Anda di halaman 1dari 4

PENANGANAN ATONIA UTERI

No. Dokumen :
XXX/SOP/PND/PKM.MNJ/2020
No. Revisi :
SOP Tanggal :
Terbit
Halaman : 1/4
H. IJANG BUDIANA NUR,
UPTD PUSKESMAS
S.KM.,M.KM.
MANONJAYA
NIP. 19680921 19890 1 001
1. Pengertian Atonia Uteri adalah tidak berkontraksinya otot uterus setelah kala 3 berakhir
(setelah lahirnya plasenta).
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan atonia uteri
di PONED UPTD Puskesmas Manonjaya
3. Kebijakan Kebijakan Kepala UPTD puskesmas Manonjaya Nomor : ……………..tentang
Penyusunan Standar Operasional Penatalaksanaan Kasus Kegawatdaruratan
Maternal dan Neonatal dalam Upaya Penyeragaman Prosedur di Kabupaten
Tasikmalaya.
4. Referensi Pelayanan Kesehatan Maternal di Fasilitas Pelayanan Primer Kementrian
Kesehatan RI Tahun 2018
a. Bidan menegakkan diagnosis :
Setelah plasenta lahir petugas melakukan massage fundus uteri selama 15
detik. Apabila setelah 15 detik tidak berkontraksi atau berkontraksi lembek
dianggap atonia uteri.
b. Bidan memberikan informed consent pada ibu dan keluarga
c. Bidan berteriak minta tolong (petugas/bidan penanggung jawab pasien)
d. Bidan (asisten) menilai sirkulasi, jalan napas dan pernapasan pasien -- bila
ibu tidak bernapas, segera lakukan tindakan resusitasi
e. Bidan (asisten) dalam tim respon awal emergensi segera mendekatkan troli
emergensi ke tempat kejadian emergensi
f. Bidan memberikan oksigen 4-6 L/menit melalui sungkup atau kanula
g. Bidan (asisten) melakukan monitoring ketat keadaan umum dan tanda tanda
vital.
h. Bidan apabila menemukan tanda-tanda syok, segera melakukan tatalaksana
syok sesuai prosedur.
i. Bidan di dalam tim melakukan tindakan secara simultan sebagai berikut :
1) Masase uterus
2) Bersihkan bekuan darah dan pastikan kavum uteri bersih
3) Melakukan KBI (Kompresi Bimanual Interna)
5. Prosedur/ 4) Berikan infus oksitosin 20 IU dalam 500 cc cairan kristaloid (RL/Nacl)
Langkah- dengan kecepatan 60 tetes/menit. Apabila habis ganti labu baru dengan
langkah diisi oksitosin 20 IU dalam 500 cc cairan kristaloid (RL/Nacl) dengan
kecepatan 40 tetes/menit.
5) Bila oksitosin tidak tersedia atau bila perdarahan tidak berhenti, berikan
ergometrin 0,2 mg IM atau IV (lambat), dapat diikuti pemberian 0,2 mg IM
setelah 15 menit, dan pemberian 0,2 mg IM/IV (lambat) setiap 4 jam bila
diperlukan. JANGAN BERIKAN LEBIH DARI 5 DOSIS (1 mg)
6) Bila perdarahan masih tidak berhasil diatasi, diberikan misoprostol per
rektal 800 – 1000 µg, kalau pasien sadar berikan secara oral.
7) Jika perdarahan berlanjut, berikan injeksi 1 gram asam traneksamat IV
8) Pada saat memasang infus, lakukan juga pengambilan sampel darah
untuk pemeriksaan kadar Hb dan golongan darah
j. Cara Petugas Melakukan Kompresi Bimanual
1) Ganti dengan sarung tangan panjang steril hingga menutupi siku
2) Dengan ibu jari dan telunjuk tangan non dominan menyisihkan kedua
labia minora ke lateral dan tangan dominan secara obstetrik dimasukkan
1/4
melalui introitus vagina
3) Kepalkan tangan dominan dan letakkan dataran punggung jari telunjuk
hingga kelingking pada forniks anterior, dorong uterus ke arah kranio-
anterior
4) Telapak tangan non dominan menekan bagian belakang korpus uteri
5) Lakukan kompresi dengan jalan mendekatkan telapak tangan kiri dengan
kepalan tangan kanan pada forniks anterior
6) Lakukan kompresi bimanual interna selama 5 menit.
7) Perhatikan perdarahan yang terjadi, bila perdarahan berhenti,
pertahankan posisi demikian hingga kontraksi uterus membaik,
keluarkan tangan setelah 1 – 2 menit.
8) Keluarkan tangan kanan, bersihkan sarung tangan dan rendam dalam
klorin 0,5 %.
9) Cuci tangan dan lengan, keringkan dengan handuk.
10) Jika uterus tetap tidak berkontraksi setelah kompresi bimanual selama 5
menit, lakukan kompresi bimanual eksternal oleh asisten.
11) Petugas segera menyiapkan rujukan
k. Perawatan Pasca Tindakan Jika Atonia Teratasi
1) Berikan antibiotika profilaksis dosis tunggal(lakukan skin test terlebih
dahulu): Ampisilin 2g dan Metronidazol 500mgIV
2) Lakukan pengawasan dan pencatatan (orang kedua dan orang ketiga)
tanda vital dengan mengukur tensi, nadi serta kontraksi uterus dan
volume perdarahan
 setiap 15 menit sekali pada 1 jam pertama
 setiap 30 menit pada 1 jam kedua
 setiap jam untuk waktu seterusnya hingga pasien benar-benar dalam
keadaan stabil
3) Pasang kateter untuk mengawasi jumlah urin yang keluar, ukur volume
urin tiap 3-4 jam
4) Periksa kadar Hb pasca tindakan
5) Buat laporan tindakan dan catat kondisi pasien pada catatan medis
6) Buat instruksi pengobatan lanjutan dan hal-hal penting yang memerlukan
pemantauan ketat
7) Beritahu pada pasien dan keluargabahwa tindakan telah selesai dan
pasien masih memerlukan perawatan

2/4
Tegakan
diagnosis

Teriak
MintaTolong

Informed
consent

menilai sirkulasi,
jalan napas

Dekatkan troly
Emergency
Maternal
Oksigen 4-6litter/m

Pantau ketat :
 K/U, TTV, Tanda-tanda
Syok
6. Bagan Alir  Masase uterus
 bersihkan bekuan darah

Lakukan KBI
5 menit

TIDAK Perdaraha YA
n
KBI 5 menit
Pertahankan 2 menit

Infus oksitosin 20 IU dalam 500


cc cairan kristaloid (RL/Nacl)
Cuci Tangan

Ergometrin 0,2 mg IM
Asuhan Pasca Tindakana
Misoprosol per rektal 800-
1000 mg, Berikan oral bila
pasien sadar
Pasien Pulang
Beri injeksi 1 gram asam
traneksamat IV

Persiapan Rujukan

RUJUK

7. Hal-Hal yang
Perlu
Diperhatikan

8. Unit terkait a. KIA/PONED


3/4
b. UGD
c. Rumah Sakit Rujukan
d. Laboratorium
9. Dokumen a. Rekam Medik
terkait b. Resep
10. Rekaman Tanggal Mulai
No Yang Dirubah Isi Perubahan
Historis Diberlakukan

4/4

Anda mungkin juga menyukai