Anda di halaman 1dari 9

Disajikan pada Seminar Nasional MIPA II Universitas Papua "Konservasi,

Matematika, Sains dan Teknologi" 12 Juli 2017

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE


UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS
XI IPA SMA YABT MANOKWARI

Abner Yohanes Baransano, Aksamina Maria Yohanita, Insar Damopolii


email corresponding author : i.damopoli@unipa.ac.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa


melalui penerapan model pembelajaran picture and picture. Lokasi
penelitian di SMA YABT Manokwari. Jenis penelitian adalah
penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model Kemmis dan
Taggart. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPA dengan jumlah
30 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar
siklus I sebesar 85,23 dengan persentasi siswa yang tuntas sebesar 93
% dan rata-rata hasil belajar siklus II sebesar 89,90 dengan persentasi
siswa yang tuntas sebesar 97 %. Kesimpulan dalam penelitian adalah
penerapan model pembelajaran picture and picture dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPA SMA YABT
Manokwari.

Kata kunci: Hasil belajar, picture and picture

Abstact

This research to aim improves student achievement through


implementation of picture and picture learning model. The research
conduct at SMA YABT Manokwari. The type of research was
classroom action research using Kemmis and Taggart model. The
subjects of the research were students of class XI IPA with a total of
30 students. The results showing that the average student achievement
1st cycle was 85.23 and percentage of students complete 93%. Average
student achievement 2nd cycle was 89.90 and percentage of students
complete 97%. The conclusion in this research is an implementation of
picture and picture learning model can improve the student
achievement at class XI SMA YABT Manokwari.

Keyword: Student achievement, picture and picture

LATAR BELAKANG
Pembelajaran berupaya mengubah masukan bagi siswa yang belum
terdidik menjadi siswa yang terdidik. Demikian pula siswa yang memilliki sikap,
Disajikan pada Seminar Nasional MIPA II Universitas Papua "Konservasi,
Matematika, Sains dan Teknologi" 12 Juli 2017

kebiasaan atau tingkah laku yang belum mencerminkan eksitensi dirinya sebagai
pribadi yang baik atau positif, menjadi siswa yang memiliki sikap kebiasaan dan
tingkah laku yang baik. Belajar dapat saja terjadi tanpa pembelajaran, namun hasil
belajar akan tampak jelas dari suatu aktivitas pembelajaran. Pembelajaran yang
efektif ditandai dengan terjadinya proses belajar dalam diri siswa. Seseorang
dikatakan telah mengalami proses belajar mengajar apabila di dalam dirinya telah
terjadi perubahan, dari tidak tahu menjadi tahu dari tidak mengerti menjadi
mengerti. dalam proses pembelajaran, hasil belajar dapat dilihat secara langsung.
Oleh sebab itu agar dapat dikontrol dan berkembang secara optimal melalui
proses pembelajaran di kelas, maka program pembelajaran tersebut harus
dirancang terlebih dahulu oleh guru dengan memperhatikan berbagai prinsip yang
telah terbukti keunggulannya secara empirik (Anurrahman, 2014 : 34).
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukkan pada pembelajaran
bahwa pembelajaran Biologi di SMA Kristen Yayasan Anu Beta Tubat (YABT)
masih kurang dalam penerapan metode, strategi maupun model-model
pembelajaran. Proses pembelajaran hingga pada saat ini masih didominasi oleh
guru sehingga aktivitas dan hasil belajara siswa dalam belajar masih sangat
kurang. Guru kurang memberikan akses yang baik bagi peserta didik untuk
berkembang secara mandiri melalui penemuan dalam proses berpikirnya,
sehingga siswa merasa kesulitan jika diberikan tugas oleh guru karena kurangnya
referensi yang mendukung. Hasil belajar siswa masih sangat rendah, khususnya
pada kelas XI IPA dari total keseluruhan siswa yaitu 30 orang, 99 % siswa tidak
tuntas pada mata pelajaran Biologi. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk
mata pelajaran biologi adalah 60. Sesuai dengan kondisi siswa di kelas XI IPA
SMA Kristen YABT Manokwari, konsep pembelajaran saat ini harus berubah dari
pembelajaran yang berpusat pada guru (Teacher Centered Learning) menjadi
pusat kepada siswa (Student Centered Learning). Siswa tidak lagi diposisikan
sebagai objek belajar semata melainkan siswa diposisikan sebagai subjek sesuai
bakat, minat, dan kemampuan yang dimilikinya.
Proses belajar mengajar perlu diperbaiki maka dibutuhkan suatu inovatif
dalam suatu pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
Disajikan pada Seminar Nasional MIPA II Universitas Papua "Konservasi,
Matematika, Sains dan Teknologi" 12 Juli 2017

siswa. Model Picture and Picture adalah salah satu model pembelajaran yang
aktif. Model pembelajaran picture and picture mengandalkan gambar sebagai
media dalam proses pemebelajarannya, dalam pembelajarannya gambar-gambar
dipasangkan satu sama lain atau diurutkan menjadi urutan yang logis. Prinsip
pelaksanaan model pembelajaran picture and picture yaitu sajian informasi
kompentensi, sajian materi, memperlihatkan gambar yang berkaitan dengan
materi, siswa dapat menggurutkan gambar sehingga sistematik, guru
mengkonfirmasikan urutan gambar tersebut, guru menanamkan konsep sesuai
dengan materi ajar yang akan diajarakannya, penyimpulan, refleksi dan evaluasi.
Berdasarkan penelitian Sasmita, dkk (2015:12), “Bahwa penerapan model
pembelajaran picture and picture dapat meningkatkan hasil belajar siswa”. Pada
penelitian ini, materi yang akan diajarkan adalah sistem reproduksi manusia
dimana pada materi sistem reproduksi manusia terdapat berbagai gambar gambar
yang menunjukan konsep dari materi pembelajaran. dengan model pembelajaran
picture and picture proses belajar mengajar (PBM) masih ada hubungannya
dengan materi sistem reproduksi dengan adannya gambar-gambar pada materi
membuat siswa dapat mudah memahami materi yang diajarkan. Diharapkan
penerapan model pembelajaran picture and picture dapat meningkatkan aktivitas
dan hasil belajar siswa kelas XI IPA SMA Kristen Yayasan Anu Beta Tubat
(YABT) Manokwari.
Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
siswa pada materi sistem reproduksi manusia di kelas XI IPA SMA Kristen
Yayasan Anu Beta Tubat (YABT) Manokwari dengan penerapan model
pembelajaran picture and picture.

METODE PENELITIAN
Penelitian telah dilaksanakan di kelas XI IPA SMA Kristen Yayasan Anu
Beta (YABT) Tubat Manokwari yang berlangsung pada bulan Maret Semester
Genap Tahun Ajaran 2016/2017.
Penelitian merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu dimana cara
guru dalam mengelola, mengkordinasi kondisi pembelajaran mereka dan belajar
Disajikan pada Seminar Nasional MIPA II Universitas Papua "Konservasi,
Matematika, Sains dan Teknologi" 12 Juli 2017

dari pengalaman siswa tersebut. Jenis tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus
menurut model Kemmis dan McTaggart yaitu masing-masing siklus terdiri atas
empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Hasil yang
diperoleh dari siklus I (pertama) digunakan sebagai acuan untuk
menyempurnakan siklus II (kedua).
Standar ketuntasan siswa SMA Kristen Anu Beta Tubat (YABT) minimal
(KKM) sudah ditetapkan oleh sekolah adalah 60. Siswa dinyatakan tuntas dalam
proses pembelajaran apabila siswa mendapatkan nilai yang ditentukan ≥ 60.
Analisis data yang diperoleh dari aktivitas dan hasil belajar siswa selama
mengikuti proses belajar mengajar secara kuantitatif dan deskritif berupa rata-rata
dari persentase nilai aktivitas dan hasil belajar.
a. Perolehan capaian aktivitas menggunakan rumus :
Jumlah Skor Observer 1 + Observer 2
% 𝐶𝑎𝑝𝑎𝑖𝑎𝑛 = x 100
Skor Maksimal
Tabel 1. Kriteriaaktivitas siswa dan guru
Rentang Capaian Predikat
(%)
85 - 100 Sangat baik
70 - 84 Baik
55 - 69 Cukup
40 - 54 Kurang
< 40 Sangat Kurang
b. Perolehan hasil belajar siswa menggunakan rumus :

Jumlah Skor Yang Diperoleh


𝐾𝐵 = x 100
Skor Maksimal

Tabel. 2 Kriteria ketuntasan hasil belajar siswa


Nilai Predikat
60-100 Tuntas
0-59 Tidak Tuntas
Sumber SMA YABT Kristen Manokwari

c. Perolehan ketuntasan klasikal menggunakan rumus :


Jumlah Siswa Yang Lulus
x 100
Banyaknya Siswa Dalam Kelas
Disajikan pada Seminar Nasional MIPA II Universitas Papua "Konservasi,
Matematika, Sains dan Teknologi" 12 Juli 2017

HASIL DAN PEMBAHASAN


Berikut meruapakan hasil pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa.
(Tabel 3 dan Tabel 4)
Tabel. 3 Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus I dan Siklus II

Rata-rata capaian (%)


No Kegiatan
Siklus I Siklus II
1 Menyampaikan apersepsi dan motivasi 100
100
terhadap materi yang dibelajarkan
2 Menyampaikan tujuan pembelajaran 100 100
3 Membagi siswa dalam kelompok 100 100
4 Menyajikan materi 100 100
5 Membimbing dalam kelompok 100 100
6 Membimbing siswa dalam penyusunan 100
100
gambar
7 Memberikan pertanyaan kepada siswa 92 100
8 Memberikan penghargaan 100 100
9 Membimbing siswa dalam menyimpulkan 100
100
materi
10 Melakukan evaluasi 100 100
Rata-rata 99 100

Tabel. 4 Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus I


Rata-rata capaian (%)
No Kegiatan
Siklus I Siklus II
1 Mendengarkan dan memperhatikan
92 100
penjelasan guru
2 Siswa Membentuk kelompok 100 100
3 Kemampuan berdiskusi dalam kelompok 92 100
4 Kemampuan menyusun gambar menjadi
100 100
urutan yang logis
5 Kemampuan menjawab pertanyaan 67 100
6 Kemampuan menyimpukan materi 83 100
7 Mengikuti evaluasi 100 100
Rata-rata 90 100

Hasil observasi kegiatan/aktivitas siswa siklus I, dari 7 kegiatan siswa


yang diamati terdapat enam (6) kegiatan dengan predikat sangat baik (92-100%
tercapai) yaitu Mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru, Siswa
Disajikan pada Seminar Nasional MIPA II Universitas Papua "Konservasi,
Matematika, Sains dan Teknologi" 12 Juli 2017

Membentuk kelompok, Kemampuan berdiskusi dalam kelompok, Kemampuan


menyusun gambar menjadi urutan yang logis, Kemampuan menyimpukan materi,
Mengikuti evaluasi. Dan terdapat satu (1) kegiatan dengan predikat cukup (66.7%
tercapai). Rata-rata aktivitas siswa pada siklus I mencapai 90%. Sedangkan hasil
observasi kegiatan/aktivitas siswa siklus II, dari 7 kegiatan siswa yang diamati
terdapat tujuh (7) kegiatan dengan predikat sangat baik (100% tercapai) yaitu
Mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru, Siswa Membentuk
kelompok, Kemampuan berdiskusi dalam kelompok, Kemampuan menyusun
gambar menjadi urutan yang logis, Kemampuan menyimpulkan materi, Mengikuti
evaluasi rata-rata aktivitas siswa pada siklus II mencapai 100%. Hal ini dilihat
bahwa ternyata proses pembelajaran yang berlangsung dengan menggunakan
model pembelajaran picture and picture pada materi sistem reproduksi pada
manusia dapat meningkatkan aktivitas siswa secara keseluruhan sehingga dari
siklus I hingga siklus II mengalami peningkatan secara keseluruhan dengan
demikian proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran picture
and picture juga dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran
di kelas.
Salah satu modal keberhasilan pendidikan adalah aktivitas siswa, aktivitas
siswa perlu diperhatikan guna meningkatkan hasil belajar. Salah satu cara adalah
dengan menganalisis. Trianto (2013:197) mengatakan bahwa analisis siswa
merupakan telaan karakteristik siswa yang meliputi kemampuan, latar belakang
pengetahuan, dan tingkat perkembangan kognitif siswa.

Data Hasil Belajar


120
Persentasi capaian (%)

93 97
100
80
Siklus I
60
Siklus II
40
20 7 3
0
Tuntas Tidak Tuntas

Gambar 1. Grafik capaian ketuntasan hasil belajar


Disajikan pada Seminar Nasional MIPA II Universitas Papua "Konservasi,
Matematika, Sains dan Teknologi" 12 Juli 2017

Berdasarkan pelaksanaan tindakan kelas dengan penerapan model


pembelajaran picture and picture yang dilkukan pada kelas XI IPA SMA Yayasan
Anu Beta Tubat (YABT) Manokwari diperoleh rata-rata persentase hasil belajar
siswa pada siklus I sebesar 93% dan pada siklus II mencapai 97%. Hal ini
dikarenakan jumlah siswa yang mengikuti evaluasi pada siklus I dan siklus II
sama yaitu sebanyak 30 siswa.
Hasil belajar merupakan suatu usaha yang telah dicapai oleh siswa dalam
bentuk perubahan-perubahan dalam diri siswa yang diharapkan terjadi setelah
proses belajar. Hasil belajar adalah kemampuan atau kompetensi yang dimiliki
atau dikuasai oleh siswa setelah siswa memperoleh atau menerima pengalaman
belajarnya (Endrayanto dan Yustiana, 2014:31). Hasil belajar yang diperoleh
siswa dari tes hasil belajar merupakan salah satu gambaran ciri khas siswa dari
setiap pertemuan yang diperoleh masing-masing individu dalam kelas.
Presentasi nilai hasil belajar siswa ditinjau dari kriteria ketuntasan, maka
terlihat bahwa hasil belajar mereka sudah memenuhi standar KKM yang sudah
ditentukan dari sekolah. Hal ini dikarenakan siswa sangat senang belajar
menggunakan model pembelajaran picture and picture karena model
pembelajaran ini lebih memudahkan mereka dalam memahami materi pelajaran
dan juga dilaksanakan berulang kali sehingga siswa lebih paham tentang apa yang
mereka akan kerjakan pada saat guru menjelaskan. Hasil ini sesuai dengan
penelitian yang pernah dilakukan oleh Sasmita, dkk (2015:21) bahwa dengan
penerapan model pembelajaran picture and picture dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
Model pembelajaran picture and picture dapat meningkatkan hasil
belajar. Karena salah satu model pembelajaran yang menggunakan gambar dalam
proses pembelajaran. Dimana karakteristik picture and picture yaitu
menggambarkan konsep materi dari mata pelajaran yang diajarkan. Hal ini juga
merupakan kelebihan dari model pembelajaran picture and picture yaitu
memudahkan siswa untuk memahami apa yang dimaksudkan oleh guru ketika
menyampaikan materi pembelajaran, siswa cepat tanggap atas materi yang
disampaikan karena diringi dengan gambar-gambar, siswa dapat membaca satu
Disajikan pada Seminar Nasional MIPA II Universitas Papua "Konservasi,
Matematika, Sains dan Teknologi" 12 Juli 2017

persatu sesuai dengan petunjuk yang ada pada gambar-gambar yang diberikan,
siswa lebih berkonsentrasi dan merasa asyik karena tugas yang diberikan oleh
guru berkaitan dengan permainan mereka yakni gambar. Adanya saling
kompetensi antar kelompok dalam penyusunan gambar yang telah disiapkan oleh
guru sehingga suasana kelas terasa hidup, siswa lebih kuat mengingat konsep-
konsep atau bacaan yang ada pada gambar, menarik bagi siswa dikarenakan
melalui visual dalam bentuk gambar-gambar Shoimin, (2013:125).
Dasar utama mengapa siswa bersemangat dalam mengikuti proses belajar
mengajar di kelas pada mata pelajaran tersebut karena guru yang mengajar baik,
pelajaran tidak membosankan, mudah dipelajari, tidak banyak teori, menarik,
berguna, dan dapat menghilangkan kejenuhan. Proses belajar-mengajar dan hasil
belajar siswa sebagian besar ditentukan oleh peranan dan kompetensi guru. Guru
yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif
dan akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa akan lebih
optimal. Menurut Usman, (2003:9) hasil belajar siswa dikatakan berhasil apabila
guru dapat mengajar dengan beberapa faktor guru yaitu Guru sebagai
demonstrator, Guru sebagai pengelola kelas, suasana kelas tenang dan nyaman,
fasilitas belajar mengajar yang optimal sehingga hasil belajar siswa akan
meningkat.

KESIMPULAN
Penerapan model pembelajaran Picture and Picture dapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran pada materi sistem
reproduksi pada manusia di kelas XI IPA SMA Kristen Yayasan Anu Beta Tubat
(YABT) Manokwari. Aktivitas siswa pada siklus I ke siklus II mengalami
peningkatan sebesar 10%. Dan presentasi hasil belajar siswa dilihat bahwa hasil
belajar siswa dari siklus I terhadap siklus II terjadi peningkatan sebesar 4%.

DAFTAR PUSTAKA
Anurrahaman. (2013). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: ALFABETA
Disajikan pada Seminar Nasional MIPA II Universitas Papua "Konservasi,
Matematika, Sains dan Teknologi" 12 Juli 2017

Endrayanto H. Y. S. dan Yustiana W. H. (2014). Penilaian Belajar Siswa di


Sekolah. Yogyakarta: PT KANISIUS
Sasmita, G. S. Penerapan Model Membelajaran Kooperatif Ttipe Picture and
Picture Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Prakarya dan Kewirausahaan
Siswa di Kelas XI IPA 1 SMA N 3 Singaraja Tahun Ajaran 2014/2015”.
Jurnal Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Universitas Pendidikan
Ganesha, 4 (Vol 1) 2015:12-21.
Shohimin, A. (2016) 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum
2013.Cetakan II,2016. Yogyakarta:
Trianto. (2013). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-prograsif. Jakarta: PT
Fajar Inter Pratama Mandiri
Usman, U. (2003). Menjadi guru profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai