Oleh :
Ira Santri
NPM.02072100029
Puji dan syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
petunjuk, rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan proposal Kerja
Praktek yang berjudul Perhitungan Mutu Beton K-225 Berdasarkan SNI 03-2834-
2000 Pada Pekerjaan Plat Lantai Di Proyek Pembangunan Gedung Puskesmas
Megang Kelurahan Ponorogo Kota Lubuklinggau ini.
Proposal Kerja Praktek ini menjelaskan tentang rencana Kerja Praktek saya yang
dilaksanakan pada proyek Pembangunan Puskesmas Megang Kelurahan
Ponorogo.tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada kawan-kawan Kerja
Praktek pada proyekPembangunan Puskesmas Megang Kelurahan Ponorogo Kota
Lubuklinggau.yang saling membantu dalam menyelesaikan proposal ini.
Saya mohon maaf jika terdapat kesalahan dan kekurangan dalam proposal Kerja
Praktek ini.Semoga proposal Kerja Praktek yang saya buat dapat
bermanfaat.Demikianlah yang dapat saya sampaikan, saya ucapkan terima kasih.
Ira Santri
NPM.02072100029
i
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................1
1.2 Tujuan............................................................................................3
1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan....................................................3
1.4 Nama Kegiatan..............................................................................3
1.5 Batasan Kerja Praktek....................................................................3
1.6 Sistematika Laporan......................................................................4
DAFTAR PUSTAKA
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Nilai Slump yang Disarankan untuk Berbagai Jenis Pengerjaan
Konstruksi........................................................................................31
Tabel 4.2 Kebutuhan Air Pencampuran dan Udara untuk Berbagai Nilai
Slump dan Ukuran Maksimum Agregat Kasar...............................32
Tabel 4.3 Hubungan Rasio Air Semen dan Kuat Tekan Beton........................33
Tabel 4.4 Klasifikasi Standar Deviasi untuk Berbagai Kondisi Pengerjaan.....33
Tabel 4.5 Volume Agregat Kasar per Satuan Volume Beton dengan Nilai
Slump 75-100...................................................................................
Tabel 4.6 Faktor Koreksi..................................................................................35
Tabel 4.7 Penetapan Nilai Slump Adukan Beton.............................................41
Tabel 4.8 Penetapan Nilai Slump Adukan Beton.............................................42
Tabel 4.9 Deviasi Standart................................................................................43
Tabel 4.10 Faktor pengali deviasi Standart bila data hasil uji yang tersedia
kurang dari 30................................................................................45
Tabel 4.11Kuat tekan rata rata jika data tidak tersedia (SNI 2847-2013-39). . .45
Tabel 4.12 Perkiraan kekuatan tekan (MPa) beton dengan factor air semen,
dan agregat kasar yang biasa dipakai di Indonesia........................46
Tabel 4.13 Persyaratan jumlah semen minimum dan factor air semen
maksimum untuk berbagai macam pembetonan dalam lingkungan
khusus............................................................................................47
iv
1
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
BAB II
INFORMASI PROYEK
KEPALA DINAS
CIKWI.,SKM,M.Kes
SEKERTARIS
DEASI NOVIA, S.Si,Apt
SUB BAGIAN PROGRAM SUB BAGIAN KEUANGAN & SUB BAGIAN KEUANGAN
INFORMASI & PENGOLAHAN ASET & PENGOLAHAN ASET
MASYARAKAT
ADEKI SUPRIADI,SKM,M.Si ELDA VERONICA,SE,MM FERA FEBRIANTI,S.Kep,Ns
UPTD
6
7
3. Kota Lubuklinggau
6. Telepon -
7. Email -
8. NPWP 31.739.932.7-303.000
3. Kota Lubuklinggau
7. Email -
8. NPWP 93.758.350.8-303.000
4) Pekerjaan Plasteran
5) Bukaan (Jendela,Pintu,Kusen)
6) Pekerjaan finishing
7) Pekerjaan pengecetan
c. Devisi 5 Pekerjaan Elektrikal.
1) System distribusi jaringan listrik
1.
11
BAB III
PELAKSANAAN
11
12
e) Dinding
Dinding membatasi dan melindungi suatu area. Selain itu, dinding juga
berfungsi sebagai batas bangunan dan juga mendukung kekuatan
bangunan. Bata yang digunakan untuk dinding berukutan 10 cm x 10 cm x
20 cm.
f) Atap
Struktur rangka atap yang digunakan adalah struktur rangka baja. Dengan
jenis Baja Ringan Kaso atau Trus, memiliki 2 profil yaitu W dengan C.
c. Trowel
Alat ini digunakan untuk meratakan dan menghaluskan pekerjaan
pengecoran, biasanya digunakan menghaluskan pengecoran plat lantai
agar menjadi lebih mudah dan cepat biasanya alat ini digunakan pada
lokasi tertentu saja yang tidak berhubungan langsung dengan fasad
bangunan seperti tempat parkir.
14
e. Truck Mixer
Truck Mixer adalah alat/mesin yang digunakan untuk mengaduk dan
mengantarkan beton curah. Truck Mixer atau biasa juga disebut dengan
truk molen memiliki beragam jenis dengan fungsi sama, yaitu mengangkut
beton satu lokasi ke lokasi yang lain dengan menjaga konsistensi beton
sehingga tetap cair dan tidak mengeras dalam perjalanan.
Persiapan Kegiatan
Pelaksanaan
Keterangan :
Kegiatan Ujian Hasil
KP Pengumpulan
1922
BAB IV
LANDASAN TEORI
4.1 Beton
Beton adalah suatu material yang terdiri dari campuran semen, air,
agregat (kasar dan halus) dan dengan atau bahan tambah (admixture)
apabila diperlukan. Semen danair membentuk pasta semen yang berfungsi
sebagai bahan pengikat, agregat kasar dan halus berfungsi sebagai bahan
pengisi dan penguat. Variasi ukuran agregat dalam suatu campuran harus
mempunyai gradasi yang baik sesuai dengan standar analisa saringan dari
ASTM (America Society of Testing Materials). Bahan – bahan dipilih yang
sesuai dengan kebutuhan yang direncanakan. Pemilihan bahan ini sendiri
akan mempengaruhi konstruksi dari segi kemudahan pengerjaan
(workability), karena dari segi kemudahan pengerjaan ini sendiri terdapat
banyak variasi yang memenuhi yaitu dari segi kualitas, harga dan mutu beton
itu sendiri..
Plat lantai beton merupakan yang di buat dengan pengecoran tulangan dan
pendukung lainnya. Jalan proses pembuatan plat lantai beton bertulang
umumnya dicor di tempat bertumpu pada balok dan kolom pendukungnya
penyatuan bahan bahan tersebut akan dapat memperoleh hubungan yang kuat
sebab telah menjadi satu kesatuan tiap bagiannya saling berhubungan yang
disebut jepit jepit. Bagian yang memperkuat lantai beton adalah plat lantai
beton ini dipasang tulangan baja, tulangan baja ini membentuk pada kedua
arah, tulangan silang gunanya untuk menahan momen tarik dan lentur.
Adapun hal yang harus dipenuhi dalam karateristik beton.
20
21
Dalam penelitian digunakan agregat kasar dalam dua jenis fraksi yang
berbeda sesuai dengan ketersediaan agregat di lapangan, maka untuk
mendapatkan komposisi yang paling sesuai untuk memenuhi
spesifikasi yang ditentukan, dilakukan pencobaan penggabungan
antara kedua fraksi agregat kasar tersebut, antara agregat kasar fraksi
½ dan 2/3 , sehingga didapatkan persentase masing masing dari fraksi
yang digunakan dalam campuran beton.
M-02-1990-F.
lain yang ikut dicor. Hal ini dilakukan agar diperoleh kepadatan
maksimal.
P
Fc’= .....................................................................................(4-1)
A
Dimana;
Beton akan mempunyai kuat tekan yang tinggi jika tersusun dari
bahan local yang berkualitas baik. Bahan penyusun beton yang perlu
mendapat perhatian adalah agregat, karena agregat mencapai 70-75%
volume beton.Karena kekuatan sangat berpengaruh terhadap kekuatan
beton, maka hal hal yang perlu diperhatikan pada agregat adalah:
23
4.2.2 Air
Air merupakan bahan yang diperlukan untuk proses reaksi kimia,
dengansemen untuk pembentukan pasta semen. Air juga digunakan
untuk pelumas antara butiran dalam agregat agar mudah dikerjakan
dan dipadatkan. Air diperlukan pada pembuatan beton untuk memicu
proses kimiawisemen, membasahi agregat, dan memberikan
kemudahan dalam penerjaan beton. Air yang dapat diminum umunya
dapat digunakan sebagai campuran beton. Air yang mengandung
senyawa-senyawa berbahaya, yang tercemar garam, minyak, gula,
atau bahan kimia lainnya, bila dipakai dalam campuran beton akan
menurunkan kualitas beton, bahkan dapat mengubah sifat-sifat beton
yang dihasilkan (Mulyono, 2004).
Air dalam campuran beton menyebabkan terjadinya proses hidrasi
dengan semen. Jumlah air yang berlebihan akan menurunkan kekuatan
beton. Namun airyang terlalu sedikit akan menyebabkan proses
hidrasi yang tidak merata. Dalam pemakaian air untuk beton
sebaiknya memenuhi persyratan sebagai berikut ini (Tjokrodimuljo,
1992).
a. Agregat Kasar
Agregat kasar adalah kerikil yang dihasilkan secara alami atau
berupa batuyang dipecah dan bergradasi antara 5-40 mm. Syarat-
syarat agregat kasar:
1) Harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori.
2) Butir-butir agregat kasar harus bersifat kekal, artinya tidak
pecah atauhancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca, seperti terik
matahari dan hujan.
3) Agregat kasar tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat
merusak beton,seperti zat-zat yang reaktif alkali.
4) Agregat kasar tidak boleh mengandung Lumpur lebih dari
1 %. Apabila kadar Lumpur melampaui 1 % maka agregat
kasar harus dicuci. Jenis agregat kasar yang umum digunakan
(Nawy, 1990):
a) Batu pecah alami: Bahan ini didapat dari cadas atau batu
pecah alami yang digali. Batu ini dapat berasal dari
gunung api, jenis sedimen, atau jenis metamorf.
Meskipun dapat menghasilkan kekuatan yang tinggi
terhadap beton, batu pecah kurang memberikan
kemudahan pengerjaan danpengecoran dibandingkan
dengan jenis agregat kasar lainnya.
b) Kerikil alami: Kerikil didapat dari proses alami, yaitu dari
pengikisan tepi maupun dasar sungai oleh air sungai yang
mengalir. Kerikil memberikan kekuatan yang lebih
rendah dibandingkan batu pecah, tetapi memberikan
kemudahan pengerjaan yang lebih tinggi.
26
b. Agregat Halus
Agregat halus adalah pasir alam sebagai hasil disintregasi alami
batuan ataupun pasir yang dihasilkan oleh industri pemecah batu
dan mempunyai ukuran butir lebih kecil dari 3/16 inci atau 5 mm
(lolos saringan no. 4). Pada umumnya agregat halus yang
dipergunakan sebagai bahan dasar pembentuk beton adalah pasir
alam, sedangkan pasir yang dibuat dari pecahan batu umumnya
tidak cocok untuk pembuatan beton karena biasanya mengandung
partikel yang terlalu halus yang terbawa pada saat pembuatannya
Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh agregat halus menurut
spesifikasi bahan bangunan bagian A (SK SNI S-04-1989-F)
adalah sebagai berikut ini.
1) Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan
keras dengan indeks kekerasan 2,2.
27
a. Cement
merupakan bahan inti beton dan berfungsi sebagai pengikat pada
beton.
b. Air
digunakan untuk mengubah semen menjadi semen atau cairan
pucat.
c. Kerikil
Ini adalah agregat kasar dan akan digabungkan dengan bahan lain
melalui semen.
d. Pasir
Pasir bertindak sebagai agregat halus, dan itu mengisi lubang dalam
di agregat kasar bersama dengan bubur semen.
(d) D≤ 3c/4…………………………………………(4-5)
10 12,5 20 25 40 50 75
mm mm mm mm mm mm mm
Tanpa Penambah 25 – 50 205 200 185 180 160 155 140
Udara 75 - 100 225 215 200 190 175 170 155
150 - 175 240 230 210 200 185 175 170
Udara yang tersekap (%) 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0,3
Tabel 4.3 Hubungan Rasio Air Semen dan Kuat Tekan Beton
Nilai kuat tekan beton yang digunakan pada tabel 3.7 adalah nilai
kuat tekan beton rata-rata yang dibutuhkan, yaitu:
f_(m=) f_c^'+1,64 S_d…………………..(4-6)
dimana,
f_m = kuat tekan rata-rata
f_c^'= nilai kuat tekan karakteristik (yang disyaratkan)
S_d= standar deviasi
Tabel 4.4 Klasifikasi Standar Deviasi untuk Berbagai Kondisi
Pengerjaan
Kondisi Standar Deviasi (Mpa)
Pekerjaan Lapangan Laboratorium
Sempurna <3 <1.5
Sangat Baik 3 – 3,5 1.5 – 1,75
Baik 3,5 - 4 1,75 - 2
Cukup 4-5 2 – 2 ,5
Kurang Baik >5 >2,5
Sumber : Peraturan Beton Berulang Indonesia (PBI 1971)
34
Tabel 4.5 Volume Agregat Kasar per Satuan Volume Beton dengan
Nilai Slump 75-100 mm
dimana,
Ak = % penyerapan air
Perencanaan dan perhitungan pelat lantai beton ini telah diatur oleh
pemerintah yang tercantum didalam SNI 03-2847-2002 yang mencakup
beberapa hal antara lain:
a. Pelat lantai mempunyai tebal minimum 12 cm, dan untuk pelat atap
minimum 7 cm.
b. Harus diberi tulangan silinder dengan diameter minimum 8 mm yang
terbuat dari baja lunak atau baja sedang.
c. Pelat lantai dengan tebal lebih dari 25 cm harus dipasang tulangan
rangkap diatas dan bawahnya.
d. Jarak tulangan pokok yang sejajar yang sejajar tidak kurang dari 2,5
cm dan tidak lebih dari 20 cm atau dua kali tebal pelat, dan dipilih
yang terkecil.
e. Semua tulangan harus dibungkus dengan lapisan beton dengan tebak
minimum 1 cm yang berguna untuk melindungi baja dari korosi
maupun kebakaran.
Siapkan beton yang hendak diuji yakni dari beton segar yang mewakili
campuran beton. Isikan cetakan dengan adukan beton dalam tiga lapis.
Cetakan ini bisa berupa cetakan silinder dengan diameter 152 mm dan tinggi
305 mm.
dasar cetakan. Ketika ketika pemadatan lapisan kedua dan ketiga, tongkat
pemadat masuk ke kedalaman sekitar 25,4 mm pada lapisan yang ada di
bawahnya.
b. Jika pemadatan sudah selesai dilakukan, ketuklah sisi cetakan sampai
rongga tusukan tertutup sempurna. Ratakan permukaan beton dan tutup
dengan bahan tahan karat dan kedap air. Diamkan beton dalam cetakan
selama 24 jam. Pastikan beton dalam cetakan diletakan pada lokasi yang
tanpa getaran.
c. Bila sudah 24 jam, keluarkan beton dari cetakan dan rendam dalam air
bersuhu 25° selama waktu yang diinginkan atau sesuai dengan persyaratan
sebagai proses pematangan.
d. Selanjutnya bersihkan beton yang hendak diuji dengan kain lembab,
pastikan tidak ada kotoran yang menempel.
e. Kemudian catat berat dan ukuran beton yang akan diuji.
f. Beri lapisan mortar belerang dibagian permukaan atas dan bawah beton.
Caranya, lelehkan terlebih dahulu mortar belerang lalu letakan beton
dalam posisi tegak lurus sehingga belerang menjadi keras. Lakukan cara
yang sama untuk bagian bawah beton.
Jika beton yang hendak diuji sudah disiapkan dengan baik, selanjutnya
siapkan alat uji tekan beton. Alat ini secara khusus dirancang untuk menguji
kuat tekan pada beton. Letakan beton yang akan diuji tepat pada bagian
tengah mesin uji.
benda uji dengan satuan Cm2. Dengan cara ini, dapat diperoleh hasil yang
akurat.
c) Uji tekan beton umumnya dilakukan pada beton usia 3 hari, 7 hari, dan 28
hari. Kemudian hasil uji diambil dari nilai rata rata paling tidak dua beton
yang diuji. Dengan cara ini, dapat diperoleh hasil yang akurat.
d) Nah, dengan melakukan uji tekan beton melalui cara yang benar dan
cermat, maka kegagalan struktur bangunan bisa dihindari. Dengan cara
ini, beton yang digunakan dalam proses pembangunan memiliki kualitas
yang sama atau paling tidak mendekati perencanaan.
41
Slump (cm)
No. Uraian
Max Min
1 Dinding plat pondasi telapak bertulang 12,5 5,0
Pondasi telapak tidak bertulang, kaison
2 9,0 2,5
dan kontruksi bawah tanah
3 Plat, balok, kolom, dan dinding 15,5 7,5
4 Pengerasan jalan 7,5 5,0
Sumber : SNI 03-2834-2000
42
Standart Deviasi
Tingkat Pengendalian Mutu Standart
(Mpa)
Memuaskan 2,8
Sangat Baik 3,5
Baik 4,2
Cukup 5,6
Jelek 7,0
Tanpa Kendali 8,4
Sumber : SNI 03-2834-2000
Dengan :
S = deviasi standart
Xi = kuat tekan beton yang didapat dari masing masing benda uji
x= ∑ xi …………………….………………………..(4.10)
i=1
n
Dengan :
N adalah jumlah nilai hasil uji, yang harus di ambil minimum 30
buah (satu hasil uji adalah nilai uji rata rata dari dua buah benda
uji) .
Untuk faktor pengali standart dapat dilihat pada tabel berikut :
44
Tabel 4.10 faktor pengali deviasi Standart bila data hasil uji yang tersedia kurang
dari 30.
1,0 Tidak
Faktor pengali 1,0 1,08 1,16
3 Boleh
M = K.x.Sr …………………………………………………….(4.11)
Dimana :
M = Nilai tambah margin
Sr = Deviasi Standart
K = Konstanta kegagalan (5% = 1,64)
Tabel 4.11 Kuat tekan rata rata jika data tidak tersedia (SNI 2847-2013-
39)
A
Fc’ = ………………………………..……………………………
Bx
(4.13)
Dimana :
Fc’ = kuat tekan beton (MPa)
X = perbandingan volume antara air dan semen (fas)
A,B = konstanta
Faktor Air Semen yang diperlukan untuk mencapai kuat tekan rata rata
yang ditargetkan didasarkan hubungan kuat tekan dan factor air semen
yang diperoleh dari penelitian lapangan sesuai dengan bahan dan
46
Tabel 4.12Perkiraan kekuatan tekan (MPa) beton dengan factor air semen,
dan agregat kasar yang biasa dipakai di Indonesia
Jumlah semen
Nilai factor air
Lokasi minimum per m3
semen maksimum
beton (kg)
Gambar 4.2 grafik hubungan antara kuat tekan dan factor air semen (benda uji
berbentuk kubus 150 x 150 x150 mm)
49
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2000) : Pelaksanaan pengujian slump ( SNI 1972: 2008)