Anda di halaman 1dari 3

MATERI PAK IQBAL

Pada saat pemilihan presiden di Indonesia, saat ini sistem yang digunakan adalah
pemilihan presiden langsung. Artinya, presiden dipilih secara langsung oleh rakyat
Indonesia melalui pemilihan umum. Pemilihan presiden langsung dilakukan setiap lima
tahun sekali.

Pemilihan presiden langsung memberikan rakyat hak suara langsung dalam menentukan
siapa yang akan menjadi pemimpin negara. Hal ini dianggap sebagai bentuk demokrasi
yang lebih langsung dan responsif terhadap kehendak rakyat. Sistem pemilihan
langsung juga memberikan kesempatan yang lebih besar bagi calon presiden yang
didukung oleh mayoritas rakyat untuk memenangkan pemilihan.

Pemilihan oleh MPR RI

Pengalaman dan keahlian: Anggota MPR biasanya merupakan politisi berpengalaman yang
telah berkarir di dunia politik dalam jangka waktu yang lama. Mereka memiliki
pengetahuan dan pemahaman yang lebih mendalam tentang kebijakan publik, tata kelola
negara, dan dinamika politik. Dengan pemilihan presiden oleh MPR, calon presiden
yang dipilih dapat diharapkan memiliki pengalaman yang lebih besar dalam mengelola
pemerintahan.

POINT 2
Sistem pemilu Proporsional

Sistem pemilu proporsional adalah sistem di mana perolehan suara partai politik
dalam pemilihan umum mencerminkan perolehan kursi dalam parlemen secara
proporsional.

Sistem pemilu proporsional tertutup :


Dalam sistem pemilu proporsional tertutup, pemilih hanya memilih partai politik,
bukan kandidat individu. Partai politik memiliki kontrol penuh atas daftar calon
yang disusun untuk pemilihan. Jumlah kursi yang diperoleh oleh partai politik
didistribusikan secara proporsional berdasarkan hasil perolehan suara partai
tersebut. Urutan calon dalam daftar calon partai ditentukan oleh partai itu
sendiri, dan perolehan suara individu tidak mempengaruhi perolehan kursi.
kelebihan :
1. Stabilitas politik: Sistem pemilu proporsional tertutup cenderung
menghasilkan parlemen yang lebih stabil karena partai politik memiliki kontrol yang
lebih besar terhadap calon yang masuk dalam daftar calon mereka. Hal ini dapat
mempermudah pembentukan koalisi dan pemerintahan yang stabil.
2. Kejelasan pilihan partai: Dalam sistem tertutup, pemilih memilih partai
politik, dan partai politik yang berhasil mendapatkan suara cukup akan mendapatkan
kursi. Hal ini memberikan pemilih gambaran yang lebih jelas tentang pilihan partai
dan program mereka.

Proporsional terbuka :
Dalam sistem pemilu proporsional terbuka, pemilih memiliki kebebasan untuk memilih
baik partai politik maupun kandidat yang mereka inginkan. Partai politik menyusun
daftar calon untuk pemilihan, tetapi pemilih dapat memilih kandidat-kandidat
individual dari partai tersebut. Suara yang diberikan oleh pemilih akan dihitung
secara individu untuk partai politik serta untuk kandidat-kandidat yang dipilih.
Jumlah kursi yang diperoleh oleh partai politik dan kandidat-kandidat tersebut
kemudian didistribusikan secara proporsional berdasarkan hasil perolehan suara.

Perbedaan utama antara sistem pemilu proporsional terbuka dan tertutup terletak
pada keterlibatan pemilih dalam memilih calon. Dalam sistem terbuka, pemilih
memiliki kebebasan untuk memilih kandidat secara individu, sedangkan dalam sistem
tertutup, pemilih hanya memilih partai politik, dan partai politik yang menentukan
calon yang akan menduduki kursi di parlemen.

3. POINT 3

amandemen terhadap UUD adalah proses yang kompleks dan memerlukan persetujuan dari
lembaga legislatif dan mekanisme yang telah ditetapkan dalam hukum. Untuk melakukan
perubahan terhadap masa jabatan presiden, biasanya diperlukan langkah-langkah
khusus, seperti pembentukan panitia amandemen, pembahasan di parlemen, dan
persetujuan dari lembaga-lembaga terkait.
Jika ada perubahan atau amandemen pada UUD yang mempengaruhi periode jabatan
presiden, informasi tersebut akan diperoleh dari sumber-sumber berita terkini atau
dokumen resmi yang dikeluarkan oleh lembaga terkait atau pemerintah.

4. POINT 4
Pemilihan kepala daerah langsung(oleh rakyat)
Kelebihan :
Legitimitas dan keterhubungan langsung: Pemilihan langsung oleh rakyat memberikan
legitimasi politik yang kuat kepada kepala daerah terpilih. Mereka memiliki
keterhubungan langsung dengan rakyat dan dapat merespons kepentingan dan aspirasi
masyarakat secara langsung.
Kekurangan :
Pemilihan langsung cenderung mempengaruhi oleh faktor popularitas dan citra publik
calon, yang mungkin tidak selalu mencerminkan kompetensi dan kemampuan kepemimpinan
yang sebenarnya.

Pemilihan kepala daerah tidak lgsng (dprd)


Kelebihan :
Pemilihan oleh DPRD cenderung menghasilkan kestabilan politik karena partai politik
harus mencapai konsensus dalam memilih kepala daerah. Ini dapat mencegah terjadinya
pemilihan yang sering dan mengurangi ketidakpastian politik.
Kekurangan :
Pemilihan oleh DPRD dapat mengurangi keterhubungan langsung antara kepala daerah
dengan rakyat. Hal ini dapat mempengaruhi akuntabilitas dan representasi langsung
kepala daerah terhadap kepentingan rakyat.

5. POINT 5

Syarat pencalonan presiden dengan presidential threshold adalah persyaratan ambang


batas persentase suara yang harus dipenuhi oleh partai politik atau koalisi partai
politik untuk dapat mencalonkan seorang kandidat sebagai calon presiden dalam
pemilihan umum. Terdapat dua kemungkinan skenario untuk presidential threshold,
yaitu 20% atau 0%.
1. Presidential Threshold 20%:
2. Dalam skenario ini, persyaratan pencalonan presiden adalah partai
politik atau koalisi partai politik harus memperoleh minimal 20% suara dalam
pemilihan umum legislatif. Artinya, partai politik atau koalisi tersebut harus
menjadi salah satu dari lima partai politik atau koalisi terbesar berdasarkan
perolehan suara nasional.
Kelebihan:
• Memperkuat partai politik besar: Presidential threshold 20% dapat
mendorong pembentukan partai politik yang lebih besar dan kuat, karena hanya partai
politik dengan dukungan yang signifikan yang dapat mencalonkan seorang kandidat
sebagai calon presiden.
• Meminimalkan fragmentasi politik: Dengan menetapkan ambang batas yang
cukup tinggi, skenario ini dapat mengurangi fragmentasi politik dan mempromosikan
stabilitas politik.
Kekurangan:
• Membatasi pluralisme politik: Persyaratan yang tinggi seperti 20% dapat
menghambat partai politik kecil atau independen untuk mencalonkan kandidat presiden
mereka, sehingga dapat mengurangi pluralisme politik.
• Mempertahankan dominasi partai politik besar: Presidential threshold
yang tinggi dapat mempertahankan dominasi partai politik besar yang sudah mapan,
sehingga mengurangi kesempatan bagi partai politik baru atau kecil untuk bersaing
secara adil.
2. Presidential Threshold 0%:
3. Dalam skenario ini, tidak ada ambang batas persentase suara yang harus
dipenuhi. Artinya, setiap partai politik atau koalisi partai politik memiliki hak
untuk mencalonkan seorang kandidat sebagai calon presiden tanpa memperhatikan
jumlah suara yang diperoleh dalam pemilihan umum legislatif.
Kelebihan:
• Meningkatkan pluralisme politik: Presidential threshold 0% memungkinkan
partai politik kecil atau independen untuk memiliki kesempatan yang sama untuk
mencalonkan kandidat presiden, sehingga meningkatkan pluralisme politik.
• Mendorong partisipasi politik: Tanpa adanya ambang batas, partai
politik kecil atau independen dapat memobilisasi dukungan dan berpartisipasi secara
aktif dalam pemilihan presiden, yang dapat meningkatkan partisipasi politik.
Kekurangan:
• Potensi fragmentasi politik: Tanpa ambang batas, pemilihan presiden
dapat menghasilkan banyak calon presiden yang bersaing, yang dapat menyebabkan
fragmentasi politik dan mempersulit terbentuknya pemerintahan yang stabil.
• Mungkin kurangnya stabilitas politik: Dalam situasi di mana terdapat
banyak calon presiden yang bersaing, dapat sulit bagi seorang calon untuk
memperoleh mayoritas suara yang signifikan, yang mungkin menghasilkan kestabilan
politik yang rendah atau bahkan

Anda mungkin juga menyukai