Anda di halaman 1dari 42

BUKU PANDUAN PRAKTIS

PENCEGAHAN DAN PENANGANAN STUNTING


Author:
Dr. Nurlailis Saadah, S.Kp., M.Kes
Astin Nur Hanifah, SST., M.Kes
Ir. Hananta Prakosa, MPH

Layouter:
Dewi

Editor:
Dr. Budi Yulianto, M.Kes

Design Cover:
Ahmad Fahkri

copyright © 2021
Penerbit
Scopindo Media Pustaka
Jl. Ketintang Baru XV No. 25A, Surabaya
Telp. (031) 82521916
scopindomedia@gmail.com

Cetakan Pertama : 29 September 2021


Ukuran : 15,5 cm x 23 cm
Jumlah Halaman : viii + 32 halaman

Tahun Terbir Cetak: 2021 Tahun Terbir Digital: 2021


ISBN: 978-623-365-056-4 E-ISBN: 978-623-365-057-1 (PDF)

Hak cipta dilindungi oleh Undang-undang Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh
isi buku tanpa izin tertulis dari Penerbit

Sanksi Pelanggaran Pasal 113


Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014Tentang Hak Cipta

Setiap orang yang dengan atau tanpa hak melakukan pelanggaran terhadap hak ekonomi
yang sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara
Komersial dipidana dengan ancaman pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau
pidana denda paling banyak Rp. 100.000.000 (seratus juta rupiah)
Setiap orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta
melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat
(1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana
dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp.
500.000.000 (lima ratus juta rupiah).
Setiap orang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau Pemegang Hak Cipta
melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat
(1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk peggunaan Secara Komersial dipidana
dengan pidana penjara paling lama (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp.
1.000.000.000 (satu miliar rupiah).

ii
PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala


Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga Buku Panduan Praktis Pencegahan
dan Penanganan Stunting dapat terselesaikan. Buku Panduan ini dapat
terwujud dengan bantuan, dorongan dan bimbingan berbagai pihak.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada yang terhormat:
1. Drg. Bambang Hadi Sugito, M.Kes selaku Direktur Poltekkes
Kemenkes Surabaya, yang telah memberikan kesempatan
pelaksanaan penelitian ini dari awal sampai selesai.
2. Prof. Dr. Nursalam, M.Nurs (Hons) selaku Pembina Penelitian di
Poltekkes Kemenkes Surabaya, yang telah memberi arahan,
masukan dan bimbingan dari awal sampai selesai dan tersusun
laporan akhir.
3. dr. Rohmat Hidayat selaku Plt. Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Magetan dan Kepala Puskesmas Panekan yang telah
memberikan ijin pada penulis untuk melakukan survey penelitian
di wilayah Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan.
4. Setiawan, SKM., M.Psi selaku Kepala Pusat UPPM Poltekkes
Kemenkes Surabaya yang telah memfasilitasi penelitian dari awal
sampai akhir.
5. Ir. Luki Mundiastuti, M.Kes selaku Pakar Gizi dan Ka. UPT
Laboratorium Gizi Dinkes Provinsi Jawa Timur
6. Ir. Hananta Prakosa, M.PH Kepala Bidang Kesmas Dinas
Kesehatan Kabupaten Magetan beserta staf yang telah
mengkoordinasi rencana kegiatan penelitian di Kabupaten
Magetan.

iii
7. dr. Siti Maifuroh, dr. Siswiyantining W, drg. Nugraheni, dr. Tatang
Brotolegowo, dr. Lilavati Vijaganita, dr. Roni Kusbiantoro, drg.
Santi Dewi Maharani, dr. Rohmat Santoso dan dr. Arif Ilham
selaku Kepala Puskesmas Kabupaten Magetan yang telah
memberikan ijin dan memfasilitasi penulis untuk mengadakan
penelitian.
8. Astuti Setiyani, SST., M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan,
yang telah memberikan kesempatan dan memotivasi penulis untuk
selalu berkarya dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi.
9. Teta Puji Rahayu, SST., M.Kes selaku Kaprodi Kebidanan
Magetan yang telah memberi kesempatan, ijin dan fasilitas hingga
terselesainya penelitian ini.
10. Bapak Camat, Kepala Desa, Bidan Desa, Kader Posyandu yang
telah banyak membantu dalam pelaksanaan penelitian serta
memfasilitasi pelaksanaan penelitian.
11. Seluruh Staf PPM Poltekkes Kemenkes Surabaya yang telah
banyak membimbing dan memfasilitasi dalam pelaksanaan
penelitian.
12. Staf Dinas Kesehatan dan pemegang program Kesehatan Ibu dan
Anak Dinas Kesehatan Kab. Magetan
13. Ibu Balita yang telah berpartisipasi dan bersedia menjadi
responden serta bekerja sama sehingga penelitian ini berjalan
dengan lancar.
14. Kepada semua pihak yang telah banyak memberikan dukungan
dan inspirasi pada materi Buku Panduan Praktis ini sehingga dapat
terselesaikan.
Kritik dan masukan atau saran sangat diharapkan untuk perbaikan
Buku Panduan Praktis ini. Saya berharap agar Buku Panduan Praktis ini
bermanfaat bagi ibu balita, bagi masyarakat dan khususnya pembaca
Buku Panduan Praktis ini.
Magetan, Oktober 2021

Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................... i
PRAKATA .................................................................................. iii
DAFTAR ISI................................................................................ v
DAFTAR SINGKATAN............................................................ vii
DAFTAR ISTILAH .................................................................. viii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................ 1


Definisi Stunting .................................................................................... 2
Ciri-ciri Stunting..................................................................................... 2
Penyebab Stunting ................................................................................. 3
Dampak Stunting ................................................................................... 5

BAB II MENCEGAH STUNTING ........................................... 7


Perbaikan terhadap Pola Makan (Gizi) ............................................. 8
Perbaikan Pola Asuh ........................................................................... 9
Perbaikan Sanitasi dan Air Bersih ..................................................... 9

BAB III MENANGANI STUNTING ........................................ 11


Menangani Stunting............................................................................. 12
Intervebsi Gizi Spesifik ..................................................................... 12
Intervebsi Gizi Sensitif...................................................................... 14

BAB IV CONTOH SALAH SATU MENU MAKANAN


KUDAPAN YANG BERGIZI DAN COCOK UNTUK
ANAK STUNTING.................................................................... 17

v
RANGKUMAN ..........................................................................24
LATIHAN ..................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................25
TENTANG PENULIS ..............................................................29

vi
DAFTAR SINGKATAN

ANC : Ante Natal Care


ASI : Air Susu Ibu
HPK : Hari Pertama Kehidupan
IMD : Inisiasi Menyusu Dini
Jampersal : Jaminan Persalinan Universal
JKN : Jaminan Kesehatan Nasional
KB : Keluarga Berencana
MP-ASI : Makanan Pendamping ASI
PNC : Post Natal Care
Posyandu : Pos Pelayanan Terpadu

vii
DAFTAR ISTILAH

Eye contact : Kontak Mata


Colostrum/ASI Jolong : ASI yang pertama kali keluar
Diabetes Mellitus : Kencing Manis
Hepertensi : Darah Tinggi

viii
BAB 1
PENDAHULUAN

Definisi Stunting
Kondisi gagal tumbuh pada balita akibat kekurangan gizi kronis
sehingga anak lebih pendek untuk seusianya terjadi sejak bayi dalam
kandungan tetapi baru tampak setelah anak berusia 2 tahun.

Ciri-ciri Stunting
1. Pertumbuhan melambat
2. Usia 8-10 tahun anak menjadi lebih pendiam, tidak banyak
melakukan eye contact
3. Pertumbuhan gigi terhambat
4. Performa buruk pada tes perhatian dan memori belajar
5. Tanda pubertas terlambat
6. Anak pendek belum tentu stunting, Anak stunting sudah pasti
berperawakan pendek

Sumber: Stop Stunting dengan Konseling Gizi, Rita Ramayulis, dkk

2
BUKU PANDUAN PRAKTIS: PENCEGAHAN DAN PENANGANAN STUNTING

Penyebab Stunting
Stunting disebabkan faktor multi dimensi. Intervensi paling
menentukan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Faktor tersebut
antara lain:
1. Praktek pengasuhan yang kurang baik
a. Kurang pengetahuan tentang kesehatan dan gizi sebelum /
saat hamil
b. 60% dari anak usia 0-6 bulan tidak mendapatkan ASI
eksklusif
c. 2 dari 3 anak usia 0-24 bulan tidakmenerima Makanan
Pendamping ASI
2. Bayi tidak mendapatkan ASI eksklusif
3. Kurangnya pengetahuan ibu tentang gizi sebelum dan selama
hamil 1 dari 8 ibu hamil anemia
4. Kurang mendapat makanan bergizi:
a. Karbohidrat: nasi, kentang, singkong, jagung, dll.
b. Protein: tahu, tempe, telur, ikan, daging, udang, dll.
c. Vitamin: sayuran hijau, buah-buahan dan
d. Mineral: susu, air putih
5. Terbatasnya layanan kesehatan seperti ANC, Post natal (PNC)
dan pembelajaran dini berkualitas.
a. 1 dari 3 anak usia 3-6 bulan tidak terdaftar di Pendidikan
Anak Usia Dini
b. 2 dari 3 ibu hamil belum mengonsumsi suplemen zat besi
yang memadai
c. Menurunnya tingkat kehadiran anak di Posyandu
d. Tidak mendapat akses yang memadai ke layanan imunisasi

3
BAB I PENDAHULUAN

http://canva.com

Bagaimana Proses Terjadinya Stunting?


Kondisi anak Indonesia umumnya baik saat lahir, tetapi terjadi
gagal tumbuh setelah memasuki usia 2-3 bulan. Stunting mulai terjadi
dari pra-konsepsi
1. Ketika seorang remaja menjadi ibu yang kurang gizi dan anemis
2. Menjadi parah ketika hamil dengan asupan gizi tidak mencukupi
kebutuhan
3. Ibu hidup di lingkungan dengan sanitasi kurang memadai
4. Kurang energi kronik dan anemia

Bagaimana mekanisme kejadian stunting pada bayi/balita?


Stunting diawali dengan Growth Faltering

https://pusdatin.kemkes.go.id/

4
BUKU PANDUAN PRAKTIS: PENCEGAHAN DAN PENANGANAN STUNTING

Apa Saja Dampak Stunting?


a. Mudah terserang penyakit
b. Kecerdasan berkurang
c. Ketika tua berisiko penyakit jantung, diabetes mellitus, hipertensi
d. Fungsi-fungsi tubuh tidak seimbang
e. Postur tubuh tidak maksimal saat dewasa
f. Prestasi belajar menurun

Apa yang Harus Dilakukan Orang Tua?


1. Lakukan rangsangan/stimulasi setiap saat dalam suasana
menyenangkan
2. Bawa anak 3 setiap bulan ke Posyandu untuk ditimbang dan
pemeriksaan Tumbuh Kembang Anak.

Mengapa Stunting harus Dikhawatirkan?


Stunting merupakan kondisi serius yaitu tidak mendapatkan asupan
bergizi dalam jumlah yang tepat dalam waktu yang lama (kronik).
Stunting merupakan ancaman serius karena:
1. Anak tidak mendapatkan berbagai gizi penting untuk
pertumbuhan
2. System kekebalan tubuhnya berkurang
3. Pertumbuhan otaknya tidak optimal
4. Stunting berkontribusi 15-17% kematian anak di dunia
5. Kurang berprestasi di sekolah, saat dewasa kurang produktif
6. Penghasilan saat dewasa berkurang, berada dalam garis
kemiskinan
7. Akan menurunkan penghasilan seumur hidup sebanyak 20%
8. Kurang berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi keluarga dan
bangsa

Orang tua harus memperhatikan asupan kecukupan gizi anak


1. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) segera setelah lahir
2. ASIX (ASI eksklusif 0-6 bulan)

5
BAB I PENDAHULUAN

3. MP-ASI (Makanan Pendamping ASI) berkualitas dari bahan local


mulai dari usia 6 bulan
4. Lanjutkan ASI hingga 2 tahun/lebih

http://canva.com

UPT Lab. Gizi, Dinkes Prov. Jatim

6
BAB II
MENCEGAH STUNTING

1. Perbaikan terhadap Pola Makan (Gizi)


a. Gizi Seimbang dimulai dari Keluarga
1) Pendidikan kesehatan diperlukan agar dapat mengubah
perilaku yang bisa mengarahkan pada peningkatan kese-
hatan gizi ibu dan anak agar dapat mencegah stunting
2) Istilah “ISI PIRINGKU” dengan gizi seimbang perlu
diperkenalkan dan dibiasakan dalam kehidupan sehari-
hari
3) Dalam satu porsi makan harus terdapat:
a) Setengah piring diisi sayur dan buah
b) Setengahnya lagi diisi dengan sumber protein nabati
maupun hewani dengan proporsi lebih banyak
daripada karbohidrat
b. “Minum Susu Setiap Hari”
Kandungan susu terdiri dari : Karbohidrat, Protein,
Lemak, Vitamin A, B, C, D, E dan K, Mineral ( Kalsium,
Magnesium )
Manfaat Susu dalam Mencegah Stunting adalah Sumber
energy, memperkuat otot dan tulang, penyokong partum-
buhan fisik, meningkatkan kecerdasan dan memperkuat
tulang dan gigi.

8
BUKU PANDUAN PRAKTIS: PENCEGAHAN DAN PENANGANAN STUNTING

Dirjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, 2014


Atasi Stunting dengan Minum Susu Setiap Hari
Salah satu kebutuhan gizi yang bermanfaat untuk mengatasi stunting
adalah susu karena memiliki zat gizi penting bagi pertumbuhan fisik
dan pertumbuhan lainnya.
1. Kandungan susu:
Karbohidrat, Protein, Lemak, Vitamin (A, B, C, D, E dan k),
Mineral (kalsium dan magnesium).
2. Manfaat susu dalam mencegah stunting
Sumber energi, Memperkuat otot, Penyokong pertumbuhan fisik,
Meningkatkan kecerdasan dan Memperkuat tulang dan gigi.

2. Perbaikan Pola Asuh


Pola Asuh Ikut Mempengaruhi Stunting
a. Stunting dipengaruhi aspek perilaku, terutama pola asuh
kurang baik dalam praktik pemberian makanan bagi bayi dan
balita
b. Edukasi tentang kesehatan reproduksi dan gizi bagi remaja
sebagai cikal bakal keluarga
c. Agar para calon ibu memahami pentingnya memenuhi
kebutuhan gizi saat hamil dan stimulasi bagi janin, serta
memeriksakan kandungan empat kali selama kehamilan

3. Perbaikan Sanitasi dan Akses Air Bersih


Sanitasi Bersih Mencegah Stunting
a. Mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir
b. Pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga
c. Membuang air besar sembarangan/ditempat tertutup

9
BAB II MENCEGAH STUNTING 3 HAL PENTING DALAM PENCEGAHAN STUNTING

d. Pengelolaan sampah rumah tangga yang benar


e. Pengelolaan limbah cair rumah tangga yang benar

Sekitar 8 juta anak Indonesia mengalami pertumbuhan tidak


maksimal. 1 dari 3 anak Indonesia mengalami Stunting.

http://canva.com

http://canva.com

10
BAB III
MENANGANI STUNTING

Menangani Stunting
A. Intervensi Gizi Spesifik
 Intervensi yang ditujukan kepada anak dalam 1.000 Hari
Pertama Kehidupan (HPK) ± 3 tahun.
 Dapat menurunkan 30% kejadian stunting
 Intervensi ditujukan kepada bumil dan anak dalam 1.000
HPK (3 tahun pertama).
 Dilakukan oleh sektor kesehatan
 Bersifat jangka pendek, hasilnya dicatat dalam waktu relatif
pendek

1. Intervensi sasaran Ibu Hamil melalui pemberian:


1) Makanan tambahan ibu hamil.
2) Zat besi dan asam folat pada ibu hamil.
3) Penggunaan garam beryodium.
4) Penanggulangan kecacingan, malaria pada ibu hamil.
2. Intervensi sasaran Ibu Menyusui dan Anak Usia 0-6
Bulan:
1) Inisiasi Menyusu Dini / IMD
(ASI jolong/colostrum).

Buku KIA Kemkes, 2016

12
BUKU PANDUAN PRAKTIS: PENCEGAHAN DAN PENANGANAN STUNTING

2) Pemberian ASI Eksklusif sampai 6 bulan.


3. Intervensi sasaran Ibu Menyusui dan Anak Usia 7-23
bulan melalui pemberian:
1) ASI hingga usia 23 bulan dan diberi MP-ASI sejak
usia > 6 bulan.

Buku KIA Kemkes, 2016

2) Obat cacing bagi anak.


3) Suplementasi zink pada anak.
4) Zat besi ke dalam makanan.
5) Perlindungan anak terhadap malaria.
6) Imunisasi lengkap pada anak.
7) Pencegahan dan pengobatan diare.

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting, 2017.

a) Pola Makan & Gizi Seimbang

Dirjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, 2014

1. Makanan Pokok: nasi, kentang, ubi (sumber karbohidrat)


2. Sayuran: bayam, wortel, dll (sumber vitamin dan serat)
3. Lauk Pauk: tahu, tempe, telur, ayam, daging dll (sumber

13
BAB III MENCEGAH STUNTING 3 HAL PENTING DALAM PENCEGAHAN STUNTING

protein)
4. Buah-buahan (sumber vitamin dan serat)
5. Selain 4 sehat ditambahkan susu sehingga menjadi 5
sempurna

b) Isi Piringku
Mari kita lihat isi piring yang sehat dengan menu seimbang

Kementrian PPN / Bappenas, 2018

B. Intervensi Gizi Sensitif


Ditujukan melalui berbagai kegiatan pembangunan di luar
sektor kesehatan. Sasarannya masyarakat umum, tidak khusus
untuk sasaran 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Sasaran intervensi gizi sensitif adalah masyarakat umum tidak
khusus ibu hamil dan balita pada 3 tahun Hari Pertama Kehidupan
(HPK) melalui berbagai kegiatan pembangunan diluar sektor
kesehatan, berkontribusi pada penurunan stunting 70%. Intervensi
Stunting, yaitu:
1. Menyediakan lingkungan sehat.
2. Melakukan Fortifikasi (penambahan mikronutrien) Bahan
Pangan
3. Menyediakan Layanan Kesehatan dan KB.
4. Menyediakan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
5. Menyediakan Jaminan Persalinan Universal (Jampersal).
6. Memberikan Pendidikan Pengasuhan pada Orang tua.
7. Memberikan Pendidikan Anak Usia Dini Universal.
8. Memberikan Pendidikan Gizi Masyarakat.

14
BUKU PANDUAN PRAKTIS: PENCEGAHAN DAN PENANGANAN STUNTING

9. Memberikan Edukasi Kesehatan Seksual dan Reproduksi,


serta Gizi pada Remaja.
10. Menyediakan Bantuan dan Jaminan Sosial bagi Keluarga Miskin.
11. Meningkatkan Ketahanan Pangan dan Gizi.

15
BAB III MENCEGAH STUNTING 3 HAL PENTING DALAM PENCEGAHAN STUNTING

Cegah Stunting

Anak Indonesia,
Cerdas Berkualitas
Horeee...

16
BAB IV
CONTOH MENU MAKANAN KUDAPAN
BERGIZI

1. “LATUNKE YUMMI”
Bahan:
¼ kg Ikan tuna
1 wortel dipotong kecil
Daun kelor secukupnya
2 butir telur
Daun pisang untuk pembungkus
Bawang putih 2 siung
Bawang merah 3 siung
Garam sesuai selera
1 sdt gula pasir
Cara membuat:
1. Daun kelor direbus, tiriskan dan iris
2. Haluskan ikan tongkol, bawang putih dan garam
3. Dadar telur, letakkan dadar telur diatas daun pisang
4. Letakkan ikan tongkol halus, daun kelor dan kemudian
dikukus, potong sesuai selera
Sumber: Kumpulan Menu Daun Katuk dan Daun Kelor, KINERJA
(Improving Public Service)

2. “TABISA JOSS”
Bahan: Bumbu halus:
5 tahu putih ukuran kecil dan 3 siung bawang putih
haluskan
2 butir telur 2 siung bawang merah
100gram bihun ½ sdt garam halus
1 buah wortel iris kecil-kecil Daun bawang iris
1 ikat sawi sendok (pakcoy)

18
BUKU PANDUAN PRAKTIS: PENCEGAHAN DAN PENANGANAN STUNTING

Cara membuat:
1. Semua bahan dicampur jadi satu adonan dan dihaluskan
2. Masukkan pada Loyang yang telah diolesi minyak
3. Kukus sampai selama 30 menit sampai matang
4. Dinginkan, potong sesuai ukuran
5. Lumuri telur, goreng di api kecil
Sumber: Kumpulan Menu Daun Katuk dan Daun Kelor, KINERJA
(Improving Public Service)

3. “NADUK ASSOY”
Bahan:
Beras ¼ kg Daun salam 3 lembar
Daun katuk 1 ikat Sereh 2 ruas
Crimer dicairkan Garam secukupnya
Daun jeruk purut 3 lembar
Cara membuat:
1. Cuci bersih beras, rendam 30 menit tiriskan
2. Kukus selama 30 menit lalu angkat
3. Didihkan santan, masukkan sereh dan daun jeruk
4. Masak hingga santan harum lalu saring
5. Campurkan beras yang sudah dikukus dengan santan
panas tanpa api aduk rata hingga seluruh santan diserap
beras
6. Kukus 30 - 1 jam hingga nasi lunak lalu angkat
7. Sajikan dengan tempe goreng/tahu/telur/ikan/daging
Sumber: Kumpulan Menu Daun Katuk dan Daun Kelor, KINERJA
(Improving Public Service)

19
BAB IV MENCEGAH STUNTING 3 HAL PENTING DALAM PENCEGAHAN STUNTING

4. “GETTEMPCOY”
Bahan: Bumbu yang dihaluskan:
250gram tempe (kukus dan 4 siung bawang putih
haluskan)
100gram daging ayam (cincang 2 siung bawang merah
dan haluskan)
1 ikat sawi sendok (pakcoy) 1 sdt garam
2 butir telur 1 sdt gula pasir
Minyak goreng ½ sdt kaldu bubuk

Pelapis Nugget:
1 butir telur, kocok lepas
100gram tepung roti
Cara membuat:
1. Tempe, daging ayam, telur dan bumbu halus dicampur,
diaduk rata
2. Masukkan sawi sendok (pakcoy) dan aduk kembali
3. Kukus adonan selama 30 menit, dinginkan
4. Potong nugget sesuai selera
5. Celupkan nugget ke telur dan gulingkan ke tepung roti
6. Goreng dalam minyak panas hingga kuning kecoklatan
Sumber: Kumpulan Menu Daun Katuk dan Daun Kelor, KINERJA
(Improving Public Service

20
BUKU PANDUAN PRAKTIS: PENCEGAHAN DAN PENANGANAN STUNTING

5. COKLAT KURMA COOKIES RUTF KACANG TANAH


BAHAN:
Mentega 100 gram
Margarine 100 gram
Gula halus 100 gram
Kuning telur 2 butir
Tepung terigu 200 gram
RUTF 300 gram (kacang tanah)
Bubuk milo 30 gram
Susu bubuk 20 gram
Vanili Secukupnya
Coklat batang 50 gram
Kurma 50 gram (potong-potong)
CARA MEMBUAT:
1. Potong-potong kecil coklat batang. Sisihkan
2. Kocok mentega, margarine, telur dan gula halus hingga
mengembang. Tambahkan vanili
3. Masukkan bubuk milo, aduk rata
4. Tambahkan potongan coklat, aduk kembali, masukkan
terigu serta RUTF. Aduk kembali hingga rata
5. Siapkan Loyang kue kering yang sudah diolesi dengan
mentega, lalu mulailah mencetak adonan menggunakan
sendok yang diberi jarak antara kue agar kue matang lebih
baik.
6. Beri kurma atasnya
7. Oven adonan kue dengan menggunakan api bawah,
setelah bagian bawah kue sudah kering lalu pindahkan
sebentar ke bagian api atas sebentar saja. Jika sudah
matang biarkan mongering diluar oven, biasanya kue
kering
Sumber: Buku Resep Rutf untuk Imunitas Tubuh, UPT Laboratorium Gizi,
Dinas Kesehatan Prov. Jawa Timur

21
BAB IV MENCEGAH STUNTING 3 HAL PENTING DALAM PENCEGAHAN STUNTING

No Stunting

Aku bahagia menjadi


Generasi Cerdas dan Siap
Bersaing secara Global

22
BUKU PANDUAN PRAKTIS: PENCEGAHAN DAN PENANGANAN STUNTING

23
RANGKUMAN

Mencegah stunting lebih penting dari pada Menangani


Stunting. Hal ini bisa dilakukan oleh ibu di rumah dengan
menggunakan Buku Panduan Praktis Pencegahan dan
Penanganan Stunting.

Stunting dicegah, kecerdasan anak meningkat dan berkualitas

LATIHAN:
IBU-IBU BALITA MARI KITA LATIHAN YAA !!
1. Bagaimana jika berlatih untuk melakukan Skrining awal / Deteksi
Dini Stunting di rumah? Silahkan dicoba dengan menggunakan
Buku Panduan ini?
2. Adakah yang bisa menjelaskan bagaimana pencegahan Stunting
untuk putra putrinya menggunakan Buku Panduan ini?
3. Bagaimana Menangani Stunting pada anak yang tepat dengan
menggunakan / membaca materi di Buku Panduan ini?

24
DAFTAR PUSTAKA

Aguayo. (2016). Stop Stunting: Improvung Child Feeding, Women's


Nutrition and Household Sanitation in South Asia. John Wiley
& Sons Ltd Maternal and Child Nutrition (2016), 12 (Supll. 1),
pp 3-11
Astuti, Megawati, & Samson. (2018). Gerakan Pencegahan Stunting
Melalui Pemberdayaan Mayarakat di Kecamatan Jatinangor
Kabupaten Sumedang. Jurnal Aplikasi Iptek untuk Masyarakat.
Jurnal. Universitas Padjadjaran.
Astuti, Megawati, & Samson. (2018). Upaya Promotif untuk
Meningkatkan Pengetahuan Ibu Blita tentang Pencegahan Stunting
dengan Media Intregating Card di Kecamatan Jatinangor Kabupaten
Sumedang. Jurnal. Pengabdian Kepada Masyarakat. Jurnal.
Universitas Padjadjaran.
Kementrian Kesehatan RI. (2016). Buku KIA. Jakarta: Kementrian
Kesehatan RI.
De Onis. (2013). The World Health Organization’s global target for
reducing childhood stunting by 2025: rationale and proposed
actions, John Wiley & Sons Ltd Maternal and Child Nutrition
(2013), 9 (Suppl. 2), pp. 6–26
De Onis. (2013). Childhood Stunting: a Global Perspective, John Wiley
& Sons Ltd Maternal and Child Nutrition (2016), 12 (Suppl. 1),
pp. 12–26
Dirjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak. (2014). Modul Pelatihan
Konseling: Pemberian Makan Bayi dan Anak. Jakarta: Dirjen
Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak.

25
DAFTAR PUSTAKA

Febriyanti, L. (2018). Pengaruh Pemberian ASI Terhadap Stunting Pada


Balita Usia 7-36 Bulan Di Puskesmas Ngujung Kabupaten
Magetan. Skripsi: Poltekkes Kemenkes Surabaya
Joint Child Malnutrition Eltimates, (2018). Buletin Stunting. Journal of
Molecular Biology, 301(5), 1163–1178.
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi. (2017). Buku Saku Desa dalam Penanganan
Stunting. Jakarta: Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi.
Kementerian PPN/Bappenas. (2018). Pelaksanaan Intervensi Penurunan
Stunting Terintegrasi di Kabupaten/Kota. Jakarta: Kementerian
PPN/Bappenas.
KINERJA (Improving Public Service). Buku Kumpulan Menu Daun
Katuk dan Daun Kelor.
Kusumawati, Rahardjo. (2012). Model Pengendalian Faktor Risiko
Stunting pada Anak Bawah Tiga Tahun. Jurnal. Universitas
Indonesia.
Kusumawati, Rahardjo. (2012). Model Pengendalian Faktor Risiko
Stunting pada Anak Bawah Tiga Tahun. Jurnal. Universitas
Indonesia.
Nursalam., Agustina, D., & Ketut, N. A. A. (2010). Training of
Growth Record Changes a Behavior for Posyandu’s Cadres.
Jurnal Ners., 5 (1), 70-78.
Notoadmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka
Cipta: Jakarta.
Rahardjo, Kusumawati. (2011). Pemberdayaan Ibu sebagai Upaya Deteksi
Dini Kekurangan Gizi Balita di Puskesmas II Sumbang Kabupaten
Banyumas. Jurnal. Universitas Jendral Soedirman.
Ramayulis, Rita & Iwaningsih, Sri. (2018). Stop Stunting dengan
Konseling Gizi. Jakarta: Penebar Plus+. ISBN
978-602-1279-74-8.
Saadah, Nurlailis. (2017). Komunikasi dan Konseling bagi Mahasiswa
& Dosen Keperawatan dan Kebidanan. Jakarta: EGC.

26
BUKU PANDUAN PRAKTIS: PENCEGAHAN DAN PENANGANAN STUNTING

Saadah, Nurlailis., Yulianto, B., Suparji., Sulikah. (2017). The Effect of


Playing Stimulation on Children Development. Helath Notions,
Vol. 1 Issue. 3, pp. 192-197.
Saadah, Nurlailis. (2020). Stimulasi Perkembangan oleh Ibu melalui
Bermain dan Rekreasi pada Anak Usia Dini. Surabaya:
Scopindo.
UNICEF. (2013). Improving Child Nutrition: The Achievable
Imperative for Global Progress. United Nations Childrens
Fund. New York.
UPT Laboratorium Gizi, Dinas Kesehatan Prov. Jawa Timur. Buku
Resep Rutf untuk Imunitas Tubuh.
WHO Library Cataloguing-in-Publication Data. Nutrition Landscape
Information System (NLIS) country profile indicators interpretation
guide, Tahun 2010.

27
DAFTAR PUSTAKA

Bebas Stunting

Generasi Cerdas
Generasi Berkualitas
Generasi Produktif

Yes, yes, yes !!

28
TENTANG PENULIS

Dr. Nurlailis Saadah, S.Kp., M.Kes Lahir di


Kepanjen (Kab.Malang) 1966. Penulis adalah
Dosen Prodi Kebidanan Magetan Poltekkes
Kemenkes Surabaya. Pendidikan kesehatan dimulai
dari Akademi Keperawatan Malang lulus 1987, S1
Keperawatan Universitas Indonesia Jakarta lulus
1998 dan S2 Kesmas (Kesehatan Ibu Anak) Unair
Surabaya lulus 2005. Pendidikan Doktoral (S3 Ilmu Kesehatan) di
Universitas Airlangga Surabaya lulus 2017.
Penulis aktif dalam Seminar dan Pelatihan Keperawatan dan
Kebidanan sebagai Narasumber maupun Fasilitator. Penulis mengajar
Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Prasekolah, Manajemen
Tumbuh Kembang Anak, Psikologi Perkembangan Anak, Promosi
Kesehatan, Komunikasi dan Konseling untuk Perawat dan Bidan,
Metodologi Penelitian sejak tahun 2008 sampai sekarang, penulis juga
aktif melaksanakan penelitian setiap tahun baik internal maupun
eksternal. Penulis juga aktif sebagai Reviewer Jurnal Nasional.
Buku yang pernah ditulis antara lain: Tumbuh Kembang
Manusia, Modul Ajar Manajemen Tumbuh Kembang Anak,
Pengantar Psikologi Keperawatan, Modul Praktikum Psikologi
Perkembangan Anak, Komunikasi dan Konseling Kebidanan, Modul
Praktikum Komunikasi dalam Praktek Kebidanan, Asuhan Neonatus
Bayi dan Balita, Modul Ajar Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi &
Balita, Kelainan Kongenital pada Bayi, Balita dan Anak Prasekolah,
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Modul Ajar Promosi Kesehatan, Modul
Praktikum Promosi Kesehatan, Monograf Model Stimulasi
Perkembangan oleh Ibu melalui Bermain dan Rekreasi Pada Anak
Usia Dini, Modul Pencegahan dan Penanganan Stunting, Monograf

29
TENTANG PENULIS

Dampak Pola Pemberian ASI pada Bayi terhadap Penyakit ISPA,


Diare, Fibris dan Ekonomi, Monograf Upaya Peningkatan Kepatuhan
Masyarakat dalam Pencegahan Covid-19 berbasis Health Belief
Model. Penulis juga aktif sebagai Pengurus PPNI sejak tahun 1990
sebagai Bendahara dan sebagai Ketua DPD PPNI Kab. Magetan 2
periode dari tahun 2000-2010 dan sebagai pengurus PPNI Prop. Jawa
Timur sebagai anggota Divisi Diklat dan Divisi Letinkom dari 2010-
sekarang.
Keinginan mengembangkan Ilmu Keperawatan dan Kebidanan
mendorong penulis untuk menulis buku. Selain buku Keperawatan
dan Kebidanan penulis juga ingin mewujudkan terbitnya buku–buku
yang bermanfaat dan relevan dengan Keperawatan Anak dari hasil-
hasil penelitian Tumbuh Kembang Anak dan Remaja seperti buku
Monograf, buku Referensi. Semoga buku-buku yang kami tulis
bermanfaat bagi Dosen, Mahasiswa baik Keperawatan maupun
Kebidanan dan Masyarakat umum.

30
BUKU PANDUAN PRAKTIS: PENCEGAHAN DAN PENANGANAN STUNTING

ASTIN NUR HANIFAH, SST., M.Kes. Lahir di


Madiun, 29 Januari 1980. Lulus Sekolah Perawat
Kesehatan Madiun tahun 1999. Lulus Diploma 3
Kebidanan Akademi Kebidanan Depkes Magetan
tahun 2002. Lulus Diploma IV Bidan Pendidik
Poltekkes Makassar tahun 2006. Lulus Magister
Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro
Semarang tahun 2012. Saat ini sebagai Dosen dan aktif mengajar
Poltekkes Kemenkes Surabaya. Penulis memiliki ketertarikan dibidang
Kebidanan dan aktif sebagai peneliti dan menulis artikel jurnal ilmiah
dibidang Kebidanan.
Penulis mengajar Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak
Prasekolah, KB dan Kesehatan Reproduksi, Etikolegal dalam
Kebidanan sejak tahun 2005 sampai sekarang, penulis juga aktif
melaksanakan penelitian setiap tahun.
Buku yang pernah ditulis antara lain: Modul Ajar KB dan
Kesehatan Reproduksi, Asuhan Kebidanan Kehamilan, Etikolegal
dalam Kebidanan, Modul Ajar Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan
Anak Prasekolah, Modul Praktikum KB dan Kesehatan Reproduksi ,
Monograf Pemberian Komunikasi Interpersonal dan Konseling
terhadap cakupan KB pada PUS di Desa Penfui, Monograf
Kombinasi Accupressure Points for Lactations dan Breast Massage
untuk Memantau Kecukupan ASI bagi bayi, Monograf Meningkatkan
Ketrampilan dan Perilaku Pemeriksaan Payudara Sendiri meng-
gunakan media Whatsapp. Penulis juga aktif sebagai anggota IBI sejak
tahun 2005-sekarang.

31
TENTANG PENULIS

Ir. Hananta Prakosa, M.PH Lahir di Magetan 1968.


Pendidikan dimulai dari S1 Pertanian di Universitas
Mataram lulus tahun 1986 dan S2 Kesehatan
Masyarakat di Tulane University lulus tahun 1999.
Penulis aktif sebagai narasumber pada Evaluasi
Program Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat,
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat, Program Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja, dan
Olahraga di Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan.
Saat ini penulis juga menjabat sebagai Kepala Bidang Kesehatan
Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan. Penulis juga aktif
bekerjasama dengan Institusi lain untuk melaksanakan penelitian
maupun memfasilitasi peneliti yang bermitra dengan Dinas Kesehatan
Kabupaten Magetan. Penulis berharap hasil penelitian dan output
yang berupa Buku Panduan Praktis dapat memberikan manfaat baik
bagi peneliti Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan maupun
masyarakat Kabupaten Magetan.

32

Anda mungkin juga menyukai