Anda di halaman 1dari 4

KONSEP NEIGHBOURHOOD UNIT & BAHARI

a. Neighbourhood Unit
Neighbourhood unit adalah suatu lingkungan fisik perumahan dalam kota dengan batasan yang
jelas, tersedia pelayanan fasilitas sosial untuk tingkat rendah, untuk melayani sejumlah penduduk
dimana terdapat hubungan kerjasama yang dilandasi oleh kontrol sosial dan rasa komunitas
(Porteous, 1977; dalam Suryanto 1989:47). Neighbourhood unit sebagai suatu konsep dalam
pemecahan masalah yang terjadi pada masa itu yakni pada tahun 1929 dimana terjadi penurunan
kualitas kehidupan masarakat di negara-negara industri. Adapun karakteristik pada Neighbourhood
yaitu:
- Memiliki batas yang jelas
- Besarannya diukur dari keefektifan jarak jangkauan pejalan kaki (lingkup RT/RW)
- Terjadinya kontak langsung individual
- Tersedianya fasilitas pendukung terutama dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari
Konsep Neighbourhood unit ini memiliki tujuan utama yaitu untuk membuat interaksi sosial
diantara penghuni lingkungan permukiman, sedangkan penataan fisik lingkungan merupakan cara
untuk mencapai tujuan utama tersebut (Golany, 1976;187). Menurut Perry, neighbourhood yang ideal
akan merangkum seluruh fasilitas publik dan kondisi-kondisi yang diperlukan oleh rata-rata keluarga
bagi kenikmatan dan kewajaran hidup disekitar rumah mereka. Terdapat 6 prinsip dalam
merencanakan Neighbourhood yaitu:
1. Size (ukuran), pembangunan unit tempat tinggal harus menyiapkan perumahan dengan ukuran
populasi tertentu
2. Boundaries (batas), pada setiap sisi unit lingkungan dibatasi oleh jalan arteri dengan kelebaran
memadai dan tidak menembus daerah pemukiman tersebut
3. Open Space (Ruang Terbuka), harus disediakan sistem taman dan ruang kecil yang direncanakan
untuk memenuhi kebutuhan individu yang mendiami lingkungan perumahan tersebut
4. Institution Sites (Area institusi), area untuk sekolah dan institusi yang melayani lingkungan perlu
disediakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam lingkungan tersebut dan ditempatkan
secara berkelompok
5. Local Shops (Pertokoan Setempat), satu atau lebih pertokoan lokal yang cukup memadai bagi
populasi yang dilayani yang diletakkan disekitar pertemuan jalur lalu lintas
6. Internal Street System (Sistem jalan internal), dimana setiap unit perlu dilengkapi dengan sistem
jalan khusus sehingga setiap jalan raya disesuaikan dengan beban lalu lintas yang mungkin dan
memudahkan sirkulasi serta mencegah terjadinya penggunaan jalan sebagai jalan lalu lintas cepat.
Desain yang baik untuk neighbourhood atau meningkatkan komunitas perumahan saat ini yaitu
dengan melihat berbagai komponen yang dapat menciptakan neighbourhood dan memahami setiap
bagian agar dapat saling terintegrasi. Terdapat 9 Prinsip menciptakan Neighbourhood yang baik
yaitu:
1. Dimulai dari area alami dan memiliki peluang peningkatan ekosistem
2. Adanya batas campuran penggunaan lahan
3. Memastikan neighbourhood memiliki koneksi untuk memudahkan pemilihan moda
4. Menciptakan kota kompak dan meningkatkan kepadatan penduduk untuk menciptakan simpul-
simpul neighbourhood
5. Integrasi antara taman dan ruang bagi komunitas
6. Menciptakan peluang perumahan dan pilihannya
7. Pembangunan dalam ketahanan dan memiliki dampak negatif yang rendah
8. Membuat kepemilikan dan keamanan neighbourhood
9. Menambah elemen yang membuat keunikan pada neighbourhood
Salah satu contoh studi kasus Neighbourhood unit yakni pada Radburn New Jersey sebagai
berikut:

Gambar 1.1
Neighbourhood Radburn New Jersey
Gambar 1.2
Interaction of Neighbourhood

b. Bahari
Kawasan Bahari Terpadu (KBT) adalah wilayah peralihan dan interaksi antara ekosistem darat-
laut dan laut sebatas kewenangan kabupaten/kota meliputi sumber daya pantai yang terdiri dari
sumber daya hayati dan nir-hayati. Pengembangan kawasan bahari terpadu merupakan
pengembangan kawasan pantai secara terpadu dengan mensinergikan sektor-sektor unggulan yang
ada di kawasan. Pengembangan ini merupakan realisasi konsep pengembangan wilayah
berdasarkan sinergi antar sekotr antar wilayah dalam satu kawasan.
Pengembangan kawasan bahari terpadu bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat nelayan, kualitas lingkungan dan permukiman nelayan, Pendapatan Asli Daerah (PAD)
dan PDRB subsektor perikanan. Pengembangan kawasan bahari terpadu dapat dilakukan
berdasarkan:
1. Potensi kegiatan perikanan, seperti tersedianya sumberdaya nelayan dan pasar perikanan serta
peran aktif masyarakat.
2. Permasalahan akibat adanya reklamasi pantai secara liar, belum adanya pelabuhan pendaratan
ikan, kondisi tempat pelelangan ikan (TPI) yang tidak memenuhi syarat, kualitas permukiman di
sekitar kawasan pantai yang buruk, masalah perekonomian, dan rendahnya kualitas sumberdaya
masyarakat pesisir.
Pengembangan Kawasan Bahari Terpadu juga mempunyai peran dalam peningkatan
perekonomian melalui beberapa hal diantaranya:
1. Pendorong perekonomian lokal
Potensi perikanan, pariwisata maupun potensi perhubungan laut, merupakan sumberdaya lokal
yang dapat digunakan untuk sebesar-besar kemakmuran masyarakat. Pengembangan kawasan
pesisir ini dengan berupaya menggunakan sumberdaya lokal, dan dikembalikan untuk
kemanfaatan masyarakat lokal. Sehingga berkembangnya kegiatan-kegiatan ekonomi di kawasan
tersebut, berdampak pada terbukanya peluang kerja yang lebih luas yang dapat menyerap
tenaga kerja dan meningkatkan pendapatan khusunya bagi penduduk lokal.
2. Penyerap tenaga kerja
Penggerak utama dalam pengembangan kawasan yakni melalui sumberdaya lokal, baik
sumberdaya alam, sumberdaya manusia maupun institusional lokal, sehingga entrepreneurship
masyarakat setempat dapat berkembang dan masyarakat lokal tidak hanya sebagai objek dari
pembangunan sebuah kawasan, tetapi lebih sebagai pelaku pembangunan tersebut. Adanya
pertumbuhan kegiatan-kegiatan ekonomi baru maka akan berdampak pada pembukaan
lapangan pekerjaan, sehingga akan ada penyerapan tenaga kerja yang bermanfaat bagi
tenaga kerja lokal.
3. Pendorong peningkatan pendapatan, terutama subsektor perikanan
Pengembangan sebuah kawasan adalah mencoba mengembangkan sektor potensial yang ada di
kawasan tersebut, sehingga pada saat sektor potensial tersebut berkembang akan berdampak
pada tumbuhnya kegiatan-kegiatan ekonomi lainnya, kondisi ini akan memberi peluang dalam
menciptakan lapangan kerja sehingga terjadi penyerapan tenaga kerja. Adanya penyerapan
tenaga kerja tersebut, maka akan terjadi peningkatkan pendapatan bagi masyarakat.

Sumber:
Bappeda Rembang, 2005
Bruce, Mayor. 2009. “Sustainable Neighbourhood Concept Plan”. Columbia.
Fowler, Kim. 2013. “The City of Red Deer Neighbourhood Planning and Design Standards”. Director of
Planning Service.
Hartati, Lisa. 2012. “Tata Ruang Public Kota Wisata Cibubur sebagai sebuah Neighborhood” dalam
lib.ui.ac.id . Diunduh pada 4 Maret 2015.
http://www.jdih.setjen.kemendagri.go.id/files/KAB_PURWOREJO_11_2004.pdf
Sosiawan, Kurniadi. 2008. “Peran Kawasan Bahari Terpadu Rembang Terhadap Ekonomi Lokal di
Desa Tasikagung Rembang” dalam http://eprints.undip.ac.id/18053/1/Kurniadi_Sosiawan.pdf.
Diunduh pada tanggal 4 Maret 2015.

Anda mungkin juga menyukai