Anda di halaman 1dari 2

peran mahasiswa guna mengkikis stigma bagi para difabel 

Pemahaman mengenai “disabilitas” masih sering keliru, banyak orang yang


menganggap disabilitas ialah disabled, karna secara harfiah disabled berarti tidak
sanggup atau sebuah ketidakmampuan, padahal nyatanya mereka seseorang yang
spesial, memiliki kebutuhan yang berbeda “special need” bukan seseorang yang tidak
mampu. Jadi, mereka bukanlah “disabled person” melainkan “different ability person”
atau biasa yang disebut dengan “difabel”. Stigma yang sering terjadi pada masyarakat
kepada difabel ialah sering dianggap seseorang yang tidak normal dan selalu
membutuhkan bantuan atau patut untuk dikasihani serta figur yang memiliki
kekurangan bahkan masih sering terjadi diskriminasi dimanapun.

Perlu adanya peran mahasiswa untuk dapat mengkikis stigma tersebut, tidak bisa
semuanya dititikberatkan kepada pemerintah. Ada beberapa peran mahasiswa untuk
dapat membantu permasalaahan tersebut

1. Memperbanyak campaign.

Dengan melakukan survei kepada mahasiswa mengenai pemahaman difabel serta


stigma apa yang marak dibincangkan bagi para mahasiswa mengenai difabel, setelah
mendapatkan hasil survei yang telah di isi para  mahasiswa, kemudian baru dapat
memulai untuk melakukan penyajian konten yang menarik mengenai difabel,
mengapa campaign efektif dilakukan karena campaign merupakan metode yang
mudah dijangkau bagi siapa saja.

2. Orkem atau organisasi kemahasiswaan.

Orkem dapat melakukan kerja sama dengan LSM (lembaga swadaya masyarakat)
yang berfokus pada para difabel, misalnya BEM kerja sama dengan LSM yang
memiliki sasaran para difabel anak-anak, orkem dapat mengadakan kegiatan outbond
ataupun perlombaan yang mengasah kreativitas, tujuannya agar para difabel juga
dapat turut merasakan kesamaan hak dan tidak terjadi ketimpangan sosial.

3. Mengadakan kegiatan penguatan diri bagi orang tua penyandang difabel.


Kondisi psikologis bagi orang tua yang memiliki seorang anak penyandang difabel
pasti sangat berpengaruh, para orang tua dituntut untuk lebih sabar merawat anaknya,
jadi perlu adanya program penguatan diri yang diadakan oleh mahasiswa psikologi.

4. Mahasiswa menjadi role model.

Jika ingin mengkikis stigma mengenai para difabel yang paling pertama dan utama
dilakukan adalah menjadi role model, menunjukkan sikap kepada masyarakat luar
ketika berhadapan langsung dengan para difabel. Saat ingin merubah seseorang hal
yang terpenting adalah kita harus memulai dari diri kita sendiri terlebih dahulu.

Bukan membahas mengenai statistik berapa jumlah difabel tetapi bagaimana kita
menciptakan lingkungan yang ramah bagi siapa saja, ramah kepada berbagai lapisan
masyarakat agar terciptanya kesamaan hak.

Anda mungkin juga menyukai