Anda di halaman 1dari 8

p-ISSN 2302-0970

e-ISSN 2723-0201
HUBUNGAN KEBIJAKAN DAN KINERJA APARAT DESA TERHADAP
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DESA BULO TIMORENG
1)
Anjas Asmara, 2)Monalisa Ibrahim, 3)Kamaruddin Sellang
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang
43172089anjasasmara@gmail.com
monalisa2231@yahoo.com
kamaruddinsellang@yahoo.co.id

Abstrak
Riset ini bertujuan buat mengenali ikatan Kebijakan Serta Kinerja Aparat Desa Terhadap
Kesejahteraan Masyarkat Di Desa Bulo Timorang Kecamatan Panca Rijang Kabupaten Sidenreng
Rappang. Populasi riset ini beberapa 128 jiwa( keluarga penerima Dorongan Langsung Tunai)
sedangkan jumlah sampel 56 jiwa (keluarga penerima manfaat bantuan BLT) orang. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, studi
pustaka dan kuisioner. Teknik analisis data yang digunakan uji validitas, uji reliabilitas data,
analisis tabulasi frekuensi, dan regresi linear berganda dan pengujian hipotesis serta analisis
koenfisiensi determinasi dengan bantuan aplikasi SPSS versi 16. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa hubungan kebijakan (X1) diperoleh nilai thitung lebih besar dari ttabel (2,938> 2,006) maka
H0 ditolak H1 diterima. Sehingga hipotesis yang berbunyi hubungan kebijakan terhadap
kesejahteraan masyarakat secara persial diterima. Variabel Independen Kinerja Aparat Desa (X2)
diperoleh nilai thitung lebih kecil dari ttabel (0,821< 2,006) maka H0 diterima dan H2 ditolak.
Sehingga hipotesis yang berbunyi kinerja aparat desa terhadap kesejahteraan masyarakat secara
persial ditolak berarti tidak ada pengaruh X2 terhadap Y. Hasil uji F menunjukan bahwa nilai
Fhitung > Ftabel atau 6.403>3,17. Dan tingkat signifikan 0,003< 0,05 maka H0 ditolak dan H3
diterima berarti variabel independen (hubungan kebijakan (X1) dan kinerja aparat desa (X2)
secara bersama- sama ataupun simultan pengaruhi varaibel dependen ( kesejahteraan warga)
secara positif serta signifikan. Hasil uji koefisien determinasi( R²) membuktikan Adjusted R Square
0, 164 ataupun 16, 4% ialah berarti alterasi variabel kesejahteraan warga bisa dipaparkan oleh
variabel ikatan kebijakan( X1) serta kinerja aparat desa( X2). Sisanya 83, 6% bisa dipaparkan oleh
variabel lain diluar riset penelitian.

Kata Kunci: kebijakan, kinerja aparat desa, dan kesejahteraan masyarakat

Abstract
This study aims to determine the relationship between policy and performance of village officials on
the welfare of the community in Bulo Timorang Village, Panca Rijang District, Sidenreng Rappang
Regency. The population of this study was 128 people (families of recipients of direct cash
assistance) while the number of samples was 56 people (families of beneficiaries of BLT
assistance). Data collection techniques used in this study were observation, interviews, literature
study and questionnaires. The data analysis technique used was validity test, data reliability test,
frequency tabulation analysis, and multiple linear regression and hypothesis testing and coefficient
of determination analysis with the help of SPSS version 16 application. The results showed that the
policy relationship. The results showed that the policy relationship (X1) obtained a tcount value
greater than ttable (2,938> 2,006) then H0 is rejected and H1 is accepted. So that the hypothesis
which reads the relationship of policy to the welfare of society is partially accepted. The
Independent Variable of Village Apparatus Performance (X2) obtained that the tcount value is
smaller than ttable (0.821 < 2.006), so H0 is accepted and H2 is rejected. So that the hypothesis
which reads that the performance of village officials on community welfare is partially rejected
means that there is no effect of X2 on Y. The results of the F test show that the value of Fcount >
Ftable or 6.403> 3.17. And a significant level of 0.003 < 0.05, then H0 is rejected and H3 is
accepted, meaning that the independent variable (policy relationship (X1) and the performance of
village officials (X2) simultaneously or simultaneously affects the dependent variable (community
welfare) positively and significantly. the coefficient of determination (R²) shows Adjusted R Square

JIA | Volume 9 | Nomor 3 | Edisi Desember 2021


117
p-ISSN 2302-0970
e-ISSN 2723-0201
0.164 or 16.4%, which means that the variation of the community welfare variable can be
explained by the policy relationship variable (X1) and the performance of the village apparatus
(X2), the remaining 83.6% can be explained by other variables outside the study. .

Keywords: policy, village apparatus performance, and community welfare

JIA | Volume 9 | Nomor 3 | Edisi Desember 2021


118
p-ISSN 2302-0970
e-ISSN 2723-0201
A. PENDAHULUAN Sekian banyak definisi sebelumnya
Pembukaan Undang- Undang Dasar bisa dimengerti jika kesejahteraan
1945, tentang amanat konsitusi kalau upaya merupakan peningkatan taraf hidup warga
penenggulangan, kemiskinan merupakan guna penuhi kebutuhan dasar serta
proteksi segenap bangsa Indonesia serta menjadikan hidup lebih baik dari tadinya.
segala tumpah darah Indonesia, kenaikan Kesejahteraan warga dapat diukur dengan
kesejahteraan universal, pembelajaran berbagai indikator- indikator Kebahagiaan
kehidupan nasional, serta partisipasi dalam ialah dimensi pencapaian sosial, bisa
mewujudkan kedisiplinan dunia yang dikatakan apakah masyarakatnya sejahtera.
bersumber pada kemerdekaan, perdamaian Berikut sebagian penanda kesejahteraan
abadi serta keadilan sosial. Kesejahteraan warga: a. Pemasukan, b. Pengeluaran, c.
merupakan aspek penting dalam tempat tinggal, d. kesehatan anggota
pembangunan suatu negara. Hal ini sesuai keluarga, e. kemudahan memperoleh
dengan cita-cita pembangunan Indonesia pelayanan kesehatan f. kemudahan
yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945. memasukkan anak ke jenjang pembelajaran,
Sebagai bagian dari cita-cita pembangunan, gram. kemudahan memperoleh transportasi.
kesejahteraan rakyat harus menjadi tujuan Kesejahteraan masyarakat dalam
utama dari semua kebijakan pembangunan penelitian ini adalah pemberian bantuan
yang ditempuh oleh pemerintah. Indonesia. langsung tunai, BLT merupakan
Sebagaimana tercantum dalam Pembukaan implementasi dari Instruksi Presiden Nomor 3
UUD 1945, pemerintah harus mengutamakan Tahun 2008 tentang pelaksanaan program
kesejahteraan rakyatnya untuk mencapai bantuan langsung tunai (BLT) untuk rumah
kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. tangga sasaran (RTS) dalam rangka
Maslow dalam Handa dkk (2014) kompensasi pengurangan subsidi BBM.
konsep kesehteraan segalah sesuatu yang Rencana BLT dirancang untuk menggantikan
Hal ini berkaitan dengan tingkat kebutuhan, kenaikan biaya hidup pada saat harga BBM
dimana mutu hidup warga miskin erat naik, sehingga besarnya BLT diperhitungkan
kaitannya dengan pemenuhan kebutuhan sebagai akibat langsung atau tidak langsung
dasar. Oleh sebab itu, bila aspek manusia dari kenaikan harga BBM akibat kenaikan
secara natural terpaut dengan aktualisasi diri, harga (inflasi).(Akib and Risfaisal 2017).
kebijakan publik bisa pengaruhi Kriteria calon penerima yang dapat
kesejahteraan subjektif dengan mengganti mendapatkan ialah keluarga kurang mampu
area eksternal (Khomaini 2020). Brudeseth memenuhi kebutuhan setiap harinya yang
(2015) menggambarkan kesejahteraan tinggal di desa itu yang. Selain itu, seluruh
selaku tipe kepuasan hidup, yang bertujuan calon penerima bantuan bukan penerima
buat mengukur kondisi anggota warga dalam Bantuan Keluarga Harapan (PKH), kartu
membangun penyeimbang hidup, tercantum, sembako maupun kartu prakerja. Pendataan
kesejahteraan modul, kesejahteraan calon penerima BLT di desa akan
bermasyarakat, kesejahteraan emosi, menggunakan Data Komprehensif
keamanan. (Han and goleman, daniel; Kesejahteraan Sosial (DTKS) Kementerian
boyatzis, Richard; Mckee 2019) Sosial.(Khomaini 2020). Ketentuan dan
Todaro (2012) menunjukan bahwa mekanisme pendataan hingga pelaksanaan
indikator kesejahteraan disuatu Luas wilayah pemberian BLT DD tercantum dalam
diukur dengan angka kemiskinan dan angka Peraturan Menteri Desa Nomor 6 Tahun
buta huruf, tingkat pendapatan 2020 yang diterbitkan 14 April 2020 tentang
Menghancurkan alam dan lingkungan, tingkat pergantian atas peraturan menteri desa,
PDB. Kesejahteraan suatu daerah tergantung pembangunan daerah tertinggal, dan
pada ketersediaan sumber daya manusia, transmigrasi nomor 11 tahun 2019 tentang
material dan sumber daya lainnya. Sumb Ini prioritas konsumsi dana desa tahun 2020.
berinteraksi dalam proses pembangunan Peraturan tersebut mengubah Peraturan
untuk mencapai pertumbuhan ekonomi dan Menteri Desa Nomor 11 Tahun 2019 tentang
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. er Prioritas Konsumsi Dana Desa Tahun
daya.(Han and goleman, daniel; boyatzis, Anggaran 2020. Pasal 8A dalam syarat itu
Richard; Mckee 2019). menetapkan sebagian syarat penerima
. dorongan, semacam keluarga yang
kehilangan mata pencarian maupun

JIA | Volume 9 | Nomor 3 | Edisi Desember 2021


119
p-ISSN 2302-0970
e-ISSN 2723-0201
pekerjaan, belum terdata menerima berbagai kesejahteraan masyarakat. Berkaitan dengan
dorongan sosial, serta mempunyai anggota penerapan Program Bantuan Pangan Non
keluarga yang rentan sakit menahun maupun Tunai yang ada di Desa Bulo Timorang
kronis.(Maun 2020). Kecamatan Panca Rijang Kabupaten
Perekonomi dan kesejahteraan Sidenreng Rappang ini didasarkan pada
masyarakat maka pemerintah pusat tingginya jumlah rumah tangga miskin. Guna
mengeluarkan kucuran dana, dimana dana ini menunjang penerapan program Bantuan
di sebut dana bantuan langsung tunai yang Bantuan Langsun Tunai, sehingga Presiden
diperuntukan masyarakat miskin sesuai data Republik Indonesia menetapkan Peraturan
yang ada didesa maka kinerja aparat desa Presiden Republik Indonesia No 63 Tahun
sangat diperlukan terkait pengelolahan BLT 2017 tentang Penyaluran Bantuan Sosial
di peruntukan untuk kesejahteraan Secara Non Tunai. Program ini diharapkan
masyarakat terkhusus desanya sesuai sanggup mengurangi beban pengeluaran
dengan syarat peraturan desa tentang masyarakat yang tergolong sebagai keluarga
penerima bantuan. Selain peningkatan penerima manfaat melalui pemenuhan
kesejahteraan masyarakat melalui program sebagian kebutuhan pangan serta untuk
bantuan, peningkatan kesejahteraan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
masyarakt juga dapat melalui pontesi desa. Program Dorongan Pangan Non Tunai yang
Potensi desa bulo timoreng memiliki potensi diselenggarakan oleh pemerintah dalam
yang cukup baik. Terutama dari sektor rangka buat tingkatkan daya guna serta
sumber daya alam seperti lahan pertanian efisiensi, ketepatan target penerima
terutama lahan persawahan dan lahan dorongan dan mendesak keuangan inklusif.
perkebunan ini dapat dilihat dari mayoritas Desa Bulo Timorang merupakan salah
masyarakat bulo timoreng berprofesi sebagai satu desa yang terletak di Kecamatan Panca
petani sebanyak 37,78 %. Wilayah desa bulo Rijang Kabupaten Sidenreng Rappang, juga
timoreng juga cukup potensial untuk menerapkan Program Bantuan Bantuang
mengembangkan budidaya perikanan dan Langsung Tunai untuk membantu
perternakan unggas, hal dapat dilihat dari masyarakat. Adapun jumlah Kepala
banyaknya masyarakat desa bulo timoreng Keluarga( KK) penerima Bantuan Langsung
yang memiliki usaha peternakan unggus dan Langsung Tunai di Desa Bulo Timorang
kelom ikan yang dikelola oleh masyarakat Kecamatan Panca Rijang Kabupaten
setempat. Sidenreng Rappang mengalami kenaikan dari
Analisis hubungan kebijakan dalam tahun 2020 ke tahun 2021.
peningkatan kesejahteran masyarakat didesa Keberhasilan program lebih efektif
bulo timoreng, peningkatan kesejahteraan harus dijalankan sesuai dengan peraturan
masyarakat melalui pemberian BLT serta yang berlaku terkait pelaksanaan Program
dampak yang ditimbulkan dari segi ekonomi Bantuan Langsung Tunai (BLT) khususnya di
dan sosial apakah berperan terhadap Desa Bulo Timorang Kecamatan Panca
peningkatan kesejahteraan masyarakat desa Rijang Kabupaten Sidenreng Rappang ada
bulo timoreng, sehngga untuk selanjutnya beberapa identifikasi permasalahan antara
bisa dijadikan bahan pembelajaran dan lain:
perbandingan untuk pemberian BLT unuk 1. Data yang digunakan untuk penerima
kedepannya dan sebagai tolak ukur bagi Program Bantuan Langsung Tunai masih
aparat desa dalam mengelolah kebijakan menggunakan data lama sehingga banyak
yang ada didesa bulo supaya kebijakan yang yang tidak tepat sasaran.
di keluarkan pemerintah desa dapa berguna 2. Kurangnya pembinaan dan pemberdayaan
bagi masyarakat. keluarga yang dilakukan oleh Pelaksana
Program-program yang dilaksanakan Program Bantuan Pangan Tunai.
dalam upaya pengentasan kemiskinan belum 3. Ketetapatan waktu penyaluran bantuan
dapat membagikan akibat besar, sehingga yang tidak sesuai dengan waktu yang
tujuan dari pembangunan nasional terpaut ditetapkan.
kasus pemerataan kesejahteraan warga Berdasarkan fenomena diatas bahwa
masih jadi kasus berkepanjangan. Oleh cara untuk menggapai keberhasilan suatu
sebab itu pemerintah membentuk program program dengan menentukan kinerja aparat
yang disebut Program Bantuan Bantuang desa. berdasarkan teori yang diungkapkan
Langsung Tunai (BLT) guna pemerataan oleh Agus Dwiyanto (2013: 50-51) dalam

JIA | Volume 9 | Nomor 3 | Edisi Desember 2021


120
p-ISSN 2302-0970
e-ISSN 2723-0201
bukunya Reformasi Birokrasi Publik di Rijang Kabupaten Sidenreng Rappang”.
Indonesia, menyebutkan Indikator Kinerja Kebijakan dapat diartikan sebagai
menurut adalah sebagai berikut: serangkaian rencana, kegiatan, tindakan,
1. Produktivitas. Ketika kita berbicara tentang keputusan, sikap, tindakan atau bagian
produk produktivitas, masalah paradoks (pelaku-pelaku) non-tindakan sebagai
muncul karena tidak ada kesepakatan tahapan untuk memecahkan masalah yang
umum tentang arti produktivitas dan dihadapi. Perumusan kebijakan merupakan
kriteria untuk mengukur indikator faktor penting bagi suatu organisasi untuk
produktivitasnya dan tidak ada desain, mencapai tujuannya. (Iskandar, 2012).
metode, aplikasi atau metode aplikasi Sejauh mana kinerja aparatur desa
tidak dikritik. (Nur’aini 2012). Bulo Timoreng hal ini muncul dari indikator
2. Kualitas Layanan. Pelayanan merupakan kinerja yang digunakan sebagai ukuran
terjemahan dari istilah bahasa Inggris keberhasilan operasi, dari beberapa indikator
service, yang menurut Tjiptono (2011:20) yang penulis sebutkan berfokus pada
mengacu pada tiap aksi ataupun indikator yang dikemukakan oleh Agus
perbuatan yang bisa disediakan oleh satu Dwiyanto mengemukakan bahwa ada
pihak kepada pihak lain, yang pada beberapa indikator yang bisa digunakan
hakikatnya tidak berwujud serta tidak mengukur kinerja birokrasi publik yaitu
menuju pada kepemilikan suatu. Produktivitas, Kualitas Layanan,
3. Responsivitas. Responsivitas dikira selaku Responsivitas, Responsibilitas, Dan
salah satu penanda kinerja sebab energi Akuntabilitas. (Priambodo, Purbalingga, and
paham secara langsung menggambarkan Kunci 2019). Kesejahteraan adalah suatu
keahlian organisasi publik buat penuhi keadaan dimana seseorang dapat memenuhi
misi serta tujuannya, paling utama buat kebutuhan dasarnya, baik itu pangan,
penuhi kebutuhan warga (Tangkilisan, sandang, papan, air bersih serta
2005:177). kemungkinan pendidikan lebih lanjut dan
4. Responsibilitas. Tanggung jawab untuk pekerjaan yang layak. dapat mendukung
menjelaskan apakah pelaksanaan bisnis kualitas hidupnya. bahwa hidupnya bebas
badan publik dilakukan sesuai dengan dari kemiskinan, kebodohan, ketakutan atau
prinsip-prinsip administrasi yang sehat kecemasan sehingga hidupnya akan aman,
atau sesuai dengan kebijakan badan tenteram, baik lahir maupun batin. (Fahrudin,
tersebut, baik secara tersurat maupun 2012).
tersirat. Oleh karena itu, pada titik tertentu, Penanda kesejahteraan bagi Soetomo
akuntabilitas dapat bertentangan dengan (2014:48) memiliki 3 komponen ialah:
responsivitas. Aspek tanggung jawab 1. Keadilan sosial memiliki beberapa
adalah daya tanggap, produktivitas, penanda ialah: pembelajaran, kesehatan,
ketepatan waktu dan disiplin kerja. akses pada listrik serta air, penduduk
(Herdiani 2015). miskin
5. Akuntabilitas. Akuntabilitas merupakan 2. Keadilan ekonomi memiliki beberapa
kewajiban buat mempertanggung penanda ialah: pemasukan, kepemilikan
jawabkan keberhasilan ataupun kegagalan rumah, tingkatan pengeluaran.
misi organisasi dalam menggapai hasil Keadilan demokrasi memiliki beberapa
yang sudah didetetapkan, lewat penanda ialah: rasa nyaman serta akses
pertanggungjawaban sumber energi data.
keuangannya (Herdiani 2015).
Sutrisno (2007: 125) suatu program B. METODE PENELITIAN
dapat diukur melalui 6 indikator, antara lain Jenis penelitian yang digunakan pada
Ketepatan sasaran, Pemahaman program, penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif
Ketepatan waktu, Tercapainya tujuan serta, dimana penelitian ini bersifat deskritif.
Perubahan nyata. (Darmawan & Adiwidjaja, Adapun populasi yang dijadikan penulis agar
2019). Maka bersumber pada uraian latar mendapatkan data dan informasi secara
belakang di atas peneliti tertarik untuk maksimal yaitu dengan menjadikan seluruh
melakukan penelitian dengan judul kepala rumah tangga yang menerima
“Hubungan Kebijakan Dan Kinerja Aparat Bantuan Langsung Tunai dengan jumlah
Desa terhadap Kesejahteraan Masyarakat di sebanyak 128 kepala keluarga, metode
Desa Bulo Timorang Kecamatan Panca pengambilan ilustrasi memakai non

JIA | Volume 9 | Nomor 3 | Edisi Desember 2021


121
p-ISSN 2302-0970
e-ISSN 2723-0201
probability sampling, serta metode penarikan yang tersedia 66.4%. Hasil yang dilihat dari
ilustrasi memakai rumus slovin dengan presentase maka dapat dikategorikan “Baik”.
tingkatan kesalahan 10%, jadi jumlah ilustrasi Kemampuan aparatur dalam memiliki
dalam perihal ini sebanyak 56 KK. Metode skill dalam melaksanakan tanggung jawab
pengumpulan informasi lewat observasi, pekerjaannya. Sikap aparatur desa tercermin
wawancara, riset kepustakaan, serta dari semangat dan efisiensi kader desa
kuesioner, sebaliknya metode analisis dalam menjalankan fungsi kerjanya dan
informasi memakai analisis tabulasi frekuensi kesediaannya untuk mengabdi kepada
uji mutu informasi, serta regresi linear masyarakat. Indikator kinerja aparat desa
berganda serta pengujian hipotesis. yang pertama iyalah produktivitas. Kinerja
aparat dalam melakukan tugas dan tanggu
C. HASIL DAN PEMBAHASAN jawab iyalah 70,6%. Hasil dilihat dari
Tingkat adaptabilitas kebijakan di presentase maka dapat dikategorikan “ Baik”.
tengah kelompok sasaran juga diharapkan Pertanggung jawaban aparatur dalam
berperan penting dalam keberhasilan menyelesaikan tugas dengan tepat waktu
realisasi kebijakan yang efektif. Dalam dalam pemberian pelayanan, tingkat
beberapa kasus, kelompok sasaran bersedia kesalahan, kerusakan, dan kecermatan
menerima realisasi program, dan dalam dalam melaksanakan tugas dalam
pelaksanaan kebijakan, dalam kasus lain, memberikan pelayanan kepada masyarakat.
program sama sekali enggan untuk Indikator kinerja aparat desa yang kedua
dilaksanakan. Indikator kebijakan yang iyalah kualiats layanan. Kinerja aparat dalam
pertama yaitu keadaptasian. Dalam suatu pemberian pelayanan sesuai prosedur yang
kebijakan yang berkaitan dengan tingkat telah di tetapkan kepada masyarakat 73,8%.
keadaptasian iyalah 71%. Hasil yang dilihat Dan pemberian pelayanan kepada
dari presentase maka dapat dikategorikan masyarakat apakah sudah dengan waktu
“Baik”. yang telah disepakati 72%. Hasil dilihat dari
Keberhasilan implementasi suatu presentase maka dapat dikategorikan “ Baik”.
kebijakan diukur dari efektifitas waktu Kemampuan aparat desa dalam
implementasinya. Pelaksanaan beberapa menggali kebutuhan masyarakat,
kebijakan melebihi batas waktu tujuan yang merumuskan agenda dan prioritas
harus diselesaikan sebelum tiba pada waktu pelayanan, serta menyusun rencana
yang ditentukan. Indikator kebijakan yang pelayanan berdasarkan kebutuhan
kedua yaitu efisiensi. Kebijikan yang masyarakat. Indikator kinerja aparat desa
dilakukan aparat desa apakah sudah tepat yang ketiga iyalah Responsivitasa. Kinerja
waktu dalam menyalurkan bantuan pada aparat desa dalam membantu segala
masyarakat 70%. Hasil yang dilihat dari kesulitan yang terjadi pada masyarakat 70,2
presentase maka dapat dikategorikan “Baik”. %. Hasil dilihat dari presentase maka dapat
Mengukur tingkat keberhasilan dikategorikan “ Baik”.
implementasi kebijakan adalah mengukur Kemampuan aparat desa dalam
sejauh mana program yang dilaksanakan melaksanakan kegiatan yang akan
dapat menghasilkan hasil yang berbeda. dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip
Bukan itu. Indikator kebijakan yang ketiga administrasi yang sehat atau sesuai dengan
iyaitu produksi. Dalam hal yang berkaitan kebijakan organisasi. Indikator kinerja aparat
dengan program-program yang di desa yang keempat iyalah Responsibilitas.
realisasikan oleh aparat desa iyalah 70,6%. Keterbukaan aparat desa memberikan
Hasil yang dilihat dari presentase maka dapat pelayanan kepada masyarakat 75%. Dan
dikategorikan “Baik”. aparat desa bertanggu jawab sepenuhnya
Mengukur sejauh mana suatu kebijakan dalam membantu melayani kebutuhan
dapat memuaskan kelompok sasaran dari masyarakat 73,2%. Hasil dilihat dari
rencana tersebut. Kelompok sasaran presentase maka dapat dikategorikan “ Baik”.
program kebijakan dapat menikmati manfaat Kemampuan aparat dalam mengacu
dari program yang dilaksanakan oleh pada sejauh mana kebijakan dan kegiatan
pelaksana program kebijakan. Indikator lembaga publik bergantung pada kebutuhan
kebijakan yang keempat yaitu kepuasan. dan aspirasi masyarakat. di desa bulo
Dalam hal yang berkaitan dengan fasilitas timoreng Kecamatan Panca Rijang
Kabupaten Sidenreng Rappang. Indikator

JIA | Volume 9 | Nomor 3 | Edisi Desember 2021


122
p-ISSN 2302-0970
e-ISSN 2723-0201
kinerja aparat desa yang kelima iyalah Masyarakat Di Desa Bulo Timorang
Akuntabilitas. Dalam hal ini aparat desa Kacamatan Panca Rijang Kabupaten
dapat mempertimbangankan aspirasi Sidenreng Rappang. Memiliki pengaruh
masyarakat dalam menyusun suatu kebijakan sebesar 16,4% seperti yang ditunjukkan oleh
desa 69,6%. Hasil dilihat dari presentase tabel model summary dimana nilai Rsquare
maka dapat dikategorikan “ Baik”. 0,164% atau 16,4% apabila hubungan
Keadilan sosial adalah keadilan yang kebijakan dan kinerja aparat desa dinilai
sama untuk semua. Indikator keadilan kurang baik maka kesejahteraan masyarakat
meliputi: pendidikan, akses kesehatan dan juga kurang baik.
akses dukungan. Indikator kesejahteraan
masyarakat yang pertama iyalah keadilan D. KESIMPULAN
sosial. Masyarakat menerima keadilan sosial Berdasarkan data yang diperoleh
tentang bantuan langsung tunai 60%, kinerja setelah diolah kembali, hasil penelitian
aparat desa dalam pengelolaan bantuan tentang hubungan antara kebijakan dan
langsung tunai untuk kesejahteraan kinerja kepala desa terhadap kesejahteraan
masyarakat 69,6%, bantuan langsung tunai penduduk desa Bulo Timorang, dapat ditarik
sudah mencukupi untuk memenuhi kesimpulan sebagai berikut: kesimpulan
kebutuhan sehari-hari 62,4%. Dan bantuan sebagai berikut.
langsung tunai dapat mensejahterakan 1. Hubungan Kebijakan (X1) berpengaruh
kehidupan masyarakat 60,6%. secara positif dan singnifikan terhadap
Keadilan ekonomi adalah situasi atau kesejahteraan masyarakat didesa bulo
situasi di mana orang mendapatkan hak timorang. Hal ini dapat dilihat dari
mereka. Unsur-unsur indeks pemerataan singnifikan hubungan kebijakan (X1) 0,005
ekonomi adalah: pendapatan, kepemilikan < 0,05. Dimana nilai thitung lebih besar
rumah, pengeluaran rumah tangga untuk dari ttabel (2,938> 2,006) maka H0 ditolak
kesehatan dan pengeluaran untuk H1 diterima. Sehingga hipotesis yang
pendidikan. Indikator kesejahteraan berbunyi hubungan kebijakan terhadap
masyarakat yang kedua iyalah keadilan kesejahteraan masyarakat secara persial
ekonomi. Bantuan langsung tunai dapat diterima. Sehingga variabel hubungan
mensejahterakan keadaan ekonomi kebijkan mempunyai peran penting
masyarakat setempat 60%, Bantuan terhadap kesejahteraan masyarakat
langsung tunai didasarkan atas dasar status didesa bulo timorang kacamatan panca
kepemilikan rumah tempat tinggal 65,6. Dan rijang kabupaten sidenreng rapaang.
bantuan langsung tunai dapat meningkatkan 2. Variabel Kinerja Aparat Desa (X2) tidak
kesejahteraan masyarakat 60,2%. berpengaruh secara positif dan tidak
Keadilan demokrasi, Demokrasi sangat singnifikan terhadap kesejahteraan
penting dalam hal pembagian kekuasaan masyarakat didesa bulo timorang
dalam suatu negara, dan kekuasaan negara kacamatan panca rijang kabupaten
yang diperoleh dari rakyat juga harus sidenreng rapaang, dimana t hitung unuk
digunakan untuk kepentingan dan X2 sebesar 0,821 lebih kecil dari t tabel
kesejahteraan rakyat. Indikator keadilan 2,006 dengan signifikasi sebesar 0,415
sosial mencakup keamanan dan akses lebih besar dari taraf singnifikansi yaitu
informasi. Indikator kesejahteraan 0,05. Berarti nilai thitung lebih kecil dari
masyarakat yang ketiga yaitu keadilan ttabel (0,821< 2,006) maka H0 diterima
demokrasi. Bantuan langsung tunai diberikan dan H2 ditolak. Sehingga hipotesis yang
secara adil pada masyarakat 67,4%. Hasil berbunyi kinerja aparat desa terhadap
dilihat dari presentase maka dapat kesejahteraan masyarakat secara persial
dikategorikan “ Baik”. ditolak berarti tidak ada pengaruh X2
Berdasarkan hasil pengujian pada terhadap Y.
pengujian hipotesis dapat dijelaskan bahwa 3. Pengujian secara bersama-sama, dimana
pada nilai Fhitung. Dan tingkat signifikan pada nilai Fhitung sebesar 6.403 dengan
0,003< 0,05 maka H0 ditolak dan H3 nilai Ftabel adalah 3,17 sehingga nilai
diterima, dapat disimpulkan bahwa variabel “ Fhitung > Ftabel atau 6.403>3,17. Dan
Hubungan Kebijakan Dan Kinerja Aparat tingkat signifikan 0,003< 0,05 maka H0
Desa Secara Bersamaan Berpengaruh ditolak dan H3 diterima, dapat disimpulkan
Singnifikan Terhadap Kesejahteraan bahwa variabel hubungan kebijakan (X1)

JIA | Volume 9 | Nomor 3 | Edisi Desember 2021


123
p-ISSN 2302-0970
e-ISSN 2723-0201
dan kinerja aparat desa (X2) secara Zaidan, N. (2015). Manajemen
bersama-sama atau simultan terhadap Pemerintahan. Jakarta: Raja Grafindo
kesejahteraan masyarakat desa bulo Persada.
timorang. Sehingga H3 menyatakan
hubungan kebijakan dan kinerja aparat Zainuddin. (2017). Teori-Teori Mutakhir
desa secara simultan berpengaruh positif Dalam Perspektif Ilmu Administrasi
dan singnifikan terhadap kesejahteraan Publik. Makassar: Phinatama Media.
masyarakat di desa bulo timorang
kacamatan panca rijang kabupaten
sidenreng rappang.

E. REFERENSI
Hardiyansyah. (2018). Kualitas Pelayanan
Publik, Konsep, Dimensi, Indikator
Dan Implementasinya. Yogyakarta:
Gava Media.

Hessel, N. S. (2015). Manajemen Publik.


Jakarta: Grasindo.

Ibrahim. (2018). Teori Dan Konsep


Pelayanan Publik Serta
Implementasinya. Bandung: Refika
Aditama.

Jamaluddin, A. (2015). Metode Penelitian


Administrasi Publik (Teori Dan
Aplikasinya). Yogyakarta: Gava
Media.

Monalisa, I. a. (2020). Pembangunan


Partisipatif Dan Pemberdayaan
Masyarakat. Pasuruan Jawa Timur:
Penerbit Qiara Media.

Mustanir, A. P. (2017). Partisipasi


Masyarakat Dalam Musyawarah
Rencana Pembangunan Di Kelurahan
Kanyuara Kecamatan Watang
Sidenreng Kabupaten Sidenreng
Rappang. Politik Profesi, 247-61.

Sahar, W. M. (2021). Implementasi


Kebijaikan tentang Pengelolaan
Badan Usaha Milik Desa Lagading
Kabupaten Sidenreng Rappang.
Jurnal Ilmiah Administrasi (JIA), 33-
37.

Santosa, P. (2018). Administrasi Publik, Teori


Dan Aplikasi Good Governance.
Bandung: Refika Adiatama.

Sinambela, L. P. (2017). Reformasi


Pelayanan Publik Teori Kebijakan,
Implementasi. Jakarta: Bumi Aksara.

JIA | Volume 9 | Nomor 3 | Edisi Desember 2021


124

Anda mungkin juga menyukai