Anda di halaman 1dari 34

BAB II

LANDASAN TEORI

A. TABLIGH

1. Pengertian Tabligh

Secara etimologi tabligh berasal dari kata kerja “ballagha- yuballighu-

tablighan”. Yang artinya menyampaikan. Menurut pandangan M. Natsir

tabligh berarti ballagha, yang artinya menyampaikan dengan sempurna,

seperti dalam kalimat ballaghul mubin yang artinya menyampaikan

keterangan yang jelas, sedemikian rupa, sehingga dapat diterima oleh akal

dan dapat ditangkap oleh hati, kemudian dapat pula dicerna oleh kedua-

duanya.1

Sedangkan secara istilah tabligh yang dikemukakan menurut beberapa

pendapat, yaitu:

a. M. Bahri Ghazali dalam bukunya Dakwah Komunikatif

mengatakan bahwa tabligh adalah suatu kegiatan penyampaian

pesan ajaran agama islam. Di dalam kegiatan tabligh itu unsure-

unsure ajakan, seruan, panggilan, agar orang yang dipanggil

berkenan mengubah sikap dan perilakuya sesuai dengan ajaran

agama islam yang dipeluknya.2

b. Menurut Ensiklopedi Islam bahwa tabligh berarti menyampaikan

ajaran- ajaran islam yang diterima dari Allah Swt kepada umat

1
M. Natsir, Dakwah dan Pemikirannya, (Jakarta: Gema Insani Press, 1999), Cet. Ke-1, h.
74
2
Effendi Faisah, Psikologi Dakwah,( Jakarta: Kencana, 2009) h 52

13
14

manusia untuk dijadikan pedoman dan dilaksanakan agar

memperoleh kebahagiaan dunia akhirat.

Jadi secara istilah tabligh dapat disimpulkan yang berarti

menyampaikan ajaran-ajaran islam kepada umatnya, agar ajaran-ajaran

tersebut dapat dijadikan pedoman dan dilaksanakan dalam kehidupan mereka,

sehingga mereka mau mengubah sikap dan perilakunya apabila tidak sesuai

dengan ajaran islam, dengan tujuan memperoleh kebahagiaan dunia akhirat. 3

Secara harfiah dakwah dan tabligh dapat dibedakan tetapi tak dapat

dipisahkan, karena keduanya merupakan bagian integral dari keilmuan

dakwah. Tabligh artinya menyampaikan sedangkan dakwah artinya mengajak

atau ajakan, tabligh pada dasarnya merupakan bagian dari dakwah, karena

tabligh adalah dakwah yang dilakuan melalui lisan atau dapat dikategorikan

sebagai dakwah bil-lisan. 4

Tabligh merupakan suatu penyebarluasan ajaran islam yang memiliki

ciri- cirri tertentu. Ia bersifat incidental, oral, missal, seremonial, bahkan

kolosal. Incidental yang dimaksud adalah bahwa tabligh bersifat hanya satu

kesempatan saja. Tabligh bersifat oral maksudnya tabligh dilakukan secara

lisan. Tabligh bersifat massal berarti tabligh melibatkan banyak orang.

Kemudian seremonial bersrti tabligh bersifat perayaan, dan yang terakhir

kolosal berarti tabligh dilakukan secara besar- besaran.

3
Aep Kusnawan, et. Al, Komunikasi dan Penyiaran Islam Mengembangkan Tabligh
Melalui Mimbar, Media Cetak, Radio, Televisi dan Film. (Bandung: Benang Merah Press, 2004).
h. 87
4
Hasanuddin, Manajemen Dakwah, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h. 70
15

Setiap kegiatan yang akan dilakukan haruslah memiliki misi yang tepat,

agar tujuan yang diinginkan tercapai, begitu juga dengan tabligh. Misi gerak

tabligh ini memiliki gerakan yang khas. Ia ada untuk menyebarkan aqidah

islam dan ibadah hanya kepada Allah. Serta membebaskan manusia dari

belenggu – belenggu instink dan hawa nafsu yang tidak baik.5

Karena jika tabligh tidak memiliki misi penyebaran aqidah, maka

tabligh tersebut dapat dikatakan sia- sia dan tidak mengena kepada sasaran

tabligh itusendiri. Untuk itu seorang muballigh harus memiliki misi yang

tepat agar tujuan dari tabligh dapat tercapai dengan hasil yang maksimal.

Dakwah dalam Islam memiliki dua dimensi besar, yang pertama

mencakup penyampaian pesan kebenaran yaitu dimensi kerisalahan (bi-ahsan

al-qawl), dakwah mencoba menumbuhkan kesadaran diri6

(individu/masyarakat) tentang kebenaran nilai dan pandangan hidup secara

Islam sehingga terjadi proses internalisasi nilai Islam sebagai nilai hidupnya.

Kedua, dimensi kerahmatan (bi-ahsan al-„amal)dakwah ini merupakan

upayamengaktualisasikan Islam sebagai rahmat (jalan hidup yang

menyejahterakan, membahagiakan, dan sebagainya) dalam kehidupan umat

manusia. Dari dimensi kerisalahan terdapat dua bidang besar, yaitu:

1. Tabligh dan Irsyad, sedangkan dalam dimensi kerahmatan terdapat

dua bidang besar juga yaitu Tadbir dan Tathwir.

5
Kusnawan, Komunikasi dan Penyiaran Islam Mengembangkan Tabligh, (Jakarta:
Kencana 2006) h. 111
6
Didin Hafidhuddin, Dakwah Aktual. (Jakarta: Gema Insani Pers 1998) cet, ke.1, h. 118
16

Tabligh merupakan suatu penyebarluasan ajaran Islam yang memiliki

ciri-ciri tertentu. Ia bersifat insidental, oral, massal, seremonial,bahkan

kolosal. Insidental yang dimaksud adalah bahwa tabligh bersifat hanya satu

kesempatan saja. Tabligh bersifat oral maksudnya tabligh dilakukan secara

lisan. Tabligh bersifat massal berarti tabligh melibatkan banyak orang.

Kemudian seremonial berarti tabligh bersifat perayaan, dan yang terakhir

kolosal berarti tabligh dilakukan secara besar-besaran.Ia terbuka bagi

beragam agregat sosial dari berbagai kategori. Agregat sosial yang dimaksud

di sini adalah penggabungan dari beragam varian masyarakat Indonesia, yang

dapat dilihat dari berbagai kategori (baik dari segi usia, jenis kelamin,

pekerjaan, dll). Ia berhubungan dengan peristiwa penting dalam kehidupan

manusia secara individual atau kolektif.

Di samping itu, ia juga mencakup penyebarluasan ajaran Islam melalui

pemancaran atau sarana transmisi dengan menggunakan elektromagnetik

yang diterima oleh pesawat radio maupun televisi. Ia juga bersifat massal,

bahkan bisa tanpa batasan ruang dan wilayah. Walaupun karena

jangkauannya yang luas, intensitasnya relatif rendah.

Asep Muhidin dalam bukunya juga mengatakan bahwa dakwah dilihat

dari segi bentuk kegiatannya terbagi menjadi empat bentuk yaitu:

a. Tabligh Islam, sebagai upaya penerangan dan penyebaran

Islam.

b. Irsyad Islam, sebagai upaya penyuluhan dan bimbingan Islam.


17

c. Tadbir Islam, sebagai upaya pemberdayaan umat dalam

menjalankan ajaran Islam melalui lembaga-lembaga dakwah.

d. Tathwir Islam, sebagai upaya pemberdayaan ekonomi

keumatan.”Tabligh dilakukan dalam rangka pencerdasan dan

pencerahan masyarakat melalui kegiatan pokok: sosialisasi,

internalisasi dan eksternalisasi nilai ajaran Islam, dengan

menggunakan sarana mimbar dan media massa (cetak dan

audio visual). (manajemen pembangunan masyarakat)

dilakukan dalam rangka rekayasa sosial dan pemberdayaan

masyarakat menuju kehidupan yang lebih baik, peningkatan

kualitas sumber daya manusia (SDM), serta pranata sosial

keagamaan, juga menumbuhkan serta mengembangkan

perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.7

Pengembangan masyarakat dilakukan dalam rangka peningkatan sosial

budaya masyarakat, yang dilakukan dengan kegiatan pokok; transformasi dan

pelembagaan nilai-nilai ajaran Islam dalam realitas kehidupan umat yang

menyangkut kemanusiaan, seni, budaya, dan kehidupan bermasyarakat,

penggalangan ukhuwah Islamiah, dan pemeliharaan lingkungan. Dengan kata

lain, tathwir berkaitan dengan kegiatan dakwah melalui pendekatan washilah

sosial budaya (dakwah cultural). Jadi dapat disimpulkan bahwa bentuk

kegiatan dalam dakwah ada empat, yaitu: Tabligh, Irsyad, Tadbir dan

Tathwir.

7
Asep muhidin, Dakwah Dalam Perspektif Al- qur’an (Bandung: cv pustaka setia, 2002)
h. 37
18

1. Tabligh merupakan kegiatan menyampaikan ajaran-ajaran Islam

dalam rangka penerangan, pencerdasan dan pencerahan kepada

masyarakat. Kegiatan tabligh biasanya berupa ceramah-ceramah

yang disampaikan oleh para muballigh.

2. Irsyad merupakan kegiatan memberikan bimbingan dan

penyuluhan kepada masyarakat yang membutuhkan. Kegiatan ini

biasanya dilakukan oleh psikiater yang memiliki pemahaman

Islam kepada masyarakat yang mengalami tekanan psikologis,

contohnya para pengguna8 narkoba yang ingin kembali hidup

normal, maka mereka mencoba mengkolsultasikannnya kepada

psikiater tersebut. Peranan psikiater sangat penting dalam

menanamkan nilai-nilai Islam kepada mereka.

3. Tadbir merupakan kegiatan memngembangkan dan

memberdayakan masyarakat dalam hal perekonomian. Banyak

para muballigh yang mencoba mengembangkan masyarakat

dengan membuat koperasi syari‟ah, BMT (Baitul Mal wa

Tanwil), dan lain-lain. Biasanya kegiatan itu berupa simpan

pinjam yang cara penghitungan bunganya dengan sistem bagi

hasil yang keuntungannya dapat dirasakan oleh kedua belah

pihak. Kegiatan tersebut digunakan untuk mensejahterakan

masyarakat.

8
Helmy, Masdar, Problematika Dakwah Islam dan Pedoman Muballigh, Semarang: Toha
Putra, 1974
19

4. Tathwir merupakan kegiatan pelembagaan nilai-nilai Islam ke

dalam budaya masyarakat. Contohnya acara tahlilan, merupakan

budaya masyarakat yang telah disisipkan nilai-nilai Islam.

2. Metode Tabligh

Metode berasal dari bahasa yunani methodos, yang merupakan

gabungan dari kata meta dan hodos. Meta berarti melalui, mengikuti, atau

sesudah, sedangkan hodos berarti jalan, arah atau cara. Jadi, metode bisa

diartikan sebagai suatu cara atau jalan yang bisa ditempuh.

Terkadang seorang da‟i dalam suatu lingkungan masyarakat akan

memerlukan banyak metode dengan berbagi kombinasinya. Bisa jadi dirinya

akan menemukan segi- segi penting yang tidak jelas dalam kajian

keilmuannya, atau ia tidak mampu melihat berbagai hal yang seharusnya dia

ketahui.

Cukup banyak metode atau strategi yang telah dipraktikan oleh para

da‟i dalam menyampaikan pesan dakwahnya, seperti ceramah, tausiyah,

nasihat, diskusi, bimbingan keagamaan, uswah dan qudwah hasanah, dan lain

sebagainya. Kesemuanya itu dapat diterapkan sesuai dengan kondisi yang

dihadapi.

3. Materi Tabligh

Pada umumnya materi yang disampaikan dalam dakwah adalah ajaran-

ajaran yang disyariatkan dalam islam. Ajaran islam yang menitikberatkan

pada bangunan akhlakul karimah yang wajib untuk disampikan kepada

manusia, yang nantinya diharapkan supaya ajaran tersebut dapat diketahui,


20

dipahami, dihayati, serta diamalkan dalam bingkai kehidupan mereka sehari-

hari, sehingga hidup mereka senantiasa berada dalam suasana religi, yang

tentunya sesuai dengan tuntunan agama islam.

Ajaran yang dibawa dan diajarkan oleh rasulullah kepada umatnya ini

meliputi aspek duniawi, yang tentunya materi yang harus diserukan dalam

dakwa pun menjadi luas, adapun diantara materi – materi tersebut kiranya

dapat kita ringkas menjadi beberapa pokok pembahasan, diantaranya:

1. Aqidah islam, yang meliputi tauhid dan keimanan.

2. Pembentukan pribadi yang semprna, dengan berpondasikan pada nilai-

nilai akhlaqul karimah.

3. Pembangunan masyarakat yang adil danmakmur.

4. Kemakmuran dan kesejahteraan di dunia dan di akhirat.

4. Hukum Tabligh

Tabligh merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap

muslim, sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al-Maidah ayat 67,

yaitu:

                 

          

Artinya: Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari


tuhanmu, dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diprintah itu,
berarti) kamu tidak menyampaikan amanatnya. Allah memelihara
21

kamu dari gangguan manusia, sesungguhnya Allah tidak member


petunjuk kepada orang- orang yang kafir.” (QS. Al-Maidah : 67).9

Menurut Quraish Shihab, ayat ini mengingatkan Rasul akan kewajiban

menyampaikan ajaran agama yakni petunjuk Allah yang diturukan kepada

ahli kitab tanpa menghiraukan kritik dan ancaman mereka yang disertai

dengan jaminan keamanan beliau, dan apabila tidak dikerjakan apa yang

diperintahkan ini walau hanya meninggalkan sebagian kecil dari apa yang

harus engkau sampaikan, maka ia berarti tidak menyampaikan amanahnya

secara keseluruhan.10

Jika pada awalnya ayat di atas menjelaskan bahwa tugas tabligh hanya

dibebankan kepada rasul, tetapi untuk selanjutnya tugas tabligh menjadi

kewajiban dan tanggung jawab setiap muslim. Oleh karena itu setiap muslim

wajib bertabligh walupun hanya satu ayat. Jadi dapat disimpulkan bahwa

tabligh hukumnya adalah wajib bagi setiap orang yang menganut agama

Islam, sehingga apabila mereka telah dewasa diwajibkan untuk

menyampaikan ajaran Islam sesuai dengan kemampuannya masing-masing.

5. Unsur-unsur Tabligh

Tabligh merupakan bagian dari dakwah maka unsur-unsur yang ada

dalam dakwah juga terdapat dalam tabligh.

Adapun unsur-unsur tabligh yaitu:

1. Muballigh adalah orang yang menyampaikan pesan ajara Islam.

Dalam pandangan M. Natsir muballigh disebut juga dengan

9
Dept Agama R.I, Al-Qur’an dan terjemahannya, (Bandung : PT Sygma Arkanleema),
2009, h. 119
10
M. Quraish Shihab, Tafsir Al- Mishbah Pesan dan Keserasian Al-Qur’an Vol.3,
(Tangerang: Lentera Hati, 2005), Cet. Ke-4, h. 152.
22

pembawa dakwah, maksudnya adalah membawakan dakwah dengan

tujuan membina pribadi dan membangun umat sehingga pribadi dan

umat itu berkembang maju sesuai dengan hidup manusia yang

diridhai oleh khaliqnya.

2. Materi / Pesan. Tabligh adalah masalah isi pesan atau materi yang

disampaikan muballigh pada mad‟u. Pada dasarnya bersumber dari

al-Qur‟an dan Hadits sebagai sumber utama, yang meliputi akidah,

syari‟ah, dan akhlak. Hal yang perlu disadari bahwa ajaran yang

diajarkan itu bukanlah semata-mata berkaitan dengan eksistensi dan

wujud Allah SWT, namun bagaimana11 menumbuhkan kesadaran

mendalam sehingga mampu memanifestasikan akidah, syari‟ah dan

akhlak dalam ucapan, pikiran dan tindakan dalam kehidupan sehari-

hari.

3. Muballagh merupakan isim maf‟ul dari tabligh, berarti orang yang

diberi penyampaian. Muballagh adalah objek dalam tabligh, yaitu

seluruh manusia tanpa terkecuali. Siapapun mereka, baik laki-laki

maupun perempuan, tua maupun muda, baik kaum bangsawan

maupun kaum lemah, pemuka kaum, pembesar, orang kaya, miskin

tanpa terkecuali.

4. Metode Tabligh adalah cara untuk menyampaikan ajaran-ajaran

Islam kepada objeknya. Metode yang terdapat dalam tabligh sama

11
Nata Abudin, Metodologi Studi Islam, Jakarta: PT Gaja Grafindo Persada, 2002
23

dengan metode yang ada dalam dakwah, sebagaimana yang telah

tertulis dalam Al-Qur‟an surat An-Nahl; ayat 125, yang berbunyi :

         

             

 

Artinya:“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan


hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka
dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah
yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari
jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang
yang mendapat petunjuk.” (Q.s. An- Nahl, ayat 125).

Ayat di atas mengandung tiga metode, yaitu:

a. Al-Hikmah yaitu kemampuan seorang da‟I dalam menjelaskan

doktrin-doktrin Islam serta realitas yang ada dengan argumentasi

logis dan bahasa yang komunikatif.12

b. Al-Mau‟idzah Hasanah yaitu ungkapan yang mengandung unsur

bimbingan, pendidikan, pengajaran, kisah-kisah, berita gembira,

peringatan, pesan-pesan positif (wasiat) yang bisa dijadikan

pedoman dalam kehidupan agar mendapatkan keselamatan dunia

dan akhirat”.13

c. Al-Mujadalah Billati Hiya Ahsan yaitu berdebat dengan cara yang

baik, dengan menyajikan argumentasi yang jelas dan bukti yang

kuat, dan juga dalam perdebatan ini harus menggunakan bahasa

12
Suparta & Hefni, Metode Dakwah, h. 11
13
Ibid., h. 16
24

yang komunikatif. Biasanya metode mujadalah billati hiya ahsan

digunakan dalam sebuah seminar, diskusi, dan lain-lain.

5. Media Tabligh merupakan sarana untuk menyampaikan pesan

tabligh. Beberapa jenis media komunikasi yang dapat digunakan

dalam bertabligh, yaitu:

a. Media Visual.

Media komunikasi visual merupakan alat komunikasi yang

digunakan dengan memanfaatkan indera penglihatan dalam

menangkap datanya. Media visual dapat dilakukan melalui film

slide, overhead proyektor (OHP), gambar foto diam.

b. Media Auditif.

Media komunikasi auditif merupakan alat komunikasi yang

digunakan dengan memanfaatkan indera pendengaran dan dapat

menjangkau sasaran tabligh dalam jarak jauh. Media ini meliputi

radio, tape recorder, telepon.

c. Media Audio Visual

Media audio visual merupakan perangkat komunikasi yang

dapat ditangkap baik melalui indera pendengaran maupun indera

penglihatan. Media ini meliputi film, televisi dan internet.

d. Media Cetak
25

Media cetak merupakan media komunikasi yang dilakukan

melalui tulisan, media ini meliputi buku, surat kabar/Koran,

majalah dan bulletin.14

6. Kriteria Seorang Muballigh

Muballigh adalah orang yang menyampaikan pesan ajaran Islam.

Sehingga seorang muballigh harus menjadi teladan umat dan menjadi

penuntun mereka (masyarakat) serta mempelopori mereka dalam perbuatan,

untuk menegakkan amar ma‟ruf yang dianjurkannya, mendahului mereka

dalam menjauhkan diri dari kemungkaran yang diperintahkan, mendahului

mereka dalam menegakkan akhlak dan moral yang tinggi. Artinya seorang

muballigh harus memiliki akhlaqul karimah sehingga muballigh tersebut

dapat dikatakan sebagai teladan umat.15 Toto Tasmara dalam buku

komunikasi dakwah membagi muballigh dalam dua kategori, yaitu:

1. Secara umum adalah setiap muslim/muslimat yang mukallaf

(dewasa), dimana bagi mereka kewajiban dakwah merupakan suatu

yang melekat tidak terpisahkan dari misinya sebagai penganut

Islam, sesuai dengan perintah sampaikanlah walau hanya satu ayat.

2. Secara khusus adalah seseorang yang mengambil keahlian khusus

(mutakhasis) dalam bidang agama Islam, yang dikenal dengan

panggilan Ulama.

14
Nurul Badruttamam, Dakwah Kolaboratif Tarmizi Taher, (Jakarta: Grafindo Khazanah
Ilmu, 2005), h. 109
Tutty Alawiyah AS, Strategi Dakwah dilingkungan Majelis Taklim, (Bandung: Miazan,
1997), h. 61
15
Tutty Alawiyah AS, Strategi Dakwah dilingkungan Majelis Taklim, (Bandung: Mizan,
1997), h. 61
26

Adapun persyaratan yang harus dimiliki oleh seorang muballigh, yaitu:

1. Memiliki aqidah yang kuat, artinya harus meyakini bahwa agama

Islam merupakan dengan segenap ajaran-ajarannya adalah benar.

Yang diaplikasikan lewat sikap, perilaku, dan ucapan-ucapan yang

selaras dengan ajaran Islam.

2. Selalu berkomunikasi kepada Allah dengan cara beribadah baik

ibadah fardhu maupun ibadah sunnat.

3. Memiliki sifat akhlakul karimah seperti sabar, syukur, jujur,

berkata benar, setia pada janji, dermawan dan lain-lain.

4. Memiliki pengetahuan agama yang luas.

5. Memiliki kemampuan dan kefasihan dalam berbicara, sehingga

mampu memikat perasaan pendengarnya.

6. Memiliki fisik yang sehat dan kuat.

7. Memiliki dedikasi yang tinggi untuk berjuang di jalan Allah SWT

dan dalam menegakkan kebenaran16

Tabligh dimulai dari seorang muballigh atau sendiri, karena segala

tindak-tanduknya akan menjadi sorotan masyarakat dan juga17 merupakan

cerminan dari tablilgh yang akan disampaikannya, sehingga hal tersebut akan

mendukung suksesnya tabligh itu sendiri.18 Oleh karena itu seorang

muballigh atau muballighah haruslah berhati-hati dalam penyampaian pesan

tablighnya, karena masyarakat pada zaman sekarang ini sudah lebih kritis dan

16
Masyhur Amin, Dakwah Islam dan Pesan Moral, (Yogyakarta: Kurnia Alam Semesta,
2002), Cet. Ke-2, h. 71
18
Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, (Jakarta: Gaya media Pratama, 1997), Cet. Ke-2,
h. 41
27

dapat menilai apakah tablighnya sesuai dengan perbuatannya. Apabila

tablighnya tidak sesuai dengan perbuatannya maka tablighnya tidak mengena

dihati masyarakat sehingga masyarakat tidak akan mendengarkan maupun

mengikuti isi dari tablighnya sehingga tablighnya menjadi gagal.

Untuk itu muballigh memiliki tugas sebagai penyampai ajaran-ajaran

Islam kepada umat manusia. Menurut Ahmad Wahib, ukuran baik tidaknya

seorang muballigh dapat dilihat dari perannya dalam peningkatan kualitas

kepekaan spritualitas kemanusiaan atau sebaliknya. Kalau jamaahnya

menjadi19 lebih sadar, lebih merasakan keagungan Tuhan, lebih kreatif dalam

menghadapi lingkungannya, lebih jauh melihat masa depannya, maka

muballigh tersebut telah berhasil. Begitu juga sebaliknya, kalau membuat

jamaahnya menjadi beringas untuk membenci atau menyerang penganut-

penganut agama lain, mengutuk kebudayaan Barat, berpikir magis dan

mitologis, maka dia adalah muballigh yang gagal. Allah tidak akan

membiarkan orang yang menyampaikan agama-Nya mendapatkan gangguan,

maka Allah berjanji akan selalu menjaga keselamatan muballigh dari

marabahaya selagi muballigh itu mengikhlaskan amalnya karena Allah SWT,

karena terkadang muballigh dalam menyampaikan dakwahnya menghadapi

marabahaya, dan janji tersebut sudah tertuang dalam nash-Nya.

Seorang muballigh mempunyai peranan penting dalam tabligh, karena

ia menjadi subjek dalam tabligh itu sendiri. Muballigh juga harus menjadi

orang pertama yang menjalankan perintah amar ma‟ruf nahi mungkar

19
Hamka, Prinsip dan Kebijakan Da’wah Islam, Jakarta: PT Pustaka Panjimas, 1984
28

sebelum ia menyampaikannya kepada jamaahnya. Dengan begitu jamaahnya

tidak akan merasa tertipu, dan mereka juga akan senang melakukan apa yang

dianjurkan oleh muballigh tersebut. Oleh karena itu perbuatan muballigh

merupakan faktor utama dalam menunjang keberhasilan tablighnya.20

Seorang muballigh sebelum melakukan aktivitas tablighnya, ia juga

harus mempersiapkan tiga hal, yaitu:

a. Kesiapan mental, yakni kesanggupan kemampuan dan keikhlasan

dalam menyampaikan ajaran-ajaran sesuai dengan Al-Qur‟an dan

Hadits.

b. Kesiapan fisik, yakni tanya kepada diri sendiri, apakah saya dalam

keadaan sehat dan prima atau tidak, jika sehat dan prima maka

berangkatlah.

c. Kesiapan operasional, yakni mempersiapkan bahan-bahan yang

cocok diutarakan pada kondisi sekarang.21

Jadi seorang muballigh sebelum menyampaikan tablighnya, ia harus

mempersiapkan kesiapan, baik mentalnya, fisiknya maupun tema-nya. Ketiga

hal tersebut saling berkaitan dan saling mendukung, dan jika salah satunya

tidak siap maka tabligh tersebut bisa menjadi gagal.

7. Ilmu Yang Mendukung Tabligh

a. Komunikasi

20
Ali Abdul Halim Mahmud, Jalan Dakwah Muslimah, (Solo; Era Intermedia, 2007),
Cet. Ke-1, h. 53
21
Ali Abdul Halim Mahmud, Jalan Dakwah Muslimah, (Solo; Era Intermedia, 2007),
Cet. Ke-1, h. 53
29

Manusia adalah makhluk sosial yang tak bisa hidup tanpa bantuan

orang lain, oleh karena itu manusia membutuhkan komunikasi agar orang lain

dapat mengerti apa yang di inginkan. Selain itu komunikasi juga berperan

dalam mempertahankan kelangsungan hidup manusia itu sendiri. Komunikasi

itu pun dapat dilakukan di rumah, sekolah, pasar, dan di manapun manusia itu

berada, baik dilakukan secara verbal maupun non verbal. Pada dasarnya

hakikat komunikasi adalah proses pernyataan antar manusia. Yang dinyatakan

itu adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan

menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya. Secara etimologis komunikasi

berasal dari Bahasa latin communication dan perkataan ini bersumber dari

communisartinya sama, dalam arti kata sama makna. Artinya sama makna

mengenai satu hal. Secara terminologis komunikasi berarti proses

penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain.22

Menurut James G. Bobbins dan Barbara S. Jones mengatakan bahwa

komunikasi adalah suatu tingkah laku, perbuatan atau kegiatan penyampaian

atau pengoperan lambang-lambang, yang mengandung arti atau makna. Atau

juga bisa dikatakan sebagai perbuatan penyampaian suatu gagasan atau

informasi kepada orang lain.23

Sedangkan menurut Laswell (1960), mengatakan bahwa “komunikasi

pada dasarnya merupakan suatu proses menjelaskan “siapa”, “mengatakan

22
Onong Uchjana Effendy, Dinamika komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya,
1992), h. 3
23
James G. Bobbins dan Barbara S. Jones, Alih Bahasa R. Turman Sirait, Komunikasi
yang Efektif untuk Pemimpin dan Pejabat dan Usahawan, (Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya,
2006), h. 1
30

apa”, “dengan saluran apa”, “kepada siapa” dan dengan akibat atau hasil apa”

(who? says what? In which channel? To whom? With what effect?.

Everett M. Rogers (pakar sosiologi pedesaan Amerika) mengatakan

bahwa komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber

kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah

laku mereka.24

Jadi komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari komunikator

kepada komunikan dengan tujuan merubah tingkah laku komunikan

tersebut.25 Maka tabligh dapat dikatakan sebagai komunikasi, karena tabligh

juga memiliki pengertian yang sama yaitu menyampaikan, tetapi muatan isi

atau pesannya berbeda dengan komunikasi. Jika komunikasi pesannya berisi

pesan umum, sedangkan tabligh berisi pesan agama.

b. Retorika

Ilmu pendukung lain yang berhubungan dengan tabligh dan dapat

membantu kesuksesan dalam tabligh itu sendiri adalah retorika.Retorika

adalah suatu seni berbicara ”the art of speech”(Inggris) atau ”de kunst

derwelsprekenheid” (Belanda). Retorika dalam bahasa Yunani ”rhetorike”

dikenalkan pada abad kelima Sebelum Masehi yang dikenal dengan ilmu

mengkaji pernyataan antarmanusia sebagai fenomena sosial. Yang kemudian

dikembangkan di Yunani Purba yang kemudian dimekarkan pada abad

24
Havled Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: PT Raja Gravindo Persada,
2007), h. 20
25
Hasnawirda, Ilmu Dakwah, Padang: IAIN Imam Bonjol Padang, 1999
31

berikutnya oleh Romawi dengan bahasa Latin ”rhetorika”, (dalam bahasa

Inggris ”rhetoric” dan dalam bahasa Indonesia ”retorika”.26

Menurut Aristoteles, retorika adalah seni persuasi, suatu uraian yang

harus singkat, jelas dan meyakinkan dengan keindahan bahasa yang disusun

untuk memperbaiki (corrective), memerintah (iructive), mendorong

(suggestive), dan mempertahankan (defensive).27

Menurut Encyclopedia Britanica, yaitu kesenian mempergunakan

bahasa untuk menghasilkan kesan yang diinginkan terhadap pendengar dan

pembaca. Sedangkan menurut Sei H. Dt. Tombak Alam retorika adalah alat

berkomunikasi antara sesama manusia dan telah ada semenjak manusia ada,

kemudian ia berkembang menjadi ilmu pengetahuan untuk mempengaruhi

massa. Ilmu ini digunakan oleh Rohaniawan, Negarawan, Politisi, bahkan

siapa saja yang ingin menjadi pemimpin dan harus berhubungan dengan

masyarakat.28

Cicero seorang pemuka retorika membagi retorika dalam dua tahap,

yaitu: Pertama, Investio artinya mencari bahan-bahan dan tema yang akan

dibahas, dan pada tahap ini dibahas secara singkat serta menjurus kepada

upaya-upaya mendidik, membangkitkan kepercayaan dan menggerakkan

perasaan. Kedua, Ordo Collocatio yang berarti penyusunan pidato. Secara

26
Ya‟qub, Publisistik Islam Teknik Da’wah & Leadership, h. 99
27
Effendy, Dinamika komunikasi, h. 2
28
Dt. Tombak Alam, Kunci Sukses Penerangan dan Dakwah, (Jakarta: Rineka Cipta,
1990), Cet. Ke-2, h. 36
32

sistematis terbagi menjadi (1) exordium (pendahuluan),(2) narration

(pemaparan), (3) conformation (peneguhan),dan peroration (penutup).29

Sedangkan Retorika Islam adalah penjelasan yang disampaikan atas

nama Islam kepada sekalian manusia; orang muslim atau nonmuslim, untuk

mengajak mereka kepada Islam, mengajarkan keislaman, dan mendidik

mereka secara akidah dan syari‟ah, ibadah dan muamalah serta pemikiran dan

tingkah laku.30

Metode yang digunakan dalam retorika sangat variatif; tradisional

maupun modern, seperti: khutbah, ceramah, pengajaran, dialog, seminar,

diskusi, dll. Oleh karena itu retorika dapat diaplikasikan dalam tabligh seperti

dalam khutbah, ceramah, seminar, dan lain-lainnya.

Retorika merupakan seni berbicara agar dapat menarik perhatian

pendengarnya. Oleh karena itu retorika dalam tabligh sangat diperlukan

sekali, agar seorang muballigh dapat mempengaruhi mad‟unya sehingga

mad‟u mau mengikuti apa yang dikatakan dan dianjurkannya.

B. Komunikasi

1. Pengertian Komunikasi

Secara etimologis, kata komunikasi berasal dari bahasa latin

communication, dari kata yang berarti berpartisipasi atau membertahukan.

Kemudian dalam bahasa latin communicatus, yang artinya berbagi atau milik

bersama. Atau dari kata communis berarti milik bersama atau berlaku dimana-

29
Ibid., h. 5
30
Al-Qardhawi, Retorika Islam, (Jakarta: Khalifa, 2004), h. 1
33

mana. Sehingga kata communis opinio mempunyai arti pendapat umum atau

pendapat mayoritas.

Adapun dalam literatur ilmiah ditemukan sangat banyak definisi

komunikasi oleh parah ahli. Diantaranya adalah definini Harold D. Laswell

yang mendefinisikan komunikasi yaitu “who says what in wich chanel to

whom with what effect”.

Ilmu komunikasi sebagai ilmu pengetahuan sosial yang bersifat

multidisipliner, tidak bisa menghindari perpektif dari beberapa ahli yang

tertarik pada kajian komunikasi sehingga definisi dan pengertian komunikasi

menjadi semakin banyak dan beragam masing- masing mempunyai

penekanan arti, cakupan, konteks yang berbeda satu sama lain tetapi pada

dasarnya saling melengkapi dan menyempurnakan makna komunikasi sejalan

dengan perkembangan ilmu komunikasi.

Menurut Sasa Jduarsa Sendjaja. Pengantar ilmu komunikasi

dijabarkantujuh buah definisi yang dapat mewakili sudut pandang dan

konteks pengertian komunikasi. Definisi- definisi tersebut adalah sebagai

berikut:

a. Hovland, Janis dan Kelley komunikasi adalah suatu proses melalui

mana seseorang komunikator menyampaikan stimulus biasanya31

dalam bentuk kata- kata dengan tujuan mengubah atau membentuk

perilaku orang- orang lainnya (khalayak).

31
Rogers, Everett, M. Dan Shoemaker F. Flaoyd. Communication of inovation, London :
Free press Macmillan publishing, 1971
34

b. Berelson dan Stainer, komunikasi adalah proses penyampaian

informasi, gagasan, emosi dan keahlian. Melalui penggunaan

simbol- simbol seperti gambar dan angka.

c. Laswell, komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang

menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa dan

kepada siapa? Dengan akibat apa atau hasil apa.

d. Gode, komunikasi adalah suatu proses yang membuat suatu dari

yang semula dimiliki oleh seseorang (monopoli seseorang) menjadi

dimiliki oleh dua orang atau lebih.

e. Barlund, kuminikasi timbul didorong oleh kebutuhan- kebutuhan

untuk mengurangi rasa ketidakpastian, bertindak secara efektif,

mempertahankan atau memperkuat ego.

f. Ruesc. Komunikasi adalah suatu proses yang menghubungkan satu

bagian dengan bagian lainnya dalam kehidupan.

g. Weaver. Komunikasi adalah seluruh prosedur melalui makna

pikiran seseorang dapat mempengaruhi pikiran orang lainnya.

2. Fungsi dan tujuan komunikasi

a. Fungsi Komunikasi

Apabila komunikasi dipandang dari arti yang lebih luas, tidak

hanya diartikan sebagai pertukaran berita dan pesan tetapi sebagai kegiatan

individu dan kelompok mengenai tukar menukar data, fakta, dan ide, maka

fungsinya dalam setiap sistem sosial adalah sebagai berikut:


35

1. Informasi: pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran

berita, data, gambar, fakta dan pesan opini dan komentar yang

dibutuhkan agar dapat dimengerti dan beraksi secara jelas terhadap

kondisi lingkungan dan orang lain agar dapat mengambil

keputusan yang tepat.

2. Sosialisasi (pemasyarakatan): penyediaan sumber ilmu

pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak

sebagai anggota masyarakat yang efektif sehingga ia sadar akan

fungsi sosialnya sehingga ia dapat aktif di dalam masyarakat.

3. Motivasi: menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek

maupun jangka panjang, mendorong orang menentukan pilihannya

dan keinginannya, mendorong kegiatan individu dan kelompok

berdasarkan tujuan bersama yang akan dikejar.

4. Perdebatan dan diskusi: menyediakan dan saling menukar fakta

yang diperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau

menyelesaikan perbedaan pendapat mengenai masalah publik,

menyediakan bukti- bukti yang relevan yang diperlukan untuk

kepentingan umum agar masyarakat lebih melibatkan diri dalam

masalah yang menyangkut kepentingan bersama di tingkat nasional

dan lokal.

5. Pendidikan: pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong

perkembangan intelektual, pembentuk watak dan pendidikan


36

keterampilan dan kemahiran yang diperlukan pada semua bidang

kehidupan.32

b. Tujuan komunikasi

Dalam kehidupan kita sehari- hari apalagi kalau kita sebagai

seorang pejabat atau pimpinan maka kita sering berhubungan dengan

masyarakat. Dalam hal ini kita bertujuan untuk menyampaikan informasi

dan mencari informasi kepada mereka, agar apa yang ingin kita sampaikan

atau kita minta dapat dimengerti sehingga komunikasi yang kita lakukan

dapat tercapai.

Pada umumnya komunikasi dapat mempunyai beberapa tujuan

antara lain:

1. Supaya yang kita sampaikan itu dapat dimengerti. Sebagai

pejabat ataupun komunikator kita harus menjelaskan kepada

komunikan (penerima) atau bawahan dengan sebaik- baiknya

dan tuntas sehingga mereka dapat mengikuti apa yang kita

maksudkan.

2. Memahami orang lain.

Kita sebagai pejabat atau pimpinan harus mengetahui benar

aspirasi masyarakat tentang apa yang diinginkannya, jangan

mereka menginginkan arah untuk pergi kebarat tetapi kita

memberikan jalan pergi ke timur.

32
Dedimulyana, Ilmu suatu Kmunikasi suatu pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosda,
2002
37

3. Supaya gagasan kita dapat diterima oleh orang lain. Kita harus

berusaha agar gagasan kita dapat diterima oleh orang lain

dengan pendekatan yang persuasif bukan melaksanakan

kehendak.

4. Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu.

Menggerakkan sesuatu itu dapat bermacam- macam, mungkin

berupa kegiatan. Kegiatan yang dimaksudkan disini adalah

kegiatan yang lebih banyak mendorong namun yang penting

harus diingat adalah bagaimana cara yang baik untuk

melakukannya.

Jadi secara singkat dapat kita katakan bahwa komunikasi itu

bertujuan, mengharapkan pengertian, dukungan, gagasan dan tindakan.

3. Faktor- faktor yang mempengaruhi komunikasi

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi

a. Faktor dari pihak sender(pengirim)

1. Keterampilan pengirim, pengirim sebagai pengirim informasi,

ide,berita, pesan, perlu menguasai cara-cara penyampaian

pikiran, baik secara tertulis, maupun lisan.

2. Sikap pengirim, pengirim harus mampu bersikap meyakinkan

penerima terhadap pesan yang diberikan kepadanya.

3. Pengertahuan pengirim, pengirim yang mempunyai

pengetahuan luas dan menguasai materi yang disampaikan


38

akan dapat menginformasikannya kepada penerima sejelas

mungkin.

4. Media saluran yang digunakan oleh pengirim, media atau

saluran komunikasi sangat membantu dalam penyampaian ide,

informasi, atau pesan kepada penerima.

b. Faktor dari pihak receiver (penerima)

1. Keterampilan penerima, pesan yang diberikan oleh pengirim

akan dapat dimengerti dengan baik, jika penerima mempunyai

keterampilan mendengar dan membaca.

2. Sikap penerima, sikap penerima terhadap pengirim

sangamempengaruh efektif tidaknya komunikasi. Maka dari itu

penerima haruslah bersikap positif terhadap pengirim.

3. Pengetahuan penerima, penerima yang mempunyai

pengetahuan yang lebih luas akan mudah dalam

menginterpretasikan ide atau pesan yang diterimanya dari

pengirim.

4. Media saluran komunikasi, media saluran komunikasi yang

digunakan sangat berpengaruh dalam penerimaan ide atau

pesan.

5. Komunikasi yang efektif.

6. Kualitas komunikasi.33

33
Onong Uchjana Efendi, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2006), h. 9
39

4. Unsur- Unsur Komunikasi

Ketika seseorang menyampaikan pesan kepada orang lain dengan

tujuan tertentu unsur-unsur komunikasi seperti: sumber, pesan, media,

penerima dan efek telah tercakup didalamnya artinya komunikasi hanya bisa

terjadi kalau didukung oleh adanya sumber-sumber tersebut. 34

Unsur-Unsur Komunikasi

1. Sumber, sering disebut juga pengirim, komunikator atau

source, sender atau encoder. Secara umum semua peristiwa

komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau

pengirim informasi, sumber bisa terdiri satu orang, kelompok,

organisasi maupun lembaga.

2. Pesan, adalah kata verbal tertulis (written) maupun lisan

(spoken), isyarat (gestural), gambar (pictorial) maupun

lambang-lambang lainnya yang disampaikan oleh komunikator

kepada komunikan dan dapat dimengerti oleh komunikan.

Suatu lambang verbal maupun nonverbal yang tidak dapat

dimengerti atau dipahami oleh orang laintidak dapat dikatakan

pesan,sebab lambang atau simbol akan menjadi pesan apabila

terdapat kesamaan makna terhadap pesan atau dengan kata lain

dapat dimengerti oleh kedua belah pihak, baik komunikator

maupun komunikan.

34
Marhaeni Fajar, Ilmu Komunikasi: Teori & Praktik (Jakarta: Graha Ilmu, 2009), h. 32.
40

3. Media, adalah alat yang dapat menghubungkan antara sumber

dan penerima yang sifatnya terbuka, dimana setiap orang dapat

melihat, membaca dan mendengarnya. Media dapat dibedakan

atas dua yaitu media cetak seperti: surat kabar, majalah, buku,

leaflet, brosur, stiker, buletin, hand out, poster, spanduk dsb.

Sedangkan media media.

4. Penerima/ Komunikan, adalah pihak yang menjadi sasaran

pesan yang dikirim oleh sumber, penerima merupakan elemen

penting dalam proses komunikasi karena jika suatu pesan tidak

diterima oleh penerima, akan menimbulkan berbagai macam

masalah yang sering menuntut perbuatan, apakah pada sumber,

pesan, atau saluran.

5. Pengaruh/ Efek, dapat terjadi ketika seseorang menerima pesan

dapat berupa pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang.

6. Tanggapan Balik, merupakan salah satu umpan balik atau

pengaruh yang berasal dari penerima, contohnya sebuah konsep

surat yang memerlukan perubahan sebelum dikirim atau alat

yang digunakan untuk menyampaikan pesan itu mengalami

gangguan sebelum sampai ke tujuan.35

35
Dr. phil. Astrid S. Susanto, Komunikasi dalam Teori dan Praktek, Jakarta: 2012.
41

5. Model Komunikasi

Model teori merupakan suatu bentuk paradigma berfikir yang

mencerminkan arah dari proses komunikasi yang sedang berlangsung, yang

akan menunjukkan serta menggambarkan sebuah kerangka kerja yang

bermanfaat untuk menganalisis fenomena komunikasi yang ada. Fungsi

model dalam sebuah ilmu dapat memberi fungsi antara lain

mengorganisasikan atau mengatur dan menghubungkan serta memperlihatkan

kesamaan diantara data yang ada namun tidak terlihat sebelumnya. Beberapa

model dalam ilmu komunikasi adalah sbb:

1. Model Dasar Komunikasi Satu Arah

Model ini merupakan model komunikasi yang menunjukkan proses

komunikasi dengan arah yang menyerupai garis lurus (linear). Adapun

model dasar komunikasi satu arah dari beberapa ahli komunikasi adalah

sbb:

a. Model Laswell

Model komunikasi dapat dipahami dengan menjawab: Siapa

(who), berkata apa (says what), melalui saluran apa (in which

channel), kepada siapa (to whom), dengan efek apa (with what

effect). Model ini dikemukakan Lasswel untuk konteks komunikasi

massa, komunikasi antar pribadi dan komunikasi kelompok. Model

komunikasi ini memiliki keuntungan dan kerugian, keuntungannya

yaitu dapat menghemat waktu dan dana, komunikator terhindar dari

pertanyaan-pertanyaan akibat kehilafan atau kesalahan yang


42

mungkin dilakukan sedangkan kerugiannya komunikator

kehilangan kesempatan untuk memperbaiki komunikasinya pada

masa yang akan datang dan tidak mengetahui efektivitas

komunikasi yang telah dilakukannya.

b. Model Bradolock

Model Bradolock adalah sebuah model linear yang

menunjukkan arah garis lurus atau tidak memiliki banyak

perbedaan dengan model Lasswell namun bedanya menambahkan

dua elemen kedalam model Lasswell yang erat kaitannya dengan

tindak komunikasi yaitu pertama situasi yang ada ketika pesan

disampaikan dan kedua apa tujuan komunikator menyampaikan

pesan.

c. Model Sharon dan Waver

Model ini juga disebut dengan The Mathematical Theori of

Communication yaitu model yang memiliki dasar komunikasi

linear atau satu arah dengan elemen-elemen dasarnya sumber

informasi, alat penerima, sumber noise, alat penerima dan tujuan.

Dalam model ini Shannon dan Weaver menambahkan sumber noise

(gangguan) dalam proses komunikasi ini berdasarkan hasil

pengalamannya bekerja pada sebuah perusahaan telekomunikasi.


43

2. Model Dasar Komunikasi Dua Arah

a. Model Melvin De Fleur

Model teori ini mengkaji lebih dalam serta menerapkan

tentang pemberian makna pada setiap yang transmisikan dalam

proses komunikasi massa. DeFleur mencoba menguplikasikan

dalam sebuah kajian bahwa ‟makna‟ dari sumber informasi diubah

menjadi pesan yang kemudian oleh transmitter (penerima) diubah

lagi menjadi sebuah informasi, kemudian informasi yang sampai

kepada penerima akan diterima menjadi sebuah pesan yang

kemudian diubah lagi menjadi ‟makna‟. Penekanan ‟makna‟ yang

sama antara sumber komunikasi dan penerima pesan akan

menentukan keberhasilan proses komunikasi tersebut.

b. Model Osgood & Schramm

Model ini diorientasikan untuk masalah komunikasi yang

bersifat mekanistik dengan mengembangkan teori tentang makna

dan proses psikolinguistik secara umum dan menjadikan sumber,

transmitter, serta penerima sebagai bagian yang terpisah. Model ini

mengembangkan model komunikasi yang mengemukakan bahwa

komunikasi yang berlangsung untuk menyampaikan pengalaman

yang sama-sama dimengerti dan dipahami oleh kedua belah pihak

baik sumber maupun penerima.


44

6. Teori Komunikasi

Komunikasi dapat berlangsung apabila orang- orang yang telibat di

dalamnya memiliki kesamaan makna mengenai hal yang dikomunikasikan.

Jelasnya, komunikasi akan terjadi jika sseorang mengerti tentang sesuatu

yang dinyatakan orang lain kepadanya.

Komunikasi berarti proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang

keada orang lain untuk memberi tahu atau mengubah sikap, pendapat, atau

perilaku, baik langsung secara lisan, maupun tidak lagsung melalui media.

a. Teori komunikasi kelompok

Komunikasi dalam kelompok merupakan bagian dari

kegiatan sebagian orang. Sejak lahir, seseorang telah bergabung

dengan kelompok primer, yaitu keluarga. Seiring dengan

perkembangan usia dan intelektual, seseorang akan masuk dan

terlibat dalam klompok sekunder, yaitu sekolah, lembaga agama.

Melalui kelompok seseorang dapat berbagi informasi, pengalaman

dan pengetahuan dengan anggota kelompok lain.

b. Teori komunikasi massa

Secara teori, pada satu sisi konsep komunikasi massa

mengandung pengertian sebagai suatu proses yang dilakukan

institusi media massa memproduksi dan menyebarkan pesan di

public secara luas. Pada sisi lain, komunikasi massa merupakan

proses ketika pesan tersebut dicari, digunakan dan dikonsumsi oleh

audiens.
45

1. Teori Model Lasswell

Menurut Harold Lasswell, dalam artikel klasikny tahun 1948

mengemukakan model komunikasi yang sederhana dan sering

dikutip, yaitu siapa (who), berbicara apa (says what), dalam

saluran yang mana (in which channel), kepada siapa (to

whom), dan pengaruh sperti apa (what that effect). 36

2. Stimulus respons

Teori stimulus respons ini pada dasarnya merupakan prinsip

belajar yang ederhana, bahwa efek merupakan reaksi terhadap

seseoang dapat menjelaskan suatu ikatan erat antara pesan-

pesan media dan reaksi audiens. Elemen- elemen utama dari

teori ini adalah pesan (stimulus), penerima (receiver), dan efek

(respons).

Dalam masyarakat, prinsip stimulus- respons

mengasumsikan bahwa pesan informasi dipersiapkan oleh media

dan didistribusikan secara sistematis dan dalam skala yang luas.

Dengan demikian secara serempak pesan tersebut dapat diterima

oleh sejumlah besar individu dan seumlah individu itu akan

merspon pesan informasi tersebut. 37

c. Teori komunikasi organisasi

Komunikasi merupakan tindakan untuk berbagi informasi.

Tindakan tersebut ada didalam beragam konteks, salah satunya

36
Dr. H. Syukriadi Sambas, M. Si. Sosiologi Komunikasi, Bandung: 2015 h.97
37
Dr, H. Hafied Cangara, M.Sc. Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: 2012 h. 67
46

dalam konteks organisasi, dalam konteks organisasi adalah

pemahaman mengenai peristiwa komunikasi yang terjadi

didalamnya, contohnya yaitu komunikasi antara karyawan dan

atasan.

Anda mungkin juga menyukai