PENDAHULUAN
Air merupakan salah satu kebutuhan utama makhluk hidup terutama
manusia. Tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, air juga diperlukan
dalam bidang industri, transportasi, dan bidang lainnya. Pengolahan air diperlukan
untuk menjaga ketersediaan air bersih yang didistribusikan kepada pengguna.
2
METODE
a. Prosedur Penelitian
Penelitian dilaksanakan di PT. Krakatau Tirta Industri, Cilegon, Banten.
Pelaksanaan penelitian dilakukan dua tahap, yaitu tahap pertama pengambilan
data primer dan sekunder selama bulan Februari-April 2013, serta tahap kedua
berupa analisis proses desain selama bulan Maret-Mei 2013.
Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain Current Meter untuk
mengukur kecepatan aliran air, stopwatch, kalkulator, alat tulis dan seperangkat
komputer atau laptop yang dilengkapi dengan Microsoft Office. Selain itu,
peralatan untuk mengukur kualitas air, yaitu Turbidity Meter, pH Meter,
spektrofotometer, Conductivity Meter, Flocculator, Stirer, Incubator, Oven,
hotplate,dan peralatan gelas dan bahan kimia dibutuhkan dalam proses analisis di
laboratorium.Diagram alir penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.
√ ⁄ ………………………………………………………………….(2)
……………………………………………………………………(3)
……………………………………………………………………………(4)
Keterangan:
= waktu detensi, detik
= volume reaktor, m3
= debit aliran air, m3/dt
= gradien kecepatan, dt-1
= viskositas kinematik, N-m-dt/kg
µ = viskositas dinamik pada 30 ˚C, 0.798 103 N-dt/m2
= percepatan gravitasi, 9.81 m/dt2
ρ = massa jenis air pada suhu air di Indonesia, 995.7 kg/m3
= beda tinggi tekanan, m
= Kecepatan aliran, m/dt
R = jari-jari hidrolik, m
Mengidentifikasi proses
terkini pada setiap unit Studi literatur
pengolahan air
Pengambilan data
Pengolahan dan
perhitungan data
Evaluasi hasil
berdasarkan kriteria
Tidak desain
Ya
Perhitungan peningkatan
kapasitas unit pengolahan
Selain perhitungan di atas proses Jar Test juga harus dilakukan untuk
mengetahui dosis optimum yang diberikan pada bak distribusi. Proses Jar Test
diawali dengan pemberian koagulan dengan dosis berbeda pada 3-6 gelas ukur 1
liter. Untuk pengadukan cepat (proses koagulasi), air yang akan dimasukkan harus
terjadi olakan pada gelas ukur. Selanjutnya, pengadukan lambat (proses flokulasi)
dilakukan dengan kecepatan 65 rpm selama 10 menit.Kemudian air didiamkan
selama 10 menit untuk mengendapkan flok.Pada air yang sudah lebih jernih
dilakukan pengukuran pH, kekeruhan dan warna.
Titik optimum pencampuran antara koagulan dan air baku pada bak
koagulasi dapat diperkirakan melalui pengamatan. Pengamatan dilakukan dengan
pengambilan air pada setiap kedalaman 1 meter dari permukaan air pada bak
koagulasi.Dari air yang telah di ambil, kemudian diamati waktu pembentukan flok
yang paling cepat dari setiap titik.
√ …..……………………………………………………………………(5)
………………………………………………………………..(6)
………………………………………………………………..(7)
Keterangan:
= gradient kecepatan, dt-1
= daya atau power, N-m/dt
µ = viskositas dinamik pada 30 ˚C, 0.798 103 N-dt/m2
= volume reaktor, m3
= bilangan Reynolds
= diameterimpeller, m
= kecepatan impeller, rps
Ρ = massa jenis air pada suhu air di Indonesia, 995.7 kg/m3
Np = nilai tenaga dari impeller
Tabung Plastik
fibertransparan
atau kaca
Shock Surge
Chlorine Tank Pump
Station II
Pump Station
Raw Water I Krenceng Reservoir
Intake 27.2 km Distribution
Cidanau Structure
Sand Trap Shock Chlorine
Alum
By Pass & Sulphate
Sump Pump
Distribution
Vaccum Tank Accelator Clarifier
Chamber
Reservoir Pump
Station IV Sludge Field
Wash Water
Water Tower Outlet Sump
Bak Penampung
Pump
Station III
Consumer Backwash
Gambar 3. Proses pengolahan air di PT. Krakatau Tirta Industri, Cilegon, Banten
7
Kecepatan (m/detik)
0.000 0.050 0.100 0.150 0.200 0.250
0
50
Kedalaman (cm)
100
150
200
250
300
350
(a) Bak kesatu
Kecepatan (m/detik)
0.000 0.050 0.100 0.150 0.200 0.250 0.300 0.350
0
50
Kedalaman (cm)
100
150
200
250
300
350
(b) Bak kedua
Kecepatan (m/detik)
0.000 0.050 0.100 0.150 0.200 0.250
0
50
Kedalaman (cm)
100
150
200
250
300
350
(c) Bak ketiga
Gambar 4. Profil aliran kecepatan bak distribusi
Proses koagulasi terjadi dengan pencampuran menggunakan terjunan
dengan ketinggian terjunan sebesar 3.50 meter. Dengan adanya data debit yang
masuk dan dimensi dari bak distribusi,nilai td dan G dapat dihasilkan (Tabel 1.).
Pada tabel 1 terdapat pula hasil perhitungan proses flokulasi pada accelator
clarifier. Pengandukan lambat pada proses flokulasi dilakukan dengan pengaduk
yang memiliki kecepatan putaran sebesar 1455 rpm dan diameter impeller sebesar
5.8 meter.
8
√ ⁄ = 1035.56 detik-1
= 47977.49
9
Contoh perhitungan P, G, dan NRe pada unit flokulasi pada bak kesatu:
( ) = 567 Watt
√ = 39.07 detik-1
⁄ = 1.018 109
SIMPULAN
1.a. Proses koagulasi yang terjadi dalam bak distribusi memiliki kecepatan aliran
yang semakin kecil mendekati dasar saluran. Proses terjunan yang terjadi
10
DAFTAR PUSTAKA
Cheng, WP., Chang JN., Chen, PH., Yu, RF., Huang, YW. 2011. Turbidity
Fluctuation as a Measure of Floc Size in a Coagulation Pilot Study.
Desalination and Water Treatment. Doi: 10.5004/dwt.2011.1878
Darmasetiawan, Martin. 2001. Teori dan Perencanaan Instalasi Pengolahan Air.
Bandung: Yayasan Suryono.
Delphos, JP, Werner, GM. 2004. Mixing, Coagulation, and Flocculation. Di
dalam: American Water Works Association/American Society of Civil
Engineers. Water Treatment Plant Design fourth edition. Amerika Serikat:
McGraw-Hill.
Willis, John F. 2004. Clarification. American Water Works Association/American
Society of Civil Engineers. Water Treatment Plant Design fourth edition.
Amerika Serikat: McGraw-Hill.
Kobayashi, Y, Itoh, M, Yamada, T, Akiba, M, Matsui, Y. 2013. Experimental
Evaluation of Water Treatment Systems Using a Pilot-Scale Plant for
Adaptations to a Sharp Increase in Raw-Water Turbidity Caused by
Climate Change.Water Science and Technology: Water Supply 13.1 2013.
Doi: 10.2166/ws.2012.097.
Qasim, SR, Motley, EM, Zhu, G. 2000. Water Works Engineering Planning,
Design, & Operation. Amerika Serikat: Prentice-Hall.
Qaim.
11