Anda di halaman 1dari 4

Contoh Soal ❑ Merancang pasak / keys :

A.1. Prosedur dalam merancang muff-coupling sebagai berikut: ❑ Diameter poros (d) : JawaBAN
Dari tabel pporos dan pasak maka diketahu ukuran pasaknya, yaitu :
Sleeve dirancang dengan pertimbangan sebagai poros Panjang pasak / key sesuai dengan panjang Sleeve (i.e. 3,5 d ), sedangkan Rancang kopling muff yang digunakan untuk menghubungkan dua poros baja 𝑃𝑥60 30 000 𝑥 60
T= = = 716,5 N-m = 716,5 x 103 N-mm, maka diameter poros adalah: w = 16 mm dan t = 10 mm
lebar dan tebal dari pasak dapat diperoleh dari tabel 13.1 yang meneruskan daya 30 kW pada 400 r.p.m. Bahan untuk poros dan pasak 2𝑥𝑥𝑁 2𝑥3,14 𝑥 400
berlubang ( hollow shaft ).
adalah baja karbon biasa yang tegangan geser 40 MPa dan tegangan tekan 16𝑇 16 𝑥 716 500 Untuk panjang pasak (l) adalah :
𝑳 𝟑,𝟓 𝒅 𝑑3 = = = 91.273,88 → d = 44,85 mm → d (Ø poros) diambil 50 mm l = L/2 = 150 / 2 = 75 mm
𝒍= = (chrushing stress) 70 MPa. Bahan untuk muff coupling besi tuang dimana 𝜋𝑥𝜏𝑠 3,14 𝑥 40
𝟐 𝟐
tegangan geser yang diijinkan sebesar 15 MPa. ❑ Diameter sleeve / muff coupling (D) : Selanjutnya apakah pasak memenuhi syarat dengan mencek terhadap shear and chrusing stress?
Setelah panjang pasak ditentukan , selanjutnya untuk mencek beban 𝑑
shearing dan crushing stressnya. D = 2d + 13 ( mm ) o T = l x w x 𝜏𝑠 x
2
SOLUSI D = 2x50 + 13 = 113 mm → diameter sleeve ( D) diambil = 120 mm ( ukuran poros standar) 50
716,5 x 103 = 75 x 16 x 𝜏𝑠 x
2


𝒅
𝑻= 𝒍𝒙𝒘𝒙 𝒙 ( untuk beban shearing pasak ) Diketahui: L = 3,5 d panjang sleeve = 3,5 x 50 = 150 mm
o 𝜏𝑠 = 23,88 N/mm2 → memenuhi karena di bawah 𝝉𝒔 = 40 N/mm2
𝟐 Ditanyakan :
T = Torsi yang ditransmisikan oleh coupling Selanjutnya dicek, apakah muff coupling memenuhi syarat ?
𝒕 𝒅 P = 30 kW = 30 000 W
c = Permessible shear stress material sleeve D = 2d + 13 ( mm ) 𝑻= 𝒍𝒙 𝒙 𝒄 𝒙 ( untuk beban crushing pasak ) • Diameter poros (d) 𝑡 𝑑
L = 3,5 d 𝒘 𝟐 N = 400 RPM
• Diameter sleeve / muff coupling π 𝐷4 −𝑑 4 ❖ T = l x x 𝑐𝑠 x
T=  2 2
s = 40 MPa = 40 N/mm2 16 𝑐 𝐷
716,5 x 103 = 75 x x 𝑐𝑠 x
10 50
Untuk hollow shaft (D)
cs = 80 MPa = 80 N/mm2 2 2
Dimana : • Dimensi pasak 𝜋 1204 − 504 ❖ 𝜏𝑠 = 76,42 N/mm2 → memenuhi karena di bawah 𝒄𝒔 = 80 N/mm2
c = 15 MPa = 15 N/mm2 716 500 = 𝜏𝑐
π 𝐷4 −𝑑4 d = diameter shaft 16 120
• T= 16 𝑐
𝐷 D = diameter Sleeve
c = 2,18 N/mm2 → Memenuhi, karena nilainya lebih kecil dari permissible shear stress ijin,
L = panjang sleeve
π 𝑑 yaitu 15 N/mm2
• T= 16 𝑐 𝐷3 1 − 𝑘 4 → k = 𝐷

1. Unprotected Type Flange Coupling.


Design of Flange Coupling
Tabel Poros & pasak (keys) 2. Protected Type Flange Coupling.
3. Marine type flange coupling.

Pertimbangkan merancang flens kopling flens seperti yang ditunjukkan


pada Gambar 1 dan Gambar 2.

𝑡𝑓 = 0,5 d 𝑡𝑓 = 0,5 d d = diameter poros atau diameter dalam hub


𝐷 =2d 𝑡𝑝 = 0,25 d 𝑡𝑓 = 1Τ3 d
D = diameter luar hub / flens
d1 = diameter nominal baut
𝐷1 = 3 d 𝐷 =2d 𝐷1 = 1,6 d D1 = diameter pitch lubang baut
𝐷2 = 4 d 𝐷1 = 3 d 𝐷2 = 2,2 d n = jumlah baut
L = 1,5 d 𝐷2 = 4 d t f = tebal flens
L = 1,5 d τs , τb dan τk = allowable shear stress for poros, baut dan pasak
τc = allowable shear stress for material flens
σcb and σc𝑘 = allowable crushing stress untuk bolt dan pasak

c. Design for Flange / flens : LATIHAN SOAL - 01 1. Rancangan untuk hub: JAWAB Cek kekuatan shear stress hub terbuat dari material besi tuang dengan mengingat
a. Design for Hub : bahwa hub dianggap poros hollow :
Pertimbangan merancang hub adalah sama seperti merancang poros Pertimbangan merancang flens adalah shear stress flens nilainya 
Rancang sebuah flens kopling jenis protective dari bahan besi Diameter poros (d) :
hollow, yaitu : dari permissible shear stress material flens, yaitu : 𝜋 𝐷4 − 𝑑4 3,14 704 − 354
tuang untuk meneruskan daya 15 kW dengan putaran 900 r.p.m 𝑇= 16
𝑥 𝜏𝑐
𝐷
→ 214 974 =
16 𝑐
𝜏
70
2𝑇 dengan Service Factor (SF) 1,35 dan permissible stress yang 𝑷𝒙𝟔𝟎 𝟏𝟓 𝟎𝟎𝟎𝒙𝟔𝟎
𝜋 𝐷 4 − 𝑑4 𝜏𝑐 =  permissible shear stress material flens 𝑻= = = 159,24 N-m
𝑇= 𝑥 𝜏𝑐 𝜋 𝑥 𝐷 2 𝑥 𝑡𝑓 digunakan untuk sistem ini adalah: 𝟐𝒙𝝅𝒙𝑵 𝟐𝒙𝟑,𝟏𝟒𝒙𝟗𝟎𝟎 214 974
16 𝐷 𝜏𝑐 = = 3,406 N/mm2  8 N/mm2 → Memenuhi √
• Shear stress material poros, pasak dan baut 40 MPa. 63 107

Panjang hub (L) = 1,5 d Tebal flange / flens (𝒕𝒇 ) = 0,5 d (Unprotected type flange coupling. ) • Crushing stress material pasak dan baut 80 MPa. Karena Service Factor 1,3, maka :
2. Rancangan Pasak :
Tebal flange / flens (𝒕𝒑 ) = 0,5 d (protective type flange coupling. ) • Shear stress material besi tuang 8 MPa. Dari tabel pasak, dapat diketahui ukuran pasak adalah lebar (w) 10 mm dan
Tmax = 1,35 x 159,24 = 214,974 N-m = 214 974 N-mm
tebal (t) 8 mm, sedangkan panjang pasak (l) 42,5 mm.
b. Design for Keys / pasak : SOLUSI
d. Design for Bolts / baut : sehingga diameter poros (d) : Cek kekuatan shear stress dan crushing stress pasak:
Pertimbangkan merancang keys / pasak , shear stress dan crushing stress Diketahui:
dicek dan nilainya  dari permissible shear dan crushing stress material P = 15 kW = 15 x 103 W 𝑑
= 30,04 mm → diambil d = 35 mm √
Pertimbangan merancang baut untuk kopling adalah crushing stress baut 3 16 𝑥 𝑇 3 16 𝑥 214 974 𝑇𝑚𝑎𝑥 = 𝑙 𝑥 𝑤 𝑥 𝜏𝑘 𝑥 → 214 974 = 42,5 x 10 x 𝜏𝑘 x 17,5
𝑑= = 2
pasak nilainya  dari permissible crushing stress material baut, yaitu : N = 900 r.p.m Ditanyakan : 𝜋 𝑥 𝜏𝑠 𝜋 𝑥 40
SF = 1,35 214 974
2𝑇 • d poros ? 𝜏𝑘 = = 28,24 N/mm2  40 N/mm2 → Memenuhi √
2𝑇 s = b = k = 40 MPa = 40 N/mm2
𝜏𝑘 =  permissible shear stress material pasak 𝜎𝑐𝑏 =  permissible crushing stress material baut • D ? Diameter hub (D) :
7 612,5
𝑙𝑥𝑤𝑥𝑑 𝑑1 𝑥 𝐷1 𝑥 𝑡𝑓 𝑥 𝑛
cb = ck = 80 MPa = 80 N/mm2 • D1 ? D = 2 x d = 2 x 35 = 70 mm √ 𝑇𝑚𝑎𝑥 = 𝑙 𝑥
𝑡
𝑥 𝜎2 𝑥
𝑑
→ 214 974 = 42,5 x 4 x 𝜎𝑐𝑘 x 17,5
𝜎𝑐𝑘 =
4𝑇
 permissible chrushing stress material pasak c = 8 MPa = 8 N/mm2 • D2 ? 2 2
𝑙𝑥𝑡𝑥𝑑
• d1 / diameter baut ? Panjang hub (L) : 214 974
𝜎𝑐𝑘 = = 72,3 N/mm2  80 N/mm2 → Memenuhi √
• tf ? 2 975
L = 1,5 x d = 1,5 x 35 = 52,5 mm √
Universal Coupling LATIHAN SOAL 01.
Jawaban
4. Rancangan Bolts / Baut :

Dicari nilai diameter nominal baut (𝑑1 ) dan jumlah baut (n) untuk poros dipilih Kopling universal digunakan untuk menghubungkan dua
3. Rancangan Flange /Flens : 4 buah. 1. Diamater poros (𝒅)
poros yang mentransmisikan torsi 6 000 N-m.
Nilai pitch center diameter flens (𝐷1 ) untuk bolt adalah ∶
Tebal flens kopling (𝑡𝑓 ) adalah 05 x d → 𝒕𝒇 = 0,5 x 35 = 17,5 mm Diketahui bahwa torsi yang ditransmisikan poros adalah:
𝐷1 = 3 x d = 3 x 35 = 105 mm Dengan asumsi bahwa poros hanya dikenakan torsi,
Cek kekuatan shear stress flens : 𝜋 𝑥 𝑑12 𝐷1 𝜋 𝑥 𝑑12 tentukan diameter poros dan pin. Tegangan geser yang 16T = π x  x d3, maka diameter poros ( 𝑑 ) adalah :
𝑇𝑚𝑎𝑥 = 2
𝑥 𝑛 𝑥 𝜏𝑏 𝑥 2
→ 214 974 = 2
x 4 x 40 x 52,5
diijinkan untuk poros dan pin dapat diambil masing-
𝜋 𝑥 𝐷2 𝜋 𝑥 702 16 x 6 000 000 = 3,14 x 55 x d3
𝑇𝑚𝑎𝑥 = 𝑥 𝑡𝑓 𝑥 𝜏𝑐 → 214 974 = x 17,5 x 𝜏𝑐 masing sebesar 55 MPa dan 30 MPa.
2 2 𝑑1 =
214 974
13 188
= 4,04 mm → dipilih sesuai tabel baut M6 √
214 974
3 16 𝑥 6 𝑥 106
𝜏𝑐 = = 28,24 N/mm2  40 N/mm2 → Memenuhi √ 𝑑= = 81,86 mm → 𝑑𝑝 = 85,0 mm
7 612,5 Nilai diameter flens (𝐷2 ) untuk bolt adalah : Solusi 3,14 𝑥 55
𝐷2 = 4 x d = 4 x 35 = 140 mm
𝑇𝑚𝑎𝑥 = 𝑙 𝑥
𝑡
𝑥 𝜎2 𝑥
𝑑
→ 214 974 = 42,5 x 4 x 𝜎𝑐𝑘 x 17,5 Diketahui : Maka diameter porosnya adalah 𝑑𝑝 = 85.0 mm
2 2 Tebal dari protective circular flange adalah : T = 6 000 N-m = 6 000 000 N-mm
𝑡𝑝 = 0,25 x d = 0,25 x 35 = 8,75 mm → diambil 10,0 mm  = 55 MPa = 55 N/mm2
214 974
𝜎𝑐𝑘 =
2 975
= 1,6 N/mm2  8 N/mm2 → Memenuhi √  1 = 30 MPa = 30 N/mm2

1. Diamater pin (𝒅𝒑 )


Soal 1 Solusi Sebuah kompresor membutuhkan daya (P)
90 kW, bekerja pada putaran (N2) 250 r.p.m.
Latihan – 1
Jawab : Penggeraknya menggunakan V-belt dari
Sebuah sistem penggerak belt dan Diketahui :
pulley (lihat gambar) jenis in-line Jawab : motor listrik dengan putaran (N1) 750 r.p.m.
Diketahui bahwa torsi yang ditransmisikan adalah: N1 = 2 880
1. Dimana ada selip (Slip) 2% Diameter puli pada poros kompresor
digerakkan motor listrik berjalan
pada 2 880 r.p.m. pada puli 1  360 r.p.m. 1. Dimana tidak ada selip (Slip) tidak boleh lebih dari 1 meter sedangkan
𝑁4 𝑑1 𝑥 𝑑3 𝑠1 𝑠2
𝜋 2 =  360 mm = 1− 1− jarak pusat antar puli (x) dibatasi 1750 mm.
𝑇 =2𝑥 x 𝑑𝑝 x 𝜏1 x d, maka diameter pin ( 𝑑𝑝 ) adalah : mm menggerakkan puli 2  880 d1
 d1 N1 =  d2 N2 → N2 = ( 360 x 2 880 ) / 880
𝑁1 𝑑2 𝑥 𝑑4 100 100
4 mm. Puli 2 menggerakkan shaft (in- d2 =  880 mm Kecepatan sabuk tidak boleh melebihi (v)
line shaft) dengan puli 3  450 mm. d3 =  450 mm N2 = 1 178,18 r.p.m 𝑁4
=
360 𝑥 450
1−
2
1−
2 1600 m/menit.
3,14 =  750 mm 2 880 880 𝑥 750 100 100
x 𝑑𝑝 2 x 30 x 85
1. Tentukan jumlah V-belt yang
6 𝑥 106 = 2x Dengan belt puli 3 menggerakkan d4
4 puli 4  750 mm. Tentukan s1 & s 2 =2% Karena sistem in-line, maka : diperlukan untuk mentransmisikan
N3 = N2 = 1 178, 18 r.p.m N4 = 2 880 x 0,245 x 0,9604 = 678,915 r.p.m daya jika setiap sabuk memiliki luas
kecepatan poros mesin (puli 4)?
penampang (a) 375 mm2, densitas ()
4 𝑥 6𝑥 106 3
𝑑𝑝 = = 38,72 mm → 𝑑𝑝 = 40,0 mm 1. Sistem belt ini dianggap tidak Ditanyakan : Sehingga putaran N4 1000 kg / m dan tegangan tarik yang
2 𝑥 3,14 𝑥 30 𝑥 85 ada slip. diijinkan (σ) 2,5 MPa. Sudut alur (2)
2. Sistem belt ini dianggap ada N4 = ?  d3 N3 =  d4 N4 → N4 = ( 450 x 1 178,18) / 750 puli adalah 35°. Koefisien gesekan (µ)
antara sabuk dan katrol adalah 0,25.
Maka diameter porosnya adalah 𝑑𝑝 = 40.0 mm slip 2%.
N4 = 706,90 r.p.m 2. Hitung panjang yang dibutuhkan
masing-masing belt.

SOLUSI Maximum tension (T ) pada belt : 1. Jumlah V-belts :


Untuk jenis open belt drive yang ditunjukkan pada gambar soal :
T = a x σ = 375 x 2,5 = 937,5 N
Diketahui : P = 90 kW = 90 × 103 a = 375 mm2 = 375 × 10– 6 Telah diketahui daya ( P ) yang ditranmisikan pada setiap belt adalah : Latihan 1.
m2 𝑂2 𝑥 𝑀 𝑟2 − 𝑟1 0,5 − 0,1667
W Sin  = = = = 0,190
N2 = 250 r.p.m. ρ = 1000 kg /m3 𝑂1 𝑥 𝑂2 𝑥 1,75 Tension posisi tight side (T1) pada belt : P = (T1 – T2) x v = (670.8 – 68.96) 26.67 = 16 051 W = 16,051 kW 
N1 = 750 r.p.m. σ = 2.5 MPa = 2.5 N/mm2  = 12,20 o Dirancang sebuah sistem untuk meneruskan daya dengan roda
d2 = 1 m → r2 = 0,5 m 2β = 35° or β = 17.5° T1 = T – TC = 937,5 - 266,7 = 670,8 N  gigi lurus dengan rincian berikut:
x = 1 750 mm = 1.75 m μ = 0.25 Dan sudut putar pada puli yang lebih kecil (yaitu puli pada poros motor) Maka jumlah belt adalah : Rasio roda gigi = 10 : 1; Jarak antara pusat roda gigi 660 mm;
v = 1600 m/min = 26.67 Tension posisi slack side (T2) pada belt :
Total power transmitted 𝟗𝟎 Pinion mentransmisikan daya 500 kW pada 1800 r.p.m.; Jenis
Power transmitted per belt = 𝟏𝟔,𝟎𝟓𝟏 = 5,6 → 6 belt 
m/s =
 = 180 o - 2 = 180 o – 2 x 12,20 o = 156,6 o 2,3 log
𝑇1
= 𝜇 𝑥 𝜃 𝑐𝑜𝑠𝑒𝑐 𝛽 = 0,25 x 2,733 x cosec 17,5o
gigi involute dengan proporsi standar (adendum = m) dengan
Ditanyakan : 1. Jumlah belt ? 𝑇2 sudut tekan 22,5°; Tekanan normal yang diizinkan antara gigi =
2. Panjang belt ? = 156,6 o x (  / 180 ) = 2,733 rad
𝑇1 0,25 x 2,733 x 3,326 𝑇1 175 N per mm lebar.
log = = 0,988 → = 9,727 2. Panjang setiap belts :
𝑇2 2,3 𝑇2
Juga diketahui massa dari belt per meter Panjang : Tentukan :
Djawab : a. Mencari diameter puli motor d1 Telah diketahui panjang setiap belt adalah :
T2 = ( T1 / 9,727 )
1. Modul standar terdekat agar tidak terjadi interferensi
m = Area × length × density = 375 × 10–6 × 1 × 1000 = 0.375 kg/m T2 = ( 670,8 / 9,727 ) = 68,96 N  𝑟2 −𝑟1 2
Diketahui persamaan L =  . ( r1 + r2 ) + 2x + 2. Jumlah gigi pada setiap roda
𝑥
d1 x N1 = d2 x N2 → d1 x 750 = 1 x 250 Centrifugal tension (TC) : L = 3,14 ( 0,165 + 0,5 ) + 2 x 1,75 + ( 0,3352 / 1,75 ) = 5,653 m  3. Lebar pinion yang diperlukan
d1 = 0, 333 m  TC = m x v2 = 0.375 x 26,672 = 266,7 N 4. Beban pada bantalan roda akibat daya yang ditransmisikan.
Dan diketahui :
Diketahui, jumlah minimum gigi pada pinion untuk menghindari DP = m. TP
gangguan (interference): Karena tekanan normal antara gigi adalah 175 N per mm lebar, Latihan Soal 1
𝐷𝑃 120
Diketahui : m = = = 8,6 mm → modul (m) yang diambil 8 mm oleh karena itu diperlukan lebar pinion adalah : Sepasang roda gigi heliks akan mentransmisikan daya (P) 15 kW. Sudut tekan () 20°
𝑇𝑃 14
𝟐𝑨𝒘 dalam bidang diametral dan memiliki sudut heliks () 45 °. Putaran pinion 10 000 r.p.m.
G = TG / TP = DG / DP = 10 𝑻𝒑 = → Aw = 1
𝑮
𝟏 𝟏
𝟏+𝑮 𝑮+𝟐 𝒔𝒊𝒏𝟐 𝝓 −𝟏
dengan diameter pitch (DP) 80 mm dan roda gigi berdiameter pitch (DG) 320 mm. Jika roda
L = 660 mm 2. Jumlah gigi pada setiap roda : 𝑊𝑁 47 840 gigi terbuat dari baja tuang yang memiliki kekuatan statis yang diizinkan (σOP/σOG) sebesar
P = 500 kW = 500 x 103 W 𝑏 = = = 273,4 mm 100 Mpa. Tentukan modul dan lebar muka yang sesuai dari pertimbangan kekuatan statis
2𝑥1 𝟐 𝐷𝑃 120 175 175
NP = 1800 r.p.m. 𝑇𝑝 = = = 13,3  14 (gigi) Jumlah gigi pada pinion → TP = = = 15 dan periksa roda gigi dari keausan, dengan σes = 618 MPa. Modulus Young untuk Pinion
𝟎,𝟏𝟓 𝑚 8
 = 22.5° 10
1 1
1+10 10+2 𝑠𝑖𝑛2 22,5𝑜 −1 dan Gears (EP / EG) adalah 200 kN/mm2.
WN = 175 N/mm width Jumlah gigi pada gear → TG = G x TP = 10 x 15 = 150 Solusi :
TG = G x TP = 10 x 14 = 140 (gigi) 4. Beban pada bantalan roda / Load on the bearings of the wheels
Diketahui : P = 15 kW = 15 × 103 W DG = 320 mm = 0.32 m
Jawaban : 3. Lebar pinion yang diperlukan
𝐷𝐺 𝐷𝑃 10𝐷𝑃 𝐷𝑃 𝐷𝐺  = 20° σOP= σOG = 100 MPa = 100 N/mm2
Dan → L = + = + = 5,5 DP → = 10 Maka diketahui bahwa beban radial pada bantalan karena daya yang
1. Modul standar terdekat jika tidak ada gangguan yang terjadi : 2 2 2 2 𝐷𝑃 𝑃 𝑥 60 500 𝑥 103 𝑥60 ditransmisikan : α = 45° σes = 618 MPa = 618 N/mm2
Torsi yang bekerja pada pinion → 𝑇 = = = 2 652 Nm NP = 10 000 r.p.m. EP / EG = 200 kN/mm2 = 200 000 N/mm2
2 𝜋 𝑁𝑃 2 𝜋 𝑥 1800
Ditanyakan : 660 = 5,5 DP → DP = 120 mm
m = Required module, 𝑇 2 652
𝑾𝑹 = 𝑾𝑵 . 𝐬𝐢𝐧 𝝓 = 47 840 x sin 22,5 = 18 308 N DP = 80 mm = 0,08 m
Beban tangensial → 𝑊𝑇 = = = 44 220 N → = DP
TP = Number of teeth on the pinion 𝐷𝑃 Τ2 0,120Τ2 Ditanyakan :
TG = Number of teeth on the gear satuan m
1. Modul ( m ) dalam mm
DP = Pitch circle diameter of the pinion
𝑊𝑇 44 220 2. Lebar muka (b ) dalam mm
DG = Pitch circle diameter of the gear. Beban normal pada gigi → 𝑊𝑁 = = = 47 840 N
cos  cos 22,5°

A. Stresses in Helical Springs of Circular Wire


Jawaban : Faktor bentuk gigi untuk pinion untuk gigi rintisan (  ) 20° : Memecahkan persamaan diatas dengan metode hit and trial, dan didapatkan : Karena kedua roda gigi terbuat dari bahan yang sama (yaitu baja tuang), maka
0,841 0,841 nilai modulus Young diambil EP = EG = 200 kN/mm2 = 200 × 103 N/mm2 Pertimbangkan pegas tekan heliks yang terbuat dari kawat melingkar dan dikenai beban aksial W,
Karena pinion dan roda gigi terbuat dari bahan yang sama (yaitu baja tuang), maka pinion 𝑦′𝑃 = 0,175 − = 0,175 − = 0,175 - 0,0037 m m = 2.3 → diambil m = 2.5 mm
𝑇𝐸 226,27Τ𝑚
lebih lemah. Dengan demikian desain akan didasarkan pada pinion. seperti yang ditunjukkan pada Gambar. 1(a).
Kecepatan periferal (v) : Dan lebar muka maksimum (b) : Load stress factor :
Diketahui bahwa torsi yang ditransmisikan oleh pinion :
𝑣=
𝜋 𝑥 𝐷𝑃 𝑥 𝑁𝑃
= ( 3,14 x 0,08 x 10 000 ) / 60 = 41,86 m/s → nilai v P 20 m/s b = 12.5 m = 12.5 × 2.5 = 31.25 → 32 mm 𝐾=
𝜎𝑒𝑠 2 𝑠𝑖𝑛 𝛷𝑁 1
+
1 D = Diameter lilitan pegas,
60 𝑃 60 .𝑥 15 000 60 1,4 𝐸𝑃 𝐸𝐺 d = Diameter kawat pegas,
𝑇= = = 14,33 N-m
2 𝜋𝑁𝑃 2 𝑥 3,14 𝑥 10 000 n = Jumlah lilitan aktif,
Velocity factor (CV) yang digunakan : Checking the gears for wear 6182 𝑠𝑖𝑛 14,4 1 1
= + = 0,678 N/mm2 G = Modulus kekakuan bahan pegas
Beban tangensial gigi pada pinion : 0,75 1,4 200 000 200 000
𝐶𝑉 = = 0,75 / ( 0,75 x 41,862 ) = 0,104 Telah diketahui bahwa rasio kecepatan ( VR ) : W = Beban aksial pada pegas,
𝑇 14,33 0,75 + 𝑣
𝑊𝑇 = = = 358,25 N 𝐷𝐺 Kita tahu bahwa beban maksimum atau pembatas untuk keausan :  = Tegangan geser maksimum kawat,
𝐷𝑃 Τ2 0,08Τ2 𝑉. 𝑅 = = 320 / 80 = 4
maka, lebar muka maksimum (b) untuk roda gigi heliks dapat diambil diantara nilai 𝐷𝑃 C = Indeks pegas = D/d,
𝐷𝑃 𝑥 𝑏 𝑥 𝑄 𝑥𝐾 80 𝑥 32 𝑥 1,6 𝑥 0,678
Jumlah gigi pada pinion : 12,5m hingga 20m, yang mana m adalah modul, asumsi diambil (b) = 12,5m. 𝑊𝑊 = = = 5 554,2 N p = Pitch kumparan,
Ratio factor,. 𝑐𝑜𝑠 2 𝛼 𝑐𝑜𝑠 2 45𝑜
 = Lendutan pegas akibat beban aksial
𝑇𝑃 = 𝐷𝑃 Τ𝑚 = 80 / m 2 𝑥 𝑉.𝑅.
Kita tahu bahwa beban tangensial gigi (WT) : 𝑄= = 8 / 5 = 1,6
𝑉.𝑅+1
Maka jumlah gigi formatif atau setara untuk pinion : Karena beban maksimum untuk keausan (WW) = 5 554,2 N jauh lebih besar
WT = (σOP . Cv ) b.π m.y’P Tjuga telah diketahui : daripada beban tangensial pada gigi (WT) 358,25 N, oleh karena itu desainnya
𝑇𝑃 80Τ𝑚
𝑇𝐸 = = = 226,27 / m tan N = tan  cos α = tan 20° × cos 45° = 0.2573 memenuhi dari pertimbangan keausan.
𝑐𝑜𝑠 3 𝛼 𝑐𝑜𝑠 3 45𝑜 358,25 = ( 100 x 0,104 ) 12,5m x 3,14m x ( 0,175 - 0,0037m )
N = 14,4o Gambar 1. beban aksial dan FBD

Sekarang perhatikan bagian dari pegas tekan seperti yang ditunjukkan Diketahui bahwa tegangan geser langsung akibat beban W, Diketahui bahwa tegangan geser resultan yang diinduksi dalam kawat,
Untuk mempertimbangkan efek dari kedua gaya geser lang
pada Gambar 1 (b). Beban W cenderung memutar kawat karena 𝑊 4𝑊 8𝑊𝑥𝐷 4𝑊
𝜏2 = = ……………………………………………….(ii) 𝜏 = 𝜏1 ± 𝜏2 = ± sung serta kelengkungan kawat, faktor tegangan Wahl (K)
momen puntir ( T ) yang terjadi pada kawat. Jadi tegangan geser puntir 0,25 𝜋 𝑥 𝑑 2 𝜋 𝑥 𝑑2 𝜋𝑑 3 𝜋𝑑 2 diperkenalkan oleh A.M. Wahl dapat digunakan. Dilihat dari gambar 3, bahwa faktor tegangan
diinduksi dalam kawat. Sedikit pertimbangan menunjukkan bahwa
Tegangan geser maksimum yang diinduksi dalam kawat, Diagram resultan dari geser puntir, geser langsung dan tega Wahl meningkat sangat cepat seiring dengan
bagian pegas, seperti yang ditunjukkan pada Gambar. 2 (b), berada
ngan geser kelengkungan ditunjukkan pada Gambar. 2 (d). penurunan indeks pegas. Pegas yang banyak di
dalam kesetimbangan di bawah aksi dua gaya W dan momen puntir T. Diagram tegangan geser langsung ditunjukkan pada Gambar 2 (b) dan diagram resultan = Torsional shear stress + Direct shear stress gunakan pada industry permesinan memiliki
Diketahui bahwa momen puntir : tegangan geser torsional dan tegangan geser langsung ditunjukkan pada Gambar 2 (c) 8𝑊 𝑥 𝐷 4𝑊 8𝑊 𝑥 𝐷 𝑑 Tegangan geser maksimum yang diinduksi dalam kawat: indeks pegas diatas 3.
𝐷 𝜋 = + = 1+ → substitusi D/d = C
𝑇=𝑊𝑥 = 𝑥 𝜏1 𝑥 𝑑 3 𝜋 𝑑3 𝜋𝑑 2 𝜋 𝑑3 2𝐷
8𝑊𝑥𝐷 8𝑊𝑥𝐶
2 16
8𝑊 𝑥 𝐷 1 8𝑊 𝑥 𝐷 𝜏=𝐾𝑥 = ……………………….(iv)
𝜋𝑑 3 𝜋𝑑 2
𝜏1 =
8𝑊𝐷
……………………………………………….(i) = 1+ = 𝐾𝑆 𝑥 ……………………………………….(iii) Gambar 2. Superposition of
𝜋 𝑑3 Gambar 2. Superposition of 𝜋 𝑑3 2𝐶 𝜋 𝑑3 stresses in a helical spring
stresses in a helical spring Dimana : Gambar 3. Wahl’s stress factor untuk pegas heliks
Diagram tegangan geser torsional ditunjukkan pada Gambar 2 Dimana :
4𝐶 −1 0,615
(a).Selain tegangan geser torsional (τ1) yang diinduksi pada kawat, 1 𝐾= + Faktor tegangan Wahl (K) dapat dianggap terdiri dari dua sub-faktor,
4𝐶 −4 𝐶
tegangan berikut juga bekerja pada kawat: KS = Shear stress factor = 1 +
2𝐶 KS dan KC, sehingga :
Selain tegangan geser torsional (τ1) yang diinduksi pada kawat, Untuk mempertimbangkan efek dari kedua gaya geser langsung serta kelengkungan Nilai K untuk indeks pegas tertentu (C) dapat diperoleh
tegangan berikut juga bekerja pada kawat: kawat, faktor tegangan Wahl (K) diperkenalkan oleh A.M. Wahl dapat digunakan. dari grafik seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3. K = K S × KC
1.. Tegangan geser langsung akibat beban W Diagram resultan dari geser puntir, gaya geser langsung dan tegangan geser keleng Dimana :
kungan ditunjukkan pada Gambar. 2 (d). KS = Faktor tegangan akibat geser
2. Tegangan karena kelengkungan kawat
Gambar 2. Superposition of stresses in a helical spring
KC = Faktor konsentrasi tegangan akibat kelengkungan
Latihan soal. 1 Jawab Latihan soal. 2 Solusi Jawab
Diketahui: Karena pegas harus ditutup dalam selubung berdiameter 25 mm, maka diameter luar
D = 50 mm lilitan pegas (Do = D + d ) harus kurang dari 25 mm
Sebuah pegas koil kompresi yang terbuat dari Diketahui bahwa indeks pegas (spring index) : Diketahui:
d = 5 mm 𝐷 50
baja paduan memiliki spesifikasi sbb: 𝐶= = = 10 W = 1 000 N
n = 20 𝑑 5 Diketahui bahwa defleksi pegas (δ),
• Diameter lilitan = 50 mm  = 80 mm
W = 500 N Maka diameter luar lilitan pegas :
Rancang sebuah pegas untuk timbangan yang digunakan untuk mengukur n = 30
• Diameter kawat = 5 mm Shear stress factor :
8 𝑊 . 𝐶3 𝑛
1 1 berat (W) dari 0 sampai 1000 N pada skala yang panjangnya () 80 mm. d = 4 mm 𝛿=
• Jumlah lilitan aktif = 20. 𝐾𝑆 = 1 +
2𝐶
=1+
2𝑥 10
= 1,05 𝐺 .𝑑 Do = D + d= 19,32 + 4
Pegas ditutup dalam selubung berdiameter 25 mm. Jumlah lilitan pegas (n) G = 85 x 103 N/mm2
Jika pegas ini dikenai beban aksial 500 N.
Ditanyakan: Tegangan geser maksimum (mengabaikan efek keleng adalah 30 dan diameter kawat pegas (d) 4 mm. 8 𝑥 1 000 𝑥 𝐶 3 𝑥 30
Hitung tegangan geser maksimum (abaikan 80 = Do = 23,32 mm
• maximum shear stress ? kungan kawat): Modulus kekakuan adalah 85 kN/mm2. 85 𝑥 103 𝑥 𝑑
efek kelengkungan) yang dikenakan material
Hitung juga tegangan geser maksimum yang dikenakan?.
pegas 8 𝑊𝑥𝐷 8𝑥500𝑥50 Ditanyakan: 𝐶3 80 𝑥 85
 = 𝐾𝑆 𝑥
𝜋𝑑 3
= 1,05 𝑥
𝜋 53
= = 28,33
1. D = diameter lilitan pegas 𝑑 240
= 534,7 N/mm2
 = 534,7 Mpa
2. C = Spring index = D/d
3. Maximum shear stress ? C3 = 28,33 x 4 → C = 4,83

D = C x d = 4,83 x 4 = 19,32 mm

Jawaban Karena diameter kawat pegas diperoleh untuk beban pegas maksimum
(W2), oleh karena itu momen puntir maksimum pada pegas,
Diketahui pula bahwa Wahl’s stress factor: Latihan 1 Solusi 1. Diameter rata2 lilitan pegas (D) 𝑇 = 𝑊2 𝑥
𝐷
= 2 488,7 𝑥
6𝑑
= 7 466,1 d → dimana C=D/d=6
2 2
4𝐶 −1 0,615
𝐾= 4𝐶 −4
+ 𝐶 Rancang pegas heliks untuk katup pengaman berbeban pegas (Ramsbottom safety valve) Karena katup pengaman adalah jenis katup pengaman Ramsbottom maka, pegas akan berada di bawah tekanan.
Diketahui bahwa momen puntir maksimum ( T ),
𝜋 3
untuk kondisi berikut: Diketahui : Ditanyakan : Diketahui bahwa gaya tarik awal yang bekerjapada pegas (yaitu sebelum katup terangkat). 𝑇= 16
𝑥𝜏𝑥𝑑
4 𝑥 4,83 − 1 0,615
𝐾= + = 1,32 Diameter dudukan katup (D1) = 65 mm, tekanan operasi (p1) = 0,7 N/mm2, tekanan D1 = 65 mm 𝜋 2 𝜋 7 466,1 d = 0,196 x 550 x d3 = 108 d3
4 𝑥 4,83 −4 4,83
D = Diameter rata2 lilitan pegas 𝑊1 = 𝐷1 𝑝1 = 652 0,7 = 2 322,8 N
maksimum saat katup terbuka bebas (p2) = 0,75 N/mm2, Gaya angkat maksimum katup p1 = 0.7 N/mm2
4 4
saat ( ) tekanan naik dari 0,7 menjadi 0,75 N/mm2 = 3,5 mm, tegangan ijin maksimum d = Diameter kawat pegas d = 8,3 mm
Harga maximum shear stress yang ditimbulkan:
( ) = 550 Mpa, modulus kekakuan (G) = 84 kN/mm2, Indeks pegas (C) = 6. p2 = 0.75 N/mm2 dan gaya tarik maksimum yang bekerja pada pegas (yaitu ketika katup terbuka penuh ),
Dari Tabel 23.2, kita akan mengambil kawat standar ukuran SWG 2/0
8𝑊𝑥𝐶 8 𝑥 1 000 𝑥 4,83 Gambar sketsa pegas yang menunjukkan dimensi utama.! δ = 3.5 mm 𝑊2 =
𝜋
𝐷1 2 𝑝2 =
𝜋
652 0,75 = 2 488,7 N dengan diameter kawat pegas (d) = 8,839 mm
𝜏 = 𝐾𝑥 = 1,32 x 4 4
𝜋 𝑑2 𝜋 𝑥 42 τ = 550 MPa = 550 N/mm2 • Diameter tengah lilitan pegas:
G = 84 kN/mm2 = 84 × 103 N/mm2 Gaya yang menghasilkan defleksi () 3,5 mm,
 = 1 015,2 MPa D = 6 d = 6 × 8.839 = 53.034 mm
C=6 W = W2 – W1 = 2 488,7 – 2 322,8 = 165,9 N • Diameter luar lilitan pegas:
DO = D + d = 53,034 × 8.839 = 61,873 mm

• Diameter dalam lilitan pegas:

D1 = D - d = 53,034 - 8.839 = 44,195 mm

2. Jumlah lilitan pegas


4. Pitch Lilitan pegas
Diketahui bahwa defleksi pegas (δ)
𝐹𝑟𝑒𝑒 𝑙𝑒𝑛𝑔ℎ𝑡
𝟖 𝑾 𝒙 𝑪𝟑 𝒙 𝒏 𝟖 𝒙 𝟏𝟔𝟓,𝟗 𝒙 𝟔𝟑 𝒙 𝒏
=
𝑛 −1
𝜹= 𝑮𝒙𝒅
→ 3,5 = 𝟖𝟒 𝟎𝟎𝟎 𝒙 𝟖,𝟖𝟑𝟗
97,39
n = 9,06  10 lilitan =
10 −1
= 10,82 mm
Untuk pegas Tarik jenis loop on both ends, total jumlah lilitan :

n' = n + 1 = 10 + 1 = 11

3. Panjang bebas pegas :

LF = n x d + (n – 1) 1

= 10 × 8.839 + (10 – 1) 1 = 97.39 mm

Anda mungkin juga menyukai