Anda di halaman 1dari 3

Pendahuluan

Penangkapan rajungan yang terjadi pada perairan teluk lasongko telah mengalami overfishing dan
kritis. Hal tersebut terjadi karena tingginya permintaan dari pengolahan daging rajungan, kondisi
juga terjadi pada perairan seluruh Indonesia. Untuk menyusun stategi pengelolaan rajungan pada
suatu perairan harus didasarkan data ekobiologi. Penelitian terbeut dilakukan pada perairan terbuka
dan teluk berukuran kecil. Adanya perbedaan aspek bioekologi rajungan pada berbagai lokasi, maka
sebaiknya dalam menentukan strategi pengelolaan rajungan di Indonesia harus bersifat spesifik
kawasan dan tipe perairan. Teluk Lasongko merupakan teluk dengan luas perairan ini sekitar 13,6
km2 dengan kedalaman berkisar antara 1 m hingga 50 m dan bersifat semi tertutup pada bagian
kepala teluk. Strategi pengelolaan rajungan di Teluk Lasongko ditekankan pada keberlanjutan
pemanfaatan yang didasarkan pada aspek ekobiologi rajungan yang telah tersedia dan didukung
oleh data perikanan rajungan di perairan ini. Data bersumber pada hasil penelitian dan dianalisis
secara deskriptif.

Potensi keberlanjutan rajungan

Keberlanjutanpopulasi rajungan ditentukan oleh kondisi habitat, biologi reproduksi dan dinamika
populasi rajungan. Kondisi habitat berpengaruh langsung kepada keberlanjutan populasi rajungan di
Teluk Lasongko serta menentukan keberhasilan reproduksi, pertumbuhan, rekrutmen dan kematian
alami rajungan. Kualitas air habitat rajungan di perairan ini; seperti suhu (27,7-29,1 oC), salinitas
(29,5-33,4 ppt), oksigen terlarut (5,10-5,90 mgl-1) dan pH (8,15- 8,62) berada dalam kisaran
optimum bagi kelangsungan hidup dan pertumbuhan rajungan.

Aspek biologi reproduksi (rasio kelamin, musim pemijahan dan fekunditas) rajungan sangat
berpotensi mendukung keberlanjutan pemanfaatan rajungan. Rasio kelamin rajungan jantan dan
betina secara temporal umumnya seimbang. Kondisi ini akan meningkatkankeberhasilanperkawinan
dan pemijahanrajungan sertaberpotensi meningkatkan rekrutmen rajungan di perairan ini.
Pemijahan rajungan di perairan ini berlangsung sepanjang tahun dan puncaknya terjadi pada bulan
Mei-Juni, Agustus dan Oktober-November dan tipe pemijahannya parsial dengan fekunditas setiap
tahapnya berkisar antara 69747-2078874 butir.

Dan potensi keberlanjutan rajungan di Teluk Lasongko juga tergolong cukup tinggi dilihat dari
proporsi rekrutmennya pada setiap bulan, berkisar 1,00-19,17 % serta struktur populasi rajungan di
daerah ini didominasi oleh kelompok dewasa. Yang memiliki masa hidup pada jantan 3,21 tahun dan
pada betina 4,40 tahun. Yang dengan demikian rajungan di Teluk Lasongkoberpeluang melakukan
reproduksi lebih tinggi dan menghasilkan rekrutmen lebih besar sehingga berpotensi meningkatkan
keberlanjutan polulasinya.

Permasalahan keberlanjutan

Penangkapan rajungan di Teluk Lasongko telah overfishing dan hal ini dapat dilihat dari tingkat
eksploitasi (E) >0,5 (Tabel 2) serta stoknya dalam kondisi kritis yang hal tersebut dapat mengancam
pemanfaatan rajungan pada perairan. Indicator yang terjadi overfishing rajungan dilihat dari
penambahan alat tangkap yang tidak proporsional dan ukuran rajungan yang ditangkap. Daerah
penagkapan rajungan yang dilakukan tidak secara merata yang hanya berpusat pada perairan yang
dangkal. Dan ada kegiatan penangkapan yang tidak ramah lingkungan yaitu dengan membuang air
rendaman bibit rumput laut yang mengandung pupuk dalam volume yang besar sehingga terjadinya
red tide fitoplankton. Dampak dari red tide tersebut mematikan larva dari rajungan. Serta
penggunaan bom dalam melakukan penangkapan ikan yang dapat merusak habitat rajungan.
Strategi pengelolaan

 Penetapan ukuran rajungan terkecil yang boleh ditangkap


 Pengaturan musim penagkapan
 Pengendalian alat tangkap dan daerah penangkapan
 Pendataan hasil tangkapan dan alat tangkap secara berkala
 Perlindungan dan rehabilitasi habitat
 Restoking
 Pem bentukan suaka rajungan

Kesimpulan

Potensi keberlanjutan dari populasi rajungan tergolong tinggi dilihat dari aspek bioekologinya.
Namun terdapat permasalahan yang menjadi ancaman bagi keberlanjutan pemanfaatan dari
rajungan adalah overfishing dan stok krisis serta belum dilakukannya pengelolaan rajungan ddengan
baik. Sehingga ditetapkannya minimal dari ukuran yang boleh ditangkap serta tidak
memperbolehkan menangkap rajunga betina ovigerous, selain itu mengurangi jumlah penggunaan
alat tangkap.

Komentar untuk penangkapan rajungan

Pengembangan mina bisnis pada rajungan akan berkembang dengan baik apabila dilakukannya
strategi pengelolaan yang dapat meningkatkan potensi keberlanjutan dan pemanfaatan dari
rajungan. Apabila tidak dilakukan strategi tersebut maka pada masa mendatang maka stok dari
rajungan akan semakin menipis yang menyebabkan kelangkaan pada rajungan.

Kelebihan Jurnal : jurnal menjelaskan tentang potensi keberlanjutan dari rajungan dan strategi
supaya dapat mempertahankan populasi rajungan. Diberikan data-data yang jelas, lengkap dan
mudah untuk dibaca. Menggunakan penggunaan Bahasa dan EYD sudah cukup baik.

Kekurangan jurnal : pengambilan data yang digunakan kurang dijelaskan, sehingga tidak diketahui
bagaimana metode dalam pengambilan data secara detail.

Komentar terkait jurnal

Abstrak : abstrak dijelaskan secara singkat, lengkap dan cukup jelas. Mulai dari tujuan dari
penelitian, metode pengumpulan data, dan analisis data dijelaskan secara umum. Hasil penelitian
dipaparkan cukup jelas dan penjelasan mengenai permasalahan serta strategi yang akan digunakan.

Pendahuluan : dipaparkan cukup lengkap. Latar belakang permasalahan dijelaskan dengan cukup
jelas. Memiliki tujuan untuk menentukan potensi dan permasalahan keberlanjutan pemanfaatan
rajungan serta menyusun strategi pengelolaan rajungan di Teluk Lasongko berdasarkan pada aspek
bioekologi.

Metode : metode dalam penelitian ini tidak dijelaskan dalam jurnal sehingga tidak diketahui metode
apa yang digunakan.

Hasil pembahasan : penyajian dari hasil pembahasan sudah mencakup tujuan awal dari penelitian.
Data yang ditampilkan dengan jelas dan dipaparkan dengan baik. Hasil disajikan dengan lengkap dan
mudah dipahami oleh pembaca.
Kesimpulan dan saran : jurnal ini memaparka kesimpulan dari penelitian dengan singkat dan jelas.
Kesimpulan sesuai dengan hasil dari pembahasan. Saran dalam jurnal ini mengajak untuk melakukan
strategi dalam melakuka penangkapan rajungan.

Anda mungkin juga menyukai