Anda di halaman 1dari 43

POLITEKNIK KESEJAHTERAAN SOSIAL BANDUNG

14/7/23

Meiti Subardhini
01 Proses awal / Intake pracess
, sebagai proses elijibilitas klien untuk mendapatkan
pelayanan

Asesmen (Assessment)
02
Kegiatan untuk menelaah atau mengungkap
masalah, potensi dan sumber klien

Perencanaan (Planning)
03
Tahap untuk menyusun dan mengembangkan
layanan yang menyeluruh untuk klien sesuai hasil
asesmen
Intervensi (Intervention)
04
Kegiatan untuk melaksanakan/ memberikan
layanan atau proses pertolongan kepada klien
TAHAPAN
Pengawasan (Monitoring)
05 Mengevaluasi dan memantau jasa pelayanan yang
PENERAPAN
telah diberikan kepada klien
MANAJEMEN
Evaluasi (Evaluation)
KASUS 06 Kegiatan untuk melakukan evaluasi
terhadap proses pelayanan dan
hasiinya Pengakhiran (
7
Termination )
pengakhiran seluruh
LANGKAH-LANGKAH PENERAPAN MANAJEMEN
KASUS

Tahap Awal Masuk (Intake)


● Pada tahap ini, manajer kasus atau pekerja
sosial perlu menggali atau mengeksplorasi
masalah dan kebutuhan klien serta membantu
klien memenuhi persyaratan (elijibilitas) untuk
mendapatkan pelayanan
● Selanjutnya, manajer kasus memberikan
informasi tentang pelayanan yang disediakan
oleh organisasi atau lembaga pelayanan
● Keterampilan yang digunakan manajer kasus
pada tahap ini yaitu keterampilan dalam
mengembangkan rapport (membangun
kepercayaan klien pada pekerja sosial) dan
keterampilan dalam mendapatkan informasi
● Beberapa rencana pendahuluan dapat dimulai
pada tahap ini
Asesmen
● Pada tahap ini, masalah-masalah didefinisikan
secara lebih terbuka (eksplisit) dan bila
diperlukan mencari informasi tambahan
● Semua anggota keluarga klien diases dengan
hati-hati untuk menentukan kemampuannya
dalam membantu memecahkan masalah klien
dan menemukan potensi mereka sebagai
dukungan
● Asesmen yang akurat memerlukan kerjasama
atau kolaborasi dari berbagai profesi dan/atau
disiplin ilmu
Fase Asesmen

INITIAL CONTACT

INTAKE INTERVIEW

EVALUATING APPLICATION
OF SERVICES
TAHAPAN-TAHAPAN ASESMEN:
INITIAL CONTACT:
Yaitu kontak awal dengan individu yang membutuhkan
atau menginginkan pelayanan. Sifat Calon klien atau
aplikan yang datang kepada lembaga pelayanan :

1. Telah mencari sumber-sumber pertolongan informal


(keluarga, teman, orang tua, anak-anak).
2. Pengalaman sebelumnya dengan lembaga atau organisasi
pertolongan
3. Mendapatkan informasi pelayanan dari berbagai sumber
(jaringan informal, rekan kerja profesional, buku telefon
4. Rujukan pelayanan dari lembaga lainnya
INTAKE INTERVIEW:
1. Dilakukan oleh petugas khusus intake atau
case manajer
2. Pertemuan awal dengan aplikan sesegera
mungkin
3. Ajang perkenalan, menjelaskan kebutuhan
atau masalah, menyampaikan struktur relasi
pertolongan
Hasil yang dicapai dari Intake Interview
1. Menciptakan Rapport
2. Pemahaman dan penerimaan perasaan
aplikan
3. Aplikan mempunyai kesempatan untuk
berbicara tentang keinginan dan tujuannya
(Kanel, 2003).
Sifat Intake Interview:
1. Pertemuan face to face aplikan dengan manajer
kasus
2. Prosedur asesmen, menggunakan alat-alat
pengujian atau asesmen.
3. Dilakukan sekali atau berulang-ulang, periode
singkat atau lama.
4. Dijalankan diberbagai lokasi (kantor, sekolah,
rumah sakit, rumah aplikan, taman, restoran,
jalan.
5. Menggunakan wawancara terstruktur dan tidak
tersetruktur
EVALUATING THE APPLICATION FOR SERVICES.
Menyangkut beberapa pertanyaan:
1. Apakah klien memenuhi syarat pelayanan?
2. Apakah masalah-masalah yang teridentifikasi?
3. Apakah pelayanan dan sumber lembaga dapat menanganai
masalah?
4. Apakah lembaga dapat membantu klien mencapai kebutuhan
yang diinginkan?

Aktivitas yang dijalankan:


1. Mereview informasi yang terkumpul
2. Menilai informasi
Wawancara (interview)
• Alat utama untuk komunikasi dengan klien,
mengumpulkan informasi, menentukan
kelayakan pelayanan , mengembangkan dan
menjalankan rencana pelayanan
• Tujuan membantu mengeksplore situasi klien,
meningkatkan pemahaman, dan identifikasi
sumber dan kekuatan
• Adanya peranan antara interviewer dan
interviewee
PROSES INTERVIEW DALAM ASESMEN

THE BEGINNING (Initial Contact)


Menetapkan pemahaman umum antara klien
dengan manajer kasus
Aktivitas:
a. Menyambut klien
b. Menetapkan fokus tujuan
c. Klarifikasi peranan
d. Menggali masalah klien
e. Merespon pertanyaan klien terkait dengan
pelayanan dan kebijakan
THE MIDDLE (Intake Interview)
1. Fokus kepada pengembangan relasi klien
dengan manajer kasus.
2. Melakukan asesmen tentang kebutuhan,
kelemahan, kekuatan klien, serta
mempertimbangkan kelayakan klien
mendapatkan pelayanan
THE END (Evaluating Application for services)
Beberapa bentuk pengakhiran:
1. Aplikan memilih tidak melanjutkan aplikasi
pelayanan.
2. Masalah dan pelayanan yang diberikan lembaga
cocok, aplikan menginginkan pelayanan, dan
manajer kasus melanjutkan tahap berikutnya
3. Belum ada kejelasan kecocokan antara lembaga
dengan aplikan, sehingga perlu mengumpulkan
informasi tambahan sebelum aplikan diterima
sebagai klien
CASE ASSIGNMENT
• Aplikan memenuhi syarat dan ditetapkan
sebagai klien.
• Terdapat tiga kemungkinan:
1. Manajer kasus yang melakukan intake
interview akan ditugaskan menangani kasus
2. Kasus ditugaskan kepada pekerja spesialis
yang akan memberikan pelayanan secara
menyeluruh/spesialisasi.
3. Kasus akan ditangani oleh tim profesional
Merumuskan tujuan pelayanan (goal setting)

 Tujuan biasanya dipengaruhi oleh pandangan


atau
persepsi klien tentang bidang-bidang yang
akan
diperbaiki dan oleh persepsi manajer kasus
sendiri
 Tujuan sering dirumuskan dalam bentuk tujuan
jangka pendek dan tujuan jangka panjang
 Rumusan tujuan harus realistis dan sesuai
dengan kemampuan klien
Merencanakan intervensi dan mengidentifikasi
sumber-sumber

 Perencanaan intervensi merupakan perubahan dari


pendefinisian masalah kepada solusi masalah, apa yang
akan dilakukan, bagaimana, oleh siapa dan dalam
sequence apa?
 Rencana intervensi sifatnya sangat individual
 Rencana intervensi mempunyai tujuan perubahan yang
realistis dalam jangka pendek, menengah, dan jangka
panjang. (SMART)
 Pelibatan klien untuk setiap rencana intervensi
● Mengidentifikasi sumberdaya dapat dilakukan melalui
telpon atau kontak pribadi dengan lembaga-lembaga
pelayanan yang dituju

● Manajer kasus seharusnya memiliki arsip daftar lembaga-


lembaga pelayanan atau daftar sumber-sumber pelayanan
yang tersedia dan menggunakannya

● Dalam melakukan asesmen, pekerja sosial harus


melibatkan klien, demikian juga dalam merencanakan
intervensi atau pelayanan sampai pada tingkat yang paling
memungkinkan
Melaksanakan intervensi

Intervensi langsung
• Manajer kasus melakukan intervensi sesuai
dengan kapasitas yang dapat diberikan.
• Manajer kasus dapat mendeliver kasus pada
pekerja sosial yang menjadi tim nya dan pekerja
sosial itu sendiri yang memberikan intervensi
Melaksanakan intervensi

Menghubungkan klien (linking clients)


● Manajer kasus mempersiapkan klien untuk
dihubungkan dengan sumber pelayanan melalui
kegiatan-kegiatan pemberian informasi secara
rinci, mengantisipasi kesulitan, melakukan
bermain peran (role playing), dan mendampingi
klien dalam kunjungan pertama
Monitoring dan Re Asesmen

● Tujuan tahap ini adalah untuk menentukan apakah


rancangan yang telah dilaksanakan dapat membantu
penyelesaian masalah klien
● Monitoring yang memadai memerlukan waktu yang
banyak, yang digunakan untuk menelpon lembaga dan
staf, serta untuk mengunjungi klien
● Manajer kasus memonitor dan melakukan pengukuran
terhadap perkembangan klien
● Manajer kasus sangat penting melakukan kegiatan re-
asesmen (asesmen ulang) secara terus-menerus untuk
perbaikan ketepatan pelayanan
 Re-asesmen dapat dilakukan secara formal atau
informal, tetapi harus dikerjakan dengan interval waktu
berkala (periodik)

 Pekerja sosial harus melibatkan klien secara aktif dalam


melakukan re-asesmen.

 Re-asesmen dilakukan dengan menggunakan alat ukur


yang sama dengan yang digunakan pada tahap asesmen
awal untuk memperoleh pengukuran dasar (baseline
measurement) pada aspek-aspek khusus situasi masalah
klien dan dapat membandingkannya dengan situasi
terakhir
Evaluasi hasil (outcome evaluation)

● Evaluasi hasil dilakukan dengan menentukan tingkat


pencapaian tujuan
● Jika pengukuran dasar digunakan pada tahap asesmen,
maka pengukuran tersebut dapat digunakan lagi sebagai
bagian dari evaluasi hasil
● Klien yang sangat tidak berdaya sering memerlukan
pelayanan yang tidak terbatas, dan untuk kelompok klien
seperti ini evaluasi hasil kurang berguna (kurang tepat),
sebaiknya dengan evaluasi proses
Evaluasi hasil (outcome evaluation)

● Evaluasi hasil dilakukan dengan menentukan tingkat


pencapaian tujuan
● Jika pengukuran dasar digunakan pada tahap asesmen,
maka pengukuran tersebut dapat digunakan lagi sebagai
bagian dari evaluasi hasil
● Klien yang sangat tidak berdaya sering memerlukan
pelayanan yang tidak terbatas, dan untuk kelompok klien
seperti ini evaluasi hasil kurang berguna (kurang tepat),
sebaiknya dengan evaluasi proses
BAGAIMANA PELAYANAN EFEKTIF?
Monitoring dan evaluasi
Prinsip-prinsip MONEVA
S M A R T
Spesific : Measurable : Archieveble : Relevant : Timely :
Apa yang Tujuan kegiatan Kegiatan \yang Kegiatan yang Kegiatan
dikerjakan, siapa terukur. dilakukan dilakukan dilakukan dalam
targetnya, apa realistis dan relevan dengan jangka waktu
kegiatannya, dan dapat permasalahan tertentu.
dimana kegiatan dijalankan. dan dapat
dilakukan. menjadi solusi.
JENIS ASESMEN
Asesmen psikososial
• Pekerja sosial melihat bahwa suatu masalah terjadi selalu dapat dikaitkan dengan
aspek-aspek kejiwaan seseorang (psiko) dan aspek-aspek sosialnya (sosial),
sehingga keduanya selalu berkaitan dan disebut sebagai psikososial.
• Elemen penting dalam psikososial adalah: Gagasan tentang Person- in-
environment (PIE)
• Sehubungan dengan proses asesmen secara menyeluruh, maka selain data dasar
seorang klien yang perlu diungkapkan, maka asesmen tentang PIE klien-pun perlu
digambarkan.
Berbagai alat/instrumen dapat digunakan untuk melakukan
asesmen PIE ini.

1. BPSS
2. GENOGRAM
3. ECOMAP
4. DIAGRAM VENN
5. PETA JARINGAN SOSIAL
6. SOCIAL LIFE ROAD MAP
7. ASESMEN KEKUATAN DAN KELEMAHAN KLIEN
(Saleeby’s s Strengths and Barriers Model)
8. ASESMEN KEBERFUNGSIAN
Asesmen Bio Psiko Sosial Spiritual
(BPSS)
Genogram

• Genogram adalah sebuah diagram seperti sebuah pohon keluarga.


• Genogram dapat menggambarkan hubungan keluarga untuk dua atau
tiga generasi (untuk menggambarkan lebih dari tiga generasi akan
menjadi sangat komplek).
• Beberapa informasi yang termasuk di dalam genogram ini antara lain
adalah: umur, jenis kelamin, status perkawinan, dan komposisi keluarga;
struktur keluarga dan hubungan keluarga (misalnya anak kandung, anak
angkat, orang tua dan sebagainya); situasi pekerjaan dan tanggung jawab;
kegiatan sosial, minat/bakat; dan karakter anggota keluarga yang
bersangkutan.
X
Meninggal 9 tahun
yang lalu

John Menikah 5 tahun


23 Mary
23

ontir/ahli mesin
uka memukul di rumah
Isteri yang suka
memukul

Billy
2½ Kelly

Memukul
Kellly
Ecomap

• Ecomap adalah gambaran seseorang atau suatu keluarga di dalam


suatu konteks sosial.
• Informasi yang termasuk didalamnya antara lain adalah: keluarga
inti, akses jaringan formal (misalnya keanggotaan dalam
lembaga/perkumpulan; Sumber-sumber yang mendukung atau
bahkan membuat stress dalam interaksi sosial; penggunaan
sumber-sumber yang terdapat di lingkungan serta sumber-sumber
informal; lingkungan pendukung (keluarga besar, kerabat, teman,
tetangga dan kelompok bantu diri).
Sample
Eco-maps and
Resources

http://www.dss.mo.gov/cd/info/c
wmanual/section7/ch1_33/sec7
ch25.htm

http://www.ohiocla.com/Year%20
5%20Revisions/ecomap1.htm
Social Life road map
Juar
a
kelas
Sample Personal Timeline
Saya lahir tanggal 16 Oktober 1988 di RSHS Bandung

Saya mulai Rumah kami Menjadi pemain


Saya mulai
belajar berenang Adik saya lahir Bisa naik sepeda kebakaran bola kasti
Saleeby’s Strenght and Barries Model
(ASESMEN KEKUATAN DAN KELEMAHAN)

KEKUATAN KEKUATAN

PERSONAL LINGKUNGA
N

KELEMAHAN KELEMAHAN
Diagram Ven

• Diagram Venn ini adalah alat asesmen untuk mengungkapkan hubungan klien dengan siapa saja dia
berhubungan, melalui gambar (seperti contoh berikut ini). Klien diminta untuk memilih kertas warna
dengan berbagai bentuk, kemudian menuliskan orang-orang (boleh nama maupun inisialnya), dan
menempelkannya di kertas plano. Setelah itu klien diminta untuk menggambarkan bagaimana
hubungannya dengan orang-orang tersebut, dekat, berpengaruh, renggang atau konflik. Dari gambaran
tersebut, maka dapat dianalisis apa yang sedang terjadi antara klien dengan lingkungan sosialnya.


A
(Ayah)

S
(Ibu)

A (guru ngaji)

Klien N

Y (Pacar)
B (teman
kuliah)

B (adik)

K
(Adik)
L
(Adik)

Anda mungkin juga menyukai