Anda di halaman 1dari 5

FILSAFAT PROSES WHITEHEAD

Whitehead dapat dikatakan merupakan salah satu filsuf besar abad ini. Gagasannya telah
melahirkan semacam sekolah atau aliran pemikiran yang banyak berpengaruh, khususnya
di Amerika Serikat dan juga di beberapa tempat di Eropa. Pengaruhnya tidak hanya terasa
dalam dunia filsafat, tetapi juga, dan bahkan akhir-akhir ini lebih menonjol, dalam dunia
teologi, dengan dikembangkannya apa yang disebut teologi proses. Pada awalnya
pemikiran teologis Whitehead dikembangkan oleh salah seorang muridnya yang bernama
Charles Hartshorne, dan kemudian diteruskan oleh tokoh-tokoh Teologi Proses yang lain
seperti John Cobb, David Ray Griffin, Daniel D. Williams, Widick Shroeder, dan sebagainya.
A. Biografi Whitehead
Alfred North Whitehead lahir di Ramsgate, Inggris Selatan, 15 Februari 1961.
Ayahnya seorang pendeta Anglikan. Whitehead belajar matematika di Trinity College di
Cambridge. Dalam hidup Whitehead sebagai ilmuwan dapat dibedakan tiga periode.
Dalam periode pertama, di Cambridge, ia hanya mengajar matematika. Kemudian,
di London ia juga aktif dalam bidang kritik ilmu pengetahuan. Tahun 1924 ketika ia sudah
berumur 36 tahun, Whitehead pindah ke Harvard University di Boston, Amerika Serikat,
dan baru dalam periode ini Whitehead menjadi terkenal di seluruh dunia. Whitehead
menciptakan dalam periode terakhir ini suatu sistem metafisika berdasarkan hasil ilmuilmu, yang dapat dibandingkan dengan sistem Leibniz, Hegel, S. Alexander, dan Bergson.
Filsafat Whitehead memberi kemungkinan untuk berpikir secara sintesis mengenai
seluruh kenyataan dunia, sejarah, manusia, dan Allah. Whitehead meninggal di Boston,
tahun 1947.[1]
B. Karya-karya Whitehead
Karya-karyanya antara lain : The Organization of Thought (1917); An Enquiry
Concerning Principles of Natural Knowledge (1919/1925); The Concept of
Nature (1920); The Principle of Relativity (1922); Science and the Modern
World (1925/1959); Religion in the Marking (1926);Symbolism, Its Meaning and
Effect (1927); Process and Reality (1929); The Function of Reason(1929); The Aim of
Education and Other Essays (1929); Adventures of Ideas (1959); Modes of
Thought (1938); Essays in Science and Philosophy (1947).[2]
C. Pikiran Pokok Whitehead
Filsafat Proses yaitu realitas bukanlah sesuatu yang statis, tetapi terus bergerak
dan berubah dalam suatu proses evolusi yang tak kunjung berhenti. Dalam prinsip
relativitas yang banyak yaitu satuan-satuan aktual yang sudah lengkap, selalu terlibat
dalam proses pembentukan dan mencipta diri, seluruh alam terus terlibat dalam proses
transisi maupun konkresi.[3]
D. Beberapa Pemikiran Pokok Whitehead

1) Pandangan tentang Filsafat Spekulatif (Metafisika)


Berbeda dengan kebanyakan filsuf abad ini yang menolak atau setidaktidaknya menaruh curiga terhadap arti dan pentingnya filsafat spekulatif (metafisika).
Whitehead menandaskan bahwa filsafat spekulatif itu penting dan berguna. Filsafat
spekulatif itu penting untuk memberikan suatu pandangan yang bersifat sintetis dan
menyeluruh atas realitas. Whitehead merumuskan filsafat spekulatif sebagai usaha
untuk merumuskan suatu sistem pemikiran-pemikiran umum yang bersifat koheren,
logis, dan pasti atas dasar mana setiap unsur pengalaman dapat diterangkan.
[4] Dengan sifat koheren dia maksudkan bahwa pemikiran atau gagasan-gagasan
sentral tersebut saling berkaitan dan saling mengandaikan, seluruh sistem bersifat
organis, sehingga bagian-bagiannya tidak bisa dimengerti sepenuhnya lepas dari
bagian yang lain. Dengan logis dimaksudkan bahwa sistem itu seluruhnya bersifat
konsisten, tunduk pada hukum-hukum penalaran dan bersifat rasional. Sistem tersebut
semestinya bersifat pasti dalam arti bahwa dapat berlaku secara universal. Karena
setiap unsur pengalaman mesti dapat diterangkan atau dasar sistem pemikiran.[5]
2) Tentang Alam Dunia (Kosmologi)
a. Alam dunia sebagai suatu proses organis
Seperti sudah dinyatakan di atas proses merupakan suatu kategori dasar
dalam filsafat Whitehead, sehingga filsafatnya seringkali juga disebut sebagai
filsafat proses. Dalam pengertian proses terkandung makna adanya perubahan
berdasarkan mengalirnya waktu dan kegiatan yang saling berkaitan. Proses
tersebut merupakan suatu proses organis. Artinya, ada saling keterkaitan antara
unsur-unsur yang membentuknya dan keseluruhan wujud bukan hanya sekedar
penjumlahan unsur-unsur bagiannya.[6]
b. Alam dunia sebagai jaringan satuan-satuan aktual
Alam dunia dan realitas secara keseluruhan, dalam pandangan Whitehead
merupakan jaringan atau keterjadian satuan-satuan aktual yang saling meresapi,
mempengaruhi. Setiap satuan aktual secara esensial terjalin dengan satuan-satuan
aktual yang lain.
c. Alam dunia terus berubah dalam waktu
Bagi Whitehead, alam dunia merupakan suatu realitas yang bersifat
dinamis, suatu proses yang terus menerus menjadi. Alam dunia dengan segala
isinya merupakan suatu rangkaian peristiwa dengan puncak-puncak atau
gumpalan-gumpalan gelombang pengalaman.
3) Tentang Manusia

Whitehead tidak mempunyai buku yang secara khusus memaparkan teori


filsafatnya manusia. Karena dia pusat perhatiannya tidak tertuju pada suatu usaha
perumusan suatu antropologi filosofis, tetapi melainkan pada usaha perumusan suatu
metafisika (atau dia sendiri menyebutnya kosmologi) yang merupakan suatu sistem
pemikiran yang bisa menjadi dasar untuk menjelaskan berbagai aspek pengalaman
manusia. Pandangannya tentang apa/siapa itu manusia dan dimana tempat
kedudukannya dalam keseluruhan kosmos, bisa dirumuskan dari pandangan
kosmologinya dan dari berbagai segi kehidupan manusia.
4) Tentang Pengetahuan (epistemologi)
Pokok Whitehead pada filsafat pengetahuan terletak dalam teorinya tentang
persepsi yang dia sebut prehension. Salah satu masalah pokok yang muncul dalam
epistemologi sejak Descartes adalah masalah kriteria kebenaran pengetahuan dalam
kaitan dengan hubungan antara subjek yang mengetahui dan obyektifitas yang
diketahui.
Menurut paham realisme, kriteria kebenaran pengetahuan dikaitkan dengan
kesesuaian antara pemikiran dengan kenyataan. Teori kebenarannya disebut teori
kesesuaian atau teori korespondensi. Suatu kenyataan dianggap benar kalau konsep
yang dinyatakan itu sesuai dengan kenyataan di luar subyek.
5) Tentang Moral
Whitehead sebenarnya tidak menulis uraian tentang filsafat manusia ataupun
tentang filsafat moral, karena alasannya dia sudah berkecimpung dalam bidang
matematika dan sains.
Teorinya tentang moral memang tidak terumus dengan manusia, akan tetapi
untuk dirumuskan berdasarkan apa yang dia nyatakan sebagai implikasi dari sistem
metafisikanya.
a. Moralitas pengaturan proses demi maksimalisasi bobot kehidupan
b. Etika sebagai bagian dari estetika
c. Relativisme sebagai bagian dari estetika.
6) Tentang Tuhan dan Agama
Dalam pemikiran Whitehead, salah satu kenyataan hidup manusia yang perlu
dikaji dan merupakan data pengalaman yang mesti diolah oleh suatu refleksi filsafat
adalah agama. Baginya agama merupakan ungkapan salah satu bentuk pengalaman
manusia yang dasariah, dan dengan ilmu pengetahuan, agama merupakan dua
kekuatan umum yang amat mempengaruhi hidup manusia.

Salah satu masalah yang dia anggap penting dan perlu ditanggapi oleh
generasi manusia adalah masalah hubungan antara sains dan agama, dia mengatakan :
Bila kita memikirkan apa itu agama bagi umat manusia, dan apa itu sains,
bukanlah suatu hal yang dibesar-besarkan untuk mengatakan bahwa jalannya
sejarah masa depan akan tergantung dari keputusan generasi tentang
bagaimana hubungan antara keduanya. Sedangkan selanjutnya mengenai
pandangan pokoknya tentang agama.[7]
Konsepnya Whitehead tentang Tuhan yang oleh Ch. Hartshorne (salah seorang
murid Whitehead yang memelopori pengembangan teologi proses) disebut Panteisme.
Menurutnya, semuanya yang ada termuat dalam Tuhan yang seperti telah
dikemukakan di atas, mempunyai dua aspek, yakni aspek awali dan akhiri. Tuhan
dalam aspek primordial-Nya merupakan perwujudan konseptual dari seluruh
kekayaan potensialitas absolut, suatu penataan segala kemungkinan bentuk
perwujudan konkret.
KESIMPULAN
Dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pemikiran pokok filsafat
Whitehead meliputi :
1) Pandangan tentang filsafat spekulatif (metafisika)
2) Pandangan tentang alam dunia (kosmologi)
3) Pandangan tentang manusia
4) Pandangan tentang pengetahuan (epistemologi)
5) Pandangan tentang moral
6) Pandangan tentang Tuhan dan agama.

DAFTAR PUSTAKA
Husain Heriyanto, Paradigma Holistik, Dialog Filsafat Sains dan Kehidupan Menurut
Shadra dan Whitehead, Jakarta: Teraju, 2003.
Ali Mudhofir, Kamus Filsafat Barat, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001.
J. Sudarminto, Filsafat Proses, Sebuah Pengantar Sistematik Filsafat Whitehead, Yogyakarta:
Kanisius, 1991.
Harry Hemersma, Tokoh-Tokoh Filsafat Barat Modern, Jakarta: Gramedia Pustaka, 1992.

[1] Husain Heriyanto, Paradigma Holistik, Dialog Filsafat Sains dan Kehidupan Menurut Shadra
dan Whitehead,Jakarta: Teraju, 2003, hlm. 176.
[2] Ibid., hlm. 250.
[3] Ali Mudhofir, Kamus Filsafat Barat, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001, hlm. 135.
[4] J. Sudarminto, Filsafat Proses, Sebuah Pengantar Sistematik Filsafat Whitehead, Yogyakarta:
Kanisius, 1991, hlm. 48.
[5] Harry Hemersma, Tokoh-Tokoh Filsafat Barat Modern, Jakarta: Gramedia Pustaka, 1992, hlm.

179.
[6] J. Sudarminto, op.cit., hlm. 51
[7] Ibid., hlm. 85.

di 12:05 AM

Label: Alfred, antar agama,

Anda mungkin juga menyukai