Disampaikan pada:
Rapat Koordinasi Percepatan Penanganan Permukiman Kumuh
Direktorat PKP, Ditjen Cipta Karya, Kementerian PUPR
Jakarta, 5 September 2017
Daftar Isi
I. Sekilas NUA
II. Pengembangan Kawasan Permukiman dan Penanganan
Permukiman Kumuh
III. UDMA sebagai Strategi Implementasi NUA
I. Sekilas Agenda Baru Perkotaan /
New Urban Agenda (NUA)
1. Urbanisasi dan Tantangan Pembangunan
Perkotaan Berkelanjutan
TUJUAN 6 TUJUAN 11
MENJAMIN KETERSEDIAAN SERTA PENGELOLAAN AIR BERSIH MENJADIKAN KOTA DAN PERMUKIMAN INKLUSIF,
DAN SANITASI YANG BERKELANJUTAN UNTUK SEMUA AMAN, TANGGUH, DAN BERKELANJUTAN
“Tidak menelantarkan seorangpun, dengan mengakhiri segala bentuk dan dimensi kemiskinan, termasuk penanggulangan kemiskinan
ekstrim; dengan memastikan adanya hak dan peluang yang setara, […] dengan memastikan partisipasi masyarakat dalam menyediakan
akses yang aman dan setara bagi semua; dan dengan menyediakan akses yang setara untuk semua di bidang infrastruktur
fisik dan sosial dan layanan dasar, serta perumahan yang layak dan terjangkau.” (butir 14.a NUA)
7. Permukiman Kumuh dan Informal pada NUA
“Kami menyadari bahwa penanggulangan kemiskinan dalam segala bentuk dan dimensi, […] sangat diperlukan untuk pembangunan
berkelanjutan. Kami juga mengakui bahwa kesenjangan yang semakin melebar dan keberadaan kemiskinan multidimensi, termasuk
meningkatnya jumlah penduduk yang tinggal di permukiman kumuh dan permukiman informal, dapat
mempengaruhi negara-negara maju dan berkembang, […] dapat mendorong atau menghambat kohesi sosial, kesetaraan, dan inklusi.
(butir 25 NUA)
p. 20, 27 Tidak menelantarkan seorang pun NUA memberikan perhatian khusus pada
penduduk di permukiman informal, yang selama ini kurang (atau tidak)
diperhatikan di Indonesia karena kerumitan penanganannya.
7. Permukiman Kumuh dan Informal pada NUA (2)
Penanganan permukiman kumuh dan informal haruslah:
p. 97, - menghindari segregasi (pengucilan secara spasial, sosial, dan ekonomi), penggusuran
107 yang sewenang-wenang, dan gentrifikasi (perpindahan masyarakat kelas menengah);
p. 97 - melestarikan warisan budaya lokal;
p. 77 - memperkuat ketahanan permukiman dari risiko bencana;
p. 103 - mendukung keamanan kota dari tindak kriminalitas tanpa memberikan stigma negatif
kepada penghuninya;
p. 54 - memperhatikan kebutuhan energi terbarukan dan pelayanan transportasi; serta
p. 109 - terintegrasi dengan dimensi sosial, ekonomi, budaya, dan politik di kota, termasuk
akses terhadap perumahan dan pelayanan dasar/sosial yang layak.
6 kota mitra: Kota Banda Aceh, Kota Bogor, Kota Malang, Kota Tim Fasilitator
Banjarmasin, Kota Palu, dan Kota Mataram. PENDAMPINGAN
Daerah
PRADESAIN
Program pemerintah eksisting & Matriks Program:
GERAKAN NASIONAL 85.5.75 IMPROVE, UP-SCALE, REPLICATE Perencanaan &
Perancangan
UDMA
PENGARUSUTAMAAN
UDMA berupaya mendorong kolaborasi dan kemitraan multi-pihak untuk Kemitraan: UDMA
menyukseskan SDGs, NUA, dan Gerakan 100-0-100 di tingkat lokal Daerah & Pokja PKP
11. Contoh Pradesain UDMA
BANJARMASIN - “Kota Ramah Sungai”
- Perencanaan tematik tepi sungai
- Keterpaduan kawasan dengan sekitarnya
- Arsitektur lokal
- Sistem pengelolaan air limbah tepi sungai
11. Contoh Pradesain UDMA (2)
BANJARMASIN - “Kota Ramah Sungai”
- Pengembangan ekonomi lokal (sentra PKL terapung)
- Kolaborasi penanganan kumuh dengan pengembangan wisata
dan penyediaan perumahan
- Penyusunan pradesain RTH Veteran bekerjasama dengan
Universitas Lambung Mangkurat
11. Contoh Pradesain UDMA (3)
BOGOR - “Kota dalam Taman”
- Perencanaan tematik kota hijau
- Perencanaan ekonomi lokal
- Keterpaduan dengan penataan RTH tepi sungai
11. Contoh Pradesain UDMA (4)
MALANG - “Kota Wisata Kreatif”