Anda di halaman 1dari 45

USULAN PENELITIAN

GEGURITAN KORONA, KARANA, LAN KIRANA


KARYA I MADE SUARSA ANALISIS SOSIOLOGI
SASTRA

NI KOMANG TRI UTAMI

FAKULTAS ILMU BUDAYA


UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2023
USULAN PENELITIAN

GEGURITAN KORONA, KARANA, LAN KIRANA


KARYA I MADE SUARSA ANALISIS SOSIOLOGI
SASTRA

NI KOMANG TRI UTAMI

2001521006

PROGRAM STUDI SASTRA BALI


FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2023

ii
Moto Universitas Udayana

TAKI-TAKINING SEWAKA GUNA WIDYA

“Manusia sebagai penuntut ilmu berkewajiban mengejar pengetahuan dan


kebajikan”.

Visi Universitas Udayana

“Terwujudnya Perguruan Tinggi yang Unggul, Mandiri, dan Berbudaya”

Visi Fakultas Ilmu Budaya

“Terwujudnya Fakultas Ilmu Budaya yang Memiliki Keunggulan dan


Kemandirian dalam Bidang Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada
Masyarakat dengan Aplikasi Keilmuan Berlandaskan Kebudayaan ”.

Visi Program Studi Sastra Bali

“Menjadi Program Studi Sastra Bali yang Unggul, Mandiri, dan Berbudaya”

iii
Lembar Persetujuan Pembimbing

Usulan Penelitian ini Telah Disetujui


pada tanggal……

Pembimbing I, Pembimbing II,

Nama (dengan gelar) Nama (dengan gelar)


NIP NIP

Mengetahui
Koordinator Program Studi Sastra Bali
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana,

Drs. I Ketut Ngurah Sulibra, M.Hum


NIP 196512311994031013

iv
Usulan Penelitian Skripsi ini Telah Diuji dan Dinilai
oleh Tim Penguji pada
Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana
Pada Tanggal……

Berdasarkan Surat Tugas Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana


No.:……………
Tanggal:……….

Tim penguji usulan penelitian skripsi adalah:


Ketua: Nama (dengan gelar)
Anggota:
1. Nama (dengan gelar)
2. Nama (dengan gelar)
3. Nama (dengan gelar)
4. Nama (dengan gelar)

v
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ni Komang Tri Utami

NIM : 2001521006

Judul Skripsi :Geguritan Korona, Karana, lan Kirana Karya I Made


Suarsa Analisis Sosiologi Sastra

Program Studi : Sastra Bali

Fakultas : Ilmu Budaya

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa penelitian ini berupa usulan


penelitian ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bebas dari peniruan
terhadap hasil karya orang lain. Kutipan pendapat dan tulisan orang lain dirujuk
sesuai dengan etika keilmuan dan teknik penulisan karya ilmiah yang berlaku.

Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa usulan


penelitian ini terkandung ciri-ciri plagiat dan bentuk-bentuk peniruan lain yang
dianggap melanggar peraturan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan
tersebut sesuai dengan peraturan yang berlaku. Demikian pernyataan ini saya buat
agar dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Denpasar,…………
Yang membuat pernyataan,

Materai

Rp 10.000

Ni Komang Tri Utami

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ....................................................................................... i

HALAMAN DALAM ....................................................................................... ii

HALAMAN MOTO UNIVERSITAS UDAYANA DAN HALAMAN


VISI UNIVERSITAS, FAKULTAS, DAN PROGRAM STUDI ........................ iii
HALAM PERSETUJUAN USULAN PENELITIAN SKRIPSI .......................... iv

HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI ............................................... v

HALAMAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT............................................. vi

DAFTAR ISI................................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1


1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................ 4
1.3.1 Tujuan Umum ................................................................................. 4
1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................................ 5
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................................... 5
1.4.1 Manfaat Teoretis ............................................................................. 6
1.4.2 Manfat Praktis.................................................................................. 6
1.5 Ruang Lingkup ........................................................................................... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI ............ 8
2.1 Kajian Pustaka ............................................................................................ 8
2.2 Konsep ..................................................................................................... 11
2.2.1 Geguritan ......................................................................................... 12
2.2.2 Struktur ............................................................................................ 13
2.2.3 Sosiologi Sastra ................................................................................ 13
2.3 Kerangka Teori ......................................................................................... 14
2.3.1 Teori Struktural................................................................................. 15
2.3.2 Teori Sosiologi Sastra ....................................................................... 15
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 19
3.1 Rancangan Penelitian ................................................................................ 19

vii
3.2 Waktu Penelitian........................................................................................ 19
3.3 Jenis dan Sumber Data ............................................................................... 19
3.4 Instrumen Penelitian .................................................................................. 20
3.5 Metode dan Teknik Pengumpulan Data....................................................... 21
3.6 Metode dan Teknik Analisis Data............................................................... 22
3.7 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data ...................................... 22
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 23

LAMPIRAN .................................................................................................. 25

viii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesusastraan Bali sangat kaya akan nilai karena tidak hanya merealisasikan

kehidupan sosial semata, tetapi mengenai religi dan tata nilai. Geguritan merupakan

salah satu bentuk karya sastra tradisional yang perlu dipelajari, bahkan dilestarikan

keberadaannya yang mendapat tempat di hati masyarakat Bali. Dalam setiap geguritan

terkandung nilai-nilai maupun pesan pengawi yang begitu kuat sehingga, dapat

dijadikan cermin dalam menjalani suatu kehidupan. Geguritan memiliki sistem

konvensi sastra yang cukup ketat, karena dibentuk oleh satuan pupuh atau pupuh-

pupuh yang diikat oleh beberapa syarat. Adapun syarat-syarat pupuh yang biasa disebut

pada lingsa, yaitu banyaknya baris dalam tiap-tiap bait (pada), banyaknya suku kata di

tiap-tiap baris (carik), dan bunyi akhir di tiap-tiap baris menyebabkan pupuh tersebut

haruss dilagukan (Agastia, 1980: 17).

Membaca sebuah karya sastra Geguritan tidaklah dapat seperti membaca

sebuah karya sastra prosa melainkan harus di lagukan. Tradisi melagukan Geguritan

yang di Bali disebut dengan aktifitas mabebasan. Aktifitas ini menjadi hal yang penting

dan menarik karena isi dari karya tersebut bisa dipahami lebih mudah oleh masyarakat.

Geguritan yang dilagukan dalam tradisi mabebasan, selain berfungsi sebagai sarana

penghibur, geguritan juga memiliki fungsi sebagai sarana pendidikan karena

1
didalamnya Geguritan kaya dengan ajaran etika, filsafat yang bisa dijadikan tauladan

dalam menjalani kehidupan. Karya sastra geguritan masih hidup dan berkembang

dalam masyarakat Bali sehingga masih banyak diminati oleh masyarakat pecinta sastra

pada umumnya sampai saat ini. Geguritan masih dinyanyikan dan dibaca oleh

masyarakat pada kesempatan-kesempatan tertentu. Mulai dari anak-anak sekolah

hingga remaja bahkan orang tua mengenal geguritan dan mempelajarinya dengan cara

mengadakan pasantian ataupun membentuk sebuah perkumpulan yang bernama

Utsawa Dharma Gita. Terlebih lagi, geguritan semakin dikenal dengan adanya

tayangan siara di televisi maupun radio. Tetapi, tidak seluruh pupuh populer dalam

masyarakat. Ada sepuluh buah pupuh yang terkenal di Bali, yaitu sinom, pangkur,

ginada, ginanti, kumambang, durma, mijil, pucung, semarandana, dan dandang gula

(Agastia, 1980: 18).

Kekayaan makna dari geguritan inilah membuat karya ini tetap lestari baik itu

dalam tradisi mabebasan maupun aktifitas kepengarangan. Banyak karya geguritan

baru yang tercipta salah satunya Geguritan Korona, Karana, lan Kirana merupakara

karya baru dari I Made Suarsa. Beliau berasal dari bumi seni yaitu Banjar Gelulung,

Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar. Awal mula beliau mengarang Geguritan

Korona, Karana, lan Kirana berawal dari Puri Kauhan Ubud yang berinisiatif

menggelar ajang kreasi sastra, Sastra Saraswati Sewana. Ini adalah sebuah upaya untuk

mengajak masyarakat agar tetap kreatif dan produtif dimasa gering agung. Alasan

dipilihnya judul oleh pengarang yaitu karena maksud dari Geguritan Korona, Karana,

2
lan Kirana yaitu memiliki arti Korona yaitu virus korona, Karana itu yang

menyebabkan dunia kacau balau dan cara untuk mengatasinya dengan Kirana yaitu

sinar matahari. Jadi, maksud secara keseluruhan Geguritan Korona, Karana, lan Kirana

yaitu bagaimana cara kita untuk mengalahkan korona dan mencari kesehatan dari

kirana yaitu sinar matahari.

Buku dari Geguritan Korona, Karana, lan Kirana memiliki tebal 26 halaman

menggunakan bahasa Bali. Pada geguritan ini didalamnya berisikan 8 jenis pupuh yang

terdiri dari pembukaan geguritan dengan pupuh Dandang (2 bait), serta terdapat 30 bait

pupuh yang berbeda – beda yaitu pupuh Sinom (7 bait), pupuh Pangkur (6 bait), pupuh

Durma (4 bait), pupuh Ginada (5 bait), pupuh Samaradahana (2 bait), pupuh

Maskumambang (2 bait), pupuh Ginanti (2 bait). Dalam geguritan ini pengarang

meceritakan seluruh hal yang menyangkut virus covid-19 yang dimulai dari sejarah

lahirnya, dari mana asalnya, cara mengatasi, varian-varian, bagaimana sikap

pemerintah dalam menyikapi, dan kesimpulan secara keseluruhan apa yang dapat

dipetik dari kehadiran covid-19 dalam beberapa tahun serta ucapan terimakasih yang

sama halnya seperti karya ilmiah ada pembuka, isi, dan penutup.

Alasan penulis memilih Geguritan Korona, Karana, lan Kirana sangat unik

karena menceritakan seluruh hal yang menyangkut virus covid-19. Selain itu adanya

estetika atau keindahan baik dari segi tema yang digunakan, makna -makna yang

terkandung di setiap pupuhnya maupun kosata yang digunakan dalam isi pupuh. Salah

satu yang menjadi keunikan dari Geguritan Korona, Karana, lan Kirana ini dari segi

3
aspek-aspek sosial yang masih relevan dengan kehidupan menjadikan karya ini

menarik untuk diteliti. Aspek-aspek sosial yang dilukiskan tersebut tidak jauh dari

realitas yang ada didalam masyarakat semasa virus covid-19 yang menyerang seluruh

dunia selama beberapa tahun.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas terdapat dua rumusan masalah yang dibahas

dalam penelitian ini. Adapun dua rumusan masalah tersebut adalah sebagai berikut.

1. Bagaimanakah struktur forma dan naratif dari Geguritan Korona, Karana,

lan Kirana?

2. Aspek-aspek sosial apa sajakah yang terkandung dalam Geguritan Korona,

Karana, lan Kirana?

1.3 Tujuan Penelitian

Setiap penelitian memiliki tujuan yang hendak dicapai oleh seorang peneliti.

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini memiliki dua tujuan yang hendak

dicapai, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Untuk lebih jelasnya, kedua tujuan

tersebut diuraikan sebagai berikut.

1.3.1 Tujuan Umum

Secara umum tujuan penelitian ini adalah ikut serta membantu melestarikan,

memperkenalkan, serta menambah pengetahuan dan informasi dalam memahami

sebuah karya sastra khususnya hasil karya sastra tradisional geguritan sebagai warisan

4
budaya yang mencerminkan masyarakat zaman dahulu. Selain itu hasil yang nantinya

diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai perbandingan dalam

penelitian-penelitian selanjutnya.

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk memecahkan masalah yang telah

dipaparkan dalam rumusan masalah. Tujuan khusus tersebut dapat dipaparkan sebagai

berikut.

1. Untuk mendeskripsikan struktur forma dan naratif dari Geguritan Korona,

Karana, lan Kirana.

2. Untuk mendeskripsikan aspek-aspek sosial yang terkandung dalam

Geguritan Korona, Karana, lan Kirana.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian terhadap karya sastra Bali tradisional sangat bermanfaat bagi

perkembangan karya sastra itu sendiri. Maka hasil dari penelitian ini diharapkan

bermanfaat sebagai sarana pengembangan ilmu pengetahuan dan pendidika n yang

nantinya dijadikan acuan untuk penelitian berikutnya. Adapun manfaat tersebut dapat

diuraikan sebagai berikut.

5
1.4.1 Manfaat Teoretis

Penelitian ini nantinya diharapkan dapat memberi manfaat yakni untuk

menambah kasanah pustaka dan menjadi referensi bagi penelitian karya sastra yang

menyangkut tentang aspek-aspek sosial dengan kajian sosiologi sastra

1.4.2 Manfaat Praktis

Diharapkan dengan adanya manfaat praktis penelitian tentang karya sastra

tradisional ini, masyakat mendapatkan gambaran dan dapat menyikap i permasalahan

sosial yang terjadi di masyarakat.

1.5 Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian di dalam sebuah penelitian berfungsi untuk

mengarahkan proses analisis yang dilakukan agar tidak menyimpang dari objek dan

rumusan masalah yang diteliti. Ruang lingkup dalam penelitian ini meliputi:

1. Bab I membahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian dan ruang lingkup penelitian.

2. Bab II membahas mengenai kajian pustaka, konsep, dan kerangka teori.

3. Bab III membahas mengenai rancangan penelitian, lokasi penelitian, waktu

penelitian, jenis dan sumber data, instrument penelitian, metode dan Teknik

pengumpulan data, metode dan teknik analisis data, serta metode dan

4. Bab IV membahas mengenai analisis Struktur forma dan naratif dari

Geguritan Korona, Karana, lan Kirana

6
5. Bab V membahas menganai biografi pengarang dan aspek-aspek sosial

yang terkandung dalam Geguritan Korona, Karana, lan Kirana

6. Bab VI membahas mengenai simpulan dan saran

7
BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI

2.1 Kajian Pustaka

Kajian Pustaka adalah kajian terhadap karya-karya terdahulu yang ada

kaitannya dengan objek analisis, sehingga dapat dijadikan sebagai dasar dalam

melakukan analisis-analisis berikutnya. Suatu penelitian dapat diketahui keasliannya

dilihat dari kajian Pustaka. Kajian Pustaka menjelaskan tentang gagasan, pemikiran,

atau studi-studi mutakhir yang pernah di teliti oleh peneliti terdahulu yang berkaitan

dengan masalah yang diteliti. Penelitian geguritan sudah banyak dilakukan, tetapi

dengan penentuan sampel yang berbeda. Berdasarkan penelitian yang dilakukan

peneliti, ditemukan beberapa pustaka yang relevan dengan penelitian ini. Adapun

Pustaka tersebut dipaparkan sebagai berikut.

Sabela (2022) dalam skripsinya yang berjudul “Teks Geguritan Dalem

Balingkang Kajian Sosiologi Sastra”. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan

struktur forma dan struktur naratif serta aspek-aspek sosial yang terkandung dalam teks

Geguritan Dalem Balingkang karya I Nyoman Suprapta. Penelitian ini menggunakan

teori struktural dan teori sosiologi sastra. Teori tersebut digunakan dengan

mengkombinasikan beberapa pendapat para ahli sastra. Penelitian ini menggunakan tiga

tahapan, yaitu: (1) Tahap penyediaan data, dengan digunakan metode observasi dan

8
metode Simak dibantu dengan teknik wawancara serta teknik catat yang bersamaan

dengan teknik terjemahan, (2) Tahap analisis data, digunakan metode kualitatif yang

didukung dengan teknik deskriptif analitik. (3) Tahap penyajian hasil analisis data,

digunakan metode formal dan informal serta dibantu dengan teknik deduktif dan

induktif. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, yaitu struktur forma dan struktur

naratif dari “Teks Geguritan Dalem Balingkang”. Struktur forma tersebut meliputi kode

bahasa dan sastra, ragam bahasa, dan gaya bahasa, serta struktur naratif meliputi:

insiden, alur, latar, tokoh dan penokohan, tema, dan amanat. Selain itu, penelitian ini

juga menganalisis aspek-aspek sosial yang menjadi objek dari penelitian, yaitu: aspek

kepemimpinan, aspek sosio religious, aspek kemasyarakatan, aspek percintaan, aspek

sosial budaya, aspek penamaan, aspek kritik sosial, aspek etnis, dan aspek resepsi.

Dwipayanti (2022) dalam skripsinya yang berjudul “Geguritan Runtuh

Watugunung: Analisis Sosiologi Sastra”. Pada penelitian ini akan diuraikan struktur

forma serta naratif dan aspek-aspek sosial yang terkandung dalam Geguritan Runtuh

Watugunung. Pada Geguritan Runtuh Watugunung terdapat tiga puluh lima bait pupuh.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori strukturalisme dan teori

sosiologi sastra. Penelitian yang terdiri dari tiga tahapan, yakni: (1) tahap penyediaan

data digunakan metode simak teknik pencatatan, dan terjemahan, (2) tahap analisis data

menggunakan metode kualitatif dengan Teknik deskriptif analitik, (3) tahap penyajian

hasil analisis data digunakan metode formal dan informal dengan teknik induktif dan

deduktif. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini yakni terungkapnya struktur forma

9
serta naratif yang meliputi kode bahasa dan sastra yakni ketidaksesuaian padalingsa dan

suara pematut pada tiap jenis pupuh, gaya bahasa yakni gaya bahasa perbandingan yang

terdiri dari perumpamaan, metafora, dan antithesis serta terdapat juga gaya Bahasa

pertentangan yakni hiperbola, ragam Bahasa yakni bahasa Bali alus, yang terdiri dari

bahasa alus singgih, basa alur mider, basa alus sor, selain itu terdapat bahasa Bali

andap, dan bahasa Bali Kasar, insiden, alur, tokoh dan penokohan, latar, tema, dan

amanat. Aspek-aspek sosial dalam Geguritan Runtuh Watugunung yang meiputi sosio

religi yaitu kepercayaan masyarakat Bali terhadap makna sehari-hari dalam satu minggu

wuku Watugunung, sistem sosial yaitu struktur masyarakat dan penyalahgunaan

kekuasaan, serta moralitas yang meliputi moralitas antar manusia dengan tuhan dan

moralitas antar sesama manusia.

Mahayani (2012) dalam skripsinya yang berjudul “Geguritan Dewi Ambarasari

Kembar Buncing: Analisis Sosiologi Sastra”. Didalam penelitian ini terdapat delapan

jenis pupuh dalam 200 pada. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui struktur

bentuk dan struktur naratif serta aspek-aspek sosial yang terdapat dalam geguritan

tersebut. dalam penelitian ini dugunakan teori struktural dan sosiologi sastra. Teori

tersebut digunakan kombinasi dari pendapat para ahli sastra. Metode yang digunakan

dalam tahap penyediaan data yaitu, metode membaca dan metode wawancara, tahap

analisis data yaitu, metode kualitatif, dan tahap penyajian hasil analisis data yaitu,

metode kualitatif, dan tahap penyajian hasil analisis data yaitu, metode formal dan

informal. Untuk menunjang metode-metode tersebut digunakan beberapa teknik, yaitu:

10
pencatatan, terjemahan, dan rekam. Hasil yang dicapai dalam penelitian ini, yaitu

diungkapnya struktur bentuk dan struktur naratif dari “Geguritan Dewi Ambarasari

Kembar Buncing” yang meliputi struktur bentuk: kode sastra dan Bahasa, gaya Bahasa

dan ragam bahasa, serta struktur naratif meliputi: insiden, alur, latar, tokoh dan

penokohan, temam dan amanat. Disamping itu, penelitia ini juga mengalisis aspek-

aspek sosial yang menjadi objek dari penelitian, yaitu aspek agama, aspek percintaan

dan kesetiaan, aspek magis, aspek kepemimpinan, aspek HAM, dan aspek patriarki.

Paramita (2021) dalam artikel yang berjudul “Geguritan Cokli: Analisis

Sosiologi Sastra”. Penelitian terhadap Geguritan Cokli menggunakan analisis sosiologi

sastra. Pendekatan yang dipergunakan adalah pendekatan kualitatif. Pengumpulan data

menggunakan metode membaca, menerjemahkan, dan menyimak teks Geguritan Cokli.

Metode analisis, dilakukan dengan cara deskriptif -kualitatif dengan menggunakan

tahapan kerja teori sosiologi sastra dan dipadukan dengan teori struktur. Hasil analisis

disajikan secara sistematis dan terstruktur. Hasil penelitian ini memberikan jawaban

bahwa keberadaan sebuah karya sastra bisa menjadi cerminan kadaan masyarakat saat

itu, walaupun beberapa hal yang terkadang sudah tidak relevan lagi dipergunakan.

2.2 Konsep

Konsep merupakan abstraksi dari gejala atau fenomena yang akan diteliti (Adi,

2010: 27). Konsep penelitian adalah kerangka yang digunakan untuk menghubungkan

konsep-konsep yang ingin diamati untuk dapat menggambarkan berbagai fenomena

11
atau objek yang digunakan pada penelitian-penelitian. Berdasarkan konsep-konsep

yang digunakan dari hasil pengamatan adalah berbagai produk subjektif yang

bersumber, dari cara seseorang membuat pengertian terhadap objek -objek atau benda-

benda melalui pengalaman pribadi (setelah melakukan suatu persepsi terhadap objek

atau benda). Konsep juga memungkinkan peneliti untuk mengkomunikasikan hasil-

hasil penelitiannya (Suyanto dan Sutinah, 2008: 49). Berdasarkan pernyataan tersebut

peneliti dapat Menyusun hasil pengamatan yang telah dilakukan sehinga bisa

menggambarkan ke dalam kehidupan nyata.

Berdasarkan definisi tersebut Adapun konsep-konsep yang dijadikan rujukan

dalam penelitian ini meliputi konsep geguritan, struktur, dan sosiologi sastra.

2.2.1 Geguritan

Geguritan sebagai genre karya sastra Bali purwa atau tradisional, dapat dipahami

secara lebih mendalam dengan meninjau bentuk dan isinya. Bentuk dianggap sebagai

bagian dari tradisi penulisan karya sastra geguritan, karena apapun yang akan ditulis

sebagai karya sastra geguritan, digubah ke dalam bentuk tembang macepat (pupuh).

Sedangkan isinya dapat berupa apa saja atau bermacam-macam sesuai dengan kemauan,

kemampuan dan pengetahuan dari pengarangnya.

Geguritan dibangun dengan adanya susunan yang berbentuk pupuh-pupuh di

dalamnya, lalu pupuh-pupuh tersebut diikat dengan syarat-syarat yaitu disebut pada

lingsa. Pada lingsa yaitu banyaknya baris dalam tiap bait (pada) dan banyaknya suku

12
kata dalam tiap baris pada pupuh yang menyebabkan pupuh-pupuh tersebut

dilantunkan atau dilakukan. Guru wilangan adalah banyaknya suku kata dalam satu

baris, lalu guru dindong merupakan vokal atau huruf hidup pada akhir suku kata tiap-

tiap baris dalam satu bait tembang (Budiyasa, 1997: 3).

2.2.2 Struktur

Secara etimologi struktur berasal dari kata structural yang berarti bentuk dan

bangunan. Menurut Ratna (2004: 88-92), bahwa struktur dalam suatu karya sastra

membentuk totalitas dan membentuk suatu satu kesatuan yang utuh. Secara umum

struktur didefinisikan sebagai bentuk. Bentuk adalah bangunan, gambaran, rupa atau

wujud, sistem atau susunan.

Menurut Ratna (2004: 90-91), tugas analisis struktur yaitu membongkar unsur-

unsur yang tersembunyi yang berada di baliknya. Struktur yang membangun struktur

terdiri atas tema, alur, insiden, tokoh dan penokohan, latar, dan amanat. Berdasarkan

uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa struktur adalah sebagai bentuk bangunan yang

membentuk satu kesatuan yang utuh. Struktur dibangun terdiri atas tema, alur, insiden,

tokoh dan penokohan, latar, dan amanat.

2.2.3 Sosiologi Sastra

Sosiologi sastra merupakan teori sastra yang menganalisis suatu karya sastra

didasarkan dalam hubungan kemasyarakatan. Karya sastra juga dianggap sebagai

ekspresi pengarang. Roucek dan Warren (dalam Rusdiyanta, 2009: 18) sosiologi adalah

13
ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok. Penelitian

tersebut banyak diminati oleh penulis yang ingin melihat sastra sebagai cermin

kehidupan masyarakat.

Dapat disimpulkan bahwa sosiologi sastra adalah penelitian suatu karya sastra

hubungannya terhadap masyarakat, yakni masyarakat sebagai pembaca karya sastra,

masyarakat sebagai pencipta karya sastram dan penerimaan masyarakat terhadap suatu

karya sastra. Penelitian sosiologi sastra lebih banyak memperbincangkan hubungan

antara pengarang dengan kehidupan sosial, baik aspek bentuk maupun isi karya sastra.

2.3 Kerangka Teori

Kerangka teoritis merupakan landasan pemikiran yang membantu penelitian

dalam menentukan tujuan penelitian, arah penelitian, pemilihan konsep, dan perumusan

hipotesa (Koentjaraningrat, 1994: 21). Memecahkan masalah-masalah yang terdapat

dalam suatu penelitian ilmiah tentu harus dilandasi dengan teori-teori. Untuk itu

digunakan kerangka teori dalam Geguritan Korona, Karana, lan Kirana adalah teori

struktural dan teori sosiologi sastra. Berdasarkan hal tersebut, pertama dalam Geguritan

Korona, Karana, lan Kirana akan dikaji berdasarkan teori struktural untuk mengetahui

unsur-unsur yang terdapat didalamya. Kemudian, dilanjutkan dengan menggunakan

teori sosiologi sastra untuk dapat memahami aspek sosial apa saja yang terdapat dalam

geguritan tersebut.

14
2.3.1 Teori Struktural

Struktur karya sastra menyaran pada pengertian hubungan antar unsur (intrinsik)

yang bersifat timbal-balik, saling menentukan, saling mempengaruhi, yang secara

bersama-sama membentuk satu kesatuan yang utuh (Nurgiyantoro, 2012: 36).

Struktur dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu struktur forma dan struktur

naratif. Struktur forma meliputi: kode Bahasa dan sastra, gaya Bahasa, ragam Bahasa,

sedangkan struktur naratif meliputi: tema, tokoh, alur, insiden, latar, dan amanat

(Marsono, 2011: 10). Tujuan dari menganalisis struktur adalah untuk membongkar dan

memaparkan secermat, seteliti, semendetail, dan semendalam mungkin keterkaitan dan

keterjalinan semua aspek karya sastra yang bersama-sama menghasilkan makna

menyeluruh.

Berdasarkan pendapat diatas dapat simpulkan bahwa pada penelitian ini

menggunakan teori struktur menurut pendapat Marsono, yaitu mengenai struktur yang

dibagi menjadi dua bagian yaitu struktur forma dan struktur naratif yang sesuai dengan

teks Geguritan Korona, Karana, lan Kirana

2.3.2 Teori Sosiologi Sastra

Secara etimologi sosiologi sastra berasalah dari kata sosiologi dan sastra.

Sosiologi berasal dari kata sosio (Yunani) (socius berarti bersama -sama, Bersatu, kawan

teman) dan logi (logos berarti sabda, perumpamaan). Perkembangan tersebut mengalami

perubahan makna, sosio/socious berarti masyarakat, logi/logos berarti ilmu mengenai

15
usul, pertumbuhan masyarakat, dan ilmu pengetahuan. Sosiologi merupakan

pengetahuan atau ilmu tentang sifat, perilaku, dan perkembangan masyarakat yang di

dalamnya terdapat ilmu tentang struktur sosial, proses sosial, dan perubahannya.

Sedangkan, sastra berasal dari kata sas (sanskerta) berarti mengarahkan, mengajar,

memberi petunjuk, dan intruksi. Akhir tra berarti alat, sarana. Jadi sastra berarti

kumpulan alat untuk mengajar, buku petunjuk, atau pengajaran yang baik.

Menurut Ratna (2003: 25), sosiologi sastra adalah penelitian terhadap karya

sastra dan keterlibatan struktur sosialnya. Pengarang secara langsung dan tidak langsung

mengungkapkan latar belakang suatu masyarakat serta persoalan sosial di dalam

karyanya. Hal tersebut dipengaruhi oleh apa yang dirasakan, dilihat, dan dialami dalam

kehidupan sehari-hari. Kehadiran sastra mempunyai peranan penting dalam membentuk

struktur masyarakat. Pengarang dan karyanya merupakan dua sisi yang tidak dapat

dipisahkan dalam kaitannya membicarakan karya sastra.

Sosiologi sastra jelas merupakan antara sastra dan masyarakat. Wallek dan

Werren (dalam Faruk, 1999: 5) mengemukakan setidaknya tiga hal yang dapat diteliti

dalam sosiologi sastra karena terdapat hubungan yang nyata antara sastra dan

masyarakat, seperti berikut:

1) Sosiologi Pengarang

Mempermasalahkan status sosial, ideologi sosial yang menyangkut pengarang

sebagai penghasil karya sastra. Mengenai sosiologi pengarang, profesi pengarang, dan

16
institusi. Maslaah yang berkaitan disini adalah latar belakang sosial, status pengarang,

dan ideologi pengarang, yang terlihat dari berbagai kegiatan pengarang dari luar karya

sastra, karena setiap pengarang adalah warga masyarakat, ia dapat dipelajari sebagai

makhluk sosial. Biografi pengarang adalah sumber utama, tetapi studi ini juga dapat

meluas lingkungan tempat tinggal dan asal. Pada hal ini mengenai latar belakang

keluarga, atau posisi ekonomi pengarang akan memiliki peran dalam mengungkapkan

masalah sosiologi pengarang (Wellek dan Warren, 1990: 112)

2) Sosiologi Karya Sastra

Mempermasalahkan karya sastra itu sendiri, sosiologi karya sastra maksudnya

isi karya sastra, tujuan, serta hal-hal yang tersirat dalam karya sastra itu sendiri dan

yang berkaitan dengan maslaah sosial. Sosiologi karya sastra yang mempermasalahkan

karya sastra itu sendiri yang menjadi pokok penelaahnya atau apa yang tersirat dalam

karya sastra serta apa yang terjadi tujuannya. Pendekatan yang umum dilakukan

sosiologi ini mempelajari sastra sebagai dokumentasi sosial potret kenyataan sosial.

(Wellek dan Warren, 1990: 122).

3) Sosiologi Pembaca

Sosiologi pembaca memuat permaslaahan pembaca dan dampak atau pengaruh

sosial karya sastra. Ratna (2003: 339-340) mengemukakan bahwa sosiologi sastra

adalah analisis karya sastra dalam kaitannya dengan masyarakat, sehingga model

analisis yang dapat dilakukan meliputi tiga macam, yaitu sebagai berikut:

17
• Menganalisis masalah-masalah sosial yang terkandung di dalam karya sastra

itu sendiri, kemudian menghubungkannya dengan kenyataan yang pernah

terjadi.

• Menganalisis masalah-masalah sosial yang terkandung di dalam karya sastra

itu snediri, tetapi dengan cara menemukan hubungan anatar truktur, bukan

aspek-aspek tertentu, dengan model hubungan yang bersifat dialektika

• Menganalisis karya dengan tujuan untuk memperoleh hasil, dilakukan oleh

disiplin tertentu.

Beberapa pengertian dan pendapat diatas dapat menyimpulkan bahwa sosiologi

sastra adalah pendekatan terhadap karya sastra dengan tidak meninggalkan segi-segi

masyarakat, termasuk latar belakang kehidupan pengarang dan pembaca karya sastra.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan pada Geguritan Korona,

Karana, lan Kirana menggunakan pendangan sebuah kajian sosiologi sastra menurut

Wallek dan Werren yang memfokuskan pada sosiologi pengarang yang berkaitan

dengan boigrafi pengarang tentang latar belakang sosial, status pengarang, ide ologi

pengarang, latar belakang keluarga, tempat tinggal maupun asal dan posisi ekonomi

pengarang dan sosiologi karya sastra yang mempermasalahkan karya sastra itu sendiri

tentang apa yang tersirat dalam karya sastra tersebut dengan amanat maupun pesan

yang ingin disampaikan.

18
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian


Rancangan penelitian ini menggunakan menggunakan metode kualitatif.

Metode kualitatif merupakan suatu proses penelitian yang bertujuan untuk

mengungkapkan permasalahan-permasalahan mengenai gejala-gejala sosial yang

terjadi di dalamnya. Teknik yang digunakan adalah teknik deskriptif analitik, dengan

cara mendeskripsikan keadaan objek yang diteliti yang disusul dengan analisis.

3.2 Waktu Penelitian


Waktu yang dialokasikan dalam penelitian ini sudah mulai dari studi Pustaka

yang dilakukan berbarengan dengan pengumpulan data pada Geguritan Korona,

Karana, dan Kirana yaitu pada minggu kedua pada bulan April 2023 hingga proses

penyajian hasil data dalam bentuk skripsi. Proses pengumpulan data dalam penelitian

ini dilakukan dengan tiga tahapan, yaitu penyediaan data, analisis data, dan penyajian

hasil analisis data.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Sumber data berkaitan dengan jenis data, jenis data dibagi menjadi dua yaitu

data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang langsung ditemukan oleh

dari sumber pertanyaan. Data sekunder adalah sumber data yang diperoleh peneliti

secara tidak langsung.

19
Data primer pada penelitian ini bersumber pada teks berupa buku pdf yang

berjudul Geguritan Korona, Karana, lan Kirana karya I Made Suarsa yang diterbitkan

oleh Yayasan Puri Kauhan Ubud yang diterbitkan pada bulan Oktober tahun 2021.

Buku pdf ini ialah buku cetakan pertama pada bulan Oktober tahun 2021 memiliki

ketebalan 822 yang berisikan kumpulan karya-karya terpilih yang terbaik dari masing-

masing lomba yang terdiri dari kategori kakawin, geguritan, kidung, puisi, cerpen, dan

satua. Buku dari Geguritan Korona, Karana, lan Kirana memiliki tebal 26 halaman

menggunakan bahasa Bali. Pada geguritan ini didalamnya berisikan pembukaan

geguritan dengan pupuh Dandanggula (2 bait), serta terdapat 30 bait pupuh yang

berbeda-beda yaitu pupuh Sinom (7 bait), pupuh Pangkur (6 bait), pupuh Durma (4

bait), pupuh Ginada (5 bait), pupuh Samaradahana (2 bait), pupuh Maskumambang

(2 bait), pupuh Ginanti (2 pada).

3.4 Instrumen Penelitian

Instrument utama dalam penelitian ini adalah peneliti. Peneliti berperan sebagai

pengumpul data, pengelola, sekaligus penafsir data. Peneliti secara aktif mencari

informasi yang diperlukan dalam penelitian dengan melakukan observasi di lapangan

untuk mendapatkan data dan melakukan wawancara kepada pengarang Geguritan

Korona, Karana, lan Kirana yaitu I Made Suarsa untuk mendapatkan maksud dari

pengarang dalam mengarang geguritan. Ada beberapa instrument penelitian yang

dibawa saat penelitian sebagai berikut:

1. Daftar pertanyaan yang berkaitan dengan pengarang Geguritan Korona,

Karana, lan Kirana

20
2. Alat perekam dan kamera untuk merekam keterangan narasumber,

mendokumentasikan kegiatan wawancara.

3. Buku catatan untuk mencatat hal-hal penting atau garis-garis besar isi

wawancara

4. Alat tulis

3.5 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Hal penting yang dilakukan dalam penelitian ialah pengumpulan data, sumber

data dan alat yang digunakan. Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah

metode simak yaitu menyimak karya sastra dengan membacanya berulang-ulang

(Sudaryanto, 1993: 2). Metode ini digunakan untuk lebih memahami naskah secara

lebih mendalam. Teknik wawancara juga digunakan dalam penelitian ini dengan

melakukan wawancara kepada pengarang Geguritan Korona, Karana, lan Kirana yaitu

I Made Suarsa, penerapan ini juga dilakukan bertujuan untuk mendapatkan informasi-

informasi yang dibutuhkan dalam penelitian.

Kemudian dilanjutkan dengan teknik terjemahan yaitu menerjemahkan teks

Geguritan Korona, Karana, lan Kirana dari Bahasa Bali ke Bahasa Indonesia. Hal ini

dilakukan untuk mempermudah pembaca dalam memahami naskah tersebut. selain itu

juga, teknik pencatatan juga berperan membantu penelitian ini. Teknik pencatatan yaitu

mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan data penelitian. Teknik pencatatan

dilakukan yaitu bertujuan untuk menghindari kelupaan karena keterbatasan

kemampuan dalam mengingatnya.

21
3.6 Metode dan Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan tahap pengolahan data. Metode yang digunakan dalam

analisis ini dalah metode kualitatif memberikan perhatian terhadap data ilmiah, data

dalam hubungannya dengan konteks keberadaannya. Teknik yang digunakan adalah

Teknik deskriptif analitik, yaitu teknik yang dilakukan dengan mendeskripsikan fakta-

fakta yang ada.

3.7 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data

Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode formal dan

informal. Metode formal merupakan cara-cara penyajian dengan memanfaatkan tanda

dan lambang (Sudaryanto, 1993: 45). Menurut Sudaryanto (1993: 45) metode informal

adalah penyajian hasil analisis data dengan menggunakan kata-kata biasa.

22
DAFTAR PUSTAKA

Adi, Rianto. 2010. Metodologi Penelitian Sastra dan Hukum. Jakarta: Granit.

Agastia, Ida Bagus Gede. 1980. “Geguritan Sebuah Bentuk Karya Sastra Bali.”
(Makalah Untuk Sarasehan Sastra Daerah Pesta Kesenian Bali II di Denpasar).

Budiyasa, Nyoman dan Ketut Purnawan. 1997. Tembang. Intan Pariwara.

Dwipayanti, Sang Ayu Putu Sri. 2022. “Geguritan Runtuh Watugunung: Analisis
Sosiologi Sastra”. Skripsi Program Studi Sastra Bali, Fakultas Ilmu Budaya,
Universitas Udayana, Denpasar.

Koentjaraningrat. 1994. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia.

Mahayani, Ida Ayu Frisca. 2012. “Geguritan Dewi Ambarasari Kembar Buncing:
Analisis Sosiologi Sastra”. Skripsi Program Studi Sastra Bali, Fakultas Ilmu
Budaya, Universitas Udayana, Denpasar.

Marsono. 2011. “Lokajaya Suntingan Teks, Terjemahan, Struktur Teks, Analisis


Intertekstual, dan Semiotik”.

Nurgiyantoro, Burhan. 2012. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada


University Press.

Paramita, Ida Bagus Gede. 2021. “Geguritan Cokli: Analisis Sosiologi Sastra”. Jurnal
STAH Negeri Mpu Kuturan Singaraja.

Ratna, Nyoman Kutha. 2003. Paradigma Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori, Metode, Dan Teknik Penelitian Sastra (Dari
Strukturalisme Hingga Postrukturalisme, Perspektif Wacana Naratif).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sabela, Ni Ketut Hema. 2022. “Teks Geguritan Dalem Balingkang Kajian Sosiologi
Sastra”. Skripsi Program Studi Sastra Bali, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas
Udayana, Denpasar.

Sudaryanto. 1993. Metode dan Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana
University Press.

23
Suyanto, Bagong Sutinah. 2008. Metode Penelitian Sosial Berbagai Alternatif
Pendekatan. Jakarta: Kencana.

Syarbaini dan Rusdiyanta. 2009. Dasar-Dasar Sosiologi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Wellek, Rene, dan Austin Warren. 1990. Teori Kesusastraan. Jakarta: Pustaka Jaya.

24
Lampiran 1

Teks Geguritan Korona, Karana, lan Kirana

1. Dandang Gula
Titiang jadma, wau malajah mangawi, tur mangaripta
Ngripta geguritan, tan wruh maring dewek miskin
Miskin tur tambet apunggung
Gung ampurane kinapti
Tibakang ratu betara
Rarisang picayang taksu
Suar sautama kunang, kunang – kunang
Nangtangin anarung sasi
Sinah pacing tan kasidan
2. Dandang Gula
Dandang purwa, murwaning sadaging gurit, ta carita
Carita reriptan, tan len jagat gebug gering
Gering sato keni grubug
Grubug jadma nemu pati
Pati sangkan wuhan mrana
Mrana korona mangamuk
Mukya pakosodan krama, kramanglalah
Nglalah panca wanua keni
Keni pandemi sajagat
3. Sinom
Katon katah wenteh cihna
Sor patala luhur langit
Wangsit letuh pancabaya
Letuh ngetuh rimrim rimbit
Rimbit antuk wit panyakit

25
Rarab cetra hana lindu
Wak pusaka smarapura
Wintang kukus metu enjing
Malih rubuh, agraning dwara kahyangan
4. Sinom
Munggah ring lontar usadha
Upas budul cukil daki
Rare cacar punggung tiwas
Usadha budha kecapi
Wenten ujar dasar nami
Sasab miwah gering agung
Inaranan cakblag cakbyag
Bah bedeg ageng panyakit
Mrana grubug, sahananing kunang wabah
5. Sinom
Indik grubug niben jagat
Munggah maring sastra aji
Sekar alit geguritan
Kanggenin pangeling-eling
Kalianget gebug gering
Jayaprana dados ubuh
Pinarekan de ssang natha
Adampati layonsari
Samia lampus, sama jwa sang naranatha
6. Sinom
Bhumi kediri baosang
Taler keni grubug gering
Sangkan walu nateng dirah
Krodha maring sri nrepati

26
Nganistayang nanak dewi
Taler sasab tampak gangsul
Nengah Jimbaran kingkinga
Somahnyane nemu pati
Tur kakukup, somah sue sampuh pejah
7. Sinom
Nusantara keni mrana
Jero keto jero giling
Jawi kulon jawi wetan
Katekaning bhumi Bali
Tan pawilang jadma pati
Enjing gering wengi lampus
Jatma padem tan pegatan
Jagat jati katibenin
Sami tinut, pidabdab guru wisesa
8. Pangkur
Mucehang grubug korona
Mangda jati, sekali niskala nyading
Guru wisesa sawuwus
Segeh rupa awongwongan
Srana luih, maring lebuh nulak grubug
Patabuh sampunang lipia
Dupa lawan tutup geni
9. Pangkur
Upakara sanggah mrajan
Ring rong trini, unggahang nyejer pajati
Niasa hyang prama tuhu
Daksina tipat kelanan
Segeh alit, daging bhumi mapagantus

27
Makasturi bungkak beras
Canang sari ginantini
10. Durma
Ring sekala, pidabdabe jwa tincapang
Nata hurip bresih resik
Lanjarane dohang
Ngawe paru – paru rusak
Alkohol taler kelidin
Punyah-punyahan, ngranayang jantunge ganjih
11. Durma
Wijah-wijah, bramban-brumbun dong andegang
Dados sebum bibit sakit
Manut pakosodan
Karana korona nglalah
Sampunang jwa wara-wiri
Wekas ring desa, banget keni grubug gering
12. Ginada
Nyambut gawe ring pakraman
Yata ageng yata alit
Mangda tinut abah-abah
Karahajengan kapangguh
Ya ta plutuk karawasan
Makatrini, laksanayang sinarengan
13. Ginada
Nganggen masker patut dabdab
Nekep hirung cangkem malih
Paaseringan ngwajik tangan
Linggah-lungguh sikut sukat
Paling kidik, kalih depa sawatara

28
14. Ginada
Ngagem tangan jwa sampunang
Bilih – bilih ngaras pipi
Watuk bangkes dong edohang
Mangda nenten ngubuh virus
Tekes nganggen saputangan
Tisu becik, mangda virus tan manglalah
15. Samara Dahana
Yadnyane andegang riin
Pialangin aeb jagat
Pawiwahan taler reko
Pujawali pura mrajan
Begah begere sampunang
Kirangin ayah panyungsung
Tata malih ring pungkuran
16. Samara Dahana
Sangkan jagat gebug gering
Kator pasar sekolahan
Hotel pabrik warung took
Nenten sida mautsaha
Krama katah tan pakarya
Ngawe manah bungsang bingung
Manitenin kauripan
17. Pangkur
Gering agung sayan nglalah
Maring bhumi, tatan sida nyangu urip
Kulawarga bedak seduk
Watesin lampah swagina
Ikang nami, new normal new norma wuwus

29
Kadi ujar nara wakya
Kauripan jwa mamargi
18. Pangkur
Karya yadnya sekolahan
Nenten lali, jaget kantun pandemic
Parikrama tata tinut
Prokes plutuk kawarasan
Wara-wiri, sampunang yan tan ulati
PSBB kamargiang
Mogi rat santi mawali
19. Maskumambang
Maring desa, dereng tambis nawi gering
Pastikayang pisan
Mangda sami sida pasti
Pamerintah mapidabdab
20. Maskumambang
Sampun katah, pidabdabe sane becik
Mangda gelis ical
Grubug wabah mrana gering
Kreta hita ikang jagat
21. Ginanti
Sawarsa grubuge sampun
Sawarsa muceh panyakit
Sekala juga niskala
Durung sida tastas sami
Awas-awas maring manah
Ngawe duhka jroning ati

30
22. Ginanti
Rakrian mantri pun mawuwus
Majeng kramane sabhumi
Wenten tos korona anyar
Pawilangan catur yukti
Mawiwit dura negara
Panglalahe lintang rusit
23. Ginada
Yening sarat sida waras
Tan kakeneng wit panyakit
Krama plutuk kawarasan
Manggala len mantri wuwus
Mavaksinasi sajagat
Wastu sami, ngawe kukuh imun angga
24. Ginada
Sapta ya pawilangania
Pakaryan dura nigari
Pateh jati wigunannya
Saking alit kantos sepuh
Ping kalih ya mikolihang
Mogi-mogi, vaksinasi sida antar
25. Sinom
Sakawentenan ring jagat
Sangkan titah sang hyang widhi
Gering agunge upama
Ngebek ngrobeda ring bhumi
Katah jadma nemu pati
Alit lingsir lanang wadhu
Krama patut mapidabdab

31
Mangda sami telas basmi
Gering agung, sida ya kaparisuddha
26. Sinom
Sastra sewana sarana
Puja-puji Saraswati
Apan sastra sat usadha
Ngawe kukuh jroning ati
Maring sastra jwa mawali
Mangwacenin mangripta rum
Kala matemahan dewa
Leteh-letuh wastu suci
Buana agung, buana alit parisuddha
27. Durma (Dasar)
Yan mangkana, yatna-yatna kita nanak
Marisuddha grubug gering
Korona karana
Kirana len abah-abah
Macukit mavaksinasi
Sujati warasm prajana ya sabhumi
28. Durma (Lawe)
Haywa lupa, bhakti ring hyang sangkan paran
Wastu ida maweh asih
Parhyangan kinucap
Pawongan len palemahan
Kinkinen rahina wengi
Wawang ksepania, nirbhaya ikang nagari
29. Pangkur (Jawa)
Mami juga tan malupa
Puja-puji, astuti lwir tasik giri

32
Maring puri kauhan ubud
Utsawa ngripta susastra
Saraswati, marisuddha gering agung
Sastra purwa sastra anyar
Gemah ripah loh jinawi
30. Pangkur (Jawa)
Puput sampun atur titian
Sat nanginin, iratu sampun malinggih
Marisuddha gering agung
Mangda wenten pakelingan
Anggen titi, ring jagat kantos kapungkur
Jana sato tusta sarat
Jagat nemu santa santi

33
LAMPIRAN 2

SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR SINGKATAN

ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
1.3.2 Tujuan Khusus
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoretis
1.4.2 Manfaat Praktis
1.5 Ruang Lingkup Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Pustaka


2.2 Konsep
2.3 Kerangka Teori

34
BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian


3.2 Waktu Penelitian
3.3 Jenis dan Sumber Data
3.4 Instrumen Penelitian
3.5 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
3.6 Metode dan Teknik Analisis Data
3.7 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data

BAB IV ANALISIS STRUKTUR TEKS GEGURITAN KORONA, KARANA,


LAN KIRANA

3.8 Sinopsis Geguritan Korona, Karana, lan Kirana


3.9 Struktur Forma
3.9.1 Kode Bahasa dan Sastra
3.9.2 Ragam Bahasa
3.9.3 Gaya Bahasa
3.10 Struktur Naratif
3.10.1 Insiden
3.10.2 Alur
3.10.3 Tokoh dan Penokohan
3.10.4 Tema
3.10.5 Amanat

BAB V BIOGRAFI PENGARANG DAN ASPEK-ASPEK SOSIAL


GEGURITAN KORONA, KARANA, LAN KIRANA

5.1 Biografi Pengarang Geguritan Korona, Karana, lan Kirana


5.1.1 Riwayat Hidup Pengarang
5.1.2 Asal-usul Pengarang
5.1.3 Pendidikan Pengarang

35
5.1.4 Pekerjaan Pengarang
5.1.5 Riwayat Kepengarangan
5.1.6 Proses Kelahiran teks Geguritan Korona, Karana, lan Kirana
5.1.7 Karya-karya I Made Suarsa
5.2 Aspek-Aspek Sosial Geguritan Korona, Karana, lan Kirana
5.2.1 Aspek Kesehatan
5.2.2 Aspek Kemasyarakatan
5.2.3 Aspek Pendidikan
5.2.4 Aspek Agama

BAB VI PENUTUP
6.1 Simpulan

6.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

36
LAMPIRAN 3:

RENCANA JADWAL PENELITIAN

NO Tahun 2023 Tahun 2024

Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Februari


Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Studi Pustaka
2 Bimbingan Proposal

3 Ujian Proposal

4 Perbaikan Proposal

5 Penyarahan Proposal ke Prodi

6 Bimbingan Skripsi

7 Komprehensif

8 Ujian Skripsi

9 Perbaikan Skripsi

10 Wisuda

37

Anda mungkin juga menyukai