Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN (KKL)

ANALISIS WILAYAH NAGARI TAMBANG KECAMATAN IV JURAI


KABUPATEN PESISIR SELATAN

DI SUSUN OLEH:

Tiara Kurnia Dewi 20030036


Vivil Gusvira Zhona 20030045
Lidia Mewilda 20030046
Hilda Amelia Gustti 20030051
Dhea Ramadhani 20030053
Adisti Anggraini 20030064

DOSEN PEMBIMBING
Elvi Zuriyani, M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS PGRI SUMATERA BARAT (UPGRISBA)
PADANG
2023
A. TEKNIK DAN PENILAIAN TINGKAT PERKEMBANGAN NAGARI

Nilai suatu desa dapat ditentukan oleh potensi yang tersimpan dalam desa itu
sendiri, baik poensi sosial maupun potensi fisik, jadi arti nilai desa mencakup
kualitas dan kuantitastif. Pada mulanya untuk menentulan nilai perkembangan
desa adalah dengan meneliti, faktor luas desa, jmlah penduduk dan besarnya desa
serta kepdatan penduduk. Sehingga alam kenyataanya terjadilah kondisi tingkat
perkembangan desa dengan beraneka ragam, didasari dengan kenyataan inilah
digunakan beberapa indikatior sumberdaya untuk dapat mengenal, kemudian
menggolongkan tingkat perkembangan desa. Oleh karena banyaknya fisikal dan
non fisikal dan suatu wilayah desa, serta untuk memudahkan kerja operasional
dalam mengarahkan pembangunan desa, maka tidak seluruh sumberdaya yang ada
digunakan sebagai dasar penggolongan tingkat perkembangan desa.
Sumbr-sumber daya yang dapat digunakan untuk masuk dalam penggolongan
tingkat penggolongan desa hanyalah sumberdaya-sumber daya yang dianggap
berkaitan erat dengan tingkat perkembangan desa.

Sesuai dengan adanya kebijakan pemerintag dengan adanya instans


Mendagri No. 11 tahun 1972 bahwa secara sederhana dapat digunakan sebagai
indikator penilaian tingkat perkembangan desa (swadaya, swakarsa dan
swasembada). Hal ini sesuai pula dengan kebijakan pemerintah dalam buku
UDKP yang dkeluarkan oleh depertemen Dalan Negeri 1977/1978 hanya tiga
lemen utama yaitu:

1. Faktor ekonomi terdiri dan dua indikator berupa mata pencarian dan produksi
desa
2. Faktor sosial berupa adat istiadat, kelembagaan, pendidikan dan gotoroyong.
3. Fakor prasarana.
Dari tiga elemen tersebut ada 7 indikator dan dari 7 indikator penilaian
tingkat perkembangan desa itu merupakan aspek-aspek kehidupan sebagai produk
dan sebagai usaha-usaha manusia didalm mengelola lingkungannya. Indikator
tersebut dapat dikembngkan berrikut ini dalam bentuk :
1. Mata pencarian penduduk yang dapat digolongkan denga 3 sektor yaitu
a. Sektor pertanian (promair) adalahpenduduk yang mempu nyai mata
pencarian pokok petani (petani pemilik, petani penggarap, buruh tani),
peternak, pencari hasil hutan, pencari batu galian dan nelayan.
b. Sektor kerajinan/industri (sekundair) adalah penduduk yang mempunyai
maa pencarian pokok dibdang kerajianan tangan (pengrajin) dan industri
kecil.
c. Sektor jasa dan perdagangan (tertiair) adaah penduduk yang mempunyai
mata pencarian pokok dibidang perdagangan, warung, dokter, bidan, mantri,
pegawai negeri, guru, ABRI, kariawan swasta dan jasa-jasa lainya.
Cara penulisan:
a) 55 % atau lebih penduduk desa bermata pencarian pokok disektor
primeir maka diberi simbul E1
b) 55 % atau lebih penduduk desa bermata pencarian pokok disektor
sekundair maka diberi simbul E2
c) 55 % atau lebih penduduk desa bermata pencarian pokok disektor
tersieir maka diberi simbul E3
2. Produksi Desa (Y)
Produksi desa adalah jumlah total produk barang dan jasa yang
dihasilkan oleh unit-unit produksi yang beroprasi diwilayah desa tersebut satu
tahun yang dinilai dalam rupiah. Dalam nilai produk desa yang dihitung adalah
nilai tambah kotor dan sektor pertanian perkebunan, kehutanan, perternakan,
perikanan, bahan galian, industri dan kerajinan, perdagangan, komunikasi dan
angkutan jasa, bangunan, sewa rumah, listrik, bank, lembaga-lembaga lain,
jasa-jasa pemerintah dalam satu tahun. Harga produk komoditi dihitung dalam
rupiah ditingkat pasar lokal desa/kecamatan atau pasar sub-regional
(kabupaten/kotamadya) maupun pasar regional (propinsi) yang berlaku
Cara penilaian:
a. Kurang dan 50 juta rupiah dalam satu tahun, produksi desa termasuk
rendah diberi smbul Y1
b. Antara 50 juta rupiah sampai 100 juta rupiah dalam satu tahun, produksi
desa termasuk sedang diberi smbul Y2
c. lebih juta rupia dan 100 juta dalam satu tahun, produksi desa termasuk
tinggi diberi smbul Y3.
3. Adat dan Kepercayaan (A)
Penilain adat istiadat didasrkan atas data kuantitatif, yaitu dengan cara
menjumlah banyaknya upacara yang masih berlaku dan di anut oleg sebagian
besar penduduk desa, sedangkan kualitatif adalah jenis upacara adat yang
brsifat pemboosan di desa.
a. Upacara kelahiran bayi
b. Upaca peralihan anak kedewasa
c. Upacara perkawinan
d. Upacara kematian
e. Upacara pergaulan antara pria dan wanita
f. Upacar yang berhunbunag dengan pertanian sawah, pembangunan, irigasi dan
lain sejenisnya.
g. Upacara pantanan pantanan
h. Upacar sistem hubungan keluarga
i. Upacara pepatah/petani anggaran adat berikut sangsi-sangsinya.

Cara penilaian:
a. Mempunyai 7 – 9 macam upacara/ adat yang mengikat yang diberi
simbol A1
b. Mempunyai 4 – 6 macam upacara/ adat yang mengikat yang diberi
simbol A2
c. Mempunyai 1 – 3 macam upacara/ adat yang mengikat yang diberi
simbol A3
4. Kelembagaan (L)
Dala penilaian kelebagaan, yang harus dilihat adalah:
a. Lembaga pemerintahan (Kepala desa dan pamong desa, musywarah desa
dan lain jenisnya
b. Perekonomian (koperasi, bank, lumbung desa, BUUD/KUD)
c. Lembaga sosial (LSD, Panti asuhan)
d. Lembaga pendidikan (BP3, Pesantren, pesantren, madrasah dan lainnya)
e. Lembaga kesehatan (U.S, BKJA Poliklinik)
f. Lembaga kesenian (olahraga tari wayang dll
g. Lembaga gotong royong (subak. Arisan dll
h. Lambaga adat lainya

Cara penilaian:
a. Mempunyai 7-9 dengan syarat bahwa lembaga pemerintah LKMD,
KUD/BUUD ada dinilai maju atau L3
b. Mempunyai 4-6 dengan Syarat lembaga emerintah dan LSD ada dinilai
sedang atau L2.
c. Mempunyai 1-3 dengan syarat lembaga pemerintah harus ada dinilai
sederhana L1
5. Pendidikan (Pd)
Penilain tingkat pendidikan diperhitungkan dan presentase jumlah
penduduk yang tamat SD ke atas terhadap jumlah penduduk seluruhya

Cara Penilaian
a. Penduduk yang tamat SD ke atas kurang dan 30% tingkat pendidikan
rendah dengan simbol Pd1.
b. Penduduk yang tamat SD ke atas 30% - 60% tingkat pendidikan sedang
dengan simbol Pd2.
c. Penduduk yang tamat SD ke atas lebih dan 60% tingka pendidikan
tinggi dengan simbol Pd3.
6. Swadaya Gotong Royong (Gr)
Penilaian swadaya dan gotong royong diperhitungkan dengan
menggunakan data kualitatif dengan data kuantitatif
Ciri-ciri Swadaya dan gotong royong adalah sebagai berikut:

a. Tahap Swadaya dan gotong royong tersembunyi diberi simbol Gr1


Ciri-cirinya adalah:
 Kehendak/ keinginan pemimpin menentukan perkembangan swadaya
 Poensi manusia, alam kebudayaan belum dimanfaatkan aiatau digali
secara intensif
 Jenis dan kualitas usaha pembangunan cenderung pada bangunan
bangunan fisik non produktif
b. Tahap transisi diberi simbol Gr2 tahap swadaya gotong royong antara
tersembinyi dan manifest (kelihatan nyata)
c. Tahap Swadaya dan gotong royong manifest diberi simbol Gr3

Ciri-cirinya adalah
 Terdapat keterampilan dlam penggunaan potensi pembangunan
 Partisipasi masyarakat secara terbuka dalam pelaksanaan dan
evaluasi terhadap kegiatan pembangunan
 Pelaksanaan sesuai dengan rencana dan fungsinya
7. Prasaranan (P)
Penulisan prasarana dsa meliputi perhubungan produksi, pemasaran dan
sosial.
Cara penilaian:
a. Prasarana Perhubungan
Prasarana perhubungan memegang peranan penting bagi
perekonomian desa karena meskipun produksi tinggi tetapi
perhubungannya tidak lancar maka pemasaran produksinya pun akan
lambat.
Cara penilainnya

 Jika dilalui oleh jalan aspal, jalan batu dan jalan tanah diberi skor 50
 Jika desa memiliki/ dilalui atau jalan air yang bak dan jalan tanah
diberi skor 30.
 Jika desa hanya mempunyai tanah saja diberi skor 10.
b. Prasarana Produksi
Cara penilaian:
 Jika desa mempunyai dam sendiri dengan bangunan-bangunan air dan
salurannya teknis, sehingga pengatura air dapat “auotonom” dan bak,
diberi skor 25
 Jika desa memliki bangunan-bangunan air dengan saluran setengah
teknis diberikan sko 15.
 Jika desa mempunyai saluran irigasi secra sederhana/ tadah hujan
diberi skor 5
Untuk desa-desa yang tidak mempunyai sistem irigasi/ bukan desa
pertanian tahunan, yang dinilai adalah sistem budidaya tanaman.
Cara penilaian:
 Jika tanaman di desa pada umumnya dipelihara dengan baik dan
jaraknya dengan baik diberi skor 25
 Jika tanaman di desa pada umumnya kurang dipelihara dengan baik
dan jaraknya dengan baik diberi skor 15
 Jika tanaman di desa pada umumnya tidak dipelihara dengan baik
dan jaraknya dengan baik diberi skor 5
c. Prasarana Pemasaran
Cara penilaian:
Prasarana pemasaran dikelompokkan kedalam 3 kelompok yaitu:
1) Pasar umum/ pasar hewan/ pasar lainnya
2) Bank/ Koperasi/ Lumbung desa/KUD/ BUUD
3) Toko/ Kios/ Warung
 Jika mempunyai 3 jenis kelompok diberi skor 25
 Jika mempunyai 2 jenis kelompok diberi skor 15
 Jika mempunyai 1 jenis kelompok diberi skor 1
d. Prasarana Sosial
Penilaian meliputi 6 kelompok prasaranan sosial, yaitu
1) Gedung pemerintahan desa
2) Gedung LSD
3) Gedung sekolah
4) BKIA/ poli klinik/
puskesmas/ RS
5) Masjid/Surau/Gerja/
pura/wihara
6) Tempat rekreasi
Cara penilaian:
 Jika desa punya 5 - 6 prasarana dengan syarat ada gedung
pemerintahan, gedung sekolah dan poliklinik diberi skor 25.
 Jika desa punya 3 - 4 prasarana dengan syarat ada gedung
pemerintahan, gedung sekolah dan poliklinik diberi skor 15
 Jika desa punya 1 - 2 prasarana dengan syarat ada gedung
pemerintahan, gedung sekolah dan poliklinik diberi skor 5

Penilaian prasarana keseluruhan (pr. Perhubungan, p.r, Produksi, Pr.


pemasaran, pr. Sosial) yaitu dengan menjumlah semua skor.
1) Jumlah nilai skor seluruh prasarana antara 95- 125, diberi simbol
p3
2) Jumlah nilai skor seluruh prasarana antara 60 - 94, diberi simbol
p2
3) Jumlah nilai skor seluruh prasarana kurang dari antara 60, diberi
simbol p1

Setelah semua data yang diperlukan dalam rangka meningkat perkembangan


desa dapat terkumpul, tahap selanjutnya adalah memasukkan ke 7 faktor
perkembangan tersebut kedalam tabel tertentu sehingga perkembangan
bersangkutan dapat diketahui dan tergolong dalam desa swadaya, swakarya dan
swasembada, serta mengetahui maslah-masalh dalam perkembangan desa tersebut
ANGKET PENILAIAN TINGKAT PERKEMBANGAN NAGARI
PADA KULIAH KERJA LAPANGAN (KKL) PRODI PENDIDIKAN
GEOGRAFI UNIVERSITAS PGRI SUMBAR 2023

Untuk melihat perkembangan sebuah desa/ jorong dapat kita lihat dari
beberapa kategori, diantaranya adalah:

A. Kondisi Umum Jorong

1. Jarak jorong dengan pusat - Nagari 0,5 km

- Kabupaten 6 km

- Kota 6 km

2. Bentuk jalan dari nagari

- Aspal - Batu - Tanah

3. Pola Pemukiman

- Memanjang - Mengelompok - Berpencar

4. Berdasarkan Luas Jorong

- Desa Terkecil 0-2 km2 - Desa Besar 6-8 km2

- Desa Kecil 2-4 km2 - Desa Terbesar 8-10 km2

- DesaSedang 4-6 km2

5. Berdasarkan Jumlah Penduduk

- Desa terkecil dengan jumlah peduduk dibawah 800 org

- Desa kecil Terkecil dengan jumlah peduduk antara 800-1600 org

- Desa sedang dengan jumlah peduduk antara 1600-2400 org

- Desa besar dengan jumlah peduduk antara 2400-3200 org


- Desa terbesar dengan jumlah peduduk antara 3200- lebih

6. Berdasarkan Pola Daerah

- Bentuk kompak

- Bentuk memanjang

- Bentuk terpisah

- Bentuk gabungan

B. Ada tujuh kunci pokok penilaian dalam menentukan perkembangan


desa/jorong yaitu:

1. Mata pencarian penduduk

a. Sektor pertanian (promair)

- Petani pemilik - Petani penggarap

- Buruh tani - Peternak

- Pencari hasil hutan - Pencari batu galian

- Nelayan

b. Sektor Kerajian / Industri (sekundair)

c. Sektor jasa dan perdagangan (tertiair)

- Perdagangan - Warung

- Dokter - Bidan

- Mantri - Pegawai negeri

- Guru - ABRI/POLRI

- Kariawan swasta dan jasa-jasa lainya.


2. Produksi Jorong (Y)

A. sektor pertanian

B. Perkebunan

C. Kehutanan

D. Perternakan

E. Perikanan

F. bahan galian

G. industri dan kerajinan

H. Perdagangan

I. Komunikasi

J. angkutan jasa

K. Bangunan

L. sewa rumah

M. Listrik

N. Bank

O. lembaga lain

3. Adat dan Kepercayaan (A)

A. Upacara kelahiran bayi

B. Upacara peralihan anak kedewasa

C. Upacara perkawinan

D. Upacara kematian

E. Upacara pergaulan antara pria dan wanita


F. Upacara yang berhunbunag dengan pertanian sawah, pembangunan,
irigasi dan lain sejenisnya.

G. Upacara pantanan pantanan

H. Upacar sistem hubungan keluarga

I. Upacara pepatah/petani anggaran adat berikut sangsi-sangsinya.

4. Kelembagaan (L)

Dalam penilaian kelebagaan, yang harus dilihat adalah:

A. Lembaga pemerintahan (Kepala desa dan pamong desa, musyawarah


desa dan lain jenisnya

B. Perekonomian (koperasi, bank, lumbung desa, BUUD/KUD)

C. Lembaga sosial (LSD, Panti asuhan)

D. Lembaga pendidikan (BP3, Pesantren, pesantren, madrasah dan lainnya)

E. Lembaga kesehatan (U.S, BKJA Poliklinik)

F. Lembaga kesenian (olahraga tari wayang dll)

G. Lembaga gotong royong (subak. Arisan dll)

5. Pendidikan (Pd)

A. Tidak sekolah

B. Tamatan SD

C. Tamat SMP

D. Tamat SMA

E. Perguruan Tinggi

6. Swadaya Gotong Royong

A. Tahap Swadaya dan gotong royong tersembunyi


B. Tahap transis (kelihatan nyata)

C. Tahap Swadaya dan gotong royong manifest

7. Prasaranan

A. Prasarana perhubungan

a. Jalan aspal

b. Jalan air

c. Jalan tanah, batu

B. Prasarana produksi

a. Salurannya teknis

b. Setengah teknis

c. Sederhana/ tadah hujan

C. Prasarana pemasaran

a. Pasar umum/ pasar hewan/ pasar lainnya

b. Bank/ Koperasi/ Lumbung desa/KUD/ BUUD

c. Toko/ Kios/ Warung

D. Prasarana sosial

a. Gedung pemerintahan desa

b. Gedung LSD

c. Gedung sekolah

d. BKIA/poliklinik/puskesmas/ RS

e. Tempat rekreasi

f. Masjid/Surau/Gerja/ pura/wihara

Anda mungkin juga menyukai