Anda di halaman 1dari 2

UJIAN AKHIR SEMESTER

SOAL I: (Bobot 60 %)
Jika dikaitkan dengan upaya penghematan pajak dalam konteks pajak internasional, ada
sejumlah skema kebijakan yang dapat dilakukan oleh perusahaan multinasional. Saudara
sebutkan sejumlah skema yang dimaksud. Dalam konteks perpajakan internasional, ada
berbagai skema yang umumnya dilakukan oleh perusahaan multinasional untuk menghemat
pengeluaran pajak, yaitu:
1. Transfer Pricing
1. Thin Capitalization
2. Treaty Shopping
3. Controlled Foreign Corporation (CFC)
4. Substantive Tax Planning
5. Formal Tax Planning
Jawaban:
1. Transfer Pricing: Skema ini melibatkan penentuan harga dalam transaksi antara anak
perusahaan atau entitas terkait di berbagai negara. Perusahaan menggunakan transfer
pricing untuk memindahkan laba dari negara dengan pajak tinggi ke negara dengan
pajak rendah, sehingga mengurangi beban pajak secara keseluruhan.
2. Thin Capitalization: Skema ini terjadi ketika perusahaan meminjamkan modal ke anak
perusahaan atau entitas terkait melalui hutang. Dalam skema ini, perusahaan berusaha
untuk memaksimalkan jumlah hutang dibandingkan dengan modal sendiri. Hal ini
dilakukan untuk mengurangi laba yang tunduk pada pajak, karena bunga hutang dapat
diakui sebagai pengeluaran dan mengurangi pendapatan yang dikenakan pajak.
3. Treaty Shopping: Skema ini melibatkan memanfaatkan perjanjian perpajakan bilateral
antara dua negara untuk memindahkan laba atau menghindari pembayaran pajak.
Perusahaan mencari negara dengan perjanjian perpajakan yang menguntungkan dan
memanfaatkannya untuk mendapatkan keuntungan perpajakan.
4. Controlled Foreign Corporation (CFC): Skema ini melibatkan pendirian anak
perusahaan di negara dengan pajak rendah atau bebas pajak. Anak perusahaan ini
dimiliki atau dikendalikan oleh perusahaan induk, dan laba yang dihasilkan di negara
tersebut tidak dikenakan pajak atau dikenakan pajak dengan tarif yang sangat rendah.
5. Substantive Tax Planning: Skema ini melibatkan perencanaan yang mengubah
struktur bisnis atau transaksi perusahaan untuk memanfaatkan celah perpajakan yang
legal. Perusahaan melakukan tindakan nyata yang menghasilkan pengurangan pajak
yang signifikan.
6. Formal Tax Planning: Skema ini melibatkan memanfaatkan celah perpajakan yang
ada dalam undang-undang tanpa melakukan perubahan substansial pada struktur
bisnis atau operasi perusahaan. Perusahaan mencari keuntungan perpajakan melalui
interpretasi formal undang-undang pajak yang menguntungkan.
SOAL II: (Bobot 40 %)
Dalam perpajakan internasional P3B menjadi salah satu sumber hukum yang digunakan
dalam setiap transaksi. Setiap negara yang terlibat dapat menyusun tax treaty sendiri
berdasarkan model yang diakui secara internasional. Sebutkan dan model yang ada
dalamTaxtreaty ? Tax treaty merupakan perjanjian yang bersifat lex specialis terhadap
ketentuan PPh(lex generalis). Artinya, kedudukan P3B berada di atas ketentuan PPh. Saat ini,
terdapat dua model treaty yang sering dijadikan acuan yaitu OECD Model dan UN Model.
Jawaban:
Dalam perpajakan internasional, tax treaty (perjanjian perpajakan) merupakan sumber hukum
yang digunakan dalam transaksi antarnegara. Terdapat dua model treaty yang sering dijadikan
acuan secara internasional, yaitu OECD (Organisasi Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi)
Model dan UN (PBB) Model. Berikut adalah penjelasan singkat tentang keduanya:
OECD Model Tax Convention: Model ini dikembangkan oleh OECD sebagai kerangka acuan
untuk negara-negara anggota dalam melakukan negosiasi dan penandatanganan tax treaty.
OECD Model berfokus pada penghindaran gandaan pajak dan alokasi hak pungutan pajak
antara negara-negara yang terlibat. Model ini juga memberikan panduan tentang penyelesaian
sengketa perpajakan internasional antara negara-negara yang memiliki tax treaty. Banyak
negara mengadopsi prinsip-prinsip dari OECD Model dalam merancang perjanjian
perpajakan mereka.
UN Model Tax Convention: Model ini dikembangkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB) dan digunakan sebagai panduan bagi negara-negara anggota PBB dalam merancang
tax treaty. UN Model berfokus pada aspek perpajakan yang berhubungan dengan negara-
negara berkembang dan menekankan keadilan dan keseimbangan antara negara-negara
tersebut dengan negara-negara maju. UN Model juga mencerminkan kepentingan negara-
negara berkembang dalam mendapatkan keuntungan yang adil dari sumber daya alam dan
investasi di wilayah mereka.
Kedua model ini memberikan kerangka kerja yang umum digunakan dalam negosiasi tax
treaty antara negara-negara. Namun, setiap negara memiliki kebebasan untuk menyesuaikan
model ini dan menambahkan ketentuan khusus sesuai dengan kepentingan dan kebutuhan
mereka dalam perjanjian perpajakan bilateral mereka.

Anda mungkin juga menyukai