Anda di halaman 1dari 16

Perancangan Dan Analisis Rangkaian Synchronous Boost Converter

Untuk Penyalaan Lampu LED 21W Dengan Sumber Baterai 12VDC


Aldeni Prima Anugrah*, Budhi Anto**
*Teknik Elektro Universitas Riau **Jurusan Teknik Elektro Universitas Riau
Kampus Bina widya Km 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru 28293
Jurusan Teknik Elektro Universitas Riau
Email: aldeniprimaanugrah@gmail.com

ABSTRACT

Electronic devices efficiency is highly considered nowadays. One of the reasons caused low
efficiency is power dissipation. Conventional Boost Converter has low efficiency, but there are
some potentional area need to be improved. Synchronous Boost Converter is the improved method
of Boost Converter to improve the Conventional Boost Converter efficiency. Design and simulation
is supplied by 12VDC. 21W LED light as output consist of 21 strands of 1W LED. 21W LED light is
supplied by 21VDC. Synchronous Boost Converter works in Discontinuous Conduction Mode
(DCM) to generate 12VDC input to 21VDC output. Synchronous Boost Converter simulation shows
21W LED light power produces 82,22% efficiency which better 2,4207% than Conventional Boost
Converter. Synchronous Boost Converter with lower frequency gives better efficiency, previous
research with 30MHz produces 70-80% efficiency.

Keywords: Synchronous Boost Converter, MOSFET, efficiency

I. PENDAHULUAN Efisiensi yang tidak baik dapat


Efisiensi peralatan elektronik akhir-akhir disebabkan oleh disipasi daya. Pada Boost
ini sangat dipertimbangkan oleh berbagai Converter Konvensional disipasi daya tersebut
kalangan. Salah satunya pedagang kaki lima disebabkan oleh tegangan panjar maju dioda
keliling yang sulit mendapatkan listrik yang bernilai pada kisaran volt sedangkan
bersumber dari PLN. Sebagai media pada Synchronous Boost Converter disipasi
penerangan di malam hari mereka dapat daya disebabkan oleh tahanan dalam MOSFET
menggunakan lampu DC sebagai alternatif. yang bernilai kisaran miliohm. Inilah yang
Kendala yang muncul adalah bagaimana membuat efisiensi pada Synchronous Boost
membuat peralatan elektronik tersebut agar Converter lebih baik.
menguntungkan mereka. Efisiensi yang baik Peralatan elektronik dengan efisiensi
akan menguntungkan pengguna dari segi yang rendah akan menciptakan kerugian
ekonomi maupun segi waktu. Peningkatan seperti dari segi ekonomi maupun waktu
efisiensi pada peralatan elektronik merupakan penggunaan peralatan itu sendiri. Oleh sebab
hal yang sudah sepatutnya dilakukan. itu penulis akan melakukan simulasi pada
Boost Converter merupakan konverter salah satu peralatan elektronik tipe penaik
tipe penaik tegangan. Boost Converter tegangan yaitu Synchronous Boost Converter.
Konvensional yang menggunakan 1 buah Synchronous Boost Converter ini akan
MOSFET sebagai piranti switching memiliki digunakan sebagai rangkaian penyalaan lampu
efisiensi yang rendah. Efisiensi yang rendah LED 21W menggunakan software MATLAB.
ini dapat ditingkatkan dengan menggunakan
Synchronous Boost Converter yang merupakan II. TINJAUAN PUSTAKA
inovasi baru dari tipe Boost Converter yang 2.1 Penelitian Terdahulu
menggunakan 2 buah MOSFET yang bekerja Penelitian terdahulu tentang Boost
dalam keadaan sinkron. Converter telah dilakukan oleh Budhi Anto

Jom FTEKNIK Volume 5 No. 1 April 2018 1


berjudul “Lampu LED 12VDC Menggunakan 2.2 Lampu LED
Rangkaian Penyalaan Berbasis Boost Lampu LED adalah lampu yang
Converter”. Penelitian yang dilakukan Budhi menggunakan dioda LED sebagai sumber
Anto pada Boost Converter menggunakan cahaya yang memiliki efisiensi lebih baik
dioda sebagai saklar keduanya sehingga daripada lampu pijar dan lampu neon. LED
tegangan panjar maju dioda harus yang akan digunakan adalah tipe High Power
diperhitungkan dan ini membuat disipasi daya LED(HPL) yang memproduksi intensitas
jauh lebih besar dibandingkan menggunakan cahaya lampu yang paling kuat diantara semua
MOSFET[1]. jenis lampu LED. Pada penelitian ini akan
Penelitian terdahulu tentang digunakan LED 1W sebanyak 21 buah.
Synchronous Boost Converter telah dilakukan Spesifikasi LED yang dibutuhkan pada
oleh Junfei Wang yang berjudul “A New penelitian ini pada suhu 25o C mencakup
Control Method for Boost Converter in tegangan panjar maju LED(VD) dengan nilai
Discontinuous Conduction Mode with minimum 2,9V dan maksimum 3,1V, sehingga
Synchronous Rectification and Zero Voltage dipilih nilai 3V dan arus panjar maju LED(ID)
Switching”. Penelitian Junfei menjelaskan dengan nilai maksimum sebesar 350 mA.
analisa rangkaian Synchronous Boost Gambar 2.1 memperlihatkan simbol LED dan
Converter sebagai inovasi baru dari tipe Boost bentuk fisiknya[5].
Converter namun tidak melakukan
perhitungan nyata untuk mengetahui efisiensi
Synchronous Boost Converter tersebut[2].
Penelitian terdahulu tentang
Synchronous Boost Converter yang dilakukan Gambar 2.1 (a) Simbol LED (b) Bentuk Fisik
oleh Ch. Venkateswra Rao yang berjudul LED(https://rasapas.wordpress.com/2011/03/0
“Digital ControlLED High Power 4/8/)[6]
Synchronous Boost Converter Based MPPT
Charge Controller For SPV System”. 2.3 MOSFET
Penelitian Venkateswra mengganti PWM Komponen yang digunakan sebagai
dengan MPPT yang memiliki harga lebih switching adalah MOSFET (Metal Oxide
mahal[3]. Semiconductor Field Effect Transistor).
Penelitian terdahulu oleh Benlafkih Regulasi tegangan dilakukan dengan
Abdessamad tentang Synchronous Boost mengubah daur kerja(Duty Cycle) pada switch
Converter dalam jurnalnya yang berjudul dan bukan pada resistansinya. Efisiensi secara
“Design and Modeling of DC/DC Boost keseluruhan catu daya jenis switching ini lebih
Converter for Mobile Device Applications”. tinggi daripada jenis catu daya konvensional.
Penelitian ini berisikan tentang analisa dan MOSFET yang digunakan adalah tipe N-
perancangan Synchronous Boost Converter Channel Enhancement karena merupakan
yang dilakukan menggunakan frekuensi yang perangkat switching yang paling cepat dengan
sangat tinggi berkisar 30MHZ - 100MHZ dan frekuensi switching lebih dari 1MHz, dengan
juga dengan tegangan input lebih kecil yaitu rating tegangan mencapai 1000V dan rating
3.3V. Dimana dengan frekuensi tinggi akan arus 300A. Gambar 2.2 memperlihatkan
menyebabkan rendahnya efisiensi simbol MOSFET tipe N-Channel
dibandingkan dengan penelitian yang penulis Enhancement.
lakukan menggunakan frekuensi 50KHz dan
penulis juga menggunakan tegangan input
lebih besar yaitu 12V[4].

Jom FTEKNIK Volume 5 No. 1 April 2018 2


 Input gate tidak mendapat tegangan bias
karena terhubung ke ground (0V)
 Tegangan gate lebih rendah dari
tegangan threshold (Vgs < Vth)
 MOSFET OFF (Fully-OFF) pada daerah
cut-off ini
 Tidak ada arus drain yang mengalir pada
Gambar 2.2 Simbol MOSFET tipe N- MOSFET
Channel Enhancement(Rashid,2007)  Tegangan output Vout = Vds = Vdd
Sebagai saklar maka MOSFET memiliki  Pada daerah cut-off MOSFET dalam
kondisi saat ON dan saat OFF, saat ON kondisi open circuit[7]
dinamakan kondisi saturasi dan saat OFF
dinamakan kondisi cut-off. Gambar 2.3
memperlihatkan rangkaian MOSFET sebagai
saklar pada kondisi saturasi. Karakteristik
MOSFET pada kondisi saturasi antar lain
adalah :
 Tegangan input gate (Vgs) tinggi Gambar 2.4 Rangkaian MOSFET Sebagai
 Tegangan input gate (Vgs) lebih tinggi Saklar Pada Kondisi Cut-
dari tegangan threshold (Vgs > Vth) Off(http://elektronika-dasar.web.id/MOSFET-
 MOSFET ON (Fully-ON) pada daerah sebagai-saklar/)
Saturasi
 Tegangan drain dan source ideal (Vds) 2.4 PWM
pada daerah saturasi adalah 0V (Vds = Pulse Width Modulation(PWM) adalah
0V) sebuah cara memanipulasi lebar sinyal yang
 Resistansi drain dan source sangat dinyatakan dengan pulsa dalam suatu perioda,
rendah (Rds < 0,1Ohm) untuk mendapatkan tegangan rata-rata yang
 Tegangan output Vout = Vds = berbeda. Sinyal PWM memiliki frekuensi
0,2V(Rds x Id) gelombang yang tetap namun Duty Cycle
 MOSFET dianalogikan sebagai saklar bervariasi(antara 0% hingga 100%).
kondisi tertutup

Gambar 2.3 Rangkaian MOSFET Sebagai


Saklar Pada Kondisi Saturasi Gambar 2.5 Sinyal
(http://elektronika-dasar.web.id/MOSFET- PWM(https://globalenergizer.wordpress.com/2
sebagai-saklar/) 014/06/06/pulse-width-modulation-PWM/)

Gambar 2.4 memperlihatkan rangkaian Dari sinyal PWM pada Gambar 2.5 diatas kita
MOSFET sebagai saklar pada kondisi cut-off. bisa mendapatkan persamaan sebagai berikut:
Karakeristik MOSFET pada daerah cut-off TTOTAL  TON  TOFF .......................................(1)
antara lain sebagai berikut:

Jom FTEKNIK Volume 5 No. 1 April 2018 3


Keterangan: pengendaliannya dibandingkan CCM. Oleh
TTOTAL = Perioda(s) karena itu dalam penelitian ini telah dipilih
TON = Waktu Pulsa Tinggi(s) pengoperasian secara DCM.
TOFF = Waktu Pulsa Rendah(s)
2.4.1 Keunggulan Synchronous Boost
2.4.1 Duty Cycle Converter Dibandingkan Dengan Boost
Duty Cycle adalah lamanya pulsa tinggi Converter Konvensional
dalam satu perioda. Dengan cara mengatur Diagram dasar dari Boost Converter dengan
lebar pulsa “ON” dan “OFF” dalam satu dioda rectification pada Gambar 2.7
perioda gelombang melalui pemberian besar menunjukkan bahwa disipasi daya di diode D1
sinyal referensi output dari suatu PWM akan signifikan, yang ditunjukkan dalam persamaan
didapat Duty Cycle yang diinginkan. Duty di bawah ini[9]:
Cycle dari PWM dapat dinyatakan PDIODA  VD x IOUT 1D ..................................(3)
menggunakan persamaan sebagai berikut[8]:
TON TON Keterangan:
D x 100%  x 100% .....(2)
TON  TOFF TTOTAL PDIODA = Disipasi Daya Pada Dioda(W)
VD = Tegangan Jatuh Dioda(V)
Keterangan: IOUT = Arus Keluaran Boost Converter(A)
D  Duty Cycle D = Duty Cycle

Gambar 2.7 Diagram Dasar Dari Boost


Converter Dengan Dioda Rectification(Ashok
Gambar 2.6 Sinyal PWM Dari Berbagai Duty Bindra, 2014, Synchronous Rectification
Cycle(https://globalenergizer.wordpress.com/2 Gives Step-Up Converters a Boost)
014/06/06/pulse-width-modulation-PWM/)
Berdasarkan artikel yang dibuat oleh Per
2.5 Synchronous Boost Converter Bell dan Lee menjelaskan bahwa ketika
Boost Converter adalah konverter dc-dc besarnya tegangan input dan output yang
jenis penaik tegangan. Adapun Synchronous nilainya sangat dekat, Duty Cycle dari
Boost Converter adalah salah satu tipe Boost MOSFET Boost Converter bernilai kecil.
Converter yang menerapkan MOSFET kedua Dalam kasus tersebut, Duty Cycle yang sesuai
sebagai pengganti dioda pada Boost Converter (1-D) dari dioda bernilai besar. Akibatnya,
Konvensional. MOSFET kedua ini akan dalam aplikasi ini, dioda mengalirkan sebagian
bekerja secara bergantian dengan frekuensi besar perioda switching-nya yang
yang sama sehingga dianggap sinkron. mengakibatkan kerugian tinggi pada dioda.
Terdapat 2 cara pengoperasian Dengan demikian, disipasi daya dioda ini
Synchronous Boost Converter berdasarkan dapat diperkirakan dengan persamaan sebagai
bentuk arus induktornya, yaitu Discontinuous berikut:
Conduction Mode(DCM) dan Continuous PDIODA  VD x IIN 1D .....................................(4)
Conduction Mode(CCM). DCM adalah ketika
arus induktor pernah bernilai nol, sedangkan Keterangan:
pada CCM adalah ketika arus induktor tidak IIN  Arus Masukan Boost Converter (A)
pernah bernilai nol. DCM lebih mudah dalam

Jom FTEKNIK Volume 5 No. 1 April 2018 4


Jika dioda tersebut digantikan dengan sebuah persamaan Vo jika menggunakan untaian
MOSFET, persamaan (2) bisa kembali ditulis: Lampu LED 7 seri x 3 paralel:
PMOSFET  RDS(ON) x I 2 IN 1D ..........................(5) Vo  VfLED x Ju mlah LED Seri Dalam Satu
Cabang...........................................................(6)
Keterangan: Vo  3V x 7
PMOSFET = Disipasi Daya Pada MOSFET(W)
Vo  21V
RDS(ON) = Tahanan Drain-Source(Ohm)
IIN = Arus Masukan Synchronous Boost Keterangan:
Converter(A) Vo = Tegangan Keluaran Synchronous
D = Duty Cycle Boost Converter(V)
VfLED = Tengangan Panjar Maju LED(V)
Dari persamaan (4) jelas bahwa
Perhitungan Duty Cycle jika menggunakan
konsumsi daya dioda ditentukan oleh VD dan
untaian Lampu LED 7 seri x 3 paralel
IIN. Demikian juga, persamaan (5)
menggunakan persamaan sebagai berikut:
menunjukkan bahwa disipasi daya di MOSFET
 1 
ditentukan oleh RDS(on) dan IIN. VD memiliki Vo    x Vi ......................................(7)
nilai kisaran Volt sedangkan RDS(on) memiliki 1  D 
nilai kisaran miliohm sehingga persamaan  1 
tersebut menunjukkan bahwa Boost Converter Vo    x Vi
1  D 
menghemat daya lebih baik menggunakan
 1 
MOSFET dibandingkan menggunakan dioda. 21    x 12
1  D 
III. METODE PENELITIAN
D  43%
3.1 Perancangan Lampu LED
Perancang lampu LED 21W
Keterangan:
menggunakan untaian LED 1W sebanyak 21
Vo = Tegangan Keluaran Synchronous
buah. Tegangan maju LED 1W adalah 3Volt
Boost Converter(V)
dan arus panjar majunya adalah 350mA.
Vi = Tegangan Masukan Synchronous
Untuk mendapatkan lampu LED yang
Boost Converter(V)
memiliki daya 21W, terdapat beberapa pilihan
D = Duty Cycle
susunan LED, yaitu:
1. 7 seri x 3 paralel
Persamaan (7) menganggap dioda adalah
2. 3 seri x 7 paralel
ideal dan resistansi induktor sama dengan nol
3. 1 seri x 21 paralel
dan kapasitansi kapasitor besar sekali.
4. 21 paralel x 1 seri
Kemudian menentukan beban yang akan
disimulasikan sebagai LED 21W sebagaimana
Syarat memilih susunan LED yang tepat
diperlihatkan pada Gambar 3.1.
adalah:
1. Tegangan keluaran besar dari Tegangan
sumber (Vo > Vs)
2. Duty Cycle yang diperoleh dari
perhitungan Vs dan Vo adalah kecil dari
50% (D < 50%) Gambar 3.1 Simulasi Resistor Sebagai
Beban Lampu LED21W
Dari pilihan pilihan tersebut pilihan yang
paling cocok adalah nomor 1. Berikut Pertama hitung terlebih dahulu arus keluaran
Synchronous Boost Converter menggunakan
persamaan sebagai berikut:
Jom FTEKNIK Volume 5 No. 1 April 2018 5
Io  IfLED x Jumlah Cabang LED Paralel ..... 3.2 Perancangan Synchronous Boost
......................................................................(8) Converter
Io  350mA x 3
Io  1050mA

Keterangan:
IfLED = Arus Panjar Maju LED(mA)

Kemudian untuk menghitung beban simulasi


LED menggunakan persamaain ini:
Vo
RLED  ....................................................(9)
Io Gambar 3.3 Diagram Blok Lampu LED
21V
RLED 
1.05 A Gambar 3.3 memperlihatkan Diagram
RLED  20Ohm Blok Lampu LED. Input pada perancangan
Synchronous Boost Converter ini adalah
Keterangan: sumber dc 12V sedangkan keluaran yang
RLED = Resistansi Sebagai Beban Lampu diharapkan adalah 21Vdc yang akan
LED(Ohm) digunakan untuk menyuplai lampu LED.
Io = Arus Keluaran Synchronous Boost
Converter(A) 3.2.1 Pemilihan MOSFET

Setelah ditemukan masukan pada block


parameter resistor sebagai beban lampu LED
21W seperti Gambar 3.2.
Gambar 3.4 Simulasi MOSFET

Gambar 3.4 memperlihatkan simulasi


MOSFET pada software MATLAB. Spesifikasi
simulasi MOSFET merujuk pada tipe
IRF3205, berikut spesifikasi yang dapat
dimasukkan pada block parameternya:
RDS(on) = 8mΩ
VSD(max) = 1.3V

Kemudian spesifikasi tersebut dimasukkan


pada block parameter MOSFET1 dan
MOSFET2 seperti terlihat pada Gambar 3.5.
Gambar 3.2 Block Parameter Resistor
Sebagai Beban Lampu LED 21W

Jom FTEKNIK Volume 5 No. 1 April 2018 6


Untuk memudahkan perhitungan
ditetapkan nilai induktansi dibawah nilai Lmax
yaitu 0.00002H. Kemudian nilai tersebut
dimasukan pada block parameter induktor
seperti terlihat pada Gambar 3.7.

Gambar 3.5 Block Parameter MOSFET1 Dan


MOSFET2
Gambar 3.7 Block Parameter Induktor
3.2.2 Pemilihan Nilai Induktansi Dan Nilai
Kapasitansi
D x Io
Cmin  .....................................(11)
r x fs x Vo
0.43x 1.05
Cmin 
0.01 x 50000 x 21
Cmin  0.000043F
Gambar 3.6 Simulasi Induktor Dan Kapasitor
Penulis menetapkan nilai kapasitansi diatas
Gambar 3.6 memperlihatkan simulasi nilai Cmin yaitu 0.00005F. Kemudian nilai
induktor dan kapasitor pada software tersebut dimasukan pada parameter block
MATLAB. Dengan nilai Duty Cycle yang telah kapasitor seperti terlihat pada Gambar 3.8.
diperoleh yaitu 43%, maka akan dilakukan
pencarian nilai Lmax(induktansi maksimum)
dan Cmin(kapasitansi maksimum) dengan
frekuensi yang ditetapkan yaitu 50KHz,
dengan menggunakan persamaan dibawah ini:

fs = 50KHz , Vo = 21V, Io = 1.05A, D = 0.43,


dan nilai yang biasanya digunakan untuk r =
0.01:

Vo
L max  xD( 1  D)2 ...................(10)
2 x Io x fs
21V Gambar 3.8 Parameter Block Kapasitor
L max  x0,43( 1  0,43 )2
2 x1,05 Ax 50000 Hz
L max  0,00002794 H

Jom FTEKNIK Volume 5 No. 1 April 2018 7


3.3 Pengendali PWM SG3525

Gambar 3.9 Simulasi Pulse Generator

Pemodelan Pengendali PWM SG3525


seperti terlihat pada Gambar 3.9 akan
digantikan dengan Pulse Generator. PWM
yang digunakan memiliki Duty Cycle 43%.
Duty Cycle tersebut di masukkan pada ke 2
parameter block PWM dan di antara keduanya
ada delay setengah perioda, hal ini dilakukan
mengingat Synchronous Boost Converter Gambar 3.11 Block Parameter Pulse
dipasaran menggunakan delay demikian. Generator2
Delay perioda yang ditetapkan adalah
1/50KHz, maka delay-nya adalah 1/100KHz Gambar 3.12s memperlihatkan bentuk sinyal
atau 0.00001s. Spesififikasi yang telah PWM dari Pulse Generator 1 dan Pulse
ditemukan tersebut dimasukkan ke parameter Generator2.
block Pulse Generator1 dan Pulse Generator2
seperti terlihat pada Gambar 3.10 dan Gambar
3.11.

Gambar 3.10 Block Parameter Pulse


Generator1 Gambar 3.12 Bentuk Sinyal PWM Dari Pulse
Generator1 Dan Pulse Generator2

Jom FTEKNIK Volume 5 No. 1 April 2018 8


3.4 Simulasi Lampu LED Dan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Synchronous Boost Converter Pada 4.1 Hasil Simulasi Rangkaian
MATLAB Synchronous Boost Converter
Dari hasil simulasi yang telah dilakukan
Synchronous Boost Converter menghasilkan
luaran lebih besar dari yang diharapkan
sehingga dilakukan perubahan nilai Duty
Cycle agar mendekati sebagaimana yang telah
diharapkan yaitu menghasilkan tegangan
keluaran 21 Volt dan arus keluaran 1,05
Ampere. Simulasi dilakukan dengan
memasukkan parameter-parameter yang telah
ditemukan, Gambar 4.1 berikut ini
memperlihatkan hasil simulasi pada MATLAB
Gambar 3.13 Rangkaian Keseluruhan setelah simulasi dijalankan.
Synchronous Boost Converter

Gambar 3.13 memperlihatkan simulasi


rangkaian keseluruhan Synchronous Boost
Converter pada software MATLAB.

Gambar 4.1 Hasil Simulasi MATLAB Dengan


Nilai Pada Display

Gambar 4.2 berikut ini memperlihatkan hasil


simulasi pada MATLAB setelah simulasi
dijalankan dan diubah Duty Cyclenya.
Gambar 3.14 Rangkaian Keseluruhan
Synchronous Boost Converter Dengan Alat
Ukur

Gambar 3.14 memperlihatkan rangkaian


keseluruhan Synchronous Boost Converter
dengan alat ukur.

Jom FTEKNIK Volume 5 No. 1 April 2018 9


Seperti terlihat pada Gambar 4.3 Rangkaian
simulasi Boost Converter pada MATLAB
terdiri dari:
 Sumber dc(Vs) bernilai 12V
 Induktor bernilai 0,00002H
 Kapasitor bernilai 0,00005F
 Dioda dengan tegangan panjar maju(Vf)
bernilai 1,5V
 MOSFET N-channel enhancement
dengan RDS(ON) bernilai 0,008Ohm
 Pulse generator dengan nilai:
- Duty Cycle sebesar 43%
- Perioda sebesar 0,00002s
 dan resistor mewakili lampu LED 21W
dengan R bernilai 20Ohm

Gambar 4.2 Hasil Simulasi MATLAB Dengan


Nilai Pada Display Setelah Perubahan Nilai
Duty Cycle

4.2 Pembahasan Simulasi


4.2.1 Simulasi Rangkaian Boost Converter

Gambar 4.4 Bentuk Gelombang Arus


Induktor

Bentuk gelombang arus pada induktor


seperti ditunjukkan pada Gambar 4.4 diatas
akan digunakan untuk mencari arus rata-rata.
Arus rata-rata diperoleh dari luas daerah
gelombang segitiga menggunakan persamaan
sebagai berikut.
T
1
T 0
Iavg  IL dt .......................................(12)

Gambar 4.3 Simulasi Rangkaian Boost


Converter Sebelum dijalankan Seperti kita ketahui persamaan untuk mencari
luas daerah segitiga adalah:
Alas x Tin ggi
Luas Segitiga  ...............(13)
2

Jom FTEKNIK Volume 5 No. 1 April 2018 10


Berikut perhitungannya Dimana: Vs =
Untuk mencari tinggi dan alas gelombang arus Tegangan input, dan untuk memudahkan T =
induktor akan diperbesar berikut nilai awal diganti dengan nilai Alas, 0 = nilai
penampakannya pada Gambar 4.5 dan Gambar akhir diganti dengan 0, IL = adalah nilai
4.6. Tinggi

1 T 
Pin  Vs   IL dt ......................................( 16 )
T 0 
Gambar 4.5 Tinggi Gelombang Setelah 1 T 
Diperbesar Pin  Vs   IL dt 
T 0 
1 T
Setelah diperbesar nilainya mendekati Pin  Vs  ILxT 0 
5,16A, sehingga nilai itu dijadikan parameter T 
Tinggi. 1 0 ,000017s 
Pin  Vs  ILxT 0 
T 
 1  1 
0 ,000017s

Pin  Vs   xILxT  
T  2 0 
 1  1 
0 ,000017s

Pin  Vs   x5,16 AxT  
T  2 0 
 1 1  1 
Pin  Vs   x5,16 Ax 0 ,000017 s    x5,16 Ax 0 
Gambar 4.6 Alas Gelombang Setelah T  2  2 
Diperbesar
1 
Pin  Vs  0 ,00004386 As   0
Setelah diperbesar nilai awal adalah T 
8,98s x 10-3 dan nilai akhirnya adalah antara  1 
8,996s x 10-3 dan 8,998s x 10-3 sehingga Pin  Vs  0 ,00004386 As 
 0 ,00002 s 
diambil nilai tengah saja yaitu 8,997s x 10-3.
Pin  12V x 2 ,193 A
Kemudian nilai akhir dikurang nilai awal:
Δt  t akhir - t awal... ..................................(14) Pin  26 ,316W
S
Δt  ( 8,997 s x 10 -3 ) - ( 8,98s x 10 -3 )
Setelah Pin diperoleh, kemudian dapat mencari
Δt  0,017 s x 10 -3 nilai efisiensi dari Boost Converter
Δt  0,000017 s menggunakan persamaan dibawah ini:
x100%................................17 
Pout
Efisiensi 
Nilai ∆t adalah sebagai nilai Alas. Setelah Pin
parameter yang dibutuhkan diperoleh 21W
kemudian mencari daya input(Pin) Efisiensi  x100%
26,316W
mengunakan persamaan:
Efisiensi  79,7993%
Pin  Vs x Iavg .......................................(15)
Gam

Jom FTEKNIK Volume 5 No. 1 April 2018 11


Gambar 4.7 memperlihatkan Simulasi  Pulse generator1 dengan nilai:
Rangkaian Boost Converter Setelah - Duty Cycle sebesar 43%
Dijalankan. - Perioda sebesar 0,00002s
 Pulse generator2 dengan nilai:
- Duty Cycle sebesar 43%
- Perioda sebesar 0,00002s
- Delay sebesar 0,00001s

Gambar 4.7 Simulasi Rangkaian Boost


Converter Setelah Dijalankan

4.2.2 Simulasi Rangkaian Synchronous


Boost Converter
Gambar 4.9 Bentuk Gelombang Arus
Induktor

Bentuk gelombang arus pada induktor


seperti ditunjukkan pada Gambar 4.9 diatas
akan digunakan untuk mencari arus rata-rata.
Arus rata-rata diperoleh dari luas daerah
gelombang segitiga menggunakan persamaan
(12) berikut ini:
T
1
T 0
Iavg  IL dt

Gambar 4.8 Simulasi Rangkaian Synchronous Synchronous Boost Converter memiliki 2 luas
Boost Converter Sebelum Dijalankan daerah segitiga yang perlu diperhitungkan.
Oleh karena itu, persamaan (13) digunakan
Seperti terlihat pada Gambar 4.8 Rangkaian untuk mencari luas daerah segitiga.
simulasi Synchronous Boost Converter pada
Alas x Tin ggi
MATLAB terdiri dari: Luas Segitiga 
 Sumber dc(Vs) bernilai 12V 2
 Induktor bernilai 0,00002H
Luas Daerah 1:
 Kapasitor bernilai 0,00005F
Untuk mencari tinggi dan alas gelombang arus
 Dioda dengan tegangan panjar maju(Vf) induktor akan diperbesar berikut
bernilai 1,3V penampakannya pada Gambar 4.10, Gambar
 2 buah MOSFET N-channel 4.11, dan Gambar 4.12.
enhancement dengan RDS(ON) bernilai
0,008Ohm

Jom FTEKNIK Volume 5 No. 1 April 2018 12


penampakannya pada Gambar 4.13, Gambar
4.14, dan Gambar 4.15:

Gambar 4.10 Tinggi Gelombang Setelah


Diperbesar

Setelah diperbesar nilainya mendekati 5,16A,


sehingga nilai itu dijadikan parameter Tinggi.

Gambar 4.13 Tinggi Gelombang Setelah


Diperbesar
Gambar 4.11 Alas Gelombang Setelah
Diperbesar 1 Setelah diperbesar nilainya mendekati 5,16A,
sehingga nilai itu dijadikan parameter Tinggi.

Gambar 4.12 Alas Gelombang Setelah Gambar 4.14 Alas Gelombang Setelah
Diperbesar 2 Diperbesar 1

Setelah diperbesar nilai awal adalah


9,98s x 10-3 dan nilai akhirnya adalah antara
9,9978s x 10-3 dan 9,998s x 10-3 sehingga
diambil nilai tengah saja yaitu 9,9979s x 10-3.
Kemudian mencari nilai ∆t menggunakan
persamaan (14).
Δt  t akhir - t awal
Δt  ( 9,9979s x 10 -3 ) - ( 9,98s x 10 -3 )
Δt  0,0179s x 10 -3
Δt  0,0000179 s
Nilai ∆t adalah sebagai nilai Alas.

Luas Daerah 2:
untuk mencari tinggi dan alas gelombang arus Gambar 4.15 Alas Gelombang Setelah
induktor akan diperbesar berikut Diperbesar 2

Jom FTEKNIK Volume 5 No. 1 April 2018 13


Nilai awal daerah 2 adalah nilai akhir Pin daerah 1:
daerah 1, yaitu 9,9979s x 10-3 dan nilai akhir 1
T

T 0
daerah 2 setelah diperbesar adalah antara Pin1  VsxIL dt....... .................................(18)
9,9992s x 10-3 dan 9,9994s x 10-3 , sehingga di
pilih nilai tengahnya yaitu 9,9993s x 10-3. 1 T 
Kemudian mencari nilai ∆t menggunakan Pin1  Vs   IL dt 
persamaan (28), yaitu: T 0 
Δt  t akhir - t awal 1 T 
Pin1  Vs   IL dt 
Δt  ( 9,9993s x 10 -3 ) - ( 9,9979s x 10 -3 ) T 0 
Δt  0,0014s x 10 -3 1 T
Pin1  Vs  ILx.T 0 
Δt  0,0000014s T 
1 0 ,0000179s 
Nilai ∆t adalah sebagai nilai Alas. Pin1  Vs  Ix.T 0 
T 
Setelah parameter yang dibutuhkan diperoleh
kemudian mencari daya input(Pin)  1 1 
0 ,0000179s

Pin1  Vs   2 xILxT  
mengunakan persamaan(15), karena ada 2 luas T 0 
daerah, maka akan dilakukan 2 perhitungan:
Pin  Vs x Iavg  1  1 
0 ,0000179s

Pin1  Vs   x5,16 AxT  
T  2 0 
Berikut perhitungannya Dimana: Vs =
 1 1  1 
Tegangan input, dan untuk memudahkan T = Pin1  Vs   x5,16 Ax 0 ,0000179 s    x5,16 Ax 0 
nilai awal diganti dengan nilai Alas, 0 = nilai T  2  2 
akhir diganti dengan 0, IL = adalah nilai 1 
Tinggi. Pin1  Vs  0 ,000046182 As   0
T 
 1 
Pin1  Vs  0 ,000046182 As 
 0 ,00002 s 
Pin1  12V x 2 ,3091A
Pin1  27 ,7092W

Jom FTEKNIK Volume 5 No. 1 April 2018 14


Pin daerah 2: Pout
T Efisiensi  x 100%
1 Pin
T 0
Pin 2  VsxIL dt....... ...............................(19)
21W
Efisiensi  x 100%
1 T  24,8065W
Pin 2  Vs   IL dt  Efisiensi  82,22%
T 0 
1 T 
Pin 2  Vs   IL dt 
T 0 
1 T
Pin 2  Vs  ILxT 0 
T 
1 0 ,0000014s 
Pin 2  Vs  ILxT 0 
T 
 1  1 
0 ,0000014s

Pin 2  Vs   xΔΔL(  )xT  
T  2 0 
 1  1 
0 .0000014s

Pin 2  Vs   x5,16 AxT  
T  2 0 
 1 1  1 
Pin 2  Vs   x5,16 Ax 0 ,0000014 s    x5,16 Ax 0 
T  2  2 
1 
Pin 2  Vs  0 ,000003612 As   0
T 
 1  Gambar 4.16 Simulasi Rangkaian
Pin 2  Vs  0 ,000003612 As 
 0 ,00002  Synchronous Boost Converter Setelah
Dijalankan
Pin 2  12V x 0 ,1806 A
Pin 2  2 ,1672W Gambar 4.16 memperlihatkan hasil
simulasi rangkaian Synchronous Boost
Untuk mendapatkan Pin Synchronous Boost Converter. Hasil tersebut memiliki arus yang
Converter yang sesungguhnya, hasil terlalu besar melebihi arus maksimum lampu
persamaan (18) dikurangi dengan hasil LED 21W, sehingga dilakukan perubahan nilai
persamaan (19): Duty Cycle. Nilai Duty Cycle yang
Pin  Pin1 - Pin2...........................................(20) memungkinkan adalah 37% dengan
Pin  27,7092W - 2,1672W mempertimbangkan arus panjar maju
maksimum lampu LED 21W bernilai 1,05A
Pin  25,542W
dan tegangan panjar maju minimal lampu LED
21W adalah 2,9V x 7 = 20,3W. Gambar 4.17
Sehingga diperoleh efisiensi menggunakan berikut ini memperlihatkan hasil simulasi
persamaan (17) sebagai berikut: setelah Duty Cycle diubah menjadi 37%.

Jom FTEKNIK Volume 5 No. 1 April 2018 15


Elektro (FORTEI 2016), Departemen
Teknik Elektro Undip, pp 21-25.
[2] Wang, Junfei, Feng Zheng, Yu Zhang,
Peikang Wang, Xiaoyu Yang, Depeng
Bai, “A New Control Method For Boost
Converter In Discontinuous Conduction
Mode With Synchronous Rectification
And Zero Voltage Switching”, 2013
IEEE ECCE Asia Downunder, Australia,
pp 650-654.
[3] Venkateswra Rao, Ch., S.S.Tulasiram,
B.Brahmaiah, “Digital ControlLED High
Power Synchronous Boost Converter
Based Mppt Charge Controller For Spv
System”, International Journal of
Innovations in Engineering and
Technology (IJIET), Vol. 5 No. 1, pp.
104-110, April 2015.
[4] Abdessamad, Benlafkih, Krit Salah-
ddine, Chafik Elidrissi Mohamed,
Gambar 4.17 Simulasi Rangkaian “Design And Modeling Of DC/ DC
Synchronous Boost Converter Setelah Boost Converter For Mobile Device
Dijalankan Dengan Duty Cycle 37% Applications”, IJST Publication UK,
Vol. 2 No. 5, pp. 394-401, May 2013.
IV. KESIMPULAN [5] Wikipedia Ensiklopedia Bebas. “Diode
Berdasarkan hasil simulasi Rangkaian pancaran cahaya”. Diunduh dari laman:
Synchronous Boost Converter untuk penyalaan https://id.wikipedia.org/wiki/Diode_panc
lampu LED 21W menggunakan software aran_cahaya
MATLAB dapat diambil beberapa kesimpulan [6] Wordpress. “LED (Light
yaitu : Emiting dioda)”. Diunduh dari laman:
1. Synchronous Boost Converter memiliki https://rasapas.wordpress.com/2011/03/0
efisiensi 82,22% lebih baik 4/8/
dibandingkan dengan Boost Converter [7] Web. “MOSFET Sebagai Saklar”.
Konvensional yang memiliki efisiensi Diunduh dari laman: http://elektronika-
79,7993%. dasar.web.id/MOSFET-sebagai-saklar/
2. Efisiensi Synchronous Boost Converter [8] Wordpress. “Pulse Width
yang lebih baik disebabkan oleh Modulation(PWM)”. Diunduh dari
penerapan MOSFET kedua sebagai laman:https://globalenergizer.wordpress.
pengganti dioda. com/2014/06/06/pulse-width-
modulation-PWM/
DAFTAR PUSTAKA [9] Ashok Bindra, “Synchronous
Rectification Gives Step-Up Converters
[1] Anto, Budhi, Dian Yayan Sukma, A Boost”, 2014.
Hendro Uli Sugio Simamora, “Lampu
LED 12VDC Menggunakan Rangkaian
Penyalaan Berbasis Boost Converter”,
Proceedings Seminar Nasional Teknik

Jom FTEKNIK Volume 5 No. 1 April 2018 16

Anda mungkin juga menyukai