Anda di halaman 1dari 2

Ekosistem laut didorong oleh produksi organisme bersel tunggal mirip

tumbuhan yang disebut fitoplankton, yang produksinya dapat diperkirakan secara


kasar dengan mengukur konsentrasi klorofil. Tidak semua fitoplankton bermanfaat
bagi sistem kelautan. Beberapa spesies menghasilkan racun saraf kuat yang, jika
terkonsentrasi di jaring makanan, dapat mengganggu ekosistem laut dan menimbulkan
ancaman bagi kesehatan manusia. Untuk itu diperlukan suatu teknologi untuk
mengetahui keberadaannya dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi
canggih seperti yang telah dibahas sebelumnya, yaitu mikroskop plankton, alat yang
mampu merekam gambar mikroskopis komunitas fitoplankton secara cepat. Program
“Creating a fitoplankton-observation program to support local community in
Indonesia waters” merupakan program penelitian kolaboratif yang menitikberatkan
pada salah satu aspek penting dari visi dan misi PICES, yaitu untuk menciptakan
“generasi ilmuwan baru dengan 'mendorong kegiatan ilmiah'". kemajuan' dan
'meningkatkan kesehatan, kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat atau bangsa'.
Dengan bimbingan dan bimbingan dari PICES (dan penyandang dana lainnya),
PICES menerapkan keahliannya di bidang perikanan dan alga berbahaya untuk
meningkatkan kesehatan masyarakat dengan meningkatkan kualitas air atau
menyesuaikan respons terhadap perubahan iklim karena kemunculan alga berbahaya
secara berkala. Di sini kita akan menggunakan pendekatan risiko tiga “E”
(lingkungan, paparan, efek) dan kerangka kerja untuk mencapai kesehatan masyarakat
(Kesehatan Masyarakat) dan kesehatan ekonomi (Kesejahteraan). Dalam praktik
perikanan dan ekosistem, sulit untuk menemukan data dan informasi yang memadai
tentang kuantitas dan kualitas untuk penelitian dan pengkajian yang diperlukan untuk
tindakan pengelolaan berkelanjutan. Ada juga fakta bahwa mata pencaharian sejumlah
besar masyarakat setempat seringkali sangat bergantung pada sumber daya perairan
dan ekosistem yang tersedia bagi mereka.
ketakpastian. Untuk itu, kami membahas metode yang dapat diterapkan dalam
situasi keterbatasan dan kekurangan data untuk tindakan berkelanjutan, khususnya
dengan komunitas nelayan. Untuk memeriksa kualitas data dan penyelesaian data dan
informasi, tiga pendekatan dan kombinasinya digunakan untuk penelitian dan evaluasi
dalam situasi kelangkaan/kendala data:
1. Menerapkan beberapa metode analisis dengan menggunakan berbagai data
dan informasi, 2. Menerapkan metode biaya rendah dan padat karya untuk
mengumpulkan data dan informasi, dan 3. Penerapan yang fleksibel dari informasi
yang tersedia sebagai indikator Melakukan penelitian dan penilaian secara terbatas
data/skenario buruk, kombinasi keduanya harus digunakan dengan keterlibatan
masyarakat lokal dalam pengumpulan data dan pemahaman tentang perikanan dan
ekosistem. Keracunan ikan Ciguatera (CFP) merupakan salah satu masalah yang
ditimbulkan oleh BHAB (Blooming Benthic Algal Blooms) akibat rusaknya
ekosistem pesisir seperti alga dan terumbu karang. Kasus PFC belum pernah
dilaporkan secara nasional, namun spesies diatom berbahaya telah dilaporkan dan
dipelajari di beberapa daerah di Indonesia, termasuk Gili Matra dan Lombok. Untuk
itu telah dilakukan identifikasi spesies yang berpotensi bahaya, estimasi potensi
kerusakan ekosistem dan masyarakat lokal, serta sosialisasi potensi bahaya HAB dan
CFP bagi masyarakat lokal dan peningkatan kesadaran. Sebagai hasil penelitian,
ditemukan 17 spesies fitoplankton yang berpotensi berbahaya di Gili Matra. Hasil
penelitian juga menunjukkan bahwa variasi musim berpengaruh besar terhadap
perubahan struktur komunitas fitoplankton. Demikian pula, dinamika populasi diatom
yang menjadi target penelitian juga menunjukkan variasi musiman yang signifikan.
Tidak ada ciguatoxin yang terdeteksi dalam uji biologis pada ikan terumbu karang dan
tikus yang dikumpulkan dari Gili Matra dan Lombok Utara, menunjukkan tidak ada
risiko PCP di Lombok hingga saat ini. Namun, model statistik menunjukkan bahwa
peningkatan kekeruhan, konsentrasi nutrisi, dan gangguan ekosistem dapat memicu
pertumbuhan pesat spesies HAB, yang umumnya beradaptasi dengan baik pada
kualitas hidup air rendah. Ini menunjukkan pentingnya bahkan lebih.
mengelola dengan tepat ekosistem pesisir yang penting, terutama padang
lamun dan terumbu karang, untuk menjaga kesehatannya dan mengurangi
kemungkinan terjadinya HAB dan CFP di Gili Matra.

Anda mungkin juga menyukai