Anda di halaman 1dari 7

Kekuatan

1. Kemauan Belajar yang Tinggi:


Saya memiliki kemauan belajar yang tinggi yang tercermin dalam antusiasme dan motivasi
saya untuk terus memperluas pengetahuan, baik melalui pengalaman langsung maupun
pembelajaran formal.
2. Kemampuan Membangun Relasi yang Kuat:
Saya memiliki kekuatan dalam membangun relasi dengan orang baru. Sifat ramah dan
keterbukaan saya membantu menciptakan komunikasi efektif dan pemahaman terhadap
orang lain
3. Kemampuan Adaptasi yang Baik:
Kekuatan adaptasi saya yang baik menjadi aset berharga, terutama ketika bekerja di wilayah
terpencil. Saya mampu beradaptasi dengan cepat dalam berbagai situasi dan lingkungan
yang berbeda.
4. Antusiasme dalam Pembangunan Masyarakat:
Saya memiliki antusiasme yang tinggi dalam mendorong perubahan sosial di masyarakat. Hal
ini tercermin dalam kemauan saya untuk terus belajar dan beradaptasi, menciptakan ikatan
yang kuat dengan berbagai lapisan masyarakat
5. Ketekunan dalam Menghadapi Tantangan:
Saya memiliki ketekunan yang tinggi dalam menghadapi tantangan, melihatnya sebagai
peluang untuk tumbuh dan berkembang.

Kelemahan

1. Saya Sering terlalu fokus pada kegiatan tertentu, jadi sering lupa waktu dan bisa tidak produktif
pada kegiatan lain. Sehingga saat ini saya selalu menyiapkan rencana kerja harian
2. Saya terlalu sering bertanya, sehingga kadang menyebabkan orang lain tidak nyaman dan sering
dipikir sedang mencari-cari kesalahan. Sehingga saat ini saya selalu berusaha menyampaikan
tujuan saya bertanya agar tidak disalah artikan
3. Saya punya ekspektasi tinggi untuk pencapaian, saya sering menuntut update kegiatan, ini
menyebabkan tim saya merasa tidak nyaman. Untuk itu dalam mengelola tim saat ini, saya
menerapkan pendekatan yang lebih fleksibel

Pengalaman Membanggakan

"Saya meyakini bahwa pencapaian tidak dapat terwujud tanpa upaya maksimal". Kutipan ini senantiasa
menjadi pendorong semangat bagi saya, terutama saat menghadapi berbagai tantangan dalam
pengembangan diri dan berkontribusi pada perubahan sosial. Meskipun mengalami berbagai rintangan,
saya melihat bahwa setiap tantangan membawa dampak positif pada pencapaian hidup saya. Berikut
adalah beberapa momen berharga dalam perjalanan hidup saya:

1. Saya sangat bangga mendapatkan kesempatan menjadi penanggung jawab kegiatan kunjungan
organisasi Solidari’Terre dari Universitas Lyon selama 3 minggu di Sumba Barat Daya (SBD). Ini
merupakan bagian dari kerja sama rutin antara Yayasan Harapan Sumba dan Universitas Lyon di
Prancis. Setiap tahun, sekitar 10-15 mahasiswa Prancis dari dua jurusan (bisnis dan teknik) datang
untuk melaksanakan kegiatan sosial di SBD. Bersama-sama dengan warga lokal, mereka
membangun sarana sanitasi, termasuk toilet dan bak air. Jika dana memungkinkan, mereka juga
berinisiatif membangun rumah belajar untuk komunitas.
Dalam pelaksanaan kegiatan, tugas saya memastikan adanya kesiapan pemerintah desa dan warga
lokal. Saya juga bertanggung jawab untuk memastikan terjalinnya kolaborasi yang baik antara
masyarakat lokal dan mahasiswa dalam menyediakan sarana sanitasi. Namun demikian
pelaksanaan kegiatan tidak selalu berjalan lancar. Ada banyak tantangan dalam perjalanannya.
Misalnya tantangan perbedaan bahasa, pemahaman warga terkait pentingnya kontribusi local dan
Kebiasaan kerja gotong royong yang semakin berkurang. Beberapa tantangan yang terjadi
sebenarnya merupakan manifestasi dari kebiasaan warga yang selama ini sering mendapatkan
bantuan cuma-cuma dari berbagai pihak, sehingga warga berpikir kegiatan ini adalah salah satunya.
Jika masalah tidak diselesaikan kegiatan berpotensi gagal. Untuk itu langkah strategis yang saya
buat adalah membangun diskusi dengan pemerintah desa untuk kembali mengingatkan masyarakat
terkait pentingnya pentingnya sanitasi. Saya juga memberikan pemahaman kepada warga terkait
mengapa bahan lokal penting untuk disiapkan sendiri yaitu untuk menumbuhkan kepemilikan lokal.
Untuk mengatasi perbedaan bahasa kami putuskan untuk menggunakan jasa guide lokal untuk
membantu komunikasi dengan warga agar tidak terjadi salah pengertian. Setelah melakukan
beberapa langkah cepat, kegiatan bisa kembali berjalan dengan lancar.
Pengalaman ini sangat membanggakan karena memberi saya peluang untuk berkontribusi dalam
penyediaan sarana sanitasi bagi warga, sekaligus membuka peluang bagi warga untuk berbagi
keanekaragaman budaya Sumba dengan pihak lain
2. Saya merasa bangga berhasil membuktikan bahwa penyandang disabilitas memiliki kapasitas dan
dapat berkontribusi dalam perubahan sosial. Keberhasilan ini termanifestasi saat program
pendampingan penyandang disabilitas yang saya pimpin mendapatkan liputan dari TV Nasional
(TVRI). Keberhasilan ini menjadi kebanggaan karena salah satu anggota difabel yang kami damping
menjadi inspirasi dalam program TV Inspirasi Indonesia.

Untuk pencapaian tersebut tidak mudah. Awalnya banyak warga yang skeptic dengan difabel.
Bahkan pada pendampingan awal ada sekretaris desa yang berkata “untuk apa kalian damping ini
alien, orang-orang aneh”. Disisi lain masih banyak warga yang melihat difabel sebagai individu yang
sakit dan harus dikasihani, sehingga menurut warga mereka seharusnya duduk diam saja di rumah
dan terima bantuan dari orang lain. Selain itu tantangan paling berat sebenarnya datang dari
difabel sendiri. Hampir semua menganggap diri mereka sudah tidak layak, mereka bahkan percaya
apa kata orang bahwa mereka adalah makhluk aneh. Ini tentu saja menyulitkan kami untuk mulai
mendampingi teman-teman difabel.

Langkah awal yang kami lakukan adalah dengan banyak komunikasi dengan mereka. Kami mulai
dengan menjadi pendengar, selanjutnya kami mulai mendiskusikan soal perasaan mereka,
tantangan dalam hidup mereka, kemudian kami mulai libatkan mereka dalam beberapa pelatihan
bersama teman difabel lainnya. Selanjutnya secara bertahap kami beri mereka tanggung jawab
mulai dari pimpin doa sampai menjadi moderator dan kami bantu untuk terhubung dengan
berbagai stakeholders pembangunan.

Memang tidak mudah, bahkan dalam proses pendampingan ada beberapa yang menolak kami,
bahkan ada yang kabur dari rumah ketika kami datang. Tapi kami tidak menyerah dan terus
mencoba untuk mendapatkan hati mereka. Sehingga sampai saat ini ada beberapa difabel yang
memiliki komunitas belajarnya sendiri, ada yang jadi pengusaha mebel, ada yang memiliki usaha
pertanian, kerajinan, bahkan ada yang jadi influencer dan yang terakhir program kami diliput oleh
TV Nasional.

Poin yang paling membanggakan adalah kami berhasil membuktikan bahwa penyandang disabilitas
mampu berkarya, dan tentu saja, momen ini akan menjadi landasan untuk advokasi kami ke depan,
terutama dalam memperjuangkan hak-hak penyandang disabilitas dan kelompok rentan lainnya.

Perjalanan ini tidaklah mudah, dan pencapaian ini merupakan hasil dari kerja keras dan cerdas.
Kolaborasi dengan berbagai pihak menjadi langkah strategis yang saya ambil untuk mewujudkan
niat baik kami. Akhirnya, upaya ini membuahkan hasil positif, dan saya merasa bangga dengan
pengalaman saya yang berharga ini.

Pengalaman yang Kurang Membanggakan

“Jangan pernah malu belajar dari kesalahan, karena setidaknya kita pernah mencoba”. Berbuat salah
merupakan bagian penting proses menjadi lebih baik. Saya yakin benar bahwa setelah belajar dari
kesalahan akan sukses ada besar yang menunggu di ujung jalan. Untuk itu maka saya memberanikan diri
untuk berbagai beberapa pengalaman kurang membagakan yang pernah saya alami untuk dapat
menjadi pembelajaran bersama:

1. Saya pernah mengalami momen mendadak ketika diminta menjadi fasilitator dalam sebuah kegiatan
yang saya selenggarakan. Peserta yang perlu saya fasilitasi pada saat itu termasuk beberapa kepala
dinas dan pimpinan lembaga. Kejadian tersebut membuat saya terkejut karena saya tidak sempat
mempersiapkan diri. Selama ini, pengalaman saya hanya sebatas memfasilitasi kegiatan di desa.
Saya merasa gugup dan sebagai fasilitator pemula, saya merasa kewalahan. Bahkan, saya merasa
kesal pada diri sendiri karena tidak mempersiapkan diri untuk momen semacam itu. Akibatnya, hasil
dari diskusi tersebut tidak optimal karena saya tidak mampu memastikan bahwa ide dan pendapat
peserta dapat diakomodir dan disepakati bersama.
Sejak insiden itu, saya bertekad untuk terus meningkatkan kemampuan saya sebagai fasilitator. Saya
membaca banyak buku untuk mendapatkan sudut pandang baru terkait multi-issue. Tentu saja, saya
juga melatih keterampilan fasilitasi dan belajar merumuskan beberapa pertanyaan kunci untuk
meningkatkan efektivitas dan makna dalam setiap proses diskusi.
Dari pengalaman ini, saya belajar bahwa kesempatan mendadak dan tantangan tak terduga adalah
bagian tak terpisahkan dari pengalaman hidup. Insiden menjadi fasilitator tanpa persiapan membuat
saya menyadari pentingnya kesiapan dan fleksibilitas dalam menghadapi situasi yang tidak terduga.
Kejadian tersebut juga memperkuat tekad saya untuk terus meningkatkan keterampilan dan
pengetahuan dalam berbagai hal yang berkaitan dengan pekerjaan saya. Saya menyadari bahwa
kemampuan untuk beradaptasi dan belajar dari setiap pengalaman, baik sukses maupun kegagalan,
adalah kunci utama dalam pengembangan diri dan profesi. Dengan demikian, pengalaman tersebut
membuka mata saya untuk selalu siap menghadapi tantangan, dan melihatnya sebagai peluang
untuk tumbuh dan berkembang.
2. Pada tahun 2014, ketika saya pertama kali mendapat tanggung jawab sebagai koordinator untuk
program pendampingan kelompok mantan pencuri dan perampok, saya menghadapi tantangan
besar. Pada saat itu, pengetahuan saya tentang tugas koordinator sangat terbatas. Saya belum
memahami konsep-konsep kunci seperti output, outcome, indikator, dan elemen-elemen penting
lainnya dalam manajemen program. Ketidakpahaman saya terhadap aspek-aspek kritis ini membuat
saya mengandalkan insting dan pengalaman melihat orang lain mengkoordinir kegiatan serupa. Ini
menyebabkan ketidakpastian dalam mengukur kemajuan program dan mencapai tujuan yang
diinginkan. Saya bahkan tidak memiliki pemahaman yang memadai tentang bagaimana membangun
hubungan yang efektif dengan pihak terkait untuk mendukung perubahan positif.
Pada awalnya, saya merasa malu dan frustasi dengan diri sendiri karena kesulitan ini. Namun,
bukannya menyerah, saya memutuskan untuk melibatkan diri secara aktif dalam pembelajaran dan
pengembangan diri. Selama kurang lebih 10 tahun sejak itu, saya dengan tekad yang kuat terus
belajar melalui berbagai pengalaman lapangan, mengikuti pelatihan-pelatihan, dan meningkatkan
pemahaman saya terhadap konsep-konsep manajemen program yang penting. Dengan perjalanan
panjang ini, saat ini saya bangga bisa menyebut diri saya sebagai seorang koordinator yang dapat
dipercaya. Saya telah berhasil mengatasi ketidakpastian awal dan membuktikan bahwa kemauan
belajar yang gigih dapat membawa perubahan positif dalam pengembangan karier dan kontribusi
saya terhadap masyarakat.
Dari pengalaman ini, saya memahami betapa pentingnya komitmen terhadap pengembangan diri
dalam menghadapi tantangan yang kompleks. Pemahaman yang mendalam terkait pekerjaan dan
konsep-konsep penting didalamnya penting untuk dimiliki. Hal ini akan sangat berkontribusi dalam
mendukung pengembangan diri dan kerja profesional saya.

Apa Hal Terakhir yang Anda Ajarkan Kepada Diri Anda Sendiri?

Tinggal di wilayah paling selatan Indonesia, di Kabupaten Sumba Barat Daya, merupakan tantangan
tersendiri. Menjadi bagian dari komunitas di Sumba telah banyak mengubah hidup saya. Sebelum
tinggal di Sumba Barat Daya saya berpikir bahwa hidup hanya tentang menghasilkan banyak uang
untuk kebutuhan ekonomi. Apalagi saya lahir dari keluarga yang pas-pasan jadi dorongan ekonomi
menjadi sangat kuat bagi saya. Karena saya yakin bahwa semua hal dapat diselesaikan dengan
financial yang cukup. Namun semua itu berubah setelah menetap dan bekerja di sumba lebih dari 10
tahun ini. Melalui pengalaman bekerja, mendampingi komunitas dan berinteraksi dengan warga,
saya menemukan makna mendalam bahwa hidup adalah perjalanan yang terus berubah, dan belajar
merupakan kunci utama untuk terus berkembang. Ekonomi dan pendidikan bukanlah alat untuk
meningkatkan keangkuhan, melainkan sarana untuk memahami bahwa kehidupan ini penuh dengan
misteri yang menanti untuk diungkap. Analogi ilmu padi yang semakin berisi semakin merunduk
mengajarkan saya untuk tetap rendah hati, karena semakin banyak pengetahuan yang kita miliki,
semakin besar tanggung jawab untuk berkontribusi.

Setiap tantangan yang muncul dalam perjalanan ini saya sambut sebagai berkat yang membentuk
karakter dan menjadi modal berharga untuk menghadapi tantangan yang lebih besar di masa depan.
Saya belajar bahwa keseluruhan pengetahuan dan pencapaian diri sejatinya tidak memiliki makna
jika tidak dapat berdampak dan bermanfaat bagi kepentingan orang banyak. Oleh karena itu, setiap
langkah dalam pengembangan diri dan karier saya selalu saya arahkan untuk memberikan nilai
tambah pada masyarakat. Melalui proses belajar ini, saya merasakan kepuasan yang mendalam saat
kontribusi saya dapat dirasakan oleh orang lain dan menjadi pijakan yang kuat untuk terus berkarya
dan berbagi.

Jika saya melihat diri saya yang sekarang, saya tidak malu untuk mengatakan bahwa saya pernah
salah memandang hidup. Saat ini saya sadar bahwa yang dibutuhkan untuk menjadi berarti
bukanlah sekedar uang. Untuk jadi berharga dan berarti dibutuhkan karya nyata yang berdampak
positif baik bagi diri sendiri, keluarga dan masyarakat yang lebih luas. Refleksi ini akhirnya membawa
saya pada kesadaran bahwa saya harus terus belajar dan mengambangkan diri dan menjadi berkat
bagi orang lain.

Kesalahan Apa Yang Pernah Anda Lakukan Selama Belajar/Bekerja

Kesalahan yang pernah saya lakukan adalah kurang teliti dalam mempersiapkan dan mereview dokumen
administrasi lapangan. Kesalahan ini berdampak cukup buruk untuk pelaksanaan program saya saat itu.
Program yang saya koordinir bahkan terindikasi melakukan Fraud karena saya tidak teliti. Kejadiannya
pada tahun 2019, saat itu selain melaksanakan program pendampingan difabel, saya juga mengkoordinir
beberapa bantuan untuk merespon pandemic COVID-19. Ada cukup banyak bantuan yang
didistribusikan ke desa dan sekolah. Beberapa bantuan seperti masker, antiseptic, ember cuci tangan,
sabun dan beberapa alat dan bahan untuk membuat antiseptic secara mandiri. Pelaksanaan kegiatan ini
tentu saja membutuhkan dokumen administrasi yang cukup banyak. Beberapa dokumen mulai dari
perencanaan, penawaran vendor, Kontrak, Berita acara serah terima dari vendor, kartu stok, berita
acara serah terima di desa atau sekolah dan beberapa dokumen lain sebagai alat verifikasi misalnya foto
serah terima.

Kesalah yang terjadi menurut saya saat itu sangat kecil, tetapi berdasarkan aturan pengelolaan
keuangan tidak ada toleransi untuk kesalahan yang kecil sekalipun. Saat itu kami melakukan pengadaan
ember untuk cuci tangan di dua vendor yang berbeda karena stok yang terbatas di salah satu vendor.
Pada kwitansi pembayaran untuk vendor A item yang dibelanjakan ditulis “ pembelian ember cuci
tangan” sedangkan di vendor B tertera dalam kwitansi pembelian ember kran”, padahal ini adalah 2
item yang sama, yang dibeli di 2 tempat yang berbeda.

Kesalahan saya adalah ketika proses distribusi dan pengisian berita acara serah terima di desa saya tidak
teliti mereview dokumen yang diserahkan oleh pendamping lapangan. Pada berita acara, kami mengisi
deskripsi item sebagai serah terima “ember cuci tangan” untuk semua ember yang kami beli dan
serahkan. Padahal harusnya ada dua jenis berita acara untuk “ember cuci tangan dan ember kran”
dibedakan menyesuaikan kwitansi yang kami dapat dari vendor. Ini merupakan kesalah kecil yang fatal
menurut pendamping keuangan kami saat itu.

Akhirnya setelah klarifikasi dan memberikan sejumlah bukti pendukung, masalah tersebut bisa
diselesaikan. Sejak saat itu saya menjadi lebih teliti membaca setiap dokumen yang masuk dari
lapangan. Akhirnya saat ini pengelolaan keuangan kami di program sering dijadikan sebagai rujukan
belajar untuk beberapa mitra yang dibiayai oleh donor yang sama.

Pengalaman kesalahan administrasi pada program sebelumnya mengajarkan saya pentingnya kehati-
hatian dan ketelitian dalam memeriksa setiap detail dokumen. Kecilnya kesalahan dapat memiliki
dampak besar, terutama dalam pengelolaan keuangan yang memerlukan akurasi tinggi.

Apakah Anda Pernah Melakukan Tugas Di Luar Ruang Lingkup Tugas Anda Yang Seharusnya? Jelaskan

Saat ini saya bekerja di Yayasan Harapan Sumba sebagai Relationship Manager pada program
pendampingan penyandang disabilitas di Sumba Barat Daya (SBD). Tugas saya adalah memastikan
pelaksanaan program berkontribusi pada kesetaraan aksesibilitas dan inklusi sosial bagi penyandang
disabilitas di wilayah dampingan. Dengan demikian tugas saya lebih banyak fokus pada mengkoordinir
kegiatan, membangun komunikasi dengan berbagai pihak untuk mendorong inklusivitas di SBD. Tetapi
pada tanggal 9 November 2023, saya ditugaskan untuk menjadi moderator pada kegiatan Bimbingan
Teknis Penyedia Layanan Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA). Kegiatan ini semakin menarik
dengan pembicara dari Dinas P3A Provinsi NTT dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak.

Ini merupakan kegiatan diluar lingkup tugas saya. Selama ini saya fokus pada pendampingan
komunitas di desa. Pada kegiatan pendampingan di komunitas, biasanya saya berkomunikasi secara non
formal tanpa memikirkan poin-poin kunci diskusi. Kami sering diskusi apa saja dengan warga sesuai
kebutuhan dan minat mereka. Sedangkan menjadi moderator tentu saja saya harus bicara lebih runtut,
kritis dan memastikan diskusi yang terbangun sesuai dengan tema yang disepakati. Selain itu, isu
pembelajaran keluarga bukan sesuatu yang familiar buat saya. Tentu saja saya ragu dan sempat tidak
percaya diri menerima tugas yang diberikan. Apalagi tugas saya adalah memastikan bahwa informasi
yang disampaikan pembicara dapat dielaborasi lebih jauh agar dapat lebih mudah dipahami dan benar-
benar kontekstual.

Walaupun demikian saya tetap menerima tugas tersebut, karena saya pikir ini adalah peluang
yang langkah. Dalam rangka menyongsong pelaksanaan kegiatan, saya mempersiapkan diri dengan
membaca sejumlah literatur terkait pengasuhan anak, membuat pertanyaan kunci dan membuat
simulasi tanya jawab. Pada intinya untuk menghadirkan kegiatan berkualitas, saya mempersiapkan diri
dengan sungguh untuk moment tersebut.

Ketika hari pelaksanaan kegiatan, saya lebih percaya diri karena telah melewati sejumlah latihan
secara mandiri. Peserta yang terlibat pada kegiatan tersebut berasal dari 4 kabupaten di Sumba, kurang
lebih sekitar 50 peserta. Kemudian dengan percaya diri saya memandu proses diskusi tersebut. Saya
melontarkan sejumlah pertanyaan kunci untuk mengelaborasi informasi dari narasumber dan memandu
proses tanya jawab interaktif dengan sejumlah peserta. Pada akhirnya, saya sangat menikmati proses
tersebut, tidak ada lagi keraguan bahwa saya tidak mampu. Selanjutnya, kegiatan berjalan sangat lancar
tanpa ada hambatan apapun.

Sebutkan Dan Jelaskan 1 (satu) Hal Yang Membedakan Anda Dengan Peserta Lainnya

Saya adalah seorang perencana yang inovatif dalam setiap kegiatan saya. Sejak lebih dari
sepuluh tahun yang lalu, komitmen dan konsistensi saya dalam mengabdi untuk pemberdayaan
masyarakat telah menjadi pondasi utama dalam perjalanan hidup saya. Dedikasi ini tercermin dalam
ketekunan saya menghadapi dan menyelesaikan berbagai tantangan. Selama ini, saya tidak hanya
terlibat dalam proses perencanaan, tetapi juga merumuskan solusi kreatif, melakukan monitoring,
evaluasi, dan menarik pembelajaran dari berbagai masalah kompleks yang dihadapi oleh masyarakat.
Saya yakin bahwa kreativitas adalah kunci utama dalam merencanakan dan menemukan solusi yang
inovatif.

Beberapa inovasi yang telah saya jalankan di komunitas mencakup langkah-langkah strategis
untuk meningkatkan partisipasi dan dukungan pemerintah desa. Sebagai contoh, saya pernah bersama
pemimpin desa menciptakan sebuah koran desa sebagai alat kampanye untuk mengkampanyekan
program-program desa. Dalam koran tersebut, saya juga menyelipkan informasi tentang program yang
kami gagas. Saya juga mendorong penyebarluasan koran tersebut ke seluruh desa. Dengan demikian
menciptakan pemahaman bahwa saya telah memberikan kontribusi nyata pada tingkat desa. Hal ini
mempermudah saya dalam membangun diskusi dengan pemerintah desa terkait alokasi dana desa
untuk mendukung keberlanjutan program-program pemberdayaan yang kami gagas.

Salah satu pencapaian lain yang patut dicontoh adalah upaya saya dalam mengajak difabel
untuk berkontribusi aktif dalam komunitas. Saya bertemu dengan seseorang difabel yang sudah 11
tahun tidak keluar rumah, namun memiliki potensi karena pernah kuliah Teologi. Dalam berinteraksi
dengan beliau, saya berfokus pada topik yang diminatinya yaitu terkait dengan kerohanian dan iman
kepada Kristus. Melalui beberapa diskusi, beliau mulai terbuka dan lebih responsif. Setelah sekian lama
beriteraksi beliau sudah mulai terbuka dan berani keluar dari desa untuk mengikuti kegiatan di kota.
Setelah pendampingan yang cukup intensif Matius pernah berkata “di Kitab Suci dikatakan bahwa
manusia hidup sampai 60 tahun, saat ini saya sudah 40 tahun, berarti masih ada waktu 20 tahun lagi
untuk berkarya”. Saat ini, saya dan tim sedang mendukungnya agar terlibat dalam komunitas belajar.
Kami mulai mengirimkan bebeapa tulisan cerpen anak untuk di review oleh Matius. Dengan mulai
terlibat dalam hal yang kecil harapannya semangat beliau meningkat dan keyakinannya untuk
berkontribusi lebih besar terhadap desanya semakin kuat.

Dengan kemampuan merencanakan, mengeksekusi dan menarik pembelajaran saya mampu


merancang strategi yang inovatif dalam mendukung pelaksanaan program yang inklusif untuk
meningkatkan harkat dan martabat warga.

Ringkasan Kontribusi Pasca Studi

Untuk mendorong perubahan yang konkrit di masyarakat, maka pasca studi saya akan kembali
bekerja sebagai pekerja social. Saya akan bekerja di NGO pada isu pengembangan masyarakat pedesaan.
Dalam pengabdian di masyarakat, saya akan mengupayakan adanya kolaborasi yang produktif lintas
stakeholders baik pemerintah, sector swasta, institusi pendidikan dan penggiat media untuk
meningkatkan daya kritiis warga dalam mendorong perubahan social. Dengan menginisiasi keterlibatan
bebagai pihak harapanya dapat melahirkan inisiatif dan inovasi dalam merespon berbagai konflik dan
masalah social di komunitas.

Anda mungkin juga menyukai