Kebijakan Penggunaan Tanah 88 (2019) 104187

daftar isi yang tersedia di ScienceDirect

Kebijakan Penggunaan Tanah

jurnal homepage: www.elsevier.com/locate/landusepol

The membuat kota-kota pintar: Are Songdo, Masdar, Amsterdam, San Francisco dan Brisbane yang terbaik yang
kita bisa membangun?

Tan Yigitcanlar Sebuah . • . hoon Han b . Md. Kamruzzaman c . Giuseppe Ioppolo d . Jamile Sabatini-Marques e
Sebuah Sekolah Teknik Sipil dan Lingkungan, Queensland University of Technology, 2 George Street, Brisbane, QLD, 4000, Australia
b Fakultas Lingkungan Built, University of New South Wales, UNSW Sydney, NSW, 2052, Australia
c Monash Seni Desain dan Arsitektur, Universitas Monash, 900 Dandenong Road, Caul fi eld Timur, VIC, 3145, Australia
d Departemen Ekonomi, Universitas Studi Messina, Piazza Pugliatti 1, 98122, Messina, Italia
e Institute of Advanced Studies, University of Sao Paulo, Rua do An fi teatro, 513, Butant Sebuah, S Sebuah o Paulo, Brasil

ARTICLEINFO ABSTRAK

Kata kunci: Transformasi daerah perkotaan ke pemukiman yang makmur, ditinggali, dan berkelanjutan adalah tujuan lama bagi pemerintah daerah. Hari ini, permukiman
kota pintar pintar perkotaan yang tak terhitung jumlahnya di seluruh dunia telah melompat ke apa yang disebut ' kota Pintar '
urbanisme ikut-ikutan untuk mencapai tujuan ini. Di bawah agenda kota pintar, saat ini, banyak instansi pemerintah sedang berusaha untuk insinyur transformasi
Cerdas teknologi perkotaan Berkelanjutan
perkotaan untuk mengatasi kesejahteraan perkotaan, liveability, dan isu-isu keberlanjutan sebagian besar melalui sarana solusi teknologi. Meskipun
pembangunan perkotaan urbanisme Tata
demikian, gagasan kota pintar ambigu, dan ada kerangka kerja konseptual yang terbatas untuk membantu kota dan pemerintah mereka dalam
Kelola pembuatan kebijakan darurat Iklim
memahami tampilan gambar besar dari paradigma pembangunan perkotaan ini. Tujuan dari makalah ini adalah untuk menghasilkan pemahaman
yang jelas tentang pembuatan praktik kota pintar yang sukses. Hal ini dilakukan dengan mengelaborasi kota-kota pintar gagasan melalui kerangka
konseptual multidimensional, memeriksa praktek-praktek terbaik kota pintar di seluruh dunia - yaitu, Songdo, Masdar, Amsterdam, San Francisco,
Brisbane -, dan memberikan wawasan kota pintar pendekatan dari kasus ini. Itu fi Temuan penelitian mengungkapkan kebutuhan untuk konseptualisasi
kota pintar yang komprehensif untuk menginformasikan pembuatan kebijakan dan akibatnya praktek. Hal ini akan membantu dalam pembentukan
model urbanisme pintar sangat dibutuhkan untuk pemukiman tangguh dari era darurat iklim.

1. Perkenalan
Jumlah penduduk kota telah berkembang pada tingkat sekitar 60 juta orang per tahun selama
dekade terakhir ( Goonetilleke et al., 2014 ). Tren ini, hari demi hari, berubah planet kita menjadi satu
sangat urbanisasi. Sisi terburuk dari pertumbuhan ini sebagian besar tidak direncanakan atau
informal dan luas di alam. Praktek urbanisasi ini - di Anthropocene, era geologi dominasi manusia di
bumi ' s sumber - mengarah ke banyak masalah yang kompleks, yang paling penting salah satunya
adalah darurat iklim ( Dizdaroglu et al., 2012 ). Selama beberapa tahun terakhir, berbagai solusi telah
diajukan untuk memerangi masalah konsekuensial dari urbanisme berkelanjutan. Ini termasuk
mengadopsi paradigma baru untuk membuat kota lebih berkelanjutan, tangguh dan cerdas - dan
sebagai konsekuensinya untuk menghasilkan kemakmuran, liveability, dan kesejahteraan bagi
warga, dan membuat kota lebih ramah lingkungan ( Yigitcanlar 2009 ; Albino et al., 2015 ). Solusi ini,
bagaimanapun, tidak fi nd aplikasi skala besar
alasan di seluruh dunia. Masalah, maka, disebabkan oleh urbanisasi yang cepat - dan juga
ketergantungan pada bahan bakar fosil - tetap bencana. Sebagian besar bagian dunia, administrasi
kota ditantang untuk menyediakan layanan penting bagi penduduk perkotaan seperti aksesibilitas,
keselamatan dan keamanan, sehat dibangun dan alam lingkungan, keadilan sosial, energi bersih, ff shelter
ordable, dan fasilitas - apalagi mengatasi masalah keberlanjutan memadai ( Gilbert et al., 2013 ; Konys,
2018 ). Masalah ini telah menyebabkan mencari solusi cerdas untuk pelayanan perkotaan - melalui
layanan yang inovatif, e FFI mekanisme efisien, dan infrastruktur cerdas dan berkelanjutan ( Yigitcanlar
2015 ). Gagasan kota pintar telah diperkenalkan di awal 2000-an ( Lara et al., 2016 ). Awalnya
dikonseptualisasikan sebagai teknologi yang dibantu - melalui sensor, kamera pengintai, pusat kontrol,
mengemudi otonom, dan infrastruktur terhubung dan masyarakat - diasumsikan menghasilkan
peningkatan produktivitas, e FFI siensi, inovasi, dan keamanan ( Trindade et al., 2017 ; Zawieska dan
Pieriegud, 2018 ; Faisal et al., 2019 ). Dengan kata lain, tujuan utama dari kota pintar adalah untuk

• Penulis yang sesuai.

Alamat email: tan.yigitcanlar@qut.edu.au (T. Yigitcanlar), h.han@unsw.edu.au (H. Han), md.kamruzzaman@monash.edu (Md. Kamruzzaman),
giuseppe.ioppolo@unime.it (G. Ioppolo), jamilesabatini@usp.br (J. Sabatini-Marques).

https://doi.org/10.1016/j.landusepol.2019.104187
Menerima 21 Mei 2019; Diterima dalam bentuk direvisi 24 Agustus 2019; Diterima Agustus 2019 27
0264-8377 / © 2019 Elsevier Ltd All rights reserved.
T. Yigitcanlar, et al.
menyediakan cara untuk meningkatkan kualitas hidup melalui penyebaran dan penggunaan teknologi
perkotaan pintar ( Yigitcanlar dan Kamruzzaman, 2018 .
2019 ). kekhawatiran Tujuan lain dari meningkatkan inovasi perkotaan dan produktivitas ekonomi
melalui pengembangan ekosistem industri berkelanjutan ( Ioppolo et al., 2016 ; Arbolino et al., 2018 ; Aldieri al. (2019, hal.90) . “[ t] ransforming daerah perkotaan ke kota pintar adalah ambisi bahwa pemerintah
et al., 2019c ). Konsep keberlanjutan pada umumnya digunakan sebagai tujuan tambahan, dan
sejauh ini, belum memadai tergabung dalam praktik kota pintar ( Han dan Hawken, 2018 ; Martin et al.,
2018 ). Sebaliknya, adalah penting untuk sebuah kota pintar untuk menghasilkan berkualitas tinggi,
berkelanjutan, dan tempat-tempat ditinggali untuk semua - bukan untuk o ff er mutakhir layanan
teknologi digital untuk elit perkotaan ( Leem et al., 2019 ). Meskipun keterbatasan praktek tersebut di
atas, gerakan kota pintar telah global virus selama dekade terakhir. Ini adalah hasil dari teknologi - agresif
dipromosikan oleh teknologi, konstruksi, dan perusahaan konsultan global - dilihat sebagai obat untuk
masalah urbanisasi ( Chang et al., 2018 ). Sementara konsumsi masyarakat besar merupakan
kontributor integral dari masalah yang berpengalaman, agenda kota pintar yang ada memiliki fokus
diabaikan pada perubahan perilaku konsumsi. Alasan untuk itu adalah teknologi adalah komoditas - terus-menerus
dan matang ( Yadav et al., 2019 ). Namun, Yigitcanlar et al. (2018, p.156) menekankan bahwa “ keterlambatan
memproduksi versi baru, dan membuat awal yang berlebihan - dan materialisme adalah pro fi meja
untuk perusahaan teknologi yang mendorong agenda (corporate) kota pintar ( Hollands 2015 ).
Sebagai contoh, beberapa sarjana menganggap inovasi / teknologi sebagai kendaraan untuk
menaklukkan batas pertumbuhan kapitalisme ( Yun, 2015 ).
perspektif sebagian besar konsumeris, perusahaan, dan teknologi-sentris ini, bagaimanapun,
telah menjadi subyek kritik keras di antara beberapa ulama. kritikus ini meliputi: (a) Gagasan kota
pintar menjadi ambigu; (B) Adanya kerangka kerja konseptual hanya sebatas bantuan kota dan
administrasi mereka memahami tantangan grand paradigma baru ini, dan; (C) Saat ini e ff orts tidak
mampu mengatasi darurat iklim - itu adalah satu masalah terbesar waktu kita ( Stanley et al., 2009 ; Ersoy
2017 ).
Terhadap latar belakang ini, kertas berfokus pada menyelidiki dan shedding cahaya pada
aspek-aspek yang tidak jelas dari pembuatan kota cerdas, dan memberikan kritik menyeluruh dan
wawasan ke dalam paradigma kota pintar dan praktek. Penyelidikan ini dilakukan dengan meninjau
literatur, menguraikan gagasan kota pintar melalui kerangka konseptual multidimensional,
menempatkan praktik kota pintar global yang terbaik - yaitu, Songdo, Masdar, Amsterdam, San
Francisco, Brisbane - di bawah mikroskop. Itu fi Temuan penelitian mengungkapkan keterbatasan
praktek kota cerdas dalam menggabungkan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan ( Yigitcanlar
2010 ).
2. Konsep kota pintar
Berkat kemajuan dalam ilmu pengetahuan, teknik, dan teknologi, hari ini kita hidup lebih lama
dan lebih makmur hidup dari sebelumnya. Hal ini juga meramalkan bahwa rata-rata harapan hidup
global akan meningkat
4,4 tahun pada tahun 2040 ( Foreman et al., 2018 ). Kami telah membuat kemajuan besar untuk
menciptakan kondisi untuk kesehatan yang lebih baik bagi miliaran orang. Namun demikian,
kemajuan ini adalah mengambil korban di planet ini ' s sistem alam - misalnya, keadaan darurat ekologi
dan iklim. Akibatnya, kerusakan yang dibuat dalam sistem alam sudah mulai ke ff dll secara dramatis
tidak hanya kualitas hidup kita, tetapi juga kesejahteraan - bersama dengan spesies lain dari planet ini
( Albouy et al., 2016 ). Perubahan iklim adalah hasil yang berlaku dari kerusakan yang dibuat. Kita
memasuki era baru - era bencana - sebagai menghangatkan dunia 2 ° derajat C melampaui tingkat
pra-industri. Seperti yang dinyatakan oleh Glasser (2019, p.3) . “ di seluruh dunia memecahkan rekor
gelombang panas, kekeringan berkepanjangan, semak besar fi res, deras fl banjir yang, dan badai
rekor ” sedang diamati.
kemajuan teknologi telah menciptakan (palsu) harapan untuk meringankan, jika tidak
menyembuhkan, kerusakan yang dibuat dalam sistem alam. Ide teknologi sebagai penyelamat yang
dipromosikan oleh perusahaan teknologi, konstruksi, startup, dan konsultasi besar secara global ( Paroutis Sebuah fokus yang kuat pada tujuan mencapai inklusi sosial dari berbagai penduduk perkotaan dalam
et al., 2014 ). Akibatnya, ideologi baru dibentuk untuk mengatasi kami malpraktek urbanisasi dan
sumber energi yang salah pilihan dengan teknologi
2
Kebijakan Penggunaan Tanah 88 (2019) 104187
solusi ( Buuse dan Kolk 2019 ). ideologi ini fi rstly melahirkan kota cerdas, dan kemudian konsep kota
pintar. Hari ini, kota pintar secara luas dilihat sebagai permukiman perkotaan yang mengadopsi
state-of-the-art teknologi ke alamat berbagai tantangan urbanisasi. Misalnya, dinyatakan oleh Mora et
lokal dan regional berusaha untuk mewujudkan dengan mengembangkan strategi yang
memungkinkan untuk mengatasi keberlanjutan perkotaan dengan cara solusi ICT. ”
Meskipun, gagasan tersebar luas, kota pintar di masa pertumbuhan mereka. Berdasarkan Harrison
dan Donnelly (2011, p.6) . “ saat ini ad hoc pendekatan dari kota pintar untuk perbaikan kota
mengingatkan pra-ilmiah fi c obat. Mereka dapat melakukannya dengan baik, tapi kami telah sedikit
rinci memahami mengapa. kota pintar adalah fi bidang yang di inginkan dari dasar teoritis yang baik ”. optimis
kota pintar berpendapat bahwa melalui waktu konsep dan praktek yang akhirnya akan berkembang
dalam konseptualisasi yang sangat mungkin akan mengakibatkan ine FFI kebijakan sien, keputusan
investasi yang buruk, dan tidak mampu mengatasi urbanisasi tantangan benar pada waktu yang tepat
dan memadai ”.
Waktu adalah, sayangnya, sesuatu yang kita tidak memiliki banyak. 2018 Laporan Khusus dari
Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) pada signi yang fi dampak tidak bisa
diharapkan dari 1,5 ° derajat C pemanasan global - batas aspiratif bahwa negara-negara diadopsi
dalam Perjanjian Paris - dihasilkan kekhawatiran yang meluas dan mendalam. Selain itu, laporan
tersebut mengungkapkan bahwa kita hanya memiliki 12 tahun lagi untuk bertindak atas perubahan
iklim ( IPCC, 2018 ) - yang 11 tahun sekarang dan terus bertambah. Menanggapi darurat iklim pada
skala global adalah tugas utama yang diberikan bahwa ada waktu yang terbatas dan perjanjian antar
pemerintah masih ada yang jelas tentang tindakan yang diperlukan ( Harris, 2018 ). Serangan global
baru-baru sekolah untuk aksi iklim (alias Jumat untuk Masa Depan) - diprakarsai oleh Hadiah Nobel
Perdamaian calon aktivis remaja lingkungan besar Thunberg - bukti bahwa para ilmuwan dan pemuda
menekan para politisi untuk mendapatkan on-board sebelum terlambat.
Dalam fokus konseptual dan praktis saat ini, tidak ada bukti bahwa kota-kota pintar benar-benar
memiliki kapasitas, dan karenanya akan menghasilkan solusi asli untuk masalah urbanisasi
berkelanjutan - termasuk darurat iklim. Mora et al. (2017, P.20) mengingatkan kita bahwa, “ pengetahuan
yang diperlukan untuk memahami proses membangun e ff kota efektif pintar di dunia nyata belum
diproduksi, maupun alat untuk mendukung para pelaku yang terlibat dalam kegiatan ini ”. Karena itu,
proses perencanaan seluruh kota pintar perlu ditinjau kembali.
Terutama, crosscheck sebuah diperlukan bahwa proyek-proyek kota pintar akan benar-benar
menciptakan hasil yang diinginkan ditargetkan pada awal tahap perencanaan. Sementara ini semua
baik dan bagus dalam teori, masalah ini adalah bahwa sebagian besar inisiatif kota pintar tidak
terintegrasi dengan mekanisme perencanaan kota dari kota itu; selain mereka fi t dalam proses
perencanaan tidak jelas dinyatakan dalam proyek ini ' laporan Caragliu dan Del Bo (2019) . Alasan
utama untuk ini adalah tidak adanya kerangka suara untuk menghubungkan konsep kota pintar
dengan proses perencanaan / pembangunan perkotaan, dan kurangnya kejelasan tentang hasil yang
diharapkan dari proyek-proyek ini - seperti metrik jelas tentang apa target keberlanjutan yang
diinginkan adalah ( Yigitcanlar et al., 2019b ). Untuk mendukung keterbatasan tersebut diatas, Mora et
al. (2017)
menunjukkan bahwa kota-kota pintar gagasan belum dikonseptualisasikan memadai untuk
memberikan output urbanisme berkelanjutan. Alasan untuk ini adalah bahwa kota tidak mengambil
keuntungan dari lingkungan inovasi e ff orts untuk pembangunan perkotaan berkelanjutan ( Szopik-Depczy
ń ska et al., 2018 ;
Aldieri et al., 2019a . 2019b ). Pada catatan itu, hal ini berguna untuk berbagi pandangan Caragliu et al.
(2011,
hal.67) tentang apa yang membuat sebuah kota pintar: “( a) Pemanfaatan infrastruktur jaringan untuk
meningkatkan ekonomi dan politik e FFI siensi dan memungkinkan pembangunan sosial, budaya dan
perkotaan; (B) Sebuah mendasari penekanan pada pembangunan perkotaan yang dipimpin bisnis; (C)
pelayanan publik; (D) A stres pada peran penting dari industri teknologi tinggi dan kreatif dalam
pertumbuhan perkotaan jangka panjang; (E) perhatian mendalam terhadap peran sosial
T. Yigitcanlar, et al.
Gambar. 1. kota pintar konseptual kerangka kerja (berasal dari Yigitcanlar, 2018 ).
dan modal relasional dalam pembangunan perkotaan, dan; (F) Sosial dan kelestarian lingkungan
sebagai komponen strategis utama untuk kota-kota pintar ”.
Ada signi fi batas tidak bisa dari kerangka smart city saat ini tersedia. Misalnya, mereka tidak dari ' sistem
(2002 ) Melihat memberikan teknologi yang diperlukan untuk melibatkan masyarakat dalam proyek kota
sistem ' view ( McLoughlin, 1969 ), Dan driver pembangunan tidak gamblang terkait dengan hasil yang
diinginkan. Urgensi untuk theorisation konsolidasi gagasan kota cerdas berasal dari kurangnya
penggabungan teori pembangunan berkelanjutan ( Ingrao et al., 2018 ; Ioppolo et al., 2019 ). Hal ini
telah menyebabkan pengembangan kerangka konseptual baru dalam beberapa tahun terakhir. Salah
satu kerangka kerja ini, dengan Yigitcanlar (2018) , Bertujuan untuk membangun missing link antara
kerangka kerja pembangunan kota pintar dan perkotaan proses perencanaan dan pembangunan
berkelanjutan. Kerangka konseptual ini diilustrasikan dalam Gambar. 1 , Dan diuraikan di bawah ini.
Konseptual kerangka kerja ( Gambar. 1 ) Mendasarkan diri pada input-proses-
output model-dampak - yang juga berisi ' sistem sistem '
melihat - yang merupakan model banyak digunakan dalam perencanaan wilayah dan kota ( Fincher,
1972 ; Chadwick, 2013 ). Aset kota adalah input utama kota itu ' s usaha urbanisme pintar. Aset-aset ini
mulai digunakan melalui berbagai proses. Proses ini termasuk driver kunci dari teknologi,
masyarakat, dan kebijakan. Berbagai output yang diinginkan diharapkan akan terwujud, dalam hal
aset dan driver berhasil dioperasionalkan. Prosedur ini untuk menghasilkan output pembangunan
berkelanjutan dan berbasis pengetahuan - yaitu, di bidang ekonomi, sosial, lingkungan, domain
pengembangan kelembagaan - untuk mencapai hasil yang diinginkan. Mengingat ampleness dari hasil
yang diinginkan - yaitu, produktivitas, inovasi, liveability, kesejahteraan, keberlanjutan, aksesibilitas,
pemerintahan, perencanaan -, dampak yang dihasilkan mengubah kota ini menjadi salah satu cerdas.
Inner kerangka telah dibahas dalam literatur ( Yigitcanlar et al., 2018 . 2019a ). Alih-alih
mengulangi ini, kami menyoroti bahwa kerangka merasakan perkotaan teknologi hanya sebagai
' berarti ' atau ' enabler ' berakhir - yang untuk mencapai hasil perkotaan yang diinginkan. Perspektif ini
sejalan dengan Kanter dan Litow (2009, p.2)
3
Kebijakan Penggunaan Tanah 88 (2019) 104187
pemandangan dari “ sebuah kota pintar sebagai suatu keseluruhan organik dari jaringan dan sistem
perkotaan terkait ”. Selain itu, kerangka menekankan peran yang lebih luas perkotaan masyarakat sebagai
pengguna dan pengembang kota pintar mereka tinggal. Hal ini sejalan dengan Hughes dan Semprot
pintar lokal. Selanjutnya, kerangka tempat perkotaan kebijakan di jantung pembangunan kota pintar
sebagai proses yang sangat penting untuk mendapatkan yang benar - dimana teknologi ini hanya salah
satu elemen yang tidak terpisahkan. Hal ini sejalan dengan
Aurigi (2006) melihat strategi untuk pemilihan dan adopsi teknologi atau solusi yang relevan dengan
cara yang tepat.
Singkatnya, kerangka konseptual ini menetapkan gagasan konsolidasi kota cerdas, dan mencari
cara untuk mencapai hasil yang diinginkan perkotaan untuk e ff efektif dan FFI transformasi kota cerdas
efisien. Meskipun demikian, kerangka kerja ini juga o ff ers berikut konsolidasi de fi Definisi dari apa kota
pintar adalah: “ kota pintar adalah wilayah perkotaan yang berfungsi sebagai sistem yang sehat dari
sistem dengan praktek-praktek berkelanjutan dan seimbang dari kegiatan ekonomi, sosial, lingkungan
dan tata kelola menghasilkan hasil yang diinginkan dan berjangka untuk semua manusia dan
non-manusia ”( Yigitcanlar,
2018, p.108 ).
3. Metodologi
Keseluruhan pendekatan metodologis studi ini empat kali lipat. Pertama, penelitian ini
melakukan tinjauan menyeluruh dari literatur tentang kota cerdas dan dimensi keberlanjutan
lingkungan. Ulasan ini dilakukan dengan tujuan untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dari
konsep, dan menunjukkan pemahaman yang terbatas pada interpretasi gagasan kota pintar oleh
praktisi.
Kedua, mengikuti tinjauan literatur akademis, penelitian ini memperkenalkan salah satu
kerangka smart city konseptual yang memberikan pandangan yang komprehensif dari kota pintar
dari sudut model inputprocess-output-dampak - disajikan dalam Gambar. 1 . Ketiga, penelitian ini
mengevaluasi praktik terbaik global pintar kota menggunakan diperkenalkan kota pintar konseptual
kerangka kerja sebagai lensa ( Gambar. 1 ).
T. Yigitcanlar, et al.
Gambar. 2. Sebuah pemandangan dari jalan setapak dari Songdo, 2019. Sebuah hak cipta foto gratis oleh Hon Kim pada
Unsplash: https://tinyurl.com/y6xrauzu .
Karena keterbatasan pengumpulan data rinci tentang studi kasus yang diselidiki pintar kota,
penelitian menggunakan tersedia literatur akademik dan abu-abu dan tim peneliti ' s pengetahuan
pribadi yang luas pada kasus-kasus ini sebagai sumber data utama. Karena tantangan memperoleh
data rinci untuk analisis, penelitian ini hanya menggunakan bagian inti dari kota pintar kerangka
konseptual ( Gambar. 1 ) Yang berisi dasar-dasar kota pintar berikut: (a) Teknologi; (B) Masyarakat,
dan; (C) Kebijakan. Ketiga unsur dasar yang diadopsi dalam penelitian ini sebagai indikator dari kota
analisis praktek terbaik pintar global.
Terakhir, penelitian ini memberikan analisis fi Temuan dari fi ve studi kasus kota pintar - yaitu,
Songdo (Korea), Masdar (UEA), Amsterdam (Belanda), San Francisco (AS), Brisbane (Australia).
Praktek kota pintar ini dipilih karena mereka secara luas disebut sebagai praktik terbaik dalam
literatur ( Albino et al., 2015 ;
Ching dan Ferreira 2015 ; Russo et al., 2016 ; Angelidou 2017 ). Dalam studi ini, kami membatasi
jumlah studi kasus dari masing-masing daerah utama dunia - yaitu, Asia, Amerika, Eropa, Timur
Tengah, Oceania - untuk satu.
Berikut keterbatasan metodologis harus diperhatikan ketika menafsirkan penelitian fi Temuan: (a)
Penelitian ini melakukan tinjauan literatur pada praktek terbaik kota pintar; (B) Penelitian
mengandalkan penilaian dari tim peneliti, terdiri dari fi ve ahli kota pintar, dalam menafsirkan fi temuan;
(C) Penelitian hanya diteliti fi ve praktek studi kasus cerdas kota terbaik, dan; (D) Penelitian
mengadopsi tertentu kota pintar konseptual kerangka dan tiga unsur inti - yaitu, teknologi, masyarakat,
kebijakan - sebagai lensa untuk mengevaluasi pelajaran kota pintar dari kota-kota kasus yang dipilih.
4. Praktek kota pintar
Tidak ada praktik terbaik belum sejalan dengan gagasan konsolidasi kota pintar dibahas pada
bagian sebelumnya. Namun demikian, beberapa inisiatif menjanjikan (yang disebut dalam literatur
sebagai baik atau praktik terbaik) yang membantu kita memahami status praktik kota pintar. Makalah
ini meneliti beberapa praktek-praktek terbaik - yaitu Songdo (Korea), Masdar (UEA), Amsterdam
(Belanda), San Francisco (AS), dan Brisbane (Australia). Kota-kota ini dipilih dari fi ve di ff erent wilayah
di dunia, dan mereka memiliki karakteristik kota pintar yang khas dan visi. Berfokus pada kekuatan
dan kelemahan mereka, dalam terang teknologi, masyarakat, dan kebijakan yayasan kota pintar, bisa
membantu menghasilkan wawasan tentang di mana kita berada di dengan praktek kota cerdas, dan
di mana kita ingin menjadi.
4.1. Songdo, Korea
4.1.1. Latar Belakang
Songdo adalah pengembangan kota baru contoh dari Korea didasarkan pada konsep kota pintar
( Lee et al., 2008 ; Shwayri, 2013 ). Awalnya terinspirasi dari Dubai, Songdo adalah hub bisnis
internasional master-direncanakan dikembangkan di darat laut reklamasi, terletak di dekat Incheon
4
Kebijakan Penggunaan Tanah 88 (2019) 104187
Bandara Internasional. Perkembangan kota pintar direncanakan akan selesai pada tahun 2020, dan
akan rumah sekitar 65.000 penduduk dan 300.000 pekerja. Songdo disebut sebagai yang paling
progresif hijau skala besar fi Proyek kota pintar berbasis medan di dunia ( Kim, 2010 ).
4.1.2. Teknologi
Songdo merupakan hasil kerja bersama antara pengembang real-estate, perusahaan teknologi
perusahaan, dan pemerintah tingkat nasional dan lokal untuk membangun pusat perkotaan dari awal
yang fi diisi dengan cutting-edge teknologi ditingkatkan infrastruktur dan layanan. Dalam Songdo,
semua teknologi state-of-the-art kabel menara bertingkat tinggi yang diterima peringkat hijau
bangunan, lingkungan yang rapi dirancang, sebuah oasis perkotaan dibuat dimodelkan pada Central
Park New York, sistem angkutan umum yang kuat adalah di tempat, e ff sistem daur ulang air efektif
diinstal, adalah dan kota adalah kabel dengan koneksi internet di mana-mana broadband ( Strickland,
2011 ). Kota bertujuan untuk excel khususnya di bio, nano, informasi, dan teknologi di mana-mana,
dan menjadi pusat global makmur untuk inovasi dan pengembangan teknologi ( Carvalho 2012 ).
Banyak perusahaan teknologi internasional dan Korea terkemuka yang terletak penelitian dan
pengembangan (R & D) fasilitas di kota mereka. mengenai Townsend (2013) , Investasi ini akan
kembali Songdo menjadi testbed untuk identifikasi frekuensi radio fi kation (RFID), dan pusat R & D di
teknologi perkotaan cerdas yang krusial.
4.1.3. Masyarakat
Yigitcanlar dan Lee (2014) Hai ff er penilaian yang komprehensif dari Songdo dari sudut
perspektif ekonomi, sosial, tata ruang dan tata kelola. Strategi pengembangan top-down di Songdo
ditemukan bermasalah, karena tanpa keterlibatan semua pemangku kepentingan - termasuk
masyarakat lokal - mencapai hasil yang diinginkan tidak mungkin. Misalnya, infrastruktur sosial-budaya
telah diabaikan, sebagai kota ' Fokus lebih pada bisnis internasional daripada katering untuk
kebutuhan sosial budaya penduduk / pekerja ( Millar dan Ju-Choi, 2010 ). Alasan utama untuk
pengecualian ini adalah bahwa proses perencanaan kota pintar tidak melibatkan partisipasi
masyarakat luas dalam Korea ( Lee et al., 2008 ). Namun demikian, dengan teknologi biaya tinggi,
bahan bangunan inovatif dan investasi infrastruktur, kota bisa hanya melayani orang-orang yang bisa
sebuah ff ord dan menjadi kota untuk para FFL kelas uent saja.
Gambar. 2 adalah snapshot dari adegan perkotaan Songdo, dengan dua kelas kreatif pekerja
pengetahuan Komuter untuk bekerja pada kaki - referensi ke walkability dan sangat e FFI politik
pelanggan efisien dari kota ( Benedikt, 2016 ).
4.1.4. Kebijakan
dinyatakan oleh Shwayri (2013, hal.52) , Songdo ' s master plan adalah “ didasarkan pada
kombinasi dari prinsip-prinsip desain yang berkelanjutan, seperti mode berkelanjutan transportasi dan
campuran ruang terbuka dan hijau, yang menerima Berkelanjutan Kota Award 2008 ”. Namun,
bertentangan bahwa kota ini terletak di atas tanah laut reklamasi dan menyebabkan kerusakan lahan
basah yang berharga, rumah bagi beberapa spesies paling langka di planet ini. Di Songdo,
cutting-edge teknologi perkotaan terkait dengan praktek desain perkotaan yang berkelanjutan
menargetkan untuk menciptakan kota masa depan yang utopis dan gaya hidup. Namun, praktek
pembuatan kebijakan top-down menghasilkan hanya solusi teknokratis untuk kota-kota pintar yang
dibangun dari awal - seperti Songdo. kebijakan kota pintar di Korea harus diperluas ke retro fi tting kota
yang ada, seperti membangun kota pintar baru bukanlah pendekatan yang berkelanjutan - meningkatkan
jejak perkotaan -, sementara kota yang ada perlu upgrade untuk menjadi lebih berkelanjutan.
4.1.5. implikasi global
Kota ini secara luas dianggap sebagai model peran kota Asia Tenggara pintar ( Strickland, 2011 ; Angelidou
2014 ). Perkembangan lingkungan perkotaan di mana-mana sedang berlangsung cepat dalam
Songdo, dan inisiatif kota cerdas ambisius memberikan pandangan optimis untuk membangun kota
pintar dari waktu kita - tetapi hanya dalam kasus bahwa kami mendukung techno-sentris kecerdasan
lebih satu kolektif (teknologi-komunitas
T. Yigitcanlar, et al.
kecerdasan kebijakan). Hari ini, diterima secara luas bahwa Songdo telah menciptakan jalur
pembangunan baru untuk dan pengaturan patokan tinggi untuk urbanisme pintar ( Kolotouchkina dan
Seisdedos, 2018 ). Namun demikian, tidak jelas berapa banyak harapan proyek Songdo
menghasilkan dalam hal urbanisme benar-benar berkelanjutan.
4.2. Masdar, UEA
4.2.1. Latar Belakang
Masdar adalah proyek kota pintar yang direncanakan terletak di lokasi gurun dekat Abu Dhabi.
Masdar kota pintar proyek pembangunan dimulai pada
2006, sejalan dengan Dhabi ' Visi 2030. Masdar kota cerdas dirancang sebagai laboratorium hidup
untuk teknologi perkotaan yang berkelanjutan, dan salah satu
fi proyek pertama dari Timur Tengah yang bertujuan menuju, nol-karbon master-direncanakan,
berkelanjutan, dan bentuk penyelesaian pintar ( Cugurullo, 2013 ). Kota ini secara luas dipandang
sebagai panutan Timur Tengah kota pintar ( De Jong et al., 2019 ). Itu fi Tahap pertama pembangunan
selesai pada tahun 2011, dan segera setelah pembukaan Masdar diklaim pengembangan
direncanakan terbesar di dunia yang hanya menggunakan sumber energi terbarukan. Hari ini, kota ini
dilihat sebagai sebuah cluster bersih-teknologi global yang muncul terletak di salah satu dunia ' s
paling geografi menantang fi bertempur untuk pembangunan perkotaan berkelanjutan didukung oleh
energi terbarukan. mengenai
Sgouridis dan Kennedy (2010) , Saat tanah tersebut selesai pada
2025, akan memiliki 50.000 penduduk, 1500 perusahaan teknologi bersih, start-up sta ff ed oleh
10.000 karyawan baru, universitas riset dan
60.000 pekerja komuter harian akan dihasilkan di situs. Gambar. 3 adalah snapshot dari energi surya fi
seperti kota-kota ikon lain dari wilayah - seperti Doha dan Dubai -, Masdar tidak ditampung setiap
medan dari Abu Dhabi - Dunia ' s tunggal-situs terbesar proyek surya dengan kapasitas 1,177 GW ( Kennedy,
bangunan bertingkat tinggi. Adapun kebijakan kelestarian lingkungan, seperti yang disorot oleh Cugurullo
2019 ).
(2016) , Di Masdar, keberlanjutan kuat menghubungkan lingkungan hidup dengan konsumerisme.
4.2.2. Teknologi
Menurut warga rencana ' kebutuhan transportasi akan ditangani dengan teknologi tinggi solusi
mobilitas yang cerdas dan aktif - yang mencakup otonom dan listrik yang fi ed sistem publik
transportasi, dan berjalan dan jaringan bersepeda. Kekuatan untuk kota ini dipasok dari 22 hektar fi bidang industri inovatif seperti yang diharapkan untuk menjadi bersama dengan dampak global fi Pasukan
yang ditunjuk untuk panel surya. Selain itu, atap bangunan juga ditutupi dengan panel surya.
Bersama kendaraan listrik otonom yang rencananya akan menggantikan mobil di kota. Desain
dinding bangunan mengurangi permintaan untuk AC sebesar 55%. Semua bangunan yang memiliki
gerakan sensor bahwa konsumsi listrik memotong sebesar 51% dan penggunaan air sebesar 55% ( Hopwood,
2010 ). Teknologi dan inovasi sektor juga direncanakan menjadi kegiatan ekonomi utama kota.
Meskipun iklim gurun, Masdar mendorong walkability melalui menggunakan solusi cerdas. inovasi
cerdas dalam walkability nyaman meliputi: pintar menara angin, gudang, tempat tinggal, halte bus,
street furniture, dan trotoar ( Kamel, 2013 ).
4.2.3. Masyarakat
Pada tahap konsepsi Masdar proyek tantangan sebagian besar ekonomi-driven. Namun, saat ini
tantangan ini diperluas
Gambar. 3. Sebuah pemandangan dari fotovoltaik fi medan dari Abu Dhabi, 2019. Sebuah hak cipta foto gratis oleh
David Mark pada Pixabay: https://tinyurl.com/yyj98uxm .
Kebijakan Penggunaan Tanah 88 (2019) 104187
untuk menyertakan penipisan sumber daya alam, pertumbuhan penduduk, darurat iklim, dan musim
semi Arab ( Cugurullo 2016 ). Saat ini, Masdar adalah untuk yang FFL uent untuk tinggal, dan pekerja
dari bolak-balik kota dengan kendaraan bermotor pribadi. Dalam rencana perkotaan kota Masdar
hanya 20% dari area akomodasi ditugaskan untuk pekerja berpenghasilan rendah - karena untuk
persyaratan kode perencanaan ( De Jong et al., 2019 ). Terlepas dari keberlanjutan sosial dalam visi
Masdar, kota ini sebagian besar ditempati oleh FFL populasi uent, menunjuk ke eksklusivitas dari kota
( Cugurullo, 2013 ). Bahkan, Mezher et al. (2010, p.757) Menyarankan bahwa “ untuk memastikan
kesejahteraan sosial di Abu Dhabi, semua pemangku kepentingan harus terlibat dalam koordinasi
langsung dan kolaborasi untuk mengembangkan kebijakan energi yang tepat, insentif untuk
berinvestasi dalam proyek-proyek, memastikan dana yang tersedia untuk R & D, menempatkan
mekanisme pasar yang diperlukan untuk di ff menggunakan teknologi energi terbarukan, dan
kesadaran membangun masyarakat ”.
4.2.4. Kebijakan
Masdar mengadopsi perencanaan dan desain pendekatan top-down, dan sejauh ini, kota ini
telah terbaik dilakukan dalam domain lingkungan dari pembangunan perkotaan yang berkelanjutan.
Sebanyak pemanfaatan teknologi perkotaan pintar, alasan lain dari keberhasilan itu mereplikasi
bentuk perkotaan tradisional Arab - kota seperti ' s bentuk, orientasi jalan-jalan, windcatcher, halaman,
pola jalan-jalan, dan kepadatan dan penggunaan campuran.
Hassan dkk. (2016) bentuk perkotaan dibandingkan atribut dari Kairo abad pertengahan dengan
Masdar modern, dan mengungkapkan bahwa keberhasilan Masdar terletak pada mengejar, belajar
dan termasuk karakteristik kota tradisional. Sebagai konsekuensi dari strategi perencanaan, tidak
Meskipun, Masdar adalah salah satu fi upaya pertama dalam membangun kota CarbonNeutral, itu
menciptakan harapan untuk pengembangan kota pintar yang berkelanjutan. Namun, proyek Masdar
tidak layak secara ekonomis. Proyek ini sangat mengkapitalisasi pada masalah lingkungan untuk
menghasilkan pro fi t ( Cugurullo 2016 ). Namun demikian, proyek tidak mampu menarik sebanyak
krisis keuangan Masdar untuk skala kembali anggaran dan ambisi ( Mezher et al., 2011 ).
4.2.5. implikasi global
Meskipun, sebagian besar ide-ide untuk mengembangkan Masdar menjadi kota yang
benar-benar cerdas dan berkelanjutan yang inovatif dan ambisius, tidak begitu banyak dari mereka
bisa fi aplikasi tanah nd di skala kota. Misalnya, sistem angkutan umum listrik otonom, yang
merupakan fl Fitur agship Masdar ' strategi bebas mobil, telah dibuang teknologi karena tidak mampu
memenuhi kota ' s kebutuhan transportasi. Ada juga keterlambatan dalam pengembangan jaringan
kereta api yang direncanakan ringan dan sistem metro. Selain itu, disadari bahwa pembangunan
panel surya besar akan kurang e ff efektif daripada yang diantisipasi karena badai debu lokal, yang
mengurangi output tenaga surya setidaknya sebesar 40% ( Crot, 2013 ). Demikian pula, proyek
pembangkit listrik hidrogen di Abu Dhabi ditempatkan ditahan karena kurangnya sumber daya dan
perubahan dalam prioritas proyek. penurunan peringkat tersebut, karena baik salah perhitungan
teknologi atau penurunan ekonomi, mendorong pemerintah kota untuk mengubah merek kota dari
' nol karbon ' untuk ' karbon netral '( Mezher et al., 2010 ). Mirip dengan Songdo, Masdar juga menjadi
testbed pelopor konsep urbanisme pintar sidang karena langkah-langkah berani dari pemerintah
nasional. Sementara upaya yang pembelajaran terpuji dan memberikan apa yang berhasil dan apa
yang tidak, proyek Masdar tidak berhasil menampilkan sebuah praktek urbanisme sukses cerdas dan
berkelanjutan. Kedua Songdo dan Masdar membawa pertanyaan penting dalam pikiran: Haruskah
kita fokus pada transformasi kota langkah-demi-langkah ke orang pintar, daripada membangun yang
baru dari awal di skala? Selanjutnya, pertanyaan kunci lain untuk dipertimbangkan adalah:
Bagaimana dekat kebangkrutan fantasi pembangunan kota pintar besar, seperti kota Tengah-Timur
pintar, harus dihindari?
5
T. Yigitcanlar, et al.
4.3. Amsterdam, Belanda
4.3.1. Latar Belakang
Kota Amsterdam, Dewan Ekonomi Amsterdam, operator internet bersama-sama memulai proyek
Pintar Kota Amsterdam pada tahun 2009. tujuan Pintar Kota Amsterdam untuk mengubah dirinya
menjadi kota yang lebih berkelanjutan dengan bekerja bersama dua prinsip: (a) Aktifkan pemangku
kepentingan untuk menerapkan teknologi inovatif, dan; (B) Merangsang perubahan perilaku dengan
pengguna akhir ( Sauer, 2012 ). Titik awal dari proyek ini, dengan demikian, tidak hanya menyediakan
solusi teknis, tetapi kolaborasi, co-creation, dan kemitraan antara para pemangku kepentingan di
dalam kota untuk bergerak menuju solusi berkelanjutan dan cerdas. Proyek ini, oleh karena itu,
dikembangkan dalam model kemitraan quadruple-helix antara publik, swasta, akademisi dan
masyarakat. Tujuan operasional dari proyek kota pintar adalah untuk membantu mencapai target
keberlanjutan ambisius yang ditetapkan di Eropa ( Manville et al., 2014 ).
4.3.2. Teknologi
di ff erent dari disajikan sebelumnya Songdo dan Masdar kasus, teknologi ini tidak tengah di
Amsterdam ' s pendekatan kota pintar, meskipun pengujian dan implementasi teknologi smart city telah
diintegrasikan ke dalam sebagian besar proyek ( Van Winden et al., 2016 ). Namun, inisiatif kota pintar
dari Amsterdam masih terkenal tidak hanya solusi teknologi menarik untuk pengembangan kota
smarted, tetapi juga menggunakan laboratorium kehidupan kota pintar untuk melibatkan masyarakat
setempat untuk menentukan dalam solusi cara bottom-up ke kota dan penduduknya. Berdasarkan
Van Winden et al. (2016, hal.12) , Di roll-out dari inisiatif kota cerdas,
“ teknologi atau solusi yang berhasil diuji dan dikembangkan dalam proyek percontohan
dikomersialisasikan / dibawa ke pasar, banyak diterapkan dalam suatu organisasi, atau diluncurkan di
seluruh kota. Kemungkinan peluncuran sebagian besar muncul dari proyek laboratorium hidup
(seperti jalan Iklim dan Indonesia), di mana perusahaan dapat menguji versi beta dari produk baru /
solusi ” dalam masyarakat setempat. Gambar. 4 adalah snapshot dari salah satu Amsterdam ' s kanal
yang / perahu otonom diri mengemudi - disebut
' roboat '- sedang membuntuti ( Vincent, 2016 ).
4.3.3. Masyarakat
Pada tahun 2013, ini platform yang smart city of Amsterdam membentuk kemitraan dengan lebih
dari 80 mitra yang terlibat dalam sejumlah inisiatif kota pintar. inisiatif ini berfokus pada berbagai
bidang termasuk lebih dari 40 proyek di hidup cerdas, kerja cerdas, mobilitas pintar, ruang publik
pintar, dan tema terbuka data. Proyek-proyek ini terutama ditujukan untuk mendukung pembangunan
berkelanjutan real-estate, peningkatan konsumsi energi perusahaan, dan kesadaran karyawan untuk
bekerja dengan cara yang cerdas. Selain itu, inisiatif berikut bahwa solusi dikerahkan di Smart City
Amsterdam layak menunjuk keluar: Iklim Street, Kapal-togrid, Smart membangun sistem manajemen,
dan Kesehatan Lab ( Dameri 2014 ). Proyek kota pintar awal adalah top-down di alam, tetapi kemudian
masukan dan keterlibatan masyarakat juga dipertimbangkan dan menjadi bagian integral dari inisiatif
kota pintar - seperti sebelumnya disebutkan
Gambar. 4. Pemandangan dari salah satu Amsterdam ' s kanal, 2019. Sebuah hak cipta foto gratis oleh Ethan Hu di
Unsplash: https://tinyurl.com/y5ja88y6 .
6
Kebijakan Penggunaan Tanah 88 (2019) 104187
hidup program lab. Platform Amsterdam Cerdas City adalah konektor penting dalam hal ini karena
telah berkembang ke fasilitator masyarakat kota pintar di wilayah Amsterdam ( Van Winden et al.,
2016 ).
4.3.4. Kebijakan
Perencana berharap untuk meningkatkan ekonomi lokal melalui teknologi tinggi investasi
infrastruktur yang juga akan mengurangi emisi sebesar 40% pada tahun 2025, yang juga akan
mengkonversi Amsterdam menjadi kota pintar ( Dameri 2014 ). Amsterdam proyek kota pintar juga
ditetapkan dan dipelihara hubungan yang kuat dengan sejumlah inisiatif Eropa lainnya pintar kota,
termasuk bagus, Benteng, kota Digital, Open kota, dan Common4EU ( Manville et al., 2014 ).
Amsterdam shares data secara terbuka dengan masyarakat luas dan memberikan informasi penting
tentang lingkungan transportasi dan sebagainya melalui dashboard kota dedicated - mirip dengan
kota-kota lainnya di Eropa yang cerdas, misalnya, Birmingham, Dublin, London. Selain itu,
Amsterdam adalah salah satu yang paling kota walkable dan cyclable di dunia ( Lehmann, 2016 ). The
menjamin kebijakan kota pintar meningkat pilihan transportasi hijau dan aktif di kota.
4.3.5. implikasi global
Seperti di sebagian besar proyek kota pintar Eropa, Amsterdam juga mengadopsi retro fi Pendekatan
tting di e-nya ff orts untuk mengembangkan Amsterdam Metropolitan Area menjadi fl ourishing kota
pintar. Ini telah berhasil terintegrasi baik tujuan lingkungan dan sosial dengan orang-orang ekonomi
dan Technologic. Oleh karena itu, kota dapat dianggap sebagai panutan Eropa kota pintar.
pengembangan kota pintar ini berhasil menanamkan semua jenis infrastruktur digital dan jaringan,
perangkat, sensor dan aktuator; sebagai hasilnya, volume data yang dihasilkan telah tumbuh secara
eksponensial. manajer data kota pintar perlu membayar perhatian khusus untuk masalah ini seperti
yang dinyatakan oleh Kitchin (2014) , Ini dapat membuat perhatian dengan kualitas data, fi delity,
keamanan, manajemen dan validitas analisis yang ditafsirkan dan ditindaklanjuti. Selanjutnya,
digarisbawahi oleh Townsend (2013) , Meskipun Amsterdam secara luas diakui sebagai pemimpin
global dalam solusi cerdas untuk hasil perkotaan yang berkelanjutan, emisi yang dihasilkan dari kota
masih meningkat 1% per tahun. Ini membawa turun masalah dengan penggunaan energi
non-terbarukan, dan tidak menangani darurat iklim serius.
4.4. San Francisco, Amerika Serikat
4.4.1. Latar Belakang
San Francisco melihat strategi kota pintar sebagai metode penting untuk membangun masa depan
perkotaan yang berkelanjutan. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak perusahaan berdasarkan Silicon Valley
telah membuat langkah untuk dasar markas mereka di San Francisco, karena kualitas hidup yang tinggi dan
tempat o ff erings ke perusahaan '
sta berbakat ff, bersama dengan ff ordability dan bene pajak fi ts. Hari ini, kota ini adalah rumah bagi
sejumlah besar perusahaan berbasis internet. San Francisco o ff ers sejumlah besar Wi-Fi hotspot
gratis di berbagai lokasi publik. Sebagai contoh, di jalan utama di pusat kota, ada sekitar fi zona
ve-kilometrelong Wi-Fi ( Hudson, 2010 ; Zhu et al., 2017 ). Gambar. 5 adalah snapshot dari San
Francisco ' s terkenal berkelok-kelok Lombard Street, yang merupakan simbol dari solusi cerdas
menghasilkan kota - jalan berliku-liku di dunia dibangun pada tahun 1922 dalam bentuk yang tidak
biasa untuk mengurangi lereng untuk memungkinkan mengemudi ( Leadbeater, 2019 ).
4.4.2. Teknologi
San Francisco terkenal di antara trendsetter global ketika datang ke smart inisiatif teknologi
perkotaan. San Francisco memiliki tujuan ambisius yang menjadi kota bebas karbon pada tahun
2030. Kota ini telah menerapkan sejumlah program insentif yang melibatkan aplikasi teknologi pintar.
Sebagai contoh, ' SF Energi Peta ' adalah alat yang melacak potensi surya dan energi angin dari lokasi
di seluruh kota. Dengan aplikasi ini, warga dan bisnis dapat memeriksa potensi surya mereka.
Demikian pula, ' Penggunaan Energi Tantangan ' adalah aplikasi untuk data tagihan berbagi energi,
dimana data ini akan digunakan untuk meningkatkan energi e FFI siensi
T. Yigitcanlar, et al.
Gambar. 5. Pandangan dari San Francisco ' s Lombard Street, 2019. Sebuah hak cipta foto gratis oleh
Brandon Nelson di Unplash: https://tinyurl.com/y3j4ykhp .
program. Juga, ' Bangunan jujur ' adalah platform perangkat lunak berfokus pada bangunan untuk
membantu bangunan save energi ( Dahlquist dan Fell 2015 ). Bahkan, ' SF Taman ' adalah aplikasi
untuk meningkatkan parkir di kota melalui parkir informasi real-time. cara tra ini FFI c kemacetan dapat
dihindari atau mereda, lebih sedikit energi yang dikonsumsi, dan polutan akibatnya lebih rendah yang
dilepaskan ke atmosfer. Selain itu, ' ChargePoint ' adalah aplikasi untuk penggunaan bantuan melacak
dan status fungsional kendaraan stasiun pengisian listrik. Aplikasi ini menyediakan status real-time
dari pengisi daya, dan menghasilkan laporan jangka panjang. Selanjutnya, hari ini, San Francisco
adalah energi terbarukan 41% bertenaga, dan kota rumah lebih dari 300 LEED sertifikasi fi bangunan
ed ( Scheer, 2012 ). San Francisco memiliki upgrade layanan transportasi telah melalui teknologi
mobilitas pintar yang memiliki tujuan kebijakan perkotaan maju di arena tata kelola transportasi untuk
keberlanjutan ( Davis, 2018 ). Hal ini mengakibatkan peningkatan kualitas pelayanan angkutan umum
dan e FFI siensi di kota / wilayah. San Francisco adalah rumah dari perusahaan jasa perjalanan
ekonomi dan penggunaan lahan rencana makro untuk Brisbane sebagai inti untuk pengembangan
Hailing seperti Uber dan Lyft, dan kota percobaan untuk proyek-proyek kendaraan otonom bersama ( Yigitcanlar
negara pintar ( Yigitcanlar et al., 2012 ). Pintar kota kebijakan direkomendasikan berbagai strategi
et al., 2019c ).
untuk mengubah Brisbane menjadi kota pintar makmur. Ini adalah: (a) Membuat rencana struktur
4.4.3. Masyarakat
Terutama, San Francisco ' s konsentrasi tinggi dasar bakat, budaya kewirausahaan yang kuat,
dan dekat dengan dunia ' s yang paling teknologi inovatif klaster kontribusi terhadap pembentukan
ekosistem perkotaan di kota yang mempercepat hasil perkotaan cerdas dan berkelanjutan. Sejumlah
aplikasi menggunakan sumber data yang terbuka disediakan melalui data SF, seperti ' Metro San
Francisco '' Transit Bay ', dan
' Walkonomics ' adalah salah satu aplikasi yang digunakan secara luas oleh penduduk setempat untuk
meningkatkan mobilitas mereka di wilayah tersebut ( Brown et al., 2011 ). Salah satu tantangan kota
pintar besar kota adalah penyediaan ff perumahan ordable bagi para penghuninya. Popularitas kota
telah menarik perusahaan teknologi dan pekerja berbakat, dan akibatnya harga properti langit
meroket di kota - dan menyebabkan masalah sosial ( Palm dan Niemeier 2017 ).
4.4.4. Kebijakan
Kota ini secara luas diakui sebagai pemimpin dalam merangkul keberlanjutan dan kebijakan
pembangunan perkotaan cerdas dan praktek seperti unggul dalam inisiatif cerdas dan keberlanjutan.
San Francisco memiliki tujuan ambisius untuk mencapai zero-waste pada tahun 2020. Dalam rangka
untuk tujuan zero-waste, kota memperkenalkan berbagai inisiatif kota pintar. Contohnya, ' RecycleWhere
'
adalah alat online yang menyediakan penduduk dengan pilihan daur ulang, penggunaan kembali, dan
pembuangan. Demikian pula, ' Nol pembuang Signmaker ' adalah alat online lain yang warga dan pemilik
usaha dapat membuat kompos, daur ulang, dan tanah fi tanda-tanda ll untuk rumah dan bisnis mereka.
Karena inisiatif ini, kota ini telah mencapai 80% tingkat pengalihan limbah ( Kaufman et al., 2010 ).
Perkembangan penting lainnya bahwa pembentukan mendukung kota pintar dari San Francisco adalah
undang-undang data yang terbuka yang disahkan pada tahun 2009. undang-undang perintis ini telah
membuat semua departemen kota untuk menyediakan akses publik untuk semua non-con fi dataset
bersifat rahasia melalui kota ' s
7
Kebijakan Penggunaan Tanah 88 (2019) 104187
portal e-government.
4.4.5. implikasi global
San Francisco dianggap sebagai salah satu kota terhijau dan modal bersih-teknologi Amerika
Utara. Kota ini memiliki berbagai mekanisme dukungan kota pintar untuk bersih-teknologi dan inovasi fi
rms yang akhirnya berkontribusi ke kota ' s pembangunan ekonomi, revitalisasi lingkungan, dan
operasi berkelanjutan. Sebagai contoh,
' hidup zona inovasi ' Proyek membantu bisnis menggunakan aset kota untuk menunjukkan teknologi
baru dan muncul. Juga, ' smart grid ' dan
' LED jalan cahaya konversi ' proyek membantu kota menghemat energi ( Lee et al., 2014 ). Sebuah
evaluasi kritis dari fungsi dan e ff efektivitas dari kerangka smart city of San Francisco oleh Lee et al.
(2014, p.84)
menunjukkan karakteristik kunci berikut dan masalah kota ' s twist pada pemanfaatan teknologi
perkotaan pintar: “ keterbukaan perkotaan; Inovasi layanan; pembentukan kemitraan; Perkotaan
pro-keaktifan; integrasi infrastruktur kota cerdas; Pintar pemerintahan kota ”. kota, selanjutnya, dapat
dianggap sebagai panutan Amerika Utara kota pintar. San Francisco menampilkan model yang
sukses transformasi perkotaan; Namun, ia datang dengan biaya sosial yang membutuhkan perhatian
lebih lanjut dan kebijakan yang solid untuk mengatasi.
4.5. Brisbane, Australia
4.5.1. Latar Belakang
Brisbane adalah salah satu pengadopsi awal dari konsep kota pintar. Queensland ' s 1998 Cerdas
Negara Strategi menggarisbawahi pentingnya Brisbane ' s, ibukota negara, transformasi menjadi
sebuah kota pintar. Smart kota kebijakan, dimulai pada tahun 2007, yang diterapkan pembangunan
terbaca; (B) Uniting Bait berbeda; (C) Membuat de fi duri pejalan kaki definitif; (D) Menghubungkan
pusat kota dengan angkutan massal; (E) De fi ning koridor pengetahuan; (F) Investasi pada
keberlanjutan; (G) Mengembangkan e ff efektif perencanaan proses, dan; (H) Mengembangkan model
kota pintar ( Hortz 2016 ). Strategi ini juga mengakibatkan pengembangan Brisbane ' s pengetahuan
koridor - proyek tonggak yang menghubungkan semua lembaga inovatif kunci kota secara fisik. Hari
ini, koridor pengetahuan adalah sangat aktif dan Brisbane ' s kabupaten inovasi global yang
mendapatkan pengakuan internasional, mengubah kota menjadi kota pintar makmur ( Pancholi et al.,
2015a ; Esmaeilpoorarabi et al., 2018 ).
4.5.2. Teknologi
Kota diinvestasikan dalam meningkatkan infrastruktur jalan yang, serta sistem transportasi
umum, dengan mengembangkan sejumlah terowongan untuk kemudahan jam sibuk tra FFI c
kemacetan ( Dur dan Yigitcanlar 2015 ). Dalam proyek ini, teknologi tinggi tra pintar FFI c sistem yang
digunakan termasuk tanda-tanda pesan digital, kamera CCTV, dan Bluetooth sensor perangkat untuk
menyampaikan noti fi kation untuk pengendara dan meningkatkan kecerdasan jalan. Brisbane juga
mengadopsi Sydney ' s Coordinated Sistem Transportasi Adaptive untuk mengelola tra FFI c sinyal, dan
diinstal timer pejalan kaki hitung mundur. Selain itu, Brisbane telah memasang sejumlah cara- fi nding
perangkat untuk orang dengan gangguan penglihatan. Selanjutnya, Wi-Fi sistem bebas dipasang di
taman utama kota, perpustakaan, belanja mal, dan strip belanja pinggiran kota, dan ini diikuti oleh
pendirian tiang pintar di ruang publik utama untuk pengumpulan data besar ( Hamstead et al., 2018 ).
Gambar. 6 adalah snapshot dari target pintar lokasi pole - untuk mengumpulkan data pada pejalan kaki
dan pengendara sepeda tra FFI c, konstruksi dan tra FFI tingkat kebisingan c, fl tingkat banjir dan kualitas
udara, antara kegunaan potensial lainnya termasuk tuan kamera CCTV, Wi-Fi gratis / 5 G dan USB
pengisian poin ( Stone, 2019 ).
4.5.3. Masyarakat
mengejar Brisbane e ff efektif visi kota pintar dengan merek berkelanjutan dari urbanisme pintar ( Hollands
2008 ). Brisbane adalah antara
T. Yigitcanlar, et al.
Gambar. 6. Pemandangan dari lokasi target tiang pintar dari Brisbane, 2019. Sebuah hak cipta foto
gratis oleh Foto oleh Michael di Unsplash: https://tinyurl.com/ y2rudeel .
kota terbatas yang berkomitmen untuk pertumbuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan, secara
bersamaan, sementara mengembangkan mekanisme untuk keterlibatan masyarakat dalam
keputusan kebijakan-kota besar. Misalnya, Brisbane telah memanfaatkan label pintar dalam
hubungannya dengan gagasan dari
' kota yang berkelanjutan ' berkaitan dengan air pintar, daur ulang air, rancangan memerangi tindakan,
infrastruktur ulet, dan bangunan subtropis dan program desain perkotaan ( Pancholi et al., 2015b ).
Sementara di urbanisme depan yang berkelanjutan, kota ini telah pergi jauh, dalam hal
pengembangan teknologi perkotaan pintar, adopsi dan penyebaran kota ini masih di belakang
sebagian besar kota-kota lain dari luar negeri mengklaim gelar kota pintar ( Berger, 2019 ). Adapun
program-program masyarakat, kota telah berkomitmen untuk program pengembangan masyarakat
yang cerdas ( Alizadeh 2015 ).
4.5.4. Kebijakan
Menyusul keberhasilan kota kebijakan yang cerdas, pada tahun 2009 Brisbane Dewan Kota diluncurkan ' CitySmart
' untuk membantu membuat Brisbane Australia ' s kota yang paling berkelanjutan. Berbeda dengan upaya
kebijakan sebelumnya, CitySmart adalah fi
finansial didukung untuk memberikan proyek-proyek. proyek-proyek besar CitySmart meliputi: (a)
Australia ' s fi kabupaten pertama pendinginan sistem energi untuk memberikan lebih murah / lebih e FFI
AC efisien untuk bangunan CBD; (B) ' Mengurangi Juice Anda ', energi e FFI Program efisiensi
disesuaikan spesifik fi Cally untuk kota kami ' s berpenghasilan rendah dewasa muda; (C) ' Queensland
Watt Savers ', yang memasok lebih dari 300 UKM mudah digunakan alat dan keahlian untuk
mengurangi konsumsi energi dan biaya terkait; (D) ' EzyGreen ', program pengurangan energi
perumahan, yang terlibat 61.000 rumah tangga Brisbane untuk menghemat lebih dari $ 10 juta biaya
energi tahunan, dan; (E) Kota ' s fi pertama kendaraan listrik stasiun pengisian ( Muriuki et al., 2016 ).
4.5.5. implikasi global
Brisbane, dengan sejarah panjang pada inisiatif kota cerdas dan berkelanjutan, bisa dilihat
sebagai panutan Oseania kota pintar. Kota, hari ini, mampu mengumpulkan dan menganalisis data
real-time untuk meningkatkan liveability, dalam kasus menempatkan kota yang lebih e ff orts dalam
berinvestasi dalam arsitektur teknologi dan bekerja sama dengan usaha untuk mewujudkan
potensinya. Di bagian depan ini, saat Brisbane mengikuti model berbagi informasi Eropa - praktek kota
pintar populer (misalnya, Amsterdam, Birmingham, Dublin, London) untuk berbagi informasi melalui
dashboard kota dan menampilkan publik digital - dengan mengadopsi dashboard seluruh kota untuk
memungkinkan untuk memantau cuaca, konsumsi energi dan tra FFI c fl ow. Tidak ada bentuk kajian fl bermata
kebijakan kota pintar hukum di kota belum. Namun, Brisbane telah mengembangkan singkat
kebijakan agenda kota pintar di 2017 -' Cerdas, Brisbane Connected '- Sebuah fi Langkah pertama
menuju payung strategi kota pintar untuk Brisbane ( BCC 2017 ). Meskipun Brisbane menjadi
kebijakan kaya / obsesif kota, kota kekurangan dari menyeluruh strategi kota pintar yang jelas untuk
memandu transformasi kota ini menjadi salah satu yang cerdas dan berkelanjutan.
8
Kebijakan Penggunaan Tanah 88 (2019) 104187
5. Diskusi dan kesimpulan
Pintar sastra kota dan praktik terbaik diselidiki - yaitu,
Songdo, Masdar, Amsterdam, San Francisco, Brisbane - telah menunjukkan bahwa kami berada di
awal dari sebuah era baru bahwa teknologi dan kota berkumpul ( Stimmel 2016 ). Saat ini, kota cerdas
adalah topik yang sangat populer di kalangan kebijakan perkotaan / perdebatan di banyak kota di
dunia. Namun, pengetahuan kita tentang kota pintar sangat terbatas, dan harapan kami dari mereka
yang tidak realistis dan penuh spekulasi. Hal ini membawa kritik serius dan skeptisisme terhadap
wacana kota pintar. Sejalan dengan pandangan Vanolo (2014) , Ada beberapa masalah yang
mendasari terkait dengan kota-kota pintar, karena mereka semakin menjadi paradigma
pembangunan yang ideal, tanpa perdebatan kritis yang tepat dan politik.
Gagasan kota cerdas, meskipun beberapa upaya menjanjikan, belum dikonseptualisasikan
memadai belum. Kurangnya konseptualisasi terutama disebabkan mempersepsikan ' pintar ' di
kota-kota pintar sebagai kecerdasan teknologi daripada kecerdasan manusia / keputusan. Hal ini
terbukti dalam beberapa studi kasus yang diselidiki - misalnya, Masdar, Songdo. Mereka hadir, secara
umum, pengembangan dan penerapan teknologi maju lebih dari pengembangan dan implementasi
keputusan atau kebijakan yang tepat. Masalah ini telah mengakibatkan sejauh ini tidak mampu untuk
membangun sebuah kota yang benar-benar cerdas.
Sebagai studi fi Temuan mengungkapkan, di ff pendekatan erent diikuti dalam di ff sudut erent dari
dunia untuk konseptualisasi dan praktek kota pintar. Di Asia Tenggara, kota pintar digunakan sebagai
kendaraan untuk menciptakan identitas nasional, meningkatkan perekonomian melalui inovasi
teknologi, dan uji dan menerapkan teknologi pada proyek-proyek pembangunan perkotaan skala
besar. Sebaliknya, di Eropa, Amerika Utara, dan Oceania, kota-kota pintar model sebagian besar
diadopsi untuk meningkatkan kualitas perkotaan dan rumah tangga hidup, bersama dengan
pembentukan masa depan perkotaan yang lebih berkelanjutan - tetapi umumnya di relatif
proyek-proyek skala kecil.
Salah satu isu penting di balik aplikasi skala besar terbatas proyek kota pintar adalah
pemesanan terhadap bagaimana model kota pintar dirasakan. Hari ini ada sejumlah kota mengklaim
diri pintar ( Hollands 2008 ) Berdasarkan satu-satunya fakta bahwa mereka menggunakan alat-alat
teknologi. Sementara teknologi smart sangat penting, teknologi saja tidak dapat membuat kota cerdas,
karena membutuhkan lebih dari sekedar state-of-the-art solusi teknologi untuk mengubah kota
menjadi lebih benar-benar cerdas dan berkelanjutan.
Bergerak menjauh dari pandangan teknologi-sentris berat pintar untuk keputusan pintar atau kebijakan
cerdas tampilan dapat mengubah sikap dilindungi terhadap proyek-proyek ini. sebagai identifikasi fi ed oleh Yigitcanlar
dan Lee (2014) , Kegagalan saat ini dalam pengembangan kota pintar akan membantu kita untuk tidak
membuat kesalahan yang sama, dan rencana, desain, mengembangkan dan mengelola kota generasi
berikutnya jauh lebih baik daripada yang telah kami lakukan sebelumnya. Namun, kami mungkin tidak
memiliki kemewahan waktu untuk terlalu banyak percobaan dan kesalahan dalam era darurat iklim.
Kami akan, oleh karena itu, harus membangun paradigma kota pintar konsolidasi sesegera
mungkin untuk membentuk panutan bagi kota-kota masa depan -
seperti kota pasca-Anthropocene yang menyediakan keberlanjutan quadruple-bottom-line untuk
semua manusia dan non-manusia ( Yigitcanlar et al., 2019b ). Dengan kata lain, sejalan dengan
pandangan Ratti dan Townsend (2011) , Lebih dari sistem cerdas yang meningkatkan e FFI siensi di
kota, apa yang dibutuhkan adalah untuk membuat kota itu sendiri ' pintar '- yang mencakup
orang-orangnya, dengan kata lain masyarakat cerdas.
Pembuatan kota pintar yang sukses sangat tergantung pada memadai menghubungkan
perkembangan konseptual dalam fi Eld dengan praktek-praktek berkelanjutan. Sejauh Wiig (2015) menunjukkan
praktek kota pintar adalah kebijakan technoutopian bergerak, hasilnya adalah dalam promosi diri ke
luar dari kota dalam menarik perusahaan multinasional yang menjual produk perkotaan dan teknologi.
Makalah ini menganjurkan adopsi pandangan yang komprehensif pada konseptualisasi kota
pintar untuk menginformasikan kebijakan dan perencanaan kota dan pengembangan praktek.
digodok oleh Yigitcanlar et al.
T. Yigitcanlar, et al.
(2019b) , Pendekatan kota pintar baru membawa potensi tinggi untuk menjadi model ideal untuk
mengatasi darurat iklim dan membangun kota-kota masa depan. Namun, realisasi potensi ini
tergantung pada penerapan tiga prinsip membimbing kritis. Prinsip-prinsip ini adalah, kota gagasan
cerdas untuk: (a) Mengandung sistem pendekatan sistem; (B) Mengadopsi seimbang
quadruple-bottom-line perspektif pembangunan perkotaan yang berkelanjutan, dan; (C) Mainstream
pendekatan metabolisme perkotaan ( Kennedy dan Hoornweg 2012 ; Ioppolo et al., 2014 ).
Berdasarkan kajian literatur yang dilakukan dan diselidiki kota praktik terbaik yang cerdas, kami
menyusun wawasan berikut ke dalam pembuatan kota cerdas yang sukses.
Pertama, dalam hal pembangunan ekonomi di kota-kota pintar ( pintar ekonomi), kita perlu
memberikan kota-kota kita kemampuan mengembangkan teknologi mereka yang unik untuk masalah
perkembangan mereka sendiri dan kebutuhan. Hal ini pada gilirannya memberikan kontribusi untuk
pembentukan ekonomi inovasi lokal dan kemakmuran yang merupakan elemen sentral dari kota
pintar.
Kedua, dalam hal pengembangan sosial budaya di kota pintar ( pintar masyarakat), kita perlu
mengembangkan kota-kota kita kabel dengan tepat, ff ordable, dan e ff teknologi perkotaan pintar efektif
tidak hanya eksklusif untuk elit perkotaan, tetapi juga termasuk untuk mereka yang malang, dengan
kata lain semua. pada gilirannya ini membantu dalam membangun kesetaraan sosial ekonomi - dan
pembentukan komunitas cerdas - yang merupakan elemen penting dari kota pintar.
Ketiga, dalam hal pengembangan tata ruang di kota-kota pintar ( pintar lingkungan), kita perlu
mereformasi kota-kota kita dengan mengadopsi prinsip-prinsip pembangunan perkotaan yang
berkelanjutan - misalnya, meminimalkan jejak perkotaan, membatasi emisi, mendorong penggunaan
transportasi aktif dan hijau, membangun pertanian perkotaan, dan mengatasi masalah sampah perkotaan.
pada gilirannya ini membantu dalam menghasilkan keberlanjutan ekologi yang merupakan elemen penting
dari kota pintar.
Keempat, dalam hal pengembangan kelembagaan di kota-kota pintar ( cerdas governance), kita perlu
membekali kota-kota kita dengan mekanisme yang sangat dinamis untuk rencana yang lebih baik
pertumbuhan mereka dan mengelola sehari-hari tantangan operasional mereka. Hal ini pada gilirannya
membantu dalam melakukan praktek perencanaan, pengembangan, dan pengelolaan yang tepat yang
merupakan elemen inti kota pintar.
Terakhir namun tidak sedikit, seperti yang dibahas sebelumnya, keseimbangan antara empat
domain pengembangan kota sangat penting untuk membangun kota pintar yang sukses, dan
melakukan praktik urbanisme cerdas. Driver fundamental pembangunan tersebut meliputi: (a)
Masyarakat (berpengetahuan, sadar, berpikiran maju, terlibatnya, bersatu meskipun di ff erences, dan
komunitas yang aktif); (B) Teknologi (a dikembangkan secara lokal, sebuah ff ordable, tepat, energi e FFI
sien, dan e ff teknologi efektif), dan; (C) Kebijakan (a, jangka panjang strategis, komprehensif, dinamis,
baik berniat, inklusif, dan e ff efektif publik / kebijakan perkotaan).
Singkatnya, studi di tangan diungkapkan beberapa pelajaran dari praktek terbaik kota cerdas,
dan pada saat yang sama mengungkapkan keterbatasan mereka dalam membangun kota yang
benar-benar cerdas dan berkelanjutan. Wawasan yang dihasilkan dari titik studi keluar untuk
pandangan yang lebih komprehensif dan konsolidasi dari apa kota pintar atau seharusnya. Dalam
pencarian untuk menentukan ' bagaimana praktek urbanisme yang benar-benar cerdas dan
berkelanjutan dapat terwujud ', penelitian lebih lanjut e ff orts diperlukan untuk memajukan pemahaman
kita terutama pada pengembangan e ff kebijakan kota pintar pemerintah daerah efektif. Dalam
perspektif bahwa pertanyaan penelitian berikut patut dipertimbangkan dalam penelitian prospektif
tentang peran pemerintah dan kebijakan lokal dalam transformasi kota cerdas:
a) apa yang paling pemerintah daerah umum karakteristik kebijakan kota pintar di seluruh dunia, dan
bagaimana e ff efektif mereka dalam memberikan hasil yang diinginkan?
b) Apa di konseptual ff Erences di adaptasi kebijakan kota pintar di
pemerintah daerah di seluruh dunia, dan apa dampak dari konteks lokal?
c) Apa mekanisme kebijakan pemerintah dibutuhkan paling untuk menghasilkan e ff Praktek kota
pintar efektif yang memberikan hasil yang diinginkan?
d) Bagaimana pemerintah daerah kebijakan kota pintar yang komprehensif
9
Kebijakan Penggunaan Tanah 88 (2019) 104187
framework dikembangkan untuk memandu e ff efektif pengembangan kebijakan kota pintar?
e) Bagaimana suatu kerangka kebijakan dapat membantu transformasi kota cerdas dan mendukung
pemerintah daerah dan praktek mencapai hasil yang diinginkan?
Ucapan Terima Kasih
Para penulis menyatakan bahwa mereka telah tidak ada dikenal bersaing fi kepentingan
keuangan atau hubungan pribadi yang bisa muncul dalam fl pengaruh pekerjaan dilaporkan dalam
makalah ini. Penelitian ini tidak menerima spesifik setiap fi c hibah dari lembaga donor di masyarakat,
komersial atau notfor-pro fi sektor t. Para penulis mengucapkan terima kasih kepada Editor-in-Chief
dan tiga wasit anonim untuk komentar berharga mereka pada versi sebelumnya naskah.
Referensi
Albino, V., Berardi, U., Dangelico, RM, 2015. kota Cerdas: de fi definisi, dimensi,
kinerja, dan inisiatif. J. Perkotaan Technol. 22 (1), 3 - 21 .
Albouy, D., Graf, W., Kellogg, R., Wol ff, H., 2016. Fasilitas Iklim, perubahan iklim, dan kualitas hidup Amerika. J. Assoc.
Mengepung. Resour. Econ. 3 (1), 205 - 246 .
Aldieri, L., Carlucci, F., Cira, A., Ioppolo, G., Vinci, CP, 2019a. Hijau inovasi sebuah
peluang atau ancaman untuk kerja? Analisis empiris tiga bidang industri utama: Amerika Serikat, Jepang
dan Eropa. J. Bersih. Melecut. 214, 758 - 766 .
Aldieri, L., Ioppolo, G., Vinci, CP, Yigitcanlar, T., 2019b. Limbah daur ulang paten dan
inovasi lingkungan: analisis ekonomi instrumen kebijakan di Amerika Serikat, Jepang dan Eropa. Limbah
Manag. 95, 612 - 619 .
Aldieri, L., Carlucci, F., Vinci, C., Yigitcanlar, T., 2019c. inovasi lingkungan,
pengetahuan spillovers dan implikasi kebijakan: review sistematis dari e ekonomi ff Ects sastra. J. Bersih.
Melecut. 239, 118.051 .
Alizadeh, T., 2015. analisis kebijakan Sebuah strategi digital: brisbane vs Vancouver. Int. J.
Pengetahuan Berbasis Dev. 6 (2), 85 - 103 .
Angelidou, M., 2014. kebijakan kota Cerdas: pendekatan spasial. Kota 41, S3 - S11 .
Angelidou, M., 2017. Cerdas perencanaan kota dan pengembangan kekurangan. J. Penggunaan Lahan
Mobilitas Lingkungan. 10 (1), 77 - 94 .
Arbolino, R., Simone, L., Carlucci, F., Yigitcanlar, T., Ioppolo, G., 2018. Menuju mempertahankan satu
ekologi industri yang berkesinambungan: pelaksanaan pendekatan baru dalam evaluasi kinerja daerah Italia. J.
Bersih. Melecut. 178 (1), 220 - 236 .
Aurigi, A. 2006. Teknologi baru, namun dilema yang sama? Kebijakan dan desain masalah untuk
kota augmented. J. Perkotaan Technol. 13 (3), 5 - 28 .
BCC, 2017. Cerdas, Terhubung Brisbane. Brisbane Dewan Kota (BCC) .Smart, Terhubung
Brisbane. Brisbane Dewan Kota (BCC) .
Benedikt, O., 2016. Warga yang berharga dari kota pintar: kasus Songdo City.
Graduate J. Soc. Sci. 12 (1), 17 - 36 .
Berger, R., 2019. Cerdas Kota memisahkan diri: Bagaimana Kelompok Kecil dari Memimpin Kota Digital adalah
Melampaui Rest. Roland Berger .
Brown, B., Chui, M., Manyika, J. 2011. Apakah Anda siap untuk era big data? McKinsey
Kuartalan 4 (1), 24 - 35 .
Buuse, DV, Kolk, A., 2019. Eksplorasi kota pintar pendekatan oleh ICT internasional
fi rms. Technol. Ramalan cuaca. Soc. Perubahan 142 (1), 220 - 234 .
Carvalho, L., strategi 2012. saing Urban, u-kota dan pengembangan
relung teknologi di Songdo, Korea Selatan. Pembangunan Regional: Konsep, Metodologi, Tools, dan
Aplikasi. IGI Global, pp. 833 - 852 .
Chadwick, G., 2013. Sebuah Sistem View Perencanaan: Menuju Teori Urban dan
Proses Perencanaan Daerah. Elsevier .
Chang, DL, Sabatini-Marques, J., da Costa, EM, Selig, PM, Yigitcanlar, T., 2018.
berbasis pengetahuan, kota cerdas dan berkelanjutan: provokasi untuk kerangka kerja konseptual. J. Terbuka
Innov. Technol. Menandai. Kompleks. 4, 5 .
Ching, TY, Ferreira, J., 2015. Cerdas kota: konsep, persepsi dan pelajaran untuk rencana-
Mitra dari. Sistem Dukungan Perencanaan dan Smart Kota. Springer, pp. 145 - 168 .
Caragliu, A., Del Bo, C, Nijkamp, ​P., 2011. kota pintar di Eropa. J. Perkotaan Technol. 18
(2), 65 - 82 .
Caragliu, A., Del Bo, CF, 2019. Cerdas kota yang inovatif: dampak kebijakan kota pintar
pada inovasi perkotaan. Technol. Ramalan cuaca. Soc. Perubahan 142, 373 - 383 .
Crot, L., 2013. Perencanaan untuk keberlanjutan dalam politi non-demokratis: kasus Masdar
kota. Perkotaan Stud. 50 (13), 2809 - 2825 .
Cugurullo, F., 2013. Bagaimana membangun istana pasir: analisis asal-usul dan mengembangkan-
ment Masdar City. J. Perkotaan Technol. 20 (1), 23 - 37 .
Cugurullo, F., 2016. Perkotaan eco-modernisasi dan konteks kebijakan eko-kota baru
memproyeksikan: mana Masdar City gagal dan mengapa. Perkotaan Stud. 53 (11), 2417 - 2433 .
Dahlquist, E., Fell, T., 2015. kota Cerdas. Handbook of Clean Energy Systems. John Wiley
& Sons, pp. 1 - 12 .
Dameri, RP, 2014. Membandingkan cerdas dan digital kota: inisiatif dan strategi dalam
Amsterdam dan Genoa. Apakah Mereka Digital dan / atau Cerdas? di: Cerdas City. Springer, pp. 45 - 88 .
Davis, DE, 2018. kapasitas Pemerintah dan transisi mobilitas yang cerdas. Tata Kelola
Smart Mobility Transisi. Emerald Publishing, pp. 105 - 122 .
De Jong, M., Hoppe, T., Noori, N., 2019. Kota branding, pembangunan perkotaan berkelanjutan
dan negara-negara rente: bagaimana Qatar, Abu Dhabi dan Dubai hadir sendiri di
T. Yigitcanlar, et al.
usia pasca minyak dan pemanasan global? Energi 12 (9), 1657 .
Dizdaroglu, D., Yigitcanlar, T., Dawes, L., 2012. Sebuah model pengindeksan tingkat mikro untuk as-
sessing keberlanjutan ekosistem perkotaan. Cerdas Sustain. Dibangun Lingkungan. 1 (3), 291 - 315 .
Dur, F., Yigitcanlar, T., 2015. Menilai penggunaan lahan dan integrasi transportasi melalui spasial
Model pengindeksan komposit. Int. J. Lingkungan. Sci. Technol. 12 (3), 803 - 816 .
Ersoy, A., 2017. kota pintar sebagai mekanisme menuju pemahaman yang lebih luas dari infra
saling ketergantungan struktur. Reg. Stud. Reg. Sci. 4 (1), 26 - 31 .
Esmaeilpoorarabi, N., Yigitcanlar, T., Guaralda, M., Kamruzzaman, M., 2018. Tempat Apakah
peduli kualitas untuk kabupaten inovasi? Menentukan tempat karakteristik penting dari Brisbane ' s Bait
pengetahuan. Kebijakan Penggunaan Tanah 79, 734 - 747 .
Faisal, A., Yigitcanlar, T., Kamruzzaman, M., Currie, G., 2019. autono- Understanding
kendaraan mous: tinjauan literatur sistematis pada kemampuan, dampak, perencanaan dan kebijakan. J. Transp.
Penggunaan Lahan 12 (1), 45 - 72 .
Fincher, C., 1972. model Perencanaan dan paradigma dalam pendidikan tinggi. J. Tinggi Educ.
43 (9), 754 - 767 .
Foreman, K., Marquez, N., Dolgert, A., Fukutaki, K., Fullman, N., McGaughey, M., 2018.
Peramalan harapan hidup, tahun hidup yang hilang, dan semua penyebab dan sebab-spesifik fi c kematian untuk 250
penyebab kematian. Lancet 392 (10159), 2052 - 2090 .
Gilbert, R., Stevenson, D., Girardet, H., Stren, R., 2013. Membuat Kota Kerja: Peran Lokal
Pihak berwenang di Lingkungan Perkotaan. Routledge .
Glasser, R., 2019. Mempersiapkan era bencana. Australian Institute Kebijakan Strategis .
Goonetilleke, A., Yigitcanlar, T., Ayoko, GA, Egodawatta, P., 2014. Kota yang Berkelanjutan
Air Lingkungan: Iklim, Polusi dan Adaptasi. Edward Elgar .
Hamstead, ZA, Fisher, D., Ilieva, RT, Wood, SA, McPhearson, T., Kremer, P., 2018.
Geolokasi media sosial sebagai indikator cepat dari taman kunjungan dan akses taman adil. Comput.
Mengepung. Perkotaan Syst. 72, 38 - 50 .
Harris, PG, 2018. Perubahan iklim: ilmu pengetahuan, kerjasama internasional dan en- global yang
politik vironmental. Politik Global Environmental. Routledge, pp. 133 - 152 .
Han, H., Hawken, S., 2018. Pengantar: inovasi dan identitas dalam generasi
kota pintar. Kota Cult. Soc. 12, 1 - 4 .
Harrison, C., Donnelly, IA, 2011. Teori Smart Kota. di: Prosiding 55.
Pertemuan Tahunan ISSS-2011, UK .
Hassan, AM, Lee, H., Yoo, U., 2016. Dari abad pertengahan Kairo hingga modern Masdar City: les-
anak belajar melalui studi banding. Arsitekturnya. Sci. Wahyu 59 (1), 39 - 52 .
Hollands, RG, 2008. Akankah kota pintar nyata silakan berdiri? Kota 12 (3), 303 - 320 .
Hollands, RG 2015. intervensi Kritis ke kota pintar perusahaan. Cambridge J.
Reg. Econ. Soc. 8 (1), 61 - 77 .
Hopwood, D., 2010. Abu Dhabi ' s Masdar rencana mengambil bentuk. Memperbarui. Fokus energi. 11 (1),
18 - 23 .
Hortz, T., 2016. pintar tes negara: tinjauan kritis dari strategi negara yang cerdas 2005-
2015 ' s berbasis pengetahuan pembangunan perkotaan. Int. J. Pengetahuan Berbasis Dev. 7 (1), 75 - 101 .
Hudson, HE 2010. nirkabel broadband Municipal: pelajaran dari San Francisco dan
Bukit silikon. TELEMAT. Memberitahu. 27 (1), 1 - 9 .
Hughes, C., Spray, R., 2002. masyarakat Smart dan cerdas bene pertumbuhan memaksimalkan fi ts
untuk korporasi. J. Corp Real Estate 4 (3), 207 - 214 .
Ingrao, C., Messineo, A., Beltramo, R., Yigitcanlar, T., Ioppolo, G., 2018. Bagaimana bisa hidup
dukungan keberlanjutan siklus pemikiran bangunan? Investigasi aplikasi penilaian siklus hidup untuk energi e FFI siensi Russo, F., Rindone, C., Panuccio, P., 2016. rencana Eropa untuk kota cerdas: dari the-
dan kinerja lingkungan. J. Bersih. Melecut. 201 (1), 556 - 569 .
Ioppolo, G., Heijungs, R., Cucurachi, S., Salomone, R., Kleijn, R., 2014. metabo- Perkotaan
lism: banyak pertanyaan terbuka untuk jawaban masa depan. Persiapan Lingkungan Keberlanjutan.
Springer, pp. 23 - 32 .
Ioppolo, G., Szopik-Depczy ń ska, K., Stajniak, M., Konecka, S., 2016. rantai suplai dan
Kegiatan inovasi di perusahaan-perusahaan transportasi terkait di Timur Polandia. LogForum 12 (4), 227 - 236 .
Ioppolo, G., Cucurachi, S., Salomone, R., Shi, L., Yigitcanlar, T., 2019. en- Strategis
penilaian vironmental dan material fl ow akuntansi: pendekatan baru untuk bergerak menuju masa depan perkotaan
yang berkelanjutan. Int. J. Life Cycle Menilai. 24 (7), 1269 - 1284 .
IPCC, 2018. Laporan Khusus tentang Pemanasan Global dari 1,5 ° C. Panel Antarpemerintah tentang
Perubahan Iklim (IPCC) .
Kamel, M., 2013. Mendorong walkability di kota GCC: solusi perkotaan cerdas. Pintar
Menopang. Dibangun Lingkungan. 2 (3), 288 - 310 .
Kanter, R., Litow, SS, 2009. Diinformasikan dan Rehabilitasi: a Manifesto untuk Smarter Cities.
Harvard Business School .
Kaufman, SM, Krishnan, N., Themelis, NJ, 2010. Sebuah skrining siklus hidup metrik untuk
benchmark kelestarian lingkungan sistem pengelolaan limbah. Mengepung. Sci. Technol. 44 (15), 5949 - 5955 .
Kennedy, C., Hoornweg, D., 2012. Pengarusutamaan metabolisme perkotaan. J. Ind. Ecol. 16 (6),
780 - 782 .
Kennedy, M., 2019. Abu Dhabi Melempar Switch pada Dunia ' s Terbesar Single-situs Surya
Proyek. Diakses pada 12 Juli 2019 dari. https://newatlas.com/abu-dhabi-worldslargest-single-site-solar-project/60463
. J. Terbuka Innov. Technol. Menandai. Kompleks. 3, 11 .
Kim, C., 2010. Tempat promosi dan karakterisasi simbolis Songdo Kota baru, South
Korea. Kota 27 (1), 13 - 19 .
Kitchin, R., 2014. Kota real-time? Big data dan urbanisme pintar. GeoJournal 79 (1),
1 - 14 .
Kolotouchkina, O., Seisdedos, G., 2018. Tempat strategi merek dalam konteks baru
kota pintar: Songdo IBD, Masdar dan Skolkovo. Tempat Merek. Dipl publik. 14, 115 - 124 .
Konys, A., 2018. Sebuah pemodelan pengetahuan berbasis ontologi untuk penilaian keberlanjutan
domain. Keberlanjutan 10 (2), 300 .
Lara, AP, da Costa, EM, Furlani, TZ, Yigitcanlar, T., 2016. kepintaran yang penting:
menuju karakterisasi komprehensif dan berpusat pada manusia dari kota pintar. J. Terbuka Innov. Technol.
Menandai. Kompleks. 2, 1 - 13 .
Leadbeater, C., 2019. The Curious Case of Lombard Street, San Francisco ' s Penuh sesak
10
Kebijakan Penggunaan Tanah 88 (2019) 104187
Keanehan. Diakses pada 12 Juli 2019 dari. https://www.telegraph.co.uk/travel/ tujuan / utara-amerika /
bersatu-negara / california / artikel / mengambil-a-tol-lombardstreet-san-francisco-california .
Lee, SH, Yigitcanlar, T., Han, JH, Leem, YT, 2008. Ubiquitous infrastruktur perkotaan:
perencanaan infrastruktur dan pembangunan di Korea. Inovasi 10 (2-3), 282 - 292 .
Lee, JH, Hancock, MG, Hu, MC, 2014. Menuju e ff Kerangka efektif untuk membangun
kota pintar: pelajaran dari Seoul dan San Francisco. Technol. Ramalan cuaca. Soc. Ganti 89, 80 - 99 .
Lehmann, S., 2016. Advokasi untuk kompak, mixed-use dan kota walkable: merancang
cerdas dan tempat iklim tangguh. Int. J. Lingkungan. Menopang. 5 (2), 1 - 11 .
Leem, Y., Han, H., Lee, S., 2019. Sejong pintar kota: di jalan Menjadi kota masa depan.
Perencanaan Kota komputasi dan Manajemen untuk Smart Kota. Springer, pp. 17 - 33 .
McLoughlin, JB, 1969. Perencanaan Kota dan Wilayah: Pendekatan Sistem. Faber &
Faber .
Manville, C., Cochrane, G., Gua, J., Millard, J., Pederson, JK, Thaarup, RK, Kotterink,
B., 2014. Pemetaan Cerdas Kota-kota di Uni Eropa. Uni Eropa. .
Martin, CJ, Evans, J., Karvonen, A., 2018. Smart dan berkelanjutan? Lima ketegangan di
visi dan praktek kota pintar-berkelanjutan di Eropa dan Amerika Utara. Technol. Ramalan cuaca. Soc.
Perubahan 133, 269 - 278 .
Mezher, T., Tabbara, S., Al-Hosany, N., 2010. Tinjauan CSR di en- terbarukan
Sektor Ergy: contoh dari Masdar Initiative di Abu Dhabi. Manag. Mengepung. Qual. 21 (6), 744 - 760 .
Mezher, T., Goldsmith, D., Choucri, N., 2011. energi terbarukan di Abu Dhabi: oppor-
tunities dan tantangan. J. Energi Eng. 137 (4), 169 - 176 .
Millar, CC, Ju-Choi, C., 2010. Pengembangan dan pengetahuan sumber: konseptual
analisis. J. Knowl. Manag. 14 (5), 759 - 776 .
Mora, L., Bolici, R., Deakin, M. 2017. fi pertama dua dekade penelitian-kota pintar: a
analisis bibliometrik. J. Perkotaan Technol. 24 (1), 3 - 27 .
Mora, L., Deakin, M., Reid, A., Angelidou, M., 2019. Bagaimana mengatasi dikotomis
Sifat penelitian kota pintar: diusulkan metodologi dan hasil dari studi percontohan. J. Perkotaan Technol. 26 (2),
89 - 128 .
Muriuki, G., Dowd, AM, Ashworth, P., 2016. keberlanjutan Perkotaan: studi segmentasi
Greater Brisbane, Australia. J. Lingkungan. Plann. Manag. 59 (3), 414 - 435 .
Palm, M., Niemeier, D., 2017. Mencapai tujuan perencanaan perumahan daerah: mengarahkan
Sebuah ff perumahan ordable ke lingkungan pekerjaan yang kaya di daerah teluk San Francisco. Selai. Rencana. Assoc. 83
(4), 377 - 388 .
Pancholi, S., Yigitcanlar, T., Guaralda, M., 2015a. Tempat pembuatan fasilitator pengetahuan
dan ruang inovasi: wawasan dari praktik terbaik Eropa. Int. J. KnowledgeBased Dev. 6 (3), 215 - 240 .
Pancholi, S., Yigitcanlar, T., Guaralda, M., 2015b. desain ruang publik pengetahuan dan
ruang inovasi: pelajaran dari Kelvin Grove Kelurahan, Brisbane. J. Terbuka Innov. Technol. Pasar
Kompleksitas 1, 13 .
Paroutis, S., Bennett, M., Heracleous, L., 2014. Sebuah pandangan strategis pada teknologi smart city:
kasus kota IBM cerdas selama resesi. Technol. Ramalan cuaca. Soc. Ganti 89, 262 - 272 .
Ratti, C., Townsend, A., 2011. perhubungan sosial. Sci. Saya. 305 (3), 42 - 48 .
ories dan aturan untuk kasus uji logistik. Eur. Rencana. Stud. 24 (9), 1709 - 1726 .
Sauer, S., 2012. Do kota pintar menghasilkan pengusaha pintar? J. theor. Appl. Elektron.
Commer. Res. 7 (3), 63 - 73 .
Sgouridis, S., Kennedy, S., 2010. Tangible dan energi sepadan: pasar energi hibrida dan
sistem mata uang total manajemen energi - sebuah Masdar City studi kasus. Kebijakan Energi 38 (4), 1749 - 1758
.
Scheer, H., 2012. Energi Otonomi: Ekonomi, Sosial dan Teknologi Case untuk
Energi terbarukan. Routledge .
Shwayri, ST, 2013. Sebuah model Korea di mana-mana eco-kota? Politik membuat Songdo.
J. Perkotaan Technol. 20 (1), 39 - 55 .
Stanley, J., Loy, DR, Dorje, G., 2009. A Buddha Respon untuk Darurat Iklim.
Simon dan Schuster .
Stimmel, C., 2016. Bangunan Cerdas Kota: Analytics, ICT, dan Desain Berpikir. CRC Press .
Strickland, E., 2011. taruhan Cisco di Korea Selatan kota pintar. IEEE Spectr. 48 (8), 11 - 12 . Batu, L., 2019. Cerdas
Polandia untuk Kumpulkan Data Kota Brisbane Dewan Kota. diakses pada
12 Juli 2019 dari. https://www.brisbanetimes.com.au/national/queensland/smartpoles-to-collect-city-data-for-brisbane-city-council-2
.
Szopik-Depczy ń ska, K., K E dzierska-Szczepaniak, A., Szczepaniak, K., Cheba, K., Gajda,
W., Ioppolo, G., 2018. Inovasi dalam pembangunan berkelanjutan: penyelidikan dari konteks Uni Eropa menggunakan 2030
indikator agenda. Kebijakan Penggunaan Tanah 79, 251 - 262 .
Townsend, AM, 2013. Cerdas Kota: Big Data, Civic Hacker, dan Quest untuk New
Utopia. WW Norton & Company .
Trindade, EP, Hinnig, MP, da Costa, EM, Marques, JS, Bastos, RC, Yigitcanlar, T.,
2017. Pembangunan berkelanjutan dari kota pintar: review sistematis literatur.
Van Winden, W., Oskam, I., van den Buuse, D., Schrama, W., van Dijck, EJ, 2016.
Pengorganisasian Cerdas Kota Proyek: Pelajaran dari Amsterdam. Amsterdam University of Applied Sciences .
Vanolo, A., 2014. Smartmentality: kota pintar sebagai strategi disiplin. Perkotaan Stud. 51
(5), 883 - 898 .
Vincent, X., 2016. Self-driving Boats Akan Diuji di Amsterdam ' s Kanal Tahun Depan.
Diakses pada 12 Juli 2019 dari. https://www.theverge.com/2016/9/19/12968420/
amsterdam-self-driving-kapal-roboat .
Wiig, A. 2015. IBM ' s kota pintar sebagai mobilitas kebijakan techno-utopis. Kota 19 (2-3),
258 - 273 .
Yadav, G., Mangla, SK, Luthra, S., Rai, DP, 2019. Mengembangkan kota pintar yang berkelanjutan
kerangka kerja untuk mengembangkan ekonomi: konteks India. Menopang. Kota Soc. 47, 101.462 .
T. Yigitcanlar, et al.
Yigitcanlar, T., 2009. Perencanaan untuk ekosistem perkotaan pintar: teknologi informasi ap-
komplikasi untuk kapasitas membangun dalam pengambilan keputusan lingkungan. Theor. Empiris Res. Perkotaan
Manag. 4 (3), 5 - 21 .
Yigitcanlar, T., 2010. Kota yang Berkelanjutan dan Pembangunan Infrastruktur Daerah:
Teknologi, Aplikasi dan Manajemen. IGI global .
Yigitcanlar, T., Metaxiotis, K., Carrillo, FJ 2012. Bangunan Sejahtera Pengetahuan Kota:
Kebijakan, Rencana dan Metrik. Edward Elgar .
Yigitcanlar, T., Lee, SH, 2014. Korea di mana-mana-eko-kota: pintar-berkelanjutan perkotaan
membentuk atau tipuan merek? Technol. Ramalan cuaca. Soc. Ganti 89, 100 - 114 .
Yigitcanlar, T., 2015. kota Cerdas: e ff pembangunan perkotaan efektif dan manajemen
model? Aust. Rencana. 52 (1), 27 - 34 .
Yigitcanlar, T., 2018. kebijakan kota pintar ditinjau kembali: pertimbangan untuk benar-benar cerdas dan
praktek urbanisme berkelanjutan. Dunia Technopolis Rev. 7 (2), 97 - 112 .
Yigitcanlar, T., Kamruzzaman, M., 2018. Apakah kota pintar memimpin kebijakan untuk keberlanjutan
kota? Kebijakan Penggunaan Tanah 73 (1), 49 - 58 .
Yigitcanlar, T., Kamruzzaman, M., Buys, L., Ioppolo, G., Sabatini-Marques, J., da Costa,
E., Yun, J., 2018. Memahami ' kota pintar ': terjalinnya driver pengembangan dengan hasil yang diinginkan dalam
kerangka multidimensi. Kota 81 (1), 145 - 160 .
11
Kebijakan Penggunaan Tanah 88 (2019) 104187
Yigitcanlar, T., Kamruzzaman, M., 2019. Cerdas kota dan mobilitas: apakah kecerdasan dari
kota Australia menyebabkan pola komuter yang berkelanjutan? J. Perkotaan Technol. 26 (2), 21 - 46 .
Yigitcanlar, T., Kamruzzaman, M., foth, M., Sabatini-Marques, J., Costa, E., Ioppolo, G.,
2019a. Bisa kota menjadi pintar tanpa berkelanjutan? Sebuah tinjauan sistematis literatur. Menopang. Kota
Soc. 45 (1), 348 - 365 .
Yigitcanlar, T., foth, M., Kamruzzaman, M., 2019b. Menuju kota pasca-antroposentris:
reconceptualising kota pintar untuk menghindari ecocide perkotaan. J. Perkotaan Technol. 26 (2), 147 - 152 .
Yigitcanlar, T., Wilson, M., Kamruzzaman, M., 2019c. dampak mengganggu otomatis
mengemudi sistem pada lingkungan dibangun dan penggunaan lahan: sebuah perencana kota ' perspektif. J. Terbuka Innov.
Technol. Menandai. Kompleks. 5, 24 .
Yun, JJ 2015. Bagaimana kita menaklukkan batas pertumbuhan kapitalisme? Schumpeter
Dinamika Terbuka Inovasi. J. Terbuka Innov. Technol. Menandai. Kompleks. 1, 17 .
Zawieska, J., Pieriegud, J., 2018. Pintar kota sebagai alat untuk mobilitas yang berkelanjutan dan
transportasi decarbonisation. Transp. Kebijakan 63 (1), 39 - 50 .
Zhu, C., Zhou, H., Leung, VC, Wang, K., Zhang, Y., Yang, LT, 2017. Menuju data besar di
kota hijau. IEEE Commun. Mag. 55 (11), 14 - 18 .