Pelajaran kedua
Pelajaran ketiga
Pelajaran ke empat
Bab 3 : Nun Sukun dan Tanwin
Catatan :
1. Idhar halqi adalah megeluarkan huruf mudhar dari makhrajnya
tanpa gunnah yang dilebihkan dari aslinya, maksudnya membaca
Nun dengan jelas
2. Disebut ghunnah asli karena nun dan mim memang ada
ghunnahnya
3. Huruf Idhar adalah :
أخي هاك علم حازه غير خرسر
Hamzah, Ha, Ain, Kha, Ghain, Kha
4. Disebut idhar halqi karena semua huruf keluar dari halq yaitu
tenggorokan
5. Tanda idhar di mushaf
- Apabia kita mendapati nun sukun diatasnya ada kepala kha, maka
hukumnya langsung bisa dikeahui idhar
- Jika tida ada syakalnya maka hukumhya bukan idhar
6. Terkait tanwin ( tanda di mushaf sebagai idhar )
- Jika dhammah lalu diatasnya ada separoh busur panah maka
hukumnya idhar
- Jika beerupa huruf wawu dan wawu satunya kecil, maka bukan
idhar
- Jika fathah dua atau kasroh dua sama ukurannya, maka idhar
- Jika yang kedua agak dibeakang maka bukan idhar
Pelajaran kelima
Ketentuan kelima : idham
Yaitu memasukan huruf bersukun dengan huruf lain yang berharakat
dimana keduanya menjadi satu huruf yang bertasydid dan hurufnya
يرملون
Dan syaratnya terdapat pada dua kalimah ( artinya nun sukun di
kalimah, huruf idham di kalimah setelahya )
Catatan :
1. Huruf idham ada 6
Ya, Ra, Mim, Lam, Wawu, Nun
Ketenyuan keenam : Idham dari sisi ghunnah ada dua
1. Idham Bighunnah bersama huruf ينمو
2. Idham bi ghoiri gunnah bersama huruf لdan ر
Catatan :
1. Ghunnaha adalah suara enak yang keluar dari khaisyum/pangkal
hidung dan tidak ada campur tangan lisan dalam hal itu ketiga
menguvapkannya
2. Ghunnah panjangnya dua harakat ( 1 harakat seperti orang yang
membuka genggaman atau menggengam dalam tempo yang
pertengahan )
3. Jika huruf “ yarmulun “ datang setelah nun sukun tapi dalam satu
kalimah maka hukumnya idhar mutlaq ( desebut idhar mutlaq
karena tidak terikat dengan makhraj )
4. Point ke 3 ini dalam al quran hanya ada empat ( , بنيان, قنوان,صنوان
) الدنيا
5. Demikian pula menyambung awal surat yasin dan al qolam,
hukumnya idhar mutlaq walau beda kalimah
Ketentuan ketujuh : Idham dari segi naqs/kurang dan kamal/sempurna
ada dua macam :
1. Hilangnya huruf yang di idham kan ( huruf Nun ) baik secara dzat
atau sifat dan hurufnya نرمل
2. Hilangnya huruf tapi sifatnya masih ada, dan hurufnya و ي
Catatan :
1. Pada idham kamil, huruf nun sama sekali hiulang, baik dzatnya
atau sifat nya, yaitu ghunnah nya
2. Pada idham naqis hurufnya hilang tapi sifatnya masih ada, yaitu
ghunnah
3. Alamat pada mushaf, untuk idham kamil nun sukun tanpa syakal
dan setelahnya bertasydid
Untuk idham naqis, nun sukun tanpa syakal dan huruf setelahnya
tidak tasydid
( beda dengan idhar yang mana nun sukun ada syakal atau sukun )
4. Adapun pada tanwin, jika kasroh tanwin atau dhommah tanwin
salah satunya lebih kebelakang dari yang satunya maka hukumnya
idham ( beda dengan idhar yang mana kedua harakat, baik kasroh
atau fathah sama dan tidak ada yag sedikit kebelakang )
Pelajaran ke enam
Ketentuan ke sembilan : ikhfa’
Membaca huruf dengan keadaan pertengahan antara idhar dengan
idham yang kosong dari tasydid dengan tetep adanya gunnah
Dan hurufnya ada 15 pada awal kalimat
صف ذان ثنا كم جاد شخص قد سما دم طيبا زد في تقى ضع ظالما
Catatan :
1. Ikhfa secara bahasa adalah as satr alias tertutup
2. Huruf lima belas ini tidak dekat makhrajnya dengan nun sehingga
di idham, juga tidak jauh sehingga di idhar
Pelajaran ke tujuh
Bab 5 : Mim dan Nun Tasydid
Pada bab ini ada tiga ketentuan
Ketentuan pertama : Mim dan Nun Tasyidd wajib di ghunnahkan dua
harakat baik washol atau waqaf
Ketentuan kedua : ghunnah adalah suara enak yang terbentuk pada
huruf nun dan mim, keluar dari pangkal hidung ( deket dengan mulut
dari dalam, bukan dari luar ) , dan tidak ada campur tangan lisan
Catatan :
1. Nun dan mim tasydidd hanya ada di tengah dan akhir kalimah
2. Tingkatan ghunnah
a. Idham kamil bersamanya nun dan mim tasydid
b. Idham naqis
c. Ikhfa safawi ataupun hakiki dan bersamanya iqlab
d. Sukun yang di idharkan
e. Nun atau mim berharakat
3. Tiga pertama ghunnahnya dua harakat
4. Dua terakhir 1 harakat
Pelajaran ke delapan
Ketentuan ke tiga : Lam isim adalah lam asli bersukun ynag ada pada
isim, dan hukumnya wajib idhar secara mutlaq
Ketentuan keempat : lam fiil ialah lam sukun asli yang ada pada fiil
madih mudharek dan amer
Dan hukumnya :
1. Idham bersama huruf لdanر
2. Idhar bersama yang lain
Catatan :
1. Bersama lam idham arena satu jenis
2. Bersama ra idham karena deket
3. Alamat idham jika yang pertanma tidak ada syajkal dan kedua
tasyid
Ketentuan kelima : lam harf yaitu lam sukun yang ada pada هلdan بل
saja
Hukumnya :
1. Idham bersama huruf lam dan ra selain firman Allah بل رانbagi
yang membaca saktah
2. Idhar bersama huruf lainnya
Ketentuan kelima : lam amer yaitu lam sukun tambahan yang masuk
pada fiiil mudharek yang didahukui huruf fa’, atau wawu atau tsumma
Hukumnya wajib idhar secara mutlaq
Catatan :
1. Perbedaan lam lam ya g kita pelajari
a. Lam ta’rif dan lam amer saja yang merupakan huruf tambahan
b. Lam isim dan lam amer saja yang idhar mutlaq
Pelajaran ke Sembilan
Pelajaran ke sebelas
Ketentuan ke Sembilan : makhraj makhraj dari ujung lisan ada lima
1. Ujung lisan Bersama langit langit yang berhadapan dengannya (
litsah ) atas keluar huruf Nun
2. Ujung lisan deket bagian punggung Bersama litsah atas, keluar
huruf Ro
3. Ujung lisan bertemu pangkal gigi seri atas keluar huruf ta, tho dan
dal
4. Ujung lisan beretemu ujung atas gigi seri bawah keluar huruf
shod, zai dan sin
5. Ujung lisan bertemu ujung ujung gigi seri atas keluar dho, dzal, tsa
Ketentuan ke sepuluh : dua bibir, keluar darinya du makhraj
1. Perut bibir bawah bertemu ujung gigi atas keluar dariunya huruf
fa
2. a. dua bibir bersamaan dengan ditutp maka keluar huruf mim dan
ba
b. dua bibir bersamaanndengan terbuka maka keluar huruf wawu
bukan mad
ketentuan ke sebelas : al khosyum adalah ujung hidung yang tertarik ke
mulut dan padanya satu makhraj yaitu ghunnah