Anda di halaman 1dari 10

PENDAHULUAN

Program Penyehatan Lingkungan sesuai Rencana Strategis Kementerian Kesehatan


serta dalam upaya pencapaian target MDG’s, maka salah satu aksi nyata yang telah
berlangsung adalah peningkatan penyediaan air minum, sanitasi, meningkatkan
perilaku higienis masyarakat dengan tujuan utama untuk menurunkan angka penyakit
diare dan penyakit lain yang ditularkan melalui air dan lingkungan.

Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang


Persyaratan Kualitas Air Minum dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
736/MENKES/PER/VI/2010 tentang Tata Laksana Pengawasan Kualitas Air Minum
Pengawasan ini berlaku untuk internal pengelola air minum dan eksternal dari Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota serta Kantor Kesehatan Pelabuhan. Peraturan
perundangan tersebut di atas menjadi acuan bagi Kementerian Kesehatan cq
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan untuk
membuat upaya-upaya yang bersifat kegiatan di lapangan serta berdampak langsung
bagi masyarakat.

Agar air minum dan air bersih terjaga kualitasnya sehingga dapat memberikan
kontribusi terhadap peningkatan status kesehatan masyarakat, maka perlu dilakukan
pengawasan kualitas air dan penyehatan lingkungan secara terus menerus dan cermat
melalui kegiatan surveilans kualitas air dan penyehatan lingkungan. Adanya jaminan
ketersediaan air saja tidak cukup, tanpa didukung oleh lingkungan yang saniter dan
hygienis tidak akan berarti bagi peningkatan status kesehatan masyarakat.

Surveilans kualitas air minum dan penyehatan lingkungan adalah suatu upaya analisis
yang dilakukan secara terus menerus dan sistematis melalui pengumpulan data
penyakit yang disebabkan oleh air, jumlah sarana air minum/bersih dan jamban, data
inspeksi sanitasi sarana air minum/bersih, jamban dan parameter kualitas air
minum/bersih seperti mikrobiologi, fisik dan kimia. Hasil analisis surveilan kualitas
air minum serta fasilitas sanitasi dan lingkungan menjadi informasi penting dalam
pengambilan keputusan, tindakan perbaikan dan atau pengembangan suatu kebijakan.

Inspeksi Sanitasi (IS) adalah kegiatan pengamatan dan pemeriksaan fisik air,
konstruksi sarana air minum serta kondisi lingkungannya.

Laporan Surveilans Kualitas Air Page 1


MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan Tujuan Kegiatan adalah :

1) Maksud kegiatan ini adalah agar setiap sarana air minum dan sanitasi dasar dapat
dipantau kondisinya melalui teknis survey.

2) Survey bertujuan untuk identifikasi akses sarana air minum dan sanitasi dasar.

Pelaksanaan Inspeksi Sanitasi

Inspeksi Sanitasi (IS) adalah kegiatan pengamatan dan pemeriksaan fisik air,
kontruksi sarana air minum serta kondisi lingkungannya.
Tujuan Inspeksi Sanitasi sarana air minum/air bersih dan sanitasi adalah :
a. Mengetahui informasi resiko pencemaran
b. Tahapan sebelum melakukan pemeriksaan kualitas air minum/air bersih.
c. Informasi untuk melakukan tindak lanjut dan perbaikan sarana air minum/air
bersih dan sanitasi.
d. Memberikan rekomendasi tentang keadaan sarana air minum/air bersih dan
sanitasi.

Proses Inspeksi Sanitasi :

a. Petugas melaksanakan kegiatan IS terhadap jenis sarana pada hasil pemetaan.


b. Kegiatan IS tersebut meliputi pengamatan lapangan, pengamatan terhadap
komponen-komponen sarana, kelengkapan dan lingkungan sarana dengan
menggunakan formulir IS.
c. Formulir dibuat berdasarkan kebutuhan, untuk setiap jenis sarana dibuat formulir
tersendiri.
d. Dalam formulir terdapat dua pilihan jawaban, “YA” dan “TIDAK”. Jawaban
“YA” menunjukan bahwa sarana air minum mempunyai resiko pencemaran yang
tidak dapat membahayakan pemakainya, sebaliknya jawaban “TIDAK” berarti
sarana air tersebut tidak menimbulkan problem/risiko pencemaran yang dapat
membahayakan pemakainya.
e. Kemudian dihitung jumlah “YA” dan “TIDAK” yang dinyatakan dalam 4
kategori yaitu (AT) Amat Tinggi, (T) Tinggi, (S) Sedang, (R) Rendah.

Laporan Surveilans Kualitas Air Page 2


Analisa Data Hasil Inspeksi Sanitasi
Tindak lanjut dilakukan berdasarkan analisis hasil informasi risiko pencemaran,
yaitu :
a. Risiko Tinggi (T) dan Amat Tinggi (AT), artinya sarana harus diperbaiki
mengikuti ketentuan kontruksi.
b. Risiko Sedang (S) dan Rendah (R), artinya pada sarana harus dilakukan
pengambilan sampel untuk mengidentifikasi parameter pencemar utama
dalam air.

Laporan Surveilans Kualitas Air Page 3


HASIL KEGIATAN

Pada tahun 2013 di Kabupaten Ogan Ilir terdapat 10 Desa Program PAM-STBM
yang terletak di 3 Kecamatan yaitu Kecamatan Tanjung Raja, Kecamatan Rantau
Panjang dan Kecamatan Tanjung Batu. Penentuan Desa-Desa Program PAM-STBM
di tentukan berdasarkan hasil Inspeksi Sanitasi (IS) yang dilaksankan di seluruh desa
yang ada di Kecamatan yang mendapat program PAM-STBM.

1. Desa Siring Alam


Di Desa Siring Alam Jumlah penduduk 1026 jiwa, jumlah Kepala Keluarga 294
KK. Jumlah Rumah 277 rumah. Jumlah sarana yang di IS 44 sarana. Hasil IS
resiko sedang 13 sarana dan resiko tinggi 29 sarana dan resiko amat tinggi 2
sarana.

2. Desa Tanjung Harapan


Di Desa Tanjung Harapan jumlah penduduk 962 jiwa dan jumlah KK 457 kepala
keluarga. Jumlah rumah 350 rumah dan jumlah sumur gali 25 sarana. Sarana
yang di IS 25 sarana sumur gali. Dari hasil IS terdapat 4 resiko amat tinggi, 20
sarana resiko tinggi, 1 resiko sedang.

3. Desa Talang Balai Lama


Di Desa Talang Balai Lama jumlah penduduk 1764 jiwa dan jumlah KK 454
kepala keluarga. Jumlah Rumah 325 rumah dan jumlah sumur gali 39 sarana.
Dari hasil IS terdapat 5 resiko amat tinggi, 24 sumur resiko tinggi dan 10 unit
resiko sedang.

4. Desa Talang Balai Baru I


Di Desa Talang Balai Baru I jumlah penduduk 2479 jiwa dan jumlah KK 582
kepala keluarga. Sarana yang di IS 62 sarana sumur gali. Dari hasil IS terdapat
12 resiko amat tinggi, 47 resiko tinggi, 3 resiko sedang.

5. Desa Talang Balai Baru II


Di Desa Talang Balai Baru II jumlah penduduk 2213 jiwa dan jumlah KK 497
kepala keluarga. Jumlah rumah 379, jumlah sumur gali 73 sarana. Sarana yang di
IS 73 sarana. Dari hasil IS terdapat 38 resiko tinggi, 31 resiko sedang, 3 resiko
rendah dan 1 resiko amat tinggi.

Laporan Surveilans Kualitas Air Page 4


6. Desa Tanjung Agas
Di Desa Tanjung Agas jumlah penduduk 1170 jiwa dan jumlah KK 323 kepala
keluarga. Jumlah rumah 223 rumah dan sumur gali berjumlah 26 sumur. Dari
hasil IS terdapat 6 sarana resiko sedang, 18 sarana resiko tinggi dan 2 resiko amat
tinggi.

7. Desa Suka Pindah


Di Desa Suka Pindah jumlah penduduk 1049 jiwa dan jumlah KK 322 kepala
keluarga. Jumlah rumah 274 rumah dan 40 sarana sumur gali. Berdasarkan hasil
IS 17 sarana resiko sedang, 23 resiko tinggi dan tidak ada yang resiko amat
tinggi.

8. Desa Sekonjing
Di Desa Sekonjing jumlah penduduk 2101 jiwa dan jumlah KK 610 kepala
keluarga. Jumlah rumah 470 rumah dan 24 sumur gali. Sarana yang di IS adalah
24 sumur gali. Dari hasil IS 19 sarana resiko tinggi, 5 resiko sedang.

9. Desa Kerinjing
Di Desa Kerinjing jumlah penduduk 1544 jiwa dan jumlah KK 610 kepala
keluarga. Jumlah rumah 264 rumah dan jumlah sumur gali 28 sarana. Dari hasil
IS 6 resiko sedang, 22 resiko tinggi.

10. Desa Ulak Kerbau Lama


Di Desa Ulak Kerbau Lama jumlah penduduk 2145 jiwa dan jumlah KK 564
kepala keluarga. Jumlah rumah 320 rumah dan jumlah sumur gali 35 sarana.
Hasil inspeksi sanitasi 20 sarana resiko tinggi, 15 unit resiko sedang.

11. Desa Tanjung Atap


Di Desa Tanjung Atap jumlah penduduk 2486 jiwa dan jumlah KK 586 kepala
keluarga. Sarana yang di inspeksi sanitasi 267 unit sumur gali. Berdasarkan hasil
IS 120 unit sarana resiko rendah, 95 resiko sedang, 38 resiko tinggi dan 24 resiko
amat tinggi.

12. Desa Tanjung Pinang I


Di Desa Tanjung Pinang I jumlah penduduk 2606 jiwa dan 2638 kepala keluarga.
Jumlah sarana yang di inspeksi sanitasi 110 unit sumur gali. Berdasarkan hasil
inspeksi sanitasi 1 resiko tinggi, 14 resiko sedang, dan 95 unit resiko rendah.

Laporan Surveilans Kualitas Air Page 5


13. Desa Limbang Jaya 2
Di Desa Limbang Jaya 2 jumlah penduduk 1995 jiwa dan 504 kepala keluarga.
Jumlah sarana yang di inspeksi sanitasi 161 sarana sumur gali. Berdasarkan hasil
inspeksi sanitasi 138 resiko rendah, 7 sarana resiko sedang, 8 sarana resiko tinggi
dan 8 sarana resiko amat tinggi.

14. Desa Tanjung Pinang II


Di Desa Tanjung Pinang II jumlah penduduk 1653 jiwa dan 330 kepala
keluarga. Jumlah sarana yang di inspeksi sanitasi 120 sarana sumur gali.
Berdasarkan hasil inspeksi sanitasi 110 resiko rendah, 4 sarana resiko sedang, 6
sarana resiko tinggi.

15. Desa Tanjung Atap Barat


Di Desa Tanjung Atap Barat jumlah penduduk 1536 jiwa dan 452 kepala
keluarga. Jumlah sarana yang di inspeksi sanitasi 153 sarana sumur gali.
Berdasarkan hasil inspeksi sanitasi 83 resiko rendah, 37 sarana resiko sedang, 23
sarana resiko tinggi dan 10 resiko amat tinggi.

16. Desa Sentul


Di Desa Sentul jumlah penduduk 1587 jiwa dan 477 kepala keluarga. Jumlah
sarana yang di inspeksi sanitasi 91 sarana sumur gali. Berdasarkan hasil inspeksi
sanitasi 90 resiko rendah, 1 sarana resiko sedang.

17. Kelurahan Tanjung Batu Timur


Di Kelurahan Tanjung Batu Timur jumlah penduduk 3132 jiwa dan 803 kepala
keluarga. Jumlah sarana yang di inspeksi sanitasi 310 sarana sumur gali.
Berdasarkan hasil inspeksi sanitasi 212 resiko rendah, 52 sarana resiko sedang,
42 sarana resiko tinggi dan 4 resiko amat tinggi.

18. Kelurahan Tanjung Batu


Di Kelurahan Tanjung Batu Timur jumlah penduduk 3418 jiwa dan 665 kepala
keluarga. Jumlah sarana yang di inspeksi sanitasi 401 sarana sumur gali.
Berdasarkan hasil inspeksi sanitasi 318 resiko rendah, 98 sarana resiko sedang,
56 sarana resiko tinggi dan 27 resiko amat tinggi.

Laporan Surveilans Kualitas Air Page 6


19. Desa Limbang Jaya I
Di Desa Limbang Jaya I jumlah penduduk 1743 jiwa dan 428 kepala keluarga.
Jumlah sarana yang di inspeksi sanitasi 401 sarana sumur gali. Berdasarkan
hasil inspeksi sanitasi 318 resiko rendah, 98 sarana resiko sedang, 56 sarana
resiko tinggi dan 27 resiko amat tinggi.

20. Desa Tanjung Laut


Di Desa Limbang Jaya I jumlah penduduk 1335 jiwa dan 342 kepala keluarga.
Jumlah sarana yang di inspeksi sanitasi 401 sarana sumur gali. Berdasarkan
hasil inspeksi sanitasi 318 resiko rendah, 98 sarana resiko sedang, 56 sarana
resiko tinggi dan 27 resiko amat tinggi.

21. Desa Rantau Panjang Ulu


Di Desa Rantau Panjang Ulu jumlah penduduk 1868 jiwa dan 426 kepala
keluarga. Jumlah Sarana Sumur gali 17 sarana dengan hasil Inspeksi sanitasi
Amat tinggi 4 sarana, 13 sarana resiko tinggi.

22. Desa Rantau Panjang Ilir


Di Desa Rantau Panjang Ilir jumlah penduduk 1530 jiwa dan 320 kepala
keluarga. Jumlah Sarana Sumur gali 15 sarana dengan hasil Inspeksi sanitasi
tinggi 3 sarana, 12 sarana resiko rendah.

23. Desa Jago Lano


Di Desa Jago Lano jumlah penduduk 2158 jiwa dan 384 Kepala Keluarga.
Jumlah sarana sumur gali 19 Sarana dengan hasil Inspeksi Sanitasi 1 sarana
resiko amat tinggi, 14 sarana resiko tinggi, 5 sarana resiko rendah.

24. Desa Kota Daro I


Di Desa Kota Daro I jumlah penduduk 2649 jiwa dan 571 Kepala Keluarga.
Jumlah sarana sumur gali 8 Sarana dengan hasil Inspeksi Sanitasi 8 sarana
resiko tinggi.

Laporan Surveilans Kualitas Air Page 7


25. Desa Ketapang I
Di Desa Ketapang I jumlah penduduk 2252 jiwa dan 380 Kepala Keluarga.
Jumlah sarana sumur gali 18 sarana dengan hasil Inspeksi Sanitasi 6 sarana
resiko amat tinggi, 10 sarana resiko tinggi, 2 sarana resiko sedang.

26. Desa Ketapang II


Di Desa Ketapang II jumlah penduduk 1008 jiwa dan 228 Kepala Keluarga.
Jumlah sarana sumur gali 13 sarana dengan hasil Inspeksi Sanitasi 3 sarana
resiko amat tinggi, 10 sarana resiko tinggi.

27. Desa Sejangko I


Di Desa Sejangko I jumlah penduduk 1505 jiwa dan 327 Kepala Keluarga.
Jumlah sarana sumur gali 19 sarana dengan hasil Inspeksi Sanitasi 2 sarana
resiko amat tinggi, 15 sarana resiko tinggi dan 2 sarana resiko rendah.

28. Desa Sejangko II


Di Desa Sejangko II jumlah penduduk 1420 jiwa dan 261 Kepala Keluarga.
Jumlah sarana sumur gali 5 sarana dengan hasil Inspeksi Sanitasi 1 sarana
resiko amat tinggi, 3 sarana resiko tinggi dan 1 sarana resiko sedang.

29. Desa Arisan Deras


Di Desa Arisan Deras jumlah penduduk 2226 jiwa dan 501 Kepala Keluarga.
Jumlah sarana sumur gali 16 sarana dengan hasil Inspeksi Sanitasi 1 sarana
resiko amat tinggi, 15 sarana resiko tinggi.

30. Desa Jago Rajo


Di Desa Jago Rajo jumlah penduduk 1864 jiwa dan 389 Kepala Keluarga.
Jumlah sarana sumur gali 20 sarana dengan hasil Inspeksi Sanitasi 1 sarana
resiko amat tinggi, 19 sarana resiko tinggi.

Laporan Surveilans Kualitas Air Page 8


Dari hasil Inspeksi Sanitasi di dapatlah desa-desa yang mendapat program PAM-
STBM. Adapun Desa-desa tersebut yaitu Kecamatan Tanjung Raja yaitu Desa
Sekonjing, Desa Siring Alam, Desa Talang Balai Baru I dan Desa Talang Balai
Lama. Di Kecamatan Rantau Panjang Desa Sejangko I, Desa Rantau Panjang Ulu,
Desa Jago Lano. Sedangkan di Kecamatan Tanjung Batu yaitu Desa Limbang Jaya II,
Desa Tanjung Pinang I, dan Desa Tanjung Atap.

Laporan Surveilans Kualitas Air Page 9


PENUTUP

Di Kabupaten Ogan Ilir pada tahun 2013 10 Desa di 3 (tiga) Kecamatan yang
mendapat program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
(PAM-STBM). Adapun Desa – Desa tersebut adalah sebagai berikut :

1. Desa Siring Alam Kecamatan Tanjung Raja


2. Desa Skonjing Kecamatan Tanjung Raja
3. Desa Talang Balai Baru I Kecamatan Tanjung Raja
4. Desa Talang Balai Lama Kecamatan Tanjung Raja
5. Desa Tanjung Atap Kecamatan Tanjung Batu
6. Desa Limbang Jaya II Kecamatan Tanjung Batu
7. Desa Tanjung Pinang I Kecamatan Tanjung Batu
8. Desa Rantau Panjang Ulu Kecamatan Rantau Panjang
9. Desa Jago Lano Kecamatan Rantau Panjang
10. Desa Sejangko I Kecamatan Rantau Panjang

Sedangkan Desa yang mendapat TTG (Teknologi Tepat Guna) di tahun 2014 adalah
desa :

1. Desa Ulak Kerbau Lama Kecamatan Tanjung Raja


2. Desa Tanjung Atap Barat Kecamatan Tanjung Batu
3. Desa Arisan Deras Kecamatan Rantau Panjang Ulu

Laporan Surveilans Kualitas Air Page 10

Anda mungkin juga menyukai