TESIS
Oleh
JAMILAH
127032270/IKM
TESIS
Oleh
JAMILAH
127032270/IKM
Menyetujui
Komisi Pembimbing
(Namora Lumongga Lubis, M.Sc, Ph.D) (dr. Halinda Sari Lubis, MKKK)
Ketua Anggota
TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Jamilah
127032270/IKM
Jamilah binti Sofyan lahir di Luengkuli pada tanggal 28 Januari 1973 anak
pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Sofyan Ahmad dan Barisah, menikah
dengan Soni Budianto, Amd dan telah dikaruniai tiga putri dan satu putra yaitu : Jihan
Safira, Dafitri Salsabila, Haikal Haririe Alfarabi, dan Halila Aqila Saffa.
tahun 1985. Melanjutkan pendidikan di SMPN 1 Matang Glumpang Dua dan lulus
tahun 1988. Melanjutkan pendidikan di SMAN 1 Bireuen dan lulus tahun 1991.
dari tahun 1996 – 2000, dari tahun 2006 bekerja di puskesmas Peusangan Siblah
i
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
i
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
ii
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT berkat Qudrah
dan IradahNya penulis telah dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Faktor –faktor
Dalam menyusun tesis ini penulis mendapat bantuan dan dorongan dari
berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengungkapkan terimakasih
1. Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc, (CTM), Sp.A(K) selaku rektor
2. Dr. Drs. Surya Utama, MS, selaku dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
3. Prof. Dr. Dra. Ida Yusnita, M.Si selaku ketua program studi S2 Ilmu Kesehatan
4. Dr. Ir. Evawany Aritonang, M.Si selaku Sekretaris Program Studi S2 Ilmu
Utara.
5. Namora Lumongga Lubis, M.Sc, Ph.D, sebagai ketua komisi pembimbing yang
telah memberikan bimbingan dan arahan selama proses penyelesaian tesis ini.
6. dr. Halinda Sari Lubis, MKKK, selaku anggota komisi pembimbing yang telah
iii
Universitas Sumatera Utara
7. Drs. Tukiman, MKM, selaku ketua komisi penguji yang telah memberikan kritik
8. Dra. Syarifah, MS, selaku anggota Komisi penguji yang telah memberikan kritik
9. Mahdi, SKM, selaku kepala puskesmas Peusangan Siblah Krueng yang telah
10. Tak lupa penulis sampaikan terima kasih kepada kedua orang tua, (alm). Bapak
Sofyan Ahmad dan ibu Barisah, semoga selalu dalam lindungan ALLAH SWT.
11. Suami tercinta Soni Budianto, Amd dan anak-anakku tersayang Jihan Safira,
Dafitri Salsabila, Haikal Haririe Alfarabi dan Halila Aqila Saffa yang telah
banyak memberikan semangat, motivasi dan do’a yang tulus sehingga dapat
12. Seluruh rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan dukungan dan semangat
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih banyak kekurangan, untuk itu kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan tesis ini.
Jamilah
127032270/IKM
iv
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ............................................................................................................... i
ABSTRACK .............................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................. iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... v
DAFTAR TABEL .................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................................xiii
v
Universitas Sumatera Utara
BAB 3. METODE PENELITIAN ......................................................................... 32
3.1. Jenis Penelitian.................................................................................... 32
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................. 32
3.3. Populasi dan Sampel .......................................................................... 32
3.3.1. Populasi .................................................................................. 32
3.3.2. Sampel .................................................................................... 32
3.4. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 34
3.4.1. Data Primer ............................................................................... 34
3.4.2. Data Sekunder ........................................................................... 35
3.4.3. Uji Validitas dan Reabilitas ...................................................... 35
3.5. Variable dan Definisi Operational ....................................................... 40
3.5.1. Variable Terikat ........................................................................ 40
3.5.2. Variable Bebas .......................................................................... 40
3.5.3. Definisi Operasional ................................................................. 40
3.6. Metode Pengukuran ............................................................................. 41
3.6.1. Pengukuran Variable Independen ............................................ 41
3.6.2. Pengukuran Variable Dependen .............................................. 43
3.7. Metode Analisis Data ........................................................................... 44
vi
Universitas Sumatera Utara
4.3.3. Hubungan Pengetahuan dengan Kelengkapan Imunisasi
Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Siblah Krueng,
Kabupaten Bireuen Tahun 2014 ............................................... 60
4.3.4. Hubungan Sikap dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar
di Wilayah Kerja Puskesmas Siblah Krueng, Kabupaten
Bireuen Tahun 2014 .................................................................. 61
4.3.5. Hubungan Jarak Pelayanan Kesehatan dengan
Kelengkapan Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja
Puskesmas Siblah Krueng, Kabupaten Bireuen Tahun
2014 ........................................................................................... 62
4.3.6. Hubungan Dukungan Keluarga Responden dengan
Kelengkapan Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja
Puskesmas Siblah Krueng, Kabupaten Bireuen Tahun
2014 ................................................................................ ......... 63
4.3.7. Hubungan Dukungan Petugas Kesehatan dengan
Kelengkapan Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja
Puskesmas Siblah Krueng, Kabupaten Bireuen Tahun
2014 ................................................................................ ......... 64
4.3.8. Hubungan Dukungan Tokoh Masyarakat dengan
Kelengkapan Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja
Puskesmas Siblah Krueng, Kabupaten Bireuen Tahun
2014 ................................................................................ ......... 65
4.3.9. Hubungan Nilai yang Berlaku pada Masyarakat dengan
Kelengkapan Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja
Puskesmas Siblah Krueng, Kabupaten Bireuen Tahun
2014 ................................................................................ ......... 66
4.4. Analisis Multi Variat .......................................................................... 67
vii
Universitas Sumatera Utara
5.1.2. Pengaruh Sikap dengan Kelengkapan Imunisasi di
Wilayah Kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng
Kabupaten Bireuen ................................................................ 71
5.1.3. Pengaruh Pendidikan dengan Kelengkapan Imunisasi
di Wilayah Kerja Puskesmas Peusangan Siblah
Krueng Kabupaten Bireuen.......................................... ......... 72
5.1.4. Pengaruh Nilai yang Berlaku pada Masyarakat dengan
Kelengkapan Imunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas
Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireuen ...................... 74
5.1.5. Pengaruh Penghasilan dengan Kelengkapan Imunisasi
di Wilayah Kerja Puskesmas Peusangan Siblah
Krueng Kabupaten Bireuen.......................................... ......... 74
5.2. Pengaruh Faktor Pemungkin dengan Kelengkapan Imunisasi
di Wilayah Kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng
Kabupaten Bireuen ............................................................................ 75
5.3. Pengaruh Faktor Penguat dengan Kelengkapan Imunisasi di
Wilayah Kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng
Kabupaten Bireuen................................................................... ......... 76
5.3.1. Pengaruh Dukungan Keluarga dengan Kelengkapan
Imunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas Peusangan
Siblah Krueng Kabupaten Bireuen............................... ......... 76
5.3.2. Pengaruh Dukungan Petugas Kesehatan dengan
Kelengkapan Imunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas
Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireuen ......................77
5.3.3. Pengaruh Dukungan Tokoh Masyarakat dengan
Kelengkapan Imunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas
Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireuen.............. .........79
LAMPIRAN ............................................................................................................. 85
viii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
3.2. Hasil Uji Validitas dan Reabilitas pada Variabel Pengetahuan ............ 36
3.3. Hasil Uji Validitas dan Reabilitas pada Variabel Sikap ........................ 37
3.6. Hasil Uji Validitas dan Reabilitas pada Variabel Dukungan Tokoh
Masyarakat ............................................................................................ 39
3.7. Hasil Uji Validitas dan Reabilitas pada Variabel Nilai ........................ 39
ix
Universitas Sumatera Utara
4.6. Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Responden tentang
Imunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng
Kabupaten Bireuen tahun 2014 ............................................................... 52
x
Universitas Sumatera Utara
4.17. Tabulasi Silang Sikap Responden dengan Kelengkapan Imunisasi
Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng
Kabupaten Bireuen Tahun 2014 ............................................................. 61
xi
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
xii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
i
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
ii
Universitas Sumatera Utara
BAB 1
PENDAHULUAN
Salah satu tujuan MDGs pada poin keempat adalah menurunkan angka
kematian bayi adalah dengan meningkatkan status imunisasi terutama imunisasi dasar
lengkap pada balita yang hingga saat ini status balita yang mendapatkan imunisasi
lengkap belum optimal padahal imunisasi merupakan hal yang wajib untuk
bayidengan imunisasi wajib maka bayi akan terlindung terhadap penyakit yang kerap
Imunisasi dalam sistem kesehatan nasional adalah salah satu bentuk intervensi
kesehatan yang sangat efektif dalam upaya menurunkan angka kematian bayi dan
utama. Dengan melakukan imunisasi terhadap seorang anak atau balita, tidak hanya
memberikan perlindungan pada anak tersebut tetapi juga berdampak kepada anak
lainnya karena terjadi tingkat imunitas umum yang meningkat dan mengurangi
berbagai penyakit, sehingga bayi dan anak tumbuh dalam keadaan sehat (Hidayat,
terjangkit penyakit infeksi tertentu seperti tetanus, batuk rejan (pertusis), campak
1
Universitas Sumatera Utara
akibat yang fatal bagi tubuh (Rukiyah & Yulianti, 2010). Imunisasi juga merupakan
penyakit infeksi dengan demikian angka kejadian penyakit infeksi akan menurun,
kecacatan serta kematian yang ditimbulkannya pun akan berkurang (WHO, 2007).
Immunization (EPI) cakupan terus meningkat (Ranuh, 2008). Tanpa imunisasi kira-
kira 3 dari 100 kelahiran anak akan meninggal karena penyakit campak, sebanyak 2
dari 100 kelahiran anak akan meninggal karena batuk rejan, satu dari 100 kelahiran
anak akan meninggal karena penyakit tetanus, dan darisetiap 200.00 anak, satu akan
(EPI), yang diresolusikan oleh World Health Assembly (WHA). Ini menempatkan EPI
sebagai komponen penting pelayanan kesehatan. Pada tahun 1981 mulai dilakukan
imunisasi polio, tahun 1982 imunisasi campak, dan tahun 1997 imunisasi hepatitis
mulai dilaksanakan. Pada akhir tahun 1988 diperkirakan bahwa cakupan imunisasi di
jenisnya yang tertinggi sampai terendah adalah untuk BC (77,9%), campak (74,4%),
polio4 (66,7%), dan terendah DPT - HB3 (61,9%). Bila dilihat masing - masing
untuk semua jenis imunisasi yangmeliputi BCG (53,6%), campak (47,1%), dan polio
semua jenis imunisasi dasar yang meliputi BCG (100,0%),campak (96,4%), polio
(96,4%), dan DPT-HB3 (96,4%).Provinsi Aceh merupakan salah satu provinsi yang
mempunyai cakupan imunisasi di bawah capaian nasional, yaitu untuk BCG (57,3%),
(PD3I) seperti penyakit TBC, Difteri, Pertusis, Tetanus, Polio, Hepatitis B (HB), dan
Campak. Idealnya bayi harus mendapat imunisasi dasar lengkap yang terdiri dari
BCG satu kali, DPT tiga kali, Polio empat kali, HB tiga kali, dan Campak satu kali
Indonesia Sehat 2010 adalah persentase desa yang mencapai Universal Child
Immunization (UCI) yaitu cakupan imunisasi lengkap 100 % secara merata pada bayi
Aceh, 2013).
lengkap ini jauh dari target yang ditetapkan dari dinas kesehatan kabupaten dengan
target 90% pada tahun 2014. Puskesmas dalam hal ini sudah banyak melalukan cara
dan program untuk mengatasi masalah ini seperti menempatkan bidan desa yang
bertempat tinggal di desa, mengadakan posyandu setiap bulan oleh petugas kesehatan
puskesmas.
yang berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat
mencakup ketersedian sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat,
mendukung untuk mewujudkan perilaku kesehatan, maka faktor ini disebut dengan
dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama, keluarga, sikap dan perilaku para
bahwa ada hubungan positif antara pengetahuan dengan kelengkapan imunisasi dasar
dengan nilai p = 0,002. Hal ini sejalan dengan penelitian Sitompul (2011) yang
menyimpulkan bahwaada hubungan yang signifikan antara usia ibu dengan nilai
p=0,001, pendidikan dengan nilai p=0,004, pekerjaan dengan nilai p=0,001, dan
melindungi anak dari penyakit TBC, tetanus, penyakit poliomielitis, campak dan
Kabupaten Bireuen dapat dilihat dari efek yang ditimbulkan dimana berdasarkan data
Peusangan Siblah Krueng terdapat penderita TBC terbanyak dengan jumlah 42 orang,
faktor presdiposisi dan faktor penguat terhadap pemberian imunisasi dasar di wilayah
dasar lengkap masih rendah di wilayah kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng
Kabupaten Bireuen sehingga peneliti ingin melihat pengaruh faktor presdiposisi dan
dan faktor penguat terhadap kelengkapan imunisasi dasar di wilayah kerja Puskesmas
1.4. Hipotesis
penghasilan) dan faktor penguat (dukungan keluarga dan petugas kesehatan) terhadap
bayi dan balita untuk mencegah penyakit yang diakibatkan oleh tidak lengkap
imunisasi.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Perilaku
lain,perilaku kita pada umumnya dimotivasi oleh suatu keinginan untuk mencapai
tujuan tertentu. Tujuan spesifik tersebut tidak selalu diketahui secara sadar oleh
respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar),oleh karena
perilaku itu terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme dan organisme
b. Operant respons atau instrumental respons, yaitu respons yang timbul dan
penghargaan dari atasannya, maka petugas kesehatan tersebut akan lebih baik
8
Universitas Sumatera Utara
Dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat
terjadipada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum diamati secara
jelasdalam bentuk tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati dan
Perilaku manusia sangat kompleks dan mempunyai ruang lingkup yang sangat
luas. Menurut Benjamin Bloom dalam Notoatmodjo ( 2012), ranah perilaku terbagi
(psikomotor).
2.1.1. Pengetahuan
indra, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian
besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau
kognitif merupakan faktor dominan yang sangat penting dalam terbentuknya tindakan
seseorang, sebab dari hasil penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh
belajar lebih banyak tentang inovasi dan kemudian akan mengadopsinya. Pada
ini inovasi diperkenalkan pada masyarakat tetapi tidak ada informasi yang pasti
massa seperti radio, televisi, koran atau majalah. Sehingga masyarakat akan lebih
pengetahuan jenis ini penting dalam proses keputusan inovasi. Untuk lebih
bekerja.
1. Mengetahui (knowledge)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya,
(recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
ransangan yang telah diterima. Oleh sebab itu “tahu” ini merupakan tingkat
2. Memahami (comprehension)
tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterprestasi materi tersebut secara
benar.Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
3. Aplikasi (application)
dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat
4. Analisa (analysis)
Analisa adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek
5. Sintesa (synthesis)
ada.
6. Evaluasi (evaluation)
angket yang menyakan isi materi yang ingin diukur dari objek penelitian atau
1. Pendidikan
2. Sumber Informasi
melalui informasi yaitu kenyataan (fakta) dengan melihat dan mendengar sendiri.
media massa dapat berupa elektronik seperti televisi, radio, dan lain-lain.Adapun
media cetak seperti majalah, koran, buku, dan lain-lain. Sumber informasi
seseorang.
3. Sosial Ekonomi
(Notoatmodjo, 2007)
4. Budaya
informasi yang baru akan disaring kira-kira sesuai tidak dengan budaya yang ada
Sikap adalah respons tertutup seseorang terhadap suatu stimulus atau objek
,baik yang bersifat intern maupun ekstern sehingga manifestasinya tidak dapat
langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari sikap yang
tertutup tersebut. Notoatmodjo (2007) sikap merupakan reaksi atau respon seseorang
yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek.Sedangkan menurut Winardi
(2004) sikap adalah kecenderungan bertindak dari individu, berupa respon tertutup
1. Menerima (Receiving)
Menerima diartikan bahwa orang atau subjek mau menerima stimulus yang
diberikan (Objek).
2. Menanggapi (Responding)
terhadap objek atau stimulus, dalam arti membahasanya dengan orang lain,
harus berani mengambil risiko bila ada orang lain yang mencemoohkan atau
Menurut Azwar (2005) ada beberapa faktor yang memengaruhi sikap terhadap
pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat karena itu, sikap akan lebih
mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang
2. Pengaruh orang lain yang dianggap penting, pada umumnya individu cenderung
untuk memiliki sikap yang searah dengan sikap orang yang dianggap penting.
4. Media massa dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media
5. Lembaga pendidikan dan lembaga agama, konsep moral dan ajaran dari lembaga
1. Pengalaman pribadi
2. Kebudayaan
dibesarkan, contoh pada sikap orang kota dan orang desa terhadap kebebasan
dalam pergaulan.
Orang-orang yang kita harapkan persetujuannya bagi setiap gerak tingkah laku
dan opini kita, orang yang tidak ingin dikecewakan, dan yang berarti khusus,
4. Media massa
Media massa berupa media cetak dan elektronik. Dalam penyampaian pesan,
media massa membawa pesan-pesan sugestif yang dapat memengaruhi opini kita.
Jika pesan sugestif yang disampaikan cukup kuat, maka akan memberi dasar
Institusi yang berfungsi meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam
diri individu. Pemahaman baik dan buruk, salah atau benar, yang menentukan
seseorang
6. Faktor Emosional
Suatu sikap yang dilandasi oleh emosi yang fungsinya sebagai semacam
2.1.3. Tindakan
Suatu sikap belum terwujud dalam bentuk tindakan. Untuk mewujudkan sikap
membentuk dan mengubah sikap atau menumbuhkan hubungan yang sangat baik
1. Persepsi (Perception)
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan
Dapat melakukan sesuatu dengan urutan yang benar sesuai dengan contoh-contoh
3. Mekanisme (Mechanisme)
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis
atau sesuatu itu sudah menjadi kebiasaan maka ia sudah mencapai tingkat ketiga.
4. Adaptasi (Adaptation)
kesehatan dan erilaku pemenuhan kebutuhan gizi. Kedua, perilaku pencarian dan
1. Perilaku hidup sehat, seperti : makan dengan menu seimbang (appropriate diet),
olahraga teratur, tidak merokok dan tidak minum-minuman keras, istirahat cukup,
3. Peran pasien yaitu hak-hak orang sakit (right) seperti : memeperoleh perawatan,
kepada dokter, tidak menularkan penyakit kepada orang lain, dan lain-lain,
perilaku peran orang sakit (the sick role) seperti : tindakan untuk memperoleh
menyatakan bahwaperilaku manusia dipengaruhi oleh dua faktor pokok, yaitu faktor
c. Faktor penguat (reinforcement factor), yang meliputi faktor sikap dan perilaku
tokoh masyarakat, tokoh agama, keluarga, sikap dan perilaku para petugas
2.2. Imunisasi
seseorang terhadap suatu penyakit dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh bayi
dan anak. Sedangkan imunisasi dasar adalah pemberian imunisasi awal untuk
mencapai kadar kekebalan di atas ambang perlindungan (Depkes RI, 2005). Imunisasi
Polio (4x), dan campak (1x) sebelum bayi berusia setahun dan biasanya diberikan
pada bayi berusia sembilan bulan. Imunisasi diberikan mempunyai tujuan yaitu:
Memberikan kekebalan terhadap penyakit yag dapat dicegah dengan imunisasi yaitu
memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan maksud angka kematian dan
kesakitan serta mencegah akibat buruk lebih lanjut dari penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi. Menurut Mulyani dan Rinawati (2013), imunisasi adalah suatu
cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit,
sehingga bila kelak terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan menderita penyakit
tersebut karena sistem imun tubuh mempunyai sistem memori (daya ingat), ketika
vaksin masuk kedalam tubuh maka akan dibentuk natibodi untuk melawan vaksin
adalah suatu pemindahan atau transfer anti body secara pasif. Vaksinasi adalah
pembentukan imunitas (anti bodi) dari sistem imun dalam tubuh. Imunitas secara
spesifik yang berasal dari plasma donor yan sudah sembuh atau baru saja
paparan dengan antigen yang berasal dari suatu patogen. Antigen yang diberikan
telah dibuat demikian rupa sehingga tidak menimbulkan sakit namun mampu
memproduksi limfosit yang peka sebagai anti bodi dan sel memori. Cara ini meniru
infeksi alamiah yang tidak menimbulkan sakit namun cukup memberikan kekebalan.
Tujuan nya adalah memberikan infeksi ringan yang tidak berbahaya namun cukup
sesungguhnya di kemudian hari anak tidak menjadi sakit karena tubuh dengan cepat
membentuk anti bodi dan mematikan penyakit (antigen)yang masuk kedalam tubuh.
terakhir, merupakan vaksin yang aman dan ampuh. Berarti, vaksin yang dipergunakan
internasional. Vaksin tersebut juga dapat menimbulkan kekebalan yang lebih baik dan
lebih tinggi kadarnya, sehingga bertahan dalam jangka waktu yang lebih lama dari
sehingga patogenisitas atau toksisitasnya hilang tetapi masih tetap mengandung sifat
antigenisitas (Hadinegroho,2011).
dibentuk olehbeberapa vaksin akan dibawa seumur hidupnya, (2) vaksinasi adalah
“cost-effective” karena murah dan efektif, (3) vaksinasi tidak berbahaya, karena
kematian akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD31).PD31 adalah
banyak anak yang terinfeksi penyakit seperti polio, campak, pertussis dan difteri yang
dapat berakibat kematian dan kecacatan. Keadaan tersebut akan diperberat bila
disertai dengan gizi buruk dan menyebabkan peningkatan Case fatality rate (CFR)
(populasi), atau bahkan menghilangkannya dari dunia seperti yang kita lihat pada
keberhasilan imunisasi cacar variola. Keadaan yang terakhir ini lebih mungkin terjadi
pada jenis penyakit yang dapat ditularkan melalui manusia, seperti misalnya penyakit
difteria dan poliomielitis (Hadinegroho, 2011 ). Secara umum tujuan imunisasi antara
lain: (1) imunisasi dapat menurunkan angka morbiditas (angka kesakitan) dan
mortalitas (angka kematian) pada bayi dan balita, (2) imunisasi sangat efektif untuk
mencegah penyakit menular, (3) melalui imunisasi tubuh tidak akan mudah terserang
penyakit menular.
tuberkulosis dan tuberkulosis milier dengan derajat proteksi sekitar 86% . BCG
paru. BCG juga melindungi anak dari lepra dengan perkiraan kemampuan
pertusis dantetanus. Difteri adalah preparat toksin difteri yang di non aktifkan
dengan foemal dehit dan di absorbsi pada garam alumunium untuk menaikkan
anti genesitasnya. Toksit ini melindungi tubuh terhadap kerja toksin. Toksoit
tetanus (TT) adalh preparat toksin tetanus yang di non aktifkan dengan formal
toksin tentanus. Anti toksin yang melewati plasenta ke janin pasca imunisasi
aktif pada ibu dapat mencegah kejadian tetanus neonatorum. Ada 2 jenis
vaksin feetusis adalah 1. Vaksin seluruh sel yaitu vaksin yang mengandung
vaksin a seluler yang baru baru ini diperkenalkan di beberapa negara maju.
c) Imunisasi Polio.
Ada 2 jenis vaksin polio poliomielitis, yaitu vaksin yang di berikan per oral dan
d) Imunisasi Campak
Vaksin campak adalah preparad virus hidup yang dilemahkan dan berasal dari
berbagai strain virus campak yang diisolasi pada tahun 1950. Pada umur 9
bulan, sekitar 10% bayi dibeberapa negara masih mempunyai anti bodi dari ibu
digunakanuntukmencegahpenyakitcampakpadaanak.
e) Imunisasi Hepatitis B
tipe vaksin hepatitis B yanag mengandung HsbAg yaitu 1): vaksin yang berasal
dari plasma dan (2) vaksin rekombinan. Kedua vaksin ini aman dan
imunogenik walaupun diberikan pada saat lahir karena antibodi anti HbsAg ibu
pada saat ini fasilitas ini telah tersedia dimasyarakat, akan tetapi tidak semua bayi
diantaranya adalah :
Sebagian besar kasus KIPI berhubungan dengan masalah program dan teknik
2. Reaksi suntikan
Semua gejala klinis yang terjadi akibat trauma tusuk jarum suntik baik langsung
diprediksi terlebih dahulu karena merupakan reaksi samping vaksin dan secara
Perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh mahluk hidup, baik yang diamati
secara langsung atau tidak langsung perilaku manusia dapat dilihat dari 3 aspek yaitu:
gejolak kejiwaan seperti pengetahuan, motivasi, persepsi, sikap dan sebagainya, yang
ditentukan dan dipengaruhi oleh faktor pengalaman, keyakinan, sarana fisik dan
sosial budaya masyarakat. Bahkan kegiatan internal seperti berpikir, berpersepsi dan
pada dasarnya adalah suatu respons seseorang (organisme) terhadap stimulus yang
berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta
manusia dibedakan menjadi dua kelompok yaitu yang bersifat pasif dan bersifat
aktif.Bersifat pasif (pengetahuan, persepsi dan sikap), bersifat aktif (tindakan yang
terwujud dalam pengetahuan, persepsi, sikap dan pengguna fasilitas, petugas, dan
obat-obatan. Perilaku seseorang di pengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari
dalam dan dari luar individu itu sendiri. Faktor-faktor tersebut antara lain ; susunan
(Notoatmodjo, 2010).
mewujudkan perilaku kesehatan, maka faktor ini disebut dengan faktor pendukung
tokoh agama, keluarga, sikap dan perilaku para petugas termasuk petugas
perilaku contoh dari para tokoh masyarakat, tokoh agama, para petugas terutama
petugas kesehatan.
Faktor Predisposisi
- Pengetahuan
- Sikap
- Nilai
- Pendidikan
- Penghasilan
Faktor Pemungkin
- Ketersediaan fasilitas Perilaku
- Jarak pelayanan kesehatan
dengan tempat tinggal
Faktor Penguat
- Dukungan Keluarga
- Dukungan Petugas Kesehatan
- Dukungan Tokoh Masyarakat
Kabupaten Bireuen. Kerangka konsep dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Faktor Pemungkin
KelengkapanImunisasi
- Jarak dengan Pelayanan
Dasar
kesehatan
Faktor Penguat
- Dukungan Keluarga
- Dukungan petugas kesehatan
- Dukungan tokoh masyarakat
METODE PENELITIAN
Kabupaten Bireuin yang terdiri dari 21 desa. Penelitian ini dilakukan mulai bulan April
3.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini ibu yang mempunyai bayi yang sudah berumur
satu tahun di wilayah kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireuen
3.3.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang akan digunakan untuk penelitian.
(Setiawan, 2007)
32
Universitas Sumatera Utara
Dimana :
n = Jumlah sampel
N= Jumlah populasi
sampel. Besarnya sampel masing-masing desa dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
sampling. Cara pengambilan sampel dilakukan pada saat kegiatan posyandu dan pada
yang mempunyai bayi di tiap desa dibagi dengan jumlah seluruhtotal populasi dikali
Data primer yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh langsung dari
wawancara secara langsung dengan menggunakan alat bantu kuesioner yang telah
disusun sebelumnya.
Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari Puskesmas Peusangan Siblah
yang digunakan adalah validitas konstruk dengan mengetahui nilai total setiap item
pada analisis reliability yang tercantum pada nilai correlation corrected item. Suatu
pertanyaan valid atau bermakna sebagai alat pengumpul dan bila korelasi hasil hitung
(r-hitung) lebih besar dari angka kritik nilai korelasi (r-tabel), pada taraf significan
Uji reliabilitas bertujuan untuk melihat bahwa sesuatu instrumen cukup dapat
dipercaya untuk digunakan saebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut
sudah baik. Kuesioner penelitian adalah tehnik Alpha Cronbach yaitu dengan
menguji coba instrument kepada sekelompok responden pada sutu kali pengukuran,
juga pada taraf kepercayaan pengujian adalah 95% (Riduwan, 2005). Uji Validitas
karakteristik yang sama dengan wilayah penelitian. Jarak lokasi penelitian dengan
masyarakat dan nilai mempunyai nilai correlation corrected item > 0,361 dan
Hasil uji validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas pada Variabel Pengetahuan
Pada tabel 3.2 di atas diketahui bahwa dari seluruh pertanyaan variabel
besar dari nilai tabel (r tabel = 0,361) dengan nilai cronbach alpha 0,922 lebih besar
dari 0,60 yang berarti bahwa seluruh pertanyaan variabel pengetahuan semuanya
Pada tabel 3.3 di atas diketahui bahwa dari seluruh pernyataan variabel sikap
sebanyak 10 pernyataan mempunyai nilai corrected item – total lebih besar dari nilai
tabel (r tabel = 0,361) dengan nilai cronbach alpha 0,954 lebih besar dari 0,60 yang
berarti bahwa seluruh pernyataan variabel sikap semuanya adalah valid dan reliabel.
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas pada Variabel Dukungan Keluarga
lebih besar dari nilai tabel (r tabel = 0,361) dengan nilai cronbach alpha 0,897 lebih
besar dari 0,60 yang berarti bahwa seluruh pertanyaan variabel dukungan keluarga
Pada tabel 3.5 di atas diketahui bahwa dari seluruh pertanyaan variabel
– total lebih besar dari nilai tabel (r tabel = 0,361) dengan nilai cronbach alpha 0,864
lebih besar dari 0,60 yang berarti bahwa seluruh pertanyaan variabel dukungan
Pada tabel 3.6 di atas diketahui bahwa dari seluruh pertanyaan variabel
– total lebih besar dari nilai tabel (r tabel = 0,361) dengan nilai cronbach alpha 0,947
lebih besar dari 0,60 yang berarti bahwa seluruh pertanyaan variabel dukungan tokoh
Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas pada Variabel Nilai
sebanyak 6 pertanyaan mempunyai nilai corrected item – total lebih besar dari nilai
tabel (r tabel = 0,361) dengan nilai cronbach alpha 0,825 lebih besar dari 0,60 yang
berarti bahwa seluruh pertanyaan variabel nilai semuanya adalah valid dan reliabel.
Variabel terikat (variabel dependen) adalah variabel yang dialami dan diukur
yang disebabkan oleh pengaruh variabel bebas yaitu pemberian imunisasi dasar.
objek penelitian yaitu dari faktor presdiposisi (pengetahuan, sikap, pendidikan, dan
1. Kelengkapan Imunisasi dasar adalah imunisasi dasar yang diberikan kepada bayi
dasar.
6. Jarak dengan pelayanan kesehatan adalah jauh atau dekat yang dijalani pada saat
10. Nilai adalah tradisi dan kepercayaan yang dianut di masyarakat terhadap hal-hal
pendidikan menjadi :
Skala : Ordinal
0 = Rendah (jika pendapatan keluarga sama dengan atau kurang dari UMR)
Skala : Ordinal
salah diberi nilai 0. Khusus untuk pertanyaan nomor 2 menjawab > 2 bernilai 1
dan ≤ 2 diberi nilai 0. Dengan nilai terendah 0 dan tertinggi 12 sehingga dapat
1 = Baik (Memiliki skor 70%-100% dari nilai tertinggi) yaitu skor 9-12
0 = Kurang (Memiliki skor <70% dari nilai tertinggi) yaitu skor 0-8
Skala : Ordinal
4. Sikap diukur dengan menggunakan 10 pernyataan. Setuju diberi nilai 1 dan tidak
setuju diberi nilai 0 untuk pernyataan positif dan setuju diberi nilai 0 dan tidak
setuju diberi nilai 1 untuk pernyataan negatif. Dengan nilai terendah 0 dan
1 = Baik (Memiliki skor 70%-100% dari nilai tertinggi) yaitu skor 7-10
0 = Kurang (Memiliki skor <70% dari nilai tertinggi) yaitu skor 0-6
Skala : Ordinal
1 = ≤ 1 km
0 = > 1 km
Skala : Ordinal
dan tidak diberi nilai 0. Dengan nilai terendah 0 dan tertinggi 10 sehingga dapat
1 = Mendukung (Memiliki skor 70%-100% dari nilai tertinggi) yaitu skor 7-10
0 = Kurang Mendukung (Memiliki skor <70% dari nilai tertinggi) yaitu skor 0-6
Skala : Ordinal
diberi nilai 1 dan tidak diberi nilai 0. Dengan nilai terendah 0 dan tertinggi 10
1 = Mendukung (Memiliki skor 70%-100% dari nilai tertinggi) yaitu skor 7-10
0 = Kurang Mendukung (Memiliki skor <70% dari nilai tertinggi) yaitu skor 0-6
Skala : Ordinal
diberi nilai 1 dan tidak diberi nilai 0. Dengan nilai terendah 0 dan tertinggi 10
1 = Mendukung (Memiliki skor 70%-100% dari nilai tertinggi) yaitu skor 7-10
0 = Kurang Mendukung (Memiliki skor <70% dari nilai tertinggi) yaitu skor 0-6
Skala : Ordinal
9. Nilai diukur dengan menggunakan 6 pernyataan. Tidak diberi nilai 0 dan Ya diberi
1 = Mendukung (Memiliki skor 70%-100% dari nilai tertinggi) yaitu skor 5-6
Skala : Ordinal
dengan menunjukkan kartu menuju sehat (KMS) bayi/balita dan disesuaikan dengan
Skala : Ordinal
kepercayaan 95% (p< 0,05), sehingga bila hasil analisis statistik < 0,05 maka
c. Analisis Multivariat
menggunakan uji regresi logistik ganda. Uji regresi logistik ganda pada tingkat
HASIL PENELITIAN
Peusangan Siblah Krueng berdiri sejak tahun 1993 dengan wilayah kerja yang terdiri
mandiri untuk hidup sehat di wilayah kecamatan Peusangan Siblah Krueng dan
poskesdes atau polindes ada tiga belas dan posyandu ad dua puluh satu dan jumlah
tenaga kesehatan ada seratus tiga puluh sembilan orang yang terdiri dari dokter umum
satu orang, dokter gigi satu orang, sarjana kesehatan masyarakat ada delapan orang,
nurse satu orang, sarjana keperawatan satu orang, akademi keperawatan tiga puluh
45
Universitas Sumatera Utara
tujuh orang, sekolah perawat kesehatan dua puluh empat orang, diploma farmasi satu
orang, akademi kebidanan tiga puluh satu orang, bidan A delapan orang, akademi
kesehatan lingkungan lima orang, SPPH satu orang, AAK satu orang, APIKES satu
orang, fisioterapi satu orang, diploma ADM satu orang, peawat gigi satu orang, SMA
penyakit yang diderita anak-anak dan balita di wilayah kerja puskesmas Peusangan
Siblah Krueng adalah penyakit kecacingan, penyakit mata, penyakit kulit, tetanus, TB
Paru, Polio, Penyakit saluran pernafasan ( influenza, batuk rejan ) dan saluran cerna.
diketahui bahwa cakupan imunisasi yang lengkap di lihat dari cakupan yang dicapai
wilayah kerja puskesmas Peusangan Siblah Kreung tidak sampai 40 persen, ini dilihat
membawahi 21 desa dan semua desa tersebut melakukan program imunisasi akan
tetapi dari data yang diperoleh di lapangan hanya 7 desa yang dikatagori lengkap
imunisasi dasarnya.
meliputi pendidikan, pendapatan per bulan dan jarak dengan pelayanan kesehatan.
No Variabel n %
1 Pendidikan
SD 40 56,3
SMP 23 32,4
SMA 8 11,3
Jumlah 71 100,0
2 Pendapatan Per Bulan
≤ Rp. 1.750.000 61 85,9
> Rp. 1.750.000 10 14,1
Jumlah 71 100,0
3 Jarak dengan Pelayanan Kesehatan
≤ 1 Km 12 16,9
> 1 Km 59 83,1
Jumlah 71 100,0
diketahui bahwa sebagian besar masyarakat tinggal > 1 Km dari pelayanan kesehatan
pertanyaan dengan kategori jawaban benar dan salah. Untuk pertanyaan nomor 2
Benar Salah
No Pertanyaan
n % n %
1 Definisi imunisasi 48 67,6 23 32,4
2 Tujuan pemberian imunisasi BCG 34 47,9 37 52,1
3 Jadwal imunisasi BCG 29 40,8 42 59,2
4 Tujuan pemberian imunisasi DPT 32 45,1 39 54,9
5 Jadwal imunisasi DPT 23 32,4 48 67,6
6 Tujuan pemberian imunisasi Polio 34 47,9 37 52,1
7 Jadwal imunisasi Polio 30 42,3 41 57,7
8 Tujuan pemberian imunisasi Campak 33 46,5 38 53,5
9 Jadwal imunisasi Campak 25 35,2 46 64,8
10 Tujuan pemberian imunisasi Hepatitis B 35 49,3 36 50,7
11 Jadwal imunisasi Hepatitis B 28 39,4 43 60,6
yang sebagian besar responden menjawab salah adalah pertanyaan tentang jadwal
imunisasi DPT. Pada saat dilakukan wawancara diketahui bahwa sebagian besar
karena menebak saja atas pilihan jawaban yang diberikan oleh peneliti.
No Pengetahuan n %
1 Baik 8 11,3
2 Kurang 63 88,7
Jumlah 71 100,0
pertanyaan dengan kategori jawaban sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS)
dan sangat tidak setuju (STS). Gambaran sikap responden dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
SS S TS STS
No Pernyataan
n % n % n % n %
1 Imunisasi diberikan
agar anak terhindar 1 1,4 47 66,2 20 28,2 3 4,2
dari penyakit
2 Tidak ada manfaat dari
pemberian imunisasi 0 0,0 32 45,1 38 53,5 1 1,4
dasar
3 Pemberian masing-
masing imunisasi dasar 2 2,8 24 33,8 42 59,2 3 4,2
cukup sekali saja
4 Pemberian imunisasi
dapat menyebabkan 0 0,0 21 29,6 48 67,6 2 2,8
anak tidak sehat
5 Pemberian imunisasi
memerlukan biaya 3 4,2 31 43,7 35 49,3 2 2,8
yang besar
6 Imunisasi BCG tidak
dapat mencegah 0 0,0 24 33,8 46 64,8 1 1,4
penyakit TBC
7 Imunisasi DPT dapat
mencegah penyakit 0 0,0 32 45,1 38 53,5 1 1,4
difteri dan tetanus
8 Imunisasi Polio dapat
2 2,8 27 38,1 36 50,7 6 8,4
mencegah kelumpuhan
9 Imunisasi Campak
dapat mencegah 1 1,4 34 47,9 35 49,3 1 1,4
penyakit campak
10 Imunisasi Hepatitis B
dapat mencegah 3 4,2 30 42,3 36 50,7 2 2,8
penyakit Hepatitis
menjawab setuju pada pernyataan Imunisasi diberikan agar anak terhindar dari
pada pernyataan pemberian imunisasi dapat menyebabkan anak tidak sehat dan
imunisasi BCG tidak dapat mencegah penyakit TBC. Sikap responden ini dipengaruhi
oleh informasi-informasi yang diterima oleh responden baik dari tenaga kesehatan
maupun masyarakat lainnya yang informasinya belum tentu kebenarannya. Pada saat
wawancara berlangsung diketahui bahwa sebagian besar menjawab setuju dan tidak
setuju, hanya sebagian kecil yang memberikan jawaban sangat setuju dan sangat tidak
setuju.
No Sikap n %
1 Baik 16 22,5
2 Kurang 55 77,5
Jumlah 71 100,0
Ya Tidak
No Pernyataan
n % n %
1 Anggota keluarga memberikan informasi tentang
31 43,7 40 56,3
imunisasi dasar
2 Anggota keluarga memberitahukan bahwa
26 36,6 45 63,4
imunisasi dasar sangat penting
3 Anggota keluarga memberitahukan bahwa
28 39,4 43 60,6
imunisasi dasar dapat mencegah penyakit
4 Anggota keluarga mengingatkan jadwal
15 21,1 56 78,9
pemberian imunisasi dasar
5 Anggota keluarga mendukung saya melakukan
26 36,6 45 63,4
imunisasi dasar
6 Anggota keluarga memberikan pujian ketika ibu
35 49,3 36 50,7
memberikan imunisasi dasar
7 Anggota keluarga memberi semangat untuk rajin
31 43,7 40 56,3
memberikan imunisasi kepada anak
8 Anggota keluarga mengantar saya ke pelayanan
kesehatan ketika ingin memberikan imunisasi 32 45,1 39 54,9
dasar kepada anak
9 Anggota keluarga memperhatikan kesehatan
30 42,3 41 57,7
bayi/balita ibu
10 Anggota keluarga selalu memastikan bahwa
21 29,6 50 70,4
bayi/balita mendapatkan imunisasi dasar lengkap
menjawab tidak untuk semua pernyataan. Pernyataan yang paling banyak dijawab
pemberian imunisasi dasar dan hanya sebagain kecil anggota keluarga yang
dukungan keluarga dapat dikategorikan menjadi 2 seperti pada tabel di bawah ini :
No Dukungan Keluarga n %
1 Mendukung 19 26,8
2 Kurang Mendukung 52 73,2
Jumlah 71 100,0
sebagian besar pada kategori kurang mendukung dengan jumlah 52 orang (73,2%).
item pertanyaan dengan kategori jawaban Ya dan tidak. Gambaran dukungan petugas
Ya Tidak
No Pernyataan
n % n %
1 Petugas kesehatan memberikan informasi
49 69,0 22 31,0
tentang imunisasi dasar
2 Petugas kesehatan memberitahukan bahwa
43 60,6 28 39,4
imunisasi dasar sangat penting
3 Petugas kesehatan memberitahukan bahwa
46 64,8 25 35,2
imunisasi dasar dapat mencegah penyakit
4 Petugas kesehatan mengingatkan jadwal
21 29,6 50 70,4
pemberian imunisasi dasar
6 Petugas kesehatan memberikan pujian ketika ibu
39 54,9 32 45,1
memberikan imunisasi dasar
7 Petugas kesehatan memberikan pelayanan yang
41 57,7 30 42,3
baik kepada saya
8 Petugas kesehatan memberikan kenyamanan saat
saya melakukan imunisasi dasar 40 56,3 31 43,7
informasi tentang imunisasi dasar. Informasi yang diterima responden ini didapatkan
bawah ini :
sebagian besar pada kategori kurang mendukung dengan jumlah 44 orang (62,0%).
item pertanyaan dengan kategori jawaban Ya dan tidak. Gambaran dukungan tokoh
Ya Tidak
No Pernyataan
n % n %
1 Tokoh masyarakat memberikan informasi
30 42,3 41 57,7
tentang imunisasi dasar
2 Tokoh masyarakat memberitahukan bahwa
21 29,6 50 70,4
imunisasi dasar sangat penting
3 Tokoh masyarakat memberitahukan bahwa
19 26,8 52 73,2
imunisasi dasar dapat mencegah penyakit
4 Tokoh masyarakat mengingatkan jadwal
11 15,5 60 84,5
pemberian imunisasi dasar
5 Tokoh masyarakat mendukung saya melakukan
28 39,4 43 60,6
imunisasi dasar
6 Tokoh masyarakat memberikan pujian ketika ibu
18 25,4 53 74,6
memberikan imunisasi dasar
7 Tokoh masyarakat memberikan semangat untuk
27 38,0 44 62,0
rajin melakukan imunisasi dasar
8 Tokoh masyarakat memperhatikan kesehatan
34 47,9 37 52,1
bayi/balita ibu
9 Tokoh masyarakat selalu memastikan bahwa
15 21,1 56 78,9
bayi/balita mendapatkan imunisasi dasar lengkap
10 Tokoh masyarakat memberitahukan bahwa
pemberian imunisasi dasar dapat dilakukan 34 47,9 37 52,1
ditempat pelayanan kesehatan
dialami oleh responden. Dukungan tokoh masyarakat ini diketahui dari informasi
yang diberikan oleh tokoh masyarakat pada kegiatan yang ada di desa. Berdasarkan
jawaban dari variabel dukungan tokoh masyarakat di atas maka dukungan tokoh
sebagian besar pada kategori kurang mendukung dengan jumlah 41 orang (57,7%).
nilai yang berlaku pada masyarakat dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Ya Tidak
No Pernyataan
n % n %
1 Vaksin imunisasi mengandung bahan yang halal 53 74,6 18 25,4
2 Bayi yang diimunisasi lebih sehat dibanding bayi
52 73,2 19 26,8
yang tidak diimunisasi
3 Imunisasi memberikan efek yang sangat besar 37 52,1 34 47,9
4 Imunisasi tidak menyebabkan kesehatan bayi
58 81,7 13 18,3
terganggu
5 Imunisasi tidak menyebabkan ketakutan pada
34 47,9 37 52,1
anak-anak
6 Imunisasi tidak bertentangan dengan ajaran
62 87,3 9 12,7
agama
tidak. Pernyataan yang sebagian besar responden menjawab ya adalah untuk semua
yang diimunisasi lebih sehat dibanding bayi yang tidak diimunisasi, imunisasi
memberikan efek yang sangat besar, imunisasi tidak menyebabkan kesehatan bayi
masyarakat. pada pernyataan yang diajukan diketahui bahwa nilai yang ada di
Berdasarkan jawaban dari variabel nilai yang berlaku pada masyarakat di atas
maka nilai yang berlaku pada masyarakat dapat dikategorikan menjadi 3 seperti pada
Tabel 4.13 Distribusi Kategori Nilai yang Berlaku pada Masyarakat tentang
Imunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng
Kabupaten Bireuen Tahun 2014
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa nilai yang berlaku pada masyarakat
sebagian besar pada kategori cukup mendukung dengan jumlah 48 orang (67,6%).
antara pendidikan dengan kelengkapan imunisasi dasar seperti pada tabel di bawah
ini:
Kelengkapan Imunisasi
Tidak Jumlah p
No Pendidikan Lengkap
Lengkap (Value)
n % N % n %
1 Tinggi 6 75,0 2 25,0 8 100,0
2 Dasar 18 25,4 45 74,8 63 100,0 0,015
Berdasarkan pada tabel 4.14 dapat dilihat bahwa responden yang mempunyai
pendidikan tingkat tinggi sebanyak 6 orang (75,0%) mempunyai bayi yang imunisasi
lengkap dan sebanyak 2 orang (25,0%) mempunyai bayi yang imunisasi tidak
mempunyai bayi yang imunisasi lengkap dan sebanyak 45 orang (74,8%) mempunyai
bayi yang imunisasi tidak lengkap. Dari hasil analisis fisher exact test antara tingkat
Karena nilai p (0,015) < α (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
antara pendapatan dengan kelengkapan imunisasi dasar seperti pada tabel di bawah
ini:
Kelengkapan Imunisasi
Tidak Jumlah p
No Pendapatan Lengkap
Lengkap (Value)
n % N % n %
1 Tinggi 7 70,0 3 30,0 10 100,0
2 Rendah 17 27,9 44 72,1 61 100,0 0,025
Berdasarkan pada tabel 4.15 dapat dilihat bahwa responden yang mempunyai
pendapatan tingkat tinggi sebanyak 7 orang (70,0%) mempunyai bayi yang imunisasi
lengkap dan sebanyak 3 orang (30,0%) mempunyai bayi yang imunisasi tidak
mempunyai bayi yang imunisasi lengkap dan sebanyak 44 orang (72,1%) mempunyai
bayi yang imunisasi tidak lengkap. Dari hasil analisis fisher exact test antara
Karena nilai p (0,025) < α (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
antara pengetahuan dengan kelengkapan imunisasi dasar seperti pada tabel di bawah
ini:
Kelengkapan Imunisasi
Tidak Jumlah p
No Pengetahuan Lengkap
Lengkap (Value)
n % N % n %
1 Baik 7 87,5 1 12,5 8 100,0 0,002
2 Kurang 17 27,0 46 73,0 63 100,0
lengkap dan sebanyak 1 orang (12,5%) mempunyai bayi yang imunisasi tidak
sebanyak 17 orang (27,0%) mempunyai bayi yang imunisasi lengkap dan sebanyak
46 orang (73,0%) mempunyai bayi yang imunisasi tidak lengkap. Dari hasil analisis
fisher exact test antara pengetahuan responden dengan kelengkapan imunisasi dasar
diperoleh nilai p = 0,002. Karena nilai p (0,002) < α (0,05), maka dapat disimpulkan
antara sikap dengan kelengkapan imunisasi dasar seperti pada tabel di bawah ini:
Kelengkapan Imunisasi
Tidak Jumlah p
No Sikap Lengkap
Lengkap (Value)
n % N % n %
1 Baik 12 75,0 4 25,0 16 100,0 0,001
2 Kurang 12 21,8 43 78,2 55 100,0
Berdasarkan pada tabel 4.17 dapat dilihat bahwa responden yang bersikap
baik sebanyak 12 orang (75,0%) mempunyai bayi yang imunisasi lengkap dan
sebanyak 4 orang (25,0%) mempunyai bayi yang imunisasi tidak lengkap. Responden
yang bersikap kurang sebanyak 12 orang (21,8%) mempunyai bayi yang imunisasi
lengkap dan sebanyak 43 orang (78,2%) mempunyai bayi yang imunisasi tidak
lengkap. Dari hasil analisis fisher exact test antara sikap responden dengan
kelengkapan imunisasi dasar diperoleh nilai p = 0,001. Karena nilai p (0,001) < α
(0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara sikap responden dengan
kelengkapan imunisasi.
antara jarak pelayanan kesehatan dengan kelengkapan imunisasi dasar seperti pada
Kelengkapan Imunisasi
Tidak Jumlah P
No Jarak Lengkap
Lengkap (Value)
n % N % n %
1 ≤ 1 Km 7 58,3 5 41,7 12 100,0
0,029
2 > 1 Km 17 28,8 42 71,2 59 100,0
Berdasarkan pada tabel 4.18 dapat dilihat bahwa responden yang jarak dengan
imunisasi lengkap dan sebanyak 5 orang (41,7%) mempunyai bayi yang imunisasi
tidak lengkap. Responden yang jarak dengan pelayanan kesehatan > 1 Km sebanyak
17 orang (28,8%) mempunyai bayi yang imunisasi lengkap dan sebanyak 42 orang
(71,2%) mempunyai bayi yang imunisasi tidak lengkap. Dari hasil analisis fisher
exact test antara jarak pelayanan kesehatan dengan kelengkapan imunisasi dasar
diperoleh nilai p = 0,029. Karena nilai p (0,029) < α (0,05), maka dapat disimpulkan
kelengkapan imunisasi.
antara dukungan keluarga dengan kelengkapan imunisasi dasar seperti pada tabel di
bawah ini:
Kelengkapan Imunisasi
Dukungan Tidak Jumlah p
No Lengkap
Keluarga Lengkap (Value)
n % N % n %
1 Mendukung 15 78,9 4 21,1 19 100,0
2 Kurang 0,001
9 17,3 43 82,7 52 100,0
Mendukung
Berdasarkan pada tabel 4.19 dapat dilihat bahwa responden yang keluarga
mendukung sebanyak 15 orang (78,9%) mempunyai bayi yang imunisasi lengkap dan
sebanyak 4 orang (21,1%) mempunyai bayi yang imunisasi tidak lengkap. Responden
yang keluarga kuranag mendukung sebanyak 9 orang (17,3%) mempunyai bayi yang
imunisasi lengkap dan sebanyak 43 orang (82,7%) mempunyai bayi yang imunisasi
tidak lengkap. Dari hasil analisis fisher exact test antara dukungan keluarga dengan
kelengkapan imunisasi dasar diperoleh nilai p = 0,001. Karena nilai p (0,001) < α
(0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga
antara dukungan petugas kesehatan dengan kelengkapan imunisasi dasar seperti pada
Kelengkapan Imunisasi
Dukungan
Tidak Jumlah p
No Petugas Lengkap
Lengkap (Value)
Kesehatan
n % N % n %
1 Mendukung 14 51,9 13 48,1 27 100,0
2 Kurang 0,012
10 22,7 34 77,3 44 100,0
Mendukung
Berdasarkan pada tabel 4.20 dapat dilihat bahwa responden yang petugas
lengkap dan sebanyak 13 orang (48,1%) mempunyai bayi yang imunisasi tidak
(22,7%) mempunyai bayi yang imunisasi lengkap dan sebanyak 34 orang (77,3%)
mempunyai bayi yang imunisasi tidak lengkap. Dari hasil analisis chi-square antara
0,012. Karena nilai p (0,012) < α (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada
imunisasi.
antara dukungan tokoh masyarakat dengan kelengkapan imunisasi dasar seperti pada
Kelengkapan Imunisasi
Dukungan
Tidak Jumlah P
No Tokoh Lengkap
Lengkap (Value)
Masyarakat
n % N % n %
1 Mendukung 9 60,0 6 40,0 15 100,0
2 Kurang 0,016
15 26,8 41 73,2 56 100,0
Mendukung
Berdasarkan pada tabel 4.21 dapat dilihat bahwa responden yang tokoh
lengkap dan sebanyak 6 orang (40,0%) mempunyai bayi yang imunisasi tidak
(26,8%) mempunyai bayi yang imunisasi lengkap dan sebanyak 35 orang (85,4%)
mempunyai bayi yang imunisasi tidak lengkap. Dari hasil analisis chi-square antara
0,016. Karena nilai p (0,016) < α (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada
imunisasi.
antara nilai yang berlaku pada masyarakat dengan kelengkapan imunisasi dasar
Berdasarkan pada tabel 4.22 dapat dilihat bahwa responden yang nilai yang
yang imunisasi lengkap dan sebanyak 3 orang (13,0%) mempunyai bayi yang
imunisasi tidak lengkap. Responden yang nilai yang berlaku pada masyarakat kurang
mendukung sebanyak 4 orang (8,3%) mempunyai bayi yang imunisasi lengkap dan
sebanyak 44 orang (91,7%) mempunyai bayi yang imunisasi tidak lengkap. Dari hasil
analisis fisher exact test antara nilai yang berlaku pada masyarakat dengan
kelengkapan imunisasi dasar diperoleh nilai p = 0,001. Karena nilai p (0,001) < α
(0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara nilai yang berlaku pada
bertahap,
multivariat, jika nilai probabilitasnya (p) < 0,25. Variabel yang masuk dalam analisis
Tabel 4.23 Hasil Seleksi Bivariat antara Faktor Presdiposisi, Faktor Pemungkin
dan Faktor Penguat dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja
Puskesmas Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireuen Tahun 2014
menggunakan metode backward wald, Variabel yang memiliki probabilitas (p) < 0,05
sedangkan variabel yang memiliki probabilitas (p) > 0,05 akan dikeluarkan satu
Hasil akhir dari analisis multivariat dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Overall
Variabel B p value
Percentage
Pendidikan 1,897 0,168
Pendapatan 2,163 0,141
Pengetahuan 2,528 0,112
Jarak 3,790 0,052 90,1%
Dukungan Keluarga 7,960 0,005
Dukungan Tokoh Masyarakat 2,705 0,100
Nilai 1,258 0,262
Konstanta -14,698
Pada tabel di atas merupakan hasil akhir analisis multivariat dengan uji regresi
logistik dan diketahui bahwa variabel dukungan keluarga menjadi variabel yang
masyarakat dan nilai yang berlaku pada masayarakat dapat memengaruhi responden
lampiran 4. Pada tabel di atas diketahui bahwa dukungan keluarga mempunyai nilai B
PEMBAHASAN
imunisasi untuk variable sikap tidak berpengaruh hanya berhubungan saja di wilayah
responden berpengetahuan kurang sebanyak 88,7%. Hal ini sesuai dengan penelitian
Huda (2009) yang menyimpulkan bahwa sebagian besar ibu di wilayah Puskesmas
ini dipengaruhi oleh sumber informasi yang diterima oleh responden dimana ibu-ibu
bergantung pada informasi yang diberikan oleh petugas kesehatan dan tidak mau
Dari hasil analisis fisher exact test antara pengetahuan responden dengan
kelengkapan imunisasi dasar diperoleh nilai p = 0,002. Karena nilai p (0,002) < α
(0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara pengetahuan responden
dengan kelengkapan imunisasi. Hal ini sesuai dengan penelitian Ismet (2012) yang
72
Universitas Sumatera Utara
menyimpulkan bahwa ada hubungan pengetahuan dengan imunisasi dasar lengkap
pada balita di desa Botubarani Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango
masyarakat untuk ikut serta dalam imunisasi juga minim. Semakin bertambahnya
pengetahuan masyarakat maka kesadaran untuk ikut serta untuk melakukan imunisasi
juga akan bertambah. Hal ini dapat dilakukan dengan adanya program-program dari
Dari hasil analisis fisher exact test antara sikap responden dengan
kelengkapan imunisasi dasar diperoleh nilai p = 0,001. Karena nilai p (0,001) < α
(0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan tetapi tidak berpengaruh antara
sikap responden dengan kelengkapan imunisasi. Hal ini sejalan dengan penelitian
kelengkapan imunisasi. Sikap ibu yang baik cenderung akan melakukan imunisasi
lengkap.
apabila pengetahuan akan bertambah maka ada kecenderungan sikap akan meningkat.
Kabupaten Bireuen maka diharapkan akan meningkatkan sikap masyarakat untuk ikut
pendidikan tingkat tinggi (SMA) sebanyak 6 orang (75,0%) mempunyai bayi yang
imunisasi lengkap dan sebanyak 2 orang (25,0%) mempunyai bayi yang imunisasi
tidak lengkap. Responden yang berpendidikan dasar (SD dan SMP) sebanyak 18
orang (25,4%) mempunyai bayi yang imunisasi lengkap dan sebanyak 45 orang
dan rasional dalam mengambil keputusan dan tindakan. Hal ini juga memengaruhi
dengan pola pikir, persepsi dan perilaku masyarakat memang sangat signifikan,
dalam arti bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin rasional
dengan kelengkapan imunisasi dasar diperoleh nilai p = 0,015. Karena nilai p (0,015)
< α (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara tingkat pendidikan
responden dengan kelengkapan imunisasi. Hasil penelitian ini Khotimah (2008) yang
cenderung akan mempengaruhi pengetahuan, sikap dan faktor lain yang dapat
dengan pengetahuan tentang imunisasi. Tidak adanya kader yang bisa menyampaikan
Rendahnya pendidikan ibu-ibu ini dapat diatasi dengan pemberian informasi dalam
bentuk media audi visual sehingga masyarakat dapat mengetahui informasi tentang
Dari hasil analisis fisher exact test antara nilai yang berlaku pada masyarakat
dengan kelengkapan imunisasi dasar diperoleh nilai p = 0,001. Karena nilai p (0,001)
< α (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara nilai yang berlaku
imunisasi. Masih adanya anggapan masyarakat yang salah tentang imunisasi seperti
vaksin imunisasi mengandung bahan yang tidak halal, bayi yang tidak diimunisasi
lebih sehat dibanding bayi yang tidak diimunisasi, tidak ada efek jika tidak
agama.
ketakutan untuk melangkah sendiri dan juga hubungan kekerabatan masih sangat kuat
Nilai-nilai yang berlaku pada masyarakat ini merupakan nilai-nilai yang telah
lama dibentuk sehingga untuk mengubahnya membutuhkan waktu yang sangat lama
dan usaha-usaha yang lebih kreatif dalam melakukan pendekatan kepada masyarakat.
Usaha-usaha yang dapat dilakukan antara lain dengan melakukan penyuluhan kepada
masyarakat dan melakukan pendekatan interpersonal kepada stake holder yang ada di
dibandingkan dengan UMR Provinsi Aceh dan berdasarkan hasil penelitian diketahui
diperoleh nilai p = 0,025. Karena nilai p (0,025) < α (0,05), maka dapat disimpulkan
Hal ini sejalan dengan penelitian Wadud (2013) yang menyimpulkan bahwa
pelayanan imunisasi tidak memerlukan biaya. Apabila tidak ada informasi tersebut
yang imunisasi lengkap dan sebanyak 5 orang (41,7%) mempunyai bayi yang
imunisasi tidak lengkap. Responden yang jarak dengan pelayanan kesehatan > 1 Km
sebanyak 17 orang (28,8%) mempunyai bayi yang imunisasi lengkap dan sebanyak
42 orang (71,2%) mempunyai bayi yang imunisasi tidak lengkap. Dari hasil analisis
fisher exact test antara jarak pelayanan kesehatan dengan kelengkapan imunisasi
dasar diperoleh nilai p = 0,029. Karena nilai p (0,029) < α (0,05), maka dapat
kelengkapan imunisasi.
Menurut Marlia (2006) jarak sering kali menjadi kendala bagi seseorang untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan, namun hal itu dapat diatasi dengan semangat dan
kemauan orang tua untuk mendapatkan anak yang sehat, sehingga mau membawa
anaknya untuk diimunisasi karena imunisasi tidak dilakukan setiap hari melainkan
rumah yang dekat dengan tempat pelayanan kesehatan mempermudah kunjungan ibu
perilaku individu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Hal ini dikarenakan untuk
baik, diperlukan semangat, kemauan ibu, untuk membawa ibu dan anak ke tempat
pelayanan imunisasi.
Bireuen.
Dari hasil analisis fisher exact test antara dukungan keluarga dengan
kelengkapan imunisasi dasar diperoleh nilai p = 0,001. Karena nilai p (0,001) < α
(0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara dukungan keluarga
responden dengan kelengkapan imunisasi. Hal ini sesuai dengan penelitian Khotimah
imunisasi.
memengaruhi ibu dalam melakukan imunisasi yang lengkap. Adanya sistem yang
dianut bahwa suami adalah imam dalam keluarga sehingga semua keputusan
tergantung pada suami. Apalagi tidak mengizinkan untuk melakukan imunisasi maka
ibu tidak akan berani untuk melakukan imunisasi. Selain itu masih banyaknya
keluarga yang tinggal bersama dengan orangtua dan atau mertua menyebabkan peran
orangtua juga cukup besar. Adanya anggapan-anggapan bahwa tidak ada manfaat dari
imunisasi.
yang bekerja sama dengan perangkat desa dan petugas kesehatan, diharapkan dapat
mengimunisasikan anaknya.
kelengkapan imunisasi dasar diperoleh nilai p = 0,012. Karena nilai p (0,012) < α
menyimpulkan bahwa ada hubungan antara peran petugas kesehatan dengan peran
serta ibu membawa anaknya untuk diimunisasi diperoleh P = 0,014 < _ = 0,05.
Proporsi ibu dengan peran serta membawa anaknya untuk diimunisasi yang baik
cenderung terdapat pada peran petugas kesehatan baik (69,0%) dibandingkan dengan
Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Effendi dalam Khotimah (2008)
seorang petugas kesehatan mempunyai peran sebagai pendidik, dan konsultasi peran
mencegah penyakit yang ada, sehingga terjadi perubahan perilaku ibu setelah
melalui sesuai dengan jadwal, tempat yang telah disepakati oleh masyarakat dan
berubah sehingga akan membuat masyarakat bingung, bila hal itu terjadi ada baiknya
bayi, sehingga mereka dapat membawa anaknya untuk di imunisasi secara rutin
(Marlia, 2006).
mempertahankan timbal balik yang baik. Bidan desa hendaknya mendekatkan diri
imunisasi dengan baik. Tenaga kesehatan yang ada dapat menjelaskan pentingnya
dan pendekatan pelayanan imunisasi di seluruh wilayah kerja puskesmas yang dapat
kelengkapan imunisasi dasar diperoleh nilai p = 0,016. Karena nilai p (0,016) < α
(0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada berpengaruh antara dukungan tokoh
oleh ibu-ibu untuk melakukan imunisasi. Dukungan tokoh masyarakat menjadi salah
pemberian imunisasi dasar, memberikan pujian pada ibu-ibu yang telah melakukan
imunisasi. Dukungan tokoh masyarakat ini dapat dilakukan pada saat pertemuan-
6.1. Kesimpulan
1. Faktor predisposisi yang terdiri dari pengetahuan, sikap, pendidikan, nilai dan
Masyarakat yang pengetahuan baik, sikap baik, pendidikan tinggi, nilai yang
sikap kurang, pendidikan rendah, nilai yang berlaku kurang mendukung dan
pendapatan kurang.
83
Universitas Sumatera Utara
mendukung akan meningkatkan keikut sertaan masyarakat dalam
lengkap.
6.2. Saran
meningkatkan kerja sama lintas sektoral yang bertujuan untuk mendukung ibu-
imunisasinya.
Azwar, S., 2005. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar Depkes RI, 2005. Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi. Jakarta
Dinas kesehatan provinsi Aceh, 2013. Profil Kesehatan Provinsi Aceh Tahun 2012.
Aceh
Hidayat, A., 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan Kebidanan,
Jakarta: Penerbit Salemba Medika
Ismet, F., 2012. Analisis Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Imunisasi Dasar
Lengkap Pada Balita di Desa Botubarani Kecamatan Kabila Bone
Kabupaten Bone Bolango. Jurnal Keperawatan, Fakultas Ilmu-Ilmu
Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo.
Khotimah, N., 2008. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Peran Serta Ibu
Membawa Anaknya untuk Diimunisasi di Desa Sugih Waras Kecamatan
Rambang Kabupaten Muara Enim Tahun 2008. Jurnal Poltekkes Kemenkes
Palembang.
85
Universitas Sumatera Utara
Lisnawati, L., 2011. Generasi Sehat Melalui Imunisasi. Jakarta: Trans Info Media
Mubarak, W. I., 2009. Promosi Kesehatan, sebuah pengantar proses belajar mengajar
dalam pendidikan. Yogyakarta : Graha Ilmu
Notoatmodjo, S., 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta
Priyono, Y., 2010. Merawat Bayi Tanpa Baby Sitter. Yogyakarta: Medika Pressindo
Proverawati & Andhini, 2010. Imunisasi Dan Vaksin. Yogyakarta: Medika Pressindo
Ranuh, I.G.N., Suyitno, H., Hadinegoro, S.R.S., Ismael, S., Rahajoe, N.N.,
Matondang, C.S., et al., 2008. Pedoman Imunisasi di Indonesia. Jakarta :
Satgas Imunisasi-Ikatan Dokter Anak Indonesia
Wadud, M., 2013. Hubungan Antara Pengetahuan dan Pekerjaan Ibu dengan Status
Imunisasi Dasar pada Bayi di Desa Muara Medak Wilayah Kerja Puskesmas
Bayung Lencir 2013. Jurnal Poltekkes Kemenkes Palembang
Wahab, A.S. 2002. Sistem imun, Imunisasi dan Penyakit Imun. Widya Medika. Jakarta
No. Kuesioner :
I. Identitas Responden
Nama : __________________________________________________
Alamat : __________________________________________________
Pendidikan : 1. SD 2. SMP 3. SMA 4. Perguruan Tinggi
Penghasilan : Rp.___________________
KMS : 1. Ada dan lengkap 2. Ada tetapi tidak lengkap
3. Tidak ada
Jarak dengan pelayanan kesehatan : ___________________Km
2. Menurut Ibu, apa saja yang termasuk imunisasi dasar (jawaban boleh lebih
dari satu)?
Sangat
Sangat
No Pernyataan Setuju Tidak Tidak
Setuju
Setuju Setuju
1 Imunisasi diberikan agar anak terhindar
dari penyakit
2 Tidak ada manfaat dari pemberian
imunisasi dasar
No Pernyataan Ya Tidak
1 Anggota keluarga memberikan informasi tentang
imunisasi dasar
2 Anggota keluarga memberitahukan bahwa imunisasi
dasar sangat penting
3 Anggota keluarga memberitahukan bahwa imunisasi
dasar dapat mencegah penyakit
4 Anggota keluarga mengingatkan jadwal pemberian
imunisasi dasar
5 Anggota keluarga mendukung saya melakukan imunisasi
dasar
6 Anggota keluarga memberikan pujian ketika ibu
memberikan imunisasi dasar
7 Anggota keluarga memberi semangat untuk rajin
memberikan imunisasi kepada anak
8 Anggota keluarga mengantar saya ke pelayanan
kesehatan ketika ingin memberikan imunisasi dasar
kepada anak
9 Anggota keluarga memperhatikan kesehatan bayi/balita
ibu
10 Anggota keluarga selalu memastikan bahwa bayi/balita
mendapatkan imunisasi dasar lengkap
No Pernyataan Ya Tidak
1 Petugas kesehatan memberikan informasi tentang
imunisasi dasar
2 Petugas kesehatan memberitahukan bahwa imunisasi dasar
sangat penting
3 Petugas kesehatan memberitahukan bahwa imunisasi dasar
dapat mencegah penyakit
4 Petugas kesehatan mengingatkan jadwal pemberian
imunisasi dasar
5 Petugas kesehatan mendengar dengan baik keluhan saya
6 Petugas kesehatan memberikan pujian ketika ibu
memberikan imunisasi dasar
7 Petugas kesehatan memberikan pelayanan yang baik
kepada saya
8 Petugas kesehatan memberikan kenyamanan saat saya
melakukan imunisasi dasar
9 Petugas kesehatan memperhatikan kesehatan bayi/balita
ibu
10 Petugas kesehatan selalu memastikan bahwa bayi/balita
mendapatkan imunisasi dasar lengkap
No Pernyataan Ya Tidak
1 Tokoh masyarakat memberikan informasi tentang
imunisasi dasar
2 Tokoh masyarakat memberitahukan bahwa imunisasi
dasar sangat penting
3 Tokoh masyarakat memberitahukan bahwa imunisasi
dasar dapat mencegah penyakit
4 Tokoh masyarakat mengingatkan jadwal pemberian
imunisasi dasar
5 Tokoh masyarakat mendukung saya melakukan imunisasi
dasar
6 Tokoh masyarakat memberikan pujian ketika ibu
memberikan imunisasi dasar
7 Tokoh masyarakat memberikan semangat untuk rajin
melakukan imunisasi dasar
No Pernyataan Ya Tidak
1 Vaksin imunisasi mengandung bahan yang halal
2 Bayi yang diimunisasi lebih sehat dibanding bayi yang
tidak diimunisasi
3 Imunisasi memberikan efek yang sangat besar
4 Imunisasi tidak menyebabkan kesehatan bayi terganggu
5 Imunisasi tidak menyebabkan ketakutan pada anak-anak
6 Imunisasi tidak bertentangan dengan ajaran agama
kerahasiaannya.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sukarela tanpa ada paksaan dari pihak
Bireuen,........................ 2014
Peneliti
Jamilah
Pengetahuan
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.922 12
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.954 10
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.897 10
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.864 10
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.947 10
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.825 6
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
Status_Imunisasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pendapatan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pengetahuan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Jarak
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Dukungan_Keluarga
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Dukungan_PetKes
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Nilai
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Crosstab
Status_Imunisasi
Dasar Count 18 45 63
Total Count 24 47 71
Chi-Square Tests
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,70.
Status_Imunisasi
Rendah Count 17 44 61
Total Count 24 47 71
Chi-Square Tests
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,38.
Status_Imunisasi
Kurang Count 17 46 63
Total Count 24 47 71
Chi-Square Tests
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,70.
Status_Imunisasi
Kurang Count 12 43 55
Total Count 24 47 71
Chi-Square Tests
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,41.
Status_Imunisasi
Total Count 24 47 71
Chi-Square Tests
Exact
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 42.956 1 .000
b
Continuity Correction 39.514 1 .000
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7,77.
Status_Imunisasi
> 1 Km Count 15 41 56
Total Count 24 47 71
Chi-Square Tests
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,07.
Status_Imunisasi
Tidak
Lengkap Lengkap Total
Kurang Count 9 43 52
Mendukung
% within Dukungan_Keluarga 17.3% 82.7% 100.0%
Total Count 24 47 71
Chi-Square Tests
Exact
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 23.628 1 .001
b
Continuity Correction 20.954 1 .001
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6,42.
Status_Imunisasi
Tidak
Lengkap Lengkap Total
Kurang Count 10 34 44
Mendukung
% within Dukungan_PetKes 22.7% 77.3% 100.0%
Total Count 24 47 71
Chi-Square Tests
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9,13.
Status_Imunisasi
Tidak
Lengkap Lengkap Total
Kurang Count 15 41 56
Mendukung
% within Dukungan_TokohMasy 26.8% 73.2% 100.0%
Total Count 24 47 71
Chi-Square Tests
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,07.
Score df Sig.
a
Step 2 Variables Pengetahuan .000 1 1.000
b
Step 3 Variables Pendidikan .014 1 .905