Anda di halaman 1dari 4

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

PROGRAM ERADIKASI FRAMBUSIA


PUSKESMAS……………………..

A. LATAR BELAKANG
Penyakit frambusia masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di
Indonesia yang perlu mendapatkan perhatian. Indonesia adalah negara di Wilayah
Asia Tenggara yang melaporkan adanya kasus frambusia selain Timor Leste. Pada
tahun 2017, tercatat 79 kabupaten/kota endemis frambusia yang berada di 18
provinsi. Berdasarkan data nasional, ditemukan sejumlah 169 kasus frambusia pada
tahun 2021 dengan fokus penyebaran berada di wilayah timur Indonesia yaitu provinsi
Papua dan Papua Barat.
WHO melalui Roadmap Neglected Tropical Diseases (NTDs) Tahun 2021-2030
menetapkan target eradikasi frambusia di dunia tahun 2030. Sedangkan di
Indonesia, sejumlah 514 kabupaten/kota ditargetkan memperoleh status bebas
frambusia pada tahun 2024. Guna mewujudkan eradikasi frambusia di Indonesia,
telah diterbitkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 8 Tahun 2017 tentang Eradikasi
Frambusia dan dilakukan berbagai tahapan kegiatan pencegahan dan pengendalian
penyakit melalui pelaksanaan surveilans adekuat (zero reporting) bagi kabupaten/kota
endemis dan non endemis, Pemberian Obat Pencegahan Masal (POPM) Frambusia
total penduduk pada desa endemis frambusia dan Survei Serologi Frambusia selama
tiga tahun berturut-turut pada kabupaten/kota endemis frambusia untuk pembuktian
bahwa sudah tidak terjadi transmisi penyakit di daerah tersebut.
Sertifikasi bebas frambusia merupakan salah satu upaya yang diselenggarakan
untuk menilai apakah suatu kabupaten/kota terbukti tidak ditemukan kasus frambusia
baru berdasarkan surveilans yang berkinerja baik. Kabupaten/kota endemis dapat
mengajukan sertifikasi bebas frambusia apabila telah melakukan surveilans berkinerja
baik, mampu menghentikan penularan melalui kegiatan POPM Frambusia yang
berkualitas dengan cakupan ≥ 90%, serta melakukan kegiatan Survei Serologi
Frambusia selama 3 tahun berturut-turut dan tidak ditemukan kasus konfirmasi baru.
Sedangkan bagi kabupaten/kota bebas frambusia dapat mengajukan
sertifikasi bebas frambusia apabila melakukan surveilans berkinerja baik, tidak
ditemukan kasus konfirmasi baru selama minimal 6 bulan berturut – turut dan
setidaknya 90% dari laporan surveilans termasuk zero reporting dilaporkan setiap
bulan. Unsur yang dinilai pada sertifikasi bebas frambusia meliputi kegiatan promosi
kesehatan, pengendalian faktor risiko dan surveilans frambusia yang dilakukan oleh
kabupaten/kota. Sertifikat bebas frambusia kabupaten/kota akan dikeluarkan oleh
Menteri Kesehatan berdasarkan rekomendasi Tim Penilai Bebas Frambusia Pusat
setelah melalui proses penilaian.
Kabupaten Tegal sendiri termasuk kabupaten non endemis frambusia yang sedang
menuju agenda penilaian eradikasi frambusia di tahun 2023 ini. Untuk
mempersiapkannya, maka perlu dilakukan kegiatan program pencegahan dan
pengendalian penyakit dalam rangka eradikasi frambusia. Kegiatan yang dilaksanakan
antara lain meliputi surveilans aktif di masyarakat dan promosi kesehatan untuk
menjamin secara adekuat bahwa sudah tidak ditemukan/zero report kasus frambusia di
wilayah Kabupaten Tegal.

B. TUJUAN
1. Melaksanakan surveilans aktif frambusia di masyarakat meliputi kegiatan
penemuan kasus aktif di SD/MI, Ponpes, dan Desa.
2. Melaksanakan promosi kesehatan tentang penyakit frambusia pada petugas
kesehatan, masyarakat, dan pemangku kepentingan di wilayah kerja Puskesmas.
3. Menjamin tersedianya sumber daya termasuk petugas kesehatan dan logistik
dalam pengendalian penyakit frambusia di masayarakat.
4. Mencegah dan menghentikan penularan penyakit frambusia di wilayah
Puskesmas.
5. Membuktikan dan menjamin bahwa tidak ada/tidak ditemukan kasus frambusia di
seluruh wilayah kerja Puskesmas.

C. METODE
Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah:
1. Surveilans aktif/kunjungan langsung ke masyarakat
2. Promosi kesehatan melalui media promosi kesehatan dan ceramah langsung
3. Pertemuan/rapat dengan stakeholder dan lintas sektor
4. Dokumentasi kegiatan dan laporan melalui formulir pelaporan frambusia online
dan offline

D. WAKTU DAN TEMPAT


Kegiatan dilaksanakan pada bulan Januari-Agustus 2023 di seluruh wilayah
Puskesmas ………….

E. OUTPUT
Terlaksananya program eradikasi frambusia melalui promosi kesehatan, pencegahan
dan pengendalian faktor risiko, dan surveilans aktif di masyarakat yang adekuat.
F. JADWAL KEGIATAN

Bulan Pelaksanaan Penanggung Jumlah Sumber


No Kegiatan Tujuan Sasaran Target
1 2 3 4 5 6 7 8 Jawab Anggaran Anggaran
Menemukan
Penemuan suspek kasus Siswa
kasus aktif dan SD/MI 34 BOK
1. ……….. …………
di sekolah menentukan usia <15 sekolah Puskesmas
SD/MI diagnosa di tahun
SD/MI
Menemukan
suspek kasus Santri
Penemuan
dan Ponpes 5 BOK
2. kasus aktif ………… ………
menentukan usia <15 Ponpes Puskesmas
di Ponpes
diagnosa di tahun
Ponpes
Menjalin
Pertemuan kerjasama dan
Perwakil
lintas dukungan
an Tokoh 27 BOK
3. sektoral lintas sektor ………… ………
masyara peserta Kabupaten
eradikasi dalam
kat Desa
frambusia eradikasi
frambusia
Meningkatkan
Sosialisasi
pengetahuan Seluruh
frambusia 68
petugas petugas BLUD
4. pada petuga ………… ………
Puskesmas Puskesm Pusk…….
petugas s
terkait P2 as
Puskesmas
Frambusia
Format ini
Dst.disesuai sama dengan
kan perencanaan,
kebutuhan boleh
Puskesmas menggunakan
excel
G. PENDANAAN
Kegiatan ini didanai oleh DAK Non FISIK yaitu BOK Puskesmas dan BOK
Kabupaten. Selain itu kegiatan juga menggunakan dana ………… dari…………….

Kepala Puskesmas………….

Nama
NIP

Anda mungkin juga menyukai