Anda di halaman 1dari 14

JURNAL RISET JAKARTA, Vol 15, No 1, JULI 2022, Hal.

29-42 P-ISSN : 2337-4381


DOI: https://doi.org/10.37439/jurnaldrd.v15i1.65 E-ISSN : 2716-4659

ANALISIS TUJUAN PEMBELAJARAN AGENDA SATU PADA PELATIHAN DASAR


CPNS DENGAN PENDEKATAN INTERPRETIVE STRUCTURAL MODEL
(STUDI KASUS PELATIHAN DASAR CPNS DI PROVINSI DKI JAKARTA)

ANALYSIS OF AGENDA ONE LEARNING OBJECTIVES IN CPNS BASIC TRAINING


WITH INTERPRETIVE STRUCTURAL MODEL APPROACH
(CASE STUDY OF CPNS BASIC TRAINING IN DKI JAKARTA PROVINCE)

Yurianto

Widyaiswara Ahli Madya, BPSDM Povinsi DKI Jakarta

e-mail : yuribpsdm@gmail.com

Diterima tanggal: 29 Juni 2022 ; diterima setelah perbaikan: 15 Juli 2022 ; Disetujui tanggal: 25 Juli 2022

ABSTRAK

Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan telah mengubah pola tata kerja penyelenggaraan pemerintahan
dan menuntut peningkatan kualitas calon pegawai negeri sipil. Salah satu tujuan kajian ini adalah mengidentifikasi
dan memformulasikan tujuan pada pembelajaran agenda satu pada pelatihan dasar CPNS dengan metode
e-learning. Kajian ini bersifat kualitatif deskriptif dengan menggunakan pendekatan Interpretative Structural
Model (ISM). Salah satu kesimpulan kajian ini adalah Sub-Elemen (E3), yaitu meningkatkan rasa Setia pada
Pancasila sebagai ldeologi Negara memiliki daya mempengaruhi yang tinggi dan ketergantungan yang rendah
untuk pencapaian tujuan. Untuk itu disarankan agar dilakukan sosialisasi dan diskusi dalam rangka persamaan
persepsi bagi para penyelenggara, pengajar, penguji, coach, dan mentor. .

Kata kunci: Pelatihan, E-learning, Calon Pegawai negeri sipil, ISM, Pancasila.

ABSTRACT

The development of technology and science has changed the working pattern of government administration and
has demanded an increase in the quality of candidate for civil servants. One of the objectives of this study is to
identify and formulate the objectives of learning the Agenda One in the basic training for civil servants using
the e-learning method. This study is descriptive qualitative using the Interpretative Structural Model (ISM)
approach. One of the conclusions of this study is Sub-Elements (E3), namely increasing the sense of Loyalty to
Pancasila as a State ideology that has high influencing power and low dependence for achieving goals. For this
reason, it is recommended that socialization and discussion be carried out in the context of a common perception
for organizers, teachers, examiners, coaches, and mentors..

Keywords: Training, E-learning, Candidates for Civil Servants, ISM, Pancasila.

Analisis Tujuan Pembelajaran Agenda Satu pada Pelatihan Dasar CPNS dengan Pendekatan Interpretive Structural Model
(Studi Kasus Pelatihan Dasar CPNS di Provinsi DKI Jakarta) - Yurianto

29
PENDAHULUAN Pada regulasi ini diamanahkan bahwa tujuan Pelatihan
Dasar CPNS adalah untuk mengembangkan kompetensi
Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan telah CPNS yang dilakukan secara terintegrasi. Yang
menyebabkan perubahan pada berbagai aspek dimaksud terintegrasi disini adalah merupakan
kehidupan termasuk dalam hal ini adalah aspek sosial , penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS yang
ekonomi, politik, budaya yang ada pada masyarakat. memadukan antara jalur pelatihan klasikal dengan
Pola hubungan dan pola komunikasi antar masyarakat, nonklasikal; dan kompetensi sosial kultural dengan
pola produksi, distribusi konsumsi masyarakat dan ini kompetensi bidang.
semua akan mengubah pola tata kerja penyelenggaraan
pemerintahan. Perubahan ini semua akan membawa Selanjutnya disampaikan bahwa kompetensi yang
konsekuensi terhadap penyiapan para penyelenggara dikembangkan dalam pelatihan dasar CPNS merupakan
pemerintahan negara, yaitu calon pegawai negeri sipil. kompetensi pembentukan karakter PNS yang
Sejalan dengan perubahan teknologi dan struktur profesional sesuai bidang tugas. Dalam hal ini
masyarakat menunut perubahan dalam berbagai aspek kompetensi diukur berdasarkan kemampuan dalam hal
aktivitas masyarakat. Ini tentu berimplikasi terhadap menunjukkan sikap perilaku bela negara dan
tuntutan perubahan dalam pelayanan masyarakat. Pada mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS dalam
ujungnya dipelrukan pola pelatihan kepada para pelaksanaan tugas jabatannya; mengaktualisasikan
pelayanan public dalam hal ini adalah PNS. Untuk itu, kedudukan dan peran PNS dalam kerangka Negara
pelaksanaan pelatihan dasar calon Pegawai Negeri Kesatuan Republik Indonesia; dan mampu
Sipil perlu disesuaikan dengan dinamika pengembangan menunjukkan penguasaan kompetensi teknis yang
kompetensi. Implikasinya adalah perlu dilakukan dibutuhkan sesuai dengan bidang tugas.
perubahan metode dan mekanisme penyelenggaraan
pelatihan dasar bagi calon Pegawai Negeri Sipil. Untuk Selanjutnya salam hal ini diatur juga tentang kurikulum
itulah, maka Pelatihan dasar CPNS harus dirancang pelatihan dasar CPNS. Kurikullum ini terdiri atas a.
diorganisasikan dimpelemnatasi serta dievalusai secara Kurikulum pembentukan karakter PNS; dan b.
terus menerus dan sistematis. Kurikulum penguatan kompetensi teknis bidang tugas.
Selanjutnya dari struktur kurikulum ini pembentukan
Berkaitan dengan pegawai negeri sipil agar PNS karakter itu sendiri terdiri atas: a. agenda sikap perilaku
profesional dalam penyelenggaraan pemerintahan bela negara; b. agenda nilai–nilai dasar PNS; c. agenda
maka pelatihan calon pegawai negeri sipil yang kedudukan dan peran PNS dalam Negara Kesatuan
terstruktur sistematis dan terukur menjadi sangat Republik Indonesia; dan d. agenda habituasi.
penting dan relevan untuk dilakukan secara profesional.
Alasan lain adalah agar PNS yang nantinya akan Berkaitan dengan sikap perilaku bela negara tersebut
menyelenggarakan pemerintahan menjadi lebih menurut Peraturan Menteri Pertahanan Republik
kompeten, berintegritas, berwawasan kebangsaan , Indonesia Nomor 32 Tahun 2016 Tentang Pedoman
akuntabel dan berorientasi pelayanan , berpengetahuan Pembinaan Kesadaran Bela Negara terdapat Rumusan
dan loyal. Untuk itulah maka diperlukan kurikulum, 5 Nilai Bela Negara, yaitu Cinta Tanah Air; Kesadaran
instruktur, metode dan tujuan yang jelas berkaitan Berbangsa dan Bernegara; Setia pada Pancasila sebagai
dengan pelatihan CPNS. ldeologi Negara; Rela Berkorban untuk Bangsa dan
Negara;dan Memiliki Kemampuan Awal Bela Negara.
Sejalan dengan situasi demikian maka penyiapan para Dari ketiga agenda tersebut, agenda pertama,yaitu
PNS sebagai aktor utama penyelenggara negara perlu agenda sikap perlaku bela negara merupakan agenda
disiapakan secara sistematis, terencana, dan terstruktur. yang menekankan pada pemahaman dan pemaknaan
Dalam hal ini secara regulasi diatur dalam Peraturan wawasan kebangsaan dalam penyelenggaraan
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia pemerintahan dan pembangunan bagi aparatur. Hal ini
Nomor 1 Tahun 2021 Tentang Pelatihan Dasar Calon berkaitan dengan pembangunan kesadaran berbangsa
Pegawai Negeri Sipil. Pada regulasi ini Setiap Instansi dan bernegara yang berarti sikap dan tingkah laku PNS
Pemerintah wajib memberikan Pelatihan Dasar CPNS harus sesuai dengan kepribadian bangsa dan selalu
selama Masa Prajabatan dan CPNS hanya dapat mengkaitkan dirinya dengan cita-cita dan tujuan hidup
mengikuti Pelatihan Dasar CPNS sebanyak 1 (satu) bangsa Indonesia (sesuai amanah yang ada dalam
kali. Ini menujukkan bahwa perlatihan dasar CPNS Pembukaan UUD 1945).
menjadi sangat strategis dan penting dalam rangka
pengembangan kompetensi. Selain itu, sikap bela negara juga mengandung arti
JURNAL RISET JAKARTA, Vol 15, No 1, JULI 2022, Hal. 29-42

30
untuk menumbuhkan rasa kesatuan dan persatuan negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
bangsa dan negara Indonesia, Menumbuhkan rasa pembelaan negara”. Kemudian Pasal 30 ayat (1) UUD
memiliki jiwa besar dan patriotisme untuk menjaga NRI Tahun 1945 kembali menegaskan “tiap-tiap warga
kelangsungan hidup bangsa dan negara. Hal lain yang Negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
perlu dilakukan adalah peningkatan rasa Memiliki pertahanan dan keamanan Negara”.
kesadaran atas tanggungjawab sebagai warga negara
Indonesia yang menghormati lambang-lambang negara Dengan mendasarkan pada uraian di atas, pertanyaan
dan mentaati peraturan perundangundangan. Dengan mendasar dalam kajian ini adalah apa sebenarnya
demikian maka sikap bela negara, agenda satu, ini tujuan utama pembelajaran pada pelatihan dasar CPNS
merupakan backbone pelatihan dasar CPNS dalam di DKI Jakarta untuk mata pelatihan agenda satu adalah
menjaga keutuhan bangsa dan negara kesatuan Sikap Perilaku Bela Negara (SPBN). Hal ini
Republik Indonesia. dimaksudkan agar pengajar dapat menyusun strategi
yang tepat, arahan yang pas, langkah operasional dan
Dalam pelatihan dasar CPNS kurikulum yang kerja teknikal yang efektif dan efisien dalam
digunakanan adalah kurikulum pembentukan karakter pembelajaran agenda satu, Sikap Bela Negara, pada
yang dilaksankan dengan kerangaka Pelatihan Klasikal pelatihan dasar CPNS di DKI Jakarta.
dan Blended Learning. Berdasarkan regulasi
pelaksanaan Kurikulum pembentukan karakter Formulasi suatu tujuan itu sangat penting dalam suatu
dilaksanakan dengan menggunakan model pelatihan kegiatan. Untuk itu setiap kegiatan perlu diformulasikan
mandiri dan menggunakan metode pembelajaran dengan baik agar memudahkan dalam evaluasi. Atau
daring secara tidak langsung (asynchronous). dengan kata lain penentuan tujuan penting untuk
menentukan suatu tingkat keberhasilan pada suatu
Pelatihan itu sendiri mempunyai pengertian bahwa program. Atau dapat dikatakan bahwa suatu
pelatihan diharapkan dapat meningkatkan kemampuan keberhasilan sangat tergantung dari tujuan yang telah
tertentu untuk membantu mencapai tujuan organisasi. ditetapkan. Untuk itu penentuan tujuan menjadi sangat
Oleh karena itu, proses ini terikat dengan berbagai penting dalam suatu pembelajaran.
tujuan organisasi. Ditambahkan oleh Kurniadi (2007)
bahwa proses pembelajaran dalam format pelatihan Mendasarkan pada uraian di atas maka pertanyaan
merupakn persyaraatan untuk membawa perubahan kajian ini adalah bagaimana struktur tujuan
manajemen organisasi untuk meningkatkan skills, pembelejaran pelatihan dasar CPNS Pemerintah
knowledge dan ability dalam mencapai tujuan yang Provinsi DKI Jakarta. Sejalan dengan pertanyaan ini
telah ditetapkan. maka untuk menjawabnya fokus tujuan kajian ini
adalah sebagai berikut.
Mengingat tujuan dalam pelatihan dasar CPNS adalah 1. Mengidentifikasi dan memformulasikan tujuan pada
untuk mengembangkan kompetensi CPNS yang pembelajaran agenda satu pada Pelatihan dasar
dilakukan secara terintegrasi dan kompetensi yang CPNS dengan metode e-learning
dimaksud dalam hal ini adalah kompetensi 2. Menyusun matriks interaksi tunggal terstruktur
pembentukan karakter PNS yang profesional sesuai (Structural Self Interaction Matirx, SSIM) and
bidang tugas maka diperlukan elaborasi tujuan ini. menyusun Matrik Reachability
Karakter itu sendiri mempunyai arti sebagai tabiat, 3. Menyusun graph struktur tujuan dalam pembelajaran
sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang agenda satu pada pembelajaran pelatihan dasar di
membedakan seseorang dengan yang lain (Kamus Provinsi DKI Jakarta.
Besar Bahasa Indonesia, KBBI). 4.
Menyusun hubungan kontekstual antar subelemen
dalam pembelajaran Agenda Satu pada Pelatihan
Salah satu Materi utama dalam pembelajaran pelatihan CPNS DKI Jakarta melalui penyusunan matriks
dasar CPNS adalah sikap perlilaku belanegara yang kuadaran MICMAC
masuk dalam agenda Satu. Salah satu titik penting
dalam hal sikap perilaku bela negara adalah Hak dan BAHAN DAN METODE
kewajiban bagi setiap warga negara untuk berpartisipasi
dalam pertahanan negara yang salah satunya dapat Studi ini memfokuskan pada kajian Analisis Tujuan
diwujudkan dalam program bela negara. Hal ini secara Pembelajaran Agenda I Pada Pelatihan Dasar CPNS
jelas telah diatur dalam konstitusi. Pada Pasal 27 ayat melalui e-learning di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
(3) UUD NRI Tahun 1945 menyatakan: “Setiap warga Kajian ini menggunakan pendekatan Interpretative
Analisis Tujuan Pembelajaran Agenda Satu pada Pelatihan Dasar CPNS dengan Pendekatan Interpretive Structural Model
(Studi Kasus Pelatihan Dasar CPNS di Provinsi DKI Jakarta) - Yurianto

31
Structural Model (ISM). Selanjutnya pendekatan yang Data yang sudah terekapitaluasi dengan baik dilanjutkan
digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan analisis. Dari data yang telah dianalisis dengan
deskriptif yang merupakan penelitian yang berkaitan menggunakan software Interpretative Structural
dengan ide, persepsi, pendapat, kepercayaan yang Modelling (ISM) yang merupakan aplikasi sistematis
akan diteliti dan tidak dapat di ukur dengan angka. dari teori grafik elementer, yang digunakan untuk
menjelaskan hubungan konseptual antar elemen.
Menurut Warfield (1978) bahwa pemodelan Dengan memggunakan ISM juga adalah representasi
Interpretatif Structural Model (ISM) diperkenalkan (digraph) hubungan dan klasifikasi persoalan yang
pada Tahun 1974. Model ini adalah proses belajar yang rumit disuusn dalam suatu rangkaian terstruktur.
melibatkan komputer bantuan, yang memungkinkan
sekelompok orang untuk bekerja sama secara efisien Dengan mendasarkan pada uraian di atas, maka secara
untuk menyusun pengetahuan, preferensi, atau diagramatik kerangka berfikir dalam pencapaian tujuan
wawasan tentang beberapa masalah secara kolektif tersaji pada Gambar 1.
atau kepentingan bersama. Di kondisi nyata biasanya
masalahnya cukup kompleks namun rasionalitas kita Salah satu tugas widyaiswara adalah untuk mengadakan
terbatas dan hal ini membuatnya sangat sulit untuk pelatihan Dasar CPNS. Kebehrasilan pelatihan dasar
menangani secara sistematis tanpa bantuan kognitif itu akan ditentukan oleh setting tujuan yang tepat
yang dirancang ke dalam proses ISM dan difasilitasi dan komprehansif. Setting ini akan dipenagrhai oleh
oleh para pakar yang kompeten. Sejalan dengan hal ini isi pembelajraan, infrastruktur pembelajaran, system
Sukwika (2018) menyatakan bahwa ISM merupakan pembelajran dan kualitas sumber daya manusia. Dalam
salah satu alat strukturisasi dalam teknik permodelan hal ini keberhasilan pelatihan dasar CPNS ini adalah
deskriptif. PNS yang berkarakter sehingga mampu melayani
masyarakat secara optimal.
Menurut Eriyatno (1998) dalam Marimin (2017)
terdapat dua bagian penting dalam hal metodologi dan Agar hasil menjawab pertanyaan penelitian maka
teknik ISM. Dua bagian tersebut adalah penyusunan metode penelitian dalam hal ini akan dibagi menjadi
hierarki dan klasifikasi sub-elemen. Adapun prinsip dua. Dalam hal ini adalah metode pengumpulan data
dasar dari hal ini adalah identifikasi dari struktur dan metode analisis.
didalam suatu sistem yang memberikan nilai
manfaat yang tinggi guna meramu sistem secara a) Metode Pengumpulan Data
efektif dan untuk pengambilan keputusan yang lebih Dalam pengumpulan data dilakukan beberapa tahapan.
baik. Selanjutnya bahwa struktur dari suatu sistem Dimulai dari pemilihan dan penetapan responeden.
yang berjenjang ini sangat dibutuhkan untuk lebih Penetapan responden dilakukan secara purposive
menjelaskan pemahaman tentang perihal yang dikaji. sesuai dengan identifikasi kepakarannya. Keahlian
dalam bidang pembelajraan pelatihan dasar CPNS. Jadi

Gambar 1. Kerangka Berfikir Tujuan Pembelajaran Agenda I Pada Pelatihan Dasar CPNS.
Figure 1. Thinking Framework for Learning Objectives of Agenda I in the Basic Training for Civil Servants.

JURNAL RISET JAKARTA, Vol 15, No 1, JULI 2022, Hal. 29-42

32
responden dalam hal ini terdiri dari para widyaisawara, sistem untuk menangani kebiasaan yang sulit dirubah
penguji, dan penyelenggara pelatihan dasar CPNS di dari perencanaan panjang yang sering menerapkan
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Tehnik pengumpulan secara langsung teknik penelitian operasional dan
data menggunakan tehnik observasi dan wawancara atau aplikasi statistik deskriptif. Ditambahkan oleh
terhadap responden yang memenuhi kriteria ahli dan Marimin (2017) bahwa ISM pada prinsipnya adalah
merupakan pemangku kepentingan pembelajaran suatu proses yang mampu merubah suatu sistem yang
pelatihan Dasar CPNS Tahun 2021 dan 2022. tidak jelas, tidak teratur dan kompleks untuk dijadikan
suatu model yang sederhana, lebih definitif untuk
Pada kajian ini data diperoleh dari wawancara bermacam manfaat. Oleh karena itu dapat disampaukan
langsung dengan para pemangku kepentingan. Selain bahwa ISM bersangkut paut dengan interpretasi dari
itu juga dilakukan secara purposive dengan pendekatan suatu objek yang utuh atau perwakilan sistem melalui
Forum Group Discussion (FGD) dan wawancara. aplikasi teori grafis secara sistematis dan iteratif.Jadi
Kegiatan ini dimaksudakan agar data dapat diperoleh ada unsur iteratif yang sistematis yang terus dilakukan
lebih berkualitas selain itu adalah bahwa informasi agar tersusun hasil yang sistem terstruktur dari masing
tentang permasalahan akan bersifat lokal dan spesifik. - masing elemen.
Keunggulan dengan FGD yang kain adalah bahwa data
akan sesuai dengan inti kajian. ISM adalah salah satu teknik berbasis komputer yang
membantu kelompok mengidentifikasi hubungan
Berbeda dengan data primer, data sekunder dalam antara ide dan struktur tetap pada isu yang kompleks.
kajian ini dipeoleh dari dokumentasi yang pada instansi ISM dapat digunakan untuk mengembangkan beberapa
pemerintah yang bersesuaian. Jadi data diperoleh tipe struktur, termasuk struktur pengaruh (misalnya
dari beberapa sumber yang akutantabilitasnya dapat dukungan atau pengabaian), struktur prioritas
dipertanggungjawabkan. Tahap selanjutnya adalah (misalnya ‘lebih penting dari’, atau ‘sebaiknya
data seleksi dan dikelompokkan sesuai dengan tujuan dipelajari sebelumnya’) dan kategori ide (misalnya:
analisis. ‘termasuk dalam kategori yang sama dengan’) (Broome
dalam Kanungo & Bhatnagar 2002).
b) Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan adalah analisis ISM merupakan sebuah metodologi yang interaktif dan
deskriptif. Analisis deskriptif dalam penelitian diimplementasikan dalam sebuah wadah kelompok.
ini digunakan untuk menggambarkan dan Metodologi tersebut memberikan lingkungan yang
menginterpretasikan objek sesuai kondisi obyektif di sangat sempurna untuk memperkaya dan memperluas
lapangan. Di samping itu, analisis deskriptif juga dapat pandangan dalam konstruksi yang cukup kompleks.
digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian
yang berkaitan dengan keadaan dan kejadian sekarang. Metode ISM secara prinsip digunakan untuk
Penelitian deskriptif ini dilakukan dengan maksud menganalisis elemen-elemen sistem dan
untuk menggambarkan secara sistematis fakta dan memecahkannya dalam bentuk grafik dari hubungan
karakteristik objek atau subjek yang diteliti secara langsung antar elemen dan tingkat hierarki. Elemen-
tepat. Hasil analisis deskriptif mempunyai validitas elemen dapat merupakan tujuan kebijakan, target
yang universal. organisasi, faktor-faktor penilaian, dan lain-lain.
Hubungan langsung dapat dalam konteks-konteks yang
Secara teori bahwa metode penelitian kualitatif beragam (berkaitan dengan hubungan kontekstual).
adalah metode penelitian yang berlandaskan pada Adapun langkah yang dilakukan dalam kajian ini
filsafat postpositivisme. Artinya bahwa pendekatan adalah sebagai berikut:
ini digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek
yang alamiah. Obyek yang diteliti didekati secara apa Pertama melakukan identifikasi elemen. Elemen sistem
adanya tidak ada perlakuan khusus jadi benar benar dikaji dengan menggunakan kajian dari beberapa
natural. Oleh karena itu maka posisi peneliti menjadi regulasi yang digunakan dalam pelatihan dasar CPNS.
instrument kunci. Kualitas hasil dari kajian ini sangat Kedua adalah mencari hubungan kontekstual. Hal ini
tergantung dari kualitas peneliti (Sugiyono,2011). dilakukan dengan fokus pada hubungan kontekstual
antar elemen dibangun, tergantung pada tujuan dari
Metode alat analisis digunakan yang digunakan adalah pemodelan.
metode analisis Interpretive Structural Model (ISM). Ketiga adalah menyusun Matriks Interaksi Tunggal
Pada dasarnya teknik ISM merupakan salah satu teknik Terstruktur (Structural Self Interaction Matrix, SSIM).
Analisis Tujuan Pembelajaran Agenda Satu pada Pelatihan Dasar CPNS dengan Pendekatan Interpretive Structural Model
(Studi Kasus Pelatihan Dasar CPNS di Provinsi DKI Jakarta) - Yurianto

33
Matriks ini mewakili elemen persepsi responden akhir. Dengan demikian akan memudahkan dapat
terhadap elemen hubungan yang dituju. Empat simbol memberikan gambaran yang sangat jelas dari elemen-
yang digunakan untuk mewakili tipe hubungan yang ada elemen sistemdan alur hubungannya.
antara dua elemen dari sistem yang dipertimbangkan,
adalah: HASIL DAN PEMBAHASAN

V... hubungan dari elemen Ei, terhadap Ej, tidak Identifikasi dan fomrulasi tujuan pada pembelajaran
sebaliknya agenda satu pada Pelatihan CPNS dengan metode
A... hubungan dari elemen Ej, terhadap Ei, tidak e-learning
sebaliknya Fungsi pelatihan itu sendiri sangat penting dalam
X... hubungan interrelasi antara Ei, dan Ej, (dapat pencapaian tujuan. Bagi suatu organisasi pelatihan
sebaliknya) memberi konrtibusi pada tiga hal, yaitu yang pertama
O... menunjukkan bahwa Ei, dan Ej, tidak berkaitan. adalah bahwa pelatihan dan pengembangan berpotensi
meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Yang
Keempat melakukan penyusunan Matriks Reachability kedua adalah pelatihan dan pengembangan dapat
(Reachability Matrix/RM). Matriks ini pada dasarnya meningkatkan kualitas output tersebut; seorang
adalah sebuah RM yang dipersiapkan kemudian karyawan yang lebih terlatih tidak hanya lebih
merubah simbol-simbol SSIM ke dalam sebuah matrik kompeten dalam pekerjaan itu, tetapi juga lebih
biner. Adapun aturan-aturan konversi diuraikan dengan menyadari pentingnya tindakannya. Sedangkan yang
menerapkan aturan sebagaimana di bawah ini : ketiga pelatihan dan pengembangan meningkatkan
kemampuan organisasi untuk mengatasi perubahan;
Jika hubungan Ei, terhadap Ej= V dalam SSIM, elemen keberhasilan implementasi perubahan baik teknis
Eij= 1 dan Eji =0 dalam RM (dalam bentuk teknologi baru) atau strategi (produk
Jika hubungan Ei terhadap Ej = A dalam SSIM, elemen baru, pasar baru, dll) bergantung pada keterampilan
Eij = 0 dan Eji = 1 dalam RM anggota organisasi
Jika hubungan Ei, terhadap Ej, = X dalam SSIM,
elemen Eij, = 1 dan E = 1 dalam RM Selanjutnya untuk menentukan suatu keberhasilan
Jika hubungan Eterhadap Ej= O dalam SSIM, elemen suatu pelatihan diperlukan penentuan tujuan dengan
Eij = 0 dan Eji =0 dalam RM jelas dan terukur. Argumenya adalah karena tujuan
berfungsi memberi arah dari kegaitan organisasi. Oleh
RM awal dimodifikasi untuk menunjukkan seluruh karena itu, tujuan yang jelas akan membimbing dalam
direct dan indirect Reachability, yaitu jika Eij = 1 dan melaksanakan kegiatan, menumbuhkan semangat dan
Ejk = 1, Eik = 1. kreativitas yang tinggi, serta menciptakan perubahan
(change) lebih cepat mencapai kesuksesan.
Kelima dengan melakukan penyusunan tingkat
partisipasi dilakukan untuk mengklasifikasi elemen- Tujuan mempunyai arti yang variative. Salah satu
elemen dalam level-level yang berbeda dari struktur pengertian tujuan adalah suatu pernyataan tentang
ISM. keadaan di mana suatu organisasi atau perusahaan
ingin mencapai ini dan pernyataan tentang keadaan
Keenam menyusun Matriks Canonical, yang organisasi di masa depan sebagai upaya bersama
dilakukan melalui pengelompokkan elemen-elemen seluruh pemangku kepentingan organisasi.
dalam level yang sama mengembangkan matriks
ini. Matriks resultante memiliki sebagian besar dari Pembelajaran dengan metode e-learning dengan
elemen elemen triangular yang lebih tingi adalah 0 berbagai aspeknya mempengaruhi proses efektivitas
dan terendah 1. Matrik ini selanjutnya digunakan dan efisiensi pencapauan tujuan pembelajaran. Banyak
untuk mempersiapkan digraph. Digraph ini merupakan pendapat yang mengatakan bahwa pembelajaran
konsep yang berasal dari Directional Graph dan sebuah e-learning kurang efektif dibandingkan dengan model
grafik dari elemen-elemen yang saling berhubungan klasikal.
secaralangsung dan level hierarki. Selanjutnya untuk
operasioanlnya digraph awal dipersiapkan dalam basis Menurut Budhianto (2020) bahwa keberhasilan
matrik canonical. Selanjutnya graph awal tersebut pembelajaran e learnig (e-learning) dipengaruhi
selanjutnya dipotong dengan memindahkan semua oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut dapat
komponen yang transitif untuk membentuk digraph dikelompokkan ke dalam tiga kelompok besar, yaitu
JURNAL RISET JAKARTA, Vol 15, No 1, JULI 2022, Hal. 29-42

34
kelompok pertama adalah faktor-faktor yang terkait Tahun 2016 Tentang Pedoman Pembinaan Kesadaran
sistem yang digunakan termasuk infrastruktur Bela Negara dan Peraturan Lembaga Administrasi
pendukungnya. Negara Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2021
Tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil.
Kelompok kedua adalah faktor-faktor yang terkait Selain dua regulasi di atas, dalam mengkaji tujuan ini
dengan isi dan informasi yang diberikan dalam didasarkan juga pada pertimbangan karakterisitk materi
pembelajaran, dan kelompok ketiga adalah faktor- agenda satu itu sendiri. Dengan demikian diperoleh
faktor yang terkait dengan kesiapan diri dari pengguna tujuan pembelajaran agenda satu melalui e-learning
sistem termasuk manajemen dan staf yang mendukung diformulasikan menjadi tujuh tujuan pembelajaran
berjalannya sistem. Agenda Satu pada pelatihan Latihan Dasar CPNS
adalah sebagai berikut:
Selain itu hal yang tidak kalah penting adalah 1. Meningkatkan jiwa Cinta Tanah Air;
bahwa institusi yang ingin melaksanakannya perlu 2. Meningkatkan jiwa Kesadaran Berbangsa dan
mempertimbangkan keseimbangan persiapan dari ke Bernegara;
tiga kelompok besar faktor-faktor yang mempengaruhi 3. Meningkatkan rasa Setia pada Pancasila sebagai
keberhasilan pembelajaran daring (e-learning) tersebut. ldeologi Negara;
Pembelajaran menggunakan media e-learning 4. Meningkatkan jiwa Rela Berkorban untuk Bangsa
menjadi suatu keniscayaan dalam masa pandemic dan Negara;
Covid-19. Hal ini dikarenakan semua aktivitas 5. Meningkatan rasa Memiliki Kemampuan Awal Bela
diwajibkan memedomani protocol kesehatan. Untuk Negara.
itu diperlukan metode khusus yang efektif dan 6. Meningkatkan implementasi nilai nilai dasar PNS
efisien agar pembelajaran berhasil sesuai dengan Berakhlak (berorientasi pelayanan, akuntabel,
yang direncanakan. Termasuk dalam hal ini adalah kompeten, harmonis, loyal, adaptif dan kolaborasi);
pelaksanaan pelatihan dasar CPNS. 7. Melaksanakan implementasi kedudukan dan peran
PNS dalam NKRI, yaitu manajemen ASN dan
Menurut Direktorat Jenderal Potensi Pertahanan SMART ASN;
Kementerian Pertahanan Republik Indonesia,
unsur dasar bela negara dibagi menjadi lima poin, Namun perlu disadari bahwa pelakasanaan program
diantaranya adalah sebagai berikut: 1.Cinta tanah air. bela negara sebaiknya tidak bisa dilakukan secara
2. Kesadaran berbangsa dan bernegara. 3. Yakin akan instan, tetapi harus juga dilakukan secara terus-menerus
Pancasila sebagai ideologi negara. 4. Rela berkorban menjadi suatu program yang berkesinambungan
untuk bangsa dan bernegara 5.Memiliki kemampuan sesuai dengan kemampuan keuangan Negara. Untuk
awal bela negara (Muhtar et al., 2021). itulah pembelajaran sikap belanegara pada pelatihan
dasar CPNS menjadi penting dan didesain secara
Selanjutnya disampaikan bahwa pembelajaran komprehensif. Ditambahkan oleh Muhtar et al.
sikap bela negeri sangat penting dengan berbagai (2021) bahwa pendidikan bela negara menjadi sangat
alasan. George Friedman dalam Gredinand (2017) penting karena dipandang relevan dan strategis
menyatakan bahwa masa depan kekuatan ekonomi untuk pembinaan pertahanan negara dan untuk
negara ditentukan oleh kekuatan pertahanan negara. meningkatkan pemahaman serta penanaman jiwa
Ini menunjukkan bahwa pertahanana negara menjadi patriotisme dan cinta terhadap tanah air yang sudah
snagat penting unutk pembangunan ekonomi. Untuk semestinya kesadaran berbangsa dan bernegara
itulah sangat relevan dan beralasan bahwa pelatihan tumbuh berkembang di seluruh lapisan masyarakat.
sikap bela negara menjadi diperlukan untuk para
CPNS sebagai pelayan Publik, pelaksana kebijakan Menyusun matriks interaksi tunggal terstruktur
public dan perekat pemersatu bangsa ( UU No 5 tahun (Structural Self Interaction Matirx, SSIM) dan matrik
2014 tentang ASN). reachability
Dengan tujuan sebagaimana di atas, pertanyaan
Sejalan dengan uraian di atas, perlu disusun tujuan lain yang mendasar adalah dari tujuh tujuan tersebut
pembelajaran yang komprehensif. Tujuan pembelajaran pertanyaan yang mendasar adalah tujuan mana yang
agenda satu pada kajian ini didasarakan pada regulasi paling penting dan perlu mendapat perhatian khsuus
yang telah digunakan sebagai bahan pembelajaran. sehingga para pengajar dapat menyusun strategi
Dalam hal ini ada dua regulasi, yaitu Peraturan yang tepat direksi yang pas langkah operasiona dan
Menteri Pertahanan Republik Indonesia Nomor 32 teknikal yang efektif dan efisien pada pembelajaran
Analisis Tujuan Pembelajaran Agenda Satu pada Pelatihan Dasar CPNS dengan Pendekatan Interpretive Structural Model
(Studi Kasus Pelatihan Dasar CPNS di Provinsi DKI Jakarta) - Yurianto

35
agenda satu pada pelatihan dasar CPNS di DKI variabel menjadi nilai yang disepakati di antara para
Jakarta. Dengan kata lain bagaimana tata urutan dari pakar. Software yang digunakan dalam analisis ISM ini
kedelapan tujuan pembelajaran latihan dasar CPNS . adalah EXsimpro Software. Adapun hasil wawancara
Hal ini sejalan dengan pada regulasi ini bahwa Tugas ini diuraikan hasil matiks SSIM sebagaimana dalam
Jabatan Fungsional Widyaiswara adalah melaksanakan Tabel 1.
kegiatan Pelatihan, Pengembangan Pelatihan,
dan Penjaminan Mutu Pelatihan dalam rangka Dengan menggunakan metode ISM maka hasil yang
pengembangan kompetensi ASN (Peraturan Menteri ada dalam Table 1. dikonversikan menjadi Matrik RM
Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi (Reachability Matriks). Reachibility matrix diperoleh
Birokrasi Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2021 dari Structural Self Interaction Matrix (SSIM) dengan
Tentang Jabatan Fungsional Widyaiswara). menggunakan proses dua langkah. Pada langkah
pertama, abjad yang digunakan untuk menunjukkan
Untuk elemen tujuan maka sejalan dengan metode hubungan antarvariabel dalam SSIM diganti dengan
analisis ISM, ketujuh tujuan tersebut yang sudah “0” atau “1”. Adapun table RM dapat dilihat dalam
didifenisikan dijadikan Sub elemen dari elemen tujuan. Tabel 2. berikut.
Untuk membangun hubungan kontekstual antarvariabel
dalam model digunakan opini dari para pakar melalui Jadi secara prinsip bahwa niNilai dalam reachibility
in depth interview kepada 6 (enam) nara sumber yang matrix sebagaimana di atas sangat tergantung pada
kompeten dengan kerangka VAXO. Hubungan antar jenis hubungan dalam SSIM. Selanjutnya, matriks
variabel dalam model direpresentasikan dalam sebuah reachibility diperoleh dengan memasukkan konsep
matriks yang disebut sebagai Structural Self Interaction transitivitas. Transitivitas dalam hubungan kontekstual
Matrix (SSIM), dengan nilai untuk setiap pasangan adalah asumsi dasar yang dibuat dalam ISM.

Tabel 1. SSIM Analisis Tujuan Pembelajaran Agenda I pada Pelatihan Dasar CPNS
Table 1. SSIM Analysis of Learning Objectives Agenda I in Basic Civil Servant Training

Tabel 1. Reaachibility Matriks Analisis Tujuan Pembelajaran Agenda I Pada Pelatihan Dasar CPNS
Table 1. Reachability Matrix Analysis of Learning Objectives Agenda I in CPNS Basic Training

JURNAL RISET JAKARTA, Vol 15, No 1, JULI 2022, Hal. 29-42

36
Menyusun Graph Struktur Tujuan Dalam E6.
Pembelajaran Agenda Satu Pada Pembeljaran
Pelatihan Latsar Di Provinsi DKI Jakarta Pelatihan Pada Gambar 2 dapat dijelaskan bahwa E3 merupakan
Dasar CPNS Sub elemen yang paling utama, atau key factor. Sub
Untuk memudahkan dalam analisis maka diperoleh elemen ini menjadi faktor penting untuk menggerakan
Struktur Graph elemen dan Diagram ISM. Hasil analiis ke enam sub elemen lainnya. Sub elemen ini
ini akan memudahkan dalam melakukan pendalaman diprioritaskan untuk dibenahi. Dengan membenahi sub
guna membantu analisis detail terhadap sistem tersebut.elemen ini maka akan memudahkan mencapai tujuan
Struktur Graph dapat disampaikan pada Gambar 2. pembelajaran secara keseluruhan. Dengan kata lain
bahwa sub elemen E3 : Setia pada Pancasila menjadi
Yang perlu mendapat perhatian dalam hal Graph faktor yang utama yang harus difokuskan agar sub
struktur menurut Agung et al. (2018) adalah bahwa elemen lainnya dapat bergerak untuk mencapai tujuan
dalam analisis angka hirarki menentukan pengaruh. pelatiihan CPNS Agenda satu secara efektif.
Semakin besar angka hirarki maka pengaruh yang
dimiliki elemen akan semakin lemah dan semakin Struktur Graph juga menghasilkan 3 (tiga) Sub-elemen
kecil angka hirarki maka pengaruh elemen akan pada level dua. Tiga Sub Eleman ini adalah E1 E2 dan
semakin kuat. Selain hubungan atas dasar posisi level, E4. Uraiannya berturut-turut adalah E1: Meningkatkan
beberapa peubah juga saling berhubungan timbal balik. jiwa Cinta Tanah Air; E2, Meningkatkan jiwa Kesadaran
Sub elemen yang mempunyai hubungan timbal balik Berbangsa dan Bernegara; dan E4 Meningkatkan
berarti sub-elemen tersebut saling mempengaruhi. jiwa Rela Berkorban untuk Bangsa dan Negara.
Setiap tindakan pada ketiga Sub Elemen ini akan
Hasil analisis dengan EXsimpro menghasilkan empat menghasilkan tujuan pembelajaran secara keseluruhan.
tingkatan hirarki. Pada level 1 terdapat subelemen Berlaku sebaliknya, artinya tanpa perlakuan yang tepat
E7, yaitu Melaksanakan implementasi kedudukan pada sub elemen ini akan menghasilkan pencapaian
dan peran PNS dalam NKRI: manajemen ASN dan yang tidak efektif. Ini menunjukkan bahwa perhatian
SMART ASN. Pada Level 2 diperoleh sub elemen E5 dan perlakuan khusus dalam kontekes kreativiatas dan
dan E6. Pada level 3 diperoleh sub elemen E1, E2 dan inovasi terhadap subelemen E1, E2 dan E4 akan sangat
E4. Sedangkan pada Level 4 terdapat sub elemen E3. membantu dalam pencapaian tujuan pembelajaran
Menurut Marimin (2004) Sub elemen kunci adalah Agenda 1 pada pelatihan dasar CPNS .
subelemen dengan posisi Level satu. Dalam hal
ini elemen kuncinya adalah Subelemen E3, yaitu Selanjutnya Elemen yang perlu dilakukan pembenahan
Meningkatkan rasa Setia pada Pancasila sebagai pemfokusan lagi adalah E5 dan E6 yang terletak
ldeologi Negara. Sedangkan elemen peringkat 3 adalah pada Level 3. E5 adalah Meningkatan rasa Memiliki
E1, E2 dan E4 dan elemen peringkat 2 adalah E5 dan Kemampuan Awal Bela Negara. Sedangkan pada E6

Gambar 2. Graph Struktur Tujuan Pembelajaran Agenda Satu Pada Pelatihan Dasar CPNS.
Figure 2. Graph of Learning Objectives Structure of Agenda One in CPNS Basic Training.

Analisis Tujuan Pembelajaran Agenda Satu pada Pelatihan Dasar CPNS dengan Pendekatan Interpretive Structural Model
(Studi Kasus Pelatihan Dasar CPNS di Provinsi DKI Jakarta) - Yurianto

37
adalah Meningkatkan implementasi nilai nilai dasar plot kan ke dalam empat sector, sebagaimana pada
PNS Berakhlak (berorientasi pelayanan, akuntabel, Gambar 3.
kompeten, harmonis, loyal, adaptif dan kolaborasi).
Sedangkan pada level 4 adalah Sub elemen E7. Dengan memperthiantaungkan Driever Power ( DP)
Sub elemen 7 adalah Melaksanakan implementasi dan dependence (D) dari setiap sub elemen, maka
kedudukan dan peran PNS dalam NKRI, yaitu matriks DP-D dapat disusun dengan menempatkan
manajemen ASN dan SMART ASN; menempati setiap ordinat (x,y) masing-masing sebagaimana diihat
tingkat pertama. apda gambar 2. Pada gambar tersebut terdapat 7 sub
elemen tersebar seusai dengan ordinatnya dan masuk
Menyusun Hubungan Kontekstual Antar Sub- ke dalam kategori empat sector.
Elemen Dalam Pembelajaran Agenda Satu Pada
Pelatihan CPNS melalui Matriks Kuadaran Variable pada Kuadran II disebut dengan Variabel
MICMAC Dependent. Variable ini memiliki kekuatan
Selanjutnya berdasarkan hubungan kontekstual antar mempengaruhi rendah dan ketergantungan tinggi.
sub-elemen terhadap tujuan pembelajraarn pelatihan Dependent merupakan variabel weak driver strongly
dasara CPNS Agenda satu dengan menggunakan dependent. Variabel pada sektor ini pada umumnya
ISM analisis dilakukan dengan menggunakan analisis tidak bebas. Ada dua sub-elemen berada di kuadaran
kuadaran atau sering disebut juga Analisis Kuadran II , yaitu sub elemen 5 : Meningkatan rasa Memiliki
MICMAC. Ditambahkan oleh Marimin (2007) bahwa Kemampuan Awal Bela Negara. Selanjutnya sub
letak koordinat dalam bentuk matriks Driver Power- elemen 6: Meningkatkan implementasi nilai nilai dasar
Dependence untuk masing masign sub elemen di-plot- PNS Berakhlak (berorientasi pelayanan, akuntabel,
kan ke dalam empat sektor,yaitu sektor I (Autonomous) kompeten, harmonis, loyal, adaptif dan kolaborasi).
sektor II (Dependence), sector III (LInakgaes) dan
Sektor IV (Independence). Dikatakan oleh Godet Pada kuadaran II (dependent) ini menurut Wibowo,
(1986) dalam Rusydiana (2018) bahwa matriks Boedi dan Agus (2013) bahwa sub elemen nya sangat
perkalian dampak silang atau ‘matrix of cross impact dipengaruhi oleh sub elemen lain, tetapi tidak atau
multiplications applied to classification’ (MICMAC) sedikit sekali mempengaruhi timbulnya sub elemen
dapat untuk mengklasifikasikan variabel sistem yang yang lain. Ini berarti bahwa kemampuan awal bela
diteliti. Selain itu, analisis MICMAC ini juga dapat negara dan implementasi nilai dasar PNS dalam
digunakan untuk memeriksa hubungan langsung dan Berakhlak sangat dipengaruhi oleh sub eleman lain. Hal
laten di antara enabler yang diperoleh dari teknik ISM. ini sangat beralasan karena hal kemampuan awal bela
Selanjutnya bahwa keluaran program EXsimpro dapat negara dan penerapan nilai Berakhlak bersifat sangat

Gambar 2. Diagraph Analisis Tujuan Pembelajaran Agenda I Pada Pelatihan Dasar CPNS.
Figure 2. Diagraph Analysis of Learning Objectives Agenda I in Basic Civil Servant Training.

JURNAL RISET JAKARTA, Vol 15, No 1, JULI 2022, Hal. 29-42

38
terganung dari sub eleman lain seperti sub elemen setia rendah. Pada Kuadran IV terdapat 1 sub elemen yaitu
pada Pancasila dan sub elemen lainya. sub elemen 3, yaitu Meningkatkan rasa Setia pada
Pancasila sebagai ldeologi Negara. Pada kuadaran IV
Variable pada Kuadran III disbeut dengan Variabel (indepdendence_ menyatakan bahwa berarti kekuatan
Linkage. Linkage adalah variabel strong driver- penggerak DP yang besar namuan punya sedikit
strongly dependent. Variabel pada sektor ini harus ketergantungan terhadap program. Perlu ditambahkan
dikaji secara hati-hati sebab hubungan antar variabel adalah bahwa pada elemen tujuan utama dalam
tidak stabil. Artinya, setiap tindakan pada variabel menjalankan pelatihan dasar CPNS, sub elemen 3 ,
tersebut akan berdampak terhadap variabel lainnya dan yaitu Meningkatkan rasa Setia pada Pancasila sebagai
umpan-balik pengaruhnya dapat memperbesar dampak ldeologi Negara merupakan kekuatan penggerak utama
tersebut (Darmawan, 2017).Hal ini diperluat oleh bagi peubah kendala lainnya, tetapi sangat sedikit
Marimin (2017) bahwa setiap tindakan pada tujuan dipengaruhi oleh peubah kendala lainnya (strong
tujuan tersebut akan menghasilkan sukses program. driver – weak dependent).
sebaliknya lemahnya perhatian terhadap tujuan ini
akan menyebabkan kegagalan program. Sedangkan Variabel Autonomous adalah variabel
yang terdapat pada kuadran I yang umumnya tidak
Variabel-variabel ini memiliki daya pengaruh yang berkaitan dengan sistem dan mungkin mempunyai
tinggi sekaligus ketergantungan yang tinggi pula. hubungan kecil meskipun hubungan tersebut bisa saja
Karakteristiknya adalah bahwa setiap tindakan pada kuat. Variabel pada sektor ini pada umumnya tidak
variable ini memiliki efek pada variabel di atasnya. bebas dan tidak memiliki daya pengaruh yang tinggi
Selain itu, terdapat efek umpan balik pada diri variable atau ketergantungan yang tinggi. Varaiebel ini terlepas
itu sendiri. dari sistem, walaupun terdapat beberapa tautan yang
mungkin sangat kuat. Namun dalam kajian ini tidak
Pada kuadran III terdapat 3 sub elemen di kuadatan ditemuakan variable Autonomous yang terdapat pada
III , yaitu sub-elemen 1: Meningkatkan jiwa Cinta kuadran I. oleh karena itu tidak dilakukan analisis.
Tanah Air; sub-elemen 2: Meningkatkan jiwa
Kesadaran Berbangsa dan Bernegara dan Sub KESIMPULAN DAN SARAN
elemen 4 : Meningkatkan jiwa Rela Berkorban untuk
Bangsa dan Negara. Ini mengandung arti bahwa Sub 1. Hasil identifikasi tujuan pembelajaran agenda satu
Elemen 1, 2 dan 4 harus dikaji secara hati-hati karena pada Pelatihan Dasar CPNS adalah (a) Meningkatkan
hubungan pada setiap peubahnya tidak stabil. Dengan jiwa Cinta Tanah Air; (b) Meningkatkan jiwa
demikian setiap tindakan pada linkage ini akan Kesadaran Berbangsa dan Bernegara; (c)
memberikan dampak terhadap peubah lainnya dan Meningkatkan rasa Setia pada Pancasila sebagai
umpan balik pengaruhnya bisa memperbesar dampak. ldeologi Negara; (d) Meningkatkan jiwa Rela
Atau dengan kata lain dengan melakukan perlakuan Berkorban untuk Bangsa dan Negara; (e) Meningkatan
yang konstruktuif pada Sub Elemen ini maka akan rasa Memiliki Kemampuan Awal Bela Negara. (f)
mempengaruhi Sub Elemen 5 dan 6. Meningkatkan implementasi nilai nilai dasar PNS
Berakhlak (berorientasi pelayanan, akuntabel,
Artinya jika variable ini dilakukan perlakukan sistematis kompeten, harmonis, loyal, adaptif dan kolaborasi);
dan terencana akan berdampaka pada variable E5 dan (g) Melaksanakan implementasi kedudukan dan
E6. Untuk itu diperlukan usaha yang sistematis dan peran PNS dalam NKRI, yaitu manajemen ASN dan
terncana agar E5 dan E6 dapat terwujud dengan baik. SMART ASN;
Untuk itulah perlu perencanaan yang matang dan 2. Sub elemen 5 : Meningkatan rasa Memiliki
tepat agar variable E5 dan E6 dapat tersujdu secara Kemampuan Awal Bela Negara. Selanjutnya dan
efektif. Sedangkan Sub Elemen 1: Meningkatkan jiwa sub elemen 6: Meningkatkan implementasi nilai
Cinta Tanah Air; sub-elemen 2: Meningkatkan jiwa nilai dasar PNS Berakhlak (berorientasi pelayanan,
Kesadaran Berbangsa dan Bernegara dan Sub elemen akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif dan
4: Meningkatkan jiwa Rela Berkorban untuk Bangsa kolaborasi) memiliki kekuatan mempengaruhi
dan Negara. terhadap sub elemen lain rendah dalam pencapaian
tujuan untuk pelatihan dasar CPNS mata pelatihan
Variabel pada kuadran IV dieknal dengan Variabel Agenda satu. Namun sub elemen E5 dan E6
Independent. Variabel-variabel ini memiliki daya mempunyai ketergantungan tinggi terhadap sub
mempengaruhi yang tinggi dan ketergantungan yang elemen lain dalam pencapaian tujuan pelatihan dasar
Analisis Tujuan Pembelajaran Agenda Satu pada Pelatihan Dasar CPNS dengan Pendekatan Interpretive Structural Model
(Studi Kasus Pelatihan Dasar CPNS di Provinsi DKI Jakarta) - Yurianto

39
CPNS. UCAPAN TERIMA KASIH
3. Sub-elemen linkage, pada Kuadran III, dengan ciri
strong driver-strong dependent adalah E1,E2 dan E4. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua
E1: Meningkatkan jiwa Cinta Tanah Air; sub-elemen pihak yang telah membantu terlaksananya seluruh
E2: Meningkatkan jiwa Kesadaran Berbangsa dan kegiatan penelitian sampai selesai.
Bernegara dan Sub elemen E4 : Meningkatkan jiwa
Rela Berkorban untuk Bangsa dan Negara. Ketiga DAFTAR PUSTAKA
Sub-elemen ini harus dikaji secara hati-hati sebab
hubungan antar sub-elemen tidak stabil. Artinya, Agung, T. C. W., Kusrini, N., & Gafur, S. (2018). Analisis
setiap tindakan pada Sub -elemen tersebut akan Faktor Yang Mempengaruhi Pasokan Minyak
berdampak terhadap sub-elemen lainnya dan umpan- Goreng Bekas Rumah Makan Menggunakan
balik pengaruhnya dapat memperbesar dampak ISM (Interpretive Structure Modelling) dan
tersebut (Darmawan, 2017).Hal ini diperkuat oleh MICMAC (Cross-Impact Matrix Multiplication
Marimin (2017) bahwa setiap tindakan pada tujuan Applied To The Classification). Jurnal Social
tersebut akan menghasilkan sukses program dan Economic of Agriculture, 7(2), 116-128.
sebaliknya lemahnya perhatian terhadap tujuan ini
akan menyebabkan kegagalan program. Budhianto, B. (2020). Analisis Perkembangan Dan
4. Pada kuadran IV (Independence) didapat Sub-Elemen Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan
(E3), yaitu Meningkatkan rasa Setia pada Pancasila Pembelajaran Daring (E - Learning). Jurnal
sebagai ldeologi Negara. Sub elemen ini memiliki AgriWidya, 1(1), 11-29.
daya mempengaruhi yang tinggi dan ketergantungan
yang rendah. Pada kuadaran IV (indepdendence_ Darmawan, D. P. (2017). Pengambilan Keputusan
menyatakan bahwa berarti kekuatan penggerak DP Terstruktur dengan Interpretive Structural
(Drive Power) yang besar namun punya sedikit Modelling. Penerbit Elmatera, Yogyakarta.
ketergantungan terhadap program. Jadi sub elemen
(E3), merupakan kekuatan penggerak utama bagi Gredinand, D. (2017). Penerapan Pendidikan Bela
sub elemen lainnya, tetapi sangat sedikit dipengaruhi Negara Di Perguruan Tinggi Application Of
oleh sub elemen lainnya (strong driver – weak State Defense Education In Colleges. Jurnal
dependent). Strategi Pertahanan Darat, 3(2), 1-27.

Dengan Mendasarkan Pada Pembahasan Dan Uraian Kurniadi, D. (2007). Prinsip Prinsip Dasar Manajemen
Di Atas Serta Kesimpulan , Maka Disarankan Dua Hal Pelatihan. Kajian Mandiri Pelatihan dan
, Yaitu: Pengembangan SDM oleh Jusuf Irianto. Book
1. Perlu dilakukan kajian tentang formulasi metode Report. Universitas Pendidikan Indonesia
pengajaran yang efektif untuk agenda satu, yaitu Bandung.
sikap perilaku bela negara, terutama pendalaman
dan pendetilan sila sila Pancasila agar tujuan Marimin. (2008). Pengambuilan Keutusan Kriteria
pembelajaran dapat terwujud secara efektif dan majemuk, Teknik dan Aplikasi Grasindo
efisien. Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.
2.
Perlu dilakukan sosialisasi dan diskusi dalam
rangka persamaan persepsi bagi para penyelenggara, Marimin. (2017). Sistem Pendukung Penagmbilan
pengajar, penguji, coach, dan mentor dalam rangka Keputusan dan Sistem Pakar. IPB Press,Bogor.
materi agenda satu yaitu sikap perilaku bela negara.
Hal in dimaksudakan agar terwujud konsvergensi Muhtar, Z., Yulianti, Y., & Hanafiah, H. (2021)
tujuan pembelajaran agenda satu. Pendidikan Bela Negara di dalam Kurikulum
3. Perlu dilakukan pembinaan hasil pelatihan bela Pendidikan di Indonesia. Eduprof : Islamic
negara secara sistematis dan berkelanjutan agar Education Journal, 3(2), 198-218.
pelatihan dasar ini dapat membentuk PNS yang
memenuhi syarat secara kompetensi, keterampilan Rusydiana, A. S. (2018). Aplikasi Interpretive Structural
dan akademis sehingga PNS juga dapat terampil Modeling Untuk Strategi Pengembangan Wakaf
dalam melayani kebutuhan masyarakat. Tunai Di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Islam, 4(1), 1-17.

JURNAL RISET JAKARTA, Vol 15, No 1, JULI 2022, Hal. 29-42

40
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R&D. Alfabeta Bandung.

Sukwika, T. (2018). Analisis Aktor dalam Perumusan


Model Kelembagaan Pengembangan Hutan
Rakyat di Kabupaten Bogor. Journal of Regional
and Rural Development Planning, 2(2), 133-
150.

Warfield, N. J. (1978). History and Applications Of


Interpretive Structural Modeling. Manuscript,
Department of Electrical Engineering University
of Virginia Charlottesville, Virginia 22901.

Wibowo, A., Hendrarto, B., & Hadiyarto, A. (2013).


Analisis Terhadap Kendala Utama Serta
Perubahan yang Dimungkinkan dari Pengelolaan
Lingkungan di Kawasan Ziarah Umat Katholik
Gua Maria Kerep Ambarawa. Prosiding Seminar
Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam dan
Lingkungan 2013.

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia


Tahun 1945.

Undang-undang Nomor 5 tahun 2004 tentang Aparatur


Sipil Negara.

Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang


Pemerintahan Daerah.

Peraturan Menteri Pertahanan Republik Indonesia


Nomor 32 Tahun 2016 Tentang Pedoman
Pembinaan Kesadaran Bela Negara .

Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik


Indonesia Nomor 1 Tahun 2021 Tentang
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
serta mempertimbangkan materi agenda satu
maka disusun tujuan pembelajaran Agenda Satu
pada pelatihan Latihan Dasar.

Analisis Tujuan Pembelajaran Agenda Satu pada Pelatihan Dasar CPNS dengan Pendekatan Interpretive Structural Model
(Studi Kasus Pelatihan Dasar CPNS di Provinsi DKI Jakarta) - Yurianto

41
JURNAL RISET JAKARTA, Vol 15, No 1, JULI 2022, Hal. 29-42

42

Anda mungkin juga menyukai