Anda di halaman 1dari 2

Pada masa 384 hingga 322 sebelum Masehi,Aristoteles yakni seorang murid dari

Plato menjadi awal mula gagasan filsafat realisme muncul. Pemikiran berfilsafat Aristoteles
ini sangat dipengaruhi Plato. Meskipun demikian , tetap ada perbedaan pemikiran antara
Aristoteles dan Plato. Plato yakin bahwa apa yang sungguh-sugguh ada adalah yang ada di
alam ide. Sedangkan Aristoteles yakin bahwa apa yang di luar alam ide termasuk benda-
benda yang terlihat Indra bukanlah ide yang lahir dari replikasi yang ada dalam pikiran atau
mental. Bagi Aristoteles benda-benda tersebut bila tidak ada yang memikirkan maka akan
tetap ada. Keberadaan dari benda-benda tersebut tidak ditentukan oleh akal. Di sini fokus
perhatian Aristoteles terhadap kemungkinan sampai pada konsepsi-konsepsi tentang bentuk
universal melalui kajian-kajian atas objek objek material. Dimana nantinya hal ini akan
menjadi dasar-dasar pertama bagi lahirnya fisika modern serta sains. (Teguh Wangsa Gandhi,
2010 :140)

Pada masa 1224-1274 ,Thomas Aquinas menyesuaikan metafisika Aristoteles dengan


teologi Kristen dan berhasil memberikan gambaran yang sempurna tentang filsafat skolastik
Abad Pertengahan. Kemudian ,timbul dua gerakan realis yang kuat, yaitu new realism atau
neorealisme dan critical realism pada dasawarsa pertama abad ke-20 di Amerika Serikat.
Saat itu terjadi gejolak intelektual. Pada tahun 1910 muncul enam orang guru filsafat di
Amerika Serikat yang membentuk suatu kelompok. Kemudian mereka menerbitkan suatu
buku dengan judul The New Realism (Harold H.Titus, dkk., 1984: 332).

Pada 1910 hingga 1920 terdapat tujuh orang yang membentuk suatu filsafat yang
sedikit berlainan. Mereka menerbitkan buku dengan judul Essays in Critical Realism pada
tahun 1920. Kebanyakan kaum realis menekankan hubungan yang erat antara sains dan
filsafat dan menghormati sains Tetapi ada pula yang kritis terhadap sains lama yang
mengandung dualisme atau mengingkari bidang nilai. Salah satunya Alfred North Whitehead
yang mengkritik pandangan sains yang tradisional yang memisahkan antara materi dan
kehidupan, badan dan akal, alam dan jiwa, substansi dan kualitas-kualitas. Pendekatan
semacam itu mengosongkan alam dari kualitas indra dan condong untuk mengingkari nilai
etika, estetika dan agama. Metodologi Newton menyebabkan sukses dalam sains fisik akan
tetapi menjadikan alam tanpa arti dan tanpa nilai; banyak orang yang mengatakan bahwa nilai
dan ideal adalah khayalan belaka dan tidak mempunyai dasar yang obyektif.
Gandhi,Teguh Wangsa. 2010. Filsafat Pendidikan : Madzhab-madzhab Filsafat Pendidikan.
Jogjakarta : Ar-Ruzz Media.

Titus,Harold H., dkk. 1984. Persoalan-persoalan Filsafat. Jakarta: Bulan Bintang.

Anda mungkin juga menyukai