Anda di halaman 1dari 27

Ilmu Tajwid

Pada ilmu ini ada 12 bab :


1. Muqaddimah ilmu tajwid
2. Isti’adzah dan Basmalah
3. Nun Sakinah dan Tanwin
4. Mim Sakinah
5. Mim dan Nun Bertasydid
6. Lam sukun
7. Makharijul Huruf
8. Sifat – sifat huruf
9. Hubungan antar huruf
10. Tafkhim dan Tarqiq
11. Mad dan Qoshr
12. Wakaf dan Ibda’

Bab 1: Muqaddimah Ilmu Tajwid


Pada Bab ini ada 5 ketentuan :
Ketentuan pertama : Hukum asal cara mempelajari al qur’an adalah
talaqqi ( ketemu langsung ) dan musyafahah ( melihat dan mencocokan
mulut ) dari mulut ulama yang mutqin
Catatan :
1. Adab membaca al qur’an
a. Menghadap qiblat
b. Bersiwak
c. Suci dari dua hadats
d. Badan dan pakaian suci
e. Membaca dengan khusuk, memikirkan dan memperhatikan
f. Memperbagus bacaan
g. Beradab dengan al quran, dengan tidak tertawa saat
membacanya dsb
2. Sebagian ulama berkata : orang yang kesulitan membaca al quran
dan dapat pahala adalah orang yang mau belajar, buka yang
hanya tersibukan dengan dunia tanpa mau belajar

Ketentuan kedua : Rukun qiraah dan benar itu ada 3


1. Sanandnya shahih ( secara mutawatir )
2. Mencocoki rasm utsmani ( mushaf yang di kumpulkan oleh
utsman ) sekalipun bacaan itu masuk dalam klasifikasi ihtimal
3. Mencocoki sisi dari sisi – sisi Bahasa arab
Catatan :
1. Ihtimal maksudnya adalah : missal dalam mushaf tertulis “ malik “
setelah huruf mim ada alif kecil yang disebut alih khanjariyyah, ini
agar supaya difahami bahwa bacaan pada kalimah itu
mengandung dua kemunginan, dibaca maalik atau malik
2. Mencocoki sisi Bahasa arab maksudnya, kadang satu kalimah itu
dialegnya tidak cuman satu, senadainya ada qiraah yang berbeda
namun mencocki salah satu dialeg maka itu memenuhi syarat
qiraah yang benar dipadukan dengan dua syarat diatas

Pelajaran kedua

Ketentuan ketiga : tingkatan cara membaca itu ada tiga


1. Tahqiq
2. Tadwir
3. Hadr
Catatan :
1. Tahqiq itu membaca dengan pelan dan tenang dengan tetep
memperhatikan kaidah tajwid
2. Tadwir pertengahan dengan tetep meperhatikan kaidah tajwid
3. Hadr dengan cepat dengantetep memperhatikan kaidah tajwid
4. Orang yang tuidak memperhatikan kaidah berarti tidak mutqin
dan disebut hazromah
5. Bacaan memperhatikan zaman huruf

Ketentuan keempat : Tajwid ada dua macam


1. Nadhari : dan mempelajarinya fardhu kifayah
2. Tathbiqi : mempelajarinya fardhu ‘ain
Catatn :
1. Tajwid secara Bahasa adalah : al ihsan dan al itqan
2. Secra istilah : ilmu yang membahas kalimah dalam bahsa arab dari
sisi memberikan setiap huruf akan haknya berupa sifat, baik itu
sifat lazimah atau aridhah ( mustahiq nya )
Sifat lazimah adalah soifat yang ada senantiasa pada huruf,
contoh sifat mufakkham pada huruf ist’la shad
Sifat aridhah atau istihaqaq adalah sifat yang muncul dari sifat asli
( yang tidak mesti melekat padanya ) , seperti idham, idhar dll
3. Pendapat jumhur bahwa penerapan tajwid pada saat membaca
quran fardhu ain
Ketentuan kelima : Lahn atau kesalahan dalam bacaan itu ada dua
macam :
1. Jali, haram jika sengaja
2. Khofi, diperselisihkan antara makruh atau haram
Catatan :
1. Kesalahan jail adalah kesalahan yang merubah bangunan kalimah
baik huruf atau harakat walaupun tidak merubah makna dan
disebut jail yang artinya terang karena semua orang
mengetahiinya
2. Kesalahan khofi adalah kesalahan pada pelafadhan atau
pengucapan huruf yang menyelisishi kaidah tajwid ( urf kebiasaan
bacaan yang benar ) dikatakan khofi aliasn tersebunyi karena
hanya diketahui oleh ahli tajwid aja
3. Hukum lahn khofi yang kuat adalah haram jika sngaja atau
bermudah mudahan dalam hal itu

Pelajaran ketiga

Bab 2 : Istiadzah dan basmalah

Pada bab Inia da 8 ketentuan :


Ketentuan pertama : bentuk istiadzah paling afdhal adalah “
‘audzubillah minas syaitan ar rajim “
Catatan :
1. Apakah istiadzah bagian dari al quran ?
Jawab : bukan berdasarkan ijma’ ulama
2. Sighat diatas paling afdhal karen paling deket dengan lafadh
dalam alquran
3. Mengkhususkan sighat tertentu ( audzu billah as sami’ al alim dst )
saat membaca at taubah tidak warid dari nabi

Ketentuan kedua : Istiadzah sunnah ketika mengawali membaca al


quran
Catatan :
1. Ini pendapat jumhur
Ketentuan ketiga : Hukum asal istiadzah itu dikeraskan, kecuali dalam 4
keadaan
1. Ketika membaca lirih
2. Ketika bersendirian
3. Bacaan dalam shalat
4. Jika pembaca meneyempurnakan bacaan orang lain
Catatan :
1. Faidah mengeraskan adalah agar pendengar mulai diam
mendengarkan al quran, juga ia merupoakan syiar dan alamah
bacaan
2. Ini semua hukumnya sunnah
3. Jika ia berhenti membaca karena udzir, makai a tidak perlu
mengulah istiadzah, jika tanpa udzur missal sengaja berhenti
makai a megulang istiadzah
Ketentuan keempat : keadaan istiadzah Bersama basmalah dan awal
surat ada empat
1. Memisah ketiganya
2. Memisah yang pertama, menyambung yang kedua dan ketiga
3. Menggabung yang pertama dan kedua, memisah yang ketiga
4. Menggabung ketiganya
Ketentuan kelima : Sighat basmalah adalah “ Bismillahirrahmanirrahiim

Catatn:
1. Ijma ulama bahwa ia bagian dari ayat dalam surat an naml
2. Khilaf terkait apakah baigain dari alfatihah dan juga awal awal
surat
a. Pendapat imam malik : bukan ayat dari alquran, juga bukan
bagian dari fatihah dan lainnya
b. Pendapat imam syafii : ayat dari alquran baik awal fatihah atau
awal awal surat
c. Pendapat imam abu hanifah : ayat terpisah, bukan bagian dari
ayat pada surat surat yang dipermulainya ( ayat terpisah yang
ditutunkan untuk memidah anatara surat )
d. Pendapat imam ahmad : ayat dari fatihah dan bukan ayat pada
semua surata surat
3. Qora sab’ah sepakat mendatangkannya pada awal surat selain al
baraaah
Ketentuan keenam : Hukumnya
1. Wajib : diawal membaca surat, diantara dua surat saat disambung
selain pada srat taubah
2. Sunnah : membaca ditengah surat
Catatan :
1. Surat taubah dibedakan dari yang lainnya terkait membaca
basmalah kaerana surat taubah berisi perang, sehingga tidak selaras
dengan kadungan basmalah
2. Saat membaca awal taubah wajib tidak membaca basmalah dan
cukup istiadzah saja
3. Jika orang membaca ditengah surat, apakah ia membaca basmalah ?
jawab
a. Jika awal ayat yang dibaca diawalai dengan nama Allah atau
dhamir yang kembali kepadanya, atau sifat Nya atau nabinya
maka sunnah dan ditekankan membaca basmalah
b. Jika wala surat menyebut setan, perang, adzab makai a
bertaawudh
4. Membaca ditengah at taubah apakah membaca bismillah ?
- Jawab : sebagaian ulama melarang dan sebagaian membolehkan

Ketentuan ketujuh : keadaan basmalah antara dua surat ada empat


Tiga boleh :
1. Memisah ketiganya
2. Memisah yang pertama, menyambung yang kedua dan ketiga
3. Menyambung semua
Yang ke empat terlarang :
4. Menggabung pertama dan kedua, dan memisah yang ketiga

Ketentuan kedelapan : kemungkinan kemungkinan dalam menyambung


al anfal dan at taubah ada tiga :
1. Waqaf ( berhe nti ) dengan dijeda nafas
2. Saktah ( diam tanpa bernafas )
3. Menyambung

Pelajaran ke empat
Bab 3 : Nun Sukun dan Tanwin

Pada bab ini ada 9 ketentuan :


Ketentuan pertama : Nun sukun adalah nun yang kosong dari tiga
harakat
Catatan :
1. Huruf terbagi dua, bersukun dan berharakat
2. Alamat sukun dalam penulisan selain al quran adalah lingkaran
kecil diatas huruf, dalam dalam mushaf ada tanda khusus berupa (
kepala huruf kha ) atau tanpa syakal sama sekali
Kenapa kadang dikasih syakal dan kadang tidak? Jawabannya
nanti insya Allah
3. Nun sukun ini tetep ada baik dalam lafadh/pengucapannya,
khat/penulisannya, baik di washal atau di waqaf
4. Nun sukun ini ada di isim, fiil dan huruf
5. Bisa ditengah, dibelakang atau didepan
Ketentuan kedua : Tanwin adalah nun sukun yang merupakan huruf
yang ditambahkan, bukan untuk taukid ( menekankan pembicaraan )
yang meneyertai akhir kalimah isim saat di washal dan juga dalam
pelafatan, namun memisahkan diri dari akhir isim dalam hal penulisan
dan saat di waqaf
Catatan :
1. Maksud bukan untuk menegaskan adalah agar menegeluarkan
tanwin yang asalnya nun bersukun untuk tujuan menekankan, dan
dalam al quran hanya ada dua ( la nasfa’an dalam al alaq dan la
yakunan dalam surat yusuf )
2. Tnwin ini hanya ada pada isim
3. Tanwin hanya ada di akhiur kalimah
4. Tanwin jika di waqaf ada dua keadaan cara bacanya
a. Dirubah alif jika fathah tanwin contoh : aliman jadi alimaa (
maa Panjang disebut mad iwadh, mad thabii dua harakat ),
nanmun jika dikahiri ta’ marbuthah maka jadi huruf ha
b. Suara nun nya dibuang dan dibaca huruf terakhirnya jika selain
fathah tanwin contoh : alimun jadi aliim, kecuali pada lafadh (
wa kaayyin dalam ali Imran ) diwaqafkan dengan nun
5. Perbedaan anatara niun sukun dan tanwin :
a. Nun sukun adalah huruf asli, nun tanwin adalah tambahan
b. Nun sukun ada dalam pelafatan dan tulisan, tanwin hanya
pelafatan saja
c. Nun sukun ada saat di washal dan waqaf, tanwin hanya ada
pada saat di wasal
d. Nun sukun ada pada tiga jenis kalimah, tanwin hanya pada isim
e. Nun sukun ada di tengah dan pinggir, sementara tanwin hanya
di pinggir

Ketentuan ketiga : hokum nun sukun dan tanwi a da empat


1. Idhar halqi
2. Idham
3. Iqlab
4. Ikhfa Haqiqi

Ketentuan keempat : Idhar halqi adalah :


Mengeluarkan huruf yang di idhharkan dari makhrajnya dan ghunnah
tambahan dari aslinya
Dan hurufnya enam pada awal kalimah :

‫أخي هاك علم حازه غير خرسر‬

Catatan :
1. Idhar halqi adalah megeluarkan huruf mudhar dari makhrajnya
tanpa gunnah yang dilebihkan dari aslinya, maksudnya membaca
Nun dengan jelas
2. Disebut ghunnah asli karena nun dan mim memang ada
ghunnahnya
3. Huruf Idhar adalah :
‫أخي هاك علم حازه غير خرسر‬
Hamzah, Ha, Ain, Kha, Ghain, Kha
4. Disebut idhar halqi karena semua huruf keluar dari halq yaitu
tenggorokan
5. Tanda idhar di mushaf
- Apabia kita mendapati nun sukun diatasnya ada kepala kha, maka
hukumnya langsung bisa dikeahui idhar
- Jika tida ada syakalnya maka hukumhya bukan idhar
6. Terkait tanwin ( tanda di mushaf sebagai idhar )
- Jika dhammah lalu diatasnya ada separoh busur panah maka
hukumnya idhar
- Jika beerupa huruf wawu dan wawu satunya kecil, maka bukan
idhar
- Jika fathah dua atau kasroh dua sama ukurannya, maka idhar
- Jika yang kedua agak dibeakang maka bukan idhar

Pelajaran kelima
Ketentuan kelima : idham
Yaitu memasukan huruf bersukun dengan huruf lain yang berharakat
dimana keduanya menjadi satu huruf yang bertasydid dan hurufnya
‫يرملون‬
Dan syaratnya terdapat pada dua kalimah ( artinya nun sukun di
kalimah, huruf idham di kalimah setelahya )
Catatan :
1. Huruf idham ada 6
Ya, Ra, Mim, Lam, Wawu, Nun
Ketenyuan keenam : Idham dari sisi ghunnah ada dua
1. Idham Bighunnah bersama huruf ‫ينمو‬
2. Idham bi ghoiri gunnah bersama huruf ‫ ل‬dan ‫ر‬
Catatan :
1. Ghunnaha adalah suara enak yang keluar dari khaisyum/pangkal
hidung dan tidak ada campur tangan lisan dalam hal itu ketiga
menguvapkannya
2. Ghunnah panjangnya dua harakat ( 1 harakat seperti orang yang
membuka genggaman atau menggengam dalam tempo yang
pertengahan )
3. Jika huruf “ yarmulun “ datang setelah nun sukun tapi dalam satu
kalimah maka hukumnya idhar mutlaq ( desebut idhar mutlaq
karena tidak terikat dengan makhraj )
4. Point ke 3 ini dalam al quran hanya ada empat ( ,‫ بنيان‬,‫ قنوان‬,‫صنوان‬
‫) الدنيا‬
5. Demikian pula menyambung awal surat yasin dan al qolam,
hukumnya idhar mutlaq walau beda kalimah
Ketentuan ketujuh : Idham dari segi naqs/kurang dan kamal/sempurna
ada dua macam :
1. Hilangnya huruf yang di idham kan ( huruf Nun ) baik secara dzat
atau sifat dan hurufnya ‫نرمل‬
2. Hilangnya huruf tapi sifatnya masih ada, dan hurufnya ‫و ي‬
Catatan :
1. Pada idham kamil, huruf nun sama sekali hiulang, baik dzatnya
atau sifat nya, yaitu ghunnah nya
2. Pada idham naqis hurufnya hilang tapi sifatnya masih ada, yaitu
ghunnah
3. Alamat pada mushaf, untuk idham kamil nun sukun tanpa syakal
dan setelahnya bertasydid
Untuk idham naqis, nun sukun tanpa syakal dan huruf setelahnya
tidak tasydid
( beda dengan idhar yang mana nun sukun ada syakal atau sukun )
4. Adapun pada tanwin, jika kasroh tanwin atau dhommah tanwin
salah satunya lebih kebelakang dari yang satunya maka hukumnya
idham ( beda dengan idhar yang mana kedua harakat, baik kasroh
atau fathah sama dan tidak ada yag sedikit kebelakang )

Ketentuan kedelapan : iqlab adalah merubah huruf nun sukun atau


tanwin menjadi mim samar ( tidak jelas mim ) dengana danya gunnah
dan hurufnya adalah ‫ب‬
Catatan :
1. Mim yang nampak iqlab adalah samar dengan sekedar
menyentuhkan kedua bibir, bukan menjauhkan atau menekankan
2. Alamat di mushaf untuk nun sukun adalah adanya mim dengan
khat riq’ah diatas nun, adapun dengan khat lain maka nanti masuk
pembahasan di waqaf dan ibda
3. Alamat di mushaf untuk tanwin adalah harakat tanwin yang ditulis
satu beserta mim

Pelajaran ke enam
Ketentuan ke sembilan : ikhfa’
Membaca huruf dengan keadaan pertengahan antara idhar dengan
idham yang kosong dari tasydid dengan tetep adanya gunnah
Dan hurufnya ada 15 pada awal kalimat
‫صف ذان ثنا كم جاد شخص قد سما دم طيبا زد في تقى ضع ظالما‬
Catatan :
1. Ikhfa secara bahasa adalah as satr alias tertutup
2. Huruf lima belas ini tidak dekat makhrajnya dengan nun sehingga
di idham, juga tidak jauh sehingga di idhar

Bab 4 : Bab Mim Sukun

Pada bab Inia da dua ketentuan :


Ketentuan pertama : Mim sukun adalah mim yang kosong dari tiga
harokat
Ketentuan kedua : hukumnya ada tiga
1. Ikhfa Safawi : apabila setelah mim sukun ada huruf ba
2. Idham mitslain shoghir : apabila setelah mim sukun ada mim
berharakat
3. Idhar safawi : apabila setelah mim sukun ada huruf hija selain (
mim dan berharakat dan ba )
Catatan :
1. Tanda sukun pada mim sukun di mushaf adalah berupa kepala
huruf kha atau tidak ada syakalnya
2. Huruf mim ketemu mim
a. Jika yang pertama sukun yang kedua berharakat Namanya
shoghir
b. Jika yang pertama berharakat yang kedua sukun dinamakan
Mutlaq
c. Kalua sama sama berharakat namanaya Kabir

Pelajaran ke tujuh
Bab 5 : Mim dan Nun Tasydid
Pada bab ini ada tiga ketentuan
Ketentuan pertama : Mim dan Nun Tasyidd wajib di ghunnahkan dua
harakat baik washol atau waqaf
Ketentuan kedua : ghunnah adalah suara enak yang terbentuk pada
huruf nun dan mim, keluar dari pangkal hidung ( deket dengan mulut
dari dalam, bukan dari luar ) , dan tidak ada campur tangan lisan
Catatan :
1. Nun dan mim tasydidd hanya ada di tengah dan akhir kalimah
2. Tingkatan ghunnah
a. Idham kamil bersamanya nun dan mim tasydid
b. Idham naqis
c. Ikhfa safawi ataupun hakiki dan bersamanya iqlab
d. Sukun yang di idharkan
e. Nun atau mim berharakat
3. Tiga pertama ghunnahnya dua harakat
4. Dua terakhir 1 harakat

Bab 6 : Lam Sukun


Pada bab Inia da 6 ketentuan
Ketentuan pertama : Lam sukun ada lima
1. Lam ta’rif
2. Lam Isim
3. Lam Fi’il
4. Lam Harf
5. Lam Amer
Ketentuan kedua : lam ta’rif adalah lam sukun yang merupakan
tambahan di awal isim ( ‫) ال‬
Dan hukumnya :
Idhar : bersama huruf ‫إبغ حجك و خف عقيمه‬
Catatan :
1. Lam yang hukumnya idhar disebut lam qomariyah, karena ia
ibarat bintang bintang yang akan nampak bersama bulan
2. Alamat nya pada huruf lam ada kepala huruf kha
3. Sebab idhar karena lam dan huruf huruf diatas makhrajnya jauh
Idham : bersama huriuf awal dari kalimah
‫طب ثم صل رحما تفز صف ذا نعم دع سوء ظن زر شريفا للكرم‬
Catatan :
1. Lam idham ini disebut lam syamsiyyah
2. Tanda nya adalah pada lam tidak ada syakalnya
3. Kenapa lam di idhamkan kepada huruf huruf ini?
a. Sebab 1 jika yang dimasuki lam adalah tamatsul
b. Sebab dua jika yang lain sebebnya adalah taqarub

Pelajaran ke delapan
Ketentuan ke tiga : Lam isim adalah lam asli bersukun ynag ada pada
isim, dan hukumnya wajib idhar secara mutlaq
Ketentuan keempat : lam fiil ialah lam sukun asli yang ada pada fiil
madih mudharek dan amer
Dan hukumnya :
1. Idham bersama huruf ‫ل‬dan‫ر‬
2. Idhar bersama yang lain
Catatan :
1. Bersama lam idham arena satu jenis
2. Bersama ra idham karena deket
3. Alamat idham jika yang pertanma tidak ada syajkal dan kedua
tasyid
Ketentuan kelima : lam harf yaitu lam sukun yang ada pada ‫هل‬dan ‫بل‬
saja
Hukumnya :
1. Idham bersama huruf lam dan ra selain firman Allah ‫ بل ران‬bagi
yang membaca saktah
2. Idhar bersama huruf lainnya
Ketentuan kelima : lam amer yaitu lam sukun tambahan yang masuk
pada fiiil mudharek yang didahukui huruf fa’, atau wawu atau tsumma
Hukumnya wajib idhar secara mutlaq
Catatan :
1. Perbedaan lam lam ya g kita pelajari
a. Lam ta’rif dan lam amer saja yang merupakan huruf tambahan
b. Lam isim dan lam amer saja yang idhar mutlaq

Pelajaran ke Sembilan

Bab 7 : Makharijul Huruf


Pada bab ini ada 11 ketentuan :
Kententuan pertama : makhraj adalah tempat keluarnya huruf dan
pembeda antara satu harus dengan selainnya
Ketentuan kedua : Huruf adalah suara yang bertumpu paa makhraj
muhaqqiq atau muqaddar
Catatan :
1. Ada huruf yang sama makhraj tapi yang membedakan adalah
sigfatnya
2. Huruf secara bahaasa adalah at torf
3. Makhraj Muhaqqa adalah : bersanda pada bagian tertentu dari
bagian tenggorokan al halq dan lisan, yaitu bersandar bagian
dengan disentuh dari bagian mulut misalnya dua bibir contoh Ba
dan Mim
4. Makhraj muqaddar adalah : tidak bersandar pada bagian tertentu
dari bagian mulut contoh makhraj huruf jauf ( lobang tenggorokan
dan mulut ) dan itu adalah huruf mad
5. Makhraj muhaqqaq adalah semua huruf kecuali huruf mad

Ketentuan ketiga : makhraj ada du macam


;
1. Aammah ( umum )
2. Khossoh ( kusus )
Catatan :
1. Makhraj umum ini terkandung didalamnya beberapa makhraj
2. Makhraj khusus I ni hanya mengandung 1 makhraj saja
Ketentuan ke empat : mkahraj umum ada lima dan bercabang darinya
17 makhraj khusus
1. Al jauf ( rongga mulut ) 1 makhraj
2. Al halq ( tenggorokan ) 3 makhraj
3. Lisan 10 makhraj
4. Dua bibir 2 makhraj
5. Khoisum ( saluran hidung ) 1 makhraj
Ketentua kelima : al jauf dan padanya ada satu makhraj untuk huruf –
huruf mad
Catatan :
1. Huruf mad tidak ada syakalnya
2. Huruf mad tidak ada ghunnah nya
Pelajaran ke sepuluh
Kerentuan ke enam : al halqu tercabang darinya tiga makhraj khusus
1. Paling tinggi/jauh dari bibir : keluar darinya huruf hamzah dan ha
2. Tengahnya/pertengahan : keluar darinya hurf ain dan kha
3. Paling rendah/deket dengan bibir : keluar darinya ghain dan kho
Ketentuan ke tujuh : lisan dan padanya ada 10 makhraj khusus
- Lima dari selain ujung lisan
- Liuma dari ujung lisan
Ketentuan ke delapan : makhraj selian ujung lisana da lima
1. Paling juah dari bibir ( aqshahu ) Bersama langit – langit atas (
hanak al ‘ala ) keluar darinya huruf qaf
2. Paling juah dari bibir ( aqshahu ) Bersama langit – langit atas (
hanak al ‘ala ) sedikit dibawah makhraj qaf, keluar darinya huruf
kaf
3. Paling tengah dari bibir ( wasatuhu ) Bersama langit – langit atas (
hanak al ‘ala ) keluar darinya huruf Jim, Syin, Ya bukan mad
4. Salah satu tepi lisan dan gigi geraham ( aghras ) atas atau dua
sisinya bersamaan dan keluar huruf dlo
5. Ujung lisan bagian tepi sampai ujung Bersama langit langit yang
berhadapan dgnya ( litsah ) atas dan keluar darinya hurug Lam

Pelajaran ke sebelas
Ketentuan ke Sembilan : makhraj makhraj dari ujung lisan ada lima
1. Ujung lisan Bersama langit langit yang berhadapan dengannya (
litsah ) atas keluar huruf Nun
2. Ujung lisan deket bagian punggung Bersama litsah atas, keluar
huruf Ro
3. Ujung lisan bertemu pangkal gigi seri atas keluar huruf ta, tho dan
dal
4. Ujung lisan beretemu ujung atas gigi seri bawah keluar huruf
shod, zai dan sin
5. Ujung lisan bertemu ujung ujung gigi seri atas keluar dho, dzal, tsa
Ketentuan ke sepuluh : dua bibir, keluar darinya du makhraj
1. Perut bibir bawah bertemu ujung gigi atas keluar dariunya huruf
fa
2. a. dua bibir bersamaan dengan ditutp maka keluar huruf mim dan
ba
b. dua bibir bersamaanndengan terbuka maka keluar huruf wawu
bukan mad
ketentuan ke sebelas : al khosyum adalah ujung hidung yang tertarik ke
mulut dan padanya satu makhraj yaitu ghunnah

pelajaran ke dua belas

Bab 8 : Sifat – sifat huruf


Pada bab ini ada lima ketentuan
Ketentuan pertama : sifat adalah kaifiyat ( tata cara ) yang mana huruf
disifati dengannya saat terwujud pada makhraj
Catatan :
1. faidah mempelajari sifat huruf
a. sifat seperti halnya timbangan bagi huruf, yang membedakan
satu huruf dengaan yang lain ( karena kadang huruf itu satu
makhraj, dan diketahui bedanya dengan adanya beda sifat )
b. mengetahui mana huruf yang kuat mana yang lemah
c. memperbagus pengucapan huruf
Ketentuan kedua : sifat ada dua macam
1. lazimah atau tetap yang tidak akan pernah berpisah darinya
selamanya
2. aaridhah yang kadang lepas darinya, seperti tafkhim dan tarqiq
catatan :
1. sifat lazimah seperti
a. huruf qolqolah
b. huruf syiddah ( keras )
c. huruf tafkhim ( tebal )
d. huruf tarqiq ( tipis )
ketentuan ketiga : sifat lazimah ada dua macam
1. memiliki lawan
2. tidak memlikik lawan

ketentuan keempat : sifat yang memiliki lawan ada lima :


1. al hames ( samar ) dan hurufnya ‫فحثه شخص سكت‬
dan lawannya adalah jaher ( keras ), yaitu huruf yang lain
catatan :
1. hames adalah : mengalirnya nafas ketika mengucapkan karena
lemahnya penyandaran kepada makhrajnya
2. kapan sifat hames nampak kuat?
Jawab : pada saat huruf huruf tersebut bersukun atau tasydid
3. jaher adalah : tertahannya aliran nafas ketika mengucapkan huruf
2. syiddah ( keras ) dan hurufnya ‫أجد قط بكت‬
dan lawannya adalah rokhowah ( lunak ) dan hurufnya asalah
huruf lain dari syiddah dan tawassuth ( pertengahan ) dan
huruf tawasuth adalah ‫لن عمر‬
catatan :
1. syiddah adalah quwwah atau kuat
2. secara istilah : tertahannya perjalanan suara ketika mengucapkan
huruf lantaran kuatnya bersandar pada makhrajnya
3. diebut huruf syuddah karena ia keluar dengan kuat dan menekan
sangat
4. tawasuth adalah pertengahannya suara saat keluar ( tidak terllau
menekan juga tidak terlalu tidak menekan )
5. rokhowah adalah al lin alias lunak
6. secara istilah rokhowah adalah : mengalirnya suara ketika
mengucapkan huruf karena lemahnya bersandar kepada
makhrajnya

3. isti’la’ ( naik ) dan hurufnya ‫خص ضغط قط‬


dan lawannya adalah : istifal dan hurufnya selainnya
catatan :
1. isti’la’ adalah al ulu wal irtifa
2. secara istilah : terangkatnya sebagaian besar lisan ketiga
mengucapkan sebagaian besar hurufnya ke atas langit – langit
mulut
3. istifal adalah inkhifadh
4. secara istilah : menurunkan lisan kedasar mulut ketika
mengucapkan sebagaian besar hurufnya
5. ddisebut huruf mustafilah
pelajaran ke tiga belas

4. al ithbaq ( menutup ) dan hurufnya ‫ص ض ط ظ‬


dan lawannya infitah ( terbukan ) dan hurufnya sisanya
catatan :
1. secara Bahasa al ilshaq/menempel
2. secara istilah : menempelkan bagian lisan atau sebagaian
besarnya dengan langit – langit mulut atau mensejajarkan dengan
sangat dengannya ketika mengucapkan huruf dimana suara
terbatas keluar dianatar keduanya
3. perbedaan antara isti’la dengan ithbaq?
Isti’la’ adalah : terangkatnya pangkal lisan ke langit – langit mulut
atas dan tidak harus bersentuhan adapun ithbaq harus menempel
atau sangat mendekati menempel
4. infitah adalah iftiraq
5. secara istilah : menjauh antara lisan dengan langit atas ketika
mengucapkannya sehingga suara tidak terbatas pada keduanya
6. faidah : huruf isti’la’ terbagi menjadi dua
a. huruf mutobbaqah ( ‫) ص ض ط ظ‬
b. huruf munfatahah ( ‫) خ غ ق‬
7. faidah pembagian point 6 adalah “
a. huruf ‫ ص ض ط ظ‬mengumpulkan dua sifat, yaitu isti’la’ dan
ithbaq sehingga kuat sekali
b. Huruf ‫ خ غ ق‬termasuk hurfu musta'ilah akan tetapi munfatahah
dan ini sifat lemah
c. Huruf ist’la yang juga ithbaq senantiasa dibaca tafkhim alias
tebal dalam semua keadaan, baik kasroh, dommah, fathah atau
sebelumnya sukun atau kasroh semua keadaan
d. Huruf isti’la yang juga infitah dibaca tebal pada semua keadaan
kecual pada tiga keadaan

1.Pada saat kasroh


2.Pada saat sukun yang sebelumnya kasroh
3.Sebelumnya ya lin ketika waqaf dan ini hanya ada pada dua
kaliamah saja ( ‫) شيخ زيغ‬
5. al idzlaq dan hurufnya ‫فر من لب‬
Dan lawannay al ishmat huruf selainnya
Catatan :
1. Idhalaq adalah ujung lisan
2. Secara istilah : cepat dan mudahnya pengucapan huruf karena
keluarnya dari ujung lisan atau dua bibir
3. Al ishmat artinya diam
4. Secara istilah : beratnya huruf dan sulitnhya ia untuk keluar karen
keluarnya jauh dari ujung lisan atau dua bibir
5. Karena hurruf ishmat ini berat, tidak boleh hanya ada ia saja pada
kalimah asal diatas tsulatsi ( jika ia ruba’i, khumasi maka pasti ada
satu dari huruf idhlaq
Pelajaran ke empat belas
Ketentuan kelima : sifat yang tidak memiliki lawan ada 9
1. Ash shofir dan hurufnya ‫ص ز س‬
Catatan :
1. Huruf shafir dari sisi kekuatannya bertingkat – ytingkat
a. Paling kuat ketika tasydid
b. Sukun
c. Berharakat
Dinamakan shofir karena menyerupai suara burung
2. Al qolqolah dan hurufnya ‫قطب جد‬
Catatan :
1. Sebab qolqolah : karean terkumpul sifat syiddah dan jaher
2. Qalqalah muncul saat sukun
3. Qalqalah ada tiga tingkatan
1.qalqalah akbar yaitu saat tasydid dan waqaf
2.qalqalah kubra yaitu wakaf dan sukun
3.qalqalah sughra yaitu sukun tidak wakaf
4. tidak boleh qalqalah saat huruf qalqalah ini idham misal ( ‫) قد تبين‬
5. tidak boleh qalqalah saat tasydid dan washol
3. Lin dan hurufnya Ya dan Wawu sukun yang fathah sebelumnya
Catanan :
1. Secara Bahasa adalah suhulah atau mudah
2. Secara istilah : mengeluarkan huruf dari makhrajnya dengan
mudah
3. Sisi perbedaan dan kesamaan antara mad dan lin
a. Mad dan lin sama dalam hamper semua sifat kecuali bahwa lin
bersifat lin atau lembut, sementara mad bersifat khofa atau
samar
b. Mad dan lin sama sama dalam hal jaher, rokhowaf, istifal,
infitah, ishmat, juga sama sama sukun dan bias mad
Pelajaran ke lima belas
4. Al inhiraf dan hurufnya adalah lam dan ra
Catatan :
5. Tikrar dan hurufnya ra
Catatan :
1. Dalam masalah ini manusia terbagi menjadi 3
a. Ada yang membaca ra seperti ya, deket kepada wawu
b. Terllau berlebihan dalam ber tikrar
c. Pertengahan
6. Tafasyi dan hurufnya Syin
Catatan :
1. Adalah intisyar atau ittisa’
2. Ia adalah intisyar nya angina
7. Istitolah yaitu lurusnya sisi lisan ketika membaca dhod
8. Ghunnah
9. Khofa : tersamarnya huruf saat diucapkan dan hurufnya Ha dan
huruf mad
Pelajaran ke enam belas :

Bab 9 : hubungan antara huruf – huruf


Pada bab Inia da 4 ketentuan :
Ketentuan pertama : hubungan atau keterkaitan antar huruf itu ada
empat
1. Tamatsul : dua huruf sama makhraj dan sifatnya
2. Tajanus : du huruf sama makhraj beda sifat
3. Taqarub : dua huruf berdekatan makhraj dan sifat
4. Dua huruf makhrajnya jauh, sama saja apakah sifaynya sama atau
beda

Anda mungkin juga menyukai