Anda di halaman 1dari 249

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/371366782

Mandiri Pangan, Harapan Baru Meningkatkan Ketahanan Pangan dan Gizi

Book · May 2023

CITATIONS

9 authors, including:

Zainuri Hanif
National Research and Innovation Agency
34 PUBLICATIONS   47 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Citrus Collaborative Innovative Development Research View project

All content following this page was uploaded by Zainuri Hanif on 07 June 2023.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Editor
Dr. Rumanintya Lisaria Putri, S.E., M.M.

MANDIRI PANGAN
Harapan Baru Meningkatkan
Ketahanan Pangan dan Gizi
Juliana Carolina Kilmanun, Ernany Dwi Astuty,
Khojin Supriadi, Nurul Istiqomah,
Paulina Evy Retnaning Prahardini,
Rusli Burhansyah, Supriyadi,
Eko Sudarmanto, Zainuri Hanif
MANDIRI
PANGAN
Harapan Baru Meningkatkan
Ketahanan Pangan dan Gizi
UU No 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta

Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4


Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan
hak eksklusif yang terdiri atas hak moral dan hak ekonomi.
Pembatasan Pelindungan Pasal 26
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23, Pasal 24, dan
Pasal 25 tidak berlaku terhadap:
i. penggunaan kutipan singkat ciptaan dan/atau produk hak terkait
untuk pelaporan peristiwa aktual yang ditujukan hanya untuk
keperluan penyediaan informasi aktual;
ii. penggandaan ciptaan dan/atau produk hak terkait hanya untuk
kepentingan penelitian ilmu pengetahuan;
iii. penggandaan ciptaan dan/atau produk hak terkait hanya untuk
keperluan pengajaran, kecuali pertunjukan dan fonogram yang
telah dilakukan pengumuman sebagai bahan ajar; dan
iv. penggunaan untuk kepentingan pendidikan dan pengembangan
ilmu pengetahuan yang memungkinkan suatu ciptaan dan/atau
produk hak terkait dapat digunakan tanpa izin pelaku
pertunjukan, produser fonogram, atau lembaga penyiaran.

Sanksi Pelanggaran Pasal 113


1. Setiap orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak
ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i
untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana
penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling
banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).
2. Setiap orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin pencipta
atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi
pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c,
huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara
Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga)
tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00
(lima ratus juta rupiah).
MANDIRI
PANGAN
Harapan Baru Meningkatkan
Ketahanan Pangan dan Gizi

Juliana Carolina Kilmanun, Ernany Dwi Astuty,


Khojin Supriadi, Nurul Istiqomah,
Paulina Evy Retnaning Prahardini,
Rusli Burhansyah, Supriyadi,
Eko Sudarmanto, Zainuri Hanif
MANDIRI PANGAN
Harapan Baru Meningkatkan Ketahanan Pangan dan Gizi

Penulis:
Juliana Carolina Kilmanun, Ernany Dwi Astuty, Khojin Supriadi, Nurul
Istiqomah, Paulina Evy Retnaning Prahardini, Rusli Burhansyah,
Supriyadi, Eko Sudarmanto, Zainuri Hanif

Editor:
Dr. Rumanintya Lisaria Putri, S.E., M.M.

Desainer:
Tim Mafy

Ukuran:
x, 236 hlm., 15.5 cm x 23 cm

ISBN:
978-623-09-2728-7

Cetakan Pertama:
Mei 2023

Hak Cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang menerjemahkan,


memfotokopi, atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini
tanpa izin tertulis dari Penerbit.

PT MAFY MEDIA LITERASI INDONESIA


ANGGOTA IKAPI (041/SBA/2023)
Kota Solok, Sumatra Barat, 27312
Kontak: 081374311814
Website: www.penerbitmafy.com
E-mail: penerbitmafy@gmail.com
Daftar Isi
Prakata ............................................................................................................ vii

Bab 1 Ketahanan dan Kerentanan Pangan ........................................... 1


A. Dasar Pemikiran Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan .......1
B. Konsep Ketahanan Pangan dan Gizi .....................................................3
C. Indikator dalam Penyusunan Peta Ketahanan dan Kerentanan
Pangan...............................................................................................................8

Bab 2 Ketersediaan Pangan .................................................................... 15


A. Perkembangan Pertanian ...................................................................... 17
B. Produksi Serealia ....................................................................................... 18
C. Produksi Sayur dan Buah ....................................................................... 22
D. Produksi Peternakan ............................................................................... 25
E. Produksi Perikanan .................................................................................. 30
F. Produksi Perkebunan .............................................................................. 31
G. Rasio Konsumsi Normatif Per Kapita terhadap Produksi ........ 32
H. Tantangan Utama ...................................................................................... 34
I. Strategi Untuk Meningkatkan Ketersediaan Pangan ................ 46

Bab 3 Akses Pangan................................................................................... 45


A. Akses Fisik .................................................................................................... 46
B. Akses Ekonomi............................................................................................ 52
C. Strategi untuk Peningkatan Akses Pangan ..................................... 74

Bab 4 Pemanfaatan Pangan .................................................................... 77


A. Konsumsi Pangan ...................................................................................... 78
B. Indikator Pemanfaatan Pangan ........................................................... 80

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi v


Bab 5 Analisa Ketahanan Pangan ....................................................... 113
A. Analisa Ketahanan dan Kerentanan Pangan
Berdasarkan Seluruh Aspek Secara Komposit .......................... 113
B. Analisa Ketahanan dan Kerentanan Pangan
Berdasarkan Seluruh Aspek Secara Parsial ................................ 123

Bab 6 Kerentanan terhadap Kerentanan Pangan Transien ...... 213


A. Bencana Alam .......................................................................................... 215
B. Variabilitas Iklim ..................................................................................... 218
C. Daerah Puso ............................................................................................. 219
D. Perubahan Iklim dan Ketahanan Pangan ..................................... 219
E. Deforestasi Hutan ................................................................................. 222

Daftar Pustaka .......................................................................................... 231


Tentang Penulis ........................................................................................ 233

vi Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi


Prakata
Segenap rasa syukur yang tak pernah henti penulis
persembahkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
kemudahan dan petunjuk dari-Nya yang tak henti-hentinya
penulis terima, hingga saat ini penulis telah menyelesaikan
sebuah buku ini dengan judul Mandiri Pangan: Harapan Baru
Meningkatkan Ketahanan Pangan dan Gizi.
Sektor pertanian merupakan penunjang utama
perekonomian, baik sebagai penghasil nilai tambah maupun
sumber penghasilan atau penyedia lapangan kerja sebagian besar
penduduk. Dengan keragaman sumber daya alam yang
dikombinasikan dengan kemajuan teknologi hulu dan hilir,
setiap daerah memiliki peluang besar untuk meningkatkan
kapasitas produksi pangan, meningkatkan produktivitas dan
efisiensi bisnis, memajukan agribisnis sehingga berpengaruh
terhadap ketahanan pangan dan gizi. Buku ini diharapkan dapat
menjadi pertimbangan dalam menentukan strategi dan arah
kebijakan pada skala prioritas kegiatan untuk mengatasi
kerawanan pangan dan gizi, baik bersifat transien maupun
kronis.
Pada tahun 2009, Peta FIA 2005 dimutakhirkan dan
diubah menjadi Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan–Food
Security and Vulnerability Atlas (FSVA). FSVA 2009 mencakup

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi vii
346 kabupaten di 32 provinsi. Hasil dari FSVA 2009 mem-berikan
kontribusi langsung terhadap perubahan kebijakan penting
termasuk integrasi kegiatan yang berhubungan dengan
keamanan pangan dan gizi ke dalam rencana tahunan dan
alokasi anggaran tahunan pemerintah. Selain itu, keberhasilan
FSVA 2009 mendorong diadakannya pelatihan-pelatihan bagi
para aparat provinsi termasuk Kalimantan Barat dalam bidang
analisis ketahanan pangan dan gizi yang kemudian mengha-
silkan Penyusunan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan
(FSVA) tingkat Provinsi Kalimantan Barat yang dirilis dari tahun
2013 sampai tahun ini.
Pengembangan FSVA tingkat Provinsi Kalimantan Barat
tingkat analisisnya sampai dengan kecamatan dengan tujuan
untuk lebih meningkatkan kemampuan dalam targeting dan
efektifitas penanganan kerentanan pangan dan gizi. Seperti
halnya FSVA Nasional, FSVA Provinsi Kalimantan Barat juga
menyediakan sarana bagi para pengambil keputusan untuk
secara cepat dalam mengidentifikasi daerah yang lebih rentan, di
mana investasi dari berbagai sektor seperti pelayanan jasa,
pembangunan manusia dan infrastuktur yang berkaitan de-ngan
ketahanan pangan dapat memberikan dampak yang lebih baik
terhadap penghidupan, ketahanan pangan dan gizi ma-syarakat
pada tingkat kecamatan.
Penulis berterima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan memberi dukungan dalam proses penyelesaian

viii Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi
buku ini. Kepada keluarga, rekan dan seluruh tim Penerbit PT
Mafy Media Literasi Indonesia yang telah melakukan proses
penerbitan terhadap buku kami, penulis haturkan terima kasih.
Penulis menanti saran konstruktif untuk perbaikan dan
peningkatan pada masa mendatang. Semoga buku ini dapat
memberikan kontribusi dan khazanah informasi. Sebagaimana
peribahasa tak ada gading nan tak retak, mohon dimaafkan
segala kekeliruan yang ada pada terbitan ini. Segala kritik dan
saran, tentu akan diterima dengan tangan terbuka.

Tim Penulis

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi ix


x Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi
1 Ketahanan dan
Kerentanan Pangan
A. Dasar Pemikiran Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan
B. Konsep Ketahanan Pangan dan Gizi
C. Indikator dalam Penyusunan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan

A. DASAR PEMIKIRAN UNTUK PETA KETAHANAN DAN KEREN-


TANAN PANGAN
Dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan dan gizi, sangat
penting untuk mengetahui siapa, berapa banyak, di mana
mereka berada dan mengapa rumah tangga rentan terhadap
kerentanan pangan dan gizi. Sejak tahun 2002, Pemerintah
Indonesia bekerja sama dengan World Food Programme (WFP)
untuk memperkuat analisis melalui pengembangan peta keta-
hanan pangan dan gizi yang berfungsi sebagai instrumen pe-
metaan yang komprehensif terkait kerentanan pangan dan gizi
di seluruh wilayah. Penyusunan buku ini digunakan untuk
mening-katkan akurasi penentuan sasaran, menyediakan
informasi untuk para penentu kebijakan sehingga dapat
meningkatkan kualitas perencanaan dan program dalam
mengurangi keren-tanan pangan dan gizi.
Pada tahun 2005, kerja sama tersebut menghasilkan Peta
Kerentanan Pangan–Food Insecurity Atlas (FIA) 2005 dengan
menetapkan 100 kabupaten (dari 265 kabupaten) yang rentan

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 1


sebagai prioritas utama. Hasil FIA 2005 telah mendorong mo-
bilisasi sumber daya kunci pemerintah dan membantu menga-
rahkan alokasi sekitar Rp 323 miliar (US $ 32 juta) untuk inter-
vensi pangan dan gizi pada tahun 2006. Di samping itu, peta ini
juga digunakan sebagai salah satu rujukan oleh instansi atau
lembaga pemerintah lainnya dalam menentukan program-
programnya.
Pada tahun 2009, Peta FIA 2005 dimutakhirkan dan
diubah menjadi Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan–Food
Security and Vulnerability Atlas (FSVA). FSVA 2009 mencakup
346 kabupaten di 32 provinsi. Hasil dari FSVA 2009 mem-
berikan kontribusi langsung terhadap perubahan kebijakan
penting termasuk integrasi kegiatan yang berhubungan dengan
keamanan pangan dan gizi ke dalam rencana tahunan dan
alokasi anggaran tahunan pemerintah. Selain itu, keberhasilan
FSVA 2009 mendorong diadakannya pelatihan-pelatihan bagi
para aparat provinsi termasuk Kalimantan Barat dalam bidang
analisis ketahanan pangan dan gizi yang kemudian mengha-
silkan Penyusunan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan
(FSVA) tingkat Provinsi Kalimantan Barat yang dirilis dari tahun
2013 sampai tahun ini.
Pengembangan FSVA tingkat Provinsi Kalimantan Barat
tingkat analisisnya sampai dengan kecamatan dengan tujuan
untuk lebih meningkatkan kemampuan dalam targeting dan
efektifitas penanganan kerentanan pangan dan gizi. Seperti
halnya FSVA Nasional, FSVA Provinsi Kalimantan Barat juga

2 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi


menyediakan sarana bagi para pengambil keputusan untuk
secara cepat dalam mengidentifikasi daerah yang lebih rentan,
di mana investasi dari berbagai sektor seperti pelayanan jasa,
pembangunan manusia dan infrastuktur yang berkaitan de-
ngan ketahanan pangan dapat memberikan dampak yang lebih
baik terhadap penghidupan, ketahanan pangan dan gizi ma-
syarakat pada tingkat kecamatan. Untuk mengakomodasikan
perubahan perkembangan situasi ketahanan pangan dan
menangkap kemajuan hasil pembangunan ketahanan pangan
pada tahun 2020 ini dilakukan pemutakhiran (updating) data
FSVA Provinsi Kalimantan Barat, sehingga dihasilkan peta yang
lebih baru, yaitu Peta FSVA Provinsi Kalimantan Barat 2020.

B. KONSEP KETAHANAN PANGAN DAN GIZI


Ketahanan pangan sesuai UU No 18 tahun 2012 didefinisikan
sebagai kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai de-
ngan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan
yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam,
bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan de-
ngan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat
hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan.
Dalam FSVA Provinsi Kalimantan Barat 2020, seperti
pada peta sebelumnya, analisis dan pemetaan didasarkan pada
pemahaman tentang keamanan pangan dan gizi seperti yang
disajikan dalam Kerangka Konseptual Ketahanan Pangan dan
Gizi (Gambar 1). Kerangka konseptual tersebut dibangun ber-

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 3


dasarkan tiga pilar utama ketahanan pangan, yaitu keterse-
diaan pangan, akses pangan dan pemanfaatan pangan yang di
dalamnya juga mengintegrasikan nutrisi dan kerentanan di
dalam keseluruhan pilar tersebut. Berikut ini adalah gambaran
tentang kerangka konsep pangan dan gizi.

Secara konseptual, ketersediaan pangan adalah kondisi


tersedianya pangan dari hasil produksi dalam negeri, cadangan
pangan, serta pemasukan pangan, termasuk di dalamnya ban-
tuan pangan, apabila kedua sumber utama tidak dapat meme-
nuhi kebutuhan.
Akses pangan merupakan kemampuan rumah tangga un-
tuk memperoleh cukup pangan, baik yang berasal dari produksi
sendiri, pembelian, barter, hadiah, pinjaman dan bantuan
pangan maupun kombinasi diantara keenamnya. Ketersediaan
pangan di suatu daerah mungkin mencukupi, akan tetapi tidak

4 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi


semua rumah tangga memiliki akses yang memadai baik secara
kuantitas maupun keragaman pangan melalui mekanisme ter-
sebut di atas.
Pemanfaatan pangan merujuk pada penggunaan pangan
oleh rumah tangga, dan kemampuan individu untuk menyerap
dan memetabolisme zat gizi. Pemanfaatan pangan juga meli-
puti cara penyimpanan, pengolahan dan penyiapan makanan
termasuk penggunaan air dan bahan bakar selama proses
pengolahannya serta kondisi higiene, budaya atau kebiasaan
pemberian makan terutama untuk individu yang memerlukan
jenis makanan khusus, distribusi makanan dalam rumah tangga
sesuai kebutuhan masing-masing individu (pertumbuhan,
kehamilan, menyusui dll) dan status kesehatan masing-masing
anggota rumah tangga.

Perkembangan dari Definisi Ketahanan Pangan dan Gizi

Pada tahun 1996, Pertemuan Pangan Sedunia (World Food Summit)


memberikan definisi resmi pertama dari ketahanan pangan, selanjut-nya
diadopsi secara luas oleh pemerintah, lembaga, organisasi dan pihak-
pihak lain yang terlibat.
Ketahanan pangan terjadi apabila semua orang, setiap saat, baik
secara fisik, sosial dan ekonomi memiliki akses untuk pangan yang
memadai/cukup, aman dan bergizi yang memenuhi kebutuhan pangan
mereka dan pilihan makanan untuk hidup aktif dan sehat.
Namun, karena pentingnya faktor gizi dalam keamanan pangan
menjadi semakin diakui, upaya untuk lebih mengintegrasikan konsep ini
menghasilkan berbagai terminologi, seperti 'ketahanan pangan dan gizi'
dan 'ketahanan pangan dan ketahanan gizi'. Dalam upaya menyelaraskan
terminologi ini, maka pada bulan Oktober 2012, Komisi Ketahanan
Pangan Dunia (the Committee on World Food Securi-ty) mengusulkan
definisi ketahanan pangan dan gizi sebagai berikut:

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 5


Food and nutrition security exists when all people at all times have
physical, social and economic access to food, which is safe and consumed in
sufficient quantity and quality to meet their dietary needs and food
preferences, and is supported by an environment of adequate sanitation,
health services and care, allowing for a healthy and active life.
(Ketahanan pangan dan gizi adalah kondisi ketika semua orang
setiap saat memiliki akses fisik, sosial dan ekonomi terhadap pangan,
yang aman, dikonsumsi dalam kuantitas dan kualitas yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan mereka sesuai dengan preferensi, dan didukung
oleh lingkungan sanitasi yang memadai dan pelayanan kesehatan, yang
memungkinkan untuk hidup sehat dan aktif).

Keadaan gizi dan kesehatan merujuk pada status gizi


individu, termasuk defisiensi mikronutrien, pencapaian mor-
biditas dan mortalitas. Faktor-faktor yang berhubungan de-
ngan pangan hanyalah satu set faktor yang berperan, yang lebih
berperan utama dalam menentukan hasil pada keadaan gizi
adalah kesehatan masyarakat dan penanganan penyakit yang
lebih luas serta praktik-praktik perawatan kesehatan publik
yang ada.
Kerentanan dalam peta ini selanjutnya merujuk pada
kerentanan terhadap kerentanan pangan dan gizi, sebagai
lawan dari kerentanan pangan saja dan juga untuk berempati
pada ketergantungan dari banyak faktor yang perlu diper-
timbangkan. Tingkat kerentanan individu, rumah tangga atau
kelompok masyarakat ditentukan oleh pengertian mereka ter-
hadap faktor-faktor risiko dan kemampuan mereka untuk
mengatasi situasi tertekan.

6 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi


Kerangka konseptual ketahanan pangan menganggap ke-
tersediaan pangan, akses pangan dan pemanfaatan pangan
sebagai penentu utama ketahanan pangan dan menghubung-
kan hal ini untuk kepemilikan aset rumah tangga, strategi mata
pencaharian dan lingkungan politik, sosial, kelembagaan dan
ekonomi. Dengan kata lain, status keamanan pangan dari setiap
rumah tangga atau individu biasanya ditentukan oleh interaksi
berbagai faktor agro-lingkungan, sosial ekonomi dan biologi,
dan sampai batas tertentu, faktor-faktor politik.
Kerentanan pangan dapat menjadi kondisi yang kronis
atau transien (sementara). Kerentanan pangan kronis adalah
ketidakmampuan jangka panjang untuk memenuhi kebutuhan
pangan minimum dan biasanya berhubungan dengan struktural
dan faktor-faktor yang tidak berubah dengan cepat, seperti
iklim setempat, jenis tanah, sistem pemerintahan daerah,
infrastruktur publik, kepemilikan lahan, distribusi pendapatan,
hubungan antar suku, tingkat pendidikan, dll. Kerentanan
pangan transien adalah ketidakmampuan sementara yang ber-
sifat jangka pendek untuk memenuhi kebutuhan pangan mini-
mum yang sebagian besar berhubungan dengan faktor dinamis
yang dapat berubah dengan cepat seperti penyakit menular,
bencana alam, pengungsian, perubahan fungsi pasar, tingkat
hutang, migrasi, dll. Kerentanan pangan transien yang berulang
dapat menyebabkan kerentanan penghidupan pada rumah
tangga, menurunnya ketahanan hidup dan kerentanan pangan
kronis.

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 7


C. INDIKATOR DALAM PENYUSUNAN PETA KETAHANAN DAN
KERENTANAN PANGAN
Kerentanan pangan dan gizi adalah masalah multi-dimensional
yang memerlukan analisis dari sejumlah parameter berbeda
yang berada di luar cakupan masalah produksi pangan semata,
dengan tidak ada satu ukuran yang langsung dapat mengukur
masalah ini, kompleksitas dari masalah ketahanan pangan dan
gizi dapat dikurangi dengan mengelompokkan indikator proxy
ke dalam tiga kelompok yang berbeda tapi saling berhubungan,
yaitu: ketersediaan pangan agregat, akses rumah tangga
terhadap pangan dan pemanfaatan pangan secara individu.
Pertimbangan gizi serta aspek risiko dan kerentanan dianggap
menembus semua tiga dimensi.
Dengan tidak berarti lengkap, 13 indikator dipilih melalui
proses penelaahan Tim FSVA Provinsi Kalimantan Barat 2020
berdasarkan ketersediaan data serta kapasitas indikator-indi-
kator tersebut untuk mencerminkan unsur-unsur inti dari tiga
dimensi ketahanan pangan dan gizi. Indikator-indikator yang
digunakan untuk FSVA Provinsi Kalimantan Barat 2020 dan
definisinya disajikan pada (Tabel 2).
FSVA Provinsi Kalimantan Barat 2020, tidak adanya
perubahan indikator maupun metodologi .FSVA Provinsi
Kalimantan Barat 2020, pendekatan metodologis yang baru
diadopsi untuk analisis komposit. Selain Principal Component
Analysis dan Analisis Gerombol (Cluster Analysis), satu meto-
dologi statistik lagi juga diterapkan, yaitu Analisis Diskriminan

8 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi


(Discriminant Analysis). Hal ini dilakukan untuk lebih memper-
tajam analisis kerentanan terhadap kerentanan pangan. Inter-
pretasi hasil analisis komposit yang diterapkan masih sama
dengan FSVA tingkat Provinsi Kalimantan Barat sebelumnya,
yaitu kelompok Prioritas 1-3 dianggap lebih rentan terhadap
kerentanan pangan (ditunjukkan dengan gradasi warna merah)
dibandingkan kelompok Prioritas 4-6 (dengan gradasi warna
hijau).
Penting untuk menegaskan kembali bahwa sebuah kabu-
paten yang diidentifikasikan sebagai relatif lebih tahan pangan
(kelompok prioritas 4-6) tidak berarti semua desa-desa di
dalamnya juga tahan pangan. Demikian juga, tidak semua pen-
duduk di daerah yang termasuk sebagai kelompok Prioritas 1-3
tergolong Rentan pangan. Disarankan bahwa tindak lanjut di
tingkat desa dilakukan untuk lebih mengidentifikasikan daerah
mana yang benar-benar rentan pangan.
Berdasarkan hasil analisis, semua indikator individu dipe-
takan di tingkat kabupaten dan menggambarkan keamanan
pangan dan gizi di tingkat kecamatan. Peta-peta yang diha-
silkan menggunakan pola warna seragam dalam nuansa merah
dan hijau. Nuansa merah menunjukkan berbagai tingkat ke-
rentanan pangan, sementara nuansa hijau menggambarkan
status relatif lebih tahan. Dalam kedua warna (merah dan hijau),
nuansa gelap menunjukkan derajat lebih tinggi dari ketahanan
atau kerentanan pangan. Ambang batas di peta untuk indikator
tingkat individu adalah sama seperti FSVA Provinsi Kalimantan

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 9


Barat 2015, kecuali untuk indikator stunting (tinggi badan balita
di bawah standar) yang sekarang menggunakan ambang batas
Organisasi Kesehatan Dunia untuk signifikansi kesehatan
masyarakat (WHO, 2005).

Tabel 2
Indikator FSVA Provinsi Kalimantan Barat 2021

Indikator Definisi Cut off Point Sumber Data


I. Kerentanan terhadap Kerawanan Pangan dan Gizi Kronis
A. Aspek Ketersediaan Pangan
1. Rasio Rasio konsumsi ≥ 1,50 − Dinas
konsumsi normatif per 1,25 - <1,50 Pertanian
normatif per kapita terhadap 1,00 - <1,25 Provinsi,
kapita ketersediaan 0,75 - <1,00 2020
terhadap bersih serealia 0,50 - <0,75 − Badan
ketersediaan (padi, jagung, ubi < 0,50 Pusat
bersih(beras + kayu, ubi jalar, dan Statistik,
jagung + ubi sagu). 2020
kayu + ubi − BULOG
jalar + sagu + Ketersediaan (Kanwil/Kan
stok) memperhitungka cab/
n jumlah stok Kancapem),
pangan yang 2020
berada di wilayah
tersebut.
Konsumsi
normatif serealia
adalah 300
gram/kapita/ hari.

10 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi


B. Aspek Akses terhadap Pangan
2. Persentase Garis kemiskinan ≥ 35 − SUSENAS
penduduk yang adalah nilai 25 - < 35 (SurveiSosial
hidup di bawah rupiah 20 - < 25 Ekonomi
Garis Kemiskinan pengeluaran per 15 - < 20 Nasional, BPS
kapita setiap 10 - < 15 (Small Area
bulan untuk <10 Estimation –
memenuhi SAE2020)
standar minimum − Dinas Sosial
kebutuhan- Provinsi,
kebutuhan 2020
konsumsi pangan − BAPPEDA
dan non pangan Provinsi,
yang dibutuhkan 2020
oleh seorang
individu untuk
hidup secara layak.

3. Persentase Persentase rumah ≥ 70 − SUSENAS,


rumah tangga tangga 60 - BPS (SAE,
dengan proporsi dengan proporsi <70 2020)
pengeluaran pengeluaran 50 -
untuk pangan untuk makanan <60
lebih dari 65 lebih dari 65% 40 -
persen dibandingkan <50
terhadap total dengan total 30 -
pengeluaran pengeluaran <40
rumah tangga <30
(makanan dan
non makanan).

Persentase rumah
≥ 50 − SUSENAS,
4. Persentase
40 - < BPS(SAE,
rumah tangga tangga yang tidak
50 2019)
tanpa akses memiliki akses
30 - < − Dinas ESDM,
listrik terhadap listrik
40 2019
dari PLN dan/atau
20 - < − Dinas
non PLN,
30 Sosial,2019
misalnya
10 - <
generator.
20
< 10

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 11


C. Aspek Pemanfaatan Pangan
5. Rata-rata lama Jumlah tahun <6 − SUSENAS,
sekolah yang 6-< BPS (SAE,
perempuan digunakan 6,5 2020)
diatas 15 oleh penduduk 6,5 - < − Dinas
tahun perempuan 7,5 Pendidikan
berusia 15 7,5 - < Provinsi,
tahun ke atas 8,5 2020
dalam 8,5 - <
menjalani 9
pendidikan ≥9
formal.

6. Persentase Persentase ≥ 70 − SUSENAS,


rumah tangga rumah tangga 60 - BPS(SAE,
tanpa akseske yang tidak <70 2020)
air bersih memiliki akses 50 - − BAPPEDA
ke air minum <60 Provinsi,
yang berasaldari 40 - 2020
leding meteran, <50 − Dinas
ledingeceran, 30 - Kesehatan
sumur <40 Provinsi,
bor/pompa, < 30 2020
sumur
terlindung, mata
airterlindung
dan air hujan
(tidak termasuk
air kemasan)
dengan
memperhatikan
jarak ke
jamban minimal 10
m.

7. Rasio jumlah Total jumlah ≥ 30 − Profil Tenaga


penduduk per penduduk per 20 - < 30 Kesehatan
tenaga jumlah tenaga 15 - < 20 2020,Dinas
kesehatan kesehatan 10 - < 15 Kesehatan
terhadap (dokter umum, 5 - < 10
kepadatan dokter spesialis, <5
penduduk dokter gigi, bidan,
tenaga kesehatan
masyarakat,
tenaga gizi,
tenaga

12 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi


keterapian fisik,
dan tenaga
keteknisian
medis)dibanding-
kan dengan
kepadatan
penduduk.

8. Persentase Anak di bawah ≥ 40 − Data status


balita dengan lima tahunyang 30 - < gizi2020,
tinggi badandi tinggi badannya 39 Dinas
bawah standar kurang dari -2 20 - < Kesehatan
(stunting) Standar Deviasi 29
(-2 SD) dengan < 20
indeks tinggi
badan menurut
umur (TB/U)
darireferensi
khusus untuk
tinggi badan
terhadap usia
dan jenis
kelamin
(Standar
WHO, 2005).

9. Persentase Angka kesakitan/ >=17 − SUSENAS,


angkakesakitan morbiditas/ 14 - BPS(SAE,
persentase <17 2020)
penduduk yang 12 - − Dinas
mempunyai <14 Kesehatan
keluhan 10 - Provinsi,
kesehatan. <12 2020
Keluhan 7 - <10
kesehatan adalah >7
gangguan
terhadap kondisi
fisik maupun
jiwa, termasuk
karena
kecelakaan, atau
hallain yang
menyebabkan
terganggunya
kegiatan sehari-
hari.

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 13


II. Kerentanan terhadap Kerawanan Pangan Transien
1. Bencana alam Bencana alam Tidak ada Badan
yang terkait yang terkait range Penanggulang-
iklim iklim dan an Bencana
perkiraan Daerah
dampaknya (BPBD), 2020
terhadap
ketahanan
pangan.

2. Variabilitas Perubahan < 85 Badan


curah hujan curah hujan 85 – 115 Meteorologi
bulanan yang > 115 dan Geofisika
disebabkan (BMKG),
oleh 2020
perubahan
suhu
permukaan
laut sebesar 1
derajat celcius.
3. Kehilangan Rata-rata Tidak ada Dinas
produksi hilangnya range Pertanian,
produksi 2020
tanaman pangan
akibat banjir,
kekeringan dan
organisasi
pengganggu
tanaman (OPT).

Semua data dikumpulkan dari sumber-sumber data se-


kunder yang tersedia di Provinsi Kalimantan Barat dan
Kabupaten/Kota serta dari publikasi yang diterbitkan oleh Ba-
dan Pusat Statistik, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Hortikultura, Dinas Sosial/TNP2K/DTKS, Dinas Kesehatan/
PSG (Pemantauan Status Gizi), Riskesdas (e-PPGBM), Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Badan Meteoro-
logi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Provinsi Kalimantan
Barat.

14 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi


2
A.
Ketersediaan
Pangan
Perkembangan Pertanian
B. Produksi Serealia
C. Produksi Sayur dan Buah
D. Produksi Peternakan
E. Produksi Perikanan
F. Produksi Perkebunan
G. Rasio Konsumsi Normatif Per Kapital terhadap Produksi
H. Tantangan Utama
I. Strategi untuk Meningkatkan Ketersediaan Pangan

SECARA konseptual, ketersediaan pangan adalah kondisi terse-


dianya pangan dari hasil produksi dalam negeri, cadangan pangan,
serta pemasukan pangan, termasuk di dalamnya bantuan pangan
apabila kedua sumber utama tidak dapat memenuhi kebutuhan.
Sedangkan produksi pangan adalah kegiatan atau proses mengha-
silkan, menyiapkan, mengolah, membuat, mengawetkan, menge-
mas, mengemas kembali, dan/atau mengubah bentuk pangan.
Produksi pangan meliputi produksi tanaman pangan seperti se-
real dan umbi-umbian, kacang-kacangan, biji berminyak, sayuran
dan buah-buahan serta peternakan dan perikanan. Produksi
tergantung pada berbagai faktor seperti iklim, jenis dan kualitas/
kesuburan tanah, curah hujan, irigasi, sarana produksi pertanian
dan teknologi, serta insentif bagi petani untuk memproduksi
tanaman pangan.

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 15


Mengingat luasnya sumber-sumber bahan pangan dan ke-
terbatasan data produksi pangan tersebut, maka pengumpulan
data hanya dilakukan untuk tanaman sereal utama (padi, jagung,
ubi kayu dan ubi jalar) yang menyediakan hampir 50 persen dari
asupan kalori harian dalam rata-rata diet orang Indonesia. Ana-lisis
komposit dalam peta ini, dilakukan dengan mengonversi produksi
bahan-bahan pangan tersebut setara serealia (padi). Analisis
kecenderungan (trend) nasional dan sub-nasional untuk sayuran,
buah-buahan, peternakan dan produksi perikanan yang dibahas
dalam bab ini adalah untuk memberikan keluasan tentang
ketersediaan zat gizi.
Ketersediaan pangan adalah ketersediaan pangan secara
fisik di suatu wilayah dari segala sumber, baik itu produksi pangan
domestik (netto), perdagangan pangan dan bantuan pangan.
Ketersediaan pangan ditentukan oleh produksi pangan di wilayah
tersebut, perdagangan pangan melalui mekanisme pasar di wilayah
tersebut, stok yang dimiliki oleh pedagang dan cadangan
pemerintah, serta bantuan pangan dari pemerintah atau organisa-
si lainnya. Pendekatan aspek ketersediaan pangan dalam penyu-
sunan FSVA hanya pada aspek produksi pangan wilayah dan stok
pemerintah, sedangkan data perdagangan pangan, stok pedagang,
dan bantuan pangan tidak semua tersedia pada tingkat kabupa-
ten/kota.
Pangan meliputi produk serealia, kacang-kacangan, minyak
nabati, sayur-sayuran, buah-buahan, rempah, gula, dan produk
hewani. Karena porsi utama dari kebutuhan kalori harian berasal

16 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi


dari sumber pangan karbohidrat, yaitu sekitar separuh dari kebu-
tuhan energi per orang per hari, maka yang digunakan dalam ana-
lisa kecukupan pangan yaitu karbohidrat yang bersumber dari
produksi pangan pokok serealia, yaitu padi, jagung, dan
umbi-umbian (ubi kayu dan ubi jalar) yang digunakan untuk me-
menuhi tingkat kecukupan pangan pada tingkat kecamatan.

A. PERKEMBANGAN PERTANIAN
Sektor pertanian merupakan penunjang utama perekonomian
Kalimantan Barat, baik sebagai penghasil nilai tambah maupun
sumber penghasilan atau penyedia lapangan kerja sebagian be-
sar penduduk. Kontribusi sektor pertanian selama 3 (tiga) tahun
terakhir lebih dari 2,0%. PDRB Kalbar atas dasar harga berlaku
tahun 2020 mencapai 214,00 triliun rupiah dengan kontribusi
terbesar pada sektor pertanian (20,92%), sektor in-dustri
pengolahan (16,22%), dan sektor perdagangan (13,23%).
Berbagai jenis tanaman hortikultura seperti tanaman buah-
buahan cukup berkembang di Kalimantan Barat. Tanaman jeruk,
nenas dan pisang merupakan jenis tanaman penyumbang
terbesar (sekitar 75%). Secara umum perekonomian tahun
2020 mengalami kontraksi sebesar 1,82% akibat pandemi
Covid-19 terutama pada lapangan usaha penyedia akomodasi
dan makan minum serta transportasi dan pergudangan yang
masing-masing terkontraksi sebesar 19,3% dan 19,1%.
Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan indikator perkem-
bangan harga di tingkat pedesaan. Umumnya digunakan untuk

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 17


melihat kesejahteraan petani apakah semakin membaik atau
sebaliknya. Tahun 2020, Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan
Barat pada Desember 2020 sebesar 117,01 poin atau naik
1,77% dibanding NTP Bulan November 2020 yakni sebesar
114,97 poin. Hal ini disebabkan Indeks Harga yang Diterima
Petani naik 2,17%, sedangkan Indeks Harga yang Dibayar
Petani naik 0,39%.

B. PRODUKSI SEREALIA
Padi
Produksi padi di Provinsi Kalimantan Barat pada tahun 2020
sebesar 778.170 ton GKG. Daerah sentra produksi padi di
Provinsi Kalimantan Barat adalah Kabupaten Sambas, disusul
Ketapang, Kubu Raya, dan Landak.

Tabel 3
Produksi Padi Provinsi Kalimantan Barat (ton) GKG Tahun 2020

URAIAN ATAP 2020


KALIMANTAN BARAT 778.170
Sambas 150.222
Bengkayang 31.685
Landak 99.135
Mempawah 70.116
Sanggau 65.969
Ketapang 103.765
Sintang 22.695
Kapuas Hulu 23.346
Sekadau 30.091
Melawi 9.825
Kayong Utara 49.227
Kubu Raya 107.589
Kota Pontianak 713
Kota Singkawang 13.791
Sumber : Dinar Pertanian TPH Provinsi Kalimantan Barat 2021

18 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi


Jagung
Produksi jagung Kalimantan Barat selama dua tahun terakhir
menunjukkan peningkatan produksi. Pada tahun 2020 produk-
si jagung mengalami kenaikan sebesar 11,71%, dari 211.606 ton
pada 2019 menjadi 236.382 ton pada 2020.

Tabel 4
Produksi Jagung Provinsi Kalimantan Barat (ton) Tahun 2020

URAIAN ATAP 2020


KALIMANTAN BARAT 236.982
Sambas 8,156.13
Bengkayang 130,742
Landak 54,299.37
Mempawah 2,708.00
Sanggau 14,027.97
Ketapang 7,894.54
Sintang 3,704.06
Kapuas Hulu 1,085.75
Sekadau 4,215.00
Melawi 7,096.11
Kayong Utara 12.40
Kubu Raya 2,525.00
Kota Pontianak
Kota Singkawang 515.71
Sumber : Dinas Pertanian TPH Provinsi Kalimantan Barat 2021

Ubi Kayu
Produksi ubi kayu Kalimantan Barat tahun 2020 mengalami ke-
naikan sebesar 51,63 persen dibanding tahun 2019, dari
133.734 ton pada 2019 menjadi 202.785 ton pada 2020. Kabu-
paten Landak dan Sanggau merupakan sentra produksi ubi kayu
di Kalimantan Barat.

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 19


Tabel 5
Produksi Ubi Kayu Provinsi Kalimantan Barat (ton) Tahun 2020
URAIAN ATAP 2020
KALIMANTAN BARAT 202,785
Sambas 7,398
Bengkayang 283
Landak 61,649
Mempawah 7,064
Sanggau 40,140
Ketapang 26,542
Sintang 25,087
Kapuas Hulu 9,045
Sekadau 4,854
Melawi 8,247
Kayong Utara 1,168
Kubu Raya 9,564
Kota Pontianak 1,105
Kota Singkawang 640
Sumber : Dinas Pertanian TPH Provinsi Kalimantan Barat 2021

Ubi Jalar
Produksi ubi jalar tahun 2019 sebesar 16.593 ton. Sementara
produksi ubi jalar tahun 2020 naik menjadi 31.299 ton atau
terjadi kenaikan sebesar 88,63%. Hal ini disebabkan oleh
naiknya perrmintaan ubi jalar sebagai pangan alternatif. Kabu-
paten Sintang menempati posisi pertama dalam produksi ubi
kayu di Kalimantan Barat disusul Sambas dan Kubu Raya.

20 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi


Tabel 6
Produksi Ubi Jalar Provinsi Kalimantan Barat (ton) Tahun 2020

URAIAN ATAP 2020


KALIMANTAN BARAT 31,299
Sambas 4,009
Bengkayang 218
Landak 1,069
Mempawah 2,191
Sanggau 741
Ketapang 1,853
Sintang 15,640
Kapuas Hulu 683
Sekadau 290
Melawi 464
Kayong Utara 81
Kubu Raya 3,524
Kota Pontianak 219
Kota Singkawang 316
Sumber : Dinas Pertanian TPH Provinsi Kalimantan Barat 2021

Beras masih memegang peranan penting dalam penye-


diaan kalori, sementara jagung, ubi kayu dan ubi jalar jauh lebih
rendah dibandingkan dengan beras. Ke depan, kapasitas pro-
duksi beras Provinsi Kalimantan Barat diprediksi semakin
terbatas seiring dengan terjadinya pertambahan jumlah pen-
duduk, alih fungsi lahan, lambannya adopsi teknologi serta
perubahan iklim. Beberapa komoditas pangan lokal yang ber-
potensi untuk dikembangkan di masa yang akan datang adalah
pisang dan sukun.
Pangan pokok yang dibahas di atas berkontribusi besar
terutama untuk asupan kalori walaupun memiliki kandungan
protein, vitamin dan mineral yang relatif kecil. Kacang-kacang-
an seperti kedelai, kacang tanah dan kacang hijau merupakan

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 21


sumber protein nabati dan dikenal luas dalam pola makan
masyarakat Provinsi Kalimantan Barat terutama dalam bentuk
tahu dan tempe. Namun, produksi dari komoditas-komoditas ini
relatif rendah di Kalimantan Barat. Untuk kedelai, kesen-jangan
produksi dan kebutuhan ditanggulangi dengan menda-tangkan
dari daerah lain. Sementara sayuran dan buah-buahan
merupakan sumber utama dalam penyediaan vitamin dan mi-
neral. Produksi sayuran dan buah-buahan cenderung mening-
kat walaupun buah-buahan impor juga banyak beredar di pa-
saran. Disamping peningkatan produksi, tantangan lainnya
adalah penanganan pasca panen. Survei yang dilakukan oleh
UNIDO (2012), memperkirakan kerugian pasca panen beras
sebesar 12,5%, jagung sebesar 10% dan ubi kayu sebesar 15-
18%.

C. PRODUKSI SAYUR DAN BUAH


Sub sektor pertanian hortikultura di Kalimantan Barat pada ta-
hun 2020 umumnya mengalami peningkatan dibanding tahun
sebelumnya. Untuk tanaman sayur-sayuran sebagian besar ter-
jadi peningkatan luas panen, begitu juga tingkat produktivitas-
nya mengalami peningkatan menyesuaikan kebutuhan. Se-
dangkan untuk produksi buah durian mengalami penurunan.

22 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi


Tabel 7
Produksi Sayuran (Kuintal) di Kalimantan Barat 2017-2020

Jenis Tanaman 2017 2018 2019 2020


Kind of Plants
Sayuran/ Vegetables
Bawang Daun/Wlech Onion 7 054,00 7 726,00 8 480,00 6 818,80
Bawang Merah/Shallot 1 358,00 860,00 533,00 2 265,00
Bawang Putih/Garlic - - - -
Bayam/Spinach 23 606,00 24 393,00 27 306,00 26 520,50
Buncis/Green Bean 7236,00 3 853,00 11 175,00 10 825,50
Cabai Besar/Chili 16 648,00 8 862,00 16 134,00 20 215,90
(Capsicum Annum)
Cabai Rawit/Chili 47 191,00 41 647,00 57 306,00 61 336,40
(Capsicum Frustescens)
Jamur/Mushroom 20 205,00 18 006,00 17 457,00 15 925,00
Kacang Merah/Red Bean - - - -
Kacang Panjang/ 48 498,00 38 163,00 57 056,00 63 159,30
Yarldlong Bean
Kangkung/Kangkong 40 526,00 38 778,00 50 877,00 47 435,30
Kembang Kol/Cauliflower - - - -
Kentang/Potato - - - -
Ketimun/Cucumber 69 388,00 48 325,00 74 438,00 84 056,10
Kubis/Cabbage 488,00 628,00 767,00 592,00
Labu Siam/Chayote - - - -
Lobak/Radish 4 655,00 4 719,00 5 102,00 2 858,20
Paprika/Bell Pepper - - - -
Petsai/Sawi/ 34 098,00 29 610,00 44 509,00 44 988,50
Chinese Cabbage/
Mustard Green
Terung/Eggplant 51 614,00 36 352,00 62 504,00 54 201,30
Tomat/Tomato 18 045,00 11 280,00 20 879,00 18 571,50
Buah-buahan/ Fruits
Blewah/Cantaloupe 1 158,00 468,00 1 229,00 1 889,50
Melon/Melon 1 976,00 1 478,00 1 632,00 2 301,00
Semangka/Watermelon 36 791,00 40 059,00 45 227,00 58 220,50
Stroberi/Strawberry - - - -
Wortel/Carrot - - - -
Kalimantan Barat 430 535,00 355 207,00 502 611,00 522 180,30

Sumber : Kalbar Dalam Angka Provinsi Kalimantan Barat 2021

Produksi buah-buahan di Kalimantan Barat tersebar di


seluruh kabupaten/kota, hanya beberapa komoditi yang ter-
pusat di beberapa kabupaten/kota, seperti jeruk di Kabupaten

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 23


Sambas dan Singkawang, Pisang dan Nenas di Kabupaten Kubu
Raya.

Tabel 8
Produksi Buah di Kalimantan Barat 2017-2020

Jenis Tanaman
2017 2018 2019 2020
Kind of Plants
Buah-buahan/ Fruits
Alpukat/Avocado 2 892,00 2 905,00 5 041,00 6863,00
Anggur/Grape - - - -
Apel/Apple - - - -
Belimbing/Star Fruit 9 981,00 12 052,00 14 099,00 15 319,00
Duku/Langsat/\ 21 913,00 67 291,00 66 470,00 43 054,00
Kokosan/Duku
Durian/Durian 150 215,00 252 818,00 272 093,00 146 725,00
Jambu Air/Rose Apple 13 554,00 17 292,00 21 496,20 24 017,00
Jambu Biji/Guava 15 955,00 16 242,00 24 380,00 33 177,10
Jeruk Besar/Pomelo 9 881,00 10 985,00 12 813,50 12 941,00
Jeruk Siam/Keprok/ 1 265 017 1 429 172 1 392 836 1 333 832
Tangerine/Orange
Mangga/Mango 38 712,00 67 521,00 100 819,00 43 026,00
Manggis/Mangosteen 21 970,00 50 974,00 81 337,70 12 658,00
Markisa/Marquisa 2 261,00 816,00 602,00 463,00
Nangka/Cempedak/ 90 672,00 120 266,00 125 952,50 116 122,00
Jack Fruit
Nenas/Pineapple 725 043,00 294 929,00 764 001,80 748 856,00
Pepaya/Papaya 104 941,00 143 575,00 180 450,00 179 751,00
Pisang/Banana 597 755,00 464 618,00 469 791,20 602 805,00
Rambutan/Rambutan 115 978,00 170 613,00 252 090,00 64 763,00
Salak/Salacca 14 843,00 40 618,00 11 215,00 17 288,00
Sawo/Sapodilla/ 26 964,00 39 294,00 37 563,80 33 412,00
Star Apple
Sirsak/Soursop 7 325,00 8 824,00 10 669,50 14 411,00
Sukun/Bread Fruit 10 751,00 9 756,00 15 915,50 11 847,00
Sayuran/Vegetables
Jengkol/Jengkol 39 444,00 54 150,00 74 046,00 63 373,00
Melinjo/Melinjo 5 859,00 6 516,00 10 383,00 9 711,00
Petai/Twisted 24 993,00 40 630,00 49 216,00 40 637,00
Cluster Bean
Kalimantan Barat 3 316 919,00 3 321 857,00 3 993 281,70 3 575 051,10
Sumber : Kalbar dalam Angka Provinsi Kalimantan Barat 2021

24 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi


D. PRODUKSI PETERNAKAN
Dalam setahun terakhir, secara umum sektor peternakan
mengalami sedikit kenaikan, baik populasi maupun produksi
daging. Populasi ternak sapi potong mengalami kenaikan se-
besar 1,27% dari 154.382 ekor tahun 2019 menjadi 156.357
ekor tahun 2020. Sedangkan populasi kambing mengalami
kenaikan sebesar 1,37% dari 148.086 ekor tahun 2019 menjadi
150.122 ekor tahun 2020. Populasi babi juga mengalami se-
dikit kenaikan sebesar 1,00% dari 465.530 ekor tahun 2019
menjadi 470.186 ekor tahun 2020. Sementara populasi ayam
pedaging mengalami penurunan sebesar 8,00% dari 50.317.979
ekor tahun 2019 menjadi 46.285.164 ekor tahun 2020.
Tabel 9
Populasi Ternak (ekor)Tahun 2019-2020

Sapi Perah Sapi Potong Kerbau Kuda


Kabupaten/Kota
2019 2020 2019 2020 2019 2020 2019 2020
Kabupaten Sambas 9 9 11 613 11 729 - - - -

Kabupaten Bengkayang 1 1 14 061 14 201 - - 12 12

Kabupaten Landak - - 8 071 8 151 - - - -

Kabupaten Mempawah 30 30 10 593 10 699 - - - -

Kabupaten Sanggau - - 10 978 11 087 3 3 - -

Kabupaten Ketapang - - 35 316 35 669 1 813 1 831 - -

Kabupaten Sintang - - 6 677 6 743 109 110 - -

Kabupaten Kapuas Hulu - - 6 094 6 185 - - - -

Kabupaten Sekadau - - 12 489 12 613 4 4 - -

Kabupaten Melawi - - 10 033 10 133 56 57 - -

Kabupaten Kayong Utara - - 6 427 6 491 3 3 6 6

Kabupaten Kubu Raya 128 128 13 421 13 962 74 75 - -

Kota Pontianak 2 2 2 557 2 582 1 1 1 1

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 25


Kota Singkawang - - 6 052 6 112 - - 9 9

Kalimantan Barat 170 170 154 382 156 357 2 063 2 084 28 28

Kambing Domba Babi


Kabupaten/Kota
2019 2020 2019 2020 2019 2020
Kabupaten Sambas 24 851 25 100 - - 7 261 7 334

Kabupaten Bengkayang 15 508 15 663 - - 38 181 38 563

Kabupaten Landak 7 113 7 184 - - 118 793 119 981

Kabupaten Mempawah 27 442 28 271 - - 34 084 34 425

Kabupaten Sanggau 6 467 6 532 - - 33 701 34 038

Kabupaten Ketapang 4 422 4 466 - - 22 466 22 691

Kabupaten Sintang 3 334 3 367 39 39 75 500 76 255

Kabupaten Kapuas Hulu 974 984 7 7 11 651 11 767

Kabupaten Sekadau 5 211 5 263 25 25 41 394 41 808

Kabupaten Melawi 3 618 3 654 - - 23 485 23 720

Kabupaten Kayong Utara 15 473 15 628 - - 2 108 2 129

Kabupaten Kubu Raya 29 187 29 479 18 20 18 221 18 403

Kota Pontianak 1 628 1 644 65 66 1 386 1 400

Kota Singkawang 2 858 2 887 - - 37 299 37 672

Kalimantan Barat 148 086 150 122 154 157 465 530 470 186

Ayam Kampung Ayam Petelur


Kabupaten/Kota
2019 2020 2019 2020
Kabupaten Sambas 439 559 443 954 24 563 24 809

Kabupaten Bengkayang 156 561 158 126 56 548 57 113

Kabupaten Landak 310 069 313 170 - -

Kabupaten Mempawah 277 490 280 264 45 630 46 086

Kabupaten Sanggau 342 891 346 319 23 267 23 500

Kabupaten Ketapang 39 484 39 879 - -

Kabupaten Sintang 468 899 473 588 17 800 17 978

Kabupaten Kapuas Hulu 137 772 139 150 4 035 4 075

Kabupaten Sekadau 135 005 136 355 202 204

26 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi


Kabupaten Melawi 157 952 159 532 - -

Kabupaten Kayong Utara 97 419 98 394 - 500

Kabupaten Kubu Raya 2 652 806 2 679 334 434 180 438 522

Kota Pontianak 18 061 18 242 4 500 4 545

Kota Singkawang 556 559 562 125 3 001 183 3 031 195

Kalimantan Barat 5 790 527 5 848 432 3 611 908 3 648 527

Ayam Pedaging Itik dan Itik Manila


Kabupaten/Kota 2019 2020 2019 2020
Kabupaten Sambas 2 817 087 2 845 258 265 687 268 344

Kabupaten Bengkayang 3 150 720 3 182 227 24 590 24 836

Kabupaten Landak 1 941 000 1 960 410 11 086 11 197

Kabupaten Mempawah 4 090 805 4 131 713 58 083 65 426

Kabupaten Sanggau 1 581 001 1 596 811 20 631 20 837

Kabupaten Ketapang 2 838 490 2 866 875 51 635 52 151

Kabupaten Sintang 2 729 523 2 756 818 6 253 6 316

Kabupaten Kapuas Hulu 1150 854 1162 363 9 833 9 931

Kabupaten Sekadau 1 251 442 1 263 956 24 212 24 454

Kabupaten Melawi 572 000 577 720 9 598 9 694

Kabupaten Kayong Utara 329 300 332 593 23 924 24 162

Kabupaten Kubu Raya 10 276 818 10 379 586 49 329 49 822

Kota Pontianak 5 512 775 5 567 903 6 836 6 904

Kota Singkawang 12 076 164 7 660 931 18 360 18 544

Kalimantan Barat 50 317 979 46 285 164 580 057 592 618

Sumber : Kalbar Dalam Angka Provinsi Kalimantan Barat 2021

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 27


Tabel 10
Produksi Daging (Kg) Tahun 2019-2020

Sapi Kerbau Kuda


Kabupaten/Kota
2019 2020 2019 2020 2019 2020
Kabupaten Sambas 888 579 897 465 - - - -
Kabupaten Bengkayang 149 209 150 701 - - - -
Kabupaten Landak 142 379 143 803 - - - -
Kabupaten Mempawah 561 620 567 326 - - - -
Kabupaten Sanggau 478 897 483 686 - - - -
Kabupaten Ketapang 389 796 393 864 33 000 33 330 - -
Kabupaten Sintang 330 855 334 166 3 220 3 252 - -
Kabupaten Kapuas Hulu 137 670 139 047 - - - -
Kabupaten Sekadau 172 737 174 464 - - - -
Kabupaten Melawi 143 413 144 847 - - - -
Kabupaten Kayong Utara 85 761 86 619 600 606 - -
Kabupaten Kubu Raya 284 415 287 259 6 200 6 262 - -
Kota Pontianak 1 115 199 1 126 351 600 606 - -
Kota Singkawang 469 698 474 395 - - - -

Kalimantan Barat 5 350 228 5 403 993 43 620 44 056 - -

Kambing Domba Babi


Kabupaten/Kota
2019 2020 2019 2020 2019 2020
Kabupaten Sambas 71 805 72 523 - - 199 780 201 778
Kabupaten Bengkayang 34 766 35 114 - - 464 590 469 236

Kabupaten Landak 19 514 19 709 - - 2 184 138 2 205 979


Kabupaten Mempawah 20 470 20 670 - - 757 130 690 294
Kabupaten Sanggau 25 615 25 871 - - 1 723 440 1 740 760
Kabupaten Ketapang 14 246 14 388 - - 370 129 373 830
Kabupaten Sintang 31 600 31 916 - - 489 000 493 890
Kabupaten Kapuas Hulu 2 535 2 560 - - 207 465 209 540
Kabupaten Sekadau 6 371 6 435 175 177 439 535 443 930
Kabupaten Melawi 8 213 8 295 - - 157 815 159 393
Kabupaten Kayong Utara 2 131 2 152 - - 122 317 123 540

28 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi


Kabupaten Kubu Raya 45 684 46 141 - - 383 363 387 179
Kota Pontianak 121 161 122 373 - - 884 220 893 062
Kota Singkawang 13 065 13 196 - - 3 052 147 3 082 668

Kalimantan Barat 417 176 421 343 175 177 11 435 069 11 475 079

Itik dan Itik


Ayam Kampung Ayam Petelur Ayam Pedaging
Kabupaten/Kota Manila
2019 2020 2019 2020 2019 2020 2019 2020
Kabupaten Sambas 665 616 366 585 262 563 293 264 3 893 598 3 932 534 40 913 42 600

Kabupaten Bengkayang 55 279 55 832 77 121 77 892 2 980 867 3 010 675 3 640 3 676

Kabupaten Landak 75 131 75 882 8 236 8 319 3 340 559 3 373 965 581 587

Kabupaten Mempawah 14 930 15 079 3020 3050 683 294 690 294 17 240 17 732

Kabupaten Sanggau 234 920 237 269 6 162 6 224 2 166 947 2 188 616 13 400 13 534

Kabupaten Ketapang 143 177 144 609 8 069 8150 4 338 602 4 381 988 28 928 29 217

Kabupaten Sintang 69 771 70 469 4 202 4 244 4 387 722 4 431 599 6 611 6 678

Kabupaten Kapuas Hulu 153 903 155 442 - - 1 006 715 1 016 782 500 505

Kabupaten Sekadau 81 320 82 133 8 006 8 086 1 607 105 1 623 176 3 141 3 172

Kabupaten Melawi 36 471 36 836 - - 811 971 820 091 1 603 1 619

Kabupaten Kayong Utara 105 994 107 054 1 344 1 357 613 626 619 762 19 343 19 536

Kabupaten Kubu Raya 1 686 151 1 703 013 210 773 212 881 16 619 271 16 785 464 25 220 25 472

Kota Pontianak 75 953 76 713 - - 8 823 888 8 912 127 94 674 95 620

Kota Singkawang 79400 80 194 2 536 885 2 562 254 4260 387 4302 991 31 409 31 723

Kalimantan Barat 3 478 016 3 207 110 3 126 381 3 185 721 55 534 552 56 090 064 287 203 291 671

Sumber : Kalbar Dalam Angka Provinsi Kalimantan Barat 2021

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 29


Tabel 11
Produksi Telur (ton) Tahun 2019-2020

Itik dan Itik


Ayam Kampung Ayam Petelur Ayam Pedaging
Kabupaten/Kota Manila
2019 2020 2019 2020 2019 2020 2019 2020
Kabupaten Sambas 250 261 4 008 4 008 1 029 1 039 8 8

Kabupaten Bengkayang 93 94 2 251 2 251 120 121 1 1

Kabupaten Landak 231 234 5 5 56 57 - -

Kabupaten Mempawah 210 221 196 196 304 307 66 -

Kabupaten Sanggau 216 218 447 447 98 99 - -

Kabupaten Ketapang 37 38 3 164 3 164 264 267 - -

Kabupaten Sintang 305 307 109 109 23 24 - -

Kabupaten Kapuas Hulu 95 96 2 268 2 268 19 23 - -

Kabupaten Sekadau 83 84 4 4 97 90 - -

Kabupaten Melawi 96 97 111 111 50 51 - -

Kabupaten 58 59 202 202 119 121 - -


Kayong Utara
Kabupaten Kubu Raya 1 646 1 663 6 431 6 431 358 362 - -

Kota Pontianak 11 11 69 69 363 36 2 2

Kota Singkawang 167 168 37 31 37 313 258 42 - -


3

Kalimantan Barat 3 498 3 551 56 57 56 578 3 158 2 639 77 11


8
Sumber : Kalbar Dalam Angka Provinsi Kalimantan Barat 2021

E. PRODUKSI PERIKANAN
Secara geografis, Kalimantan Barat memiliki potensi yang cu-
kup besar di sektor perikanan, baik perikanan laut maupun per-
airan umum. Nilai produksi tahun 2019 untuk perikanan per-
airan laut mencapai 2,70 triliun rupiah dengan volume produksi
sebesar 119,94 ribu ton sedangkan perairan umum daratan
mencapai 49,55 ribu ton dengan nilai sebesar 1,5 triliun rupiah.

30 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi


Tabel 12
Produksi Perikanan (ton) 2020

Perikanan Perairan
Perikanan Tangkap di Laut
Kabupaten/Kota Umum Daratan
Volume Nilai Volume Nilai
(Ton) (000 Rp) (Ton) (000 Rp)
Kabupaten Sambas 26 211 732 419 134 136 4 142 595

Kabupaten Bengkayang 6 863 218 778 065 681 18 223 219

Kabupaten Landak - - 25 1 187 090

Kabupaten Mempawah 12 211 290 951 346 563 18 270 981

Kabupaten Sanggau - - 1 333 45 194 900

Kabupaten Ketapang 18 135 1 283 872 810 1 476 66 931 115

Kabupaten Sintang - - 1 213 38 724 166

Kabupaten Kapuas Hulu - - 42 050 660 196 242

Kabupaten Sekadau - - 150 8 805 630

Kabupaten Melawi - - 142 9 819 852

Kabupaten Kayong Utara 23 767 551 023 244 721 35 614 730

Kabupaten Kubu Raya 5 435 159 054 118 - -

Kota Pontianak 663 23 727 680 115 4 129 225

Kota Singkawang 4 214 119 793 590 73 3 749 890

Kalimantan Barat 97 49 3 379 619 986 48 678 914 989 635


8
Sumber : Kalbar Dalam Angka Provinsi Kalimantan Barat 2021

F. PRODUKSI PERKEBUNAN
Luas areal tanaman Kelapa Sawit tahun 2020 mengalami sedi-
kit penurunan dibanding tahun 2019 yaitu dari 1.907.283 hek-
tar menjadi 1.904.904 hektar atau turun sebesar 0,12%. Se-
dangkan produksi Kelapa Sawit mengalami peningkatan 2,59%
dari 4 juta ton pada tahun 2019 menjadi 4,1 juta ton pada tahun
2020. Karet juga mengalami peningkatan produksi dari 257,7
ribu ton menjadi 266,35 ribu ton pada tahun 2020. Produksi

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 31


Lada juga meningkat dari 5,3 ribu ton pada tahun 2019 menjadi
6,8 ribu ton pada tahun 2020.

Tabel 13
Produksi Perkebunan 2019-2020

Kelapa Sawit Kelapa Karet Kopi


Kabupaten/Kota
Regency/Municipality 2019 2020 2019 2020 2019 2020 2019 2020

Kabupaten Sambas 226 106 207 267 13 640 13 640 17 711 17 711 800 800

Kabupaten Bengkayang 252 520 324 870 2 633 2 573 23 049 22 094 90 90

Kabupaten Landak 153 875 116 926 - - 30 000 30 221 180 180

Kabupaten Mempawah 25 595 26 823 18 836 18 843 3 453 3 451 257 255

Kabupaten Sanggau 595 991 497 936 189 239 54 449 62 593 15 12

Kabupaten Ketapang 1 293 690 1 356 929 1 750 1 764 16 066 17 479 509 509

Kabupaten Sintang 282 569 289 410 350 350 39 269 39 254 91 91

Kabupaten Kapuas Hulu 366 600 353 891 21 4 12 679 12 581 4 1

Kabupaten Sekadau 238 060 239 234 1 1 23 476 23 401 0,2 1

Kabupaten Melawi 186 342 209 004 86 86 15 152 15 152 1 1

Kabupaten Kayong Utara 181 984 332 184 5 468 7 045 1 388 2 275 480 493

Kabupaten Kubu Raya 194 064 146 487 41 884 42 030 15 380 15 422 1369 1292

Kota Pontianak - - - - - - - -

Kota Singkawang 4 786 4 689 1 586 1 492 5 628 4 717 6 4

Kalimantan Barat 4 002 182 4 105 650 86 444 88 067 257 700 266 351 3 802,2 3 729

Sumber : Kalbar Dalam Angka Provinsi Kalimantan Barat 2021

G. RASIO KONSUMSI NORMATIF PER KAPITA TERHADAP


PRODUKSI
Seperti yang telah dibahas dalam bab sebelumnya, indikator
ketersediaan pangan yang digunakan untuk analisis ketahanan
pangan komposit adalah rasio konsumsi makanan normatif per
kapita terhadap produksi pangan. Rasio tersebut menunjukkan

32 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi


apakah suatu daerah mandiri dalam produksi serealia dan
umbi-umbian (tanpa mempertimbangkan produksi pangan lain-
nya).
Produksi pangan pokok di tingkat kabupaten mengguna-
kan data produksi padi, jagung, ubi kayu dan ubi jalar tahun
2019. Untuk mendapatkan produksi bersih, produksi dari
masing-masing komoditas dikurangi dengan kebutuhan pakan,
bibit dan tercecer. Khusus untuk komoditas padi dilakukan
konversi menjadi beras sebesar 62,85%. Rata-rata produksi
bersih komoditas ubi jalar dan ubi kayu dihitung setara beras
dan jagung, dimana ketersediaan energi 3 kg ubi kayu dan ubi
jalar setara dengan 1 kg beras dan jagung. Setelah itu, hasil
konversi produksi ubi kayu dan ubi jalar tersebut dijumlahkan
dengan produksi beras dan jagung.
Ketersediaan pangan pokok per kapita dihitung dengan
membagi total produksi setara beras dan jagung di suatu keca-
matan dengan jumlah penduduk pada tahun 2019 (pertengah-
an tahun untuk periode tiga tahun ini). Data ketersediaan
pangan pokok ini tidak memperhitungkan ekspor dan impor,
karena data tidak tersedia di tingkat kecamatan. Berdasarkan
profil konsumsi Indonesia, konsumsi pangan pokok normatif per
hari per kapita adalah 300 gram. Kemudian dihitung kon-sumsi
normatif per kapita terhadap produksi.

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 33


Tabel 14
Analisa Rasio Konsumsi Normatif terhadap Produksi Pangan

Rasio Konsumsi
N Kode Nama Kode
Nama Kecamatan Normatif Terhadap
o Kab. Kabupaten Kec.
Produksi Pangan
1 6101 SAMBAS
1 6101010 SELAKAU 0.53
2 6101011 SELAKAU TIMUR 0.20
3 6101020 PEMANGKAT 1.51
4 6101021 SEMPARUK 0.31
5 6101022 SALATIGA 0.33
6 6101030 TEBAS 0.74
7 6101031 TEKARANG 0.68
8 6101040 SAMBAS 2.11
9 6101041 SUBAH 8.15
10 6101042 SEBAWI 1.00
11 6101043 SAJAD 1.32
12 6101050 JAWAI 0.76
13 6101051 JAWAI SELATAN 0.49
14 6101060 TELUK KERAMAT 1.21
15 6101061 GALING 1.05
16 6101062 TANGARAN 0.55
17 6101070 SEJANGKUNG 1.32
18 6101080 SAJINGAN BESAR 0.62
19 6101090 PALOH 0.53
2 6102 BENGKAYANG
1 6102010 SUNGAI RAYA 0.41
2 6102011 CAPKALA 6.31
SEI RAYA
3 6102012 0.63
KEPULAUAN
4 6102030 SAMALANTAN 10.66
5 6102031 MONTERADO 0.67
6 6102032 LEMBAH BAWANG 1.16
7 6102040 BENGKAYANG 0.62
8 6102041 TERIAK 1.44
9 6102042 SUNGAI BETUNG 0.38
10 6102050 LEDO 0.35
11 6102051 SUTI SEMARANG 0.40
12 6102052 LUMAR 1.23
13 6102060 SANGGAU LEDO 0.26
14 6102061 TUJUHBELAS 0.16
15 6102070 SELUAS 0.71
16 6102080 JAGOI BABANG 0.30
17 6102081 SIDING 1.54
3 6103 LANDAK
1 6103020 SEBANGKI 0.31
2 6103030 NGABANG 2.55
3 6103031 JELIMPO 0.76

34 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi


4 6103040 SENGAI TEMILA 0.51
5 6103050 MANDOR 0.58
6 6103060 MENJALIN 0.39
MEMPAWAH
7 6103070 0.21
HULU
8 6103071 SOMPAK 0.22
9 6103080 MENYUKE 0.65
10 6103081 BENYUKE HULU 0.22
11 6103090 MERANTI 0.18
12 6103100 KUALA BEHE 1.13
13 6103110 AIR BESAR 0.93
4 6104 MEMPAWAH
1 6104080 SIANTAN 0.57
2 6104081 SEGEDONG 0.69
3 6104090 SUNGAI PINYUH 1.53
4 6104091 ANJONGAN 0.34
MEMPAWAH
5 6104100 3.68
HILIR
MEMPAWAH
6 6104101 4.93
TIMUR
7 6104110 SUNGAI KUNYIT 0.89
8 6104120 TOHO 0.30
9 6104121 SADANIANG 0.31
5 6105 SANGGAU
1 6105010 TOBA 0.63
2 6105020 MELIAU 1.06
3 6105060 KAPUAS 2.00
4 6105070 MUKOK 1.23
5 6105120 JANGKANG 0.74
6 6105130 BONTI 0.81
7 6105140 PARINDU 0.77
8 6105150 TAYAN HILIR 1.12
9 6105160 BALAI 0.80
10 6105170 TAYAN HULU 1.09
11 6105180 KEMBAYAN 0.68
12 6105190 BEDUWAN 0.54
13 6105200 NOYAN 0.41
14 6105210 SEKAYAM 0.69
15 6105220 ENTIKONG 3.01
6 6106 KETAPANG
1 6106010 KENDAWANGAN 0.79
2 6106020 MANIS MATA 1.08
3 6106030 MARAU 2.22
4 6106031 SINGKUP 1.46
5 6106032 AIR UPAS 2.80
6 6106040 JELAI HULU 0.74
7 6106050 TUMBANG TITI 1.17
8 6106051 PEMAHAN 0.57
9 6106052 S. MELAYU RAYAK 1.78

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 35


MATAN HILIR
10 6106060 0.44
SELATAN
11 6106061 BENUA KAYONG 0.77
MATAN HILIR
12 6106070 0.31
UTARA
13 6106071 DELTA PAWAN 7.60
14 6106072 MUARA PAWAN 0.38
15 6106090 NANGA TAYAP 0.67
16 6106100 SANDAI 1.46
17 6106101 HULU SUNGAI 0.49
18 6106110 SUNGAI LAUR 0.87
19 6106120 SIMPANG HULU 0.64
20 6106121 SIMPANG DUA 0.51
7 6107 SINTANG
1 6107060 SERENTAN 2.33
2 6107070 AMBALAU 1.09
3 6107080 KAYAN HULU 1.74
4 6107110 SEPAUK 1.79
5 6107120 TEMPUNAK 1.71
6 6107130 SUNGAI TEBELAN 4.09
7 6107140 SINTANG 5.59
8 6107150 DEDAI 2.09
9 6107160 KAYAN HILIR 1.27
10 6107170 KELAM PERMAI 0.37
11 6107180 BINJAI HULU 2.80
12 6107190 KETUNGAU HILIR 1.59
KETUNGAU
13 6107200 0.92
TENGAH
14 6107210 KETUNGAU HULU 1.62
KAPUAS
8 6108
HULU
1 6108010 SILAT HILIR 14.48
2 6108020 SILAT HULU 0.88
3 6108030 GURUNG HULU 1.02
4 6108040 BUNUT HULU 1.13
5 6108050 MENTEBAH 0.74
6 6108060 BIKA 1.03
7 6108070 KALIS 1.15
PUTUSSIBAU
8 6108080 4.54
SELATAN
9 6108090 EMBALOH HILIR 7.81
10 6108100 BUNUT HILIR 3.80
11 6108110 BOYAN TANJUNG 2.54
12 6108120 PENGKADAN 0.63
13 6108130 JONGKONG 4.44
14 6108140 SELIMBAU 2.41
15 6108150 SUHAID 1.41
16 6108160 SEBERUANG 2.33
17 6108170 SEMITAU 5.05
18 6108180 EMPANANG 2.93

36 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi


19 6108190 PURING KENCANA 1.74
20 6108200 BADAU 4.02
21 6108210 BATANG LUPAR 0.42
22 6108220 EMBALOH HULU 1.16
PUTUSSIBAU
23 6108230 1.52
UTARA
9 6109 SEKADAU
1 6109010 NANGA MAHAP 1.08
2 6109020 NANGA TAMAN 0.77
3 6109030 SEKADAU HULU 0.94
4 6109040 SEKADAU HILIR 1.54
5 6109050 BELITANG HILIR 1.10
6 6109060 BELITANG 1.57
7 6109070 BELITANG HULU 0.99
10 6110 MELAWI
1 6110010 SOKAN 3.53
2 6110020 TANAH PINOH 1.80
TANAH PINOH
3 6110021 2.74
BARAT
4 6110030 SAYAN 1.94
5 6110040 BELIMBING 3.66
6 6110041 BELIMBING HULU 2.92
7 6110050 NANGA PINOH 4.39
8 6110051 PINOH SELATAN 2.03
9 6110052 PINOH UTARA 3.56
10 6110060 ELLA HILIR 1.36
11 6110070 MENUKUNG 1.26
KAYONG
11 6111
UTARA
1 6111010 PULAU MAYA 0.30
2 6111011 KEP. KARIMATA -
3 6111020 SUKADANA 0.34
4 6111030 SIMPANG HILIR 0.57
5 6111040 TELUK BATANG 0.93
6 6111050 SEPONTI 0.36
12 6112 KUBU RAYA
1 6112010 BATU AMPAR 0.36
2 6112020 TERENTANG 1.04
3 6112030 KUBU 0.40
4 6112040 TELOK PAKEDAI 0.60
5 6112050 SUNGAI KAKAP 0.52
6 6112060 RASAU JAYA 1.15
7 6112070 SUNGAI RAYA 1.82
8 6112080 SUI. AMBAWANG 4.74
KUALA MANDOR
9 6112090 1.57
B

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 37


Peta 5.2.1 menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah
Provinsi Kalimantan Barat sudah mencapai swasembada dalam
produksi pangan pokok, diilustrasikan oleh kelompok gradasi
warna hijau, sedangkan daerah defisit ditunjukkan dengan
kelompok gradasi warna merah. Kondisi iklim, kesesuaian lahan,
bencana berulang (kekeringan, banjir, dll.) adalah faktor-faktor
yang menjadi kendala terhadap kemampuan kabupaten-
kabupaten yang mengalami defisit pangan pokok untuk menca-
pai swasembada. Kabupaten yang mengalami defisit produksi
pangan pokok memiliki potensi sumber daya lainnya yang dapat
memberikan pendapatan daerah, sehingga dapat meme-nuhi
kebutuhan pangan pokok dari daerah surplus. Dengan kendala
aksesibilitas, di mana ketergantungan penduduk untuk
memenuhi kebutuhan pangan yang berasal dari produksi sendiri
sangat tinggi, maka defisit pangan pokok perlu menda-pat
perhatian.
Penyebab defisit antar kecamatan bervariasi, antara lain:
(1) perluasan areal perkebunan seperti kelapa sawit, (2) per-
luasan areal pertambangan terbuka, (3) daerah rawa, (4) sistem
produksi padi lahan kering yang memiliki produktivitas yang
rendah, dan (5) kurangnya ketersediaan lahan untuk bercocok
tanam dibandingkan dengan kepadatan penduduk. Selain itu
banyak daerah surplus pangan pokok yang mengalami bencana
alam karena deforestasi, kekeringan atau banjir akibat dampak
perubahan iklim. Hal ini akan mengancam keberlangsungan
tingkat produksi saat ini dan di masa yang akan datang.

38 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi


H. TANTANGAN UTAMA
Populasi penduduk Provinsi Kalimantan Barat pada tahun 2020
mencapai 5.414.390 juta orang di mana populasi perkotaan
mencapai 17,15%. Urbanisasi ini akan menyebabkan
pergeseran dalam preferensi pangan, sehingga kebutuhan pa-
ngan kaya gizi lainnya cenderung terus meningkat.
Peningkatan produktivitas pertanian merupakan kunci
utama yang perlu mendapat perhatian. Produktivitas di tingkat
petani masih jauh dari potensi yang diharapkan karena
terbatasnya kapasitas petani, kurangnya kualitas pelayanan
penyuluhan pertanian dan penurunan investasi infrastruktur
pedesaan. Keterbatasan produksi pangan nasional meliputi: (i)
konversi lahan pertanian menjadi non pertanian terutama di
Pulau Jawa serta konversi lahan pertanian menjadi lahan
perkebunan untuk produksi tanaman yang berbasis bisnis;
(ii) penurunan kualitas tanah dan kesuburan akibat kerusakan
lingkungan; (iii) ketersediaan air yang semakin terbatas akibat
kerusakan hutan; (iv) infrastruktur irigasi yang menurun kuali-
tasnya; (v) persaingan dalam pemanfaatan sumber daya air oleh
sektor industri dan perumahan; (vi) kerusakan yang disebabkan
oleh meningkatnya kekeringan dan banjir; (vii) tingginya
kehilangan hasil dalam proses produksi, penanganan hasil,
pengolahan pasca-panen dan transportasi; (viii) kurang-nya
dukungan modal; (ix) hama dan penyakit pada tanaman dan
ternak yang mengurangi produktivitas, dan (x) persaingan

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 39


penggunaan pangan untuk konsumsi dan untuk produksi bio-
fuel.

I. STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN


PANGAN
Dengan keragaman sumber daya alam yang dikombinasikan
dengan kemajuan teknologi hulu dan hilir, Provinsi Kalimantan
Barat memiliki peluang besar untuk meningkatkan kapasitas
produksi pangan, meningkatkan produktivitas dan efisiensi
bisnis, memajukan agribisnis sehingga berpengaruh terhadap
ketahanan pangan dan gizi. Peran ilmu pengetahuan dan
pengembangan inovasi teknologi di bidang pertanian sangatlah
penting dalam pengembangan teknologi industri, perbaikan
dalam pengolahan pasca panen dan teknik penyimpanan pasca
panen serta transportasi makanan ke daerah-daerah terpencil.
Ketahanan pangan merupakan prioritas nasional maupun
regional, untuk itu seharusnya fokus pada kegiatan-kegiatan
yang berkaitan dengan pembangunan ketahanan pangan:
1. Melanjutkan dan memantapkan kegiatan tahun sebelumnya
yang terbukti baik kinerja dan hasilnya dalam hal mening-
katkan ketahanan pangan baik yang berupa kegiatan fisik
maupun pembinaan.
2. Melanjutkan dan memperkuat kegiatan yang berorientasi
pemberdayaan masyarakat guna mempercepat pertumbuh-
an industri pertanian di perdesaan.

40 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi


3. Pemantapan swasembada beras, jagung, daging sapi, da-
ging ayam dan telur melalui peningkatan produksi yang
berkelanjutan.
4. Peningkatan produksi susu segar, buah lokal, dan produk-
produk substitusi pangan.
5. Peningkatan kualitas dan kuantitas public goods melalui
perbaikan dan pengembangan infrastruktur pertanian se-
perti irigasi, embung, jalan desa, dan jalan usahatani.
6. Jaminan penguasaan lahan produktif.
7. Pembangunan sentra-sentra pupuk organik berbasis ke-
lompok tani.
8. Penguatan kelembagaan perbenihan dan perbibitan.
9. Pemberdayaan masyarakat petani miskin melalui bantuan
sa-rana, pelatihan, dan pendampingan.
10. Penguatan akses petani terhadap iptek, pasar, dan permo-
dalan bunga rendah.
11. Penumbuhan lembaga ekonomi pangan di tingkat kawa-
san/kecamatan.
12. Mendorong minat investasi pertanian dan kemitraan usaha
melalui promosi yang intensif dan dukungan iklim usaha
yang kondusif.
13. Pembangunan kawasan komoditas unggulan terpadu seca-
ra vertikal dan/atau horizontal dengan konsolidasi usaha
tani produktif berbasis lembaga ekonomi masyarakat yang
berdaya saing tinggi di pasar lokal maupun internasional.

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 41


14. Pengembangan diversifikasi pangan dan pembangunan
lumbung pangan masyarakat untuk mengatasi Rentan
pangan dan stabilisasi harga di sentra produksi.
15. Peningkatan keseimbangan ekosistem dan pengendalian
hama penyakit tumbuhan dan hewan secara terpadu.
16. Peningkatan perlindungan dan pendayagunaan plasma-
nutfah nasional.
17. Penguatan sistem perkarantinaan pertanian.
18. Penelitian dan pengembangan berbasis sumberdaya lokal
spesifik lokasi (kearifan lokal) dan sesuai agro-ekosistem
setempat dengan teknologi unggul yang berorientasi
kebutuhan petani.
19. Pengembangan industri hilir pertanian di perdesaan yang
berbasis kelompok tani untuk meningkatkan nilai tambah
dan daya saing produk pertanian, membuka lapangan kerja,
mengurangi kemiskinan, dan meningkatkan keseimbangan
ekonomi desa-kota.
20. Berperan aktif dalam melahirkan kebijakan makro yang
berpihak kepada petani seperti perlindungan tarif dan non
tarif perdagangan internasional, penetapan Harga Pembe-
lian Pemerintah (HPP), dan Harga Eceran Tertinggi (HET)
pupuk bersubsidi.
21. Peningkatan promosi citra petani dan pertanian guna me-
numbuhkan minat generasi muda menjadi wirausahawan
agribisnis.

42 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi


22. Peningkatan dan penerapan manajemen pembangunan
pertanian yang akuntabel dan good governance.

Peningkatan ketahanan pangan untuk mewujudkan ke-


mandirian pangan, peningkatan daya saing produk pertanian
peningkatan pendapatan petani, serta kelestarian lingkungan
dan sumber daya alam. Oleh karena itu, substansi inti program
aksi ketahanan pangan menyangkut beberapa aspek:
1. Lahan, Pengembangan Kawasan, dan Tata Ruang Pertanian:
penataan regulasi untuk menjamin kepastian hukum atas
lahan pertanian, audit lahan pangan dan penertiban serta
optimalisasi penggunaan lahan terlantar;
2. Infrastruktur: pembangunan dan pemeliharaan sarana
transportasi dan angkutan, pengairan, jaringan listrik, serta
teknologi komunikasi dan sistem informasi nasional yang
melayani daerah-daerah sentra produksi pertanian demi
peningkatan kuantitas dan kualitas produksi serta kemam-
puan pemasarannya;
3. Penelitian dan Pengembangan: peningkatan upaya peneli-
tian dan pengembangan bidang pertanian yang mampu
menciptakan benih unggul yang sesuai tipologi lahan dan
agroklimat Kalimantan Barat, serta hasil penelitian lainnya
menuju kualitas dan produktivitas hasil pertanian nasional
yang tinggi.
4. Investasi, Pembiayaan, dan Subsidi: dorongan untuk inves-
tasi pangan, pertanian, dan industri pedesaan berbasis pro-

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 43


duk lokal oleh pelaku usaha dan pemerintah, penyediaan
pembiayaan yang terjangkau, serta sistem subsidi yang
menjamin ketersediaan benih varietas unggul yang teruji,
pupuk, teknologi dan sarana pasca panen yang sesuai secara
tepat waktu, tepat jumlah, dan terjangkau;
5. Pangan dan Gizi: peningkatan kualitas gizi dan keaneka-
ragaman pangan melalui peningkatan pola pangan harapan;
6. Adaptasi Perubahan Iklim: pengambilan langkah konkrit
terkait adaptasi dan antisipasi sistem pangan dan pertanian
terhadap perubahan iklim.

44 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi


3 Akses
Pangan
A. Akses Fisik
B. Akses Ekonomi
C. Strategi Untuk Peningkatan Akses Pangan

AKSES terhadap pangan merupakan salah satu pilar dari tiga pilar
ketahanan pangan yang berhubungan dengan kemampuan rumah
tangga untuk memperoleh cukup pangan, baik yang berasal dari
produksi sendiri, stok, pembelian, barter, hadiah, pinjaman dan
bantuan pangan. Secara fisik pangan mungkin tersedia di suatu
daerah, akan tetapi tidak dapat diakses oleh rumah tangga
tertentu karena terbatasnya (1) akses fisik: infrastruktur atau alat
untuk mencapai pasar serta fungsi pasar, (2) akses ekonomi:
kemampuan keuangan untuk membeli makanan yang cukup dan
bergizi dan/atau (3) akses sosial: modal sosial yang dapat digu-
nakan untuk mendapatkan mekanisme dukungan informal seperti
barter atau meminjam atau adanya program dukungan sosial.
Dimensi kedua dari ketahanan pangan adalah akses terha-
dap pangan dan penghidupan (livelihood). Ketersediaan pangan di
suatu daerah mungkin mencukupi, akan tetapi tidak semua rumah
tangga memiliki akses yang memadai baik secara kuantitas mau-
pun keragaman pangan melalui mekanisme tersebut. Akses

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 45


pangan tergantung pada daya beli rumah tangga yang ditentukan
oleh penghidupan rumah tangga tersebut. Penghidupan terdiri
dari kemampuan rumah tangga, modal/aset (sumber daya alam,
fisik, sumber daya manusia, ekonomi dan sosial) dan kegiatan yang
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup dasar-pengha-silan,
pangan, tempat tinggal, kesehatan dan pendidikan. Rumah tangga
yang tidak memiliki sumber penghidupan yang memadai dan
berkesinambungan, sewaktu-waktu dapat berubah, menjadi tidak
berkecukupan, tidak stabil dan daya beli menjadi sangat terbatas,
yang menyebabkan tetap miskin dan rentan terhadap kerentanan
pangan. Indikator-indikator yang termasuk ke dalam kelompok ini
meliputi:
− Persentase penduduk hidup di bawah garis kemiskinan,
− Persentase rumah tangga dengan proporsi pengeluaran untuk
pangan lebih dari 65 persen terhadap total pengeluaran, dan
− Persentase rumah tangga tanpa akses listrik.

Ketiga indikator yang digunakan pada akses sosial ekonomi


(Kemiskinan, Persentase rumah tangga dengan proporsi pengelu-
aran untuk pangan lebih dari 65% terhadap total pengeluaran dan
akses terhadap listrik) yang kemudian dianalisis pada analisis
komposit kerentanan terhadap kerentanan pangan dan gizi.

A. AKSES FISIK
Infrastruktur transportasi dan penyimpanan merupakan hal
penting dalam ketahanan pangan dan gizi. Seluruh rantai

46 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi


pasokan pangan membutuhkan infrastruktur udara, pelabuhan
dan jalan yang baik untuk mengangkut makanan tepat waktu
dan dengan biaya yang efektif. Fasilitas udara dan pelabuhan
yang efisien dan terintegrasi memungkinkan lebih banyak jenis
pangan yang dapat diimpor atau dipindahkan antar pulau de-
ngan kerusakan minimal. Jaringan jalan yang berkualitas tinggi
juga mengurangi resiko kerusakan karena makanan dapat
ditransportasikan lebih cepat lewat darat. Selain itu, infrastruk-
tur transportasi dan penyimpanan yang lebih baik meningkat-
kan keterhubungan antara petani dan pedagang, dan antara
pedagang dan pembeli. Akhirnya, infrastruktur transportasi
yang memadai dan terpelihara dengan baik mampu menurun-
kan harga pangan, sekaligus mendukung penghidupan dan
pendapatan dengan mengurangi biaya-biaya perantara terkait
kerusakan, transportasi dan ketidaksempurnaan rantai pasok-
an.
Di luar rantai pasokan pasar, akses jalan juga meningkat-
kan investasi antar sektor dan meningkatkan akses ke pela-
yanan, berkontribusi terhadap standar kehidupan secara kese-
luruhan. Akses pendidikan dapat ditingkatkan karena murid
sekolah dapat melakukan perjalanan yang lebih jauh untuk
menjangkau sekolah-sekolah yang jauh dan/atau guru-guru
dapat lebih bersemangat untuk mengajar di sekolah-sekolah di
pedesaan miskin. Sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan
sumber daya manusia di wilayah miskin tersebut. Petugas Per-
tanian Lapangan (PPL, POPT, PBT, Petugas IB/Mantri Ternak)

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 47


dapat menjangkau petani yang lebih terpencil, menyediakan
bantuan teknis dan informasi untuk meningkatkan produksi.
Masyarakat pedesaan dapat menjangkau pusat kesehatan lebih
baik, sehingga angka kematian anak dapat dikurangi. Dengan
demikian, dampak positif dari peningkatan akses jalan di
refleksikan oleh peningkatan aspek modal sosial maupun
ekonomi penduduk desa.
Di samping sektor pertanian, sektor non-pertanian pede-
saan di Provinsi Kalimantan Barat juga berkontribusi pada
pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, diversifika-
si penghidupan dan pengurangan kemiskinan. Akses terhadap
infrastruktur diidentifikasikan sebagai sebuah faktor utama
yang mempengaruhi penghasilan dan lapangan kerja non-per-
tanian pedesaan.

Situasi Infrastruktur Transportasi


Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat berkomitmen untuk
menginvestasikan tambahan sumber daya untuk jalan, penye-
diaan air, energi, telekomunikasi dan infrastruktur dasar pen-
ting lainnya untuk menopang pertumbuhan ekonomi, mengu-
rangi kemiskinan dan meningkatkan standar hidup masyarakat.
Kesenjangan infrastruktur disorot sebagai salah satu dari
tantangan utama pertumbuhan ekonomi di Provinsi Kaliman-
tan Barat.
Infrastruktur pelabuhan yang buruk menyebabkan keter-
lambatan dan biaya yang tinggi dalam pengangkutan barang

48 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi


antar daerah terutama daerah pedalaman. Panjang jalan di
Wilayah Kalimantan Barat sampai dengan tahun 2019 tercatat
18.290,97 km yang terdiri dari jalan negara 2.117,57 km, jalan
provinsi 1.534,75 km, dan jalan kabupaten/kota sepanjang
14.638,65 km. Infrastruktur jalan yang rusak karena banjir dan
usang karena pemakaian, serta kurangnya investasi dalam
perbaikan menyebabkan banyak kemacetan dan keterlam-
batan akses transportasi. Penundaan pembangunan sarana
transportasi dapat menyebabkan kerusakan kualitas dan harga
pangan cenderung tinggi.

Tabel 15
Panjang Jalan menurut Jenis Permukaan Jalan (Km)
Tahun 2018-2020

Akhir Kabupaten/
Kabupaten/Kota Negara Provinsi Jumlah
Tahun Kota
Kabupaten Sambas 2018 194,94 98,75 1 102,21 1 395,90
2019 194,94 98,75 1 102,21 1 395,90
2020 194,94 98,75 1 102,21 1 395,90
Kabupaten 2018 122,10 122,51 1 280,00 1 524,61
Bengkayang
2019 122,10 122,51 1 280,00 1 524,61
2020 … … … …
Kabupaten Landak 2018 - - 982,42 982,42
2019 - - 982,42 982,42
2020 - - 982,42 982,42
Kabupaten 2018 130,86 56,21 632,07 819,14
Mempawah
2019 130,86 56,21 632,07 819,14
2020 … … 632,07 …
Kabupaten Sanggau 2018 367,93 142,49 1 001,44 1 511,86
2019 … … 1 001,44 …
2020 … … … …

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 49


Kabupaten Ketapang 2018 351,79 352,30 3 239,09 3 943,18
2019 … … 3 239,09 …
2020 … … … …
Kabupaten Sintang 2018 198,09 238,97 2 289,62 2 726,68
2019 73,50 193,97 2 289,62 2 557,09
2020 73,50 193,97 2 289,62 2 557,09
Kabupaten Kapuas 2018 401,69 36,50 1 108,33 1 546,52
Hulu
2019 401,69 36,50 1 108,33 1 546,52
2020 … … … …
Kabupaten Sekadau 2018 109,70 158,65 584,50 852,85
2019 109,70 158,65 584,50 852,85
2020 … … … …
Kabupaten Melawi 2018 30,20 135,00 766,49 931,69
2019 30,20 135,00 931,69 1 096,89
2020 … … 766,49 766,49
Kabupaten Kayong 2018 - 83,00 300,60 383,60
Utara
2019 - 70,20 300,60 370,80
2020 … … … …
Kabupaten Kubu 2018 … … 646,17 646,17
Raya
2019 … … 646,17 646,17
2020 … … 646,17 646,17
Kota Pontianak 2018 … … 286,08 286,08
2019 … … 286,08 286,08
2020 … … 286,08 286,08
Kota Singkawang 2018 26,50 14,31 442,62 483,43
2019 26,50 14,31 442,62 483,43
2020 … … … …
Kalimantan Barat 2020 … … … …
2019 2 117,57 1 534,75 14 638,65 18 290,97
2018 1 982,89 1 430,49 14 661,64 18 075,02

50 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi


Jenis Permukaan Jalan
Kabupaten/Kota
Aspal Tidak diaspal Lainnya Jumlah
Kabupaten Sambas 110,58 - 10,17 120,75
Kabupaten Bengkayang 158,26 - 100,22 258,48

Kabupaten Landak - - - -
Kabupaten Mempawah - - - -
Kabupaten Sanggau 74,33 - 119,96 194,29
Kabupaten Ketapang 192,77 - 181,03 373,80
Kabupaten Sintang 25,84 2,62 106,81 135,27
Kabupaten Kapuas Hulu 26,50 9,70 0,30 36,50
Kabupaten Sekadau 64,90 0,38 52,07 117,35
Kabupaten Melawi 80,23 7,44 14,37 102,04
Kabupaten Kayong Utara 65,51 - 2,49 68,00
Kabupaten Kubu Raya 26,86 2,66 - 29,52
Kota Pontianak 29,44 - - 29,44
Kota Singkawang 69,25 - 0,06 69,31
Kalimantan Barat 924,45 22,80 587,50 1 534,75

Kondisi Jalan
Kabupaten/Kota Baik Sedang Rusak Rusak Berat
Kabupaten Sambas 32,38 60,79 21,43 6,15
Kabupaten Bengkayang 56,82 94,92 37,25 69,50

Kabupaten Landak - - - -
Kabupaten Mempawah - - - -
Kabupaten Sanggau 10,61 70,42 62,75 50,51
Kabupaten Ketapang 68,79 117,55 136,12 51,34
Kabupaten Sintang 7,20 67,04 20,14 40,89
Kabupaten Kapuas Hulu 6,85 18,50 8,35 2,80
Kabupaten Sekadau 22,20 49,10 43,46 2,60
Kabupaten Melawi 15,70 81,34 4,60 0,40
Kabupaten Kayong Utara 12,08 24,09 10,29 21,54
Kabupaten Kubu Raya 7,55 16,52 0,80 4,65
Kota Pontianak 18,06 10,38 1,00 -
Kota Singkawang 3,07 49,77 14,70 1,77

Kalimantan Barat 261,31 660,41 360,88 252,15

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 51


B. AKSES EKONOMI
Akses ekonomi terhadap makanan bergizi merupakan penentu
utama kerentanan pangan dan gizi di Provinsi Kalimantan Barat.
Walaupun pangan tersedia di suatu daerah tetapi rawan pangan
dapat terjadi pada tingkat rumah tangga karena faktor
kemiskinan atau tidak stabilnya harga pangan dapat memba-
tasi kemampuan untuk mendapatkan pangan, khususnya pa-
ngan yang bergizi. Pangan yang bergizi di pasaran harganya
relatif lebih mahal sehingga menurunkan daya beli masyarakat
miskin. Akibatnya, mereka “sekadar mengisi perut” dengan
membeli pangan pokok yang relatif lebih murah tetapi kurang
gizi mikro, protein dan lemak. Kerentanan rumah tangga ter-
hadap kemiskinan ditentukan sebagian besar oleh strategi
penghidupan dan kesempatan kerja yang ada pada tingkat
regional dan lokal. Strategi penghidupan di definisikan sebagai
kemampuan, modal/aset rumah tangga (alam, fisik, manusia,
ekonomi dan sosial) dan kegiatan yang dibutuhkan untuk
mengamankan kebutuhan dasar berupa pendapatan, pangan,
papan, kesehatan dan pendidikan.

1. Penghidupan
Jumlah penduduk Kalimantan Barat tahun 2020 mencapai
5.414.390 jiwa, sekitar 2,609 juta (48,18 persen) merupakan
Angkatan Kerja (AK). Dari jumlah tersebut, sekitar 94,19
persen adalah penduduk yang mempunyai pekerjaan/ be-
kerja. Badan Pusat Statistik Kalimantan Barat mencatat pa-

52 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi


da tahun 2020, tingkat pengangguran terbuka Agustus 2020
mengalami peningkatan dibandingkan Agustus 2019 sebesar
4,35%. Pandemi COVID-19 yang terjadi sejak bulan Maret di
Kalimantan Barat memukul sebagian besar sektor
perekonomian. Sedangkan penduduk yang bukan Angkatan
Kerja sebanyak 1.181.799 jiwa. Selaras dengan standar dari
Organisasi Tenaga Kerja International (ILO), maka konsep
status ketenagakerjaan dan pengangguran terbuka telah di
perluas didalam statistik tenaga kerja sejak tahun 2001. Total
”angkatan kerja” adalah penduduk usia 15 sampai dengan 64
tahun yang pada minggu lalu bekerja, punya pekerjaan
namun sementara tidak bekerja dan penganggur-an (sedang
mencari pekerjaan atau sedang mempersiapkan suatu usaha)
pada minggu pelaksanaan survei. Status pekerjaan
dikelompokkan menjadi 7 kategori, yaitu 1) beru-saha
sendiri; 2) berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tak
dibayar; 3) berusaha dibantu buruh tetap/buruh dibayar; 4)
buruh/karyawan/pegawai; 5) pekerja bebas di pertanian; 6)
pekerja bebas di non-pertanian; dan 7) pekerja tak diba-yar.
Konsep “pengangguran terbuka” saat ini mencakup
penduduk yang aktif mencari pekerjaan, penduduk yang
sedang mempersiapkan usaha/pekerjaan baru, penduduk
yang tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin
mendapatkan pekerjaan serta penduduk yang tidak aktif
mencari pekerjaan dengan alasan sudah mempunyai peker-
jaan tetapi belum mulai bekerja. “tingkat pengangguran

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 53


terbuka (TPT)” adalah perbandingan total pengangguran
terbuka dibagi dengan jumlah angkatan kerja.
Untuk rumah tangga yang memiliki pertanian sebagai
sumber utama penghasilan, perkebunan juga merupakan
salah satu sumber pendapatan yang signifikan (setelah peng-
hasilan yang diperoleh dari hasil tanaman pangan). Namun,
dengan produktivitas pertanian yang peningkatannya relatif
kecil dalam beberapa tahun terakhir, fragmentasi lahan yang
relatif tinggi di wilayah padat penduduk dan pengaruh curah
hujan yang tak menentu, berdampak kurang menguntung-
kan bagi masyarakat yang bergantung terhadap produksi
tanaman pangan sebagai sumber pendapatan utama. Sehing-
ga mengakibatkan banyak dari mereka yang hidup di bawah
atau berada di sekitar garis kemiskinan.

2. Kemiskinan
Jumlah penduduk miskin di Kalimantan Barat pada bulan
September 2020 mencapai 370,71 ribu orang (naik 7,24 per-
sen jika dibandingkan Maret 2020). Selama periode ter-
sebut, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik
sebesar 4,74 ribu jiwa (dari 84,36 ribu orang pada Maret
2020 menjadi 89,10 ribu jiwa pada September 2020),
sementara di daerah perdesaan turun sebanyak 800 jiwa
(dari 282,41 ribu jiwa pada Maret 2020 menjadi 281,61 ribu
jiwa pada September 2020). Berbagai upaya dan intervensi
baik pemerintah pusat maupun daerah mampu mengurangi

54 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi


jumlah penduduk miskin secara bertahap terutama dalam
menghadapi pandemi.
Lapangan usaha yang paling dominan di Kalimantan
Barat adalah sektor pertanian yang menyerap sekitar 49,27
persen. Namun banyak tantangan yang harus dihadapi se-
hingga masyarakat masih berjuang untuk memperoleh pro-
duksi yang lebih tinggi, oleh karena itu peningkatan penghi-
dupan rumah tangga masih menjadi suatu target bersama.

Tabel 16
Persentase Penduduk Hidup di Bawah Garis Kemiskinan

Persentase
Kode Nama Penduduk yang
No Kode Kec. Nama Kecamatan
Kab. Kabupaten Hidup di Bawah
Garis Kemiskinan
1 6101 SAMBAS 7.70

1 6101010 SELAKAU 9.34


SELAKAU 9.84
2 6101011
TIMUR
3 6101020 PEMANGKAT 7.25

4 6101021 SEMPARUK 2.79

5 6101022 SALATIGA 10.15

6 6101030 TEBAS 6.99

7 6101031 TEKARANG 10.34

8 6101040 SAMBAS 3.93

9 6101041 SUBAH 7.17

10 6101042 SEBAWI 3.60

11 6101043 SAJAD 14.29

12 6101050 JAWAI 8.64

13 6101051 JAWAI SELATAN 14.82


TELUK 5.18
14 6101060
KERAMAT
15 6101061 GALING 3.92

16 6101062 TANGARAN 3.44

17 6101070 SEJANGKUNG 12.73

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 55


SAJINGAN 5.58
18 6101080
BESAR
19 6101090 PALOH 6.29

2 6102 BENGKAYANG 6.62

1 6102010 SUNGAI RAYA 3.12

2 6102011 CAPKALA 7.85


SEI RAYA 4.31
3 6102012
KEPULAUAN
4 6102030 SAMALANTAN 6.66

5 6102031 MONTERADO 5.96


LEMBAH 2.71
6 6102032
BAWANG
7 6102040 BENGKAYANG 3.76

8 6102041 TERIAK 13.45


SUNGAI 10.09
9 6102042
BETUNG
10 6102050 LEDO 5.50
SUTI 15.96
11 6102051
SEMARANG
12 6102052 LUMAR 5.28

13 6102060 SANGGAU LEDO 2.53

14 6102061 TUJUHBELAS 0.89

15 6102070 SELUAS 3.82

16 6102080 JAGOI BABANG 6.20

17 6102081 SIDING 14.45

3 6103 LANDAK 11.12

1 6103020 SEBANGKI 9.76

2 6103030 NGABANG 3.90

3 6103031 JELIMPO 8.63

4 6103040 SENGAI TEMILA 12.14

5 6103050 MANDOR 9.06

6 6103060 MENJALIN 10.68


MEMPAWAH 12.35
7 6103070
HULU
8 6103071 SOMPAK 13.49

9 6103080 MENYUKE 13.05

10 6103081 BENYUKE HULU 13.59

11 6103090 MERANTI 14.08

12 6103100 KUALA BEHE 11.07

13 6103110 AIR BESAR 12.77

56 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi


4 6104 MEMPAWAH 4.95

1 6104080 SIANTAN 6.92

2 6104081 SEGEDONG 5.68

3 6104090 SUNGAI PINYUH 8.20

4 6104091 ANJONGAN 2.85


MEMPAWAH 5.86
5 6104100
HILIR
MEMPAWAH 5.04
6 6104101
TIMUR
7 6104110 SUNGAI KUNYIT 4.99

8 6104120 TOHO 2.55

9 6104121 SADANIANG 2.47

5 6105 SANGGAU 4.46

1 6105010 TOBA 3.18

2 6105020 MELIAU 2.56

3 6105060 KAPUAS 1.12

4 6105070 MUKOK 1.05

5 6105120 JANGKANG 13.81

6 6105130 BONTI 5.19

7 6105140 PARINDU 0.48

8 6105150 TAYAN HILIR 3.05

9 6105160 BALAI 2.82

10 6105170 TAYAN HULU 2.22

11 6105180 KEMBAYAN 1.64

12 6105190 BEDUWAN 4.83

13 6105200 NOYAN 15.94

14 6105210 SEKAYAM 3.51

15 6105220 ENTIKONG 5.51

6 6106 KETAPANG 10.29

1 6106010 KENDAWANGAN 10.67

2 6106020 MANIS MATA 7.57

3 6106030 MARAU 7.27

4 6106031 SINGKUP 6.46

5 6106032 AIR UPAS 7.56

6 6106040 JELAI HULU 15.34

7 6106050 TUMBANG TITI 10.23

8 6106051 PEMAHAN 8.95

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 57


S. MELAYU 6.97
9 6106052
RAYAK
MATAN HILIR 10.41
10 6106060
SELATAN
BENUA 9.19
11 6106061
KAYONG
MATAN HILIR 15.89
12 6106070
UTARA
13 6106071 DELTA PAWAN 5.95

14 6106072 MUARA PAWAN 17.50

15 6106090 NANGA TAYAP 8.35

16 6106100 SANDAI 7.04

17 6106101 HULU SUNGAI 20.12

18 6106110 SUNGAI LAUR 10.35

19 6106120 SIMPANG HULU 7.18

20 6106121 SIMPANG DUA 12.79

7 6107 SINTANG 9.27

1 6107060 SERENTAN 12.65

2 6107070 AMBALAU 19.92

3 6107080 KAYAN HULU 12.38

4 6107110 SEPAUK 6.38

5 6107120 TEMPUNAK 4.60


SUNGAI 4.27
6 6107130
TEBELAN
7 6107140 SINTANG 0.71

8 6107150 DEDAI 5.14

9 6107160 KAYAN HILIR 11.34

10 6107170 KELAM PERMAI 8.35

11 6107180 BINJAI HULU 5.85


KETUNGAU 11.25
12 6107190
HILIR
KETUNGAU 12.87
13 6107200
TENGAH
KETUNGAU 14.06
14 6107210
HULU
KAPUAS 14.02
8 6108
HULU
1 6108010 SILAT HILIR 5.60
2 6108020 SILAT HULU 14.13
3 6108030 GURUNG HULU 5.34
4 6108040 BUNUT HULU 9.09
5 6108050 MENTEBAH 11.04

58 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi


6 6108060 BIKA 19.28
7 6108070 KALIS 15.07
PUTUSSIBAU
8 6108080 4.89
SELATAN
9 6108090 EMBALOH HILIR 21.68
10 6108100 BUNUT HILIR 11.57
BOYAN
11 6108110 8.11
TANJUNG
12 6108120 PENGKADAN 1.98
13 6108130 JONGKONG 11.03
14 6108140 SELIMBAU 14.37
15 6108150 SUHAID 6.29
16 6108160 SEBERUANG 9.37
17 6108170 SEMITAU 4.58
18 6108180 EMPANANG 8.21
PURING
19 6108190 16.31
KENCANA
20 6108200 BADAU 5.11
21 6108210 BATANG LUPAR 9.32
22 6108220 EMBALOH HULU 12.88
PUTUSSIBAU
23 6108230 5.44
UTARA
9 6109 SEKADAU 5.87

1 6109010 NANGA MAHAP 8.73

2 6109020 NANGA TAMAN 5.77

3 6109030 SEKADAU HULU 5.05

4 6109040 SEKADAU HILIR 4.21

5 6109050 BELITANG HILIR 4.20

6 6109060 BELITANG 6.14

7 6109070 BELITANG HULU 7.00

10 6110 MELAWI 9.28

1 6110010 SOKAN 10.00

2 6110020 TANAH PINOH 11.49


TANAH PINOH 20.65
3 6110021
BARAT
4 6110030 SAYAN 5.00

5 6110040 BELIMBING 10.48


BELIMBING 10.06
6 6110041
HULU
7 6110050 NANGA PINOH 2.21

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 59


8 6110051 PINOH SELATAN 8.19

9 6110052 PINOH UTARA 8.00

10 6110060 ELLA HILIR 12.00

11 6110070 MENUKUNG 4.00


KAYONG 9.56
11 6111
UTARA
1 6111010 PULAU MAYA 13.05

2 6111011 KEP. KARIMATA 19.31

3 6111020 SUKADANA 3.34

4 6111030 SIMPANG HILIR 6.85

5 6111040 TELUK BATANG 12.83

6 6111050 SEPONTI 1.98

12 6112 KUBU RAYA 4.42

1 6112010 BATU AMPAR 7.93

2 6112020 TERENTANG 6.16

3 6112030 KUBU 5.69

4 6112040 TELOK PAKEDAI 3.09

5 6112050 SUNGAI KAKAP 3.34

6 6112060 RASAU JAYA 2.80

7 6112070 SUNGAI RAYA 4.88


SUI. 5.41
8 6112080
AMBAWANG
KUALA 0.48
9 6112090
MANDOR B
KOTA 4.70
13 6171
PONTIANAK
PONTIANAK 1.20
1 6171010
SELATAN
PONTIANAK 1.38
2 6171011
TENGGARA
PONTIANAK 6.71
3 6171020
TIMUR
PONTIANAK 4.47
4 6171030
BARAT
PONTIANAK 2.75
5 6171031
KOTA
PONTIANAK 11.69
6 6171040
UTARA
KOTA 3.30
14 6172
SINGKAWANG
SINGKAWANG 1.20
1 6172010
TIMUR
SINGKAWANG 1.38
2 6172020
UTARA

60 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi


SINGKAWANG 6.71
3 6172030
BARAT
SINGKAWANG 4.47
4 6172040
TENGAH
SINGKAWANG 2.75
5 6172050
SELATAN
Sumber: Kalimantan Barat Dalam Angka 2021 yang Diolah

3. Persentase Rumah Tangga dengan Proporsi Pengeluaran


untuk Pangan Lebih dari 65 Persen terhadap Total
Pengeluaran

Pengeluaran rumah tangga merupakan salah satu indikator


yang dapat memberikan gambaran keadaan kesejahteraan
penduduk. Semakin tinggi pendapatan suatu rumah tangga,
maka porsi pengeluaran akan bergeser dari pengeluaran
untuk makanan ke pengeluaran bukan makanan. Pergeseran
pola pengeluaran terjadi karena elastisitas permintaan
terhadap makanan pada umumnya rendah, sebaliknya
elastisitas permintaan terhadap barang bukan makanan pada
umumnya tinggi. Distribusi pengeluaran untuk pangan dari
total pengeluaran merupakan indikator proksi dari ke-
tahanan pangan rumah tangga. Teori Engel menyatakan se-
makin tinggi tingkat pendapatan maka persentase penge-
luaran rumah tangga untuk konsumsi pangan akan menga-
lami penurunan. Shan (1994) menyatakan bahwa pengelu-
aran pangan merupakan proksi yang baik untuk pendapatan
permanen, selain itu juga merupakan indiaktor yang penting
untuk melihat malnutrisi kronis dalam jangka panjang.
Menurut Suhardjo (1996) dan Azwar (2004) pangsa
pengeluaran pangan merupakan salah satu indikator keta-

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 61


hanan pangan, makin besar pangsa pengeluaran untuk pa-
ngan berarti ketahanan pangan semakin berkurang. Makin
tinggi kesejahteraan masyarakat suatu negara pangsa pe-
ngeluaran pangan penduduknya semakin kecil, demikian
sebaliknya (Deaton dan Muellbauer 1980). Apabila distri-
busi pengeluaran untuk pangan lebih besar dari 65 persen
dari total pengeluaran maka distribusi pengeluaran rumah
tangga tersebut dikategorikan buruk (BKP dan WFP 2010;
WFP 2009). Kerentanan pangan wilayah ditentukan oleh
presentase jumlah rumah tangga yang memiliki distribusi
pengeluaran pangan terhadap total pengeluaran pada kate-
gori buruk (lebih dari 65 persen).

Tabel 17
Persentase RT dengan Proporsi Pengeluaran Pangan Lebih dari
65% terhadap Total Pengeluaran

Persentase RT
dengan Proporsi
Kode Nama Pengeluaran
No Kode Kec. Nama Kecamatan
Kab. Kabupaten Pangan ≥ 65%
terhadap Total
Pengeluaran
1 6101 SAMBAS 29.13

1 6101010 SELAKAU 16.47

2 6101011 SELAKAU TIMUR 23.98

3 6101020 PEMANGKAT 24.69

4 6101021 SEMPARUK 38.58

5 6101022 SALATIGA 22.40

6 6101030 TEBAS 26.20

7 6101031 TEKARANG 40.82

8 6101040 SAMBAS 16.07

9 6101041 SUBAH 19.35

10 6101042 SEBAWI 33.79

62 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi


11 6101043 SAJAD 12.94

12 6101050 JAWAI 38.51

13 6101051 JAWAI SELATAN 30.88

14 6101060 TELUK KERAMAT 18.03

15 6101061 GALING 66.77

16 6101062 TANGARAN 8.69

17 6101070 SEJANGKUNG 34.16

18 6101080 SAJINGAN BESAR 31.65

19 6101090 PALOH 49.46

2 6102 BENGKAYANG 24.42

1 6102010 SUNGAI RAYA 22.66

2 6102011 CAPKALA 23.98


SEI RAYA 39.52
3 6102012
KEPULAUAN
4 6102030 SAMALANTAN 24.36

5 6102031 MONTERADO 22.39

6 6102032 LEMBAH BAWANG 25.11

7 6102040 BENGKAYANG 7.15

8 6102041 TERIAK 39.33

9 6102042 SUNGAI BETUNG 23.23

10 6102050 LEDO 16.64

11 6102051 SUTI SEMARANG 22.77

12 6102052 LUMAR 16.46

13 6102060 SANGGAU LEDO 24.47

14 6102061 TUJUHBELAS 21.24

15 6102070 SELUAS 30.73

16 6102080 JAGOI BABANG 30.02

17 6102081 SIDING 25.09

3 6103 LANDAK 26.25

1 6103020 SEBANGKI 40.06

2 6103030 NGABANG 19.44

3 6103031 JELIMPO 22.75

4 6103040 SENGAI TEMILA 34.20

5 6103050 MANDOR 25.37

6 6103060 MENJALIN 36.76

7 6103070 MEMPAWAH HULU 11.34

8 6103071 SOMPAK 22.92

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 63


9 6103080 MENYUKE 28.57

10 6103081 BENYUKE HULU 17.08

11 6103090 MERANTI 33.08

12 6103100 KUALA BEHE 6.16

13 6103110 AIR BESAR 43.51

4 6104 MEMPAWAH 23.78

1 6104080 SIANTAN 23.28

2 6104081 SEGEDONG 29.21

3 6104090 SUNGAI PINYUH 16.16

4 6104091 ANJONGAN 28.71

5 6104100 MEMPAWAH HILIR 18.26


MEMPAWAH 21.49
6 6104101
TIMUR
7 6104110 SUNGAI KUNYIT 20.26

8 6104120 TOHO 23.68

9 6104121 SADANIANG 32.97

5 6105 SANGGAU 16.29

1 6105010 TOBA 29.55

2 6105020 MELIAU 10.75

3 6105060 KAPUAS 10.98

4 6105070 MUKOK 9.96

5 6105120 JANGKANG 13.46

6 6105130 BONTI 12.72

7 6105140 PARINDU 9.39

8 6105150 TAYAN HILIR 18.41

9 6105160 BALAI 26.33

10 6105170 TAYAN HULU 13.72

11 6105180 KEMBAYAN 19.50

12 6105190 BEDUWAN 16.00

13 6105200 NOYAN 20.81

14 6105210 SEKAYAM 5.44

15 6105220 ENTIKONG 27.34

6 6106 KETAPANG 22.09

1 6106010 KENDAWANGAN 21.81

2 6106020 MANIS MATA 24.17

3 6106030 MARAU 11.78

4 6106031 SINGKUP 22.15

64 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi


5 6106032 AIR UPAS 15.09

6 6106040 JELAI HULU 44.98

7 6106050 TUMBANG TITI 34.98

8 6106051 PEMAHAN 8.20

9 6106052 S. MELAYU RAYAK 16.34


MATAN HILIR 19.62
10 6106060
SELATAN
11 6106061 BENUA KAYONG 20.62
MATAN HILIR 8.70
12 6106070
UTARA
13 6106071 DELTA PAWAN 5.79

14 6106072 MUARA PAWAN 17.10

15 6106090 NANGA TAYAP 23.78

16 6106100 SANDAI 40.63

17 6106101 HULU SUNGAI 59.49

18 6106110 SUNGAI LAUR 13.30

19 6106120 SIMPANG HULU 23.92

20 6106121 SIMPANG DUA 9.35

7 6107 SINTANG 25.56

1 6107060 SERENTAN 39.04

2 6107070 AMBALAU 13.12

3 6107080 KAYAN HULU 41.78

4 6107110 SEPAUK 18.13

5 6107120 TEMPUNAK 27.54

6 6107130 SUNGAI TEBELAN 7.53

7 6107140 SINTANG 7.46

8 6107150 DEDAI 29.36

9 6107160 KAYAN HILIR 37.09

10 6107170 KELAM PERMAI 27.34

11 6107180 BINJAI HULU 11.84

12 6107190 KETUNGAU HILIR 24.05


KETUNGAU 38.54
13 6107200
TENGAH
14 6107210 KETUNGAU HULU 35.01
KAPUAS 27.22
8 6108
HULU
1 6108010 SILAT HILIR 24.88

2 6108020 SILAT HULU 10.45

3 6108030 GURUNG HULU 25.16

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 65


4 6108040 BUNUT HULU 15.80

5 6108050 MENTEBAH 37.75

6 6108060 BIKA 20.15

7 6108070 KALIS 39.92


PUTUSSIBAU 22.87
8 6108080
SELATAN
9 6108090 EMBALOH HILIR 40.06

10 6108100 BUNUT HILIR 24.26

11 6108110 BOYAN TANJUNG 27.84

12 6108120 PENGKADAN 8.38

13 6108130 JONGKONG 37.21

14 6108140 SELIMBAU 41.39

15 6108150 SUHAID 19.25

16 6108160 SEBERUANG 20.17

17 6108170 SEMITAU 8.50

18 6108180 EMPANANG 18.90

19 6108190 PURING KENCANA 50.05

20 6108200 BADAU 19.64

21 6108210 BATANG LUPAR 43.50

22 6108220 EMBALOH HULU 51.05


PUTUSSIBAU 18.88
23 6108230
UTARA
9 6109 SEKADAU 28.70

1 6109010 NANGA MAHAP 24.35

2 6109020 NANGA TAMAN 15.75

3 6109030 SEKADAU HULU 48.68

4 6109040 SEKADAU HILIR 27.91

5 6109050 BELITANG HILIR 36.72

6 6109060 BELITANG 33.77

7 6109070 BELITANG HULU 13.71

10 6110 MELAWI 33.73

1 6110010 SOKAN 33.11

2 6110020 TANAH PINOH 19.05


TANAH PINOH 41.79
3 6110021
BARAT
4 6110030 SAYAN 47.55

5 6110040 BELIMBING 20.28

6 6110041 BELIMBING HULU 31.81

66 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi


7 6110050 NANGA PINOH 15.88

8 6110051 PINOH SELATAN 31.85

9 6110052 PINOH UTARA 44.45

10 6110060 ELLA HILIR 50.65

11 6110070 MENUKUNG 34.62


KAYONG 21.43
11 6111
UTARA
1 6111010 PULAU MAYA 33.45

2 6111011 KEP. KARIMATA 4.76

3 6111020 SUKADANA 19.50

4 6111030 SIMPANG HILIR 24.45

5 6111040 TELUK BATANG 30.68

6 6111050 SEPONTI 15.74


KUBU 17.33
12 6112
RAYA
1 6112010 BATU AMPAR 16.88

2 6112020 TERENTANG 29.77

3 6112030 KUBU 24.04

4 6112040 TELOK PAKEDAI 6.06

5 6112050 SUNGAI KAKAP 19.31

6 6112060 RASAU JAYA 14.93

7 6112070 SUNGAI RAYA 12.72

8 6112080 SUI. AMBAWANG 21.86

9 6112090 KUALA MANDOR B 10.40

13 6171 KOTA PONTIANAK 8.76


PONTIANAK 5.11
1 6171010
SELATAN
PONTIANAK 3.93
2 6171011
TENGGARA
3 6171020 PONTIANAK TIMUR 12.96

4 6171030 PONTIANAK BARAT 10.39

5 6171031 PONTIANAK KOTA 3.99


PONTIANAK 16.19
6 6171040
UTARA
14 6172 KOTA SINGKAWANG 10.99
SINGKAWANG 21.05
1 6172010
TIMUR
SINGKAWANG 7.66
2 6172020
UTARA
SINGKAWANG 7.26
3 6172030
BARAT

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 67


SINGKAWANG 10.50
4 6172040
TENGAH
SINGKAWANG 8.47
5 6172050
SELATAN
Sumber : Susenas 2020 dan Podes 2020 yang Diolah dengan Model SAE

4. Persentase Rumah Tangga Tanpa Akses Listrik


Akses rumah tangga terhadap listrik merupakan suatu indi-
kator pendekatan yang baik untuk melihat tingkat kesejah-
teraan ekonomi, peningkatan peluang penghidupan suatu
daerah, dan peluang bagi kondisi kehidupan rumah tangga
yang lebih baik. Berikut ini adalah data kabupaten/kota di
Provinsi Kalimantan Barat dengan proporsi Rumah Tangga
tanpa akses listrik.

Tabel 18
Persentase Rumah Tangga Tanpa Akses Listrik

Persentase
Kode Nama RT Tidak
No Kode Kec. Nama Kecamatan
Kab. Kabupaten Memiliki
Akses Listrik
1 6101 SAMBAS 4.44
1 6101010 SELAKAU 8.96
2 6101011 SELAKAU TIMUR 4.18
3 6101020 PEMANGKAT 0.12
4 6101021 SEMPARUK 0.09
5 6101022 SALATIGA 2.55
6 6101030 TEBAS 3.67
7 6101031 TEKARANG 8.44
8 6101040 SAMBAS 2.29
9 6101041 SUBAH 10.04
10 6101042 SEBAWI 0.24
11 6101043 SAJAD 20.34
12 6101050 JAWAI 4.69

68 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi


13 6101051 JAWAI SELATAN 1.18
14 6101060 TELUK KERAMAT 0.67
15 6101061 GALING 0.82
16 6101062 TANGARAN 2.61
17 6101070 SEJANGKUNG 0.93
18 6101080 SAJINGAN BESAR 8.76
19 6101090 PALOH 3.83
2 6102 BENGKAYANG 5.05
1 6102010 SUNGAI RAYA 1.48
2 6102011 CAPKALA 2.00
SEI RAYA
3 6102012 1.32
KEPULAUAN
4 6102030 SAMALANTAN 1.59
5 6102031 MONTERADO 2.94
LEMBAH
6 6102032 17.38
BAWANG
7 6102040 BENGKAYANG 2.23
8 6102041 TERIAK 11.53
9 6102042 SUNGAI BETUNG 5.67
10 6102050 LEDO 2.38
11 6102051 SUTI SEMARANG 11.09
12 6102052 LUMAR 3.02
13 6102060 SANGGAU LEDO 1.58
14 6102061 TUJUHBELAS 2.95
15 6102070 SELUAS 4.79
16 6102080 JAGOI BABANG 2.31
17 6102081 SIDING 11.54
3 6103 LANDAK 13.14
1 6103020 SEBANGKI 4.33
2 6103030 NGABANG 5.39
3 6103031 JELIMPO 14.19
4 6103040 SENGAI TEMILA 6.33
5 6103050 MANDOR 6.13
6 6103060 MENJALIN 6.28
MEMPAWAH
7 6103070 6.72
HULU
8 6103071 SOMPAK 3.30
9 6103080 MENYUKE 17.87

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 69


10 6103081 BENYUKE HULU 8.38
11 6103090 MERANTI 53.18
12 6103100 KUALA BEHE 30.40
13 6103110 AIR BESAR 8.35
4 6104 MEMPAWAH 4.77
1 6104080 SIANTAN 0.03
2 6104081 SEGEDONG 3.92
3 6104090 SUNGAI PINYUH 0.86
4 6104091 ANJONGAN 2.97
MEMPAWAH
5 6104100 1.14
HILIR
MEMPAWAH
6 6104101 0.10
TIMUR
7 6104110 SUNGAI KUNYIT 0.44
8 6104120 TOHO 12.04
9 6104121 SADANIANG 21.44
5 6105 SANGGAU 8.04
1 6105010 TOBA 3.73
2 6105020 MELIAU 8.78
3 6105060 KAPUAS 3.16
4 6105070 MUKOK 2.39
5 6105120 JANGKANG 26.75
6 6105130 BONTI 8.21
7 6105140 PARINDU 2.98
8 6105150 TAYAN HILIR 4.35
9 6105160 BALAI 5.62
10 6105170 TAYAN HULU 5.71
11 6105180 KEMBAYAN 3.35
12 6105190 BEDUWAN 1.62
13 6105200 NOYAN 37.18
14 6105210 SEKAYAM 4.21
15 6105220 ENTIKONG 2.51
6 6106 KETAPANG 6.44
1 6106010 KENDAWANGAN 3.28
2 6106020 MANIS MATA 3.16
3 6106030 MARAU 3.15
4 6106031 SINGKUP 3.94

70 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi


5 6106032 AIR UPAS 2.70
6 6106040 JELAI HULU 22.13
7 6106050 TUMBANG TITI 8.09
8 6106051 PEMAHAN 1.30
9 6106052 S. MELAYU RAYAK 2.61
MATAN HILIR
10 6106060 2.75
SELATAN
11 6106061 BENUA KAYONG 1.74
MATAN HILIR
12 6106070 2.09
UTARA
13 6106071 DELTA PAWAN 1.59
14 6106072 MUARA PAWAN 1.39
15 6106090 NANGA TAYAP 3.01
16 6106100 SANDAI 3.54
17 6106101 HULU SUNGAI 35.22
18 6106110 SUNGAI LAUR 5.23
19 6106120 SIMPANG HULU 17.27
20 6106121 SIMPANG DUA 4.70
7 6107 SINTANG 5.30
1 6107060 SERAWAI 8.49
2 6107070 AMBALAU 1.19
3 6107080 KAYAN HULU 24.88
4 6107110 SEPAUK 3.55
5 6107120 TEMPUNAK 2.67
6 6107130 SUNGAI TEBELAN 2.43
7 6107140 SINTANG 1.39
8 6107150 DEDAI 2.00
9 6107160 KAYAN HILIR 3.31
10 6107170 KELAM PERMAI 2.22
11 6107180 BINJAI HULU 1.10
12 6107190 KETUNGAU HILIR 3.12
KETUNGAU
13 6107200 7.88
TENGAH
14 6107210 KETUNGAU HULU 9.95
KAPUAS
8 6108 11.32
HULU
1 6108010 SILAT HILIR 10.11
2 6108020 SILAT HULU 17.06
3 6108030 GURUNG HULU 2.55

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 71


4 6108040 BUNUT HULU 15.02
5 6108050 MENTEBAH 29.24
6 6108060 BIKA 11.82
7 6108070 KALIS 32.46
PUTUSSIBAU
8 6108080 2.94
SELATAN
9 6108090 EMBALOH HILIR 21.15
10 6108100 BUNUT HILIR 0.72
11 6108110 BOYAN TANJUNG 8.20
12 6108120 PENGKADAN 0.36
13 6108130 JONGKONG 5.13
14 6108140 SELIMBAU 5.13
15 6108150 SUHAID 1.36
16 6108160 SEBERUANG 19.57
17 6108170 SEMITAU 3.41
18 6108180 EMPANANG 17.05
PURING
19 6108190 7.59
KENCANA
20 6108200 BADAU 3.48
21 6108210 BATANG LUPAR 26.17
22 6108220 EMBALOH HULU 12.88
PUTUSSIBAU
23 6108230 6.89
UTARA
9 6109 SEKADAU 11.62
1 6109010 NANGA MAHAP 20.32
2 6109020 NANGA TAMAN 17.59
3 6109030 SEKADAU HULU 9.50
4 6109040 SEKADAU HILIR 2.86
5 6109050 BELITANG HILIR 5.55
6 6109060 BELITANG 4.33
7 6109070 BELITANG HULU 21.17
10 6110 MELAWI 10.32
1 6110010 SOKAN 17.49
2 6110020 TANAH PINOH 3.26
TANAH PINOH
3 6110021 30.43
BARAT
4 6110030 SAYAN 4.17
5 6110040 BELIMBING 3.86
6 6110041 BELIMBING HULU 9.83

72 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi


7 6110050 NANGA PINOH 3.71
8 6110051 PINOH SELATAN 11.27
9 6110052 PINOH UTARA 11.12
10 6110060 ELLA HILIR 6.23
11 6110070 MENUKUNG 12.19
11 6111 KAYONG UTARA 5.35
1 6111010 PULAU MAYA 4.59
2 6111011 KEP. KARIMATA 9.94
3 6111020 SUKADANA 4.53
4 6111030 SIMPANG HILIR 4.06
5 6111040 TELUK BATANG 3.59
6 6111050 SEPONTI 5.38
12 6112 KUBU RAYA 3.37
1 6112010 BATU AMPAR 6.55
2 6112020 TERENTANG 4.15
3 6112030 KUBU 1.83
4 6112040 TELOK PAKEDAI 3.16
5 6112050 SUNGAI KAKAP 4.08
6 6112060 RASAU JAYA 2.78
7 6112070 SUNGAI RAYA 2.58
8 6112080 SUI. AMBAWANG 3.48
KUALA MANDOR
9 6112090 1.69
B
13 6171 KOTA PONTIANAK 0.14
PONTIANAK
1 6171010 -
SELATAN
PONTIANAK
2 6171011 0.83
TENGGARA
PONTIANAK
3 6171020 -
TIMUR
PONTIANAK
4 6171030 -
BARAT
PONTIANAK
5 6171031 -
KOTA
PONTIANAK
6 6171040 -
UTARA
14 6172 KOTA SINGKAWANG 3.70
SINGKAWANG
1 6172010 1.72
TIMUR
SINGKAWANG
2 6172020 1.66
UTARA
SINGKAWANG
3 6172030 -
BARAT

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 73


SINGKAWANG
4 6172040 -
TENGAH
SINGKAWANG
5 6172050 15.10
SELATAN
Sumber : Susenas 2020 dan Podes 2020 yang Diolah dengan Model SAE

C. STRATEGI UNTUK PENINGKATAN AKSES PANGAN


Sebagai langkah awal untuk meningkatkan sinergitas dan lang-
kah konkret penanggulangan kemiskinan, Pemerintah Provinsi
Kalimantan Barat telah menetapkan arah kebijakan penanggu-
langan kemiskinan sebagai strategi jangka panjang yang
implementasinya dilakukan melalui program-program penang-
gulangan kemiskinan. Selain itu, untuk mencapai target penu-
runan angka kemiskinan dan pengangguran, pemerintah juga
melakukan konsolidasi dan integrasi program-program pe-
nanggulangan kemiskinan dalam tiga kelompok program
penanggulangan kemiskinan, yaitu 1) Kelompok Program
Bantuan dan Perlindungan Sosial berbasis Keluarga (perlin-
dungan dan pemenuhan hak-hak layanan dasar masyarakat), 2)
Kelompok Program berbasis Pemberdayaan Masyarakat; dan 3)
Kelompok Program berbasis Pemberdayaan Usaha Ekonomi
Mikro dan Kecil. Demikian pula halnya di tingkat daerah, dengan
mengacu pada Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan,
pemerintah daerah telah menetapkan strategi penanggulangan
kemiskinan daerah sebagai arah dan kebijak-an
penanggulangan kemiskinan jangka panjang.
Kebijakan dan program pemerintah dalam mengurangi
kemiskinan salah satunya perlu diarahkan pada dukungan

74 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi


fasilitas penguatan akses masyarakat miskin terhadap kredit
mikro (khususnya kaum perempuan miskin dan usaha kecil dan
menengah) dengan mekanisme yang sesuai dengan kewila-
yahan. Pemerintah perlu mempertahankan pengembangan
ekonomi pro-masyarakat miskin untuk menurunkan tingkat
kemiskinan. Pengendalian inflasi sangat penting untuk mem-
pertahankan daya beli masyarakat miskin, khususnya harga
komoditas pokok seperti beras, jagung dan umbi-umbian. Se-
mua strategi pengurangan kemiskinan harus terpadu dan ma-
syarakat miskin harus terlibat sehingga dapat meningkatkan
kapasitas mereka.
Adaptasi perubahan iklim juga akan menjadi salah satu
faktor kunci yang akan menjamin perbaikan yang berkelan-
jutan terhadap ketahanan pangan pada tingkat rumah tangga
miskin di mana sebagian besarnya bergantung pada sektor
pertanian. Petani kecil harus dilindungi dari kerugian panen
akibat perubahan iklim melalui inisiatif perlindungan sosial yang
inovatif.
Diversifikasi mata pencaharian akan meningkatkan keta-
hanan rumah tangga yang rentan pangan. Rumah tangga miskin
akan dapat mengatasi goncangan (shock) dengan baik jika
mereka memiliki lebih dari satu sumber penghasilan. Berdasar-
kan pengamatan, kelompok rumah tangga rentan yang tidak
memiliki diversifikasi mata pencaharian pada saat goncangan
terjadi, maka cukup sulit untuk mengatasinya. Hal ini terutama
disebabkan karena kurangnya sumber pendapatan yang lain di

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 75


luar mata pencaharian utama mereka. Setiap program diver-
sifikasi mata pencaharian yang direncanakan dengan baik akan
dapat mengatasi tantangan ini sekaligus meningkatkan kualitas
hidup.
Penurunan tingkat kemiskinan dan perbaikan distribusi
pendapatan dengan pelindungan sosial yang berbasis keluarga,
pemberdayaan masyarakat dan perluasan kesempatan ekono-
mi masyarakat yang berpendapatan rendah, masih merupakan
tantangan besar bagi Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat.

76 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi


4 Pemanfaatan
Pangan
A. Konsumsi Pangan
B. Indikator Pemanfaatan Pangan

PILAR ketiga dari ketahanan pangan adalah pemanfaatan pangan


yang mencakup: (a) pemanfaatan pangan yang bisa diakses oleh
rumah tangga dan (b) kemampuan individu untuk menyerap zat gizi
(pemanfaatan makanan secara efisien oleh tubuh). Pemanfa-atan
pangan oleh rumah tangga tergantung pada: (i) fasilitas pe-
nyimpanan dan pengolahan makanan yang dimiliki oleh rumah
tangga; (ii) pengetahuan dan praktik yang berhubungan dengan
penyiapan makanan, pemberian makanan untuk balita dan anggota
keluarga lainnya yang sedang sakit atau sudah tua yang
dipengaruhi oleh pengetahuan yang rendah dari ibu dan pengasuh,
adat/kepercayaan serta hal tabu; (iii) distribusi makanan dalam
keluarga; dan (iv) kondisi kesehatan masing-masing individu yang
mungkin menurun karena penyakit, keber-sihan, air dan sanitasi
yang buruk dan kurangnya akses ke fasilitas kesehatan dan
pelayanan kesehatan.
Bab ini terdiri dari empat bagian. Pada bagian pertama mem-
bahas konsumsi pangan yang menjelaskan data di tingkat nasional

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 77


dan provinsi tentang asupan kalori, protein dan lemak. Dua bagian
berikutnya menjelaskan tentang akses terhadap air bersih dan
akses ke fasilitas kesehatan, diawali dengan data di tingkat pro-
vinsi lalu tingkat kabupaten. Indikator dipilih berdasarkan keter-
sediaan data dan peranannya dalam mempengaruhi pemanfaatan
zat-zat gizi makanan dan status gizi serta kesehatan individu.
Bagian terakhir fokus pada angka lama sekolah perempuan yang
berusia diatas 15 tahun. Tingkat pendidikan ibu berperan dalam
memperbaiki pola makan dari keluarga khususnya bayi dan anak
kecil.

A. KONSUMSI PANGAN
Pada tahun 2005, Pemerintah Indonesia meratifikasi Desirable
Dietary Pattern (DDP), yang dikembangkan oleh FAO pada
tahun 1989 yang kemudian disebut sebagai Pola Pangan
Harapan (PPH). PPH adalah sistem pemberian skor untuk
melihat keragaman pola makan menurut data kilokalori dari
survei-survei pendapatan dan pengeluaran. Metodologinya
adalah dengan menghitung perkiraan energi per kapita (kkal)
yang tersedia dari 9 kelompok makanan, dengan memberikan
bobot untuk tiap kelompok makanan, lalu skor bobot dijum-
lahkan dengan skor maksimum adalah 100 (Tabel 4.1). Skor 100
menunjukan pencapaian pola makan beragam yang diha-rapkan
sedangkan skor yang lebih rendah mencerminkan pola makan
yang kurang beragam.

78 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi


Tabel 19
Perhitungan Pola Pangan Harapan (PPH)

Target
Target Komposisi Skor PPH Maks
N Kelompok
Energi Harapan (% dari Bobot (% komposisi
o Makanan
(kkal) total asupan Bobot)
energi)
1 Serealia 1.050 50 0.5 25.0
2 Umbi-umbian 126 6 0.5 3.0
3 Daging dan ikan 252 12 2,0 24.0
4 Sayur dan buah- 210 6 5,0 30.0
buahan
5 Buah/Biji 63 3 0.5 1.5
berminyak
6 Kacang- 105 5 2,0 10.0
Kacangan
7 Minyak dan 105 10 0.5 5.0
lemak
8 Gula 126 5 0.5 2.5
9 Lain 63 3 0,0 0.0
TOTAL 2100 100 100
Sumber : Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Barat

Pemanfaatan pangan juga meliputi cara penyimpanan,


pengolahan dan penyiapan makanan, keamanan air untuk mi-
num dan memasak, kondisi kebersihan, kebiasaan pemberian
makan (terutama bagi individu dengan kebutuhan makanan
khusus), distribusi makanan dalam rumah tangga sesuai dengan
kebutuhan individu (pertumbuhan, kehamilan dan menyusui),
dan status kesehatan setiap anggota rumah tangga. Mengingat
peran yang besar dari seorang ibu dalam meningkatkan profil
gizi keluarga, terutama untuk bayi dan anak-anak, pendidikan
ibu sering digunakan sebagai salah satu proxy untuk mengukur
pemanfaatan pangan rumah tangga. Untuk menghitung peman-

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 79


faatan pangan dapat menggunakan indikator-indikator peman-
faatan pangan yaitu
1. rata-rata lama sekolah perempuan di atas 15 tahun;
2. persentase rumah tangga tanpa akses ke air bersih;
3. rasio jumlah penduduk per tenaga kesehatan terhadap ke-
padatan penduduk;
4. persentase balita stunting; dan
5. angka kesakitan.

B. INDIKATOR PEMANFAATAN PANGAN


1. Rata-Rata Lama Sekolah Perempuan Usia 15 Tahun ke Atas
Rata-rata lama sekolah perempuan adalah jumlah tahun yang
digunakan oleh penduduk perempuan berusia 15 tahun ke
atas dalam menjalani pendidikan formal. Tingkat pendi-dikan
perempuan terutama ibu dan pengasuh anak sangat
berpengaruh terhadap status kesehatan dan gizi, dan men-
jadi hal yang sangat penting dalam pemanfaatan pangan.
Berbagai penelitian menunjukkan pengetahuan berhubung-
an erat dengan penyerapan pangan dan ketahanan pangan
(Khan dan Gill 2009; Arif 2005; Molnar 1999; dan Mahmood
et al. 1991). Sumber data yang digunakan adalah data
Susenas 2020/2021 dari BPS yang diestimasi menggunakan
SAE.

80 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi


Tabel 20
Rata-Rata Lama Sekolah Perempuan Usia 15 Tahun ke Atas
Rata-Rata Lama
Kode Nama Sekolah
No. Kode Kec. Nama Kecamatan
Kab Kabupaten Perempuan Usia
15 Th ke Atas
1 6101 SAMBAS 6.82
1 6101010 SELAKAU 6.00
2 6101011 SELAKAU TIMUR 6.06
3 6101020 PEMANGKAT 8.23
4 6101021 SEMPARUK 6.60
5 6101022 SALATIGA 5.78
6 6101030 TEBAS 7.16
7 6101031 TEKARANG 7.35
8 6101040 SAMBAS 8.37
9 6101041 SUBAH 7.60
10 6101042 SEBAWI 6.24
11 6101043 SAJAD 7.54
12 6101050 JAWAI 5.47
13 6101051 JAWAI SELATAN 6.25
14 6101060 TELUK KERAMAT 6.94
15 6101061 GALING 5.75
16 6101062 TANGARAN 7.63
17 6101070 SEJANGKUNG 5.53
18 6101080 SAJINGAN BESAR 8.08
19 6101090 PALOH 7.10
2 6102 BENGKAYANG 7.16
1 6102010 SUNGAI RAYA 7.17
2 6102011 CAPKALA 6.86
SEI RAYA
3 6102012 7.58
KEPULAUAN
4 6102030 SAMALANTAN 7.68
5 6102031 MONTERADO 6.34
LEMBAH
6 6102032 6.43
BAWANG
7 6102040 BENGKAYANG 8.45
8 6102041 TERIAK 6.49
9 6102042 SUNGAI BETUNG 5.90
10 6102050 LEDO 7.17

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 81


11 6102051 SUTI SEMARANG 6.64
12 6102052 LUMAR 7.44
13 6102060 SANGGAU LEDO 8.41
14 6102061 TUJUHBELAS 8.16
15 6102070 SELUAS 6.88
16 6102080 JAGOI BABANG 7.44
17 6102081 SIDING 6.61
3 6103 LANDAK 7.23
1 6103020 SEBANGKI 6.01
2 6103030 NGABANG 8.33
3 6103031 JELIMPO 6.61
4 6103040 SENGAI TEMILA 8.03
5 6103050 MANDOR 8.30
6 6103060 MENJALIN 7.38
MEMPAWAH
7 6103070 7.48
HULU
8 6103071 SOMPAK 6.42
9 6103080 MENYUKE 8.56
10 6103081 BENYUKE HULU 7.41
11 6103090 MERANTI 6.21
12 6103100 KUALA BEHE 7.06
13 6103110 AIR BESAR 6.20
4 6104 MEMPAWAH 16.72
1 6104080 SIANTAN 15.82
2 6104081 SEGEDONG 12.45
3 6104090 SUNGAI PINYUH 17.06
4 6104091 ANJONGAN 21.32
MEMPAWAH
5 6104100 19.61
HILIR
MEMPAWAH
6 6104101 17.71
TIMUR
7 6104110 SUNGAI KUNYIT 15.66
8 6104120 TOHO 18.21
9 6104121 SADANIANG 12.61
5 6105 SANGGAU 7.60
1 6105010 TOBA 6.64
2 6105020 MELIAU 7.11
3 6105060 KAPUAS 8.60

82 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi


4 6105070 MUKOK 7.69
5 6105120 JANGKANG 6.17
6 6105130 BONTI 6.87
7 6105140 PARINDU 8.00
8 6105150 TAYAN HILIR 7.58
9 6105160 BALAI 7.24
10 6105170 TAYAN HULU 8.65
11 6105180 KEMBAYAN 9.18
12 6105190 BEDUWAN 7.54
13 6105200 NOYAN 7.59
14 6105210 SEKAYAM 7.84
15 6105220 ENTIKONG 7.20
6 6106 KETAPANG 7.63
1 6106010 KENDAWANGAN 7.41
2 6106020 MANIS MATA 7.79
3 6106030 MARAU 8.02
4 6106031 SINGKUP 8.54
5 6106032 AIR UPAS 7.11
6 6106040 JELAI HULU 6.34
7 6106050 TUMBANG TITI 7.02
8 6106051 PEMAHAN 7.88
9 6106052 S. MELAYU RAYAK 8.64
MATAN HILIR
10 6106060 7.56
SELATAN
11 6106061 BENUA KAYONG 8.49
MATAN HILIR
12 6106070 6.35
UTARA
13 6106071 DELTA PAWAN 10.93
14 6106072 MUARA PAWAN 8.17
15 6106090 NANGA TAYAP 5.64
16 6106100 SANDAI 8.10
17 6106101 HULU SUNGAI 6.55
18 6106110 SUNGAI LAUR 7.05
19 6106120 SIMPANG HULU 6.69
20 6106121 SIMPANG DUA 8.24
7 6107 SINTANG 7.15
1 6107060 SERENTAN 6.50

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 83


2 6107070 AMBALAU 6.66
3 6107080 KAYAN HULU 5.95
4 6107110 SEPAUK 7.23
5 6107120 TEMPUNAK 7.53
6 6107130 SUNGAI TEBELAN 7.93
7 6107140 SINTANG 10.23
8 6107150 DEDAI 7.76
9 6107160 KAYAN HILIR 7.14
10 6107170 KELAM PERMAI 6.57
11 6107180 BINJAI HULU 6.77
12 6107190 KETUNGAU HILIR 6.20
KETUNGAU
13 6107200 6.50
TENGAH
14 6107210 KETUNGAU HULU 7.19
8 6108 KAPUAS HULU 7.54
1 6108010 SILAT HILIR 5.89
2 6108020 SILAT HULU 5.34
3 6108030 GURUNG HULU 7.81
4 6108040 BUNUT HULU 7.10
5 6108050 MENTEBAH 6.57
6 6108060 BIKA 6.02
7 6108070 KALIS 7.15
PUTUSSIBAU
8 6108080 8.51
SELATAN
9 6108090 EMBALOH HILIR 5.89
10 6108100 BUNUT HILIR 7.29
11 6108110 BOYAN TANJUNG 8.09
12 6108120 PENGKADAN 8.40
13 6108130 JONGKONG 8.03
14 6108140 SELIMBAU 7.26
15 6108150 SUHAID 9.05
16 6108160 SEBERUANG 8.37
17 6108170 SEMITAU 7.98
18 6108180 EMPANANG 7.48
PURING
19 6108190 7.28
KENCANA
20 6108200 BADAU 8.87
21 6108210 BATANG LUPAR 7.67

84 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi


22 6108220 EMBALOH HULU 7.48
PUTUSSIBAU
23 6108230 9.92
UTARA
9 6109 SEKADAU 6.88
1 6109010 NANGA MAHAP 5.71
2 6109020 NANGA TAMAN 5.90
3 6109030 SEKADAU HULU 6.32
4 6109040 SEKADAU HILIR 8.36
5 6109050 BELITANG HILIR 6.95
6 6109060 BELITANG 7.91
7 6109070 BELITANG HULU 6.97
10 6110 MELAWI 7.14
1 6110010 SOKAN 6.69
2 6110020 TANAH PINOH 7.87
TANAH PINOH
3 6110021 6.10
BARAT
4 6110030 SAYAN 6.05
5 6110040 BELIMBING 7.76
6 6110041 BELIMBING HULU 7.57
7 6110050 NANGA PINOH 10.13
8 6110051 PINOH SELATAN 7.13
9 6110052 PINOH UTARA 6.57
10 6110060 ELLA HILIR 6.55
11 6110070 MENUKUNG 6.12
KAYONG
11 6111 6.35
UTARA
1 6111010 PULAU MAYA 5.75
2 6111011 KEP. KARIMATA 5.94
3 6111020 SUKADANA 7.29
4 6111030 SIMPANG HILIR 5.53
5 6111040 TELUK BATANG 6.41
6 6111050 SEPONTI 7.19
KUBU
12 6112 7.39
RAYA
1 6112010 BATU AMPAR 7.73
2 6112020 TERENTANG 7.17
3 6112030 KUBU 6.32
4 6112040 TELOK PAKEDAI 6.34
5 6112050 SUNGAI KAKAP 7.74

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 85


6 6112060 RASAU JAYA 8.88
7 6112070 SUNGAI RAYA 9.56
8 6112080 SUI. AMBAWANG 6.56
KUALA MANDOR
9 6112090 6.25
B
13 6171 KOTA PONTIANAK 10.26
PONTIANAK
1 6171010 11.31
SELATAN
PONTIANAK
2 6171011 10.44
TENGGARA
PONTIANAK
3 6171020 9.33
TIMUR
PONTIANAK
4 6171030 10.49
BARAT
PONTIANAK
5 6171031 10.85
KOTA
PONTIANAK
6 6171040 9.16
UTARA
14 6172 KOTA SINGKAWANG 8.19
SINGKAWANG
1 6172010 7.33
TIMUR
SINGKAWANG
2 6172020 6.84
UTARA
SINGKAWANG
3 6172030 8.04
BARAT
SINGKAWANG
4 6172040 9.11
TENGAH
SINGKAWANG
5 6172050 9.61
SELATAN
Sumber : Susenas 2020 dan Podes 2020 yg diolah dengan model SAE

2. Persentase Rumah Tangga Tanpa Akses ke Air Bersih


Persentase rumah tangga tanpa akses ke air bersih yaitu
persentase rumah tangga yang tidak memiliki akses ke air
minum yang berasal dari air leding/PAM, pompa air, sumur
atau mata air yang terlindung dan air hujan (tidak termasuk
air kemasan) dengan memperhatikan jarak ke jamban mi-
nimal 10 m. Akses terhadap air bersih memegang peranan
yang sangat penting untuk pencapaian ketahanan pangan. Air
yang tidak bersih akan meningkatkan angka kesakitan dan

86 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi


menurunkan kemampuan dalam menyerap makanan dan
pada akhirnya akan mempengaruhi status nutrisi sese-orang.
Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa di daerah yang
akses terhadap air bersihnya rendah maka ditemukan
kejadian malnutrisi yang tinggi pula (DKP dan WFP 2009;
Sofiati 2009). Akses terhadap fasilitas sanitasi dan air layak
minum sangat penting dalam mengurangi masalah penyakit
secara khusus diare, sehingga memperbaiki status gizi mela-
lui peningkatan penyerapan zat-zat gizi oleh tubuh (DKP dan
WFP 2015; Pemprov NTT et al. 2015; Kavosi et al. 2014;
Khan dan Gill 2009; Burger dan Esrey 1995; serta Thomas
dan Strauss 1992). Semakin besar rasio rumah tangga tanpa
akses air bersih diduga akan berpengaruh terhadap keren-
tanan pangan wilayah. Sumber data yang digunakan adalah
data Podes dan Susenas 2020 dari BPS yang diestimasi
menggunakan SAE.

Tabel 21
Persentase Rumah Tangga dengan Akses yang Sangat Terbatas ke
Air Bersih

Persentase
Kode Nama
No. Kode Kec. Nama Kecamatan RT.Tanpa Akses
Kab Kabupaten
ke Air Bersih

1 6101 SAMBAS 50.34


1 6101010 SELAKAU 61.76
2 6101011 SELAKAU TIMUR 68.33
3 6101020 PEMANGKAT 55.15
4 6101021 SEMPARUK 32.76
5 6101022 SALATIGA 41.44
6 6101030 TEBAS 33.52

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 87


7 6101031 TEKARANG 55.14
8 6101040 SAMBAS 19.02
9 6101041 SUBAH 87.77
10 6101042 SEBAWI 55.18
11 6101043 SAJAD 72.76
12 6101050 JAWAI 39.94
13 6101051 JAWAI SELATAN 18.27
14 6101060 TELUK KERAMAT 41.40
15 6101061 GALING 38.31
16 6101062 TANGARAN 21.65
17 6101070 SEJANGKUNG 65.93
18 6101080 SAJINGAN BESAR 97.77
19 6101090 PALOH 50.35
2 6102 BENGKAYANG 60.99
1 6102010 SUNGAI RAYA 87.83
2 6102011 CAPKALA 61.51
SEI RAYA
3 6102012 71.94
KEPULAUAN
4 6102030 SAMALANTAN 66.57
5 6102031 MONTERADO 43.98
LEMBAH
6 6102032 56.41
BAWANG
7 6102040 BENGKAYANG 76.55
8 6102041 TERIAK 57.28
9 6102042 SUNGAI BETUNG 74.84
10 6102050 LEDO 54.71
11 6102051 SUTI SEMARANG 43.55
12 6102052 LUMAR 60.92
13 6102060 SANGGAU LEDO 51.67
14 6102061 TUJUHBELAS 84.92
15 6102070 SELUAS 36.96
16 6102080 JAGOI BABANG 61.28
17 6102081 SIDING 45.91
3 6103 LANDAK 54.76
1 6103020 SEBANGKI 58.11
2 6103030 NGABANG 27.79
3 6103031 JELIMPO 37.96

88 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi


4 6103040 SENGAI TEMILA 60.50
5 6103050 MANDOR 44.75
6 6103060 MENJALIN 41.55
MEMPAWAH
7 6103070 62.14
HULU
8 6103071 SOMPAK 65.67
9 6103080 MENYUKE 52.86
10 6103081 BENYUKE HULU 67.52
11 6103090 MERANTI 71.55
12 6103100 KUALA BEHE 62.50
13 6103110 AIR BESAR 58.98
4 6104 MEMPAWAH 38.88
1 6104080 SIANTAN 65.39
2 6104081 SEGEDONG 21.41
3 6104090 SUNGAI PINYUH 46.27
4 6104091 ANJONGAN 22.61
MEMPAWAH
5 6104100 26.92
HILIR
MEMPAWAH
6 6104101 71.42
TIMUR
7 6104110 SUNGAI KUNYIT 34.06
8 6104120 TOHO 19.36
9 6104121 SADANIANG 42.44
5 6105 SANGGAU 53.40
1 6105010 TOBA 54.52
2 6105020 MELIAU 37.67
3 6105060 KAPUAS 43.57
4 6105070 MUKOK 45.87
5 6105120 JANGKANG 38.73
6 6105130 BONTI 52.76
7 6105140 PARINDU 43.25
8 6105150 TAYAN HILIR 47.05
9 6105160 BALAI 93.99
10 6105170 TAYAN HULU 54.19
11 6105180 KEMBAYAN 70.60
12 6105190 BEDUWAN 52.92
13 6105200 NOYAN 58.93
14 6105210 SEKAYAM 33.00

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 89


15 6105220 ENTIKONG 73.96
6 6106 KETAPANG 55.82
1 6106010 KENDAWANGAN 54.92
2 6106020 MANIS MATA 60.89
3 6106030 MARAU 50.60
4 6106031 SINGKUP 53.64
5 6106032 AIR UPAS 45.13
6 6106040 JELAI HULU 59.12
7 6106050 TUMBANG TITI 61.64
8 6106051 PEMAHAN 57.58
S. MELAYU
9 6106052 53.21
RAYAK
MATAN HILIR
10 6106060 43.02
SELATAN
11 6106061 BENUA KAYONG 44.51
MATAN HILIR
12 6106070 54.72
UTARA
13 6106071 DELTA PAWAN 23.68
14 6106072 MUARA PAWAN 47.07
15 6106090 NANGA TAYAP 67.13
16 6106100 SANDAI 59.75
17 6106101 HULU SUNGAI 69.02
18 6106110 SUNGAI LAUR 66.34
19 6106120 SIMPANG HULU 73.88
20 6106121 SIMPANG DUA 70.55
7 6107 SINTANG 46.23
1 6107060 SERENTAN 41.52
2 6107070 AMBALAU 16.86
3 6107080 KAYAN HULU 20.68
4 6107110 SEPAUK 13.56
5 6107120 TEMPUNAK 91.43
6 6107130 SUNGAI TEBELAN 66.17
7 6107140 SINTANG 5.94
8 6107150 DEDAI 88.48
9 6107160 KAYAN HILIR 10.06
10 6107170 KELAM PERMAI 99.44
11 6107180 BINJAI HULU 88.47
12 6107190 KETUNGAU HILIR 43.43

90 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi


KETUNGAU
13 6107200 20.23
TENGAH
KETUNGAU
14 6107210 40.95
HULU
KAPUAS
8 6108 47.41
HULU
1 6108010 SILAT HILIR 37.75
2 6108020 SILAT HULU 17.43
3 6108030 GURUNG HULU 47.76
4 6108040 BUNUT HULU 41.19
5 6108050 MENTEBAH 45.82
6 6108060 BIKA 54.48
7 6108070 KALIS 80.32
PUTUSSIBAU
8 6108080 17.44
SELATAN
9 6108090 EMBALOH HILIR 76.23
10 6108100 BUNUT HILIR 25.09
BOYAN
11 6108110 62.10
TANJUNG
12 6108120 PENGKADAN 74.86
13 6108130 JONGKONG 67.02
14 6108140 SELIMBAU 8.94
15 6108150 SUHAID 76.84
16 6108160 SEBERUANG 15.09
17 6108170 SEMITAU 52.08
18 6108180 EMPANANG 32.03
PURING
19 6108190 64.46
KENCANA
20 6108200 BADAU 77.08
21 6108210 BATANG LUPAR 44.44
22 6108220 EMBALOH HULU 35.95
PUTUSSIBAU
23 6108230 36.02
UTARA
9 6109 SEKADAU 29.99
1 6109010 NANGA MAHAP 44.48
2 6109020 NANGA TAMAN 27.85
3 6109030 SEKADAU HULU 30.54
4 6109040 SEKADAU HILIR 16.06
5 6109050 BELITANG HILIR 26.23
6 6109060 BELITANG 24.57
7 6109070 BELITANG HULU 40.20

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 91


10 6110 MELAWI 57.14
1 6110010 SOKAN 63.88
2 6110020 TANAH PINOH 51.91
TANAH PINOH
3 6110021 69.77
BARAT
4 6110030 SAYAN 64.20
5 6110040 BELIMBING 48.82
BELIMBING
6 6110041 50.08
HULU
7 6110050 NANGA PINOH 33.78
8 6110051 PINOH SELATAN 58.34
9 6110052 PINOH UTARA 67.82
10 6110060 ELLA HILIR 60.83
11 6110070 MENUKUNG 59.12
KAYONG
11 6111 40.51
UTARA
1 6111010 PULAU MAYA 45.50
2 6111011 KEP. KARIMATA 28.94
3 6111020 SUKADANA 5.10
4 6111030 SIMPANG HILIR 44.04
5 6111040 TELUK BATANG 71.83
6 6111050 SEPONTI 47.65
KUBU
12 6112 52.53
RAYA
1 6112010 BATU AMPAR 60.25
2 6112020 TERENTANG 72.79
3 6112030 KUBU 65.88
4 6112040 TELOK PAKEDAI 61.49
5 6112050 SUNGAI KAKAP 36.31
6 6112060 RASAU JAYA 46.05
7 6112070 SUNGAI RAYA 26.67
8 6112080 SUI. AMBAWANG 51.00
KUALA MANDOR
9 6112090 52.36
B
13 6171 KOTA PONTIANAK 15.03
PONTIANAK
1 6171010 4.61
SELATAN
PONTIANAK
2 6171011 6.99
TENGGARA
PONTIANAK
3 6171020 24.01
TIMUR

92 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi


PONTIANAK
4 6171030 18.16
BARAT
PONTIANAK
5 6171031 11.92
KOTA
PONTIANAK
6 6171040 24.48
UTARA
14 6172 KOTA SINGKAWANG 25.94
SINGKAWANG
1 6172010 21.20
TIMUR
SINGKAWANG
2 6172020 33.07
UTARA
SINGKAWANG
3 6172030 46.61
BARAT
SINGKAWANG
4 6172040 11.19
TENGAH
SINGKAWANG
5 6172050 17.65
SELATAN
Sumber : Susenas 2020 dan Podes 2020 yg diolah dengan model SAE

3. Rasio Jumlah Penduduk per Tenaga Kesehatan terhadap


Tingkat Kepadatan Penduduk
Indikator ini mengukur sejauh mana kesesuaian ketersedia-
an tenaga kesehatan dan jumlah masyarakat yang dilayani-
nya. Tenaga kesehatan terdiri dari dokter umum, dokter gigi,
bidan, dan tenaga kesehatan lainnya. Rasio jumlah penduduk
per tenaga kesehatan terhadap kepadatan penduduk akan
mempengaruhi tingkat kerentanan pangan (Lubis 2010 dan
Sofiati 2009). Indikator ini dihitung dengan membagi jumlah
penduduk di suatu wilayah dengan jumlah tenaga kesehatan.
Hasilnya kemudian dibagi dengan kepadatan penduduk
untuk memperoleh jumlah populasi terkoreksi yang dilayani
per tenaga kesehatan. Semakin tinggi nilai rasio maka sema-
kin rentan daerah tersebut. Data tenaga kesehatan bersum-
ber dari Kalimantan Barat Dalam Angka (KDA) 2021.

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 93


Tabel 22
Rasio Jumlah Penduduk per Tenaga Kesehatan terhadap
Tingkat Kepadatan Penduduk

Rasio Jumlah
Penduduk per
Tenaga
N Kode Nama
Kode Kec. Nama Kecamatan Kesehatan
o. Kab Kabupaten
terhadap
Kepadatan
Penduduk
1 6101 SAMBAS 2,575
1 6101010 SELAKAU 87
2 6101011 SELAKAU TIMUR 43
3 6101020 PEMANGKAT 508
4 6101021 SEMPARUK 71
5 6101022 SALATIGA 40
6 6101030 TEBAS 170
7 6101031 TEKARANG 32
8 6101040 SAMBAS 737
9 6101041 SUBAH 80
10 6101042 SEBAWI 46
11 6101043 SAJAD 32
12 6101050 JAWAI 80
13 6101051 JAWAI SELATAN 56
14 6101060 TELUK KERAMAT 283
15 6101061 GALING 63
16 6101062 TANGARAN 47
17 6101070 SEJANGKUNG 53
18 6101080 SAJINGAN BESAR 55
19 6101090 PALOH 92
2 6102 BENGKAYANG 1,029
1 6102010 SUNGAI RAYA 48
2 6102011 CAPKALA 41
SEI RAYA
3 6102012 46
KEPULAUAN
4 6102030 SAMALANTAN 98
5 6102031 MONTERADO 69
LEMBAH
6 6102032 48
BAWANG

94 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi


7 6102040 BENGKAYANG 85
8 6102041 TERIAK 69
9 6102042 SUNGAI BETUNG 70
10 6102050 LEDO 54
11 6102051 SUTI SEMARANG 44
12 6102052 LUMAR 63
13 6102060 SANGGAU LEDO 77
14 6102061 TUJUHBELAS 48
15 6102070 SELUAS 65
16 6102080 JAGOI BABANG 57
17 6102081 SIDING 47
3 6103 LANDAK 884
1 6103020 SEBANGKI 43
2 6103030 NGABANG 127
3 6103031 JELIMPO 54
4 6103040 SENGAI TEMILA 175
5 6103050 MANDOR 57
6 6103060 MENJALIN 56
MEMPAWAH
7 6103070 61
HULU
8 6103071 SOMPAK 49
9 6103080 MENYUKE 76
10 6103081 BENYUKE HULU 49
11 6103090 MERANTI 39
12 6103100 KUALA BEHE 39
13 6103110 AIR BESAR 59
4 6104 MEMPAWAH 707
1 6104080 SIANTAN 41
2 6104081 SEGEDONG 74
3 6104090 SUNGAI PINYUH 91
4 6104091 ANJONGAN 39
MEMPAWAH
5 6104100 269
HILIR
MEMPAWAH
6 6104101 58
TIMUR
7 6104110 SUNGAI KUNYIT 61
8 6104120 TOHO 46
9 6104121 SADANIANG 28

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 95


5 6105 SANGGAU 648
1 6105010 TOBA 14
2 6105020 MELIAU 38
3 6105060 KAPUAS 331
4 6105070 MUKOK 19
5 6105120 JANGKANG 23
6 6105130 BONTI 16
7 6105140 PARINDU 39
8 6105150 TAYAN HILIR 32
9 6105160 BALAI 19
10 6105170 TAYAN HULU 27
11 6105180 KEMBAYAN 25
12 6105190 BEDUWAN 10
13 6105200 NOYAN 13
14 6105210 SEKAYAM 25
15 6105220 ENTIKONG 17
6 6106 KETAPANG 2,857
1 6106010 KENDAWANGAN 90
2 6106020 MANIS MATA 65
3 6106030 MARAU 53
4 6106031 SINGKUP 52
5 6106032 AIR UPAS 52
6 6106040 JELAI HULU 64
7 6106050 TUMBANG TITI 92
8 6106051 PEMAHAN 47
9 6106052 S. MELAYU RAYAK 58
MATAN HILIR
10 6106060 112
SELATAN
11 6106061 BENUA KAYONG 85
MATAN HILIR
12 6106070 58
UTARA
13 6106071 DELTA PAWAN 1,454
14 6106072 MUARA PAWAN 93
15 6106090 NANGA TAYAP 92
16 6106100 SANDAI 114
17 6106101 HULU SUNGAI 49
18 6106110 SUNGAI LAUR 82

96 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi


19 6106120 SIMPANG HULU 62
20 6106121 SIMPANG DUA 83
7 6107 SINTANG 2,324
1 6107060 SERENTAN 149
2 6107070 AMBALAU 48
3 6107080 KAYAN HULU 76
4 6107110 SEPAUK 98
5 6107120 TEMPUNAK 133
6 6107130 SUNGAI TEBELAN 78
7 6107140 SINTANG 1,036
8 6107150 DEDAI 138
9 6107160 KAYAN HILIR 101
10 6107170 KELAM PERMAI 115
11 6107180 BINJAI HULU 53
12 6107190 KETUNGAU HILIR 109
KETUNGAU
13 6107200 100
TENGAH
14 6107210 KETUNGAU HULU 90
KAPUAS
8 6108 1,624
HULU
1 6108010 SILAT HILIR 54
2 6108020 SILAT HULU 52
3 6108030 GURUNG HULU 55
4 6108040 BUNUT HULU 56
5 6108050 MENTEBAH 48
6 6108060 BIKA 33
7 6108070 KALIS 61
PUTUSSIBAU
8 6108080 81
SELATAN
9 6108090 EMBALOH HILIR 31
10 6108100 BUNUT HILIR 46
11 6108110 BOYAN TANJUNG 60
12 6108120 PENGKADAN 54
13 6108130 JONGKONG 44
14 6108140 SELIMBAU 65
15 6108150 SUHAID 64
16 6108160 SEBERUANG 42
17 6108170 SEMITAU 46

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 97


18 6108180 EMPANANG 30
PURING
19 6108190 26
KENCANA
20 6108200 BADAU 74
21 6108210 BATANG LUPAR 41
22 6108220 EMBALOH HULU 43
PUTUSSIBAU
23 6108230 518
UTARA
9 6109 SEKADAU 649
1 6109010 NANGA MAHAP 40
2 6109020 NANGA TAMAN 39
3 6109030 SEKADAU HULU 68
4 6109040 SEKADAU HILIR 371
5 6109050 BELITANG HILIR 36
6 6109060 BELITANG 35
7 6109070 BELITANG HULU 60
10 6110 MELAWI 452
1 6110010 SOKAN 31
2 6110020 TANAH PINOH 22
TANAH PINOH
3 6110021 40
BARAT
4 6110030 SAYAN 42
5 6110040 BELIMBING 21
6 6110041 BELIMBING HULU 42
7 6110050 NANGA PINOH 89
8 6110051 PINOH SELATAN 30
9 6110052 PINOH UTARA 46
10 6110060 ELLA HILIR 49
11 6110070 MENUKUNG 40
KAYONG
11 6111 466
UTARA
1 6111010 PULAU MAYA 37
2 6111011 KEP. KARIMATA 36
3 6111020 SUKADANA 188
4 6111030 SIMPANG HILIR 86
5 6111040 TELUK BATANG 73
6 6111050 SEPONTI 46
KUBU
12 6112 557
RAYA

98 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi


1 6112010 BATU AMPAR 56
2 6112020 TERENTANG 56
3 6112030 KUBU 50
4 6112040 TELOK PAKEDAI 29
5 6112050 SUNGAI KAKAP 82
6 6112060 RASAU JAYA 50
7 6112070 SUNGAI RAYA 143
8 6112080 SUI. AMBAWANG 72
KUALA MANDOR
9 6112090 19
B
13 6171 KOTA PONTIANAK 4,216
PONTIANAK
1 6171010 675
SELATAN
PONTIANAK
2 6171011 1,256
TENGGARA
PONTIANAK
3 6171020 306
TIMUR
PONTIANAK
4 6171030 629
BARAT
PONTIANAK
5 6171031 1,148
KOTA
PONTIANAK
6 6171040 202
UTARA
14 6172 KOTA SINGKAWANG 1,291
SINGKAWANG
1 6172010 258
TIMUR
SINGKAWANG
2 6172020 61
UTARA
SINGKAWANG
3 6172030 781
BARAT
SINGKAWANG
4 6172040 128
TENGAH
SINGKAWANG
5 6172050 63
SELATAN
Sumber : Kalimantan Barat Dalam Angka 2021

4. Persentase Balita Tinggi Kurang (Stunting)


Balita gizi kurang adalah anak di bawah lima tahun yang tinggi
badannya kurang dari -2 Standar Deviasi (-2 SD) de-ngan
indeks tinggi badan menurut umur (BBU). Status gizi balita
merupakan salah satu indikator yang sangat baik digunakan

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 99


pada kelompok Penyerapan Pangan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi status gizi balita adalah situasi ketahanan
pangan rumah tangga, status gizi dan kesehatan ibu,
pendidikan ibu, pola asuh anak, akses terhadap air ber-sih,
akses terhadap pelayanan kesehatan yang tepat waktu.
Untuk mengetahui apakah balita memiliki tinggi badan
kurang atau tidak, maka harus dilakukan pengukuran tinggi
badan dan pencatatan umur dalam bulan. Angka ini kemudi-
an dibandingkan dengan standar internasional yang dikem-
bangkan oleh badan “National Centre for Health Statistics,
Centers for Disease Control, USA (atau biasa disebut NCHS
standard). Sumber data berasal dari Data Pemantauan Status
Gizi “ Hasil Riskesdas 2020 & Electronic Pencatatan
Pelaporan Gizi Berbasisi Masyarakat (E-PPGBM)“ Provinsi
Kalimantan Barat.

Tabel 23
Persentase Balita Pendek dan Sangat Pendek (Stunting)

Presentase Balita
Kode Nama
No. Kode Kec. Nama Kecamatan Pendek dan
Kab Kabupaten
Sangat Pendek
1 6101 SAMBAS 21.00
1 6101010 SELAKAU 12.35
2 6101011 SELAKAU TIMUR 35.94
3 6101020 PEMANGKAT 7.32
4 6101021 SEMPARUK 26.39
5 6101022 SALATIGA 13.01
6 6101030 TEBAS 23.97
7 6101031 TEKARANG 19.51
8 6101040 SAMBAS 20.31

100 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi
9 6101041 SUBAH 13.16
10 6101042 SEBAWI 11.23
11 6101043 SAJAD 21.04
12 6101050 JAWAI 25.54
13 6101051 JAWAI SELATAN 21.59
14 6101060 TELUK KERAMAT 36.10
15 6101061 GALING 13.51
16 6101062 TANGARAN 21.73
17 6101070 SEJANGKUNG 28.92
18 6101080 SAJINGAN BESAR 21.65
19 6101090 PALOH 25.70
2 6102 BENGKAYANG 28.42
1 6102010 SUNGAI RAYA 27.75
2 6102011 CAPKALA 28.10
SEI RAYA
3 6102012 29.64
KEPULAUAN
4 6102030 SAMALANTAN 34.30
5 6102031 MONTERADO 32.29
LEMBAH
6 6102032 12.54
BAWANG
7 6102040 BENGKAYANG 25.55
8 6102041 TERIAK 22.78
9 6102042 SUNGAI BETUNG 36.44
10 6102050 LEDO 31.30
11 6102051 SUTI SEMARANG 31.34
12 6102052 LUMAR 22.93
13 6102060 SANGGAU LEDO 64.74
14 6102061 TUJUHBELAS 28.46
15 6102070 SELUAS 23.55
16 6102080 JAGOI BABANG 12.45
17 6102081 SIDING 18.93
3 6103 LANDAK 29.25
1 6103020 SEBANGKI 43.00
2 6103030 NGABANG 24.30
3 6103031 JELIMPO 22.80
4 6103040 SENGAI TEMILA 32.20
5 6103050 MANDOR 24.10

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 101
6 6103060 MENJALIN 32.70
MEMPAWAH
7 6103070 18.30
HULU
8 6103071 SOMPAK 21.20
9 6103080 MENYUKE 19.30
10 6103081 BENYUKE HULU 37.80
11 6103090 MERANTI 37.70
12 6103100 KUALA BEHE 35.80
13 6103110 AIR BESAR 31.10
4 6104 MEMPAWAH 19.06
1 6104080 SIANTAN 28.02
2 6104081 SEGEDONG 29.58
3 6104090 SUNGAI PINYUH 15.23
4 6104091 ANJONGAN 0.58
MEMPAWAH
5 6104100 27.22
HILIR
MEMPAWAH
6 6104101 5.42
TIMUR
7 6104110 SUNGAI KUNYIT 10.98
8 6104120 TOHO 16.91
9 6104121 SADANIANG 37.59
5 6105 SANGGAU 33.40
1 6105010 TOBA 36.85
2 6105020 MELIAU 31.92
3 6105060 KAPUAS 11.98
4 6105070 MUKOK 37.02
5 6105120 JANGKANG 14.75
6 6105130 BONTI 50.43
7 6105140 PARINDU 34.79
8 6105150 TAYAN HILIR 26.07
9 6105160 BALAI 36.70
10 6105170 TAYAN HULU 40.20
11 6105180 KEMBAYAN 48.61
12 6105190 BEDUWAN 16.25
13 6105200 NOYAN 43.66
14 6105210 SEKAYAM 36.97
15 6105220 ENTIKONG 34.80
6 6106 KETAPANG 20.13

102 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi
1 6106010 KENDAWANGAN 19.40
2 6106020 MANIS MATA 28.57
3 6106030 MARAU 0.48
4 6106031 SINGKUP 1.78
5 6106032 AIR UPAS 26.59
6 6106040 JELAI HULU 19.17
7 6106050 TUMBANG TITI 35.91
8 6106051 PEMAHAN 33.33
9 6106052 S. MELAYU RAYAK 25.64
MATAN HILIR
10 6106060 21.94
SELATAN
11 6106061 BENUA KAYONG 28.21
MATAN HILIR
12 6106070 21.94
UTARA
13 6106071 DELTA PAWAN 28.21
14 6106072 MUARA PAWAN 5.32
15 6106090 NANGA TAYAP 28.57
16 6106100 SANDAI 6.42
17 6106101 HULU SUNGAI 11.75
18 6106110 SUNGAI LAUR 35.11
19 6106120 SIMPANG HULU 12.54
20 6106121 SIMPANG DUA 11.75
7 6107 SINTANG 31.47
1 6107060 SERENTAN 42.01
2 6107070 AMBALAU 29.91
3 6107080 KAYAN HULU 47.60
4 6107110 SEPAUK 34.74
5 6107120 TEMPUNAK 28.20
6 6107130 SUNGAI TEBELAN 23.95
7 6107140 SINTANG 17.18
8 6107150 DEDAI 31.38
9 6107160 KAYAN HILIR 27.43
10 6107170 KELAM PERMAI 24.75
11 6107180 BINJAI HULU 12.06
12 6107190 KETUNGAU HILIR 38.91
KETUNGAU
13 6107200 41.82
TENGAH
14 6107210 KETUNGAU HULU 40.59

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 103
KAPUAS
8 6108 35.12
HULU
1 6108010 SILAT HILIR 23.40
2 6108020 SILAT HULU 25.10
3 6108030 GURUNG HULU 34.50
4 6108040 BUNUT HULU 18.60
5 6108050 MENTEBAH 36.40
6 6108060 BIKA 44.10
7 6108070 KALIS 31.00
PUTUSSIBAU
8 6108080 35.40
SELATAN
9 6108090 EMBALOH HILIR 41.30
10 6108100 BUNUT HILIR 46.10
11 6108110 BOYAN TANJUNG 39.70
12 6108120 PENGKADAN 36.70
13 6108130 JONGKONG 42.20
14 6108140 SELIMBAU 50.70
15 6108150 SUHAID 39.00
16 6108160 SEBERUANG 39.20
17 6108170 SEMITAU 30.60
18 6108180 EMPANANG 40.10
PURING
19 6108190 24.00
KENCANA
20 6108200 BADAU 33.00
21 6108210 BATANG LUPAR 31.70
22 6108220 EMBALOH HULU 44.20
PUTUSSIBAU
23 6108230 20.70
UTARA
9 6109 SEKADAU 31.58
1 6109010 NANGA MAHAP 38.52
2 6109020 NANGA TAMAN 32.10
3 6109030 SEKADAU HULU 23.49
4 6109040 SEKADAU HILIR 27.97
5 6109050 BELITANG HILIR 29.61
6 6109060 BELITANG 28.20
7 6109070 BELITANG HULU 41.18
10 6110 MELAWI 38.18
1 6110010 SOKAN 38.41
2 6110020 TANAH PINOH 35.97

104 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi
TANAH PINOH
3 6110021 55.48
BARAT
4 6110030 SAYAN 55.42
5 6110040 BELIMBING 29.94
6 6110041 BELIMBING HULU 44.84
7 6110050 NANGA PINOH 38.49
8 6110051 PINOH SELATAN 33.27
9 6110052 PINOH UTARA 27.22
10 6110060 ELLA HILIR 35.06
11 6110070 MENUKUNG 25.90
KAYONG
11 6111 21.64
UTARA
1 6111010 PULAU MAYA 32.41

2 6111011 KEP. KARIMATA -

3 6111020 SUKADANA 26.33

4 6111030 SIMPANG HILIR 24.89

5 6111040 TELUK BATANG 27.94

6 6111050 SEPONTI 18.28

12 6112 KUBU RAYA 14.07


1 6112010 BATU AMPAR 17.21
2 6112020 TERENTANG 24.62
3 6112030 KUBU 10.75
4 6112040 TELOK PAKEDAI 31.35
5 6112050 SUNGAI KAKAP 17.15
6 6112060 RASAU JAYA 3.02
7 6112070 SUNGAI RAYA 10.92
8 6112080 SUI. AMBAWANG 10.00
KUALA MANDOR
9 6112090 1.60
B
13 6171 KOTA PONTIANAK 8.20
PONTIANAK
1 6171010 7.21
SELATAN
PONTIANAK
2 6171011 4.26
TENGGARA
PONTIANAK
3 6171020 12.81
TIMUR
PONTIANAK
4 6171030 6.93
BARAT
PONTIANAK
5 6171031 5.62
KOTA
PONTIANAK
6 6171040 12.35
UTARA

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 105
14 6172 KOTA SINGKAWANG 20.13
SINGKAWANG
1 6172010 21.76
TIMUR
SINGKAWANG
2 6172020 19.45
UTARA
SINGKAWANG
3 6172030 19.30
BARAT
SINGKAWANG
4 6172040 11.85
TENGAH
SINGKAWANG
5 6172050 28.29
SELATAN
Sumber : E-PPGBM 2020 Provinsi Kalimantan Barat

5. Angka Kesakitan
Angka Kesakitan/Morbiditas/Persentase penduduk yang
mempunyai keluhan kesehatan. Keluhan kesehatan adalah
gangguan terhadap kondisi fisik maupun jiwa, termasuk ka-
rena kecelakaan, atau hal lain yang menyebabkan tergang-
gunya kegiatan sehari-hari. Indikator ini untuk mengukur
tingkat kesehatan masyarakat secara umum yang dapat dili-
hat dari adanya keluhan kesehatan yang mengindikasikan
terkena suatu penyakit tertentu.

Tabel 24
Angka Kesakitan

N Kode Nama Angka


Kode Kec. Nama Kecamatan
o Kab Kabupaten Kesakitan
1 6101 SAMBAS 13.06
1 6101010 SELAKAU 10.71
2 6101011 SELAKAU TIMUR 6.27
3 6101020 PEMANGKAT 9.99
4 6101021 SEMPARUK 9.67
5 6101022 SALATIGA 11.12
6 6101030 TEBAS 11.03
7 6101031 TEKARANG 14.94

106 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi
8 6101040 SAMBAS 13.71
9 6101041 SUBAH 11.57
10 6101042 SEBAWI 9.52
11 6101043 SAJAD 7.76
12 6101050 JAWAI 9.70
13 6101051 JAWAI SELATAN 35.43
14 6101060 TELUK KERAMAT 28.22
15 6101061 GALING 11.91
16 6101062 TANGARAN 6.78
17 6101070 SEJANGKUNG 15.42
SAJINGAN
18 6101080 15.27
BESAR
19 6101090 PALOH 9.13
2 6102 BENGKAYANG 13.70
1 6102010 SUNGAI RAYA 14.50
2 6102011 CAPKALA 37.13
SEI RAYA
3 6102012 9.69
KEPULAUAN
4 6102030 SAMALANTAN 11.85
5 6102031 MONTERADO 19.77
LEMBAH
6 6102032 10.13
BAWANG
7 6102040 BENGKAYANG 15.79
8 6102041 TERIAK 9.15
9 6102042 SUNGAI BETUNG 12.08
10 6102050 LEDO 6.20
11 6102051 SUTI SEMARANG 10.26
12 6102052 LUMAR 15.13
13 6102060 SANGGAU LEDO 17.55
14 6102061 TUJUHBELAS 8.15
15 6102070 SELUAS 8.69
16 6102080 JAGOI BABANG 6.48
17 6102081 SIDING 20.36
3 6103 LANDAK 14.77
1 6103020 SEBANGKI 11.39
2 6103030 NGABANG 11.04
3 6103031 JELIMPO 8.77
4 6103040 SENGAI TEMILA 14.81

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 107
5 6103050 MANDOR 23.97
6 6103060 MENJALIN 13.95
MEMPAWAH
7 6103070 23.59
HULU
8 6103071 SOMPAK 15.08
9 6103080 MENYUKE 5.76
10 6103081 BENYUKE HULU 24.58
11 6103090 MERANTI 13.56
12 6103100 KUALA BEHE 18.14
13 6103110 AIR BESAR 7.33
4 6104 MEMPAWAH 27.44
1 6104080 SIANTAN 17.97
2 6104081 SEGEDONG 22.67
3 6104090 SUNGAI PINYUH 17.67
4 6104091 ANJONGAN 12.93
MEMPAWAH
5 6104100 21.27
HILIR
MEMPAWAH
6 6104101 22.93
TIMUR
7 6104110 SUNGAI KUNYIT 25.62
8 6104120 TOHO 64.01
9 6104121 SADANIANG 41.90
5 6105 SANGGAU 16.04
1 6105010 TOBA 13.16
2 6105020 MELIAU 13.16
3 6105060 KAPUAS 14.46
4 6105070 MUKOK 9.69
5 6105120 JANGKANG 9.07
6 6105130 BONTI 10.80
7 6105140 PARINDU 12.24
8 6105150 TAYAN HILIR 22.67
9 6105160 BALAI 31.02
10 6105170 TAYAN HULU 18.44
11 6105180 KEMBAYAN 25.67
12 6105190 BEDUWAN 24.03
13 6105200 NOYAN 9.11
14 6105210 SEKAYAM 13.83
15 6105220 ENTIKONG 13.24

108 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi
6 6106 KETAPANG 11.49
1 6106010 KENDAWANGAN 7.43
2 6106020 MANIS MATA 8.62
3 6106030 MARAU 15.84
4 6106031 SINGKUP 11.31
5 6106032 AIR UPAS 7.08
6 6106040 JELAI HULU 17.57
7 6106050 TUMBANG TITI 14.84
8 6106051 PEMAHAN 11.31
S. MELAYU
9 6106052 7.99
RAYAK
MATAN HILIR
10 6106060 18.65
SELATAN
11 6106061 BENUA KAYONG 8.24
MATAN HILIR
12 6106070 9.91
UTARA
13 6106071 DELTA PAWAN 9.66
14 6106072 MUARA PAWAN 12.21
15 6106090 NANGA TAYAP 8.89
16 6106100 SANDAI 18.31
17 6106101 HULU SUNGAI 16.66
18 6106110 SUNGAI LAUR 5.08
19 6106120 SIMPANG HULU 8.88
20 6106121 SIMPANG DUA 11.31
7 6107 SINTANG 30.23
1 6107060 SERENTAN 30.45
2 6107070 AMBALAU 76.92
3 6107080 KAYAN HULU 33.26
4 6107110 SEPAUK 14.15
5 6107120 TEMPUNAK 8.61
SUNGAI
6 6107130 18.86
TEBELAN
7 6107140 SINTANG 7.57
8 6107150 DEDAI 10.44
9 6107160 KAYAN HILIR 23.10
10 6107170 KELAM PERMAI 63.15
11 6107180 BINJAI HULU 37.19
KETUNGAU
12 6107190 36.96
HILIR

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 109
KETUNGAU
13 6107200 7.23
TENGAH
KETUNGAU
14 6107210 1.42
HULU
8 6108 KAPUAS HULU 12.64
1 6108010 SILAT HILIR 10.23
2 6108020 SILAT HULU 17.82
3 6108030 GURUNG HULU 11.73
4 6108040 BUNUT HULU 7.02
5 6108050 MENTEBAH 12.30
6 6108060 BIKA 7.03
7 6108070 KALIS 18.11
PUTUSSIBAU
8 6108080 9.43
SELATAN
9 6108090 EMBALOH HILIR 12.71
10 6108100 BUNUT HILIR 8.76
BOYAN
11 6108110 22.00
TANJUNG
12 6108120 PENGKADAN 11.55
13 6108130 JONGKONG 8.22
14 6108140 SELIMBAU 11.72
15 6108150 SUHAID 21.57
16 6108160 SEBERUANG 13.29
17 6108170 SEMITAU 12.00
18 6108180 EMPANANG 22.32
PURING
19 6108190 8.37
KENCANA
20 6108200 BADAU 7.99
21 6108210 BATANG LUPAR 11.31
22 6108220 EMBALOH HULU 9.70
PUTUSSIBAU
23 6108230 15.48
UTARA
9 6109 SEKADAU 11.20
1 6109010 NANGA MAHAP 8.47
2 6109020 NANGA TAMAN 9.67
3 6109030 SEKADAU HULU 14.67
4 6109040 SEKADAU HILIR 13.38
5 6109050 BELITANG HILIR 11.83
6 6109060 BELITANG 12.42
7 6109070 BELITANG HULU 7.93

110 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi
10 6110 MELAWI 13.70
1 6110010 SOKAN 6.86
2 6110020 TANAH PINOH 25.58
TANAH PINOH
3 6110021 9.39
BARAT
4 6110030 SAYAN 9.35
5 6110040 BELIMBING 16.39
BELIMBING
6 6110041 6.75
HULU
7 6110050 NANGA PINOH 8.69
8 6110051 PINOH SELATAN 18.09
9 6110052 PINOH UTARA 17.03
10 6110060 ELLA HILIR 14.37
11 6110070 MENUKUNG 18.16
KAYONG
11 6111 18.37
UTARA
1 6111010 PULAU MAYA 24.05
2 6111011 KEP. KARIMATA 13.17
3 6111020 SUKADANA 17.35
4 6111030 SIMPANG HILIR 17.90
5 6111040 TELUK BATANG 18.24
6 6111050 SEPONTI 19.54
12 6112 KUBU RAYA 12.33
1 6112010 BATU AMPAR 24.57
2 6112020 TERENTANG 5.66
3 6112030 KUBU 4.76
4 6112040 TELOK PAKEDAI 6.59
5 6112050 SUNGAI KAKAP 11.04
6 6112060 RASAU JAYA 11.38
7 6112070 SUNGAI RAYA 12.11
8 6112080 SUI. AMBAWANG 13.12
KUALA MANDOR
9 6112090 21.74
B
KOTA
13 6171 12.91
PONTIANAK
PONTIANAK
1 6171010 11.60
SELATAN
PONTIANAK
2 6171011 9.65
TENGGARA
PONTIANAK
3 6171020 11.08
TIMUR

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 111
PONTIANAK
4 6171030 14.70
BARAT
PONTIANAK
5 6171031 15.22
KOTA
PONTIANAK
6 6171040 15.21
UTARA
KOTA
14 6172 11.24
SINGKAWANG
SINGKAWANG
1 6172010 10.65
TIMUR
SINGKAWANG
2 6172020 7.77
UTARA
SINGKAWANG
3 6172030 15.14
BARAT
SINGKAWANG
4 6172040 10.72
TENGAH
SINGKAWANG
5 6172050 11.95
SELATAN
Sumber : Susenas 2020 dan Podes 2020 yang Diolah dengan Model SAE

112 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi
5 Analisa
Ketahanan Pangan
A. Ketahanan dan Kerentanan Pangan berdasarkan Seluruh Aspek secara
Komposit
B. Ketahanan dan Kerentanan Pangan berdasarkan Seluruh Aspek secara
Parsial

A. KETAHANAN DAN KERENTANAN PANGAN BERDASARKAN


SELURUH ASPEK SECARA KOMPOSIT

1. Analisis Indeks Komposit Kerentanan Pangan Seluruh


Indikator
Langkah-langkah dalam melakukan analisis indeks komposit
yaitu:

a. Menentukan bobot pada masing-masing indikator.


No Indikator Bobot
1. Ketersediaan Pangan 0,30
2. Tingkat Kemiskinan 0,15
3. Pengeluaran Pangan 0,08
4. Ketersediaan Listrik 0,08
5. Air Bersih 0,15
6. Angka Kesakitan 0,10
7. Stunting 0,05
8. Lama Sekolah perempuan diatas 15 Tahun 0,05
9. Rasio Tenkes 0,05

b. Mengakumulasikan total perhitungan dari (Bobot x Nilai)


pada masing-masing indikator pada seluruh kecamatan.

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 113
c. Mengklasifikasikan ketahanan dan kerentanan pangan
pada masing-masing kecamatan dengan ketentuan seba-
gai berikut:
Tabel 25
Skor Komposit

PRIORITAS KOMPOSIT SKOR KOMPOSIT (Z_Scale)

Prioritas 1 >= 92,83


Prioritas 2 74,20 -< 92,83
Prioritas 3 59,64 -< 74,20
Prioritas 4 45,09 -< 59,64
Prioritas 5 30,38 -< 45,09
Prioritas 6 < 30,38
Sumber: Pedum Penyusunan FSVA 2021

Berdasarkan analisis ketahanan dan kerentanan pa-


ngan berdasarkan indeks komposit, didapatkan hasil seperti
tertera pada tabel 26 berikut ini.

Tabel 26
Analisa Indeks Komposit Seluruh Indikator

No. Nama Kabupaten Nama Kecamatan Prioritas


Komposit
1 SAMBAS SELAKAU 5
2 SAMBAS SELAKAU TIMUR 5
3 SAMBAS PEMANGKAT 5
4 SAMBAS SEMPARUK 6
5 SAMBAS SALATIGA 5
6 SAMBAS TEBAS 5
7 SAMBAS TEKARANG 4
8 SAMBAS SAMBAS 5
9 SAMBAS SUBAH 2
10 SAMBAS SEBAWI 5

114 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi
11 SAMBAS SAJAD 4
12 SAMBAS JAWAI 5
13 SAMBAS JAWAI SELATAN 5
14 SAMBAS TELUK KERAMAT 5
15 SAMBAS GALING 5
16 SAMBAS TANGARAN 6
17 SAMBAS SEJANGKUNG 4
18 SAMBAS SAJINGAN BESAR 4
19 SAMBAS PALOH 5
20 BENGKAYANG SUNGAI RAYA 2
21 BENGKAYANG CAPKALA 5
22 BENGKAYANG SEI RAYA KEPULAUAN 2
23 BENGKAYANG SAMALANTAN 5
24 BENGKAYANG MONTERADO 5
25 BENGKAYANG LEMBAH BAWANG 5
26 BENGKAYANG BENGKAYANG 5
27 BENGKAYANG TERIAK 4
28 BENGKAYANG SUNGAI BETUNG 4
29 BENGKAYANG LEDO 5
30 BENGKAYANG SUTI SEMARANG 4
31 BENGKAYANG LUMAR 5
32 BENGKAYANG SANGGAU LEDO 5
33 BENGKAYANG TUJUHBELAS 5
34 BENGKAYANG SELUAS 6
35 BENGKAYANG JAGOI BABANG 4
36 BENGKAYANG SIDING 4
37 LANDAK SEBANGKI 4
38 LANDAK NGABANG 5
39 LANDAK JELIMPO 5
40 LANDAK SENGAI TEMILA 4
41 LANDAK MANDOR 5
42 LANDAK MENJALIN 5
43 LANDAK MEMPAWAH HULU 5
44 LANDAK SOMPAK 5
45 LANDAK MENYUKE 4
46 LANDAK BENYUKE HULU 4

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 115
47 LANDAK MERANTI 3
48 LANDAK KUALA BEHE 4
49 LANDAK AIR BESAR 4
50 MEMPAWAH SIANTAN 5
51 MEMPAWAH SEGEDONG 6
52 MEMPAWAH SUNGAI PINYUH 5
53 MEMPAWAH ANJONGAN 6
54 MEMPAWAH MEMPAWAH HILIR 4
55 MEMPAWAH MEMPAWAH TIMUR 2
56 MEMPAWAH SUNGAI KUNYIT 6
57 MEMPAWAH TOHO 6
58 MEMPAWAH SADANIANG 5
59 SANGGAU TOBA 5
60 SANGGAU MELIAU 5
61 SANGGAU KAPUAS 5
62 SANGGAU MUKOK 5
63 SANGGAU JANGKANG 4
64 SANGGAU BONTI 5
65 SANGGAU PARINDU 6
66 SANGGAU TAYAN HILIR 5
67 SANGGAU BALAI 4
68 SANGGAU TAYAN HULU 5
69 SANGGAU KEMBAYAN 5
70 SANGGAU BEDUWAN 5
71 SANGGAU NOYAN 4
72 SANGGAU SEKAYAM 6
73 SANGGAU ENTIKONG 3
74 KETAPANG KENDAWANGAN 4
75 KETAPANG MANIS MATA 4
76 KETAPANG MARAU 4
77 KETAPANG SINGKUP 5
78 KETAPANG AIR UPAS 4
79 KETAPANG JELAI HULU 4
80 KETAPANG TUMBANG TITI 4
81 KETAPANG PEMAHAN 5
82 KETAPANG S. MELAYU RAYAK 5

116 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi
83 KETAPANG MATAN HILIR SELATAN 5
84 KETAPANG BENUA KAYONG 5
85 KETAPANG MATAN HILIR UTARA 5
86 KETAPANG DELTA PAWAN 3
87 KETAPANG MUARA PAWAN 5
88 KETAPANG NANGA TAYAP 5
89 KETAPANG SANDAI 4
90 KETAPANG HULU SUNGAI 2
91 KETAPANG SUNGAI LAUR 4
92 KETAPANG SIMPANG HULU 4
93 KETAPANG SIMPANG DUA 5
94 SINTANG SERAWAI 3
95 SINTANG AMBALAU 3
96 SINTANG KAYAN HULU 3
97 SINTANG SEPAUK 5
98 SINTANG TEMPUNAK 4
99 SINTANG SUNGAI TEBELAN 3
100 SINTANG SINTANG 4
101 SINTANG DEDAI 4
102 SINTANG KAYAN HILIR 5
103 SINTANG KELAM PERMAI 4
104 SINTANG BINJAI HULU 3
105 SINTANG KETUNGAU HILIR 4
106 SINTANG KETUNGAU TENGAH 5
107 SINTANG KETUNGAU HULU 4
108 KAPUAS HULU SILAT HILIR 2
109 KAPUAS HULU SILAT HULU 5
110 KAPUAS HULU GURUNG HULU 5
111 KAPUAS HULU BUNUT HULU 5
112 KAPUAS HULU MENTEBAH 4
113 KAPUAS HULU BIKA 4
114 KAPUAS HULU KALIS 3
115 KAPUAS HULU PUTUSSIBAU SELATAN 3
116 KAPUAS HULU EMBALOH HILIR 1
117 KAPUAS HULU BUNUT HILIR 3
118 KAPUAS HULU BOYAN TANJUNG 3

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 117
119 KAPUAS HULU PENGKADAN 5
120 KAPUAS HULU JONGKONG 2
121 KAPUAS HULU SELIMBAU 4
122 KAPUAS HULU SUHAID 4
123 KAPUAS HULU SEBERUANG 4
124 KAPUAS HULU SEMITAU 2
125 KAPUAS HULU EMPANANG 3
126 KAPUAS HULU PURING KENCANA 3
127 KAPUAS HULU BADAU 3
128 KAPUAS HULU BATANG LUPAR 4
129 KAPUAS HULU EMBALOH HULU 4
130 KAPUAS HULU PUTUSSIBAU UTARA 5
131 SEKADAU NANGA MAHAP 4
132 SEKADAU NANGA TAMAN 5
133 SEKADAU SEKADAU HULU 5
134 SEKADAU SEKADAU HILIR 5
135 SEKADAU BELITANG HILIR 5
136 SEKADAU BELITANG 5
137 SEKADAU BELITANG HULU 5
138 MELAWI SOKAN 2
139 MELAWI TANAH PINOH 4
140 MELAWI TANAH PINOH BARAT 2
141 MELAWI SAYAN 3
142 MELAWI BELIMBING 2
143 MELAWI BELIMBING HULU 3
144 MELAWI NANGA PINOH 3
145 MELAWI PINOH SELATAN 3
146 MELAWI PINOH UTARA 2
147 MELAWI ELLA HILIR 3
148 MELAWI MENUKUNG 4
149 KAYONG UTARA PULAU MAYA 4
150 KAYONG UTARA KEP. KARIMATA 2
151 KAYONG UTARA SUKADANA 6
152 KAYONG UTARA SIMPANG HILIR 5
153 KAYONG UTARA TELUK BATANG 4
154 KAYONG UTARA SEPONTI 6

118 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi
155 KUBU RAYA BATU AMPAR 5
156 KUBU RAYA TERENTANG 4
157 KUBU RAYA KUBU 5
158 KUBU RAYA TELOK PAKEDAI 5
159 KUBU RAYA SUNGAI KAKAP 6
160 KUBU RAYA RASAU JAYA 6
161 KUBU RAYA SUNGAI RAYA 5
162 KUBU RAYA SUI. AMBAWANG 3
163 KUBU RAYA KUALA MANDOR B 5
164 KOTA PONTIANAK PONTIANAK SELATAN 6
165 KOTA PONTIANAK PONTIANAK TENGGARA 6
166 KOTA PONTIANAK PONTIANAK TIMUR 5
167 KOTA PONTIANAK PONTIANAK BARAT 6
168 KOTA PONTIANAK PONTIANAK KOTA 6
169 KOTA SINGKAWANG PONTIANAK UTARA 4
170 KOTA SINGKAWANG SINGKAWANG TIMUR 5
171 KOTA SINGKAWANG SINGKAWANG UTARA 5
172 KOTA SINGKAWANG SINGKAWANG BARAT 4
173 KOTA SINGKAWANG SINGKAWANG TENGAH 6
174 KOTA SINGKAWANG SINGKAWANG SELATAN 5

Berikut ini rangkuman hasil analisis ketahanan dan


kerentanan pangan berdasar indeks komposit seluruh in-
dikator FSVA 2021 terhadap 174 kecamatan yang ada di
wilayah kabupaten/kota Provinsi Kalimantan Barat.

KOMPOSIT
No Uraian Jumlah Persentas
Kecamatan e (%)
Sangat 1 1 0.57
1 Prioritas.1
Rentan
2 Prioritas.2 Rentan 2 13 7.47

3 Prioritas.3 Agak Rentan 3 21 12.07

4 Prioritas.4 Agak Tahan 4 50 28.74

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 119
5 Prioritas.5 Tahan 5 71 40.80

6 Prioritas.6 Sangat Tahan 6 18 10.34

Adapun sebaran data prioritas kecamatan berdasarkan


indeks komposit terdiri dari:

Prioritas 1 terdiri dari 1 kecamatan (0,57%) yaitu Embaloh


Hilir.

Prioritas 2 terdiri dari 13 kecamatan (7,47%), meliputi:

Subah Silat Hilir Tanah Pinoh Barat


Sungai Raya Jongkong Belimbing
Sei Raya Kepulauan Semitau Pinoh Utara
Mempawah Timur Sokan Kep. Karimata
Hulu Sungai

Prioritas 3 terdiri dari 21 kecamatan (12,07%), meliputi:

Meranti Binjai Hulu Badau


Entikong Kalis Sayan
Delta Pawan Putussibau Selatan Belimbing Hulu
Serawai Bunut Hilir Nanga Pinoh
Ambalau Boyan Tanjung Pinoh Selatan
Kayan Hulu Empanang Ella Hilir
Sungai Tebelan Puring Kencana Sui. Ambawang

Prioritas 4 terdiri dari 50 kecamatan (28,74%), meliputi:


Tekarang Balai Mentebah
Sajad Noyan Bika
Sejangkung Kendawangan Selimbau
Sajingan Besar Manis Mata Suhaid
Teriak Marau Seberuang

120 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi
Sungai Betung Air Upas Batang Lupar
Suti Semarang Jelai Hulu Embaloh Hulu
Jagoi Babang Tumbang Titi Nanga Mahap
Siding Sandai Tanah Pinoh
Sebangki Sungai Laur Menukung
Sengai Temila Simpang Hulu Pulau Maya
Menyuke Tempunak Teluk Batang
Benyuke Hulu Sintang Terentang
Kuala Behe Dedai Pontianak Utara
Air Besar Kelam Permai Singkawang Barat
Mempawah Hilir Ketungau Hilir Singkawang
Selatan
Jangkang Ketungau Hulu

Prioritas 5 terdiri dari 71 kecamatan (40,80%), meliputi:

Selakau Menjalin Sepauk


Selakau Timur Mempawah Hulu Kayan Hilir
Pemangkat Sompak Ketungau Tengah
Salatiga Siantan Silat Hulu
Tebas Sungai Pinyuh Gurung Hulu
Sambas Sadaniang Bunut Hulu
Sebawi Toba Pengkadan
Jawai Meliau Putussibau Utara
Jawai Selatan Kapuas Nanga Taman
Teluk Keramat Mukok Sekadau Hulu
Galing Bonti Sekadau Hilir
Paloh Tayan Hilir Belitang Hilir
Capkala Tayan Hulu Belitang
Samalantan Kembayan Belitang Hulu
Monterado Beduwan Simpang Hilir
Lembah Bawang Singkup Batu Ampar
Bengkayang Pemahan Kubu
Ledo S. Melayu Rayak Telok Pakedai
Lumar Matan Hilir Selatan Sungai Raya
Sanggau Ledo Benua Kayong Kuala Mandor B

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 121
Tujuhbelas Matan Hilir Utara Pontianak Timur
Ngabang Muara Pawan Singkawang
Timur
Jelimpo Nanga Tayap Singkawang Utara
Mandor Simpang Dua

Prioritas 6 terdiri dari 18 kecamatan (10,34%), meliputi:

Semparuk Toho Rasau Jaya


Tangaran Parindu Pontianak Selatan
Seluas Sekayam Pontianak Tenggara
Segedong Sukadana Pontianak Barat
Anjongan Seponti Pontianak Kota
Sungai Kunyit Sungai Kakap Singkawang Tengah

Adapun visualisasi sebaran gradasi warna pada indi-


kator indeks komposit dapat lihat pada peta 5.1.1. berikut ini.
Peta 5.1.1.
Ketahanan dan Kerentanan Pangan Berdasarkan Indeks
Komposit

122 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi
B. KETAHANAN DAN KERENTANAN PANGAN BERDASARKAN
SELURUH ASPEK SECARA PARSIAL
1. Konsumsi Normatif
Analisis ketersediaan pangan dengan indikator konsumsi
normatif per kapita terhadap rasio ketersediaan serelia
(padi, jagung, ubi kayu dan ubi jalar), merupakan perhitung-
an rasio konsumsi terhadap ketersediaan bersih sereal dan
umbi-umbian yang diasumsikan untuk mengukur tingkat
konsumsi serealia penduduk dan tingkat kemampuan suatu
daerah (wilayah kabupaten) dalam menyediakan bahan
pangan/sereal dalam mencukupi kebutuhan penduduknya
dengan ketentuan:
a. Jika ketersediaan pangan (supply) lebih tinggi diban-
dingkan dengan jumlah konsumsi (demand) maka daerah
tersebut dianggap tahan pangan.
b. Jika ketersediaan pangan (supply) lebih rendah diban-
dingkan dengan jumlah konsumsi (demand) maka daerah
tersebut dianggap rentan pangan.

Analisa data yang dilakukan meliputi:


a. Penjumlahan produksi padi, jagung, ubi kayu dan ubi jalar
= x ton
b. Perhitungan ketersediaan bersih serelia pokok perkapita
perhari Y (gr) = Produksi/Jumlah Penduduk x 360;
c. Dibandingkan dengan konsumsi normatif serelia per
kapita/hari = 300 gram.

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 123
Konsumsi normatif = ∑ pangan serelia yang harus dikon-
sumsi oleh seseorang untuk memperoleh 50% keperluan
energi hariannya dari serelia:

Z ≥= 1,50 : Prioritas 1
1,25 – 1,50 : Prioritas 2
1,00 – 1,25 : Prioritas 3
0,75 – 1,00 : Prioritas 4
0,50 – 0,75 : Prioritas 5
< 0,50 : Prioritas 6

Untuk indikator konsumsi normatif per kapita terha-


dap rasio ketersediaan serelia (padi, jagung, ubi kayu dan ubi
jalar), hanya wilayah kabupaten saja yang dibahas karena
lahan produksi perkotaan relatif sangat kecil. Untuk tahun ini
Kecamatan Sintang dan Delta Pawan masuk kelompok
perkotaan. Berikut ini adalah hasil analisa ketahanan dan
kerentanan pangan berdasarkan konsumsi normatif
terhadap 161 kecamatan di wilayah kabupaten yang ada di
Provinsi Kalimantan Barat.

124 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi
Tabel 27
Analisa Konsumsi Normatif

No. Nama Kabupaten Nama Kecamatan Prioritas NCPR

1 SAMBAS SELAKAU 5
2 SAMBAS SELAKAU TIMUR 6
3 SAMBAS PEMANGKAT 1
4 SAMBAS SEMPARUK 6
5 SAMBAS SALATIGA 6
6 SAMBAS TEBAS 5
7 SAMBAS TEKARANG 5
8 SAMBAS SAMBAS 1
9 SAMBAS SUBAH 1
10 SAMBAS SEBAWI 4
11 SAMBAS SAJAD 2
12 SAMBAS JAWAI 4
13 SAMBAS JAWAI SELATAN 6
14 SAMBAS TELUK KERAMAT 3
15 SAMBAS GALING 3
16 SAMBAS TANGARAN 5
17 SAMBAS SEJANGKUNG 2
18 SAMBAS SAJINGAN BESAR 5
19 BENGKAYANG PALOH 6
20 BENGKAYANG SUNGAI RAYA 1
21 BENGKAYANG CAPKALA 5
22 BENGKAYANG SEI RAYA KEPULAUAN 1
23 BENGKAYANG SAMALANTAN 5
24 BENGKAYANG MONTERADO 3
25 BENGKAYANG LEMBAH BAWANG 5
26 BENGKAYANG BENGKAYANG 2
27 BENGKAYANG TERIAK 6
28 BENGKAYANG SUNGAI BETUNG 6
29 BENGKAYANG LEDO 6
30 BENGKAYANG SUTI SEMARANG 3
31 BENGKAYANG LUMAR 6
32 BENGKAYANG SANGGAU LEDO 6

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 125
33 BENGKAYANG TUJUHBELAS 5
34 BENGKAYANG SELUAS 6
35 BENGKAYANG JAGOI BABANG 1
36 BENGKAYANG SIDING 1
37 LANDAK SEBANGKI 6
38 LANDAK NGABANG 1
39 LANDAK JELIMPO 4
40 LANDAK SENGAI TEMILA 5
41 LANDAK MANDOR 5
42 LANDAK MENJALIN 6
43 LANDAK MEMPAWAH HULU 6
44 LANDAK SOMPAK 6
45 LANDAK MENYUKE 5
46 LANDAK BENYUKE HULU 6
47 LANDAK MERANTI 6
48 LANDAK KUALA BEHE 3
49 LANDAK AIR BESAR 4
50 MEMPAWAH SIANTAN 5
51 MEMPAWAH SEGEDONG 5
52 MEMPAWAH SUNGAI PINYUH 1
53 MEMPAWAH ANJONGAN 6
54 MEMPAWAH MEMPAWAH HILIR 1
55 MEMPAWAH MEMPAWAH TIMUR 1
56 MEMPAWAH SUNGAI KUNYIT 4
57 MEMPAWAH TOHO 6
58 MEMPAWAH SADANIANG 6
59 SANGGAU TOBA 5
60 SANGGAU MELIAU 3
61 SANGGAU KAPUAS 1
62 SANGGAU MUKOK 3
63 SANGGAU JANGKANG 5
64 SANGGAU BONTI 4
65 SANGGAU PARINDU 4
66 SANGGAU TAYAN HILIR 3
67 SANGGAU BALAI 4
68 SANGGAU TAYAN HULU 3

126 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi
69 SANGGAU KEMBAYAN 5
70 SANGGAU BEDUWAN 5
71 SANGGAU NOYAN 6
72 SANGGAU SEKAYAM 5
73 SANGGAU ENTIKONG 1
74 KETAPANG KENDAWANGAN 4
75 KETAPANG MANIS MATA 3
76 KETAPANG MARAU 1
77 KETAPANG SINGKUP 2
78 KETAPANG AIR UPAS 1
79 KETAPANG JELAI HULU 5
80 KETAPANG TUMBANG TITI 3
81 KETAPANG PEMAHAN 5
82 KETAPANG S. MELAYU RAYAK 1
MATAN HILIR
83 KETAPANG SELATAN 6
84 KETAPANG BENUA KAYONG 4
85 KETAPANG MATAN HILIR UTARA 6
86 KETAPANG DELTA PAWAN 1
87 KETAPANG MUARA PAWAN 6
88 KETAPANG NANGA TAYAP 5
89 KETAPANG SANDAI 2
90 KETAPANG HULU SUNGAI 6
91 KETAPANG SUNGAI LAUR 4
92 KETAPANG SIMPANG HULU 5
93 KETAPANG SIMPANG DUA 5
94 SINTANG SERAWAI 1
95 SINTANG AMBALAU 3
96 SINTANG KAYAN HULU 1
97 SINTANG SEPAUK 1
98 SINTANG TEMPUNAK 1
99 SINTANG SUNGAI TEBELAN 1
100 SINTANG SINTANG 1
101 SINTANG DEDAI 1
102 SINTANG KAYAN HILIR 2
103 SINTANG KELAM PERMAI 6
104 SINTANG BINJAI HULU 1

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 127
105 SINTANG KETUNGAU HILIR 1
106 SINTANG KETUNGAU TENGAH 4
107 SINTANG KETUNGAU HULU 1
108 KAPUAS HULU SILAT HILIR 1
109 KAPUAS HULU SILAT HULU 4
110 KAPUAS HULU GURUNG HULU 3
111 KAPUAS HULU BUNUT HULU 3
112 KAPUAS HULU MENTEBAH 5
113 KAPUAS HULU BIKA 3
114 KAPUAS HULU KALIS 3
115 KAPUAS HULU PUTUSSIBAU SELATAN 1
116 KAPUAS HULU EMBALOH HILIR 1
117 KAPUAS HULU BUNUT HILIR 1
118 KAPUAS HULU BOYAN TANJUNG 1
119 KAPUAS HULU PENGKADAN 5
120 KAPUAS HULU JONGKONG 1
121 KAPUAS HULU SELIMBAU 1
122 KAPUAS HULU SUHAID 2
123 KAPUAS HULU SEBERUANG 1
124 KAPUAS HULU SEMITAU 1
125 KAPUAS HULU EMPANANG 1
126 KAPUAS HULU PURING KENCANA 1
127 KAPUAS HULU BADAU 1
128 KAPUAS HULU BATANG LUPAR 6
129 KAPUAS HULU EMBALOH HULU 3
130 KAPUAS HULU PUTUSSIBAU UTARA 1
131 SEKADAU NANGA MAHAP 3
132 SEKADAU NANGA TAMAN 4
133 SEKADAU SEKADAU HULU 4
134 SEKADAU SEKADAU HILIR 1
135 SEKADAU BELITANG HILIR 3
136 SEKADAU BELITANG 1
137 SEKADAU BELITANG HULU 4
138 MELAWI SOKAN 1
139 MELAWI TANAH PINOH 1
140 MELAWI TANAH PINOH BARAT 1

128 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi
141 MELAWI SAYAN 1
142 MELAWI BELIMBING 1
143 MELAWI BELIMBING HULU 1
144 MELAWI NANGA PINOH 1
145 MELAWI PINOH SELATAN 1
146 MELAWI PINOH UTARA 1
147 MELAWI ELLA HILIR 2
148 MELAWI MENUKUNG 2
149 KAYONG UTARA PULAU MAYA 6
150 KAYONG UTARA KEP. KARIMATA 1
151 KAYONG UTARA SUKADANA 6
152 KAYONG UTARA SIMPANG HILIR 5
153 KAYONG UTARA TELUK BATANG 4
154 KAYONG UTARA SEPONTI 6
155 KUBU RAYA BATU AMPAR 6
156 KUBU RAYA TERENTANG 3
157 KUBU RAYA KUBU 6
158 KUBU RAYA TELOK PAKEDAI 5
159 KUBU RAYA SUNGAI KAKAP 5
160 KUBU RAYA RASAU JAYA 3
161 KUBU RAYA SUNGAI RAYA 1
162 KUBU RAYA SUI. AMBAWANG 1
163 KUBU RAYA KUALA MANDOR B 1
Sumber: Hasil Analisis FSVA 2021

Berikut rangkuman hasil analisis ketahanan dan keren-


tanan pangan berdasarkan indikator konsumsi normatif ta-
hun 2021 terhadap 163 kecamatan yang ada Provinsi Kali-
mantan Barat.

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 129
NCPR
No Uraian Jumlah Persentase
Kecamatan (%)

Sangat 1 55 33.74
1 Prioritas.1
Rentan
2 Prioritas.2 Rentan 2 9 5.52

3 Prioritas.3 Agak Rentan 3 21 12.88

4 Prioritas.4 Agak Tahan 4 17 10.43

5 Prioritas.5 Tahan 5 29 17.79

6 Prioritas.6 Sangat Tahan 6 32 19.63

Adapun pengelompokkan sebaran data prioritas keca-


matan berdasarkan Indikator konsumsi normatif terdiri dari:

Prioritas 1 sebanyak 55 Kecamatan (33,74%), yang terdiri


dari:

Pemangkat Sepauk Badau


Sambas Tempunak Putussibau
Utara
Subah Sungai Tebelan Sekadau Hilir
Sungai Raya Sintang Belitang
Sei Raya Kepulauan Dedai Sokan
Jagoi Babang Binjai Hulu Tanah Pinoh
Siding Ketungau Hilir Tanah Pinoh
Barat
Ngabang Ketungau Hulu Sayan
Sungai Pinyuh Silat Hilir Belimbing
Mempawah Hilir Putussibau Belimbing Hulu
Selatan
Mempawah Timur Embaloh Hilir Nanga Pinoh
Kapuas Bunut Hilir Pinoh Selatan
Entikong Boyan Tanjung Pinoh Utara

130 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi
Marau Jongkong Kep. Karimata
Air Upas Selimbau Sungai Raya
S. Melayu Rayak Seberuang Sui. Ambawang
Delta Pawan Semitau Kuala Mandor B
Serawai Empanang Sintang
Kayan Hulu Puring Kencana Delta Pawan

Prioritas 2 terdiri dari 9 Kecamatan (5,52%), meliputi:


Sajad Singkup Suhaid
Sejangkung Sandai Ella Hilir
Bengkayang Kayan Hilir Menukung

Prioritas 3 terdiri dari 21 Kecamatan (12,88%), meliputi:


Teluk Keramat Tayan Hilir Bika
Galing Tayan Hulu Kalis
Monterado Manis Mata Embaloh Hulu
Suti Semarang Tumbang Titi Nanga Mahap
Kuala Behe Ambalau Belitang Hilir
Meliau Gurung Hulu Terentang
Mukok Bunut Hulu Rasau Jaya

Prioritas 4 terdiri dari 17 Kecamatan (10,43%), meliputi:


Sebawi Parindu Silat Hulu
Jawai Balai Nanga Taman
Jelimpo Kendawangan Sekadau Hulu
Air Besar Benua Kayong Belitang Hulu
Sungai Kunyit Sungai Laur Teluk Batang
Bonti Ketungau Tengah Silat Hulu

Prioritas 5 terdiri dari 29 Kecamatan (17,79%), meliputi:


Selakau Mandor Pemahan
Tebas Menyuke Nanga Tayap
Tekarang Siantan Simpang Hulu
Tangaran Segedong Simpang Dua

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 131
Sajingan Besar Toba Mentebah
Capkala Jangkang Pengkadan
Samalantan Kembayan Simpang Hilir
Lembah Bawang Beduwan Telok Pakedai
Tujuhbelas Sekayam Sungai Kakap
Sengai Temila Jelai Hulu

Prioritas 6 terdiri dari 32 Kecamatan (19,63%), meliputi:


Selakau Timur Sebangki Matan Hilir Utara
Semparuk Menjalin Muara Pawan
Salatiga Mempawah Hulu Hulu Sungai
Jawai Selatan Sompak Kelam Permai
Paloh Benyuke Hulu Batang Lupar
Teriak Meranti Pulau Maya
Sungai Betung Anjongan Sukadana
Ledo Toho Seponti
Lumar Sadaniang Batu Ampar
Sanggau Ledo Noyan Kubu
Seluas Matan Hilir Selatan

Adapun visualisasi sebaran gradasi warna pada indi-


kator konsumsi normatif dapat lihat pada Peta 5.2.1. berikut
ini.

132 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi
Peta 5.2.1. Analisa Konsumsi Normatif

2. Persentase Penduduk Miskin


Penduduk dibawah garis kemiskinan dapat dilihat dari nilai
rupiah pengeluaran per kapita setiap bulan untuk memenuhi
standar minimum kebutuhan konsumsi pangan dan non pa-
ngan yang dibutuhkan oleh individu untuk hidup secara la-
yak. Garis kemiskinan nasional sebesar US $1,25 (Purchas-
ing Power Parity - PPP) per orang per hari.
Tingkat kemiskinan menunjukkan ketidakmampuan
dalam mengakses pangan secara baik karena rendahnya daya
beli. Kemiskinan merupakan indikator kunci yang ber-peran
besar dalam menentukan tingkat ketahanan pangan suatu
wilayah. Dengan tingginya kemiskinan maka akses terhadap
pekerjaan dan pengelolaan sumber daya menjadi rendah dan
hal tersebut akan menyebabkan rendahnya income

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 133
masyarakat. Rendahnya income menyebabkan daya beli
masyarakat menjadi rendah sehingga pemenuhan kebutuhan
dasar sebagai syarat asupan gizi yang cukup juga berpeluang
besar tidak dapat dipenuhi.
Klasifikasi ketahanan dan kerentanan pangan berda-
sarkan kemiskinan adalah sebagai berikut:

Z ≥ - 35% : Prioritas 1
25 - < 35% : Prioritas 2
20 - < 25% : Prioritas 3
15 - < 20% : Prioritas 4
10 - < 15% : Prioritas 5
0 - < 10% : Prioritas 6

Hasil analisa ketahanan dan kerentanan pangan berda-


sarkan indikator kemiskinan dapat dilihat pada tabel 5.2.2.
berikut ini.

Tabel 28
Analisa Persentase Penduduk Miskin

Prioritas
No. Nama Kabupaten Nama Kecamatan
POVERTY
1 SAMBAS SELAKAU 6
2 SAMBAS SELAKAU TIMUR 6
3 SAMBAS PEMANGKAT 6
4 SAMBAS SEMPARUK 6
5 SAMBAS SALATIGA 5
6 SAMBAS TEBAS 6
7 SAMBAS TEKARANG 5
8 SAMBAS SAMBAS 6
9 SAMBAS SUBAH 6
10 SAMBAS SEBAWI 6
11 SAMBAS SAJAD 5
12 SAMBAS JAWAI 6
13 SAMBAS JAWAI SELATAN 5
14 SAMBAS TELUK KERAMAT 6
15 SAMBAS GALING 6

134 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi
16 SAMBAS TANGARAN 6
17 SAMBAS SEJANGKUNG 5
18 SAMBAS SAJINGAN BESAR 6
19 SAMBAS PALOH 6
20 BENGKAYANG SUNGAI RAYA 6
21 BENGKAYANG CAPKALA 6
22 BENGKAYANG SEI RAYA KEPULAUAN 6
23 BENGKAYANG SAMALANTAN 6
24 BENGKAYANG MONTERADO 6
25 BENGKAYANG LEMBAH BAWANG 6
26 BENGKAYANG BENGKAYANG 6
27 BENGKAYANG TERIAK 5
28 BENGKAYANG SUNGAI BETUNG 5
29 BENGKAYANG LEDO 6
30 BENGKAYANG SUTI SEMARANG 4
31 BENGKAYANG LUMAR 6
32 BENGKAYANG SANGGAU LEDO 6
33 BENGKAYANG TUJUHBELAS 6
34 BENGKAYANG SELUAS 6
35 BENGKAYANG JAGOI BABANG 6
36 BENGKAYANG SIDING 5
37 LANDAK SEBANGKI 6
38 LANDAK NGABANG 6
39 LANDAK JELIMPO 6
40 LANDAK SENGAI TEMILA 5
41 LANDAK MANDOR 6
42 LANDAK MENJALIN 5
43 LANDAK MEMPAWAH HULU 5
44 LANDAK SOMPAK 5
45 LANDAK MENYUKE 5
46 LANDAK BENYUKE HULU 5
47 LANDAK MERANTI 5
48 LANDAK KUALA BEHE 5
49 LANDAK AIR BESAR 5
50 MEMPAWAH SIANTAN 6
51 MEMPAWAH SEGEDONG 6
52 MEMPAWAH SUNGAI PINYUH 6
53 MEMPAWAH ANJONGAN 6
54 MEMPAWAH MEMPAWAH HILIR 6
55 MEMPAWAH MEMPAWAH TIMUR 6
56 MEMPAWAH SUNGAI KUNYIT 6
57 MEMPAWAH TOHO 6
58 MEMPAWAH SADANIANG 6
59 SANGGAU TOBA 6
60 SANGGAU MELIAU 6
61 SANGGAU KAPUAS 6
62 SANGGAU MUKOK 6
63 SANGGAU JANGKANG 5
64 SANGGAU BONTI 6
65 SANGGAU PARINDU 6

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 135
66 SANGGAU TAYAN HILIR 6
67 SANGGAU BALAI 6
68 SANGGAU TAYAN HULU 6
69 SANGGAU KEMBAYAN 6
70 SANGGAU BEDUWAN 6
71 SANGGAU NOYAN 4
72 SANGGAU SEKAYAM 6
73 SANGGAU ENTIKONG 6
74 KETAPANG KENDAWANGAN 5
75 KETAPANG MANIS MATA 6
76 KETAPANG MARAU 6
77 KETAPANG SINGKUP 6
78 KETAPANG AIR UPAS 6
79 KETAPANG JELAI HULU 4
80 KETAPANG TUMBANG TITI 5
81 KETAPANG PEMAHAN 6
82 KETAPANG S. MELAYU RAYAK 6
83 KETAPANG MATAN HILIR SELATAN 5
84 KETAPANG BENUA KAYONG 6
85 KETAPANG MATAN HILIR UTARA 4
86 KETAPANG DELTA PAWAN 6
87 KETAPANG MUARA PAWAN 4
88 KETAPANG NANGA TAYAP 6
89 KETAPANG SANDAI 6
90 KETAPANG HULU SUNGAI 3
91 KETAPANG SUNGAI LAUR 5
92 KETAPANG SIMPANG HULU 6
93 KETAPANG SIMPANG DUA 5
94 SINTANG SERAWAI 5
95 SINTANG AMBALAU 4
96 SINTANG KAYAN HULU 5
97 SINTANG SEPAUK 6
98 SINTANG TEMPUNAK 6
99 SINTANG SUNGAI TEBELAN 6
100 SINTANG SINTANG 6
101 SINTANG DEDAI 6
102 SINTANG KAYAN HILIR 5
103 SINTANG KELAM PERMAI 6
104 SINTANG BINJAI HULU 6
105 SINTANG KETUNGAU HILIR 5
106 SINTANG KETUNGAU TENGAH 5
107 SINTANG KETUNGAU HULU 5
108 KAPUAS HULU SILAT HILIR 6
109 KAPUAS HULU SILAT HULU 4
110 KAPUAS HULU GURUNG HULU 6
111 KAPUAS HULU BUNUT HULU 5
112 KAPUAS HULU MENTEBAH 4
113 KAPUAS HULU BIKA 2
114 KAPUAS HULU KALIS 3
115 KAPUAS HULU PUTUSSIBAU SELATAN 6

136 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi
116 KAPUAS HULU EMBALOH HILIR 2
117 KAPUAS HULU BUNUT HILIR 4
118 KAPUAS HULU BOYAN TANJUNG 5
119 KAPUAS HULU PENGKADAN 6
120 KAPUAS HULU JONGKONG 4
121 KAPUAS HULU SELIMBAU 3
122 KAPUAS HULU SUHAID 6
123 KAPUAS HULU SEBERUANG 5
124 KAPUAS HULU SEMITAU 6
125 KAPUAS HULU EMPANANG 5
126 KAPUAS HULU PURING KENCANA 3
127 KAPUAS HULU BADAU 6
128 KAPUAS HULU BATANG LUPAR 5
129 KAPUAS HULU EMBALOH HULU 4
130 KAPUAS HULU PUTUSSIBAU UTARA 6
131 SEKADAU NANGA MAHAP 6
132 SEKADAU NANGA TAMAN 6
133 SEKADAU SEKADAU HULU 6
134 SEKADAU SEKADAU HILIR 6
135 SEKADAU BELITANG HILIR 6
136 SEKADAU BELITANG 6
137 SEKADAU BELITANG HULU 6
138 MELAWI SOKAN 5
139 MELAWI TANAH PINOH 5
140 MELAWI TANAH PINOH BARAT 3
141 MELAWI SAYAN 6
142 MELAWI BELIMBING 5
143 MELAWI BELIMBING HULU 5
144 MELAWI NANGA PINOH 6
145 MELAWI PINOH SELATAN 6
146 MELAWI PINOH UTARA 6
147 MELAWI ELLA HILIR 5
148 MELAWI MENUKUNG 6
149 KAYONG UTARA PULAU MAYA 5
150 KAYONG UTARA KEP. KARIMATA 4
151 KAYONG UTARA SUKADANA 6
152 KAYONG UTARA SIMPANG HILIR 6
153 KAYONG UTARA TELUK BATANG 5
154 KAYONG UTARA SEPONTI 6
155 KUBU RAYA BATU AMPAR 6
156 KUBU RAYA TERENTANG 6
157 KUBU RAYA KUBU 6
158 KUBU RAYA TELOK PAKEDAI 6
159 KUBU RAYA SUNGAI KAKAP 6
160 KUBU RAYA RASAU JAYA 6
161 KUBU RAYA SUNGAI RAYA 6
162 KUBU RAYA SUI. AMBAWANG 6
163 KUBU RAYA KUALA MANDOR B 6
164 KOTA PONTIANAK PONTIANAK SELATAN 6
165 KOTA PONTIANAK PONTIANAK TENGGARA 6

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 137
166 KOTA PONTIANAK PONTIANAK TIMUR 6
167 KOTA PONTIANAK PONTIANAK BARAT 6
168 KOTA PONTIANAK PONTIANAK KOTA 6
169 KOTA SINGKAWANG PONTIANAK UTARA 5
170 KOTA SINGKAWANG SINGKAWANG TIMUR 6
171 KOTA SINGKAWANG SINGKAWANG UTARA 6
172 KOTA SINGKAWANG SINGKAWANG BARAT 6
173 KOTA SINGKAWANG SINGKAWANG TENGAH 6
174 KOTA SINGKAWANG SINGKAWANG SELATAN 6

Berikut rangkuman hasil analisis ketahanan dan keren-


tanan pangan berdasarkan Indikator kemiskinan tahun 2021
diwilayah kabupaten/kota. Dari 174 kecamatan yang ada di
Kalimantan Barat dapat dikelompokkan sebagai berikut:

Kemiskinan
No Uraian Jumlah Persentase
Kecamatan (%)

1 Prioritas.1 Sangat Rentan 1 0 0.00

2 Prioritas 2 Rentan 2 0 0.00

3 Prioritas.3 Agak Rentan 3 3 1.72

4 Prioritas.4 Agak Tahan 4 10 5.75

5 Prioritas.5 Tahan 5 43 24.71

6 Prioritas.6 Sangat Tahan 6 118 67.82

138 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi
Adapun sebaran data prioritas kecamatan berdasarkan
indikator tingkat kemiskinan meliputi:

Prioritas 1 terdiri dari 0 kecamatan ( 0%).


Prioritas 2 terdiri dari 0 kecamatan (0%).
Prioritas 3 terdiri dari 3 kecamatan (1,72%), meliputi:

Hulu Sungai Tanah Pinoh Barat


Embaloh Hilir

Prioritas 4 sebanyak 10 kecamatan (5,75%), meliputi:

Suti Semarang Muara Pawan Puring Kencana


Noyan Ambalau Kep. Karimata
Jelai Hulu Bika
Matan Hilir Utara Kalis

Prioritas 5 terdiri dari 43 kecamatan (24,71%), meliputi:

Salatiga Meranti Ketungau Hulu


Tekarang Kuala Behe Silat Hulu
Sajad Air Besar Mentebah
Jawai Selatan Jangkang Bunut Hilir
Sejangkung Kendawangan Jongkong
Teriak Tumbang Titi Selimbau
Sungai Betung Matan Hilir Selatan Embaloh Hulu
Siding Sungai Laur Sokan
Sengai Temila Simpang Dua Tanah Pinoh
Menjalin Serawai Belimbing
Mempawah Hulu Kayan Hulu Belimbing Hulu
Sompak Kayan Hilir Ella Hilir
Menyuke Ketungau Hilir Pulau Maya

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 139
Benyuke Hulu Ketungau Tengah Teluk Batang
Pontianak Utara

Prioritas 6 terdiri dari 118 kecamatan (67,82%), meliputi:


Selakau Toba Empanang
Selakau Timur Meliau Badau
Pemangkat Kapuas Batang Lupar
Semparuk Mukok Putussibau Utara
Tebas Bonti Nanga Mahap
Sambas Parindu Nanga Taman
Subah Tayan Hilir Sekadau Hulu
Sebawi Balai Sekadau Hilir
Jawai Tayan Hulu Belitang Hilir
Teluk Keramat Kembayan Belitang
Galing Beduwan Belitang Hulu
Tangaran Sekayam Sayan
Sajingan Besar Entikong Nanga Pinoh
Paloh Manis Mata Pinoh Selatan
Sungai Raya Marau Pinoh Utara
Capkala Singkup Menukung
Sei Raya Air Upas Sukadana
Kepulauan
Samalantan Pemahan Simpang Hilir
Monterado S. Melayu Rayak Seponti
Lembah Bawang Benua Kayong Batu Ampar
Bengkayang Delta Pawan Terentang
Ledo Nanga Tayap Kubu
Lumar Sandai Telok Pakedai
Sanggau Ledo Simpang Hulu Sungai Kakap
Tujuhbelas Sepauk Rasau Jaya
Seluas Tempunak Sungai Raya
Jagoi Babang Sungai Tebelan Sui. Ambawang
Sebangki Sintang Kuala Mandor B
Ngabang Dedai Pontianak Selatan
Jelimpo Kelam Permai Pontianak
Tenggara
Mandor Binjai Hulu Pontianak Timur

140 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi
Siantan Silat Hilir Pontianak Barat
Segedong Gurung Hulu Pontianak Kota
Sungai Pinyuh Bunut Hulu Singkawang
Timur
Anjongan Putussibau Singkawang Utara
Selatan
Mempawah Hilir Boyan Tanjung Singkawang Barat
Mempawah Pengkadan Singkawang
Timur Tengah
Sungai Kunyit Suhaid Singkawang
Selatan
Toho Seberuang
Sadaniang Semitau

Untuk visualisasi sebaran gradasi warna pada masing-


masing kecamatan dapat dilihat pada peta 5.2.2. di bawah ini.
Peta 5.2.2. Persentase Kemiskinan

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 141
3. Persentase RT dengan Proporsi Pengeluaran Pangan Lebih
dari 65% terhadap Total Pengeluaran
Persentase rumah tangga dengan proporsi pengeluaran un-
tuk makanan lebih dari 65% dibandingkan dengan total
pengeluaran rumah tangga (makanan dan non makanan).
- Pengeluaran rumah tangga merupakan salah satu indi-
kator yang menggambaran kesejahteraan penduduk.
- Semakin tinggi pendapatan maka porsi pengeluaran akan
bergeser dari pengeluaran untuk makanan ke pengeluar-
an bukan makanan.
- Semakin besar pangsa pengeluaran untuk pangan berarti
ketahanan pangan semakin berkurang (Suhardjo 1996,
Azwar 2004, Deaton dan Muellbauer 1980, WFP 2009,
BKP dan WFP 2010).

Klasifikasi kerentanan pangan berdasarkan persentase


rumah tangga dengan pengeluaran pangan lebih dari 65 %
terhadap total pengeluaran adalah sebagai berikut:
Z ≥ 70% : Prioritas 1
60 - <70% : Prioritas 2
50 - <60% : Prioritas 3
40 - <50% : Prioritas 4
30 - <40% : Prioritas 5
0 - < 30% : Prioritas 6

Hasil analisa kerentanan pangan berdasarkan persen-


tase rumah tangga dengan proporsi pengeluaran pangan

142 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi
lebih dari 65% terhadap total pengeluaran dapat dilihat pada
tabel berikut ini :
Tabel 29
Analisa Persentase RT dengan Proporsi Pengeluaran Pangan
Lebih dari 65%terhadap Total Pengeluaran

Prioritas FOOD
No. Nama Kabupaten Nama Kecamatan EXPENDITURE
>65%
1 SAMBAS SELAKAU 6
2 SAMBAS SELAKAU TIMUR 6
3 SAMBAS PEMANGKAT 6
4 SAMBAS SEMPARUK 5
5 SAMBAS SALATIGA 6
6 SAMBAS TEBAS 6
7 SAMBAS TEKARANG 4
8 SAMBAS SAMBAS 6
9 SAMBAS SUBAH 6
10 SAMBAS SEBAWI 5
11 SAMBAS SAJAD 6
12 SAMBAS JAWAI 5
13 SAMBAS JAWAI SELATAN 5
14 SAMBAS TELUK KERAMAT 6
15 SAMBAS GALING 2
16 SAMBAS TANGARAN 6
17 SAMBAS SEJANGKUNG 5
18 SAMBAS SAJINGAN BESAR 5
19 SAMBAS PALOH 4
20 BENGKAYANG SUNGAI RAYA 6
21 BENGKAYANG CAPKALA 6
22 BENGKAYANG SEI RAYA KEPULAUAN 5
23 BENGKAYANG SAMALANTAN 6
24 BENGKAYANG MONTERADO 6
25 BENGKAYANG LEMBAH BAWANG 6
26 BENGKAYANG BENGKAYANG 6
27 BENGKAYANG TERIAK 5
28 BENGKAYANG SUNGAI BETUNG 6

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 143
29 BENGKAYANG LEDO 6
30 BENGKAYANG SUTI SEMARANG 6
31 BENGKAYANG LUMAR 6
32 BENGKAYANG SANGGAU LEDO 6
33 BENGKAYANG TUJUHBELAS 6
34 BENGKAYANG SELUAS 5
35 BENGKAYANG JAGOI BABANG 5
36 BENGKAYANG SIDING 6
37 LANDAK SEBANGKI 4
38 LANDAK NGABANG 6
39 LANDAK JELIMPO 6
40 LANDAK SENGAI TEMILA 5
41 LANDAK MANDOR 6
42 LANDAK MENJALIN 5
43 LANDAK MEMPAWAH HULU 6
44 LANDAK SOMPAK 6
45 LANDAK MENYUKE 6
46 LANDAK BENYUKE HULU 6
47 LANDAK MERANTI 5
48 LANDAK KUALA BEHE 6
49 LANDAK AIR BESAR 4
50 MEMPAWAH SIANTAN 6
51 MEMPAWAH SEGEDONG 6
52 MEMPAWAH SUNGAI PINYUH 6
53 MEMPAWAH ANJONGAN 6
54 MEMPAWAH MEMPAWAH HILIR 6
55 MEMPAWAH MEMPAWAH TIMUR 6
56 MEMPAWAH SUNGAI KUNYIT 6
57 MEMPAWAH TOHO 6
58 MEMPAWAH SADANIANG 5
59 SANGGAU TOBA 6
60 SANGGAU MELIAU 6
61 SANGGAU KAPUAS 6
62 SANGGAU MUKOK 6
63 SANGGAU JANGKANG 6
64 SANGGAU BONTI 6

144 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi
65 SANGGAU PARINDU 6
66 SANGGAU TAYAN HILIR 6
67 SANGGAU BALAI 6
68 SANGGAU TAYAN HULU 6
69 SANGGAU KEMBAYAN 6
70 SANGGAU BEDUWAN 6
71 SANGGAU NOYAN 6
72 SANGGAU SEKAYAM 6
73 SANGGAU ENTIKONG 6
74 KETAPANG KENDAWANGAN 6
75 KETAPANG MANIS MATA 6
76 KETAPANG MARAU 6
77 KETAPANG SINGKUP 6
78 KETAPANG AIR UPAS 6
79 KETAPANG JELAI HULU 4
80 KETAPANG TUMBANG TITI 5
81 KETAPANG PEMAHAN 6
82 KETAPANG S. MELAYU RAYAK 6
83 KETAPANG MATAN HILIR SELATAN 6
84 KETAPANG BENUA KAYONG 6
85 KETAPANG MATAN HILIR UTARA 6
86 KETAPANG DELTA PAWAN 6
87 KETAPANG MUARA PAWAN 6
88 KETAPANG NANGA TAYAP 6
89 KETAPANG SANDAI 4
90 KETAPANG HULU SUNGAI 3
91 KETAPANG SUNGAI LAUR 6
92 KETAPANG SIMPANG HULU 6
93 KETAPANG SIMPANG DUA 6
94 SINTANG SERAWAI 5
95 SINTANG AMBALAU 6
96 SINTANG KAYAN HULU 4
97 SINTANG SEPAUK 6
98 SINTANG TEMPUNAK 6
99 SINTANG SUNGAI TEBELAN 6
100 SINTANG SINTANG 6

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 145
101 SINTANG DEDAI 6
102 SINTANG KAYAN HILIR 5
103 SINTANG KELAM PERMAI 6
104 SINTANG BINJAI HULU 6
105 SINTANG KETUNGAU HILIR 6
106 SINTANG KETUNGAU TENGAH 5
107 SINTANG KETUNGAU HULU 5
108 KAPUAS HULU SILAT HILIR 6
109 KAPUAS HULU SILAT HULU 6
110 KAPUAS HULU GURUNG HULU 6
111 KAPUAS HULU BUNUT HULU 6
112 KAPUAS HULU MENTEBAH 5
113 KAPUAS HULU BIKA 6
114 KAPUAS HULU KALIS 5
115 KAPUAS HULU PUTUSSIBAU SELATAN 6
116 KAPUAS HULU EMBALOH HILIR 4
117 KAPUAS HULU BUNUT HILIR 6
118 KAPUAS HULU BOYAN TANJUNG 6
119 KAPUAS HULU PENGKADAN 6
120 KAPUAS HULU JONGKONG 5
121 KAPUAS HULU SELIMBAU 4
122 KAPUAS HULU SUHAID 6
123 KAPUAS HULU SEBERUANG 6
124 KAPUAS HULU SEMITAU 6
125 KAPUAS HULU EMPANANG 6
126 KAPUAS HULU PURING KENCANA 3
127 KAPUAS HULU BADAU 6
128 KAPUAS HULU BATANG LUPAR 4
129 KAPUAS HULU EMBALOH HULU 3
130 KAPUAS HULU PUTUSSIBAU UTARA 6
131 SEKADAU NANGA MAHAP 6
132 SEKADAU NANGA TAMAN 6
133 SEKADAU SEKADAU HULU 4
134 SEKADAU SEKADAU HILIR 6
135 SEKADAU BELITANG HILIR 5
136 SEKADAU BELITANG 5

146 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi
137 SEKADAU BELITANG HULU 6
138 MELAWI SOKAN 5
139 MELAWI TANAH PINOH 6
140 MELAWI TANAH PINOH BARAT 4
141 MELAWI SAYAN 4
142 MELAWI BELIMBING 6
143 MELAWI BELIMBING HULU 5
144 MELAWI NANGA PINOH 6
145 MELAWI PINOH SELATAN 5
146 MELAWI PINOH UTARA 4
147 MELAWI ELLA HILIR 3
148 MELAWI MENUKUNG 5
149 KAYONG UTARA PULAU MAYA 5
150 KAYONG UTARA KEP. KARIMATA 6
151 KAYONG UTARA SUKADANA 6
152 KAYONG UTARA SIMPANG HILIR 6
153 KAYONG UTARA TELUK BATANG 5
154 KAYONG UTARA SEPONTI 6
155 KUBU RAYA BATU AMPAR 6
156 KUBU RAYA TERENTANG 6
157 KUBU RAYA KUBU 6
158 KUBU RAYA TELOK PAKEDAI 6
159 KUBU RAYA SUNGAI KAKAP 6
160 KUBU RAYA RASAU JAYA 6
161 KUBU RAYA SUNGAI RAYA 6
162 KUBU RAYA SUI. AMBAWANG 6
163 KUBU RAYA KUALA MANDOR B 6
KOTA
164 PONTIANAK PONTIANAK SELATAN 6
KOTA PONTIANAK
165 PONTIANAK TENGGARA 6
KOTA
166 PONTIANAK PONTIANAK TIMUR 6
KOTA
167 PONTIANAK PONTIANAK BARAT 6
KOTA
168 PONTIANAK PONTIANAK KOTA 6
KOTA
169 SINGKAWANG PONTIANAK UTARA 6

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 147
KOTA
170 SINGKAWANG SINGKAWANG TIMUR 6
KOTA
171 SINGKAWANG SINGKAWANG UTARA 6
KOTA
172 SINGKAWANG SINGKAWANG BARAT 6
KOTA
173 SINGKAWANG SINGKAWANG TENGAH 6
KOTA SINGKAWANG
174 SINGKAWANG SELATAN 6
Sumber: Hasil Analisis FSVA 2021

Di bawah ini adalah rangkuman hasil analisis ketahan-


an dan kerentanan pangan berdasarkan indikator persen-
tase rumah tangga dengan proporsi pengeluaran untuk
pangan lebih dari 65% dari seluruh pengeluaran tahun 2021.
Dari 174 kecamatan yang ada di Kalimantan Barat dapat
dikelompokkan sebagai berikut.

Pengeluaran Pangan
No Uraian Jumlah Persentase
Kecamatan (%)

1 Prioritas.1 Sangat Rentan 1 0 0.00

2 Prioritas.2 Rentan 2 1 0.57

3 Prioritas.3 Agak Rentan 3 4 2.30

4 Prioritas.4 Agak Tahan 4 14 8.05

5 Prioritas.5 Tahan 5 30 17.24

6 Prioritas.6 Sangat Tahan 6 125 71.84

Dari sebaran data ketahanan dan kerentanan pangan


tingkat kecamatan terhadap indikator proporsi pengelu-aran
pangan rumah tangga lebih dari 65% terhadap total

148 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi
pengeluaran tahun 2021 dapat dikelompokkan sebagai beri-
kut:
Prioritas 1 terdiri dari 0 kecamatan (0,00%).

Prioritas 2 sebanyak 1 kecamatan (0,57%) yaitu Kecamatan


Galing.

Prioritas 3 sebanyak 4 kecamatan (2,30%), meliputi:

Hulu Sungai Embaloh Hulu


Puring Kencana Ella Hilir

Prioritas 4 sebanyak 14 kecamatan (8,05%), meliputi:


Tekarang Sandai Sekadau Hulu
Paloh Kayan Hulu Tanah Pinoh Barat
Sebangki Embaloh Hilir Sayan
Air Besar Selimbau Pinoh Utara
Jelai Hulu Batang Lupar

Prioritas 5 sebanyak 30 kecamatan (17,24%),


Semparuk Sengai Temila Kalis
Sebawi Menjalin Jongkong
Jawai Meranti Belitang Hilir
Jawai Selatan Sadaniang Belitang
Sejangkung Tumbang Titi Sokan
Sajingan Besar Serawai Belimbing Hulu
Sei Raya Kepulauan Kayan Hilir Pinoh Selatan
Teriak Ketungau Tengah Menukung
Seluas Ketungau Hulu Pulau Maya
Jagoi Babang Mentebah Teluk Batang

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 149
Prioritas 6 sebanyak 125 kecamatan (71,84%), meliputi:
Selakau Mukok Putussibau Selatan
Selakau Timur Jangkang Bunut Hilir
Pemangkat Bonti Boyan Tanjung
Salatiga Parindu Pengkadan
Tebas Tayan Hilir Suhaid
Sambas Balai Seberuang
Subah Tayan Hulu Semitau
Sajad Kembayan Empanang
Teluk Keramat Beduwan Badau
Tangaran Noyan Putussibau Utara
Sungai Raya Sekayam Nanga Mahap
Capkala Entikong Nanga Taman
Samalantan Kendawangan Sekadau Hilir
Monterado Manis Mata Belitang Hulu
Lembah Bawang Marau Tanah Pinoh
Bengkayang Singkup Belimbing
Sungai Betung Air Upas Nanga Pinoh
Ledo Pemahan Kep. Karimata
Suti Semarang S. Melayu Rayak Sukadana
Lumar Matan Hilir Simpang Hilir
Selatan
Sanggau Ledo Benua Kayong Seponti
Tujuhbelas Matan Hilir Utara Batu Ampar
Siding Delta Pawan Terentang
Ngabang Muara Pawan Kubu
Jelimpo Nanga Tayap Telok Pakedai
Mandor Sungai Laur Sungai Kakap
Mempawah Simpang Hulu Rasau Jaya
Hulu
Sompak Simpang Dua Sungai Raya
Menyuke Ambalau Sui. Ambawang
Benyuke Hulu Sepauk Kuala Mandor B
Kuala Behe Tempunak Pontianak Selatan
Siantan Sungai Tebelan Pontianak
Tenggara
Segedong Sintang Pontianak Timur

150 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi
Sungai Pinyuh Dedai Pontianak Barat
Anjongan Kelam Permai Pontianak Kota
Mempawah Hilir Binjai Hulu Pontianak Utara
Mempawah Ketungau Hilir Singkawang Timur
Timur
Sungai Kunyit Silat Hilir Singkawang Utara
Toho Silat Hulu Singkawang Barat
Toba Gurung Hulu Singkawang
Tengah
Meliau Bunut Hulu Singkawang
Selatan
Kapuas Bika

Untuk visualisasi sebaran warna pada prioritas keca-


matan dapat dilihat pada peta 5.2.3 berikut ini.

Peta 5.2.3. Persentase RT dengan Proporsi Pengeluaran Pangan


Lebih dari 65% terhadap Total Pengeluaran

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 151
4. Persentase Rumah Tangga Tanpa Akses Listrik
Listrik merupakan faktor yang mendukung kegiatan ekono-
mi di suatu wilayah. Dinamika ekonomi akan semakin tinggi
dengan adanya listrik yang dapat diakses masyarakat di sua-
tu wilayah. Tersedianya fasilitas listrik di suatu wilayah akan
membuka peluang yang lebih besar untuk meningkatkan
volume pekerjaan yang telah dijalankan atau menambah
peluang kerja baru yang lebih baik. Rumah tanpa listrik
merupakan persentase rumah tangga yang tidak memiliki
akses terhadap listrik dari PLN atau non PLN lainnya seperti
generator. Berikut ini adalah klasifikasi ketahanan dan
kerentanan pangan berdasarkan indikator rumah tangga
tanpa listrik.

Z ≥ - 50% : Prioritas 1
40 - <50% : Prioritas 2
30 - <40% : Prioritas 3
20 - <30% : Prioritas 4
10 - <20% : Prioritas 5
0 - < 10% : Prioritas 6

Hasil analisa ketahanan dan kerentanan pangan berda-


sarkan indikator persentase rumah tangga tanpa akses lis-
trik dapat dilihat pada tabel berikut.

152 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi
Tabel 30
Analisa Persentase Rumah Tanpa Akses Listrik

Rumah Tangga
No. Nama Kabupaten Nama Kecamatan Tanpa Akses
Listrik
1 SAMBAS SELAKAU 6

2 SAMBAS SELAKAU TIMUR 6

3 SAMBAS PEMANGKAT 6

4 SAMBAS SEMPARUK 6

5 SAMBAS SALATIGA 6

6 SAMBAS TEBAS 6

7 SAMBAS TEKARANG 6

8 SAMBAS SAMBAS 6

9 SAMBAS SUBAH 5

10 SAMBAS SEBAWI 6

11 SAMBAS SAJAD 4

12 SAMBAS JAWAI 6

13 SAMBAS JAWAI SELATAN 6

14 SAMBAS TELUK KERAMAT 6

15 SAMBAS GALING 6

16 SAMBAS TANGARAN 6

17 SAMBAS SEJANGKUNG 6

18 SAMBAS SAJINGAN BESAR 6

19 SAMBAS PALOH 6

20 BENGKAYANG SUNGAI RAYA 6

21 BENGKAYANG CAPKALA 6

22 BENGKAYANG SEI RAYA KEPULAUAN 6

23 BENGKAYANG SAMALANTAN 6

24 BENGKAYANG MONTERADO 6

25 BENGKAYANG LEMBAH BAWANG 5

26 BENGKAYANG BENGKAYANG 6

27 BENGKAYANG TERIAK 5

28 BENGKAYANG SUNGAI BETUNG 6

29 BENGKAYANG LEDO 6

30 BENGKAYANG SUTI SEMARANG 5

31 BENGKAYANG LUMAR 6

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 153
32 BENGKAYANG SANGGAU LEDO 6

33 BENGKAYANG TUJUHBELAS 6

34 BENGKAYANG SELUAS 6

35 BENGKAYANG JAGOI BABANG 6

36 BENGKAYANG SIDING 5

37 LANDAK SEBANGKI 6

38 LANDAK NGABANG 6

39 LANDAK JELIMPO 5

40 LANDAK SENGAI TEMILA 6

41 LANDAK MANDOR 6

42 LANDAK MENJALIN 6

43 LANDAK MEMPAWAH HULU 6

44 LANDAK SOMPAK 6

45 LANDAK MENYUKE 5

46 LANDAK BENYUKE HULU 6

47 LANDAK MERANTI 1

48 LANDAK KUALA BEHE 3

49 LANDAK AIR BESAR 6

50 MEMPAWAH SIANTAN 6

51 MEMPAWAH SEGEDONG 6

52 MEMPAWAH SUNGAI PINYUH 6

53 MEMPAWAH ANJONGAN 6

54 MEMPAWAH MEMPAWAH HILIR 6

55 MEMPAWAH MEMPAWAH TIMUR 6

56 MEMPAWAH SUNGAI KUNYIT 6

57 MEMPAWAH TOHO 5

58 MEMPAWAH SADANIANG 4

59 SANGGAU TOBA 6

60 SANGGAU MELIAU 6

61 SANGGAU KAPUAS 6

62 SANGGAU MUKOK 6

63 SANGGAU JANGKANG 4

64 SANGGAU BONTI 6

65 SANGGAU PARINDU 6

66 SANGGAU TAYAN HILIR 6

67 SANGGAU BALAI 6

154 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi
68 SANGGAU TAYAN HULU 6

69 SANGGAU KEMBAYAN 6

70 SANGGAU BEDUWAN 6

71 SANGGAU NOYAN 3

72 SANGGAU SEKAYAM 6

73 SANGGAU ENTIKONG 6

74 KETAPANG KENDAWANGAN 6

75 KETAPANG MANIS MATA 6

76 KETAPANG MARAU 6

77 KETAPANG SINGKUP 6

78 KETAPANG AIR UPAS 6

79 KETAPANG JELAI HULU 4

80 KETAPANG TUMBANG TITI 6

81 KETAPANG PEMAHAN 6

82 KETAPANG S. MELAYU RAYAK 6

83 KETAPANG MATAN HILIR SELATAN 6

84 KETAPANG BENUA KAYONG 6

85 KETAPANG MATAN HILIR UTARA 6

86 KETAPANG DELTA PAWAN 6

87 KETAPANG MUARA PAWAN 6

88 KETAPANG NANGA TAYAP 6

89 KETAPANG SANDAI 6

90 KETAPANG HULU SUNGAI 3

91 KETAPANG SUNGAI LAUR 6

92 KETAPANG SIMPANG HULU 5

93 KETAPANG SIMPANG DUA 6

94 SINTANG SERAWAI 6

95 SINTANG AMBALAU 6

96 SINTANG KAYAN HULU 4

97 SINTANG SEPAUK 6

98 SINTANG TEMPUNAK 6

99 SINTANG SUNGAI TEBELAN 6

100 SINTANG SINTANG 6

101 SINTANG DEDAI 6

102 SINTANG KAYAN HILIR 6

103 SINTANG KELAM PERMAI 6

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 155
104 SINTANG BINJAI HULU 6

105 SINTANG KETUNGAU HILIR 6

106 SINTANG KETUNGAU TENGAH 6

107 SINTANG KETUNGAU HULU 6

108 KAPUAS HULU SILAT HILIR 5

109 KAPUAS HULU SILAT HULU 5

110 KAPUAS HULU GURUNG HULU 6

111 KAPUAS HULU BUNUT HULU 5

112 KAPUAS HULU MENTEBAH 4

113 KAPUAS HULU BIKA 5

114 KAPUAS HULU KALIS 3

115 KAPUAS HULU PUTUSSIBAU SELATAN 6

116 KAPUAS HULU EMBALOH HILIR 4

117 KAPUAS HULU BUNUT HILIR 6

118 KAPUAS HULU BOYAN TANJUNG 6

119 KAPUAS HULU PENGKADAN 6

120 KAPUAS HULU JONGKONG 6

121 KAPUAS HULU SELIMBAU 6

122 KAPUAS HULU SUHAID 6

123 KAPUAS HULU SEBERUANG 5

124 KAPUAS HULU SEMITAU 6

125 KAPUAS HULU EMPANANG 5

126 KAPUAS HULU PURING KENCANA 6

127 KAPUAS HULU BADAU 6

128 KAPUAS HULU BATANG LUPAR 4

129 KAPUAS HULU EMBALOH HULU 5

130 KAPUAS HULU PUTUSSIBAU UTARA 6

131 SEKADAU NANGA MAHAP 4

132 SEKADAU NANGA TAMAN 5

133 SEKADAU SEKADAU HULU 6

134 SEKADAU SEKADAU HILIR 6

135 SEKADAU BELITANG HILIR 6

136 SEKADAU BELITANG 6

137 SEKADAU BELITANG HULU 4

138 MELAWI SOKAN 5

139 MELAWI TANAH PINOH 6

156 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi
140 MELAWI TANAH PINOH BARAT 3

141 MELAWI SAYAN 6

142 MELAWI BELIMBING 6

143 MELAWI BELIMBING HULU 6

144 MELAWI NANGA PINOH 6

145 MELAWI PINOH SELATAN 5

146 MELAWI PINOH UTARA 5

147 MELAWI ELLA HILIR 6

148 MELAWI MENUKUNG 5

149 KAYONG UTARA PULAU MAYA 6

150 KAYONG UTARA KEP. KARIMATA 6

151 KAYONG UTARA SUKADANA 6

152 KAYONG UTARA SIMPANG HILIR 6

153 KAYONG UTARA TELUK BATANG 6

154 KAYONG UTARA SEPONTI 6

155 KUBU RAYA BATU AMPAR 6

156 KUBU RAYA TERENTANG 6

157 KUBU RAYA KUBU 6

158 KUBU RAYA TELOK PAKEDAI 6

159 KUBU RAYA SUNGAI KAKAP 6

160 KUBU RAYA RASAU JAYA 6

161 KUBU RAYA SUNGAI RAYA 6

162 KUBU RAYA SUI. AMBAWANG 6

163 KUBU RAYA KUALA MANDOR B 6

164 KOTA PONTIANAK PONTIANAK SELATAN 6


KOTA PONTIANAK PONTIANAK 6
165 TENGGARA
166 KOTA PONTIANAK PONTIANAK TIMUR 6

167 KOTA PONTIANAK PONTIANAK BARAT 6

168 KOTA PONTIANAK PONTIANAK KOTA 6


KOTA 6
169 SINGKAWANG PONTIANAK UTARA
KOTA 6
170 SINGKAWANG SINGKAWANG TIMUR
KOTA 6
171 SINGKAWANG SINGKAWANG UTARA
KOTA 6
172 SINGKAWANG SINGKAWANG BARAT
KOTA 6
173 SINGKAWANG SINGKAWANG TENGAH

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 157
KOTA SINGKAWANG 5
174 SINGKAWANG SELATAN
Sumber: Hasil Analisis FSVA 2021

Di bawah ini adalah rangkuman hasil analisis ketahan-


an dan kerentanan pangan berdasarkan indikator persenta-
se rumah tangga tanpa akses listrik tahun 2021 di wilayah
kabupaten/kota. Dari 174 kecamatan yang ada di Kaliman-
tan Barat dapat dikelompokkan berdasarkan prioritas seba-
gai berikut:

Persentase Rumah Tangga tanpa Akses Listrik


Jumlah Persentase
No Uraian Kecamatan (%)

Sangat 1 1 0.57
1 Prioritas 1
Rentan
2 Prioritas 2 Rentan 2 0 0.00

3 Prioritas 3 Agak Rentan 3 5 2.87

4 Prioritas 4 Agak Tahan 4 10 5.75

5 Prioritas 5 Tahan 5 22 12.64

6 Prioritas 6 Sangat Tahan 6 136 78.16

158 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi
Dari sebaran data ketahanan dan kerentanan pangan
berdasarkan Indikator persentase rumah tangga tanpa akses
listrik tahun 2021 dapat dikelompokkan sebagai berikut:
Prioritas 1 sebanyak 1 kecamatan (0,57 %) yaitu Meranti.

Prioritas 2 sebanyak 0 kecamatan (0,00%).

Prioritas 3 sebanyak 5 kecamatan (2,87%), meliputi:


Kuala Behe Hulu Sungai Tanah Pinoh Barat
Noyan Kalis

Prioritas 4 sebanyak 10 kecamatan (5,75%), meliputi:


Sajad Kayan Hulu Nanga Mahap
Sadaniang Mentebah Belitang Hulu
Jangkang Embaloh Hilir
Jelai Hulu Batang Lupar

Prioritas 5 sebanyak 22 kecamatan (12,64%), meliputi:

Subah Simpang Hulu Nanga Taman


Lembah Bawang Silat Hilir Sokan
Teriak Silat Hulu Pinoh Selatan
Suti Semarang Bunut Hulu Pinoh Utara
Siding Bika Menukung
Jelimpo Seberuang Singkawang Selatan
Menyuke Empanang
Toho Embaloh Hulu

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 159
Prioritas 6 sebanyak 136 kecamatan (78,16%), melipui:
Selakau Toba Boyan Tanjung
Selakau Timur Meliau Pengkadan
Pemangkat Kapuas Jongkong
Semparuk Mukok Selimbau
Salatiga Bonti Suhaid
Tebas Parindu Semitau
Tekarang Tayan Hilir Puring Kencana
Sambas Balai Badau
Sebawi Tayan Hulu Putussibau Utara
Jawai Kembayan Sekadau Hulu
Jawai Selatan Beduwan Sekadau Hilir
Teluk Keramat Sekayam Belitang Hilir
Galing Entikong Belitang
Tangaran Kendawangan Tanah Pinoh
Sejangkung Manis Mata Sayan
Sajingan Besar Marau Belimbing
Paloh Singkup Belimbing Hulu
Sungai Raya Air Upas Nanga Pinoh
Capkala Tumbang Titi Ella Hilir
Sei Raya Pemahan Pulau Maya
Kepulauan
Samalantan S. Melayu Rayak Kep. Karimata
Monterado Matan Hilir Sukadana
Selatan
Bengkayang Benua Kayong Simpang Hilir
Sungai Betung Matan Hilir Teluk Batang
Utara
Ledo Delta Pawan Seponti
Lumar Muara Pawan Batu Ampar
Sanggau Ledo Nanga Tayap Terentang
Tujuhbelas Sandai Kubu
Seluas Sungai Laur Telok Pakedai
Jagoi Babang Simpang Dua Sungai Kakap
Sebangki Serawai Rasau Jaya
Ngabang Ambalau Sungai Raya
Sengai Temila Sepauk Sui. Ambawang

160 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi
Mandor Tempunak Kuala Mandor B
Menjalin Sungai Tebelan Pontianak Selatan
Mempawah Sintang Pontianak Tenggara
Hulu
Sompak Dedai Pontianak Timur
Benyuke Hulu Kayan Hilir Pontianak Barat
Air Besar Kelam Permai Pontianak Kota
Siantan Binjai Hulu Pontianak Utara
Segedong Ketungau Hilir Singkawang Timur
Sungai Pinyuh Ketungau Singkawang Utara
Tengah
Anjongan Ketungau Hulu Singkawang Barat
Mempawah Hilir Gurung Hulu Singkawang Tengah
Mempawah Putussibau
Timur Selatan
Sungai Kunyit Bunut Hilir

Visualisasi sebaran gradasi warna prioritas kecamatan


dapat dilihat pada peta 5.2.4. berikut ini.

Peta 5.2.4. Analisa Persentase Rumah Tangga Tanpa Akes


Listrik

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 161
ii. Angka Kesakitan
Angka kesakitan/morbiditas/persentase penduduk yang
mempunyai keluhan kesehatan. Keluhan kesehatan adalah
gangguan terhadap kondisi fisik maupun jiwa, termasuk ka-
rena kecelakaan, atau hal lain yang menyebabkan tergang-
gunya kegiatan sehari-hari. Indikator ini dapat dimanfaatkan
untuk mengukur tingkat kesehatan masyarakat secara umum
yang dilihat dari adanya keluhan yang mengindikasi-kan
terkena suatu penyakit tertentu.

Angka kesakitan menjadi indikator dalam mengukur ki-


nerja kualitas pelayanan dan penanganan kesehatan serta
kebiasaan sesorang menjaga kesehatan. Semakin rendah
angka kesakitan mengindikasikan bahwa semakin baik pe-
nyerapan pangan yang menggambarkan indikator keta-
hanan pangan. Berikut ini adalah klasifikasi angka kesakitan.

≥ - 17 : Prioritas 1
14 - <17 : Prioritas 2
12 - <14 : Prioritas 3
10 - <12 : Prioritas 4
7 - <10 : Prioritas 5
<7 : Prioritas 6

Hasil analisa terhadap indikator angka kesakitan dapat


dilihat pada Tabel 31. berikut ini.

162 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi
Tabel 31
Analisa Angka Kesakitan

Prioritas
No. Nama Kabupaten Nama Kecamatan
MOBIRDITY
1 SAMBAS SELAKAU 4
2 SAMBAS SELAKAU TIMUR 6
3 SAMBAS PEMANGKAT 5
4 SAMBAS SEMPARUK 5
5 SAMBAS SALATIGA 4
6 SAMBAS TEBAS 4
7 SAMBAS TEKARANG 2
8 SAMBAS SAMBAS 3
9 SAMBAS SUBAH 4
10 SAMBAS SEBAWI 5
11 SAMBAS SAJAD 5
12 SAMBAS JAWAI 5
13 SAMBAS JAWAI SELATAN 1
14 SAMBAS TELUK KERAMAT 1
15 SAMBAS GALING 4
16 SAMBAS TANGARAN 6
17 SAMBAS SEJANGKUNG 2
18 SAMBAS SAJINGAN BESAR 2
19 SAMBAS PALOH 5
20 BENGKAYANG SUNGAI RAYA 2
21 BENGKAYANG CAPKALA 1
22 BENGKAYANG SEI RAYA KEPULAUAN 5
23 BENGKAYANG SAMALANTAN 4
24 BENGKAYANG MONTERADO 1
25 BENGKAYANG LEMBAH BAWANG 4
26 BENGKAYANG BENGKAYANG 2
27 BENGKAYANG TERIAK 5
28 BENGKAYANG SUNGAI BETUNG 3
29 BENGKAYANG LEDO 6
30 BENGKAYANG SUTI SEMARANG 4
31 BENGKAYANG LUMAR 2
32 BENGKAYANG SANGGAU LEDO 1

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 163
33 BENGKAYANG TUJUHBELAS 5
34 BENGKAYANG SELUAS 5
35 BENGKAYANG JAGOI BABANG 6
36 BENGKAYANG SIDING 1
37 LANDAK SEBANGKI 4
38 LANDAK NGABANG 4
39 LANDAK JELIMPO 5
40 LANDAK SENGAI TEMILA 2
41 LANDAK MANDOR 1
42 LANDAK MENJALIN 3
43 LANDAK MEMPAWAH HULU 1
44 LANDAK SOMPAK 2
45 LANDAK MENYUKE 6
46 LANDAK BENYUKE HULU 1
47 LANDAK MERANTI 3
48 LANDAK KUALA BEHE 1
49 LANDAK AIR BESAR 5
50 MEMPAWAH SIANTAN 1
51 MEMPAWAH SEGEDONG 1
52 MEMPAWAH SUNGAI PINYUH 1
53 MEMPAWAH ANJONGAN 3
54 MEMPAWAH MEMPAWAH HILIR 1
55 MEMPAWAH MEMPAWAH TIMUR 1
56 MEMPAWAH SUNGAI KUNYIT 1
57 MEMPAWAH TOHO 1
58 MEMPAWAH SADANIANG 1
59 SANGGAU TOBA 3
60 SANGGAU MELIAU 3
61 SANGGAU KAPUAS 2
62 SANGGAU MUKOK 5
63 SANGGAU JANGKANG 5
64 SANGGAU BONTI 4
65 SANGGAU PARINDU 3
66 SANGGAU TAYAN HILIR 1
67 SANGGAU BALAI 1
68 SANGGAU TAYAN HULU 1

164 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi
69 SANGGAU KEMBAYAN 1
70 SANGGAU BEDUWAN 1
71 SANGGAU NOYAN 5
72 SANGGAU SEKAYAM 3
73 SANGGAU ENTIKONG 3
74 KETAPANG KENDAWANGAN 5
75 KETAPANG MANIS MATA 5
76 KETAPANG MARAU 2
77 KETAPANG SINGKUP 4
78 KETAPANG AIR UPAS 5
79 KETAPANG JELAI HULU 1
80 KETAPANG TUMBANG TITI 2
81 KETAPANG PEMAHAN 4
82 KETAPANG S. MELAYU RAYAK 5
MATAN HILIR
83 KETAPANG SELATAN 1
84 KETAPANG BENUA KAYONG 5
85 KETAPANG MATAN HILIR UTARA 5
86 KETAPANG DELTA PAWAN 5
87 KETAPANG MUARA PAWAN 3
88 KETAPANG NANGA TAYAP 5
89 KETAPANG SANDAI 1
90 KETAPANG HULU SUNGAI 2
91 KETAPANG SUNGAI LAUR 6
92 KETAPANG SIMPANG HULU 5
93 KETAPANG SIMPANG DUA 4
94 SINTANG SERAWAI 1
95 SINTANG AMBALAU 1
96 SINTANG KAYAN HULU 1
97 SINTANG SEPAUK 2
98 SINTANG TEMPUNAK 5
99 SINTANG SUNGAI TEBELAN 1
100 SINTANG SINTANG 5
101 SINTANG DEDAI 4
102 SINTANG KAYAN HILIR 1
103 SINTANG KELAM PERMAI 1
104 SINTANG BINJAI HULU 1

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 165
105 SINTANG KETUNGAU HILIR 1
106 SINTANG KETUNGAU TENGAH 5
107 SINTANG KETUNGAU HULU 6
108 KAPUAS HULU SILAT HILIR 4
109 KAPUAS HULU SILAT HULU 1
110 KAPUAS HULU GURUNG HULU 4
111 KAPUAS HULU BUNUT HULU 5
112 KAPUAS HULU MENTEBAH 3
113 KAPUAS HULU BIKA 5
114 KAPUAS HULU KALIS 1
PUTUSSIBAU
115 KAPUAS HULU SELATAN 5
116 KAPUAS HULU EMBALOH HILIR 3
117 KAPUAS HULU BUNUT HILIR 5
118 KAPUAS HULU BOYAN TANJUNG 1
119 KAPUAS HULU PENGKADAN 4
120 KAPUAS HULU JONGKONG 5
121 KAPUAS HULU SELIMBAU 4
122 KAPUAS HULU SUHAID 1
123 KAPUAS HULU SEBERUANG 3
124 KAPUAS HULU SEMITAU 4
125 KAPUAS HULU EMPANANG 1
126 KAPUAS HULU PURING KENCANA 5
127 KAPUAS HULU BADAU 5
128 KAPUAS HULU BATANG LUPAR 4
129 KAPUAS HULU EMBALOH HULU 5
130 KAPUAS HULU PUTUSSIBAU UTARA 2
131 SEKADAU NANGA MAHAP 5
132 SEKADAU NANGA TAMAN 5
133 SEKADAU SEKADAU HULU 2
134 SEKADAU SEKADAU HILIR 3
135 SEKADAU BELITANG HILIR 4
136 SEKADAU BELITANG 3
137 SEKADAU BELITANG HULU 5
138 MELAWI SOKAN 6
139 MELAWI TANAH PINOH 1
140 MELAWI TANAH PINOH BARAT 5

166 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi
141 MELAWI SAYAN 5
142 MELAWI BELIMBING 2
143 MELAWI BELIMBING HULU 6
144 MELAWI NANGA PINOH 5
145 MELAWI PINOH SELATAN 1
146 MELAWI PINOH UTARA 1
147 MELAWI ELLA HILIR 2
148 MELAWI MENUKUNG 1
149 KAYONG UTARA PULAU MAYA 1
150 KAYONG UTARA KEP. KARIMATA 3
151 KAYONG UTARA SUKADANA 1
152 KAYONG UTARA SIMPANG HILIR 1
153 KAYONG UTARA TELUK BATANG 1
154 KAYONG UTARA SEPONTI 1
155 KUBU RAYA BATU AMPAR 1
156 KUBU RAYA TERENTANG 6
157 KUBU RAYA KUBU 6
158 KUBU RAYA TELOK PAKEDAI 6
159 KUBU RAYA SUNGAI KAKAP 4
160 KUBU RAYA RASAU JAYA 4
161 KUBU RAYA SUNGAI RAYA 3
162 KUBU RAYA SUI. AMBAWANG 3
163 KUBU RAYA KUALA MANDOR B 1
164 KOTA PONTIANAK PONTIANAK SELATAN 4
PONTIANAK
165 KOTA PONTIANAK TENGGARA 5
166 KOTA PONTIANAK PONTIANAK TIMUR 4
167 KOTA PONTIANAK PONTIANAK BARAT 2
168 KOTA PONTIANAK PONTIANAK KOTA 2
169 KOTA SINGKAWANG PONTIANAK UTARA 2
170 KOTA SINGKAWANG SINGKAWANG TIMUR 4
171 KOTA SINGKAWANG SINGKAWANG UTARA 5
172 KOTA SINGKAWANG SINGKAWANG BARAT 2
SINGKAWANG
173 KOTA SINGKAWANG TENGAH 4
SINGKAWANG
174 KOTA SINGKAWANG SELATAN 4
Sumber: Hasil Analisis FSVA 2021

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 167
Di bawah ini adalah rangkuman hasil analisis keta-
hanan dan kerentanan pangan berdasarkan indikator angka
kesakitan tahun 2021 di wilayah kabupaten/kota. Dari 174
kecamatan yang ada di Kalimantan Barat dapat dikelom-
pokkan sebagai berikut.
] Angka Kesakitan
No Uraian Jumlah Persent
Kecamatan ase (%)

1 Prioritas.1 Sangat Rentan 1 50 28.74

2 Prioritas.2 Rentan 2 21 12.07

3 Prioritas.3 Agak Rentan 3 19 10.92

4 Prioritas.4 Agak Tahan 4 29 16.67

5 Prioritas.5 Tahan 5 43 24.71

6 Prioritas.6 Sangat Tahan 6 12 6.90

Dari sebaran analisa data terhadap ketahanan dan ke-


rentanan pangan berdasarkan indikator angka kesakitan ta-
hun 2021 dapat dikelompokkan sebagai berikut :

Prioritas 1 sebanyak 50 kecamatan (28,74%), meliputi:


Jawai Selatan Sadaniang Silat Hulu
Teluk Keramat Tayan Hilir Kalis
Capkala Balai Boyan Tanjung
Monterado Tayan Hulu Suhaid
Sanggau Ledo Kembayan Empanang
Siding Beduwan Tanah Pinoh
Mandor Jelai Hulu Pinoh Selatan
Mempawah Hulu Matan Hilir Selatan Pinoh Utara
Benyuke Hulu Sandai Menukung
Kuala Behe Serawai Pulau Maya

168 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi
Siantan Ambalau Sukadana
Segedong Kayan Hulu Simpang Hilir
Sungai Pinyuh Sungai Tebelan Teluk Batang
Mempawah Hilir Kayan Hilir Seponti
Mempawah Timur Kelam Permai Batu Ampar
Sungai Kunyit Binjai Hulu Kuala Mandor B
Toho Ketungau Hilir

Prioritas 2 sebanyak 21 kecamatan (12,07 %), meliputi:


Tekarang Sompak Sekadau Hulu
Sejangkung Kapuas Belimbing
Sajingan Besar Marau Ella Hilir
Sungai Raya Tumbang Titi Pontianak Barat
Bengkayang Hulu Sungai Pontianak Kota
Lumar Sepauk Pontianak Utara
Singkawang
Sengai Temila Putussibau Utara Barat

Prioritas 3 sebanyak 19 kecamatan (10,92%), meliputi:


Sambas Parindu Sekadau Hilir
Sungai Betung Sekayam Belitang
Menjalin Entikong Kep. Karimata
Meranti Muara Pawan Sungai Raya
Anjongan Mentebah Sui. Ambawang
Toba Embaloh Hilir
Meliau Seberuang

Prioritas 4 sebanyak 29 kecamatan (16,67%), meliputi:


Selakau Bonti Batang Lupar
Salatiga Singkup Belitang Hilir
Tebas Pemahan Sungai Kakap
Subah Simpang Dua Rasau Jaya
Galing Dedai Pontianak Selatan
Samalantan Silat Hilir Pontianak Timur
Lembah Bawang Gurung Hulu Singkawang Timur

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 169
Suti Semarang Pengkadan Singkawang Tengah
Sebangki Selimbau Singkawang Selatan
Ngabang Semitau

Prioritas 5 sebanyak 43 kecamatan (24,71%), meliputi:

Pemangkat Noyan Putussibau Selatan


Semparuk Kendawangan Bunut Hilir
Sebawi Manis Mata Jongkong
Sajad Air Upas Puring Kencana
Jawai S. Melayu Rayak Badau
Paloh Benua Kayong Embaloh Hulu
Sei Raya Matan Hilir Utara Nanga Mahap
Kepulauan
Teriak Delta Pawan Nanga Taman
Tujuhbelas Nanga Tayap Belitang Hulu
Seluas Simpang Hulu Tanah Pinoh Barat
Jelimpo Tempunak Sayan
Air Besar Ketungau Tengah Nanga Pinoh
Mukok Bunut Hulu Pontianak Tenggara
Jangkang Bika Singkawang Utara
Sintang

Prioritas 6 sebanyak 12 kecamatan (6,90%) meliputi:


Selakau Timur Menyuke Belimbing Hulu
Tangaran Sungai Laur Terentang
Ledo Ketungau Hulu Kubu
Jagoi Babang Sokan Telok Pakedai

Untuk melihat gradasi warna sebaran prioritas keca-


matan pada indikator angka kesakitan tahun 2021 dapat
dilihat pada Peta 5.2.5. berikut ini.

170 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi
Peta 5.2.5. Angka Kesakitan

iii. Persentase Balita dengan Tinggi Badan di Bawah Standar


Ketahanan pangan dan gizi merupakan salah satu aspek yang
mempengaruhi status kesehatan. Status gizi anak di-
tentukan oleh asupan makanan dan penyakit yang dide-
ritanya. Status gizi anak balita diukur dengan 3 indikator
yaitu
a. Gizi kurang dan buruk atau underweight (berat badan
berdasarkan umur atau BB/Udengan Zscore kurang dari -
2 dari median menurut referensi WHO 2005, yang meng-
acu kepada gabungan dari kurang gizi akut dan kronis);
b. Pendek atau stunting (tinggi badan berdasarkan umur
atau TB/Udengan Zscore kurang dari -2 dari median me-
nurut referensi WHO 2005, yang mengacu ke kurang gizi
kronis jangka panjang); dan

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 171
c. Kurus/wasting (berat badan berdasarkan tinggi badan
atau BB/TB dengan Zscore kurang dari -2 dari median
menurut referensi WHO 2005, yang mengacu kepada
kurang gizi akut atau baru saja mengalami kekurangan
gizi).

Malnutrisi kronis (stunting) berhubungan dengan per-


tumbuhan janin yang buruk dan menghambat pertumbuhan
selama dua tahun pertama kehidupan, umumnya disebabkan
oleh kombinasi asupan zat gizi yang kurang, keterpaparan
yang tinggi terhadap penyakit dan praktek pola asuh yang
kurang baik. Hal ini dapat menyebabkan kegagalan pertum-
buhan yang tidak dapat diperbaiki termasuk terhambatnya
perkembangan mental dan fisik, yang dapat mempengaruhi
kehadiran dan prestasi di sekolah, kapasitas untuk menda-
patkan penghasilan yang lebih tinggi saat dewasadan ber-
potensi meningkatkan kemiskinan. Selain itu, anak kurang
gizi yang mengalami peningkatan berat badan secara cepat
pada akhir masa kanak-kanak dan remaja lebih cenderung
menderita penyakit kronis yang berhubungan dengan
kekurangan gizi (obesitas, diabetes, hipertensi dan penyakit
jantung). Kerusakan jangka panjang yang disebabkan oleh
kekurangan gizi pada awal masa kanak-kanak ketika dewasa
akan menjadi lebih pendek, dan khusus untuk wanita pendek
akan melahirkan bayi dengan berat badan kurang. Hal ini
akan terus berulang pada generasi berikutnya.

172 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi
WHO mengklasifikasikan masalah gizi sebagai masalah
kesehatan masyarakat di suatu negara, provinsi atau kabu-
paten berdasarkan tingkat underweight, stunting dan wast-
ing sebagai berikut :

Klasifikasi Underweight Stunting Wasting


Baik <10% <20% <5%
Kurang 10-19% 20-29% 5-9%
Buruk 20-29% 30-39% 10-14%
Sangat Buruk >=30% >=40% > =15%

Pada FSVA Provinsi sebelumnya, data underweight dan


stunting tersedia, namun disepakati tetap menggunakan data
underweight, tetapi pada FSVA Provinsi 2021, analisis
komposit ketahanan pangan disepakati menggunakan data
stunting agar selaras dengan program-program pemerintah
dalam pemantauan pengurangan angka stunting. Keputusan
ini diambil karena stunting telah dipertimbangkan secara
global menjadi satu-satunya masalah gizi terpenting untuk
Indonesia dan karena stunting berdampak langsung pada
pertumbuhan ekonomi. Anak yang stunting (pendek) memi-
liki risiko kematian yang lebih tinggi. Penemuan terbaru yang
dipublikasikan oleh the Lancet (2013) menambahkan bukti
tentang hubungan antara stunting, obesitas dan pe-nyakit
kronis pada masa tua.
Status gizi anak (biasanya usia di bawah 5 tahun) me-
rupakan faktor yang menyebabkan pertumbuhan atau tinggi

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 173
badan balita di bawah standar (stunting). Stunting tentunya
dipengaruhi oleh situasi penyerapan pangan. Kondisi keta-
hanan pangan yang tidak baik akan meningkatkan risiko
terjadinya balita dengan pertumbuhan kurang. Data stun-
ting adalah data anak di bawah lima tahun yang tinggi ba-
dannya kurang dari -2 Standar Deviasi (-2 SD) dengan indeks
tinggi badan menurut umur (TB/U).
Klasifikasi kerentanan pangan berdasarkan indikator
stunting adalah sebagai berikut:
Z ≥ - 40% : Prioritas 1
30 - < 39% : Prioritas 2
20 - < 29% : Prioritas 3
< 20% : Prioritas 4
Hasil analisa berdasarkan indikator persentase balita
dengan tinggi di bawah standar dapat dilihat pada Tabel 32.

Tabel 32
Analisa Persentase Balita dengan Tinggi di Bawah Standar

No. Nama Kabupaten Nama Kecamatan Prioritas


STUNTING
1 SAMBAS SELAKAU 4
2 SAMBAS SELAKAU TIMUR 2
3 SAMBAS PEMANGKAT 4
4 SAMBAS SEMPARUK 3
5 SAMBAS SALATIGA 4
6 SAMBAS TEBAS 3
7 SAMBAS TEKARANG 4
8 SAMBAS SAMBAS 3
9 SAMBAS SUBAH 4
10 SAMBAS SEBAWI 4
11 SAMBAS SAJAD 3

174 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi
12 SAMBAS JAWAI 3
13 SAMBAS JAWAI SELATAN 3
14 SAMBAS TELUK KERAMAT 2
15 SAMBAS GALING 4
16 SAMBAS TANGARAN 3
17 SAMBAS SEJANGKUNG 3
18 SAMBAS SAJINGAN BESAR 3
19 SAMBAS PALOH 3
20 BENGKAYANG SUNGAI RAYA 3
21 BENGKAYANG CAPKALA 3
22 BENGKAYANG SEI RAYA KEPULAUAN 3
23 BENGKAYANG SAMALANTAN 2
24 BENGKAYANG MONTERADO 2
25 BENGKAYANG LEMBAH BAWANG 4
26 BENGKAYANG BENGKAYANG 3
27 BENGKAYANG TERIAK 3
28 BENGKAYANG SUNGAI BETUNG 2
29 BENGKAYANG LEDO 2
30 BENGKAYANG SUTI SEMARANG 2
31 BENGKAYANG LUMAR 3
32 BENGKAYANG SANGGAU LEDO 1
33 BENGKAYANG TUJUHBELAS 3
34 BENGKAYANG SELUAS 3
35 BENGKAYANG JAGOI BABANG 4
36 BENGKAYANG SIDING 4
37 LANDAK SEBANGKI 1
38 LANDAK NGABANG 3
39 LANDAK JELIMPO 3
40 LANDAK SENGAI TEMILA 2
41 LANDAK MANDOR 3
42 LANDAK MENJALIN 2
43 LANDAK MEMPAWAH HULU 4
44 LANDAK SOMPAK 3
45 LANDAK MENYUKE 4
46 LANDAK BENYUKE HULU 2
47 LANDAK MERANTI 2

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 175
48 LANDAK KUALA BEHE 2
49 LANDAK AIR BESAR 2
50 MEMPAWAH SIANTAN 3
51 MEMPAWAH SEGEDONG 3
52 MEMPAWAH SUNGAI PINYUH 4
53 MEMPAWAH ANJONGAN 4
54 MEMPAWAH MEMPAWAH HILIR 3
55 MEMPAWAH MEMPAWAH TIMUR 4
56 MEMPAWAH SUNGAI KUNYIT 4
57 MEMPAWAH TOHO 4
58 MEMPAWAH SADANIANG 2
59 SANGGAU TOBA 2
60 SANGGAU MELIAU 2
61 SANGGAU KAPUAS 4
62 SANGGAU MUKOK 2
63 SANGGAU JANGKANG 4
64 SANGGAU BONTI 1
65 SANGGAU PARINDU 2
66 SANGGAU TAYAN HILIR 3
67 SANGGAU BALAI 2
68 SANGGAU TAYAN HULU 1
69 SANGGAU KEMBAYAN 1
70 SANGGAU BEDUWAN 4
71 SANGGAU NOYAN 1
72 SANGGAU SEKAYAM 2
73 SANGGAU ENTIKONG 2
74 KETAPANG KENDAWANGAN 4
75 KETAPANG MANIS MATA 3
76 KETAPANG MARAU 4
77 KETAPANG SINGKUP 4
78 KETAPANG AIR UPAS 3
79 KETAPANG JELAI HULU 4
80 KETAPANG TUMBANG TITI 2
81 KETAPANG PEMAHAN 2
82 KETAPANG S. MELAYU RAYAK 3
83 KETAPANG MATAN HILIR SELATAN 3

176 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi
84 KETAPANG BENUA KAYONG 3
85 KETAPANG MATAN HILIR UTARA 3
86 KETAPANG DELTA PAWAN 3
87 KETAPANG MUARA PAWAN 4
88 KETAPANG NANGA TAYAP 3
89 KETAPANG SANDAI 4
90 KETAPANG HULU SUNGAI 4
91 KETAPANG SUNGAI LAUR 2
92 KETAPANG SIMPANG HULU 4
93 KETAPANG SIMPANG DUA 4
94 SINTANG SERAWAI 1
95 SINTANG AMBALAU 3
96 SINTANG KAYAN HULU 1
97 SINTANG SEPAUK 2
98 SINTANG TEMPUNAK 3
99 SINTANG SUNGAI TEBELAN 3
100 SINTANG SINTANG 4
101 SINTANG DEDAI 2
102 SINTANG KAYAN HILIR 3
103 SINTANG KELAM PERMAI 3
104 SINTANG BINJAI HULU 4
105 SINTANG KETUNGAU HILIR 2
106 SINTANG KETUNGAU TENGAH 1
107 SINTANG KETUNGAU HULU 1
108 KAPUAS HULU SILAT HILIR 3
109 KAPUAS HULU SILAT HULU 3
110 KAPUAS HULU GURUNG HULU 2
111 KAPUAS HULU BUNUT HULU 4
112 KAPUAS HULU MENTEBAH 2
113 KAPUAS HULU BIKA 1
114 KAPUAS HULU KALIS 2
115 KAPUAS HULU PUTUSSIBAU SELATAN 2
116 KAPUAS HULU EMBALOH HILIR 1
117 KAPUAS HULU BUNUT HILIR 1
118 KAPUAS HULU BOYAN TANJUNG 2
119 KAPUAS HULU PENGKADAN 2

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 177
120 KAPUAS HULU JONGKONG 1
121 KAPUAS HULU SELIMBAU 1
122 KAPUAS HULU SUHAID 2
123 KAPUAS HULU SEBERUANG 2
124 KAPUAS HULU SEMITAU 2
125 KAPUAS HULU EMPANANG 1
126 KAPUAS HULU PURING KENCANA 3
127 KAPUAS HULU BADAU 2
128 KAPUAS HULU BATANG LUPAR 2
129 KAPUAS HULU EMBALOH HULU 1
130 KAPUAS HULU PUTUSSIBAU UTARA 3
131 SEKADAU NANGA MAHAP 2
132 SEKADAU NANGA TAMAN 2
133 SEKADAU SEKADAU HULU 3
134 SEKADAU SEKADAU HILIR 3
135 SEKADAU BELITANG HILIR 3
136 SEKADAU BELITANG 3
137 SEKADAU BELITANG HULU 1
138 MELAWI SOKAN 2
139 MELAWI TANAH PINOH 2
140 MELAWI TANAH PINOH BARAT 1
141 MELAWI SAYAN 1
142 MELAWI BELIMBING 3
143 MELAWI BELIMBING HULU 1
144 MELAWI NANGA PINOH 2
145 MELAWI PINOH SELATAN 2
146 MELAWI PINOH UTARA 3
147 MELAWI ELLA HILIR 2
148 MELAWI MENUKUNG 3
149 KAYONG UTARA PULAU MAYA 2
150 KAYONG UTARA KEP. KARIMATA 2
151 KAYONG UTARA SUKADANA 3
152 KAYONG UTARA SIMPANG HILIR 3
153 KAYONG UTARA TELUK BATANG 3
154 KAYONG UTARA SEPONTI 4
155 KUBU RAYA BATU AMPAR 4

178 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi
156 KUBU RAYA TERENTANG 3
157 KUBU RAYA KUBU 4
158 KUBU RAYA TELOK PAKEDAI 2
159 KUBU RAYA SUNGAI KAKAP 4
160 KUBU RAYA RASAU JAYA 4
161 KUBU RAYA SUNGAI RAYA 4
162 KUBU RAYA SUI. AMBAWANG 4
163 KUBU RAYA KUALA MANDOR B 4
164 KOTA PONTIANAK PONTIANAK SELATAN 4
165 KOTA PONTIANAK PONTIANAK TENGGARA 4
166 KOTA PONTIANAK PONTIANAK TIMUR 4
167 KOTA PONTIANAK PONTIANAK BARAT 4
168 KOTA PONTIANAK PONTIANAK KOTA 4
169 KOTA PONTIANAK UTARA 4
SINGKAWANG
170 KOTA SINGKAWANG TIMUR 3
SINGKAWANG
171 KOTA SINGKAWANG UTARA 4
SINGKAWANG
172 KOTA SINGKAWANG BARAT 4
SINGKAWANG
173 KOTA SINGKAWANG TENGAH 4
SINGKAWANG
174 KOTA SINGKAWANG SELATAN 3
SINGKAWANG
Sumber: Hasil Analisis FSVA 2021

Di bawah ini adalah rangkuman hasil analisis ketahan-


an dan kerentanan pangan berdasarkan indikator persen-
tase balita dengan tinggi dibawah standar tahun 2021 di
wilayah kabupaten/kota. Dari 174 kecamatan yang ada di
Kalimantan Barat, dapat dikelompokkan sebagai berikut.

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 179
Stunting
No Uraian Jumlah Persentase
Kecamatan (%)

1 Prioritas.1 Sangat Rentan 1 21 12.07

2 Prioritas.2 Agak Rentan 2 48 27.59

3 Prioritas.3 Agak Tahan 3 56 32.18

4 Prioritas.4 Sangat Tahan 4 49 28.16

Berdasarkan tabel di atas maka dapat dianalisis bahwa


ketahanan dan kerentanan pangan berdasar indikator per-
sentase balita dengan tinggi dibawah standar tahun 2021
dapat dikelompokkan sebagai berikut:

Prioritas 1 sebanyak 21 kecamatan (12,07%), meliputi:


Sanggau Ledo Kayan Hulu Selimbau
Sebangki Ketungau Tengah Empanang
Bonti Ketungau Hulu Embaloh Hulu
Tayan Hulu Bika Belitang Hulu
Kembayan Embaloh Hilir Tanah Pinoh Barat
Noyan Bunut Hilir Sayan
Serawai Jongkong Belimbing Hulu

Prioritas 2 sebanyak 48 kecamatan (27,59%), meliputi:


Selakau Timur Mukok Pengkadan
Teluk Keramat Parindu Suhaid
Samalantan Balai Seberuang
Monterado Sekayam Semitau
Sungai Betung Entikong Badau
Ledo Tumbang Titi Batang Lupar
Suti Semarang Pemahan Nanga Mahap
Sengai Temila Sungai Laur Nanga Taman

180 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi
Menjalin Sepauk Sokan
Benyuke Hulu Dedai Tanah Pinoh
Meranti Ketungau Hilir Nanga Pinoh
Kuala Behe Gurung Hulu Pinoh Selatan
Air Besar Mentebah Ella Hilir
Sadaniang Kalis Pulau Maya
Toba Putussibau Kep. Karimata
Selatan
Meliau Boyan Tanjung Telok Pakedai

Prioritas 3 sebanyak 56 kecamatan (32,18%), meliputi:


Semparuk Jelimpo Kelam Permai
Tebas Mandor Silat Hilir
Sambas Sompak Silat Hulu
Sajad Siantan Puring Kencana
Jawai Segedong Putussibau Utara
Jawai Selatan Mempawah Hilir Sekadau Hulu
Tangaran Tayan Hilir Sekadau Hilir
Sejangkung Manis Mata Belitang Hilir
Sajingan Besar Air Upas Belitang
Paloh S. Melayu Rayak Belimbing
Sungai Raya Matan Hilir Pinoh Utara
Selatan
Capkala Benua Kayong Menukung
Sei Raya Matan Hilir Sukadana
Kepulauan Utara
Bengkayang Delta Pawan Simpang Hilir
Teriak Nanga Tayap Teluk Batang
Lumar Ambalau Terentang
Tujuhbelas Tempunak Singkawang Timur
Seluas Sungai Tebelan Singkawang Selatan
Ngabang Kayan Hilir

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 181
Prioritas 4 sebanyak 49 kecamatan (28,16%), meliputi:
Selakau Kapuas Kubu
Pemangkat Jangkang Sungai Kakap
Salatiga Beduwan Rasau Jaya
Tekarang Kendawangan Sungai Raya
Subah Marau Sui. Ambawang
Sebawi Singkup Kuala Mandor B
Galing Jelai Hulu Pontianak Selatan
Lembah Bawang Muara Pawan Pontianak Tenggara
Jagoi Babang Sandai Pontianak Timur
Siding Hulu Sungai Pontianak Barat
Mempawah Simpang Hulu Pontianak Kota
Hulu
Menyuke Simpang Dua Pontianak Utara
Sungai Pinyuh Sintang Singkawang Utara
Anjongan Binjai Hulu Singkawang Barat
Mempawah Bunut Hulu Singkawang Tengah
Timur
Sungai Kunyit Seponti
Toho Batu Ampar

Adapun visualisasi sebaran gradasi warna prioritas


kecamatan dapat dilihat pada Peta 5.2.6.

Peta 5.2.6. Persentase Balita dengan Tinggi di bawah Standar

182 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi
iv. Rata-Rata Lama Sekolah Perempuan Usia 15 Tahun ke Atas
Rata-rata lama sekolah perempuan adalah jumlah tahun yang
digunakan oleh penduduk perempuan berusia 15 tahun ke
atas dalam menjalani pendidikan formal. Tingkat pendi-dikan
perempuan terutama ibu dan pengasuh anak sangat
berpengaruh terhadap status kesehatan dan gizi, dan men-
jadi hal yang sangat penting dalam pemanfaatan pangan.
Berbagai penelitian menunjukkan pengetahuan berhubung-
an erat dengan penyerapan pangan dan ketahanan pangan
(Khan dan Gill 2009; Arif 2005; Molnar 1999; dan Mahmood
et al. 1991). Sumber data yang digunakan adalah data
Susenas 2019/2020 dari BPS yang diestimasi menggunakan
SAE.

Klasifikasi kerentanan pangan pada indikator rata-rata


lama sekolah perempuan usia 15 tahun ke atas wanita buta
huruf sebagai berikut:

Z≥-6% : Prioritas 1
6 - <6,5 % : Prioritas 2
6,5 - <7,5 % : Prioritas 3
7,5 - <8,5 % : Prioritas 4
8,5 - < 9 % : Prioritas 5
≤ 9% : Prioritas 6

Hasil analisis pada indikator rata-rata lama sekolah pe-


rempuan usia 15 tahun ke atas dapat dilihat pada tabel be-
rikut ini :

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 183
Tabel 32
Analisa Rata-Rata Lama Sekolah Perempuan
Usia 15 Tahun ke Atas

Prioritas FEMALE
No. Nama Kabupaten Nama Kecamatan
SCHOOL
1 SAMBAS SELAKAU 1

2 SAMBAS SELAKAU TIMUR 2

3 SAMBAS PEMANGKAT 4

4 SAMBAS SEMPARUK 3

5 SAMBAS SALATIGA 1

6 SAMBAS TEBAS 3

7 SAMBAS TEKARANG 3

8 SAMBAS SAMBAS 4

9 SAMBAS SUBAH 4

10 SAMBAS SEBAWI 2

11 SAMBAS SAJAD 4

12 SAMBAS JAWAI 1

13 SAMBAS JAWAI SELATAN 2

14 SAMBAS TELUK KERAMAT 3

15 SAMBAS GALING 1

16 SAMBAS TANGARAN 4

17 SAMBAS SEJANGKUNG 1

18 SAMBAS SAJINGAN BESAR 4

19 SAMBAS PALOH 3

20 BENGKAYANG SUNGAI RAYA 3

21 BENGKAYANG CAPKALA 3
SEI RAYA 4
22 BENGKAYANG KEPULAUAN
23 BENGKAYANG SAMALANTAN 4

24 BENGKAYANG MONTERADO 2

25 BENGKAYANG LEMBAH BAWANG 2

26 BENGKAYANG BENGKAYANG 4

27 BENGKAYANG TERIAK 2

28 BENGKAYANG SUNGAI BETUNG 1

29 BENGKAYANG LEDO 3

30 BENGKAYANG SUTI SEMARANG 3

31 BENGKAYANG LUMAR 3

184 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi
32 BENGKAYANG SANGGAU LEDO 4

33 BENGKAYANG TUJUHBELAS 4

34 BENGKAYANG SELUAS 3

35 BENGKAYANG JAGOI BABANG 3

36 BENGKAYANG SIDING 3

37 LANDAK SEBANGKI 2

38 LANDAK NGABANG 4

39 LANDAK JELIMPO 3

40 LANDAK SENGAI TEMILA 4

41 LANDAK MANDOR 4

42 LANDAK MENJALIN 3

43 LANDAK MEMPAWAH HULU 3

44 LANDAK SOMPAK 2

45 LANDAK MENYUKE 5

46 LANDAK BENYUKE HULU 3

47 LANDAK MERANTI 2

48 LANDAK KUALA BEHE 3

49 LANDAK AIR BESAR 2

50 MEMPAWAH SIANTAN 6

51 MEMPAWAH SEGEDONG 6

52 MEMPAWAH SUNGAI PINYUH 6

53 MEMPAWAH ANJONGAN 6

54 MEMPAWAH MEMPAWAH HILIR 6

55 MEMPAWAH MEMPAWAH TIMUR 6

56 MEMPAWAH SUNGAI KUNYIT 6

57 MEMPAWAH TOHO 6

58 MEMPAWAH SADANIANG 6

59 SANGGAU TOBA 3

60 SANGGAU MELIAU 3

61 SANGGAU KAPUAS 5

62 SANGGAU MUKOK 4

63 SANGGAU JANGKANG 2

64 SANGGAU BONTI 3

65 SANGGAU PARINDU 4

66 SANGGAU TAYAN HILIR 4

67 SANGGAU BALAI 3

68 SANGGAU TAYAN HULU 5

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 185
69 SANGGAU KEMBAYAN 6

70 SANGGAU BEDUWAN 4

71 SANGGAU NOYAN 4

72 SANGGAU SEKAYAM 4

73 SANGGAU ENTIKONG 3

74 KETAPANG KENDAWANGAN 3

75 KETAPANG MANIS MATA 4

76 KETAPANG MARAU 4

77 KETAPANG SINGKUP 5

78 KETAPANG AIR UPAS 3

79 KETAPANG JELAI HULU 2

80 KETAPANG TUMBANG TITI 3

81 KETAPANG PEMAHAN 4

82 KETAPANG S. MELAYU RAYAK 5


MATAN HILIR 4
83 KETAPANG SELATAN
84 KETAPANG BENUA KAYONG 4
MATAN HILIR 2
85 KETAPANG UTARA
86 KETAPANG DELTA PAWAN 6

87 KETAPANG MUARA PAWAN 4

88 KETAPANG NANGA TAYAP 1

89 KETAPANG SANDAI 4

90 KETAPANG HULU SUNGAI 3

91 KETAPANG SUNGAI LAUR 3

92 KETAPANG SIMPANG HULU 3

93 KETAPANG SIMPANG DUA 4

94 SINTANG SERAWAI 2

95 SINTANG AMBALAU 3

96 SINTANG KAYAN HULU 1

97 SINTANG SEPAUK 3

98 SINTANG TEMPUNAK 4

99 SINTANG SUNGAI TEBELAN 4

100 SINTANG SINTANG 6

101 SINTANG DEDAI 4

102 SINTANG KAYAN HILIR 3

103 SINTANG KELAM PERMAI 3

104 SINTANG BINJAI HULU 3

186 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi
105 SINTANG KETUNGAU HILIR 2

106 SINTANG KETUNGAU TENGAH 2

107 SINTANG KETUNGAU HULU 3

108 KAPUAS HULU SILAT HILIR 1

109 KAPUAS HULU SILAT HULU 1

110 KAPUAS HULU GURUNG HULU 4

111 KAPUAS HULU BUNUT HULU 3

112 KAPUAS HULU MENTEBAH 3

113 KAPUAS HULU BIKA 2

114 KAPUAS HULU KALIS 3


PUTUSSIBAU 5
115 KAPUAS HULU SELATAN
116 KAPUAS HULU EMBALOH HILIR 1

117 KAPUAS HULU BUNUT HILIR 3

118 KAPUAS HULU BOYAN TANJUNG 4

119 KAPUAS HULU PENGKADAN 4

120 KAPUAS HULU JONGKONG 4

121 KAPUAS HULU SELIMBAU 3

122 KAPUAS HULU SUHAID 6

123 KAPUAS HULU SEBERUANG 4

124 KAPUAS HULU SEMITAU 4

125 KAPUAS HULU EMPANANG 3

126 KAPUAS HULU PURING KENCANA 3

127 KAPUAS HULU BADAU 5

128 KAPUAS HULU BATANG LUPAR 4

129 KAPUAS HULU EMBALOH HULU 3

130 KAPUAS HULU PUTUSSIBAU UTARA 6

131 SEKADAU NANGA MAHAP 1

132 SEKADAU NANGA TAMAN 1

133 SEKADAU SEKADAU HULU 2

134 SEKADAU SEKADAU HILIR 4

135 SEKADAU BELITANG HILIR 3

136 SEKADAU BELITANG 4

137 SEKADAU BELITANG HULU 3

138 MELAWI SOKAN 3

139 MELAWI TANAH PINOH 4


TANAH PINOH 2
140 MELAWI BARAT

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 187
141 MELAWI SAYAN 2

142 MELAWI BELIMBING 4

143 MELAWI BELIMBING HULU 4

144 MELAWI NANGA PINOH 6

145 MELAWI PINOH SELATAN 3

146 MELAWI PINOH UTARA 3

147 MELAWI ELLA HILIR 3

148 MELAWI MENUKUNG 2

149 KAYONG UTARA PULAU MAYA 1

150 KAYONG UTARA KEP. KARIMATA 1

151 KAYONG UTARA SUKADANA 3

152 KAYONG UTARA SIMPANG HILIR 1

153 KAYONG UTARA TELUK BATANG 2

154 KAYONG UTARA SEPONTI 3

155 KUBU RAYA BATU AMPAR 4

156 KUBU RAYA TERENTANG 3

157 KUBU RAYA KUBU 2

158 KUBU RAYA TELOK PAKEDAI 2

159 KUBU RAYA SUNGAI KAKAP 4

160 KUBU RAYA RASAU JAYA 5

161 KUBU RAYA SUNGAI RAYA 6

162 KUBU RAYA SUI. AMBAWANG 3

163 KUBU RAYA KUALA MANDOR B 2


PONTIANAK 6
164 KOTA PONTIANAK SELATAN
PONTIANAK 6
165 KOTA PONTIANAK TENGGARA
166 KOTA PONTIANAK PONTIANAK TIMUR 6

167 KOTA PONTIANAK PONTIANAK BARAT 6

168 KOTA PONTIANAK PONTIANAK KOTA 6

169 KOTA SINGKAWANG PONTIANAK UTARA 6


SINGKAWANG 3
170 KOTA SINGKAWANG TIMUR
SINGKAWANG 3
171 KOTA SINGKAWANG UTARA
SINGKAWANG 4
172 KOTA SINGKAWANG BARAT
SINGKAWANG 6
173 KOTA SINGKAWANG TENGAH
SINGKAWANG 6
174 KOTA SINGKAWANG SELATAN

188 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi
Sumber: Hasil Analisis FSVA 2021

Di bawah ini adalah rangkuman hasil analisis ketahan-


an dan kerentanan pangan berdasarkan indikator rata-rata
lama sekolah perempuan usia 15 tahun ke atas tahun 2021 di
wilayah kabupaten/kota. Dari 174 kecamatan yang ada di
Kalimantan Barat dapat dikelompokkan sebagai berikut:

Lama Sekolah Perempuan


No Uraian Jumlah Persentase
Kecamatan (%)

Sangat 1 16 9.20
1 Prioritas.1
Rentan
2 Prioritas.2 Rentan 2 25 14.37

3 Prioritas.3 Agak Rentan 3 55 31.61

4 Prioritas.4 Agak Tahan 4 46 26.44

5 Prioritas.5 Tahan 5 8 4.60

6 Prioritas.6 Sangat Tahan 6 24 13.79

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 189
Sebaran data prioritas kecamatan berdasarkan indika-
tor rata-rata lama sekolah perempuan usia 15 tahun ke atas
tahun 2021 adalah sebagai berikut :

Prioritas 1 sebanyak 16 kecamatan (9,20 %), meliputi:


Selakau Nanga Tayap Nanga Mahap
Salatiga Kayan Hulu Nanga Taman
Jawai Silat Hilir Pulau Maya
Galing Silat Hulu Kep. Karimata
Sejangkung Embaloh Hilir Simpang Hilir
Sungai Betung

Prioritas 2 sebanyak 25 kecamatan (14,37 %), meliputi:


Selakau Timur Air Besar Sekadau Hulu
Sebawi Jangkang Tanah Pinoh Barat
Jawai Selatan Jelai Hulu Sayan
Monterado Matan Hilir Utara Menukung
Lembah Bawang Serawai Teluk Batang
Teriak Ketungau Hilir Kubu
Sebangki Ketungau Tengah Telok Pakedai
Sompak Bika Kuala Mandor B
Meranti

Prioritas 3 sebanyak 55 kecamatan (31,61,%), meliputi:


Semparuk Meliau Kalis
Tebas Bonti Bunut Hilir
Tekarang Balai Selimbau
Teluk Keramat Entikong Empanang
Paloh Kendawangan Puring Kencana
Sungai Raya Air Upas Embaloh Hulu
Capkala Tumbang Titi Belitang Hilir
Ledo Hulu Sungai Belitang Hulu
Suti Semarang Sungai Laur Sokan
Lumar Simpang Hulu Pinoh Selatan

190 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi
Seluas Ambalau Pinoh Utara
Jagoi Babang Sepauk Ella Hilir
Siding Kayan Hilir Sukadana
Jelimpo Kelam Permai Seponti
Menjalin Binjai Hulu Terentang
Mempawah Hulu Ketungau Hulu Sui. Ambawang
Benyuke Hulu Bunut Hulu Singkawang Timur
Kuala Behe Mentebah Singkawang Utara
Toba

Prioritas 4 sebanyak 46 kecamatan (26,44%), meliputi:


Pemangkat Tayan Hilir Gurung Hulu
Sambas Beduwan Boyan Tanjung
Subah Noyan Pengkadan
Sajad Sekayam Jongkong
Tangaran Manis Mata Seberuang
Sajingan Besar Marau Semitau
Sei Raya Kepulauan Pemahan Batang Lupar
Samalantan Matan Hilir Sekadau Hilir
Selatan
Bengkayang Benua Kayong Belitang
Sanggau Ledo Muara Pawan Tanah Pinoh
Tujuhbelas Sandai Belimbing
Ngabang Simpang Dua Belimbing Hulu
Sengai Temila Tempunak Batu Ampar
Mandor Sungai Tebelan Sungai Kakap
Mukok Dedai Singkawang
Barat
Parindu

Prioritas 5 sebanyak 8 kecamatan (4,60%), meliputi:


Menyuke Singkup Badau
Kapuas S. Melayu Rayak Rasau Jaya
Tayan Hulu Putussibau Selatan

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 191
Prioritas 6 sebanyak 24 kecamatan (13,79 %), meliputi:
Siantan Sadaniang Pontianak Selatan
Segedong Kembayan Pontianak
Tenggara
Sungai Pinyuh Delta Pawan Pontianak Timur
Anjongan Sintang Pontianak Barat
Mempawah Hilir Suhaid Pontianak Kota
Mempawah Putussibau Utara Pontianak Utara
Timur
Sungai Kunyit Nanga Pinoh Singkawang
Tengah
Toho Sungai Raya Singkawang
Selatan

Untuk sebaran visualisasi gradasi warna kecamatan


dapat dilihat pada Peta 5.2.7. berikut ini.

Peta 5.2.7. Rata-Rata Lama Sekolah Perempuan Usia 15 Tahun


ke Atas

192 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi
v. Persentase Rumah Tangga Tanpa Akses ke Air Bersih
Ketahanan dan kerentanan pangan berdasarkan indikator
sulit air bersih dilakukan dengan menggunakan data persen-
tase rumah tangga pengguna air bersih yang bersumber dari
sumur tidak terawat dan air sungai. Akses air bersih meme-
gang peranan yang sangat penting untuk pencapaian keta-
hanan pangan. Air yang tidak bersih akan meningkatkan
risiko terjadinya sakit dan kemampuan dalam menyerap
makanan dan pada akhirnya akan mempengaruhi status gizi
seseorang. Klasifikasi kerentanan pangan indikator presen-
tase rumah tangga tanpa akses ke air bersih adalah sebagai
berikut :

Z ≥ - 70 % : Prioritas 1
60 - <70 % : Prioritas 2
50 - <60 % : Prioritas 3
40 - <50 % : Prioritas 4
30 - < 40 % : Prioritas 5
≤ 30 % : Prioritas 6

Hasil analisa pada indikator presentase rumah tangga


tanpa akses ke air bersih dapat dilihat pada Tabel 33.

Tabel 33
Analisa Persentase Rumah Tangga Tanpa Akses Air Bersih

No. Nama Kabupaten Nama Kecamatan Prioritas No. WATER

1 SAMBAS SELAKAU 2

2 SAMBAS SELAKAU TIMUR 2

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 193
3 SAMBAS PEMANGKAT 3

4 SAMBAS SEMPARUK 5

5 SAMBAS SALATIGA 4

6 SAMBAS TEBAS 5

7 SAMBAS TEKARANG 3

8 SAMBAS SAMBAS 6

9 SAMBAS SUBAH 1

10 SAMBAS SEBAWI 3

11 SAMBAS SAJAD 1

12 SAMBAS JAWAI 5

13 SAMBAS JAWAI SELATAN 6

14 SAMBAS TELUK KERAMAT 4

15 SAMBAS GALING 5

16 SAMBAS TANGARAN 6

17 SAMBAS SEJANGKUNG 2

18 SAMBAS SAJINGAN BESAR 1

19 SAMBAS PALOH 3

20 BENGKAYANG SUNGAI RAYA 1

21 BENGKAYANG CAPKALA 2

22 BENGKAYANG SEI RAYA KEPULAUAN 1

23 BENGKAYANG SAMALANTAN 2

24 BENGKAYANG MONTERADO 4

25 BENGKAYANG LEMBAH BAWANG 3

26 BENGKAYANG BENGKAYANG 1

27 BENGKAYANG TERIAK 3

28 BENGKAYANG SUNGAI BETUNG 1

29 BENGKAYANG LEDO 3

30 BENGKAYANG SUTI SEMARANG 4

31 BENGKAYANG LUMAR 2

32 BENGKAYANG SANGGAU LEDO 3

33 BENGKAYANG TUJUHBELAS 1

34 BENGKAYANG SELUAS 5

35 BENGKAYANG JAGOI BABANG 2

36 BENGKAYANG SIDING 4

37 LANDAK SEBANGKI 3

38 LANDAK NGABANG 6

194 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi
39 LANDAK JELIMPO 5

40 LANDAK SENGAI TEMILA 2

41 LANDAK MANDOR 4

42 LANDAK MENJALIN 4

43 LANDAK MEMPAWAH HULU 2

44 LANDAK SOMPAK 2

45 LANDAK MENYUKE 3

46 LANDAK BENYUKE HULU 2

47 LANDAK MERANTI 1

48 LANDAK KUALA BEHE 2

49 LANDAK AIR BESAR 3

50 MEMPAWAH SIANTAN 2

51 MEMPAWAH SEGEDONG 6

52 MEMPAWAH SUNGAI PINYUH 4

53 MEMPAWAH ANJONGAN 6

54 MEMPAWAH MEMPAWAH HILIR 6

55 MEMPAWAH MEMPAWAH TIMUR 1

56 MEMPAWAH SUNGAI KUNYIT 5

57 MEMPAWAH TOHO 6

58 MEMPAWAH SADANIANG 4

59 SANGGAU TOBA 3

60 SANGGAU MELIAU 5

61 SANGGAU KAPUAS 4

62 SANGGAU MUKOK 4

63 SANGGAU JANGKANG 5

64 SANGGAU BONTI 3

65 SANGGAU PARINDU 4

66 SANGGAU TAYAN HILIR 4

67 SANGGAU BALAI 1

68 SANGGAU TAYAN HULU 3

69 SANGGAU KEMBAYAN 1

70 SANGGAU BEDUWAN 3

71 SANGGAU NOYAN 3

72 SANGGAU SEKAYAM 5

73 SANGGAU ENTIKONG 1

74 KETAPANG KENDAWANGAN 3

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 195
75 KETAPANG MANIS MATA 2

76 KETAPANG MARAU 3

77 KETAPANG SINGKUP 3

78 KETAPANG AIR UPAS 4

79 KETAPANG JELAI HULU 3

80 KETAPANG TUMBANG TITI 2

81 KETAPANG PEMAHAN 3

82 KETAPANG S. MELAYU RAYAK 3

83 KETAPANG MATAN HILIR SELATAN 4

84 KETAPANG BENUA KAYONG 4

85 KETAPANG MATAN HILIR UTARA 3

86 KETAPANG DELTA PAWAN 6

87 KETAPANG MUARA PAWAN 4

88 KETAPANG NANGA TAYAP 2

89 KETAPANG SANDAI 3

90 KETAPANG HULU SUNGAI 2

91 KETAPANG SUNGAI LAUR 2

92 KETAPANG SIMPANG HULU 1

93 KETAPANG SIMPANG DUA 1

94 SINTANG SERAWAI 4

95 SINTANG AMBALAU 6

96 SINTANG KAYAN HULU 6

97 SINTANG SEPAUK 6

98 SINTANG TEMPUNAK 1

99 SINTANG SUNGAI TEBELAN 2

100 SINTANG SINTANG 6

101 SINTANG DEDAI 1

102 SINTANG KAYAN HILIR 6

103 SINTANG KELAM PERMAI 1

104 SINTANG BINJAI HULU 1

105 SINTANG KETUNGAU HILIR 4

106 SINTANG KETUNGAU TENGAH 6

107 SINTANG KETUNGAU HULU 4

108 KAPUAS HULU SILAT HILIR 5

109 KAPUAS HULU SILAT HULU 6

110 KAPUAS HULU GURUNG HULU 4

196 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi
111 KAPUAS HULU BUNUT HULU 4

112 KAPUAS HULU MENTEBAH 4

113 KAPUAS HULU BIKA 3

114 KAPUAS HULU KALIS 1

115 KAPUAS HULU PUTUSSIBAU SELATAN 6

116 KAPUAS HULU EMBALOH HILIR 1

117 KAPUAS HULU BUNUT HILIR 6

118 KAPUAS HULU BOYAN TANJUNG 2

119 KAPUAS HULU PENGKADAN 1

120 KAPUAS HULU JONGKONG 2

121 KAPUAS HULU SELIMBAU 6

122 KAPUAS HULU SUHAID 1

123 KAPUAS HULU SEBERUANG 6

124 KAPUAS HULU SEMITAU 3

125 KAPUAS HULU EMPANANG 5

126 KAPUAS HULU PURING KENCANA 2

127 KAPUAS HULU BADAU 1

128 KAPUAS HULU BATANG LUPAR 4

129 KAPUAS HULU EMBALOH HULU 5

130 KAPUAS HULU PUTUSSIBAU UTARA 5

131 SEKADAU NANGA MAHAP 4

132 SEKADAU NANGA TAMAN 6

133 SEKADAU SEKADAU HULU 5

134 SEKADAU SEKADAU HILIR 6

135 SEKADAU BELITANG HILIR 6

136 SEKADAU BELITANG 6

137 SEKADAU BELITANG HULU 4

138 MELAWI SOKAN 2

139 MELAWI TANAH PINOH 3

140 MELAWI TANAH PINOH BARAT 2

141 MELAWI SAYAN 2

142 MELAWI BELIMBING 4

143 MELAWI BELIMBING HULU 3

144 MELAWI NANGA PINOH 5

145 MELAWI PINOH SELATAN 3

146 MELAWI PINOH UTARA 2

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 197
147 MELAWI ELLA HILIR 2

148 MELAWI MENUKUNG 3

149 KAYONG UTARA PULAU MAYA 4

150 KAYONG UTARA KEP. KARIMATA 6

151 KAYONG UTARA SUKADANA 6

152 KAYONG UTARA SIMPANG HILIR 4

153 KAYONG UTARA TELUK BATANG 1

154 KAYONG UTARA SEPONTI 4

155 KUBU RAYA BATU AMPAR 2

156 KUBU RAYA TERENTANG 1

157 KUBU RAYA KUBU 2

158 KUBU RAYA TELOK PAKEDAI 2

159 KUBU RAYA SUNGAI KAKAP 5

160 KUBU RAYA RASAU JAYA 4

161 KUBU RAYA SUNGAI RAYA 6

162 KUBU RAYA SUI. AMBAWANG 3

163 KUBU RAYA KUALA MANDOR B 3


KOTA 6
164 PONTIANAK PONTIANAK SELATAN
KOTA PONTIANAK 6
165 PONTIANAK TENGGARA
KOTA 6
166 PONTIANAK PONTIANAK TIMUR
KOTA 6
167 PONTIANAK PONTIANAK BARAT
KOTA 6
168 PONTIANAK PONTIANAK KOTA
KOTA 6
169 SINGKAWANG PONTIANAK UTARA
KOTA 6
170 SINGKAWANG SINGKAWANG TIMUR
KOTA 5
171 SINGKAWANG SINGKAWANG UTARA
KOTA 4
172 SINGKAWANG SINGKAWANG BARAT
KOTA 6
173 SINGKAWANG SINGKAWANG TENGAH
KOTA SINGKAWANG 6
174 SINGKAWANG SELATAN

Di bawah ini adalah rangkuman hasil analisis ketahan-


an dan kerentanan pangan berdasarkan indikator persen-

198 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi
tase rumah tangga tanpa akses air bersih tahun 2021 di
wilayah kabupaten/kota. Dari 174 kecamatan yang ada di
Kalimantan Barat, dapat dikelompokkan berdasarkan
prioritas/gradasi warna sebagai berikut:

Rumah Tangga Tanpa Akses Air


Bersih
No Uraian Jumlah Persentase (%)
Kecamatan

1 Prioritas.1 Sangat Rentan 1 26 14.94

2 Prioritas.2 Rentan 2 30 17.24

3 Prioritas.3 Agak Rentan 3 32 18.39

4 Prioritas.4 Agak Tahan 4 32 18.39

5 Prioritas.5 Tahan 5 18 10.34

6 Prioritas.6 Sangat Tahan 6 36 20.69

Berdasarkan rangkuman di atas maka dapat dianalisa


bahwa ketahanan dan kerentanan pangan berdasarkan indi-
kator persentase rumah tangga tanpa akses air bersih tahun
2021 tersebar di beberapa kabupaten yaitu:

Prioritas 1 sebanyak 26 kecamatan (14,94%), meliputi:


Subah Mempawah Binjai Hulu
Timur
Sajad Balai Kalis
Sajingan Besar Kembayan Embaloh Hilir
Sungai Raya Entikong Pengkadan
Sei Raya Simpang Hulu Suhaid
Kepulauan
Bengkayang Simpang Dua Badau
Sungai Betung Tempunak Teluk Batang
Tujuhbelas Dedai Terentang

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 199
Meranti Kelam Permai

Prioritas 2 sebanyak 30 kecamatan (17,24%), meliputi:

Selakau Benyuke Hulu Jongkong


Selakau Timur Kuala Behe Puring Kencana
Sejangkung Siantan Sokan
Capkala Manis Mata Tanah Pinoh Barat
Samalantan Tumbang Titi Sayan
Lumar Nanga Tayap Pinoh Utara
Jagoi Babang Hulu Sungai Ella Hilir
Sengai Temila Sungai Laur Batu Ampar
Mempawah Hulu Sungai Tebelan Kubu
Sompak Boyan Tanjung Telok Pakedai

Prioritas 3 sebanyak 32 kecamatan (18,39%), meliputi:


Pemangkat Toba Matan Hilir Utara
Tekarang Bonti Sandai
Sebawi Tayan Hulu Bika
Paloh Beduwan Semitau
Lembah Bawang Noyan Tanah Pinoh
Teriak Kendawangan Belimbing Hulu
Ledo Marau Pinoh Selatan
Sanggau Ledo Singkup Menukung
Sebangki Jelai Hulu Sui. Ambawang
Menyuke Pemahan Kuala Mandor B
Air Besar S. Melayu Rayak

Prioritas 4 sebanyak 32 kecamatan (18,39%), meliputi:


Salatiga Parindu Mentebah
Teluk Keramat Tayan Hilir Batang Lupar
Monterado Air Upas Nanga Mahap
Suti Semarang Matan Hilir Belitang Hulu
Selatan

200 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi
Siding Benua Kayong Belimbing
Mandor Muara Pawan Pulau Maya
Menjalin Serawai Simpang Hilir
Sungai Pinyuh Ketungau Hilir Seponti
Sadaniang Ketungau Hulu Rasau Jaya
Kapuas Gurung Hulu Singkawang Barat
Mukok Bunut Hulu

Prioritas 5 sebanyak 18 kecamatan (10,34% ), meliputi:


Semparuk Sungai Kunyit Embaloh Hulu
Tebas Meliau Putussibau Utara
Jawai Jangkang Sekadau Hulu
Galing Sekayam Nanga Pinoh
Seluas Silat Hilir Sungai Kakap
Jelimpo Empanang Singkawang Utara

Prioritas 6 sebanyak 36 kecamatan (20,69%), meliputi:


Sambas Sintang Kep. Karimata
Jawai Selatan Kayan Hilir Sukadana
Tangaran Ketungau Sungai Raya
Tengah
Ngabang Silat Hulu Pontianak Selatan
Segedong Putussibau Pontianak
Selatan Tenggara
Anjongan Bunut Hilir Pontianak Timur
Mempawah Hilir Selimbau Pontianak Barat
Toho Seberuang Pontianak Kota
Delta Pawan Nanga Taman Pontianak Utara
Ambalau Sekadau Hilir Singkawang Timur
Kayan Hulu Belitang Hilir Singkawang
Tengah
Sepauk Belitang Singkawang
Selatan

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 201
Adapun visualisasi sebaran gradasi warna kecamatan
dapat dilihat pada Peta 5.2.8. berikut ini.

Peta 5.2.8.Persentase Rumah Tangga Tanpa Akses Air Bersih

vi. Rasio Jumlah Penduduk Per Tenaga Kesehatan Terhadap


Tingkat Kepadatan Penduduk
Indikator ini mengukur sejauh mana kesesuaian ketersedi-
aan tenaga kesehatan dan jumlah masyarakat yang dilayani-
nya. Tenaga kesehatan terdiri dari dokter umum, dokter gigi,
bidan, dan tenaga kesehatan lainnya. Rasio jumlah penduduk
per tenaga kesehatan terhadap kepadatan penduduk akan
mempengaruhi tingkat kerentanan pangan (Lubis 2010 dan
Sofiati 2009). Indikator ini dihitung dengan membagi jumlah
penduduk di suatu wilayah dengan jumlah tenaga kesehatan.
Hasilnya kemudian dibagi dengan kepadatan penduduk
untuk memperoleh jumlah populasi terkoreksi yang dilayani

202 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi
per tenaga kesehatan. Semakin tinggi nilai rasio maka
semakin rentan daerah tersebut. Data tenaga kesehatan
bersumber dari Kalimantan Barat Dalam Angka (KDA) 2021.
Manfaat petugas kesehatan sangat penting untuk me-
nurunkan angka kesakitan (morbiditas) penduduk dan
meningkatkan pengetahuan masyarakat dan pentingnya ma-
kanan bergizi seimbang. Dengan demikian akan meningkat-
kan kemampuan seseorang dalam menyerap makanan
kedalam tubuh dan memanfaatkannya. Akses yang lebih
dekat kesarana kesehatan (rumah sakit, klinik, puskemas,
dokter, juru rawat, bidan yang terlatih, paramedik, dan
sebagainya) merupakan indikator yang sangat penting untuk
menunjukkan bagaimana rumah tangga mendapatkan pela-
yanan kesehatan.
Berikut ini klasifikasi kerentanan pangan pada
indikator rasio jumlah penduduk per tenaga kesehatan
terhadap kepadatan penduduk.
≥ 30 : Prioritas 1
20 - <30 : Prioritas 2
15 - <20 : Prioritas 3
10 - <15 : Prioritas 4
5 - < 10 : Prioritas 5
<5 : Prioritas 6

Hasil analisa pada indikator rasio jumlah penduduk per


tenaga kesehatan terhadap tingkat kepadatan penduduk
dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 203
Tabel 34
Analisa Rasio Jumlah Penduduk per Tenaga Kesehatan
terhadap Tingkat Kepadatan Penduduk

Prioritas
No. Nama Kabupaten Nama Kecamatan
RASIO TENKES

1 SAMBAS SELAKAU 6

2 SAMBAS SELAKAU TIMUR 6

3 SAMBAS PEMANGKAT 6

4 SAMBAS SEMPARUK 6

5 SAMBAS SALATIGA 6

6 SAMBAS TEBAS 6

7 SAMBAS TEKARANG 6

8 SAMBAS SAMBAS 6

9 SAMBAS SUBAH 5

10 SAMBAS SEBAWI 6

11 SAMBAS SAJAD 6

12 SAMBAS JAWAI 6

13 SAMBAS JAWAI SELATAN 6

14 SAMBAS TELUK KERAMAT 6

15 SAMBAS GALING 5

16 SAMBAS TANGARAN 6

17 SAMBAS SEJANGKUNG 4

18 SAMBAS SAJINGAN BESAR 3

19 SAMBAS PALOH 5

20 BENGKAYANG SUNGAI RAYA 6

21 BENGKAYANG CAPKALA 6

22 BENGKAYANG SEI RAYA KEPULAUAN 5

23 BENGKAYANG SAMALANTAN 6

24 BENGKAYANG MONTERADO 6

25 BENGKAYANG LEMBAH BAWANG 6

26 BENGKAYANG BENGKAYANG 6

27 BENGKAYANG TERIAK 6

28 BENGKAYANG SUNGAI BETUNG 6

29 BENGKAYANG LEDO 5

30 BENGKAYANG SUTI SEMARANG 5

204 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi
31 BENGKAYANG LUMAR 6

32 BENGKAYANG SANGGAU LEDO 5

33 BENGKAYANG TUJUHBELAS 6

34 BENGKAYANG SELUAS 5

35 BENGKAYANG JAGOI BABANG 4

36 BENGKAYANG SIDING 4

37 LANDAK SEBANGKI 2

38 LANDAK NGABANG 5

39 LANDAK JELIMPO 3

40 LANDAK SENGAI TEMILA 4

41 LANDAK MANDOR 5

42 LANDAK MENJALIN 5

43 LANDAK MEMPAWAH HULU 5

44 LANDAK SOMPAK 6

45 LANDAK MENYUKE 5

46 LANDAK BENYUKE HULU 5

47 LANDAK MERANTI 5

48 LANDAK KUALA BEHE 2

49 LANDAK AIR BESAR 2

50 MEMPAWAH SIANTAN 6

51 MEMPAWAH SEGEDONG 6

52 MEMPAWAH SUNGAI PINYUH 6

53 MEMPAWAH ANJONGAN 6

54 MEMPAWAH MEMPAWAH HILIR 6

55 MEMPAWAH MEMPAWAH TIMUR 6

56 MEMPAWAH SUNGAI KUNYIT 6

57 MEMPAWAH TOHO 6

58 MEMPAWAH SADANIANG 5

59 SANGGAU TOBA 1

60 SANGGAU MELIAU 1

61 SANGGAU KAPUAS 6

62 SANGGAU MUKOK 2

63 SANGGAU JANGKANG 1

64 SANGGAU BONTI 1

65 SANGGAU PARINDU 3

66 SANGGAU TAYAN HILIR 1

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 205
67 SANGGAU BALAI 2

68 SANGGAU TAYAN HULU 2

69 SANGGAU KEMBAYAN 2

70 SANGGAU BEDUWAN 1

71 SANGGAU NOYAN 1

72 SANGGAU SEKAYAM 1

73 SANGGAU ENTIKONG 2

74 KETAPANG KENDAWANGAN 1

75 KETAPANG MANIS MATA 1

76 KETAPANG MARAU 2

77 KETAPANG SINGKUP 6

78 KETAPANG AIR UPAS 3

79 KETAPANG JELAI HULU 2

80 KETAPANG TUMBANG TITI 4

81 KETAPANG PEMAHAN 5

82 KETAPANG S. MELAYU RAYAK 6


MATAN HILIR 3
83 KETAPANG SELATAN
84 KETAPANG BENUA KAYONG 6

85 KETAPANG MATAN HILIR UTARA 4

86 KETAPANG DELTA PAWAN 6

87 KETAPANG MUARA PAWAN 5

88 KETAPANG NANGA TAYAP 3

89 KETAPANG SANDAI 3

90 KETAPANG HULU SUNGAI 1

91 KETAPANG SUNGAI LAUR 2

92 KETAPANG SIMPANG HULU 1

93 KETAPANG SIMPANG DUA 4

94 SINTANG SERAWAI 4

95 SINTANG AMBALAU 1

96 SINTANG KAYAN HULU 2

97 SINTANG SEPAUK 1

98 SINTANG TEMPUNAK 5

99 SINTANG SUNGAI TEBELAN 5

100 SINTANG SINTANG 6

101 SINTANG DEDAI 6

102 SINTANG KAYAN HILIR 4

206 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi
103 SINTANG KELAM PERMAI 5

104 SINTANG BINJAI HULU 5

105 SINTANG KETUNGAU HILIR 4

106 SINTANG KETUNGAU TENGAH 3

107 SINTANG KETUNGAU HULU 2

108 KAPUAS HULU SILAT HILIR 3

109 KAPUAS HULU SILAT HULU 3

110 KAPUAS HULU GURUNG HULU 5

111 KAPUAS HULU BUNUT HULU 1

112 KAPUAS HULU MENTEBAH 4

113 KAPUAS HULU BIKA 4

114 KAPUAS HULU KALIS 1

115 KAPUAS HULU PUTUSSIBAU SELATAN 1

116 KAPUAS HULU EMBALOH HILIR 3

117 KAPUAS HULU BUNUT HILIR 3

118 KAPUAS HULU BOYAN TANJUNG 4

119 KAPUAS HULU PENGKADAN 5

120 KAPUAS HULU JONGKONG 4

121 KAPUAS HULU SELIMBAU 3

122 KAPUAS HULU SUHAID 5

123 KAPUAS HULU SEBERUANG 4

124 KAPUAS HULU SEMITAU 3

125 KAPUAS HULU EMPANANG 2

126 KAPUAS HULU PURING KENCANA 4

127 KAPUAS HULU BADAU 4

128 KAPUAS HULU BATANG LUPAR 1

129 KAPUAS HULU EMBALOH HULU 1

130 KAPUAS HULU PUTUSSIBAU UTARA 5

131 SEKADAU NANGA MAHAP 2

132 SEKADAU NANGA TAMAN 2

133 SEKADAU SEKADAU HULU 4

134 SEKADAU SEKADAU HILIR 6

135 SEKADAU BELITANG HILIR 3

136 SEKADAU BELITANG 5

137 SEKADAU BELITANG HULU 3

138 MELAWI SOKAN 1

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 207
139 MELAWI TANAH PINOH 1

140 MELAWI TANAH PINOH BARAT 2

141 MELAWI SAYAN 1

142 MELAWI BELIMBING 1

143 MELAWI BELIMBING HULU 3

144 MELAWI NANGA PINOH 5

145 MELAWI PINOH SELATAN 2

146 MELAWI PINOH UTARA 2

147 MELAWI ELLA HILIR 2

148 MELAWI MENUKUNG 1

149 KAYONG UTARA PULAU MAYA 1

150 KAYONG UTARA KEP. KARIMATA 6

151 KAYONG UTARA SUKADANA 5

152 KAYONG UTARA SIMPANG HILIR 6

153 KAYONG UTARA TELUK BATANG 4

154 KAYONG UTARA SEPONTI 2

155 KUBU RAYA BATU AMPAR 1

156 KUBU RAYA TERENTANG 4

157 KUBU RAYA KUBU 2

158 KUBU RAYA TELOK PAKEDAI 5

159 KUBU RAYA SUNGAI KAKAP 5

160 KUBU RAYA RASAU JAYA 6

161 KUBU RAYA SUNGAI RAYA 5

162 KUBU RAYA SUI. AMBAWANG 4

163 KUBU RAYA KUALA MANDOR B 2


KOTA 6
164 PONTIANAK PONTIANAK SELATAN
KOTA PONTIANAK 6
165 PONTIANAK TENGGARA
KOTA 6
166 PONTIANAK PONTIANAK TIMUR
KOTA 6
167 PONTIANAK PONTIANAK BARAT
KOTA 6
168 PONTIANAK PONTIANAK KOTA
KOTA 6
169 SINGKAWANG PONTIANAK UTARA
KOTA 6
170 SINGKAWANG SINGKAWANG TIMUR
KOTA 6
171 SINGKAWANG SINGKAWANG UTARA

208 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi
KOTA 6
172 SINGKAWANG SINGKAWANG BARAT
KOTA SINGKAWANG 6
173 SINGKAWANG TENGAH
KOTA SINGKAWANG 6
174 SINGKAWANG SELATAN
Sumber: Hasil Analisis FSVA 2021

Di bawah ini adalah rangkuman hasil analisis keta-


hanan dan kerentanan pangan berdasarkan indikator rasio
jumlah penduduk per tenaga kesehatan terhadap kepadatan
penduduk tahun 2021 di wilayah kabupaten/kota. Dari 174
kecamatan yang ada di Kalimantan Barat dapat dikelompok-
kan sebagai berikut.

Rasio Jml Penduduk per


Tenkes thd Kepadatan
No Uraian Penduduk
Jumlah Persentase
Kecamatan (%)

1 Prioritas.1 Sangat Rentan 1 26 14.94

2 Prioritas.2 Rentan 2 23 13.22

3 Prioritas.3 Agak Rentan 3 17 9.77

4 Prioritas.4 Agak Tahan 4 21 12.07

5 Prioritas.5 Tahan 5 32 18.39

6 Prioritas.6 Sangat Tahan 6 55 31.61

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 209
Dari rangkuman tersebut dapat dianalisa bahwa
berdasarkan indikator rasio jumlah penduduk per tenaga
kesehatan terhadap kepadatan penduduk tahun 2021 dapat
dikelompokkan sebagai berikut:

Prioritas 1 sebanyak 26 kecamatan (14,94 %), meliputi:


Toba Manis Mata Embaloh Hulu
Meliau Hulu Sungai Sokan
Jangkang Simpang Hulu Tanah Pinoh
Bonti Ambalau Sayan
Tayan Hilir Sepauk Belimbing
Beduwan Bunut Hulu Menukung
Noyan Kalis Pulau Maya
Sekayam Putussibau Selatan Batu Ampar
Kendawangan Batang Lupar

Prioritas 2 sebanyak 23 kecamatan (13,22 %), meliputi:


Sebangki Marau Tanah Pinoh Barat
Kuala Behe Jelai Hulu Pinoh Selatan
Air Besar Sungai Laur Pinoh Utara
Mukok Kayan Hulu Ella Hilir
Balai Ketungau Hulu Seponti
Tayan Hulu Empanang Kubu
Kembayan Nanga Mahap Kuala Mandor B
Entikong Nanga Taman

Prioritas 3 sebanyak 17 kecamatan (9,77%), meliputi:

Sajingan Besar Sandai Selimbau


Jelimpo Ketungau Tengah Semitau
Parindu Silat Hilir Belitang Hilir
Air Upas Silat Hulu Belitang Hulu
Matan Hilir Embaloh Hilir Belimbing Hulu
Selatan
Nanga Tayap Bunut Hilir

210 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi
Prioritas 4 sebanyak 21 kecamatan (12,07%), meliputi:

Sejangkung Serawai Seberuang


Jagoi Babang Kayan Hilir Puring Kencana
Siding Ketungau Hilir Badau
Sengai Temila Mentebah Sekadau Hulu
Tumbang Titi Bika Teluk Batang
Matan Hilir Utara Boyan Tanjung Terentang
Simpang Dua Jongkong Sui. Ambawang

Prioritas 5 sebanyak 32 kecamatan (18,39%), meliputi:


Subah Mempawah Hulu Gurung Hulu
Galing Menyuke Pengkadan
Paloh Benyuke Hulu Suhaid
Sei Raya Meranti Putussibau
Kepulauan Utara
Ledo Sadaniang Belitang
Suti Semarang Pemahan Nanga Pinoh
Sanggau Ledo Muara Pawan Sukadana
Seluas Tempunak Telok Pakedai
Ngabang Sungai Tebelan Sungai Kakap
Mandor Kelam Permai Sungai Raya
Menjalin Binjai Hulu

Prioritas 6 sebanyak 55 kecamatan (31,61 %), meliputi:

Selakau Bengkayang Delta Pawan


Selakau Timur Teriak Sintang
Pemangkat Sungai Betung Dedai
Semparuk Lumar Sekadau Hilir
Salatiga Tujuhbelas Kep. Karimata
Tebas Sompak Simpang Hilir
Tekarang Siantan Rasau Jaya
Sambas Segedong Pontianak Selatan
Sebawi Sungai Pinyuh Pontianak
Tenggara
Sajad Anjongan Pontianak Timur

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 211
Jawai Mempawah Hilir Pontianak Barat
Jawai Selatan Mempawah Timur Pontianak Kota
Teluk Keramat Sungai Kunyit Pontianak Utara
Tangaran Toho Singkawang Timur
Sungai Raya Kapuas Singkawang Utara
Capkala Singkup Singkawang Barat
Samalantan S. Melayu Rayak Singkawang
Tengah
Monterado Benua Kayong Singkawang
Selatan
Lembah
Bawang

Adapun visualisasi sebaran gradasi warna pada keca-


matan dapat dilihat pada Peta 5.2.9 berikut ini.
Peta 5.2.9. Rasio Jumlah Penduduk Per Tenaga
Kesehatan Terhadap Tingkat Kepadatan Penduduk

212 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi
6
Kerentanan terhadap
Ketahanan Pangan Transien
A. Bencana Alam
B. Variabilitas Iklim
C. Daerah Puso
D. Perubahan Iklmi dan Ketahanan Pangan
E. Deforestasi Hutan

KERENTANAN terhadap bencana alam dan gangguan mendadak


lainnya dapat mempengaruhi ketahanan pangan suatu wilayah,
baik sementara maupun jangka panjang. Ketidakmampuan dalam
memenuhi kebutuhan pangan secara sementara dikenal sebagai
kerentanan pangan transien/sementara (transient food insecuri-
ty). Bencana yang terjadi tiba-tiba maupun bertahap, perubahan
harga atau goncangan terhadap pasar, epidemik penyakit, konflik
sosial dan lain-lain dapat menyebabkan terjadinya kerentanan
pangan transien. Kerentanan pangan transien dapat berpengaruh
terhadap satu atau semua aspek ketahanan pangan seperti keter-
sediaan, akses, dan pemanfaatan pangan.
Kerentanan pangan transien dapat dibagi menjadi dua, yaitu
(1) Berulang (cyclical), dimana terdapat suatu pola yang berulang
terhadap kondisi rentan pangan, misalnya, “musim paceklik” yang
terjadi pada periode sebelum panen, dan (2) temporal (tempo-
rary), yang merupakan hasil dari suatu gangguan mendadak dari
luar pada jangka pendek seperti kekeringan atau banjir. Konflik

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 213
sipil juga termasuk dalam kategori goncangan (shock) temporal,
walaupun dampak negatifnya terhadap ketahanan pangan dapat
berlanjut untuk jangka waktu lama. Dengan kata lain, kerentanan
pangan transien dapat mempengaruhi orang-orang yang berada
pada kondisi rentan pangan kronis dan juga orang-orang yang
berada pada keadaan tahan pangan.
Pada bab ini, kerentanan pangan transien dianalisa dari segi
lingkungan hidup. Faktor lingkungan dan kemampuan masyarakat
untuk mengatasi goncangan sangat menentukan apakah suatu
wilayah dapat mempertahankan ketahanan pangannya. Tinjauan
ketahanan pangan dan gizi dari sudut pandang lingkungan hidup
meliputi perhatian terhadap pengelolaan tanah, konservasi dan
pengelolaan air, konservasi keanekaragaman hayati, peningkatan
teknologi pra-panen, pelestarian lingkungan hidup dan penge-
lolaan hutan.
Deforestasi hutan melalui eksploitasi sumber daya alam,
fluktuasi curah hujan, persentase daerah “puso”, dan per-sentase
daerah yang terkena banjir dan tanah longsor, merupakan
beberapa indikator yang digunakan dalam bab ini untuk
menjelaskan kerentanan pangan transien di Provinsi Kalimantan
Barat.

214 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi
A. BENCANA ALAM
Subbab ini menekankan sebab utama kerentanan pangan tran-
sien yang timbul akibat bencana alam. Secara umum, Provinsi
Kalimantan Barat merupakan wilayah yang relatif aman ter-
hadap bencana alam. Berdasarkan data BPBD Provinsi Kali-
mantan Barat, selama periode 2015-2020 terjadi beberapa
bencana di antaranya:

Tahun 2015, 480 kejadian bencana alam yang terdiri dari:


1. Puting beliung 8 kejadian dengan korban 27 rumah rusak.
2. Tanah longsor 9 kejadian dengan merusak rumah 10 unit dan
karamba 6 unit, dan 7 orang korban (penambang ilegal)
meninggal dunia.
3. Kebakaran lahan 351 kejadian mengakibatkan 3.044 ha
lahan masyarakat terbakar, 928 ha hti, cagar alam, kebun
sawit dan kawasan hutan apl.
4. Banjir 111 kejadian mengakibatkan 12.245 rumah teren-
dam, 11 jembatan rusak, 1 kolam, 1 pintu air, selain itu juga
mengakibatkan tanaman pangan dan perkebunan terendam.

Tahun 2016, 465 kejadian bencana alam yang terdiri dari:


1. Puting beliung 8 kejadian merusak bangunan 84 rumah dan 4
masjid.
2. Tanah longsor 7 kali kejadian tidak ada korban.
3. Kebakaran lahan 255 kejadian mengakibatkan 1.536 ha la-
han masyarakat terbakar, 701 ha hti, cagar alam, kebun sa-

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 215
wit dan kawasan hutan apl dan 36 bangunan rumah terba-
kar.
4. Banjir 183 kejadian mengakibatkan 19.371 rumah teren-
dam, 6 jembatan rusak, 5 kolam, 3 Sekolahan rusak,1 Gereja
rusak dan pintu air, selain itu juga mengakibatkan tanaman
pangan dan perkebunan terendam.

Tahun 2017, 465 kejadian bencana alam yang terdiri dari:


1. Puting beliung 18 kejadian merusak bangunan 20 rumah dan
1 masjid.
2. Tanah longsor 8 kali kejadian, merusak 2 ruas jalan.
3. Kebakaran lahan 250 kejadian mengakibatkan 1.535 ha
lahan masyarakat terbakar, 701 ha hti, cagar alam, kebun sa-
wit dan kawasan hutan apl dan 1 bangunan rumah terbakar.
4. Banjir 20 kejadian mengakibatkan 3.175 rumah terendam, 1
jembatan rusak, selain itu juga mengakibatkan tanaman pa-
ngan dan perkebunan terendam.

Tahun 2019, 488 kejadian bencana alam yang terdiri dari:


1. Puting beliung sebanyak 18 kejadian yang merusak 89 rumah
dan 1 rumah ibadah.
2. Tanah longsor 20 kali kejadian, 46 rumah rusak dan merusak
beberapa ruas jalan.
3. Kebakaran lahan 393 kejadian mengakibatkan 4.471 ha la-
han dan kebun sawit.

216 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi
4. Banjir 58 kejadian mengakibatkan 6.636 rumah terendam,
selain itu juga mengakibatkan tanaman pangan dan perke-
bunan terendam.

Tahun 2020, terjadi 199 kejadian bencana alam yang terdiri


dari:
1. Puting beliung sebanyak 12 kejadian yang merusak 985 unit
dan 1 rumah ibadah.
2. Tanah longsor 10 kali kejadian, 9 unit rumah rusak dan me-
rusak beberapa ruas jalan.
3. Kebakaran lahan 30 kejadian mengakibatkan 100 ha lahan.
4. Banjir 147 kejadian mengakibatkan 35.328 unit rumah te-
rendam, selain itu juga mengakibatkan tanaman pangan dan
perkebunan terendam.

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 217
B. VARIABILITAS IKLIM
Curah hujan adalah jumlah air yang jatuh di permukaan tanah
datar selama periode tertentu yang diukur dengan satuan ting-
gi (mm) di atas permukaan horizontal bila tidak terjadi evapo-
rasi, run off, dan infiltrasi. Satuan CH adalah mm dan inchi.
Variabilitas iklim secara langsung mempengaruhi berba-
gai aspek ketahanan pangan, khususnya ketersediaan pangan
dan distribusi pangan. Peristiwa bencana alam seperti keke-
ringan dan banjir, berkaitan dengan karakteristik dan fluktuasi
curah hujan. Kekeringan dan banjir disebabkan oleh besarnya
variasi curah hujan yang diterima oleh setiap wilayah geografis.
Curah hujan di Provinsi Kalimantan Barat dipengaruhi oleh
berbagai faktor, baik global, regional maupun lokal. Faktor glo-
bal antara lain fenomena el nino, la nina dan dipole mode. Se-
dangkan faktor regional antara lain Sirkulasi Monsun, Madden
Julian Oscillation (MJO), dan suhu muka laut perairan. Semen-
tara faktor lokal yang berpengaruh adalah ketinggian tempat,
posisi bentangan suatu pulau, sirkulasi angin darat dan angin
laut serta tutupan lahan suatu wilayah.
Curah hujan di wilayah Provinsi Kalimantan Barat masuk
dalam kategori diluar zona musim sehingga selalu ada sepan-
jang tahun, dikarenakan batas musim kemarau dan penghujan
tidak jelas kecuali daerah kendawangan yang masuk dalam zona
musim.

218 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi
Grafik Iklim Kalbar

Bulan terkering adalah September, dengan 32 mm hujan. Dengan rata-rata


123 mm, hampir semua presipitasi jatuh pada Desember.

C. DAERAH PUSO
Daerah puso didefinisikan sebagai suatu daerah produksi pa-
ngan yang rusak disebabkan oleh bencana alam (banjir, keke-
ringan) dan penularan hama oleh organisme pengganggu ta-
naman. Produksi dan produktivitas tanaman pangan sangat
dipengaruhi oleh kondisi iklim dan cuaca. Kegiatan budi daya
tanaman sebaiknya mempertimbangkan kondisi tersebut de-
ngan menggunakan informasi perubahan musim, iklim dan cua-
ca. Tabel 6.18 menunjukkan data padi puso 2014-2017 yang
disebabkan oleh banjir, kekeringan dan organisme pengganggu
tanaman, berikut ini daerah berpotensi terkena banjir.

D. PERUBAHAN IKLIM DAN KETAHANAN PANGAN


Dampak perubahan iklim terhadap ketahanan pangan perlu
mendapat perhatian besar. Perubahan iklim meningkatkan pre-
sipitasi, evaporasi, surface water run-off dan kelembaban ta-
nah. Pada akhirnya hal-hal tersebut akan berdampak pada per-
tanian dan ketahanan pangan.

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 219
Strategi yang dilakukan Pemerintah Provinsi Kalimantan
Barat (Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca-RAD GRK) ada-
lah sebagai berikut:
1. Sektor Pertanian
a. Mengoptimalisasikan sumber daya lahan dan air.
b. Menerapkan teknologi pengelolaan lahan dan budi daya
pertanian dengan emisi GRK serendah mungkin dan
mengabsorbsi CO2 secara optimal.
c. Menstabilkan elevasi muka air dan memperlancar sirku-
lasi air pada jaringan irigasi.

2. Sektor Kehutanan dan Lahan Gambut


a. Menekan laju deforestasi dan degradasi hutan untuk me-
nurunkan emisi GRK;
b. Meningkatkan penanaman untuk meningkatkan penye-
rapan GRK;
c. Meningkatkan upaya pengamanan kawasan hutan dari
kebakaran dan pembalakan liar dan penerapan sustain-
able forest management.
d. Melakukan perbaikan tata air (jaringan) dan blok-blok
pembagi, serta menstabilkan elevasi muka air pada jaring-
an tata air rawa.
e. Mengoptimalisasikan sumber daya lahan dan air tanpa
melakukan deforestasi.

220 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi
f. Menerapkan teknologi pengelolaan lahan dan budidaya
pertanian dengan emisi GRK serendah mungkin dan
mengabsorbsi CO2 secara optimal.

3. Sektor Energi dan Transportasi


a. Menghemat penggunaan energi final baik melalui peng-
gunaan teknologi yang lebih bersih dan efisien maupun
pengurangan konsumsi energi tak terbarukan (fosil).
b. Mendorong pemanfaatan energi baru terbarukan skala
kecil dan menengah.
c. Mengurangi kebutuhan akan perjalanan terutama daerah
perkotaan (trip demand management) melalui penatagu-
naan lahan, mengurangi perjalanan dan jarak perjalanan
yang tidak perlu.
d. Menggeser pola penggunaan kendaraan pribadi (sarana
transportasi dengan konsumsi energi yang tinggi) ke pola
transportasi rendah karbon seperti sarana transportasi
tidak bermotor, transportasi publik, transportasi air.
e. Meningkatkan efisiensi energi dan pengurangan peng-
eluaran karbon pada kendaraan bermotor pada sarana
transportasi.

4. Sektor industri
a. Melaksanakan audit energi khususnya pada industri-in-
dustri yang padat energi;

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 221
b. Memberikan reward dan insentif pada program efisiensi
energi.

5. Sektor pengelolaan limbah


a. Peningkatan kapasitas kelembagaan dan peraturan dae-
rah (Perda).
b. Peningkatan penggelolaan air limbah di perkotaan.
c. Pengurangan timbunan sampah melalui 3 R ( Reduce, Re-
use, Recycle).
d. Perbaikan proses pengelolaan sampah di Tempat Pemro-
sesan Akhir (TPA).
e. Peningkatan/pembangunan/rehabilitasi TPA.
f. Pemanfaatan limbah/sampah menjadi produksi energi
yang ramah lingkungan.

E. DEFORESTASI HUTAN
Indonesia merupakan salah satu negara mega biodiversiti yang
terletak dalam lintasan distribusi keanekaragaman hayati be-
nua Asia dan Australia serta daratan Wallacea (pembagian dae-
rah bio-geografi untuk kelompok kepulauan Indonesia yang
dipisahkan oleh samudera mulai dari benua Asia sampai de-
ngan Australia). Kepulauan Wallacea terletak antara paparan
Sunda (Semenanjung Malaya, Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan
Bali) ke timur dan dekat Oseania termasuk Australia dan Papua
Nugini ke selatan dan timur. Total wilayah Wallacea adalah
347.000 km².

222 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi
Sejalan dengan perkembangan pembangunan nasional,
berbagai aktivitas pembangunan telah menyebabkan perubah-
an penggunaan lahan. Perubahan penutupan lahan pada kawa-
san hutan berjalan dengan cepat, menyebabkan menurunnya
kondisi hutan dan berkurangnya luas penutupan hutan.
Deforestasi di di Provinsi Kalimantan Barat berpengaruh
tidak hanya pada masyarakat dan lingkungan sekitar, namun
juga berpengaruh secara global. Deforestasi berkontribusi se-
cara signifikan terhadap emisi karbon yang akan mengakibat-
kan perubahan iklim. Ketika pohon mati atau terjadi penebang-
an hutan, maka karbon hilang ke atmosfer.
Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor: SK.733/Men
hut-II/2014 tanggal 2 September 2014, tentang Kawasan Hu-
tan dan Konservasi Perairan Provinsi Kalimantan Barat, de-
ngan menetapkan kawasan hutan seluas ± 8.389.600 Ha. Ka-
wasan hutan Provinsi Kalimantan Barat dirinci menurut fungsi
dengan luas sebagai berikut:
1. Kawasan Suaka Alam (KSA) dan Kawasan Pelestarian Alam
(KPA), seluas ±1.621.046 hektar.
2. Kawasan Hutan Lindung (HL) seluas ± 2.310.874 hektar.
3. Kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT), seluas ± 2.132. 398
hektar.
4. Kawasan Hutan Produksi Tetap (HP), seluas ± 2.127.365
hektar.
5. Kawasan Hutan Produksi yang dapat Dikonversi (HPK), se-
luas 197.918 hektar.

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 223
Adapun kabupaten/kota di Provinsi Kalbar yang telah
memiliki Peraturan Rencana Tata Ruang Wilayah adalah :
1. Kota Pontianak, Perda Nomor 2 Tahun 2013 tanggal 28
Juni 2013.
2. Kota Singkawang, Perda Nomor 1 Tahun 2014 tanggal 3
Februari 2014.
3. Kab. Sambas, Perda Nomor 17 Tahun 2015 tanggal 29
Desember 2015.
4. Kab. Pontianak/Mempawah, Perda Nomor 3 Tahun 2014
tanggal 23 Juli 2013.
5. Kab. Sanggau, Perda Nomor 10 Tahun 2014 tanggal 31
Desember 2014.
6. Kab. Ketapang, Perda Nomor 3 Tahun 2015 tanggal 14
Agustus 2015.
7. Kab. Sintang, Perda Nomor 20 Tahun 2015 tanggal 31
Desember 2015.
8. Kab. Kapuas Hulu, Perda Nomor 1 Tahun 2014 tanggal 22
Mei 2014.
9. Kab. Bengkayang, Perda Nomor 7 Tahun 2014 tanggal 31
Desember 2014.
10. Kab. Landak, Perda Nomor 1 Tahun 2015 tanggal 1 Juni
2015.
11. Kab. Sekadau, Perda Nomor 1 Tahun 2015 tanggal 11
Agustus 2015.
12. Kab. Kayong Utara, Perda Nomor 8 Tahun 2015 tanggal 18
Agustus 2015

224 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi
Sedangkan Kabupaten di Provinsi Kalimantan Barat yang
masih menunggu persetujuan substansi yaitu
1. Kab. Kubu Raya, Persetujuan Substansi Menteri No. HK.01
03-Dr/699 tanggal 21 Desember 2011.
2. Kab. Melawi, Persetujuan Substansi Menteri No. HK.01 03-
Dr/137 tanggal 20 Februari 2012.

Pada periode antara tahun 2003 sampai dengan tahun


2006, hutan di Kalbar mengalami deforestasi sebesar 42,4 ribu
hektar pertahun dan ditambah lagi dengan degradasi sebesar
94,5 hektar pertahunnya. Penyebab utama hutan di Kalbar
mengalami deforestasi adalah konversi lahan hutan, penebang-
an liar, dan kebakaran hutan. Khusus untuk penyebab deg-
radasi adalah aktivitas pembukaan lahan perkebunan kelapa
sawit secara besar-besaran. Kemudian ditambah lagi pada
tahun 2008 yang lalu Kalbar kehilangan hutan kurang lebih 200
Ha akibar kebakaran hutan dan pada tahun 2009 Kalbar
kehilangan hutan kurang lebih 374 Ha. Sehingga pada tahun
2011 hutan Kalbar tercatat masih seluas kurang lebih 6,2 Ha.
Data-data tadi tercatat hanya sampai pada tahun 2011,
sedangkan kita ketahui pada tahun 2015 yang lalu banyak
kebakaran hutan yang terjadi di Kalbar menyebabkan Kalbar
dibalut oleh kabut asap berkepanjangan. Dampak dari
kebakaran hutan pada tahun 2015 tentunya membuat hutan
Kalbar kembali mengalami deforestasi. Hal tersebut tadi hanya
dari perspektif kebakaran hutan, belum lagi ditambah dengan

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 225
aktivitas pembukaan lahan perkebunan kelapa sawit yang masih
belum tercatat, hal ini seakan-akan menunjukan kalau hutan di
Kalbar ini mengalami deforestasi dan degradasi secara besar.
Laju deforestasi seluruh daratan di Provinsi Kalimantan
Barat selama periode 2012-2013 adalah sebesar 273.355
ha/tahun. Banyak pengurangan hutan yang disebabkan oleh
pembukaan lahan, terutama kelapa sawit. Saat ini kelapa sawit
digunakan sebagai bahan biofuel. Faktor lainnya adalah kon-
versi lahan gambut menjadi lahan perkebunan yang akan me-
nyebabkan emisi karbon dalam jumlah sangat besar. Ketika
hutan ditebang, lahan gambut mengering, mengeluarkan kar-
bon dan meningkatkan risiko terhadap kebakaran yang dapat
terjadi bertahun-tahun. Penyebab lain berkurangnya hutan
adalah penebangan hutan, pembalakan liar (illegal logging),
kebakaran hutan, pembukaan hutan untuk permukiman/trans-
migrasi, pertambangan dll.

226 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi
Tabel 35
Luas Kawasan Hutan dan Konservasi Perairan Provinsi Kalimantan
Barat

FUNGSI KAWASAN HUTAN (Ha)

NO KAB/KOTA
HP KSA/K KSA/ GRAND
APL HL HP HPT PERAIRAN
K PA KPA AIR TOTAL

1 BENGKAYANG 345.137 34.138 63.554 15.441 45.251 41.029 - 583 545.133

2 KAPUAS HULU 738.644 801.271 188.767 30.834 398.174 920.918 - 16.478 3.095.087

3 KAYONG UTARA 138.464 75.177 83.215 10.141 - 91.889 190.945 3.088 592.919

4 KETAPANG 1.195.198 327.333 597.647 78.421 629.222 174.887 - 12.084 3.014.791

5 PONTIANAK 10.978 - - - - - - 171 11.149

6 SINGKAWANG 51.791 - 5.181 227 - 3.707 - 66 60.971

7 KUBU RAYA 461.677 143.124 134.136 27.877 66.916 - - 13.054 846.784

8 LANDAK 583.166 54.852 118.130 - 12.468 52.539 - 1.879 822.833

9 MELAWI 260.725 220.945 190.570 2.252 280.310 43.730 - 5.449 1.003.980

10 MEMPAWAH 128.489 4.300 51.165 2.367 17.263 - - 81 203.665

11 SAMBAS 402.765 25.701 94.132 6.827 12.180 31.389 - 4.238 577.233

12 SANGGAU 720.640 99.142 364.426 5.708 65.221 2.564 - 14.466 1.272.167

13 SEKADAU 403.894 52.834 99.193 - 348 - - 4.934 561.203

14 SINTANG 891.462 472.057 137.250 17.823 605.045 67.449 - 11.270 2.202.357

GRAND TOTAL 6.333.026 2.310.874 2.127.365 197.918 2.132.398 1.430.101 190.945 87.630 14.810.260

(Sumber : SK Menhut No. 733/Kpts-II/2014)

Keterangan :
APL : Areal Penggunaan Lain
HL : Hutan Lindung
HP : Hutan Produksi
HPK : Hutan Produksi Konversi
HPT : Hutan Produksi Terbatas
KSA/KPA : Kawasan Suaka Alam/Kawasan Pelestarian Alam

Banyak pengurangan hutan yang disebabkan oleh pembu-


kaan lahan, terutama kelapa sawit. Saat ini kelapa sawit digun-
akan sebagai bahan biofuel. Faktor lainnya adalah konversi
lahan gambut menjadi lahan perkebunan yang akan menyebab-

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 227
kan emisi karbon dalam jumlah sangat besar. Ketika hutan dite-
bang, lahan gambut mengering, mengeluarkan karbon dan
meningkatkan resiko terhadap kebakaran yang dapat terjadi
bertahun-tahun. Penyebab lain berkurangnya hutan adalah
penebangan hutan, pembalakan liar (illegal logging), kebakaran
hutan, pembukaan hutan untuk permukiman/transmigrasi,
pertambangan dan lain-lain.

Strategi untuk Ketahanan Pangan Berkelanjutan


Seperti dijelaskan sebelumnya, daerah yang saat ini tahan pa-
ngan mungkin tidak selamanya berada dalam kondisi tahan pa-
ngan jika tidak ada strategi dan upaya yang terus dilakukan oleh
petani dan pengambil kebijakan secara berkelanjutan. Selain itu,
dampak bencana juga dapat menyebabkan suatu daerah
mengalami kemunduran beberapa tingkat, jika daerah tersebut
tidak memiliki kesiapsiagaan terhadap bencana yang memadai.
Strategi berikut ini perlu direkomendasikan untuk seluruh
kabupaten yang rentan dalam mencapai ketahanan pangan
berkelanjutan:

(Salah satu contoh)


a. Reforestasi (penghutanan kembali) dan menurunkan tingkat
deforestasi. Semua daerah sebaiknya memulai membuat
rencana komprehensif untuk menurunkan tingkat defores-
tasi dan regenerasi hutan yang telah terdegradasi sekarang
ini. Daerah pesisir perlu memperhatikan regenerasi hutan

228 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi
bakau (mangrove). Daerah dengan tutupan vegetasi yang
sangat sedikit akan memiliki potensi yang tinggi terhadap
banjir bandang dan tanah longsor.
b. Pembangunan Daerah Aliran Sungai (DAS) Seluruh daerah
diharapkan memiliki rencana pembangunan DAS yang ter-
integrasi untuk meningkatkan kualitas tanah dan manaje-
men perairan. Pada satu sisi, hal ini akan meningkatkan pro-
duktivitas tanah dengan naiknya hasil panen sedangkan di sisi
yang lain, penggunaan teknik lokal yang tepat akan men-
ciptakan pertanian yang berkelanjutan bagi penghidupan
masyarakat.
c. Kesiapsiagaan bencana dan rencana berkelanjutan. Daerah
yang sering mengalami kejadian bencana harus menyusun
rencana berkelanjutan tingkat masyarakat dan membentuk
kelembagaan dan struktur badan penanggulangan bencana
untuk pengurangan resiko bencana.
d. Sistem kesiapsiagaan dini dan kewaspadaan. Sistem kesiap-
siagaan dan kewaspadaan yang inovatif untuk pangan dan
gizi perlu dibentuk di seluruh kabupaten yang rentan ben-
cana untuk mengidentifikasi risiko secara cepat dan meng-
ambil langkah-langkah perbaikan untuk mitigasi dampak
bencana yang terjadi di masa mendatang.
e. Membentuk lembaga penginderaan jauh tingkat provinsi.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat perlu mempertim-
bangkan secara seksama pembentukan lembaga penginde-
raan jauh untuk melakukan analisis yang luas secara terpi-

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 229
sah dan desiminasi data citra satelit seperti penggunaan
lahan, kebakaran hutan, banjir, tutupan vegetasi, air tanah
dan parameter kunci lainnya untuk manajemen sumberdaya
alam secara ilmiah pada tingkat lokal.
f. Mengintegrasi masalah perubahan iklim dalam semua kebi-
jakan dan program. Pemerintah pada semua tingkatan harus
menjamin bahwa semua kebijakan dan program yang diba-
ngun harus menitikberatkan kepada tantangan perubahan
iklim. Lembaga-lembaga tersebut juga harus menjamin
bahwa kebijakan dan program mengenai perubahan iklim
harus pro masyarakat miskin agar terlepas dari kemiskinan.

230 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi
Daftar Pustaka

1. FSVA Kalimantan Barat 2020


2. Dewan Ketahanan Pangan dan World Food Programme
(WFP). Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan Indonesia,
2009.
3. Kementerian Kesehatan, Pemantauan Status Gizi (PSG, 2020).
4. Realisasi Riskesda Tahun 2020 dan E-PPGBM
5. Kementerian Sosial (TNP2K 2015/DTKS 2019).
6. Data Susesnas 2020 & Podes yang diolah dengan metode SAE
7. Badan Pusat Statistik (BPS), Kalimantan Barat Dalam Angka
2021
8. Badan Pusat Statistik (BPS), Kabupaten Sambas Dalam Angka
2021
9. Badan Pusat Statistik (BPS), Kabupaten Bengkayang Dalam
Angka 2021
10. Badan Pusat Statistik (BPS), Kabupaten Landak Dalam Angka
2021
11. Badan Pusat Statistik (BPS), Kabupaten Mempawah Dalam
Angka 2021
12. Badan Pusat Statistik (BPS), Kabupaten Sanggau Dalam Angka
2021
13. Badan Pusat Statistik (BPS), Kabupaten Ketapang Dalam
Angka 2021

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 231
14. Badan Pusat Statistik (BPS), Kabupaten Sintang Dalam Angka
2021
15. Badan Pusat Statistik (BPS), Kabupaten Kapuas Hulu Dalam
Angka 2021
16. Badan Pusat Statistik (BPS), Kabupaten Sekadau Dalam Angka
2021
17. Badan Pusat Statistik (BPS), Kabupaten Melawi Dalam Angka
2021
18. Badan Pusat Statistik (BPS), Kabupaten Kayong Utara Dalam
Angka 2021
19. Badan Pusat Statistik (BPS), Kabupaten Kubu Raya Dalam
Angka 2021
20. Badan Pusat Statistik (BPS), Kota Pontianak Dalam Angka
2021
21. Badan Pusat Statistik (BPS), Kota Singkawang Dalam Angka
2021

232 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi
Tentang Penulis

Juliana Carolina Kilmanun, S.P., M.Si.


Beliau lahir di Tual, 23 Agustus 1967. Menempuh
pendidikan S-1 Universitas Pattimura Ambon,
Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian dan lulus tahun
1993. Selanjutnya melanjutkan pendidikan pasca-
sarjana S-2 di Institut Pertanian Bogor (IPB),
Jurusan Ekonomi Pertanian, dan lulus tahun 2012.
Saat ini beliau bekerja di Pusat Riset Ekonomi Perilaku dan
Sirkuler, Organisasi Riset Tata Kelola Pemerintahan, Ekonomi
Kesejahteraan Masyarakat, BRIN dengan jabatan Peneliti Ahli
Muda. Email penulis: julianakilmanuncorry@gmail.com

Ir. Ernany Dwi Astuty, M.Si.


Beliau lahir di Malang. 15 Juli 1957. Menempuh
pendidikan Fakultas Pertanian, Jurusan Sosial
Ekonomi,Universitas Brawijaya, Malang dan lulus
tahun 1982. Selanjutnya melanjutkan pendidik-
an pascasarjana S-2 di Ilmu Lingkungan,
Universitas Indonesia, Jakarta, dan lulus tahun 1999.
Email penulis: erna001@brin.go.id/ernanydwi15@gmail.

Dr. Ir. Khojin Supriadi, M.P.


Menempuh pendidikan S-1 Fakultas
Pertanian (Budidaya Pertanian) dan lulus
tahun 1990 dari Universitas
Muhammadiyah Malang. Selanjutnya
melanjutkan pendidikan pascasarjana S2
Ilmu Pertanian (Ilmu Tanaman) dan lulus tahun 1995 dari

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 233
Universitas Brawijaya Malang. Kemudian menamatkan pendidikan
S3 Fakultas Pertanian (Ilmu Pertanian) tahun 2015 dari
Universitas Brawijaya Malang. Saat ini beliau bekerja di Organisasi
Riset Pertanian dan Pangan (ORPP), Pusat Riset Tanaman Pangan
(PRTP), Kelompok Riset Tanaman Pangan 20 Adaptasi Teknologi
Perbaikan dan Peningkatan Produksi Tanaman Pangan Spesifik
Lokasi (Kelris TP 20) di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)
dengan jabatan Peneliti Ahli Muda.
Email penulis: khojinsupriadi@gmail.com

Nurul Istiqomah, S.P., M.P.


Beliau lahir di Trenggalek, 17 Agustus 1973.
Menempuh pendidikan S-1 Universitas Brawijaya,
Jurusan Agronomi dan lulus tahun 1997.
Selanjutnya melanjutkan pendidikan pascasarjana
S-2 di Universitas Brawijaya, Jurusan Ilmu
Tanaman, dan lulus tahun 2019. Saat ini beliau
bekerja di Pusat Riset Hortikultura dan Perkebunan, Organisasi
Riset Pangan dan Pertanian, BRIN dengan jabatan Peneliti Ahli
Muda. Email penulis: nuru052@brin.go.id

Paulina Evy Retnaning Prahardini


Menempuh pendidikan S-1 Universitas
Brawijaya, Jurusan Agronomi. Selanjutnya
melanjutkan pendidikan pascasarjana S-2 di
Universitas Brawijaya, Jurusan Ilmu Tanaman.
Saat ini beliau bekerja di Pusat Riset Hortikultura
dan Perkebunan, BRIN dengan jabatan Peneliti Ahli Madya.
Email penulis: perprahardini22@gmail.com

234 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi
Ir. Rusli Burhansyah, M.Si.
Beliau lahir tanggal 09 November 1965. Menempuh
pendidikan S-1 Universitas Brawijaya, Jurusan Ilmu
Tanaman dan lulus tahun 1990. Selanjutnya
melanjutkan pendidikan pascasarjana S-2 di Intitut
Pertanian Bogor (IPB), Jurusan Ekonomi Agrikultur,
dan lulus tahun 202. Saat ini beliau bekerja di Pusat
Riset Ekonomi Perilaku dan Sirkuler, Organisasi Riset Tata Kelola
Pemerintahan, Ekonomi Kesejahteraan Masyarakat, BRIN. Email
penulis: rburhansyah@gmail.com

Supriyadi, S.P.
Beliau lahir di Banjarnegara, 25 Agustus 1979.
Menempuh pendidikan S-1 Instiper Yogyakarta,
Jurusan Agronomi dan lulus tahun 2005. Saat ini
beliau bekerja di Pusat Riset Ekonomi Perliaku dan
Sirkuler/Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)
dengan jabatan Peneliti Ahli Pertama.
Email penulis: supr043@brin.go.id

Eko Sudarmanto
Lahir di Boyolali, 12 Maret 1970. Menempuh
pendidikan Pascasarjana Universitas
Muhammadiyah Tangerang (UMT) Program Studi
Magister Manajemen, Sarjana Akuntansi di
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE)
Muhammadiyah Jakarta, Akademi Akuntansi
Muhammadiyah (AAM) Jakarta. Penulis merupakan dosen tetap
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah
Tangerang (UMT) Indonesia, yang sebelumnya sebagai praktisi di
salah satu bank swasta terbesar di Indonesia cabang Jakarta (> 25

Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi 235
tahun) dan dua tahun sebelumnya bekerja di PT JIPRI Rattan
Industry, Tangerang. Email: ekosudarmanto.umt@gmail.com

Zainuri Hanif, S.TP., M.Agr.


Beliau lahir di Sleman, 19 Juni 1985.
Menempuh pendidikan S-1 Universitas
Gadjah Mada, Jurusan Teknologi Industri
Pertanian dan lulus tahun 2008. Selanjutnya
melanjutkan pendidikan pascasarjana S-2 di
Tokyo University of Agriculture and Technology, Jurusan
International Environmental and Agricultural Science, dan lulus
tahun 2018. Saat ini beliau bekerja di Pusat Riset Ekonomi Perilaku
dan Sirkuler Organisasi Riset Tata Kelola Pemerintahan, Ekonomi,
dan Kesejahteraan Masyarakat, BRIN, dengan jabatan Peneliti Ahli
Muda. Email penulis: zain012@brin.go.id

236 Mandiri Pangan: Harapan Baru Meningkatkan Ketahan Pangan dan Gizi
MANDIRI PANGAN
Harapan Baru Meningkatkan
Ketahanan Pangan dan Gizi

PA N G A N
ISBN: 978-623-09-2728-7

PENDIDIKAN

ANGGOTA IKAPI (041/SBA/2023)

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai