Anda di halaman 1dari 4

3 Pesan Rasulullah di Bulan Dzulhijjah

Khutbah I

‫احلَ ْمدُ ه هلِل ذ هاَّل ْي َخلَ َق ّالز َم َان َوفَضذ َل ب َ ْعضَ ُه عَ ََل ب َ ْع ٍض فَخ ذَص ب َ ْع ُض الشُّ ه ُْو هر َوا َأل ذَّي هم َوالَل َي هال هب َم َزا ََّي َوفَضَ ائه َل يُ َع ذظ ُم هفْيْ َا‬
‫َشيْ َك َ َُل َو َأ ْشهَدُ َأ ذن َس ّيهدَ ان ُم َح ذمدً ا َع ْبدُ ُه َو َر ُس ْو ُ َُل ادلذ ا هعى هبقَ ْو ه هَل‬ ‫هللا َو ْحدَ ُه َال َ ه‬ ُ ‫ َأ ْشهَدُ َأ ْن َال ا َ ََل االذ‬.‫ات‬ ُ َ‫ا َأل ْج ُر واحل ََس ن‬
ِ ِ
، ُ‫ أ ذما ب ْعد‬.‫صا هب هه هُدَ ا هة ا َألانَ هم يف َأ ْ َْنا هء ال هب َال هد‬ َ ْ ‫ اللّهُ ذم َص ه ّل َو َس ه ّ ّْل َعَل َع ْب هدكَ َو َر ُس ْو ه َِل ُم َح ّم ٍد َوعَ ََل أ هَل وأ‬.‫َو هف ْع ه هِل ا ََل ذالر َشا هد‬
‫ ا ذن هع ذد َة الشُّ ه هُور هع ْندَ ذ ه‬:‫اَل هيف هك َتا هب هه الْ َك هر ْ هْي‬ َ ِ
‫ََش‬ََ ‫الِل اثْ َنا ع‬ َ ‫ع‬ َ
َ ُ‫ت‬ ‫هللا‬ ‫ل‬َ ‫ا‬ َ ‫ق‬ ْ‫د‬ َ ‫ق‬َ ‫ف‬ ‫ه‬
‫ات‬ ‫ع‬ ‫ا‬ ‫ذ‬
‫الط‬
َ ‫َ َ ْ له‬ ‫ع‬ ‫ه‬
‫ف‬ ‫ب‬
‫ه‬ ‫اَل‬‫ع‬َ ‫ت‬ ‫هللا‬ ‫ا‬‫و‬‫ق‬ُ ‫ذ‬ ‫ت‬‫ا‬ ُ ‫ف َيا َأُّيُّ َا ذ‬
‫اس‬ ‫ن‬‫ال‬
ِ
‫الس َم َاو هات َو ْ َاأل ْر َض همْنْ َا َأ ْرب َ َع ٌة ُح ُر ٌم‬ ‫َشه ًْرا هيف هكتَ هاب ذ ه‬
‫الِل ي َ ْو َم َخلَ َق ذ‬
Ma’asyiral muslimin hafidhakumullah, Dalam kesempatan yang mulia, kita bersama-sama
meningkatkan takwa kita kepada Allah dengan senantiasa melaksanakan segala perintahnya
dan berusaha secara maksimal meninggalkan segala laranganNya. Dengan bekal taqwa inilah,
semoga kelak kita menjadi penghuni surga, amin ya rabbal ‘alamin. Kemuliaan bulan Dzulhijjah
sebagaimana dijelaskan oleh Al ‘Allamah Syaikh Abdul Hamid dalam kitab Kanzun Najah was
Surur karena di dalamnya terdapat kewajiban haji (rukun Islam). Dalam bulan Dzulhijjah,
semua doa akan dikabulkan oleh Allah. Maka Allah mengabadikan kemulian sepuluh hari
Dzulhijjah dalam Al Qur’an:

ٍ ْ ‫ َولَ َيالٍ ع‬،‫َوالْ َف ْج هر‬


‫ََش‬
Artinya: “Demi fajar. Dan malam yang sepuluh.” (QS. Al Fajr: 1-2)
Ulama berbeda pendapat dalam memaknai ayat ini: Malam yang sepuluh itu ialah malam
sepuluh terakhir dari bulan Ramadhan. Dan adapula yang mengatakan sepuluh yang pertama
dari bulan Muharram,termasuk di dalamnya hari ‘Asyura. Sedangkan Imam Suyuthi
mengatakan bahwa malam sepuluh itu ialah sepuluh malam pertama bulan
Dzulhijjah. Pendapat mengenai sepuluh malam Dzulhijjah dalam Surat Al Fajr ditegaskan pula
oleh Syaikh Muhammad bin Nashiruddin Addimasyqi Asy Syafi’i: “Ayat walayalin ‘aysr
menggunakan kalimat nakirah (umum) karena malam-malam itu adalah paling utamanya
malam dalam setahun. Maka pendapat bahwa itu sepuluh malam Dzulhijjah sangat sohih dan
masyhur. Para ulama menjelaskan bahwa fajar itu adalah fajar hari Arafah dan yang dimaksud
malam sepuluh adalah sepuluh malam Dzulhijjah.”
Ma’asyiral muslimin hafidhakumullah, Salah satu pesan penting yang dapat kita ambil dari
peristiwa ‘Idul Adha ini adalah mengenai khutbah Rasulullah Muhammad ‫ ﷺ‬saat berkhutbah di
depan para shahabatnya. Dalam kitab Khutubatun Nabi Rasulillah disampaikan bahwasanya
Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬bersabda:

‫ َّي اُّيا الناس اي‬: ‫عن ابن عباس ريض هللا عنه ان رسول هللا صَل هللا عليه وسّل خطب الناس يوم النحر فقال‬
‫ قال فان دماءمك‬.‫يوم هذا؟ قالوا يوم حرام قال فاي بدل هذا؟ قالوا بدل حرام قال فاي شهر هذا قالوا شهر حرام‬
‫واموالمك واعراضمك عليمك حرام كحرمة يوممك هذا يف بدلمك هذا ويف شهرمك هذا‬
Artinya: Hadits dari Ibnu Abbas RA, sesungguhnya Rasulullah ‫ ﷺ‬berkhutbah kepada para
umatnya pada hari ‘Idul Qurban. Nabi bersabda: “Wahai para manusia, hari apakah ini? Mereka
menjawab: Ini haram. Wahai para manusia, negara apakah ini? Mereka menjawab: Ini negara
haram.Wahai para manusia, bulan apakah ini? Mereka menjawab: Ini bulan haram.” Nabi
Muhammad bersabda lagi: “Sesungguhnya darahmu, hartamu dan anggota tubuhmu itu haram
sebagaimana keharaman hari ini, di negara ini dan bulan ini. (HR Imam Bukhari)
Kalimat Rasulullah dalam khutbah itu diulang-ulang dan dilanjutkan dengan doa dan
penegasan bahwa khutbah itu sebagai wasiyat pada umatnya. Bahkan Nabi Muhammad ‫ﷺ‬
menegaskan bahwa sudah tidak ada lagi pertumpahan darah antara umat Islam dengan kaum
kafir setelah hari ‘Idul Qurban itu. Dari hadits tersebut di atas, sebagai umat Islam yang
merasakan nikmatnya hidup di Indonesia yang telah merdeka lebih dari 70 tahun, dapat
mengambil tiga pesan Rasulullah dimaksud:
Pertama, seorang pemimpin umat Islam harus berkomunikasi dan selalu membimbing
umatnya. Salah satu cara komunikasi itu yakni dengan mengingatkan betapa pentingnya hari
dan bulan yang mulia dan diharamkan oleh Allah. Memperingati hari dan bulan haram adalah
dengan melaksanakan sunnah Rasulullah: berpuasa, bertaqarrub dan beramal sosial secara
istiqamah. Dan di bulan haram, tidak diperbolehkan perang (beradu fisik dan menebar fitnah)
Kedua, di dalam sebuah kemulian ada tempat hidup yang selalu digunakan untuk beribadah,
Nabi menyebutnya dengan kata balad. Kata balad dalam Kamus Al Munawwir karya KH Ahmad
Warson Munawwir yang telah dikoreksi KH Ali Ma’shum dan KH Zainal Abidin Munawwir
bermakna: daerah, negeri, desa, kampung, tanah air. Jika Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬menyebut kata
balad dalam khutbah ‘idul adha, maka perlu kita ambil hikmah bahwa betapa cintanya Nabi
Muhammad kepada tanah airnya sesuai dengan firman Allah:

ٍ‫ا ذن ذ هاَّلي فَ َر َض عَلَ ْي َك الْ ُق ْرأ َن لَ َرادُّكَ ا َ َٰل َم َعا ٍد ۚ قُ ْل َر ه ّّب َأعْ َ ُّل َم ْن َجا َء هِبلْهُدَ ٰى َو َم ْن ه َُو هيف ضَ َاللٍ ُمبهي‬
ِ ِ
Artinya: “Sesungguhnya yang mewajibkan atasmu (melaksanakan hukum-hukum) Al Quran,
benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali (Makkah). Katakanlah: "Tuhanku
mengetahui orang yang membawa petunjuk dan orang yang dalam kesesatan yang nyata". (QS.
Al Qashah: 85)
Dan ketiga, betapa pentingnya menjadikan Islam sebagai agama yang mendorong lahirnya
perdamaian, bukan agama kekerasan penuh peperangan. Sejarah perintah berqurban kepada
Nabi Ibrahim yang diminta menyembelih putranya (Nabi Ismail) dan kemudian diganti domba
adalah sebuah bukti bahwa Islam sangat melindungi hak asasi manusia dan cinta perdamaian.
Al Qur’an mencatat sejarah ini sebagai bentuk penyempurnaan manusia berbakti pada Allah
Surat As Shaffat ayat 102:

‫الس ْع َي قَا َل ََّي بُ َ ذَن ا ه ّّن َأ َر ٰى هيف الْ َم َنا هم َأ ه ّّن َأ ْذ َ َُب َك فَان ُْظ ْر َما َذا تَ َر ٰى ۚ قَا َل ََّي َأب َ هت افْ َع ْل َما ت ُْؤ َم ُر ۖ َس َتجه دُ هّن‬
‫ذ‬ ‫فَلَ ذما بَلَ َغ َم َع ُه‬
ِ
‫الِل هم َن ذ‬
‫الصا هب هر َين‬ ُ ‫ا ْن َشا َء ذ‬
ِ
Syaikh Utsman bin Hasan Al Khaubawi dalam kitab Durratun Nashihin memberikan penjelasan
bahwa perjalanan Nabi Ibrahim dari negeri Syam hingga Makkah dalam mengikuti perintah
Allah diabadikan dalam rangkaian ibadah sunnah puasa Tarwiyah (yataraw, memikirkan diri
atas mimpi menyembelih anaknya) dan puasa Arafah (‘arafa, tahu dan yakin bahwa mimpi itu
dari Allah). Arafah juga menjadi tempat puncak ibadah haji. Dan kemudian hari kesepuluh
Dzulhijjah menjadi penyembelihan (nahr).
Ma’asyiral muslimin hafidhakumullah, Rasa syukur Nabi Ibrahim atas tidak jadinya
menyembelih putranya, diganti dengan menyembelih 1.000 kambing, 300 lembu/sapi dan 100
unta demi taat kepada Allah.
Jelas sekali bahwa qurban ini menjadi ibadah sosial yang sangat mengangkat derajat para
peternak hewan dan menjadi bukti emansipasi kepada kaum dlu’afa yang menerima manfaat
pembagian daging qurban. Di penghujung khutbah ini perlu ditegaskan kembali pentingnya
umat Islam memuliakan agama dengan cara mengikuti seluruh perintah Allah. Umat Islam yang
sudah kaya harta, diwajibkan untuk haji ke baitullah. Termasuk disunnahkan melaksakanakan
qurban. Allah berfirman:

‫ ا ذن َشا هنئَ َك ه َُو ْ َاألبْ َ ُت‬،‫ فَ َص ه ّل هل َرب ّ َهك َو ْ َاْن ْر‬،‫اانذ َأع َْط ْينَاكَ الْ َك ْوث ََر‬
ِ ِ
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka
dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang
membenci kamu Dialah yang terputus.” (QS. Al Kautsar: 1-3)
Hal terpenting lainnya adalah tentang memanusiakan bangsa dengan cara yang tepat mencintai
tanah air (hubbul wathan). Kita tahu bahwa Makkah yang disanjung oleh Nabi Muhammad
sebagai titik sejarah peradaban. Bahkan di sekeliling Ka’bah (antara hajar aswad, makam
Ibrahim dan sumur Zamzam) ada makam Nabi Nuh, Nabi Hud, Nabi Syu’aib, Nabi Shalih dan 99
Nabi lainnya (kitab Manasik Haji karya Syaikh Shalih bin Umar Assamarani).
Dengan cara Nabi mencintai Makkah dan Madinah, maka kita pun bangsa Indonesia juga sangat
perlu mencintai negeri tanah air ini dengan menjadikan negeri yang damai, baldatun
thayyibatun wa rabbun ghafur. Nabi Muhammad menyempurnakan syariat Islam dengan
kesempurnaan iman melalui cinta tanah air. Termasuk di usia 30 tahun, Nabi Muhammad
berhasil menyatukan Makkah dengan peletakan hajar aswad di samping pintu Ka’bah.
Ma’asyiral muslimin hafidhakumullah, Demikian khutbah singkat ini kami sampaikan. Dengan
semangat ‘Idul Adha, mari kita tetap teguhkan bahwa agama Islam yang kita anut menjadi Islam
rahmatan lil ‘alamin, agama penebar kasih sayang. Dan mari kita isi, hari demi hari hidup di
Indonesia dengan teguh memegang ajaran agama Islam dan cinta tanah air dalam rangka
menyempurnakan keimanan kita.

‫جعلنا هللا واَّيمك من والفائزين الامني وادخلنا واَّيمك يف زمرة عباده الصاحلي اعوذ ِبهلل من الش يطان الرجمي وقال‬
‫اّن ذاهب اَل رّب س ْيدين رب هب ل من الصاحلي وقل رب اغفر وارمح وانت خري رامحي‬
Khutbah II

‫َشيْ َك َ َُل َو َأ ْشهَدُ أ ذن‬ ‫هللا َو ْحدَ ُه َال َ ه‬ ُ ‫هللا َو‬ ُ ‫ َو َأ ْشهَدُ َأ ْن َال ها َ ََل االذ‬.‫َالْ َح ْمدُ ههلل عَ ََل ا ْح َسا هن هه َوالشُّ ْك ُر َ َُل عَ ََل ت َْو هف ْي هق هه َوها ْم هت َنا هن هه‬
ِ ِ
ًْ ‫ اللهُ ذم َص ه ّل عَ ََل َس ه ّي هدانَ ُم َح ذم ٍد هوعَ ََل َا ه هَل َو َأ ْصَا هب هه َو َس ه ّ ّْل ت َ ْس هل ْي ًما هك‬.‫َس ّيهدَ انَ ُم َح ذمدً ا َع ْبدُ ُه َو َر ُس ْو ُ َُل ادلذ ا هعى ا ََل هرضْ َوا هن هه‬
‫ثريا‬
‫هللا َأ َم َر ُ ْمك هبأَ ْم ٍر بَدَ َأ هف ْي هه هبنَ ْف هس هه َوثَ َـَن هب َمل ئه َك هت هه‬
َ ‫هللا هف ْي َما َأ َم َر َوانَْتَ ُ ْوا َ ذَعا َنَ َىى َواعْلَ ُم ْوا َأ ذن‬ َ ‫َأ ذما ب َ ْعدُ فَي َا َاُّيُّ َا النذ ُاس هات ذ ُقوا‬
‫ اللهُ ذم َص ه ّل عَ ََل‬.‫هللا َو َملئه َكتَ ُه يُ َصل ُّ ْو َن عَ ََل النذ هِب يأ َاُّيُّ َا ذ هاَّل ْي َن أ َمنُ ْوا َصل ُّ ْوا عَلَ ْي هه َو َس هلّ ُم ْوا ت َ ْس هل ْي ًما‬ َ ‫هب ُقدْ هس هه َوقَا َل تَع َا ََل ا ذن‬
ِ
‫ِل َو َملئه َك هة ْاملُقَ ذرب ْ َهي َو ْار َض اللّهُ ذم َع هن‬ َ ‫هللا عَلَ ْي هه َو َس ه ّ ّْل َوعَ ََل أله َس ه ّي هد َان ُم َح ذم ٍد َوعَ ََل َانْبهيأئه َك َو ُر ُس ه‬ ُ ‫َس ه ّي هدانَ ُم َح ذم ٍد َص ذَل‬
‫الص َحاب َ هة َوالتذا هب هع ْ َي َوَتَ هب هعي التذا هب هع ْ َي لَه ُْم ه هِب ْح َس ٍان ها ََل ي َ ْو هم ّ هادل ْي هن‬ ‫ْاخلُلَ َفا هء ذالر هاش هد ْي َن َأ هِب بَ ْك ٍر َو ُ ََعر َو ُعثْ َمان َوعَ هَل َو َع ْن ب َ هقيذ هة ذ‬
‫َو ْار َض َعنذا َم َعه ُْم هب َر ْ َمحته َك ََّي َأ ْر َح َم ذالر ه ه‬
‫امح ْ َي‬
‫الَشكَ‬ ‫ات َا َال ْحيأ ُء همْنْ ُ ْم َو ْا َال ْم َو هات اللهُ ذم َأ هع ذز ْاال ْس َال َم َو ْامل ُ ْس هل هم ْ َي َو َأ هذ ذل ه ّ ْ‬ ‫ات َو ْامل ُ ْس هل هم ْ َي َو ْامل ُ ْس هل َم ه‬
‫َاللهُ ذم ا ْغ هف ْر لهلْ ُم ْؤ هم هن ْ َي َو ْامل ُ ْؤ همنَ ه‬
‫ِ‬
‫َُص ّ هادل ْي َن َواخ ُْذ ْل َم ْن خ ََذ َل ْامل ُ ْس هل هم ْ َي َو َد هّم ْر َأعْدَ ا َء ّ هادل ْي هن َواعْله َ هَك َماته َك‬ ‫ُْص َم ْن ن َ َ‬ ‫ُْص هع َبادَكَ ْامل ُ َو هّح هدي ذ َة َوان ُ ْ‬ ‫َش هك ْ َي َوان ُ ْ‬ ‫َو ْامل ُ ْ ه‬
‫ا ََل ي َ ْو َم ّ هادل ْي هن‪ .‬اللهُ ذم ا ْدفَ ْع َعنذا ْال َب َال َء َو ْا َلو َِب َء َو ذالز َال هز َل َو ْا همل َح َن َو ُس ْو َء ْال هف ْتنَ هة َو ْا همل َح َن َما َظه ََر همْنْ َا َو َما ب َ َط َن َع ْن ب َ َ هدلانَ‬
‫ِ‬
‫هانْدُ وهني هْس ذيا خأ ذص ًة َو َسائه هر ْال ُب ْ َدل هان ْامل ُ ْس هل هم ْ َي عأ ذم ًة ََّي َر ذب ْال َعالَ هم ْ َي‪َ .‬رب ذ َنا أتهن َا هِف ادلُّ نْ َيا َح َس َن ًة َو هِف ْاأل هخ َر هة َح َس َن ًة َو هقنَا‬
‫عَ َذ َاب النذ هار‪َ .‬رب ذ َنا َظلَ ْم َنا َانْ ُف َس َنا َواا ْن لَ ْم تَ ْغ هف ْر لَ َنا َوتَ ْر َ ْمح َنا لَ َن ُك ْونَ ذن هم َن ْاخل ه ه‬
‫َاِسْي َن‪.‬‬
‫هللا يَأْ ُم ُر ه ِْبل َعدْ له َو ْاال ْح َس هان َوايْتأ هء هذي ْال ُق ْر َِب َويَْنْ َىى َع هن ْال َف ْحشأ هء َو ْامل ُ ْن َك هر َو ْال َبغْي ي َ هع ُظ ُ ْمك لَ َعلذ ُ ْمك ت ََذكذ ُر ْو َن‬ ‫َهللا ! ا ذن َ‬ ‫هع َباد ه‬
‫ِ‬
‫هللا ْال َع هظ ْ َمي ي َ ْذ ُك ْرُ ْمك َو ْاش ُك ُر ِ ْو ُه عَ ََل هن َعِ هم هه يَ هزد ُ ْْمك َو َ هَّل ْك ُر ه‬
‫هللا َأ ْك َ ْب‬ ‫َو ْاذ ُك ُروا َ‬

Anda mungkin juga menyukai