Kd. 3.10 Mendeskripsikan integral tak tentu fungsi aljabar dan menganalisis sifat-sifatnya
4.10 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan integral tak tentu fungsi
aljabar
Pertemuan I
1. DEFINISI INTEGRAL
Integral merupakan salah satu bahasan dalam kalkulus yang merupakan
cabang matematika. Penggunaan integral tidak hanya terbatas pada ilmu
pengetahuan alam saja, tetapi juga pada bidang ilmu sosial dan ekonomi.
Arcimedeslah orang yang pertama kali menemukan ide tentang integral, ia seorang
ahli fisika- matematika dari Syrakuse Sisilia (287-212 SM). Archimedes
menggunakan metode pendekatan integral untuk menghitung luas daerah lingkaran,
luas daerah segmen parabola, mencari volume benda putaran, dan sebagainya.
Pada abad XVI dan XVII, Sir Isaac Newton (1642-1727) Seorang ahli filsafat
dan juga matematika yang berasal dari Jerman menemukan hubungan antara
antidiferensial dan integral yang dikenal dengan teorema dasar kalkulus. Penemuan
tentang diferensial dan integral adalah salah satu puncak dari perkembangan
matematika sepanjang sejarah, dan orang yang paling berjasa dalam
pengembangan kalkulus tentang integral adalah George Fredereich Benhard
Riemann (1826-1866), seorang matematikawan dari Gottingen Jerman
Dalam kalkulus dikenal dua konsep integral yaitu integral tak tentu (indefinite
integral dan integral tentu (definite integral).Konsep integral tak tentu merupakan
invers atau kebalikan dari pendiferensialan,yaitu anti turunan dari suatu
fungsi.Dengan kata lain integral tak tentu merupakan konsep yang berhubungan
dengan proses penemuaan suatu fungsi asal ( F(x)) apabila fungsi turunan atau
derivatif Fl(x) = f(x) diketahui.
Antiturunan dari sebuah fungsi ditulis dengan notasi “∫ (baca: integral),f(x) disebut
integran dan∫ disebut integral tak tentu dibaca integral dari f(x) terhadap x.
.
Jika 𝐹 𝑥 adalah sebuah fungsi dengan 𝐹 ′ 𝑥 𝑓 𝑥 maka
𝑓 𝑥 𝑑𝑥 𝐹 𝑥 +𝐶
Perlu diingat:
Lambang ∫ (integral) untuk pertama kali digunakan Gottfried Wilelm Leibniz (1646-1716)
seorang ilmuwan .filsuf,matematikawan, diplomat, pustakawan dan pengacara
berkebangsaan Jerman keturunan Sorb, yang merupakan modifikasi dari huruf S,diambil
dari kata latin summa dan penggunaan huruf d untuk difrensial darikata latin diffrentia.
∫ = x + C dan ∫ = ax + C
contoh ∫ = 2x + C
2. ∫ = -3x + C
b. Integral pangkat
px p -1
dy = px p -1 dx
x p -1 dx =
sehingga
∫ x p -1 dx = ∫ = ∫
Jadi ∫ x n dx = xn + 1 + C
∫ = ln x + C dan ∫ = k ln x + C
Contoh: a. ∫ x 4 dx = x4 + 1 + C
= x5 + C
b. ∫ dx = ∫ x -3 dx = x -3 + 1 + C
= x -2 + C
= +C
Bukti: 𝑘 𝑓 𝑥 𝑑𝑥 𝑘 𝑓 𝑥 𝑑𝑥
Contoh:
a.∫ ∫ + +
b.∫ dx = ∫ dx = 3∫
= 3.( +
= +C
= +C
Contoh:
Hitunglah integral dari ∫ + .
Jawab:
a. ∫ + ∫ ∫ +∫
+ +
+ +
+ +
b. ∫ dt = ∫ + =∫ - ∫ +∫
= + +C
a.Integral Substitusi
Setelah mempelajari sifat-sifat integral, proses menentukan integral sebuah fungsi
dapat lebih mudah dilakukan. Namun, banyak sekali bentuk-bentuk fungsi yang
integralnya sulit diselesaikan. Di antara fungsi-fungsi itu, ada bentuk-bentuk yang dapat
dilakukan dengan subtitusi tertentu sehingga bentuk-bentuk tersebut lebih mudah
diintegralkan.
Bentuk umum integral substitusi adalah :
[ ]
Contoh:
Tentukan hasil integral berikut.
a. ∫ dx
b. ∫ + + +
c. ∫ √ +
Jawab:
a. Misalkan u = 5x – 3 , maka du = 5 dx
dx =
∫ dx = ∫
= u7 + C
= ( 5x -3 ) + C
b. ∫ + + + ∫ + + +
Cara I:
Misalkan + + +
+
+
sehingga,
+ + + +
+
+
+ + +
Cara II
+ + + + + +
+ + + +
+ + +
c. ∫ √ + ∫ +
Misalkan + , maka
Sehingga,
√ +
+
+
+ +
+ √ + +
Jadi, ∫ √ + + √ + +
b.Integral Parsial
+
+
+
Jika kedua ruas persamaan di atas diintegralkan maka diperoleh
𝑢 𝑑𝑣 𝑢𝑣 𝑣 𝑑𝑢
Dari rumus di atas terlihat bahwa integral dipisah menjadi 2 bagian, yaitu dan (yang
mengandung sehingga disebut sebagai integral parsial. Untuk menggunakan rumus
integral parsial, perlu diperhatikan bahwa bagian yang terpilih sebagai harus dapat
diintegralkan dan ∫ harus lebih sederhana (lebih mudah dikerjakan) daripada
∫ .
Agar lebih memahami integral parsial, perhatikan contoh-contoh berikut.
1. Tentukan ∫ +
Jawab:
Misal du = dx
dv = + dx v=∫ + = (x + 3)5
Jadi ∫ ∫
∫ + = x. (x + 3)5- ∫ + dx
= (x + 3)5 - + +C
2. ∫ dx
Jawab:
Misal u = 5x du = 5 dx
dv = dx v=∫ = - (1- x)7
Jadi ∫ ∫
∫ dx = 5x(- (1- x)7) - ∫ (1- x)7)
=- x(1- x)7+ ∫
=- x(1- x)7+ ( )
=- x(1- x)7- +C
Atau dengan cara lain
+ difrensial integral
5x
5 (1- x)7
-
0
v=
v=
Sehingga ∫ ∫
∫ √ dx = x2. -∫
= -∫
dv = v=∫
v= ∫
v= =
Sehingga ∫ ∫
∫ = -∫ dx
= - ∫ dx
= - ∫ d(2x – 1)
= - ∫
Dengan demikian ;
∫ √ dx = –∫
= –[ - ∫ ]+C
= – + ∫ +C
+ Difrensial Integral
√
x2
2x
+
∫ √ dx = x2. – 2x. +x +C
=. –. + +C
∫ + dx
∫ + + dx
∫ √ dx
∫ dx
∫ dx
√
Jawab :
F’(x) =4x-1, maka ∫ +
Karena F(3) = 20 maka +
18-3 + c = 20
c=5
2. Sebuah kurva y=f(x) melalui titik A(2,0). Jika persamaan gradien di titik A
adalah , tentukan persamaan kurva tersebut.
Jawab :
+
Kurva melalui titik A(2,0), maka diperoleh konstanta C sebagai berikut.
+ +
C=4
Jadi, persamaan kurva tersebut adalah +
Apabila fungsi s(t) menyatakan jarak suatu partikel setelah waktu t, dan kecepatannya
v(t) serta percepatannya a(t), maka :
′ ′
Contoh :
Diketahui kecepatan suatu benda adalah dan posisi benda pada jarak
5 untuk t=0. Tentukan rumus fungsi jarak s(t).
Jawab:
′
+
Untuk s(t) = 5 dan t= 0, maka :
+
+
C=5
Jadi, persamaan fungsi x adalah +
Soal
1. Tentukan rumus fungsi f apabila gradien kurva f yang melalui titik(1,1) diketahui
fI(x) = 6x2 + 4
2. Sebuah benda bergerak dari keadaan diam.Kecepatan v m/dt ditentukan oleh rumus
v(t) = ∫ + 2t) dt, dimana t dalam detik yang dihitung setelah benda
bergerak,Tentukan rumus v dalam t ,berapakah besar kecepatan benda saat t=3
dtk