Anda di halaman 1dari 5

Khutbah pertama

‫ب‬ِ ‫ َو َتبْصِ َر ًة لِّ َذ ِوي اَأْل ْل َبا‬، ْ‫ْصار‬َ ‫ب َواَأْلب‬ ِ ‫ َت ْذك َِر ًة ُأِلولِى ْال ُقلُ ْو‬، ْ‫ ُم َكوِّ ِر اللَّي ِْل َعلَى ال َّن َهار‬، ْ‫ اَ ْل َع ِزي ِْز ْال َغ َّفار‬، ْ‫هلل ْال َوا ِح ِد ْال َقهَّار‬ِ ‫اَ ْل َح ْم ُد‬
َ ْ
. ْ‫ِئق َوال َبشر‬ َ َ ْ ُ ُ ُ ً ‫َأ‬ ُ ْ ‫َأ‬
ِ ‫ َو ش َهد نَّ م َُح َّمدا َع ْبدهُ َو َرس ُْول ُه َس ِّيد الخال‬، ْ‫ك الغفار‬ َّ َ ْ ْ
ُ ِ‫ك ل ْه ال َمل‬َ َ َ ‫ِٰإ‬ َ ‫َأ‬ ُ ‫َأ‬
َ ‫ ش َهد نْ ال ل َه ِإال هللاُ َوحْ َدهُ ال ش ِر ْي‬. ْ‫َوااْل ِعْ ِت َبار‬
َّ ْ
‫اع ِت ِه َف َق ْد‬ َ
َ ‫هللا َوط‬ ‫ُأ‬
ِ ‫ مَّا َبعْ ُد َف َيٓا ُّي َها المُسْ لِم ُْو َن! ْوصِ ْي ُك ْم َو َن ْفسِ يْ ِب َت ْق َوى‬. ْ‫صحْ ِب ِه اَأْلط َهار‬
ْ ‫َأ‬ ‫َأ‬ ْ َ ‫اَل ٰلّ ُه َّم‬
َ ‫ص ِّل َو َسلِّ ْم َعلَى َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد َوٰأ لِ ِه َو‬
‫هّٰلل‬
ِ ‫ ِبسْ ِم ٱ ِ ٱلرَّ حْ ٰم ِن ٱلرَّ ح‬،‫ان الرَّ ِجي ِْم‬
َّ‫ِيم ِإن‬ ِ ‫ْط‬ ِ ‫ َأع ُْو ُذ ِبا‬:ِ‫ َف َقا َل هللاُ َت َعالَى فِيْ ِك َت ِاب ِه ْال َك ِري ِْم فِيْ س ُْو َر ِة ْال َب َق َرة‬.‫از َم ِن ا َّت َقى‬
َ ‫هلل م َِن ال َّشي‬ َ ‫َف‬
‫هللا َوهللاُ َغفُ ْو ٌر رَّ ِح ْي ٌم‬ َ ‫ك َيرْ ج ُْو َن َرحْ َم‬
ِۚ ‫ت‬ ٓ ‫ُأ‬
َ ‫هللا ولَِئ‬ ٰ
ِ ‫اجرُوا َو َج َه ُدوا فِيْ َس ِبي ِْل‬ َّ ٰ
َ ‫ال ِذي َْن ا َم ُنوا َوال ِذي َْن َه‬ َّ

Jamaah Jumat yang Berbahagia

Pada kesempatan Jumat, 22 Juli 2022 ini kita masih bisa menjalankan ibadah shalat
Jumat berjamah. Marilah manfaatkan kesempatan yang ada dengan menjalankan
perintah dan menjauhi yang dilarang atau takwallah. Karena bekal itulah yang paling
berguna saat di dunia, hingga kelak saat di akhirat.

Hadirin yang Dirahmati Allah


Bulan Muharram adalah satu di antara bulan mulia (al-asyhur al-hurum), yang
diharamkan berperang. Ia dipandang bulan utama setelah bulan Ramadlan.

Karenanya, kita disunahkan berpuasa terutama pada hari Asyura, yakni menurut
pendapat mayoritas ulama, tanggal 10 Muharram.

Di antara fadilah bulan Muharram, adalah dipilih sebagai momen pengampunan


umat Islam dari dosa dan kesalahan. Keistimewaan bulan Muharram ini lebih lanjut
karena dipilih sebagai awal tahun dalam kalender Islam.

Mengapa para sahabat memilih bulan Muharram sebagai awal penanggalan Islam?
Dalam kitab Shahih al-Bukhari, pada kitab Manâqib al-Anshâr (biografi orang-orang
Anshar) pada bab sejarah memulai penanggalan disebutkan:

‫ث ال َّن ِبيِّ ﷺ َواَل مِنْ َو َفا ِت ِه َما َعد ُّْوا ِإاَّل مِنْ َم ْقدَ ِم ِه ْال َمدِي َن َة‬
ِ ‫ْن َسعْ ٍد َقا َل َما َعد ُّْوا مِنْ َم ْب َع‬
ِ ‫َعنْ َسه ِْل ب‬
Artinya: Dari Sahl bin Sa’d ia berkata: Mereka (para sahabat) tidak menghitung
(menjadikan penanggalan) mulai dari masa terutusnya Nabi Shallallahu Alaihi
Wasallam dan tidak pula dari waktu wafatnya beliau, mereka menghitungnya mulai
dari masa sampainya Nabi di Madinah.

Hal itu dilakukan meskipun tidak diketahui bulan kehadirannya itu, karena sejarah itu
sebenarnya merupakan awal tahun.

Sebagian sahabat berkata pada Umar: Mulailah penanggalan itu dengan masa
kenabian. Sebagian berkata: Mulailah penanggalan itu dengan waktu hijrahnya Nabi.

Umar berkata: Hijrah itu memisahkan antara yang hak (kebenaran) dan yang batil,
oleh karena itu jadikanlah hijrah itu untuk menandai kalender awal tahun hijriah.

Jamaah yang Berbahagia


Setelah para sahabat sepakat mengenai peristiwa hijrah dijadikan sebagai awal
penanggalan Islam, ada sebagian yang berpendapat bahwa untuk awal bulan
hijriyah itu dimulai dengan bulan Ramadhan.

Tetapi Umar Radliyallahu Anh berpendapat agar dimulai dengan bulan Muharram. Hal
tersebut karena Muharram merupakan masa selesainya umat Islam dari menunaikan haji.
Lalu disepakatilah tahun baru hijriah itu dimulai dengan bulan Muharram.

Ibn Hajar dalam kitab Fath al-Bârî, syarah kitab Shahîh al-Bukhârî mengatakan
bahwa sebagian sahabat menghendaki awal tahun baru Islam dimulai dengan
hijrahnya Nabi sudahlah tepat.

Ia melanjutkan, ada empat hal atau pendapat yang mungkin dapat dijadikan sebagai
awal penanggalan Islam, yaitu masa kelahiran Nabi (maulid al-Nabi), masa
diutusnya Nabi, masa hijrahnya Nabi, dan masa wafatnya Nabi.

Tetapi pendapat yang diunggulkan adalah menjadikan awal tahun baru itu dimulai
dengan hijrah karena masa maulid dan masa kenabian itu keduanya tidaklah terlepas dari
kontradiksi atau pertentangan pendapat dalam menentukan tahun.

Adapun waktu wafatnya Nabi banyak tidak dikehendaki para sahabat untuk dijadikan
sebagai awal tahun karena justru menjadikan kesedihan bagi umat.

Jadi kemudian pendapat dan pilihan itu jatuh pada peristiwa hijrah. Kemudian
mengenai tidak dipilihnya bulan Rabiul Awal sebagai awal tahun tetapi justru dipilih
bulan Muharram karena awal komitmen berhijrah itu ada pada bulan Muharram.
Sehingga cocoklah hilal atau awal bulan Muharram itu dijadikan sebagai awal tahun
baru Islam.

Jamaah Shalat Jumat yang Berbahagia


Menurut satu pendapat, ada banyak hikmah dipilihnya peristiwa hijrah sebagai
penanda kalender Islam yakni tahun baru hijriah.

Di antaranya adalah dengan peristiwa hijrah itu, umat Islam mengalami pergeseran


dan peralihan status dari umat yang lemah kepada umat yang kuat. Juga dari
perceraiberaian atau perpecahan kepada kesatuan negara.

Termasuk dari siksaan yang dihadapi mereka dalam mempertahankan agama kepada
dakwah dengan hikmah dan penyebaran agama. Dan dari ketakutan disertai dengan
kesukaran kepada kekuatan dan pertolongan yang menenteramkan. Yang juga penting
adalah dari kesamaran kepada keterang-benderangan.

Di samping itu, dengan adanya hijrah itu terjadi peristiwa sungguh penting antara


lain, perang Badar, Uhud, Khandaq dan Perjanjian Hudaibiyah (Shulh al-
Hudaibiyah), dan setelah 8 (delapan) tahun Nabi Shallallahu Alaihi
Wasallam hijrah di Madinah, kembali ke Makkah al-Mukarramah dengan membawa
kemenangan yang dikenal dengan Fath Makkah.

Itulah sejumlah peristiwa yang penting diingat. Karenanya, Al-Qur’an


menjadikan hijrah sebagai sebuah pertolongan. Al-Quran mengingatkan kita:
‫هللا مَعَ َن ۖا َفَأ ْن َز َل هللاُ سَ ِك ْي َن َت ٗه عَ لَ ْي ِه‬ ٰ ‫ار ِإ ْذ َيقُ ْو ُل ل‬
َ َّ‫ِصَ ح ِِبهِۦ اَل َتحْ َزنْ ِإن‬ ْ ِ ‫صر ُْوهُ َف َق ْد َنصَ رَ هُ هللاُ ِإ ْذ َأ ْخرَ جَ ُه الَّ ِذ ْينَ َك َفر ُْوا َثانِيَ ْاث َني‬
ِ َ‫ْن ِإذ ُهمَا فِي ْالغ‬ ُ ‫ِإاَّل َت ْن‬
ۗ ْ ْ ‫هَّللا‬ ُ ٰ ‫َأ‬
‫َو يَّدَ هٗ ِب ُج ُن ْو ٍد لَ ْم َترَ ْوهَا َوجَ عَ َل َكلِ َم َة الَّ ِذ ْينَ َك َفرُوا ال ُّس ْفلَ ۗى َو َكلِمَة ِ هِيَ العُليَا َوهللاُ عَ ِز ْي ٌز حَ ِك ْي ٌم‬

Artinya: Jika kamu tidak menolongnya (Muhammad), sesungguhnya Allah telah menolongnya
(yaitu) ketika orang-orang kafir mengusirnya (dari Mekah); sedang dia salah seorang dari dua
orang ketika keduanya berada dalam gua, ketika itu dia berkata kepada sahabatnya: Jangan
engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita. Maka Allah menurunkan ketenangan
kepadanya (Muhammad) dan membantu dengan bala tentara (malaikat-malaikat) yang tidak
terlihat olehmu, dan Dia menjadikan seruan orang-orang kafir itu rendah. Dan firman Allah itulah
yang tinggi. Allah Maha Perkasa Maha Bijaksana. (QS. Al-Taubah [9]: 40).

‫ار ِإسْ الَ ٍم‬ ْ ‫ار‬


َ َ‫ت د‬ َ ‫ص‬َ ‫الَ هِجْ َر َة مِنْ َم َّك َة َأِل َّن َها‬:ُ‫ َو َمعْ َناه‬.)‫الَ هِجْ َر َة َبعْ َد ْال َف ْت ِح َولَكِنْ ِج َها ٌد َو ِني ٌَّة َوِإ َذا اسْ ُت ْنفِرْ ُت ْم َفا ْنفِر ُْوا ( ُم َّت ّف ٌق َعلَيْه‬

Artinya: Tidak ada hijrah setelah penaklukan kota Makkah, akan tetapi jihad dan niat.
Dan jika kalian diminta untuk pergi berjihad, maka pergilah. (Muttafaq Alaih dari jalur
Aisyah Radliyallahu Anha)

Ini memberikan makna bahwa tidak ada hijrah dari Makkah karena dia telah menjadi
negeri Islam. Hijrah Rasul dari Makkah ke Madinah yang terjadi pada tahun 622 M,
bukanlah sekadar peristiwa dalam sejarah Islam.

Tetapi banyak petuah dan pelajaran berharga yang terpenting di antaranya adalah
bahwa Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam ketika keluar dari Makkah berhijrah menuju
Madinah tidaklah dalam keadaan membenci penduduk Makkah, justru cinta. Oleh
karena itu ketika keluar meninggalkan Makkah Nabi bersabda:

‫ت (رواه الترميذي والنسائي عن عبد‬ ُ ْ‫ َولَ ْواَل َأ ِّنيْ ُأ ْخ ِرج‬،‫هللا‬


ُ ْ‫ت ِم ْنكِ َما َخ َرج‬ ِ ‫هللا ِإلَى‬
ِ ‫ض‬ ِ ْ‫هللا َوَأ َحبُّ َأر‬
ِ ‫ض‬ ِ ْ‫هللا ِإ َّنكِ لَ َخ ْي ُر َأر‬
ِ ‫َو‬
)‫هللا بن عدي بن حمراء رضي هللا عنه‬

Artinya: Demi Allah, sungguh kamu (Makkah) adalah sebaik-baik bumi Allah, dan
bumi Allah yang paling dicintai Allah. Seandainya aku tidak dikeluarkan darimu
(Makkah), maka tiadalah aku keluar --darimu. (HR al-Tirmidzi, al-Nasa’i, Ibn Mâjah
dll, dari ‘Abdullâh bin ‘Addî bin Hamrâ’ Radliyallahu Anhum).

Ini menunjukkan betapa kecintaannya kepada Makkah dan penduduknya,


sebagaimana maqalah populer menyatakan hubbul wathan minal iman, cinta Tanah
Air adalah ekspresi kesempurnaan iman.

Dan satu hal yang penting dalam hijrah adalah bermakna luas, sebagaimana


disebutkan dalam hadits:

)‫َو ْال ُم َها ِج ُر َمنْ َه َج َر َما َن َهى هللاُ َع ْن ُه (رواه البخاري‬

Artinya: Orang yang berhijrah itu adalah orang yang berhijrah, meninggalkan apa-
apa yang dilarang oleh Allah. (HR. al-Bukhârî).

Hijrah di sini bermakna luas, meninggalkan adat atau tradisi fanatisme kesukuan,
dan menegaskan hijrah meninggalkan dari segala yang dilarang oleh Allah dan yang
di dalamnya membahayakan manusia.

Hadirian Jamaah Jumat yang Berbahagia


Berdasarkan keterangan tersebut, dapat diambil kesimpulan berkaitan dengan
memuliakan bulan Muharram dan memperingati tahun baru hijrah.

Bahwa dalam memuliakan dan memperingati tahun baru hijriah harus


memperhatikan hikmah atau pelajaran yang berharga dari peristiwa hijrahnya Nabi
Shallallahu Alaihi Wasallam dan para sahabatnya.

Hijrah adalah perpindahan dari keadaan kurang mendukung dakwah kepada


keadaan yang mendukung. Hijrah merupakan perjuangan untuk suatu tujuan mulia,
karenanya memerlukan kesabaran dan pengorbanan.

Hijrah merupakan ibadah, karenanya motivasi atau niat adalah untuk kebaikan dan
kemaslahatan. Hijrah harus untuk persatuan dan kesatuan, bukan perpecahan.
Demikian pula hijrah adalah jalan untuk mencapai kemenangan.

Yang tidak kalah penting yakni hijrah itu mendatangkan rezeki dan rahmat Allah.
Pun demikian dengan hijrah merupakan teladan Nabi dan para sahabat yang mulia,
yang seyogianya diikuti.

Kaum Muslimin yang Dikasihi Allah


Demikianlah keistimewaan bulan Muharram dan poin-poin penting dari
hikmah hijrah. Sebagai penutup khutbah ini, mari renungkan firman Allah dalam
surat al-Anfâl (8) ayat 74:

‫ك ُه ُم ْالمُْؤ ِم ُن ْو َن َح ًّق ۗا لَّهُم م َّْغف َِرةٌ َو ِر ْز ٌق َك ِر ْي ٌم‬


َ ‫صر ُْو ۧا ُأ ْو ٓلَِئ‬
َ ‫هللا َوالَّ ِذي َْن ٰا َو ْوا َو َن‬ َ ‫َوالَّ ِذي َْن ٰا َم ُن ْوا َو َه‬
ِ ‫اجر ُْوا َو َجا َه ُد ْوا فِيْ َس ِبي ِْل‬

Artinya: Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah,
dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada
orang muhajirin), mereka itulah orang yang benar-benar beriman. Mereka
memperoleh ampunan dan rezeki (nikmat) yang mulia.

Demikian khutbah ini semoga bermanfaat. Semoga kita, keluarga kita, masyarakat
kita, dan bangsa kita Indonesia, dapat berhijrah kepada kebaikan dan kemuliaan,
amin.
ِّ ‫ت َو‬
‫ َفاسْ َت ْغفِر ُْوهُ ِإ َّن ُه ه َُو ْال َغفُ ْو ُر الرَّ ِح ْي ُم‬،‫الذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم‬ ِ ‫ك هللاُ لِيْ َولَ ُك ْم ِباْلُ ْقر َء‬
ِ ‫ان ْال َعظِ ي ِْم َو َن َف َعنِيْ َوِإيَّا ُك ْم ب َما فِ ْي ِه م َِن ْاآل َيا‬ َ ‫ار‬
َ ‫َب‬

Khutbah Kedua

،ْ‫ْك لَه‬ َ ‫ َأ ْش َه ُد َأنْ اَل ۧ ِٰإ ل َه ِإاَّل هللاُ َوحْ َدهُ الَ َش ِري‬.‫ت َأعْ َمالِ َنا‬ ِ َ ‫ َو َنع ُْو ُذ ِب ِه مِنْ ُشر ُْو ِر َأ ْنفُسِ َنا َومِنْ َسيِّئا‬،ْ‫هللا َو َنسْ َت ِع ْي ُن ُه َو َنسْ َت ْغفِ ُره‬ َ ‫َنحْ َم ُد‬
‫صحْ ِب ِه مِنْ َي ْو ِم َنا َه َذا ِإلَى َي ْو ِم‬ َ َ ِِ ‫و‬ ‫ه‬ ‫ل‬ ‫آ‬ ‫ى‬ َ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫و‬
َ َ َ ، ‫ة‬ْ ‫م‬ ْ‫ح‬ َّ‫الر‬ ِّ‫ي‬ ‫ب‬ َ
‫ن‬ ٍ
‫د‬ ‫م‬
َّ ‫ُح‬
َ ‫م‬ ‫ا‬ َ
‫ن‬ ‫د‬
ِ َ‫ي‬
ِّ ‫س‬ ‫ى‬ ‫ل‬ٰ ‫ع‬ ‫م‬ ِّ ‫ل‬‫س‬
َ ْ َ َ َ َِ ‫و‬ ‫ل‬
ِّ ‫ص‬ ‫م‬ ‫ه‬
ُ ّ ‫ل‬ٰ ‫ل‬َ ‫ا‬ .ُ
‫ه‬ ُ ‫ل‬ ‫ُو‬ْ ‫س‬ ‫ر‬ ‫و‬
َ َ َ ‫ه‬
ُ ُ
‫د‬ ْ
‫ب‬ ‫ع‬ ‫ا‬ ً
‫د‬ ‫م‬
َّ َ َّ‫َوَأ ْش َه ُد َأن‬
‫ُح‬ ‫م‬
ِ
‫ٓاَل‬ ‫ٰأ‬ ْ
‫ه‬žٗ‫ ِإنَّ هللاَ َو َم ِئ َك َت‬:‫از ال ُمتق ْو َن َف َقا َل َت َعالى مُخ ِبرً ا َو مِرً ا‬َ ُ َّ ْ َ ‫اع ِت ِه َف َق ْد َف‬ َ ‫هللا َوط‬ َ ُ ‫ُأ‬
ِ ‫ ُّي َها الناسُ ! ْوصِ ْيك ْم ب َتق َوى‬.‫ مَّا َبعْ ُد‬. ‫ض ْة‬
ْ َّ ‫َأ‬ ‫َأ‬ َ ‫ال َّن ْه‬
‫ٰأ‬ ٰ ٰ َ ‫صلُّ ْو َن َعلَى ال َّن ِبيِّ َيٓاَأ ُّي َها الَّ ِذي َْن ٰا َم ُن ْوا‬
‫اركْ َعلَى َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد َو َعلى ِل َس ِّي ِد َنا‬ ِ ‫ص ِّل َو َسلِّ ْم َو َب‬ َ ‫صلُّ ْوا َعلَ ْي ِه َو َسلِّم ُْوا َتسْ لِ ْيمًا اَللّ ُه َّم‬
‫ٰأ‬
َ ‫ُي‬
‫ِك َيٓا رْ َح َم‬‫َأ‬ َ ‫ ِب َرحْ َمت‬،‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬ َّ َ ْ
َ ‫ت َعلى َس ِّي ِد َنا ِإب َْرا ِه ْي َم َو َعلى ِل َس ِّي ِد َنا ِإبْرا َه ْي َم فِي ال ٰعل ِمي َْن ِإن‬ ٰ ٰ َ ‫ارك‬ ْ َ ‫ْت َو َب‬َ ‫صلي‬ َّ َ ‫م َُح َّم ٍد َك َما‬
‫ت َيا َقاضِ َي‬ ِ ‫ك ُم ِجيْبُ ال َّد َع َوا‬ َ ‫ت ِإ َّن‬ ِ ‫ت اََأْلحْ َيا ِء ِم ْن ُه ْم َواَأْلمْ َوا‬ ِ ‫ت َو ْالمُسْ لِ ِمي َْن َو ْالمُسْ لِ َما‬ ِ ‫اغفِرْ ل ِْلمُْؤ ِم ِني َْن َوال ْمُؤ ِم َنا‬ ْ ‫الرَّ ا ِح ِمي َْن اَل ٰلّ ُه َّم‬
‫ك‬ َ ‫ َر َّب َنا أ ِت َنا مِنْ لَ ُد ْن‬.‫صالَ ُح اِإِلسْ الَ ِم َو ْالمُسْ لِ ِمي َْن‬ َ ‫ اَل ٰلّ ُه َّم َأصْ لِحْ وُ الَ َة ْالمُسْ لِ ِمي َْن ِب َما فِ ْي ِه‬.‫ اَل ٰلّ ُه َّم َأعِ َّز اِإِلسْ الَ َم َو ْالمُسْ لِ ِمي َْن‬.ِ‫ْالحاَجاَت‬
‫ َر َّب َنا َهبْ لَ َنا‬. ُ‫ت ْال َوهَّاب‬ َ ‫ك َأ ْن‬ َ ‫ك َرحْ َم ًة ِإ َّن‬ َ ‫ َربَّنا َ الَ ُت ِز ْغ قُلُ ْو َب َنا َبعْ َد ا ِْذ َه َد ْي َت َنا َو َهبْ َل َنا مِنْ لَ ُد ْن‬.‫َرحْ َم ًة َو َهيِّ ءْ لَ َنا مِنْ َأ ْم ِر َنا َر َش ًدا‬
َ‫ار عِ َباد‬ ِ ‫اب ال َّن‬ َ ‫ َر َّب َنا أ ِت َنا فِي ال ُّد ْن َيا َح َس َن ًة َّوفِي ْاآلخ َِر ِة َح َس َن ًة َّوقِ َنا َع َذ‬.‫مِنْ َأ ْز َوا ِج َنا َو ُذرِّ يَّا ِت َنا قُرَّ َة َأعْ ي ٍُن َّواجْ َع ْل َنا ل ِْل ُم َّتقِي َْن ِإ َمامًا‬
،‫ِظ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم َتذ َّكر ُْو َن‬
َ ُ ‫ان َوِإ ْي َت ۤا ِء ذِي ْالقُرْ َب ٰى َو َي ْن َه ٰى َع ِن ْال َف ْخ َشٓا ِء َو ْال ُم ْن َكر َو ْال َب ْغي َيع‬ ِ ‫هللا َيعْ ُم ُر ِباْل َع ْد ِل َو ْاِإلحْ َس‬ َ َّ‫هللا! ِإن‬ ْ
ِ ِ
‫هللا َأ ْك َب ُر‬ِ ‫ر‬ُ ْ
‫ِك‬ ‫ذ‬ َ ‫ل‬ ‫و‬ ‫م‬ ُ
‫ك‬ ْ‫ُع‬
َ ْ ِ‫ِ ِ ط‬‫ي‬ ‫ه‬ ‫ل‬ ْ‫ض‬ َ
‫ف‬ ْ‫ِن‬
‫م‬ ‫ا‬ ‫و‬ ْ ُ ‫ل‬ ‫َئ‬ ْ‫اس‬ ‫و‬ ‫م‬ ُ
‫ك‬
َ ْ ِ ٍَِ َْ
‫د‬ ‫َّز‬ ‫ي‬ ‫م‬ ‫ع‬‫ن‬ ‫ى‬ َ ‫ل‬‫ع‬ ‫ه‬
ُ ْ
‫ُو‬‫ر‬ ‫ك‬ُ ‫ش‬ ْ ‫ا‬ ‫و‬
َ ْ ‫م‬ ُ
‫ك‬ ْ‫ر‬ ُ
‫ك‬ ْ
‫ذ‬ ‫ي‬ ‫م‬ ْ
‫ي‬
َ َ ِ‫َ َ ظ‬ ‫ع‬ ‫ل‬ ْ
‫ا‬ ‫ُواهللا‬ ‫ر‬ ُ
‫ك‬ ‫اذ‬ ْ َ
‫ف‬ .

Anda mungkin juga menyukai