0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
3 tayangan2 halaman
PT Amerta Indah Otsuka adalah perusahaan yang beroperasi di Indonesia dan merupakan bagian dari grup Otsuka Pharmaceutical Co., Ltd. Perusahaan ini fokus pada industri farmasi dan minuman fungsional. Salah satu produk yang cukup terkenal dari PT Amerta Indah Otsuka adalah minuman fungsional bernama "Pocari Sweat," yang dikenal sebagai minuman elektrolit yang membantu menggantikan cairan tubuh yang hilang saat beraktivitas fisik atau berolahraga.
PT Amerta Indah Otsuka juga terlibat dalam berbag
PT Amerta Indah Otsuka adalah perusahaan yang beroperasi di Indonesia dan merupakan bagian dari grup Otsuka Pharmaceutical Co., Ltd. Perusahaan ini fokus pada industri farmasi dan minuman fungsional. Salah satu produk yang cukup terkenal dari PT Amerta Indah Otsuka adalah minuman fungsional bernama "Pocari Sweat," yang dikenal sebagai minuman elektrolit yang membantu menggantikan cairan tubuh yang hilang saat beraktivitas fisik atau berolahraga.
PT Amerta Indah Otsuka juga terlibat dalam berbag
PT Amerta Indah Otsuka adalah perusahaan yang beroperasi di Indonesia dan merupakan bagian dari grup Otsuka Pharmaceutical Co., Ltd. Perusahaan ini fokus pada industri farmasi dan minuman fungsional. Salah satu produk yang cukup terkenal dari PT Amerta Indah Otsuka adalah minuman fungsional bernama "Pocari Sweat," yang dikenal sebagai minuman elektrolit yang membantu menggantikan cairan tubuh yang hilang saat beraktivitas fisik atau berolahraga.
PT Amerta Indah Otsuka juga terlibat dalam berbag
Ekosistem laut didorong oleh produksi organisme bersel tunggal mirip
tumbuhan yang disebut fitoplankton, yang produksinya dapat diperkirakan secara
kasar dengan mengukur konsentrasi klorofil. Tidak semua fitoplankton bermanfaat bagi sistem kelautan. Beberapa spesies menghasilkan racun saraf kuat yang, jika terkonsentrasi di jaring makanan, dapat mengganggu ekosistem laut dan menimbulkan ancaman bagi kesehatan manusia. Untuk itu diperlukan suatu teknologi untuk mengetahui keberadaannya dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi canggih seperti yang telah dibahas sebelumnya, yaitu mikroskop plankton, alat yang mampu merekam gambar mikroskopis komunitas fitoplankton secara cepat. Program “Creating a fitoplankton-observation program to support local community in Indonesia waters” merupakan program penelitian kolaboratif yang menitikberatkan pada salah satu aspek penting dari visi dan misi PICES, yaitu untuk menciptakan “generasi ilmuwan baru dengan 'mendorong kegiatan ilmiah'". kemajuan' dan 'meningkatkan kesehatan, kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat atau bangsa'. Dengan bimbingan dan bimbingan dari PICES (dan penyandang dana lainnya), PICES menerapkan keahliannya di bidang perikanan dan alga berbahaya untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dengan meningkatkan kualitas air atau menyesuaikan respons terhadap perubahan iklim karena kemunculan alga berbahaya secara berkala. Di sini kita akan menggunakan pendekatan risiko tiga “E” (lingkungan, paparan, efek) dan kerangka kerja untuk mencapai kesehatan masyarakat (Kesehatan Masyarakat) dan kesehatan ekonomi (Kesejahteraan). Dalam praktik perikanan dan ekosistem, sulit untuk menemukan data dan informasi yang memadai tentang kuantitas dan kualitas untuk penelitian dan pengkajian yang diperlukan untuk tindakan pengelolaan berkelanjutan. Ada juga fakta bahwa mata pencaharian sejumlah besar masyarakat setempat seringkali sangat bergantung pada sumber daya perairan dan ekosistem yang tersedia bagi mereka. ketakpastian. Untuk itu, kami membahas metode yang dapat diterapkan dalam situasi keterbatasan dan kekurangan data untuk tindakan berkelanjutan, khususnya dengan komunitas nelayan. Untuk memeriksa kualitas data dan penyelesaian data dan informasi, tiga pendekatan dan kombinasinya digunakan untuk penelitian dan evaluasi dalam situasi kelangkaan/kendala data: 1. Menerapkan beberapa metode analisis dengan menggunakan berbagai data dan informasi, 2. Menerapkan metode biaya rendah dan padat karya untuk mengumpulkan data dan informasi, dan 3. Penerapan yang fleksibel dari informasi yang tersedia sebagai indikator Melakukan penelitian dan penilaian secara terbatas data/skenario buruk, kombinasi keduanya harus digunakan dengan keterlibatan masyarakat lokal dalam pengumpulan data dan pemahaman tentang perikanan dan ekosistem. Keracunan ikan Ciguatera (CFP) merupakan salah satu masalah yang ditimbulkan oleh BHAB (Blooming Benthic Algal Blooms) akibat rusaknya ekosistem pesisir seperti alga dan terumbu karang. Kasus PFC belum pernah dilaporkan secara nasional, namun spesies diatom berbahaya telah dilaporkan dan dipelajari di beberapa daerah di Indonesia, termasuk Gili Matra dan Lombok. Untuk itu telah dilakukan identifikasi spesies yang berpotensi bahaya, estimasi potensi kerusakan ekosistem dan masyarakat lokal, serta sosialisasi potensi bahaya HAB dan CFP bagi masyarakat lokal dan peningkatan kesadaran. Sebagai hasil penelitian, ditemukan 17 spesies fitoplankton yang berpotensi berbahaya di Gili Matra. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa variasi musim berpengaruh besar terhadap perubahan struktur komunitas fitoplankton. Demikian pula, dinamika populasi diatom yang menjadi target penelitian juga menunjukkan variasi musiman yang signifikan. Tidak ada ciguatoxin yang terdeteksi dalam uji biologis pada ikan terumbu karang dan tikus yang dikumpulkan dari Gili Matra dan Lombok Utara, menunjukkan tidak ada risiko PCP di Lombok hingga saat ini. Namun, model statistik menunjukkan bahwa peningkatan kekeruhan, konsentrasi nutrisi, dan gangguan ekosistem dapat memicu pertumbuhan pesat spesies HAB, yang umumnya beradaptasi dengan baik pada kualitas hidup air rendah. Ini menunjukkan pentingnya bahkan lebih. mengelola dengan tepat ekosistem pesisir yang penting, terutama padang lamun dan terumbu karang, untuk menjaga kesehatannya dan mengurangi kemungkinan terjadinya HAB dan CFP di Gili Matra.