Asia Pasifik mengalami urbanisasi yang sangat cepat dan dalam jumlah besar. Jumlah penduduk
akan meningkat dari 2,5 miliar menjadi 2,4 miliar pada tahun 2050. Laporan “Crisis Resilient
Urban Futures: The Future of Asian and Pasific Cities 2023” menyediakan agenda untuk
pemulihan perkotaan berkelanjutan setelah pandemi, yaitu:
1. Perencanaan spasial sebagai dasar pembentukan, pengaturan, dan strategi untuk masa
depan perkotaan yang resilien secara holistik.
2. Peningkatan aksi resilient dan low carbon iklim untuk lingkungan yang lebih baik.
3. Inklusivitas dan inovasi dalam trasformasi figitan untuk kesetaraan kualitas digital dan
menciptakan kota pintar yang berorientasi pada manusia.
4. Resiliensi dalam aspek finansial dan ekonomi.
Keempat agenda tersebut hanya dapat direalisasikan dengan aksi bersama dan mitra antar daerah
untuk menciptakan masa depan perkotaan yang berkelanjutan.
Belum banyak forum global yang membahas tentang perencanaan perumahan dalam 20 tahun
mendatang. Pandemi memunculkan realisasi baru sehingga mulai banyak ketentuan dan
perencanaan perkotaan untuk masa depan. Salah satu resolusi baru adalah mengenai perumahan
yang memadai untuk semua. Perumahan dalam global dibahas pada ICRSCR, SDG 11, dan New
Housing Agenda yang membahas terpenuhinya hak semua orang tanpa meninggalkan siapapun.
Rumah lebih dari atap harus memenuhi karakteristik kepemilikan yang amna, servis dasar,
ekonomis, kelayakhunian, kemudahan akses lokasi, dan kecukupan budaya. Terdapat kerangka
kebijakan perumahan yang memadai dan ekonomis, yakni National Urban Policies, National
Spatial Framework, Degree of Urbanization, dan SDG Localization.
Forum G7 membahas mengenai kota inklusif yang berkarakter tak meninggalkan siapapun,
merespons perubahan demografi, pelayanan yang mudah diakses dan bebas halangan, integrasi
sosial dan keragaman, perumahan ekonomis, kewiraswastaan dan inovasi sosial, serta kebaruan
kota yang komprehensif.
1. Just, yakni menciptakan tempat tinggal yang lebih baik untuk semua orang;
2. Prosperous, yaitu berbagi kemakmuran di kota dan melebihinya;
3. Healthy, yaitu menguatkan aksi iklim dan meningkatkan lingkungan perkotaan; dan
4. Safe, yaitu prevensi krisis yang lebih baik dan responsnya.
#Housingmatters
Kebutuhan perumahan darurat disebabkan oleh tidak memadainya perumahan/tempat tinggal,
tidak ekonomis, meningkatnya tunawisma, dan kurangnya pilihan tempat tinggal untuk populasi
yang tidak mampu. Selain itu, topik ini berelasi dengan decarbonizing housing, perumahan yang
inklusif, perumahan yang sehat dan aman, serta pelayanan dasar dan aksesnya. Rumah perlu
memastikan semua orag memiliki akses menuju kemaanan, keterjaminan, dan bermartabat.