SKRIPSI
i
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh
AULIA RIFQIANA ADZIKRI
NPM : 180610180007
SKRIPSI
Telah disetujui oleh tim pembimbing pada tanggal seperti tertera di bawah ini
Bandung, ………………………
Pembimbing Utama , Pembimbing Pendamping,
Dr. Puspa Mirani Kadir, M.A. Dr. Agus Suherman Suryadimulya, M.A
NIP. 196108211988030002 NIP. 196008171989021002
1. Skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar
akademik sarjana di universitas/perguruan tinggi mana pun.
2. skripsi ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri, tanpa
bantuan pihak lain, kecuali arahan dari tim pembimbing.
3. Dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau
dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dicantumkan sebagai acuan
dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam
referensi.
Materai 10000
NPM : 180610180007
iii
PRAKATA
Segala puji milik Allah SWT, Tuhan yang telah menyempurnakan segala
kebaikan dengan limpahan nikmat-Nya, yang telah memberikan ilmu pengetahuan
kepada seluruh hamba-Nya. Shalawat serta salam kerinduan tak lupa kita
hadiahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW. Rasulullah yang diutus Allah
untuk memberi peringatan kepada manusia yang selalu ingkar dan petunjuk bagi
orang-orang yang beriman, yang diutus sebagai rahmat bagi sekalian alam. Begitu
pula kepada keluarga, para sahabat, dan pengikutnya serta semoga sampai kepada
kita ummat yang merindukan syafa’atnya.
iv
v
Bandung,......
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii
PERNYATAAN.....................................................................................................iii
PRAKATA..............................................................................................................iv
DAFTAR ISI...........................................................................................................vi
ABSTRAK.............................................................................................................vii
ABSTRACT.........................................................................................................viii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
BAB II......................................................................................................................5
KAJIAN LITERATUR............................................................................................5
2.1 Penelitian Terdahulu..................................................................................5
BAB III..................................................................................................................21
OBJEK DAN METODE PENELITIAN................................................................21
3.1 Objek Penelitian......................................................................................21
BAB IV..................................................................................................................23
PEMBAHASAN....................................................................................................23
BAB V....................................................................................................................24
SIMPULAN...........................................................................................................24
REFERENSI..........................................................................................................25
vi
vii
LAMPIRAN...........................................................................................................26
RIWAYAT HIDUP................................................................................................27
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR SINGKATAN
Penelitian ini membahas mengenai kajian Terjemahan Bebas pada novel Your
Name (Kimi no Nawa) karya Makoto Shinkai. Tujuan penulisan kajian ini adalah
untuk mengetahui alasan-alasan pergeseran yang terjadi pada BSu kepada BSa,
dan konteks apa yang melatarbelakangi perubahan dan pergeseran tersebut.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kajian Teknik Terjemahan dan
Pergeseran Makna dengan menggunakan metode studi kepustakaan. Hasil dari
penelitian ini ditemukan sebanyak 15 data hasil terjemahan yang menggunakan
Metode Terjemahan Bebas dengan didukung Teknik Terjemahan, yaitu: 2 Teknik
Parafrasa, 6 Teknik Penggantian, 1 Teknik Antonim, 2 Teknik Kompensasi, 2
Teknik Penambahan, 3 Teknik Penghilangan, 1 Teknik Kompresi, 3 Teknik
Derivasi Sintaksis, 1 Teknik Deskriptif, dan 1 Teknik Eksplikasi. Hal ini
menyebabkan berbagai pergeseran Makna yang dapat berpengaruh terhadap
pemahaman pembaca BSa, yaitu: 6 Pergeseran Makna Kata, 7 Pergeseran Makna
Frasa, dan 6 Pergeseran Makna Kalimat. Penulis meneliti menggunakan teori
Terjemahan Bebas Newmark dan teori pergeseran Simatupang. Kedua teori
tersebut mencakup bahasan-bahasan yang diteliti dalam menganalisis terjemahan
novel Your Name (Kimi no Nawa) karya Makoto Shinkai ini.
x
ABSTRACT
This study discusses about Free Translation in Your Name (Kimi no Nawa) novel
by Shinkai Makoto. The purpose of this study is to find out reasons of translation
shift that occurred in source language to target language, and the situational
context .This study uses a study approach to Translation Techniques and Meaning
Shift by using the literature study method. The results of this study found as many
as 15 translated data using the Free Translation Method supported by
Translation Techniques : 2 Paraphrasing Techniques, 6 Replacement Techniques,
1 Antonym Technique, 2 Compensation Techniques, 2 Addition Techniques, 3
Omission Techniques, 1 Compression Technique, 3 Syntactic Derivation
Techniques, 1 Descriptive Technique, and 1 Explication Technique. This causes
various shifts in meaning that can affect the understanding of target language
readers by: 6 shifts in the meaning of words, 7 shifts in the meaning of phrases,
and 6 shifts in the meaning of sentences. The author examines using the Newmark
Free Translation theory and the Simatupang Translation Shift theory. These two
theories include the topics studied in analyzing the translation of Shinkai Makoto
's novel Your Name (Kimi no Nawa).
xi
xii
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam beberapa kasus umum, bahasa sering kali menjadi permasalahan yang sulit
dihindari, terutama ketika kita tidak paham dengan apa yang hendak disampaikan
oleh lawan bicara jika kita tidak mengetahui bahasa yang digunakan oleh lawan
bicara tersebut. Contohnya, dalam karya seperti komik atau novel yang ditulis
menggunakan bahasa Jepang, meskipun kita mengetahui sedikit bahasa tersebut,
jika kita tidak memahami situasi dan makna sesungguhnya, maka akan salah
pemahamannya. Seperti kasus dalam komik 名探偵コナン(Meitantei Conan)
Vol.80 dan terjemahannya dengan judul Detektif Conan yang diteliti oleh Rangga
Arsinanda Istamy (2017) terdapat data sebagai berikut:
榛原:いたわ!
Haibara: Itawa!
Diterjemahkan menjadi: “Wah, dia ada di sini”
Jika kita lihat secara sekilas saja, hasil terjemahan tersebut lebih panjang
dari BSunya. Kalimat sederhana seperti ini saja bisa terdapat permasalahan yang
xiii
Dalam kajian ini penulis akan meneliti metode Terjemahan Bebas tersebut
yang terdapat dalam sumber penelitian Novel Kimi no Nawa (君の名は) karya
Makoto Shinkai (新海誠).
saling bertukar tubuh satu sama lain. Awalnya mereka tidak menyadari pertukaran
tubuh itu, mereka menganggapnya hanya mimpi semata. Tetapi orang-orang
sekitar mengatakan kepada keduanya mengenai keanehan di diri mereka, belum
lagi kejadiannya terjadi lebih dari 3 kali. Sehingga mau tidak mau mereka pun
percaya.
Setelah saling menyadari keadaan satu sama lain, Taki dan Mitsuha
sepakat untuk mencatat keseharian mereka dan menyampaikan hal-hal apa saja
yang tidak boleh dilakukan satu sama lain agar tidak dicurigai oleh orang-orang
sekitar. Selama bertukar tubuh itu, mereka merasa terikat satu sama lain, bahkan
tanpa sadar Mitsuha jatuh cinta kepada Taki. Mitsuha pun dengan penuh
keyakinan menyusul Taki. Dia melakukan perjalanan menggunakan kereta dari
Desa Itomori ke Tokyo. Tetapi apa yang Mitsuha dapatkan di sana membuat ia
sakit hati. Taki tidak mengenalinya sama sekali. Hingga akhirnya dengan nekat ia
memberikan ikat rambut berwarna merah miliknya kepada Taki yang kemudian
dipakai menjadi gelang azimat oleh pemuda itu.
Dalam novel biasanya terdapat beberapa prosedur, metode dan Teknik
penerjemahan yang berbeda-beda. Namun penulis hanya akan mengambil metode
Terjemahan Bebas saja agar penelitian ini tidak terlalu meluas.
Pada novel yang telah diterjemahkan ke BSa (Indonesia), penulis banyak
menemukan hasil terjemahan dengan menggunakan metode Terjemahan Bebas,
berikut merupakan beberapa contohnya:
sehingga dapat diketahui bahwa neneknya sedang memasak untuk sarapan. Maka
dari itu penulis menyertakan cahaya dan aroma pada kalimat tersebut untuk
memberikan gambaran suasana kepada pembaca.
Dari contoh data (1) terlihat adanya penggunaan Terjemahan Bebas yang
didukung dengan teknik penambahan dan teknik Penggantian kata.
Teknik pertama digunakan adalah teknik penambahan yang diterapkan
pada kata 懐かしい. Dalam KKM kata 懐かしい artinya rindu; kangen. 懐かし
い merupakan kelas kata Adjektiva. Kata tersebut berfungsi sebagai penambah
keterangan pada kata 声と匂.Teknik penambahan digunakan pada BSa yaitu
dengan menambahkan kata “membuat” agar terdengar seperti Mitsuhalah yang
merasakan rasa rindu tersebut.
Teknik kedua yang digunakan adalah teknik penggantian kata yang
diterapkan pada kata 匂い dan 温度. Kata 匂い dalam KKM adalah bau; bau
yang sedap; bau yang enak. Dalam bahasa Indonesia kata “bau” dapat menjadi
dua makna yang bertolak dan bias, bisa menjadi sesuatu yang kurang sedap
dihirup atau bau yang sedap dihirup. Sehingga terjadilah Penggantian kata yang
sepadan menggunakan kata “aroma” karena dalam bahasa Indonesia kata itu lebih
pasti artiannya yaitu sesuatu yang sedap dihirup. Pada kata 温度 pun terjadi
penggantian kata yang sepadan. 温度 artinya secara literal adalah suhu; derajat
panas (benda). Dalam BSa diartikan sebagai “kehangatan” dengan maksud
mempertahankan nilai estetika dari kalimat tersebut. Suhu dalam bahasa Indonesia
digunakan untuk mengukur kadar panas atau dinginnya sesuatu, dan artian itu
kurang tepat dalam kalimat ini.
KAJIAN LITERATUR
17
18
Terjemahan merupakan ilmu yang baru, sehingga belum terlalu banyak ahli yang
mendefinisikan hal ini. Dalam menerjemahkan, penerjemah harus melihat
berbagai sisi sudut pandang dari kedua bahasa, sehingga memerlukan penelitian
yang mendalam untuk melakukannya. Menerjemahkan dengan semena-mena
dapat menjadikan hasil terjemahan yang tidak relevan antar BSu dan BSa.
of a text into another language in the way that the author intended the text.”
Newmark (1988:5)
1. Analisis
Tahap dimana hubungan gramatikal dan makna dari masing-masing kata dan
kombinasi kata-kata dianalisa dan ditelaah serta ditelusuri. Diharuskan untuk
meneliti makna tersirat apa yang dilahirkan dari tatanan bahasa tersebut secara
grammatikal dan makna.
21
2. Pengalihan
Setelah dianalisa pada tahap pertama, kemudian berdasarkan analisis tersebut
penerjemah mulai mengalih bahasakan dari BSu ke BSa.
3. Rekonstruksi Ulang,
Mengulang tahap 1 dan 2 sehingga hasil terjemahannya memiliki keterbacaan,
gaya dan kaidah yang wajar dan dapat disetujui unsur-unsur kedua bahasa. Pada
tahap ini penterjemah menformulasikan informasi-informasi yang sudah ada
dibenaknya dan meruntukannya dalam suatu redaksi secermat mungkin dengan
mengindahkan tatanan dan titian, berbahasa pada Bsa.
BSu You must go to see him at the theatre to watch that movie
BSa Kamu harus pergi menemui dia di iu teater untuk nonton itu
film
b. Literal
Metode penerjemahan ini mengkonstruksi tataran bahasa BSu kepada
tataran bahasa terdekat pada BSa. Kemudian kata leksikal tetap
22
c. Faithful
Metode penerjemahan Faithful berusaha merestruktur makna setara atau
yang paling dekat dengan makna yang ingin disampaikan BSu namun tetap
mempertahankan struktur gramatikalnya. Meskipun begitu,
penerjemahannya harus tetap patuh sesuai dengan maksud BSu. Pada
metode ini, kata budaya dituliskan sebagaimana adanya, atau tidak
diterjemahkan kepada BSa (ex: Manga -> Manga).
Contoh:
BSu And in Texas, First Lady took a bite of prize winning Chilli and
began vomitting
d. Semantik
Metode penerjemahan ini mempertahankan nilai estetika dari kebahasaan
antara kedua bahasa. Kemudian pada saat menerjemahkan kata budaya, kata
tersebut diterjemahkan dengan kata fungsional yang bisa menyampaikan
maksud BSa.
Contoh:
c. Idiomatic
Metode ini mereproduksi pesan BSu dan cenderung mendistorsi nuansa dan
makna pada tulisannya. Kemudian memberikan penekanan kepada bahasa
sehari-hari BSa yang tidak ada pada BSu. Biasanya dijadikan/diterapkan
pada idiom.
Contoh:
BSu You have to work day and night for a new car
d. Communicative
Metode ini menyampaikan makna BSu secara kontekstual kepada BSa.
Metode ini menjadikan konten dan secara kebahasaan lebih mudah
dimengerti oleh target pembaca.
Contoh:
Penerjemahan sebuah kalimat BSu yang sulit diterjemahkan secara kata per kata
ataupun secara harfiah, dapat dihasilkan padanan terjemah dalam BSa yang
terdiri atas beberapa kalimat yang dapat membentuk sebuah paragraf terjemahan,
Penerjemahan ini sangat bergantung kepada apa yang diketahui oleh penerjemah
dari segi gramatikal, budaya, sosial, situasi dan aspek lain dari kedua bahasa yang
dapat memengaruhi hasil penerjemahan. Dalam Terjemahan Bebas dapat terjadi
berbagai teknik yang digunakan untuk menyampaikan makna sebaik mungkin.
Secara khusus menggantikan kata-kata dalam satu bahasa dengan antonim dalam
bahasa lain, dan kemudian mengubah kalimat pesan menjadi kalimat negatif.
Terjemahan antonim sering ditunjukkan dengan contoh-contoh yang tidak
mengandung antonim yang bertentangan. Teknik ini hanya menggantikan struktur
kalimat dalam satu bahasa dengan struktur kalimat yang setara dalam bahasa lain.
g. Kompensasi
Aturan proses terjemahan yang sangat menarik karena adanya ketidakmungkinan
menyampaikan informasi yang terkandung dalam satuan yang satu atau yang lain,
penerjemah lantas melakukan kompensasi seiring dengan munculnya dalam teks
BSu satuan bahasa yang tidak bisa disampaikan ke dalam BSa. Dalam hal ini,
penerjemah menyampaikannya ke dalam teks BSadengan sarana bahasa yang lain.
h. Penambahan (Additions)
Penambahan kata-kata tertentu yang tidak memiliki arti tambahan dalam teks
sasaran (Bsa) karena informasi yang sama diungkapkan dalam teks sumber (Bsa)
hanya berbeda dalam teks sasaran (BSa).
i. Penghilangan (Omissions/Dropping)
Teknik ini membuang kata yang berlimpah, Teknik penghilangan adalah gejala
yang langsung bertentangan dengan teknik penambahan. Banyak kata yang biasa
ditemukan dalam suatu kalimat memiliki pasangan sinonim.
j. Kompresi (Compression)
Teknik kompresi yakni menyingkat, meringkas suatu suatu ungkapan ke
pengungkapan singkat, ringkas dan padat agar mudah tersampaikan kepada
pembaca.
k. Derivasi Sintaksis (Syntactic Derivation)
Proses konstruksi sintaktis dengan cara mentransformasi konstruksi tataran
bahasa. Dalam proses penerjemahan, derivasi sintaksis mengubah posisi satu
bagian kalimat atau bagian lain. Oleh karena itu, teknik untuk derivasi sintaksis
mencakup konstruksi "aktif-pasif".
l. Terjemahan Deskriptif (Descriptive Translation) Amplifikasi
(Amplification)
Penyampaian makna teks BSu ke dalam teks BSa dengan menggunakan
kombinasi kata-kata bebas yakni menjelaskan satuan-satuan leksikal yang
27
mencerminkan realitas spesifik negeri yang satu atau yang lain, karena satuan-
satuan seperti itu tidak mempunyai ekuivalensi. Terjemahan deskriptif sama
dengan teknik terjemahan amplifikasi yaitu teks yang diperluas dalam proses
terjemahan dari satu bahasa ke bahasa lain.
m. Eksplikasi/Implikasi (Explication/Implication)
Teknik eksplikasi dalam proses terjemahan ialah merealisasi pengungkapan
eksplisit dalam teks BSa karena dalam teks BSu ada informasi yang
pengungkapannya tidak jelas yaitu ada implikasi dalam informasi tersebut
(pengungkapan implisit).
(cara). Dalam unsur pokok masalah (field) juga terkandung “tujuan penulisan”.
Jika field pada sebuah tulisan sama, namun tenor dan mode nya berbeda, maka
akan menghasilkan tulisan yang berbeda pula. Berikut adalah penjelasannya:
1. Field membantu memahami makna dasar, dan merujuk pada apa yang
terjadi, pada siapa, kenapa ini terjadi, dll. Field berisi pengertian tentang
topik atau isi teks. Field juga meruakan sistem pilihan yang potensial, yaitu
pilihan tentang apa yang diharapkan akan terjadi di dalam konteks sosial itu.
Pilihan-pilihan tersebut dapat jelas dimengerti dari kosakata dan tata bahasa
teks. Field menuntut penerjemah untuk mengambil keputusan tentang
istilah apa yang digunakan, siapa target pembaca yang dituju, dan struktur
tata bahasa apa yang akan digunakan (aktif/pasif).
2. Tenor berkaitan dengan sifat hubungan antara pemakai bahasa di dalam
konteks sosial tertentu serta membantu memahami makna interpersonal.
Tenor mencakup tiga hal yaitu peran pelibat (sasaran), status, jarak sosial
yang mencakup pada jenis hubungan (formal atau dekat). Faktor ini
mengizinkan penerjemah untuk menemukan padanan atau pilihan yang tepat
untuk hasil terjemahannya, apakah formal/informal, modern/kuno, dan
teknis/non-teknis, dll.
3. Mode membantu memahami makna teks. Mode merujuk pada perantara
komunikasi (pembicara, penulis, gambar, aksi, dll.), saluran (face to face,
melalui perantara teknologi, lisan, tulisan, isyarat), tipe interaksi (monologis
atau dialogis), peran bahasa dalam proses sosial (pendukung atau wajib),
dan cara retoris (mendidik, mengandung pelajaran, persuasif, dll). Mode
akan membuat hasil terjemahan menjadi lebih terorganisir.
Makna memiliki atau leksem sebagai lambang benda, peristiwa, obyek, dan lain-
lain. Makna ini memiliki unsur bahasa lepas dari penggunaan atau konteksnya.
Makna kata terbagi menjadi beberapa pengertian makna kata yaitu:
1. Makna Leksikal
Makna leksikal adalah makna sebenarnya, sesuai dengan hasil observasi
indra kita, makna apa adanya dan makna yang ada dalam kamus. Maksud
makna dalam kamus adalah makna dasar atau makna yang konkret.
Misalnya leksem "kuda" memiliki makna leksikal sejenis binatang-binatang
berkaki empat yang bisa dikendarai'.
2. Makna Gramatikal
Makna gramatikal adalah makna yang terjadi setelah proses gramatikal
(Afikasi, Reduplikasi, Kalimatisasi).
Perbedaan dari makna leksikal dan gramatikal adalah Makna Leksikal
adalah makna dasar/makna dari kala per kata, sedangkan makna gramatikal
adalah makna baru yang muncul ketika kata-kata tersebut menjadi sebuah
kalimat. Contoh: dengan kata dasar kuda dapat melahirkan makna
gramatikal 'mengendarai kuda’ yang maksudnya kuda sebagai kendaraan.
3. Makna Kontekstual
Makna kontekstual adalah makna leksem atau kata dalam konteks.
Misalnya, makna kontekstual dari kata kepala dalam kalimat berikut :
Rambut kepala nenek belum memutih. b. Sebagai kepala sekolah, ia harus
menegur siswa itu, nomor HPnya ada di kepala surat.
4. Makna Referensial
Makna Referensial adalah kata yang memiliki acuan di kehidupan nyata.
Sehingga suatu kata dapat disebut referensial jika memiliki acuan. Kata-kata
seperti kuda, merah, dan gambar adalah kata-kata yang memiliki makna
referensial karena memiliki referensi di dunia nyata.
5. Makna Non-referensial
Makna non-referensial adalah kata yang tidak mempunyai acuan dalam
dunia nyata. Contohnya kata dan, atau, dan karena. Kata-kata tersebut tidak
mempunyai acuan dalam dunia nyata.
6. Makna Denotatif
31
Makna denotatif adalah makna asli dari asalnya atau makna sebenarnya
yang dimiliki kata tersebut. Kata Kurus digunakan untuk menyebutkan
kondisi tubuh yang tidak gemuk. Kata bunga berarti bunga yang dapat
dilihat di taman.
7. Makna Konotatif
Makna konotatif adalah makna lain yang ditambahkan pada makna denotatif
yang merujuk pada makna seseorang atau sekelompok orang yang
menggunakan kata tersebut. Misalnya, kata kurus pada contoh di atas
berkonotasi netral. Kata "langsing" sebenarnya identik dengan kata kurus,
tetapi memiliki konotasi positif: nilai menghibur. Saya akan dengan senang
hati mengatakan bahwa saya langsing. Namun kata Kerempeng memiliki
konotasi negatif, memiliki nilai selera yang buruk, dan orang tidak dapat
merasa nyaman untuk mengatakan bahwa tubuh mereka kerempeng.
8. Makna Konseptual
Makna konseptual adalah makna yang dimiliki sebuah leksem terlepas dari
konteks atau relevansinya. Kata Kuda memiliki arti konseptual sejenis
hewan berkaki empat yang biasa ditunggangi, dan kata Rumah memiliki arti
konseptual 'tempat tinggal'.
9. Makna Asosiatif
Makna asosiatif adalah makna kata yang berkaitan dengan sesuatu di luar
bahasa. Misalnya, kata melati dikaitkan dengan "suci ", kata "merah"
dengan kata “berani”, kata buaya dengan "jahat". Yang dimaksud dengan
asosiasi ini sebenarnya adalah simbol yang digunakan oleh pengguna bahasa
untuk mewakili sifat suatu situasi atau konsep lain yang memiliki kesamaan
dengan ciri-ciri konsep aslinya.
10. Makna Istilah
Makna istilah adalah makna yang tidak ambigu, makna tersebut hanya
digunakan dalam bidang/kegiatan ilmiah tertentu, misalnya kata "tangan"
dan "lengan". Dua kata dalam kedokteran memiliki arti yang berbeda.
"Tangan" berarti "bagian dari pergelangan tangan sampai ke jari-jari". Di
sisi lain, kata "lengan" adalah "bagian dari pergelangan tangan hingga
32
pangkal bahu". Oleh karena itu, istilah "tangan" dan "lengan" sebagai istilah
medis tidaklah sinonim karena memiliki pengertian yang berbeda.
11. Makna Idiom
Makna idiomatik adalah makna yang tidak dapat diprediksi, baik secara
leksikal maupun gramatikal dari makna unsurnya. Misalnya, kata “menjual
rumah'' secara tata bahasa berarti “orang yang menjual menghasilkan uang
dan orang yang membeli mendapatkan rumah”. Sedangkan bentuk bahasa
Indonesia “menjual gigi” memiliki arti “tertawa terbahak-bahak.”
12. Makna Peribahasa
Sebuah peribahasa memiliki makna yang belum diketahui, atau yang dapat
ditelusuri makna unsur-unsurnya. Misalnya, pepatah "seperti anjing dan
kucing" berarti dua orang tidak akur. Makna ini mengingatkan pada saat
hewan dengan seperti anjing dan kucing membuat keributan, mereka selalu
berkelahi dan tidak pernah damai.
2.6.1.2 Makna Frasa
Menunut Sutedi (2011: 129) Dalam bahasa Jepang ungkapan hon o yomu
‘membaca buku' kutsu o kau 'membeli sepatu', dan hara ga tatsu ‘perut
berdiri/marah' dianggap sebagai suatu frasa (klausa) atau ku. Klausa ‘hon o
yomu’ dan ‘kutsu wo kau' dapat dipahami cukup dengan mengetahui makna
kata-kata hon, kutsu, kau dan o; ditambah dengan pemahaman tentang
struktur kalimat bahwa 'nomina + o + verba'. Jadi, klausa tersebut dapat
dipahami secara Ieksikalnya (mojidori no imi). Tetapi, untuk klausa ‘hara
ga tatsu' meskipun kita mengetahui makna setiap kata dan strukturnya,
belum tentu bisa memahami makna klausa tersebut, jika makna frasa secara
idiomatikalnya (kan-youteki imi) belum diketahui dengan benar. Pada klausa
'ashi o arau' ada dua makna, yaitu secara leksikal (mojidouri o imi) yakni
'mencuci kaki', dan juga secara idiomatikal (kan-youteki imi) yakni berhenti
berbuat jahat'. Jadi, dalam bahasa Jepang ada frasa/klausa yang hanya
makna leksikal saja, ada frasa/klausa yang bermakna secara idiomatikalnya
dan ada juga frasa/klausa yang bermakna kedua-duanya.
Menurut Sutedi (2011; 129) Makna kalimat (bun no imi) dijadikan sebagai
objek kajian semantik, karena suatu kalimat ditentukan oleh makna setiap
kata dan struktumya. Misalnya, kalimat Watashi wa Yamada san ni megane
o ageru (Saya memberi kacamata pada Yamada) dengan kalimat Watashi
wa Yamada san ni tokei o ageru (Saya memberi jam pada Yamada), jika
dilihat dari strukturnya, kedua kalimat tersebut sama yaitu "A wa B ni o
ageru", tetapi maknanya berbeda. Oleh karena itu jelas terlihat bahwa
makna kalimat ditentukan oleh kata yang menjadi unsur kalimat tersebut.
Berbeda dengan kalimat Watashi wa Yamada san to Tanaka san o mattei
iru terkandung dua makna, yaitu [Watashi wa] [Yamuda san to Tanaka san
of matte iru] 'Saya menunggu Yamada dan Tanaka' dan [Watashi wa]
[Yamada an to isshoni] [Tanaka san o] [matte iru] 'Saya bersama Yamada
menunggu Tanaka'. Dari contoh tersebut dapat diketahui bahwa dalam suatu
kalimat dapat menimbulkan makna ganda yang berbeda. Dari uraian di atas,
dapat disimpulkan bahwa objek kajian semantik adalah makna kata dan
frasa/klausa; relasi makna antara beberapa kata; dan makna kalimat.
Terdapat dua hal yang menjadi topik bahasan teori pergeseran, yang pertama,
perihal pergeseran makna (meaning-based) dan yang kedua perihal pergeseran
bentuk (form based).
Newmark memberi batasan pergeseran dalam hal tata bahasa saja, yang
selanjutnya menguraikannya dalam tiga tipe, yakni:
BSu BSa
tidak dikenal/ tidak
Unknown
>< diketahui
Impossible tidak mungkin
Recycle daur ulang
BSu BSa
Girl >< Anak Perempuan
Parents Orang Tua
2) Pergeseran pada tataran frasa ke klausa
Contoh:
BSu BSa
Leg ><
Kaki
Foot
Dalam bahasa Indonesia, konsep leg dan foot diungkapkan dengan satu
kata yang bermakna lebih generik atau general atau umum, yaitu kaki.
Pergeseran ini dapat terjadi pada kelas verba, adjektiva dan yang lainnya.
Sumber penelitian yang akan digunakan penulis adalah novel yang berjudul
Kimi no Nawa (君の名は) karya Makoto Shinkai (新海誠) Sumber yang
digunakan pada penelitian ini adalah Novel karya Makoto Shinkai (新海誠) yang
terbit pada 2016 oleh penerbit Kadokawa, diterjemahkan dengan judul Your Name
ke dalam bahasa Indonesia oleh Andry Setiawan di Penerbit Haru, cetakan 2020.
37
38
lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan
penelitian”.
Terdapat tiga tahap analisis yang dilakukan penulis yakni pengumpulan data,
analisis data dan penyajian hasil analisis data.
PEMBAHASAN
Dalam menganalisis suatu terjemahan, kita harus melihat dari berbagai perspektif
dan kepentingan yang ingin disampaikan dari pengarang kepada pembaca.
Penerjemah menjembatani hal tersebut dengan menerjemahkan sumber
menggunakan berbagai metode yang dapat diterapkan untuk menghasilkan
terjemahan yang sebaik mungkin dan ade-kuat. Dalam penelitian ini, penulis
menerapkan 3 unsur yang diperlukan dalam menganalisis hasil terjemahan
tersebut, yaitu Konteks Situasi, Teknik Terjemahan, dan Pergeseran Makna yang
patut untuk diterapkan. Penulis akan membagi analisis tersebut menjadi 2 bagian,
yaitu 4.1 Analisis Konteks Situasi dan Teknik Terjemahan dan 4.2 Analisis
Pergeseran Makna.
Wacana 1 Hal. 6
みつは: 懐かしい声と匂い、愛おしい光と温度。(1)
私は大切なだれかと隙間なくびったりとくっついている。
分かちがたく結びついている。
乳房に抱かれた乳呑み児の頃のように、不安や寂しさなん
てかけらもない。失ったものは未だひとつもなく、とても
甘やかな気持ちが、じんじんと体に満ちている。
ふと、目が開く。(2)天井。部屋、朝。ひとり。東京。
―そうか。夢を見ていたんだ。
1. みつは:懐かしい声と匂い、愛おしい光と温度。
43
44
Kalimat ini merupakan bagian monolog naratif dari pemeran utama, tidak
ada interaksi dengan orang lain, namun terdapat emosi yang dimunculkan pada
situasi ini yaitu perasaan positif berdasarkan makna kata 懐かしい yang berarti
‘rindu’ dan 愛しい ‘sayang’ yang menggambarkan perasaan kasih sayang.
Kalimat ini ditulis naratif sebagai monolog.
Pada data (1) dianalisa adanya penggunaan Metode Terjemahan Bebas yang
didukung dengan Teknik Penambahan dan Teknik Penggantian Kata.
Teknik pertama yang digunakan adalah teknik penambahan yang
diterapkan pada kata 懐かしい. Dalam KKM (1994) kata 懐かしい artinya
‘rindu; kangen’. 懐かしい merupakan kelas kata Adjektiva. Kata tersebut
berfungsi sebagai penambah keterangan pada kata 声と匂い yang bermakna
‘Suara dan Aroma’. Teknik Penambahan digunakan pada BSa yaitu dengan
menambahkan kata “membuat” agar seolah-olah ‘Suara dan Aroma’ melakukan
sesuatu kepada Mitsuha sehingga merasakan kerinduan.
Teknik kedua yang digunakan adalah Teknik Penggantian Kata yang
diterapkan pada kata 匂い dan 温度. Kata 匂い dalam KKM adalah ‘bau; bau
45
yang sedap; bau yang enak’. Dalam bahasa Indonesia kata ‘bau’ dapat menjadi
dua makna yang bertolak dan bias, bisa menjadi sesuatu yang kurang sedap
dihirup atau bau yang sedap dihirup. Sehingga terjadilah penggantian kata yang
sepadan menggunakan kata “aroma” karena dalam bahasa Indonesia kata itu lebih
pasti maknanya yaitu sesuatu yang sedap dihirup. Pada kata 温度 pun terjadi
penggantian kata yang sepadan. 温度 artinya adalah ‘suhu; derajat panas
(benda)’. Dalam BSa diartikan sebagai “kehangatan” dengan maksud
mempertahankan nilai estetika dari kalimat tersebut dan dapat diterima lebih
mudah oleh pembaca Indonesia, karena kata Suhu dalam bahasa Indonesia
digunakan untuk mengukur kadar panas atau dinginnya sesuatu, dan artian itu
kurang tepat dalam kalimat ini.
Sebenarnya tanpa merubah kata 懐かしい, kalimat ini bisa diterjemahkan
menjadi terjemahan yang adekuat. “Suara dan Aroma yang dirindukan. Cahaya
dan Kehangatan yang kusayangi” bisa dijadikan hasil terjemahan yang tetap
mempertahankan tatanan bahasanya.
2. みつは: ふと、目が開く。
Futo, me ga hiraku.
(Kimi no Nawa chapter 1:6)
Mitsuha : kubuka mataku.
(Your Name chapter 1:5)
Analisis Konteks Situasi:
Field pada data (2) masih sama dengan data (1) namun lebih menjelaskan kepada
saat Mitsuha itu terbangun dan membuka mata setelah tidur dan bermimpi.
pada kalimat ini juga sama seperti data (1) jenis interaksinya adalah
monolog naratif. Emosi yang dikeluarkan juga emosi yang netral, tidak ada emosi
khusus yang ingin disampaikan. Kata ふと pada kalimat tersebut bermakna
‘sekejap’, jadi nuansa yang diberikan saat membuka mata adalah tidak ada
prosesnya atau langsung begitu saja dan tidak ada yang menghalangi. Kalimat ini
ingin memberikan kesan situasi bangun pagi yang hangat, tidak ada pesan atau
pembelajaran pada kalimatnya. Sama dengan data (1).
46
Wacana 2 Hal. 6
みつは: そのあまりの唐突さに、ほとんどなにを思う間もなく、涙
がこぼれる。
朝、目が覚めるとなぜか泣いている。こういうことが私に
は、時々ある。(3)
47
3. みつは: 朝、目が覚めるとなぜか泣いている。
Asa, me ga sameru to nazeka naiteiru.
こういうことが私には、時々ある。
Kouiu koto ga watashi ni wa, tokidoki aru.
(Kimi no Nawa chapter 1:6)
Mitsuha : Entah mengapa, aku terkadang mengalami ini. Menangis ketika
bangun di pagi hari.
(Your Name chapter 1:6)
Wacana 3 Hal. 7
たき: そして、見ていたはずの夢は、いつも思い出せない。
俺は涙をぬぐった右手を、じっと見る。
人差し指にのった小さな水滴。ついさっきまでの夢も、目
尻を一瞬湿らせた涙も、もう乾いている。
とても大切なものが、かつて。(4)この手に。(5)
49
4. みつは : とても大切なものが、かつて。
Totemo taisetsuna mono ga, katsute.
(Kimi no Nawa chapter 1:7)
Mitsuha : Pernah ada sesuatu yang sangat berharga, entah kapan
munculnya.
(Your Name chapter 1:6)
Analisis Konteks Situasi:
Field pada kalimat ini adalah sudut pandang Taki, pemeran utama laki-laki pada
kisah ini yang juga mengalami hal yang sama dengan Mitsuha. Pada bagian ini
Taki juga baru terbangun dari tidurnya setelah mendapatkan mimpi yang aneh.
Hal ini disebutkan dalam kalimat 見ていたはずの夢は、いつも思い出せない
yang diterjemahkan menjadi “Lantas, mimpi yang tadi kulihat, selalu tidak bisa
kuingat.”
Pada bagian paragraf yang terdapat kalimat ini, Taki bermonolog
merasakan perasaan menyedihkan setelah mengalami mimpi yang kurang
mengenakan. Dengan digambarkan bahwa dia menangis dan mengusap air
matanya dengan tangan kanannya yang ditunjukkan pada kalimat “人差し指に
のった小さな水滴。”. Kalimat ini juga menyampaikan perasaan Taki yang
mengalami kesedihan, merasakan kehilangan sesuatu yang berharga baginya.
Kalimat ini bersambung dengan kalimat setelahnya, menunjukkan kesedihan Taki
yang kehilangan sesuatu yang ‘pernah disentuh’ olehnya.
Namun tetap saja, tidak ada hal yang mendasari kalimat tersebut harus
ditambahkan pada keseluruhan kalimat ini. Jika terjemahannya menjadi “Pernah
ada sesuatu berharga yang pernah kumiliki”, atau kita dapat menerjemahkannya
bersama kalimat setelahnya (5) この手に, yang diterjemahkan pada BSa sebagai
“Sesuatu yang kusentuh dengan tangan ini” maka tidak ada nuansa tambahan yang
perlu diberikan oleh penerjemah. Kalimat tersebut bisa diterapkan Teknik
Parafrase sehingga bermakna ‘sesuatu yang pernah dimiliki/disentuh dengan
tangan’ agar menjadi satuan kalimat utuh.
5. みつは: この手に。
Kono te ni
(Kimi no Nawa chapter 1:7)
Mitsuha : Sesuatu yang kusentuh dengan tangan ini.
(Your Name chapter 1:6)
Analisis Konteks Situasi:
Field pada kalimat ini sama dengan data (4) Taki memiliki sesuatu yang pernah
disentuh oleh tangannya. Kemudian dia merasakan nostalgia setelah dia bermimpi
dan terbangun pada pagi itu. Dia ingin mengingat hal tersebut namun dia sendiri
lupa.
Perasaan sedih dan rasa sesak akan kebingungan yang dirasakan akibat
tidak bisa mengingat apa yang ada di mimpinya. Kalimat ini disampaikan dengan
monolog Taki. Hal yang ingin disampaikan pembaca adalah informasi bahwa
Taki pernah menyentuh sesuatu yang dia sendiri lupa apa yang dia sentuh. Pada
kalimat ini juga disampaikan bahwa Taki kemungkinannya mengalami sesuatu
yang indah namun dia melupakannya tanpa dia inginkan.
Wacana 4 Hal. 9
みつは: 目の前には、ようやく見慣れてきた、東京の風景が私の前
に広がっている。
….―。
ぼんやりとした花曇りの白い空。(6)
百人が乗った車幅、千人を運ぶ列車、その千本が流れる
街。
気づけばいつものように、その街を眺めながら私は(俺
は)、だれかひとりを、ひとりだけを、探している。
52
6. みつは:ぼんやりとした花曇りの白い空。
Bonyari toshita hanagumori no shiroi sora.
(Kimi no Nawa chapter 1:9)
Mitsuha : Langit sedikit berawan, membentang di atas bunga-bunga sakura
yang mekar.
(Your Name chapter 1:8)
Analisis Konteks Situasi:
Mitsuha sedang menaiki kereta komuter. Pada adegan ini Mitsuha memerhatikan
sekelilingnya, orang-orang sekitar di dalam kereta, langit berawan, pohon-pohon
sakura yang sedang bermekaran, dan kota Tokyo. Awalnya pemandangan itu
adalah hal yang baru untuk Mitsuha, karena dia sendiri bukan orang Tokyo,
namun pada kalimat ようやく見慣れてきた yang diterjemahkan “Pemandangan
Tokyo yang mulai terbiasa ku-lihat”, setelah beberapa kali bertukar tubuh,
sekarang dia sudah terbiasa melihatnya.
Mode yang ingin disampaikan adalah hal-hal yang sekarang sudah terbiasa
dilakukan oleh Mitsuha selama bertukar tubuh dengan Taki dan tinggal di Tokyo.
Dia sudah tidak terkejut dengan apa yang ada di sekitarnya, meskipun sebenarnya
dia adalah orang pedesaan yang tidak mengerti teknologi. Kalimat ini berupa
monolog naratif, tidak ada interaksi dengan orang lain.
dan kondisi langit yang biru yang tertutup awan. Penjelasan tersebut kemudian
menjadi keseluruhan kalimat yang diterjemahkan kepada BSa, sehingga pembaca
dapat memahami apa itu 花曇り.
Kemudian kata 白い空 mengalami Teknik Kompensasi, yaitu dengan
menggantinya menjadi ‘langit sedikit berawan’. Terjemah harfiah dari kata
tersebut seharusnya adalah ‘langit putih’. Maksud kata ‘putih’ bermakna kiasan
langit yang biasanya berwarna biru menjadi putih karena tertutup oleh awan.
Sehingga kata ‘putih’ ini bisa dikompensasi menjadi ‘berawan’ karena maksud
dari keduanya sama.
Kata 花曇り dan 白い空 diterjemahkan bersama, kata 花曇り sendiri
sudah memiliki makna ‘awan’ , sehingga penerjemahannya sudah cukup
dileburkan bersama kata 白い空.
Hasil terjemahan ini sudah dibuat dengan sangat baik. Pembaca jadi bisa
memahami maksud dari kalimat ini tanpa harus mencari tahu apa itu arti 花曇り.
Namun untuk penerjemahan kata ぼんやり harusnya bisa diterjemahkan juga
agar jelas bahwa kondisi berawan tersebut tidak tampak jelas , hanya samar-
samar. Kalimatnya bisa menjadi “Langit yang samar-samar berawan, membentang
di atas bunga-bunga sakura yang mekar”.
Wacana 5 Hal. 12
たき: 知らないベルの音だ。まどろみの中でそう思った。目覚ま
し? でも、俺はまだ眠いのだ。昨夜は絵を描くのに夢中に
なっていて、ベッドに入ったのは明け方だったのだ。
みつは: 「……くん。……たきくん」
たき: 今度は、誰かに名を呼ばれている。女の声。……女?
みつは: 「たきくん、瀧くん」
たき: 泣き出しそうに切実な声だ。(7)遠い星の瞬きのよう
な、寂しげに震える声。
7. みつは: 泣き出しそうに切実な声だ。
54
Wacana 6 Hal. 12
みつは: 「覚えて、ない?」
たき: その声が不安げに俺に問う。でも、俺はお前なんて知らない。
…―。
少女はそう叫び、髪を結っていた紐をするりとほどき、差し出す。
(8)俺は思わず手を伸ばす。
薄暗い電車に細く差し込んだ夕日みたいな、鮮やかなオレンジ
色。人混みに体を突っこんで、俺はその色を強く掴む。
そこで、目が覚めた。
8. みつは:少女はそう叫び、髪を結っていた紐をするりとほどき、差し出す。
Shoujo wa sou sakebi, kami o yutteita himo o sururito hodoki, sashidasu.
(Kimi no Nawa chapter 2:12)
Mitsuha : Gadis itu berteriak, lantas dilepaskannya tali pengikat
rambutnya, diserahkannya kepadaku.
(Your Name chapter 2:12)
Analisis Konteks Situasi:
Data ini merupakan kelanjutan dari data (8) yang merupakan akhir adegan dari
mimpi yang dialami Taki, karena dia terbangun setelah itu, sebagaimana yang
diterangkan pada kalimat ini そこで、目が覚めた yang diterjemahkan “Saat itulah
aku terbangun.”. Pada bagian ini Taki menerima sebuah ikat rambut yang
dijulurkan oleh Mitsuha saat Taki naik ke kereta (di dalam mimpi). Mitsuha ingin
Taki mengingat dirinya, setidaknya namanya, karena saat dipanggil, Taki seolah
tidak mengenalinya. Sehingga Mitsuha akhirnya menjulurkan ikat rambut tersebut
kepada Taki agar dia dapat mengingatnya.
56
Pada kalimat ini terdapat interaksi antara Mitsuha dan Taki, namun tidak
terjadi adanya percakapan yang terungkap. Sehingga Tenor dalam kalimat ini
dapat dipahami pelibatnya adalah Mitsuha dan Taki, namun tidak ditunjukan
dengan percakapan, tapi dengan aksi.
Kalimat ini merupakan narasi monolog, tidak ada timbal balik antara
Mitsuha dan Taki. Kalimat ini juga menunjukkan emosi negatif dengan adanya
teriakan ‘gadis’ (Mitsuha)’. Sehingga Mode pada kalimat ini adalah Monolog dan
beremosi negatif.
subjek (pelaku) yaitu 少女はそう叫び atau Gadis yang sebelumnya berteriak, dan
objek ‘nya’ yaitu 結っていた紐 atau tali pengikat yang diserahkan. Sehingga
seharusnya kalimat ini bisa diterjemahkan dengan makna sesungguhnya, yaitu
‘menyerahkannya (tali pengikat)’. Hal ini juga berlaku pada penerjemahan kata ほ
どき yang bermakna melepaskan dan merupakan jenis kata Verba bersifat transitif
diubah menjadi intransitif.
Dalam penerjemahan kalimat ini, penerjemah tidak begitu mengindahkan
makna kata するり yang menyebabkan hilangnya kesan ‘cepat’ yang ingin
disampaikan pengarang. Kemudian penerjemahan kata 差し出す dirasa tidak perlu
karena diubah pun tidak memberikan kesan lain. Menurut penulis kalimat ini
dapat diterjemahkan menjadi “Gadis itu berteriak, lantas melepaskan tali pengikat
rambutnya dan menyerahkannya kepadaku”.
Wacana 7 Hal. 15
たき: これってなんというか……女の体ってすげえな……。
よつは: 「なに寝ぼけとんの?ご・は・んー早く来ないー!」
(10)
たき: ぴしゃり!と叩きつけるように襖を閉められる。
9. たき:ふと声の方向を見ると、 小さな女の子が襖を開けて立っていた。
futo koe no houkou o miru to, chiisana onnanoko ga fusuma o akete tatte
ita.
(Kimi no Nawa chapter 2:15)
58
Taki: Spontan, aku menoleh ke arah suara tersebut. Seorang gadis cilik
berdiri di dekat pintu geser yang terbuka.
(Your Name chapter 2:14)
Analisis Konteks Situasi:
Adegan pada kalimat ini terjadi setelah Taki terbangun dari mimpinya. Saat ini
Taki sedang memerhatikan tubuhnya (tubuh Mitsuha yang tertukar dengannya)
dan merasakan aneh karena dia baru pertama kalinya merasakan dan melihat
secara langsung bagaimana tubuh wanita sebenarnya. Saat itu Taki meraba-raba
tubuhnya sendiri dan merasa kagum dengan apa yang dia rasakan. Taki sangat
terpana dengan apa yang dialaminya saat itu sampai tidak sadar akan sekitar, dia
belum begitu memerhatikan dimana dia sekarang dan mengapa dia bisa berada
disana. Dia hanya menganggap ini semua hanya mimpi. Akibatnya dia tidak siap
dengan kedatangan seorang gadis cilik (Yotsuha, adiknya Mitsuha) yang
membuka pintu geser sehingga ia terkejut.
Pada adegan ini tidak ada interaksi langsung yang terlaksana, namun
reaksi terkejutnya Taki disebabkan oleh Yotsuha, sehingga ada interaksi secara
tidak langsung yang menyebabkan reaksi.
Kemudian, Mode pada kalimat ini menunjukkan tipe interaksi monolog
naratif, tidak ada balasan dari lawan bicara, juga tidak ada perantara terjadinya
suatu percakapan. Emosi yang terungkap adalah terkejutnya Taki setelah secara
tiba-tiba membuka pintu kamar Mitsuha.
Jika kalimat ini diterjemahkan secara harfiah, maka akan menjadi “Ketika
saya melihat ke arah suara itu, seorang gadis kecil membuka pintu geser dan
beridiri”. Meskipun jika memandang kepada BSu, kalimat ini diterjemahkan
dengan menyalahi aturan tata bahasa yang digunakan pada BSu, kalimat ini dirasa
diterjemahkan dengan baik, karena memerhatikan makna dan nuansa latar yang
mendukung kalimat tersebut. Dikarenakan tidak adanya visual dalam novel ini,
penerjemah memberikan arahan kepada pembaca bagaimana urutan kejadian pada
adegan tersebut secara tidak langsung.
10. よつは:「なに寝ぼけとんの?ご・は・んー早く来ないー!」
nani noboketenno? go.ha.n- hayaku konai-!
Yotsuha: "Jangan melongo begitu, dong. Sa. Ra. Pan! Cepat bangun!"
Pada adegan ini, Yotsuha yang dasarnya merupakan anak yang tempramental,
melihat kakaknya malah terbengong saat dipanggil, menjadi emosi. Taki merasa
kebingungan kenapa ada anak kecil yang tiba-tiba memanggilnya ‘お姉ちゃ
ん’yang memiliki makna kakak; kakak perempuan, sedangkan dirinya sendiri itu
laki kali, ditandai dengan gesturnya yang menunjuk diri sendiri setelah dipanggil
menggunakan panggilan tersebut, “ていうことは、こいつは俺の妹か?” yang
terjemahnya adalah “Kalau begitu, anak ini adalah adikku?”
Kemudian Tenor pada kalimat ini adalah Yotsuha merupakan adik dari
Mitsuha (tokoh utama perempuan). Pada adegan ini, Mitsuha bertukar tubuh
60
dengan Taki, sehingga Taki lah yang dipanggil dengan sebutan kakak perempuan
oleh Yotsuha.
Perantara komunikasi yang digunakan adalah lisan atau komunikasi
langsung dan dialogis, ditandai dengan adanya percakapan antara Yotsuha dan
Taki walau masing-masing hanya kalimat singkat. Tampak kedua pihak merasa
kebingungan, namun Yotsuha juga merasa emosi karena kakaknya terlihat
bengong.
Kemudian, Teknik ini juga digunakan pada kata 来ない. Kata ini
disebutkan dengan gaya dialek Hida yang berasal dari kata 来なさい yang artinya
‘tolong datang’. Kata ini diterjemahkan menjadi ‘bangun’ dalam BSa. Kata ini
diterjemahkan demikian untuk mewakili kata 寝ぼける yang diterjemahkan
menjadi ‘melongo’ agar kegiatan tidur yang dilakukan Mitsuha masih dapat
tersampaikan kepada pembaca BSa.
Wacana 8 Hal. 19
みつは: 八十歳を過ぎ、いつも古式ゆかしい着物姿でありつつも無言で
怒りを表明するその行動。
クールだわと思いつつ私はリモコンを手に取り、連携プレイのご
とくテレビの電源を入れる。
サヤちんお姉さんの声を引き継いで、 NHK お姉さんがにこやか
にしゃべり出す。
アンカー: 『千二百年に一度という彗星の来訪が、いよいよひと月後に迫っ
ています。彗星は数日間にわたって肉眼でも観測できると見られ
ており、世紀の天体ショーを目前に、 JAXA をはじめとした世界
中の研究機関は観測のための準備に追われています』(11)
11. アンカー:『千二百年に一度という彗星の来訪が、いよいよひと月後に
迫っています。彗星は数日間にわたって肉眼でも観測できると見られており、世
紀の天体ショーを目前に、 JAXA をはじめとした世界中の研究機関は観測のた
めの準備に追われています』
“Sen'nihyakunen ni ichido to iu suisei no raihou ga, iyoiyo hitotsuki-go ni sematte
imasu. Suisei wa suujitsukan ni watatte nikugan demo kansoku dekiru to mi rarete
62
ori, seiki no tentai shou o mokuzen ni, jakusa o hajime to shita sekaijuu no
kenkyuu kikan wa kansoku no tame no junbi ni owa rete imasu”
Anchor: [Kedatangan komet yang kata para ahli muncul setiap 1200 tahun sekali
itu akhirnya akan terjadi bulan depan. Para ahli memperkirakan, komet itu akan
bisa ditonton dengan mata telanjang selama beberapa hari. Dengan adanya
tontonan langit abad ini di depan mata, JAXA dan badan penelitian seluruh dunia
sedang bersiap untuk melakukan pengamatan.]
Pada adegan ini, Mitsuha, Yotsuha, dan Neneknya sedang sarapan sambil
menonton TV mendengarkan berita tentang komet yang akan segera muncul dan
dapat dilihat di langit dengan mata telanjang.
Pada data (11) terdapat penggunaan Metode Terjemahan Bebas yang didukung
dengan Teknik Penggantian Kata dan Teknik Penambahan.
Teknik Penggantian Kata diterapkan pada kata 迫っています. Kata ini
berasal dari kata 迫る yang bermakna Mendekat; mendesak. Kata ini juga
merupakan bentuk Progressive Tense yang berfungsi untuk menunjukkan sesuatu
yang sedang berproses untuk terjadi atau sedang dilakukan. “Te-Form verbs are
also used with such expressions as iru ‘be doing~” (Makino, 1986:467).
63
Wacana 9 Hal. 19
ひとは: 「……いいかげん、仲直りしないよ?」
みつは: 唐突に、四葉が空気を読まない発言をする。
よつは: 「大人の問題!」
みつは: ぴしゃりと、私は言う。そう、これは大人の問題なのだ。なにが町
長選挙よ。
Mitsuha: Entah mengapa, obrolan kami bertiga pun terputus. Hanya terdengar
cecapan kami—tiga orang perempuan yang sedang menyantap sarapan,
bercampur dengan suara pembawa berita di NHK seolah sedang membisikkan
rahasia-rahasia saat jam pelajaran. Kres, kres. Cling, cling.
Selagi Mitsuha, Yotsuha, dan neneknya sarapan sambil menonton TV, mereka
akhirnya merasa bosan dan hanya fokus makan. Suasananya sedang terasa
canggung karena Mitsuha dan Yotsuha sedang bertengkar mengenai pencalonan
kembali Ayahnya menjadi wali kota, berdasarkan kalimat これは大人の問題なの
だ。なにが町長選挙よ。Yang diterjemahkan menjadi “Ini masalah orang dewasa.
Apanya yang Pemilu Wali Kota?”.
Dalam adegan ini, terdapat tiga tokoh yang terlibat dialog secara langsung
yaitu Mitsuha, Yotsuha, dan neneknya yang bernama Hitoha. Saat itu kondisinya
Mitsuha dan Yotsuha sedang bertengkar tentang ayahnya, sehingga emosi yang
disampaikan adalah emosi yang kurang baik. Neneknya berusaha untuk
menengahi keduanya dan berusaha membuat mereka berbaikan dengan
mengatakan 「……いいかげん、仲直りしないよ?」yang diterjemahkan menjadi
“...Bukannya sudah saatnya kalian berbaikan?”.
Pada data (12) terdapat penggunaan Metode Terjemahan Bebas yang didukung
dengan Teknik Penambahan dan Teknik Penghilangan.
Pada frasa なんとなく会話は途切れ yang jika diterjemahkan secara
harfiah adalah “entah apa penyebabnya, percakapan terputus..” tidak terdapat
subjek pelaku yang menyatakan siapa yang melakukan percakapan tersebut, hal
ini hanya dapat diketahui jika membaca kalimat tersebut secara keseluruhan. Jika
frasa ini dilengkapi dengan subjek, maka akan menjadi “なんとなく―私たちの/三
人のー会話は途切れ” atau “なんとなくー私たち/三人は会話がー途切れ”,
karena kita dapat mengetahui pelaku adalah tiga orang dari konteks situasi
wacana. Penerjemah menambahkan subjek ‘kami bertiga’ agar pembaca dapat
memahami percakapan siapa yang terhenti itu, meskipun tidak terlalu masalah jika
tidak ditambahkan kata tersebut karena pada kalimat selanjutnya, terdapat subjek
私たち女三人 pada kalimat “NHK に混じって私たち女三人の食事の音だけ”.
Kemudian penerjemah menerapkan teknik penghilangan pada frasa 後ろめ
たげに鳴っている. 後ろめたい adalah adjektiva yang bermakna ‘rasa bersalah’,
dan 鳴っている berasal dari verba 鳴る yang artinya ‘berbunyi’. Penggunaan kata
後ろめたい disertai dengan 鳴る bermakna ‘rasa khawatir’. “うしろめた-げ・なり
【後ろめたげなり】形容動詞ナリ活用。活用{なら/なり・に/なり/なる/なれ
/なれ}気がかりだ。いかにも心配だ。” (dictionary.goo.ne.jp).
Wacana 10 Hal. 20
みつは: いってきまーす、と声を揃えてお祖母ちゃんに告げて、私と四葉
は玄関を出た。盛大に、夏の山鳥が鳴いている。
斜面沿いの狭いアスファルトを下り、いくつかの石垣の階段を
降りると山の影が切れてもろに直射日光が降りそそぐ。(13)
眼下にはまあるい湖、糸守湖。
その凪いだ水面が、朝日を反射してびかーっと無遠慮に輝いて
いる。(14)
66
13. みつは:斜面沿いの狭いアスファルトを下り、いくつかの石垣の階段を降
りると山の影が切れてもろに直射日光が降りそそぐ。
Shamen-zoi no semai asufaruto o ori, ikutsu ka no ishigaki no kaidan o oriru to
yama no kage ga kirete mo ro ni chokusha nikkou ga furisosogu.
Mitsuha dan Yotsuha yang baru saja selesai sarapan dan berangkat sekolah
dengan mengucapkan “いってきまーす”, mereka berdua pergi menuruni lereng
sepanjang jalan perjalanan ke sekolah. Dalam adegan ini hanya terdapat Mitsuha
dan Yotsuha, keduanya pun tidak saling berinteraksi, hanya berjalan bersama
menuju sekolah. Latarnya digambarkan memiliki pemandangan khas pedesaan,
ada gunung, bebatuan, dan lereng.
Pada data (13) terdapat penggunaan Metode Terjemahan Bebas yang didukung
dengan Teknik Penggantian frasa.
Pada kalimat 斜面沿いの狭いアスファルトを下り Teknik penggantian
diterapkan pada frasa 斜面沿い yang bermakna ‘sepanjang lereng’. Frasa ini
merupakan bagian dari 狭いアスファルト (aspal sempit) yang merupakan
keterangan tempat dari verba 下り. Namun dalam BSa, frasa ini diterjemahkan
kepada menjadi ‘turunan’ karena penerjemah menganggap kata Turunan dan
Lereng kurang lebih maknanya sama, yaitu jalan yang miring atau landai.
67
14. みつは:その凪いだ水面が、朝日を反射してびかーっと無遠慮に輝
いている。
Sono naida minamo ga, Asahi o hansha shite bika ̄ tto buenryo ni kagayaite iru.
Dalam adegan ini hanya terdapat Mitsuha dan Yotsuha, keduanya pun tidak saling
berinteraksi, hanya berjalan bersama menuju sekolah. Latarnya digambarkan
memiliki pemandangan khas pedesaan, ada gunung, bebatuan, dan lereng. Sama
seperti data 13 karena masih berhubungan. Namun pada adegan ini, Mitsuha
menjelaskan mengenai kondisi danau yang ia lewati.
Pada data (14) terdapat penggunaan Metode Terjemahan Bebas yang didukung
dengan Teknik Penerjemahan Antonim.
Wacana 11 Hal. 24
としき: 「三葉!」
みつは: 突然、大声が響いた。ひっと、息が止まりそうになる。信じられ
こえ
ない。父親が、マイクを下ろしたで、私に向かって声を
は り あ げ て えんぜつちゅう
張り上げているのだ。演説中だった。
ちょうしゅう わたし み る
聴衆も 私 を見る。
としき: 「三葉、胸張って歩かんか!」
みつは: 私は真っ赤になる。
15. みつは:父親が、マイクを下ろした地声で、私に向かって声を張り上げてい
るのだ。演説中だった。
Chichioya ga, maiku o oroshita jigoe de, watashi ni mukatte koe o hariagete iru
noda. Enzetsu-chuudatta
Mitsuha: Ayah yang sedang berpidato itu berteriak kepadaku tanpa mik.
Mitsuha sedang berjalan pulang dari sekolah, saat itu dia melewati kerumunan
orang yang sedang melihat ayahnya Mitsuha, Toshiki yang sedang berpidato
untuk pencalonan kembali dirinya sebagai walikota desa Itomori. Mitsuha tidak
menyukai bahwa beberapa orang dalam kerumunan membicarakannya karena
ayahnya sedang berpidato di depan, sehingga saat melewati kerumunan itu
Mitsuha memasang raut wajah yang kurang senang, hingga ayahnya berkata
kepada Mitsuha 「三葉、胸張って歩かんか!」yang diterjemahkan "Mitsuha! Bisa
tidak berjalan sambil membusungkan dada?!". Hal itu membuat Mitsuha merasa
malu.
69
Tenor pada wacana ini menunjukkan bahwa Toshiki adalah ayah Mitsuha,
kemudian terdapat juga kerumunan yang tidak berinteraksi secara langsung
dengan Mitsuha namun membicarakannya.
Interaksi terjadi antara Mitsuha dan ayahnya, namun tidak ada dialog
komunikasi langsung antara Mitsuha dan ayahnya, hanya komunikasi searah dari
ayahnya. Pada kalimat ini, Mitsuha melakukan monolog naratif dalam pikirannya
saja, jadi tidak terjadi interaksi secara langsung.
Pada data (15) terdapat penggunaan Metode Terjemahan Bebas yang didukung
dengan Teknik Penghilangan, Kompensasi, dan Parafrase.
Teknik Penghilangan diterapkan pada kata 地声で. Kata 地声 bermakna
Suara asli, kemudian disertai partikel で yang berfungsi ketika menggunakan
sesuatu saat melakukan suatu kegiatan. “De can be used instead of the phrase ~ o
tukatte ‘by using ~’” (Makino, 1986:466). Sehingga makna kata ini menjadi
‘dengan suara asli’. Kata ini juga merupakan keterangan tambahan untuk frasa 父
親が、マイクを下ろした, sehingga dapat diketahui bahwa ayah Mitsuha berbicara
dengan menggunakan suara asli. Namun, pada hasil terjemahan BSa, kata ini tidak
diterjemahkan.
Teknik selanjutnya yang dipakai dalam terjemahan kalimat ini adalah teknik
Parafrase. Data ini mengambil dua kalimat yang saling berhubungan. Jika
70
merunut pada susunan asli BSu, maka penerjemahan harfiahnya adalah “Ayah
menurunkan mik, dengan suara aslinya dia menghadap aku dan mengeraskan
suara. (padahal) Saat itu (dia) sedang berpidato.”. Penerapan teknik ini
menyebabkan kalimat 演説中だった diterjemahkan bersamaan dengan kalimat
sebelumnya dan berperan sebagai keterangan tambahan. Jika kalimat ini
diterjemahkan kembali kepada BSu menggunakan hasil terjemahan BSa, maka
akan menjadi 演説中だったのに、/演説中だった父親が、マイクを下ろした地声で、
私に向かって声を張り上げているのだ.
berubah yang tadinya tidak ada Subjek pelaku menjadi ada yaitu ‘声’ dan’匂
い’; ‘suara’ dan ‘aroma’.
Kemudian pada kata ‘匂い’ yang makna seharusnya adalah ‘bau’.
Dalam bahasa Jepang, kata seperti ini diterjemahkan tergantung Adjektiva yang
menerangkan pada kata bendanya, sehingga maknanya dapat berubah.
Berdasarkan KKM jika kata ini ingin diterjemahkan positif ‘bau yang enak’ maka
harus ditambahi adjektiva ‘よい~’, dan jika ingin diterjemahkan menjadi 'bau
yang kurang sedap maka ditambahi adjektiva ‘いや(な)~’. Kalimat ini
sendiri secara gramatikal memang kurang jelas arahnya kemana, tapi jika dari segi
makna dan situasi dapat diketahui bahwa kata ‘bau’ tersebut ingin disampaikan
menjadi sesuatu yang positif. Terdapat kata alternatif yang sebenarnya bisa
menunjukkan makna positif tersebut seperti ‘香り’ (kaori), namun penulis
sendiri memilih kata ‘匂い’ karena sudah disertai ‘懐かしい’, yaitu makna
yang harus disampaikan. Karena itu penerjemah menerjemahkannya menjadi
makna ‘aroma’ dengan kata sinonim namun sekaligus memiliki kesan yang positif
dibanding ‘bau’.
Kata 温度 yang berarti ‘suhu; derajat panas’ diterjemahkan menjadi
‘kehangatan’. Pada KBBI etimologi kata ‘Suhu’ adalah ‘ukuran kuantitatif
terhadap temperatur; panas dan dingin, diukur dengan termometer’. Sedangkan
kata ‘Kehangatan’ yang berasal dari kata ‘Hangat’ yang ditambahi Imbuhan ‘ke-
an’ yang jadi memiliki makna ‘dalam keadaan’, sehingga makna kata
‘Kehangatan’ adalah ‘dalam keadaan hangat’ atau dalam KBBI adalah 1 perihal
hangat; 2 keadaan gembira (senang, suka cita). Tentu makna ini tidak selaras
dengan arti sesungguhnya dari kata 温度 yang berfungsi untuk memberi
keterangan pada keadaan dingin-panasnya suatu benda, apakah itu suhu udara,
hembusan angin atau hal lain yang berhubungan dengan situasi kalimat tersebut.
Terjemahan seharusnya adalah “Cahaya dan suhu yang kusayangi”.
3. (6) みつは:ぼんやりとした花曇りの白い空。
Bonyari toshita hanagumori no shiroi sora.
(Kimi no Nawa chapter 1:9)
4. (8) みつは:少女はそう叫び、髪を結っていた紐をするりとほどき、差し出
す。
Shoujo wa sou sakebi, kami o yutteita himo o sururito hodoki, sashidasu.
(Kimi no Nawa chapter 2:12)
Mitsuha : Gadis itu berteriak, lantas dilepaskannya tali pengikat
rambutnya, diserahkannya kepadaku.
(Your Name chapter 2:12)
Pada data (8) ditunjukan adanya pergeseran makna pada kata 差し出す. Kata ini
dalam KKM, bermakna mengulurkan; menyerahkan. Situasi pada kalimat ini
menunjukkan bahwa Mitsuha menyerahkan tali pengikat tersebut kepada Taki
dengan terburu-buru, karena takut pengikatnya tidak bisa ia berikan dengan cepat
akibat mimpi yang akan segera berakhir. Ditandai dengan adanya adverbia するり
yang bermakna 動作が速やかで滞りないさまを表わす語。 ② 動き方がすべるよ
うになめらかなさまを表わす語 (kotobank.jp) yang maksudnya adalah sesuatu
yang cepat dan tanpa hambatan. Kalimat ini tidak memiliki makna tersebut karena
kata するり sendiri tidak diterjemahkan. Kemudian kata 差し出す yang merupakan
kelas kata verba yang bersifat transitif yang harusnya bermakna ‘Menyerahkan’
menjadi ‘diserahkan (nya)’, kemudian disertai dengan objek ‘nya (tali pengikat).
Kata ini sebenarnya bisa diterjemahkan secara harfiah sebagai bentuk transitif,
karena secara struktur kalimat sudah memumpuni dengan adanya ‘Gadis yang
berteriak’ sebagai subjek/pronomina, dan ‘tali pengikat’ sebagai objek, dan
pronomina dua ‘kepadaku’. Sehingga seharusnya tidak perlu dijadikan kalimat
pasif, karena dalam KBBI sendiri, imbuhan ‘di’ merupakan bentuk pasif dari kata
kerja yang menyertainya.
5. (14) みつは:その凪いだ水面が、朝日を反射してびかーっと無遠慮
に輝いている。
Sono naida minamo ga, Asahi o hansha shite bika ̄ tto buenryo ni kagayaite iru.
Pada penejemahan kalimat ini terdapat pergeseran makna pada kata 凪いだ. 凪い
だ berasal dari kata 凪ぐ yang bermakna mereda;tenang dan merupakan verba
yang memberikan keterangan pada 水面 (permukaan air). Kata ini diterjemahkan
kepada BSa menjadi ‘bergelombang’. Makna kata ini pada BSu dan BSa
berseberangan, kata mereda dalam KBBI bermakna “2 tenang kembali; tidak
menghebat lagi (hawa nafsu dan sebagainya);”, sedangkan bergelombang
maknanya adalah “1 bergulung-gulung sebagai gelombang; mengombak;”.
Penerjemahan antonim ini menyebabkan kesan yang berbeda dalam mengetahui
bagaimana kondisi danau yang dilihat Mitsuha sebenarnya.
6. (16) みつは:父親が、マイクを下ろした地声で、私に向かって声を張り上
げているのだ。演説中だった。
Chichioya ga, maiku o oroshita jigoe de, watashi ni mukatte koe o hariagete iru
noda. Enzetsu-chuudatta
Mitsuha: Ayah yang sedang berpidato itu berteriak kepadaku tanpa mik.
2. (2) みつは:ふと、目が開く。
Futo, me ga hiraku.
(Kimi no Nawa chapter 1:6)
Mitsuha : kubuka mataku.
(Your Name chapter 1:5)
Terdapat pergeseran makna dan tataran gramatikal yang dilakukan saat
menerjemahkan kalimat ini. 目 dalam KKM bermakna ‘Mata’, が merupakan
partikel penanda keadaan kata benda, dan 開く bermakna ‘buka; dibuka;
terbuka’. Hukum MD pada kalimat ‘目が開く’ terjadi hingga menjadikan
perspektif berbeda . Terjemah seharusnya adalah “Mata terbuka”, namun jadi
diterjemahkan menjadi “Kubuka mataku”. Tidak ada Pergeseran makna namun
ada perubahan perspektif dan terdapat perubahan kelas kata yang akan dijelaskan
pada analisis kedua.
3. (3) みつは:朝、目が覚めるとなぜか泣いている。
Asa, me ga sameru to nazeka naiteiru.
こういうことが私には、時々ある。
Kouiu koto ga watashi ni wa, tokidoki aru.
(Kimi no Nawa chapter 1:6)
Mitsuha : Entah mengapa, aku terkadang mengalami ini. Menangis ketika
bangun di pagi hari.
(Your Name chapter 1:6)
Terjemah harfiah (literal) dari kalimat ini adalah “Pagi, (segera) setelah mata
terbuka, entah mengapa menangis. Hal seperti ini bagiku kadang (terkadang)
ada”.
Pada frasa 目が覚めると, 目 artinya ‘Mata/penglihatan’ dan 覚める
yang berarti ‘jaga;terjaga’ maknanya mengalami pergeseran tataran dari frasa
menjadi kata. Makna 覚める adalah 1 眠っている状態から、意識のはっき
りした状態に戻る (Weblio) yaitu “dari tidur ke kesadaran yang jernih”. Kurang
lebih makna dari kata tersebut sama dengan kata ‘Bangun’ dalam bahasa
Indonesia yang bermakna “3 belum (tidak) tidur; jaga”. Namun ada perbedaan
nuansa dan perspektif di sini. Kata 覚める merupakan kelas kata verba jenis
intransitif. Penyertaan partikel が menjadikan posisi kata 目 menjadi subjek dari
76
4. (6) みつは:ぼんやりとした花曇りの白い空。
Bonyari toshita hanagumori no shiroi sora.
(Kimi no Nawa chapter 1:9)
Mitsuha : Langit sedikit berawan, membentang di atas bunga-bunga sakura
yang mekar.
(Your Name chapter 1:8)
Kemudian frasa 白い空 yang berarti “langit putih”. Sejatinya warna langit siang
hari adalah warna biru, namun dikarenakan ada banyaknya awan maka disebutkan
langit tersebut berwarna putih. frasa ini merupakan bagian dari kalimat 花曇りの
白い空 yang jika diterjemahkan secara harfiah menjadi “langit putih(nya)
hanagumori (langit berawan saat sakura bermekaran)” yang dimaksudkan untuk
mengambil suatu bagian dari 花曇り yaitu 白い空 yang tampak samar-samar.
Karena tampaknya kalimat ini sulit diterjemahkan untuk diterima pembaca BSa,
maka kata 白い空 diterjemahkan langsung bersama kata ぼんやり. Kata ぼんやり
menjadi arti ‘sedikit’ kemudian digabungkan dengan 白い空 menjadi “langit
sedikit berawan”. Maknanya tidak berubah, hanya estetika kalimatnya saja yang
berkurang.
Pada data (7) terdapat perbedaan makna yang digunakan pada frasa 切実な声. 切
実 yang berarti ‘(yang) mendesak’, diterjemahkan menjadi ‘yang terdengar jujur’.
77
Pada data (9) terjadi pergeseran makna pada frasa 襖を開けて立っていた. Frasa
ini jika diterjemahkan secara harfiah adalah ‘(sedang) berdiri membuka pintu’. 開
ける yang merupakan kelas kata verba transitif yang bermakna ‘membuka’
diterjemahkan menjadi intransitif yaitu ‘terbuka’. Pada adegan ini dapat diketahui
bahwa Taki terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Yotsuha sehingga dia
menoleh kepadanya. Namun dengan diterjemahkannya kalimat tersebut menjadi
‘terbuka’, latar tempat tersebut menjadi terkesan bahwa pintunya sudah terbuka
sejak awal, dan Taki terkejut dengan apa yang dikatakan Yotsuha. Padahal dari
struktur kalimatnya sendiri, 開けて立っていた menggunakan pola kalimat ~て、
ます yang digunakan untuk menunjukkan kegiatan yang berlangsung bersamaan,
‘3. When the te-form links two predicates, the relationship between he two is often
one of the following’. (Makino, 1986:466).
melihat apa yang Taki (menurut sudut pandang Yotsuha itu adalah Mitsuha)
dirasa aneh.
7. (13)みつは:斜面沿いの狭いアスファルトを下り、いくつかの石垣の階段
を降りると山の影が切れてもろに直射日光が降りそそぐ。
Shamen-zoi no semai asufaruto o ori, ikutsu ka no ishigaki no kaidan o oriru to
yama no kage ga kirete mo ro ni chokusha nikkou ga furisosogu.
Kalimat ini memberikan gambaran kondisi latar tempat jalan Mitsuha pergi
ke sekolah, Mitsuha dalam kalimat BSu menyebutkan beberapa hal dengan cukup
detail seperti bagaimana keadaan jalannya, cahaya matahari, bunyi-bunyi yang
dapat ia dengar melalui kalimat tersebut. Namun frasa 斜面沿い diterjemahkan
berbeda pada BSa. 斜面 yang berarti Lereng, dan 沿い yang merupakan suffiks
bermakna Bersama/bersamaan, maka frasa ini bermakna juga 斜面に沿って atau
‘sepanjang lereng’. “斜面ぞい→斜面沿い、斜面に沿って” (ja.hinative.com).
Frasa ini diterjemahkan menjadi ‘turunan’ pada BSa. Lereng dan turunan
maknanya cukup berbeda, dalam KBBI Lereng bermakna sisi (bidang, tanah)
yang landai atau miring, biasanya terdapat di gunung, sedangkan Turunan
bermakna sesuatu yang turun-menurun, atau dalam konteks ini jalan yang
menurun, makna ini cukup umum karena jalan seperti ini bisa terdapat dimana
saja. Hal ini dapat menyebabkan perbedaan konsepsi jalan dan pemandangan yang
dilewati oleh Mitsuha menuju sekolah.
8. (16) みつは:父親が、マイクを下ろした地声で、私に向かって声を張り上
げているのだ。演説中だった。
Chichioya ga, maiku o oroshita jigoe de, watashi ni mukatte koe o hariagete iru
noda. Enzetsu-chuudatta
79
Mitsuha: Ayah yang sedang berpidato itu berteriak kepadaku tanpa mik.
1. (3) みつは:朝、目が覚めるとなぜか泣いている。
Asa, me ga sameru to nazeka naiteiru.
こういうことが私には、時々ある。
Kouiu koto ga watashi ni wa, tokidoki aru.
(Kimi no Nawa chapter 1:6)
Mitsuha : Entah mengapa, aku terkadang mengalami ini. Menangis ketika
bangun di pagi hari.
(Your Name chapter 1:6)
Pada BSa terdapat kalimat “entah kapan munculnya”. Kalimat ini tidak
terdapat pada BSu ataupun sekiranya dapat mewakili hasil terjemahan kalimat
tersebut. Penerjemah ingin menambahkan nuansa kebingungan pada kalimat
tersebut untuk menjadikan maknanya lebih kompleks.
3. (5) みつは:この手に。
Kono te ni.
(Kimi no Nawa chapter 1:7)
verba yang memberikan kegiatan pada kalimat tersebut. Kata かつて bukan
termasuk kelas kata verba, melainkan kelas kata adverbia, sehingga tidak bisa
digunakan menjadi verba. Maka penerjemahannya ditambahkan kata ‘kusentuh’
untuk melengkapi kalimat tersebut.
Namun kata ‘kusentuh’ merupakan verba transitif yang disertai dengan
subjek ‘aku’. Jika diterjemahkan kembali ke BSa maka menjadi (私)触る yang
artinya ‘menyentuh (dengan tangan)’. Kalimat ini pun sebenarnya tidak dapat
diterjemahkan menjadi ‘menyentuh’, karena jika kita lihat kata 手 disertai dengan
partikel に, maka ‘tangan’ ini seharusnya menjadi tempat tujuan sesuatu datang
kepadanya. Jika menggunakan kata ‘menyentuh’ berarti ada perbedaan perspektif
yang disampaikan, terkesan Taki meraih suatu benda, bukan sesuatu datang pada
tangannya/kepadanya.
4. (11)アンカー:『千二百年に一度という彗星の来訪が、いよいよひと月後
に迫っています。彗星は数日間にわたって肉眼でも観測できると見られており、
世紀の天体ショーを目前に、 JAXA をはじめとした世界中の研究機関は観測の
ための準備に追われています』
“Sen'nihyakunen ni ichido to iu suisei no raihou ga, iyoiyo hitotsuki-go ni sematte
imasu. Suisei wa suujitsukan ni watatte nikugan demo kansoku dekiru to mi rarete
ori, seiki no tentai shou o mokuzen ni, jakusa o hajime to shita sekaijuu no
kenkyuu kikan wa kansoku no tame no junbi ni owa rete imasu”
Anchor: [Kedatangan komet yang kata para ahli muncul setiap 1200 tahun sekali
itu akhirnya akan terjadi bulan depan. Para ahli memperkirakan, komet itu akan
bisa ditonton dengan mata telanjang selama beberapa hari. Dengan adanya
tontonan langit abad ini di depan mata, JAXA dan badan penelitian seluruh dunia
sedang bersiap untuk melakukan pengamatan.]
Pada kalimat ini terdapat pergeseran makna yang terjadi pada frasa “いよいよひと
月後に迫っています”. Frasa ini jika diterjemahkan secara harfiah adalah
“akhirnya pada bulan nanti sedang mendekat”. Adverbia いよいよ memiliki
82
makna 3 待望していた物事が成立したり実現したりするさま。とうとう。ついに。
Sesuatu yang telah dinanti-nanti akhirnya tiba juga. Kata ini melekat kepada kata
ひと月後 yang merupakan keterangan waktu dari verba 迫っています.
Berdasarkan kalimat BSu, Kata 迫っています merupakan predikat kepada subjek
“千二百年に一度という彗星の来訪” (Kedatangan komet yang kata para ahli
muncul setiap 1200 tahun sekali) yang merupakan bentuk progresif dari kata 迫る
yang bermakna ‘mendekat’. Kata ini tidak diterjemahkan kepada BSa, sehingga
menghilangkan keterangan bahwa Komet tersebut adalah sesuatu yang sedang
mendekat dan akan segera tiba. Penerjemah justru memberikan keterangan bahwa
komet tersebut seolah-olah adalah suatu peristiwa yang akan terjadi, bukan suatu
objek yang mendekat.
Kemudian pada kata 天体 yang memiliki makna 太陽・恒星・惑星・衛星・
彗星(すいせい)・星団・星雲など、宇宙に存在する物体の総称。Merupakan kata
yang digunakan untuk menggambarkan benda astronomi secara umum, termasuk
kepadanya adalah langit, bintang, matahari, planet, dan lain lain. Kata ini
merupakan bagian dari frasa 世紀の天体ショー yang diterjemahkan secara
harfiah sebagai “pertunjukan astronomi abad (ini)”. Pada penerjemahan BSu, kata
天体 dipersempit maknanya menjadi ‘Langit’. Hal ini menjadikan penerjemahan
kata 天体 pada frasa 世紀の天体ショー sesuatu yang dipertunjukan adalah langit,
padahal kata ini maknanya lebih luas, bisa jadi pada ‘pertunjukan’ tersebut bukan
hanya ada langit saja tapi benda-benda astronomi lainnya.
Penerjemahan kalimat ini bisa menjadi lebih adekuat jika mempertahankan makna
kata 迫っています dan 天体 lebih baik, namun tetap mempertahankan gaya
bahasa berita. Misalnya diterjemahkan menjadi “Komet yang muncul setiap 1200
tahun sekali akhirnya akan mendekat lagi bulan depan. ....., Dengan adanya
pertunjukan astronomi abad ini di depan mata,...”.
Mitsuha: Entah mengapa, obrolan kami bertiga pun terputus. Hanya terdengar
cecapan kami—tiga orang perempuan yang sedang menyantap sarapan,
bercampur dengan suara pembawa berita di NHK seolah sedang membisikkan
rahasia-rahasia saat jam pelajaran. Kres, kres. Cling, cling.
Pada kalimat ini, pergeseran makna kalimat terjadi akibat frasa 後ろめたげに鳴っ
ている tidak diterjemahkan. 後ろめたい adalah adjektiva yang bermakna ‘rasa
bersalah’, dan 鳴っている berasal dari verba 鳴る yang artinya ‘berbunyi’.
Penggunaan kata 後ろめたい disertai dengan 鳴る bermakna ‘rasa khawatir’. “う
しろめた-げ・なり 【後ろめたげなり】形容動詞ナリ活用。活用{なら/なり・に/
なり/なる/なれ/なれ}気がかりだ。いかにも心配だ。” (dictionary.goo.ne.jp).
Kalimat ini berlatar sunyi, ketiga perempuan tersebut makan dengan dilatari suara
pembawa berita. Frasa 後ろめたげに鳴っている memberikan keterangan pada
keseluruhan kalimat bahwa suasana itu bagaikan suasana murid yang mencoba
berbisik mengobrol dan makan saat pelajaran berlangsung, hal seperti ini tentunya
sesuatu yang dilarang sehingga terasa rasa khawatir takut ketahuan. Dalam BSa
frasa ini tidak diterjemahkan, akibatnya nuansa yang ingin disampaikan oleh
penulis tidak tersampaikan.
16. (10)よつは:「なに寝ぼけとんの?ご・は・んー早く来ないー!」
nani noboketenno? go.ha.n- hayaku konai-!
Yotsuha: "Jangan melongo begitu, dong. Sa. Ra. Pan! Cepat bangun!"
yang cukup berbeda. Melongo adalah suatu gestur ketika seseorang merasa heran
atau tertegun ketika melihat sesuatu, seperti yang tertera dalam KBBI, “terbuka
(tentang mulut) karena heran dan sebagainya”. Kemudian kata ‘sadar’ memiliki
makna “insaf; merasa; tahu dan mengerti: 2 v ingat kembali (dari pingsan dan
sebagainya); siuman.”. Sehingga penerjemahan kata ini menjadi ‘melongo’
sebenarnya cukup berbeda dengan apa yang disampaikan penulis, namun kata ini
tetap digunakan oleh penerjemah karena terasa lebih terasa mudah ditujukan
kepada lawan bicara sebagai dialog.
Kemudian kata 来ない yang bermakna ‘tolong datang’ diterjemahkan
menjadi ‘bangun’ dalam hasil penerjemahan BSa. Kata datang dalam KBBI
memiliki makna tiba di tempat yang dituju. Sedangkan kata bangun bermakna 1
bangkit; berdiri (dari duduk, tidur, dan sebagainya).
Kata 来ない disebutkan dengan gaya dialek Hida yang berasal dari kata 来
なさい yang artinya ‘tolong datang’. ~なさい adalah ekspresi yang digunakan
untuk menyuruh seseorang untuk melakukan sesuatu. “a polite imperative used
by such as parents or teachers to their inferiors (= people of younger age and of
lower rank)”. (Makino, 1986:466). Namun dalam penerjemahannya, ekspresi ini
tidak diterjemahkan, namun penerjemah mempertahankan tanda seru ‘!’ tetap
memeberikan penegasan terhadap kalimat tersebut, sehingga pembaca dapat
memahami kalimat tersebut merupakan kalimat imperatif. Seperti yang disebutkan
dalam KBBI, “tanda baca (!) yang dipakai sesudah ungkapan dan pernyataan yang
berupa seruan atau perintah, yang menggambarkan kesungguhan,
ketidakpercayaan, atau rasa emosi yang kuat;”.
85
BAB V
SIMPULAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dalam Novel Kimi no Nawa karya Makoto
Shinkai, ditemukan 28 data yang menggunakan metode Terjemahan Bebas. Dalam
kajian ini, peneliti menganalisis 15 data berdasarkan Konteks Situasi, Teknik
Terjemahan yang digunakan, dan Pergeseran Makna yang terjadi akibat
penerjemahan menggunakan metode Terjemahan Bebas. Dapat disimpulkan
bahwa:
Kalimat (14) 1
Total Data 15
Total Data 19
87
5.2 Saran
Berdasarkan simpulan dari penelitian ini, beberapa saran yang dapat peneliti
sampaikan yaitu :
REFERENSI
Chaer, Abdul. 2012. Linguistik Umum (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta
Halliday M., Hasan, R. 1989. Language, Context, and Text: Aspects of Language
in a Social-Semiotic Perspective. Oxford: Oxford University Press
2021. 【第1課】て形① ~て、~て…/~てから/~ていま
す https://nihongonosensei.net/?p=3112. diakses pada 26 Agustus
2022 pukul 19.30
Kamus Elektronik:
Goo. https://dictionary.goo.ne.jp/
Hyogen. https://hyogen.info/
KBBI. https://kbbi.web.id/
Kotobank. https://www.kotobank.jp/
Weblio. https://www.weblio.jp/
LAMPIRAN-LAMPIRAN
90
91
bunga-bunga sakura
yang mekar.
Agama : Islam
E-mail : silcaayano@gmail.com
Orang Tua
Pendidikan
94
95