Anda di halaman 1dari 26

Agenda Baru tentang

Pengembangan Permukiman dan


Penanganan Kumuh Perkotaan

Dr. Ir. Wicaksono Sarosa


Ketua Dewan Eksekutif Kemitraan Habitat

Disampaikan pada:
Rapat Koordinasi Percepatan Penanganan Permukiman Kumuh
Direktorat PKP, Ditjen Cipta Karya, Kementerian PUPR
Jakarta, 5 September 2017
Daftar Isi

I. Sekilas NUA
II. Pengembangan Kawasan Permukiman dan Penanganan
Permukiman Kumuh
III. UDMA sebagai Strategi Implementasi NUA
I. Sekilas Agenda Baru Perkotaan /
New Urban Agenda (NUA)
1. Urbanisasi dan Tantangan Pembangunan
Perkotaan Berkelanjutan

• Urbanisasi menjadi fenomena yang tak


Proyeksi Perkembangan
terhindarkan
Penduduk Perkotaan di Indonesia

• Urbanisasi semakin meningkatkan tekanan


bagi para pengelola kota untuk menyediakan
infrastruktur dan pelayanan dasar yang merata

• Akan tetapi, urbanisasi juga merupakan sebuah


peluang untuk meningkatkan
perekonomian nasional dan kesejahteraan
masyarakat

Sumber: Bappenas, 2016


2. New Urban Agenda sebagai Agenda
Pembangunan Perkotaan
3. Visi Bersama dalam NUA

Kota untuk Semua Hak dan Kesempatan Perkotaan dan


yang Setara Permukiman Berkelanjutan
4. Prinsip yang Diusung

Tidak menelantarkan Ekonomi perkotaan yang Keberlanjutan


seorang pun berkelanjutan dan inklusif lingkungan hidup
5. Paradigma Baru yang Diangkat

Pengembangan kota Tata kelola perkotaan Berorientasi pada


dan wilayah yang yang baik dan kemitraan manusia dan responsif
terpadu multi-pihak gender dan usia
II. Pengembangan Kawasan Permukiman
dan Penanganan Permukiman Kumuh
6. SDGs & NUA terkait Pengembangan Permukiman

TUJUAN 6 TUJUAN 11
MENJAMIN KETERSEDIAAN SERTA PENGELOLAAN AIR BERSIH MENJADIKAN KOTA DAN PERMUKIMAN INKLUSIF,
DAN SANITASI YANG BERKELANJUTAN UNTUK SEMUA AMAN, TANGGUH, DAN BERKELANJUTAN

6.1 6.2 11.1 11.6 11.7


Akses universal air minum Akses sanitasi & kebersihan Perumahan, kawasan kumuh, Persampahan Ruang publik & RTH
pelayanan dasar

“Tidak menelantarkan seorangpun, dengan mengakhiri segala bentuk dan dimensi kemiskinan, termasuk penanggulangan kemiskinan
ekstrim; dengan memastikan adanya hak dan peluang yang setara, […] dengan memastikan partisipasi masyarakat dalam menyediakan
akses yang aman dan setara bagi semua; dan dengan menyediakan akses yang setara untuk semua di bidang infrastruktur
fisik dan sosial dan layanan dasar, serta perumahan yang layak dan terjangkau.” (butir 14.a NUA)
7. Permukiman Kumuh dan Informal pada NUA

“Kami menyadari bahwa penanggulangan kemiskinan dalam segala bentuk dan dimensi, […] sangat diperlukan untuk pembangunan
berkelanjutan. Kami juga mengakui bahwa kesenjangan yang semakin melebar dan keberadaan kemiskinan multidimensi, termasuk
meningkatnya jumlah penduduk yang tinggal di permukiman kumuh dan permukiman informal, dapat
mempengaruhi negara-negara maju dan berkembang, […] dapat mendorong atau menghambat kohesi sosial, kesetaraan, dan inklusi.
(butir 25 NUA)

9 butir NUA mencantumkan “permukiman kumuh dan permukiman informal”, dan


2 butir NUA mencantumkan “permukiman informal”.

p. 20, 27 Tidak menelantarkan seorang pun  NUA memberikan perhatian khusus pada
penduduk di permukiman informal, yang selama ini kurang (atau tidak)
diperhatikan di Indonesia karena kerumitan penanganannya.
7. Permukiman Kumuh dan Informal pada NUA (2)
Penanganan permukiman kumuh dan informal haruslah:
p. 97, - menghindari segregasi (pengucilan secara spasial, sosial, dan ekonomi), penggusuran
107 yang sewenang-wenang, dan gentrifikasi (perpindahan masyarakat kelas menengah);
p. 97 - melestarikan warisan budaya lokal;
p. 77 - memperkuat ketahanan permukiman dari risiko bencana;
p. 103 - mendukung keamanan kota dari tindak kriminalitas tanpa memberikan stigma negatif
kepada penghuninya;
p. 54 - memperhatikan kebutuhan energi terbarukan dan pelayanan transportasi; serta
p. 109 - terintegrasi dengan dimensi sosial, ekonomi, budaya, dan politik di kota, termasuk
akses terhadap perumahan dan pelayanan dasar/sosial yang layak.

Sehingga perlu didukung dengan:


p. 97 - perencanaan yang terpadu, partisipatif, dan pendayagunaan lahan yang terencana;
p. 107 - pengembangan kebijakan, sarana, mekanisme, dan model pembiayaan perumahan;
p. 109 - peningkatan alokasi pembiayaan dan sumber daya manusia;
p. 109 - tindakan-tindakan yang mencegah dan memediasi konflik; serta
p. 110 - sistem pengawasan yang inklusif dan transparan.
8. Elemen Penanganan Kumuh dan Pengembangan
Permukiman Berkelanjutan – draft Quick Guide NUA
- Kepastian hak atas lahan dan sistem - Perencanaan tematik sesuai
administrasi pertanahan karakteristik kota
- Berbagai pilihan perumahan dan - Perencanaan terpadu skala kota dan
skema pembiayaan perumahan dengan kawasan sekitarnya
- Ketepaduan dengan infrastruktur - Kerangka manajemen yang kuat dan
skala kota inklusif, serta kelembagaan yang
- Akses pelayanan dasar dan ruang akuntabel
publik yang layak dan terjangkau - Koordinasi antar pemerintahan
- Arsitektur lokal (vertikal dan horizontal)
- Berketahanan iklim dan bencana - Platform partisipasi multi-pihak
- Sistem pengawasan

- Pengembangan ekonomi lokal - Partisipasi penuh dan bermakna, serta


(inovasi dan kewirausahaan) pemberdayaan masyarakat
- Akses dengan ekonomi skala kota - Kampanye publik
dan lintas wilayah - Pelestarian budaya dan kearifan lokal
- Produktivitas dan kesempatan kerja - Keberagaman dan peran lembaga lokal
penuh bagi masyarakat - Responsif gender dan usia
9. Strategi Implementasi NUA melalui Peningkatan
Kualitas Permukiman Kumuh – draft Quick Guide NUA
Pengarusutamaan prinsip NUA (dan SDGs) dalam Pembangunan Perkotaan
Nasional dan Daerah
- Sinkronisasi prinsip dan komitmen NUA dengan tujuan, target, dan indikator SDGs.
- Review Kebijakan dan Strategi Pembangunan Perkotaan Nasional (KSPPN).
- Penyusunan RPP Perkotaan, RAN dan RAD SDGs (khususnya Tujuan 11).
- Sinkronisasi dengan RPJMN dan RPJPN, serta RPJMD dan RPJPD.
- Pembentukan struktur kelembagaan pembangunan perkotaan nasional dan penguatan Kelompok Kerja
Perumahan dan Kawasan Permukiman (Pokja PKP) di daerah.
- Penguatan kapasitas aparat pemerintahan (pusat dan daerah).
Pengakuan atas keberadaan permukiman informal
- Review UU, PP, Permen dan Perda yang berkaitan dengan permukiman informal (agraria, tata ruang, sungai,
perumahan dan permukiman kumuh).
- Formulasi dan penentuan permukiman informal dalam penataan ruang, serta penguatan legalitas
kepemilikan lahan.
- Penyediaan layanan dasar (administrasi kependudukan, sarana-prasarana dasar, fasos/fasum) yang terakses
dengan sistem kota.
- Komunikasi dengan pemilik lahan untuk solusi penataan permukiman informal.
- Pendekatan manusiawi dalam relokasi permukiman informal yang rawan bencana/tidak dapat dihuni.
9. Strategi Implementasi NUA melalui Peningkatan
Kualitas Permukiman Kumuh – draft Quick Guide NUA (2)
Pencanangan Gerakan Nasional Penanganan Permukiman Kumuh
- Pembentukan Tim/Forum Komunikasi Lintas Pemangku Kepentingan untuk Penanganan Permukiman
Kumuh sebagai mitra Pokja PKP di daerah, dengan pendampingan yang intensif.
- Peningkatan alokasi pendanaan dan SDM untuk penanganan permukiman kumuh di daerah yang bersifat
multi-sektor (penyediaan dan pembiayaan perumahan, air minum dan sanitasi, persampahan, RTH, dll).
- Perencanaan pengembangan permukiman dan penanganan permukiman kumuh yang terpadu antar
wilayah (lintas batas administrasi), lintas sektor, dan melibatkan berbagai pemangku kepentingan.
- Pelibatan perguruan tinggi dalam perencanaan dan perancangan kawasan permukiman kumuh.
- Pelibatan sektor swasta, filantropi, dan bisnis dalam tiap tahapan penanganan permukiman kumuh (tidak
hanya pendanaan program/kegiatan).
- Kampanye publik yang melibatkan media massa dan komunitas lokal.
- Penanganan permukiman yang diprioritaskan melalui peningkatan kualitas kumuh setempat (in-situ
upgrading) dibanding relokasi (ex-situ upgrading).
- Pengembangan sistem pencegahan dan pengawasan permukiman kumuh skala nasional dan lokal, yang
inklusif, transparan, dan berbasis TIK.
9. Strategi Implementasi NUA melalui Peningkatan
Kualitas Permukiman Kumuh – draft Quick Guide NUA (3)
Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Setempat (in-situ upgrading)
- Penyediaan infrastruktur permukiman yang terpadu (lintas sektor) melalui pemugaran atau peremajaan
permukiman kumuh, serta tematik sesuai karakteristik kawasan.
- Peningkatan kapasitas dan pemberdayaan masyarakat melalui BKM/LKM dan fasilitator pendamping.
- Pengembangan skema konsolidasi lahan atau land sharing, serta penyediaan lahan dan hunian sementara
bagi penduduk dalam konteks peremajaan kawasan permukiman kumuh.
- Pengembangan model pembiayaan perumahan, khususnya skema pembiayaan rumah swadaya dan
rehabilitasi rumah tidak layak huni.
- Pengembangan model hunian vertikal yang berkelanjutan (cth: kampung deret dan kampung susun).
- Pengembangan ekonomi lokal yang terakses dengan jaringan skala kota dan antar wilayah.
Pemukiman kembali secara manusiawi (ex-situ upgrading)
- Penyediaan lahan dan infrastruktur permukiman yang layak dan terjangkau dengan relokasi penduduk,
dengan memperhatikan kedekatan tempat usaha dan aksesibilitas transportasi.
- Pendekatan dan komunikasi intensif dalam sosialisasi perencanaan dan pelaksanaan relokasi, melalui
komunitas lokal dan tokoh masyarakat, serta menghindari tindak kekerasan.
- Pengembangan skema pembiayaan rumah susun sewa yang terjangkau dan berkesinambungan bagi MBR.
- Peningkatan kapasitas, pemberdayaan, dan pengorganisasian masyarakat melalui BKM/LKM dan fasilitator
pendamping.
- Pengembangan ekonomi lokal yang terakses dengan jaringan skala kota dan antar wilayah.
- Penyediaan layanan pendampingan bagi anak-anak.
III. UDMA sebagai
Strategi Implementasi NUA
10. UDMA (Urban Development and Management Advisory)
UDMA memfasilitasi pemerintah kota melalui KOMPONEN
pendampingan perencanaan-perancangan dan UDMA
penyiapan berbagai program/kegiatan terkait,
dengan fokus pada kawasan prioritas.

6 kota mitra: Kota Banda Aceh, Kota Bogor, Kota Malang, Kota Tim Fasilitator
Banjarmasin, Kota Palu, dan Kota Mataram. PENDAMPINGAN
Daerah

PRADESAIN
Program pemerintah eksisting & Matriks Program:
GERAKAN NASIONAL 85.5.75 IMPROVE, UP-SCALE, REPLICATE Perencanaan &
Perancangan

100-0-100 15.5.25 SYNERGY, COLLABORATION, PARTNERSHIPS


PENJARINGAN
Program/inisiatif baru multi-stakeholder Sumber Daya:
Pusat/Daerah, Lintas
Sektor/Stakeholder

UDMA
PENGARUSUTAMAAN
UDMA berupaya mendorong kolaborasi dan kemitraan multi-pihak untuk Kemitraan: UDMA
menyukseskan SDGs, NUA, dan Gerakan 100-0-100 di tingkat lokal Daerah & Pokja PKP
11. Contoh Pradesain UDMA
BANJARMASIN - “Kota Ramah Sungai”
- Perencanaan tematik tepi sungai
- Keterpaduan kawasan dengan sekitarnya
- Arsitektur lokal
- Sistem pengelolaan air limbah tepi sungai
11. Contoh Pradesain UDMA (2)
BANJARMASIN - “Kota Ramah Sungai”
- Pengembangan ekonomi lokal (sentra PKL terapung)
- Kolaborasi penanganan kumuh dengan pengembangan wisata
dan penyediaan perumahan
- Penyusunan pradesain RTH Veteran bekerjasama dengan
Universitas Lambung Mangkurat
11. Contoh Pradesain UDMA (3)
BOGOR - “Kota dalam Taman”
- Perencanaan tematik kota hijau
- Perencanaan ekonomi lokal
- Keterpaduan dengan penataan RTH tepi sungai
11. Contoh Pradesain UDMA (4)
MALANG - “Kota Wisata Kreatif”

- Penyusunan pradesain kawasan bekerja sama


dengan Universitas Brawijaya
- Keterpaduan perencanaan dengan penataan sungai
- Pengembangan ekonomi lokal
- Penataan RTH tepi sungai
11. Contoh Pradesain UDMA (5)
PALU - “Kota Teluk Berkelanjutan”

- Keterpaduan perencanaan dengan kawasan muara


sungai (pesisir dan tepi sungai)
- Arsitektur lokal
11. Contoh Pradesain UDMA (6)
MATARAM - “Kota Pusaka”

- Arsitektur lokal dan pelestarian warisan


budaya setempat (pura)
- Pengembangan ekonomi lokal
- Konsolidasi lahan
- Keterpaduan perencanaan kawasan
pesisir
- Pengembangan perumahan tematik
(rusun nelayan)
11. Contoh Pradesain UDMA (7)
BANDA ACEH - “Kota Wisata Islami Berketahanan”
- Arsitektur lokal
- Pengembangan ekonomi lokal
- Perencanaan tematik wisata Islami
Terima Kasih

Gedung Seknas Habitat Partnership for Sustainable Urban Development


Jalan Wijaya I No. 68, Jakarta Selatan
secr.kemitraanhabitat@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai