lahan sawah. Ironisnya alih fungsi terjadi pada sawah lestari, dengan lokasi yang
relatif datar/landai cocok untuk pengembangan permukiman atau
industri/perdagangan; dan
Pembiayaan.
Permasalahan biaya merupakan salah satu point penting dalam pemecahan
permasalahan perumahan dan permukiman ini. Secara mikro, hal ini disebabkan
oleh kemampuan ekonomis masyarakat untuk menjangkau harga rumah yang layak
bagi mereka masih sangat susah sekali, karena sebagian besar masyarakat
merupakan masyarakat dengan tingkat perekonomian menengah kebawah (jumlah
penduduk miskin di Kabupaten Grobogan adalah %), sedangkan secara makro hal
ini juga tidak terlepas dari kemampuan ekonomi nasional untuk mendukung
pemecahan masalah perumahan secara menyeluruh.
Hal lain yang juga merupakan salah satu bentuk permasalahan pembiayaan ini
adalah adanya kecenderungan meningkatnya biaya pembangunan, termasuk biaya
pengadaan tanah yang tidak sebanding dengan kenaikan angka pendapatan
masyarakat, sehingga standar untuk memenuhi kebutuhan akan hunian menjadi
semakin tinggi.
Teknologi, Industri Bahan Bangunan dan Industri Jasa Konstruksi
Faktor lain yang juga merupakan pendukung yang ikut menentukan sukses atau
tidaknya program pembangunan perumahan rakyat ini adalah produksi bahan
bangunan dan distribusinya yang erat kaitannya dengan harga, jumlah dan mutu
serta penguasaan akan teknologi pembangunan perumahan oleh masyarakat.
Berdasarkan kepada tulisan dalam buku Rumah Untuk Seluruh Rakyat, mengatakan
bahwa teknologi dan industri jasa konstruksi, khususnya untuk pembangunan
perumahan sederhana belum banyak kemajuan yang ada.
Kelembagaan
Perangkat kelembagaan dibidang perumahan, merupakan satu kesatuan sistem
kelembagaan untuk mewujudkan pembangunan perumahan secara berencana,
terarah dan perpadu, baik itu yang berfungsi sebagai pemegang kebijaksanaan,
pembinaan dan pengaturan pada berbagai tingkat pemerintahan, maupun lembagalembaga pelaksana pembangunan di sektor pemerintah dan swasta.
Hal lain yang juga berhubungan dengan kelembagaan ini adalah pengembangan
unsur-unsur pelaksana pembangunan yang harus lebih dikembangkan lagi,
khususnya kelembagaan pada tingkat daerah, baik itu yang bersifat formal maupun
non-formal yang dapat mendukung swadaya masyarakat dalam bidang perumahan
dan permukiman.
Peranserta Masyarakat
Berdasarkan kepada kebijaksanaan dasar negara kita yang menyatakan bahwa
setiap warga negara Indonesia berhak atas perumahan yang layak, tetapi juga
mempunyai peran serta dalam pengadaannya. Menurut kebijaksanaan ini dapat kita
simpulkan bahwa pemenuhan pembangunan perumahan adalah tanggung jawab
masyarakat sendiri, baik itu secara perorangan maupun secara bersama-sama,
pada point ini peran pemerintah hanyalah sebagai pengatur, pembina dan
membantu serta menciptakan iklim yang baik agar masyarakat dapat memenuhi
sendiri kebutuhan akan perumahan mereka. Masyarakat bukanlah semata-mata
objek pembangunan, tetapi merupakan subjek yang berperan aktif dalam
pembangunan perumahan dan pemukiman.
Peran serta masyarakat akan dapat berlangsung lebih baik apabila sejak awal sudah
ada perencanaan pembangunan, agar hasilnya sesuai dengan aspirasi, kebutuhan
nyata, kondisi sosial budaya dan kemampuan ekonomi masyarakat yang
bersangkutan, dengan demikian perumahan dan pemukiman dapat menciptakan
suatu proses kemajuan sosial secara lebih nyata.
Peraturan Perundang-undangan
Peraturan dan perundang-undangan merupakan landasan hukum bagi penerapan
berbagai kebijaksanaan dasar maupun kebijaksanaan pelaksanaan di bidang
pemerintahan maupun bidang pembangunan.
Sumber: http://bappeda.grobogan.go.id/info-pembangunan/89-isu-danpermasalahan-pembangunan-perumahan-dan-pemukiman.html