Anda di halaman 1dari 4

Nama : Felix Firmandus Samosir

NIM : 200402072
UAS High Voltage Direct Current

1. Mengapa sistem HVDC merupakan pilihan utama dibanding HVAC untuk penyaluran
listrik dari offshore jarak jauh.
Jawab:
Sistem HVDC (High Voltage Direct Current) telah menjadi pilihan utama dalam
penyaluran listrik dari offshore jarak jauh. Dalam konteks ini, offshore merujuk pada
sumber energi seperti pembangkitan tenaga angin lepas pantai (offshore wind farms) atau
penyaluran listrik melalui kabel bawah laut dari satu benua ke benua lainnya.

HVAC (High Voltage Alternating Current) dan HVDC adalah dua teknologi utama yang
digunakan dalam transmisi listrik. Namun, HVDC memiliki beberapa keunggulan yang
menjadikannya pilihan utama untuk penyaluran listrik dari offshore jarak jauh. Berikut
adalah beberapa alasan mengapa sistem HVDC dipilih:

1. Efisiensi Transmisi yang Tinggi: Salah satu keuntungan utama dari sistem HVDC
adalah efisiensi transmisi yang lebih tinggi dibandingkan dengan sistem HVAC.
Dalam transmisi HVAC, terjadi kerugian daya akibat hambatan kabel dan kerugian
daya reaktif. Sementara itu, sistem HVDC menggunakan arus searah yang
mengurangi kerugian daya reaktif dan kerugian konduktor. Ini berarti lebih sedikit
energi yang terbuang dalam perjalanan listrik dari offshore ke darat, sehingga
efisiensi transmisi meningkat.
2. Jarak Jauh yang Lebih Panjang: HVDC memungkinkan penyaluran listrik dalam
jarak yang jauh lebih panjang daripada HVAC. Dalam transmisi HVAC, kerugian
daya meningkat dengan meningkatnya jarak. Namun, HVDC dapat mentransmisikan
listrik dalam jarak ribuan kilometer tanpa mengalami penurunan yang signifikan
dalam efisiensi atau kualitas daya. Ini memungkinkan penyaluran listrik dari offshore
yang jauh ke darat dengan efisien.
3. Integrasi dengan Energi Terbarukan: HVDC sangat cocok untuk mengintegrasikan
sumber energi terbarukan seperti pembangkit tenaga angin lepas pantai. Offshore
wind farms seringkali berada di lokasi yang jauh dari daratan dan membutuhkan
sistem transmisi yang andal untuk mengirimkan listrik ke grid daratan. HVDC
memungkinkan penyaluran energi terbarukan dalam jumlah besar dengan kerugian
yang lebih sedikit dan integrasi yang lebih baik dengan jaringan listrik eksisting.
4. Kontrol Arus dan Tegangan yang Baik: Dalam sistem HVDC, arus dan tegangan
dapat dikontrol dengan lebih baik daripada dalam sistem HVAC. Ini memungkinkan
stabilisasi jaringan listrik dan mengoptimalkan aliran daya. HVDC juga lebih tahan
terhadap gangguan seperti fluktuasi tegangan atau kegagalan jaringan. Dalam sistem
HVAC, gangguan semacam itu dapat menyebabkan masalah yang lebih serius dan
mempengaruhi kualitas daya secara keseluruhan.
5. Penghematan Ruang dan Biaya: Sistem HVDC membutuhkan lebih sedikit kabel
sehingga rugi-rugi daya lebih kecil daripada HVAC untuk penyaluran yang sama.
Kabel HVDC memiliki kapasitas transmisi yang lebih tinggi, yang berarti dapat
mentransmisikan daya yang lebih besar melalui satu kabel. Hal ini mengurangi
kebutuhan akan penggunaan lahan dan infrastruktur tambahan. Selain itu, meskipun
biaya investasi awal untuk sistem HVDC mungkin lebih tinggi, biaya operasional
dan pemeliharaannya cenderung lebih rendah dalam jangka panjang.
6. Sistem Gardu Kolektor dan gardu AC: Gardu Kolektor dan gardu AC daratan pada
HVDC VSC offshore tidak mengalami resonansi AC dan tidak perlu beroperasi
secara sinkron karena dihubungkan (couple) melalui sistem DC sehingga gangguan
pada salah satu gardu tidak akan merambat ke gardu lainnya sedangkan pada HVAC,
gardu kolektor dan gardu AC bekerja secara sinkron sehingga apabila terjadi
gangguan pada salah satu gardu akan merambat ke gardu lainnya. Interkoneksi kedua
gardu induk pada HVAC tidak dapat dipisahkan.

Secara keseluruhan, sistem HVDC telah terbukti sebagai pilihan yang lebih baik untuk
penyaluran listrik dari offshore jarak jauh. Efisiensi transmisi yang tinggi, kemampuan
mentransmisikan listrik dalam jarak jauh, integrasi dengan sumber energi terbarukan,
kontrol yang baik terhadap arus dan tegangan, serta penghematan ruang dan biaya,
semuanya menjadi faktor utama yang menjadikan HVDC sebagai solusi yang lebih
unggul dalam konteks ini. Dengan perkembangan teknologi yang terus menerus, sistem
HVDC diharapkan semakin maju dan menjadi pilihan utama dalam infrastruktur
penyaluran listrik yang efisien dan berkelanjutan.

4. Coba jelaskan apa yang dimaksud dengan Grid Code, High Voltage fault ride through
(HV FRT), Low Voltage fault ride through (LV FRT). Mengapa grid code sangat
dibutuhkan untuk penyaluran listrik pembangkit listrik renewable energy (non-
dispathable) tenaga angin (windfarm) dan tenaga matahari (solar energy).
Jawab:
Grid Code adalah seperangkat peraturan teknis yang mengatur operasi, integrasi, dan
interkoneksi sistem tenaga listrik dengan jaringan kelistrikan. Grid Code biasanya
ditetapkan oleh otoritas penyedia layanan utilitas atau regulator energi untuk memastikan
bahwa semua pembangkit listrik, termasuk pembangkit energi terbarukan yang tidak
dapat dikendalikan (non-dispatchable), beroperasi dengan aman, handal, dan
terkoordinasi di dalam jaringan.
High Voltage Fault Ride Through (HV FRT) adalah kemampuan suatu pembangkit listrik
untuk tetap terhubung dan beroperasi pada saat terjadi gangguan atau kegagalan pada
sistem jaringan listrik pada tingkat tegangan tinggi. Gangguan atau kegagalan pada
jaringan listrik pada tingkat tegangan tinggi dapat terjadi akibat berbagai alasan, seperti
hubung singkat, lonjakan tegangan, atau kegagalan komponen dalam jaringan. Saat
terjadi gangguan tersebut, tegangan di jaringan listrik dapat turun secara drastis atau
terjadi fluktuasi yang signifikan.
LV FRT (Low Voltage Fault Ride Through) adalah kemampuan suatu pembangkit listrik
untuk tetap terhubung dan beroperasi saat terjadi gangguan atau kegagalan pada sistem
jaringan listrik pada tingkat tegangan rendah. LV FRT menjadi penting karena
pembangkit listrik yang terhubung ke jaringan pada tingkat tegangan rendah harus
memiliki kemampuan untuk tetap beroperasi dan menyediakan daya listrik ke jaringan
saat terjadi gangguan tersebut. Hal ini penting untuk menjaga kestabilan jaringan dan
meminimalkan dampak negatif pada pasokan listrik kepada pelanggan.
High Voltage Fault Ride Through (HV FRT) dan Low Voltage Fault Ride Through (LV
FRT) adalah persyaratan yang ditentukan dalam Grid Code untuk pembangkit listrik agar
tetap beroperasi dan menyediakan daya selama gangguan listrik, baik di tingkat tegangan
tinggi maupun rendah. HV FRT mengacu pada kemampuan pembangkit untuk bertahan
saat terjadi gangguan tegangan tinggi dalam jaringan, sedangkan LV FRT mengacu pada
kemampuan pembangkit untuk tetap beroperasi saat terjadi gangguan tegangan rendah
dalam jaringan.
Penerapan Grid Code sangat penting dalam penyaluran listrik dari pembangkit energi
terbarukan, seperti tenaga angin dan tenaga matahari, yang memiliki karakteristik non-
dispatchable. Pembangkit energi terbarukan non-dispatchable, seperti pembangkit listrik
tenaga angin dan surya, menghasilkan daya listrik secara tak terduga dan tidak dapat
dikendalikan oleh operator jaringan. Inilah sebabnya mengapa Grid Code sangat
diperlukan untuk memastikan integrasi yang lancar dan operasi yang stabil dari sumber
energi terbarukan ini ke dalam jaringan listrik.
Berikut adalah beberapa alasan mengapa Grid Code sangat penting dalam penyaluran
listrik dari pembangkit energi terbarukan non-dispatchable:
1. Kestabilan Jaringan: Pembangkit energi terbarukan non-dispatchable cenderung
memiliki fluktuasi daya yang signifikan karena bergantung pada faktor lingkungan,
seperti kecepatan angin atau intensitas sinar matahari. Dengan Grid Code,
pembangkit energi terbarukan harus mematuhi persyaratan terkait kestabilan
jaringan, seperti HV FRT dan LV FRT, untuk memastikan bahwa mereka tetap
terhubung ke jaringan selama gangguan dan membantu menjaga stabilitas jaringan.
2. Perlindungan Sistem: Grid Code juga mengatur persyaratan perlindungan sistem
yang memastikan bahwa pembangkit listrik terbarukan tidak menyebabkan
kerusakan atau gangguan serius pada jaringan listrik saat terjadi gangguan.
Persyaratan ini meliputi koordinasi perlindungan, respons terhadap arus hubung
singkat, dan batas-batas tertentu pada respons pembangkit selama kegagalan sistem.
3. Sinkronisasi dan Frekuensi: Pembangkit listrik terbarukan non-dispatchable harus
dapat secara efektif terintegrasi dengan jaringan dan sinkron dengan frekuensi
jaringan yang ditentukan. Grid Code mengatur persyaratan yang berkaitan dengan
sinkronisasi, pengaturan frekuensi, dan kemampuan pembangkit untuk berpartisipasi
dalam menjaga kestabilan frekuensi jaringan.
4. Kualitas Daya: Pembangkit energi terbarukan non-dispatchable dapat mempengaruhi
kualitas daya seperti tegangan, arus, dan distorsi harmonik dalam jaringan. Dengan
Grid Code, persyaratan kualitas daya ditetapkan untuk memastikan bahwa
pembangkit listrik terbarukan memenuhi standar kualitas daya yang ditentukan untuk
menjaga keandalan jaringan dan menghindari dampak negatif pada peralatan listrik
yang terhubung.
5. Interkoneksi dan Pengukuran: Grid Code juga mencakup persyaratan teknis terkait
prosedur interkoneksi dan pengukuran untuk pembangkit energi terbarukan.
Persyaratan ini mencakup tuntutan tentang kemampuan pengaturan daya, prosedur
pengujian, dan persyaratan penyambungan jaringan yang harus dipatuhi oleh
pembangkit terbarukan.
Dengan menerapkan Grid Code, operator jaringan dapat memastikan bahwa pembangkit
energi terbarukan non-dispatchable dapat beroperasi secara aman, dapat diandalkan, dan
terkoordinasi dengan jaringan. Ini membantu mengurangi risiko gangguan listrik,
meningkatkan keandalan pasokan listrik dari sumber energi terbarukan, dan
memungkinkan transisi yang lebih lancar menuju sistem energi yang lebih berkelanjutan
dan ramah lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai