Anda di halaman 1dari 136

FAKTOR –FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERILAKU IBU TERHADAP

KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS


PEUSANGAN SIBLAH KRUENG KABUPATEN BIREUEN TAHUN 2014

TESIS

Oleh

JAMILAH
127032270/IKM

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2014

Universitas Sumatera Utara


FAKTOR –FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERILAKU IBU TERHADAP
KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
PEUSANGAN SIBLAH KRUENG KABUPATEN BIREUEN TAHUN 2014

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes)
dalam Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Minat Studi Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku
pada Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara

Oleh

JAMILAH
127032270/IKM

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2014

Universitas Sumatera Utara


Judul Tesis : FAKTOR –FAKTOR YANG MEMENGARUHI
PERILAKU IBU TERHADAP KELENGKAPAN
IMUNISASI DASAR DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS PEUSANGAN SIBLAH KRUENG
KABUPATEN BIREUEN TAHUN 2014
Nama Mahasiswa : Jamilah
Nomor Induk Mahasiswa : 127032270
Program Studi : S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Minat Studi : Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku

Menyetujui
Komisi Pembimbing

(Namora Lumongga Lubis, M.Sc, Ph.D) (dr. Halinda Sari Lubis, MKKK)
Ketua Anggota

Tanggal Lulus : 03 Februari 2015

Universitas Sumatera Utara


Telah Diuji
Pada Tanggal : 03 Februari 2015

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Namora Lumongga Lubis, M.Sc, Ph.D


Anggota : 1. dr. Halinda Sari Lubis, MKKK
2. Drs. Tukiman, M.K.M
3. Dra. Syarifah, M.S

Universitas Sumatera Utara


PERNYATAAN

FAKTOR –FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERILAKU IBU TERHADAP


KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
PEUSANGAN SIBLAH KRUENG KABUPATEN BIREUEN TAHUN 2014

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Februari 2015

Jamilah
127032270/IKM

Universitas Sumatera Utara


RIWAYAT HIDUP

Jamilah binti Sofyan lahir di Luengkuli pada tanggal 28 Januari 1973 anak

pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Sofyan Ahmad dan Barisah, menikah

dengan Soni Budianto, Amd dan telah dikaruniai tiga putri dan satu putra yaitu : Jihan

Safira, Dafitri Salsabila, Haikal Haririe Alfarabi, dan Halila Aqila Saffa.

Memulai pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Swasta di Keude Asan dan lulus

tahun 1985. Melanjutkan pendidikan di SMPN 1 Matang Glumpang Dua dan lulus

tahun 1988. Melanjutkan pendidikan di SMAN 1 Bireuen dan lulus tahun 1991.

Selanjutnya menempuh pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara dan lulus tahun 1996.

Penulis memulai karir di SPK Muhammadiyah Bireuen sebagai staf pengajar

dari tahun 1996 – 2000, dari tahun 2006 bekerja di puskesmas Peusangan Siblah

Krueng sebagai PNS sampai dengan sekarang.

i
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK

Imunisasi merupakan pemberian kekebalan pada bayi dan anak terhadap


berbagai penyakit, sehingga bayi dan anak tumbuh dalam keadaan sehat. Berdasarkan
data yang didapatkan di Kabupaten Bireuen, Puskesmas Peusangan Siblah menempati
urutan terbawah dalam pencapaian cakupan imunisasi dasar dengan tingkat
pencapaian 35,5%.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan
menggunakan desain cross-sectional, untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku ibu terhadap kelengkapan imunisasi dasar di wilayah kerja
Puskesmas Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireuen tahun 2014. Populasi dalam
penelitian ini adalah ibu yang mempunyai bayi yang sudah berumur satu tahun
sampai tiga tahun di wilayah kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng Kabupaten
Bireuen sebanyak 242 ibu dengan sampel 71 ibu. Penelitian ini dilakukan bulan April
sampai Oktober 2014. Data diperoleh melalui wawancara dengan responden dan
dianalisis dengan uji regresi logistik berganda pada taraf kepercayaan 95%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor predisposisi (pengetahuan, sikap,
pendidikan, nilai dan penghasilan), faktor pemungkin (jarak dengan pelayanan
kesehatan) dan faktor penguat (Dukungan keluarga, dukungan tenaga kesehatan dan
dukungan tokoh masyarakat) berhubungan dengan kelengkapan imunisasi. Variabel
yang memberikan pengaruh paling besar adalah dukungan keluarga dengan Odd
Ratio 7,96.
Disarankan Kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Bireuen agar dapat
meningkatkan promosi kesehatan kepada masyarakat Kabupaten Bireuen terutama
di wilayah kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng melalui penyuluhan dan
pelatihan kader dan Kepada Puskesmas Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireuen
untuk meningkatkan kerja sama lintas sektoral yang bertujuan untuk mendukung ibu-
ibu untuk melakukan imunisasi lengkap kepada bayinya.

Kata Kunci : Perilaku Ibu, Kelengkapan Imunisasi

i
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT

Immunization is giving immunity to babies and children for preventing them


from various illnesses so that they can grow up healthily. The data from Bireuen
District Administration revealed that Peusangan Siblah Krueng Puskesmas ranked
the lowest in achieving the coverage of basic immunization (only 35,5%)
The research was observational analytic with cross sectional design which was
aimed to find out the influence of mother’s behavior toward of completeness of basic
immunization in the working area of Peusangan Siblah Krueng Puskesmas, Bireuen
District, in 2014. It was conducted from April, 2014 to January, 2015. The population
was 242 mothers who had one of three years old babies in the working area of Siblah
Krueng Peusangan Puskesmas, Bireuen District, and 71 of them were used as the
samples. The data were gathered by conducting interviews with respondents and
analyzed by using multiple logistic regression analysis at the reliability level of 95%
The result of the research showed that disposition factors (knowledge, attitude,
education, values, and income), possibility factor (distance from health care
location), and supporting factors (family support, health care providers’ support, and
public figures’ support) were correlated with immunization completeness. The
variable which had the most dominant influence was family support at Odd Ration of
7,96%
It is recommended that the Healthy Service of Bireuen District increase health
promotion for people in Bireuen District, Particularly in the working area of
Peusangan Siblah Krueng Puskesmas by providing counseling, and families support
the other family members in doing immunization completely

Keywords: Mother’s Behavior, Immunization Completeness

ii
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT berkat Qudrah

dan IradahNya penulis telah dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Faktor –faktor

yang memengaruhi perilaku ibu terhadap kelengkapan imunisasi dasar di wilayah

kerja puskesmas Peusangan Siblah Krueng tahun 2014”.

Dalam menyusun tesis ini penulis mendapat bantuan dan dorongan dari

berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengungkapkan terimakasih

dan penghargaan kepada :

1. Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc, (CTM), Sp.A(K) selaku rektor

Universitas Sumatera Utara.

2. Dr. Drs. Surya Utama, MS, selaku dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara.

3. Prof. Dr. Dra. Ida Yusnita, M.Si selaku ketua program studi S2 Ilmu Kesehatan

Masyarakat Fakultas kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

4. Dr. Ir. Evawany Aritonang, M.Si selaku Sekretaris Program Studi S2 Ilmu

Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera

Utara.

5. Namora Lumongga Lubis, M.Sc, Ph.D, sebagai ketua komisi pembimbing yang

telah memberikan bimbingan dan arahan selama proses penyelesaian tesis ini.

6. dr. Halinda Sari Lubis, MKKK, selaku anggota komisi pembimbing yang telah

memberikan bimbingan dan arahan selama proses penyelesaian tesis ini.

iii
Universitas Sumatera Utara
7. Drs. Tukiman, MKM, selaku ketua komisi penguji yang telah memberikan kritik

dan saran demi kesempurnaan tesis ini.

8. Dra. Syarifah, MS, selaku anggota Komisi penguji yang telah memberikan kritik

dan saran demi kesempurnaan tesis ini.

9. Mahdi, SKM, selaku kepala puskesmas Peusangan Siblah Krueng yang telah

memberikan saya kesempatan, dukungan dan sarannya.

10. Tak lupa penulis sampaikan terima kasih kepada kedua orang tua, (alm). Bapak

Sofyan Ahmad dan ibu Barisah, semoga selalu dalam lindungan ALLAH SWT.

11. Suami tercinta Soni Budianto, Amd dan anak-anakku tersayang Jihan Safira,

Dafitri Salsabila, Haikal Haririe Alfarabi dan Halila Aqila Saffa yang telah

banyak memberikan semangat, motivasi dan do’a yang tulus sehingga dapat

menyelesaikan tesis ini.

12. Seluruh rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan dukungan dan semangat

dalam penulisan tesis ini hingga selesai.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih banyak kekurangan, untuk itu kritik dan

saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan tesis ini.

Medan, Februari 2015

Jamilah
127032270/IKM

iv
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK ............................................................................................................... i
ABSTRACK .............................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................. iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... v
DAFTAR TABEL .................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................................xiii

BAB 1. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1


1.1. Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2. Permasalahan ....................................................................................... 6
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................. 6
1.4. Hipotesis .............................................................................................. 6
1.5. Manfaat Penelitian ............................................................................... 7

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 8


2.1. Perilaku ................................................................................................ 8
2.1.1. Pengetahuan .............................................................................. 9
2.1.2. Sikap ......................................................................................... 14
2.1.3. Tindakan ................................................................................... 17
2.1.4. Perilaku Kesehatan ................................................................... 18
2.1.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku ............................. 19
2.2. Imunisasi .............................................................................................. 20
2.2.1. Vaksinasi ................................................................................... 22
2.2.2. Tujuan Imunisasi ....................................................................... 23
2.2.3. Jenis-jenis Imunisas ................................................................... 24
2.2.4. Sasaran Imunisasi ..................................................................... 26
2.2.5. Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi ( KIPI ) ................................. 26
2.2.6. Tenaga Kerja yang Berhubungan dengan Imunisasi ................ 27
2.3. Landasan Teori ..................................................................................... 27
2.4. Kerangka Konsep ................................................................................. 30

v
Universitas Sumatera Utara
BAB 3. METODE PENELITIAN ......................................................................... 32
3.1. Jenis Penelitian.................................................................................... 32
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................. 32
3.3. Populasi dan Sampel .......................................................................... 32
3.3.1. Populasi .................................................................................. 32
3.3.2. Sampel .................................................................................... 32
3.4. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 34
3.4.1. Data Primer ............................................................................... 34
3.4.2. Data Sekunder ........................................................................... 35
3.4.3. Uji Validitas dan Reabilitas ...................................................... 35
3.5. Variable dan Definisi Operational ....................................................... 40
3.5.1. Variable Terikat ........................................................................ 40
3.5.2. Variable Bebas .......................................................................... 40
3.5.3. Definisi Operasional ................................................................. 40
3.6. Metode Pengukuran ............................................................................. 41
3.6.1. Pengukuran Variable Independen ............................................ 41
3.6.2. Pengukuran Variable Dependen .............................................. 43
3.7. Metode Analisis Data ........................................................................... 44

BAB 4. HASIL PENELITIAN ............................................................................. 45


4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................................... 45
4.2. Analisis Univariat ................................................................................ 47
4.2.1. Karakteristik Responden ........................................................... 47
4.2.2. Gambaran Pengetahuan Responden .......................................... 48
4.2.3. Gambaran Sikap Responden ..................................................... 49
4.2.4. Gambaran Dukungan Keluarga Responden .............................. 51
4.2.5. Gambaran Dukungan Petugas Kesehatan ................................. 53
4.2.6. Gambaran Dukungan Tokoh Masyarakat ................................. 54
4.2.7. Gambaran Nilai yang Berlaku pada Masyarakat ...................... 56
4.3. Analisis Bivariat ................................................................................... 58
4.3.1. Hubungan Pendidikan dengan Kelengkapan Imunisasi
Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Siblah Krueng,
Kabupaten Bireuen Tahun 2014 ............................................... 58
4.3.2. Hubungan Pendapatan dengan Kelengkapan Imunisasi
Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Siblah Krueng,
Kabupaten Bireuen Tahun 2014.................................... ......... 59

vi
Universitas Sumatera Utara
4.3.3. Hubungan Pengetahuan dengan Kelengkapan Imunisasi
Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Siblah Krueng,
Kabupaten Bireuen Tahun 2014 ............................................... 60
4.3.4. Hubungan Sikap dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar
di Wilayah Kerja Puskesmas Siblah Krueng, Kabupaten
Bireuen Tahun 2014 .................................................................. 61
4.3.5. Hubungan Jarak Pelayanan Kesehatan dengan
Kelengkapan Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja
Puskesmas Siblah Krueng, Kabupaten Bireuen Tahun
2014 ........................................................................................... 62
4.3.6. Hubungan Dukungan Keluarga Responden dengan
Kelengkapan Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja
Puskesmas Siblah Krueng, Kabupaten Bireuen Tahun
2014 ................................................................................ ......... 63
4.3.7. Hubungan Dukungan Petugas Kesehatan dengan
Kelengkapan Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja
Puskesmas Siblah Krueng, Kabupaten Bireuen Tahun
2014 ................................................................................ ......... 64
4.3.8. Hubungan Dukungan Tokoh Masyarakat dengan
Kelengkapan Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja
Puskesmas Siblah Krueng, Kabupaten Bireuen Tahun
2014 ................................................................................ ......... 65
4.3.9. Hubungan Nilai yang Berlaku pada Masyarakat dengan
Kelengkapan Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja
Puskesmas Siblah Krueng, Kabupaten Bireuen Tahun
2014 ................................................................................ ......... 66
4.4. Analisis Multi Variat .......................................................................... 67

BAB 5. PEMBAHASAN ........................................................................................ 70


5.1. Pengaruh Faktor Predisposisi dengan Kelengkapan Imunisasi
di Wilayah Kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng
Kabupaten Bireuen ............................................................................70
5.1.1. Pengaruh Pengetahuan dengan Kelengkapan Imunisasi
di Wilayah Kerja Puskesmas Peusangan Siblah
Krueng Kabupaten Bireuen ................................................... 70

vii
Universitas Sumatera Utara
5.1.2. Pengaruh Sikap dengan Kelengkapan Imunisasi di
Wilayah Kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng
Kabupaten Bireuen ................................................................ 71
5.1.3. Pengaruh Pendidikan dengan Kelengkapan Imunisasi
di Wilayah Kerja Puskesmas Peusangan Siblah
Krueng Kabupaten Bireuen.......................................... ......... 72
5.1.4. Pengaruh Nilai yang Berlaku pada Masyarakat dengan
Kelengkapan Imunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas
Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireuen ...................... 74
5.1.5. Pengaruh Penghasilan dengan Kelengkapan Imunisasi
di Wilayah Kerja Puskesmas Peusangan Siblah
Krueng Kabupaten Bireuen.......................................... ......... 74
5.2. Pengaruh Faktor Pemungkin dengan Kelengkapan Imunisasi
di Wilayah Kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng
Kabupaten Bireuen ............................................................................ 75
5.3. Pengaruh Faktor Penguat dengan Kelengkapan Imunisasi di
Wilayah Kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng
Kabupaten Bireuen................................................................... ......... 76
5.3.1. Pengaruh Dukungan Keluarga dengan Kelengkapan
Imunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas Peusangan
Siblah Krueng Kabupaten Bireuen............................... ......... 76
5.3.2. Pengaruh Dukungan Petugas Kesehatan dengan
Kelengkapan Imunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas
Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireuen ......................77
5.3.3. Pengaruh Dukungan Tokoh Masyarakat dengan
Kelengkapan Imunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas
Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireuen.............. .........79

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 80


6.1. Kesimpulan ...................................................................................... 80
6.2. Saran ................................................................................................ 81

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 82

LAMPIRAN ............................................................................................................. 85

viii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

3.1 Jumlah Sampel Masing-masing Desa.......... .......................................... 33

3.2. Hasil Uji Validitas dan Reabilitas pada Variabel Pengetahuan ............ 36

3.3. Hasil Uji Validitas dan Reabilitas pada Variabel Sikap ........................ 37

3.4. Hasil Uji Validitas dan Reabilitas pada Variabel Dukungan


Keluarga ................................................................................................ 37

3.5. Hasil Uji Validitas dan Reabilitas pada Variabel Dukungan


Petugas Kesehatan ................................................................................. 38

3.6. Hasil Uji Validitas dan Reabilitas pada Variabel Dukungan Tokoh
Masyarakat ............................................................................................ 39

3.7. Hasil Uji Validitas dan Reabilitas pada Variabel Nilai ........................ 39

4.1. Distribusi Frekuensi Respon dan Berdasarkan Pendidikan


Penghasilan Perbulan dan Jarak dengan Pelayanan
Kesehatan.......... ...................................................................................... 47

4.2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden tentang Imunisasi di


Wilayah Kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng di
Kabupaten Bireuen Tahun 2014 ............................................................. 48

4.3. Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden tentang Imunisasi di


Wilayah Kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng Kabupaten
Bireuen Tahun 2014 ................................................................................ 49

4.4. Distribusi Kategori Sikap Responden tentang Imunisasi di


Wilayah Kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng Kabupaten
Bireuen tahun 2014 ................................................................................. 50

4.5. Distribusi Kategori Sikap Responden tentang Imunisasi di


Wilayah Kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng kabupaten
Bireuen Tahun 2014 ................................................................................ 51

ix
Universitas Sumatera Utara
4.6. Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Responden tentang
Imunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng
Kabupaten Bireuen tahun 2014 ............................................................... 52

4.7. Distribusi Kategori Dukungan Keluarga Responden tentang


Imunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng
Tahun 2014 ............................................................................................ 53

4.8. Distribusi Frekuensi Dukungan Petugas Kesehatan tentang


Imunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng
Kabupaten Bireuen Tahun 2014 ............................................................. 53

4.9. Distribusi Kategori Dukungan Petugas Kesehatan tentang


Imunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng
Kabupaten Bireuen Tahun 2014 ............................................................. 54

4.10. Distribusi Frekuensi Dukungan Tokoh Masyarakat tentang


Imunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng
Kabupaten Bireuen Tahun 2014 ............................................................. 55

4.11. Distribusi Kategori Dukungan Tokoh Masyarakat tentang


Imunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng
Kabupaten Bireuen Tahun 2014 ............................................................. 56

4.12. Distribusi Frekuensi Nilai yang Berlaku pada Masyarakat tentang


Imunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas Pusangan Siblah Krueng
Kabupaten BireuenTahun 2014 .............................................................. 56

4.13. Distribusi Kategori Nilai yang Berlaku pada Masyarakat tentang


Imunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas Pusangan Siblah Krueng
Kabupaten BireuenTahun 2014 .............................................................. 58

4.14. Tabulasi Silang Pendidikan Responden dengan Kelengkapan


Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Peusangan Siblah
Krueng Kabupaten Bireuen Tahun 2014 ................................................ 58

4.15. Tabulasi Silang dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar di Wilayah


Kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireuen
Tahun 2014 ............................................................................................. 59

4.16. Tubulasi Silang Pengetahun Responden dengan Kelengkapan


Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Peusangan Siblah
Krueng Kabupaten Bireuen Tahun 2014 ................................................ 60

x
Universitas Sumatera Utara
4.17. Tabulasi Silang Sikap Responden dengan Kelengkapan Imunisasi
Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng
Kabupaten Bireuen Tahun 2014 ............................................................. 61

4.18. Tabulasi Silang Jarak Pelayanan Kesehatan dengan Kelengkapan


Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Peusangan Siblah
Krueng Kabupaten Bireuen Tahun 2014 ................................................ 62

4.19. Tabulasi Silang Dukungan Keluarga Responden dengan


Kelengkapan Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas
Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireuen Tahun 2014 ................... 63

4.20. Tabulasi Silang Dukungan Petugas Kesehatan dengan


Kelengkapan Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas
Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireuen Tahun 2014 ................... 64

4.21. Tabulasi Silang Dukungan Tokoh Masyarakat dengan


Kelengkapan Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas
Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireuen Tahun 2014 ................... 65

4.22. Tabulasi Silang Nilai yang Berlaku pada Masyarakat dengan


Kelengkapan Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas
Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireuen Tahun 2014 ................... 66

4.23. Hasil Seleksi Bivariat antara Faktor Predisposisi, Faktor


Pemungkin dan Faktor Penguat dengan Kelengkapan Imunisasi
Dasar di Wilayah Kerja Puskemas Peusangan Siblah Krueng
Kabupaten Bireuen Tahun 2014 ............................................................. 67

4.24. Hasil Akhir Analisa Multivariat Faktor-faktor yang Memengaruhi


Kelengkapan Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas
Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireuen Tahun 2014 ................... 68

xi
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1 Landasan Teori ........................................................................ 30

2.2 Kerangka Konsep ..................................................................... 31

xii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Kuesioner Penelitian .................................................................................. 86

2 Pernyataan Kesediaan Menjadi Responden .............................................. 92

3. Uji Validitas dan Reabilitas ........................................................................ 93

4. Output Penelitian ......................................................................................... 100

xiii
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK

Imunisasi merupakan pemberian kekebalan pada bayi dan anak terhadap


berbagai penyakit, sehingga bayi dan anak tumbuh dalam keadaan sehat. Berdasarkan
data yang didapatkan di Kabupaten Bireuen, Puskesmas Peusangan Siblah menempati
urutan terbawah dalam pencapaian cakupan imunisasi dasar dengan tingkat
pencapaian 35,5%.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan
menggunakan desain cross-sectional, untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku ibu terhadap kelengkapan imunisasi dasar di wilayah kerja
Puskesmas Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireuen tahun 2014. Populasi dalam
penelitian ini adalah ibu yang mempunyai bayi yang sudah berumur satu tahun
sampai tiga tahun di wilayah kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng Kabupaten
Bireuen sebanyak 242 ibu dengan sampel 71 ibu. Penelitian ini dilakukan bulan April
sampai Oktober 2014. Data diperoleh melalui wawancara dengan responden dan
dianalisis dengan uji regresi logistik berganda pada taraf kepercayaan 95%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor predisposisi (pengetahuan, sikap,
pendidikan, nilai dan penghasilan), faktor pemungkin (jarak dengan pelayanan
kesehatan) dan faktor penguat (Dukungan keluarga, dukungan tenaga kesehatan dan
dukungan tokoh masyarakat) berhubungan dengan kelengkapan imunisasi. Variabel
yang memberikan pengaruh paling besar adalah dukungan keluarga dengan Odd
Ratio 7,96.
Disarankan Kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Bireuen agar dapat
meningkatkan promosi kesehatan kepada masyarakat Kabupaten Bireuen terutama
di wilayah kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng melalui penyuluhan dan
pelatihan kader dan Kepada Puskesmas Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireuen
untuk meningkatkan kerja sama lintas sektoral yang bertujuan untuk mendukung ibu-
ibu untuk melakukan imunisasi lengkap kepada bayinya.

Kata Kunci : Perilaku Ibu, Kelengkapan Imunisasi

i
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT

Immunization is giving immunity to babies and children for preventing them


from various illnesses so that they can grow up healthily. The data from Bireuen
District Administration revealed that Peusangan Siblah Krueng Puskesmas ranked
the lowest in achieving the coverage of basic immunization (only 35,5%)
The research was observational analytic with cross sectional design which was
aimed to find out the influence of mother’s behavior toward of completeness of basic
immunization in the working area of Peusangan Siblah Krueng Puskesmas, Bireuen
District, in 2014. It was conducted from April, 2014 to January, 2015. The population
was 242 mothers who had one of three years old babies in the working area of Siblah
Krueng Peusangan Puskesmas, Bireuen District, and 71 of them were used as the
samples. The data were gathered by conducting interviews with respondents and
analyzed by using multiple logistic regression analysis at the reliability level of 95%
The result of the research showed that disposition factors (knowledge, attitude,
education, values, and income), possibility factor (distance from health care
location), and supporting factors (family support, health care providers’ support, and
public figures’ support) were correlated with immunization completeness. The
variable which had the most dominant influence was family support at Odd Ration of
7,96%
It is recommended that the Healthy Service of Bireuen District increase health
promotion for people in Bireuen District, Particularly in the working area of
Peusangan Siblah Krueng Puskesmas by providing counseling, and families support
the other family members in doing immunization completely

Keywords: Mother’s Behavior, Immunization Completeness

ii
Universitas Sumatera Utara
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Salah satu tujuan MDGs pada poin keempat adalah menurunkan angka

kematian bayi adalah dengan meningkatkan status imunisasi terutama imunisasi dasar

lengkap pada balita yang hingga saat ini status balita yang mendapatkan imunisasi

lengkap belum optimal padahal imunisasi merupakan hal yang wajib untuk

bayidengan imunisasi wajib maka bayi akan terlindung terhadap penyakit yang kerap

menyerang (Priyono, 2010).

Imunisasi dalam sistem kesehatan nasional adalah salah satu bentuk intervensi

kesehatan yang sangat efektif dalam upaya menurunkan angka kematian bayi dan

balita. Dasar utama pelayanan kesehatan, bidang preventif merupakan prioritas

utama. Dengan melakukan imunisasi terhadap seorang anak atau balita, tidak hanya

memberikan perlindungan pada anak tersebut tetapi juga berdampak kepada anak

lainnya karena terjadi tingkat imunitas umum yang meningkat dan mengurangi

penyebaran infeksi (Ranuh, 2008).

Imunisasi merupakan pemberian kekebalan pada bayi dan anak terhadap

berbagai penyakit, sehingga bayi dan anak tumbuh dalam keadaan sehat (Hidayat,

2008). Pemberian imunisasi merupakan tindakan pencegahan agar tubuh tidak

terjangkit penyakit infeksi tertentu seperti tetanus, batuk rejan (pertusis), campak

(measles), polio dan tubercoluse atau seandainya terkenapun, tidak memberikan

1
Universitas Sumatera Utara
akibat yang fatal bagi tubuh (Rukiyah & Yulianti, 2010). Imunisasi juga merupakan

upaya pencegahan primer yang sangat efektif untuk menghindari terjangkitnya

penyakit infeksi dengan demikian angka kejadian penyakit infeksi akan menurun,

kecacatan serta kematian yang ditimbulkannya pun akan berkurang (WHO, 2007).

Pada tahun 1974 cakupan imunisasi baru mencapai 5% dan setelah

dilaksanakannya imunisasi global yang disebeut dengan Extended Program on

Immunization (EPI) cakupan terus meningkat (Ranuh, 2008). Tanpa imunisasi kira-

kira 3 dari 100 kelahiran anak akan meninggal karena penyakit campak, sebanyak 2

dari 100 kelahiran anak akan meninggal karena batuk rejan, satu dari 100 kelahiran

anak akan meninggal karena penyakit tetanus, dan darisetiap 200.00 anak, satu akan

menderita penyakit polio (Proverawati & Andhini, 2010).

Dari tahun 1977, World Health Organization (WHO) mulai menetapkan

program imunisasi sebagai upaya global dengan Expanded Program on Immunization

(EPI), yang diresolusikan oleh World Health Assembly (WHA). Ini menempatkan EPI

sebagai komponen penting pelayanan kesehatan. Pada tahun 1981 mulai dilakukan

imunisasi polio, tahun 1982 imunisasi campak, dan tahun 1997 imunisasi hepatitis

mulai dilaksanakan. Pada akhir tahun 1988 diperkirakan bahwa cakupan imunisasi di

Indonesia cukup tinggi dibandingkan beberapa Negara berkembang lainnya

(Proverawati & Andhini, 2010).

Berdasarkan data Riskesdas 2010 cakupan imunisasi di Indonesia menurut

jenisnya yang tertinggi sampai terendah adalah untuk BC (77,9%), campak (74,4%),

polio4 (66,7%), dan terendah DPT - HB3 (61,9%). Bila dilihat masing - masing

Universitas Sumatera Utara


imunisasi menurut provinsi Papua mempunyai cakupan imunisasi yang terendah

untuk semua jenis imunisasi yangmeliputi BCG (53,6%), campak (47,1%), dan polio

4 (40,5%), sedangkan persentase DPTHB3 terendah terdapat di Sulawesi Barat

(35,7%). Provinsi DI Yogyakarta mempunyaicakupan imunisasi tertinggi untuk

semua jenis imunisasi dasar yang meliputi BCG (100,0%),campak (96,4%), polio

(96,4%), dan DPT-HB3 (96,4%).Provinsi Aceh merupakan salah satu provinsi yang

mempunyai cakupan imunisasi di bawah capaian nasional, yaitu untuk BCG (57,3%),

Polio (52,4%), DPT-HB (40,2%) dan campak (62,2%) (Kemenkes, 2010).

Puskesmas merupakan ujung tombak pelaksanaan program imunisasi.

Program imunisasi di puskesmas dilaksanakan baik melalui program rutin maupun

program tambahan untuk Penyakit-Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi

(PD3I) seperti penyakit TBC, Difteri, Pertusis, Tetanus, Polio, Hepatitis B (HB), dan

Campak. Idealnya bayi harus mendapat imunisasi dasar lengkap yang terdiri dari

BCG satu kali, DPT tiga kali, Polio empat kali, HB tiga kali, dan Campak satu kali

(Depkes RI, 2005).

Indikator program imunisasi yang digunakan untuk mengukur pencapaian

Indonesia Sehat 2010 adalah persentase desa yang mencapai Universal Child

Immunization (UCI) yaitu cakupan imunisasi lengkap 100 % secara merata pada bayi

di 100% desa/kelurahan pada tahun 2010 (Depkes RI, 2005).

Berdasarkan data yang didapatkan di dinas kesehatan Provinsi Aceh, di antara

beberapa kabupaten/kota yang ada di Provinsi Aceh, Kabupaten Bireuen merupakan

kabupaten yang cakupan imunisasinya terendah yaitu untuk BCG (46,4%),

Universitas Sumatera Utara


Polio (50,1%), DPT-HB (39,0%) dan campak (55,4%) (Dinas kesehatan provinsi

Aceh, 2013).

Berdasarkan data yang didapatkan di Kabupaten Bireuen, Puskesmas

Peusangan Siblah menempati urutan terbawah dalam pencapaian cakupan imunisasi

dasar dengan tingkat pencapaian 35,5%. Rendahnya capaian cakupan imunisasi

lengkap ini jauh dari target yang ditetapkan dari dinas kesehatan kabupaten dengan

target 90% pada tahun 2014. Puskesmas dalam hal ini sudah banyak melalukan cara

dan program untuk mengatasi masalah ini seperti menempatkan bidan desa yang

bertempat tinggal di desa, mengadakan posyandu setiap bulan oleh petugas kesehatan

puskesmas.

Rendahnya capaian cakupan imunisasi dasar ini dipengaruhi oleh banyak

faktor. Menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2010) faktor perilaku

dipengaruhi oleh 3 faktor utama yaitu faktor-faktor predisposisi (predisposing

factors), faktor-faktor pemungkin (enabling factors), dan faktor-faktor penguat

(reinforcing factors). Faktor-faktor predisposisi mencakup pengetahuan dan sikap

masyarakat terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal

yang berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat

pendidikan, tingkat sosial ekonomi dan sebagainya. Faktor-faktor pemungkin

mencakup ketersedian sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat,

untuk berperilaku sehat masyarakat memerlukan sarana dan prasarana pendukung.

Fasilitaspelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit ini pada hakekatnya

mendukung untuk mewujudkan perilaku kesehatan, maka faktor ini disebut dengan

Universitas Sumatera Utara


faktor pendukung atau faktor pemungkin. Faktor-faktor penguat meliputi faktor sikap

dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama, keluarga, sikap dan perilaku para

petugas termasuk petugas kesehatan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Pulungan (2012) menyimpulkan

bahwa ada hubungan positif antara pengetahuan dengan kelengkapan imunisasi dasar

dengan nilai p = 0,002. Hal ini sejalan dengan penelitian Sitompul (2011) yang

menyimpulkan bahwaada hubungan yang signifikan antara usia ibu dengan nilai

p=0,001, pendidikan dengan nilai p=0,004, pekerjaan dengan nilai p=0,001, dan

pengetahuan dengan nilai p=0,000 terhadap status imunisasi dasar.Berdasarkan hasil

penelitian Fitriyanti (2012), dukungan keluarga dan pelayanan petugas kesehatan

berhubungan dengan imunisasi lengkap pada balita.

Imunisasi dasar yang diberikan mempunyai beberapa tujuan, antara lain

melindungi anak dari penyakit TBC, tetanus, penyakit poliomielitis, campak dan

Hepatitis B. Ketidaklengkapan imunisasi di Puskesmas Peusangan Siblah Krueng

Kabupaten Bireuen dapat dilihat dari efek yang ditimbulkan dimana berdasarkan data

dinas kesehatan Kabupaten Bireuen diketahui bahwa di wilayah kerja Puskesmas

Peusangan Siblah Krueng terdapat penderita TBC terbanyak dengan jumlah 42 orang,

untuk bayi dan balita belum ditemukan kasus..

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk meneliti pengaruh

faktor presdiposisi dan faktor penguat terhadap pemberian imunisasi dasar di wilayah

kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireuen Tahun 2014.

Universitas Sumatera Utara


1.2. Permasalahan

Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah capaian cakupan imunisasi

dasar lengkap masih rendah di wilayah kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng

Kabupaten Bireuen sehingga peneliti ingin melihat pengaruh faktor presdiposisi dan

faktor penguat terhadap kelengkapan imunisasi dasar di wilayah kerja Puskesmas

Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireuen Tahun 2014.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor presdiposisi

dan faktor penguat terhadap kelengkapan imunisasi dasar di wilayah kerja Puskesmas

Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireuen Tahun 2014.

1.4. Hipotesis

Ada pengaruh faktor presdiposisi (pengetahuan, sikap, nilai, pendidikan dan

penghasilan) dan faktor penguat (dukungan keluarga dan petugas kesehatan) terhadap

kelengkapan imunisasi dasar di wilayah kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng

Kabupaten Bireuen Tahun 2014.

1.5. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran yang

positif terhadap berbagai pihak:

1. Sebagai bahan informasi dan masukan dalam perencanaan dan pelaksanaan

program imunisasi bagi pemerintah daerah khususnya pemerintahan dinas

kesehatan provinsi, dinas kesehatan kabupaten/kota.

Universitas Sumatera Utara


2. Dapat digunakan sebagai bahan yang digunakan untuk kegiatan perencanaan

program khusus program imunisasi dalam menentukan strategi dan kebijakan

menanggulangi masalah kelengkapan imunisasi pada bayi dan balita.

3. Bagi puskesmas sebagai masukan khususnya program imunisasi supaya cakupan

program lebih ditingkatkan.

4. Bagi masyarakat khususnya ibu-ibu yanga ada di wilayah Puskesmas Peusangan

Siblah krueng dapat lebih mengetahui pentingnya kelengkapan imunisasi untuk

bayi dan balita untuk mencegah penyakit yang diakibatkan oleh tidak lengkap

imunisasi.

Universitas Sumatera Utara


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Perilaku

Perilaku pada dasarnya berorientasi pada tujuan. Dengan perkataan

lain,perilaku kita pada umumnya dimotivasi oleh suatu keinginan untuk mencapai

tujuan tertentu. Tujuan spesifik tersebut tidak selalu diketahui secara sadar oleh

individuyang bersangkutan (Winardi, 2004).

Skinner dalam Notoatmodjo (2012) merumuskan bahwa perilaku merupakan

respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar),oleh karena

perilaku itu terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme dan organisme

tersebut merespons. Respons dapat dibedakan menjadi dua,yaitu:

a. Respondent respons atau reflexive, yaitu respons yang timbulkan oleh

rangsangan-rangsangan (stimulus) tertentu. Misalnya cahaya terang

menyebabkan mata tertutup. Respons ini mencakup perilaku emosional,misalnya

mendengar berita musibah menjadi sedih.

b. Operant respons atau instrumental respons, yaitu respons yang timbul dan

berkembang yang diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu. Misalnya

apabila petugas kesehatan melaksanakan tugasnya dengan baikakan memperoleh

penghargaan dari atasannya, maka petugas kesehatan tersebut akan lebih baik

dalam melaksanakan tugasnya.

8
Universitas Sumatera Utara
Dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat

dibedakanmenjadi dua, yaitu:

a. Perilaku tertutup, yaitu respons seseorang terhadap stimulus dalam

bentukterselubung atau tertutup. Respons atau reaksi terhadap stimulus ini

masihterbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan/kesadaran, sikap yang

terjadipada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum diamati secara

jelas oleh orang lain.

b. Perilaku terbuka, yaitu respons seseorang terhadap stimulus dalam

bentuktindakan nyata atau terbuka. Respons terhadap stimulus tersebut sudah

jelasdalam bentuk tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati dan

dilihat oleh orang lain (Notoatmodjo, 2012).

Perilaku manusia sangat kompleks dan mempunyai ruang lingkup yang sangat

luas. Menurut Benjamin Bloom dalam Notoatmodjo ( 2012), ranah perilaku terbagi

dalam 3 domain, yaitu : pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan tindakan

(psikomotor).

2.1.1. Pengetahuan

Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah

melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca

indra, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian

besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau

kognitif merupakan faktor dominan yang sangat penting dalam terbentuknya tindakan

seseorang, sebab dari hasil penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh

Universitas Sumatera Utara


pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh

pengetahuan (Notoatmodjo, 2007)

Menurut Rogers dalam Notoatmodjo (2010), pengetahuan dapat dibedakan

menjadi 3 jenis, yaitu :

a. Awareness knowledge (Pengetahuan kesadaran), yaitu pengetahuan akan

keberadaan suatu inovasi. Pengetahuan jenis akan memotivasi individu untuk

belajar lebih banyak tentang inovasi dan kemudian akan mengadopsinya. Pada

ini inovasi diperkenalkan pada masyarakat tetapi tidak ada informasi yang pasti

tentang produk tersebut. Karena kurangnya informasi tersebut maka masyarakat

tidak merasa memerlukan inovasi tadi. Rogers menyatakan bahwa untuk

menyampaikan keberadaan inovasi akan lebih efektif disampaikan melalui media

massa seperti radio, televisi, koran atau majalah. Sehingga masyarakat akan lebih

cepat mengetahui keberadaan suatu inovasi.

b. How-to-knowlegde (Pengetahuan pemahaman), yaitu pengetahuan tentang

bagaimana cara menggunakan suatu inovasi dengan benar. Rogers memandang

pengetahuan jenis ini penting dalam proses keputusan inovasi. Untuk lebih

meningkatkan peluang pemakaian sebuah inovasi maka individu harus memiliki

pengetahuan ini dengan cukup tentang penggunaan inovasi ini.

c. Principles-knowledge (Prinsip dasar), yaitu pengetahuan tentang prinsip-prinsip

keberfungsian yang mendasari bagaimana dan mengapa suatu inovasi dapat

bekerja.

Universitas Sumatera Utara


Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat

(Notoatmodjo, 2010), yaitu:

1. Mengetahui (knowledge)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya,

yang termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali

(recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau

ransangan yang telah diterima. Oleh sebab itu “tahu” ini merupakan tingkat

pengetahuan yang paling rendah.

2. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar

tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterprestasi materi tersebut secara

benar.Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat

menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, menormalkan, dan

sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

3. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat

diartikan aplikasi atau pengunaan hukum, rumus, metode, prinsip, dan

sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

4. Analisa (analysis)

Analisa adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek

kedalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi

Universitas Sumatera Utara


tersebut, dan masih dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja: dapat

menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan,

mengelompokkan dan sebagainya.

5. Sintesa (synthesis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu materi atau objek. Dengan kata

lain, sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi-formulasi yang

ada.

6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau objek.Penilaian-penilaian itu berdasarkan

suatu kriteria yang di tentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang

telah ada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menyakan isi materi yang ingin diukur dari objek penelitian atau

responden ke dalam pengetahuan yang ingin kita ketahui dapat disesuaikan

dengan tingkat tersebut di atas.

Faktor-faktor yang Memengaruhi Pengetahuan adalah :

1. Pendidikan

Pendidikan merupakan penuntun manusia untuk berbuat dan mengisi

kehidupannya yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi sehingga

yang dapat meningkatkan kualitas hidup, sebagaimana umumnya semakin tinggi

pendidikan seseorang semakin mudah menerima informasi dan semakin

Universitas Sumatera Utara


pengetahuan yang dimiliki sehingga penggunaan komunikasi dapat secara efektif

akan dapat melakukannya (Notoatmojo, 2007).

2. Sumber Informasi

Informasi adalah penerangan, pemberitahuan, kabar atau berita tentang sesuatu

keseluruhan makna yang menunjang pesan atau amanat.Pengetahuan diperoleh

melalui informasi yaitu kenyataan (fakta) dengan melihat dan mendengar sendiri.

Informasi kesehatan biasanya berasal dari petugas kesehatan atau instansi

pemerintah atau media massa. Pada umumnya petugas kesehatan melakukan

pendekatan dengan ceramah atau penyuluhan kesehatan, sedangkan melalui

media massa dapat berupa elektronik seperti televisi, radio, dan lain-lain.Adapun

media cetak seperti majalah, koran, buku, dan lain-lain. Sumber informasi

kesehatan yang tepat mempunyai peran besar dalam meningkatkan pengetahuan

seseorang.

3. Sosial Ekonomi

Lingkungan sosial akan mendukung tingginya pengetahuan seseorang.

Sedangkan ekonomi dikaitkan dengan pendidikan ekonomi baik tingkat

pendidikan akan tinggi, sehingga tingkat pengetahuan akan tinggi juga

(Notoatmodjo, 2007)

4. Budaya

Budaya sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang karena

informasi yang baru akan disaring kira-kira sesuai tidak dengan budaya yang ada

dan agama yang dianut (Notoatmodjo, 2007)

Universitas Sumatera Utara


2.1.2. Sikap

Sikap adalah respons tertutup seseorang terhadap suatu stimulus atau objek

,baik yang bersifat intern maupun ekstern sehingga manifestasinya tidak dapat

langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari sikap yang

tertutup tersebut. Notoatmodjo (2007) sikap merupakan reaksi atau respon seseorang

yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek.Sedangkan menurut Winardi

(2004) sikap adalah kecenderungan bertindak dari individu, berupa respon tertutup

terhadap stimulus ataupun objek tertentu.Allport dalam Notoatmodjo (2010)

menjelaskan bahwa sikap mempunyai tiga komponen pokok :

1. Kepercayaan (keyakinan), ide, konsep terhadap suatu objek.

2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.

3. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave).

Sikap terdiri dari berbagai tingkatan, yaitu:

1. Menerima (Receiving)

Menerima diartikan bahwa orang atau subjek mau menerima stimulus yang

diberikan (Objek).

2. Menanggapi (Responding)

Menanggapi diartikan sebagai memberikan jawaban atau tanggapan terhadap

pertanyaan atau objek yang dihadapi.

Universitas Sumatera Utara


3. Menghargai (Valuing)

Menghargai diartikan subjek atau seseorang memberikan nilai yang positif

terhadap objek atau stimulus, dalam arti membahasanya dengan orang lain,

bahkan mengajak atau memengaruhi atau menganjurkan orang lain merespons.

4. Bertanggung jawab (Responsible)

Seseorang yang telah mengambil sikap tertentu berdasarkan keyakinannya, dia

harus berani mengambil risiko bila ada orang lain yang mencemoohkan atau

adanya risiko lain. Bertanggungjawab merupakan sikap yang paling tinggi

tingkatannya (Notoatmodjo, 2010).

Menurut Azwar (2005) ada beberapa faktor yang memengaruhi sikap terhadap

obyek sikap antara lain :

1. Pengalaman pribadi, untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman

pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat karena itu, sikap akan lebih

mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang

melibatkan faktor emosional.

2. Pengaruh orang lain yang dianggap penting, pada umumnya individu cenderung

untuk memiliki sikap yang searah dengan sikap orang yang dianggap penting.

Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk menghargai

konflik dengan orang lain yang dianggap penting tersebut.

3. Pengaruh kebudayaan, tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis yang

mengarahkan sikap kita terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai

Universitas Sumatera Utara


sikap anggota masyarakatnya, karena kebudayaanlah yang memberi corak

pengalaman individu-individu masyarakat asuhannya.

4. Media massa dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media

komunikasi lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan secara obyektif

cenderung dipengaruhui oleh sikap penulisnya, akibatnya berpengaruhui

terhadap sikap konsumenya.

5. Lembaga pendidikan dan lembaga agama, konsep moral dan ajaran dari lembaga

pendidikan dan lembaga agama sangat menentukan sistem kepercayaan, tidak

mengherankan jika pada giliranya konsep tersebut mempengaruhui sikap.

Menurut Mar’at dalam Rahayuningsih (2008), Faktor-faktor yang

memengaruhi pembentukan sikap adalah :

1. Pengalaman pribadi

Dasar pembentukan sikap: pengalaman pribadi harus meninggalkan kesan yang

kuat dan sikap mudah terbentuk jika melibatkan faktor emosional.

2. Kebudayaan

Pembentukan sikap tergantung pada kebudayaan tempat individu tersebut

dibesarkan, contoh pada sikap orang kota dan orang desa terhadap kebebasan

dalam pergaulan.

3. Orang lain yang dianggap penting (Significant Otjhers)

Orang-orang yang kita harapkan persetujuannya bagi setiap gerak tingkah laku

dan opini kita, orang yang tidak ingin dikecewakan, dan yang berarti khusus,

misalnya: orangtua, pacar, suami/isteri, teman dekat, guru, pemimpin. Umumnya

Universitas Sumatera Utara


individu tersebut akan memiliki sikap yang searah (konformis) dengan orang

yang dianggap penting.

4. Media massa

Media massa berupa media cetak dan elektronik. Dalam penyampaian pesan,

media massa membawa pesan-pesan sugestif yang dapat memengaruhi opini kita.

Jika pesan sugestif yang disampaikan cukup kuat, maka akan memberi dasar

afektif dalam menilai sesuatu hal hingga membentuk sikap tertentu.

5. Institusi / Lembaga Pendidikan dan Agama

Institusi yang berfungsi meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam

diri individu. Pemahaman baik dan buruk, salah atau benar, yang menentukan

sistem kepercayaan seseoranghingga ikut berperan dalam menentukan sikap

seseorang

6. Faktor Emosional

Suatu sikap yang dilandasi oleh emosi yang fungsinya sebagai semacam

penyaluran frustrasi atau pengalihan bentuk mekanisime pertahanan ego

sehingga dapat bersifat sementara ataupun menetap (persisten/tahan

lama).Contoh: Prasangka (sikap tidak toleran, tidak fair).

2.1.3. Tindakan

Suatu sikap belum terwujud dalam bentuk tindakan. Untuk mewujudkan sikap

menjadi sebuah perbuatan diperlukan menanamkan pengertian terlebih dahulu,

membentuk dan mengubah sikap atau menumbuhkan hubungan yang sangat baik

Universitas Sumatera Utara


diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan antara lain

fasilitas dan faktor pendukung dari berbagai pihak (Notoatmodjo, 2007).

Adapun tingkatan dari tindakan adalah :

1. Persepsi (Perception)

Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan

diambil adalah merupakan praktek yang pertama.

2. Respon Terpimpin (Guide Response)

Dapat melakukan sesuatu dengan urutan yang benar sesuai dengan contoh-contoh

adalah indikator tingkat kedua.

3. Mekanisme (Mechanisme)

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis

atau sesuatu itu sudah menjadi kebiasaan maka ia sudah mencapai tingkat ketiga.

4. Adaptasi (Adaptation)

Tindakan yang sudah berkembang dengan baik (Notoatmodjo, 2007).

2.1.4. Perilaku Kesehatan

Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respons seseorang

(organisme)terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem

pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan. Perilaku kesehatan dapat

diklasifikaskan menjadi 3 kelompok : Pertama, perilaku pemeliharaan kesehatan

(haelth maintenance), seperti perilaku pencegahan penyakit, perilaku peningkatan

kesehatan dan erilaku pemenuhan kebutuhan gizi. Kedua, perilaku pencarian dan

penggunaan system atau fasilitas pelayanan kesehatan (health seeking behavior),

Universitas Sumatera Utara


seperti mengobati sendiri (self treatment) dan pengobatan di dalam/luar negeri.

Ketiga, perilaku kesehatan lingkungan, yang meliputi:

1. Perilaku hidup sehat, seperti : makan dengan menu seimbang (appropriate diet),

olahraga teratur, tidak merokok dan tidak minum-minuman keras, istirahat cukup,

mengendalikan stres, gaya hidup yang positif.

2. Perilaku sakit, yaitu pengetahuan tentang penyebab, gejala, dan pengobatan 3)

Perilaku peran sakit (the sick role behavior)

3. Peran pasien yaitu hak-hak orang sakit (right) seperti : memeperoleh perawatan,

memperoleh pelayanan kesehatan, dan lain-lain, kewajiban orang sakit

(obligation) seperti : memberitahukan penyakit kepada orang lain terutama

kepada dokter, tidak menularkan penyakit kepada orang lain, dan lain-lain,

perilaku peran orang sakit (the sick role) seperti : tindakan untuk memperoleh

kesembuhan, mengenal fasilitas penyembuhan yang layak, megetahui hak dan

kewajiban orang sakit dan lain-lain (Mubarak, 2009).

2.1.5. Faktor-faktor yang Memengaruhi Perilaku

Faktor penentu atau determinan perilaku manusia sulit untuk dibatasi

karenaperilaku merupakan resultansi dari berbagai faktor, baik internal maupun

eksternal(lingkungan).Menurut teori Lawrance Green dalam Notoatmodjo (2010)

menyatakan bahwaperilaku manusia dipengaruhi oleh dua faktor pokok, yaitu faktor

perilaku (behaviorcauses) dan faktor diluar perilaku (non behaviour causes).

Selanjutnya perilaku itusendiri ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor yaitu:

Universitas Sumatera Utara


a. Faktor predisposisi (predisposing factors), yang mencakup pengetahuan,sikap,

tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan

kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan,tingkat sosial

ekonomi dan sebagainya

b. Faktor pemungkin (enabling factor), yang mencakup lingkungan fisik,tersedia

atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas

c. Faktor penguat (reinforcement factor), yang meliputi faktor sikap dan perilaku

tokoh masyarakat, tokoh agama, keluarga, sikap dan perilaku para petugas

termasuk petugas kesehatan.

2.2. Imunisasi

Imunisasimerupakan suatu usaha untuk meningkatkan kekebalan aktif

seseorang terhadap suatu penyakit dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh bayi

dan anak. Sedangkan imunisasi dasar adalah pemberian imunisasi awal untuk

mencapai kadar kekebalan di atas ambang perlindungan (Depkes RI, 2005). Imunisasi

lanjutan adalah imunisasi ulangan untuk mempertahankan tingkat kekebalan di atas

ambang perlindungan atau untuk memperpanjang masa perlindungan.

Menurut Ranuh (dalam Lisnawati, 2011) yang dimaksud dengan

imunisasidasar adalahpemberian imunisasi BCG (1x), Hepatitis B (3x), DPT (3x),

Polio (4x), dan campak (1x) sebelum bayi berusia setahun dan biasanya diberikan

pada bayi berusia sembilan bulan. Imunisasi diberikan mempunyai tujuan yaitu:

mencegah terjadinya penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat populasi atau

Universitas Sumatera Utara


bahkan menghilangkan penyakit tertentu dari dunia seperti imunisasi campak.

Memberikan kekebalan terhadap penyakit yag dapat dicegah dengan imunisasi yaitu

Polio, Campak , Difteri, Pertusis, Tetanus, TBCdan Hepatitis B.

Menurut Lisnawati (2011) tujuan dari pemberian imunisasi adalah

memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan maksud angka kematian dan

kesakitan serta mencegah akibat buruk lebih lanjut dari penyakit yang dapat dicegah

dengan imunisasi. Menurut Mulyani dan Rinawati (2013), imunisasi adalah suatu

cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit,

sehingga bila kelak terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan menderita penyakit

tersebut karena sistem imun tubuh mempunyai sistem memori (daya ingat), ketika

vaksin masuk kedalam tubuh maka akan dibentuk natibodi untuk melawan vaksin

tersebut dan sistem memori akan menyimpannya sebagai suatu pengalaman.

Istilah imunisasi dan vaksinasi seringkali diartikan sama. Imunisassi pasif

adalah suatu pemindahan atau transfer anti body secara pasif. Vaksinasi adalah

imunisaai aktif dengan pemberian vaksin (antigen) yang dapat merangsang

pembentukan imunitas (anti bodi) dari sistem imun dalam tubuh. Imunitas secara

pasif dapat di peroleh dari pemberian dua macam imunoglobulin, yaitu

imunoglobulin yang non-spesifik atau gammaglobulin dan imunoglobulin yang

spesifik yang berasal dari plasma donor yan sudah sembuh atau baru saja

mendapatkan vaksiinasi penyakit tertentu (Hedinegroho, 2011).

Universitas Sumatera Utara


2.2.1. Vaksinasi

Vaksinasi merupakan suatu tindakan yang dengan sengaja memberikan

paparan dengan antigen yang berasal dari suatu patogen. Antigen yang diberikan

telah dibuat demikian rupa sehingga tidak menimbulkan sakit namun mampu

memproduksi limfosit yang peka sebagai anti bodi dan sel memori. Cara ini meniru

infeksi alamiah yang tidak menimbulkan sakit namun cukup memberikan kekebalan.

Tujuan nya adalah memberikan infeksi ringan yang tidak berbahaya namun cukup

unutuk menyiapkan respon imun sehingga apabila terjangkit penyakit yang

sesungguhnya di kemudian hari anak tidak menjadi sakit karena tubuh dengan cepat

membentuk anti bodi dan mematikan penyakit (antigen)yang masuk kedalam tubuh.

Berbagai jenis vaksin yang beredar di masyarakat sejak sepuluh tahun

terakhir, merupakan vaksin yang aman dan ampuh. Berarti, vaksin yang dipergunakan

seluruh dunia mempunyai keamanan yang sama karna mempergunakan standar

internasional. Vaksin tersebut juga dapat menimbulkan kekebalan yang lebih baik dan

lebih tinggi kadarnya, sehingga bertahan dalam jangka waktu yang lebih lama dari

pada vaksin terdahulu.

Vaksin adalah mikroorganisme atau toksoit yang diubah sedemkian rupa

sehingga patogenisitas atau toksisitasnya hilang tetapi masih tetap mengandung sifat

antigenisitas (Hadinegroho,2011).

Berbagai keuntungan vaksinansi antara lain: (1) pertahanan tubuh yang

dibentuk olehbeberapa vaksin akan dibawa seumur hidupnya, (2) vaksinasi adalah

“cost-effective” karena murah dan efektif, (3) vaksinasi tidak berbahaya, karena

Universitas Sumatera Utara


reaksi yang serius sangat jarang terjadi jauh lebih jarang terjadi dari komplikasi yang

timbul apabila terserang penyakit tersebut secara alami.

2.2.2. Tujuan Imunisasi

Tujuan utama kegiatan imunisasi adalah menurunkan angka kesakitan dan

kematian akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD31).PD31 adalah

penyakit-penyakit menular yang sangat potensial untuk menimbulkan wabah dan

kematian balita .Sebelum kegiatan-kegiatan imunisasi dipergunakan luas di dunia,

banyak anak yang terinfeksi penyakit seperti polio, campak, pertussis dan difteri yang

dapat berakibat kematian dan kecacatan. Keadaan tersebut akan diperberat bila

disertai dengan gizi buruk dan menyebabkan peningkatan Case fatality rate (CFR)

penyakit PD31 tersebut (Depkes RI, 2010).

Tujuan imunisasi adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada

seseorang dan menghilangkan penyakit tersebut pada sekelompok masyarakat

(populasi), atau bahkan menghilangkannya dari dunia seperti yang kita lihat pada

keberhasilan imunisasi cacar variola. Keadaan yang terakhir ini lebih mungkin terjadi

pada jenis penyakit yang dapat ditularkan melalui manusia, seperti misalnya penyakit

difteria dan poliomielitis (Hadinegroho, 2011 ). Secara umum tujuan imunisasi antara

lain: (1) imunisasi dapat menurunkan angka morbiditas (angka kesakitan) dan

mortalitas (angka kematian) pada bayi dan balita, (2) imunisasi sangat efektif untuk

mencegah penyakit menular, (3) melalui imunisasi tubuh tidak akan mudah terserang

penyakit menular.

Universitas Sumatera Utara


2.2.3. Jenis-Jenis Imunisasi

Menurut Wahab (2002), beberapa imunisasi dasar yang diwajibkan oleh

pemerintah adalah sebaga iberikut :

a) Imunisasi BCG (Bacillus Calmette-Guerin )

Merupakanimunisasi yang paling banyak digunakandi dunia

untukmencegahpenyakit TBC. BCG mampu melindungi anak dari meningitis

tuberkulosis dan tuberkulosis milier dengan derajat proteksi sekitar 86% . BCG

melindungi terhadap penyebaran bakteri secara hematogen, tetapi tidak mampu

membatasi pertumbuhan fokus yang terlokalisasi seperti pada tuberkolusis

paru. BCG juga melindungi anak dari lepra dengan perkiraan kemampuan

proteksi dari 20% di Birma, sampai 80% di Uganda.

b) Imunisasi DPT (Diphteria, Pertusis, Tetanus)

Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah penyakit difteri,

pertusis dantetanus. Difteri adalah preparat toksin difteri yang di non aktifkan

dengan foemal dehit dan di absorbsi pada garam alumunium untuk menaikkan

anti genesitasnya. Toksit ini melindungi tubuh terhadap kerja toksin. Toksoit

tetanus (TT) adalh preparat toksin tetanus yang di non aktifkan dengan formal

dehit dan di absorbsi pada garam alumunium untuk meningkatkan anti

genesitasnya. TT merangsang pembentukan anti toksin untuk menetralkan

toksin tentanus. Anti toksin yang melewati plasenta ke janin pasca imunisasi

aktif pada ibu dapat mencegah kejadian tetanus neonatorum. Ada 2 jenis

vaksin feetusis adalah 1. Vaksin seluruh sel yaitu vaksin yang mengandung

Universitas Sumatera Utara


seluruh vaksin vertusis yang dimatikan dengan bahan kimia atau panas, 2

vaksin a seluler yang baru baru ini diperkenalkan di beberapa negara maju.

c) Imunisasi Polio.

Ada 2 jenis vaksin polio poliomielitis, yaitu vaksin yang di berikan per oral dan

diberikan secara suntikan. Antibodi terhadap virus folio dapat ditransmisikan

melalui plasenta. imunisasi yang digunakan untuk mencegah

penyakit poliomielitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada anak.

d) Imunisasi Campak

Vaksin campak adalah preparad virus hidup yang dilemahkan dan berasal dari

berbagai strain virus campak yang diisolasi pada tahun 1950. Pada umur 9

bulan, sekitar 10% bayi dibeberapa negara masih mempunyai anti bodi dari ibu

yang dapat menganggu respon terhadap imunisasi merupakanimunisasi yang

digunakanuntukmencegahpenyakitcampakpadaanak.

e) Imunisasi Hepatitis B

Merupakanimunisasi yang digunakanuntukmencegahpenyakit hepatitis. Ada 2

tipe vaksin hepatitis B yanag mengandung HsbAg yaitu 1): vaksin yang berasal

dari plasma dan (2) vaksin rekombinan. Kedua vaksin ini aman dan

imunogenik walaupun diberikan pada saat lahir karena antibodi anti HbsAg ibu

tidak mengganggu respons terhadap vaksin.

Universitas Sumatera Utara


2.2.4. Sasaran Imunisasi

Seseorang yang beresiko untuk terkena penyakit dapat dicegah dengan

pemberian imunisasi, yaitu :

1. Bayi dan anak balita, anak sekolah dan remaja

2. Calon jemaah haji/ umroh

3. Orang tua, manula

4. Orang yang bepergian ke luar negeri

Imunisasi yang dilakukan akan melindungi anak terhadap penyakit. Walaupun

pada saat ini fasilitas ini telah tersedia dimasyarakat, akan tetapi tidak semua bayi

telah dibawa untuk mendapatkan imunisasi yang lengkap.

2.2.5. Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi ( KIPI )

Menurut Chen dalam Purnamaningrum(2014) ada beberapa penyebab KIPI

diantaranya adalah :

1. Kesalahan program atau teknik pelaksanaan

Sebagian besar kasus KIPI berhubungan dengan masalah program dan teknik

pelaksanaan imunisasi yang meliputi kesalahan program penyimpanan,

pengelolaan, dan tata laksana pemberian vaksin.

2. Reaksi suntikan

Semua gejala klinis yang terjadi akibat trauma tusuk jarum suntik baik langsung

maupun tidak langsung harus dicatat reaksi KIPI.

Universitas Sumatera Utara


3. Reaksi vaksin

Gejala KIPI yang disebkan oleh induksivaksin pada umumnyasudah dapat

diprediksi terlebih dahulu karena merupakan reaksi samping vaksin dan secara

klinis biasanya ringan.

4. Faktor kebetulan (koinsiden)

Kejadian yang timbul secara kebetulansaja setelah imunisasi. Indikator faktor

kebetulan ini ditandai dengan ditemukannya kejadian yang sama disaat

bersamaan pada kelompok populasi setempat.

5. Penyebab tidak diketahui

Kejadian atau masalah yang tidak diketahui sebelumnya.

2.2.6. Tenaga Kerja yang Berhubungan dengan Imunisasi

l. Jurim ( Juru Imunisasi )

Petugas imunisasi yang ditunjuk langsung oleh dinas kesehatan untuk

berperan langsung mengambil vaksin di dinas kesehatan dan mendatangi

tiap –tiap yang mengadakan posyandu.

2. Petugas kesehatan di bagian poliklinik anak di puskesmas

3. Bidan baik yang ada di puskesmas maupun yang ada di desa.

2.3. Landasan Teori

Perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh mahluk hidup, baik yang diamati

secara langsung atau tidak langsung perilaku manusia dapat dilihat dari 3 aspek yaitu:

Universitas Sumatera Utara


aspek fisik, psikis dan sosial yang secara terinci merupakan refleksi dari berbagai

gejolak kejiwaan seperti pengetahuan, motivasi, persepsi, sikap dan sebagainya, yang

ditentukan dan dipengaruhi oleh faktor pengalaman, keyakinan, sarana fisik dan

sosial budaya masyarakat. Bahkan kegiatan internal seperti berpikir, berpersepsi dan

emosi juga merupakan perilaku manusia (Notoatmodjo, 2010).

Sejalan dengan batasan perilaku menurut Skinner maka Perilaku kesehatan

pada dasarnya adalah suatu respons seseorang (organisme) terhadap stimulus yang

berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta

lingkungan. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mewujudkan kesehatan

seseorang diselenggarakan dengan empat macam pendekatan yaitu pemeliharaan dan

peningkatan kesehatan (promotive), pencegahan penyakit (preventive), penyembuhan

penyakit (curative) dan pemulihan kesehatan (rehabilitative).Respon atau reaksi

manusia dibedakan menjadi dua kelompok yaitu yang bersifat pasif dan bersifat

aktif.Bersifat pasif (pengetahuan, persepsi dan sikap), bersifat aktif (tindakan yang

nyata atau practice).Perilaku terhadap pelayanan kesehatan adalah respon seseorang

terhadap pelayanan kesehatan baik pelayanan kesehatan yang modern maupun

pelayanan kesehatan yang tradisional. Perilaku ini menyangkut respon terhadap

fasilitas pelayanan, cara pelayanan, petugas kesehatan, dan obat-obatannya, yang

terwujud dalam pengetahuan, persepsi, sikap dan pengguna fasilitas, petugas, dan

obat-obatan. Perilaku seseorang di pengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari

dalam dan dari luar individu itu sendiri. Faktor-faktor tersebut antara lain ; susunan

Universitas Sumatera Utara


saraf pusat, persepsi, motivasi, emosi, proses belajar, lingkungan dan sebagainya

(Notoatmodjo, 2010).

Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2007) menganalisis perilaku manusia

dari tingkat kesehatan, kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh 2

faktor pokok, yaitu :

a. Faktor perilaku (behavioral causes)

b. Faktor diluar perilaku (non behavioral causes)

Selanjutnya faktor perilaku di pengaruhi oleh 3 faktor utama yaitu faktor-

faktor predisposisi (predisposing factors), faktor-faktor pemungkin (enabling

factors), dan faktor-faktor penguat (reinforcing factors).Faktor-faktor predisposisi

mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi dan

kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem

nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan,tingkat sosial ekonomi dan

sebagainya.Faktor-faktor pemungkin mencakup ketersedian sarana dan prasarana atau

fasilitas kesehatan bagi masyarakat, untuk berperilaku sehat masyarakat memerlukan

sarana dan prasarana pendukung.Fasilitas ini pada hakekatnya mendukung untuk

mewujudkan perilaku kesehatan, maka faktor ini disebut dengan faktor pendukung

atau faktor pemungkin.Misalnya termasuk juga fasilitas pelayanan kesehatan seperti

puskesmas, rumah sakit.

Faktor-faktor penguat meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat,

tokoh agama, keluarga, sikap dan perilaku para petugas termasuk petugas

kesehatan.Untuk berperilaku sehat, masyarakat kadang-kadang bukan hanya perlu

Universitas Sumatera Utara


pengetahuan dan sikap positif, dan dukungan fasilitas saja, melainkan diperlukan

perilaku contoh dari para tokoh masyarakat, tokoh agama, para petugas terutama

petugas kesehatan.

Faktor Predisposisi
- Pengetahuan
- Sikap
- Nilai
- Pendidikan
- Penghasilan

Faktor Pemungkin
- Ketersediaan fasilitas Perilaku
- Jarak pelayanan kesehatan
dengan tempat tinggal

Faktor Penguat
- Dukungan Keluarga
- Dukungan Petugas Kesehatan
- Dukungan Tokoh Masyarakat

Gambar 2.1 Landasan teori

2.4. Kerangka Konsep

Berdasarkan kerangka teori tersebut, maka penulis dapat merumuskan

kerangka konsep penelitian, yaitu faktor presdiposisi dan faktor penguat

memengaruhi kelengkapan imunisasi dasar di Puskesmas Peusangan Siblah Krueng

Kabupaten Bireuen. Kerangka konsep dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Universitas Sumatera Utara


Faktor Predisposisi
- Pengetahuan
- Sikap
- Pendidikan
- Nilai
- Penghasilan

Faktor Pemungkin
KelengkapanImunisasi
- Jarak dengan Pelayanan
Dasar
kesehatan

Faktor Penguat
- Dukungan Keluarga
- Dukungan petugas kesehatan
- Dukungan tokoh masyarakat

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

Berdasarkan gambar di atas diketahui bahwa variabel independen terdiri dari

faktor presdiposisi (pengetahuan, sikap, pendidikan dan penghasilan) dan faktor

penguat (dukungan keluarga, dukungan petugas kesehatan dan dukungan tokoh

masyarakat) memengaruhi variabel dependen yaitu kelengkapan imunisasi dasar.

Universitas Sumatera Utara


BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan

menggunakan desain cross-sectional, untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor yang

mempengaruhi perilaku ibu terhadap kelengkapan imunisasi dasar di wilayah kerja

Puskesmas Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireuen tahun 2014.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng

Kabupaten Bireuin yang terdiri dari 21 desa. Penelitian ini dilakukan mulai bulan April

sampai November 2014.

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini ibu yang mempunyai bayi yang sudah berumur

satu tahun di wilayah kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireuen

sebanyak 200 ibu .

3.3.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang akan digunakan untuk penelitian.

Dalam menentukan sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin

(Setiawan, 2007)

32
Universitas Sumatera Utara
Dimana :

n = Jumlah sampel

N= Jumlah populasi

d = Galat Pendugaan (galat pendugaan yang digunakan 10% = 0,10)

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, diperoleh jumlah sampel sebanyak 71

ibu. Penentuan sampel dengan menggunakan proporsional stratified random

sampling dimana masing-masing desa mempunyai perwakilan untuk dijadikan

sampel. Besarnya sampel masing-masing desa dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.1. Jumlah Sampel Masing-masing Desa

Jumlah Ibu yang


No Nama Desa Jumlah Sampel
mempunyai bayi
1 Alue Glumpang 9 3
2 Alue Let 16 5
3 Alue Kupula 6 2
4 Alue Krueb 11 3
5 Awe Geutah 10 3
6 Awe Geutah Payah 14 4
7 Blang Cireh 6 2
8 Buket Sudan 21 6
9 Cot Aneuk Batee 7 2

Universitas Sumatera Utara


Tabel 3.1 (Lanjutan)

Jumlah Ibu yang


No Nama Desa Jumlah Sampel
mempunyai bayi
10 Cot Saleut 18 5
11 Kubu 8 2
12 Teupin Daya 7 2
13 Kubu Raya 8 2
14 Lueng Daneuen 9 3
15 Paloh Mampree 12 4
16 Pante Baro Buket Panyang 4 1
17 Pante Baro Gle Siblah 6 2
18 Pante Baro Kumbang 8 2
19 Pante Karya 45 13
20 Rambong Payong 8 2
21 Dayah Baroe 9 3
Jumlah 242 71

Pemilihan responden di masing-masing desa dilakukan secara simple random

sampling. Cara pengambilan sampel dilakukan pada saat kegiatan posyandu dan pada

ibu-ibu yang mempunyai kartu menuju sehat ( KMS).

Penentuan sampel menggunakan stratifield random sampling, jumlah total ibu

yang mempunyai bayi di tiap desa dibagi dengan jumlah seluruhtotal populasi dikali

dengan seluruh sampel.

3.4. Metode Pengumpulan Data

3.4.1. Data Primer

Data primer yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh langsung dari

responden. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan melakukan

wawancara secara langsung dengan menggunakan alat bantu kuesioner yang telah

disusun sebelumnya.

Universitas Sumatera Utara


3.4.2. Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari Puskesmas Peusangan Siblah

Krueng Kabupaten Bireuen .

3.4.3. Uji Validitas dan Reliabilitas

Validitas alat ukur adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat

kevaliditasannya atau kesahihan sesuatu instrument. Uji validitas instrumen penelitian

yang digunakan adalah validitas konstruk dengan mengetahui nilai total setiap item

pada analisis reliability yang tercantum pada nilai correlation corrected item. Suatu

pertanyaan valid atau bermakna sebagai alat pengumpul dan bila korelasi hasil hitung

(r-hitung) lebih besar dari angka kritik nilai korelasi (r-tabel), pada taraf significan

95% (Riduwan, 2005).

Uji reliabilitas bertujuan untuk melihat bahwa sesuatu instrumen cukup dapat

dipercaya untuk digunakan saebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut

sudah baik. Kuesioner penelitian adalah tehnik Alpha Cronbach yaitu dengan

menguji coba instrument kepada sekelompok responden pada sutu kali pengukuran,

juga pada taraf kepercayaan pengujian adalah 95% (Riduwan, 2005). Uji Validitas

Reliabilitas akan dilakukan pada 30 responden di wilayah yang mempunyai

karakteristik yang sama dengan wilayah penelitian. Jarak lokasi penelitian dengan

diadakan uji validitas ada tujuh belas kilometer.

Berdasarkan hasil uji validitas dan reliabilitas diketahui bahwa variabel

pengetahuan, sikap, dukungan keluarga, dukungan tenaga kesehatan, dukungan tokoh

masyarakat dan nilai mempunyai nilai correlation corrected item > 0,361 dan

Universitas Sumatera Utara


Cronbach Alpha > 0,6 sehingga semua pertanyaan dinyatakan valid dan reliabel.

Hasil uji validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas pada Variabel Pengetahuan

Pertanyaan Nilai Corrected Item – Total Keterangan


Pengetahuan 1 0,763 Valid
Pengetahuan 2 0,592 Valid
Pengetahuan 3 0,780 Valid
Pengetahuan 4 0,786 Valid
Pengetahuan 5 0,614 Valid
Pengetahuan 6 0,650 Valid
Pengetahuan 7 0,700 Valid
Pengetahuan 8 0,854 Valid
Pengetahuan 9 0,701 Valid
Pengetahuan 10 0,613 Valid
Pengetahuan 11 0,721 Valid
Pengetahuan 12 0,674 Valid
Cronbach Alpha 0,922 Reliabel

Pada tabel 3.2 di atas diketahui bahwa dari seluruh pertanyaan variabel

pengetahuan sebanyak 12 pertanyaan mempunyai nilai corrected item – total lebih

besar dari nilai tabel (r tabel = 0,361) dengan nilai cronbach alpha 0,922 lebih besar

dari 0,60 yang berarti bahwa seluruh pertanyaan variabel pengetahuan semuanya

adalah valid dan reliabel.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas pada Variabel Sikap

Pernyataan Nilai Corrected Item – Total Keterangan


Sikap 1 0,821 Valid
Sikap 2 0,795 Valid
Sikap 3 0,851 Valid
Sikap 4 0,804 Valid
Sikap 5 0,867 Valid
Sikap 6 0,657 Valid
Sikap 7 0,846 Valid
Sikap 8 0,888 Valid
Sikap 9 0,700 Valid
Sikap 10 0,796 Valid
Cronbach Alpha 0,954 Reliabel

Pada tabel 3.3 di atas diketahui bahwa dari seluruh pernyataan variabel sikap

sebanyak 10 pernyataan mempunyai nilai corrected item – total lebih besar dari nilai

tabel (r tabel = 0,361) dengan nilai cronbach alpha 0,954 lebih besar dari 0,60 yang

berarti bahwa seluruh pernyataan variabel sikap semuanya adalah valid dan reliabel.

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas pada Variabel Dukungan Keluarga

Pernyataan Nilai Corrected Item – Total Keterangan


Dukungan Keluarga 1 0,734 Valid
Dukungan Keluarga 2 0,461 Valid
Dukungan Keluarga 3 0,666 Valid
Dukungan Keluarga 4 0,773 Valid
Dukungan Keluarga 5 0,505 Valid
Dukungan Keluarga 6 0,644 Valid
Dukungan Keluarga 7 0,525 Valid
Dukungan Keluarga 8 0,787 Valid
Dukungan Keluarga 9 0,690 Valid
Dukungan Keluarga 10 0,646 Valid
Cronbach Alpha 0,897 Reliabel

Universitas Sumatera Utara


Pada tabel 3.4 di atas diketahui bahwa dari seluruh pertanyaan variabel

dukungan keluarga sebanyak 10 pertanyaan mempunyai nilai corrected item – total

lebih besar dari nilai tabel (r tabel = 0,361) dengan nilai cronbach alpha 0,897 lebih

besar dari 0,60 yang berarti bahwa seluruh pertanyaan variabel dukungan keluarga

semuanya adalah valid dan reliabel.

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas pada Variabel


Dukungan Petugas Kesehatan

Pernyataan Nilai Corrected Item – Total Keterangan


Dukungan Petugas Kes 1 0,583 Valid
Dukungan Petugas Kes 2 0,481 Valid
Dukungan Petugas Kes 3 0,527 Valid
Dukungan Petugas Kes 4 0,785 Valid
Dukungan Petugas Kes 5 0,411 Valid
Dukungan Petugas Kes 6 0,578 Valid
Dukungan Petugas Kes 7 0,510 Valid
Dukungan Petugas Kes 8 0,725 Valid
Dukungan Petugas Kes 9 0,609 Valid
Dukungan Petugas Kes 10 0,551 Valid
Cronbach Alpha 0,864 Reliabel

Pada tabel 3.5 di atas diketahui bahwa dari seluruh pertanyaan variabel

dukungan petugas kesehatan sebanyak 10 pertanyaan mempunyai nilai corrected item

– total lebih besar dari nilai tabel (r tabel = 0,361) dengan nilai cronbach alpha 0,864

lebih besar dari 0,60 yang berarti bahwa seluruh pertanyaan variabel dukungan

petugas kesehatan semuanya adalah valid dan reliabel.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas pada Variabel
Dukungan Tokoh Masyarakat

Pernyataan Nilai Corrected Item – Total Keterangan


Dukungan Tokoh Masy 1 0,947 Valid
Dukungan Tokoh Masy 2 0,701 Valid
Dukungan Tokoh Masy 3 0,780 Valid
Dukungan Tokoh Masy 4 0,875 Valid
Dukungan Tokoh Masy 5 0,622 Valid
Dukungan Tokoh Masy 6 0,746 Valid
Dukungan Tokoh Masy 7 0,721 Valid
Dukungan Tokoh Masy 8 0,947 Valid
Dukungan Tokoh Masy 9 0,785 Valid
Dukungan Tokoh Masy 10 0,646 Valid
Cronbach Alpha 0,947 Reliabel

Pada tabel 3.6 di atas diketahui bahwa dari seluruh pertanyaan variabel

dukungan tokoh masyarakat sebanyak 10 pertanyaan mempunyai nilai corrected item

– total lebih besar dari nilai tabel (r tabel = 0,361) dengan nilai cronbach alpha 0,947

lebih besar dari 0,60 yang berarti bahwa seluruh pertanyaan variabel dukungan tokoh

masyarakat semuanya adalah valid dan reliabel.

Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas pada Variabel Nilai

Pernyataan Nilai Corrected Item – Total Keterangan


Nilai 1 0,441 Valid
Nilai 2 0,775 Valid
Nilai 3 0,436 Valid
Nilai 4 0,631 Valid
Nilai 5 0,562 Valid
Nilai 6 0,735 Valid
Cronbach Alpha 0,825 Reliabel

Universitas Sumatera Utara


Pada tabel 3.7 di atas diketahui bahwa dari seluruh pertanyaan variabel nilai

sebanyak 6 pertanyaan mempunyai nilai corrected item – total lebih besar dari nilai

tabel (r tabel = 0,361) dengan nilai cronbach alpha 0,825 lebih besar dari 0,60 yang

berarti bahwa seluruh pertanyaan variabel nilai semuanya adalah valid dan reliabel.

3.5. Variabel dan Definisi Operasional

3.5.1. Variabel Terikat

Variabel terikat (variabel dependen) adalah variabel yang dialami dan diukur

yang disebabkan oleh pengaruh variabel bebas yaitu pemberian imunisasi dasar.

3.5.2. Variabel Bebas

Variabel bebas (variabel independen) adalah variabel yang memengaruhi

objek penelitian yaitu dari faktor presdiposisi (pengetahuan, sikap, pendidikan, dan

penghasilan) dan faktor penguat (dukungan keluarga dan petugas kesehatan).

3.5.3. Definisi Operasional

1. Kelengkapan Imunisasi dasar adalah imunisasi dasar yang diberikan kepada bayi

secara lengkap yang didapatkan dari kartu menuju sehat ( KMS ).

2. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui responden tentang imunisasi

dasar.

3. Sikap adalah reaksi/respon tertutup dari responden terhadap imunisasi dasar.

4. Pendidikan adalah proses keilmuan belajar mengajar untuk memberikan informasi

secara formal terakhir yang pernah diikuti responden.

Universitas Sumatera Utara


5. Penghasilan adalah pendapatan ibu pada waktu bekerja dinilai dengan satuan

uang selama satu bulan.

6. Jarak dengan pelayanan kesehatan adalah jauh atau dekat yang dijalani pada saat

posyandu di lakukan di desa

7. Dukungan keluarga adalah pendapat responden tentang upaya (tindakan) yang

dilakukan anggota keluarga yang berhubungan dengan imunisasi dasar.

8. Dukungan petugas kesehatan adalah pendapat responden tentang upaya (tindakan)

yang dilakukan petugas kesehatan yang berhubungan dengan imunisasi dasar.

9. Dukungan tokoh masyarakat adalah pendapat responden tentang upaya (tindakan)

yang dilakukan tokoh masyarakat yang berhubungan dengan imunisasi dasar.

10. Nilai adalah tradisi dan kepercayaan yang dianut di masyarakat terhadap hal-hal

yang berkaitan dengan masalah kesehatan.

3.6. Metode Pengukuran

3.6.1. Pengukuran Variabel Independen

1. Tingkat Pendidikan responden dikatagorikan berdasarkan keputusan kementrian

pendidikan menjadi :

1 = Pendidikan tinggi (SMA, Perguruan Tinggi)

0 = Pendidikan dasar (SD, SMP)

Skala : Ordinal

2. Tingkat Pendapatan responden dikatagorikan berdasarkan UMR Provinsi Aceh

(Rp. 1.750.000), yang dikategorikan menjadi :

Universitas Sumatera Utara


1 = Tinggi (jika pendapatan keluarga melebihi UMR)

0 = Rendah (jika pendapatan keluarga sama dengan atau kurang dari UMR)

Skala : Ordinal

3. Pengetahuan diukur dengan menggunakan 12 pertanyaan. Benar diberi nilai 1 dan

salah diberi nilai 0. Khusus untuk pertanyaan nomor 2 menjawab > 2 bernilai 1

dan ≤ 2 diberi nilai 0. Dengan nilai terendah 0 dan tertinggi 12 sehingga dapat

dikategorikan menjadi 2 (Arikunto, 2006) :

1 = Baik (Memiliki skor 70%-100% dari nilai tertinggi) yaitu skor 9-12

0 = Kurang (Memiliki skor <70% dari nilai tertinggi) yaitu skor 0-8

Skala : Ordinal

4. Sikap diukur dengan menggunakan 10 pernyataan. Setuju diberi nilai 1 dan tidak

setuju diberi nilai 0 untuk pernyataan positif dan setuju diberi nilai 0 dan tidak

setuju diberi nilai 1 untuk pernyataan negatif. Dengan nilai terendah 0 dan

tertinggi 10 sehingga dapat dikategorikan menjadi 2 (Arikunto, 2006) :

1 = Baik (Memiliki skor 70%-100% dari nilai tertinggi) yaitu skor 7-10

0 = Kurang (Memiliki skor <70% dari nilai tertinggi) yaitu skor 0-6

Skala : Ordinal

5. Jarak dengan pelayanan kesehatan diukur berdasarkan jarak rumah responden

dengan posyandu, ukurannya kilometer.

1 = ≤ 1 km

0 = > 1 km

Skala : Ordinal

Universitas Sumatera Utara


6. Dukungan keluarga diukur dengan menggunakan 10 pernyataan. Ya diberi nilai 1

dan tidak diberi nilai 0. Dengan nilai terendah 0 dan tertinggi 10 sehingga dapat

dikategorikan menjadi 2 (Arikunto, 2006) :

1 = Mendukung (Memiliki skor 70%-100% dari nilai tertinggi) yaitu skor 7-10

0 = Kurang Mendukung (Memiliki skor <70% dari nilai tertinggi) yaitu skor 0-6

Skala : Ordinal

7. Dukungan petugas kesehatan diukur dengan menggunakan 10 pernyataan. Ya

diberi nilai 1 dan tidak diberi nilai 0. Dengan nilai terendah 0 dan tertinggi 10

sehingga dapat dikategorikan menjadi 2 (Arikunto, 2006) :

1 = Mendukung (Memiliki skor 70%-100% dari nilai tertinggi) yaitu skor 7-10

0 = Kurang Mendukung (Memiliki skor <70% dari nilai tertinggi) yaitu skor 0-6

Skala : Ordinal

8. Dukungan tokoh masyarakat diukur dengan menggunakan 10 pernyataan. Ya

diberi nilai 1 dan tidak diberi nilai 0. Dengan nilai terendah 0 dan tertinggi 10

sehingga dapat dikategorikan menjadi 2 (Arikunto, 2006) :

1 = Mendukung (Memiliki skor 70%-100% dari nilai tertinggi) yaitu skor 7-10

0 = Kurang Mendukung (Memiliki skor <70% dari nilai tertinggi) yaitu skor 0-6

Skala : Ordinal

9. Nilai diukur dengan menggunakan 6 pernyataan. Tidak diberi nilai 0 dan Ya diberi

nilai 1. Dengan nilai terendah 0 dan tertinggi 6 sehingga dapat dikategorikan

menjadi 2 (Arikunto, 2006) :

1 = Mendukung (Memiliki skor 70%-100% dari nilai tertinggi) yaitu skor 5-6

Universitas Sumatera Utara


0 = Kurang Mendukung (Memiliki skor <70% dari nilai tertinggi) yaitu skor 0-4

Skala : Ordinal

3.6.2 Pengukuran Variabel Dependen

Pengukuran variabel pemberian imunisasi dasar berdasarkan hasil wawancara

dengan menunjukkan kartu menuju sehat (KMS) bayi/balita dan disesuaikan dengan

data sekunder dari Puskesmas dengan kategori Ya dan Tidak.

1 = Lengkap (Bayi/balita mendapatkan semua jenis imunisasi dasar)

0 = Tidak lengkap (Bayi/balita tidak mendapatkan semua jenis imunisasi dasar)

Skala : Ordinal

3.7. Metode Analisis Data

a. Analisis univariat, yaitu analisis yang menggambarkan secara tunggal variabel-

variabel independen dan dependen dalam bentuk distribusi frekuensi.

b. Analisis bivariat, yaitu analisis lanjutan untuk melihat hubungan variabel

independen dengan dependen menggunakan uji chi square pada taraf

kepercayaan 95% (p< 0,05), sehingga bila hasil analisis statistik < 0,05 maka

variabel dinyatakan berhubungan secara signifikan.

c. Analisis Multivariat

Analisis multivariat dilakukan untuk mengetahui pengaruh seluruh variabel

independen secara bersama-sama dengan variabel dependen, dengan

menggunakan uji regresi logistik ganda. Uji regresi logistik ganda pada tingkat

kepercayaan 95% (α = 0,05).

Universitas Sumatera Utara


BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Puskesmas Peusangan Siblah Krueng merupakan salah satu Puskesmas di

Kabupaten Bireuen. Puskesmas Peusangan Siblah Kruengyang berada di kecamatan

Peusangan Siblah Krueng berdiri sejak tahun 1993 dengan wilayah kerja yang terdiri

dari 21 desa. Puskesmas Peusangan Siblah Krueng mempunyai visi yaitu :

mewujudkan kesehatan yang optimal dan profesional menuju masyarakat yang

mandiri untuk hidup sehat di wilayah kecamatan Peusangan Siblah Krueng dan

mempunyai misi yaitu : mengembangkan sarana dan mutu pelayanan sesuai

kebutuhan masyarakat, meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta

berkelanjutan sesuai kompetensi yang dibutuhkan, meningkatkan pemerataan

pelayanan kesehatan dengan peningkatan jangkauan pelayanan secara proaktif sampai

ke pelosok kampung, meningkatkan pengetahuan masyarakat melalui promotif dan

preventif sehingga sehat menjadi investasi bagi masyarakat, mendorong kemandirian

masyarakat untuk hidup sehat melalui pengembangan potensi masyarakat.

Puskesmas ini mempunyai fasilitas-fasilitas puskesmas pembantu ada tiga,

poskesdes atau polindes ada tiga belas dan posyandu ad dua puluh satu dan jumlah

tenaga kesehatan ada seratus tiga puluh sembilan orang yang terdiri dari dokter umum

satu orang, dokter gigi satu orang, sarjana kesehatan masyarakat ada delapan orang,

nurse satu orang, sarjana keperawatan satu orang, akademi keperawatan tiga puluh

45
Universitas Sumatera Utara
tujuh orang, sekolah perawat kesehatan dua puluh empat orang, diploma farmasi satu

orang, akademi kebidanan tiga puluh satu orang, bidan A delapan orang, akademi

kesehatan lingkungan lima orang, SPPH satu orang, AAK satu orang, APIKES satu

orang, fisioterapi satu orang, diploma ADM satu orang, peawat gigi satu orang, SMA

sembilan orang, SMP satu orang.

Berdasarkan laporan puskesmas sampai bulan Juni 2014 diketahui bahwa

penyakit yang diderita anak-anak dan balita di wilayah kerja puskesmas Peusangan

Siblah Krueng adalah penyakit kecacingan, penyakit mata, penyakit kulit, tetanus, TB

Paru, Polio, Penyakit saluran pernafasan ( influenza, batuk rejan ) dan saluran cerna.

Berdasarkan data yang didapat di Puskesmas Peusangan Siblah Krueng

diketahui bahwa cakupan imunisasi yang lengkap di lihat dari cakupan yang dicapai

perdesa yang lengkap imunisasinya seharusnya mencapai 100 persen, kenyataan di

wilayah kerja puskesmas Peusangan Siblah Kreung tidak sampai 40 persen, ini dilihat

dari cakupan perdesa. Wilayah kerja Puskesmas Peusangan Siblah kreung

membawahi 21 desa dan semua desa tersebut melakukan program imunisasi akan

tetapi dari data yang diperoleh di lapangan hanya 7 desa yang dikatagori lengkap

imunisasi dasarnya.

Universitas Sumatera Utara


4.2. Analisis Univariat
4.2.1. Karakteristik Responden

Berdasarkan hasil penelitian ini, diperoleh karakteristik responden yang

meliputi pendidikan, pendapatan per bulan dan jarak dengan pelayanan kesehatan.

Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan,


Pendapatan per Bulan dan Jarak dengan Pelayanan Kesehatan

No Variabel n %
1 Pendidikan
SD 40 56,3
SMP 23 32,4
SMA 8 11,3
Jumlah 71 100,0
2 Pendapatan Per Bulan
≤ Rp. 1.750.000 61 85,9
> Rp. 1.750.000 10 14,1
Jumlah 71 100,0
3 Jarak dengan Pelayanan Kesehatan
≤ 1 Km 12 16,9
> 1 Km 59 83,1
Jumlah 71 100,0

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sebagian besar responden

berpendidikan SD dengan jumlah 40 orang (56,3%). Berdasarkan pengahsilan per

bulan diketahui bahwa sebagian besar responden berpendapatanan ≤ Rp. 1.750.000

dengan jumlah 61 orang (85,9%). Berdasarkan jarak dengan pelayananan kesehatan

diketahui bahwa sebagian besar masyarakat tinggal > 1 Km dari pelayanan kesehatan

(Posyandu) dengan jumlah 59 orang (83,1%).

Universitas Sumatera Utara


4.2.2. Gambaran Pengetahuan Responden

Gambaran pengetahuan responden diketahui dengan menggunakan 12 item

pertanyaan dengan kategori jawaban benar dan salah. Untuk pertanyaan nomor 2

tentang jenis imunisasi diketahui bahwa sebagian besar responden tidak

mengetahui/mengetahui < 2 jenis imunisasi dengan jumlah 54 orang (76,1%).

Gambaran pengetahuan responden dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden tentang Imunisasi di


Wilayah Kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireuen Tahun
2014

Benar Salah
No Pertanyaan
n % n %
1 Definisi imunisasi 48 67,6 23 32,4
2 Tujuan pemberian imunisasi BCG 34 47,9 37 52,1
3 Jadwal imunisasi BCG 29 40,8 42 59,2
4 Tujuan pemberian imunisasi DPT 32 45,1 39 54,9
5 Jadwal imunisasi DPT 23 32,4 48 67,6
6 Tujuan pemberian imunisasi Polio 34 47,9 37 52,1
7 Jadwal imunisasi Polio 30 42,3 41 57,7
8 Tujuan pemberian imunisasi Campak 33 46,5 38 53,5
9 Jadwal imunisasi Campak 25 35,2 46 64,8
10 Tujuan pemberian imunisasi Hepatitis B 35 49,3 36 50,7
11 Jadwal imunisasi Hepatitis B 28 39,4 43 60,6

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa pertanyaan yang sebagian besar

responden menjawab benar adalah pertanyaan tentang definisi imunisasi. Pertanyaan

yang sebagian besar responden menjawab salah adalah pertanyaan tentang jadwal

imunisasi DPT. Pada saat dilakukan wawancara diketahui bahwa sebagian besar

responden masih ragu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peneliti

Universitas Sumatera Utara


dan menurut pengamatan peneliti, masih ada responden yang menjawab benar hanya

karena menebak saja atas pilihan jawaban yang diberikan oleh peneliti.

Berdasarkan jawaban dari variabel pengetahuan di atas maka pengetahuan

dapat dikategorikan menjadi 2 seperti pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.3 Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden tentang Imunisasi di


Wilayah Kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireuen Tahun
2014

No Pengetahuan n %
1 Baik 8 11,3
2 Kurang 63 88,7
Jumlah 71 100,0

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa tingkat pengetahuan responden

sebagian besar pada kategori kurang dengan jumlah 63 orang (88,7%).

4.2.3. Gambaran Sikap Responden

Gambaran sikap responden diketahui dengan menggunakan 10 item

pertanyaan dengan kategori jawaban sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS)

dan sangat tidak setuju (STS). Gambaran sikap responden dapat dilihat pada tabel di

bawah ini.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Sikap Responden tentang Imunisasi di Wilayah
Kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireuen Tahun 2014

SS S TS STS
No Pernyataan
n % n % n % n %
1 Imunisasi diberikan
agar anak terhindar 1 1,4 47 66,2 20 28,2 3 4,2
dari penyakit
2 Tidak ada manfaat dari
pemberian imunisasi 0 0,0 32 45,1 38 53,5 1 1,4
dasar
3 Pemberian masing-
masing imunisasi dasar 2 2,8 24 33,8 42 59,2 3 4,2
cukup sekali saja
4 Pemberian imunisasi
dapat menyebabkan 0 0,0 21 29,6 48 67,6 2 2,8
anak tidak sehat
5 Pemberian imunisasi
memerlukan biaya 3 4,2 31 43,7 35 49,3 2 2,8
yang besar
6 Imunisasi BCG tidak
dapat mencegah 0 0,0 24 33,8 46 64,8 1 1,4
penyakit TBC
7 Imunisasi DPT dapat
mencegah penyakit 0 0,0 32 45,1 38 53,5 1 1,4
difteri dan tetanus
8 Imunisasi Polio dapat
2 2,8 27 38,1 36 50,7 6 8,4
mencegah kelumpuhan
9 Imunisasi Campak
dapat mencegah 1 1,4 34 47,9 35 49,3 1 1,4
penyakit campak
10 Imunisasi Hepatitis B
dapat mencegah 3 4,2 30 42,3 36 50,7 2 2,8
penyakit Hepatitis

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sebagian besar responden

menjawab setuju pada pernyataan Imunisasi diberikan agar anak terhindar dari

Universitas Sumatera Utara


penyakit. Pertanyaan yang sebagian besar responden menjawab tidak setuju adalah

pada pernyataan pemberian imunisasi dapat menyebabkan anak tidak sehat dan

imunisasi BCG tidak dapat mencegah penyakit TBC. Sikap responden ini dipengaruhi

oleh informasi-informasi yang diterima oleh responden baik dari tenaga kesehatan

maupun masyarakat lainnya yang informasinya belum tentu kebenarannya. Pada saat

wawancara berlangsung diketahui bahwa sebagian besar menjawab setuju dan tidak

setuju, hanya sebagian kecil yang memberikan jawaban sangat setuju dan sangat tidak

setuju.

Berdasarkan jawaban dari variabel sikap di atas maka sikap dapat

dikategorikan menjadi 2 seperti pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.5 Distribusi Kategori Sikap Responden tentang Imunisasi di Wilayah


Kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireuen Tahun 2014

No Sikap n %
1 Baik 16 22,5
2 Kurang 55 77,5
Jumlah 71 100,0

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sikap responden sebagian besar

pada kategori kurang dengan jumlah 55 orang (77,5%).

Universitas Sumatera Utara


4.2.4. Gambaran Dukungan Keluarga Responden

Gambaran dukungan keluarga responden diketahui dengan menggunakan 10

item pertanyaan dengan kategori jawaban Ya dan tidak. Gambaran dukungan

keluarga responden dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Responden tentang


Imunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng
Kabupaten Bireuen Tahun 2014

Ya Tidak
No Pernyataan
n % n %
1 Anggota keluarga memberikan informasi tentang
31 43,7 40 56,3
imunisasi dasar
2 Anggota keluarga memberitahukan bahwa
26 36,6 45 63,4
imunisasi dasar sangat penting
3 Anggota keluarga memberitahukan bahwa
28 39,4 43 60,6
imunisasi dasar dapat mencegah penyakit
4 Anggota keluarga mengingatkan jadwal
15 21,1 56 78,9
pemberian imunisasi dasar
5 Anggota keluarga mendukung saya melakukan
26 36,6 45 63,4
imunisasi dasar
6 Anggota keluarga memberikan pujian ketika ibu
35 49,3 36 50,7
memberikan imunisasi dasar
7 Anggota keluarga memberi semangat untuk rajin
31 43,7 40 56,3
memberikan imunisasi kepada anak
8 Anggota keluarga mengantar saya ke pelayanan
kesehatan ketika ingin memberikan imunisasi 32 45,1 39 54,9
dasar kepada anak
9 Anggota keluarga memperhatikan kesehatan
30 42,3 41 57,7
bayi/balita ibu
10 Anggota keluarga selalu memastikan bahwa
21 29,6 50 70,4
bayi/balita mendapatkan imunisasi dasar lengkap

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sebagian besar responden

menjawab tidak untuk semua pernyataan. Pernyataan yang paling banyak dijawab

Universitas Sumatera Utara


tidak oleh responden adalah pernyataan anggota keluarga mengingatkan jadwal

pemberian imunisasi dasar dan hanya sebagain kecil anggota keluarga yang

memberikan respon positif kepada ibu jika melakukan imunisasi.

Berdasarkan jawaban dari variabel dukungan keluarga responden di atas maka

dukungan keluarga dapat dikategorikan menjadi 2 seperti pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.7 Distribusi Kategori Dukungan keluarga Responden tentang Imunisasi


di Wilayah Kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng
Kabupaten Bireuen Tahun 2014

No Dukungan Keluarga n %
1 Mendukung 19 26,8
2 Kurang Mendukung 52 73,2
Jumlah 71 100,0

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dukungan keluarga responden

sebagian besar pada kategori kurang mendukung dengan jumlah 52 orang (73,2%).

4.2.5. Gambaran Dukungan Petugas Kesehatan

Gambaran dukungan petugas kesehatan diketahui dengan menggunakan 10

item pertanyaan dengan kategori jawaban Ya dan tidak. Gambaran dukungan petugas

kesehatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Dukungan Petugas Kesehatan tentang Imunisasi
di Wilayah Kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng
Kabupaten Bireuen Tahun 2014

Ya Tidak
No Pernyataan
n % n %
1 Petugas kesehatan memberikan informasi
49 69,0 22 31,0
tentang imunisasi dasar
2 Petugas kesehatan memberitahukan bahwa
43 60,6 28 39,4
imunisasi dasar sangat penting
3 Petugas kesehatan memberitahukan bahwa
46 64,8 25 35,2
imunisasi dasar dapat mencegah penyakit
4 Petugas kesehatan mengingatkan jadwal
21 29,6 50 70,4
pemberian imunisasi dasar
6 Petugas kesehatan memberikan pujian ketika ibu
39 54,9 32 45,1
memberikan imunisasi dasar
7 Petugas kesehatan memberikan pelayanan yang
41 57,7 30 42,3
baik kepada saya
8 Petugas kesehatan memberikan kenyamanan saat
saya melakukan imunisasi dasar 40 56,3 31 43,7

9 Petugas kesehatan memperhatikan kesehatan


37 52,1 34 47,9
bayi/balita ibu
10 Petugas kesehatan selalu memastikan bahwa
31 43,7 40 56,3
bayi/balita mendapatkan imunisasi dasar lengkap

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa pertanyaan yang sebagian besar

responden menjawab ya adalah pada pernyataan petugas kesehatan memberikan

informasi tentang imunisasi dasar. Informasi yang diterima responden ini didapatkan

ketika responden menjadi peserta pada penyuluhan-penyuluhan yang dilakukan oleh

pihak Puskesmas. Namun penyuluhan tersebut sangat jarang dilakukan.

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan jawaban dari variabel dukungan petugas kesehatan di atas maka

dukungan petugas kesehatan dapat dikategorikan menjadi 2 seperti pada tabel di

bawah ini :

Tabel 4.9 Distribusi Kategori Dukungan Petugas Kesehatan tentang Imunisasi


di Wilayah Kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng
Kabupaten Bireuen Tahun 2014

No Dukungan Petugas Kesehatan n %


1 Mendukung 27 38,0
2 Kurang Mendukung 44 62,0
Jumlah 71 100,0

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dukungan petugas kesehatan

sebagian besar pada kategori kurang mendukung dengan jumlah 44 orang (62,0%).

4.2.6. Gambaran Dukungan Tokoh Masyarakat

Gambaran dukungan tokoh masyarakat diketahui dengan menggunakan 10

item pertanyaan dengan kategori jawaban Ya dan tidak. Gambaran dukungan tokoh

masyarakat dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Dukungan Tokoh Masyarakat tentang
Imunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng
Kabupaten Bireuen Tahun 2014

Ya Tidak
No Pernyataan
n % n %
1 Tokoh masyarakat memberikan informasi
30 42,3 41 57,7
tentang imunisasi dasar
2 Tokoh masyarakat memberitahukan bahwa
21 29,6 50 70,4
imunisasi dasar sangat penting
3 Tokoh masyarakat memberitahukan bahwa
19 26,8 52 73,2
imunisasi dasar dapat mencegah penyakit
4 Tokoh masyarakat mengingatkan jadwal
11 15,5 60 84,5
pemberian imunisasi dasar
5 Tokoh masyarakat mendukung saya melakukan
28 39,4 43 60,6
imunisasi dasar
6 Tokoh masyarakat memberikan pujian ketika ibu
18 25,4 53 74,6
memberikan imunisasi dasar
7 Tokoh masyarakat memberikan semangat untuk
27 38,0 44 62,0
rajin melakukan imunisasi dasar
8 Tokoh masyarakat memperhatikan kesehatan
34 47,9 37 52,1
bayi/balita ibu
9 Tokoh masyarakat selalu memastikan bahwa
15 21,1 56 78,9
bayi/balita mendapatkan imunisasi dasar lengkap
10 Tokoh masyarakat memberitahukan bahwa
pemberian imunisasi dasar dapat dilakukan 34 47,9 37 52,1
ditempat pelayanan kesehatan

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sebagian besar responden

menjawab tidak untuk semua pernyataan-pernyataan tentang dukungan petugas tokoh

masyarakat. Pernyataan yang sebagian besar menjawab ya yaitu pada pernyataan

tokoh masyarakat memperhatikan kesehatan bayi/balita ibu tokoh masyarakat

memberitahukan bahwa pemberian imunisasi dasar dapat dilakukan ditempat

Universitas Sumatera Utara


pelayanan kesehatan. Pernyataan yang sebagian besar responden menjawab tidak

adalah pernyataan tokoh masyarakat selalu memastikan bahwa bayi/balita

mendapatkan imunisasi dasar lengkap.

Pernyataan-pernyataan tersebut dijawab responden sesuai dengan apa yang

dialami oleh responden. Dukungan tokoh masyarakat ini diketahui dari informasi

yang diberikan oleh tokoh masyarakat pada kegiatan yang ada di desa. Berdasarkan

jawaban dari variabel dukungan tokoh masyarakat di atas maka dukungan tokoh

masyarakat dapat dikategorikan menjadi 2 seperti pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.11 Distribusi Kategori Dukungan Tokoh Masyarakat tentang Imunisasi


di Wilayah Kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng
Kabupaten Bireuen Tahun 2014

No Dukungan Tokoh Masyarakat n %


1 Mendukung 15 9,9
2 Kurang Mendukung 56 57,7
Jumlah 71 100,0

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dukungan tokoh masyarakat

sebagian besar pada kategori kurang mendukung dengan jumlah 41 orang (57,7%).

4.2.6. Gambaran Nilai yang Berlaku pada Masyarakat

Gambaran nilai yang berlaku pada masyarakat diketahui dengan

menggunakan 10 item pertanyaan dengan kategori jawaban Ya dan tidak. Gambaran

nilai yang berlaku pada masyarakat dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Nilai yang Berlaku pada Masyarakat tentang
Imunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng
Kabupaten Bireuen Tahun 2014

Ya Tidak
No Pernyataan
n % n %
1 Vaksin imunisasi mengandung bahan yang halal 53 74,6 18 25,4
2 Bayi yang diimunisasi lebih sehat dibanding bayi
52 73,2 19 26,8
yang tidak diimunisasi
3 Imunisasi memberikan efek yang sangat besar 37 52,1 34 47,9
4 Imunisasi tidak menyebabkan kesehatan bayi
58 81,7 13 18,3
terganggu
5 Imunisasi tidak menyebabkan ketakutan pada
34 47,9 37 52,1
anak-anak
6 Imunisasi tidak bertentangan dengan ajaran
62 87,3 9 12,7
agama

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa 5 pernyataan yang sebagian besar

responden menjawab ya dan 1 pernyataan yang sebagian besar responden menjawab

tidak. Pernyataan yang sebagian besar responden menjawab ya adalah untuk semua

pernyataan-pernyataan tentang vaksin imunisasi mengandung bahan yang halal, bayi

yang diimunisasi lebih sehat dibanding bayi yang tidak diimunisasi, imunisasi

memberikan efek yang sangat besar, imunisasi tidak menyebabkan kesehatan bayi

terganggu dan imunisasi tidak bertentangan dengan ajaran agama.

Sedangkan pernyataan imunisasi tidak menyebabkan ketakutan pada anak-

anak sebagian besar menjawab tidak. Pernyataan-pernyataan tentang nilai tersebut

merupakan pernyataan yang berhubungan dengan kebiasaan-kebiasaan yang ada di

masyarakat. pada pernyataan yang diajukan diketahui bahwa nilai yang ada di

Universitas Sumatera Utara


masyarakat cukup mendukung imunisasi. Hal ini terlihat dari sebagian besar

responden berespon positif terhadap pernyataan tersebut.

Berdasarkan jawaban dari variabel nilai yang berlaku pada masyarakat di atas

maka nilai yang berlaku pada masyarakat dapat dikategorikan menjadi 3 seperti pada

tabel di bawah ini :

Tabel 4.13 Distribusi Kategori Nilai yang Berlaku pada Masyarakat tentang
Imunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng
Kabupaten Bireuen Tahun 2014

No Nilai yang Berlaku pada Masyarakat n %


1 Mendukung 23 32,4
2 Kurang Mendukung 48 67,6
Jumlah 71 100,0

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa nilai yang berlaku pada masyarakat

sebagian besar pada kategori cukup mendukung dengan jumlah 48 orang (67,6%).

4.3. Analisis Bivariat

4.3.1. Hubungan Pendidikan dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar di Wilayah


Kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireuen Tahun
2014

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat dilihat hubungan

antara pendidikan dengan kelengkapan imunisasi dasar seperti pada tabel di bawah

ini:

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.14 Tabulasi Silang Pendidikan Responden dengan Kelengkapan
Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng
Kabupaten Bireuen Tahun 2014

Kelengkapan Imunisasi
Tidak Jumlah p
No Pendidikan Lengkap
Lengkap (Value)
n % N % n %
1 Tinggi 6 75,0 2 25,0 8 100,0
2 Dasar 18 25,4 45 74,8 63 100,0 0,015

Berdasarkan pada tabel 4.14 dapat dilihat bahwa responden yang mempunyai

pendidikan tingkat tinggi sebanyak 6 orang (75,0%) mempunyai bayi yang imunisasi

lengkap dan sebanyak 2 orang (25,0%) mempunyai bayi yang imunisasi tidak

lengkap. Responden yang berpendidikan dasar sebanyak 18 orang (25,4%)

mempunyai bayi yang imunisasi lengkap dan sebanyak 45 orang (74,8%) mempunyai

bayi yang imunisasi tidak lengkap. Dari hasil analisis fisher exact test antara tingkat

pendidikan responden dengan kelengkapan imunisasi dasar diperoleh nilai p = 0,015.

Karena nilai p (0,015) < α (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan

antara tingkat pendidikan responden dengan kelengkapan imunisasi.

4.3.2. Hubungan Pendapatan dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar di Wilayah


Kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireuen Tahun
2014

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat dilihat hubungan

antara pendapatan dengan kelengkapan imunisasi dasar seperti pada tabel di bawah

ini:

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.15 Tabulasi Silang Pendapatan Responden dengan Kelengkapan
Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng
Kabupaten Bireuen Tahun 2014

Kelengkapan Imunisasi
Tidak Jumlah p
No Pendapatan Lengkap
Lengkap (Value)
n % N % n %
1 Tinggi 7 70,0 3 30,0 10 100,0
2 Rendah 17 27,9 44 72,1 61 100,0 0,025

Berdasarkan pada tabel 4.15 dapat dilihat bahwa responden yang mempunyai

pendapatan tingkat tinggi sebanyak 7 orang (70,0%) mempunyai bayi yang imunisasi

lengkap dan sebanyak 3 orang (30,0%) mempunyai bayi yang imunisasi tidak

lengkap. Responden yang berpendapatan rendah sebanyak 17 orang (27,9%)

mempunyai bayi yang imunisasi lengkap dan sebanyak 44 orang (72,1%) mempunyai

bayi yang imunisasi tidak lengkap. Dari hasil analisis fisher exact test antara

pendapatan responden dengan kelengkapan imunisasi dasar diperoleh nilai p = 0,025.

Karena nilai p (0,025) < α (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan

antara pendapatan responden dengan kelengkapan imunisasi.

4.3.3. Hubungan Pengetahuan dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar di


Wilayah Kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng Kabupaten
Bireuen Tahun 2014

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat dilihat hubungan

antara pengetahuan dengan kelengkapan imunisasi dasar seperti pada tabel di bawah

ini:

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.16 Tabulasi Silang Pengetahuan Responden dengan Kelengkapan
Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng
Kabupaten Bireuen Tahun 2014

Kelengkapan Imunisasi
Tidak Jumlah p
No Pengetahuan Lengkap
Lengkap (Value)
n % N % n %
1 Baik 7 87,5 1 12,5 8 100,0 0,002
2 Kurang 17 27,0 46 73,0 63 100,0

Berdasarkan pada tabel 4.16 dapat dilihat bahwa responden yang

berpengetahuan baik sebanyak 7 orang (87,5%) mempunyai bayi yang imunisasi

lengkap dan sebanyak 1 orang (12,5%) mempunyai bayi yang imunisasi tidak

lengkap. Responden yang berpengetahuan. Responden yang berpengetahuan kurang

sebanyak 17 orang (27,0%) mempunyai bayi yang imunisasi lengkap dan sebanyak

46 orang (73,0%) mempunyai bayi yang imunisasi tidak lengkap. Dari hasil analisis

fisher exact test antara pengetahuan responden dengan kelengkapan imunisasi dasar

diperoleh nilai p = 0,002. Karena nilai p (0,002) < α (0,05), maka dapat disimpulkan

bahwa ada hubungan antara pengetahuan responden dengan kelengkapan imunisasi.

4.3.4. Hubungan Sikap dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja


Puskesmas Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireuen Tahun 2014

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat dilihat hubungan

antara sikap dengan kelengkapan imunisasi dasar seperti pada tabel di bawah ini:

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.17 Tabulasi Silang Sikap Responden dengan Kelengkapan Imunisasi
Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng Kabupaten
Bireuen Tahun 2014

Kelengkapan Imunisasi
Tidak Jumlah p
No Sikap Lengkap
Lengkap (Value)
n % N % n %
1 Baik 12 75,0 4 25,0 16 100,0 0,001
2 Kurang 12 21,8 43 78,2 55 100,0

Berdasarkan pada tabel 4.17 dapat dilihat bahwa responden yang bersikap

baik sebanyak 12 orang (75,0%) mempunyai bayi yang imunisasi lengkap dan

sebanyak 4 orang (25,0%) mempunyai bayi yang imunisasi tidak lengkap. Responden

yang bersikap kurang sebanyak 12 orang (21,8%) mempunyai bayi yang imunisasi

lengkap dan sebanyak 43 orang (78,2%) mempunyai bayi yang imunisasi tidak

lengkap. Dari hasil analisis fisher exact test antara sikap responden dengan

kelengkapan imunisasi dasar diperoleh nilai p = 0,001. Karena nilai p (0,001) < α

(0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara sikap responden dengan

kelengkapan imunisasi.

4.3.5. Hubungan Jarak Pelayanan Kesehatan dengan Kelengkapan Imunisasi


Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng
Kabupaten Bireuen Tahun 2014

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat dilihat hubungan

antara jarak pelayanan kesehatan dengan kelengkapan imunisasi dasar seperti pada

tabel di bawah ini:

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.18 Tabulasi Silang Jarak Pelayanan Kesehatan dengan Kelengkapan
Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng
Kabupaten Bireuen Tahun 2014

Kelengkapan Imunisasi
Tidak Jumlah P
No Jarak Lengkap
Lengkap (Value)
n % N % n %
1 ≤ 1 Km 7 58,3 5 41,7 12 100,0
0,029
2 > 1 Km 17 28,8 42 71,2 59 100,0

Berdasarkan pada tabel 4.18 dapat dilihat bahwa responden yang jarak dengan

pelayanan kesehatan≤ 1 Km sebanyak 7 orang (58,3%) mempunyai bayi yang

imunisasi lengkap dan sebanyak 5 orang (41,7%) mempunyai bayi yang imunisasi

tidak lengkap. Responden yang jarak dengan pelayanan kesehatan > 1 Km sebanyak

17 orang (28,8%) mempunyai bayi yang imunisasi lengkap dan sebanyak 42 orang

(71,2%) mempunyai bayi yang imunisasi tidak lengkap. Dari hasil analisis fisher

exact test antara jarak pelayanan kesehatan dengan kelengkapan imunisasi dasar

diperoleh nilai p = 0,029. Karena nilai p (0,029) < α (0,05), maka dapat disimpulkan

bahwa ada hubungan antara jarak pelayanan kesehatan responden dengan

kelengkapan imunisasi.

4.3.6. Hubungan Dukungan Keluarga Responden dengan Kelengkapan


Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng
Kabupaten Bireuen Tahun 2014

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat dilihat hubungan

antara dukungan keluarga dengan kelengkapan imunisasi dasar seperti pada tabel di

bawah ini:

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.19 Tabulasi Silang Dukungan Keluarga Responden dengan
Kelengkapan Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas
Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireuen Tahun 2014

Kelengkapan Imunisasi
Dukungan Tidak Jumlah p
No Lengkap
Keluarga Lengkap (Value)
n % N % n %
1 Mendukung 15 78,9 4 21,1 19 100,0
2 Kurang 0,001
9 17,3 43 82,7 52 100,0
Mendukung

Berdasarkan pada tabel 4.19 dapat dilihat bahwa responden yang keluarga

mendukung sebanyak 15 orang (78,9%) mempunyai bayi yang imunisasi lengkap dan

sebanyak 4 orang (21,1%) mempunyai bayi yang imunisasi tidak lengkap. Responden

yang keluarga kuranag mendukung sebanyak 9 orang (17,3%) mempunyai bayi yang

imunisasi lengkap dan sebanyak 43 orang (82,7%) mempunyai bayi yang imunisasi

tidak lengkap. Dari hasil analisis fisher exact test antara dukungan keluarga dengan

kelengkapan imunisasi dasar diperoleh nilai p = 0,001. Karena nilai p (0,001) < α

(0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga

responden dengan kelengkapan imunisasi,

4.3.7. Hubungan Dukungan Petugas Kesehatan dengan Kelengkapan Imunisasi


Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng
Kabupaten Bireuen Tahun 2014

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat dilihat hubungan

antara dukungan petugas kesehatan dengan kelengkapan imunisasi dasar seperti pada

tabel di bawah ini:

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.20 Tabulasi Silang Dukungan Petugas Kesehatan dengan Kelengkapan
Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng
Kabupaten Bireuen Tahun 2014

Kelengkapan Imunisasi
Dukungan
Tidak Jumlah p
No Petugas Lengkap
Lengkap (Value)
Kesehatan
n % N % n %
1 Mendukung 14 51,9 13 48,1 27 100,0
2 Kurang 0,012
10 22,7 34 77,3 44 100,0
Mendukung

Berdasarkan pada tabel 4.20 dapat dilihat bahwa responden yang petugas

kesehatan mendukung sebanyak 14 orang (51,9%) mempunyai bayi yang imunisasi

lengkap dan sebanyak 13 orang (48,1%) mempunyai bayi yang imunisasi tidak

lengkap. Responden yang petugas kesehatan kurang mendukung sebanyak 10 orang

(22,7%) mempunyai bayi yang imunisasi lengkap dan sebanyak 34 orang (77,3%)

mempunyai bayi yang imunisasi tidak lengkap. Dari hasil analisis chi-square antara

dukungan petugas kesehatan dengan kelengkapan imunisasi dasar diperoleh nilai p =

0,012. Karena nilai p (0,012) < α (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada

hubungan antara dukungan petugas kesehatan responden dengan kelengkapan

imunisasi.

4.3.8. Hubungan Dukungan Tokoh Masyarakat dengan Kelengkapan Imunisasi


Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng
Kabupaten Bireuen Tahun 2014

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat dilihat hubungan

antara dukungan tokoh masyarakat dengan kelengkapan imunisasi dasar seperti pada

tabel di bawah ini:

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.21 Tabulasi Silang Dukungan Tokoh Masyarakat dengan Kelengkapan
Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng
Kabupaten Bireuen Tahun 2014

Kelengkapan Imunisasi
Dukungan
Tidak Jumlah P
No Tokoh Lengkap
Lengkap (Value)
Masyarakat
n % N % n %
1 Mendukung 9 60,0 6 40,0 15 100,0
2 Kurang 0,016
15 26,8 41 73,2 56 100,0
Mendukung

Berdasarkan pada tabel 4.21 dapat dilihat bahwa responden yang tokoh

masyarakat mendukung sebanyak 9 orang (60,0%) mempunyai bayi yang imunisasi

lengkap dan sebanyak 6 orang (40,0%) mempunyai bayi yang imunisasi tidak

lengkap. Responden yang tokoh masyarakat kurang mendukung sebanyak 15 orang

(26,8%) mempunyai bayi yang imunisasi lengkap dan sebanyak 35 orang (85,4%)

mempunyai bayi yang imunisasi tidak lengkap. Dari hasil analisis chi-square antara

dukungan tokoh masyarakat dengan kelengkapan imunisasi dasar diperoleh nilai p =

0,016. Karena nilai p (0,016) < α (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada

hubungan antara dukungan tokoh masyarakat responden dengan kelengkapan

imunisasi.

4.3.9. Hubungan Nilai yang Berlaku pada Masyarakat dengan Kelengkapan


Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng
Kabupaten Bireuen Tahun 2014

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat dilihat hubungan

antara nilai yang berlaku pada masyarakat dengan kelengkapan imunisasi dasar

seperti pada tabel di bawah ini :

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.22 Tabulasi Silang Nilai yang Berlaku pada Masyarakat dengan
Kelengkapan Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Peusangan
Siblah Krueng Kabupaten Bireuen Tahun 2014

Nilai yang Kelengkapan Imunisasi


Berlaku Tidak Jumlah P
No Lengkap
pada Lengkap (Value)
Masyarakat n % N % n %
1 Mendukung 20 87,0 3 13,0 23 100,0
2 Kurang 0,001
4 8,3 44 91,7 48 100,0
Mendukung

Berdasarkan pada tabel 4.22 dapat dilihat bahwa responden yang nilai yang

berlaku pada masyarakat mendukung sebanyak 20 orang (87,0%) mempunyai bayi

yang imunisasi lengkap dan sebanyak 3 orang (13,0%) mempunyai bayi yang

imunisasi tidak lengkap. Responden yang nilai yang berlaku pada masyarakat kurang

mendukung sebanyak 4 orang (8,3%) mempunyai bayi yang imunisasi lengkap dan

sebanyak 44 orang (91,7%) mempunyai bayi yang imunisasi tidak lengkap. Dari hasil

analisis fisher exact test antara nilai yang berlaku pada masyarakat dengan

kelengkapan imunisasi dasar diperoleh nilai p = 0,001. Karena nilai p (0,001) < α

(0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara nilai yang berlaku pada

masyarakat dengan kelengkapan imunisasi

4.4. Analisis Multivariat

Untuk mengetahui faktor yang paling memengaruhi kelengkapan imunisasi di

wilayah kerja puskesmas Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireuen maka

dilakukan analisis multivariat dengan menggunakan analisis regresi logistik ganda

dengan menggunakan metode backward wald, yaitu mengeluarkan variabel yang

Universitas Sumatera Utara


tidak memenuhi untuk dimasukkan dalam analisis multivariat satu persatu secara

bertahap,

Sebelum melakukan penganalisisan atau pemodelan secara multivariat, maka

terlebih dahulu dilakukan seleksi bivariat untuk menentukan variabel independen

yang memenuhi kriteria untuk dimasukkan dalam analisis multivariat, Variabel

independen akan disebut memenuhi syarat untuk dimasukkan pada analisis

multivariat, jika nilai probabilitasnya (p) < 0,25. Variabel yang masuk dalam analisis

multivariat dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.23 Hasil Seleksi Bivariat antara Faktor Presdiposisi, Faktor Pemungkin
dan Faktor Penguat dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja
Puskesmas Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireuen Tahun 2014

No Variabel p Value Keterangan


1 Pendidikan 0,015 < 0,25 sehingga dimasukkan
dalam analisis multivariat
2 Pendapatan 0,025 < 0,25 sehingga dimasukkan
dalam analisis multivariat
3 Pengetahuan 0,002 < 0,25 sehingga dimasukkan
dalam analisis multivariat
4 Sikap 0,001 < 0,25 sehingga dimasukkan
dalam analisis multivariat
5 Jarak dengan Pelayanan 0,029 < 0,25 sehingga dimasukkan
Kesehatan dalam analisis multivariat
6 Dukungan Keluarga 0,001 < 0,25 sehingga dimasukkan
dalam analisis multivariat
7 Dukungan Petugas Kesehatan 0,012 < 0,25 sehingga dimasukkan
dalam analisis multivariat
8 Dukungan Tokoh Masyarakat 0,016 < 0,25 sehingga dimasukkan
dalam analisis multivariat
9 Nilai yang berlaku pada 0,001 < 0,25 sehingga dimasukkan
Masyarakat dalam analisis multivariat

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa semua variabel masuk dalam

pemodelan multivariat, Selanjutnya variabel yang masuk dalam pemodelan

multivariat dianalisis dengan menggunakan analisis regresi logistik ganda dengan

menggunakan metode backward wald, Variabel yang memiliki probabilitas (p) < 0,05

pada penganalisisan multivariat akan dipertahankan untuk menghasilkan pemodelan,

sedangkan variabel yang memiliki probabilitas (p) > 0,05 akan dikeluarkan satu

persatu pemodelan multivariat berdasarkan nilai p terbesar,

Hasil akhir dari analisis multivariat dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.24 Hasil Akhir Analisis Multivariat Faktor-faktor yang Memengaruhi


Kelengkapan Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Peusangan
Siblah Krueng Kabupaten Bireuen Tahun 2014

Overall
Variabel B p value
Percentage
Pendidikan 1,897 0,168
Pendapatan 2,163 0,141
Pengetahuan 2,528 0,112
Jarak 3,790 0,052 90,1%
Dukungan Keluarga 7,960 0,005
Dukungan Tokoh Masyarakat 2,705 0,100
Nilai 1,258 0,262
Konstanta -14,698
Pada tabel di atas merupakan hasil akhir analisis multivariat dengan uji regresi

logistik dan diketahui bahwa variabel dukungan keluarga menjadi variabel yang

paling berpengaruh terhadap kelengkapan imunisasi dasar dengan nilai OR 7,960

yang berarti responden yang keluarganya mendukung cenderung akan mendapatkan

imunisasi lengkap 7,960 dibanding responden yang keluarganya tidak mendukung.

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa variabel pendidikan, pendapatan,

Universitas Sumatera Utara


pengetahuan, jarak pelayanan kesehatan, dukungan keluarga, dukungan tokoh

masyarakat dan nilai yang berlaku pada masayarakat dapat memengaruhi responden

dalam kelengkapan imunisasi sebesar 90,1%.

Pengaruh variabel-variabel tersebut dapat dilihat pada kolom B dan pada

lampiran 4. Pada tabel di atas diketahui bahwa dukungan keluarga mempunyai nilai B

7,960, kemudian disusul oleh jarak (B = 3,790), Dukungan tokoh masyarakat (B =

2,705), Pengetahuan (B = 2,528), Pendapatan (B = 2,163), Pendidikan (B = 1,897)

dan nilai (B = 1,258).

Universitas Sumatera Utara


BAB 5

PEMBAHASAN

5.1. Pengaruh Faktor Predisposisi dengan Kelengkapan Imunisasi di Wilayah


Kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireuen

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa semua subvariabel

(pengetahuan, pendidikan, nilai dan penghasilan) berpengaruh dengan kelengkapan

imunisasi untuk variable sikap tidak berpengaruh hanya berhubungan saja di wilayah

kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireuen.

5.1.1. Pengaruh Pengetahuan dengan Kelengkapan Imunisasi di Wilayah Kerja


Puskesmas Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireuen

Berdasarkan kategori pengetahuan responden diketahui bahwa sebagian besar

responden berpengetahuan kurang sebanyak 88,7%. Hal ini sesuai dengan penelitian

Huda (2009) yang menyimpulkan bahwa sebagian besar ibu di wilayah Puskesmas

Ciputat berpengetahuan kurang sebanyak 45,4%. Kurangnya pengetahuan responden

ini dipengaruhi oleh sumber informasi yang diterima oleh responden dimana ibu-ibu

di wilayah kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireuen hanya

bergantung pada informasi yang diberikan oleh petugas kesehatan dan tidak mau

berusaha untuk mencari informasi yang berguna untuk menambah pengetahuan.

Dari hasil analisis fisher exact test antara pengetahuan responden dengan

kelengkapan imunisasi dasar diperoleh nilai p = 0,002. Karena nilai p (0,002) < α

(0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara pengetahuan responden

dengan kelengkapan imunisasi. Hal ini sesuai dengan penelitian Ismet (2012) yang

72
Universitas Sumatera Utara
menyimpulkan bahwa ada hubungan pengetahuan dengan imunisasi dasar lengkap

pada balita di desa Botubarani Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango

dengan nilai p = 0,001.

Pengetahuan dapat mengubah jalan pikir seseorang dalam menanggulangi

masalah lengkap tidaknya imunisasi, semakin tinggi tingkat pengetahuan responden

semakin tinggi kesadaran responden untuk kelengkapan imunisasi dasar.

Menurut asumsi peneliti, berdasarkan hasil penelitian di lapangan diketahui

bahwa pengetahuan masyarakat yang minim tentang imunisasi membuat kesadaran

masyarakat untuk ikut serta dalam imunisasi juga minim. Semakin bertambahnya

pengetahuan masyarakat maka kesadaran untuk ikut serta untuk melakukan imunisasi

juga akan bertambah. Hal ini dapat dilakukan dengan adanya program-program dari

pihak Puskesmas untuk meningkatkan pengetahuan dengan cara penyuluhan tentang

imunisasi dan pelatihan kader posyandu.

5.1.2. Pengaruh Sikap dengan Kelengkapan Imunisasi di Wilayah Kerja


Puskesmas Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireuen

Dari hasil analisis fisher exact test antara sikap responden dengan

kelengkapan imunisasi dasar diperoleh nilai p = 0,001. Karena nilai p (0,001) < α

(0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan tetapi tidak berpengaruh antara

sikap responden dengan kelengkapan imunisasi. Hal ini sejalan dengan penelitian

Khotimah (2008) yang menyimpulkan bahwa ada hubungan sikap dengan

kelengkapan imunisasi. Sikap ibu yang baik cenderung akan melakukan imunisasi

lengkap.

Universitas Sumatera Utara


Sikap masyarakat cenderung dipengaruhi pengetahuan yang dimiliki sehingga

apabila pengetahuan akan bertambah maka ada kecenderungan sikap akan meningkat.

Dengan adanya program-program dari pihak Puskesmas untuk meningkatkan

pengetahuan ibu-ibu di wilayah kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng

Kabupaten Bireuen maka diharapkan akan meningkatkan sikap masyarakat untuk ikut

serta dalam melakukan imunisasi secara lengkap.

5.1.3. Pengaruh Pendidikan dengan Kelengkapan Imunisasi di Wilayah Kerja


Puskesmas Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireuen

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa responden yang mempunyai

pendidikan tingkat tinggi (SMA) sebanyak 6 orang (75,0%) mempunyai bayi yang

imunisasi lengkap dan sebanyak 2 orang (25,0%) mempunyai bayi yang imunisasi

tidak lengkap. Responden yang berpendidikan dasar (SD dan SMP) sebanyak 18

orang (25,4%) mempunyai bayi yang imunisasi lengkap dan sebanyak 45 orang

(74,8%) mempunyai bayi yang imunisasi tidak lengkap.

Menurut Gerungan (2004) semakin tinggi tingkat pendidikan akan jelas

memengaruhi pribadi seseorang dalam berpendapat, berfikir, bersikap, lebih mandiri

dan rasional dalam mengambil keputusan dan tindakan. Hal ini juga memengaruhi

secara langsung seseorang dalam hal pengetahuannya. Hubungan antara pendidikan

dengan pola pikir, persepsi dan perilaku masyarakat memang sangat signifikan,

dalam arti bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin rasional

dalam pengambilan berbagai keputusan.

Universitas Sumatera Utara


Dari hasil analisis fisher exact test antara tingkat pendidikan responden

dengan kelengkapan imunisasi dasar diperoleh nilai p = 0,015. Karena nilai p (0,015)

< α (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara tingkat pendidikan

responden dengan kelengkapan imunisasi. Hasil penelitian ini Khotimah (2008) yang

menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi kelengkapan imunisasi adalah

pendidikan dengan nilai p = 0,007. Tingkat pendidikan masyarakat yang tinggi

cenderung akan mempengaruhi pengetahuan, sikap dan faktor lain yang dapat

meningkatkan kesadaran masyarakat.

Menurut asumsi peneliti, sedikitnya jumlah ibu yang berpendidikan tinggi di

wilayah kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireuen berhubungan

dengan pengetahuan tentang imunisasi. Tidak adanya kader yang bisa menyampaikan

informasi tentang imunisasi membuat pengetahuan masyarakat tidak bertambah.

Rendahnya pendidikan ibu-ibu ini dapat diatasi dengan pemberian informasi dalam

bentuk media audi visual sehingga masyarakat dapat mengetahui informasi tentang

imunisasi dengan cepat.

5.1.4. Pengaruh Nilai yang berlaku pada masyarakat dengan Kelengkapan


Imunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng
Kabupaten Bireuen

Dari hasil analisis fisher exact test antara nilai yang berlaku pada masyarakat

dengan kelengkapan imunisasi dasar diperoleh nilai p = 0,001. Karena nilai p (0,001)

< α (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara nilai yang berlaku

pada masyarakat dengan kelengkapan imunisasi.

Universitas Sumatera Utara


Nilai yang berlaku di dalam masyarakat berhubungan dengan kelengkapan

imunisasi. Adanya nilai-nilai yang kurang mendukung masyarakat untuk melakukan

imunisasi menyebabkan masyarakat untuk kurang ikut serta dalam program

imunisasi. Masih adanya anggapan masyarakat yang salah tentang imunisasi seperti

vaksin imunisasi mengandung bahan yang tidak halal, bayi yang tidak diimunisasi

lebih sehat dibanding bayi yang tidak diimunisasi, tidak ada efek jika tidak

diimunisasi, imunisasi dapat menyebabkan kesehatan bayi terganggu, imunisasi dapat

menyebabkan ketakutan pada anak-anak dan imunisasi bertentangan dengan ajaran

agama.

Masyarakat masih mempertahankan tradisi dan adat istiadat sehingga ada

ketakutan untuk melangkah sendiri dan juga hubungan kekerabatan masih sangat kuat

sehingga tradisi masih dipertahankan.

Nilai-nilai yang berlaku pada masyarakat ini merupakan nilai-nilai yang telah

lama dibentuk sehingga untuk mengubahnya membutuhkan waktu yang sangat lama

dan usaha-usaha yang lebih kreatif dalam melakukan pendekatan kepada masyarakat.

Usaha-usaha yang dapat dilakukan antara lain dengan melakukan penyuluhan kepada

masyarakat dan melakukan pendekatan interpersonal kepada stake holder yang ada di

wilayah kerja Puskesmas.

5.1.5. Pengaruh Penghasilan dengan Kelengkapan Imunisasi di Wilayah Kerja


Puskesmas Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireuen

Dalam penelitian ini, pendapatan diukur dengan penghasilan keluarga

dibandingkan dengan UMR Provinsi Aceh dan berdasarkan hasil penelitian diketahui

Universitas Sumatera Utara


bahwa sebagian besar masyarakat bependapatan rendah. Dari hasil analisis fisher

exact test antara pendapatan responden dengan kelengkapan imunisasi dasar

diperoleh nilai p = 0,025. Karena nilai p (0,025) < α (0,05), maka dapat disimpulkan

bahwa ada pengaruh antara pendapatan responden dengan kelengkapan imunisasi.

Hal ini sejalan dengan penelitian Wadud (2013) yang menyimpulkan bahwa

ada hubungan antara penghasilan dengan kelengkapan imunisasi dengan nilai p =

0,017. Penghasilan ini dipengaruhi oleh pekerjaan masyarakat. Adanya usaha-usaha

untuk memberdayakan masyarakat dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.

Selain itu sebaiknya petugas kesehatan menginformasikan kepada masyarakat bahwa

pelayanan imunisasi tidak memerlukan biaya. Apabila tidak ada informasi tersebut

maka masyarakat beranggapan bahwa imunisasi memerlukan biaya yang besar.

5.2. Pengaruh Faktor Pemungkin dengan Kelengkapan Imunisasi di Wilayah


Kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireuen

Dalam penelitian ini faktor pemungkin adalah jarak dengan pelayanan

kesehatan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa responden yang jarak

dengan pelayanan kesehatan≤ 1 Km sebanyak 7 orang (58,3%) mempunyai bayi

yang imunisasi lengkap dan sebanyak 5 orang (41,7%) mempunyai bayi yang

imunisasi tidak lengkap. Responden yang jarak dengan pelayanan kesehatan > 1 Km

sebanyak 17 orang (28,8%) mempunyai bayi yang imunisasi lengkap dan sebanyak

42 orang (71,2%) mempunyai bayi yang imunisasi tidak lengkap. Dari hasil analisis

fisher exact test antara jarak pelayanan kesehatan dengan kelengkapan imunisasi

dasar diperoleh nilai p = 0,029. Karena nilai p (0,029) < α (0,05), maka dapat

Universitas Sumatera Utara


disimpulkan bahwa ada pengaruh antara jarak pelayanan kesehatan responden dengan

kelengkapan imunisasi.

Menurut Marlia (2006) jarak sering kali menjadi kendala bagi seseorang untuk

mendapatkan pelayanan kesehatan, namun hal itu dapat diatasi dengan semangat dan

kemauan orang tua untuk mendapatkan anak yang sehat, sehingga mau membawa

anaknya untuk diimunisasi karena imunisasi tidak dilakukan setiap hari melainkan

satu bulan sekali.

Jarak yang dekat dengan tempat pelayanan kesehatan mempermudah

kunjungan ibu untuk mengimunisasikan anaknya. Jarak yang jauh dapat

mempengaruhi perilaku individu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Jarak

rumah yang dekat dengan tempat pelayanan kesehatan mempermudah kunjungan ibu

untuk mengimunisasikan anaknya. Jarak rumah yang jauh dapat mempengaruhi

perilaku individu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Hal ini dikarenakan untuk

menjangkau tempat fasilitas pelayanan kesehatan dibutuhkan sarana transportasi yang

baik, diperlukan semangat, kemauan ibu, untuk membawa ibu dan anak ke tempat

pelayanan imunisasi.

5.3. Pengaruh Faktor Penguat dengan Kelengkapan Imunisasi di Wilayah


Kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireuen

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa semua subvariabel (dukungan

keluarga dan dukungan tokoh masyarakat) berpengaruh dengan kelengkapan

imunisasi untuk variabel dukungan petugas kesehatan tidak berpengaruh hanya

Universitas Sumatera Utara


berhubungan di wilayah kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng Kabupaten

Bireuen.

5.3.1. Pengaruh Dukungan Keluarga dengan Kelengkapan Imunisasi di


Wilayah Kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireuen

Dari hasil analisis fisher exact test antara dukungan keluarga dengan

kelengkapan imunisasi dasar diperoleh nilai p = 0,001. Karena nilai p (0,001) < α

(0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara dukungan keluarga

responden dengan kelengkapan imunisasi. Hal ini sesuai dengan penelitian Khotimah

(2008) yang menyimpulkan bahwa ada dukungan keluarga dengan kelengkapan

imunisasi.

Adanya dukungan dari keluarga baik suami maupun orangtua akan

memengaruhi ibu dalam melakukan imunisasi yang lengkap. Adanya sistem yang

dianut bahwa suami adalah imam dalam keluarga sehingga semua keputusan

tergantung pada suami. Apalagi tidak mengizinkan untuk melakukan imunisasi maka

ibu tidak akan berani untuk melakukan imunisasi. Selain itu masih banyaknya

keluarga yang tinggal bersama dengan orangtua dan atau mertua menyebabkan peran

orangtua juga cukup besar. Adanya anggapan-anggapan bahwa tidak ada manfaat dari

imunisasi menyebabkan banyak orangtua melarang anaknya (ibu) untuk melakukan

imunisasi.

Melakukan penyuluhan bagi keluarga mengenai pentingnya imunisasi anak

yang bekerja sama dengan perangkat desa dan petugas kesehatan, diharapkan dapat

meningkatkan kesadaran keluarga akan pentingnya imunisasi bagi anak sehingga

Universitas Sumatera Utara


dapat meningkatkan dukungan keluarga terhadap kunjungan ibu untuk

mengimunisasikan anaknya.

5.3.2. Pengaruh Dukungan Petugas Kesehatan dengan Kelengkapan Imunisasi


di Wilayah Kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng Kabupaten
Bireuen

Dari hasil analisis chi-square antara dukungan petugas kesehatan dengan

kelengkapan imunisasi dasar diperoleh nilai p = 0,012. Karena nilai p (0,012) < α

(0,05), maka dapat disimpulkan bahwa dukungan petugas kesehatan responden

berhubungan saja tetapi tidak berpengaruh dengan kelengkapan imunisasi.

Hal ini sejalan dengan penelitian penelitian Khotimah (2008) yang

menyimpulkan bahwa ada hubungan antara peran petugas kesehatan dengan peran

serta ibu membawa anaknya untuk diimunisasi diperoleh P = 0,014 < _ = 0,05.

Proporsi ibu dengan peran serta membawa anaknya untuk diimunisasi yang baik

cenderung terdapat pada peran petugas kesehatan baik (69,0%) dibandingkan dengan

peran petugas kesehatan kurang (37,5%).

Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Effendi dalam Khotimah (2008)

seorang petugas kesehatan mempunyai peran sebagai pendidik, dan konsultasi peran

ini dilakukan dengan membantu keluarga untuk meningkatkan pengetahuan

kesehatan, mengetahui gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan untuk

mencegah penyakit yang ada, sehingga terjadi perubahan perilaku ibu setelah

dilakukan pendidikan kesehatan.

Dalam menjalankan program imunisasi hendaknya dilakukan secara rutin

melalui sesuai dengan jadwal, tempat yang telah disepakati oleh masyarakat dan

Universitas Sumatera Utara


petugas imunisasi, jangan sampai jadwal imunisasi dan tempat dilakukanya imunisasi

berubah sehingga akan membuat masyarakat bingung, bila hal itu terjadi ada baiknya

diberitahukan terlebih dahulu pada masyarakat, khususnya ibu-ibu yang mempunyai

bayi, sehingga mereka dapat membawa anaknya untuk di imunisasi secara rutin

(Marlia, 2006).

Peran petugas kesehatan khususnya bidan desa, kader posyandu hendaknya

menjadi orang terdekat yang mampu menyampaikan segala pengetahuan dan

mempertahankan timbal balik yang baik. Bidan desa hendaknya mendekatkan diri

ketengah masyarakat, dikenal, dipercaya sehingga bisa menjalankan program

imunisasi dengan baik. Tenaga kesehatan yang ada dapat menjelaskan pentingnya

imunisasi, melaksanakan jadwal pemberian imunisasi secara rutin memberikan

penyuluhan, memotivasi ibu mengimunisasikan anaknya serta melakukan pemerataan

dan pendekatan pelayanan imunisasi di seluruh wilayah kerja puskesmas yang dapat

meningkatkan cakupan Universal Child Immunization (UCI).

5.3.3. Pengaruh Dukungan Tokoh Masyarakat dengan Kelengkapan Imunisasi


di Wilayah Kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng Kabupaten
Bireuen

Dari hasil analisis chi-square antara dukungan tokoh masyarakat dengan

kelengkapan imunisasi dasar diperoleh nilai p = 0,016. Karena nilai p (0,016) < α

(0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada berpengaruh antara dukungan tokoh

masyarakat responden dengan kelengkapan imunisasi.

Dukungan dari berbagai pihak merupakan faktor penguat yang dibutuhkan

oleh ibu-ibu untuk melakukan imunisasi. Dukungan tokoh masyarakat menjadi salah

Universitas Sumatera Utara


satu faktor penguat untuk melakukan imunisasi. Dukungan masyarakat yang

dibutuhkan oleh ibu-ibu di di wilayah kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng

Kabupaten Bireuen seperti memberikan informasi tentang imunisasi dasar bahwa

imunisasi dasar sangat penting, dapat mencegah penyakit, mengingatkan jadwal

pemberian imunisasi dasar, memberikan pujian pada ibu-ibu yang telah melakukan

imunisasi. Dukungan tokoh masyarakat ini dapat dilakukan pada saat pertemuan-

pertemuan di desa atau pada saat pertemuan-pertemuan keagamaan.

Universitas Sumatera Utara


BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

1. Faktor predisposisi yang terdiri dari pengetahuan, sikap, pendidikan, nilai dan

penghasilan mempunyai hubungan dengan kelengkapan imunisasi dasar di

wilayah kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireuen.

Masyarakat yang pengetahuan baik, sikap baik, pendidikan tinggi, nilai yang

berlaku mendukung dan pendapatan tinggi cenderung akan melakukan

imunisasi secara lengkap dibanding masyarakat yang pengetahuan kurang,

sikap kurang, pendidikan rendah, nilai yang berlaku kurang mendukung dan

pendapatan kurang.

2. Faktor pemungkin yaitu jarak dengan pelayanan kesehatan berhubungan dengan

kelengkapan imunisasi dasar di wilayah kerja Puskesmas Peusangan Siblah

Krueng Kabupaten Bireuen. Masyarakat yang berdomisili dekat dengan

pelayanan kesehatan cenderung melakukan imunisasi secara lengkap

disbanding masyarakat yang jarak dengan pelayanan kesehatan jauh.

3. Faktor pendorong yang terdiri dari dukungan keluarga, dukungan petugas

kesehatan dan dukungan tokoh masyarakat berhubungan dengan kelengkapan

imunisasi dasar di wilayah kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng

Kabupaten Bireuen. Keluarga, petugas kesehatan dan tokoh masyarakat yang

83
Universitas Sumatera Utara
mendukung akan meningkatkan keikut sertaan masyarakat dalam

melakukan imunisasi secara lengkap.

4. Faktor yang paling berpengaruh terhadap kelengkapan imunisasi di wilayah

kerja Puskesmas Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireuen adalah

dukungan keluarga. Semakin besar dukungan keluarga maka ada akan

meningkatkan keikutsertaan masyarakat dalam melakukan imunisasi secara

lengkap.

6.2. Saran

1. Kepada Puskesmas Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireuen untuk

meningkatkan kerja sama lintas sektoral yang bertujuan untuk mendukung ibu-

ibu untuk melakukan imunisasi lengkap kepada bayinya.

2. Kepala Kepala Puskesmas Peusangan Siblah Krueng disarankan agar

mengaktifkan petugas imunisasi melakukan kunjungan rumah bayi yang tidak

diimunisasi dan langsung memberikan penyuluhan kepada orang tua bayi

tersebut mengenai imunisasi.

3. Kepala puskesmas Peusangan Siblah Krueng disarankan agar bekerja sama

dengan tokoh masyarakat dalam upaya masyarakat dapat melengkapi

imunisasinya.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta : Rineka


Cipta

Azwar, S., 2005. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar Depkes RI, 2005. Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi. Jakarta

-------------, 2010. Gerakan Akselerasi Imunisasi Nasional Universal Child


Immunization 2010 – 2014 ( GAIN UCI 2010 – 2014 ). Jakarta

Dinas kesehatan provinsi Aceh, 2013. Profil Kesehatan Provinsi Aceh Tahun 2012.
Aceh

Fitriyanti, 2012. Analisis Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Imunisasi Dasar


Lengkap Pada Balita di Desa Botubarani Kecamatan Kabila Bone Kabupaten
Bone Bolang. Skripsi Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan,
Universitas Negeri Gorontalo

Hedinegroho, S., 2011. Pedoman Imunisasi di Indonesia. Jakarta : badan penerbit


Ikatan Dokter Anak Indonesia

Hidayat, A., 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan Kebidanan,
Jakarta: Penerbit Salemba Medika

Ismet, F., 2012. Analisis Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Imunisasi Dasar
Lengkap Pada Balita di Desa Botubarani Kecamatan Kabila Bone
Kabupaten Bone Bolango. Jurnal Keperawatan, Fakultas Ilmu-Ilmu
Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo.

Kemenkes, 2010. Riset Kesehatan Dasar 2010. Jakarta

Khotimah, N., 2008. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Peran Serta Ibu
Membawa Anaknya untuk Diimunisasi di Desa Sugih Waras Kecamatan
Rambang Kabupaten Muara Enim Tahun 2008. Jurnal Poltekkes Kemenkes
Palembang.

85
Universitas Sumatera Utara
Lisnawati, L., 2011. Generasi Sehat Melalui Imunisasi. Jakarta: Trans Info Media

Marlia, 2006. Hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan kelengkapan imunisasi


dasar pada bayi di Puskesmas Ciputat. Jurnal Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Mubarak, W. I., 2009. Promosi Kesehatan, sebuah pengantar proses belajar mengajar
dalam pendidikan. Yogyakarta : Graha Ilmu

Notoatmodjo, S., 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta

--------------------, 2010. Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka


Cipta
--------------------, 2012. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Renika Cipta

Priyono, Y., 2010. Merawat Bayi Tanpa Baby Sitter. Yogyakarta: Medika Pressindo

Proverawati & Andhini, 2010. Imunisasi Dan Vaksin. Yogyakarta: Medika Pressindo

Pulungan, 2012. Hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan kelengkapan imunisasi


dasar pada bayi di Kelurahan Sayur matinggi Kabupaten Tapanuli
Selatan. Skripsi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Purnamaningrum, Y., 2014. Penuntun Imunisasi dasar. Yogyakarta : Fitramaya

Rahayuningsih, S.U., 2008. Psikologi Umum 2. Jakarta : Erlangga

Ranuh, I.G.N., Suyitno, H., Hadinegoro, S.R.S., Ismael, S., Rahajoe, N.N.,
Matondang, C.S., et al., 2008. Pedoman Imunisasi di Indonesia. Jakarta :
Satgas Imunisasi-Ikatan Dokter Anak Indonesia

Riduwan. 2005. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta

Rukiyah & Yulianti, 2010. Imunisasi. Jakarta : Arcan

Universitas Sumatera Utara


Setiawan, N., 2007. Penentuan Ukuran Sampel Memakai Rumus Slovin dan Tabel
Krejcie-Morgan: Telaah Konsep dan Aplikasinya. Bandung: Universitas
Padjadjaran Press

Sitompul, E. S., Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ibu Terhadap Status Imunisasi


Dasar Pada Bayi Usia 12-24 bulan di Desa Siabal-abal II Kecamatan
Sipahutar Kabupaten Tapanuli Utara. Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara

Wadud, M., 2013. Hubungan Antara Pengetahuan dan Pekerjaan Ibu dengan Status
Imunisasi Dasar pada Bayi di Desa Muara Medak Wilayah Kerja Puskesmas
Bayung Lencir 2013. Jurnal Poltekkes Kemenkes Palembang

Wahab, A.S. 2002. Sistem imun, Imunisasi dan Penyakit Imun. Widya Medika. Jakarta

Winardi, 2004. Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen. Jakarta : Raja


Grafindo Persada

WHO, 2007. Immunization against diseases of public health importance. http


://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs228/en/index.html

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERILAKU IBU


TERHADAP KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS PEUSANGAN SIBLAH KRUENG KABUPATEN BIREUEN
TAHUN 2014

No. Kuesioner :

I. Identitas Responden
Nama : __________________________________________________
Alamat : __________________________________________________
Pendidikan : 1. SD 2. SMP 3. SMA 4. Perguruan Tinggi
Penghasilan : Rp.___________________
KMS : 1. Ada dan lengkap 2. Ada tetapi tidak lengkap
3. Tidak ada
Jarak dengan pelayanan kesehatan : ___________________Km

II. Pertanyaan Pengetahuan


1. Menurut Ibu, apakah yang dimaksud dengan imunisasi?
a. Suatu usaha untuk meningkatkan kekebalan aktif seseorang terhadap
suatu penyakit dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh bayi dan
anak
b. Pemberian kekebalan tubuh untuk menghindari semua penyakit yang
sedang mewabah dan berbahaya
c. Lain-lain, Sebutkan _________________________________________

2. Menurut Ibu, apa saja yang termasuk imunisasi dasar (jawaban boleh lebih
dari satu)?

Universitas Sumatera Utara


a. Imunisasi BCG
b. Imunisasi DPT
c. Imunisasi Polio
d. Imunisasi Campak
e. Imunisasi Hepatitis B
f. Lain-lain, Sebutkan _________________________________________

3. Menurut Ibu, apakah tujuan pemberian imunisasi BCG?


a. Imunisasi yang diberikan untuk melindungi anak dari penyakit TBC
b. Imunisasi yang diberikan untuk melindungi anak dari penyakit kejang
dan terkunci gigi
c. Imunisasi yang diberikan untuk melindungi anak dari penyakit lumpuh
kaki
d. Imunisasi yang diberikan untuk melindungi anak dari penyakit campak
e. Imunisasi yang diberikan untuk melindungi anak dari penyakit kuning
f. Lain-lain, Sebutkan _________________________________________

4. Menurut Ibu, kapan imunisasi BCG diberikan?


a. 2 – 3 bulan
b. 6 bulan
c. Lain-lain, Sebutkan _________________________________________

5. Menurut Ibu, apakah tujuan pemberian imunisasi DPT?


a. Imunisasi yang diberikan untuk melindungi anak dari penyakit TBC
b. Imunisasi yang diberikan untuk melindungi anak dari penyakit kejang
dan terkunci gigi
c. Imunisasi yang diberikan untuk melindungi anak dari penyakit lumpuh
d. Imunisasi yang diberikan untuk melindungi anak dari penyakit campak
e. Imunisasi yang diberikan untuk melindungi anak dari penyakit kuning

Universitas Sumatera Utara


f. Lain-lain, Sebutkan ___________________________________

6. Menurut Ibu, kapan imunisasi DPT diberikan?


a. 2, 4 dan 6 bulan
b. 2 bulan saja
c. Tidak tahu

7. Menurut Ibu, apakah tujuan pemberian imunisasi Polio?


a. Imunisasi yang diberikan untuk melindungi anak dari penyakit TBC
b. Imunisasi yang diberikan untuk melindungi anak dari penyakit kejang
dan terkunci gigi
c. Imunisasi yang diberikan untuk melindungi anak dari penyakit lumpuh
kaki
d. Imunisasi yang diberikan untuk melindungi anak dari penyakit campak
e. Imunisasi yang diberikan untuk melindungi anak dari penyakit kuning
f. Lain-lain, Sebutkan _________________________________________

8. Menurut Ibu, kapan imunisasi Polio-0 diberikan?


a. Sejak lahir
b. 6 bulan
c. Lain-lain, Sebutkan _________________________________________

9. Menurut Ibu, apakah tujuan pemberian imunisasi campak?


a. Imunisasi yang diberikan untuk melindungi anak dari penyakit TBC
b. Imunisasi yang diberikan untuk melindungi anak dari penyakit kejang
dan terkunci gigi
c. Imunisasi yang diberikan untuk melindungi anak dari penyakit lumpuh
kaki
d. Imunisasi yang diberikan untuk melindungi anak dari penyakit campak
e. Imunisasi yang diberikan untuk melindungi anak dari penyakit kuning

Universitas Sumatera Utara


f. Lain-lain, Sebutkan ________________________________________

10. Menurut Ibu, kapan imunisasi campak diberikan?


a. 9 bulan
b. 1 tahun
c. Lain-lain, Sebutkan _________________________________________

11. Menurut Ibu, apakah tujuan pemberian imunisasi Hepatitis B?


a. Imunisasi yang diberikan untuk melindungi anak dari penyakit TBC
b. Imunisasi yang diberikan untuk melindungi anak dari penyakit kejang
dan terkunci gigi
c. Imunisasi yang diberikan untuk melindungi anak dari penyakit lumpuh
kaki
d. Imunisasi yang diberikan untuk melindungi anak dari penyakit campak
e. Imunisasi yang diberikan untuk melindungi anak dari penyakit kuning
f. Lain-lain, Sebutkan _________________________________________

12. Menurut Ibu, kapan pertama kali imunisasi Hepatitis B diberikan?


a. Sejak lahir
b. 3 bulan
c. Lain-lain, Sebutkan _________________________________________

III. Pernyataan Sikap

Sangat
Sangat
No Pernyataan Setuju Tidak Tidak
Setuju
Setuju Setuju
1 Imunisasi diberikan agar anak terhindar
dari penyakit
2 Tidak ada manfaat dari pemberian
imunisasi dasar

Universitas Sumatera Utara


3 Pemberian masing-masing imunisasi
dasar cukup sekali saja
4 Pemberian imunisasi dapat
menyebabkan anak tidak sehat
5 Pemberian imunisasi memerlukan biaya
yang besar
6 Imunisasi BCG tidak dapat mencegah
penyakit TBC
7 Imunisasi DPT dapat mencegah
penyakit difteri dan tetanus
8 Imunisasi Polio dapat mencegah
kelumpuhan
9 Imunisasi Campak dapat mencegah
penyakit campak
10 Imunisasi Hepatitis B dapat mencegah
penyakit Hepatitis

IV. Pernyataan Dukungan Keluarga

No Pernyataan Ya Tidak
1 Anggota keluarga memberikan informasi tentang
imunisasi dasar
2 Anggota keluarga memberitahukan bahwa imunisasi
dasar sangat penting
3 Anggota keluarga memberitahukan bahwa imunisasi
dasar dapat mencegah penyakit
4 Anggota keluarga mengingatkan jadwal pemberian
imunisasi dasar
5 Anggota keluarga mendukung saya melakukan imunisasi
dasar
6 Anggota keluarga memberikan pujian ketika ibu
memberikan imunisasi dasar
7 Anggota keluarga memberi semangat untuk rajin
memberikan imunisasi kepada anak
8 Anggota keluarga mengantar saya ke pelayanan
kesehatan ketika ingin memberikan imunisasi dasar
kepada anak
9 Anggota keluarga memperhatikan kesehatan bayi/balita
ibu
10 Anggota keluarga selalu memastikan bahwa bayi/balita
mendapatkan imunisasi dasar lengkap

Universitas Sumatera Utara


V. Pernyataan Dukungan Petugas Kesehatan

No Pernyataan Ya Tidak
1 Petugas kesehatan memberikan informasi tentang
imunisasi dasar
2 Petugas kesehatan memberitahukan bahwa imunisasi dasar
sangat penting
3 Petugas kesehatan memberitahukan bahwa imunisasi dasar
dapat mencegah penyakit
4 Petugas kesehatan mengingatkan jadwal pemberian
imunisasi dasar
5 Petugas kesehatan mendengar dengan baik keluhan saya
6 Petugas kesehatan memberikan pujian ketika ibu
memberikan imunisasi dasar
7 Petugas kesehatan memberikan pelayanan yang baik
kepada saya
8 Petugas kesehatan memberikan kenyamanan saat saya
melakukan imunisasi dasar
9 Petugas kesehatan memperhatikan kesehatan bayi/balita
ibu
10 Petugas kesehatan selalu memastikan bahwa bayi/balita
mendapatkan imunisasi dasar lengkap

VI. Pernyataan Dukungan Tokoh Masyarakat

No Pernyataan Ya Tidak
1 Tokoh masyarakat memberikan informasi tentang
imunisasi dasar
2 Tokoh masyarakat memberitahukan bahwa imunisasi
dasar sangat penting
3 Tokoh masyarakat memberitahukan bahwa imunisasi
dasar dapat mencegah penyakit
4 Tokoh masyarakat mengingatkan jadwal pemberian
imunisasi dasar
5 Tokoh masyarakat mendukung saya melakukan imunisasi
dasar
6 Tokoh masyarakat memberikan pujian ketika ibu
memberikan imunisasi dasar
7 Tokoh masyarakat memberikan semangat untuk rajin
melakukan imunisasi dasar

Universitas Sumatera Utara


8 Tokoh masyarakat memperhatikan kesehatan bayi/balita
ibu
9 Tokoh masyarakat selalu memastikan bahwa bayi/balita
mendapatkan imunisasi dasar lengkap
10 Tokoh masyarakat memberitahukan bahwa pemberian
imunisasi dasar dapat dilakukan ditempat pelayanan
kesehatan

VII. Pernyataan Nilai yang Berlaku di Dalam Masyarakat

No Pernyataan Ya Tidak
1 Vaksin imunisasi mengandung bahan yang halal
2 Bayi yang diimunisasi lebih sehat dibanding bayi yang
tidak diimunisasi
3 Imunisasi memberikan efek yang sangat besar
4 Imunisasi tidak menyebabkan kesehatan bayi terganggu
5 Imunisasi tidak menyebabkan ketakutan pada anak-anak
6 Imunisasi tidak bertentangan dengan ajaran agama

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 2

PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN

Yang bertandatangan dibawah ini:


Nama : ………………………………………………….
Umur : ………………………………………………….
Alamat : ………………………………………………….

Setelah mendapatkan penjelasan tentang penelitian ini maka saya menyatakan


bersedia berpartisipasi menjadi subjek dalam penelitian yang akan dilakukan oleh
saudari Jamilah mengenai “Faktor –Faktor Yang Memengaruhi Perilaku Ibu
Terhadap Kelengkapan Imunisasi Dasar Di Wilayah Kerja Puskesmas
Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireuen Tahun 2014”.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa penelitian ini sangat bermanfaat untuk

kepentingan ilmiah dan upaya untuk mensosialisasikan bahaya narkoba. Indentitas

responden digunakan hanya untuk keperluan penelitian dan akan dijaga

kerahasiaannya.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sukarela tanpa ada paksaan dari pihak

manapun agar dapat dipergunakan sesuai keperluan.

Bireuen,........................ 2014
Peneliti

Jamilah

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 3 : Uji Validitas dan Reliabilitas

Pengetahuan

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.922 12

Item-Total Statistics

Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted

P1 4.70 11.941 .763 .911

P2 4.70 12.493 .592 .920

P3 4.57 12.047 .780 .910

P4 4.80 11.890 .786 .910

P5 4.67 12.437 .614 .919

P6 4.83 12.351 .650 .917

P7 4.67 12.161 .700 .914

P8 4.73 11.651 .854 .906

P9 4.73 12.133 .701 .914

P10 4.70 12.424 .613 .919

P11 4.73 12.417 .721 .914

P12 4.67 12.194 .674 .917

Universitas Sumatera Utara


Sikap

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.954 10

Item-Total Statistics

Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted

S1 22.10 22.507 .821 .948

S2 22.30 23.114 .795 .949

S3 22.33 21.954 .851 .947

S4 22.23 22.116 .804 .949

S5 22.20 21.752 .867 .946

S6 22.07 23.857 .657 .954

S7 22.37 22.999 .846 .947

S8 22.33 21.747 .888 .945

S9 22.20 22.717 .700 .954

S10 22.17 23.040 .796 .949

Universitas Sumatera Utara


Dukungan Keluarga

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.897 10

Item-Total Statistics

Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted

DK1 4.97 10.378 .734 .880

DK2 4.97 11.206 .461 .898

DK3 4.90 10.645 .666 .885

DK4 5.03 10.240 .773 .877

DK5 4.97 11.068 .505 .895

DK6 5.13 10.671 .644 .886

DK7 4.93 11.030 .525 .894

DK8 5.00 10.207 .787 .876

DK9 4.90 10.576 .690 .883

DK10 5.00 10.621 .646 .886

Universitas Sumatera Utara


Dukungan Petugas Kesehatan

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.864 10

Item-Total Statistics

Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted

DPKes1 4.70 9.321 .583 .850

DPKes2 4.60 9.628 .481 .858

DPKes3 4.63 9.482 .527 .855

DPKes4 4.70 8.769 .785 .833

DPKes5 4.67 9.816 .411 .864

DPKes6 4.80 9.407 .578 .850

DPKes7 4.57 9.564 .510 .856

DPKes8 4.63 8.930 .725 .838

DPKes9 4.57 9.289 .609 .848

DPKes10 4.63 9.413 .551 .853

Universitas Sumatera Utara


Dukungan Tokoh Masyarakat

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.947 10

Item-Total Statistics

Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted

DTM1 4.97 13.344 .947 .933

DTM 2 4.97 14.171 .701 .944

DTM 3 4.87 14.051 .780 .941

DTM 4 5.03 13.551 .875 .936

DTM 5 4.97 14.447 .622 .948

DTM 6 5.07 13.995 .746 .942

DTM 7 4.97 14.102 .721 .943

DTM 8 4.97 13.344 .947 .933

DTM 9 5.00 13.862 .785 .940

DTM 10 5.00 14.345 .646 .947

Universitas Sumatera Utara


Nilai

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.825 6

Item-Total Statistics

Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted

N1 2.40 3.766 .441 .828

N2 2.47 3.223 .775 .757

N3 2.43 3.771 .436 .829

N4 2.57 3.495 .631 .789

N5 2.40 3.559 .562 .803

N6 2.40 3.283 .735 .766

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 4 : Output Hasil Penelitian

Status_Imunisasi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Lengkap 24 33.8 33.8 33.8

Tidak Lengkap 47 66.2 66.2 100.0

Total 71 100.0 100.0

Pendidikan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tinggi 8 11.3 11.3 11.3

Dasar 63 88.7 88.7 100.0

Total 71 100.0 100.0

Pendapatan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tinggi 10 14.1 14.1 14.1

Rendah 61 85.9 85.9 100.0

Total 71 100.0 100.0

Pengetahuan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Baik 8 11.3 11.3 11.3

Kurang 63 88.7 88.7 100.0

Total 71 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


Sikap

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Baik 16 22.5 22.5 22.5

Kurang 55 77.5 77.5 100.0

Total 71 100.0 100.0

Jarak

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid <= 1 Km 15 21.1 21.1 21.1

> 1 Km 56 78.9 78.9 100.0

Total 71 100.0 100.0

Dukungan_Keluarga

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Mendukung 19 26.8 26.8 26.8

Kurang Mendukung 52 73.2 73.2 100.0

Total 71 100.0 100.0

Dukungan_PetKes

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Mendukung 27 38.0 38.0 38.0

Kurang Mendukung 44 62.0 62.0 100.0

Total 71 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


Dukungan_TokohMasy

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Mendukung 15 21.1 21.1 21.1

Kurang Mendukung 56 78.9 78.9 100.0

Total 71 100.0 100.0

Nilai

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Mendukung 23 32.4 32.4 32.4

Kurang Mendukung 48 67.6 67.6 100.0

Total 71 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


Bivariat

Crosstab

Status_Imunisasi

Lengkap Tidak Lengkap Total

Pendidikan Tinggi Count 6 2 8

% within Pendidikan 75.0% 25.0% 100.0%

Dasar Count 18 45 63

% within Pendidikan 28.6% 71.4% 100.0%

Total Count 24 47 71

% within Pendidikan 33.8% 66.2% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig.


Value df sided) sided) (1-sided)
a
Pearson Chi-Square 6.838 1 .009
b
Continuity Correction 4.921 1 .027

Likelihood Ratio 6.461 1 .011

Fisher's Exact Test .015 .015

Linear-by-Linear Association 6.742 1 .009


b
N of Valid Cases 71

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,70.

b. Computed only for a 2x2 table

Universitas Sumatera Utara


Crosstab

Status_Imunisasi

Lengkap Tidak Lengkap Total

Pendapatan Tinggi Count 7 3 10

% within Pendapatan 70.0% 30.0% 100.0%

Rendah Count 17 44 61

% within Pendapatan 27.9% 72.1% 100.0%

Total Count 24 47 71

% within Pendapatan 33.8% 66.2% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig.


Value df sided) sided) (1-sided)
a
Pearson Chi-Square 6.815 1 .009
b
Continuity Correction 5.063 1 .024

Likelihood Ratio 6.434 1 .011

Fisher's Exact Test .025 .014

Linear-by-Linear Association 6.719 1 .010


b
N of Valid Cases 71

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,38.

b. Computed only for a 2x2 table

Universitas Sumatera Utara


Crosstab

Status_Imunisasi

Lengkap Tidak Lengkap Total

Pengetahuan Baik Count 7 1 8

% within Pengetahuan 87.5% 12.5% 100.0%

Kurang Count 17 46 63

% within Pengetahuan 27.0% 73.0% 100.0%

Total Count 24 47 71

% within Pengetahuan 33.8% 66.2% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig.


Value df sided) sided) (1-sided)
a
Pearson Chi-Square 11.618 1 .001
b
Continuity Correction 9.071 1 .003

Likelihood Ratio 11.341 1 .001

Fisher's Exact Test .002 .002

Linear-by-Linear Association 11.454 1 .001


b
N of Valid Cases 71

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,70.

b. Computed only for a 2x2 table

Universitas Sumatera Utara


Crosstab

Status_Imunisasi

Lengkap Tidak Lengkap Total

Sikap Baik Count 12 4 16

% within Sikap 75.0% 25.0% 100.0%

Kurang Count 12 43 55

% within Sikap 21.8% 78.2% 100.0%

Total Count 24 47 71

% within Sikap 33.8% 66.2% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig.


Value df sided) sided) (1-sided)
a
Pearson Chi-Square 15.666 1 .001
b
Continuity Correction 13.379 1 .001

Likelihood Ratio 15.140 1 .001

Fisher's Exact Test .001 .000

Linear-by-Linear Association 15.445 1 .001


b
N of Valid Cases 71

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,41.

b. Computed only for a 2x2 table

Universitas Sumatera Utara


Crosstab

Status_Imunisasi

Lengkap Tidak Lengkap Total

Nilai Mendukung Count 20 3 23

% within Nilai 87.0% 13.0% 100.0%

Kurang Mendukung Count 4 44 48

% within Nilai 8.3% 91.7% 100.0%

Total Count 24 47 71

% within Nilai 33.8% 66.2% 100.0%

Chi-Square Tests

Exact
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 42.956 1 .000
b
Continuity Correction 39.514 1 .000

Likelihood Ratio 45.492 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 42.351 1 .000


b
N of Valid Cases 71

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7,77.

b. Computed only for a 2x2 table

Universitas Sumatera Utara


Crosstab

Status_Imunisasi

Lengkap Tidak Lengkap Total

Jarak <= 1 Km Count 9 6 15

% within Jarak 60.0% 40.0% 100.0%

> 1 Km Count 15 41 56

% within Jarak 26.8% 73.2% 100.0%

Total Count 24 47 71

% within Jarak 33.8% 66.2% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig.


Value df sided) sided) (1-sided)
a
Pearson Chi-Square 5.833 1 .016
b
Continuity Correction 4.443 1 .035

Likelihood Ratio 5.565 1 .018

Fisher's Exact Test .029 .019

Linear-by-Linear Association 5.751 1 .016


b
N of Valid Cases 71

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,07.

b. Computed only for a 2x2 table

Universitas Sumatera Utara


Crosstab

Status_Imunisasi

Tidak
Lengkap Lengkap Total

Dukungan_ Mendukung Count 15 4 19


Keluarga
% within Dukungan_Keluarga 78.9% 21.1% 100.0%

Kurang Count 9 43 52
Mendukung
% within Dukungan_Keluarga 17.3% 82.7% 100.0%

Total Count 24 47 71

% within Dukungan_Keluarga 33.8% 66.2% 100.0%

Chi-Square Tests

Exact
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 23.628 1 .001
b
Continuity Correction 20.954 1 .001

Likelihood Ratio 23.367 1 .001

Fisher's Exact Test .001 .000

Linear-by-Linear Association 23.295 1 .001


b
N of Valid Cases 71

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6,42.

b. Computed only for a 2x2 table

Universitas Sumatera Utara


Crosstab

Status_Imunisasi

Tidak
Lengkap Lengkap Total

Dukungan_ Mendukung Count 14 13 27


PetKes
% within Dukungan_PetKes 51.9% 48.1% 100.0%

Kurang Count 10 34 44
Mendukung
% within Dukungan_PetKes 22.7% 77.3% 100.0%

Total Count 24 47 71

% within Dukungan_PetKes 33.8% 66.2% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig.


Value df sided) sided) (1-sided)
a
Pearson Chi-Square 6.343 1 .012
b
Continuity Correction 5.108 1 .024

Likelihood Ratio 6.283 1 .012

Fisher's Exact Test .019 .012

Linear-by-Linear Association 6.254 1 .012


b
N of Valid Cases 71

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9,13.

b. Computed only for a 2x2 table

Universitas Sumatera Utara


Crosstab

Status_Imunisasi

Tidak
Lengkap Lengkap Total

Dukungan_ Mendukung Count 9 6 15


TokohMasy
% within Dukungan_TokohMasy 60.0% 40.0% 100.0%

Kurang Count 15 41 56
Mendukung
% within Dukungan_TokohMasy 26.8% 73.2% 100.0%

Total Count 24 47 71

% within Dukungan_TokohMasy 33.8% 66.2% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig.


Value df sided) sided) (1-sided)
a
Pearson Chi-Square 5.833 1 .016
b
Continuity Correction 4.443 1 .035

Likelihood Ratio 5.565 1 .018

Fisher's Exact Test .029 .019

Linear-by-Linear Association 5.751 1 .016


b
N of Valid Cases 71

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,07.

b. Computed only for a 2x2 table

Universitas Sumatera Utara


Multivariat
i
Variables in the Equation

Score df Sig.
a
Step 2 Variables Pengetahuan .000 1 1.000
b
Step 3 Variables Pendidikan .014 1 .905

Pengetahuan .000 1 1.000

Overall Statistics .014 2 76.993


c
Step 4 Variables Pendidikan .102 1 .750

Pengetahuan .146 1 .702

Dukungan_TokohMasy .322 1 .571

Overall Statistics .342 3 78.952


d
Step 5 Variables Pendidikan 1.515 1 .218

Pengetahuan 1.102 1 .294

Jarak 2.569 1 .109

Dukungan_TokohMasy 1.248 1 .264

Overall Statistics 2.942 4 80.568


e
Step 6 Variables Pendidikan .386 1 .534

Pengetahuan 2.118 1 .146

Jarak 5.143 1 .023

Dukungan_PetKes 11.671 1 .001

Dukungan_TokohMasy 2.386 1 .122

Overall Statistics 14.193 5 82.014


f
Step 7 Variables Pendidikan .316 1 .574

Pengetahuan 2.107 1 .147

Jarak 4.754 1 .029

Dukungan_Keluarga .051 1 .822

Dukungan_PetKes 6.123 1 .013

Dukungan_TokohMasy 2.373 1 .123

Overall Statistics 14.220 6 86.027

Variables Pendidikan .907 1 .341

Universitas Sumatera Utara


Pengetahuan 2.646 1 .10var4

Jarak 5.857 1 .016


g
Step 8
Dukungan_Keluarga .001 1 .974

Dukungan_PetKes 6.466 1 .011

Dukungan_TokohMasy 3.104 1 .078

Nilai 2.080 1 .149

Overall Statistics 15.053 7 88.035


g
Step 9 Variables Pendidikan .773 1 .379

Pengetahuan 1.988 1 .159

Jarak 3.091 1 .079

Dukungan_Keluarga 7.363 1 .007

Dukungan_TokohMasy 2.371 1 .124

Nilai 1.606 1 .205

Overall Statistics 12.439 6 89.053


h
Step 10 Variables Pendidikan 1.897 1 .168

Pendapatan 2.163 1 .141

Pengetahuan 2.528 1 .112

Jarak 3.790 1 .052

Dukungan_Keluarga 7.960 1 .005

Dukungan_TokohMasy 2.705 1 .100

Nilai 1.258 1 .262

Overall Statistics 14.698 7 90.100

a. Variable(s) removed on step 2: Pengetahuan.

b. Variable(s) removed on step 3: Pendidikan.

c. Variable(s) removed on step 4: Dukungan_TokohMasy.

d. Variable(s) removed on step 5: Jarak.

e. Variable(s) removed on step 6: Dukungan_PetKes.

f. Variable(s) removed on step 7: Dukungan_Keluarga.

g. Variable(s) removed on step 8: Nilai.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai