1.1 HVAC
Karakteristik HVAC:
a. Interkoneksi jaringan listrik harus sinkron
b. Interkoneksi tegangan kedua jaringan harus sama.
c. Interkoneksi jaringan listrik harus mempunyai frekuensi yang sama.
d. Rugi-rugi listrik transmisi lebih besar.
1.2 HVDC
Karakteristik HVDC:
a. Interkoneksi tidak harus sinkron.
b. Interkoneksi jaringan listrik tidak harus mempunyai tegangan yang sama.
c. Interkoneksi tidak harus mempunyai frekuensi listrik yang sama.
d. Rugi-rugi listrik transmisi relatif kecil.
Berikut adalah tabel perbandingan sistem HVDC LCC dan HVDC VSC.
BAB 2
HVDC VSC dan Konfigurasi Stasiun Konverter
a. Gardu Induk AC
b. PIR (Pre Insertion Resistor)
Membatasi kenaikan tegangan jika terjadi gangguan saat stasiun konverter mulai
beroperasi.
c. Grounding Reactor
Sebagai referensi tegangan nol rangkaian DC.
d. Transformator Konverter
Menyuplai dan mengadaptasi tegangan dan daya listrik konverter valve.
Menahan tekanan tegangan DC (DC Stress) peralatan valve dan tekananan tegangan
AC dari sistem AC.
e. Valve Reactor
Menyeimbangkan aliran daya listrik yang masuk ke stasiun konverter sebelum
dikonversikan.
f. Rectifier
Sebagai terminal daya listrik yang mengonversikan listrik AC menjadi DC.
g. Inverter
Sebagai terminal daya listrik yang mengonversikan listrik DC menjadi AC.
d. DC Smoothing Reactor
Membatasi nilai amplitudo arus listrik dan nilai arus gangguan di konverter valve baik
saat operasi normal maupun ketika terjadi gangguan di jaringan transmisi atau di
konverter valve.
Memproteksi valve dari gangguan tegangan surja (lightning over voltages).
Konfigurasi ini disebut simetrical karena nilai tegangan positif sama dengan nilai
tegangan negatif.
Kelebihan:
Transformator konverter tidak mengalami tekanan tegangan DC karena nilai
tegangan polaritas positif dan negatif adalah sama.
Jalur arus balik menggunakan konduktor metalik dan memiliki arus yang sama
besar pada setiap polaritas sehingga tidak dibutuhkan tempat pembumian.
Kekurangan:
Membutuhkan konduktor dengan nilai isolasi tegangan tinggi.
Jika terjadi gangguan pada salah satu konduktor maka penyaluran daya listrik akan
berhenti.
2.4.3 Bipole
a. Bipole dengan Metallic Return
Jika arus mengalir dari konduktor pole 1 dan pole 2 tidak seimbang mengakibatkan
penjumlahan arus kirim dan arus balik nilainya tidak sama dengan nol, sehingga selisih
arus tersebut dialirkan melalui jalur arus balik metallic return.
Jika stasiun konverter dihubungkan lebih dari dua stasiun terminal disebut multi terminal
direct current. Beberapa syarat pengoperasian MTDC adalah:
Setiap stasiun konverter dapat mengontrol daya aktif dan daya reaktif secara
independen, mensupport tegangan AC dan mampu mengatur kontrol frekuensi
yang diinginkan stasiun konverter.
Stasiun konverter penghubung(intermediate) beroperasi sebagai rectifier dan
inverter.
Mempunyai saluran komunikasi yang baik antar terminal stasiun untuk
mengantisipasi perubahan arah daya listrik.
Konfigurasi MTDC terdiri atas dua jenis, yaitu MTDC rangkaian seri dan paralel.
1
2 3 8
4 6 7
5
Pembangkitan Tegangan Three Level Converter
a. Inserted: IGBT 1 on dan IGBT 2 off, b. Bypass: IGBT 1 off dan IGBT 2 on, c. Blocked:
IGBT 1 dan IGBT 2 off.
Kelemahan:
Membutuhkan banyak jumlah sub-modul valve sehingga harga konverter mahal
dan memiliki susunan yang kompleks.
BAB 4
Converter Station Layout
Peralatan GIS mempunyai ukuran lebih kecil dibandingkan dengan AIS untuk daya
hantar listrik yang sama sehingga penggunaan lahan untuk layout gardu induk GIS menjadi
relatif kecil. Harga peralatan GIS lebih mahal dibandingkan peralatan tipe AIS. Peralatan
GIS dipakai apabila ketersediaan lahan gardu induk tidak luas.
Peralatan-peralatan utama gardu induk AC, yaitu:
Circuit breaker (pemutus tenaga)
Disconnecting switch (pemutus saluran)
Earthing switch (pemutus saluran tanah)
Voltage transformator (pengukur tegangan)
Current transformator (pengukur arus)
Surge arrester (pembumian tegangan surja)
Transformator daya (auto power transformer)
Peralatan kontrol dan proteksi AC
Peralatan listrik bantu lainnya.
Transformator konverter memiliki beberapa jenis susunan belitan seperti berikut ini.
a. 3 fasa dengan 3 belitan
Satu unit trafo konverter menyuplai 3 fasa, masing-masing trafo konverter memiliki tiga
belitan. Contohnya dua belitan star dan satu belitan delta.
b. 3 fasa dengan 2 belitan.
Dua unit trafo konverter menyuplai 3 fasa. Unit pertama mempunyai belitan star dan unit
kedua mempunyai belitan delta
c. 1 fasa dengan 3 belitan
Tiga unit trafo konverter untuk menyuplai tiga fasa.
Unit pertama mempunyai belitan bintang fasa R (2 belitan star dan 1 belitan delta)
Unit pertama mempunyai belitan bintang fasa S (2 belitan star dan 1 belitan delta)
Unit pertama mempunyai belitan bintang fasa T (2 belitan star dan 1 belitan delta)
d. 1 fasa 2 belitan
Unit pertama, belitan bintang fasa R
Unit kedua, belitan bintang fasa S
Unit ketiga, belitan bintang fasa T
Unit keempat, belitan delta fasa R
Unit kelima, belitan delta fasa S
Unit keenam, belitan delta fasa T
4.8 Perbandingan Layout VSC dan LCC HVDC Bipole 500 kV, 2 x 600 MW
LCC HVDC membutuhkan area yang lebih luas dikarenakan adanya komponen filter
AC.
Layout VSC HVDC
Sistem kontrol stasiun konverter berfungsi untuk mengontrol tegangan dan arus peralatan
HVDC VSC. Sistem kontrol menjamin keamanan dan kestabilan operasi peralatan HVDC
VSC ketika menyalurkan daya listrik aktif dan reaktif melalui stasiun konverter. Kelebihan
sistem kontrol HVDC VSC, yaitu:
Mampu menyalurkan daya listrik dua arah, yaitu dapat berindak sebagai rectifier
maupun inverter dengan polaritas tegangan yang sama.
Mampun menyalurkan daya listrik aktif dan reaktif secara independen melalui stasiun
konverter.
Mampu mengontrol keseimbangan energi pada konverter valve.