Anda di halaman 1dari 95

TERJEMAHAN BEBAS PADA NOVEL YOUR NAME (KIMI NO NAWA)

KARYA MAKOTO SHINKAI


KAJIAN TEKNIK TERJEMAHAN

SKRIPSI

diajukan untuk menempuh ujian sarjana


pada Program Studi Sastra Jepang
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran

AULIA RIFQIANA ADZIKRI


180610180007

FAKULTAS ILMU BUDAYA


UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2022

i
ii

LEMBAR PENGESAHAN

TERJEMAHAN BEBAS PADA NOVEL YOUR NAME (KIMI NO NAWA)


KARYA MAKOTO SHINKAI : KAJIAN TEKNIK TERJEMAHAN

Oleh
AULIA RIFQIANA ADZIKRI
NPM : 180610180007

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi salah satu syarat ujian


guna memperoleh gelar Sarjana Humaniora
pada Program Studi Sastra Jepang
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran

Telah disetujui oleh tim pembimbing pada tanggal seperti tertera di bawah ini
Bandung, ………………………
Pembimbing Utama , Pembimbing Pendamping,

Dr. Puspa Mirani Kadir, M.A. Dr. Agus Suherman Suryadimulya, M.A
NIP. 196108211988030002 NIP. 196008171989021002

Dekan Ketua Program Studi


Fakultas Ilmu Budaya, Sastra Jepang,

Prof. Aquarini Priyatna.M.A.,M.Hum.,Ph.D Amaliatun Saleha, M.Si. Ph.D


NIP. 196806011994032003 NIP. 197606092003122001
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar
akademik sarjana di universitas/perguruan tinggi mana pun.

2. skripsi ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri, tanpa
bantuan pihak lain, kecuali arahan dari tim pembimbing.

3. Dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau
dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dicantumkan sebagai acuan
dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam
referensi.

4. Pernyataan inisaya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari


terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh
karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di
perguruan tinggi ini.

Bandung, Januari 2022

Yang membuat pernyataan,

Materai 10000

Aulia Rifqiana Adzikri

NPM : 180610180007

iii
PRAKATA

Segala puji milik Allah SWT, Tuhan yang telah menyempurnakan segala
kebaikan dengan limpahan nikmat-Nya, yang telah memberikan ilmu pengetahuan
kepada seluruh hamba-Nya. Shalawat serta salam kerinduan tak lupa kita
hadiahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW. Rasulullah yang diutus Allah
untuk memberi peringatan kepada manusia yang selalu ingkar dan petunjuk bagi
orang-orang yang beriman, yang diutus sebagai rahmat bagi sekalian alam. Begitu
pula kepada keluarga, para sahabat, dan pengikutnya serta semoga sampai kepada
kita ummat yang merindukan syafa’atnya.

Alhamdulillah atas karunia-Nya saya dapat menyelesaikan skripsi, dengan


judul “TERJEMAHAN BEBAS PADA NOVEL YOUR NAME (KIMI NO
NAWA) KARYA MAKOTO SHINKAI : KAJIAN TEKNIK
TERJEMAHAN” sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana
Humaniora pada Program Studi Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas
Padjadjaran.

Terlepas dari keterbatasannya, penulis berkeyakinan bahwa karangan ilmiah


ini tidak akan terlaksana tanpa adanya saran, dorongan, bantuan, serta bimbingan
dari berbagai pihak yang bersangkutan. Maka dari itu, pada kesempatan ini
penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Ibu Prof. Aquarini Priyatna.M.A.,M.Hum.,Ph.D., selaku Dekan Fakultas
Ilmu Budaya, Universitas Padjadjaran
2. Ibu Amaliatun Saleha, M.Si. Ph.D., selaku Ketua Program Studi Sastra
Jepang Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Padjadjaran
3. Ibu Dr. Puspa Mirani Kadir, M.A., selaku dosen pembimbing utama
yang telah memberi arahan dan masukan kepada penulis dalam menulis
skripsi ini.
4. Bapak Dr. Agus Suherman Suryadimulya, M.A., selaku dosen
pembimbing pendamping yang telah memberi arahan dan masukan
kepada penulis dalam menulis skripsi ini.

iv
v

5. Bapak Yuyu Y. Risagarniwa, M.Ed., Ph.D., selaku dosen wali yang


telah membimbing penulis selama perkuliahan.
6. Ibu Risma Rismelati, M.A., selaku dosen yang juga telah membimbing
perwalian penulis selama perkuliahan.
7. Segenap staf administrasi, laboratorium, dan perpustakaan di Program
Studi Sastra Jepang dan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran,
atas semua ilmu dan pelayanan yang telah diberikan selama masa
perkuliahan.
8. Kawan-kawan seperjuangan di Universitas Padjadjaran yang selalu
memberi motivasi kepada penulis selama menjalani perkuliahan.
9. Keluarga yang tercinta, Mamah yang melihat semua perjuangan penulis
di atas sana. Ayah dan Ibu yang selalu memberikan dukungan kepada
penulis sepanjang hidup. Kakak dan keluarganya yang telah
memberikan emotional support selama penulis menjalankan
perkuliahan.

Bandung,......

Aulia Rifqiana Adzikri


DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii
PERNYATAAN.....................................................................................................iii
PRAKATA..............................................................................................................iv
DAFTAR ISI...........................................................................................................vi
ABSTRAK.............................................................................................................vii
ABSTRACT.........................................................................................................viii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1

1.2 Identifikasi Masalah..................................................................................4

1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................4

1.4 Kerangka Pemikiran..................................................................................4

BAB II......................................................................................................................5
KAJIAN LITERATUR............................................................................................5
2.1 Penelitian Terdahulu..................................................................................5

2.2 Teori Terjemahan......................................................................................6

2.3 Terjemahan Bebas...................................................................................13

2.4 Teori Pergeseran......................................................................................13

BAB III..................................................................................................................21
OBJEK DAN METODE PENELITIAN................................................................21
3.1 Objek Penelitian......................................................................................21

3.2 Metode Penelitian....................................................................................21

BAB IV..................................................................................................................23
PEMBAHASAN....................................................................................................23
BAB V....................................................................................................................24
SIMPULAN...........................................................................................................24
REFERENSI..........................................................................................................25

vi
vii

LAMPIRAN...........................................................................................................26
RIWAYAT HIDUP................................................................................................27
viii

DAFTAR TABEL
ix

DAFTAR SINGKATAN

1. BSu : Bahasa Sumber


2. BSa : Bahasa Sasaran
3. KBBI: Kamus Besar Bahasa Indonesia
4. KKM : Kamus Bahasa Jepang-Indonesia Kenji Matsuura
ABSTRAK

Penelitian ini membahas mengenai kajian Terjemahan Bebas pada novel Your
Name (Kimi no Nawa) karya Makoto Shinkai. Tujuan penulisan kajian ini adalah
untuk mengetahui alasan-alasan pergeseran yang terjadi pada BSu kepada BSa,
dan konteks apa yang melatarbelakangi perubahan dan pergeseran tersebut.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kajian Teknik Terjemahan dan
Pergeseran Makna dengan menggunakan metode studi kepustakaan. Hasil dari
penelitian ini ditemukan sebanyak 15 data hasil terjemahan yang menggunakan
Metode Terjemahan Bebas dengan didukung Teknik Terjemahan, yaitu: 2 Teknik
Parafrasa, 6 Teknik Penggantian, 1 Teknik Antonim, 2 Teknik Kompensasi, 2
Teknik Penambahan, 3 Teknik Penghilangan, 1 Teknik Kompresi, 3 Teknik
Derivasi Sintaksis, 1 Teknik Deskriptif, dan 1 Teknik Eksplikasi. Hal ini
menyebabkan berbagai pergeseran Makna yang dapat berpengaruh terhadap
pemahaman pembaca BSa, yaitu: 6 Pergeseran Makna Kata, 7 Pergeseran Makna
Frasa, dan 6 Pergeseran Makna Kalimat. Penulis meneliti menggunakan teori
Terjemahan Bebas Newmark dan teori pergeseran Simatupang. Kedua teori
tersebut mencakup bahasan-bahasan yang diteliti dalam menganalisis terjemahan
novel Your Name (Kimi no Nawa) karya Makoto Shinkai ini.

Kata kunci: Terjemahan Bebas, Teknik, Pergeseran Makna, Kimi no Nawa

x
ABSTRACT

This study discusses about Free Translation in Your Name (Kimi no Nawa) novel
by Shinkai Makoto. The purpose of this study is to find out reasons of translation
shift that occurred in source language to target language, and the situational
context .This study uses a study approach to Translation Techniques and Meaning
Shift by using the literature study method. The results of this study found as many
as 15 translated data using the Free Translation Method supported by
Translation Techniques : 2 Paraphrasing Techniques, 6 Replacement Techniques,
1 Antonym Technique, 2 Compensation Techniques, 2 Addition Techniques, 3
Omission Techniques, 1 Compression Technique, 3 Syntactic Derivation
Techniques, 1 Descriptive Technique, and 1 Explication Technique. This causes
various shifts in meaning that can affect the understanding of target language
readers by: 6 shifts in the meaning of words, 7 shifts in the meaning of phrases,
and 6 shifts in the meaning of sentences. The author examines using the Newmark
Free Translation theory and the Simatupang Translation Shift theory. These two
theories include the topics studied in analyzing the translation of Shinkai Makoto
's novel Your Name (Kimi no Nawa).

Keywords: Free Translation, Technique, Meaning Shift, Kimi no Nawa

xi
xii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa merupakan suatu kemampuan dan sistem yang memudahkan manusia


untuk saling berkomunikasi. Menurut Carrol dalam Machali (2009:40), pengertian
bahasa menurutnya adalah:

“Bahasa adalah sebuah sistem berstruktur mengenai bunyi dan urutan


bunyi. Bahasa yang sifatnya manasuka, yang digunakan, atau yang dapat
digunakan dalam komunikasi antar individu oleh sekelompok manusia dan
yang secara agak tuntas memberi nama kepada benda-benda peristiwa-
peristiwa, dan proses-proses dalam lingkungan hidup manusia.”

Dalam beberapa kasus umum, bahasa sering kali menjadi permasalahan yang sulit
dihindari, terutama ketika kita tidak paham dengan apa yang hendak disampaikan
oleh lawan bicara jika kita tidak mengetahui bahasa yang digunakan oleh lawan
bicara tersebut. Contohnya, dalam karya seperti komik atau novel yang ditulis
menggunakan bahasa Jepang, meskipun kita mengetahui sedikit bahasa tersebut,
jika kita tidak memahami situasi dan makna sesungguhnya, maka akan salah
pemahamannya. Seperti kasus dalam komik 名探偵コナン(Meitantei Conan)
Vol.80 dan terjemahannya dengan judul Detektif Conan yang diteliti oleh Rangga
Arsinanda Istamy (2017) terdapat data sebagai berikut:

榛原:いたわ!
Haibara: Itawa!
Diterjemahkan menjadi: “Wah, dia ada di sini”

Jika kita lihat secara sekilas saja, hasil terjemahan tersebut lebih panjang
dari BSunya. Kalimat sederhana seperti ini saja bisa terdapat permasalahan yang
xiii

sekiranya menjadikan perbedaan pemahaman yang diterima oleh pembaca. Pada


kalimat BSu tidak ditunjukan adanya kata penunjuk arah/keberadaan, sedangkan
dalam BSa ada, yaitu kata ‘di sini’. Kemudian terdapat juga subjek kalimat ‘dia’
padahal pada kalimat BSu tidak disebutkan.
Oleh karena itu Penerjemahan lahir sebagai solusi dari masalah tersebut
dengan menerjemahkan maksud dari BSu ke BSa
Dalam KBBI Penerjemahan adalah menyalin atau memindahkan suatu
bahasa ke bahasa lain. Menginterpretasikan suatu gagasan atau pikiran dari BSu
ke BSa dengan tujuan agar sasaran paham dengan apa yang dimaksud oleh
sumber. Menurut Newmark (1988:5) Penerjemahan adalah “mengungkapkan
makna sebuah teks ke dalam BSa, sama persis seperti apa yang ingin disampaikan
penulisnya.”

Dalam menerjemahkan suatu karya kepada BSa, berbagai metode dapat


digunakan oleh penerjemah untuk menemukan terjemahan yang ade-kuat dan
dapat menyampaikan maksud penulis sebaik mungkin kepada pembaca. Dalam
Penerjemahan, Newmark (1988) menjadikan dua sisi metode penerjemahan,
yaitu :

1. Metode yang mendukung kepada BSu.


2. Metode yang mendukung kepada BSa.

Terjemahan Bebas merupakan salah satu metode penerjemahan yang


memberikan penekanan kepada BSa. Metode ini mereproduksi konten sebaik
mungkin tanpa begitu memerhatikan tata bahasa dari BSu. Dalam metode ini frasa
dapat berubah menjadi lebih panjang atau lebih pendek, terjadi pergeseran struktur
ataupun penggantian kata dengan makna sepadan.

Dalam kajian ini penulis akan meneliti metode Terjemahan Bebas tersebut
yang terdapat dalam sumber penelitian Novel Kimi no Nawa (君の名は) karya
Makoto Shinkai (新海誠).

Novel Kimi no Nawa (君の名は) karya Makoto Shinkai (新海誠)


diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia dengan judul Your Name merupakan
novel tentang dua remaja bernama Mitsuha Miyamizu dan Taki Tachibana yang
xiv

saling bertukar tubuh satu sama lain. Awalnya mereka tidak menyadari pertukaran
tubuh itu, mereka menganggapnya hanya mimpi semata. Tetapi orang-orang
sekitar mengatakan kepada keduanya mengenai keanehan di diri mereka, belum
lagi kejadiannya terjadi lebih dari 3 kali. Sehingga mau tidak mau mereka pun
percaya.
Setelah saling menyadari keadaan satu sama lain, Taki dan Mitsuha
sepakat untuk mencatat keseharian mereka dan menyampaikan hal-hal apa saja
yang tidak boleh dilakukan satu sama lain agar tidak dicurigai oleh orang-orang
sekitar. Selama bertukar tubuh itu, mereka merasa terikat satu sama lain, bahkan
tanpa sadar Mitsuha jatuh cinta kepada Taki. Mitsuha pun dengan penuh
keyakinan menyusul Taki. Dia melakukan perjalanan menggunakan kereta dari
Desa Itomori ke Tokyo. Tetapi apa yang Mitsuha dapatkan di sana membuat ia
sakit hati. Taki tidak mengenalinya sama sekali. Hingga akhirnya dengan nekat ia
memberikan ikat rambut berwarna merah miliknya kepada Taki yang kemudian
dipakai menjadi gelang azimat oleh pemuda itu.
Dalam novel biasanya terdapat beberapa prosedur, metode dan Teknik
penerjemahan yang berbeda-beda. Namun penulis hanya akan mengambil metode
Terjemahan Bebas saja agar penelitian ini tidak terlalu meluas.
Pada novel yang telah diterjemahkan ke BSa (Indonesia), penulis banyak
menemukan hasil terjemahan dengan menggunakan metode Terjemahan Bebas,
berikut merupakan beberapa contohnya:

みつは: (1) 懐かしい声と匂い、愛おしい光と温度。


Natsukashii koe to nioi, itooshii hikari to ondo.
(Kimi no Nawa chapter 1:6)
Mitsuha : Suara dan aroma yang membuat rindu, cahaya dan kehangatan yang
kusayangi.
(Your Name chapter 1:5)
Situasi dalam kalimat tersebut adalah ketika tokoh utama, Mitsuha baru
saja bangun tidur. Karena jenis rumahnya adalah bentuk yang lebih tradisional,
sehingga ketika dia bangun, dia tersinari cahaya matahari pagi. Kemudian di
adegan selanjutnya, adiknya menyuruh Mitsuha untuk bangun dan sarapan,
xv

sehingga dapat diketahui bahwa neneknya sedang memasak untuk sarapan. Maka
dari itu penulis menyertakan cahaya dan aroma pada kalimat tersebut untuk
memberikan gambaran suasana kepada pembaca.
Dari contoh data (1) terlihat adanya penggunaan Terjemahan Bebas yang
didukung dengan teknik penambahan dan teknik Penggantian kata.
Teknik pertama digunakan adalah teknik penambahan yang diterapkan
pada kata 懐かしい. Dalam KKM kata 懐かしい artinya rindu; kangen. 懐かし
い merupakan kelas kata Adjektiva. Kata tersebut berfungsi sebagai penambah
keterangan pada kata 声と匂.Teknik penambahan digunakan pada BSa yaitu
dengan menambahkan kata “membuat” agar terdengar seperti Mitsuhalah yang
merasakan rasa rindu tersebut.
Teknik kedua yang digunakan adalah teknik penggantian kata yang
diterapkan pada kata 匂い dan 温度. Kata 匂い dalam KKM adalah bau; bau
yang sedap; bau yang enak. Dalam bahasa Indonesia kata “bau” dapat menjadi
dua makna yang bertolak dan bias, bisa menjadi sesuatu yang kurang sedap
dihirup atau bau yang sedap dihirup. Sehingga terjadilah Penggantian kata yang
sepadan menggunakan kata “aroma” karena dalam bahasa Indonesia kata itu lebih
pasti artiannya yaitu sesuatu yang sedap dihirup. Pada kata 温度 pun terjadi
penggantian kata yang sepadan. 温度 artinya secara literal adalah suhu; derajat
panas (benda). Dalam BSa diartikan sebagai “kehangatan” dengan maksud
mempertahankan nilai estetika dari kalimat tersebut. Suhu dalam bahasa Indonesia
digunakan untuk mengukur kadar panas atau dinginnya sesuatu, dan artian itu
kurang tepat dalam kalimat ini.

Berdasarkan hal-hal tersebut, penulis tertarik untuk menganalisis


Terjemahan Bebas dalam novel Your Name dan mengambil judul skripsi
“TERJEMAHAN BEBAS NOVEL YOUR NAME (KIMI NO NAWA)
KARYA MAKOTO SHINKAI: KAJIAN TEKNIK TERJEMAHAN”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis jelaskan, identifikasi


masalah dirumuskan sebagai berikut:
xvi

1. Terjemahan Bebas seperti apa yang digunakan dalam novel Kimi no


Nawa?
2. Pergeseran makna seperti apakah yang terjadi pada Terjemahan Bebas
dalam novel Kimi no Nawa?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mendeskripsikan konteks situasi dan teknik Terjemahan Bebas yang


digunakan dalam novel Kimi no Nawa.
2. Mendeskripsikan pergeseran makna yang terjadi pada Terjemahan Bebas
dalam novel Kimi no Nawa.

1.4 Kerangka Pemikiran

1. Teori Dasar Terjemahan oleh, Newmark, Moentaha, Larson, Nida dan


Taber. Teori ini digunakan untuk mengetahui dasar apa itu Ilmu Penerjemahan,
dan bagaimana prosesnya terjadi.
2. Teori Teknik Penerjemahan Moentaha; Teori ini digunakan untuk
mengetahui apa saja teknik-teknik penerjemahan yang digunakan penerjemah
dalam menerjemahkan sumber. Penulis menggunakannya untuk menganalisis
teknik-teknik apa saja yang terdapat pada objek penelitian.
3. Teori Pergeseran Makna Simatupang; Membahas mengenai pergeseran
apa saja yang dapat terjadi dalam penerjemahan.
4. Teori Konteks Situasi oleh Halliday dan Hasan; Teori ini digunakan untuk
menganalisis Konteks Situasi yang terdapat pada objek penelitian.
5. Teori Konteks Makna oleh Abdul Chaer; Teori ini digunakan untuk
menganalisis Konteks Makna yang terdapat pada objek penelitian dan
dihubungkan dengan Teori Pergeseran untuk dianalisa pergeseran makna apa yang
terjadi pada objek penelitian.
BAB II

KAJIAN LITERATUR

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian dengan kajian Metode Terjemahan Bebas dan penggunaan sumber


penelitian novel Kimi no Nawa telah dilakukan oleh beberapa penulis antara lain:

Skripsi “Terjemahan Bebas dalam Komik Kimi ni Todoke Volume 1


Karya Shina Karu Ho Kajian Teknik Terjemahan Bebas” oleh Sarah Yanuari
(180610110126) Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran
tahun 2015. Penulis menganalisis teknik terjemahan yang mendukung terjadinya
Terjemahan Bebas dan menganalisis adanya pergeseran makna yang terjadi akibat
adanya proses Terjemahan Bebas. Terdapat 28 data yang dianalisis oleh penulis.
Hasil dari penelitian tersebut adalah terdapat terjemahan yang menggunakan
teknik harfiah, Terjemahan Bebas, penggantian kelas kata, penggantian bagian-
bagian kalimat, teknik terjemahan antonim, kompensasi, penambahan,
penghilangan dan kompresi. Kemudian terdapat 7 data analisis yang menunjukkan
7 perubahan makna yang diakibatkan penerapan teknik-teknik terjemahan
tersebut. Penulis menyatakan bahwa dalam penerjemahan komik tersebut
membuat pembaca kesulitan membedakan mana gagasan asli penulis dan mana
yang merupakan gagasan penerjemah. Namun secara keseluruhan bacaannya
menjadi lebih menarik dan tidak kaku. Penelitian ini berbeda dengan penelitian
Sarah Yanuari, penulis akan menganalisis teknik-teknik terjemahan yang
digunakan penerjemah berdasarkan konteks situasi yang disampaikan oleh
pengarang juga, karena sumber data yang digunakan oleh penulis berbeda yaitu
novel; yang tidak memiliki visual langsung seperti gambar pada komik.

Kemudian, penelitian terdahulu kedua yang digunakan adalah, Skripsi


“Analisis Nilai Karakter dalam Anime Jepang “Kimi no Na Wa”” oleh
Isnanda Elok Hapsari (2302415036) Bahasa dan Sastra Asing Fakultas Bahasa
dan Seni Universitas Negeri Semarang tahun 2020. Pada penelitian ini, penulis

17
18

menganalisa nilai-nilai karakter yang terdapat dalam anime Jepang “Kimi no Na


wa”. Wujud data berupa dialog dan situasi yang terdapat dalam anime tersebut.
Kesimpulan data yang telah terkumpul adalah sejumlah 22 data dan mengandung
11 nilai karakter dari 18 nilai karakter yang ditentukan oleh Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan Nasional. Nilai karakter tersebut adalah:
bersahabat/komunikatif, disiplin, rasa ingin tahu, gemar membaca, tanggung
jawab, peduli sosial, cinta tanah air, menghargai karya, kreatif, mandiri, dan kerja
keras. Nilai-nilai karakter tersebut tidak diperoleh dengan instan, melainkan
melalui proses pengajaran yang ditanamkan sejak dini dan secara kontinu, baik
melalui pendidikan di sekolah atau pun pendidikan dasar di lingkungan keluarga.
Pada penelitian ini sama-sama menggunakan sumber data “Kimi no Nawa”,
namun Isnanda Elok Hapsari menggunakan versi anime dengan cerita yang sama.
Kemudian persamaan juga adalah Isnanda menganalisis konteks situasi yang ada
pada objek penelitian diambil dari visual animasi dan dialognya, perbedaannya
adalah pada penelitian ini konteks situasi yang dianalisis berdasarkan kalimat-
kalimat yang mendukung konteks situasi objek penelitian yang tidak memiliki
visual.

Kemudian, penelitian terdahulu ketiga yang digunakan adalah, Skripsi


“PERGESERAN DALAM TERJEMAHAN PRONOMINA PERSONA
DALAM NOVEL KIMI NO NAWA KARYA SHINKAI MAKOTO” oleh
Kartika Nur Oktaviani (43131.52016.0059) Bahasa dan Sastra Jepang, Sekolah
Tinggi Bahasa Asing – JIA tahun 2020. Fokus penelitian yaitu pada terjemahan
pronomina persona bahasa Jepang pada novel Kimi no Nawa ke dalam bahasa
Indonesia. Dalam penelitian ini terdapat pergeseran dalam terjemahan pada 285
data yang diambil, terdiri atas 120 data pronomina persona watashi, 4 data
pronomina persona boku, 80 data pronomina persona ore, 8 data pronomina
persona omae, 25 data pronomina persona anta, 10 data pronomina persona kimi,
23 data pronomina persona watashitachi dan 14 data pronomina persona antatachi
pergeseran dalam terjemahan yang disebabkan oleh perbedaan sudut pandang
budaya. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pergeseran dalam terjemahan
yang terjadi dari penerjemahan bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia.
Pergeseran yang ditunjukkan dalam penelitian ini dapat dijadikan contoh
19

mengenai ketepatan penerjemah dalam memberikan padanan. Persamaan


penelitian ini dengan penelitian penulis adalah sama-sama menganalisis
pergeseran dalam penerjemahan novel Kimi no Na Wa. Namun perbedaannya,
penelitian terdahulu ini membahas pergeseran yang terjadi pada Pronomina novel
tersebut. Sedangkan penelitian penulis membahas pergeseran yang terjadi pada
kalimat-perkalimat yang didasari juga dengan konteks situasi dan makna.

Perbedaan penelitan ini dengan penelitian sebelumnya adalah penulis akan


mendeskripsian Terjemahan Bebas dalam novel Your Name (Kimi no Nawa)
Karya Makoto Shinkai. Penulis akan menggunakan teori utama teknik-teknik
terjemahan yang dikemukakan oleh Salihen Moentaha. Dengan teori ini, penulis
menganalisis apa saja teknik-teknik yang digunakan penerjemah yang mendukung
adanya metode Terjemahan Bebas. Kemudian menelusuri pergeseran makna yang
terdapat pada contoh data dari novel tersebut. Penulis kemudian akan
mendeskripsikan hal apa yang melatarbelakangi terjadinya pergeseran-pergeseran
tersebut berdasarkan konteks situasi, makna dan tataran bahasanya.

2.2 Teori Terjemahan

Terjemahan merupakan ilmu yang baru, sehingga belum terlalu banyak ahli yang
mendefinisikan hal ini. Dalam menerjemahkan, penerjemah harus melihat
berbagai sisi sudut pandang dari kedua bahasa, sehingga memerlukan penelitian
yang mendalam untuk melakukannya. Menerjemahkan dengan semena-mena
dapat menjadikan hasil terjemahan yang tidak relevan antar BSu dan BSa.

Terjemahan menurut (Moentaha, 2006:9) yaitu sebagai proses kegiatan


manusia di bidang bahasa (analisis) yang hasilnya merupakan teks terjemahan
(sintesis). Hakikatnya teori ilmu terjemahan (science of translation), namun ilmu
ini tidak berdiri sendiri sebagai satu ilmu mandiri, namun merupakan salah satu
cabang ilmu linguistik.

Kemudian, menurut Newmark (1988:5) dalam bukunya A (Textbook) of


Translation : Terjemahan adalah mengungkapkan makna suatu wacana ke dalam
bahasa lain seperti wacana yang dimaksudkan oleh penulisnya. “What is
translation? Often, though not by any means always, it is rendering the meaning
20

of a text into another language in the way that the author intended the text.”
Newmark (1988:5)

Larson (1984:3) menyatakan bahwa terjemahan meliputi kegiatan


menerjemahkan BSu ke dalam BSa,yaitu dimulai dari bentuk bahasa pertama
menuju bentuk bahasa kedua yang menggunakan struktur semantik. Sehingga
dalam penerjemahan makna atau pesan dari sumber harus dipertahankan,
sedangkan bentuk tataran kebahasaannya boleh berubah. Larson juga menyatakan
bahwa penerjemahan adalah kegiatan yang berkaitan dengan studi kosa kata,
struktur gramatikal, konteks komunikatif, dan konteks budaya dari teks asli, yang
dianalisis untuk tujuan menentukan makna, struktur, dan diungkapkan serta
direkonstruksi menggunakan budaya konteks BSa.

Dalam menerjemahkan bahasa Jepang, sangat sulit untuk menyelaraskan


atau menyampaikan maksud budaya, sosial bahkan bahasanya sendiri untuk
diterjemahkan. Perbedaan struktur grammatikal antara bahasa Indonesia dan
bahasa Jepang sangat riskan untuk dilakukan tanpa pengetahuan kedua bahasa
yang cukup. Setelah memiliki pengetahuan yang cukup mengenai kedua Bahasa
tersebut, terdapat proses yang harus dilalui oleh penerjemah.

Berikut adalah tahapan proses dalam menerjemahkan menurut Nida dan


Taber (1969:33) :

Gambar (1) Tahapan proses dalam menerjemahkan Nida dan Taber

1. Analisis
Tahap dimana hubungan gramatikal dan makna dari masing-masing kata dan
kombinasi kata-kata dianalisa dan ditelaah serta ditelusuri. Diharuskan untuk
meneliti makna tersirat apa yang dilahirkan dari tatanan bahasa tersebut secara
grammatikal dan makna.
21

2. Pengalihan
Setelah dianalisa pada tahap pertama, kemudian berdasarkan analisis tersebut
penerjemah mulai mengalih bahasakan dari BSu ke BSa.
3. Rekonstruksi Ulang,
Mengulang tahap 1 dan 2 sehingga hasil terjemahannya memiliki keterbacaan,
gaya dan kaidah yang wajar dan dapat disetujui unsur-unsur kedua bahasa. Pada
tahap ini penterjemah menformulasikan informasi-informasi yang sudah ada
dibenaknya dan meruntukannya dalam suatu redaksi secermat mungkin dengan
mengindahkan tatanan dan titian, berbahasa pada Bsa.

2.2.1 Metode Terjemahan


Dalam menerjemahkan tulisan dari BSu kepada BSa, terdapat beberapa keadaan
yang mengharuskan penerjemah untuk mengubah konstruksi kebahasaan demi
menyampaikan makna yang terdapat pada sumber tersebut. Metode terjemahan
merupakan proses menerjemahkan BSu kepada BSa dalam lingkup kalimat.
Terdapat berbagai jenis metode penerjemahan yang dikemukakan oleh Newmark
yang dibagi atas dua sisi, yaitu:
1. Metode penerjemahan yang berpihak kepada BSu:
a. Word to Word
Metode penerjemahan jenis ini merupakan penerjemahan secara gamblang
kata perkata dan sejajar antara BSu dan BSa. Urutan katanya harus sama
dengan yang ada pada sumber, termasuk kata penghubung dan kata
budaya.
Contoh:

BSu You must go to see him at the theatre to watch that movie

BSa Kamu harus pergi menemui dia di iu teater untuk nonton itu
film

b. Literal
Metode penerjemahan ini mengkonstruksi tataran bahasa BSu kepada
tataran bahasa terdekat pada BSa. Kemudian kata leksikal tetap
22

diterjemahkan kata perkata. Sehingga secara gramatikal, penerjemahan ini


dapat lebih dipahami karena struktur kebahasaannya tidak terasa aneh.
Contoh:

BSu You can put your bag on the table

BSa Kamu bisa meletakkan tasmu di atas meja itu

c. Faithful
Metode penerjemahan Faithful berusaha merestruktur makna setara atau
yang paling dekat dengan makna yang ingin disampaikan BSu namun tetap
mempertahankan struktur gramatikalnya. Meskipun begitu,
penerjemahannya harus tetap patuh sesuai dengan maksud BSu. Pada
metode ini, kata budaya dituliskan sebagaimana adanya, atau tidak
diterjemahkan kepada BSa (ex: Manga -> Manga).
Contoh:

BSu And in Texas, First Lady took a bite of prize winning Chilli and
began vomitting

BSa Dan di Texas, First Lady menyantap hidangan Chilli yang


memenangkan penghargaan dan mulai muntah-muntah

d. Semantik
Metode penerjemahan ini mempertahankan nilai estetika dari kebahasaan
antara kedua bahasa. Kemudian pada saat menerjemahkan kata budaya, kata
tersebut diterjemahkan dengan kata fungsional yang bisa menyampaikan
maksud BSa.
Contoh:

BSu Tak ada lagi yang indah di mataku, semua kelam

BSa Nothing is beautiful in my eyes, everything is black


23

2. Metode penerjemahan yang berpihak kepada BSa:


a. Adaptation
Pada metode penerjemahan ini, karakter, latar dan plot tidak diterjemahkan,
atau ditulis sebagaimana adanya. Namun, unsur-unsur budaya BSu,
diterjemahkan kepada unsur-unsur budaya sasaran.
Contoh:
BSu The early bird catch the worms

BSa Siapa cepat dia dapat


b. Free
Metode ini mereproduksi konten tanpa terlalu memerhatikan tata bahasanya,
sehingga bentuk aslinya tidak diperhatikan. Biasanya terjadi juga
perpanjang-pendekan kalimat, atau terjadi paraprase.
Contoh:

BSu She can’t prove the T-Shirts is about her

BSa Dia tidak bisa membuktikan bahwa yang dimaksud tulisan


pada t-shirt itu memang dia.

c. Idiomatic
Metode ini mereproduksi pesan BSu dan cenderung mendistorsi nuansa dan
makna pada tulisannya. Kemudian memberikan penekanan kepada bahasa
sehari-hari BSa yang tidak ada pada BSu. Biasanya dijadikan/diterapkan
pada idiom.
Contoh:

BSu You have to work day and night for a new car

BSa Kamu harus membanting tulang untuk bisa membeli sebuah


mobil baru
24

d. Communicative
Metode ini menyampaikan makna BSu secara kontekstual kepada BSa.
Metode ini menjadikan konten dan secara kebahasaan lebih mudah
dimengerti oleh target pembaca.
Contoh:

BS Birth control is not one hundred percent


u

BSa Alat kontrasepsi tidak menjamin seratus persen berhasil

2.3 Metode Terjemahan Bebas

Terjemahan Bebas atau Free Translation adalah metode penerjemahan yang


membebaskan dari tatanan grammatikal dan condong kepada penyampaian makna
BSu sedekat mungkin dengan BSa. Menurut Newmark (1988:45) Terjemahan
Bebas adalah

“Free translation reproduces the matter without the manner, or the


content without the form of the original. Usually it is a paraphrase much
longer than the original, a so-called 'intralingual translation*, often prolix
and pretentious, and not translation at all.”

Penerjemahan sebuah kalimat BSu yang sulit diterjemahkan secara kata per kata
ataupun secara harfiah, dapat dihasilkan padanan terjemah dalam BSa yang
terdiri atas beberapa kalimat yang dapat membentuk sebuah paragraf terjemahan,
Penerjemahan ini sangat bergantung kepada apa yang diketahui oleh penerjemah
dari segi gramatikal, budaya, sosial, situasi dan aspek lain dari kedua bahasa yang
dapat memengaruhi hasil penerjemahan. Dalam Terjemahan Bebas dapat terjadi
berbagai teknik yang digunakan untuk menyampaikan makna sebaik mungkin.

Dalam membuat sebuah hasil terjemahan, penerjemah harus


mempertimbangkan teknik-teknik yang harus digunakan pada saat
menerjemahkan menggunakan metode Terjemahan Bebas.
25

2.2.2 Teknik Terjemahan

Teknik terjemahan adalah suatu metode yang diterapkan dalam penerjemahan


untuk menggambarkan hasil penerjemahan dan mengklasifikasikan tipe solusi
penerjemahan. Teknik terjemahan menurut Moentaha (2006:48) yaitu:

a. Terjemahan harfiah (Literal Translation)


Teknik terjemahan yang hasil terjemahannya menyampaikan makna seadanya
berdasarkan kalimat yang diterjemahkan. Terjemahan ini menyampaikan
informasi teks BSu ke dalam BSa dengan mematuhi norma-norma BSa. Proses
teknik ini adalah dengan menerjemahkan kata perkata BSu ke BSa.
b. Subtitusi (Subtitution)
Proses terjemahan yang realisasinya dilakukan melalui jalan dari bentuk BSu ke
bentuk BSa dengan melewati makna. Dalam praktiknya substitusi sebagai jenis
terjemahan harfiah jarang sekali digunakan. Proses substitusi dilaksanakan atau
berlangsung dalam terjemahan otomatis (otomat-mesin) atau dalam bahasa Inggris
disebut “Automatic/Machine Translation”.
c. Terjemahan Bebas (Free Translation)
Penerjemahan dilakukan pada tataran satuan kebahasaan, seperti kalimat atau
keseluruhan teks. Terjemahan Bebas umumnya lebih dapat diterima daripada
terjemahan literal, karena biasanya tidak menyimpang dari makna atau melanggar
norma BSu.
d. Parafrasa (Paraphrase)
Konteks sitias juga dapat diperoleh dari teknik penerjemahan parafrase, karena
informasi yang terkandung dalam teks sumber (BSu) ditangkap oleh teknologi
dalam bentuk deskripsi kontekstual daripada makna teks sasaran (BSa).
Menerapkan teknik ini mengharuskan penerjemah untuk mengetahui realitas teks
Bsu. Ini karena ini adalah kunci mutlak untuk menyatukan kata-kata dan ekspresi
dalam hal deskripsi situasi.
e. Penggantian (Replacements)
Mengganti satuan-satuan gramatikal (kelas kata, bagian kalimat), satuan-satuan
leksikal (kata-kata tertentu) dan kontruksikontruksi kalimat.
f. Terjemahan Antonim (Antonimic Translation)
26

Secara khusus menggantikan kata-kata dalam satu bahasa dengan antonim dalam
bahasa lain, dan kemudian mengubah kalimat pesan menjadi kalimat negatif.
Terjemahan antonim sering ditunjukkan dengan contoh-contoh yang tidak
mengandung antonim yang bertentangan. Teknik ini hanya menggantikan struktur
kalimat dalam satu bahasa dengan struktur kalimat yang setara dalam bahasa lain.
g. Kompensasi
Aturan proses terjemahan yang sangat menarik karena adanya ketidakmungkinan
menyampaikan informasi yang terkandung dalam satuan yang satu atau yang lain,
penerjemah lantas melakukan kompensasi seiring dengan munculnya dalam teks
BSu satuan bahasa yang tidak bisa disampaikan ke dalam BSa. Dalam hal ini,
penerjemah menyampaikannya ke dalam teks BSadengan sarana bahasa yang lain.
h. Penambahan (Additions)
Penambahan kata-kata tertentu yang tidak memiliki arti tambahan dalam teks
sasaran (Bsa) karena informasi yang sama diungkapkan dalam teks sumber (Bsa)
hanya berbeda dalam teks sasaran (BSa).
i. Penghilangan (Omissions/Dropping)
Teknik ini membuang kata yang berlimpah, Teknik penghilangan adalah gejala
yang langsung bertentangan dengan teknik penambahan. Banyak kata yang biasa
ditemukan dalam suatu kalimat memiliki pasangan sinonim.
j. Kompresi (Compression)
Teknik kompresi yakni menyingkat, meringkas suatu suatu ungkapan ke
pengungkapan singkat, ringkas dan padat agar mudah tersampaikan kepada
pembaca.
k. Derivasi Sintaksis (Syntactic Derivation)
Proses konstruksi sintaktis dengan cara mentransformasi konstruksi tataran
bahasa. Dalam proses penerjemahan, derivasi sintaksis mengubah posisi satu
bagian kalimat atau bagian lain. Oleh karena itu, teknik untuk derivasi sintaksis
mencakup konstruksi "aktif-pasif".
l. Terjemahan Deskriptif (Descriptive Translation) Amplifikasi
(Amplification)
Penyampaian makna teks BSu ke dalam teks BSa dengan menggunakan
kombinasi kata-kata bebas yakni menjelaskan satuan-satuan leksikal yang
27

mencerminkan realitas spesifik negeri yang satu atau yang lain, karena satuan-
satuan seperti itu tidak mempunyai ekuivalensi. Terjemahan deskriptif sama
dengan teknik terjemahan amplifikasi yaitu teks yang diperluas dalam proses
terjemahan dari satu bahasa ke bahasa lain.

m. Eksplikasi/Implikasi (Explication/Implication)
Teknik eksplikasi dalam proses terjemahan ialah merealisasi pengungkapan
eksplisit dalam teks BSa karena dalam teks BSu ada informasi yang
pengungkapannya tidak jelas yaitu ada implikasi dalam informasi tersebut
(pengungkapan implisit).

2.4 Teori Konteks Situasi


Dalam karya sastra novel tidak digambarkan bagaimana situasi adegan secara
visual, namun pembaca bisa membayangkan situasi yang ada melalui tulisan yang
telah penulis sampaikan sebaik mungkin melalui berbagai cara secara tertulis agar
pembaca dapat memahami situasi apa yang sedang dibayangkan oleh penulis
ketika menulis adegan tersebut. Akibatnya, pembaca dapat memvisualisasikan
berbagai tulisan sesuai apa yang pembaca tangkap sendiri.
Saat menganalisa situasi suatu karya sastra, terdapat setidaknya tiga
pertanyaan yang dapat diajukan, yaitu: siapa yang berbicara, kepada siapa kita
berbicara, dan mengenai apa/siapa kita berbicara. Pentingnya kita memahami
konteks situasi adalah membantu pembaca memahami makna yang akan
disampaikan oleh penulis, sehingga tulisan tersebut bisa divisualisasikan dan
diresapi maknanya tanpa memerlukan gambar atau nada bunyi suara.
Dalam menerjemahkan karya sastra menggunakan Metode Terjemahan
Bebas, konteks situasi perlu diperhatikan. Sebab, situasi yang dituliskan dalam
novel dapat berpengaruh terhadap apa yang menjadi pemahaman sang
penerjemah. Konteks situasi yang digambarkan oleh penulis harus bisa
memberikan suasana, permasalahan, latar, pelibat dan pesan yang ingin
disampaikan agar tidak ada kesalah pahaman antara penulis, penerjemah, dan
pembaca.
Konteks situasi yang dikemukakan oleh Halliday dan Hasan (1989) terdiri
dari tiga unsur, yaitu field (bidang, pokok masalah), tenor (pelibat), dan mode
28

(cara). Dalam unsur pokok masalah (field) juga terkandung “tujuan penulisan”.
Jika field pada sebuah tulisan sama, namun tenor dan mode nya berbeda, maka
akan menghasilkan tulisan yang berbeda pula. Berikut adalah penjelasannya:

1. Field membantu memahami makna dasar, dan merujuk pada apa yang
terjadi, pada siapa, kenapa ini terjadi, dll. Field berisi pengertian tentang
topik atau isi teks. Field juga meruakan sistem pilihan yang potensial, yaitu
pilihan tentang apa yang diharapkan akan terjadi di dalam konteks sosial itu.
Pilihan-pilihan tersebut dapat jelas dimengerti dari kosakata dan tata bahasa
teks. Field menuntut penerjemah untuk mengambil keputusan tentang
istilah apa yang digunakan, siapa target pembaca yang dituju, dan struktur
tata bahasa apa yang akan digunakan (aktif/pasif).
2. Tenor berkaitan dengan sifat hubungan antara pemakai bahasa di dalam
konteks sosial tertentu serta membantu memahami makna interpersonal.
Tenor mencakup tiga hal yaitu peran pelibat (sasaran), status, jarak sosial
yang mencakup pada jenis hubungan (formal atau dekat). Faktor ini
mengizinkan penerjemah untuk menemukan padanan atau pilihan yang tepat
untuk hasil terjemahannya, apakah formal/informal, modern/kuno, dan
teknis/non-teknis, dll.
3. Mode membantu memahami makna teks. Mode merujuk pada perantara
komunikasi (pembicara, penulis, gambar, aksi, dll.), saluran (face to face,
melalui perantara teknologi, lisan, tulisan, isyarat), tipe interaksi (monologis
atau dialogis), peran bahasa dalam proses sosial (pendukung atau wajib),
dan cara retoris (mendidik, mengandung pelajaran, persuasif, dll). Mode
akan membuat hasil terjemahan menjadi lebih terorganisir.

2.5 Teori Makna


Pengertian kata Makna sendiri sulit untuk disampaikan. Namun ada beberapa
penjelasan mengenai Makna oleh beberapa ahli. Makna (bahasa Inggris: sense)
dibedakan dari arti (bahasa Inggris: meaning) di dalam semantik. Makna, maksud
29

pembicara atau penulis; pengertian yang diberikan kepada suatu bentuk


kebahasaan; (KBBI Online). Ferdinand de Saussure (dalam Abdul Chaer,
1994:286) berpendapat bahwa makna merupakan konsep yang dimiliki oleh suatu
tanda linguistik.
Makna merupakan salah satu hal tersulit dalam penerjemahan, Moentaha
sendiri memasukan Makna sebagai salah satu kesulitan dalam proses
penerjemahan. Menurutnya (2006:13)
“Satuan komposisi leksikal bahasa – kata – biasanya mengandung
aneka makna (polysemous word) dan sistem makna kata dalam satu
bahasa biasanya tidak sepenuhnya sama dengan sistem makna kata yang
sepadan dalam bahasa lain”.
Misalnya, kata House dalam bahasa Inggris, yang berarti rumah dalam bahasa
Indonesia, hanya sesuai dengan salah satu artiny, yaitu tempat tinggal. Padahal
House juga dapat berarti: dinasti – the House of Smiths. Demikian pula, kata
rumah dalam bahasa Indonesia tidak ada hubungannya dengan kata House, seperti
rumah makan, rumah sakit, rumah sakit jiwa.
Oleh karena itu, makna dalam suatu tulisan perlu diteliti agar tidak salah
dalam hasil pemahamannya. Djajasudarma (2017:7) menyebut bahwa terdapat
tiga tingkat keberadaan makna, yaitu:
1. Pada tingkat pertama, makna menjadi isi dari suatu bentuk kebebasan.
2. Pada tingkat kedua, makna menjadi isi dari suatu kebahasaan.
3. Pada tingkat ketiga, makna menjadi isi komunikasi yang mampu
membuahkan informasi-informasi tertentu.

2.6.1 Jenis Makna


Karena bahasa itu digunakan untuk berbagai kegiatan dan keperluan dalam
kehidupan bermasyarakat, maka makna bahasa itu pun menjadi bermacam-macam
bila dilihat dari segi atau pandangan yang berbeda.
Chaer (2012:289-296) mengemukakan beberapa jenis makna yang dibagi
sebagai berikut:
2.6.1.1 Makna Kata
30

Makna memiliki atau leksem sebagai lambang benda, peristiwa, obyek, dan lain-
lain. Makna ini memiliki unsur bahasa lepas dari penggunaan atau konteksnya.
Makna kata terbagi menjadi beberapa pengertian makna kata yaitu:
1. Makna Leksikal
Makna leksikal adalah makna sebenarnya, sesuai dengan hasil observasi
indra kita, makna apa adanya dan makna yang ada dalam kamus. Maksud
makna dalam kamus adalah makna dasar atau makna yang konkret.
Misalnya leksem "kuda" memiliki makna leksikal sejenis binatang-binatang
berkaki empat yang bisa dikendarai'.
2. Makna Gramatikal
Makna gramatikal adalah makna yang terjadi setelah proses gramatikal
(Afikasi, Reduplikasi, Kalimatisasi).
Perbedaan dari makna leksikal dan gramatikal adalah Makna Leksikal
adalah makna dasar/makna dari kala per kata, sedangkan makna gramatikal
adalah makna baru yang muncul ketika kata-kata tersebut menjadi sebuah
kalimat. Contoh: dengan kata dasar kuda dapat melahirkan makna
gramatikal 'mengendarai kuda’ yang maksudnya kuda sebagai kendaraan.
3. Makna Kontekstual
Makna kontekstual adalah makna leksem atau kata dalam konteks.
Misalnya, makna kontekstual dari kata kepala dalam kalimat berikut :
Rambut kepala nenek belum memutih. b. Sebagai kepala sekolah, ia harus
menegur siswa itu, nomor HPnya ada di kepala surat.
4. Makna Referensial
Makna Referensial adalah kata yang memiliki acuan di kehidupan nyata.
Sehingga suatu kata dapat disebut referensial jika memiliki acuan. Kata-kata
seperti kuda, merah, dan gambar adalah kata-kata yang memiliki makna
referensial karena memiliki referensi di dunia nyata.
5. Makna Non-referensial
Makna non-referensial adalah kata yang tidak mempunyai acuan dalam
dunia nyata. Contohnya kata dan, atau, dan karena. Kata-kata tersebut tidak
mempunyai acuan dalam dunia nyata.
6. Makna Denotatif
31

Makna denotatif adalah makna asli dari asalnya atau makna sebenarnya
yang dimiliki kata tersebut. Kata Kurus digunakan untuk menyebutkan
kondisi tubuh yang tidak gemuk. Kata bunga berarti bunga yang dapat
dilihat di taman.
7. Makna Konotatif
Makna konotatif adalah makna lain yang ditambahkan pada makna denotatif
yang merujuk pada makna seseorang atau sekelompok orang yang
menggunakan kata tersebut. Misalnya, kata kurus pada contoh di atas
berkonotasi netral. Kata "langsing" sebenarnya identik dengan kata kurus,
tetapi memiliki konotasi positif: nilai menghibur. Saya akan dengan senang
hati mengatakan bahwa saya langsing. Namun kata Kerempeng memiliki
konotasi negatif, memiliki nilai selera yang buruk, dan orang tidak dapat
merasa nyaman untuk mengatakan bahwa tubuh mereka kerempeng.
8. Makna Konseptual
Makna konseptual adalah makna yang dimiliki sebuah leksem terlepas dari
konteks atau relevansinya. Kata Kuda memiliki arti konseptual sejenis
hewan berkaki empat yang biasa ditunggangi, dan kata Rumah memiliki arti
konseptual 'tempat tinggal'.
9. Makna Asosiatif
Makna asosiatif adalah makna kata yang berkaitan dengan sesuatu di luar
bahasa. Misalnya, kata melati dikaitkan dengan "suci ", kata "merah"
dengan kata “berani”, kata buaya dengan "jahat". Yang dimaksud dengan
asosiasi ini sebenarnya adalah simbol yang digunakan oleh pengguna bahasa
untuk mewakili sifat suatu situasi atau konsep lain yang memiliki kesamaan
dengan ciri-ciri konsep aslinya.
10. Makna Istilah
Makna istilah adalah makna yang tidak ambigu, makna tersebut hanya
digunakan dalam bidang/kegiatan ilmiah tertentu, misalnya kata "tangan"
dan "lengan". Dua kata dalam kedokteran memiliki arti yang berbeda.
"Tangan" berarti "bagian dari pergelangan tangan sampai ke jari-jari". Di
sisi lain, kata "lengan" adalah "bagian dari pergelangan tangan hingga
32

pangkal bahu". Oleh karena itu, istilah "tangan" dan "lengan" sebagai istilah
medis tidaklah sinonim karena memiliki pengertian yang berbeda.
11. Makna Idiom
Makna idiomatik adalah makna yang tidak dapat diprediksi, baik secara
leksikal maupun gramatikal dari makna unsurnya. Misalnya, kata “menjual
rumah'' secara tata bahasa berarti “orang yang menjual menghasilkan uang
dan orang yang membeli mendapatkan rumah”. Sedangkan bentuk bahasa
Indonesia “menjual gigi” memiliki arti “tertawa terbahak-bahak.”
12. Makna Peribahasa
Sebuah peribahasa memiliki makna yang belum diketahui, atau yang dapat
ditelusuri makna unsur-unsurnya. Misalnya, pepatah "seperti anjing dan
kucing" berarti dua orang tidak akur. Makna ini mengingatkan pada saat
hewan dengan seperti anjing dan kucing membuat keributan, mereka selalu
berkelahi dan tidak pernah damai.
2.6.1.2 Makna Frasa
Menunut Sutedi (2011: 129) Dalam bahasa Jepang ungkapan hon o yomu
‘membaca buku' kutsu o kau 'membeli sepatu', dan hara ga tatsu ‘perut
berdiri/marah' dianggap sebagai suatu frasa (klausa) atau ku. Klausa ‘hon o
yomu’ dan ‘kutsu wo kau' dapat dipahami cukup dengan mengetahui makna
kata-kata hon, kutsu, kau dan o; ditambah dengan pemahaman tentang
struktur kalimat bahwa 'nomina + o + verba'. Jadi, klausa tersebut dapat
dipahami secara Ieksikalnya (mojidori no imi). Tetapi, untuk klausa ‘hara
ga tatsu' meskipun kita mengetahui makna setiap kata dan strukturnya,
belum tentu bisa memahami makna klausa tersebut, jika makna frasa secara
idiomatikalnya (kan-youteki imi) belum diketahui dengan benar. Pada klausa
'ashi o arau' ada dua makna, yaitu secara leksikal (mojidouri o imi) yakni
'mencuci kaki', dan juga secara idiomatikal (kan-youteki imi) yakni berhenti
berbuat jahat'. Jadi, dalam bahasa Jepang ada frasa/klausa yang hanya
makna leksikal saja, ada frasa/klausa yang bermakna secara idiomatikalnya
dan ada juga frasa/klausa yang bermakna kedua-duanya.

2.6.1.2 Makna Kalimat


33

Menurut Sutedi (2011; 129) Makna kalimat (bun no imi) dijadikan sebagai
objek kajian semantik, karena suatu kalimat ditentukan oleh makna setiap
kata dan struktumya. Misalnya, kalimat Watashi wa Yamada san ni megane
o ageru (Saya memberi kacamata pada Yamada) dengan kalimat Watashi
wa Yamada san ni tokei o ageru (Saya memberi jam pada Yamada), jika
dilihat dari strukturnya, kedua kalimat tersebut sama yaitu "A wa B ni o
ageru", tetapi maknanya berbeda. Oleh karena itu jelas terlihat bahwa
makna kalimat ditentukan oleh kata yang menjadi unsur kalimat tersebut.
Berbeda dengan kalimat Watashi wa Yamada san to Tanaka san o mattei
iru terkandung dua makna, yaitu [Watashi wa] [Yamuda san to Tanaka san
of matte iru] 'Saya menunggu Yamada dan Tanaka' dan [Watashi wa]
[Yamada an to isshoni] [Tanaka san o] [matte iru] 'Saya bersama Yamada
menunggu Tanaka'. Dari contoh tersebut dapat diketahui bahwa dalam suatu
kalimat dapat menimbulkan makna ganda yang berbeda. Dari uraian di atas,
dapat disimpulkan bahwa objek kajian semantik adalah makna kata dan
frasa/klausa; relasi makna antara beberapa kata; dan makna kalimat.

2.6 Teori Pergeseran

Terdapat dua hal yang menjadi topik bahasan teori pergeseran, yang pertama,
perihal pergeseran makna (meaning-based) dan yang kedua perihal pergeseran
bentuk (form based).

Pergeseran menurut Newmark (1988: 85) adalah Proses perubahan tata


bahasa dari BSu ke Bsa. “A translation procedure involving a change in the
grammar from source language totarget language”.

Newmark memberi batasan pergeseran dalam hal tata bahasa saja, yang
selanjutnya menguraikannya dalam tiga tipe, yakni:

2) Pergeseran dari bentuk tunggal ke jamak


3) Perubahan yang diakibatkan ketidaktersediaan struktur dalam BSa (SL
grammatical structure does not exist in the TL)
34

4) Pergeseran yang dihasilkan membuat proses penerjemahan literal menjadi


secara gramatikal, namun tidak selaras dengan penggunaan secara natural dalam
BSa. “Literal translation is grammatically possible but may not accord with
natural usage in thetarget language.” (Newmark, 1988: 85-86).

Teori lainnya yang membahas tentang pergeseran dijelaskan oleh


Simatupang (2000: 74) Menurutnya pergeseran terjadi karena dua hal, yaitu
perbedaan sudut pandang dan budaya penutur bahasa-bahasa yang berbeda.
Pergeseran di bidang makna ini pun mengakibatkan bahwa tidaklah selalu
mungkin memindahkan makna yang terdapat di dalam teks atau BSu ke dalam
teks atau BSa secara tepat atau tetap utuh. Selanjutnya Simatupang (2000: 82)
menyebutkan jenis-jenis pergeseran dalam terjemahan sebagai berikut:

1. Pergeseran pada tingkat bentuk


a. Pergeseran pada tataran morfem.
Pergeseran ini menyentuh bagian kecil dari sebuah kata. Pergeseran ini
biasanya terjadi pada imbuhan-imbuhan yang tidak ada padanannya pada
BSa. Sehingga hasilnya akan menjadi dua suku kata dari kata BSu atau
sebaliknya.
Contoh:

BSu BSa
tidak dikenal/ tidak
Unknown
>< diketahui
Impossible tidak mungkin
Recycle daur ulang

b. Pergeseran pada tataran sintaksis


1) Pergeseran kata ke frasa.
Satu suku kata dapat menjadi frasa ketika diterjemahkan kepada BSa
yang terdapat makna sepadan, namun secara kesatuan justru memiliki
pasangan yang jika tidak dituliskan bersama maka akan ada ambiguitas
atau perbedaan makna.
Contoh:
35

BSu BSa
Girl >< Anak Perempuan
Parents Orang Tua
2) Pergeseran pada tataran frasa ke klausa
Contoh:

BSu Not knowing what to say, (he just kept quiet)


BSa (Karena) dia tidak tahu apa yang hendak dikatakannya.
3) Pergeseran pada tataran klausa ke kalimat
4) Pergeseran pada tataran kalimat ke wacana
2. Pergeseran Kelas Kata
Selain pergeseran pada tingkat bentuk, pergeseran pada kategori kelas kata pun
terjadi pada proses terjemahan, seperti:
a. Pergeseran dari Nomina ke Adjektiva
Contoh:

BSu He is in good health (N)

BSa Dia dalam keadaan sehat (Adj)

b. Pergeseran dari Nomina ke Verba


Contoh:

BSu They had a quarrel (N)

BSa Mereka bertengkar (V)

3. Pergeseran pada Tingkat Semantik


Pergeseran ini terjadi karena perbedaan sudut pandang dan budaya penutur
Bahasa-bahasa yang berbeda. Sehingga makna yang terdapat dalam BSu tidak
selalu dialihkan dalam BSa secara tepat. Terdapat dua jenis pergeseran makna
pada tingkat semantik, yaitu:
36

a. Pergeseran dari Makna Generik ke Makna Spesifik atau sebaliknya.


Pergeseran ini terjadi karena padanan yang sangat tepat sebuah kata di
dalam BSu tidak terdapat di dalam BSa.
Contoh:

BSu BSa
Leg ><
Kaki
Foot
Dalam bahasa Indonesia, konsep leg dan foot diungkapkan dengan satu
kata yang bermakna lebih generik atau general atau umum, yaitu kaki.
Pergeseran ini dapat terjadi pada kelas verba, adjektiva dan yang lainnya.

b. Pergeseran makna karena perbedaan sudut pandang budaya.


Pergeseran makna ini disebabkan oleh sudut pandang dan budaya penutur
Bahasa-bahasa yang berbeda-beda.
Contoh:

BSu I think so (pikir)

BSa Saya rasa begitu

Dari keseluruhan teori tersebut, penulis akan meneliti menggunakan teori


Terjemahan Bebas Newmark dan teori pergeseran Simatupang. Karena dua teori
tersebut mencakup bahasan-bahasan yang akan penulis teliti dalam menganalisis
terjemahan novel Your Name (Kimi no Nawa) karya Makoto Shinkai ini.
BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan sesuatu yang mejadi perhatian dalam sebuah


penelitian karena objek penelitian merupakan sasaran yang hendak dicapai untuk
mendapatkan jawaban maupun solusi dari permasalahan yang terjadi.

Menurut Sugiyono (2012:144) pengertian objek penelitian adalah “Objek


penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu tentang suatu hal objektif, valid, dan realiable tentang suatu hal
(variabel tertentu)”.

Sumber penelitian yang akan digunakan penulis adalah novel yang berjudul
Kimi no Nawa (君の名は) karya Makoto Shinkai (新海誠) Sumber yang
digunakan pada penelitian ini adalah Novel karya Makoto Shinkai (新海誠) yang
terbit pada 2016 oleh penerbit Kadokawa, diterjemahkan dengan judul Your Name
ke dalam bahasa Indonesia oleh Andry Setiawan di Penerbit Haru, cetakan 2020.

Your Name merupakan novel tentang dua remaja bernama Mitsuha


Miyamizu dan Taki Tachibana yang saling bertukar tubuh satu sama lain.
Awalnya mereka tidak menyadari pertukaran tubuh itu, mereka menganggapnya
hanya mimpi semata. Tetapi orang-orang sekitar mengatakan kepada keduanya
mengenai keanehan di diri mereka, belum lagi kejadiannya terjadi lebih dari 3
kali. Sehingga mau tidak mau mereka pun percaya.

Objek penelitian yang difokuskan oleh penulis adalah satuan-satuan kalimat


yang terdapat pada novel tersebut. Kalimat yang dianalisa menerapkan Metode
Terjemahan Bebas berdasarkan Konteks Situasi dan Makna, juga Teknik-teknik
Penerjemahan yang digunakan. Data yang diambil adalah satu kalimat penuh yang
kemudian kalimat tersebut diteliti dari tingkat morfem, kata, frasa, dan kalimat.
Berikut adalah data yang akan dianalisis:

37
38

No Data Bahasa Sumber Cha Data Bahasa Sasaran Cha


. pter pter
/Hal /Hal

1 懐かしい声と匂い、愛おしい 1:6 Suara dan aroma yang 1:5


光と温度。 membuat rindu, cahaya
dan kehangatan yang
kusayangi.

2 ふと、目が開く。 1:6 kubuka mataku. 1:5

3 朝、目が覚めるとなぜか泣い 1:6 Entah mengapa, aku 1:6


ている。こういうことが私に terkadang mengalami ini.
は、時々ある Menangis ketika bangun di
pagi hari.

4 とても大切なものが、かつて。 1:7 Pernah ada sesuatu yang 1:6


sangat berharga, entah
kapan munculnya.

5 この手に。 1:7 Sesuatu yang kusentuh 1:6


dengan tangan ini.

6 ぼんやりとした花曇りの白い 1:9 Langit sedikit berawan, 1:8


空。 membentang di atas
bunga-bunga sakura yang
mekar.

7 泣き出しそうに切実な声だ。 2:12 Suara yang terdengar jujur, 2:11


seperti hendak menangis.

8 少女はそう叫び、髪を結って 2:12 Gadis itu berteriak, lantas 2:12


いた紐をするりとほどき、差し dilepaskannya tali
39

出す。 pengikat rambutnya,


diserahkannya kepadaku.

9 ふと声の方向を見ると、 小さ 2:15 Spontan, aku menoleh ke 2:14


な女の子が襖を開けて立っ arah suara tersebut.
ていた。 Seorang gadis cilik berdiri
di dekat pintu geser yang
terbuka.

10 「なに寝ぼけとんの?ご・は・ 2:15 Spontan, aku menoleh ke 2:14


んー早く来ないー!」 arah suara tersebut.
Seorang gadis cilik berdiri
di dekat pintu geser yang
terbuka.

11 彗星は数日間にわたって肉 2:19 [Kedatangan komet yang 2:20


眼でも観測できると見られて kata para ahli muncul
おり、世紀の天体ショーを目 setiap 1200 tahun sekali
前に、 JAXA をはじめとした
itu akhirnya akan terjadi
世界中の研究機関は観測の
bulan depan. Para ahli
ための準備に追われていま
memperkirakan, komet itu
す』
akan bisa ditonton dengan
mata telanjang selama
beberapa hari. Dengan
adanya tontonan langit
abad ini di depan mata,
JAXA dan badan
penelitian seluruh dunia
sedang bersiap untuk
melaku-kan pengamatan.]

12 なんとなく会話は途切 2:19 Entah mengapa, obrolan 2:20


れ、NHK に混じって私たち kami bertiga pun terputus.
女三人の食事の音だけが、 Hanya terdengar cecapan
授業の密談みたいにひそひ
40

そかちゃかちゃと後ろめたげ kami—tiga orang


に鳴っている。 perempuan yang sedang
menyantap sarapan,
bercampur dengan suara
pembawa berita di NHK
seolah sedang
mernbisikkan rahasia-
rahasia saat jam pelajaran.
Kres, kres. Cling, cling.

13 斜面沿いの狭いアスファルト 2:20 Kami menuruni aspal yang 2:21


を下り、いくつかの石垣の階 membentang di turunan, ~22
段を降りると山の影が切れ
menuruni beberapa tangga
てもろに直射日光が降りそそ
batu, keluar dari bayang-
ぐ。
bayang gunung, dan sinar
matahari mengenai kami
secara langsung.

14 その凪いだ水面が、朝日を反 2:20 Permukaannya yang 2:22


射してびかーっと無遠慮に輝 bergelombang
いている。
memantulkan cahaya
matahari, bersinar secerah-
cerahnya tanpa rasa
sungkan.

15 父親が、マイクを下ろした地 2:24 Ayah yang sedang 2:28


声で、私に向かって声を張り berpidato itu berteriak
上げているのだ。演説中だっ kepadaku tanpa mik.

3.2 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dalam menganalisis objek


penelitian. Menurut Suharsimi Arikunto (2013: 3) bahwa: “Penelitian deskriptif
adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal
41

lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan
penelitian”.
Terdapat tiga tahap analisis yang dilakukan penulis yakni pengumpulan data,
analisis data dan penyajian hasil analisis data.

3.2.1 Metode Pengumpulan Data


Metode yang digunakan oleh penulis dalam pengumpulan data adalah metode
studi pustaka dengan menggunakan sumber tertulis untuk memperoleh data, yaitu
Novel Kimi no Nawa (君の名は)karya Makoto Shinkai terbitan Kadokawa
(2016) dan versi terjemahan Bahasa Indonesianya. Studi pustaka merupakan
metode pengumpulan data yang diarahkan kepada pencarian data dan informasi
melalui dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, foto-foto, gambar, maupun
dokumen elektronik yang dapat mendukung dalam proses penulisan.

3.2.2 Metode Analisis Data

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Menurut Sugiyono (2016:9)


metode deskriptif adalah metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat
postpositivisme digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah
(sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument
kunci teknik pengumpulan data dilakukan secara trigulasi (gabungan), analisis
data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan
makna daripada generalisasi. Penelitian deskriptif bertujuan untuk
menggambarkan, melukiskan, menerangkan, menjelaskan dan menjawab secara
lebih rinci permasalahan yang akan diteliti dengan mempelajari semaksimal
mungkin seorang individu, suatu kelompok atau suatu kejadian.
Kemudian data dianalisis menggunakan teknik analisis komparasi, yaitu
salah satu teknik analisis kualitatif yang digunakan untuk menguji hipotesis
mengenai ada atau tidaknya perbedaan antar variabel atau sampel yang diteliti.
Menurut Sugiyono (2016), Arti penelitian komparatif adalah bagian penelitian
yang membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau sampel
yang berbeda pada waktu yang berbeda.
42

3.2.3 Penyajian Hasil Analisis Data


Penyajian data dituliskan secara deskriptif dengan dua analisis, yaitu:
1. Analisis Konteks Situasi dan Teknik Terjemahan Bebas
2. Analisis Pergeseran Makna
Data hasil analisis disajikan oleh penulis dalam bentuk informal yakni
penyajian data dengan perumusan kata-kata biasa agar mempermudah mahasiswa
ataupun pelajar bahasa dalam memahami secara lebih mendetail mengenai
bagaimana metode Terjemahan Bebas ini diterapkan pada novel Kimi no Nawa
yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan menganalisis teknik-
teknik terjemahan yang digunakan berdasaran konteks situasinya, kemudian
bagaimana hal tersebut dapat berpengaruh terhadap makna data tersebut.
BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam menganalisis suatu terjemahan, kita harus melihat dari berbagai perspektif
dan kepentingan yang ingin disampaikan dari pengarang kepada pembaca.
Penerjemah menjembatani hal tersebut dengan menerjemahkan sumber
menggunakan berbagai metode yang dapat diterapkan untuk menghasilkan
terjemahan yang sebaik mungkin dan ade-kuat. Dalam penelitian ini, penulis
menerapkan 3 unsur yang diperlukan dalam menganalisis hasil terjemahan
tersebut, yaitu Konteks Situasi, Teknik Terjemahan, dan Pergeseran Makna yang
patut untuk diterapkan. Penulis akan membagi analisis tersebut menjadi 2 bagian,
yaitu 4.1 Analisis Konteks Situasi dan Teknik Terjemahan dan 4.2 Analisis
Pergeseran Makna.

4.1 Analisis Konteks Situasi dan Teknik Terjemahan

Pada bagian ini penulis akan menganalisis Teknik Terjemahan yang


digunakan pada data yang telah diambil dari sumber penelitian.

Wacana 1 Hal. 6

みつは: 懐かしい声と匂い、愛おしい光と温度。(1)

私は大切なだれかと隙間なくびったりとくっついている。
分かちがたく結びついている。

乳房に抱かれた乳呑み児の頃のように、不安や寂しさなん
てかけらもない。失ったものは未だひとつもなく、とても
甘やかな気持ちが、じんじんと体に満ちている。

ふと、目が開く。(2)天井。部屋、朝。ひとり。東京。
―そうか。夢を見ていたんだ。

1. みつは:懐かしい声と匂い、愛おしい光と温度。

43
44

Natsukashii koe to nioi, itooshii hikari to ondo.


(Kimi no Nawa chapter 1:6)
Mitsuha : Suara dan aroma yang membuat rindu, cahaya dan kehangatan
yang kusayangi.
(Your Name chapter 1:5)
Konteks Situasi:

Mitsuha sedang merasakan suatu kehangatan yang menyelimutinya saat sedang


bermimpi. Dia merasakan hal ini adalah sesuatu yang nostalgia, dapat diketahui
dari bagian 懐かしい声と匂い. 懐かしい yang artinya ‘rindu’ menandakan
bahwa mimpi ini kemungkinan tidak hanya terjadi sekali, atau dia pernah
merasakan perasaan hangat tersebut di waktu selain mimpi. Kemudian mimpi
tersebut juga dapat diketahui pada kalimat “夢を見ていたんだ” yang
diterjemahkan “Aku tadi bermimpi”.

Kalimat ini merupakan bagian monolog naratif dari pemeran utama, tidak
ada interaksi dengan orang lain, namun terdapat emosi yang dimunculkan pada
situasi ini yaitu perasaan positif berdasarkan makna kata 懐かしい yang berarti
‘rindu’ dan 愛しい ‘sayang’ yang menggambarkan perasaan kasih sayang.
Kalimat ini ditulis naratif sebagai monolog.

Analisis Teknik Terjemahan:

Pada data (1) dianalisa adanya penggunaan Metode Terjemahan Bebas yang
didukung dengan Teknik Penambahan dan Teknik Penggantian Kata.
Teknik pertama yang digunakan adalah teknik penambahan yang
diterapkan pada kata 懐かしい. Dalam KKM (1994) kata 懐かしい artinya
‘rindu; kangen’. 懐かしい merupakan kelas kata Adjektiva. Kata tersebut
berfungsi sebagai penambah keterangan pada kata 声と匂い yang bermakna
‘Suara dan Aroma’. Teknik Penambahan digunakan pada BSa yaitu dengan
menambahkan kata “membuat” agar seolah-olah ‘Suara dan Aroma’ melakukan
sesuatu kepada Mitsuha sehingga merasakan kerinduan.
Teknik kedua yang digunakan adalah Teknik Penggantian Kata yang
diterapkan pada kata 匂い dan 温度. Kata 匂い dalam KKM adalah ‘bau; bau
45

yang sedap; bau yang enak’. Dalam bahasa Indonesia kata ‘bau’ dapat menjadi
dua makna yang bertolak dan bias, bisa menjadi sesuatu yang kurang sedap
dihirup atau bau yang sedap dihirup. Sehingga terjadilah penggantian kata yang
sepadan menggunakan kata “aroma” karena dalam bahasa Indonesia kata itu lebih
pasti maknanya yaitu sesuatu yang sedap dihirup. Pada kata 温度 pun terjadi
penggantian kata yang sepadan. 温度 artinya adalah ‘suhu; derajat panas
(benda)’. Dalam BSa diartikan sebagai “kehangatan” dengan maksud
mempertahankan nilai estetika dari kalimat tersebut dan dapat diterima lebih
mudah oleh pembaca Indonesia, karena kata Suhu dalam bahasa Indonesia
digunakan untuk mengukur kadar panas atau dinginnya sesuatu, dan artian itu
kurang tepat dalam kalimat ini.
Sebenarnya tanpa merubah kata 懐かしい, kalimat ini bisa diterjemahkan
menjadi terjemahan yang adekuat. “Suara dan Aroma yang dirindukan. Cahaya
dan Kehangatan yang kusayangi” bisa dijadikan hasil terjemahan yang tetap
mempertahankan tatanan bahasanya.

2. みつは: ふと、目が開く。
Futo, me ga hiraku.
(Kimi no Nawa chapter 1:6)
Mitsuha : kubuka mataku.
(Your Name chapter 1:5)
Analisis Konteks Situasi:

Field pada data (2) masih sama dengan data (1) namun lebih menjelaskan kepada
saat Mitsuha itu terbangun dan membuka mata setelah tidur dan bermimpi.

pada kalimat ini juga sama seperti data (1) jenis interaksinya adalah
monolog naratif. Emosi yang dikeluarkan juga emosi yang netral, tidak ada emosi
khusus yang ingin disampaikan. Kata ふと pada kalimat tersebut bermakna
‘sekejap’, jadi nuansa yang diberikan saat membuka mata adalah tidak ada
prosesnya atau langsung begitu saja dan tidak ada yang menghalangi. Kalimat ini
ingin memberikan kesan situasi bangun pagi yang hangat, tidak ada pesan atau
pembelajaran pada kalimatnya. Sama dengan data (1).
46

Analisis Teknik Terjemahan:


Pada data (2) terdapat penggunaan Metode Terjemahan Bebas yang didukung
dengan Teknik Derivasi Sintaksis.
Teknik penerjemahan yang pertama adalah Teknik Derivasi Sintaksis yang
diterapkan pada frasa 目が開く. 開く merupakan kelas kata verba yang termasuk
jenis 自動詞 (instransitif) yang bermakna ‘terbuka’. Kata ini pada data tersebut
menjelaskan keadaan ‘mata’ sebagai subjek. Sehingga terjemahan kalimat tersebut
seharusnya adalah “mata terbuka”. Namun, dalam BSa kalimat ini diterjemahkan
menjadi “kubuka mataku”. Kata “buka” tersebut jika diterjemahkan kembali
kedalam Bahasa Jepang seharusnya menjadi 他動詞 (transitif) yaitu (わたし)
目を開ける. Dalam tataran Bahasa Jepang subjek わたし (aku) tidak ditulis
namun tidak menghilang keberadaannya. Berbeda dengan tataran Bahasa
Indonesia yang memerlukan subjek (SPO) baik transitif ataupun intransitif.
Sehingga penerjemah menambahkan subjek orang pertama yaitu “ku” (aku) agar
jelas siapa yang membukanya dan sesuai dengan dasar pola kalimat bahasa
Indonesia.
Kalimat ini sesungguhnya tidak perlu diubah kelas kata dan pola
kalimatnya, terkecuali untuk subjek ‘ku (aku)’ yang memang perlu ditambahkan
agar lebih mudah dipahami oleh pembaca BSa. Kalimat tersebut bisa
diterjemahkan secara harfiah menjadi “Mataku terbuka”, karena maknanya justru
lebih sesuai dengan apa yang ingin disampaikan pengarang. Penambahan kata ふ
と ‘seketika’ yang merupakan kelas kata adverbia pada kalimat ini sebenarnya
memperjelas verba 開く, bahwa mata tersebut terbuka seketika tanpa kehendak
pembicara.

Wacana 2 Hal. 6

みつは: そのあまりの唐突さに、ほとんどなにを思う間もなく、涙
がこぼれる。

朝、目が覚めるとなぜか泣いている。こういうことが私に
は、時々ある。(3)
47

3. みつは: 朝、目が覚めるとなぜか泣いている。
Asa, me ga sameru to nazeka naiteiru.
こういうことが私には、時々ある。
Kouiu koto ga watashi ni wa, tokidoki aru.
(Kimi no Nawa chapter 1:6)
Mitsuha : Entah mengapa, aku terkadang mengalami ini. Menangis ketika
bangun di pagi hari.
(Your Name chapter 1:6)

Analisis Konteks Situasi:


Mitsuha sering kali mengalami ‘mimpi’ aneh yang mengganggunya saat
tidur, hingga menyebabkan ia menangis saat terbangun di pagi hari, hal ini
disebutkan dalam kalimat 目が覚めるとなぜか泣いている yang diterjemahkan
“Menangis ketika bangun di pagi hari”. Kalimat ini terletak di awal cerita sebagai
pembuka dan alur mundur yang menjelaskan akhir cerita dari novel ini. Pada
akhir cerita, plot tragis dialami oleh Mitsuha yaitu dia tidak bisa bertemu dengan
orang yang bertukar tubuh dengannya, yaitu Taki. Sehingga pada awal cerita,
disebutkan Mitsuha menangis karena mengingat kejadian tersebut sebagai
ringkasan di chapter awal.
Tipe interaksi pada kalimat ini juga sama seperti data (1) yaitu monolog
naratif. Emosi yang dikeluarkan adalah emosi negatif sedih dan bingung yang
disampaikan dengan kata なぜか泣いている yang diterjemahkan “Entah
mengapa....Menangis”.

pada kalimat こういうことが私には、時々ある, Mode kalimat


memiliki pesan emosi yang ingin disampaikan penulis, yaitu perasaan sedih
karena telah mengalami hal buruk. Pagi hari seharusnya menjadi awal baru,
namun pada kalimat ini, pagi hari adalah hal yang menyedihkan bagi Mitsuha.

Analisis Teknik Terjemahan:


Pada data (3) terdapat penggunaan Metode Terjemahan Bebas yang didukung
dengan Teknik Parafrase dan Teknik Kompresi.
48

Teknik Parafrase diterapkan pada kedua kalimat tersebut dengan beberapa


perubahan. Frasa こういうことが私には dipindahkan menjadi kalimat pertama
dengan tujuan untuk menjadikannya sebagai topik utama keseluruhan kalimat
ketika bersambung dengan kalimat kedua. Kemudian dilanjutkan dengan kalimat
朝、目が覚めると(なぜか)泣いている。Pada hasil terjemahan, kalimat itu
dipindahkan ke belakang (kecuali kata なぜか). kata ‘menangis’ menjadi verba
kedua yang menyertai subjek ‘aku’ pada kalimat pertama sebagai keterangan
tambahan dari kalimat tersebut.
Teknik selanjutnya adalah Teknik Kompresi yang diterapkan pada frasa 目
が覚める. Kalimat tersebut merupakan satuan frasa dari keseluruhan kalimat.
Pada hasil terjemahan, frasa tersebut dipersingkat menjadi satu verba yaitu kata
‘bangun’. Kata ini dirasa efektif untuk mempersingkat frasa dengan
menyampaikan makna yang sama, namun terdapat perbedaan nuansa yang hilang
dari frasa BSu. Seharusnya penerjemah bisa menyampaikan nuansa yang ingin
disampaikan oleh penulis, karena konteks kalimat ini merupakan bagian yang
penuh emosi, sehingga setelah diterjemahkan kalimat ini menjadi biasa saja.
subjek ‘aku’ pada frasa tersebut agar sesuai dengan tata BSa.
kalimat ini bisa diterjemahkan dengan lebih adekuat memerhatikan nuansa
yang ingin disampaikan oleh pengarang, misalnya menjadi “Di pagi hari, entah
mengapa ketika mataku terjaga, hal seperti ini kadang terjadi padaku”. Parafrase
yang diterapkan penerjemah tidak salah untuk dilakukan, namun kompresi pada
frasa pertama menyebabkan nuansa yang ingin disampaikan pengarang tidak
diterima.

Wacana 3 Hal. 7

たき: そして、見ていたはずの夢は、いつも思い出せない。

俺は涙をぬぐった右手を、じっと見る。

人差し指にのった小さな水滴。ついさっきまでの夢も、目
尻を一瞬湿らせた涙も、もう乾いている。

とても大切なものが、かつて。(4)この手に。(5)
49

4. みつは : とても大切なものが、かつて。
Totemo taisetsuna mono ga, katsute.
(Kimi no Nawa chapter 1:7)
Mitsuha : Pernah ada sesuatu yang sangat berharga, entah kapan
munculnya.
(Your Name chapter 1:6)
Analisis Konteks Situasi:
Field pada kalimat ini adalah sudut pandang Taki, pemeran utama laki-laki pada
kisah ini yang juga mengalami hal yang sama dengan Mitsuha. Pada bagian ini
Taki juga baru terbangun dari tidurnya setelah mendapatkan mimpi yang aneh.
Hal ini disebutkan dalam kalimat 見ていたはずの夢は、いつも思い出せない
yang diterjemahkan menjadi “Lantas, mimpi yang tadi kulihat, selalu tidak bisa
kuingat.”
Pada bagian paragraf yang terdapat kalimat ini, Taki bermonolog
merasakan perasaan menyedihkan setelah mengalami mimpi yang kurang
mengenakan. Dengan digambarkan bahwa dia menangis dan mengusap air
matanya dengan tangan kanannya yang ditunjukkan pada kalimat “人差し指に
のった小さな水滴。”. Kalimat ini juga menyampaikan perasaan Taki yang
mengalami kesedihan, merasakan kehilangan sesuatu yang berharga baginya.
Kalimat ini bersambung dengan kalimat setelahnya, menunjukkan kesedihan Taki
yang kehilangan sesuatu yang ‘pernah disentuh’ olehnya.

Analisis Teknik Terjemahan:


Pada data (4) terdapat penggunaan Metode Terjemahan Bebas yang didukung
dengan Teknik Penambahan Kalimat.
Teknik Penambahan yang diterapkan pada kalimat tersebut ialah dengan
menambahkan kalimat “entah kapan munculnya” pada akhir kalimat. Kalimat ini
ditambahkan tanpa sumber, tidak ada kalimat yang dapat diterjemahkan demikian
pada BSu. Pada kalimat ini, とても大切なもの merupakan objek dari kata かつて
yang bermakna ‘pernah dialami atau dimiliki’ oleh Taki. Penerjemah
menambahkan kalimat tersebut untuk menyertai keterangan pada kata もの,
sebagai sesuatu yang dialami tapi tidak ada kejelasan kapan hal tersebut terjadi.
50

Namun tetap saja, tidak ada hal yang mendasari kalimat tersebut harus
ditambahkan pada keseluruhan kalimat ini. Jika terjemahannya menjadi “Pernah
ada sesuatu berharga yang pernah kumiliki”, atau kita dapat menerjemahkannya
bersama kalimat setelahnya (5) この手に, yang diterjemahkan pada BSa sebagai
“Sesuatu yang kusentuh dengan tangan ini” maka tidak ada nuansa tambahan yang
perlu diberikan oleh penerjemah. Kalimat tersebut bisa diterapkan Teknik
Parafrase sehingga bermakna ‘sesuatu yang pernah dimiliki/disentuh dengan
tangan’ agar menjadi satuan kalimat utuh.

5. みつは: この手に。
Kono te ni
(Kimi no Nawa chapter 1:7)
Mitsuha : Sesuatu yang kusentuh dengan tangan ini.
(Your Name chapter 1:6)
Analisis Konteks Situasi:
Field pada kalimat ini sama dengan data (4) Taki memiliki sesuatu yang pernah
disentuh oleh tangannya. Kemudian dia merasakan nostalgia setelah dia bermimpi
dan terbangun pada pagi itu. Dia ingin mengingat hal tersebut namun dia sendiri
lupa.
Perasaan sedih dan rasa sesak akan kebingungan yang dirasakan akibat
tidak bisa mengingat apa yang ada di mimpinya. Kalimat ini disampaikan dengan
monolog Taki. Hal yang ingin disampaikan pembaca adalah informasi bahwa
Taki pernah menyentuh sesuatu yang dia sendiri lupa apa yang dia sentuh. Pada
kalimat ini juga disampaikan bahwa Taki kemungkinannya mengalami sesuatu
yang indah namun dia melupakannya tanpa dia inginkan.

Analisis Teknik Terjemahan:


Pada data (5) terdapat penggunaan Metode Terjemahan Bebas yang didukung
dengan Teknik Eksplikasi.
Kalimat この手に jika diterjemahkan secara harfiah adalah “Kepada
tangan ini”. Kalimat ini dalam tatanan BSu pun kurang lengkap, meskipun subjek
biasanya lebih sering untuk tidak disebutkan dalam bahasa Jepang. Namun untuk
51

verba seharusnya dituliskan untuk memperjelas kegiatan apa yang sebenarnya


terjadi pada adegan ini. Begitu pula dalam tatanan BSa, pola kalimat yang
digunakan adalah subjek, predikat, objek, dan keterangan tambahan. Pada kalimat
tersebut tidak terdapat subjek, predikat , dan objek yang dapat diterangkan. Siapa
yang melakukan, apa yang dilakukan, dan apa objek yang diperlakukan tidak
jelas, hanya ada keterangan tujuan yaitu この手 yang disertai dengan partikel に
sebagai penanda tujuan. Pengarang membuat kalimat ini untuk memberikan kesan
estetika yang ingin dimunculkan setelah kalimat sebelumnya dituliskan, yaitu
pada data (4) dimana objek pada kalimat ini dimunculkan terlebih dahulu. Dengan
demikian masih tersisa subjek dan predikat yang tidak muncul dalam kalimat ini.
Penerjemah ingin menambahkan subjek dan predikat pada kalimat ini
dengan menambahkan kata ‘sentuh’ dan subjek ‘aku’. Penambahan kalimat ini
dirasa efektif meskipun terjadi perpanjangan (eksplikasi) pada kalimat tersebut.
Eksplikasi ini tidak menjadikan penambahannya menjadi penghamburan, namun
justru memperjelas apa yang sebenarnya ingin disampaikan oleh pengarang.
Namun dengan perubahan yang dijelaskan di atas, terjadi perubahan
perspektif yang terjadi akibat ditambahkannya kata ‘kusentuh’. Kalimat yang
seharusnya memiliki makna sesuatu yang datang sendirinya menjadi sesuatu yang
diraih. Akibatnya, pembaca jadi memiliki visual yang berbeda dari apa yang
disampaikan oleh pengarang. Terjemahan yang mungkin bisa digunakan adalah
“sesuatu (berharga) yang menghampiri/menyentuh tangan ini”.

Wacana 4 Hal. 9

みつは: 目の前には、ようやく見慣れてきた、東京の風景が私の前
に広がっている。
….―。
ぼんやりとした花曇りの白い空。(6)
百人が乗った車幅、千人を運ぶ列車、その千本が流れる
街。
気づけばいつものように、その街を眺めながら私は(俺
は)、だれかひとりを、ひとりだけを、探している。
52

6. みつは:ぼんやりとした花曇りの白い空。
Bonyari toshita hanagumori no shiroi sora.
(Kimi no Nawa chapter 1:9)
Mitsuha : Langit sedikit berawan, membentang di atas bunga-bunga sakura
yang mekar.
(Your Name chapter 1:8)
Analisis Konteks Situasi:
Mitsuha sedang menaiki kereta komuter. Pada adegan ini Mitsuha memerhatikan
sekelilingnya, orang-orang sekitar di dalam kereta, langit berawan, pohon-pohon
sakura yang sedang bermekaran, dan kota Tokyo. Awalnya pemandangan itu
adalah hal yang baru untuk Mitsuha, karena dia sendiri bukan orang Tokyo,
namun pada kalimat ようやく見慣れてきた yang diterjemahkan “Pemandangan
Tokyo yang mulai terbiasa ku-lihat”, setelah beberapa kali bertukar tubuh,
sekarang dia sudah terbiasa melihatnya.
Mode yang ingin disampaikan adalah hal-hal yang sekarang sudah terbiasa
dilakukan oleh Mitsuha selama bertukar tubuh dengan Taki dan tinggal di Tokyo.
Dia sudah tidak terkejut dengan apa yang ada di sekitarnya, meskipun sebenarnya
dia adalah orang pedesaan yang tidak mengerti teknologi. Kalimat ini berupa
monolog naratif, tidak ada interaksi dengan orang lain.

Analisis Teknik Terjemahan:


Pada data (6) terdapat penggunaan Metode Terjemahan Bebas yang didukung
dengan Teknik Deskriptif dan Teknik Kompensasi.
Teknik Deskriptif yang diterapkan pada kalimat ini adalah pada kata 花曇
り. Kata ini dituliskan secara deskriptif ke dalam BSa dengan menambahkan
penjelasan apa itu 花曇り. Kata 花曇り dalam situs kotobank.jp adalah “春,サ
クラの咲くころの曇天”, kata ini tidak ada pembanding atau sinonim yang bisa
menerjemahkannya kepada BSa karena kata ini adalah kata budaya Jepang yang
ditandai dengan adanya makna bunga sakura pada definisinya, sedangkan tidak
ada sakura di Indonesia. Maka cara lain yaitu dengan menjelaskan bahwa 花曇り
merupakan kondisi saat musim semi di mana bunga sakura sedang bermekaran
53

dan kondisi langit yang biru yang tertutup awan. Penjelasan tersebut kemudian
menjadi keseluruhan kalimat yang diterjemahkan kepada BSa, sehingga pembaca
dapat memahami apa itu 花曇り.
Kemudian kata 白い空 mengalami Teknik Kompensasi, yaitu dengan
menggantinya menjadi ‘langit sedikit berawan’. Terjemah harfiah dari kata
tersebut seharusnya adalah ‘langit putih’. Maksud kata ‘putih’ bermakna kiasan
langit yang biasanya berwarna biru menjadi putih karena tertutup oleh awan.
Sehingga kata ‘putih’ ini bisa dikompensasi menjadi ‘berawan’ karena maksud
dari keduanya sama.
Kata 花曇り dan 白い空 diterjemahkan bersama, kata 花曇り sendiri
sudah memiliki makna ‘awan’ , sehingga penerjemahannya sudah cukup
dileburkan bersama kata 白い空.
Hasil terjemahan ini sudah dibuat dengan sangat baik. Pembaca jadi bisa
memahami maksud dari kalimat ini tanpa harus mencari tahu apa itu arti 花曇り.
Namun untuk penerjemahan kata ぼんやり harusnya bisa diterjemahkan juga
agar jelas bahwa kondisi berawan tersebut tidak tampak jelas , hanya samar-
samar. Kalimatnya bisa menjadi “Langit yang samar-samar berawan, membentang
di atas bunga-bunga sakura yang mekar”.

Wacana 5 Hal. 12

たき: 知らないベルの音だ。まどろみの中でそう思った。目覚ま
し? でも、俺はまだ眠いのだ。昨夜は絵を描くのに夢中に
なっていて、ベッドに入ったのは明け方だったのだ。

みつは: 「……くん。……たきくん」

たき: 今度は、誰かに名を呼ばれている。女の声。……女?

みつは: 「たきくん、瀧くん」

たき: 泣き出しそうに切実な声だ。(7)遠い星の瞬きのよう
な、寂しげに震える声。

7. みつは: 泣き出しそうに切実な声だ。
54

Nakidashisou ni setsujitsuna koe da.


(Kimi no Nawa chapter 2:12)
Mitsuha : Suara yang terdengar jujur, seperti hendak menangis.
(Your Name chapter 2:11)
Analisis Konteks Situasi:
Pada kalimat ini, Taki sedang dalam situasi tersadar di dalam mimpi karena dia
mendengar suara bel yang tidak dia kenal. Saat itu dia mendengar suara seseorang
yang memanggil namanya dengan suara bergetar dan samar-samar jauh seperti
yang disebutkan dalam kalimat 遠い星の瞬きのような、寂しげに震える声
yang diterjemahkan menjadi “Suara sedih yang bergetar, sangat lirih seperti
berasal dari tempat yang sama dengan kerlip bintang yang jauh.”
Pada adegan ini, Taki dipengaruhi oleh suara sedih seorang wanita yang
tidak ia kenal (Mitsuha), sehingga emosi yang dirasakan oleh Taki adalah
perasaan sedih dan kebingungan. Pada adegan ini juga dapat diketahui, Mitsuha
merasakan emosi sedih dengan gambaran suara bergetar dan lirih yang ia ucapkan
ketika memanggil nama Taki. Kalimat ini menunjukkan adanya interaksi antara
Taki dan Mitsuha, yaitu saat Mitsuha yang memanggil nama Taki.

Analisis Teknik Terjemahan:


Pada data (7) terdapat penggunaan Metode Terjemahan Bebas yang didukung
dengan Teknik Penggantian Kata.
Teknik Penggantian Kata diterapkan pada kata 切実 yang bermakna
‘(yang) mendesak’ menjadi “yang terdengar jujur” pada hasil terjemahan. Kata
‘jujur’ dan ‘mendesak’ sendiri bukan sinonim ataupun antonim dari satu sama
lain. Makna yang ingin disampaikan oleh pengarang adalah suara Mitsuha yang
memanggil Taki dalam mimpinya Taki yang terdengar terdesak dan buru-buru
karena Taki akan segera bangun dari mimpinya. Mitsuha juga terdengar seperti
hendak menangis sehingga seharusnya ada tensi emosi yang lebih negatif.
Sehingga penerjemahannya kurang bisa diterima karena tidak begitu
memerhatikan apa yang ingin disampaikan pengarang.
Penerjemahan yang adekuat untuk kalimat ini adalah “Suara yang
terdengar mendesak, seperti hendak menangis”. Penerjemahan ini tetap
55

menyampaikan maksud sesungguhnya dari pengarang tanpa perlu mengubah


apapun, karena kalimat ini diterjemahkan secara harfiah pun akan menjadi
terjemahan yang adekuat.

Wacana 6 Hal. 12

みつは: 「覚えて、ない?」

たき: その声が不安げに俺に問う。でも、俺はお前なんて知らない。

…―。
少女はそう叫び、髪を結っていた紐をするりとほどき、差し出す。
(8)俺は思わず手を伸ばす。

薄暗い電車に細く差し込んだ夕日みたいな、鮮やかなオレンジ
色。人混みに体を突っこんで、俺はその色を強く掴む。
そこで、目が覚めた。

8. みつは:少女はそう叫び、髪を結っていた紐をするりとほどき、差し出す。
Shoujo wa sou sakebi, kami o yutteita himo o sururito hodoki, sashidasu.
(Kimi no Nawa chapter 2:12)
Mitsuha : Gadis itu berteriak, lantas dilepaskannya tali pengikat
rambutnya, diserahkannya kepadaku.
(Your Name chapter 2:12)
Analisis Konteks Situasi:
Data ini merupakan kelanjutan dari data (8) yang merupakan akhir adegan dari
mimpi yang dialami Taki, karena dia terbangun setelah itu, sebagaimana yang
diterangkan pada kalimat ini そこで、目が覚めた yang diterjemahkan “Saat itulah
aku terbangun.”. Pada bagian ini Taki menerima sebuah ikat rambut yang
dijulurkan oleh Mitsuha saat Taki naik ke kereta (di dalam mimpi). Mitsuha ingin
Taki mengingat dirinya, setidaknya namanya, karena saat dipanggil, Taki seolah
tidak mengenalinya. Sehingga Mitsuha akhirnya menjulurkan ikat rambut tersebut
kepada Taki agar dia dapat mengingatnya.
56

Pada kalimat ini terdapat interaksi antara Mitsuha dan Taki, namun tidak
terjadi adanya percakapan yang terungkap. Sehingga Tenor dalam kalimat ini
dapat dipahami pelibatnya adalah Mitsuha dan Taki, namun tidak ditunjukan
dengan percakapan, tapi dengan aksi.
Kalimat ini merupakan narasi monolog, tidak ada timbal balik antara
Mitsuha dan Taki. Kalimat ini juga menunjukkan emosi negatif dengan adanya
teriakan ‘gadis’ (Mitsuha)’. Sehingga Mode pada kalimat ini adalah Monolog dan
beremosi negatif.

Analisis Teknik Terjemahan:


Pada data (8) terdapat penggunaan Metode Terjemahan Bebas yang didukung
dengan Teknik Penghilangan dan Teknik Derivasi Sintaksis.
Teknik Penghilangan yang diterapkan pada kalimat ini sangat berpengaruh
pada keseluruhan makna kalimat. Teknik ini diterapkan pada kata するり yang
bermakna 動作が速やかで滞りないさまを表わす語。 ② 動き方がすべるようにな
めらかなさまを表わす語 (kotobank.jp) yang maksudnya adalah sesuatu yang
cepat dan tanpa hambatan. Kata ini sebagai adverbia menyertai kata ほどき yang
bermakna ‘membuka’, maksudnya adalah membuka tali pengikat tersebut.
Pengarang menambahkan kata tersebut karena ingin menyampaikan bagaimana
terjadinya penyerahan tali pengikat tersebut bernuansa cepat dan tanpa hambatan.
Dalam hasil terjemahan, kata ini tidak diterjemahkan ataupun diwakilkan
menggunakan kata lain yang sepadan, sehingga hasil terjemahan tidak dapat
disampaikan dengan tepat kecuali jika membaca kalimatnya secara keseluruhan.
Kemudian, Teknik Derivasi Sintaksis diterapkan pada kata 差し出す yang
bermakna ‘menyerahkan’ menjadi ‘diserahkannya’. Hal ini menyebabkan
berubahnya sifat kata tersebut yang mulanya verba aktif menjadi pasif. Namun
jika kata ini diterjemahkan menjadi pasif, terdapat tidak serasian yang terjadi
dikarenakan unsur-unsur pelengkap yang terdapat pada kalimat tersebut. Transitif
dalam KBBI adalah ‘bersangkutan dengan kata kerja yang memerlukan objek’.
Sedangkan Intransitif adalah ‘tanpa objek langsung atau pelengkap penderita
(tentang verba) seperti pada kata loncat, terjun, jatuh’. Dalam kalimat ini
sesungguhnya telah memadai untuk dijadikan kalimat aktif, karena telah terdapat
57

subjek (pelaku) yaitu 少女はそう叫び atau Gadis yang sebelumnya berteriak, dan
objek ‘nya’ yaitu 結っていた紐 atau tali pengikat yang diserahkan. Sehingga
seharusnya kalimat ini bisa diterjemahkan dengan makna sesungguhnya, yaitu
‘menyerahkannya (tali pengikat)’. Hal ini juga berlaku pada penerjemahan kata ほ
どき yang bermakna melepaskan dan merupakan jenis kata Verba bersifat transitif
diubah menjadi intransitif.
Dalam penerjemahan kalimat ini, penerjemah tidak begitu mengindahkan
makna kata するり yang menyebabkan hilangnya kesan ‘cepat’ yang ingin
disampaikan pengarang. Kemudian penerjemahan kata 差し出す dirasa tidak perlu
karena diubah pun tidak memberikan kesan lain. Menurut penulis kalimat ini
dapat diterjemahkan menjadi “Gadis itu berteriak, lantas melepaskan tali pengikat
rambutnya dan menyerahkannya kepadaku”.

Wacana 7 Hal. 15

たき: これってなんというか……女の体ってすげえな……。

よつは: 「……お姉ちゃん、 なにしとるの?」

たき: ふと声の方向を見ると、 小さな女の子が襖を開けて立っていた。


(9)俺は自分を指さし、その子に問う。ていうことは、こいつは俺
の妹か?
その子は呆れ切ったような表情で言う。
「いや、すげえリアルだなあって……。え?」

よつは: 「なに寝ぼけとんの?ご・は・んー早く来ないー!」
(10)

たき: ぴしゃり!と叩きつけるように襖を閉められる。

9. たき:ふと声の方向を見ると、 小さな女の子が襖を開けて立っていた。
futo koe no houkou o miru to, chiisana onnanoko ga fusuma o akete tatte
ita.
(Kimi no Nawa chapter 2:15)
58

Taki: Spontan, aku menoleh ke arah suara tersebut. Seorang gadis cilik
berdiri di dekat pintu geser yang terbuka.
(Your Name chapter 2:14)
Analisis Konteks Situasi:
Adegan pada kalimat ini terjadi setelah Taki terbangun dari mimpinya. Saat ini
Taki sedang memerhatikan tubuhnya (tubuh Mitsuha yang tertukar dengannya)
dan merasakan aneh karena dia baru pertama kalinya merasakan dan melihat
secara langsung bagaimana tubuh wanita sebenarnya. Saat itu Taki meraba-raba
tubuhnya sendiri dan merasa kagum dengan apa yang dia rasakan. Taki sangat
terpana dengan apa yang dialaminya saat itu sampai tidak sadar akan sekitar, dia
belum begitu memerhatikan dimana dia sekarang dan mengapa dia bisa berada
disana. Dia hanya menganggap ini semua hanya mimpi. Akibatnya dia tidak siap
dengan kedatangan seorang gadis cilik (Yotsuha, adiknya Mitsuha) yang
membuka pintu geser sehingga ia terkejut.
Pada adegan ini tidak ada interaksi langsung yang terlaksana, namun
reaksi terkejutnya Taki disebabkan oleh Yotsuha, sehingga ada interaksi secara
tidak langsung yang menyebabkan reaksi.
Kemudian, Mode pada kalimat ini menunjukkan tipe interaksi monolog
naratif, tidak ada balasan dari lawan bicara, juga tidak ada perantara terjadinya
suatu percakapan. Emosi yang terungkap adalah terkejutnya Taki setelah secara
tiba-tiba membuka pintu kamar Mitsuha.

Analisis Teknik Terjemahan:


Pada data (9) terdapat penggunaan Metode Terjemahan Bebas yang didukung
dengan Teknik Derivasi Sintaksis.
Kalimat ini diterjemahkan dengan memerhatikan latar tempat dan
menyesuaikannya dengan apa yang terjadi. Frasa 小さな女の子が襖を開けて立っ
ていた diterjemahkan oleh penerjemah menjadi ‘Seorang gadis cilik berdiri di
dekat pintu geser yang terbuka’. Jika merujuk kepada BSu, dari struktur
kalimatnya sendiri dapat dipahami bahwa Yotsuha (小さな女の子) membuka
pintu geser sambil/kemudian berdiri. Penerjemah menerjemahkannya dengan
memberikan latar yang sedikit bergeser, yaitu keadaan pintu tersebut telah terbuka
59

dengan menerjemahkannya menjadi kalimat pasif, yaitu ‘berdiri di dekat pintu


geser yang terbuka’. Penerjemah memahami kalimat ini terletak setelah Yotsuha
mengatakan kalimat 「…お姉ちゃん、なにしとるんの?」, penerjemah sepertinya
mengurutkan adegan menjadi sebagai berikut: Yotsuha membuka pintu kemudian
berdiri di samping pintu sambil berdiri, setelah itu baru mengatakan kalimat
tersebut.

Jika kalimat ini diterjemahkan secara harfiah, maka akan menjadi “Ketika
saya melihat ke arah suara itu, seorang gadis kecil membuka pintu geser dan
beridiri”. Meskipun jika memandang kepada BSu, kalimat ini diterjemahkan
dengan menyalahi aturan tata bahasa yang digunakan pada BSu, kalimat ini dirasa
diterjemahkan dengan baik, karena memerhatikan makna dan nuansa latar yang
mendukung kalimat tersebut. Dikarenakan tidak adanya visual dalam novel ini,
penerjemah memberikan arahan kepada pembaca bagaimana urutan kejadian pada
adegan tersebut secara tidak langsung.

10. よつは:「なに寝ぼけとんの?ご・は・んー早く来ないー!」
nani noboketenno? go.ha.n- hayaku konai-!

(Kimi no Nawa chapter 2:15)

Yotsuha: "Jangan melongo begitu, dong. Sa. Ra. Pan! Cepat bangun!"

(Your Name chapter 2:14)

Analisis Konteks Situasi:

Pada adegan ini, Yotsuha yang dasarnya merupakan anak yang tempramental,
melihat kakaknya malah terbengong saat dipanggil, menjadi emosi. Taki merasa
kebingungan kenapa ada anak kecil yang tiba-tiba memanggilnya ‘お姉ちゃ
ん’yang memiliki makna kakak; kakak perempuan, sedangkan dirinya sendiri itu
laki kali, ditandai dengan gesturnya yang menunjuk diri sendiri setelah dipanggil
menggunakan panggilan tersebut, “ていうことは、こいつは俺の妹か?” yang
terjemahnya adalah “Kalau begitu, anak ini adalah adikku?”
Kemudian Tenor pada kalimat ini adalah Yotsuha merupakan adik dari
Mitsuha (tokoh utama perempuan). Pada adegan ini, Mitsuha bertukar tubuh
60

dengan Taki, sehingga Taki lah yang dipanggil dengan sebutan kakak perempuan
oleh Yotsuha.
Perantara komunikasi yang digunakan adalah lisan atau komunikasi
langsung dan dialogis, ditandai dengan adanya percakapan antara Yotsuha dan
Taki walau masing-masing hanya kalimat singkat. Tampak kedua pihak merasa
kebingungan, namun Yotsuha juga merasa emosi karena kakaknya terlihat
bengong.

Analisis Teknik Terjemahan:


Pada data (10) terdapat penggunaan Metode Terjemahan Bebas yang didukung
dengan Teknik Penggantian Kata.
Pada data ini terdapat satu Teknik yang digunakan kepada dua kasus yaitu
pada kata 寝ぼけとんの dan 来ない. Kata yang pertama yaitu 寝ぼけとんの, asal
katanya adalah 寝ぼける yang diucapkan menggunakan dialek Hida, karena
Yotsuha merupakan orang yang tinggal di desa Itomori, kota Hida, Prefektur Gifu,
Jepang. Penggunaan dialek Hida pada kata kerja bentuk lampau dengan mengubah
bentuk lampau ―た menjadi とる。「西日本の方言に多い、副詞を用いることなく
進行相と完了相を区別する表現を用いる。例えば英語の "be doing" を示す「や
りよる」、 "have done" を示す「やっとる」のように使い分けすることが可能であ
る。」(ja.wikipedia.org/wiki/飛騨弁). Makna kata 寝ぼける adalah setengah tidur;
setengah sadar. Dalam BSa, kata ini diterjemahkan menjadi “Jangan melongo”.
Kata ‘melongo’ dan ‘setengah tidur/sadar’ sendiri memiliki makna yang cukup
berbeda.
Melongo adalah suatu gestur ketika seseorang merasa heran atau tertegun
ketika melihat sesuatu, seperti yang tertera dalam KBBI, “terbuka (tentang mulut)
karena heran dan sebagainya”. Kemudian kata ‘sadar’ memiliki makna “insaf;
merasa; tahu dan mengerti: 2 v ingat kembali (dari pingsan dan sebagainya);
siuman.”. Sehingga penerjemahan kata ini menjadi ‘melongo’ sebenarnya cukup
berbeda dengan apa yang disampaikan penulis, namun kata ini tetap digunakan
oleh penerjemah karena terasa lebih terasa mudah ditujukan kepada lawan bicara
sebagai dialog.
61

Kemudian, Teknik ini juga digunakan pada kata 来ない. Kata ini
disebutkan dengan gaya dialek Hida yang berasal dari kata 来なさい yang artinya
‘tolong datang’. Kata ini diterjemahkan menjadi ‘bangun’ dalam BSa. Kata ini
diterjemahkan demikian untuk mewakili kata 寝ぼける yang diterjemahkan
menjadi ‘melongo’ agar kegiatan tidur yang dilakukan Mitsuha masih dapat
tersampaikan kepada pembaca BSa.

Wacana 8 Hal. 19

みつは: 八十歳を過ぎ、いつも古式ゆかしい着物姿でありつつも無言で
怒りを表明するその行動。
クールだわと思いつつ私はリモコンを手に取り、連携プレイのご
とくテレビの電源を入れる。
サヤちんお姉さんの声を引き継いで、 NHK お姉さんがにこやか
にしゃべり出す。

アンカー: 『千二百年に一度という彗星の来訪が、いよいよひと月後に迫っ
ています。彗星は数日間にわたって肉眼でも観測できると見られ
ており、世紀の天体ショーを目前に、 JAXA をはじめとした世界
中の研究機関は観測のための準備に追われています』(11)

11. アンカー:『千二百年に一度という彗星の来訪が、いよいよひと月後に
迫っています。彗星は数日間にわたって肉眼でも観測できると見られており、世
紀の天体ショーを目前に、 JAXA をはじめとした世界中の研究機関は観測のた
めの準備に追われています』
“Sen'nihyakunen ni ichido to iu suisei no raihou ga, iyoiyo hitotsuki-go ni sematte
imasu. Suisei wa suujitsukan ni watatte nikugan demo kansoku dekiru to mi rarete
62

ori, seiki no tentai shou o mokuzen ni, jakusa o hajime to shita sekaijuu no
kenkyuu kikan wa kansoku no tame no junbi ni owa rete imasu”

(Kimi no Nawa chapter 2:19)

Anchor: [Kedatangan komet yang kata para ahli muncul setiap 1200 tahun sekali
itu akhirnya akan terjadi bulan depan. Para ahli memperkirakan, komet itu akan
bisa ditonton dengan mata telanjang selama beberapa hari. Dengan adanya
tontonan langit abad ini di depan mata, JAXA dan badan penelitian seluruh dunia
sedang bersiap untuk melakukan pengamatan.]

(Your Name chapter 2:20)

Analisis Konteks Situasi:

Pada adegan ini, Mitsuha, Yotsuha, dan Neneknya sedang sarapan sambil
menonton TV mendengarkan berita tentang komet yang akan segera muncul dan
dapat dilihat di langit dengan mata telanjang.

Anchor yang membacakan berita tersebut adalah kakak temannya Mitsuha,


sebagaimana disebutkan pada kalimat “サヤちんお姉さんの声を引き継いで”.
Kakak Saya sebagai pembawa berita, dan Mitsuha, Yotsuha, dan Neneknya
sebagai pendengar berita itu.

Tipe Interaksinya adalah monologis, tidak ada dialog interaksi langsung


karena berita bukan merupakan komunikasi interpersona. Perantara
komunikasinya adalah TV (dengan sebuah media komunikasi).

Analisis Teknik Terjemahan:

Pada data (11) terdapat penggunaan Metode Terjemahan Bebas yang didukung
dengan Teknik Penggantian Kata dan Teknik Penambahan.
Teknik Penggantian Kata diterapkan pada kata 迫っています. Kata ini
berasal dari kata 迫る yang bermakna Mendekat; mendesak. Kata ini juga
merupakan bentuk Progressive Tense yang berfungsi untuk menunjukkan sesuatu
yang sedang berproses untuk terjadi atau sedang dilakukan. “Te-Form verbs are
also used with such expressions as iru ‘be doing~” (Makino, 1986:467).
63

Sehingga dalam kalimat tersebut kata ini bermakna ‘sedang mendekat/mendesak’.


Namun, dalam BSa, kata ini tidak diterjemahkan, atau alihnya digantikan menjadi
‘akan terjadi’. Sehingga makna kata ‘mendekat’ tidak tersampaikan pada BSa.
Teknik Penggantian juga diterapkan pada kata 天体. Pada hasil terjemahan
frasa ini diterjemahkan menjadi ‘langit’. Kata 天体 memiliki makna 太陽・恒星・
惑星・衛星・彗星(すいせい)・星団・星雲など、宇宙に存在する物体の総称。Atau
sesuatu yang berhubungan dengan bintang dan astronomi secara umum.
Sedangkan kata langit merupakan salah satu bagian astronomi, sehingga kalimat
ini menjadi sempit maknanya. Penerjemah ingin memberikan kata yang lebih
lazim digunakan oleh pembaca BSa karena mungkin tidak semua orang
mengetahui hal tentang astronomi.
Kemudian teknik kedua yang digunakan pada kalimat ini adalah Teknik
Penambahan, yaitu dengan menambahkan frasa “Para ahli memperkirakan”.
Penambahan frasa ini tidak ada acuan kata yang bisa membuat penerjemahan
tersebut menjadi ada. Namun penerjemah menambahkan kata ‘para ahli’ untuk
menambahkan subjek siapa yang mengatakan mengenai apa yang disampaikan
oleh pembaca berita agar ada validasi terhadap pernyataan tersebut.

Wacana 9 Hal. 19

みつは: なんとなく会話は途切れ、NHK に混じって私たち女三人の食事


の音だけが、授業の密談みたいにひそひそかちゃかちゃと後ろめ
たげに鳴っている。(12)

ひとは: 「……いいかげん、仲直りしないよ?」

みつは: 唐突に、四葉が空気を読まない発言をする。

よつは: 「大人の問題!」

みつは: ぴしゃりと、私は言う。そう、これは大人の問題なのだ。なにが町
長選挙よ。

12. みつは:なんとなく会話は途切れ、NHK に混じって私たち女三人の食事


の音だけが、授業の密談みたいにひそひそかちゃかちゃと後ろめたげに鳴ってい
る。
64

Nantonaku kaiwa wa togire, NHK ni majitte watashitachi on'nasan'nin no shokuji


no oto dake ga, jugyou no mitsudan mitai ni hisohiso kacha kacha to ushirometa-
ge ni natte iru.

(Kimi no Nawa chapter 2:19)

Mitsuha: Entah mengapa, obrolan kami bertiga pun terputus. Hanya terdengar
cecapan kami—tiga orang perempuan yang sedang menyantap sarapan,
bercampur dengan suara pembawa berita di NHK seolah sedang membisikkan
rahasia-rahasia saat jam pelajaran. Kres, kres. Cling, cling.

(Your Name chapter 2:20-21)

Analisis Konteks Situasi:

Selagi Mitsuha, Yotsuha, dan neneknya sarapan sambil menonton TV, mereka
akhirnya merasa bosan dan hanya fokus makan. Suasananya sedang terasa
canggung karena Mitsuha dan Yotsuha sedang bertengkar mengenai pencalonan
kembali Ayahnya menjadi wali kota, berdasarkan kalimat これは大人の問題なの
だ。なにが町長選挙よ。Yang diterjemahkan menjadi “Ini masalah orang dewasa.
Apanya yang Pemilu Wali Kota?”.

Dalam adegan ini, terdapat tiga tokoh yang terlibat dialog secara langsung
yaitu Mitsuha, Yotsuha, dan neneknya yang bernama Hitoha. Saat itu kondisinya
Mitsuha dan Yotsuha sedang bertengkar tentang ayahnya, sehingga emosi yang
disampaikan adalah emosi yang kurang baik. Neneknya berusaha untuk
menengahi keduanya dan berusaha membuat mereka berbaikan dengan
mengatakan 「……いいかげん、仲直りしないよ?」yang diterjemahkan menjadi
“...Bukannya sudah saatnya kalian berbaikan?”.

Tipe Interaksinya adalah dialogis. Interaksi langsung terjadi antar tokoh


secara lisan, mereka mengatakan apa yang ingin dikatakan tanpa perantara
komunikasi.

Analisis Teknik Terjemahan:


65

Pada data (12) terdapat penggunaan Metode Terjemahan Bebas yang didukung
dengan Teknik Penambahan dan Teknik Penghilangan.
Pada frasa なんとなく会話は途切れ yang jika diterjemahkan secara
harfiah adalah “entah apa penyebabnya, percakapan terputus..” tidak terdapat
subjek pelaku yang menyatakan siapa yang melakukan percakapan tersebut, hal
ini hanya dapat diketahui jika membaca kalimat tersebut secara keseluruhan. Jika
frasa ini dilengkapi dengan subjek, maka akan menjadi “なんとなく―私たちの/三
人のー会話は途切れ” atau “なんとなくー私たち/三人は会話がー途切れ”,
karena kita dapat mengetahui pelaku adalah tiga orang dari konteks situasi
wacana. Penerjemah menambahkan subjek ‘kami bertiga’ agar pembaca dapat
memahami percakapan siapa yang terhenti itu, meskipun tidak terlalu masalah jika
tidak ditambahkan kata tersebut karena pada kalimat selanjutnya, terdapat subjek
私たち女三人 pada kalimat “NHK に混じって私たち女三人の食事の音だけ”.
Kemudian penerjemah menerapkan teknik penghilangan pada frasa 後ろめ
たげに鳴っている. 後ろめたい adalah adjektiva yang bermakna ‘rasa bersalah’,
dan 鳴っている berasal dari verba 鳴る yang artinya ‘berbunyi’. Penggunaan kata
後ろめたい disertai dengan 鳴る bermakna ‘rasa khawatir’. “うしろめた-げ・なり
【後ろめたげなり】形容動詞ナリ活用。活用{なら/なり・に/なり/なる/なれ
/なれ}気がかりだ。いかにも心配だ。” (dictionary.goo.ne.jp).

Wacana 10 Hal. 20

みつは: いってきまーす、と声を揃えてお祖母ちゃんに告げて、私と四葉
は玄関を出た。盛大に、夏の山鳥が鳴いている。
斜面沿いの狭いアスファルトを下り、いくつかの石垣の階段を
降りると山の影が切れてもろに直射日光が降りそそぐ。(13)
眼下にはまあるい湖、糸守湖。
その凪いだ水面が、朝日を反射してびかーっと無遠慮に輝いて
いる。(14)
66

13. みつは:斜面沿いの狭いアスファルトを下り、いくつかの石垣の階段を降
りると山の影が切れてもろに直射日光が降りそそぐ。
Shamen-zoi no semai asufaruto o ori, ikutsu ka no ishigaki no kaidan o oriru to
yama no kage ga kirete mo ro ni chokusha nikkou ga furisosogu.

(Kimi no Nawa chapter 2:20)

Mitsuha: Kami menuruni aspal yang membentang di turunan, menuruni beberapa


tangga batu, keluar dari bayang-bayang gunung, dan sinar matahari mengenai
kami secara langsung.

(Your Name chapter 2:21-22)

Analisis Konteks Situasi:

Mitsuha dan Yotsuha yang baru saja selesai sarapan dan berangkat sekolah
dengan mengucapkan “いってきまーす”, mereka berdua pergi menuruni lereng
sepanjang jalan perjalanan ke sekolah. Dalam adegan ini hanya terdapat Mitsuha
dan Yotsuha, keduanya pun tidak saling berinteraksi, hanya berjalan bersama
menuju sekolah. Latarnya digambarkan memiliki pemandangan khas pedesaan,
ada gunung, bebatuan, dan lereng.

Tipe interaksinya adalah naratif monologis, jadi tidak ada percakapan


antara Mitsuha dan Yotsuha, kalimat ini hanya menjelaskan bagaimana kondisi
latar tempat menurut pandangan Mitsuha.

Analisis Teknik Terjemahan:

Pada data (13) terdapat penggunaan Metode Terjemahan Bebas yang didukung
dengan Teknik Penggantian frasa.
Pada kalimat 斜面沿いの狭いアスファルトを下り Teknik penggantian
diterapkan pada frasa 斜面沿い yang bermakna ‘sepanjang lereng’. Frasa ini
merupakan bagian dari 狭いアスファルト (aspal sempit) yang merupakan
keterangan tempat dari verba 下り. Namun dalam BSa, frasa ini diterjemahkan
kepada menjadi ‘turunan’ karena penerjemah menganggap kata Turunan dan
Lereng kurang lebih maknanya sama, yaitu jalan yang miring atau landai.
67

14. みつは:その凪いだ水面が、朝日を反射してびかーっと無遠慮に輝
いている。
Sono naida minamo ga, Asahi o hansha shite bika ̄ tto buenryo ni kagayaite iru.

(Kimi no Nawa chapter 2:20)

Mitsuha : Permukaannya yang bergelombang memantulkan cahaya matahari,


bersinar secerah-cerahnya tanpa rasa sungkan.

(Your Name chapter 2:22)

Analisis Konteks Situasi:

Dalam adegan ini hanya terdapat Mitsuha dan Yotsuha, keduanya pun tidak saling
berinteraksi, hanya berjalan bersama menuju sekolah. Latarnya digambarkan
memiliki pemandangan khas pedesaan, ada gunung, bebatuan, dan lereng. Sama
seperti data 13 karena masih berhubungan. Namun pada adegan ini, Mitsuha
menjelaskan mengenai kondisi danau yang ia lewati.

Tipe interaksinya adalah naratif monologis, jadi tidak ada percakapan


antara Mitsuha dan Yotsuha, kalimat ini hanya menjelaskan bagaimana kondisi
latar tempat menurut pandangan Mitsuha.

Analisis Teknik Terjemahan:

Pada data (14) terdapat penggunaan Metode Terjemahan Bebas yang didukung
dengan Teknik Penerjemahan Antonim.

Kalimat ini menjelaskan bagaimana kondisi danau yang dilewati Mitsuha


Ketika sedang dalam perjalanan menuju sekolah. 凪いだ水面 merupakan frasa
yang menerangkan bagaimana kondisi danau saat itu. 凪いだ berasal dari kata 凪
ぐ yang bermakna mereda;tenang, dan 水面 yang bermakna permukaan air.
Dalam hasil terjemahan BSa, frasa ini diterjemahkan sebaliknya, yaitu
‘bergelombang’. Hal ini menjadikan terjemahannya justru bersebrangan satu sama
lain.
68

Wacana 11 Hal. 24

としき: 「三葉!」

みつは: 突然、大声が響いた。ひっと、息が止まりそうになる。信じられ
こえ

ない。父親が、マイクを下ろしたで、私に向かって声を
は り あ げ て えんぜつちゅう

張り上げているのだ。演説中だった。

ちょうしゅう わたし み る

聴衆も 私 を見る。

としき: 「三葉、胸張って歩かんか!」

みつは: 私は真っ赤になる。

15. みつは:父親が、マイクを下ろした地声で、私に向かって声を張り上げてい
るのだ。演説中だった。
Chichioya ga, maiku o oroshita jigoe de, watashi ni mukatte koe o hariagete iru
noda. Enzetsu-chuudatta

(Kimi no Nawa chapter 2:24)

Mitsuha: Ayah yang sedang berpidato itu berteriak kepadaku tanpa mik.

(Your Name chapter 2:28)

Analisis Konteks Situasi:

Mitsuha sedang berjalan pulang dari sekolah, saat itu dia melewati kerumunan
orang yang sedang melihat ayahnya Mitsuha, Toshiki yang sedang berpidato
untuk pencalonan kembali dirinya sebagai walikota desa Itomori. Mitsuha tidak
menyukai bahwa beberapa orang dalam kerumunan membicarakannya karena
ayahnya sedang berpidato di depan, sehingga saat melewati kerumunan itu
Mitsuha memasang raut wajah yang kurang senang, hingga ayahnya berkata
kepada Mitsuha 「三葉、胸張って歩かんか!」yang diterjemahkan "Mitsuha! Bisa
tidak berjalan sambil membusungkan dada?!". Hal itu membuat Mitsuha merasa
malu.
69

Tenor pada wacana ini menunjukkan bahwa Toshiki adalah ayah Mitsuha,
kemudian terdapat juga kerumunan yang tidak berinteraksi secara langsung
dengan Mitsuha namun membicarakannya.

Interaksi terjadi antara Mitsuha dan ayahnya, namun tidak ada dialog
komunikasi langsung antara Mitsuha dan ayahnya, hanya komunikasi searah dari
ayahnya. Pada kalimat ini, Mitsuha melakukan monolog naratif dalam pikirannya
saja, jadi tidak terjadi interaksi secara langsung.

Analisis Teknik Terjemahan:

Pada data (15) terdapat penggunaan Metode Terjemahan Bebas yang didukung
dengan Teknik Penghilangan, Kompensasi, dan Parafrase.
Teknik Penghilangan diterapkan pada kata 地声で. Kata 地声 bermakna
Suara asli, kemudian disertai partikel で yang berfungsi ketika menggunakan
sesuatu saat melakukan suatu kegiatan. “De can be used instead of the phrase ~ o
tukatte ‘by using ~’” (Makino, 1986:466). Sehingga makna kata ini menjadi
‘dengan suara asli’. Kata ini juga merupakan keterangan tambahan untuk frasa 父
親が、マイクを下ろした, sehingga dapat diketahui bahwa ayah Mitsuha berbicara
dengan menggunakan suara asli. Namun, pada hasil terjemahan BSa, kata ini tidak
diterjemahkan.

Kemudian, pada frasa マイクを下ろした diterapkan teknik Kompensasi.


Frasa ini jika diterjemahkan secara harfiah adalah “(telah) menurunkan mik”.
Pada hasil terjemahan BSa, frasa ini diterjemahkan menjadi “tanpa mik”. Kata 下
ろした merupakan kelas kata verba diganti menjadi kata ‘tanpa’ yang merupakan
kelas kata adverbia. Hal ini menyebabkan pergeseran susunan tata bahasa.
Semulanya terdapat tiga predikat pada kalimat ini yaitu 下ろした, 向かって dan 張
り上げている, disebabkan teknik ini dan adanya penghilangan terhadap kata 向
かって(menghadap), predikatnya berkurang menjadi hanya satu yaitu 張り上げて
いる saja yang bermakna ‘mengeraskan suara’ atau dalam hasil terjemahan BSa
adalah ‘berteriak’.

Teknik selanjutnya yang dipakai dalam terjemahan kalimat ini adalah teknik
Parafrase. Data ini mengambil dua kalimat yang saling berhubungan. Jika
70

merunut pada susunan asli BSu, maka penerjemahan harfiahnya adalah “Ayah
menurunkan mik, dengan suara aslinya dia menghadap aku dan mengeraskan
suara. (padahal) Saat itu (dia) sedang berpidato.”. Penerapan teknik ini
menyebabkan kalimat 演説中だった diterjemahkan bersamaan dengan kalimat
sebelumnya dan berperan sebagai keterangan tambahan. Jika kalimat ini
diterjemahkan kembali kepada BSu menggunakan hasil terjemahan BSa, maka
akan menjadi 演説中だったのに、/演説中だった父親が、マイクを下ろした地声で、
私に向かって声を張り上げているのだ.

4.2Analisis Pergeseran Makna

Dalam proses penerjemahan yang mendukung kepada BSa seperti Metode


Terjemahan Bebas, makna dapat berubah menyesuaikan dengan apa yang
dibutuhkan BSa. Sehingga hal ini dapat menyebabkan terjadinya pergeseran
makna yang diakibatkan proses penerjemahan tersebut. Simatupang (2000: 82)
membagi hal-hal mengenai pergeseran makna pada tingkat bentuk kepada bagian,
yaitu pada bagian Bentuk, Sintaksis, Kelas Kata, dan Semantik. Pada Analisis ini,
penulis menemukan beberapa pergeseran makna yang ditemukan pada hasil
terjemahan, kemudian membagi pergeseran maknanya menjadi pergeseran kata,
frasa, dan kalimat.

4.2.1 Pergeseran Makna Kata


1. (1) みつは: 懐かしい声と匂い、愛おしい光と温度。
Natsukashii koe to nioi, itooshii hikari to ondo.
(Kimi no Nawa chapter 1:6)
Mitsuha : Suara dan aroma yang membuat rindu, cahaya dan kehangatan
yang kusayangi.
(Your Name chapter 1:5)
Terdapat pergeseran makna pada tataran sintaksis kata ke frasa yang dilakukan
saat menerjemahkan kata 懐かしい yang makna seharusnya adalah
“(di/ku)rindukan” maknanya diterjemahkan menjadi frasa, yaitu menjadi ‘yang
membuat rindu’. Sekiranya kalimat ini membuat konteks maknanya menjadi
71

berubah yang tadinya tidak ada Subjek pelaku menjadi ada yaitu ‘声’ dan’匂
い’; ‘suara’ dan ‘aroma’.
Kemudian pada kata ‘匂い’ yang makna seharusnya adalah ‘bau’.
Dalam bahasa Jepang, kata seperti ini diterjemahkan tergantung Adjektiva yang
menerangkan pada kata bendanya, sehingga maknanya dapat berubah.
Berdasarkan KKM jika kata ini ingin diterjemahkan positif ‘bau yang enak’ maka
harus ditambahi adjektiva ‘よい~’, dan jika ingin diterjemahkan menjadi 'bau
yang kurang sedap maka ditambahi adjektiva ‘いや(な)~’. Kalimat ini
sendiri secara gramatikal memang kurang jelas arahnya kemana, tapi jika dari segi
makna dan situasi dapat diketahui bahwa kata ‘bau’ tersebut ingin disampaikan
menjadi sesuatu yang positif. Terdapat kata alternatif yang sebenarnya bisa
menunjukkan makna positif tersebut seperti ‘香り’ (kaori), namun penulis
sendiri memilih kata ‘匂い’ karena sudah disertai ‘懐かしい’, yaitu makna
yang harus disampaikan. Karena itu penerjemah menerjemahkannya menjadi
makna ‘aroma’ dengan kata sinonim namun sekaligus memiliki kesan yang positif
dibanding ‘bau’.
Kata 温度 yang berarti ‘suhu; derajat panas’ diterjemahkan menjadi
‘kehangatan’. Pada KBBI etimologi kata ‘Suhu’ adalah ‘ukuran kuantitatif
terhadap temperatur; panas dan dingin, diukur dengan termometer’. Sedangkan
kata ‘Kehangatan’ yang berasal dari kata ‘Hangat’ yang ditambahi Imbuhan ‘ke-
an’ yang jadi memiliki makna ‘dalam keadaan’, sehingga makna kata
‘Kehangatan’ adalah ‘dalam keadaan hangat’ atau dalam KBBI adalah 1 perihal
hangat; 2 keadaan gembira (senang, suka cita). Tentu makna ini tidak selaras
dengan arti sesungguhnya dari kata 温度 yang berfungsi untuk memberi
keterangan pada keadaan dingin-panasnya suatu benda, apakah itu suhu udara,
hembusan angin atau hal lain yang berhubungan dengan situasi kalimat tersebut.
Terjemahan seharusnya adalah “Cahaya dan suhu yang kusayangi”.

2. (4) みつは: とても大切なものが、かつて。


Totemo taisetsuna mono ga, katsute.
(Kimi no Nawa chapter 1:7)
72

Mitsuha : Pernah ada sesuatu yang sangat berharga, entah kapan


munculnya.
(Your Name chapter 1:6)

Kata かつて definisinya adalah 1 過去のある一時期を表す語。以前。昔。


(Weblio), atau ‘sesuatu yang lampau/pernah terjadi pada suatu masa’. Kata ini
terletak pada akhir kalimat, namun pada penerjemahannya kata tersebut dialihkan
ke depan sebagai penanda lampau dan keberadaan pada frasa とても大切なもの,
sehingga terjemahannya menjadi “pernah ada...”, untuk menjelaskan bahwa
‘sesuatu yang berharga’ tersebut merupakan sesuatu yang diketahui
keberadaannya.

3. (6) みつは:ぼんやりとした花曇りの白い空。
Bonyari toshita hanagumori no shiroi sora.
(Kimi no Nawa chapter 1:9)

Mitsuha : Langit sedikit berawan, membentang di atas bunga-bunga sakura


yang mekar.
(Your Name chapter 1:8)
Terdapat kata kiasan dalam kalimat ini, 花曇り yang berarti 1 桜の花の咲くこ
ろの、薄くぼんやりと曇った空模様。《季 春》2 春,サクラの咲くころ
の曇天。(Kotobank) atau dalam Dictionary Goo disebutkan sebagai ‘a cloudy
day during the cherry blossom season’. Idiom ini memiliki makna kondisi alam
pada musim semi ketika bunga sakura sedang bermekaran, kemudian kondisi
langit saat itu berawan tipis-tipis yang memberi kesan melankolis. Kata ini
dituliskan pada data (6) dengan maksud memberikan suasana yang indah dan
menenangkan hati dengan adanya sakura, namun juga ada kesan melankolis yang
digambarkan dengan adanya awan-awan di saat yang bersamaan.
Kata ぼんやり merupakan kelas kata Adverbia yang berarti ‘samar-samar
tampak’. Kata ini memberi penjelasan pada frasa 花曇りの白い空, menjadikan
bahwa 花曇り tersebut terlihat samar-samar saja, tidak nampak jelas. Kata ini
73

nampaknya tidak diterjemahkan dalam BSa secara langsung, padahal nuansa


samar-samar tersebut harusnya bisa diterjemahkan juga.

4. (8) みつは:少女はそう叫び、髪を結っていた紐をするりとほどき、差し出
す。
Shoujo wa sou sakebi, kami o yutteita himo o sururito hodoki, sashidasu.
(Kimi no Nawa chapter 2:12)
Mitsuha : Gadis itu berteriak, lantas dilepaskannya tali pengikat
rambutnya, diserahkannya kepadaku.
(Your Name chapter 2:12)

Pada data (8) ditunjukan adanya pergeseran makna pada kata 差し出す. Kata ini
dalam KKM, bermakna mengulurkan; menyerahkan. Situasi pada kalimat ini
menunjukkan bahwa Mitsuha menyerahkan tali pengikat tersebut kepada Taki
dengan terburu-buru, karena takut pengikatnya tidak bisa ia berikan dengan cepat
akibat mimpi yang akan segera berakhir. Ditandai dengan adanya adverbia するり
yang bermakna 動作が速やかで滞りないさまを表わす語。 ② 動き方がすべるよ
うになめらかなさまを表わす語 (kotobank.jp) yang maksudnya adalah sesuatu
yang cepat dan tanpa hambatan. Kalimat ini tidak memiliki makna tersebut karena
kata するり sendiri tidak diterjemahkan. Kemudian kata 差し出す yang merupakan
kelas kata verba yang bersifat transitif yang harusnya bermakna ‘Menyerahkan’
menjadi ‘diserahkan (nya)’, kemudian disertai dengan objek ‘nya (tali pengikat).
Kata ini sebenarnya bisa diterjemahkan secara harfiah sebagai bentuk transitif,
karena secara struktur kalimat sudah memumpuni dengan adanya ‘Gadis yang
berteriak’ sebagai subjek/pronomina, dan ‘tali pengikat’ sebagai objek, dan
pronomina dua ‘kepadaku’. Sehingga seharusnya tidak perlu dijadikan kalimat
pasif, karena dalam KBBI sendiri, imbuhan ‘di’ merupakan bentuk pasif dari kata
kerja yang menyertainya.

5. (14) みつは:その凪いだ水面が、朝日を反射してびかーっと無遠慮
に輝いている。
Sono naida minamo ga, Asahi o hansha shite bika ̄ tto buenryo ni kagayaite iru.

(Kimi no Nawa chapter 2:20)


74

Mitsuha : Permukaannya yang bergelombang memantulkan cahaya matahari,


bersinar secerah-cerahnya tanpa rasa sungkan.

(Your Name chapter 2:22)

Pada penejemahan kalimat ini terdapat pergeseran makna pada kata 凪いだ. 凪い
だ berasal dari kata 凪ぐ yang bermakna mereda;tenang dan merupakan verba
yang memberikan keterangan pada 水面 (permukaan air). Kata ini diterjemahkan
kepada BSa menjadi ‘bergelombang’. Makna kata ini pada BSu dan BSa
berseberangan, kata mereda dalam KBBI bermakna “2 tenang kembali; tidak
menghebat lagi (hawa nafsu dan sebagainya);”, sedangkan bergelombang
maknanya adalah “1 bergulung-gulung sebagai gelombang; mengombak;”.
Penerjemahan antonim ini menyebabkan kesan yang berbeda dalam mengetahui
bagaimana kondisi danau yang dilihat Mitsuha sebenarnya.

6. (16) みつは:父親が、マイクを下ろした地声で、私に向かって声を張り上
げているのだ。演説中だった。
Chichioya ga, maiku o oroshita jigoe de, watashi ni mukatte koe o hariagete iru
noda. Enzetsu-chuudatta

(Kimi no Nawa chapter 2:24)

Mitsuha: Ayah yang sedang berpidato itu berteriak kepadaku tanpa mik.

(Your Name chapter 2:28)

Penggunaan Teknik Penghilangan dan Teknik Kompensasi menyebabkan


pergeseran makna terhadap hasil terjemahan kalimat ini. Penghilangan kata 地声
yang bermakna ‘suara asli’ menjadikan kalimat ini sedikit berubah maknanya.
Pada BSu, kita dapat mengetahui bahwa ayah Mitsuha berteriak dengan suara
yang berbeda antara saat dia berpidato dengan saat dia memanggil Mitsuha. Hal
ini tidak diindahkan penerjemah, sehingga pembaca BSa akan mendapatkan
informasi dengan keterangan yang sedikit berbeda daripada yang disampaikan
penulis pada BSu.

4.2.2Pergeseran Makna Frasa


75

2. (2) みつは:ふと、目が開く。
Futo, me ga hiraku.
(Kimi no Nawa chapter 1:6)
Mitsuha : kubuka mataku.
(Your Name chapter 1:5)
Terdapat pergeseran makna dan tataran gramatikal yang dilakukan saat
menerjemahkan kalimat ini. 目 dalam KKM bermakna ‘Mata’, が merupakan
partikel penanda keadaan kata benda, dan 開く bermakna ‘buka; dibuka;
terbuka’. Hukum MD pada kalimat ‘目が開く’ terjadi hingga menjadikan
perspektif berbeda . Terjemah seharusnya adalah “Mata terbuka”, namun jadi
diterjemahkan menjadi “Kubuka mataku”. Tidak ada Pergeseran makna namun
ada perubahan perspektif dan terdapat perubahan kelas kata yang akan dijelaskan
pada analisis kedua.
3. (3) みつは:朝、目が覚めるとなぜか泣いている。
Asa, me ga sameru to nazeka naiteiru.
こういうことが私には、時々ある。
Kouiu koto ga watashi ni wa, tokidoki aru.
(Kimi no Nawa chapter 1:6)
Mitsuha : Entah mengapa, aku terkadang mengalami ini. Menangis ketika
bangun di pagi hari.
(Your Name chapter 1:6)
Terjemah harfiah (literal) dari kalimat ini adalah “Pagi, (segera) setelah mata
terbuka, entah mengapa menangis. Hal seperti ini bagiku kadang (terkadang)
ada”.
Pada frasa 目が覚めると, 目 artinya ‘Mata/penglihatan’ dan 覚める
yang berarti ‘jaga;terjaga’ maknanya mengalami pergeseran tataran dari frasa
menjadi kata. Makna 覚める adalah 1 眠っている状態から、意識のはっき
りした状態に戻る (Weblio) yaitu “dari tidur ke kesadaran yang jernih”. Kurang
lebih makna dari kata tersebut sama dengan kata ‘Bangun’ dalam bahasa
Indonesia yang bermakna “3 belum (tidak) tidur; jaga”. Namun ada perbedaan
nuansa dan perspektif di sini. Kata 覚める merupakan kelas kata verba jenis
intransitif. Penyertaan partikel が menjadikan posisi kata 目 menjadi subjek dari
76

kalimat tersebut. Sehingga kalimat ini seharusnya diterjemahkan menjadi “Mata


terjaga”. Kata ‘Bangun’ merupakan kelas kata verba transitif sebab tidak terdapat
imbuhan yang dapat menjadikan dia intransitif. Maka, jika ingin menggantinya
menjadi kata ‘bangun’ dengan menghilangkan subjek, seharusnya diberi imbuhan
ter- menjadi ‘terbangun’ agar maknanya sama.

4. (6) みつは:ぼんやりとした花曇りの白い空。
Bonyari toshita hanagumori no shiroi sora.
(Kimi no Nawa chapter 1:9)
Mitsuha : Langit sedikit berawan, membentang di atas bunga-bunga sakura
yang mekar.
(Your Name chapter 1:8)
Kemudian frasa 白い空 yang berarti “langit putih”. Sejatinya warna langit siang
hari adalah warna biru, namun dikarenakan ada banyaknya awan maka disebutkan
langit tersebut berwarna putih. frasa ini merupakan bagian dari kalimat 花曇りの
白い空 yang jika diterjemahkan secara harfiah menjadi “langit putih(nya)
hanagumori (langit berawan saat sakura bermekaran)” yang dimaksudkan untuk
mengambil suatu bagian dari 花曇り yaitu 白い空 yang tampak samar-samar.
Karena tampaknya kalimat ini sulit diterjemahkan untuk diterima pembaca BSa,
maka kata 白い空 diterjemahkan langsung bersama kata ぼんやり. Kata ぼんやり
menjadi arti ‘sedikit’ kemudian digabungkan dengan 白い空 menjadi “langit
sedikit berawan”. Maknanya tidak berubah, hanya estetika kalimatnya saja yang
berkurang.

5. (7) みつは: 泣き出しそうに切実な声だ。


Nakidashisou ini setsujitsuna koe da.
(Kimi no Nawa chapter 2:12)
Mitsuha : Suara yang terdengar jujur, seperti hendak menangis.
(Your Name chapter 2:11)

Pada data (7) terdapat perbedaan makna yang digunakan pada frasa 切実な声. 切
実 yang berarti ‘(yang) mendesak’, diterjemahkan menjadi ‘yang terdengar jujur’.
77

frasa ini diterjemahkan bersimpangan dengan makna seharusnya. Alih-alih


menggunakan nuansa terdesak/mencekam, penerjemah justru menerjemahkannya
menjadi kata yang terkesan ‘tidak ada kebohongan/riil terjadi’, sehingga kita dapat
mengajukan pertanyaan apakah tangisan itu tulus/jujur dari hati Mitsuha (yang
memanggil Taki dalam mimpi) atau tidak. Padahal sesungguhnya jika dilihat dari
situasi yang sebelumnya telah dibahas, adegan ini merupakan adegan yang
menyedihkan dan membingungkan, seharusnya pembaca dapat merasakan apa
yang Taki rasakan setelah mendapatkan mimpi aneh yang menyedihkan itu.
6. (9) たき:ふと声の方向を見ると、 小さな女の子が襖を開けて立っていた。
futo koe no houkou o miru to, chīsana on'nanoko ga fusuma o akete tatte
ita.
(Kimi no Nawa chapter 2:15)
Taki: Spontan, aku menoleh ke arah suara tersebut. Seorang gadis cilik
berdiri di dekat pintu geser yang terbuka.
(Your Name chapter 2:14)

Pada data (9) terjadi pergeseran makna pada frasa 襖を開けて立っていた. Frasa
ini jika diterjemahkan secara harfiah adalah ‘(sedang) berdiri membuka pintu’. 開
ける yang merupakan kelas kata verba transitif yang bermakna ‘membuka’
diterjemahkan menjadi intransitif yaitu ‘terbuka’. Pada adegan ini dapat diketahui
bahwa Taki terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Yotsuha sehingga dia
menoleh kepadanya. Namun dengan diterjemahkannya kalimat tersebut menjadi
‘terbuka’, latar tempat tersebut menjadi terkesan bahwa pintunya sudah terbuka
sejak awal, dan Taki terkejut dengan apa yang dikatakan Yotsuha. Padahal dari
struktur kalimatnya sendiri, 開けて立っていた menggunakan pola kalimat ~て、
ます yang digunakan untuk menunjukkan kegiatan yang berlangsung bersamaan,
‘3. When the te-form links two predicates, the relationship between he two is often
one of the following’. (Makino, 1986:466).

Sehingga makna dari frasa tersebut seharusnya membuka pintu kemudian


berdiri di sana, atau membuka pintu sambil berdiri di sana. Dan selarasnya
Yotsuha mengatakan hal tersebut setelah pintu tersebut terbuka, karena dia
78

melihat apa yang Taki (menurut sudut pandang Yotsuha itu adalah Mitsuha)
dirasa aneh.

7. (13)みつは:斜面沿いの狭いアスファルトを下り、いくつかの石垣の階段
を降りると山の影が切れてもろに直射日光が降りそそぐ。
Shamen-zoi no semai asufaruto o ori, ikutsu ka no ishigaki no kaidan o oriru to
yama no kage ga kirete mo ro ni chokusha nikkou ga furisosogu.

(Kimi no Nawa chapter 2:20)

Mitsuha: Kami menuruni aspal yang membentang di turunan, menuruni beberapa


tangga batu, keluar dari bayang-bayang gunung, dan sinar matahari mengenai
kami secara langsung.

(Your Name chapter 2:21-22)

Kalimat ini memberikan gambaran kondisi latar tempat jalan Mitsuha pergi
ke sekolah, Mitsuha dalam kalimat BSu menyebutkan beberapa hal dengan cukup
detail seperti bagaimana keadaan jalannya, cahaya matahari, bunyi-bunyi yang
dapat ia dengar melalui kalimat tersebut. Namun frasa 斜面沿い diterjemahkan
berbeda pada BSa. 斜面 yang berarti Lereng, dan 沿い yang merupakan suffiks
bermakna Bersama/bersamaan, maka frasa ini bermakna juga 斜面に沿って atau
‘sepanjang lereng’. “斜面ぞい→斜面沿い、斜面に沿って” (ja.hinative.com).
Frasa ini diterjemahkan menjadi ‘turunan’ pada BSa. Lereng dan turunan
maknanya cukup berbeda, dalam KBBI Lereng bermakna sisi (bidang, tanah)
yang landai atau miring, biasanya terdapat di gunung, sedangkan Turunan
bermakna sesuatu yang turun-menurun, atau dalam konteks ini jalan yang
menurun, makna ini cukup umum karena jalan seperti ini bisa terdapat dimana
saja. Hal ini dapat menyebabkan perbedaan konsepsi jalan dan pemandangan yang
dilewati oleh Mitsuha menuju sekolah.

8. (16) みつは:父親が、マイクを下ろした地声で、私に向かって声を張り上
げているのだ。演説中だった。
Chichioya ga, maiku o oroshita jigoe de, watashi ni mukatte koe o hariagete iru
noda. Enzetsu-chuudatta
79

(Kimi no Nawa chapter 2:24)

Mitsuha: Ayah yang sedang berpidato itu berteriak kepadaku tanpa mik.

(Your Name chapter 2:28)

Kemudian pada frasa マイクを下ろした yang jika diterjemahkan secara


harfiah adalah “(telah) menurunkan mik”. Pada hasil terjemahan BSa, frasa ini
diterjemahkan menjadi “tanpa mik”. Kata 下ろした yang bermakna ‘menurunkan’
merupakan kelas kata verba diganti menjadi kata ‘tanpa’ yang merupakan kelas
kata adverbia. Hal ini menyebabkan pembaca BSa tidak tahu bahwa ayahnya
Mitsuha melakukan adegan tersebut sebelum berteriak kepadanya. Padahal
dengan frasa ini, sekiranya pembaca dapat mengetahui adegan yang didramatisi
dengan urutan kegiatan yang dilakukan oleh ayahnya Mitsuha.

4.2.3Pergeseran Makna Kalimat

1. (3) みつは:朝、目が覚めるとなぜか泣いている。
Asa, me ga sameru to nazeka naiteiru.
こういうことが私には、時々ある。
Kouiu koto ga watashi ni wa, tokidoki aru.
(Kimi no Nawa chapter 1:6)
Mitsuha : Entah mengapa, aku terkadang mengalami ini. Menangis ketika
bangun di pagi hari.
(Your Name chapter 1:6)

Pada kalimat こういうことが私には、時々ある terdapat partikel には


menyertai 私. Salah satu fungsi dari partikel tersebut adalah untuk menunjukkan
standar atau pihak untuk memandang atau menilai sesuatu, dalam bahasa
Indonesia biasanya diterjemahkan sebagai ‘bagi’ atau ‘untuk’. Kalimat tersebut
jika diterjemahkan secara harfiah adalah “Hal seperti ini bagiku kadang
(terkadang) ada”. Maka posisi 私 sebagai subjek dan penanda topik. Pada hasil
terjemahan subjek ‘aku’ tidak dijadikan standar untuk menilai sesuatu. Makna dari
kalimat tersebut berubah yang tadinya seolah-olah bahwa ‘pengalaman’ tersebut
merupakan hal yang tidak akan dirasakan orang lain, menjadi hilang.
80

2. (4) みつは: とても大切なものが、かつて。


Totemo taisetsuna mono ga, katsute.
(Kimi no Nawa chapter 1:7)

Mitsuha : Pernah ada sesuatu yang sangat berharga, entah kapan


munculnya.
(Your Name chapter 1:6)

Pada BSa terdapat kalimat “entah kapan munculnya”. Kalimat ini tidak
terdapat pada BSu ataupun sekiranya dapat mewakili hasil terjemahan kalimat
tersebut. Penerjemah ingin menambahkan nuansa kebingungan pada kalimat
tersebut untuk menjadikan maknanya lebih kompleks.

3. (5) みつは:この手に。
Kono te ni.
(Kimi no Nawa chapter 1:7)

Mitsuha: Sesuatu yang kusentuh dengan tangan ini.


(Your Name chapter 1:6)
Jika dilihat sekilas, kita dapat mengetahui bahwa kalimat ini diterjemahkan lebih
panjang dari apa yang ditulis pada BSu. Kalimat ini diterjemahkan dengan
menambahkan beberapa hal yang sekiranya bisa lebih memperjelas apa yang
sebenarnya ingin disampaikan oleh pengarang. Pada BSa diterjemahkan dengan
menambahkan objek ‘sesuatu’ dan verba ‘sentuh’ untuk melengkapi apa yang
sebenarnya terjadi pada adegan ini. Jika ditambahkan secara harfiah maka
seharusnya adalah “(kepada) tangan ini”.
この手に merupakan kalimat yang tidak sempurna, tidak terdapat objek
dan verba yang menjadikan 手 sebagai destinasi atau tujuan. Kalimat ini
berhubungan dengan kalimat sebelumnya yang merupakan objek ‘sesuatu’ pada
kalimat tersebut yaitu とても大切なもの “Sesuatu yang sangat berharga”. Namun
jika kalimat ini pun disatukan, masih terdapat kekurangan yaitu tidak adanya
81

verba yang memberikan kegiatan pada kalimat tersebut. Kata かつて bukan
termasuk kelas kata verba, melainkan kelas kata adverbia, sehingga tidak bisa
digunakan menjadi verba. Maka penerjemahannya ditambahkan kata ‘kusentuh’
untuk melengkapi kalimat tersebut.
Namun kata ‘kusentuh’ merupakan verba transitif yang disertai dengan
subjek ‘aku’. Jika diterjemahkan kembali ke BSa maka menjadi (私)触る yang
artinya ‘menyentuh (dengan tangan)’. Kalimat ini pun sebenarnya tidak dapat
diterjemahkan menjadi ‘menyentuh’, karena jika kita lihat kata 手 disertai dengan
partikel に, maka ‘tangan’ ini seharusnya menjadi tempat tujuan sesuatu datang
kepadanya. Jika menggunakan kata ‘menyentuh’ berarti ada perbedaan perspektif
yang disampaikan, terkesan Taki meraih suatu benda, bukan sesuatu datang pada
tangannya/kepadanya.

4. (11)アンカー:『千二百年に一度という彗星の来訪が、いよいよひと月後
に迫っています。彗星は数日間にわたって肉眼でも観測できると見られており、
世紀の天体ショーを目前に、 JAXA をはじめとした世界中の研究機関は観測の
ための準備に追われています』
“Sen'nihyakunen ni ichido to iu suisei no raihou ga, iyoiyo hitotsuki-go ni sematte
imasu. Suisei wa suujitsukan ni watatte nikugan demo kansoku dekiru to mi rarete
ori, seiki no tentai shou o mokuzen ni, jakusa o hajime to shita sekaijuu no
kenkyuu kikan wa kansoku no tame no junbi ni owa rete imasu”

(Kimi no Nawa chapter 2:19)

Anchor: [Kedatangan komet yang kata para ahli muncul setiap 1200 tahun sekali
itu akhirnya akan terjadi bulan depan. Para ahli memperkirakan, komet itu akan
bisa ditonton dengan mata telanjang selama beberapa hari. Dengan adanya
tontonan langit abad ini di depan mata, JAXA dan badan penelitian seluruh dunia
sedang bersiap untuk melakukan pengamatan.]

(Your Name chapter 2:20)

Pada kalimat ini terdapat pergeseran makna yang terjadi pada frasa “いよいよひと
月後に迫っています”. Frasa ini jika diterjemahkan secara harfiah adalah
“akhirnya pada bulan nanti sedang mendekat”. Adverbia いよいよ memiliki
82

makna 3 待望していた物事が成立したり実現したりするさま。とうとう。ついに。
Sesuatu yang telah dinanti-nanti akhirnya tiba juga. Kata ini melekat kepada kata
ひと月後 yang merupakan keterangan waktu dari verba 迫っています.
Berdasarkan kalimat BSu, Kata 迫っています merupakan predikat kepada subjek
“千二百年に一度という彗星の来訪” (Kedatangan komet yang kata para ahli
muncul setiap 1200 tahun sekali) yang merupakan bentuk progresif dari kata 迫る
yang bermakna ‘mendekat’. Kata ini tidak diterjemahkan kepada BSa, sehingga
menghilangkan keterangan bahwa Komet tersebut adalah sesuatu yang sedang
mendekat dan akan segera tiba. Penerjemah justru memberikan keterangan bahwa
komet tersebut seolah-olah adalah suatu peristiwa yang akan terjadi, bukan suatu
objek yang mendekat.
Kemudian pada kata 天体 yang memiliki makna 太陽・恒星・惑星・衛星・
彗星(すいせい)・星団・星雲など、宇宙に存在する物体の総称。Merupakan kata
yang digunakan untuk menggambarkan benda astronomi secara umum, termasuk
kepadanya adalah langit, bintang, matahari, planet, dan lain lain. Kata ini
merupakan bagian dari frasa 世紀の天体ショー yang diterjemahkan secara
harfiah sebagai “pertunjukan astronomi abad (ini)”. Pada penerjemahan BSu, kata
天体 dipersempit maknanya menjadi ‘Langit’. Hal ini menjadikan penerjemahan
kata 天体 pada frasa 世紀の天体ショー sesuatu yang dipertunjukan adalah langit,
padahal kata ini maknanya lebih luas, bisa jadi pada ‘pertunjukan’ tersebut bukan
hanya ada langit saja tapi benda-benda astronomi lainnya.
Penerjemahan kalimat ini bisa menjadi lebih adekuat jika mempertahankan makna
kata 迫っています dan 天体 lebih baik, namun tetap mempertahankan gaya
bahasa berita. Misalnya diterjemahkan menjadi “Komet yang muncul setiap 1200
tahun sekali akhirnya akan mendekat lagi bulan depan. ....., Dengan adanya
pertunjukan astronomi abad ini di depan mata,...”.

5. (12) みつは:なんとなく会話は途切れ、NHK に混じって私たち女三人の


食事の音だけが、授業の密談みたいにひそひそかちゃかちゃと後ろめたげに
鳴っている。
Nantonaku kaiwa wa togire, NHK ni majitte watashitachi on'nasan'nin no shokuji
no oto dake ga, jugyou no mitsudan mitai ni hisohiso kacha kacha to ushirometa-
ge ni natte iru.
83

(Kimi no Nawa chapter 2:19)

Mitsuha: Entah mengapa, obrolan kami bertiga pun terputus. Hanya terdengar
cecapan kami—tiga orang perempuan yang sedang menyantap sarapan,
bercampur dengan suara pembawa berita di NHK seolah sedang membisikkan
rahasia-rahasia saat jam pelajaran. Kres, kres. Cling, cling.

(Your Name chapter 2:20-21)

Pada kalimat ini, pergeseran makna kalimat terjadi akibat frasa 後ろめたげに鳴っ
ている tidak diterjemahkan. 後ろめたい adalah adjektiva yang bermakna ‘rasa
bersalah’, dan 鳴っている berasal dari verba 鳴る yang artinya ‘berbunyi’.
Penggunaan kata 後ろめたい disertai dengan 鳴る bermakna ‘rasa khawatir’. “う
しろめた-げ・なり 【後ろめたげなり】形容動詞ナリ活用。活用{なら/なり・に/
なり/なる/なれ/なれ}気がかりだ。いかにも心配だ。” (dictionary.goo.ne.jp).
Kalimat ini berlatar sunyi, ketiga perempuan tersebut makan dengan dilatari suara
pembawa berita. Frasa 後ろめたげに鳴っている memberikan keterangan pada
keseluruhan kalimat bahwa suasana itu bagaikan suasana murid yang mencoba
berbisik mengobrol dan makan saat pelajaran berlangsung, hal seperti ini tentunya
sesuatu yang dilarang sehingga terasa rasa khawatir takut ketahuan. Dalam BSa
frasa ini tidak diterjemahkan, akibatnya nuansa yang ingin disampaikan oleh
penulis tidak tersampaikan.

16. (10)よつは:「なに寝ぼけとんの?ご・は・んー早く来ないー!」
nani noboketenno? go.ha.n- hayaku konai-!

(Kimi no Nawa chapter 2:15)

Yotsuha: "Jangan melongo begitu, dong. Sa. Ra. Pan! Cepat bangun!"

(Your Name chapter 2:14)

Pada penerjemahan kalimat ini, kata 寝ぼけとんの mengalami pergeseran makna


yang disebabkan Teknik Penggantian Kata. Makna kata 寝ぼける adalah setengah
tidur; setengah sadar. Dalam BSa, kata ini diterjemahkan menjadi “Jangan
melongo”. Kata ‘melongo’ dan ‘setengah tidur/sadar’ sendiri memiliki makna
84

yang cukup berbeda. Melongo adalah suatu gestur ketika seseorang merasa heran
atau tertegun ketika melihat sesuatu, seperti yang tertera dalam KBBI, “terbuka
(tentang mulut) karena heran dan sebagainya”. Kemudian kata ‘sadar’ memiliki
makna “insaf; merasa; tahu dan mengerti: 2 v ingat kembali (dari pingsan dan
sebagainya); siuman.”. Sehingga penerjemahan kata ini menjadi ‘melongo’
sebenarnya cukup berbeda dengan apa yang disampaikan penulis, namun kata ini
tetap digunakan oleh penerjemah karena terasa lebih terasa mudah ditujukan
kepada lawan bicara sebagai dialog.
Kemudian kata 来ない yang bermakna ‘tolong datang’ diterjemahkan
menjadi ‘bangun’ dalam hasil penerjemahan BSa. Kata datang dalam KBBI
memiliki makna tiba di tempat yang dituju. Sedangkan kata bangun bermakna 1
bangkit; berdiri (dari duduk, tidur, dan sebagainya).
Kata 来ない disebutkan dengan gaya dialek Hida yang berasal dari kata 来
なさい yang artinya ‘tolong datang’. ~なさい adalah ekspresi yang digunakan
untuk menyuruh seseorang untuk melakukan sesuatu. “a polite imperative used
by such as parents or teachers to their inferiors (= people of younger age and of
lower rank)”. (Makino, 1986:466). Namun dalam penerjemahannya, ekspresi ini
tidak diterjemahkan, namun penerjemah mempertahankan tanda seru ‘!’ tetap
memeberikan penegasan terhadap kalimat tersebut, sehingga pembaca dapat
memahami kalimat tersebut merupakan kalimat imperatif. Seperti yang disebutkan
dalam KBBI, “tanda baca (!) yang dipakai sesudah ungkapan dan pernyataan yang
berupa seruan atau perintah, yang menggambarkan kesungguhan,
ketidakpercayaan, atau rasa emosi yang kuat;”.
85

BAB V

SIMPULAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dalam Novel Kimi no Nawa karya Makoto
Shinkai, ditemukan 28 data yang menggunakan metode Terjemahan Bebas. Dalam
kajian ini, peneliti menganalisis 15 data berdasarkan Konteks Situasi, Teknik
Terjemahan yang digunakan, dan Pergeseran Makna yang terjadi akibat
penerjemahan menggunakan metode Terjemahan Bebas. Dapat disimpulkan
bahwa:

1. Terjemahan Bebas dalam Kimi no Nawa karya Makoto Shinkai setelah


dibandingkan dengan BSa menggunakan beberapa Teknik Terjemahan yang
mendukung Terjemahan Bebas tersebut. Teknik yang digunakan adalah Teknik
Parafrasa, Teknik Penggantian, Teknik Antonim, Teknik Kompresi, Teknik
Derivasi Sintaksis, Teknik Deskriptif, dan Teknik Eksplikasi.

No Jenis Teknik Keterangan Data Total Data

1 Teknik Parafrasa (3), (15) 2

2 Teknik Kata (1), (7), (10), (11) 4


Penggantian
Frasa (13) 1

Kalimat (14) 1

3 Teknik Antonim (14) 1

4 Teknik Kompensasi (6), (15) 2

5 Teknik Penambahan (11), (12) 2

6 Teknik Penghilangan (8), (12), (15) 3

7 Teknik Kompresi (3) 1

8 Teknik Derivasi Sintaksis (2), (8), (9) 3


86

9 Teknik Deskriptif (6) 1

10 Teknik Eksplikasi (5) 1

Total Data 15

2. Teknik-teknik yang digunakan dalam penerjemahan data tersebut


menyebabkan berbagai pergeseran makna. Hal ini dapat berpengaruh terhadap
makna/pesan sesungguhnya yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca,
makna tersebut bisa berubah makna aslinya atau justru tersampaikan dengan lebih
baik. Namun pada umumnya hasil terjemahan yang menggunakan metode
Terjemahan Bebas lebih mudah diterima oleh pembaca BSa karena dapat
menyesuaikan sesuai dengan kebutuhan pembaca, sehingga penerjemah dapat
menyampaikan makna tersebut dengan lebih menarik daripada menerjemahkan
semuanya menggunakan metode Terjemahan Harfiah.
3. Dari keseluruhan data yang dikumpulkan, berikut adalah pergeseran
makna yang disebabkan oleh metode Terjemahan Bebas yang didukung dengan
teknik-teknik terjemahan.

No. Jenis Pergeseran Makna Keterangan Data Total Data

1 Pergeseran Makna Kata (1), (4), (6), (8), (14), 6


(16)

2 Pergeseran Makna Frasa (2), (3), (6), (7), (9), (13), 7


(16)

3 Pergeseran Makna Kalimat (3), (4), (5), (10), (11), 6


(12)

Total Data 19
87

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan dari penelitian ini, beberapa saran yang dapat peneliti
sampaikan yaitu :

1. Penelitian mengenai Terjemahan Bebas dalam novel Kimi no Nawa ini


masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Dalam skripsi ini, penulis tidak
membahas keseluruhan data, metode, dan teknik yang digunakan dalam
novel ini, sehingga masih banyak data yang masih bisa diteliti baik itu
dalam kajian prosedur, metode, teknik terjemahan, maupun kajian lainnya,
sehingga dapat bermanfaat bagi pembaca dan pembelajar sastra Jepang.
2. Terdapat banyak berbagai jenis kajian yang sekiranya dapat digunakan
dalam novel ini, di luar kajian terjemahan, novel ini dapat dikaji berbagai
unsur lainnya, seperti kajian Budaya, Sastra, dan Linguistik.
88

REFERENSI

Chaer, Abdul. 2012. Linguistik Umum (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta

Djajasudarma, Fatimah. 2010. Semantik 1 Makna Leksikal dan Gramatikal.


Bandung: Refika Aditama

Halliday M., Hasan, R. 1989. Language, Context, and Text: Aspects of Language
in a Social-Semiotic Perspective. Oxford: Oxford University Press

Larson, M. 1984. Meaning-Based Translation. USA: University of America, Inc.

Moentaha, Salihen. 2006. Bahasa dan Terjemahan. Bekasi: Kesiant Blanc

Nida, E. 1975. Language Structure and Translation. Stanford (California):


Stanford University Press

Nida, E., Taber, C. The Theory and Practice of Translation. Leiden.

Peter, Newmark. 1988. A Textbook of Translation. Michigan: Prentice-Hall


International

Shinkai, Makoto. 2016. 「君の名は」Kimi no Nawa. Tokyo: Kadokawa


Corporation

Shinkai, Makoto. 2020. Your Name (A. Setiawan, Terjemahan). Ponorogo:


Penerbit Haru

Simatupang, Maurits. 2000. Pengantar Teori Terjemahan. Jakarta: Direktorat


Jenderal Pendidikan

Sutedi, Dedi. 2011. Dasar-dasar Linguistik Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora

Makino, Seiichi., Tsutsui, Michio. 1986. A Dictionary of Basic Japanese


Grammar. Tokyo: The Japan Times, Ltd
89

2021. 【第1課】て形① ~て、~て…/~てから/~ていま
す https://nihongonosensei.net/?p=3112. diakses pada 26 Agustus
2022 pukul 19.30

Daftar Kamus Acuan

Arino, Sagawa. 1998. Nihongo Bunkei Jiten. Tokyo: Kuroshio Shuppan.

Matsuura, Kenji. 1994. Kamus Bahasa Jepang-Indonesia. Kyoto: Kyoto Sangyo


University Press

Kamus Elektronik:

Goo. https://dictionary.goo.ne.jp/

Hyogen. https://hyogen.info/

KBBI Kemendikbud. https://kbbi.kemdikbud.go.id/

KBBI. https://kbbi.web.id/

Kamus Besar. https://www.kamusbesar.com/

Kotobank. https://www.kotobank.jp/

Weblio. https://www.weblio.jp/
LAMPIRAN-LAMPIRAN

A. Data Objek Penelitian

No Data BSu Chapter/Hal Data BSa Chapter/Hal


.

1 懐かしい声と匂 1:6 Suara dan aroma 1:5


い、愛おしい光と yang membuat rindu,
温度。 cahaya dan
kehangatan yang
kusayangi.

2 ふと、目が開く。 1:6 kubuka mataku. 1:5

3 朝、目が覚めると 1:6 Entah mengapa, aku 1:6


なぜか泣いてい terkadang mengalami
る。こういうことが ini. Menangis ketika
私には、時々ある
bangun di pagi hari.

4 とても大切なもの 1:7 Pernah ada sesuatu 1:6


が、かつて。 yang sangat berharga,
entah kapan
munculnya.

5 この手に。 1:7 Sesuatu yang 1:6


kusentuh dengan
tangan ini.

6 ぼんやりとした花 1:9 Langit sedikit 1:8


曇りの白い空。 berawan,
membentang di atas

90
91

bunga-bunga sakura
yang mekar.

7 泣き出しそうに切 2:12 Suara yang terdengar 2:11


実な声だ。 jujur, seperti hendak
menangis.

8 少女はそう叫び、 2:12 Gadis itu berteriak, 2:12


髪を結っていた紐 lantas dilepaskannya
をするりとほどき、
tali pengikat
差し出す。
rambutnya,
diserahkannya
kepadaku.

9 ふと声の方向を 2:15 Spontan, aku 2:14


見ると、 小さな女 menoleh ke arah
の子が襖を開け suara tersebut.
て立っていた。
Seorang gadis cilik
berdiri di dekat pintu
geser yang terbuka.

10 「なに寝ぼけとん 2:15 Spontan, aku 2:14


の?ご・は・んー早 menoleh ke arah
く来ないー!」
suara tersebut.
Seorang gadis cilik
berdiri di dekat pintu
geser yang terbuka.

11 彗星は数日間に 2:19 [Kedatangan komet 2:20


わたって肉眼でも yang kata para ahli
観測できると見ら muncul setiap 1200
れており、世紀の
tahun sekali itu
天体ショーを目前
akhirnya akan terjadi
に、 JAXA をはじ
bulan depan. Para
めとした世界中
の研究機関は観 ahli memperkirakan,
92

測のための準備 komet itu akan bisa


に追われていま ditonton dengan mata
す』
telanjang selama
beberapa hari.
Dengan adanya
tontonan langit abad
ini di depan mata,
JAXA dan badan
penelitian seluruh
dunia sedang bersiap
untuk melaku-kan
pengamatan.]

12 なんとなく会話は 2:19 Entah mengapa, 2:20


途切れ、NHK に obrolan kami bertiga
混じって私たち女 pun terputus. Hanya
三人の食事の音 terdengar cecapan
だけが、授業の密
kami—tiga orang
談みたいにひそ
perempuan yang
ひそかちゃかちゃ
と後ろめたげに sedang menyantap
鳴っている。 sarapan, bercampur
dengan suara
pembawa berita di
NHK seolah sedang
mernbisikkan
rahasia-rahasia saat
jam pelajaran. Kres,
kres. Cling, cling.

13 斜面沿いの狭い 2:20 Kami menuruni aspal 2:21~22


アスファルトを下 yang membentang di
り、いくつかの石
turunan, menuruni
垣の階段を降りる
beberapa tangga batu,
と山の影が切れ
93

てもろに直射日光 keluar dari bayang-


が降りそそぐ。 bayang gunung, dan
sinar matahari
mengenai kami
secara langsung.

14 その凪いだ水面 2:20 Permukaannya yang 2:22


が、朝日を反射し bergelombang
てびかーっと無遠 memantulkan cahaya
慮に輝いている。
matahari, bersinar
secerah-cerahnya
tanpa rasa sungkan.

15 父親が、マイクを 2:24 Ayah yang sedang 2:28


下ろした地声で、 berpidato itu
私に向かって声を
berteriak kepadaku
張り上げているの
tanpa mik.
だ。演説中だった
RIWAYAT HIDUP

Nama : Aulia Rifqiana Adzikri

Tempat, Tanggal Lahir : Garut, 17 Juli 2001

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Kp Saripulo Ds Padaasih 002/001 Kec Pasirwangi


Kab Garut Prov Jawa Barat 44161

E-mail : silcaayano@gmail.com

Orang Tua

a. Nama Ayah : Ade Sopyan


b. Nama Ibu : Wasiah

Pendidikan

Tahun 2006-2012 : MI PERSIS 73 GAROGOL

Tahun 2012-2015 : MTs PERSIS 76 TAROGONG

Tahun 2015-2018 : MA PERSIS 76 TAROGONG

Tahun 2018-2022 : Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas


Padjadjaran

94
95

Anda mungkin juga menyukai