Anda di halaman 1dari 6

SMART COASTAL

Smart Coastal masih sama dengan Smart City, dimana Smart city merupakan wilayah
kota yang telah terintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi dalam tata kelola sehari-hari,
yang bertujuan untuk mempertinggi efisiensi, memperbaiki pelayanan publik,dan meningkatkan
kesejahteraan wa rganya. Sementara itu, Smart Coastal akan mengintegrasikan ke laut
teknologi pengamatan dan pengumpulan data yang sama yang telah diterapkan di kota-
kota, memacu inovasi dalam perbaikan dan pemulihan laut, dan mengubah tepi laut dari zona
industri yang rusak menjadi ruang publik yang bersih dan sehat yang penuh dengan fasilitas.
Dengan kata lain, Smart Coastal merupakan model perkotaan ideal yang tercipta dari
meningkatnya kesadaran penduduk perkotaan akan keberlanjutan keberadaannya di kawasan
pesisir.

Gambar 1. Elemen dalam Smart Coastal

Sumber : Analisis, 2022

Konsep Smart Coastal diambil dari beberapa literature sebagai sumber dalam membentuk
konsepnya, seperti theory yang dikeluarkan oleh Orłowski dan Romanowska (2019) yang
menjelaskan tentang Smart Blue Cities. Smart blue cities adalah konsep Kota Cerdas dari
perspektif mereka yang terletak di tepi air, mengingat jika ada lebih banyak perbedaan besar
dalam cara konsep tersebut diterapkan di kota-kota pesisir, dibandingkan dengan yang terletak di
tempat lain.

Konsep yang dikeluarkan oleh Orłowski dan Romanowska (2019) memiliki enam
dimensi yang diambil dari enam (6) dimensi Smart City, yaitu sebagai berikut:

a) The Economy And Competitiveness (The Smart Economy). Semakin tinggi inovasi-
inovasi baru yang ditingkatkan maka akan menambah peluang usaha baru dan
meningkatkan persaingan pasar usaha/modal.
b) Transport (Smart Mobility). Pengelolaan infrastruktur kota yang dikembangkan di masa
depan merupakan sebuah sistem pengelolaan terpadu dan diorientasikan untuk menjamin
keberpihakan pada kepentingan publik.
c) Social And Human Capital (Smart People). Pembangunan senantiasa membutuhkan
modal, baik modal ekonomi (economic capital), modal usaha (human capital), maupun
modal sosial (social capital). Kemudahan akses modal dan pelatihan-pelatihan bagi
UMKM dapat meningkatkan kemampuan keterampilan mereka dalam mengembangkan
usahanya. Modal sosial termasuk elemen-elemen seperti kepercayaan, gotong-royong,
toleransi, penghargaan, saling memberi dan saling menerima serta kolaborasi sosial
memiliki pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi melalui berbagai
mekanisme seperti meningkatnya rasa tanggungjawab terhadap kepentingan publik,
meluasnya partisipasi dalam proses demokrasi, menguatnya keserasian masyarakat dan
menurunnya tingkat kejahatan.
d) Natural Resources (The Smart Environment). Lingkungan pintar itu berarti lingkungan
yang bisa memberikan kenyamanan, keberlanjutan sumber daya, keindahan fisik maupun
non fisik, visual maupun tidak, bagi masyarakat dan publik lingkungan yang bersih
tertata, RTH yang stabil merupakan contoh dari penerapan lingkungan pintar.
e) The Standard And Quality Of Life (Smart Living). Berbudaya berarti bahwa manusia
memiliki kualitas hidup yang terukur (budaya). Kualitas hidup tersebut bersifat dinamis,
dalam artian selalu berusaha memperbaiki dirinya sendiri. Pencapaian budaya pada
manusia, secara langsung maupun tidak langsung merupakan hasil dari pendidikan. Maka
kualitas pendidikan yang baik adalah jaminan atas kualitas budaya, dan atau budaya yang
berkualitas merupakan hasil dari pendidikan yang berkualitas.
f) Administration And Participation (Smart Governance). Kunci utama keberhasilan
penyelenggaraan pemerintahan adalah Good Governance, yang merupakan paradigma,
sistem dan proses penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan yang mengindahkan
prinsip-prinsip supremasi hukum, kemanusiaan, keadilan, demokrasi, partisipasi,
transparansi, profesionalitas, dan akuntabilitas ditambah dengan komitmen terhadap
tegaknya nilai dan prinsip desentralisasi, daya guna, hasil guna, pemerintahan yang
bersih.

Selanjutnya, sumber theory kedua yang digunakan adalah Smart Growth for Coastal and
Waterfront Communities, hasil dari kolaborasi oleh EPA (United States Enviromental Protection
Agency) dengan National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), Rhode Island Sea
Grant, dan the International City/County Management Association. Konsep ini dibangun di atas
prinsip-prinsip Smart Growth dalam menawarkan 10 pedoman pembangunan bagi masyarakat
pesisir dan tepi laut berdasarkan Smart Growth Principle dengan sepuluh prinsip dasarnya
sebagai berikut.

a) Memadukan penggunaan lahan


b) Memanfaatkan desain bangunan yang selaras
c) Menciptakan berbagai peluang dan pilihan perumahan
d) Menciptakan lingkungan yang dapat dilalui dengan berjalan kaki
e) Membina komunitas yang unik dan menarik dengan rasa yang kuat
f) Melestarikan ruang terbuka, lahan pertanian, keindahan alam, dan area lingkungan kritis
g) Memperkuat dan pengembangan langsung menuju masyarakat yang ada
h) Menyediakan berbagai pilihan transportasi adil
i) Membuat keputusan pembangunan dapat diprediksi, dan hemat biaya
j) Mendorong kolaborasi komunitas dan pemangku kepentingan dalam keputusan
pembangunan
Adapun Smart Growth for Coastal and Waterfront Communities, yaitu sebagai berikut:

Tabel 1. Smart Growth Principles dan Smart Growth Coastal and Waterfront Elements

Smart Growth Principles Smart Growth Coastal and Waterfront Elements


1. Penggunaan lahan campuran, termasuk
1. Penggunaan lahan campuran.
penggunaan yang bergantung pada air.
2. Manfaatkan desain komunitas kompak yang
2. Manfaatkan desain bangunan yang
meningkatkan, melestarikan, dan menyediakan
kompak.
akses ke sumber daya tepi laut.
3. Menyediakan berbagai peluang dan pilihan
3. Ciptakan berbagai peluang dan
perumahan untuk memenuhi kebutuhan penduduk
pilihan perumahan.
baik musiman maupun permanen.
4. Ciptakan komunitas pejalan kaki dengan akses
4. Buat komunitas walkable. fisik dan visual ke dan di sepanjang tepi pantai
untuk penggunaan umum.
5. Menumbuhkan komunitas yang khas 5. Menumbuhkan komunitas yang khas dan
dan menarik dengan rasa tempat yang menarik dengan rasa tempat yang kuat yang
kuat. memanfaatkan warisan tepi laut.
6. Melestarikan ruang terbuka, lahan pertanian,
6. Melestarikan ruang terbuka, lahan
keindahan alam, dan kawasan lingkungan kritis
pertanian, keindahan alam, dan kawasan
yang menjadi ciri dan mendukung masyarakat
lingkungan kritis.
pesisir dan tepi laut.
7. Memperkuat dan mengarahkan 7. Memperkuat dan mengarahkan pembangunan
pembangunan menuju komunitas yang terhadap masyarakat yang ada dan mendorong
ada. revitalisasi tepi laut.
8. Menyediakan berbagai pilihan 8. Menyediakan berbagai pilihan transportasi darat
transportasi. dan air.
9. Membuat keputusan pengembangan dapat
9. Membuat keputusan pengembangan diprediksi, adil, dan hemat biaya melalui kebijakan
dapat diprediksi, adil, dan hemat biaya. yang konsisten dan proses perizinan yang
terkoordinasi.
10. Mendorong kolaborasi masyarakat dan
10. Mendorong kolaborasi masyarakat pemangku kepentingan dalam keputusan
dan pemangku kepentingan dalam pembangunan, memastikan bahwa kepentingan
keputusan pembangunan. publik dan hak akses ke tepi laut dan perairan
pesisir ditegakkan.
Sumber : EPA (United States Enviromental Protection Agency), 2009
DAFTAR PUSTAKA

Paulauskas, Vytautas & Philipp, Robert & Henesey, Lawrence & Paulauskas, D & Sutnikas, A &
Meyer, Christopher & Gerlitz, Laima & Heine, Nils & Kozyczkowski, K & Zigus, A &
Silonosov, Alexandr. (2021). Smart Ports' Influence on Coastal Sustainability.

Beagen, B. (2020, September 15). Building resilience from the ground up: Indonesia's coastal
cities. Urbanet. https://www.urbanet.info/building-resilience-from-the-ground-up-
indonesia-coastal-cities/

Ristianti, Novia. (2016). S.M.A.R.T. Eco-village for Hazardous Coastal Area in Bedono Village,
Demak Regency. Procedia - Social and Behavioral Sciences. 227. 593-600.
10.1016/j.sbspro.2016.06.120.

Tao, Shuai & Liu, Haibin & Wang, Songtao & Li, Chunhe. (2020). Construction of Smart
Coastal Cities Based on Digital Government. Journal of Coastal Research. 110.
10.2112/JCR-SI110-037.1.

Orlowski, Aleksander & Szczerbicki, Edward. (2019). Smart Blue Cities. 36. 77-88.
10.7163/Eu21.2019.36.7.

From smart cities to smart ocean cities. (2022, January 6). Opendatasoft.
https://www.opendatasoft.com/en/blog/world-oceans-day-from-smart-cities-to-smart-
oceans-cities/#sub-title-62ad128b2c664

Iqbal, M. (2021). Smart City in Practice: Learn from Taipei City. Journal of Governance and
Public Policy, 8(1), 50–59. https://doi.org/10.18196/jgpp.811342

Washburn, D., Sindhu, U., Balaouras, S., Dines, R. A.,Hayes, N. M., & Nelson, L. E.
(2010).Helping CIOs Understand “Smart City” Initiatives: Defining the Smart City, Its
Drivers, and theRole of the CIO. Cambridge, MA: Forrester Research, Inc.

Smart Growth Principles. 2022. https://smartgrowth.org/smart-growth-principles/


10 principles of smart growth. (2020, July 31). Upstate Forever.
https://www.upstateforever.org/blog/land-planning-policy/10-principles-of-smart-
growth

Anda mungkin juga menyukai