Anda di halaman 1dari 11

Volume 2, Issue 5, Mei 2021 E-ISSN 2686-4924 P-ISSN 2686-5246

DOI: https://doi.org/10.31933/jimt.v2i5
Received: 20 April 2021, Revised: 25 Mei 2021, Publish: 8 Juli 2021

FAKTOR MANAJEMEN PROFESIONAL:PERENCANAAN,


PENGORGANISASIAN, DAN PENGENDALIAN (SUATU KAJIAN
STUDI LITERATUR MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA)

Rudi Ahmad1, Aditya Pratama2


1)
Mahasiswa Program Sarjana Teknik Industri, Universitas Mercu Buana Jakarta,
rudiahmad820@gmail.com
2)
Mahasiswa Program Sarjana Teknik Industri, Universitas Mercu Buana Jakarta,
Adityapratama110995@gmail.com

Corresponding Author: Rudi Ahmad1

Abstrak: Riset terdahulu atau riset yang relevan sangat penting dalam suatu riset atau artikel
ilmiah. Riset terdahulu atau riset yang relevan berfungsi untuk memperkuat teori dan penomena
hubungan atau pengaruh antar variable. Artikel ini mereview Faktor-faktor yang
mempengaruhi manajemen profesional, yaitu: perencanaan, pengorganisasian, dan kontrol,
suatu studi literatur Manajemen Sumberdaya Manusia. Hasil artikel literature review ini adalah:
1) perencanaan berpengaruh terhadap manajemen Profesional; 2) pengorganisasian
berpengaruh terhadap manajemen profesional; dan 3) kontrol berpengaruh terhadap manejemn
profesional.

Kata Kunci: nilai, pengorganisasian, kontrol

PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah.
Setiap mahasiswa baik Strata 1, Strata 2 dan Strata 3, di wajibkan untuk melakukan riset
dalam bentuk skripsi, tesis dan disertasi. Begitu juga bagi dosen, peneliti dan tenaga fungsional
lainya aktif melakukan riset dan membuat artikel ilmiah untuk di publikasi pada jurnal-jurnal
ilmiah.
Karya ilmiah merupakan sebagai salah syarat bagi mahasiswa untuk menyelasaikan
studi pada sebagian besar Perguruan Tinggi di Indonesia. Ketentuan ini berlaku hampir untuk
level jenjang pendidikan yaitu strata satu (S1) berupa Skripsi, untuk mahasiswa strata dua (S2)
berupa Tesis, dan untuk mahasiswa strata tiga (S3) berupa Disertasi.

Available Online: https://dinastirev.org/JIMT Page 699


Volume 2, Issue 5, Mei 2021 E-ISSN 2686-4924 P-ISSN 2686-5246

Berdasarkan pengalaman empirik banyak mahasiswa dan author yang kesulitan dalam
mencari artikel pendukung untuk karya ilmiahnya sebagai penelitian terdahulu atau sebagai
penelitian yang relevan. Artikel yang relevan di perlukan untuk memperkuat teori yang di teliti,
untuk melihat hubungan antar variable dan membangun hipotesis, juga sangat diperlukan pada
pembahasan hasil penelitian.
Artikel ini menganalisis perencanaan (X1) Pengorganisasian (X2), dan Kontrol (X3)
terhadap Manajemen Profesional (Y1), suatu studi literatur Manajemen Sumberdaya Manusia
(MSDM).
Rumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang akan di rumuskan masalah yang akan di bahas pada artikel
literature review agar lebih focus pada kajian pustaka dan hasil serta pembahasan nanti, yaitu:
1) Apakah perencanaan memiliki hubungan dan berpengaruh terhadap manajemen
profesional.
2) Apakah pengorganisasian memiliki hubungan dan berpengaruh terhadap manajemen
profesional.
3) Apakah kontrol memiliki hubungan dan berpengaruh terhadap manajemen profesional.

KAJIAN PUSTAKA
Perencanaan (Planning)
Menurut Burhanuddin (1994), Perencanaan pada hakekatnya adalah aktifitas
pengambilan keputusan tentang sasaran (obyektivitas) apa yang akan dicapai, tindakan apa
yang akan diambil dalam rangka mencapai tujuan atau sasaran dan siapa yang akan
melaksanakan tugas-tugas tersebut. Dalam manajemen, fungsi perencanaan sangatlah jelas
yaitu sebagai penentu langkah berikutnya. Perencanaan adalah kegiatan yang akan dilakukan
di masa yang akan datang untuk mencapai tujuan. Perencanaan mengandur unsur-unsur (1)
sejumlah kegiatan yang ditetapkan sebelumnya, (2) adanya proses, (3) hasil yang ingin dicapai,
dan (4) menyangkut masa depan dalam waktu tertentu (Usman, 2008: 61).
Perencanaan merupakan upaya membuat kegiatan agar lebih fokus dan terarah. Hal
tersebut sesuai dengan pendapat Sa’ud & Makmun (2014: 3-4) pada hakikatnya perencanaan
adalah suatu rangkaian proses kegiatan menyiapkan keputusan mengenai apa yang diharapkan
terjadi (peristiwa, keadaan, suasana, dan sebagainya) dan apa yang akan dilakukan
(intensifikasi, eksistensifikasi, revisi, renovasi, substitusi, kreasi, dan sebagainya). Rangkaian
proses kegiatan itu dilaksanakan agar harapan tersebut dapat terwujud menjadi kenyataan di
masa yang akan datang.
Selanjutnya, Kurniadin & Machali (2016: 139) menyatakan bahwa perencanaan pada
dasarnya adalah sebuah proses kegiatan yang menyiapkan secara sistematis kegiatan-kegiatan
yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Sebagai salah satu fungsi manajemen,
perencanaan mempunyai peran sangat penting dan utama, bahkan yang pertama diantara
fungsi-fungsi manajemen lainnya. Begitu pentingnya sebauh perencanaan sehingga dikatakan

Available Online: https://dinastirev.org/JIMT Page 700


Volume 2, Issue 5, Mei 2021 E-ISSN 2686-4924 P-ISSN 2686-5246

“Apabila perencanaan telah selesai dan dilakukan dengan benar, sesungguhnya sebagian
pekerjaan besar telah selesai dilaksanakan.”
Perencanaan berarti menentukan apa yang akan dilaksanakan sebagaimana yang
dipaparkan oleh Siagian (2015: 88) Planning dapat didefinisikan sebagai “keseluruhan proses
pemikiran dan penentuan secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang
akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan.” Untuk sekedar
mempertegas perbedaan fungsi tersebut pada tingkat administrasi dan manajemen, dapat
dikatakan bahwa administrative planning mencakup segala aspek kegiatan dan meliputi seluruh
unit organisasi, sedangkan managerial planning bersifat departemental dan operasional.
Administrative planning merupakan hasil pemikiran dan penentuan yang bersifat garis besar,
sedangkan managerial planning bersifat lebih khusus dan rinci.
Sependapat dengan itu, Uno (2011: 2) menjelaskan perencanaan yakni suatu cara yang
memuaskan untuk membuat kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai
langkah yang antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan
tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Selanjutnya ditambahkan oleh Terry (2008:
46) perencanaan merupakan pemilihan dan menghubungkan fakta, menggunakan asumsi-
asumsi tentang masa depan dalam membuat visualisasi dan perumusan kegiatan yang diusulkan
dan memang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Kemudian Siagian (2005: 36-37) berpendapat bahwa perencanaan merupakan usaha
sadar dan pengambilan keputusan yang telah diperhitungkan secara matang tentang hal-hal
yang akan dikerjakan di masa depan dalam dan oleh suatu organisasi dalam rangka pencapaian
tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Definisi sederhana di atas sesungguhnya
mengandung empat pokok pikiran sebagai berikut:
Suatu rencana tidak akan timbul dengan sendirinya melainkan lahir sebagai hasil
pemikiran yang bersumber pada hasil penelitian yang telah dilakukan. Artinya, kegiatan
penelitian harus mendahului perencanaan, atau paling sedikit sebagai bagian integral dari
keseluruhan kegiatan perencanaan.
Para manajer selaku perencana mutlak perlu memiliki keberanian mengambil keputusan
dengan segala risikonya. Dikatakan demikian karena memang benar bahwa suatu rencana
adalah keputusan yang hendak dilaksanakan di masa yang akan datang dan salah satu ciri masa
depan ialah ketidakpastian.
Orientasi suatu rencana ialah masa depan. Perlu ditekankan bahwa perencanaan bukanlah
usaha untuk meramalkan suatu masa depan secara umum, melainkan menentukan bentuk dan
sifat masa depan yang diinginkan oleh organisasi. Sejarah perjalanan organisasi harus dijadikan
sebagai bahan pemikiran dalam menentukan arah yang hendak ditempuh di masa yang akan
datang.
Rencana harus mempunyai makna bahwa apabila rencana itu dilaksanakan, ia akan
mempermudah usaha yang akan dilakukan dalam pencapaian tujuan organisasi yang
bersangkutan.

Available Online: https://dinastirev.org/JIMT Page 701


Volume 2, Issue 5, Mei 2021 E-ISSN 2686-4924 P-ISSN 2686-5246

Dengan demikian, dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa perencanaan
adalah proses dasar dari fungsi manajemen yang sangat penting dalam menentukan arah
kegiatan selanjutnya, dengan adanya perencanaan maka suatu kegiatan atau aktivitas yang akan
dilaksanakan menjadi lebih terarah dan dengan perencanaan yang baik maka tujuan dari suatu
kegiatan dapat tercapai dengan baik pula.
disiplin kerja, dan lain sebagainya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
Manajemen Profesional di gambarkan sebagai berikut:

Faktor Individu
1. Faktor eksternal
2. Keputusan Organisasi Profesional
3. Faktor Persediaan Karyawan
4. Budaya Organisasi
5. Sistem Nilai
6. Norma

Gambar 1: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Manajamen Profesional

Menurut (Handoko, 1997, p. 55-57) fakto yang memepengaruhi manajemen profesional


dapat di ukur melalui: 1) Faktor Eksternal, 2) Keputusan Organisasi, 3) Faktor Persediaan
Karyawan.
Perencanaan (Planning) sudah banyak di teliti oleh peneliti sebelumnya diantaranya
adalah: (Ali et al., 2016), (Prihartono & Ali, 2020), (Harini et al., 2020), (Riyanto, Pratomo, et
al., 2017), (Brata, Husani, Hapzi, 2017), (Agussalim, Kristin, et al., 2016), (Desfiandi et al.,
2017), (Sulaeman et al., 2019), (Djojo & Ali, 2012), (Riyanto, Sutrisno, et al., 2017), (Prayetno
& Ali, 2017), (Ridwan et al., 2020), (Djoko Setyo Widodo, P. Eddy Sanusi Silitonga, 2017),
(Agussalim, Ayu Rezkiana Putri, et al., 2016), (Burhanuddin et al., 1994), (Usman. H, 2008),
(Ssa’ud, S & Makmun A. S, 2014), (Kurniadin, D. & Maschali, I, 2016), (Siagian et al., 2005),
(Uno, et al., 2011), (Anri Ferianto 2015),
Manajemen Profesional
Menurut David H. Maister sebagaimana dikutip oleh Andreas Harefa profesionalisme
terutama masalah sikap, bukan seperangkat kompetensi. Seorang profesional sejati merupakan
seorang teknisi yang peduli. Sedangkan makna profesional kadang ada kerancuan karena selalu
dikaitkan dengan uang. Banyak orang mengatakan ”Saya kerja professional gaji saya sekian.”
Mereka tidak memikirkan hal-hal lainnya, padahal makna profesional itu bekerja dengan
maksimal dan penuh komitmen dan kesungguhan. Penjelasan dan makna profesionalisme tidak
bisa lepas dari tiga aspek, yaitu pengetahuan (Knowledge), keahlian (Skill), dan sikap mental
(Attitude). Ketiga aspek tersebut sama pentingnya dan setara sebagai
fondasi dimana kuwalitas-kuwalitas profesionalisme itu dibangun, dikembangkan dan diasuh
terus menerus. Kombinasi ketiga komponen itulah substansi konsep profesionalisme.
Beberapa aspek professional tersebut selanjutnya menjadi dasar terbentuknya
manajemen profesional. Manajemen profesional menurut Louis Allen adalah sistem dalam

Available Online: https://dinastirev.org/JIMT Page 702


Volume 2, Issue 5, Mei 2021 E-ISSN 2686-4924 P-ISSN 2686-5246

organisasi yang memungkinkan berjalannya fungsi-fungsi manajemen, yaitu planning,


organizing, leading, dan controlling.
Manajamen adalah gabungan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan (Planning),
pengorganisasian (Organizing), pelaksaan (Actutiting), dan pengawasan/pengendalian
(controlling) untuk mencapai suatu tujuan tertentu dalam waktu yang di tentukan.
Manajemen Profesional didalam konteks SDM adalah pelaksanaan fungsi-fungsi
tersebut dalam pengembangan mutu SDM secara profesional. Lawannya adalah manajemen
amatiran yang ciri-ciri bertentangan dengan ciri-ciri manajemen profesional. Ciri-ciri
manajemen profesional dalam pengenmbangan mutu SDM dapat dilihiat dari sisi operasional
dan manajerial yakni :
1. Memperoleh dukungan top manajemen.
2. Bermanfaat untuk kepentingan internal dan juga eksternal organisasi.
3. Memiliki program jangka panjang dan berkesinambungan.
4. Berorientasi ke masa depan dengan pendekatan holistic (menyentuh unsur
perasaan/spiritual)
5. Melaksakan prinsip efisiensi dan efektivitas.
6. Melakukan tindakan secara terencana/terprogram.
7. Melakukan monitoring, evaluasi serta menerima umpan-balik.
8. Karyawan dan pimpinan unit yang :
a. Memiliki kompetensi atau keahlian dan pengalaman panjang di bidangnya.
b. Haus dan berani pada tantangan.
c. Inovatif, kreatif, inisiatif dan efisien.
d. Memiliki integritas tinggi.
e. Menghargai profesi lain.
f. Selalu siap menghadapi segala risiko.
g. Bertanggung jawab atas setiap kata dan perbuatannya.
9. Mampu menggunakan teknologi tepat guna.
10. Kepemimpinan dalam membangun komitmen.

Manajemen Profesional sudah banyak di teliti oleh peneliti sebelumnya diantaranya


adalah : (Mangkuprawira, Hubeis et, al,. 2007),

Pengorganisasian (organizing)
Kemampuan manager untuk memotivasi, mempengaruhi, mengarahkan, dan
berkomunikasi dengan bawahannya akan menentukan efektifitas manager. Bagian
pengarahan dan pengembangan organisasi dimulai dengan bab motivasi, karna para manajer
tidak dapat mengarahkan kecuali bawahan untuk bersedia mengikutinya, motivasi merupakan
kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan dan memelihara perilaku manusia, motivasi ini
merupakan subjek yang paling penting bagi manager, kerna menurut definisi, manager harus
berkerja dengan dn melalui orang lain

Available Online: https://dinastirev.org/JIMT Page 703


Volume 2, Issue 5, Mei 2021 E-ISSN 2686-4924 P-ISSN 2686-5246

Organisasi adalah kumpulan dari orang orang yang saling terintegrasi bekerjasama
untuk tujuan yang sama, yaitu kesejahterahan organisasi dan anggotanya, agar pelaksanaan
kerja dalam organisasi dapat berjalan sebagaimana mestinya maka dibutuhkan sumber seperti
perlengkapan, metode kerja, bahan baku, dan lain lain, efektifitas dalam pencapaian target
merupakan tujuan semua organisasi. Tentunya efektifitas dalam pencapaian hasil memerlukan
adanya upaya dalam mengelola sumber yang dimiliki oleh organisasi, siagian (1992)
mengatakan bahwa untuk mengatur dan mengarahkan sumber daya disebut dengan
manajemen, sedangkan inti dari manajemen adalah kepemimpinan(leadership).

Pengendalian (controlling)
Pengawasan (controlling) merupakan salah satu fungsi paling penting manajemen arti
suatu organisasi. Dimana, pengawasan (controlling) memiliki arti suatu proses mengawasi
dan mengevaluasi suatu kegiatan. Suatu pengawasan dikatakan penting karna tanpa adanya
pengawasan yang baik tentunya akan menghasilkan tujuan yang kurang memuaskan, baik
bagi organisasi itu sendiri maupun bagi para pekerjanya. Didalam suatu organisasi terdapat
tipe tipe pengawasan yang digunakan seperti :

1. Pengawasan pendahuluan ( preliminary control)


2. Pengawasan pada saat kerja berlangsung ( cocurrent control)
3. Pengawasan feed back ( feed back control)

Didalam proses pengawasan juga diperlukan tahap tahap pengawasan untuk mencapai tujuan
yang diinginkan, tahap tahap pengawasan tersebut terdiri dari beberapa macam, yaitu :

1. Tahap penetapan standar


2. Tahap penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan
3. Tahap pengukuran pelaksanaan kegiatan
4. Tahap pembandingan pelaksanaan dengan standar dan Analisa penyimpangan
5. Tahap pengambilan Tindakan koreksi
Suatu organisasi juga memiliki perancangan proses pengawasan, yang berguna untuk
merencanakan secara sistematis dan terstruktur agar proses pengawasan berjalan sesuai denga
napa yang dibutuhkan atau direncanakan, untuk menjalankan proses pengawasan tersebut
dibutuhkan alat bantu manajerial dikarenakan jika terjadi kesalahan dalam suatu proses dapat
langsung diperbaiki, selain itu , pada alat alat bantu pengawasan ini dapat menunjang
terwujudnya proses pengawasan yang sesuai dengan kebutuhan, pengawasan juga meliputi
bidang bidang pengawasan yang menunjang keberhasilan dari suatu tujuan organisasi
diantaranya.

Pengawasan bisa didefinisikan sebagai suatu usaha sistematis oleh manajemen bisnis
untuk membandingkan kinerja standar, rencana, atau tujuan yang telah ditentukan terlebih
dahulu untuk menentukan apakah kinerja sejalan dengan standar tersebut dan untuk
mengambil Tindakan penyembuhan yang diperlukan untuk melihat bahwa sumber daya
manusia digunakan dengan seefektif dan seefisien mungkin didalam mencapai tujuan.

Available Online: https://dinastirev.org/JIMT Page 704


Volume 2, Issue 5, Mei 2021 E-ISSN 2686-4924 P-ISSN 2686-5246

METODE PENULISAN
Metode penulisan artikel ilmiah ini adalah dengan metode kualitatif dan studi literature
atau Library Research. Mengkaji Buku-buku literature sesuai dengan teori yang di bahas
khusunya di lingkup Manajemen Sumberdaya Manusia (MSDM). Disamping itu menganalisis
artikel-artikel ilmiah yang bereputasi dan juga artikel ilmiah dari jurnal yang belum bereputasi.
Semua artikel ilmiah yang di citasi bersumber dari Mendeley dan Scholar Google.
Dalam penelitian kualitatif, kajian pustaka harus digunakan secara konsisten dengan
asumsi-asumsi metodologis. Artinya harus digunakan secara induktif sehingga tidak
mengarahkan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Salah satu alasan utama
untuk melakukan penelitian kualitatif yaitu bahwa penelitian tersebut bersifat eksploratif, (Ali
& Limakrisna, 2013).
Selanjutnya dibahas secara mendalam pada bagian yang berjudul” Pustaka Terkait”
(Related Literature) atau Kajian pustaka(“Review of Literature”), sebagai dasar perumusan
hipotesis dan selanjutnya akan menjadi dasar untuk melakukan perbandingan dengan hasil atau
temuan-temuan yang terungkap dalam penelitian, (Ali & Limakrisna, 2013).

PEMBAHASAN
Artikel ini menganalis dan membahas tentang variabel-variabel Manajemen Sumber
Daya Manusia (MSDM) yaitu: Manajemen Profesional, Perencanaan (Planning),
Pengorganisasioan (Organizing), dan Pengendalian (Controlling). Dimana Komitmen
Perencanaan (Planning), Pengorganisasian, dan Pengendalian (Controlling), berpengaruh
terhadap Manajemen Profesional, Riset dan artikel terdahulu dan relevan dengan artikel ini di
antarnya adalah:

1) Perencanaan berpengaruh terhadap manajemen profesional


Perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk
mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi (Anri Ferianto
2015).
George R. Terry dalam bukunya Principles of Management (Sukarna, 2011: 10)
mengemukakan tentang Planning sebagai berikut, yaitu .Perencanaan adalah pemilih fakta dan
penghubungan fakta-fakta serta pembuatan dan penggunaan perkiraan-perkiraan atau asumsi-
asumsi untuk masa yang akan datang dengan jalan menggambarkan dan merumuskan kegiatan-
kegiatan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Menurut Stephen Robbins dan Marry Coulter menegemukaan tujuan dari perencanaan
dari manajemen itu adalah :
1. Untuk memberikan pengarahan yang baik kepada manajer dan karyawan.
2. Untuk mengurangi tidak pastian.
3. Untuk meminimalisir pemborosan.
4. Untuk menetapkan tujuan dan standara yang akan digunakan dalam proses
pengontrolan dan pengevaluasian.
5. Untuk mengetahui kapan dan selesainya suatu kegiatan tersebut.
6. Untuk mengurangi kegiatan-kegiatan yang tidak produktif dan untuk menghemat
biaya, tenaga kerja, dan waktu.
Teori ini sejalan sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Ali et al., 2016),
(Prihartono & Ali, 2020), (Harini et al., 2020), (Riyanto, Pratomo, et al., 2017), (Brata, Husani,

Available Online: https://dinastirev.org/JIMT Page 705


Volume 2, Issue 5, Mei 2021 E-ISSN 2686-4924 P-ISSN 2686-5246

Hapzi, 2017), (Agussalim, Kristin, et al., 2016), (Desfiandi et al., 2017), (Sulaeman et al.,
2019), (Djojo & Ali, 2012), (Riyanto, Sutrisno, et al., 2017), (Prayetno & Ali, 2017), (Ridwan
et al., 2020), (Djoko Setyo Widodo, P. Eddy Sanusi Silitonga, 2017), (Agussalim, Ayu
Rezkiana Putri, et al., 2016), (Burhanuddin et al., 1994), (Usman. H, 2008), (Ssa’ud, S &
Makmun A. S, 2014), (Kurniadin, D. & Maschali, I, 2016), (Siagian et al., 2005), (Uno, et al.,
2011), dan (Anri Ferianto 2015), yang mengemukakan bahwa perencanaan berpengaruh
terhadap manajemen profesional.
mampu mengarahkan pegawainya untuk dapat bekerja secara maksimal dalam
pencapaian tujuan organisasi.

2) Pengorganisasian berpengaruh terhadap manajemen profesional


Secara konseptual ada dua batasan yang perlu dikemukakan, yakni istilah “organization”
sebagai kata benda dan “organizing” (pengorganisasian) sebagai kata kerja, menunjukkan pada
rangkaian aktivitas yang harus dilakukan secara sistematis.
Istilah organisasi memiliki dua arti umum, pertama, mengacu pada suatu lembaga
(institution) atau kelompok fungsional, sebagai contoh kita mengacu pada perusahaan, badan
pemerintah, rumah sakit, atau suatu perkumpulan olahraga. Arti kedua mengacu pada proses
pengorganisasian, sebagai salah satu dari fungsi manajemen.
Menurut Drs. M. Manullang Organisasi dalam arti dinamis disebut pengorganisasian,
dan dalam arti statis disebut organisasi.
Menurut Stoner : Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana
orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.
Menurut James D. Mooney : Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia
untuk mencapai tujuan bersama.
Menurut Chester I. Bernard: Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama
yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
Menurut Prof. Dr. Sondang P. Siagian: Organisasi adalah suatu bentuk persekutuan
antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah ditentukan dan dalam ikatan itu terdapat seorang atau sekelompok
orang yang disebut bawahan.
Menurut Prof. Dr. Mr. S. Pradjudi Atmosudiro: Organisasi adalah struktur tata
pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi
yang bekerja sama secara tertentu untuk bersamasama mencapai suatu tujuan tertentu.
Menurut Duncan (Thoha, 2005), perilaku organisasi adalah suatu studi yang menyangkut
aspek-aspek tingkah laku manusia dalam suatu organisasi atau suatu kelompok tertentu.
Menurut (Rhoades & Eisenberger, 2002) persepsi terhadap dukungan organisasi
mengacu pada persepsi karyawan mengenai sejauh mana organisasi menilai kontribusi mereka
dan peduli pada kesejahteraan hidup mereka. Jika karyawan menganggap bahwa dukungan
organisasi yang di terimanya tinggi, maka karyawan tersebut akan menyatukan keanggotaan
sebagai anggota organisasi ke dalam identitas diri mereka dan kemudian mengembangkan
hubungan dan persepsi yang lebih positif terhadap organisasi tersebut.
Artinya Semakin tinggi dukungan organisasi yang dirasakan oleh karyawan akan
meningkatkan kinerja karyawan di dalam perusahaan. Adapun dukungan organisasi persepsian
dapat dilihat dari penghargaan yang diterima karyawan, kesempatan pengembangan
kemampuan, kondisi kerja serta kepedulian perusahaan terhadap kesejahteraan hidup

Available Online: https://dinastirev.org/JIMT Page 706


Volume 2, Issue 5, Mei 2021 E-ISSN 2686-4924 P-ISSN 2686-5246

karyawan. Hasil ini mendukung teori (Rhoades & Eisenberger, 2002) yang menyatakan bahwa
dukungan organisasi yang dimiliki seorang karyawan secara psikologis dapat mempengaruhi
kinerja karyawan tersebut.

3) Pengendalian berpengaruh manajemen profesional


Menurut Jones and George (2003:331) mengenai pengertian pengendalian (controlling)
ini, Pengendalian adalah proses dimana para manajer memantau dan mengatur bagaimana
sebuah organisasi dan segenap anggotanya menjalankan kegiatan yang diperlukan untuk
mencapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif. Dalam pengendalian, para manajer
memantau dan mengevaluasi apakah strategi dan struktur organisasi bekerja seperti yang
dikehendaki, bagaimana hal-hal tersebut dapat ditingkatkan dan bagaimana harus diubah jika
tidak bekerja.
Sistem kontrol manajemen yang dirancang dalam suatu organisasi harus memenuhi
karakteristik sebagai berikut:

 Sistem pengendalian manajemen harus selaras erat dengan strategi dan tujuan
organisasi.
 Sistem kontrol manajemen harus dirancang sesuai struktur organisasi dan tanggung
jawab pengambilan keputusan manajer individual.
 Sistem pengendalian manajemen yang efektif harus memotivasi manajer dan karyawan
untuk mengerahkan upaya ke arah pencapian tujuan organisasi melalui berbagai
penghargaan terkait dengan pencapaian tujuan tersebut.

Menurut Hamel dan Prahalad (Rangkuti,2008,p3) ”Strategi merupakan alat


untukmencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang,
programtindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya”.
Pengendalian manajemen profesional sudah banyak di teliti oleh peneliti sebelumnya
diantaranya adalah: (jones, Geogre et al,. 2003), (Rangkuti et al,. 2008),
Conceptual Framework
Berdasarkan Kajian teori dan hubungan antar variabel maka model atau Conceptual
Framework artikel ini dalam rangka menbagunan hipotesis adalah sebagai berikut:

Perencanaan
(X1)

Pengorganisasian (X2)

Manajamenen
Profesional
Pengendalian (Y1)
(X3)

Available Online: https://dinastirev.org/JIMT Page 707


Volume 2, Issue 5, Mei 2021 E-ISSN 2686-4924 P-ISSN 2686-5246

Gambar 3: Conceptual Framework

Perencanaan (x1), Pengorganisasian (x2) dan Pengendalian (x3) berpengaruh terhadap


Manajemen Profesonal (y1).
Selain dari tiga variabel exogen ini yang mempengaruhi manajemen profesional (y1),
masih banyak variabel lain yang mempengaruhinya diantaranya adalah:
1) Budaya Organisasi (x4): (Mangkuprawira et al., 2007),
2) Sistem Nilai (x5): (mangkuprawira et al., 2007),
3) Norma (x6): (Mangkuprawira et al., 2007),

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan, maka dapat disimpulkan untuk membangun suatu hipotesis
guna untuk riset selanjutnya seperti di bawah ini:
1) Perencanaan (x1) berpengaruh terhadap Manajemen Profesional (y).
2) Pengorganisasian (x2) berpengaruh terhadap Manajemen Profesional (y).
3) Pengendalian (x3) berpengaruh terhadap Manajemen Profesional (y).

Saran
Bersdasarkan Kesimpulan di atas, maka saran pada artikel ini adalah bahwa masih
banyak factor lain yang mempengaruhi Manajemen Profesional pada semua tipe dan level
organisasi, oleh karena itu masih di perlukan kajian yang lebih lanjut untuk melengkapi factor-
faktor lain apa sajakah yang dapat memepengaruhi Kinerja. Faktor lain tersebut seperti Budaya
Organisasi (x4), Sistem Nilai (x5) dan Norma (x6)

DAFTAR PUSTAKA
Andreas Harefa, Membangkitkan Roh profesionalisme, (Jakarta:PT. Gramedia Pustaka
Utama, 1999), Cet.2, hlm.112.
Didin Hafidhuddin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariah dalam Praktik, (Jakarta:
Gema Insani Press, 2003), Cet.1, hlm. 63.
Tanri Abeng, Dari Meja Tanri Abeng, Gagasan, Wawasan, Terapan dan Renungan, (
Jakarta: PT. Midas Surya Grafindo, 1997), Cet.1, hlm.3.
Burhanuddin, Analisis, Administrasi, Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan,
(Jakarta: Bumi Aksara, 1994), Cet.1, hlm. 167
Usman, H. (2008). Manajemen teori, praktik, dan riset pendidikan.
Jakarta: PT. Bumi Aksara
Sa’ud, S. & Makmun, A. S. Perencanaan pendidikan.
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2014)
Kurniadin, D. & Maschali, I. Manajemen pendidikan: konsep & prinsip pengelolaan
pendidikan. (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2016)
Siagian, S. P. Fungsi-fungsi manajerial. (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005)
Siagian, S. P. Filsafat administrasi.(Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2015)
Uno, H. B. Perencanaan Pembelajaran.(Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2011)
Mangkuprawira, S dan Hubeis, A, Manajemen Mutu SDM,

Available Online: https://dinastirev.org/JIMT Page 708


Volume 2, Issue 5, Mei 2021 E-ISSN 2686-4924 P-ISSN 2686-5246

(Bogor: PT.Galia Indonesia, V,2007)


Mangkuprawira, S. 2007. Mengapa harus manajemen profesional,
http://ronawajah.wordpress.com/2007/05/14/mengapa-harus-manajemen-profesional/
Andri Feriyanto,S.E., dan Endang Shyta Trana,S.E., Pengantar Manajemen (3 in 1),
Yogyakarta, PT. Pustaka Baru, 2015, hal. 14.
Sukarna. Dasar-Dasar Manajemen. (Bandung: CV. Mandar Maju,2011)
Ali, H., Limakrisna, N., & Jamaluddin, S. (2016). Model of costumer satisfaction: The
empirical study at Bri in Jambi. Internasional Journal Of Applied Business and
Management Studies.
https://doi.org/10.21276/sjbms
Kadarman, A.M. et.al. 1996. Pengantar Ilmu Manajemen. Jakarta, Gramedia.
Handoko, T. Hani (2003), Manajemen. Edisi Kedua. Cetakan Kedelapanbelas. Yogyakarta:
BPFE-Yogyakarta.
http://ariflobster.blogspot.com/2011/12/pengertian-organisasi-dan-manajemen.html
http://edwinnisme.wordpress.com/2011/11/28/pengorganisasian/
http://nadiyyazummi.blogspot.com/2012/10/makalah-pengantar-manajemen.html
http://darmansyah.weblog.esaunggul.ac.id/category/sistem-pengendalian-
manajemen/?gdezpoahydxsbcoj
Caronlin, Rona Tumiur Mauli. 2020. Modul Perkuliahan Sistem
PengendalianManajemen : Memahami Strategi, Jakarta : Elearning Mercu Buana

Available Online: https://dinastirev.org/JIMT Page 709

Anda mungkin juga menyukai