Anda di halaman 1dari 29

26

BAB IV

HASILYANG DICAPAI

4.1 Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di MA Lab IKIP Al-Washliyah

Medan, diperoleh data tentang meningkatkan hasil belajar siswa yang dilihat dari

ketuntasan belajar siswa secara individual maupun secara klasikal berbasis

pembelajaran STAD pada materi Statistika. Pelaksanaan yang dilakukan peneliti

menggunakan 2 siklus karena hasil belajar yang menjadi kriteria ketuntasan belajar

siswa secara individu maupun klasikal sudah terpenuhi pada 2 siklus yaitu

ketuntasan belajar secara keseluruhan harus ≥ 85 % siswa yang telah mencapai

ketuntasan belajar. Setelah menerapkan tindakan pembelajaran pada siklus pertama,

pelaksanaan observasi dan tes, maka diperoleh aktivitas siswa dan hasil belajar siswa

berturut-turut sebagai berikut:

Siklus I

1. Pelaksanaan

Pembelajaran yang telah dilakukan mengenai materi Statistika di MA Lab

IKIP Al-Washliyah Medan merupakan pengambilan sampel dari kelas XI dan terdiri

dari 30 orang siswa. Pembelajaran pada siklus I dilakukan 3 pertemuan yakni pada

setiap pertemuannya terdiri dari 2 x 45 menit.Pertemuan I dilakukan pada tanggal 23

juli 2016, pertemuan II dilakukan pada tanggal 29 juli 2016, dan pertemuan III

dilakukan pada tanggal 30 juli 2016. Meteri yang disampaikan merupakan materi
27

yang sedang berlangsung pada semester I di kelas XI. pada pelaksanaan

pembelajaran terdapat beberapa kegiatan sebagai berikut:

 Peneliti menyampaikan materi secara singkat dan jelas mengenai materi

statistika

 Peneliti menggunakan metode ceramah untuk menyampaikan pesan kepada

siswa

 Peneliti memberikan pertanyaan-pertanyaan mengenai trigonometri.

 Peneliti membagi kelompok yang terdiri dari 4 orang setiap kelompoknya secara

heterogen

 Peneliti memberikan masalah mengenai statistika

 Setiap kelompok menyelasaikan masalah dengan cara berdiskusi kelompok

 Anggota kelompok yang sudah mengerti dapat menjelaskan pada anggota

lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti

 Salah satu kelompok mempersentasekan hasil diskusinya di depan kelas

 Peneliti memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab

kuis tidak boleh saling membantu

 Peneliti memberi evaluasi

 Kegiatan siswa yang sedang berlangsung di amati oleh observer dengan mengisi

lembar observasi yang telah dibuat

 Tes siklus I dilakukan setelah pembelajaran pada siklus I selesai yaitu pada

tanggal 23 juli 2016.


28

2. Hasil Aktivitas Observasi Siswa

Pada siklus I kegiatan pembelajan di observasi secara langsung dengan

mengisi lembar observasi yang telah dibuat untuk mengetahui keaktifan belajar

siswa pada kegiatan pembelajaran yang berlangsung, setelah dilakukan pembelajaran

pada siklus I, maka diperoleh hasil observasi aktivitas siswa sebagai berikut:

TABEL I

DATA OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SIKLUS I

Aktivitas siswa
Pertemuan
Bertanya Menjawab Berpendapat

I 3 2 3

II 5 6 4

III 7 8 5

Dari data di atas maka akan diperoleh hasil aktivitas siswa dengan Hasil

lembar observasi siswa dan diambil dari data yang telah dianalisis dengan

menggunakan persentase dengan rumus:

Jumlah siswa beraktivitas


Persentase siswa= x 100 %
Jumlah seluruh siswa

Untuk Pertemuan I, maka hasil perhitungannya yaitu:

 Bertanya
29

Jumlah siswa beraktivitas


Persentase siswa= x 100 %
Jumlah seluruh siswa

3
= ×100 %=1 0 %
30

 Menjawab

2
Persentase siswa= ×100 %=6,67 %
30

 Berpendapat

3
Persentase siswa= ×100 %=10 %
30

Untuk Pertemuan II dan III, dihitung dengan cara yang sama maka akan

diperoleh hasil aktivitas siswa pada Siklus I dan dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
30

TABEL II

AKTIVITAS SISWA PADA SIKLUS I

Aspek Jumlah Rata-Rata Rata-rata


Siklus Persentase
Keaktifan siswa Persentas Persentase
I Klasikal
Siswa beraktivitas e siswa Klasikal
Bertanya 3 10 %
Pertemuan I

Menjawab 2 6,67 % 8,89 %

Berpendapat 3 10 %

Bertanya 5 16,67%
Pertemuan II

Menjawab 6 20% 16,67 % 17, 05 %

Berpendapat 4 13,33%

Bertanya 7 23,33 %
Pertemuan

Menjawab 8 26,67 % 22,23 %


III

Berpendapat 5 16,67 %

Berdasarkan Tabel III, terlihat bahwa adanya kegiatan yang dilakukan pada

setiap pertemuan yaitu:

Pertemuan I dilaksanakan pada hari sabtu 23 juli 2016 selama 2 jam pelajaran yaitu

pada jam pelajaran ke 1 dan ke 2. Materi yang disajikan adalah.

 Memahami cara memperoleh data, menentukan jenis dan ukuran data, serta

memeriksa, membulatkan, dan menyusun data untuk menyelesaikan

masalah.dengan menggunakan metode pembelajaran STAD, kegiatan belajar

yang berlangsung tidak begitu banyak siswa yang aktif dalam bertanya,
31

menjawab, dan berpendapat sehingga diperoleh Persentase Klasikal pertemuan I

adalah 8,89 %

 Pertemuan II dilaksanakan pada hari Jum’at 29 juli 2016 selama 2 jam pelajaran

yaitu pada jam pelajaran ke 1 dan ke 2. Materi yang dipelajari adalah

Menentukan data terbesar, terkecil, median, rata-rata modus dari data tunggal

maupundata kelompok. Pada pertemuan ini siswa mulai tanggap dalam berbagai

bentuk permasalahan yang diberikan sehingga siswa mulai aktif dalam bertanya,

menjawab, dan berpendapat sehingga diperoleh Persentase Klasikal pertemuan

II adalah 16,67 %.

 Pertemuan III dilaksanakan pada hari Sabtu 30 juli 2016 selama 2 jam pelajaran

yaitu pada jam pelajaran ke 1 dan ke 2. Materi yang dipelajari adalah

Menentukan kuartil (kuartil pertama, kuartil kedua, kuartil ketiga), rataan

kuartil, rataan tiga, desil, jangkauan, jangkauan antar-kuartil, dan jangkauan

semi antar-kuartil untuk data tunggal. Pada pertemuan ini siswa tanggap dalam

berbagai bentuk permasalahan yang diberikan sehingga siswa aktif dan

bersemangat dalam bertanya, menjawab, dan berpendapat sehingga diperoleh

Persentase Klasikal pertemuan III adalah 22,23 %.

Dari aktivitas yang telah dilakukan, maka diperoleh Rata-rata aktivitas

Persentase Ketuntasan Siswa pada siklus I yaitu 15,93 %.

3. Hasil Belajar Siswa


32

Tes hasil belajar siswa siklus I dilaksanakan pada hari Sabtu, 30 Maret 2015.

Tes dilakukan selama 20 menit terakhir pada jam pelajaran II dari pembelajaran

matematika yaitu pada jam pelajaran ke 6.Tes dilaksanakan oleh 28 siswa kelas XI

MA Lab IKIP Al-Washliyah Medan. Hasil belajar siswa pada tes siklus I

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran. Tes siklus I tersebut disajikan dalam

bentuk Essay dengan banyak soal 5 buah. Dengan demikian akan diperoleh skor

ideal 100, maka rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I adalah 61, 53 dengan

simpangan baku 14, 02

TABEL III

PERHITUNGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA SIKLUS I

Statistik Skore
Banyak Siswa 30
Skor Maksimum 85
Skor Minimum 45
Rata-rata 61.83
Modus 60
Median 60
Range 5
Simpangan Baku 14.02
Varians 196.64
33

Pada saat proses pemeriksaan uji tes siswa selesai, peneliti memperoleh data

bahwa seluruh siswa mengikuti tes sebanyak 28 siswa (y) dan memperoleh hasil

ketuntasan belajar secara klasikal sebanyak 16 siswa (x) dan 12 siswa lainnya tidak

tuntas, data analisis dapat dilihat pada lampiran. Untuk mengetahui ketuntasan

belajar siswa secara klasikal dikatakan berhasil ataupun tidak berhasil dapat

diketahui dengan menghitung persentasenya yaitu:

x
P= x 100%
y

19
= ×100%=0,6333×100%=63,33%
30

Analisis terhadap hasil tes belajar siklus I memberikan persentase ketuntasan

belajar siswa kelas XI MA Lab IKIP Al-Washliyah Medan yang dapat dilihat pada

tabel berikut:

TABEL IV

PERSENTASE KETUNTASAN BELAJAR KLASIKAL PADA SIKLUS I

Persentase Skor Kategori Frekuensi Persentase Siswa

< 70% Tidak Tuntas 11 36,67 %

≥ 70% Tuntas 19 63,33 %

Maka diperoleh ketuntasan belajar secara klasikal adalah 62,33 %. Ini berarti

pelaksanaan tindakan pada siklus I dikatakan belum berhasil karena belum

tercapainya kriteria ketuntasan belajar secara klasikal yaitu ≥ 80 %.


34

4. Refleksi

Setelah melalui proses pelaksanaan dan pengamatan, peneliti akan

melakukan tahap selanjutnya yaitu refleksi dimana pada tahap ini peneliti akan

melihat hasilbelajar siswa yang telah diperoleh dari hasil tes yang dilakukan.Dari tes

siklus I yang dilakukan terdapat skor paling rendah yaitu 40 sementara skor yang

diperoleh siswa paling tinggi adalah 85. Siswa yang tuntas dalam belajar sebanyak

16 siswa sedangkan yang tidak tuntas sebanyak 12 siswa, rata-rata yang diperoleh

seluruh siswa sebesar 61, 53 dan persentase ketuntasan belajar secara klasikal

sebesar 57, 14 % yang tergolong pada siswa belum tuntas dalam belajar. Dengan

demikian terlihat bahwa banyaknya siswa yang tuntas lebih dari setengah siswa yang

tidak tuntas dengan persentase klasikal aktivitas siswa sebesar 17, 05 % yang

menunjukkan bahwa aktivitas siswa belum terbentuk.Mengapa hal ini terjadi?

Jika dilihat dari kegiatan belajar yang dilakukan pada proses pembelajaran

di didalam kelas, guru cendrung menyampaikan materi dengan metode ceramah dan

melakukan diskusi STAD. Sebagian siswa terlihat tidak aktif dalam pembelajaran

sehingga apa yang disampaikan kurang tersalurkan kepada siswa yang lainnya.

Hal ini menunjukkan bahwa interaksi antara guru dan siswa kurang,

kurangnya aktivitas siswa mengakibatkan guru tidak mengetahui apakah siswa

tersebut paham atau tidak, mungkin sebelumnya guru pembelajaran matematika

cendrung hanya memberikan materi saja sehingga sulit buat siswa untuk melakukan

aktivitas seperti bertanya,menjawab, dan berpendapat.


35

Dalam penyelesaian ini, seharusnya siswa lebih ditekankan untuk

membayangkan bagaimana bentuk yang akan diperoleh dengan membaca dan

menelaah setiap soal yang disajikan. Siswa cendrung menjawab dengan langsung

pertanyaan tersebut tanpa melihat urutan atau bentuk dalam kehidupan yang nyata,

siswa belum mampu mengaitkan soal dalam kehidupan yang nyata, terlihat siswa

yang kurang berinteraksi sehingga banyak siswa yang bekerja kelompok dalam

penyelesaian masalah yang diberikan dengan jawaban masing-masing.

Pada umumnya, siswa senang dalam pembelajaran dengan menggunakan

metode STAD mereka mengatakan bahwa pembelajaran tersebut menjadi

menyenangkan dan dapat bertukar pikiran dengan teman 1 kelompok sehingga

menjalin hubungan yang baik dalam pembelajaran.

5. Keputusan

Menimbang bahwa aktivitas siswa masih dalam kriteria kurang dan

persentase pencapaian ketuntasan klasikal masih 57,14%, maka diputuskan untuk

melanjutkan tindakan pada siklus kedua. Dalam pembelajaran siklus II guru perlu

melakukan penguatan dalam hal:

1) Memotivasi siswa dalam pembelajaran

Siswa perlu tahu manfaat dilakukannya pembelajaran tersebut, siswa yang malas

atau dianggap kurang memperhatikan akan termotivasi dalam mempelajari

materi selanjutnya. Siswa tidak dituntut untuk menguasai materi seutuhnya tapi

setidaknya siswa tahu materi yang mereka pelajari.


36

2) Menyajikan bahan pembelajaran

Dalam penyajian materi menggunakan bahan pembelajaran seperti karton, pensil

warna,perekat sehingga membuat siswa lebih muda memahami materi yang akan

diajarkan serta siswa mudah untuk mencernanya.

3) Memberikan kesempatan semua kepada siswa untuk aktif

Setiap kegiatan pembelajaran, siswa tidak hanya dituntut untuk mendengarkan

dan memperhatikan tapi siswa dianjurkan untuk bertanya, menjawab, dan

mengeluarkan pendapatnya karena dengan adanya aktivitas tersebut guru

menjadi tahu sejauh mana pemahaman yang diperoleh oleh siswa.

4) Kerja sama antar teman kelompok

Dilihat dari siklus I, beberapa siswa senang berbicara dengan teman

sebangkunya, ini menunjukkan bahwa siswa lebih mudah memahami

pembicaraan atau penjelasan dari teman sebayanya, sehingga dengan

diterapkannya kerja sama tersebut diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar

pada tahap berikutnya.

5) Menyajikan materi dengan lebih banyak melibatkan siswa

Metode ceramah merupakan metode yang sering digunakan oleh setiap guru, tapi

pada dasarnya metode tersebut akan membuat siswa terlihat pasif karena

kurangnya interaksi yang terjalin antara siswa dan guru. Pada tahap berikutnya

akan dilakukan sedikit berceramah tetapi lebih banyak bertanya kepada siswa

dalam menyampaikan materi selanjutnya sehingga siswa dapat aktif memberikan


37

jawaban, lebih banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

kepada guru dalam memahami materi yang disampaikan, dan lebih banyak

berpendapat atas jawaban-jawaban siswa yang kurang jelas maupun berpendapat

dalam menyelesaikan masalah yang diberikan

6) Membantu siswa dalam memperoleh penalaran

Materi yang akan disajikan pada tahap berikutnya merupakan materi yang lebih

mendalam dari siklus I sehingga penalaran perlu ditekankan kepada siswa agar

siswa mudah dalam meyelesaikan permasalahan yang diberikan.

Siklus II

Setelah melakukan pembelajaran pada siklus I yaitu mempertimbangkan

refleksi dan keputusan pada siklus I.Pada siklus II peneliti melanjutkan penelitian

dari siklus I dikarenakan hasil belajar siswa belum memenuhi syarat yang

diinginkan. Sehingga siklus II juga merupakan hasil pelaksanaan observasi dan tes,

maka diperoleh aktivitas siswa dan hasil belajar siswa berturut-turut sebagai berikut:

1. Pelaksanaan

Pada tahap pelaksaan siklus II, Pembelajaran yang telah dilakukan

mengenai Menentukan nilai trigonometri dari sudut khusus danMenyelesaikan

persamaan trigonometri sederhana kelas XI MA Lab IKIP Al-Washliyah Medan, dan

terdiri dari 28 orang siswa. Meteri yang disampaikan merupakan meteri yang

berlanjut dari siklus sebelumnya.pada pelaksanaan pembelajaran terdapat beberapa

kegiatan sebagai berikut:


38

 Guru menyampaikan materi secara singkat dan jelas tentang pendalaman

statistika .Guru menggunakan metode STAD kepada siswa untuk menyampaikan

pesan kepada siswa dan siswa melakukan aktivitas pembelajaran yang aktif dan

berinteraksi multi arah.

 Guru menyajikan lembar kerja siswa untuk dikerjakan secara kelompok.

 Guru menyuruh siswauntuk persentasekan jawaban yang sudah dipersiapkan

 Siswa melakukan aktivitas sesuai perintah dari guru dan menyimpulkannya

kedalam buku catatannya serta memperbaiki jawaban yang salah.

 Kegiatan siswa yang sedang berlangsung di amati oleh observer

 Tes siklus II dilakukan setelah pembelajaran pada siklus II selesai yaitu pada

pertemuan ke-3.

2. Hasil Aktivitas Observasi Siswa

Pada siklus II kegiatan pembelajaran di observasi secara langsung dengan

mengisi lembar observasi yang telah dibuat untuk mengetahui keaktifan belajar

siswa pada kegiatan pembelajaran yang berlangsung dan mengetahui perkembangan

aktivitas belajar dari siklus II. Maka, setelah dilakukan pembelajaran pada siklus II,

diperoleh hasil observasi aktivitas siswa sebagai berikut:


39

TABEL V

DATA OBSERVASI AKTIVITAS SISWA PADA SIKLUS II

Aktivitas siswa
Pertemuan
Bertanya Menjawab Berpendapat

I 9 8 6

II 11 9 8

III 12 10 9

Dengan cara yang sama pada siklus I maka akan diperoleh hasil aktivitas

siswa dengan Hasil lembar observasi siswa dan diambil dari data yang telah

dianalisis dengan menggunakan persentase dengan rumus:

Jumlah siswa beraktivitas


Persentase siswa = x 100 %
Jumlah seluruh siswa

Untuk Pertemuan I, maka hasil perhitungannya yaitu:

 Bertanya

Jumlah siswa beraktivitas


Persentase siswa = x 100 %
Jumlah seluruh siswa

9
= ×100 % = 30 %
30

 Menjawab

8
Persentase siswa = ×100 % = 26,67 %
30
40

 Berpendapat

6
Persentase siswa = ×100 % = 20 %
30

Untuk Pertemuan II, dihitung dengan cara yang sama maka akan diperoleh

hasil aktivitas siswa pada Siklus II dan dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

TABEL VI

HASIL AKTIVITAS SISWA PADA SIKLUS II

Aspek Jumlah Rata-Rata Rata-rata


Siklus Persentas
Keaktifan siswa Persentase Persentase
II e Klasikal
Siswa beraktivitas siswa Klasikal
Bertanya 9 30%
Pertemuan I

Menjawab 8 26,67 % 25,56 %

Berpendapat 6 20 %

Bertanya 11 36,67%
Pertemuan II

Menjawab 9 30 % 31,12 % 30,37 %

Berpendapat 8 26,67 %

Bertanya 12 40 %
Pertemuan

Menjawab 10 33,33 % 34,43 %


III

Berpendapat 9 30 %

Berdasarkan Tabel VII, terlihat bahwa adanya kegiatan yang dilakukan pada

setiap pertemuan yaitu:


41

 Pertemuan I dilaksanakan pada hari sabtu, 23 juli 2016 selama 2 jam pelajaran

yaitu pada jam pelajaran ke 1 dan ke 2. Materi yang disajikan adalah

Menentukan cara memperoleh data, menentukan jenis dan ukuran data, serta

memeriksa, membulatkan, dan menyusun data untuk menyelesaikan masalah

dimana pada pertemuan ini siswa mulai mampu mengembangkan ide-idenya

serta melakukan aktivitas dalam mendengarkan dan memperhatikan, bertanya,

menjawab, dan berpendapat sehingga diperoleh Persentase Klasikal pertemuan I

adalah 23,96 %.

 Pertemuan II dilaksanakan pada hari jum’at 29 juli 2016 selama 2 jam pelajaran

yaitu pada jam pelajaran ke 1 dan ke 2. Materi yang dipelajari adalah

Menentukan data terbesar, terkecil, median, rata-rata dari data tunggal maupun

data berkelompok. Pada pertemuan ini siswa sudah bisa dalam menggunakan

metode STAD tersebut sehingga siswa bersemangat dalam melakukan

pembelajaran, bertanya, menjawab, dan berpendapat maka diperoleh Persentase

Klasikal pertemuan II adalah 29,17 %.

 Pertemuan III dilaksanakan pada hari 30 juli 2016, selama 2 jam pelajaran yaitu

pada jam pelajaran ke 1 dan ke 2. Materi yang dipelajari adalah Menentukan

kuartil (kuartil pertama, kuartil kedua, kuartil ketiga), rataan kuartil, rataan tiga,

desil, jangkauan, jangkauan antar-kuartil, dan jangkauan semi antar-kuartil

untuk data tunggal dan pemberian tes siklus II. Dengan Persentase Klasikal

pertemuan III adalah 32,29 %.


42

Dari aktivitas yang telah dilakukan, maka diperoleh Jumlah Persentase

Ketuntasan Siswa pada siklus III yaitu 28,47 % dan berdasarkan kriteria yang

ditunjukkan bahwa siswa sangat berinteraksi di dalam kelas.

3. Hasil Belajar Siswa

Tes hasil belajar siswa siklus II dilaksanakan pada hari senin, 13April 2015.

Tes dilakukan selama 20 menit pada jam pelajaran ke -2, setelah penyajian

materinilai trigonometri dari sudut khusus. Tes dilaksanakan oleh 30 siswa kelas XI

MA Lab IKIP Al-Washliyah Medan.Hasil belajar siswa pada tes siklus II

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran. Tes siklus II tersebut disajikan dalam

bentuk essay dengan banyak soal 5 buah. Dengan demikian akan diperoleh skor ideal

100, maka rata-rata hasil belajar siswa pada siklus II adalah 72,16 dengan simpangan

baku 13, 07
43

Tabel VII

Perhitungan Hasil Belajar Siswa Siklus II

Statistik Skore
Banyak Siswa 30
Skor Maksimum 90
Skor Minimum 45
Rata-rata 72, 16
Modus 70
Median 70
Range 5
Simpangan Baku 13.07
Varians 170.87

Pada saat uji tes pemahaman siswa selesai, peneliti memperoleh data bahwa

seluruh siswa mengikuti tes sebanyak 28 siswa (y) dan memperoleh hasil ketuntasan

belajar secara klasikal sebanyak 25 siswa dan 5 siswa lainnya tidak tuntas. Untuk

mengetahui ketuntasan belajar siswa secara klasikal dikatakan berhasil ataupun tidak

berhasil dapat diketahui dengan menghitung persentasenya yaitu:

x
P= x 100%
y

25
= ×100%= 0,8333×100% = 83,33 %
30

Analisis terhadap hasil tes belajar sisklus II memberikan persentase

ketuntasan belajar siswa kelas X yang dapat dilihat pada tabel berikut:
44

TABEL VIII

PERSENTASE KETUNTASAN BELAJAR KLASIKAL PADA SIKLUS II

Persentase Skor Kategori Frekuensi Persentase Siswa

< 70% Tidak Tuntas 5 16,67 %

≥70% Tuntas 25 83,33 %

Maka diperoleh ketuntasan belajar secara klasikal adalah 83,33 %.Ini berarti

pelaksanaan tindakan pada siklus II dikatakan sudah berhasil karena sudah

tercapainya kriteria ketuntasan belajar secara klasikal yaitu ≥ 80 % sebanyak 25

siswa.

4. Refleksi

Setelah melakukan proses pelaksanaan dan pengamatan di siklus II, peneliti

akan melakukan tahap yang sama pada siklus I yaitu refleksi dimana tahap ini

peneliti akan memeriksa uji tes hasil belajar siswa. Setelah melalui proses

pelaksanaan dan pengamatan, peneliti akan melihat hasil pemahaman siswa yang

telah diperoleh dari hasil tes yang dilakukan. Dari tes siklus II yang dilakukan

terdapat skor paling rendah yaitu 60 sementara skor yang diperoleh siswa paling

tinggi adalah 100. Siswa yang tuntas dalam belajar sebanyak 26 siswa sedangkan

yang tidak tuntas sebanyak 2 siswa, rata-rata yang diperoleh seluruh siswa sebesar

82, 18 dan persentase ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 92, 80 % yang
45

tergolong pada siswa sudah tuntas dalam belajar. Dengan demikian terlihat bahwa

banyaknya siswa yang sudah tuntas dalam belajar dengan persentase klasikal

aktivitas siswa sebesar 28, 47 % dan terlihat peningkatan aktivitas siswa di siklus

II.Hal ini memberikan simpulan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode

STAD dapat meningkatkan aktivitas siswa dan hasil belajar siswa serta ketuntasan

belajar semakin meningkat.

Setelah melakukan tindakan perbaikan pada siklus I yaitu peningkatan

pembelajaran dengan menggunakan metode STAD yang dilaksanakan pada siklus

II,. Maka, memberikan hasil yang sangat memuaskan sehingga hasil belajar siswa

meningkat, adapun peningkatannya siswa lebih aktif dalam bertanya, menjawab,

serta mengeluarkan pendapatnya pada proses pembelajaran yang berlangsung.

Hal ini menunjukkan bahwa interaksi antara guru, siswa dengan siswa

sudah terjalin dengan baik, siswa lebih bersemangat dalam menerima materi yang

disampaikan.Selain itu, siswa merasa pembelajaran yang dilakukan merupakan

pembelajaran yang bersifat menyenangkan karena mereka dituntut untuk

bertanggung jawab dan aktif sehingga siswa dapat dengan sendirinya menemukan

hal-hal yang ingin dicapai.Dengan adanya peningkatan aktivitas pembelajaran yang

telah dilaksanakan maka sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa yang

dilakukan pada akhir pembelajaran yaitu dengan memberikan tes siklus II kepada

siswa.
46

Tes siklus II merupakan hasil dari kemampuan siswa sendiri dengan

memahami materi yang telah dijelaskan pada proses pembelajaran.

5. Keputusan

Menimbang bahwa aktivitas siswa pada siklus II, khususnya pada beberapa

pertemuan terakhir sudah mencapai kriteria baik, dan persentase pencapaian

ketuntasan klasikal telah mencapai 83,33 %, maka diputuskan untuk tidak melanjut

ke siklus berikut.

B. Pembahasan Penelitian

Pembelajaran yang dilakukan di kelas XI MA Lab IKIP Al-Washliyah

Medan dengan menggunakan metode STAD pada materi statistika menunjukkan

adanya peningkatan yang terjadi terhadap hasil belajar siswa dan persentase

ketuntasan belajar siswa. Hasil tes dan persentase ketuntasan belajar siswa dapat

diketahui dengan melihat tabel dan grafik berikut:

TABEL IX

HASIL TES DAN KETUNTASAN BELAJAR SISWA

Keterangan
Siklus Hasil Tes Siswa Persentase Ketuntasan
Tuntas Tidak Tuntas Belajar Siswa
I 19 11 63,33%
II 25 5 83,33%
47

Dengan melihat tabel hasil tes dan ketuntasan belajar siswa dapat diketahui

bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa pada setiap siklus.

Pada Siklus I yang diikuti oleh 30 siswa dalam uji tes hasil belajar siswa

dinyatakan bahwa siswa yang lulus berdasarkan hasil tes yaitu 19 siswa dan 11 siswa

dinyatakan belum tuntas dalam pembelajaran tersebut. Persentase ketuntasan secara

klasikal pada siklus I adalah 63,33 %.

Dikarenakan hasil siklus I yang belum memenuhi kriteria ketuntasan yang

ditetapkan oleh peneliti serta beberapa kendala lainnya dalam proses pembelajaran

yang masih terjadi, maka peneliti melakukan kegiatan siklus II dan dari data yang

sama diperoleh hasil bahwa 25 siswa dinyatakan tuntas dan 5 siswa yang tidak tuntas

sedangkan persentase yang diperoleh adalah 83,33 % . Pada siklus ini terjadi

peningkatan hasil belajar dan persentase ketuntasan hasil belajar siswa secara

klasikal memenuhi kriteria yang ingin dicapai yakni ≥ 85 %.Berdasarkan hasil di

atas, maka penelitian ini dihentikan karena telah mencapai kriteria ketuntasan yang

telah ditetapkan oleh peneliti. Peningkatan aktivitas siswa mampu mempengaruhi

hasil belajar yang diperoleh, seperti pada tabel berikut:


48

TABEL X

KEGIATAN KEAKTIFAN SISWA

Siklus I Siklus II

Aspek Keaktifan Siswa Pertemuan Pertemuan

I II III I II III

Bertanya 5 7 6 8 9 12

Menjawab 5 6 4 6 7 10

Berpendapat 7 8 5 6 8 9

Tabel di atas menunjukkan terjadinya peningkatan aktivitas dalam

pembelajaran menggunakan metode STAD pada materi statistika disetiap siklusnya.

Dari pembahasan hasil penelitian di atas, peneliti memperoleh data bahwa

meningkatnya hasil belajar siswa kelas XI MA Lab IKIP Al-Washliyah Medan juga

dipengaruhi oleh aktivitas siswa. Meningkatnya hasil belajar sejalan dengan aktivitas

siswa yang baik.

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa ada peningkatan aktivitas

dan hasil belajar siswa pada materi persegi panjang dengan menerapkan metode

pembelajaran kooperatif tipe STAD. Dari hasil tes siklus I, diperoleh dari 30 siswa

hanya 8 oarang yang hasil belajarnya tuntas (26,67%) ini belum mencapai ketuntasan

dan nilai rata-ratanya 62,33. Sedangkan setelah dilakukan perbaikan dari siklus I ke
49

siklus II, dari 30 siswa diperoleh 25 siswa yang mencapai hasil ketuntasan klasikal

(83,33%) dan 5 siswa belum mencapai ketuntasan klasikal (6,67%) dengan nilai rata-

rata 72,16

Terjadi peningkatan hasil belajar siswa mulai dari siklus I sampai dengan

siklus II disebabkan karena adanya pembelajaran yang dapat menarik perhatian serta

minat siswa dalam belajar matematika. Melalui metode pembelajaran kooperatif tipe

STAD siswa terlihat aktif dalam proses pembelajaran. Metode pembelajaran

merupakan cara dalam menyampaikan tujuan pembelajaran yang memerlukan

teknik-teknik khusus. Hal ini harus dikuasai oleh seorang guru, terutama guru

matematika. Selain dapat mengarahkan kegiatan belajar mengajar terhadap tata cara

pembelajaran, metode pembelajaran juga mampu merangsang motivasi siswa untuk

belajar, mempunyai minat yang besar terhadap pembelajaran, sehingga dengan itu

semua siswa dengan siswa lainnya mampu berkompetisi dalam prestasi.

Berikut data-data yang aktivitas dan hasil diperoleh dari mulai tes awal, siklus

I sampai ke siklus II yang akan disajikan secara berturut-turut.

TABEL XI
KEBERHASILAN TINDAKAN

KRITERIA SISWA
TAHAPAN PERSENTASE
Tuntas Tidak Tuntas
Siklus I 19 11 26,67%
Siklus II 25 5 83,33%
50

Selanjutnya, aktivitas siswa juga mengalami peningkatan melalui metode

pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas XI dilihat berdasarkan hasil observasi.

Pada siklus I persentase siswa yang melakukan aktivitas sebesar 17,05% jika

dibandingkan dengan kriteria taraf keberhasilan tindakan, maka ternyata rataan siswa

yang melakukan aktivitas berada pada kriteria kurang aktif. Sedangkan pada siklus

II, rataan skor aktivitas siswa meningkat menjadi 30,37%. Jika dibandingkan dengan

kriteria taraf keberhasilan tindakan, maka ternyata rataan siswa yang melakukan

aktivitas sebesar 92,08% berada pada kriteria sangat aktif. Peningkatan aktivitas

siswa pada setiap indikator aspek aktivitas siswa dapat dilihat pada grafik berikut:

Dari diagram di atas dapat dilihat peningkatan aktivitas siswa terhadap

pelajaran matematika khususnya pada materi persegi panjang. Dengan rincian dari

grafik di atas, menggambarkan kesungguhan peneliti dalam mengelola pembelajaran,

demgam meningkatnya aktivitas siswa dari siklus I sampai siklus II membuat kondisi

aktivitas siswa yang rendah pada siklus I menjadi tinggi di siklus II.

Untuk menyampaikan suatu pelajaran kepada siswa, guru perlu memilih

metode pembelajaran yang sesuai dengan tujuan dan karakteristik pelajaran tersebut.

Dengan penggunaan metode pembelajaran yang tepat maka materi pelajaran yang

disampaikan dapat dengan mudah di mengerti oleh siswa dan diharapkan terjadi

proses belajar mengajar yang optimal. Sebagai salah satu alternatif model yang

sekiranya dapat digunakan adalah metode pembelajaran kooperatif tipe STAD.


51

Dari data diatas dapat dibuat kesimpulan bahwa secara klasikal siswa telah

mencapai ketuntasan belajar dan dari observasi aktivitas belajar siswa juga

mengalami peningkatan. Karena adanya peningkatan yang dapat dilihat dari data-

data tersebut maka penelitian tidak perlu melanjutkan ke siklus III.

Di dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams

Achievement Division (STAD) selama ini proses belajar mengajar, ada kelemahan

yang peneliti temukan yakni waktu yang kurang lama. Peneliti membutuhkan waktu

yang banyak dalam menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe Student Teams

Achievement Division (STAD). Walaupun demikian, selain meningkatkan hasil

belajar siswa dalam menerapkan metode pembelajaran kooperatif ini, juga dapat

meningkatkan aktivitas belajar siswa.


52

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab IV dan sesuai

dengan rumusan masalah, maka dapat disimpulkan:

1. Apakah pengaruh model pembelajaran STAD terhadap pembelajaran

matematika di kelas XI MA Lab IKIP Al-Washliyah Medan dalam materi

statistika memperlihatkan adanya proses pembelajaran yang dilakukan dapat

membangun interaksi multi arah, menanamkan rasa tanggung jawab, serta

membangun knowladge siswa.

2. Meningkatnya hasil belajar siswa kelas XI MA Lab IKIP Al-Washliyah Medan

dengan menggunakan metode STAD dapat dilihat dari peningkatan aktivitas

siswa dalam proses pembelajaran.


53

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan, maka dapat dibuat saran-saran sebagai berikut:

1. Kepada guru diharapkan dapat menjadi masukan bahwa dengan menggunakan

2. metode STAD dalam pembelajaran dapat meningkatkan proses belajar

mengajar dikelas.

3. Kepada siswa diharapkan dapat saling terbinanya sikap belajar yang aktif dan

kreatif, membangun interaksi, menanamkan rasa tanggung jawab, serta

membangun knowladge siswa.

4. Untuk sekolah, semoga dapat dijadikan bahan pertimbangan sebagai salah satu

usaha untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.

3. Bagi peneliti dapat menambah wawasan dan pengalaman dalam mengemban

tugas pendidikan dimasa yang akan datang.


54

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

Aswan Zain, Syaiful Bahri.2006.Strategi Belajar Mengajar.Jakarta:Rineka Cipta

Dimyati, Mudjiono.2006.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta:Rineka Cipta

http//komunikasimatematik/arcnawa

Masnaini, 2003. Cara Belajar yang Menyenangkan. Jakarta:Salemba Empat

Slameto, 2009. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar. Jakarta:

Rineka Cipta.

Sudjana. 2005.Metode Statistika. Bandung : Tarsito.

Sujono, 2008, Matematika Untuk Sekolah Menengah Atas.Jakarta:Erlangga

Suprijono Agus.2009.Cooperative Learning.Yogyakarta:Pustaka Pelajar Munir

Tabrany.2007.Efektifitas Pembelajaran Kelompok.Bandung:Alfabeta.

Trianto. 2010. Mendesign Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta : Kencana

Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta : Bumi

Aksara

Anda mungkin juga menyukai