Abstrak
Interaksi sosial bagi anak hiperaktif mempunyai peranan penting, karena dalam
keberadaanya anak hiperaktif memiliki pola dan tingkah laku yang berbeda
dengan anak seusianya. Hal tersebut dapat dikendalikan dengan sebuah
permainan yang menarik bagi anak seperti permaina tradisonal jamuran.
Dengan sebuah permainan tradisional dapat melatih konsentrasi anak,
mengendalikan tingkah laku dan juga mengeksplor pengetahuan anak tentang
permainan tradisional. Selain itu Tujuan penggunaan permainan tradisional
Jamuran ini adalah untuk meningkatkan Interaksi Sosial anak Hiperaktif untuk
mengkondusifkan proses belajar mengajar di TK ‘Aisyiyah BA.5 Uteran serta
mengenalkan sebuah permainan tradisional yang nyaris punah kepada anak usia
dini. Interaksi sosial anak Hiperaktif disini difokuskan pada aspek kerjasama,
keberanian dan pengendalian emosi. Ketiga aspek tersebut mengalami
perubahan yang signifikan. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa penggunaan Permainan Tradisional Jamuran dapat
meningkatkan Interaksi Sosial anak Hiperaktif pada siswa kelompok B di TK
‘aisyiyah BA.5 Uteran.
Kata Kunci : Permainan Tradisional Jamuran, Interaksi Sosial, Anak
Hiperaktif
Pendahuluan
Lembaga pendidikan taman kanak-kanak, merupakan bentuk penyelenggaraan
pendidikan yang memadukan secara sistematis dan berkesinambungan suatu kegiatan.
Pembelajaran di taman kanak-kanak bersifat spesifik didasarkan pada tugas-tugas
pertumbuhan dan perkembangan anak dengan mengembangkan aspek-aspek
perkembangan yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial, emosional,
kemandirian, berbahasa, kognitif, fisik/motorik dan seni”. “Kemandirian anak sebagai
salah satu aspek perkembangan Bidang Pengembangan Pembiasaan Program
Pembelajaran Taman Kanak-kanak Kurikulum 2013 mempunyai peran penting, karena
aspek kemandirian dimaksudkan untuk membina anak agar dapat menolong dirinya
sendiri dalam rangka kecakapan hidup (life skill), serta memperoleh keterampilan dasar
yang berguna untuk kelangsungan hidup anak.” “Melalui pemberian rangsangan,
stimulasi dan bimbingan, diharapkan akan meningkatakan perkembangan perilaku dan
sikap melalui pembiasaan yang baik, sehingga akan menjadi dasar utama dalam
pembentukan pribadi anak sesuai dengan nilai-nilai yang ada
dimasyarakat.”Pembelajaran kemandirian anak yang diarahkan untuk mengembangkan
kecakapan hidup melalui kegiatan-kegiatan konkrit yang dekat dengan kehidupan anak
sehari-hari mempunyai peranan penting.” Namun keberhasilan kegiatan belajar
mengajar yang mengembangkan aspek kemandirian anak kurang maksimal terutama
pada anak anak di Kelompok B di TK ‘Aisyiyah BA 5 Uteran.
Berdasarkan pengamatan mulai awal masuk sekolah sampai pertengahan
semester I Tahun Pelajaran 2021/2022 yang dilakukan oleh peneliti sebagai pengamat
awal menunjukkan bahwa kemandirian dan interaksi sosial murid Kelompok B masih
sangat rendah karena mayoritas anak-anak berprilaku hiperaktif. Anak cenderung tidak
bisa diam atau banyak bergerak, suka usil terhadap temannya, Kondisi ini diindikasikan
dengan anak tidak mau menerima tugas dari guru, dalam mengerjakan tugas tidak
tuntas, anak kurang percaya diri mampu mengerjakan tugas sendiri dan selalu meminta
bantuan guru, kurang antusias dalam bermain bersama teman, serta interaksi social anak
dalam masyarakat dan pergaulan di sekolah, begitu juga dengan pengembangan
kreatifitas siswa ketika di dalam kelas masih kurang, kondisi yang kurang memberikan
tantangan ketika anak belajar di dalam kelas sehingga memicu anak-anak untuk
beraktifitas lebih banyak, jahil dan membuat masalah dengan teman serta benderung
membantah perintah guru. Berdasarkan kendala yang di telah diamati, maka Penulis
perlu mengatasi masalah tersebut dengan melakukan bimbingan kelompok yang di
aplikasikan secara langsung yaitu dengan terapi bermain.
Berdasarkan hasil pengamatan, aktivitas anak hiperaktif yang berada pada
lingkungan kelas sangat mengganggu aktivitas belajar siswa yang lainnya.” Maka dari
itu, perlu adanya pengendalian dan pengawasan interaksi social anak hiperaktif agar
pembelajaran dapat berjalan kondusif, akan tetapi juga tidak mengekang tingkah laku
dan kreatifitas anak yang cenderung usil dan mengganggu. Disini kegiatan
pembelajaran lebih diefektifkan di luar kelas dengan bimbingan kelompok yang
membutuhkan pengawasan maksimal, sehingga tidak terkesan membeda-bedakan antara
anak hiperaktif dengan siswa yang lainnya.
Usaha yang dilakukan untuk meningkatkan interaksi social anak yaitu dengan
terapi bermain. Terapi bermain ini sering digunakan untuk mengatasi anak hiperaktif,
karena melalui proses bermain mereka akan belajar banyak hal, diantaranya belajar
mengenal aturan, mengendalikan emosi, menunggu giliran, dan belajar cara untuk
mencapai tujuan melalui proses bermain bersama kelompoknya. Maka penerapan
permainan tradisional jamuran sangat tepat dilaksanakan untuk meningkatkan interaksi
sosial anak hiperaktif dengan bimbingan kelompok di TK ‘Aisyiyah BA 5 Uteran
kelompok B dengan jumlah siswa 20 anak .
Dari Grafik 1 dapat dilihat kondisi awal pra pembelajaran interaksi sosial anak
hiperaktif menunjukkan bahwa aspek kerjasama, keberanian dan pengendalian emosi
masih sangat rendah.
Pembelajaran
95.00%
90.00%
85.00% Pembelajaran
80.00%
75.00%
70.00%
kerjasama keberanian pengendalian
emosi
Grafik 2 : Kondisi Pembelajaran Interaksi Sosial Anak Hiperaktif
Dalam tabel tersebut dituliskan bahwa interaksi sosial anak hiperaktif dengan
permainan tradisional jamuran yang di implementasikan dengan mengambil nilai
kerjasama meningkat sebanyak 57.5 %, keberanian meningkat sebanyak 73.5%
sedangkan pengendalian emosi meningkat sebanyak 57.5%. hal tersebut menunjukkan
bahwa Interaksi sosial anak hiperaktif dengan permainan tradisional jamuran di TK
ABA 5 Uteran berjalan dengan lancar dan berhasil karena mengalami peningkatan
secara signifikan dari hasil pra pembelajaran.
Kesimpulan
Dari hasil pembahasan diatas dapat Disimpulkan bahwa Melalui Permainan
tradisional Jamuran dapat meningkatkan Interaksi sosial anak hiperaktif di TK
‘Aisyiyah BA.V Uteran. Hal tersebut dapat diketahui dari meningkatnya prosentase
obyek berdasarkan keberanian, kerjasama dan pengendalian Emosi saat melakukan
permainan Jamuran, Sehingga mereka lebih dapat mengatur dirinya sendiri, lebih
disiplin dan mampu berkomunikasi baik lisan maupun tindakan serta mampu
bersosialisasi dengan sangat baik.
Daftar Pustaka
Barkley, R. A.. (2009). Assessment of Childhood Disorders. The Guilford Press: New
York, NY.
Dahlia Novarianing A. 2008. Psikologi Abnormal. Diktat mata kuliah BK. IKIP PGRI
Madiun
Geldard dan Geldard. 2011. Konseling Anak- Anak Praktis. Yogyakarta. Pustaka
Pelajar
Hidayat, S., & Nur, L. (2018). Nilai Karakter, Berpikir Kritis dan Psikomotorik Anak
Usia Dini. Jurnal Ilmiah Visi, 13(1), 29-35.
James Le Fanu. 2006. Deteksi Dini Masalah Psikologi Anak. Yogyakarta. Think
Joko Pamungkas. 2009. permainan Tradisional. (http://maztrie.blogspot.com
/2009/06/jamuran.html,di akses 18 november 2011)
Syamsu Yusuf. 2010. Ilmu psikologi. (http://ilmupsikologianak.wordpress.com, diakses
2010/01/14)
Vitalis Djarot s. 2007. layanan konseling diperluas. Diktat BK. IKIP PGRI Madiun.
Widodo Judarwanto.2010. Anak Hiperaktif. (http://maztrie.blogspot.com /2010/06/anak
hiperaktif.html,di akses 5 november 2011)