Anda di halaman 1dari 13

ALUR LAUT KEPULAUAN INDONESIA (ALKI) SEBAGAI

SISTEM PERTAHANAN NEGARA DI LAUT

PROPOSAL RENCANA PENELITIAN DISERTASI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti Seleksi Calon Mahasiswa Baru
Pada
Program Studi Doktor Ilmu Pertahanan
Universitas Pertahanan

Oleh:

JAKA SANTOSA ADIWARDOYO

PROGRAM STUDI DOKTOR ILMU PERTAHANAN


UNIVERSITAS PERTAHANAN
2018
ALUR LAUT KEPULAUAN INDONESIA (ALKI) SEBAGAI
SISTEM PERTAHANAN NEGARA DI LAUT

PROPOSAL RENCANA PENELITIAN DISERTASI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti Seleksi Calon Mahasiswa Baru
Pada
Program Studi Doktor Ilmu Pertahanan
Universitas Pertahanan

Oleh:
JAKA SANTOSA ADIWARDOYO

PROGRAM STUDI DOKTOR ILMU PERTAHANAN


UNIVERSITAS PERTAHANAN
2018
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Alloh SWT, atas

limpahan rahmat dan hidayah-Mu penulis dapat menyajikan tulisan

proposal penelitian disertasi yang berjudul : Alur Laut Kepulauan

Indonesia (ALKI) sebagai Sistem Pertahanan Negara di Laut.

Tulisan proposal penelitian ini disajikan sebagai persyaratan untuk

mengikuti seleksi sebagai calon mahasiswa doctoral (S3) pada Ilmu

Pertahanan Universitas Pertahanan.

Di dalam tulisan ini, disajikan pokok-pokok bahasan yang meliputi

latar belakang, permasalahan, tujuan dan manfaat penelitihan, keaslian

penelitihan, kerangka teori dan metode penelitihan.

Sangat disadari bahwa dengan kekurangan dan keterbatasan yang

dimiliki penulis, walaupun telah dikerahkan segala kemampuan untuk lebih

teliti, tetapi masih dirasakan banyak kekurangan baik dalam tulisan

maupun isi yang terkandung di dalamnya, oleh karena itu penulis

mengharapkan saran yang membangun agar tulisan ini bermanfaat bagi

yang membutuhkan.

Bogor, 28 Juni 2018


Penyusun,

Jaka Santosa Adiwardoyo


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................................

KATA PENGANTAR......................................................................................

DAFTAR ISI....................................................................................................

A. Latar Belakang..........................................................................................

B. Permasalahan...........................................................................................

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.................................................................

D. Metode Penelitian.....................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................

LAMPIRAN.....................................................................................................
ALUR LAUT KEPULAUAN INDONESIA (ALKI) SEBAGAI
SISTEM PERTAHANAN NEGARA DI LAUT

A. Latar Belakang

Indonesia sebagai Negara kepulaun berkewajiban memberikan

akses untuk lintas bagi kapal-kapal asing yang berlayar secara damai

melalui perairan Indonesia. Sebagaimana diatur dalam Bab IV UNCLOS

1982 di Negara kepulauan dikenal dengan 2 rejim lintas yaitu lintas damai

dan lintas alur laut kepulauan. Lintas damai merupakan hak untuk

dinikmati bagi kapal semua negara yang dilaksanakan secara terus

menerus, langsung dan secepat mungkin serta tidak merugikan bagi

kedamaian, ketertiban atau keamanan negara pantai. Ketentuan

mengenai lintas damai di laut teritorial berpedoman kepada Bab II bagian

3 UNCLOS 1982. Pasal 52 UNCLOS 1982 menyebutkan, bahwa :

1. Dengan tunduk pada ketentuan pasal 53 dan tanpa mengurangi


arti ketentuan pasal 50, kapal semua Negara menikmati hak
lintas damai melalui perairan kepulauan sesuai dengan
ketentuan dalam Bab II, bagian 3.
2. Negara Kepulauan dapat, tanpa mengadakan diskriminasi
formal maupun diskriminasi nyata diantara kapal asing,
menangguhkan sementara lintas damai kapal asing di daerah
tertentu perairan kepulauannya, apabila penangguhan demikian
sangat perlu untuk melindungi keamanannya. Penangguhan
demikian akan berlaku hanya setelah diumumkan sebagaimana
mestinya.

Ketentuan mengenai hak lintas damai telah diatur dalam Undang-undang

Republik Indonesia Nomor 6 tahun 1996 tentang Perairan Indonesia Bab

II Bagian pertama dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor


36 tahun 2002 tentang Hak dan Kewajiban Kapal Asing dalam

Melaksanakan Lintas Damai melalui Perairan Indonesia.

Selain lintas damai di perairan kepulauan juga dapat berlaku lintas

alur kepulauan yang biasa dilayari bagi kapal-kapal secara internasional.

Lintas alur laut kepulauan merupakan pelaksanaan hak pelayaran dan

penerbangan sesuai dengan ketentuan yang telah diatur. Lintas ini dalam

cara normal semata-mata untuk melakukan transit yang terus menerus,

langsung dan secepat mungkin serta tidak terhalang antara satu bagian

laut lepas atau zona ekonomi eksklusif dan bagian laut lepas atau zona

ekonomi eksklusif lainnya. Pasal 53 (1) UNCLOS 1982 menyebutkan

bahwa Negara kepulauan dapat menetapkan alur laut kepulauan dan rute

penerbangan di atas alur tersebut yang cocok digunakan untuk lintas

kapal dan pesawat udara asing yang terus menerus dan langsung serta

secepat mungkin. Ketentuan hukum tentang hak lintas alur laut kepulauan

secara lengkap diatur dalam Pasal 53 UNCLOS 1982, sedangkan hukum

nasional diatur dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 6 tahun

1996 tentang Perairan Indonesia Bab II Bagian kedua dan Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 tahun 2002 tentang Hak dan

Kewajiban Kapal dan Pesawat Udara Asing dalam Melaksanakan Hak

Lintas Alur Kepulauan melalui Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI).

Untuk mengakomodasikan Pasal 53 UNCLOS 1982 tersebut dan

untuk melindungi kepentingan negara Indonesia serta kelancaran dan

keamanan bagi kapal-kapal yang melintas di alur laut kepulauan,


Indonesia telah menetapkan 3 Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI).

Ketiga alur laut kepulauan tersebut yaitu ALKI I yang membentang dari

Laut China Selatan – Laut Natuna – Selat Karimata – Laut Jawa – Selat

Sunda – Samudera Hindia. ALKI II membentang dari Laut Sulawesi –

Selat Makassar – Selat Lombok – Samudera Hindia dan ALKI III

membentang dari Samudera Pasifik – Laut Maluku – Laut Seram –

selanjutnya terbagi 3 dengan melalui Laut Sawu, Laut Timor dan Laut

Arafuru. Secara resmi usulan Indonesia terhadap ketiga ALKI tersebut

pada tanggal 19 Mei 1998 telah diterima (adopt) pada Sidang Pleno MSC-

69 IMO. Dengan demikian bagi Negara Indonesia yang telah menetapkan

3 ALKI dan bagi pengguna alur laut kepulauan tersebut tunduk kepada

ketentuan sebagaimana yang diatur dalam Pasal 53 UNCLOS 1982.

Dengan memperhatikan ketentuan Pasal 53 UNCLOS 1982 sudah

menjadi kewajiban bagi Indonesia untuk memberikan rasa aman bagi

kapal-kapal yang melintas secara terus menerus, langsung dan secepat

mungkin melalui ALKI. Bagi kapal dan pesawat udara yang

melaksanakan lintas alur laut kepulauan melalui perairan kepulauan harus

melakukan dalam cara normal semata-mata untuk melakukan transit yang

terus menerus, langsung dan secepat mungkin serta tidak terhalang.

Dengan demikian kapal kapal selam dan kendaraan bawah air lainnya

dapat melakukan navigasi secara normal tanpa harus muncul di atas

permukaan air dan menunjukan benderanya. Sesuai dengan ketentuan

Pasal 42 UNCLOS 1982, kapal yang melaksanakan lintas alur laut


kepulauan harus mematuhi semua peraturan perundang-undangan

Negara pantai dan semua peraturan internasional.

Keberadaan ALKI untuk memenuhi ketentuan yang diatur dalam

UNCLOS sebagai konsekwensi negara kepulauan agar perairan lain tidak

dimanfaatkan secara bebas oleh Negara lain. Disisi lain keberadaan ALKI

dapat dimanfatkan sebagai sistem pertahanan Negara di laut bagi

Indonesia apabila dikelola dengan baik karena ALKI merupakan pintu

utama masuk ke Indonesia melalui laut.

B. Permasalahan

Berdasarkan kepada latar belakang yang telah diuraikan di atas,

maka masalah yang dapat diidentifikasi adalah : Indonesia sebagai

negara kepulauan terbesar di dunia dan posisinya merupakan jalur lalu

lintas pelayaran yang cukup padat, telah menetapkan tiga alur laut

kepulauan yang cocok digunakan untuk lintas bagi kapal dan pesawat

udara asing secara terus menerus dan langsung serta secepat mungkin

melalui atau di atas perairan kepulauan Indonesia. Tiga alur laut

kepulauan tersebut dari arah utara ke selatan melewati perairan

kepulauan Indonesia merupakan rute yang biasa dipergunakan untuk lalu

lintas pelayaran internasional. Hal ditetapkannya alur laut kepulauan ini

untuk memenuhi ketentuan sebagaimana diatur dalam Pasal 53 UNCLOS

1982. ALKI yang telah ditetapkan oleh Indonesia tersebut telah dilaporkan

ke PBB. Dengan demikian negara Indonesia, sebagai Negara yang telah

meratifikasi UNCLOS 1982, selain memiliki kewajiban untuk


mengimplementasikan UNCLOS 1982 ke dalam peraturan perundang-

undangannya, juga harus menjaga ALKI tersebut dari bahaya navigasi

dan memberikan rasa aman bagi yang melintas.

Indonesia harus dapat menjaga agar ALKI tidak dimanfaatkan oleh

Negara lain dengan melakukan kegiatan yang dapat merugikan

kepentingan Indonesia. Diharapkan dengan memanfaatkan keberadaan

ALKI dengan baik maka system pertahanan Negara di laut dapat

dibangun.

C. Tujuan dan manfaat penelitian.

Sesuai dengan latar belakang dan pernyataan masalah yang telah

diuraikan tersebut di atas, maka tujuan penelitian dan manfaat penelitian

adalah sebagai berikut :

1. Tujuan Penelitian.

a. Mempelajari hukum internasional yang mengatur

tentang penetapan alur-alur laut kepulauan dan latar

belakangnya.

b. Mengetahui implementasi penetapan alur laut

kepulauan dalam peraturan perundang-undangan nasional.

c. Mempelajari dengan memanfaatkan keberadaan ALKI

system pertahanan Negara di laut dapat terbangun.


2. Manfaat Penelitian.

a. Teoritis.

Secara teoritis, manfaat penelitian ini diharapkan

dapat berguna sebagai sumbangan pemikiran yang dapat

bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan,

khususnya ilmu pertahanan, lebih khusus lagi dalam upaya

mengimplementasikan hukum laut internasional sesuai

UNCLOS 1982 terutama Pasal 53 tentang hak lintas alur

kepulauan. Dikaitkan dengan pasal tersebut Indonesia yang

telah menetapkan alur laut kepulauan Indonesia (ALKI),

dalam pelaksanaannya dapat dimanfaatkan untuk

membangun system pertahanan Negara di laut.

b. Praktis.

Secara praktis, manfaat penelitian ini diharapkan

dapat memberikan masukan pada pemerintah umumnya,

khususnya instansi terkait diantaranya Kementerian

Pertahanan, Kementerian Perhubungan, Kementerian Luar

Negeri, Kementerian Kelautan dan Perikanan dan Mabes

TNI / TNI AL dan seluruh lembaga yang menangani

penyusunan peraturan terkait serta pelaksana di lapangan

agar dapat memanfaatkan keberadaan Alur Laut Kepulauan


Indonesia (ALKI) guna membangun system pertahanan

Negara di laut.

D. Metode Penelitian.

1. Metode yang digunakan

a. Normatif.

Dalam penelitihan ini, penulis menggunakan metode

penelitihan normatif atau yang biasa disebut penelitian

dogmatis atau doktrial (legal research).

b. Empiris.

Melakukan penelitian di lapangan baik melalui

pengamatan, wawancara ataupun penyebaran kuesioner.

2. Data yang digunakan

a. Data Sekunder.

Data yang dipergunakan dalam penulisan ini

bersumber dari aturan-aturan baik internasional maupun

nasional, perjanjian internasional, buku-buku dan sumber

bacaan lainnya.

b. Data Primer.

Untuk melengkapi penelitian ini agar analisa dan

pembahasan lebih mendalam maka penulis berusaha untuk


melengkapi dengan data primer yaitu kasus yang pernah

terjadi yang berkaitan dengan penetapan ALKI.

3. Pendekatan Penelitian.

Dalam penulisan ini, penulis mempergunakan pendekatan

penelitian kualitatif bersifat eksploratoris karena berusaha

mengeksplorasi terhadap suatu permasalahan walaupun dengan

sedikit informasi. Sedangkan penarikan kesimpulan penelitian

kualitatif dilakukan dengan menggunakan logikan deduktif yaitu

berangkat dari hal-hal yang bersifat umum untuk menuju ke hal-hal

yang bersifat khusus berdasarkan informasi-informasi yang

membangunnya kemudian dikelaskan ke dalam suatu konsep.

4. Analisis Data

Peneliti akan melaksanakan analisis data dengan menelaah

seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara,

pengamatan, yang sudah ditulis dalam catatan lapangan, dokumen

pribadi, dokumen resmi, gambar foto, dan sebagainya.


Luas wil perairan : 5.800.000
Panjang
Km². Grs Pantai : 80.791 K
Luas wil Laut Ter : 3.100.000
Panjang
Km². Base Line : 13.179 K
Luas wil laut ZEEI : 2.700.000
Jumlah
Km².Pulau : 17.499 P

Sumber : Dishidros TNI AL tahun 2010

Anda mungkin juga menyukai