malang, maka bisa menjadi salah

satu kunci pengembangan UMKM agar memiliki sertifikat halal

mengingat halal tidak hanya menjadi logo semata melainkan juga menjadi

lifestyle dan terbukti kebaikannya.

Maka dengan adanya kebijakan dari pemerintah tersebut, UMKM

di Kota Malang akan menjadi salah satu sektor industri halal yang semakin

meningkat dan tumbuh di setiap tahunnya.

27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian


Adapun jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian lapangan (field research). Sedangkan pendekatan yang

dilakukan adalah pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif (mix

methode), kemudian hasil dari data kuantitatif yang berupa angka akan

dianalisa dengan menggunakan pendekatan kualitatif guna mendapatkan

kesimpulan yang efektif. Dengan demikian, pola berfikir yang dipakai

adalah dengan memakai metode induktif.

B. Kehadiran Peneliti
Kehadiran peneliti dalam hal ini sangatlah penting dan utama, hal

ini seperti yang dikatakan Moleong bahwa dalam penelitian kualitatif

kehadiran peneliti sendiri atau bantuan orang lain merupakan alat

pengumpul data utama.

Sesuai dengan penelitian kualitatif, kehadiran peneliti di lapangan

adalah sangat penting dan diperlukan secara optimal. Peneliti merupakan

instrument kunci utama dalam mengungkapkan makna dan sekaligus

sebagai alat pengumpul data. Karena itu peneliti juga harus terlibat dalam

kehidupan orang-orang yang diteliti sampai pada tingkat keterbukaan

antara kedua belah pihak.

Oleh karena itu dalam penelitian ini peneliti terjun langsung ke

lapangan untuk mengamati dan mengumpulkan data yang dibutuhkan.

Peneliti melakukan penelitan di pemerintahan Kota Malang guna

29
mendapatkan data terkait kebijakan pemerintah dalam memberikan strategi

perkembangan UMKM dan industri halal.

C. Populasi dan Sampel


Populasi adalah seluruh jumlah orang atau penduduk di suatu

daerah, atau juga bisa diartikan sebagai sebutan untuk orang-orang atau

penduduk yang berada dalam suatu wilayah tertentu. Populasi dalam

penelitian ini adalah penduduk di Kota Malang yang memiliki usaha

UMKM dan telah menjalankan kegiatan produksi, yang tersebar di

berbagai wilayah serta dari seluruh sektor, baik makanan maupun

minuman. UMKM yang terdaftar pada Database Diskopindag Kota

Malang yaitu 17.870 terdiri dari beberapa sektor, baik makanan minuman,

kriya, perdagangan, jasa, peternakan pertanian dll.

Sampel adalah sebagian untuk diambil dari keseluruhan obyek

yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Sampel dalam

penelitian ini adalah UMKM yang terdaftar di Diskopindag Kota Malang

dan hanya fokus untuk mengambil UMKM yang bergerak di bidang

makanan dan minuman saja. Dalam penelitian ini, UMKM yang

difasilitasi oleh Diskopindag Kota Malang adalah berjumlah 203 UMKM.

D. Data Dan Sumber Data


Data dan sumber data dalam penelitian ini secara rinci akan

diuraikan dalam penjelasan berikut.

1. Data

30
Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data kuantitatif,

merupakan data yang diperoleh berupa angka-angka dari

penelitian yang dilakukan.

2. Sumber Data

a. Primer

Sumber data primer diperoleh melalui wawancara secara

langsung dengan pihak pemerintah Malang Raya dan

sejumlah pelaku industri halal serta UMKM di Kota

Malang.

b. Sekunder

Sumber data sekunder diperoleh melalui dokumentasi

berupa buku, karya ilmiah, artikel ilmiah, dan sejumlah

informasi yang didapatkan dari dokumen terkait lainnya.

E. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dengan menggunakan sampel. Dalam suatu

penelitian, pengamatan terhadap seluruh individu dalam suatu populasi

sulit untuk dilakukan. Hal ini dikarenakan jumlah populasi yang sangat

besar, cakupan wilayah penelitian yang cukup luas, maupun keterbatasan

biaya penelitian. Untuk itu, kebanyakan penelitian menggunakan sampel.

Sampel adalah bagian dari populasi yang digunakan untuk menyimpulkan

atau menggambarkan populasi. Dalam penentuan sampel, populasi

penelitian harus disebutkan, yaitu jumlah objek serta wilayah penelitian

31
yang akan diteliti. Tujuannya adalah agar dapat ditentukan besarnya

sampel penelitian dan membatasi daerah penelitian.

Pemilihan sampel dengan metode yang tepat akan menggambarkan

kondisi populasi sesungguhnya yang akurat, dan dapat menghemat biaya

penelitian secara efektif Populasi merupakan semua objek yang akan

diteliti. Dalam penelitian ini, populasi adalah seluruh usaha mikro kecil

dan menengah yang tersebar di Kota Malang.

F. Analisis Data
Analisis data adalah untuk mengolah data yang diperoleh dari hasil

pengumpulan agar hasil penelitian dapat disimpulkan secara statistik atau

juga diartikan. Data Analisis deskriptif dilakukan untuk menjelaskan

variabel penelitian berdasarkan ukuran tendensi sentral yaitu distribusi

frekuensi dilakukan untuk mengelompokkan data agar mudah

diinterpretasikan. Data berupa skor angket didistribusikan dalam tabel

sehingga mudah untuk dibaca.

G. Keabsahan Data
Yang dimaksud dengan keabsahan data adalah bahwa setiap

keadaan harus memenuhi :

1. Mendemonstrasikan nilai yang benar

2. Menyediakan dasar agar hal itu dapat diterapkan

3. Memperbolehkan keputusan luar yang dapat dibuat tentang


konsistensi dan prosedurnya dan kenetralan dari temuan dan

keputusan-keputusannya

32
Uji hipotesis merupakan suatu prosedur pembuktian kebenaran

sifat populasi berdasarkan sampel.

H. Relevansi Pustaka
Relevansi merupakan kesesuaian atau kecocokan informasi yang

diperoleh dari perpustakaan atau sumber informasi lainnya, sehingga dapat

memenuhi kebutuhan informasi pengguna dalam menggunakan

perpustakaan. Menurut Reitz dalam buku Dictionary for Library and

Information Science mengatakan bahwa arti dari relevance yaitu the extent

to wich information retrieved in a search of a library collection or other

resource, such as an online catalog or bibliographic database. Penjelasan

tersebut memiliki makna bahwa relevansi adalah kesesuaian permintaan

informasi pada perpustakaan atau sumber lainnya seperti katalog online

dan database bibliografi.30

Relevansi subjek koleksi adalah informasi atau koleksi yang

tersedia sesuai dengan kebutuhan pengguna. Pada dasarnya pengguna

perpustakaan membutuhkan informasi yang bervariasi sesuai dengan

kebutuhannya masing-masing. Perpustakaan menyediakan berbagai

koleksi untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna. Perpustakaan

sebagai media penyedia informasi sebaiknya memiliki bahan perpustakaan

yang banyak dan beraneka ragam serta sesuai dengan kebutuhan

30
Abdul Ghaffar, “Relevansi Ketersediaan Koleksi Perpustakaan Dengan Kebutuhan
Informasi Pemustaka Pada Badan Perpustakaan Dan Arsip Daerah Kabupaten Kotabaru
Kalimantan Selatan” (Skripsi, Makassar, Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri
ALAUDDIN, 2017), 11.

33
penggunanya, sehingga koleksi tersebut dapat dimanfaatkan secara

optimal oleh pengguna.

Agar koleksi yang dimiliki perpustakaan betul-betul berdaya guna

dan tepat guna, perlu dipertimbangkan dengan kriteria tertentu. Karena

tidak semua informasi yang tersedia sesuai dengan kebutuhan pemustaka.

Dalam hal ini staf yang bertanggung jawab terhadap seleksi, pengadaan,

dan penyebaran informasi, harus mengenal dengan baik sumber dokumen

dan informasi yang relevan dengan kebutuhan pemustaka. Dari uraian di

atas mengatakan bahwa ukuran relevansi bahan pustaka dengan kebutuhan

informasi pengguna bila dokumen yang dicari sesuai dengan kebutuhan

pengguna.31

31
Ghaffar, 13.

34
DAFTAR PUSTAKA
Ajo, Antasalam. “Tren Penelitian Pangan Halal Guna Mewujudkan Ketahanan
Pangan Di Masa Dan Sesudah Pandemi COVID-19.” Media Agribisnis 5,
no. 2 (23 November 2021): 123–32.
https://doi.org/10.35326/agribisnis.v5i2.1713.
El-Qurtuby, Usman. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Edisi Cetak. Cordoba, 2021.
Febriana, Layin Lia. “Analisis Potensi Pengembangan Wisata Halal (Halal
Tourism) Pada Destinasi Wisata Lereng Gunung Wilis Kabupaten
Madiun.” Skripsi, Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Islam Institut Agama Islam Negeri Ponorogo, 2021.
Fitria, Tira Nur. “Kontribusi Ekonomi Islam Dalam Pembangunan Ekonomi
Nasional.” Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam 2, no. 03 (19 November 2016).
https://doi.org/10.29040/jiei.v2i03.3.
Ghaffar, Abdul. “Relevansi Ketersediaan Koleksi Perpustakaan Dengan
Kebutuhan Informasi Pemustaka Pada Badan Perpustakaan dan Arsip
Daerah Kabupaten Kotabaru Kalimantan Selatan.” Skripsi, FAKULTAS
ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
ALAUDDIN, 2017.
Gunawan, Setiyo, Juwari Juwari, Hakun Wirawasista Aparamarta, Raden
Darmawan, dan Nur Aini Rakhmawati. “Pendampingan Berkelanjutan
Sistem Jaminan Halal Bagi Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah
(UMKM).” SEWAGATI 5, no. 1 (1 Februari 2021): 8–14.
https://doi.org/10.12962/j26139960.v5i1.8120.
Harahap, Isnaini. “Analisis Dampak Penerapan Perbankan Syariah Terhadap
Sektor Umkm Di Sumatera Utara.” Program Doktor Ekonomi Syariah
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, 2016.
Hatoli, Hatoli. “SERTIFIKASI HALAL MAJELIS ULAMA INDONESIA PADA
PRODUK ELEKTRONIK DAN NON KONSUMSI PERSPEKTIF
MASLAHAH.” JIL: Journal of Islamic Law 1, no. 2 (15 Agustus 2020):
237–55. https://doi.org/10.24260/jil.v1i2.45.
Kalimah, Siti, dan Imam Murtadho. “Strategi Penguatan UMKM Melalui
Penerapan ICT Menyongsong MEKSI 2019-2024 Sebagai Wujud
Moderasi Perekonomian Syariah.” Proceeding: Faqih Asy’ari Islamic
Institute International Conference (FAI3C) 2 (17 Oktober 2019): 203–28.
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan dan Perencanaan
Pembangunan Nasional. Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia 2019-
2024 Hasil Kajian Analisis Ekonomi Syariah di Indonesia. Cetakan
Pertama 2018. PT Zahir Syariah Indonesia, t.t.
Khairunnisa, Hana, Deni Lubis, dan Qoriatul Hasanah. “Kenaikan Omzet UMKM
Makanan Dan Minuman Di Kota Bogor Pasca Sertifikasi Halal.” AL-
MUZARA’AH 8, no. 2 (24 Desember 2020): 109–27.
https://doi.org/10.29244/jam.8.2.109-127.
Nasrullah, Aan. “Analisis Potensi Industri Halal Bagi Pelaku Usaha Di
Indonesia.” At-Tahdzib: Jurnal Studi Islam dan Muamalah 6, no. 1 (2 Juni
2018): 50–78.
Ondang, Christofer, Frans Singkoh, dan Neni Kumayas. “PERANAN
PEMERINTAH DAERAH DALAM PEMBERDAYAAN USAHA
MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) DI KABUPATEN MINAHASA
(SUATU STUDI DI DINAS KOPERASI DAN UKM).” JURNAL
EKSEKUTIF 3, no. 3 (11 Oktober 2019).
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jurnaleksekutif/article/view/25488.
“Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Sektor Pangan dalam
Meningkatkan Perekonomian Lokal Melalui Pendampingan Sertifikasi
Halal di Kecamatan Tragah Bangkalan | Qomaro | Jurnal Ilmiah
Pangabdhi.” Diakses 14 Maret 2022.
https://journal.trunojoyo.ac.id/pangabdhi/article/view/6116/3813.
“Pengembangan UMKM Di Kabupaten Tuban | JPAP: Jurnal Penelitian
Administrasi Publik.” Diakses 21 Juli 2022. http://jurnal.untag-
sby.ac.id/index.php/jpap/article/view/1286.
“PERAN INDUSTRI HALAL DALAM MENGDONGKRAK PERTUMBUHAN
EKONOMI INDONESIA DI ERA NEW NORMAL | Kamila | LIKUID:
Jurnal Ekonomi Industri Halal.” Diakses 10 November 2021.
https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/likuid/article/view/12731/5598.
Prihatiningtias, Yeney Widya, Sri Palupi Prabandari, Devi Nur Cahaya, Areta
Widya Kusumadewi, Octadila Laily Anggraeni, Karimatun Nisa’, Ainul
Rizkiyah, dan Fajar Hafidh Arasy. “Peningkatan pengetahuan aspek
perpajakan dan kualitas pengelolaan produk pada kelompok UMKM.”
Jurnal Inovasi Hasil Pengabdian Masyarakat (JIPEMAS) 4, no. 1 (12
Maret 2021): 78–89. https://doi.org/10.33474/jipemas.v4i1.8674.
Pujayanti, Difa Ameliora. “Industri Halal sebagai Paradigma bagi Sustainable
Development Goals di Era Revolusi Industri 4.0.” Youth & Islamic
Economic Journal Vol 1 No 1 (Januari 2020).
Puji S, Hermawati, dan Suwarta. “MEMBANGUN KINERJA UMKM MALANG
RAYA BERBASIS KETERLIBATAN PEKERJAAN DAN QUALITY
OF WORK LIFE DI PASAR GLOBAL.” Conference on Innovation and
Application of Science and Technology (CIASTECH 2018) Universitas
Widyagama Malang, 12 September 2018.
Purwanto, Eko Sigit. Strategi Pembelajaran. Purbalingga: EUREKA MEDIA
AKSARA, 2021.
Rinta, Anggi Sirka, Dike Febriana, dan Retno Wulandari. “STRATEGI
PENGELOLAAN PEMASARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI.”
Jurnal Multidisipliner Bharasumba 1, no. 01 April (28 April 2022): 198–
205.
S, Hendri. “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM
MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT MELALUI
PEMBERDAYAAN UMKM YANG TERDAMPAK PANDEMI COVID
19 DI KOTA PALEMBANG.” Lex Librum : Jurnal Ilmu Hukum, no. 0
(16 Desember 2021): 115–24. https://doi.org/10.46839/lljih.v0i0.583.
Setiawan, Budi, dan Tedy Setiawan Saputra. “LITERASI KEUANGAN
PELAKU USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM)
KOTA PALEMBANG.” Jurnal Abdimas Mandiri 4, no. 2 (26 Januari
2021). https://doi.org/10.36982/jam.v4i2.1258.
Tsani, Ali Farkhan, Hadi Susilo, Suyamto Suyamto, Usman Setiawan, dan
Sudanto Sudanto. “HALAL AND THAYYIB FOOD IN ISLAMIC
SHARIA PERSPECTIVE.” International Journal Mathla’ul Anwar of
Halal Issues 1, no. 1 (20 Maret 2021): 97–109.
https://doi.org/10.30653/ijma.202111.34.

Anda mungkin juga menyukai