Kedua, persuading. Persuading ialah berusaha untuk meyakinkan atau mengajak. Nah,
disini sudah dapat memasuki level yang lebih tinggi dibanding sebelumnya, ketika
kita menyampaikan informasi yang sebelumnya tidak tertarik menjadi tertarik, yang
sebelumnya gak yakin menjadi yakin. Sebenarnya, disini ada pilihan mengenai
mindset manusia yang dinamis, karena ini berkaitan dengan “influence people” atau
mempengaruhi orang lain, hal ini tidak bisa sembarang ucap karena ada seni yang
dipakai.
Ketiga, to convert. Hal ini termasuk bagian dari influence, bagian dari mempengaruhi
orang lain, kita baru bisa dibilang berhasil, kalau seseorang itu mau mengikuti apa
yang kita ucap, bisa dalam bentuk tersirat ataupun tersurat. Jadi, ukuran
keberhasilannya pun terukur, jelas dan sangat bisa di evaluasi.
Keempat, to compel. Level tertinggi, dengan membuat orang lain, tidak ada pilihan
lain, untuk tidak mempercayai perspektif kita, atau bahasa singkatnya adalah “kita
mendorong mereka untuk melakukan apa yang kita inginkan, dengan cara yang sangat
halus, menggunakan seni saat menyampaikan, bahkan terkadang mereka gak sadar
kalau sedang di paksa”.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa audience adalah raja disini, bukan alat atau fasilitas
pendukung lainnya, audience justru adalah indikator kita untuk bisa mengukur dan
mengevaluasi kemampuan public speaking kita, bahkan saat itu juga. Jadi, hal yang
perlu di garis bawahi adalah kecepatan berpikir bukan kecepatan berbicara.