net/publication/363886146
CITATIONS READS
0 194
5 authors, including:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Ema Yunita Titisari on 28 September 2022.
Titisari, E.Y.*1, Asikin, D.2, Ardiarini, N.R.3, Kusumaningrum, A.4, Kusumastuti, A.E.5
1
Dept of Architecture, Faculty of Engineering, Brawijaya University; Jl. Mayjend MT Haryono 167 Malang
2
Dept of Architecture, Faculty of Engineering, Brawijaya University
3
Faculty of Agriculture, Brawijaya University
3
Faculty of Law, Brawijaya University
3
Faculty of Animal Husbandry, Brawijaya University
e-mail: *1ema_yunita@ub.ac.id
Abstrak
Eduwisata Kampung Buah Bercahaya di Kelurahan Buring, Kota Malang mengusung konsep communal
branding dengan penekanan pada pertanian organik-terpadu untuk meningkatkan ekonomi masyarakat dan
kelestarian lingkungan. Kampung peri-urban ini memiliki potensi agraris cukup besar. Sebagai kampung
eduwisata, Kampung Baran memerlukan produk-produk unggulan, dalam hal ini bunga telang dalam bentuk teh
telang keing, celup, dan minuman segar. Penetapan strategi dilakukan melaui 3 tahap, yakni: pemetaan potensi
lokal dan permsalahan secara deskriptif, penyusunan gagasan solutif berdasarkan analisis SWOT, dan penetapan
strategi pemberdayaan. Pemetaan potensi dan permasalahan dilakukan secara deskriptif dengan fokus pada aspek
potensi alamiah dan sosial. Analisis SWOT dilakukan untuk menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman dari gagasan solutif yang diajukan, dalam hal ini budidaya dan pengolahan bunga telang secara bersama-
sama. Dari hasil analisis, strategi pemberdayaan dilakukan melalui komunikasi dan interaksi yang baik melalui
forum dan jamaah pengajian, pendampingan secara intensif dengan jembatan inovator (mulai dari kegiatan
pembudidayaan, pemanfaatan tanaman telang sebagai elemen lanskap, proses pengolahan, pemasaran, dan
manajemen usaha), berfokus pada masyarakat, dan membangun jejaring sebagai penguat communal branding.
Abstract
Kampung Buah Bercahaya Edutourism in Buring, Malang City carries the concept of communal branding
with an emphasis on organic-integrated agriculture to improve the community's economy and environmental
sustainability. This peri-urban village has considerable agrarian potential. As an edutourism, Kampung Baran
requires flagships products. Telang tea has chosen as one of the flagship product. The strategy in developing
flagships product is carried out through 3 stages, namely: mapping local potentials and problems descriptively,
formulating solution ideas based on SWOT analysis, and determining empowerment strategies. The mapping of
potentials and problems is carried out descriptively with a focus on aspects of natural and social potential. A
SWOT analysis was conducted to analyze the strengths, weaknesses, opportunities, and threats of the proposed
solution, in this case the cultivation and processing of telang flowers. From the results of the analysis, the
empowerment strategy is carried out through good communication and social-interaction. This can be developed
through the recitation forums. The second strategy is intensive assistance through the innovators as the bridges
between the society, academics and government. The third strategy is focusing on the community, and building
networks as reinforcement of communal branding.
permasalahan Kampung Baran secara deskriptif Permasalahan utama dalam hal pertanian
khususnya terkait potensi alamiah dan sosialnya. terutama adalah air (Haribowo, 2018). Sumber air di
Penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang Kampung Baran sangat dalam, sekitar 50-100meter
mendeskripsikan keadaan objek, populasi, atau di dalam tanah. Tidak ada sugai besar sebagai sumber
gejala. Riset deskriptif bertujuan untuk menjelaskan air bersih yang mengalir di tengah kampung,
keadaan objek tersebut secara menyeluruh atau sesuai sehingga lahan pertanian tidak dapat mengandalkan
dengan fokus penelitian (Moleong, 2015). Dalam air sungai dan air sumber. Oleh karena itu, padi tidak
penelitian ini, dilakukan pemetaan secara deskriptif cocok ditanam di tempat ini. Hal ini berpengaruh
kondisi Kampung Baran, dengan dua fokus amatan pada jenis makanan utama warga Kampung Baran
utama, yakni lingkungan alam dan sosial-budaya. jaman dahulu, yaitu singkong, jagung, dan umbi-
Pada lingkungan sosial, unit yang diamati adalah umbian lain seperti suweg (porang), ubi jalar, dan
kegiatan sosial, interaksi sosial, dan kultur mbothe. Jenis makanan ini kini sudah tidak lagi
masyarakat. Pada lingkungan alam, unit yang diamati populer di kalangan generasi muda.
adalah jenis tanaman pertanian dan pemanfaatan Komoditas andalan warga Kampung Baran
lahan. Observasi dilakukan secara langsung di adalah empon-empon dan cabai. Kampung ini
lapangan. Wawancara dilakukan kepada narasumber, merupakan bagian dari wilayah Kelurahan Buring
yakni warga Kampung Baran, pemuka masyarakat, Kecamatan kedungkandang sebagai penghasil
dan pihak-pihak yang terkaii langsung dengan empon-empon dan cabai terbesar di Kota Malang.
program pembangunan di Kampung Baran. Wilayah ini juga merupakan wilayah dengan lahan
Pada tahap kedua dilakukan analisis SWOT hijau atau lahan pertanian terluas di Kota Malang (E.
untuk mengevaluasi kekuatan (strength), kelemahan Y. Titisari et al., 2022). Warga Baran menjual produk
(weakness), peluang (opportunity), dan ancaman pertaniannya dalam bentuk mentah / belum diolah ke
(threats) rencana pengembangan teh telang sebagai tengkulak dengan harga yang murah. Harga panen
produk unggulan. Analisis SWOT akan kunyit atau cabai saat panen bisa hanya Rp. 2.000,-
menghasilkan rekomendasi atau strategi yang dapat /kg. Kondisi ini berdampak pada rendahnya tingkat
memanfaatkan kekuatan, mengeliminir kelemahan, ekonomi masyarakat. Selain bertani, warga Baran
memanfaatkan peluang, dan mengantisipasi ancaman juga memelihara hewan ternak, terutama sapi (E.
yang mungkin muncul (Miandehi & Masrouri, 2013; Titisari et al., 2022).
Sarsby, 2016). Pada tahap berikutnya, ditetapkan Sulitnya usaha di bidang pertanian
strategi pemberdayaan dalam pengolahan bunga menyebabkan minat masyarakat untuk
telang menjadi produk unggulan Kampung wisata. mengembangkan pertanian rendah. Kini sebagian
warga bekerja sebagai buruh tani, buruh pabrik, dan
buruh bangunan. Tingkat pendidikan juga tergolong
3. HASIL DAN PEMBAHASAN rendah, rata-rata lulusan SD dan SMP. Warga yang
sebagian besar merupakan keturunan Madura
3.1. Deskripsi kondisi alamiah dan sosial Pendalungan ini dahulu merupakan pemilik tanah di
Kampung Baran kampung Baran. Namun sebagian besar warga sudah
menjualnya, atau mewariskan tanahnya kepada anak
Dari penelitian yang pernah dilakukan diketahui cucu mereka. Kini sebagian besar lahan produktif di
bahwa Kampung Baran memiliki potensi agraris Kampung Baran sudah buan lagi milik warga.
yang cukup besar dengan sebagian besar Dengan bekerja sebagai buruh, waktu produktif
penduduknya bekerja sebagai buruh tani, buruh warga Baran termasuk cukup padat. Mereka bekerja
pabrik, dan buruh bangunan (E. Y. Titisari et al., dari pagi hingga petang. Bagi buruh pabrik dan buruh
2022). Di Kampung Baran banyak ditemukan pohon bangunan, mereka bekerja selama enam hari kerja.
buah-buahan terutama nangka, pisang, dan labu. Buruh tani bekerja penuh selama tujuh hari kerja.
Penduduk juga menanam tanaman hortikultura dan Dengan waktu libur yang relatif terbatas, interaksi
empon-empon (kunyit, jahe, kencur, dll). sosial tetap terjalin dengan baik. Terbukti dengan
Kampung Baran terletak di punggung Gunung tradisi biyada atau saling membantu ketika tetangga
Buring dengan panorama yang cukup indah membutuhkan bantuan untuk ritual-tradisional yang
didominasi lahan hijau. Muka tanahnya berkontur mereka selenggarakan, misalnya: pernikahan,
sebagaimana umumnya tanah pegunungan. Tanahnya mendoakan orang tua yang sudah meninggal (haul,
juga cukup subut, terbukti tanaman dapat tumbuh selametan, dll), khitanan, dan lain-lain.
subur di Kampung Baran. Kerja bakti membersihkan kampung tampaknya
bukan tradisi masyarakat Baran, karena menurut
r, implies research results (First Author)
◼ ISSN: 1978-1520
penuturan narasumber, kerja bakti jarang sekali mudah diterima jika dicampur dengan lemon,
dilakukan di Kampung Baran. Peneliti juga tidak mint, atau yang lain sehingga dapat menjadi
menemukan kegiatan sosial seperti pertemuan PKK alternatif minuman segar baru (Minh, 2020;
dan Dasawisma. Tetapi masyarakat rutin berkumpul Sulistyowati et al., 2021). Bunga telang juga
dalam kegiatan pengajian, tahlil, diba’. Sholat seringkali digunakan masyarakat sebagai
berjamaah dilaksanakan di masjid terutama oleh para
laki-laki.
pewarna alami untuk makanan dan minuman
Dengan latar budaya Madura Pendalungan, Bunga telang berhabitat di daerah tropis
warga Baran memiliki hubungan kekerabatan yang lembab. Pertumbuhan bunga telang terbaik di
kuat. Satu klaster, yang notabene adalah keluarga bawah sinar matahari penuh. Habitat bunga
besar yang masih memiiki pertalian darah (batih), telang adalah tumbuhan tropika dataran rendah
umumnya memiliki langgar atau musholla sendiri lembab dan agak lembab. Bunga telang dapat
(Indeswari et al., 2013; Wulandari et al., 2010). Satu ditanam di pot atau di polybag, meskipun tentu
klaster tersebut dapat terdiri dari ayah, ibu, anak- saja akan tumbuh lebih baik jika ditanam
anak, saudara kansung, dan keponakan. Pola langsung di tanah (Parwata et al., 2016). Telang
permukiman semacam ini merupakan turunan dari termasuk kelompok leguminosa, yang tahan
tradisi bermukim suku Madura dalam sebuah taneyan
terhadap perubahan musim dan kondisi tanah
lanjheng (Ridjal, 2014).
Stigma negatif pernah sangat melekat sebagai
Telang mampu bertahan di daerah tropis maupun
kampung yang tidak aman, banyak terjadi tindakan subtropis. Telang tahan terhadap kekeringan,
kriminalitas terutama pencurian di Kampung Baran. kelembapan tropis, sinar matahari penuh, dan
Hal ini menjadi alasan warga menyimpan sapi curah hujan dengan rata-rata tahunan 2.000 mm.
mereka di area dapur, di bagian belakang rumah. Telang dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah,
Melalui peran berbagai pihak kampung Baran kini namun akan tumbuh baik pada tanah berpasir
jauh lebih aman, dengan penduduk yang ramah. dan tanah liat merah dengan pH tanah 5,5-8,9.
Meski demikian warga belum banyak terbuka Berdasarkan karakteristik tanaman telang
terhadap perubahan, dan motivasi untuk maju juga dan karakteristik alamiah Kampung Baran, maka
masih perlu diperkuat. Hal ini diketahui dari bunga telang dapat tumbuh dengan baik di
partisipasi masyarakat pada program pengembangan
Kampung Baran. Hal ini sudah diuji-cobakan
kampung dan upaya memperkenalkan mereka dengan
teknologi baru. Untuk itu, perlu pendekatan dan
dan tanaman telang ternyata dapat tumbuh subur
pendampingan yang untensif bagi setiap program di Kampung Baran. Telang dapat dimanfaatkan
pembangunan di Kampung Baran. sebagai tanaman pagar dan elemen lansekap
lainnya.
Hasil analisis SWOT menunjukkan bahwa telang menengah atas, karena ketersediaan bahan
memiliki peluang untuk dikembangkan sebagai organik yang masih sedikit sehingga
produk unggulan karena sesuai dengan kriteria harganya cukup mahal (Suharjo & Harianto,
kegiatan, yaitu: 2019). Gaya hidup sehat yang menjadi trend
1. Sesuai dengan kondisi alamiah kampung gaya hidup saat ini memberi ruang bagi pasar
Baran sehingga mudah dibudidayakan makanan dan produk herbal-organik (Suharjo
2. Mudah dilakukan, tidak memerlukan & Harianto, 2019). Untuk itu, kriteria
keterampilan khusus, dan bisa menjadi usaha tambahan produk the telang antara lain
sampingan. Pengolahan bunga telang relatif adanya added value yakni produk berbasis
mudah dan tidak memerlukan alat-alat yang organik, mendukung terciptanya lanskap
mahal. hijau yang khas, dan memiliki manfaat untuk
3. Memiliki target pasar yang cukup luas karena kesehatan. Kriteria tambahan ini
adanya trend gaya hidup modern yang sehat. menyelaraskan dengan gaya hidup
Pasca pandemi masyarakat makin menyadari masyarakat yang kini berangsur-angsur
pentingnya mengkonsumsi makanan sehat- beralih ke produk-produk herbal dan organik
organik, serta mulai banyak yang rutin karena peningkatan kesadaran terhadap
mengkonsumsi minumah herbal alami untuk pentingnya kesehatan.
imunitas, maka produk organik menjadi 4. Keuntungan ekonominya bisa cepat
tambahan nilai. Di kalangan masyarakat, dirasakan.
umumnya konsumennya adalah kelas 5. Memiliki nilai keberlanjutan
r, implies research results (First Author)
◼ ISSN: 1978-1520
Selain memenuhi kriteria di atas, dengan warga dan tokoh masyarakat
pengolahan bungan telang memiliki kendala setempat. Pesantren mengadakan forum
terkait pengetahuan dan pengalaman dalam pengajian rutin setiap pekan yang dihadiri
budidaya dan pengolahan telang, pemasaran, dan sekitar 30-40 warga. Pesantren juga memiliki
majamen usaha yang dilakukan secara komunal. akses dan jejaring yang cukup luas, baik di
kalangan internal maupun eksternal. Setiap
pekan, setelah pengajian rutin, pesantren
3.3. Strategi Pemberdayaan dalam Pengolahan mengadakan kegiatan pasar dermawan yang
Bunga Telang di Kampung Wisata Baran juga rutin diikuti oleh jamaah dari Kampung
Baran maupun luar kampung. Kegiatan ini
Keberlanjutan merupakan harapan banyak pihak dapat menjadi sarana interaksi antara warga
demi keselarasan dan keselamatan bumi sebagai dengan pihak dari luar kampung yang juga
tempat hidup manusia. Terdapat tiga pilar jamaah pengajian rutin.
pembangunan berkelanjutan, yakni pilar ekonomi, 2. Inovator
ekologi, dan sosial (Simpson, 2001). Konsep green Warga yang loyal dan rajin mengikuti
economy merupakan anak dari konsep pembangunan pengajian lebih mudah diajak bekerjasama
berkelanjutan dengan fokus pada mitigasi bencana dalam mengembangkan Kampung Wisata.
global akibat perubahan iklim (Krugman, 2010). Dari observasi dan pelaksanaan beberapa
Green economy menekankan pada kegiatan ekonomi kegiatan selama sekitar dua tahun, diketahui
yang hemat energi, rendah karbon, sehingga dampak bahwa minat, bakat dan potensi jamaah
negatif terhadap lingkungan pun seminimal mungkin, berbeda-beda. Ada jamaah / warga yang
dengan tetap berorientasi pada kualitas lingkungan memiliki minat dan kemauan untuk
dan peningkatan ekonomi. mengembangkan pertanian, ada yang
Kegiatan pengolahan bunga telang dilaksanakan berpotensi dalam pengolahan bahan baku,
dengan berbasis pada konsep Green Economy, dalam penjualan, motivator, dan lain-lain. Kegiatan
hal ini merupakan optimalisasi potensi lokal, pemberdayaan dalam pengolahan bunga
sehingga hemat biaya transportasi, memanfaatkan telang perlu dilaksanakan secara bertahap
lahan secara optimal sekaligus merupakan upaya dan memerlukan inovator. Warga perlu
menjaga keseimbangan lingkungan hijau dan mendapatkan bukti nyata keberhasilan
lingkungan terbangun, memberdayakan masyarakat program, sehingga tidak bisa langsung
sehingga memberi dampak positif bagi kesejahteraan seluruhnya berpartisipasi dalam program ini.
dan kemakmuran masyarakat. Inovator adalah jembatan sekaligus sosok
Kegiatan pengolahan bunga telang di Kampung yang menjadi contoh. Perlu ada beberapa
Baran berhadapan dengan permasalahan sosial- inovator dalam pemberdayaan ini. Ada
kultural, termasuk partisipasi masyarakat, aspek inovator yang berperan dalam proses
manajemen, dan pemasaran. Beberapa strategi yang budidaya tanaman, pengolahan bahan baku,
dilakukan, meliputi: motivator atau koordinator, pemasaran, dan
1. Komunikasi dan Interaksi lain-lain. Pendekatan intensif tidak hanya
Dengan latar belakang budaya Madura dan diperlukan dalam rangka mensosialisasikan
99% beragama Islam, maka pengajian program, tetapi yang paling penting adalah
menjadi media sosialisasi yang efektif. bagaimana agar program ini dapat berjalan
Kultur setempat memposisikan kyai atau berkelanjutan. Untuk membangun kemauan,
pemuka agama Islam sebagai sosok panutan, akan lebih mudah jika sesuai dengan bakat
sehingga pendekatan melalui forum dan potensi. Pendekatan intensif perlu
pengajian dapat berjalan lebuh efektif. dilakukan untuk memetakan bakat dan
Masyarakat lebih mudah mengikuti saran potensi setiap individu yang terlibat.
dari tokoh agama. Proses ini dilakukan 3. Pendampingan dalam budidaya telang,
bersama-sama dengan pendekatan kepada pemanfaatan untuk elemen lanskap,
para tokoh masyarakat, sebelum memasuki pengolahan, pemasaran, dan manajemen
kelompok pengajian. Salah satu media yang usaha. Kegiatan ini dilakukan sesuai dengan
dapat dimanfaatkan dalam hal ini adalah tahapan program. Teknik pendekatan
forum pengajian rutin yang dilakukan oleh dilakukan melalui penyuluhan, forum group
Pesantren Manajer Tholabie. Meskipun discussion, pelatihan, dan pertemuan-
notabene ‘warga baru’ tetapi pesantren ini pertemuan informal. Keterlibatan secara
telah memiliki hubungan yang cukup erat penuh diperlukan untuk menjalin kedekatan.
first_page – end_page
CCS ISSN: 1978-1520
Penyampaian informasi tidak selalu bisa masyarakat agar lebih mudah diterima, dilaksanakan,
dilakukan secara formal, tetapi dapat juga dan berkelanjutan.
dilakukan secara informal.
Warga perlu mendapat tambahan
pengetahuan mengenai teknik budidaya dan DAFTAR RUJUKAN
penataan bunga telang sebagai elemen
lanskap. Mereka juga perlu didampingi Butarbutar, R. R., & Soemarno, S. (2012).
dalam proses pengolahan hingga pemasaran Community empowerment efforts in sustainable
bunga telang menjadi teh telang. ecotourism management in North Sulawesi,
Pedampingan dilakukan bersama-sama oleh Indonesia. Indonesian Journal of Environment
akademisi dan pihak-pihak lain yang terkait. and Sustainable Development, 3(1).
Pendampingan ini dapat dilakukan secara Haribowo, R. (2018). Studi Perencanaan Sistem
berkelanjutan selama beberapa tahap / tahun. Jaringan Pipa Distribusi Air Bersih Di
4. Penguatan dan pengembangan jejaring Perumahan Citra Pesona Buring Raya Kota
Penguatan jejaring diperlukan bagi perluasan Malang Dengan Program Watercad. Jurnal
pengetahuan dan pengalaman seluruh pihak Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan, 1(2), 23.
yang terlibat. Penguatan jejaring internal Imayanti, R. A., Rochmah, Z., Aisyah, S. N., &
maupun eksternal juga memperluas pasar Alfaris, M. R. (2019). Pemberdayaan
produk unggulan. Penguatan dan perluasan Masyarakat Dalam Pengolahan Bunga Telang
jejaring ini dilakukan sesuai dengan prinsip di Desa Panggreh Kecamatan Jabon Kabupaten
communal branding yakni memperluas dan Sidoarjo. Conference on Innovation and
memperkuat kerjasama dengan berbagai Application of Science and Technology
pihak terkait. Perluasan dan penguatan (CIASTECH), 2(1), 77–82.
jejaring tidak hanya dilakukan secara luring Indeswari, A., Antariksa, A., Pangarsa, G. W., &
tetapi juga melalui platform digital media Wulandari, L. D. (2013). Pola Ruang Bersama
sosial (online). pada Permukiman Madura Medalungan di
Dusun Baran Randugading. RUAS (Review of
Urbanism and Architectural Studies), 11(1),
KESIMPULAN DAN SARAN 37–46.
Krugman, P. (2010). Building a green economy. New
Pemberdayaan masyarakat merupakan proses York Times, 5.
pembangunan atas inisiatif dan partisipasi dari Marpaung, A. M. (2020). Tinjauan manfaat bunga
masyarakat, yang bertujuan untuk memperbaiki telang (Clitoria Ternatea L.) bagi kesehatan
keadaannya sendiri (Butarbutar & Soemarno, 2012; manusia. Journal of Functional Food and
Ruru et al., 2019). Dalam konteks pembangunan Nutraceutical, 63–85.
berkelanjutan yang memiliki tiga pilar utama, yakni Miandehi, P. M., & Masrouri, M. Y. (2013).
ekonomi, ekologi, dan sosial, dengan pemberdayaan Assessment of SWOT model on tourism
diharapkan tidak hanya terjadi perbaikan ekonomi industry in sustainable development of rural
saja tetapi sekaligus juga perbaikan sosial. Green areas: Case study on Bandar-E Anzali. World
economy melengkapinya dengan pertimbangan dan Applied Sciences Journal, 21(3), 455–464.
perhatian pada aspek ekologis. Minh, N. P. (2020). Efficacy of steaming, vacuum
Pengolahan bunga telang sebagai produk drying and stir-frying to total phenolic,
unggulan kampung wisata didasarkan atas potensi flavonoid and organoleptic properties in
lokal, baik potensi alamiah maupun potensi sumber butterfly pea flower (Clitoria ternatea) tea.
daya manusianya. Pemberdayaan masyarakat dalam Journal of Entomological Research, 44(4),
pengolahan bunga telang menjadi produk unggulan 621–624.
memerlukan strategi dan pendampingan intensif yang Moleong, L. J. (2015). Metodologi Penelitian
berbasis pada karakteristik alamiah dan sosial. Kualitatif, Cetakan 34. ed. PT Remaja
Strategi pemberdayaan meliputi teknik komunikasi Rosdakarya.
dan interaksi, adanya inovator, pendampingan, Oliveira, J., Roca, Z., & Leitão, N. (2010). Territorial
penguatan dan perluasan jejaring. Secara teknis, identity and development: From topophilia to
setiap jenis pemberdayaan harus disesuaikan dengan terraphilia. Land Use Policy, 27(3), 801–814.
karakteristik alamiah, sosio-kultural, dan ekonomi Papanek, V. J. (1995). Green imperative. Thames and
Hudson.
r, implies research results (First Author)
◼ ISSN: 1978-1520
Parwata, I. N. A., Kusumawati, N., & Suryani, N. Sofield, T. H. B. (2003). Empowerment for
(2016). Pertumbuhan dan produksi hijauan sustainable tourism development. Emerald
kembang telang (Clitoria ternatea) pada Group Publishing.
berbagai level aplikasi pupuk bio-slurry. Suharjo, S. N., & Harianto, A. (2019). Perbedaan
Journal of Tropical Animal Science,(1), 142– Gaya Hidup Sehat Dan Sikap Terhadap
155. Makanan Organik Dari Generasi Baby
Pociovalişteanu, D.-M., & Niculescu, G. (2010). Boomers, X, Dan Y Di Surabaya. Jurnal
Sustainable Development Through Eco-Cultural Manajemen Perhotelan, 5(1), 45–58.
Tourism. European Research Studies, 13(2). Sulistyowati, E., Sari, R. P., Santoso, B., PN, F. F., &
Prasetiyo, D. E., Zulfikar, F., & Shinta, S. (2016). Yunitasari, G. (2021). Budidaya Dan
Valuasi Ekonomi Hutan Mangrove di Pulau Pemasaran Produk Bunga Telang Di Medokan
Untung Jawa Kepulauan Seribu: Studi Ayu Rungkut Surabaya. SenSaSi, 1(1), 60–67.
Konservasi Berbasis Green Economy. Omni- Titisari, E., Azizah, S., Kurniawan, S., Ridjal, A. M.,
Akuatika, 12(1). & Yuniarti, R. (2022). Aplikasi Konsep Eco-
Putri, M. P., & Shof, M. (2019). Edukasi Manfaat Culture dalam Pengembangan Kampung Wisata
dan Potensi Bunga Telang (Clitoria ternatea) Buah Baran Bercahaya. RUAS (Review of
sebagai Minuman Kesehatan pada Masyarakat Urbanism and Architectural Studies), 20(1),
Desa Datengan Kecamatan Grogol Kabupaten 109–117.
Kediri. Prosiding (SENIAS) Seminar Titisari, E. Y. (2021). Basic aspects of territorial
Pengabdian Masyarakat. identity (terraphilia) towards proportional
Qazimii, S. (2014). Sense of Place and Place Identity. tourism development. IOP Conference Series:
European Journal of Social Sciences Education Earth and Environmental Science, 780(1),
and Research, 9563(August), 156–170. 12069.
https://doi.org/10.4135/9781473914629.n13 Titisari, E. Y., Azizah, S., Kurniawan, S., Ridjal, A.
Ridjal, A. M. (2014). Perubahan Fungsi Ruang M., & Yuniarti, R. (2022). The Strategy of
Taneyan Lanjhang Pada Masyarakat Migran Organic Farming Implementation through
Madura Di Desa Krajan Jember. Review of Waste Bio-Conversion in Developing Baran
Urbanism and Architectural Studies, 12(2), 69– Edu-Tourism Kampung, Malang, Indonesia.
78. Universal Journal of Agricultural Research,
https://doi.org/10.21776/ub.ruas.2014.012.02.7 10(4), 388–396. https://doi.org/DOI:
Ruru, J. M., Kaehe, D., & Rompas, W. Y. (2019). 10.13189/ujar.2022.100408
Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Tuan, Y.-F. (1990). Topophilia: A study of
Pembangunan Di Kampung Pintareng environmental perceptions, attitudes, and
Kecamatan Tabukan Selatan Tenggara. Jurnal values. Columbia University Press.
Administrasi Publik, 5(80), 14–24. Tuan, Y.-F. (1995). Space and Place: The Perspective
Sarsby, A. (2016). SWOT analysis. Lulu. com. of Experience. In Contemporary Sociology
Simpson, K. (2001). Strategic Planning and (VI). University of Minnesota Press.
Community Involvement as Contributors to Wulandari, L. D., Indeswari, A., Arsitektur, J.,
Sustainable Tourism Development. Current Teknik, F., & Brawijaya, U. (2010). Proses
Issues in Tourism, February 2013, 37–41. Perubahan Ruang Spasial Di Permukiman
Soetjipto, S. (2009). Adaptasi Geografi Masyarakat Dusun Baran Kidal Malang. LOCAL WISDOM-
Petani Madura di Pedukuhan Baran Kelurahan Volume: II, Nomor: 3, Halaman: 35 - 41,
Buring Malang. MIPA Dan Pembelajarannya, September 2010., II(3), 35–41.
37(1).
first_page – end_page