Anda di halaman 1dari 97

DOKUMEN

RENCANA PENANGGULANGAN
BENCANA
KABUPATEN OGAN ILIR
TAHUN 2021-2025

1
RINGKASAN EKSEKUTIF

Kabupaten Ogan Ilir merupakah salah satu daerah tingkat II di


Provinsi Sumatera Selatan yang memiliki luas wilayah 2.666,07 km2 (BPS,
2018). Kabupaten Ogan Ilir memiliki jumlah penduduk sebanyak 419.773
jiwa yang tersebar di 16 kecamatan dengan kepadatan penduduk tertinggi
berada di Kecamatan Tanjung Raja. Berdasarkan Data dari Inarisk yang
diterbitkan secara berkala oleh BNPB, pada tahun 2019 terdapat 64% jiwa
terpapar banjir di Kabupaten Ogan Ilir dengan kelas risiko tinggi. Tingkat
risiko ini dipengaruhi oleh tingkat bahaya dan penduduk terpapar
bencana. Selain itu, kondisi kebencanaan di Kabupaten Ogan Ilir tersebut
disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhinya seperti
topografi wilayah, geologi, dan iklim.
Kabupaten Ogan Ilir dialiri oleh satu sungai besar yaitu sungai
ogan yang mengalir mulai dari Kecamatan Muara Kuang, Rantau Alai,
Tanjung Raja, Rantau Panjang, Indralaya, Pemulutan Selatan, Pemulutan
Barat dan Pemulutan yang bermuara di Sungai Musi Kertapati Kota
Palembang. Sedangkan sungai kecil antara lain sungai kelekar, sungai
rambang, sungai kuang, sungai randu yang bermuara di sungai ogan, dan
sungai Keramasan yang bermuara di Sungai Musi Palembang.
Sungai-sungai di Kabupaten Ogan Ilir secara umum saling
berhubungan dan mengikat, aliran sungainya relatif tidak teratur dan
sungai-sungai relatif pendek. Sungai-sungai utama dan cabangnya saling
tidak teratur terutama diantara sungai-sungai itu terdapat rawa-rawa dan
diantara rawa yang satu dengan yang lain dihubungkan oleh cabang
sungai kecil. Kendala utama bagi wilayah OI, berupa resiko erosi-
sedimentasi yang menimbulkan pendangkalan pada hampir seluruh
sungai utama, akibat kemerosotan pengelolaan DAS. Hal ini menjadi
faktor penyebab terjadinya banjir.
Kabupaten Ogan Ilir juga merupakan salah satu kabupaten di
provinsi di Sumatera Selatan yang mempunyai potensi bencana asap, dari
2
historis bencana asap yang pernah terjadi, di kabupaten ini umumnya
ditimbulkan oleh adanya fire spot-fire spot yang berasal dari beberapa
wilayah yang ada di kabupaten ini.
Kondisi daerah dengan kerentanan bencana yang cukup tinggi di
Kabupaten Ogan Ilir mengharuskan Kabupaten Ogan Ilir untuk
melaksanakan pengelolaan pengurangan risiko bencana yang lebih
terarah, terpadu, dan menyeluruh. Upaya tersebut dapat didukung
dengan adanya perencanaan penanggulangan bencana yang baik. Hal ini
dapat diwujudkan melalui penyusunan dokumen Rencana
Penanggulangan Bencana (RPB).
RPB dapat dikatagorikan sebagai “master plan” atau rencana
induk penyelenggaraan penanggulangan bencana suatu daerah untuk
periode 5 tahun. Sebagai rencana daerah, RPB harus merangkum
perspektif penyelenggaraan penanggulangan bencana dari seluruh
instansi pemerintahan daerah yang terlibat. Oleh karenanya RPB perlu
ditetapkan dalam sebuah aturan hukum yang jelas sehingga dapat
memberikan kekuatan dalam penerapannya.
Sebagai sebuah dokumen perencanaan daerah dengan rentang
waktu rencana 5 (lima) tahun, RPB dapat dikatakan sebagai bagian dari
Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan
merujuk pada Perencanaan lainnya baik Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah (RPJPD) maupun Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Ogan Ilir . Oleh karena itu, subtansi RPB perlu disesuaikan
dengan subtansi perencanaan daerah Kabupaten Ogan Ilir.
Bencana yang menjadi prioritas untuk ditangani di tingkat
Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir adalah (1) Banjir dan Longsor; (2)
Kebakaran hutan dan lahan; dan (3) Angin kencang. Bencana-bencana
tersebut perlu penanganan segera dan menyeluruh dengan pendekatan
dan pilihan tindakan, baik Pencegahan, Mitigasi, maupun Kesiapsiagaan.

3
Sedangkan untuk bencana lain, pilihan tindakan penanganannya dapat
dilaksanakan secara bertahap.
Terdapat beberapa permasalahan yang termuat dalam isu
strategis dari RPB Kabupaten Ogan Ilir ini diantaranya ialah:
1. Tingginya ancaman bencana banjir dan longsor, kebakaran hutan dan
lahan, serta angin kencang
2. Kurangnya koordinasi serta belum optimalnya regulasi dan kapasitas
kelembagaan dalam upaya penanggulangan bencana di Kabupaten
Ogan Ilir
3. Masih kurangnya kapasitas dan partisipasi masyarakat Kabupaten
Ogan Ilir dalam Menghadapi Bencana

BAB I

4
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kabupaten Ogan Ilir memiliki kondisi wilayah yang beragam,


didominasi oleh rawa dan dilalui oleh banyak sungai. Kondisi wilayah
beragam menimbulkan potensi bahaya yang juga beragam, salah satunya
adalah potensi bahaya banjir. Potensi bahaya dipicu dari kondisi
geografis, topografi, dan iklim wilayah. Dilihat dari segi topografi,
Kabupaten Ogan Ilir adalah suatu wilayah yang didominasi oleh rawa
mengingat 65 % dari luas wilayah kabupaten yang terdiri atas rawa lebak
dan rawa pasang surut. Wilayah Kabupaten Ogan Ilir memiliki topografi
yang relatif datar dengan kemiringan lereng berkisar dari 0 – 5% dengan
ketinggian berkisar antara 0 – 50 meter diatas permukaan laut. Kondisi
ini merupakan salah satu pemicu terjadinya bahaya. Potensi bahaya yang
ada, jika didukung dengan kerentanan dan kurangnya kapasitas
masyarakat dalam menghadapi potensi bahaya tersebut, maka akan
menimbulkan risiko bencana yang tidak sedikit.

Tingginya jumlah kejadian dan besarnya dampak bencana yang


ditimbulkan setiap bencana memerlukan perencanaan dan upaya untuk
pengurangan risiko bencana yang harus dilakukan. Melihat kondisi
tersebut, maka Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir perlu melakukan
perencanaan yang matang untuk mengurangi dampak risiko dari potensi
bencana yang ada untuk masa yang akan datang.

Pada saat ini pelaksanaan penanggulangan bencana di Kabupaten


Ogan Ilir sudah mulai mengarah dengan mengikuti sistem
penanggulangan bencana nasional. Konsep penanganan bencana
mengalami pergeseran dari paradigma konvensional menjadi paradigma
holistik. Dalam artian telah dimulai perubahan cara pandang bencana dari
yang bersifat tanggap darurat menjadi pengurangan risiko bencana.
Proses ini berjalan dengan baik bilamana ada kerjasama lintas sektoral

5
dan keterlibatan semua pihak di Kabupaten Ogan Ilir untuk menyusun
perencanaan daerah terkait penanggulangan bencana.

Perencanaan penanggulangan bencana mengacu kepada Pasal 35


dan pasal 36 Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Penanggulangan
Bencana. Secara rinci hal tersebut dijelaskan dalam ketentuan Pasal 6
ayat (5) Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana. Berdasarkan hal tersebut maka Pemerintah
Kabupaten Ogan Ilir perlu merumuskan dan menetapkan Rencana
Penanggulangan Bencana (RPB) Kabupaten Ogan Ilir tahun 2021-2025.
yang mampu menjadi pedoman dalam pelaksanaan praktik- praktik
penanggulangan bencana di Kabupaten Ogan Ilir baik pada masa
sebelum, saat, maupun sesudah terjadinya bencana.

Konsepsi Umum dan Mekanisme Rencana Penanggulangan Bencana


RPB dapat dikatagorikan sebagai “master plan” atau rencana induk
penyelenggaraan penanggulangan bencana suatu daerah untuk periode
5 tahun. Sebagai rencana daerah, RPB harus merangkum perspektif
penyelenggaraan penanggulangan bencana dari seluruh instansi
pemerintahan daerah yang terlibat. Oleh karenanya RPB perlu ditetapkan
dalam sebuah aturan hukum yang jelas sehingga dapat memberikan
kekuatan dalam penerapannya.
Sebagaimana terlihat pada Gambar 1.1 dibawah ini, posisi RPB
merupakan induk penyelenggaraan penanggulangan bencana yang
melingkupi seluruh fase penanggulangan bencana. Oleh karena itu, RPB
harus memberikan sebuah kerangka yang efektif sehingga mampu
menjamin pencapaian tujuan penyelenggaraan penanggulangan
bencana dalam rentang waktu 5 tahun. Kerangka ini perlu disusun
dengan berdasarkan pada kajian risiko bencana dengan metode yang
terstruktur dan mampu memberikan gambaran tentang kondisi terkini
secara terpadu.

6
Gambar 1.1. Posisi Rencana Penanggulangan Bencana dalam Tahapan
Manajemen Penanggulangan Bencana

Sebagai sebuah dokumen perencanaan daerah dengan rentang


waktu rencana 5 (lima) tahun, RPB dapat dikatakan sebagai bagian dari
Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan
merujuk pada Perencanaan lainnya baik Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah (RPJPD) maupun Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Ogan Ilir . Oleh karena itu, subtansi RPB perlu disesuaikan
dengan subtansi perencanaan daerah Kabupaten Ogan Ilir .
Hal ini juga diamanatkan melalui Undang-undang Nomor 24 Tahun
2007 tentang Penanggulangan Bencana, Pasal (39), bahwa pemaduan
penanggulangan bencana dalam perencanaan pembangunan dilakukan
dengan cara mencantumkan unsur-unsur RPB kedalam rencana
pembangunan pusat dan daerah. Disamping itu sebagaimana hal dengan
Rencana Nasional Penanggulangan Bencana, maka RPB di tingkat provinsi
maupun kabupaten/kota juga harus dijadikan acuan oleh pemerintah
daerah dalam menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) setiap
tahunnya. Dengan demikian, penyelenggaraan penanggulangan bencana

7
di daerah dapat disinkronisasi dengan rencana kerja tahunan setiap
Perangkat Daerah (PD).

Untuk lebih jelasnya, posisi RPB dalam perencanaan pembangunan


sebagaimana terlihat pada Gambar 1.2

Gambar 1.2. Posisi Rencana Penanggulangan Bencana dalam Perencanaan


Pembangunan

Berdasarkan gambar tersebut terlihat bahwa dokumen RPB adalah


milik daerah dan tidak disusun hanya oleh BPBD saja. Oleh karena itu
seluruh OPD terkait penanggulangan bencana harus dilibatkan dalam
proses penyusunan RPB serta mengimplementasikan sesuai aturan yang
berlaku. Kerangka yang menjadi batang tubuh dan subtansi RPB suatu
daerah adalah kajian risiko bencana. Pengkajian risiko bencana suatu
daerah tidak hanya mendalam, tapi juga dituntut untuk menghasilkan
parameter-parameter tegas dan jelas yang digunakan sebagai sasaran
kunci sebuah RPB Daerah.

Parameter tersebut tidak hanya berupa angka perhitungan termasuk


pembiayaan, namun juga dapat menentukan lokasi- lokasi yang
merupakan prioritas dan membutuhkan penanganan segera untuk
menghindari dampak negatif dari bencana. Hal ini menjadikan kajian risiko
bencana dan RPB sebagai suatu kesatuan utuh yang saling melengkapi

8
satu dengan yang lainnya dan bahkan dapat dipastikan bahwa kajian
risiko bencana merupakan prasyarat utama bagi penyusunan RPB.

Secara sederhana hubungan antara kajian risiko bencana dengan


RPB dapat terlihat pada Gambar 1.3 dibawah ini.

Gambar 1.3. Hubungan Kajian Risiko dan Rencana Penanggulangan Bencana

Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa batang tubuh dan


subtansi RPB suatu daerah disusun berbasis kajian risiko bencana.
Pengkajian risiko bencana yang tepat dapat memberikan dasar bagi
penyusunan perencanaan efektif dan realistis dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana. Pengkajian risiko bencana suatu daerah tidak
hanya mendalam, tapi juga dituntut untuk menghasilkan parameter-
parameter tegas dan jelas yang digunakan sebagai sasaran kunci sebuah
RPB Daerah. Parameter tersebut tidak hanya berupa angka perhitungan
termasuk pembiayaan, namun juga dapat menentukan lokasi-lokasi yang
merupakan prioritas dan membutuhkan penanganan segera untuk
menghindari dampak negatif dari bencana.
Penggunaan kajian risiko bencana sebagai basis penyusunan RPB
memungkinkan pemerintah daerah untuk memfokuskan arah
penanggulangan bencana kepada pengurangan jumlah jiwa terpapar,
pengurangan jumlah kerugian ekonomi dan fisik, serta pengurangan

9
jumlah lahan yang rusak akibat bencana. Fokus arah penanggulangan
bencana ini diharapkan sekaligus menjadi komitmen daerah dalam
penanggulangan bencana baik pada tataran pemerintah daerah, dunia
usaha, akademisi, dan masyarakat.

1.2 Tujuan

Tujuan penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana (RPB)


Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2021-2025 adalah:
1. Mempersiapkan perencanaan yang terarah, terpadu, dan
terkoordinasi untuk menurunkan risiko bencana di Kabupaten Ogan
Ilir ;

2. Memberikan acuan serta meningkatkan kinerja antar lembaga dan


instansi penanggulangan bencana di Kabupaten Ogan Ilir menuju
profesionalisme dengan pencapaian yang terukur dan terarah;
3. Membangun dasar yang kuat untuk kemitraan penyelenggaraan
penanggulangan bencana;
4. Melindungi masyarakat di Kabupaten Ogan Ilir dari ancaman
bencana.

1.3 Kedudukan Dokumen RPB

RPB berlaku selama lima tahun anggaran berturut-turut, dengan


peninjauan secara berkala setiap dua tahun atau sewaktu-waktu bila
terjadi bencana.

Dokumen RPB Kabupaten Ogan Ilir nantinya merupakan bagian yang


tidak terpisahkan dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kabupaten Ogan Ilir . RPB harus selaras dan saling melengkapi
terhadap perencanaan-perencanaan lain yang ada di pemerintah,
terutama terhadap perencanaan pemerintah dalam hal tata ruang, dan
lingkungan hidup. Adanya keterkaitan dengan perencanaan lainnya akan

10
menjadi bahan yang komprehensif dalam penyusunan RPJMD baru
Kabupaten Ogan Ilir .

Dalam dokumen akan dijabarkan sistem perencanaan pembangunan


berbasis pengurangan risiko bencana dengan melakukan harmonisasi
kebijakan dalam rencana pembangunan jangka panjang, jangka
menengah dan tahunan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten Ogan Ilir. RPB juga menjadi acuan oleh pemerintah daerah
dalam menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) setiap
tahunnya. Dengan demikian, penyelenggaraan penanggulangan bencana
di daerah dapat diselaraskan dengan rencana kerja tahunan setiap
Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait di Kabupaten Ogan Ilir .

Sebagai dokumen perencanaan daerah, RPB memiliki kekuatan


hukum dan mengikat. Pelaksanaan RPB harus menjadi suatu kewajiban
yang dapat dipertanggungjawabkan didepan hukum dan pemerintahan.

1.4 Landasan Hukum Penyelenggaraan RPB

Kajian Risiko Bencana Kabupaten Ogan Ilir ini dibuat berdasarkan


landasan hukum yang berlaku di Indonesia dan Provinsi Sumatera Selatan
serta Kabupaten Ogan Ilir. Landasan hukum tersebut adalah:
1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
Pengurangan Risiko bencana (PRB) (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4828);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pendanaan dan
Pengelolaan Bantuan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia

11
Tahun 2008 Nomor 43, Tambahan lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4829)
4. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 42) Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4828);
5. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor
02 Tahun 2012 tentang Pedoman Umum Pengkajian Risiko
Bencana;
6. Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Ilir Nomor 12 Tahun 2014
tentang Penanggulangan Bencana;
7. Peraturan Bupati Ogan Ilir Nomor 27 Tahun 2018 tentang Susunan
Organisasi, Uraian Tugas, dan Fungsi Badan Penanggulangan
Bencana Daerah.

1.5 Ruang Lingkup

Dokumen RPB Kabupaten Ogan Ilir memuat penyelenggaraan


penanggulangan bencana yang disusun berdasarkan kajian risiko bencana
serta kondisi terkini penyelenggaraan penanggulangan bencana di
Kabupaten Ogan Ilir. Hasil analisis kajian risiko dijabarkan kedalam
strategi umum dan indikator pencapaian daerah dalam penanggulangan
bencana lima tahun kedepan. Untuk lebih terstruktur dokumen ini mulai
dijabarkan dari visi, misi, kebijakan, program dan berbagai kegiatan serta
alokasi anggaran. Gabungan dari keseluruhan akan menjadi mandat
Pemerintah Daerah Kabupaten Ogan Ilir dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana selama lima tahun kedepan.

Gambaran umum rencana aksi daerah tiga tahun awal perencanaan


juga menjadi lingkup dokumen RPB. Hal ini menjelaskan terkait dengan
aksi prioritas atau kegiatan yang penting dan mendesak untuk dilakukan

12
pada tahapan awal perencanaan penanggulangan bencana. Selain itu,
ruang lingkup dokumen ini juga menjabarkan mekanisme yang mampu
menjamin penerapan, pemantauan, dan evaluasi pelaksanaan
perencanaan dalam dokumen RPB ini nantinya.

1.6 Pengertian

Untuk memahami Rencana Penanggulangan Bencana (RPB)


Kabupaten Ogan Ilir ini, maka disajikan pengertian-pengertian kata dan
kelompok kata sebagai berikut:
1. Badan Penanggulangan Bencana Daerah, yang selanjutnya
disingkat BPBD, adalah Organisasi Perangkat Daerah yang
melakukan penyelenggaraan penanggulangan bencana di Daerah.

2. Bahaya adalah situasi, kondisi atau karakteristik biologis,


klimatologis, geografis, geologis, sosial, ekonomi, politik, budaya dan
teknologi suatu masyarakat di suatu wilayah untuk jangka waktu
tertentu yang berpotensi menimbulkan korban dan kerusakan.

3. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang


mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan
masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau
nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya
korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda,
dan dampak psikologis.

4. Data dan Informasi Bencana Indonesia selanjutnya disebut


DIBI adalah sebuah aplikasi analisa tools yang digunakan untuk
menyimpan data bencana serta mengelola data spasial maupun data
nonspasial baik bencana skala kecil maupun bencana dalam skala
besar.

5. Forum Pengurangan Risiko Bencana selanjut nya di singkat


dengan Forum PRBadalah wadah yang menyatukan organisasi
13
pemangku kepentingan, yang bergerak dalam mendukung upaya-
upaya pengurangan risiko bencana (PRB).

6. Kajian Risiko Bencana adalah mekanisme terpadu untuk


memberikan gambaran menyeluruh terhadap risiko bencana suatu
daerah dengan menganalisa tingkat ancaman, tingkat kerugian, dan
kapasitas daerah dalam bentuk tertulis dan peta.

7. Kapasitas adalah penguasaan sumber daya, cara dan ketahanan


yang dimiliki pemerintah dan masyarakat yang memungkinkan
mereka untuk mempersiapkan diri, mencegah, menjinakkan,
menanggulangi, mempertahankan diri serta dengan cepat
memulihkan diri dari akibat bencana.

8. Kerentanan adalah tingkat kekurangan kemampuan suatu


masyarakat untuk mencegah, menjinakkan, mencapai kesiapan, dan
menanggapi dampak bahaya tertentu. Kerentanan berupa
kerentanan sosial budaya, fisik, ekonomi dan lingkungan, yang dapat
ditimbulkan oleh beragam penyebab.

9. Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk


mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui
langkah yang tepat guna dan berdaya guna.

10. Korban Bencana adalah orang atau kelompok orang yang


menderita atau meninggal dunia akibat bencana.

11. Mitigasi adalah upaya yang dilakukan untuk mengurangi risiko


bencana dengan menurunkan kerentanan dan/atau meningkatkan
kemampuan menghadapi ancaman bencana.

12. Mitigasi Fisik adalah upaya dilakukan untuk mengurangi risiko


bencana dengan menurunkan kerentanan dan/atau meningkatkan
kemampuan menghadapi ancaman bencana dengan membangun
infrastruktur.

14
13. Mitigasi Non-Fisik adalah upaya yang dilakukan untuk mengurangi
risiko bencana dengan menurunkan kerentanan dan/atau
meningkatkan kemampuan menghadapi ancaman bencana dengan
meningkatkan kapasitas pemerintah dan masyarakat dalam
menghadapi bencana.

14. Non-Proletisi adalah bahwa dilarang menyebarkan agama atau


keyakinan pada saat keadaan darurat bencana, terutama melalui
pemberian bantuan dan pelayanan darurat bencana.

15. Pemulihan adalah upaya mengembalikan kondisi masyarakat,


lingkungan hidup dan pelayanan publik yang terkena bencana
melalui rehabilitasi.

16. Penanggulangan Bencana adalah upaya yang meliputi :


penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya
bencana, pencegahan bencana, mitigasi bencana, kesiap-siagaan,
tanggap darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi.

17. Pencegahan adalah upaya yang dilakukan untuk mencegah


terjadinya sebagian atau seluruh bencana.

18. Pengungsi adalah orang atau sekelompok orang yang terpaksa atau
dipaksa keluar dari tempat tinggalnya untuk jangka waktu yang
belum pasti sebagai akibat dampak buruk bencana.

19. Pengurangan Risiko Bencana adalah segala tindakan yang


dilakukan untuk mengurangi kerentanan dan meningkatkan
kapasitas terhadap jenis bahaya tertentu atau mengurangi potensi
jenis bahaya tertentu.

20. Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana adalah


serangkaian upaya pelaksanaan penanggulangan bencana mulai dari
tahapan sebelum bencana, saat bencana hingga tahapan sesudah
bencana yang dilakukan secara terencana, terpadu, terkoordinasi
dan menyeluruh.
15
21. Peringatan Dini adalah upaya pemberian peringatan sesegera
mungkin kepada masyarakat kemungkinan terjadinya bencana pada
suatu tempat oleh lembaga yang berwenang.

22. Prosedur Operasi Standar adalah serangkaian upaya terstruktur


yang disepakati secara bersama siapa berbuat apa, kapan, dimana,
dan bagaimana cara penanganan bencana.

23. Pusdalops Penanggulangan Bencana adalah Unsur Pelaksana


Operasional pada Pemerintah Pusat dan Daerah, yang bertugas
memfasilitasi pengendalian operasi serta menyelenggarakan sistem
informasi dan komunikasi Penanggulangan Bencana.

24. Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek


pelayanan publik atau masyarakat sampai tingkat yang memadai
pada wilayah pascabencana dengan sasaran utama untuk
normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek
pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah
pascabencana.

25. Rekonstruksi adalah pembangunan kembali semua prasarana dan


sarana, kelembagaan pada wilayah pascabencana, baik pada tingkat
pemerintahan maupun masyarakat dengan sasaran utama tumbuh
dan berkembangnya kegiatan perekonomian, sosial dan budaya,
tegaknya hukum dan ketertiban, dan bangkitnya peran serta
masyarakat dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat pada
wilayah pascabencana.

26. Rencana Penanggulangan Bencana tahun 2021-2025 yang


selanjutnya disebut RPB adalah dokumen perencanaan
penanggulangan bencana untuk jangka waktu tahun 2021 sampai
dengan tahun 2025.

16
1.7 Sistematika Dokumen

Sebagai dokumen perencanaan, Rencana Penanggulangan Bencana


(RPB) secara umum memuat dasar pemikiran disusunya rencaan, analisa
masalah, isi strategis yang dipilih, tujuan dan sasaran umum rencana,
serta rencana aksi berupa kegiatan yang secara terinci dimaksudkan
untuk mencapai sasaran tersebut Secara khusus, RPB disusun berdasarkan
hasil kajian risiko bencana, termasuk penilaian kapasitas di daerah, untuk
menentukan prioritas bencana yang akan ditangani dalam rencana
program 5 tahun. Rincian isi dokumen RPB terdiri dari 7 Bab dilengkapi
dengan ringkasan Eksekutif, sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Kerangka Pikir
D. Kedudukan Dokumen

Bab II Karakteristik dan Isu Strategis Kebencanaan Daerah


A. Karakteristik Kebencanaan Daerah
B. Risiko Bencana daerah
C. Prioritas Bencana yang Ditangani
D. Masalah Pokok
E. Rumusan Isu Strategis

Bab III Peyelengaraan Penanggulangan Bencana


A. Kebijakan Penanggulangan Bencana Nasional
B. Kebijakan Penanggulangan Bencana Daerah
C. Kerangka Kerja Pra Bencana
D. Kerangka Kerja Saat Bencana
E. Kerangka Kerja Pasca Bencana
17
F. Pendanaan Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana

Bab IV Tujuan, Sasaran ,Strategi dan Arah Kebijakan, Serta


Program
A. Tujuan dan Sasaran
B. Strategi dan Kebijakan
C. Program Perencanaan

Bab V Rencana Aksi Daerah Pengurangan Risiko Bencana


A. Rumusan Rencana Aksi
B. Pemanduan Para Pihak
C. Pemanduan ke Perencanaan Lainnya

Bab VI Koordinasi, Pemantauan, dan Evaluasi


A. Koordinasi
B. Pemantauan
C. Evaluasi

Bab VII Penutup dan Daftar Pustaka


 LAMPIRAN I MATRIK LOKASI PROGRAM/ KEGIATAN
 LAMPIRAN II BIDANG SOSIAL
 LAMPIRAN III BIDANG KESEHATAN
 LAMPIRAN IV PETA KEJADIAN BENCANA BANJIR DAN LONGSOR
 LAMPIRAN V PETA KEJADIAN BENCANA KEBAKARAN HUTAN DAN
LAHAN
 LAMPIRAN VI PETA KEJADIAN BENCANA ANGIN KENCANG

18
BAB 2
KARAKTERISTIK DAN ISU STRATEGIS KEBENCANAAN DAERAH

2.1 Karakteristik Kebencanaan Daerah


Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam
dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor
manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Dari
terminologi tersebut, bencana dibedakan menjadi 3 (tiga) sesuai dengan
penyebabnya. 1) Bencana Alam adalah bencana yang diakibatkan oleh
peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi,
tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah
longsor. 2) Bencana nonalam adalah bencana yang diakibatkan oleh
peristiwa atau rangkaian peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal
teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit. 3) Bencana
sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial
antarkelompok atau antarkomunitas masyarakat, dan teror.
Dari berbagai kejadian bencana yang terjadi di wilayah Kabupaten
Ogan Ilir, umumnya disebabkan oleh faktor alam seperti banjir, tanah
longsor/abrasi, kebakaran hutan/lahan/rumah, angin kencang yang
menyebabkan kerugian dan kerusakan, dan dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :
Tabel 2.1 Data Bencana di Kabupaten Ogan Ilir

No. Kejadian Bencana Tahun Tahun Tahun Ket


2018 2019 2020
1. Banjir 10 9 3
2. Kebakaran 107 131 41
hutan/lahan/rumah
3. Tanah Longsor 1 3

19
4. Angin Kencang 9 6 11
5. Lainnya (Non-Alam) 162 Covid-
19
JUMLAH 127 149 217

Berdasarkan tabel diatas, dapat dipastikan bahwa setiap tahun


Kabupaten Ogan Ilir mengalami kejadian bencana alam Pada tahun 2018
terdapat total 127 (Seratus Dua Puluh Tujuh) kejadian bencana, lalu pada
tahun 2019 terdapat peningkatan dengan total 149 (Seratus Empat Puluh
Sembilan) , pada tahun 2020 terdapat peningkatan dengan total 217
Kejadian dikarenakan terdapat bencana Dalam Kategori Non-Alam yang
disebut sebagai Corona Virus Disease 2019 atau COVID-19.
Dalam Kurun waktu 3 tahun terakhir, bencana yang diakibatkan
kebakaran hutan/lahan paling banyak terjadi di kabupaten Ogan Ilir dengan
total 279 (Dua Ratus Tujuh Puluh Sembilan) Kejadian. Dengan rata-rata 93
Kejadian per-tahun. Penyebab kebakaran umumnya diakibatkan oleh factor
manusia, faktor kelalaian maupun kesengajaan dengan membakar
lahan/hutan untuk membuka lahan perkebunan. Bencana terbanyak kedua
adalah bencana Non-alam COVID-19 yang merupakan wabah /epidemi
yang baru terjadi di Kabupaten Ogan Ilir sebanyak 162 Kasus Positif,
dengan penjabaran 149 orang terkonfirmasi sembuh, 9 orang meninggal,
2 orang sedang dirawat dan 2 orang melakukan isolasi mandiri, namun
disamping itu terdapat 52 orang sebagai Suspect (Terduga
Positif/menunggu hasil swab/rapid test). Di urutan 3, kejadian Angin
kencang total 26 kejadian dengan rata rata 8-9 kejadian per-tahun, dan
yang terakhir kejadian banjir/longsor dengan total 22 kejadian yang pada
umumnya terjadi sebanyak 7 kejadian pertahun.
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa Bencana Kebakaran
(Khususnya Kebakaran Lahan/Hutan) dominan terjadi terutama pada saat
cuaca panas ekstrem. Khususnya tahun 2019 sehingga menimbulkan kabut
asap yang memberikan efek di wilayah lain sekitar Wilayah Geografis
20
Kabupaten Ogan Ilir, namun berdasarkan data tahun 2020 terjadi
penurunan signifikan kasus kebakaran hutan dari 131 kejadian di tahun
2019 menjadi 41 kejadian.

Sesuai dengan tekstur lahan di Kabupaten Ogan Ilir yang cenderung


landai, dengan kondisi vegetasi lahan berupa lahan gambut dan banyak
ditumbuhi oleh berbagai tanaman baik tanaman hutan, tanaman
perkebunan maupun tanaman lainnya dan letak geografis yang memiliki
fenomena klimatologi yang spesifik, maka bencana alam yang pernah dan
sering terjadi di Kabupaten Ogan Ilir cukup beragam, yakni berupa banjir,
kekeringan, asap akibat kebakaran lahan dan hutan, angin kencang
(puting beliung), longsor.
Berdasarkan intensitas kejadian, cakupan area bencana, dan
implikasi yang ditimbulkan, maka bencana asap yang disebabkan oleh
karena kabakaran lahan dan hutan paling luas cakupan wilayah yang
terkena dampak asap tersebut, dan lama serta intensitas kejadian yang
paling sering. Hal tersebut disebabkan oleh karena sebaran asap sangat
tergantung pada jumlah titik panas (hot spot), arus dan kecepatan angin
yang terjadi pada saat kebakaran lahan dan hutan tersebut terjadi.

2.2 Risiko Bencana Daerah


Secara administratif Kabupaten Ogan Ilir memiliki 16 kecamatan,
227 desa dan 14 kelurahan, dengan luas wilayah 2.666,07 km2 .
Kecamatan terluas adalah Kecamatan Rambang Kuang degan luas 528,82
km2 diikuti Kecamatan Indralaya Utara seluas 502,47 km2 , kecamatan
Muara Kuang seluas 300,75 km2 , sedangkan kecamatan terkecil adalah
Kecamatan Rantau Panjang yang luasnya 40,85 km2 . Jumlah desa
terbanyak adalah Kecamatan Pemulutan dengan 25 desa, Kecamatan
Tanjung Batu dengan 19 desa, serta Kecamatan Indralaya Utara dengan
15 desa dan 1 kelurahan.

21
Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Ilir Nomor 22 Tahun
2005 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Kecamatan dalam
Kabupaten Ogan Ilir, jumlah kecamatan dalam Kabupaten Ogan Ilir sebanyak
16 kecamatan, dan sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Ilir Nomor 21
Tahun 2006 tentang Pemekaran Kelurahan dan Perubahan Status Desa
Menjadi Kelurahan, serta Peraturan Bupati Ogan Ilir Nomor 44 Tahun 2006
tentang Pembentukan dan Pemekaran Desa di Kabupaten Ogan Ilir, maka
jumlah desa adalah 227 desa dan kelurahan adalah 14 kelurahan. Kecamatan
2
terluas adalah Kecamatan Rambang Kuang dengan luas 528,82 km diikuti
2
Kecamatan Indralaya Utara seluas 472,33 km , Kecamatan Muara Kuang
2 2
seluas 300,75 km , Kecamatan Tanjung Batu seluas 263,75 km , Kecamatan
2 2
Lubuk Keliat seluas 207,67 km , Kecamatan Payaraman seluas 180,57 km ,
2
Kecamatan Pemulutan dengan luas 116,92 km , Kecamatan Indralaya seluas
2
101,22 km . Sedangkan kecamatan tersempit adalah Kecamatan Rantau
2
Panjang yang luasnya mencapai 40,85 km dan Kecamatan Sungai Pinang
2
dengan luas 42,62 km .

Tabel 2.2 Luas dan Pembagian Wilayah Administrasi


Kabupaten Ogan Ilir

Luas Wilayah
No Kecamatan
(km2)

1 INDRALAYA SELATAN 97,26


2 INDRALAYA UTARA 472,33
3 INDRALAYA 52,36
4 PEMULUTAN BARAT 46,75
5 PEMULUTAN SELATAN 61,49
6 PEMULUTAN 122,92
7 SUNGAI PINANG 42,62
8 RANTAU PANJANG 40,85
9 TANJUNG RAJA 70,41
10 KANDIS 42,62

22
11 RANTAU ALAI 62,16
12 PAYARAMAN 180,57
13 TANJUNG BATU 263,75
14 LUBUK KELIAT 212,17
15 RAMBANG KUANG 528,82
16 MUARA KUANG 300,75
KABUPATEN OI 2.597,83
Sumber : Kabupaten Ogan Ilir Dalam Angka (2018)

Tabel 2.1 memperlihatkan bahwa luas wilayah Kabupaten Ogan Ilir


secara keseluruhan adalah 2.597,83 km2. Luas wilayah dijadikan dasar data
kajian untuk menentukan potensi luas bahaya terpapar bencana. Potensi
luas bahaya tersebut diketahui berdasarkan kondisi wilayah rentan di setiap
wilayah di Kabupaten Ogan Ilir. Semakin luas suatu wilayah dengan tingkat
rawan bencana yang tinggi, semakin besar luas wilayah terpapar bencana
di Kabupaten Ogan Ilir. Selain terhadap besaran luas bahaya, bencana yang
terjadi mempengaruhi potensi penduduk terpapar bencana. Bencana juga
dapat terjadi disebabkan oleh faktor kependudukan pada suatu wilayah.
Penduduk Kabupaten Ogan Ilir 420.783 jiwa, yang terdiri dari 213.095 jiwa
penduduk laki-laki dan 207.688 jiwa penduduk perempuan. Jumlah
penduduk Kabupaten Ogan Ilir per kecamatan dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2
Jumlah Penduduk Per Kecamatan di Kabupaten Ogan Ilir
No Kecamatan Pria Wanita Jumlah
1 Muara Kuang 10.246 9.718 19.964
2 Tanjung Batu 23.713 23.502 47.215
3 Tanjung Raja 22.389 22.185 44.574
4 Indralaya 20.691 20.806 41.497
5 Pemulutan 23.024 22.515 45.539
6 Rantau Alai 5.651 5.336 10.987
7 Indralaya Utara 19.466 18.702 38.168
8 Indralaya Selatan 12.222 11.317 22.539
9 Pemulutan Selatan 8.548 8.471 17.019

23
10 Pemulutan Barat 6.973 5.928 13.901
11 Rantau Panjang 8.724 8.497 17.221
12 Sungai Pinang 13.775 12.683 26.458
13 Kandis 5.598 5.752 10.852
14 Rambang Kuang 10.515 10.117 20.632
15 Lubuk Keliat 9.273 8.712 17.985
16 Payaraman 13.287 12.947 26.234
Jumlah 213.095 207.688 420.783

Salah satu faktor pemicu terjadinya bencana adalah kondisi wilayah.


Wilayah bagian utara Kabupaten Ogan Ilir merupakan hamparan dataran
rendah berawa yang sangat luas mulai dari Kecamatan Pemulutan,
Pemulutan Barat, Pemulutan Selatan, sampai Indralaya Selatan. sedangkan
Kecamatan Tanjung Batu, Payaraman, Lubuk Keliat, Rambang Kuang dan
Muara Kuang dengan dataran yang bertopografi datar sampai
bergelombang dengan ketinggian sampai 14 meter dari permukaan air laut.
Wilayah daratan Kabupaten Ogan Ilir mencapai 65 % serta wilayah berair
dan rawa-rawa sekitar 35 %. Derajat keasaman tanah berkisar antara pH
4,0 sampai pH 6,0.

Wilayah Kabupaten Ogan Ilir memiliki topografi yang relatif datar


dengan kemiringan lereng berkisar dari 0 – 5% dengan ketinggian berkisar
antara 0 – 50 meter diatas permukaan laut. Kondisi ini merupakan salah
satu pemicu terjadinya bahaya. Potensi bahaya yang ada, jika didukung
dengan kerentanan dan kurangnya kapasitas masyarakat dalam
menghadapi potensi bahaya tersebut, maka akan menimbulkan risiko
bencana yang tidak sedikit.

1. Risiko Bencana Banjir


Hasil pengkajian bahaya menunjukkan bahwa Kabupaten Ogan Ilir
berpotensi terdampak untuk bahaya banjir dengan luas dampak yang
berbeda-beda. Berdasarkan hasil kajian bencana banjir menunjukkan
24
bahwa hampir seluruh wilayah di Kabupaten Ogan Ilir terdampak bencana
banjir dengan total potensi dampak sejumlah 52.297,80 Ha yang berada
pada kelas bahaya rendah untuk 16 kecamatan. Adapun luas potensi
bahaya banjir di Kabupaten Ogan Ilir per kecamatan dapat dilihat pada
Tabel dibawah ini.
Tabel 2.3 Potensi Bahaya Banjir per Kecamatan di Kab.Ogan Ilir

Luas Bahaya
Kelas
No Kecamatan Wilayah Luas Perkelas Bahaya (Ha)
Bahaya
(Ha) Rendah Sedang Tinggi Total Luas
INDRALAYA
1 SELATAN 9726 2132,79 0 0 2132,79 Rendah
INDRALAYA
2 UTARA 47233 5775,30 0 0 5775,30 Rendah
3 INDRALAYA 5236 3054,34 0 0 3054,34 Rendah
PEMULUTAN
4 BARAT 4675 1501,73 0 0 1501,73 Rendah
PEMULUTAN
5 SELATAN 6149 1222,30 0 0 1222,30 Rendah
6 PEMULUTAN 12292 3611,49 0 0 3611,49 Rendah
SUNGAI
7 PINANG 4262 1516,88 0 0 1516,88 Rendah
RANTAU
8 PANJANG 4085 1554,84 0 0 1554,84 Rendah
TANJUNG
9 RAJA 7041 4064,39 0 0 4064,39 Rendah
10 KANDIS 4262 1611,09 0 0 1611,09 Rendah
11 RANTAU ALAI 6216 3178,68 0 0 3178,68 Rendah
12 PAYARAMAN 18057 427,22 0 0 427,22 Rendah
TANJUNG
13 BATU 26375 5636,79 0 0 5636,79 Rendah
LUBUK
14 KELIAT 21217 4047,90 0 0 4047,90 Rendah
RAMBANG
15 KUANG 52882 5228,70 0 0 5228,70 Rendah
MUARA
16 KUANG 30075 7733,381 0 0 7733,381 Rendah
KABUPATEN
OGAN ILIR 259783 52297,80 0 0 52297,80 Rendah
25
Berdasarkan hasil kajian bahaya banjir pada tabel diatas
menunjukkan bahwa pada kelas bahaya banjir rendah terdapat di seluruh
Kecamatan di Kabupaten Ogan Ilir. Pada dasarnya, wilayah Kabupaten
Ogan Ilir yang berada di sepanjang aliran sungai Ogan memiliki tingkat
genangan air yang tinggi di musim hujan. Hal ini lah yang mengakibatkan
sebagian permukiman terkena banjir di sepanjang aliran sungai tersebut.
2. Risiko Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan

Kajian ancaman bencana Kebakaran Hutan dan Lahan di Kabupaten


Ogan Ilir ditekankan pada penentuan zona rawan kebakaran hutan dan lahan
dengan metode kualitatif, yaitu dengan menggunakan data jenis hutan dan
lahan. Analisis tersebut digunakan dalam menentukan zona atau daerah-
daerah yang rawan bencana kebakaran hutan dan lahan dengan indeks
ancaman bencana adalah sebagai berikut :

Tabel 2.4 Indeks Ancaman Bencana Kebakaran Hutan dan


Lahan

Kelas Indeks
Bobot
No Komponen Rendah Sedang Total
Tinggi

1 Jenis Hutan dan Lahan Hutan Lahan


Perkebunan Padangrumput 50

2 Iklim Penghujan Penghujan- kemarau 50

Sumber : BNPB

Tabel 2.5 Luas Wilayah Kebakaran Hutan dan Lahan Kabupaten


Ogan Ilir

26
Hasil pengolahan data untuk Risiko Bencana Kebakaran Hutan dan
Lahan di Kabupaten Ogan Ilir disajikan pada gambar 2.1 berikut ini .

Gambar 2.1 Peta Risiko Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan

Hasil kajian risiko Karhutla Kabupaten Ogan Ilir ditemukan hasil


bahwa seluruh kabupaten memiliki kelas risiko sedang. Hal ini
mengindikasikan bahwa Kabupaten Ogan Ilir memiliki risiko untuk
terjadinya Karhutla, sehingga diperlukan persiapan mitigasi bencana
Karhutla.

2.3 Prioritas Bencana yang Ditangani


Fokus prioritas, program, dan aksi yang merupakan penjabaran
lanjutan dari strategi spesifik untuk jenis bahaya . Hal ini dikarenakan
penanganan dan upaya pengurangan risiko yang akan dilakukan harus
27
disesuaikan dengan karakteristik dari jenis bahaya tersebut. Selain itu,
dipengaruhi oleh hasil penentuan tingkat risiko dan bencana prioritas yang
ada disuatu daerah. Untuk lebih jelas terkait dengan fokus prioritas,
program dan aksi untuk bahaya yang berpotensi di Kabupaten Ogan Ilir
akan dijelaskan sebagai berikut.

Tabel 2.6 Fokus Prioritas, Program dan Aksi Penanggulangan


Bencana

FOKUS PRIORITAS PROGRAM AKSI

1 Menyediakan Pembangunan 1 Pembangunan dan


dukungan, Insfrastruktur perbaikan jaringan
melaksanakan Penghalang utama irigasi dan
pembangunan Bencana bendungan setiap
dan perbaikan tahun selama 5 tahun
jaringan utama
irigasi dan
bendungan serta
normalisasi sungai
2 Mengembangkan Pembangunan 2 Penerapan teknologi
inovasi pintu air Insfrastruktur sederhana dan tepat
dengan teknologi Penghalang guna pada pintu air
sederhana dan Bencana di daerah rawan
tepat guna bencana banjir setiap
tahun selama 5 tahun
3 Pengamanan Pembangunan 3 Melaksanakan
dan pelestarian Insfrastruktur reklamasi sungai
Sumber Daya Air Penghalang pada daerah rawan
melalui Bencana bencana
reklamasi banjir setiap tahun
sungai di selama 5 tahun
daerah rawan
Bencana Banjir
4 Melaksanakan Pembangunan 4 Reboisasi pada lahan
Reboisasi Pada Insfrastruktur kritis setiap tahun
Lahan Kritis Penghalang selama 5 tahun
Bencana

28
5 Menetapkan Penegakan 5 Penerbitan
standar Peraturan Peraturan Bupati
pengelolaan Pengurangan tentang Standar
Sumber daya Air Risiko Bencana pengelolaan
dan Daerah Banjir Sumber daya air dan
Aliran Sungai Daerah
Aliran Sungai di
daerah rawan
bencana Banjir
6 Penerapan dan Penegakan 6 Penyediaan tenaga
pengawasan Peraturan pengawas penerapan
implementasi Pengurangan standar pengelolaan
Risiko Bencana air dan daerah aliran
Standar sungai
Banjir
Pengelolaan 7 Perumusan standar
Sumber Daya Air reward and
dan Daerah punishment bagi
Aliran Sungai aparat hingga seluruh
lapisan masyarakat
dalam mendukung
standar pengelolaan
sumber daya air dan
daerah aliran sungai
7 Melakukan Pembangunan 8 Pemeliharaan
pembersihan Budaya Siaga (pengerukan)
Daerah Aliran Bencana dan sedimentasi sungai
Sungai secara kemandirian selama 5 tahun di
berkala dan Masyarakat daerah aliran sungai
partisipaif ( dalam rawan bencana banjir
Gotong Royong) menghadapi 9 Pelibatan Masyarakat
risiko bencana desa dan kecamatan
dalam pembersihan
banjir
daerah aliran sungai
8 Melakukan Pembangunan 10 Penyusunan rencana
Sosialisasi Budaya Siaga evakuasi partisipatif
tentang Bencana dan masyarakat di zona
Kesiapsiagaan kemandirian penanganan
Banjir bencana banjir
Masyarakat
dalam
menghadapi
risiko
bencana banjir

29
9 Melakukan Latihan Pembangunan 11 Penyelenggaraan
dan simulasi secara Kapasitas latihan kesiapsiagaan
Berkala Teknis Aparat bersama antara
Kesiapsiagaan Pemerintah pemerintah dan
Bencana banjir dalam seluruh lapisan
Penanggulangan masyarakaat di
Bencana kawasan rawan
bencana banjir
minimal satu kali
setahun
10 Pengadaan sarana Pembangunan 12 Pembangunan
dan prasarana Insfrastruktur sarana dan
penanggulangan Penghalang prasarana
bencana banjir Bencana penanggulangan
(contoh: Perahu bencana banjir
karet, pelampung, sesuai dengan
dll) rencana kontinjensi
banjir
11 Pembangu Pembangunan 13 Penyediaan informasi
nan Sistem Budaya Siaga peringatan dini
Peringatan Bencana dan bencana banjir kepada
Dini Banjir kemandirian masyarakat rentan
Masyarakat satu jam sebelum
dalam terjadinya banjir
menghadapi
risiko
bencana banjir
12 Melaksanakan Pembangunan 14 Pelatihan Teknis
Pelatihan Teknis Kapasitas Penaggulangan banjir
penaggulangan Teknis Aparat bagi SKPD terkait
bencana banjir Pemerintah
dalam
Penanggulangan
Bencana
13 Penyusunan Penegakan 15 Penyusunan rencana
dan Penetapan Peraturan evakuasi bencana
Rencana Pengurangan banjir tingkat
Evakuasi di Risiko Bencana kabupaten Zona
Zona Prioritas Banjir Prioritas Penanganan
Penanggulanga Bencana Banjir
16 Sosialisasi rencana
n Bencana
evakuasi bencana
Banjir
banjir bagi masyarakat
30
di kawasan rawan
bencana banjir
14 Kaji Cepat Bencana Penyelengg 17 Penyusunan laporan
araan dan merekomendasi
Operasi status darurat bencana
Darurat maksimal 1x24 jam
Bencana sejak
terjadinya bencana
15 Pencarian, Penyelengg 18 Pembentukkan gugus
Penyelamatan araan tugas PB maksimum 6
dan Evakuasi Operasi jam setelah kejadian
Darurat bencana berakhir
Bencana 19 Pencarian korban
selamat maksimum
7 x 24 jam setelah
kejadian bencana
berakhir.
16 Pemenuhan Penyelengg 20 Pendistribusian
kebutuhan dasar araan logistic dasar
pangan, sandang, Operasi maksimum 2x24
hunian sementara, Darurat jam setelah
layanan Bencana kejadian bencana
kesehatan, air berakhir sampai ke
bersih dan sanitasi seluruh titik
pengungsian
17 Pemulihan Penyelengg 21 Pendataan status
darurat fungsi araan seluruh fasilitas kritis
prasarana dan Rehabilitasi yang ada di daerah
sarana kritis dan bencana
Rekonstruk maksimum 1x24
si jam setelah
bencana berakhir
22 Memfungsikan fasilitas
kritis yang rusak (baik
secara permanen
ataupun temporer)
maksimum 7x24 jam
setelah kejadian
bencana selesai,
18 Pengkajian Penyelengg 23 Membuat hasil
Kerusakan dan araan perhitungan
Kerugian Rehabilitasi kerusakan dan
dan kerugian (DALA),
31
Rekonstruk maksimum 10 hari
si setelah
dikeluarkannya status
darurat
bencana

19 Penyusunan Penyelengg 24 Penyusunan Rencana


Rencana Aksi araan Aksi Rehabilitasi dan
Rehabilitasi dan Rehabilitasi Rekonstruksi,
Rekonstruksi dan maksimim selesai 14
Rekonstruk hari setelah
si
ditetapkannya status
darurat
bencana.
20 Pemulihan Penyelengg 25 Pelaksanaan Rencana
prasarana sarana araan Rehabilitasi
publik dan Rehabilitasi Rekonstruksi paling
rekonstruksi dan lama 6 bulan setelah
rumah warga Rekonstruk kejadian bencana
korban bencana si
21 Pemulihan Penyelengg 26 Normalisasi
kesehatan dan araan kehidupan
kondisi Rehabilitasi masyarakat
psikologis dan korban selamat
Rekonstruk paling lama 6
si bulan setelah
kejadian bencana

2.4 Masalah Pokok

Kabupaten Ogan Ilir yang memiliki tingkat kerentanan beragam


untuk setiap jenis potensi bencana. Kerentanan bencana ditinjau dari
komponen sosial budaya, fisik, ekonomi dan lingkungan. Penghitungan
kerentanan suatu kawasan bila terpapar oleh suatu ancaman
bencana terdiri dari 3 (tiga) indeks kerentanan. Indeks tersebut
adalah: 1) Indeks Penduduk Terpapar (dalam satuan jiwa); 2) Indeks
Kerugian (dalam satuan Rupiah); dan 3) Indeks Kerusakan Lingkungan
(dalam satuan hektar).

32
Tingkat kerugian di Kabupaten Ogan Ilir dapat disusun apabila
tingkat ancaman/bahaya pada suatu daerah telah dikaji. Tingkat kerugian
diperoleh dari penggabungan tingkat ancaman/bahaya dengan Indeks
Kerugian. Penentuan Tingkat/indeks Kerugian dilakukan dengan
menggunakan matriks seperti yang terlihat pada Gambar 2.2

Gambar 2.2 Matriks Penentuan Tingkat Kerugian Bencana di


Kabupaten Ogan Ilir

Berdasarkan tabel dan matriks penentuan tingkat


kerugian/kerentanan di atas dapat disimpulkan bahwa potensi tingkat
kerugian/kerentanan akibat multibencana dimisalkan sebagai berikut:
2. Tingkat kerugian RENDAH dengan tingkat ancaman RENDAH dan indeks
kerugian SEDANG adalah epidemi dan wabah penyakit, letusan gunung
api, konflik sosial serta tanah longsor.
3. Tingkat kerugian SEDANG dengan tingkat ancaman RENDAH dan indeks
kerugian TINGGI adalah tsunami dan gempa bumi.

4. Tingkat kerugian SEDANG dengan tingkat ancaman SEDANG dan indeks


kerugian SEDANG adalah gelombang ekstrim dan abrasi, banjir, kebakaran
hutan dan lahan, serta kegagalan teknologi.

33
5. Tingkat kerugian TINGGI dengan tingkat ancaman TINGGI dan indeks
kerugian SEDANG terdapat bencana cuaca ekstrim serta kekeringan.

Semakin tinggi ancaman bahaya di suatu daerah, maka semakin


tinggi risiko daerah tersebut terkena bencana. Demikian pula semakin tinggi
tingkat kerentanan masayarakat atau penduduk, maka semakin tinggi pula
tingkat risikonya. Tetapi sebaliknya, semakin tinggi tingkat kemampuan
masyarakat, maka semakin kecil risiko yang dihadapinya. Sebagai langkah
sederhana untuk pengkajian risiko adalah pengenalan bahaya/ancaman di
daerah yang bersangkutan. Semua bahaya/ancaman tersebut
diinventarisasi, kemudian di perkirakan kemungkinan terjadinya
(probabilitasnya). Jika probabilitas di atas dilengkapi dengan perkiraan
dampaknya apabila bencana itu memang terjadi dengan pertimbangan
faktor dampak antara lain:
a. jumlah korban;
b. kerugian harta benda;
c. kerusakan prasarana dan sarana;
d. cakupan luas wilayah yang terkena bencana; dan
e. dampak sosial ekonomi yang ditimbulkan,
Berdasarkan segi dampak yang dihasilkan maka dokumen Rencana
Penanggulangan Bencana (RPB) yang dilakukan menganalisis 3 (tiga)
bencana, yaitu banjir dan longsor; kebakaran hutan dan lahan; dan angin
kencang. Berdasarkan kondisi Kabupaten Ogan Ilir, 3 (tiga) jenis bencana
ini yang memiliki risiko bahaya yang cukup besar.

2.5 Rumusan Isu Strategis


Dalam rangka mengurangi risiko serta membangun ketangguhan
masyarakat dalam menghadapi bencana, peningkatan efektivitas dan
efisiensi penanggulangan bencana sangat diperlukan. Hal ini dapat
dilakukan melalui penguatan, peningkatan dan penjabaran secara detail

34
arah penanggulangan bencana serta pengintegrasian antara pihak
pemangku kepentingan yaitu komponen pemerintah dan non pemerintah.
Pemaduan RPB terhadap dokumen lain (RIPB, RPJMN, RPJMD, dan RTRW)
sangat penting agar tidak terjadinya tumpang tindih dan meningkatkan
efektivitas penanggulangan bencana. Rumusan isu strategis
penanggulangan bencana di Kabupaten Ogan Ilir, adalah sebagai berikut:
1. Tingginya Ancaman Bencana Banjir, Kebakaran hutan dan lahan, serta
angina kencang di Kabupaten Ogan Ilir

2. Belum Optimalnya Regulasi dan Kapasitas Kelembagaan dalam Upaya


Penanggulangan Bencana di Kabupaten Ogan Ilir
3. Masih Kurangnya Kapasitas dan Partisipasi Masyarakat Kabupaten Ogan
Ilir dalam Menghadapi Bencana

35
BAB 3
PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA

3.1 Kebijakan Penanggulangan Bencana Nasional


Kebijakan penanggulangan bencana (PB) Nasional dirumuskan oleh
BNPB yang telah memiliki harmonisasi yang baik seperti tabel berikut:
Tabel 3.1 Persandingan Visi, Misi, Kebijakan dan Strategi PB
VISI DAN KEBIJAKAN STRATEGI
MISI
Visi:
Ketangguhan
Bangsa Dalam
Menghadapi
Bencana

Misi: Penguatan dan Penguatan dan harmonisasi


a. Melindungi Harmonisasi peraturan perundang-undangan
bangsa dari Sistem, Regulasi Penanggulangan bencana
ancaman serta Tata Kelola Penguatan tata kelola
bencana PB yang efektif penanggulangan bencana yang
melalui dan efisien
pengurangan semakin profesional, transparan,
risiko dan akuntabel
b. Membangun Peningkatan Penerapan riset inovasi dan
system sinergi antar teknologi kebencanaan melalui
kementerian/lem integrase kolaboratif multipihak
penanggulan
baga dan
gan bencana
pemangku
yang handal kepentingan
c. Menyelengga dalam
rakan penanggulangan
penanggulan bencana
gan bencana Penguatan Peningkatan Sarana Prasarana
serta investasi Mitigasi dan Pengurangan Risiko
terencana, pengelolaan risiko Bencana
terpadu, bencana sesuai
terkoordinasi dengan proyeksi
dan peningkatan risiko
menyeluruh bencana
Penguatan Sistem Kesiapsiagaan
Bencana

36
Pemberdayaan masyarakat dalam
penanggulangan bencana dengan
pendekatan rekayasa social yang
kolaboratif (collaborative social
engineering)
Peningkatan perlindungan terhadap
kerentanan lingkungan di daerah
rawan bencana
Peningkatan Penguatan Sistem dan
kapasitas dan Operasionalisasi Penanganan
kapabilitas
Darurat Bencana
penanganan
kedaruratan
bencana yang
cepat dan andal
Percepatan Percepatan Penyelenggaraan
pemulihan Rehabilitasi dan Rekonstruksi di
daerah dan
daerah terdampak bencana
masyarakat
terdampak
bencana untuk
membangun
kehidupan yang
lebih baik
Sumber: Renas 2020-2024

3.2 Kebijakan Penanggulangan Bencana Daerah


Kebijakan penanggulangan bencana daerah mengikuti RPJMD
Kabupaten Ogan Ilir dan telah dipadukan dengan arah kebijakan Nasional
Renas 2020-2024 yaitu “Peningkatan Ketangguhan Bencana Menuju
Kesejahteraan yang Berketahanan untuk Pembangunan Berkelanjutan”
yang telah disesuaikan dengan RPJMN 2020-2024. Berikut merupakan
persandingan kebijakan, strategi, dan program PB Indonesia pada Tabel
3.2 berikut ini.
Tabel 3.2 Persandingan Kebijakan, Strategi dan Program PB
Indonesia
KEBIJAKAN STRATEGI PROGRAM
Penguatan dan Program:
harmonisasi

37
Penguatan dan peraturan perundang 1. Penguatan
Harmonisasi undangan peraturan
Sistem, Regulasi Penanggulangan perundangan
serta Tata Kelola bencana daerah dan
PB yang efektif Penguatan tata kelola kapasitas
dan efisien penanggulangan kelembagaan
bencana yang
2. Perencanaan
semakin profesional,
penanggulangan
transparan,
bencana yang
dan akuntabel
terpadu
Peningkatan
Penerapan riset
sinergi antar
inovasi dan teknologi 3. Penelitian,
kementerian/le
kebencanaan melalui pendidikan dan
mbaga dan
pemangku integrase kolaboratif pelatihan
kepentingan multi pihak
dalam 4. Peringatan dini
penanggulangan
bencana
5. Kesiapsiagaan
Peningkatan Sarana
Prasarana
6. Rehabilitasi
dan
Mitigasi dan
rekonstruksi
Pengurangan Risiko
Penguatan investasi Bencana 7. Peningkatan
pengelolaan risiko Penguatan Sistem kapasitas dan
bencana sesuai Kesiapsiagaan partisipasi
dengan proyeksi Bencana masyarakat dan
peningkatan risiko Pemberdayaan para pemangku
bencana masyarakat dalam kepentingan
penanggulangan lain
bencana dengan nya dalam RPB
pendekatan rekayasa
social yang kolaboratif 8. Pencegahan dan
(collaborative social mitigasi bencana
engineering)
Peningkatan
perlindungan terhadap
kerentanan lingkungan
di daerah rawan
bencana

38
Peningkatan
Penguatan Sistem
kapasitas dan
kapabilitas dan
penanganan Operasionalisasi
kedaruratan Penanganan
bencana yang Darurat Bencana
cepat
dan andal
Percepatan
Percepatan
pemulihan daerah
dan masyarakat Penyelenggaraan
terdampak bencana Rehabilitasi dan
untuk membangun Rekonstruksi di
kehidupan yang daerah terdampak
lebih baik bencana
Sumber: Renas 2020-2024

Berdasarkan yang telah dijabarkan pada Tabel 3.2, perlu adanya


pihak yang terlibat dalam pelaksanaan program tersebut. Berikut
merupakan tabel yang menjelaskan tentang program dengan pihak yang
terlibat di dalamnya pada Tabel 3.3 berikut ini:
Tabel 3.3 Persandingan Program dan Stakeholder
Program Stakeholder
Pembangunan Insfrastruktur BAPEDA, BPBD, DINAS PUPR,
Penghalang Bencana DINAS LH,KEMEN PU, BNPB,
MASY
Penegakan Peraturan Pengurangan BAPEDA, BPBD, DINAS PUPR,
Risiko Bencana Banjir DINAS LH

Peningkatan kapasitas masyarakat BAPEDA, BPBD, DINAS PUPR,


dalam membangun budaya aman DINAS LH, KEMEN PU, BNPB,
bencana serta kemandirian dalam MASY, BADAN PERIZINAN,
menghadapi risiko bencana DINAS TATA RUANG,
TENAGA PENGAWAS
KECAMATAN
Pembangunan Kapasitas Teknis Aparat BAPEDA, BPBD, DINAS PUPR,
DINAS LH, KEMEN PU, BNPB,
Pemerintah dalam Penanggulangan
MASYARAKAT
Bencana

39
Penyelenggaraan Operasi Darurat BAPEDA,BPBD, DINAS PUPR,
Bencana DINAS LH, DINAS LHD,
DINAS
SOSNAKERTRANS,
DINAS PUPRPR, DINAS
KESEHATAN, PMI, TNI,
POLRI, SAR
Penyelenggaraan Rehabilitasi dan BAPEDA, BPBD, DINAS
Rekonstruksi
PUPR, DINAS LH, KEMEN
PU, BNPB,CAMAT,
MASYARAKAT,
Dinas Koperasi, UKM
Perdagangan
Pembangunan dan Pemeliharaan sarana
BAPEDA, BPBD, DINAS
dan prasarana kesiapsiagaan bencana
PUPR, DINAS LH, KEMEN
PU, BNPB
Pencegahan dan mitigasi non struktural BAPEDA, BPBD, DINAS
PUPR,DINAS LH,LHD

3.3 Kerangka Kerja Pra Bencana

Kerangka kerja pra bencana merupakan sebuah pedoman yang


dijalankan saat sebeum datangnya bencana. Tujuan dibentuknya, yaitu
sebagai upaya penanggulangan yang akan dilakukan sebelum datangnya
bahaya bencana yang akan terjadi. Pada kerangka kerja pra bencana
terdapat dua fase tindakan yaitu fase pencegahan dan mitigasi dan fase
kesiapsiagaan bersumber dari Perka BNPB Nomor 4 tahun 2008,
Pencegahan dan mitigasi merupakan upaya atau kegiatan yang bertujuan
untuk menghindari bencana serta risiko yang ditimbulkan oleh bencana.
Tindakan mitigasi dibagi menjadi 2 (dua) bagian, dilihat dari sifatnya, yaitu
mitigasi pasif dan mitigasi aktif.
Tindakan pencegahan yang tergolong dalam mitigasi pasif antara lain
adalah:
1. Penyusunan peraturan perundang-undangan

40
2. Pembuatan peta rawan bencana dan pemetaan masalah
3. Pembuatan pedoman/standar/prosedur
4. Pembuatan brosur/leaflet/poster
5. Penelitian/pengkajian karakteristik bencana
6. Pengkajian/analisis risiko bencana
7. Internalisasi PB dalam muatan lokal pendidikan
8. Pembentuukan organisasi atau satuan gugus tugas bencana
9. Perkuatan unit-unit sosial dalam masyarakat, seperti forum
10. Pengarus-utamaan PB dalam perencanaan pembangunan
Sedangkan tindakan pencegahan yang tergolong dalam mitigasi aktif
antara lain:

1. Pembuatan dan penempatan tanda-tanda peringatan, bahaya,


larangan memasuki daerah rawan bencana dsb.
2. Pengawasan terhadap pelaksanaan berbagai peraturan tentang
penataan ruang, ijin mendirikan bangunan (IMB), dan peraturan lain
yang berkaitan dengan pencegahan bencana.
3. Pelatihan dasar kebencanaan bagi aparat dan masyarakat.
4. Pemindahan penduduk dari daerah yang rawan bencana ke daerah
yang lebih aman..
5. Penyuluhan dan peningkatan kewaspadaan masyarakat.
6. Perencanaan daerah penampungan sementara dan jalur-jalur
evakuasi jika terjadi bencana.
7. Pembuatan bangunan struktur yang berfungsi untuk mencegah,
mengamankan, dan mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh
bencana seperti: tanggul, dam, penahan erosi pantai, bangunan tahan
gempa, dan sejenisnya.
Adakalanya kegiatan mitigasi ini digolongkan menjadi mitigasi yang
bersifat non-struktural (berupa peraturan, penyuluhan, pendidikan) dan
yang bersifat strukturan (berupa bangunan dan prasarana).

41
Kesiapsiagaan dilaksanakan untuk mengantisipasi kemugkinan
terjadinya bencana dalam rangka menghindari jatuhnya korban jiwa,
kerugian harta benda, dan berubahnya tata kehidupan masyarakat. Upaya
kesiapsiagaan dilakukan pada saat bencana mulai teridentifikasi akan
terjadi, kegiatan yang dilakukan antara lain:
1. Pengaktifan pos-pos siaga bencana dengan segenap unsur
pendukungnya.

2. Pelatihan siaga/simulasi/gladi/teknis bagi setiap sektor


penanggulangan bencana (SAR, sosial, kesehatan, prasarana, dan
pekerjaan umum).
3. Inventarisasi sumber daya pendukung kedaruratan.
4. Penyiapan dukungan dan mobilisasi sumber daya/logistik.
5. Penyiapan sistem informasi dan komunikasi yang
cepat dan terpadu guna mendukung tugas
kebencanaan.
6. Penyiapan dan pemasangan instrumen sistem peringatan dini (early
warning)
7. Penyusunan rencana kontijensi (contingency plan)
8. Mobilisasi sumber daya (personil dan prasarana/sarana peralatan)

Berdasarkan Perka BNPB Nomor 4 tahun 2008, Pada tahap pra bencana
ini meliputi dua keadaan yaitu :
1. Dalam situasi tidak terjadi bencana
2. Dalam situasi terdapat potensi bencana

1. Situasi tidak terjadi bencana


Situasi tidak ada potensi bencana yaitu kondisi suatu wilayah yang
berdasarkan analisis kerawanan bencana pada periode waktu
tertentu tidak menghadapi ancaman bencana yang nyata.

Penyelenggaraan penanggulangan bencana dalam situasi tidak


terjadi bencana meliputi :

42
a) Perencanaan penanggulangan bencana;
b) Pengurangan risiko bencana;
c) Pencegahan;
d) Pemanduan dalam perencanaan pembangunan;
e) Persyaratan analisis risiko bencana;
f) Pelaksanaan dan penegakan rencana tata ruang;
g) Pendidikan dan pelatihan; dan
h) Persyaratan standar teknis penanggulangan bencana.

2. Situasi terdapat potensi bencana


Pada situasi ini perlu adanya kegiatan-kegiatan kesiap siagaan,
peringatan dini dan mitigasi bencana dalam penanggulangan
bencana.
a) Kesiapsiagaan
b) Peringatan dini
c) Mitigasi bencana
Kegiatan-kegiatan pra-bencana ini dilakukan secara lintas sektor
dan multi stakeholder, oleh karena itu fungsi BNPB/BPBD adalah
fungsi koordinasi.
Dalam buku kerangka sendai tahun 2015-2030, prioritas 4,
meningkatkan kesiapsiagaan bencana untuk respon yang efektif dan untuk
“Membangun lebih baik” dalam pemulihan, rehabilitasi dan rekonstruksi.
Disana tertulis diperlukannya perkuatan kesiapsiagaan untuk merespon,
mengambil tindakan dalam peristiwa yang telah diprakirakan,
mengintegrasikan pengurangan risiko bencana dalam kesiapsiagaan
respon dan memastikan tersedianya kapasitas untuk memastikan respon
dan pemulihan efektif di semua level. Bencana telah menunjukkan bahwa
pemulihan, tahap rehabilitasi dan konstruksi, yang perlu disiapkan sebelum
terjadi bencana adalah kesempatan penting untuk “membangun kembali
lebih baik”, begitu pula mengintegrasikan pengurangan risiko bencana ke

43
dalam langkah-langkah pembangunan, menjadikan negara dan masyarakat
tahan terhadap bencana.

Pada tingkat nasional dan lokal, hal ini penting dikarenakan :


a) Untuk mempersiapkan atau meninjau dan memperbarui secara berkala
kesiapan, kebijakan kontingensi, rencana dan program dengan melibatkan
instansi terkait, mempertimbangkan skenario perubahan iklim dan
dampaknya terhadap risiko bencana, dan memfalisitasi, saat diperlukan
partisipasi semua sektor dan pemangku kepentingan yang relevan
b) Untuk berinvestasi dalam, mengembangkan, memelihara dan memperkuat
multi-hazard yang berpusat pada orang, prakiraan multisektoral dan sistem
peringatan dini, mekanisme risiko bencana dan komunikasi darurat, sistem
teknologi sosial dan telekomunikasi pemantauan bahaya; mengembangkan
sistem tersebut melalui proses partisipatif; menyesuaikan untuk kebutuhan
pengguna, termasuk persyaratan sosial dan budaya, khususnya gender;
mempromosikan penggunaan peralatan dan fasilitas peringatan dini yang
sederhana dan murah; serta memperluas saluran pelepasan informasi
peringatan dini bencana alam;
c) Untuk mempromosikan ketahanan infrastruktur penting baru dan yang
sudah ada, termasuk air, transportasi dan infrastruktur telekomunikasi,
fasilitas pendidikan, rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya, untuk
memastikannya tetap aman, efektif dan dapat beroperasional selama dan
setelah bencana demi menyelamatkan hidup dan layanan penting.
d) Untuk membangun pusat-pusat komunitas guna mempromosikan
kesadaran masyarakat dan penimbunan bahan yang diperlukan untuk
melaksanakan kegiatan penyelamatan dan bantuan;

e) Untuk mengadopsi kebijakan publik dan aksi yang mendukung peran


pekerja pelayanan publik untuk membangun atau memperkuat mekanisme
koordinasi dan pendanaan dan prosedur untuk bantuan dan merencanakan
dan mempersiapkan untuk pemulihan dan rekonstruksi paska bencana;

44
f) Untuk melatih tenaga kerja yang ada dan pekerja sukarela dalam
melakukan tanggap bencana dan memperkuat kapasitas teknis dan logistik
untuk memastikan respon yang lebih baik dalam keadaan darurat;
g) Untuk menjamin kelangsungan operasi dan perencanaan, termasuk
pemulihan sosial dan ekonomi, dan penyediaan pelayanan dasar di fase
paska bencana;
h) Untuk mempromosikan latihan kesiapsiagaan, respon dan pemulihan
bencana secara berkala , termasuk latihan evakuasi, pelatihan dan
pembentukan sistem pendukung berbasis wilayah, dengan tujuan untuk
memastikan respon cepat dan efektif terhadap bencana dan pengungsian
terkait, termasuk akses ke tempat penampungan yang aman, makanan
utama dan pasokan bantuan non-pangan, yang sesuai dengan kebutuhan
lokal;
i) Untuk mempromosikan kerjasama beragam lembaga, berbagai pihak
berwenang dan pemangku kepentingan terkait di semua level, termasuk
masyarakat dan bisnis yang terkena dampak, dalam pandangan
rekonstruksi paska bencana yang kompleks dan mahal, di bawah koordinasi
otoritas nasional;
j) Untuk mempromosikan penggabungan manajemen risiko bencana ke dalam
pemulihan paska-bencana dan proses rehabilitasi, memfasilitasi keterkaitan
antara bantuan, rehabilitasi dan pembangunan, menggunakan kesempatan
selama fase pemulihan untuk mengembangkan kapasitas agar dapat
mengurangi risiko bencana dalam jangka pendek, menengah dan panjang,
termasuk melalui pengembangan langkah-langkah seperti perencanaan
penggunaan lahan, peningkatan standar struktural dan berbagi keahlian,
pengetahuan, ulasan dan pelajaran paska bencana dan mengintegrasikan
rekonstruksi paska bencana ke pembangunan enomomi dan sosial
berkelanjutan di daerah yang terkena dampak. Ini juga harus berlaku untuk
pemukiman sementara bagi pengungsi bencana;

45
k) Untuk mengembangkan pedoman kesiapsiagaan rekonstruksi bencana,
seperti perbaikan perencanaan penggunaan lahan dan standar struktural
perbaikan, termasuk belajar dari satu dekade lebih pemulihan dan program
rekonstruksi sejak Kerangka Aksi Hyogo diadopsi, dan bertukar
pengalaman, pengetahuan dan pembelajaran;
l) Untuk mempertimbangkan sedapat mungkin merelokasi sarana dan
prasarana publik ke daerah di luar wilayah risiko dalam proses rekonstruksi
paska-bencana, melalui konsultasi dengan orang-orang yang terkait;

m) Untuk memperkuat kapasitas pemerintah daerah dalam mengevakuasi


orang yang tinggal di daerah rawan bencana;
n) Untuk membangun mekanisme pencatatan kasus dan database kematian
yang disebabkan oleh bencana dalam rangka meningkatkan pencegahan
morbiditas dan mortalitas;
o) Untuk meningkatkan skema pemulihan dengan memberikan dukungan
psikososial dan layanan kesehatan mental untuk semua orang yang
membutuhkan;
p) Untuk meninjau dan memperkuat hukum dan prosedur nasional untuk
melakukan kerja sama internasional, berdasarkan Pedoman Fasilitasi
Domestik dan Peraturan Bantuan Bencana Internasional dan Bantuan awal
Pemulihan.

3.4 Kerangka Kerja Saat Bencana


Kerangka kerja saat bencana merupakan sebuah pedoman yang
digunakan saat sedang bencana melanda. Tujuan dibentuknya yaitu
sebagai upaya meminimalisir dampak bencana dengan melakukan
pertolongan terhadap korban bencana yang terdampak. Pada kerangka
kerja saat bencana terdapat fase tanggap darurat.
Tanggap darurat merupakan tahap penindakan atau pengerahan
pertolongan untuk membantu masyarakat yang tertimpa bencana, guna

46
menghindari bertambahnya korban jiwa. Penyelenggaraan penanggulan
bencana pada saat tanggap darurat meliputi:

1. Pengkajian secara cepat dan tepat terhadap


lokasi kerusakan, kerugian dan sumber daya;

2. Penentuan status keadaan darurat bencana;

3. Penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena


bencana;

4. Pemenuhan kebutuhan dasar;

5. Perlindungan terhadap kelompok rentan; dan

6. Pemulihan dengan segera prasarana dan sarana


vital.
Mekanisme penanggulangan bencana pada tahap saat tanggap
darurat meliputi:

1. Pengkajian secara cepat dan tepat tehadap lokasi, kerusakan, dan


sumberdaya;
2. Penentuan status keadaan darurat bencana
3. Penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana;
4. Pemenuhan kebutuhan dasar;
5. Perlindungan terhadap kelompok rentan;

3.5 Kerangka Kerja Pasca Bencana

Tahap pemulihan merupakan fase yang dijalankan pasca bencana.


tahap ini meliputi tahap rehabilitasi dan rekonstruksi. Upaya yang dilakukan
pada tahap rehabilitasi adalah untuk mengembalikan kondisi daerah yang
terkena bencana yang serba tidak menentu ke kondisi normal yang lebih
baik, agar kehidupan dan penhidupan masyarakat dapat berjalan kembali.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi:
1. Perbaikan lingkungan daerah bencana;
47
2. Perbaikan prasarana dan sarana umum;
3. Pemberian bantuan perbaikan rumah masyarakat;
4. Pemulihan sosial psikologis;
5. Pelayanan kesehatan;
6. Rekonsilasi dan resolusi konflik;
7. Pemulihan sosial, ekonomi, dan budaya;
8. Pemulihan keamanan dan ketertiban;
9. Pemulihan fungsi pemerintahan;dan
10. Pemulihan fungsi pelayanan publik

Sedangkan tahap rekonstruksi merupakan tahap untuk membangun


kembali sarana dan prasarana yang rusak akibat bencana secara lebih baik
dan sempurna. Oleh sebab itu pembangunannya harus dilakukan melalui
suatu perencanaan yang didahului oleh pengkajian dari berbagai ahli dan
sektor terkait.
1. Pembangunan kembali prasarana dan sarana;
2. Pembangunan kembali sarana sosial masyarakat;
3. Pembangkitan kembali kehidupan sosial budaya masyarakat
4. Penerapan rancang bangun yang tepat dan
penggunaan peralatan yang lebih baik dan tahan
bencana;
5. Partisipasi dan peran serta lembaga dan organisasi
kemasyarakatan, dunia usaha dan masyarakat;
6. Peningkatan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya;
7. Peningkatan fungsi pelayabab publik; atau
8. Peningkatan pelayanan utama dalam masyarakat.
Penyelenggaraan penganggulangan bencana pada tahap pasca
bencana meliputi:

1. Rehabilitasi; dan
2. Rekonstruksi.

48
3.6 Pendanaan Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana
Strategi penganggaran penanggulangan bencana dibagi menjadi dua
bagian. Anggaran pertama merupakan anggaran periodik yang merupakan
pembebanan tahunan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) Kabupaten Ogan Ilir, sedangkan anggaran kedua adalah anggaran
khusus untuk penanganan darurat dan pemulihan bencana. Anggaran
pertama dikhususkan untuk penyelenggaraan penanggulangan bencana
pada masa sebelum bencana terjadi.
Anggaran kedua di khususkan untuk penyelenggaraan
penanggulangan bencana pada masa darurat dan pemulihan bencana.
Anggaran ini disesuaikan dengan anggaran on call (siap pakai) Kabupaten
Ogan Ilir. Bila dari hasil kajian cepat bencana diperoleh bahwa anggaran
penanganan dan pemulihan bencana melebihi kemampuan anggaran siap
pakai daerah, maka rekomendasi status darurat bencana nasional akan
direkomendasikan kepada Kepala BNPB. Kondisi ini juga berlaku bila
akumulasi biaya yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir
dalam satu tahun telah melebihi jumlah anggaran siap pakai, maka untuk
kejadian bencana selanjutnya akan diberikan rekomendasi status darurat
bencana nasional oleh Bupati Kabupaten Ogan Ilir kepada Kepala BNPB.
Disamping kedua mekanisme penganggaran tersebut, pemerintah
daerah dapat melakukan kerjasama dengan lembaga non pemerintahan
sesuai dengan aturan dan mekanisme yang berlaku, dalam melakukan
upaya-upaya penanggulangan bencana pada pra, saat, maupun pasca
bencana. Upaya menjaring komitmen dan kerjasama dengan lembaga non
pemerintahan difokuskan kepada pencapaian sasaran rencana aksi daerah
sebagai prioritas penanganan bencana di daerah.
Secara umum, alokasi anggaran tersebut akan dimasukan kedalam
aksi serta indikator yang akan dicapai. Hal ini disinkronkan dengan alokasi
pagu anggaran yang diberikan oleh SKPD dalam penyusunan rencana kerja.
Hal ini dilakukan karena spesifik pekerjaan penanggulangan bencana akan

49
dimasukkan kedalam rencana strategis dan rencana kerja tahunan SKPD
Kabupaten Ogan Ilir.

Indikator aksi dalam RPB menjadi dasar pencapaian tugas setiap


SKPD yang terkait agar pelaksanaan RPB dapat berjalan efektif dan efisien.
Oleh sebab itu, rencana penganggaran dalam melaksanakan aksi yang
terdapat dalam RPB perlu diprioritaskan dan selaras dengan APBD
Kabupaten Ogan Ilir. Beberapa aksi memerlukan kerjasama dengan pihak
swasta ataupun dengan pemerintah provinsi dan nasional. Hal ini
dikarenakan besarnya alokasi anggaran untuk aksi yang mengarah kepada
pembangunan secara fisik.

50
BAB 4

TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN ARAH KEBIJAKAN SERTA


PROGRAM

4.1 Tujuan dan Sasaran


RPB Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2021 – 2025 disusun sebagai
pedoman, landasan, dan strategi dalam pengambilan keputusan dan
penyusunan kegiatan dan program untuk penanganan penanggulangan
bencana di Kabupaten Ogan Ilir yang melibatkan unsur pemerintah, swasta,
dan masyarakat. Adapun tujuan penyusunan RPB Kabupaten Ogan Ilir
Tahun 2021 – 2025 adalah:
1. Menurunkan risiko bencana banjir dan longsor, kebakaran hutan
dan lahan, serta angin kencang di Kabupaten Ogan Ilir
2. Meningkatkan koordinasi, kapasitas dan menguatkan regulasi
kelembagaan Kabupaten Ogan Ilir dalam menghadapi bencana
3. Meningkatkan kapasitas dan partisipasi masyarakat Kabupaten
Ogan Ilir dalam menghadapi bencana

Adapun sasaran yang akan dicapai ialah:

1. Terwujudnya Kabupaten Ogan Ilir yang tanggap bencana


2. Meningkatnya kapasitas kelembagaan, masayarakat dan Kabupaten
Ogan Ilir dalam menghadapi bencana
3. Tercapainya kerjasama dan koordinasi antar stakeholder dalam
menanggulangi bencana
4. Meningkatnya kapasitas serta partisipasi masyarakat Kabupaten
Ogan Ilir dalam menghadapi bencana
5. Terwujudnya peningkatan kualitas tata kelola
penanggulangan bencana yang profesional, transparan, dan
akuntabel.
6. Terwujudnya penanganan darurat bencana yang cepat dan andal.

51
3.5 Strategi dan Arah Kebijakan

Potensi bencana yang tinggi pada dasarnya tidak hanya sekedar


refleksi fenomena alam yang secara geografis sangat khas untuk suatu
wilayah. Untuk mengantisipasinya, pemerintah harus memperhatikan
pengurangan risiko bencana di daerahnya. Dalam hal ini Pemerintah Daerah
yang bertindak sebagai koordinator, fasilitator, sekaligus juga sebagai
pelaksana pelaksanaan program- program penanggulangan bencana di
daerahnya harus mempertimbangkan dan menerapkan strategi-strategi
khusus dalam penyelenggaraan mitigasi bencana.
Dalam hal ini pemerintah khususnya Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir
memiliki kewajiban dalam menetapkan kebijakan terkait penanggulangan
bencana di Kabupaten Ogan Ilir. Adapun kebijakan yang harus ditetapkan
oleh pemerintah daerah Kabupaten Ogan Ilir ialah:
1. Penguatan regulasi penanggulangan bencana yang efektif dan
efisien.
2. Peningkatan sinergi dan koordinasi antar dinas/lembaga dan
pemangku kepentingan dalam penanggulangan bencana.
3. Penguatan regulasi pengelolaan risiko bencana sesuai dengan
proyeksi peningkatan risiko bencana dengan memperhatikan tata
ruang dan penataan kawasan.
4. Penguatan tata kelola penanggulangan bencana yang semakin
profesional, transparan, dan akuntabel.
5. Peningkatan kapasitas serta partisipasi masyarakat Kabupaten
Ogan Ilir yang tanggap bencana.
6. Perwujudan penanganan darurat bencana yang cepat dan andal.
7. Percepatan pemulihan pascabencana pada daerah dan masyarakat
terdampak bencana untuk membangun kehidupan yang lebih baik.

Dalam melaksanakan penanggulangan bencana daerah Kabupaten


Ogan Ilir, kebijakan yang ditetapkan harus dilaksanakan oleh seluruh
stakeholder terkait sehingga pelaksanaan penanggulangan bencana
52
Kabupaten Ogan Ilir dapat berjalan dengan maksimal. Oleh sebab itu,
terdapat beberapa strategi yang diperlukan guna mencapai target tersebut.
Diantaranya ialah:
1. Strategi Penguatan Regulasi dan Kapasitas Kelembagaan.
2. Strategi Perencanaan Penanggulangan Bencana Terpadu.
3. Strategi Penelitian, Pendidikan dan Pelatihan.
4. Strategi Peningkatan Kapasitas dan Partisipasi Masyarakat.
5. Strategi Penanggulangan Bencana Banjir
6. Strategi Penanggulangan Bencana Kebakaran Hutan
dan Lahan
7. Strategi Penanggulangan Bencana Angin Kencang

3.6 Program Kebencanaan

Seluruh program yang berkaitan dengan pengurangan risiko bencana


didasarkan pada komponen- komponen dalam pengelolaan bencana.
Program yang dibuat merupakan program pencegahan atas kejadian
bencana 5 tahun sebelum dengan tujuan pengurangan risiko kejadian
bencana dalam 5 tahun kedepan dari beberapa OPD di Kabupaten Ogan
Ilir. Program ini diharapkan dapat menurunkan tingkat ancaman risiko yang
ada di Kabupaten Ogan Ilir. Dalam perumusan program prioritas
kebencanaan Kabupaten Ogan Ilir ini mengacu pada Peraturan Menteri
Dalam Negeri Republik Indonesia Nomo 90 Tahun 2019 Tentang Klasifikasi,
Kodefikasi dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan dan Keuangan
Daerah. Berikut merupakan tabel rumusan program kebencanaan
Kabupaten Ogan Ilir.

53
Tabel 4.1 Program Kebencanaan Kabupaten Ogan Ilir
KODE

NOMENKLATUR URUSAN
KABUPATEN/KOTA

KEGIATAN

KEGIATAN
PROGRAM
URUSAN

URUSAN
BIDANG

SUB
1 BPBD
1 1 1 Penanggulangan Bencana
1 1 1 1,01 Pelayanan Informasi Rawan Bencana
Kabupaten/Kota
1 1 1 1,01 1 Penyusunan Kajian Risiko Bencana
Kabupaten/Kota
Sosialisasi, Komunikasi, Informasi
1 1 1 1,01 2
dan Edukasi (KIE) Rawan
Bencana Kabupaten/Kota (Per
Jenis Bencana)
Penyusunan Rencana
1 1 1 1,01 3
Penanggulangan Bencana
Kabupaten/Kota
1 1 1 1,02 Pelayanan Pencegahan dan
Kesiapsiagaan terhadap Bencana
1 1 1 1,02 1 Pelatihan Pencegahan dan Mitigasi
Bencana Kabupaten/Kota
Pengendalian Operasi dan
1 1 1 1,02 2 Penyediaan Sarana Prasarana
Kesiapsiagaan terhadap
Bencana Kabupaten/Kota
Penyediaan Peralatan
1 1 1 1,02 3 Perlindungan dan
Kesiapsiagaan terhadap
Bencana
1 1 1 1,02 4 Pengelolaan Risiko Bencana
Kabupaten/Kota
Penguatan Kapasitas Kawasan
1 1 1 1,02 5
untuk Pencegahan dan
Kesiapsiagaan
1 1 1 1,02 6 Penanganan Pascabencana
Kabupaten/Kota
Pengembangan Kapasitas Tim
1 1 1 1,02 7
Reaksi Cepat (TRC) Bencana
Kabupaten/Kota
1 1 1 1,02 8 Penyusunan Rencana Kontijensi
1 1 1 1,02 9 Gladi Kesiapsiagaan terhadap
Bencana

54
1 1 1 1,02 1 Penyusunan Rencana
0 Penanggulangan Kedaruratan
Bencana
Respon Cepat Kejadian Luar Biasa
1 1 1 1,02 1
Penyakit/Wabah Zoonosis Prioritas
1
1 1 1 1,02 1 Respon Cepat Darurat Bencana
2 Kabupaten/Kota
1 1 1 1,03 Pelayanan Penyelamatan dan
Evakuasi Korban Bencana
Pencarian, Pertolongan dan
1 1 1 1,03 1
Evakuasi Korban Bencana
Kabupaten/Kota
Penyediaan Logistik
1 1 1 1,03 2
Penyelamatan dan Evakuasi
Korban Bencana
Kabupaten/Kota
1 1 1 1,03 3 Aktivasi Sistem Komando
Penanganan Darurat Bencana
1 1 1 1,03 4 Respon Cepat Bencana Non Alam
Epidemi/Wabah Penyakit
Penyusunan Regulasi
1 1 1 1,03 5
Penanggulangan
Bencana Kabupaten/Kota
1 1 1 1,03 6 Penguatan Kelembagaan Bencana
Kabupaten/Kota
1 1 1 1,04 Penataan Sistem Dasar
Penanggulangan Bencana
Kerjasama antar
1 1 1 1,04 1
Lembaga dan Kemitraan
dalam Penanggulangan
Bencana Kabupaten/Kota
1 1 1 1,04 2 Pengelolaan dan Pemanfaatan Sistem
Informasi Kebencanaan
Pembinaan dan
1 1 1 1,04 3
Pengawasan
Penyelenggaraan
Penanggulangan
Bencana

55
KODE

SUB KEGIATAN
KEGIATAN
PROGRAM
NOMENKLATUR URUSAN
URUSAN

URUSAN
BIDANG
KABUPATEN/KOTA

2 Dinas PUPR (Pekerjaan Umum dan


Penataan Ruang)
2 1 Bidang PK
2 1 1 Penanggulangan Bencana Daerah
2 1 1 1 Tanggap Darurat Pengelolaan Jalan
dan Jembatan

KODE

NOMENKLATUR URUSAN
KABUPATEN/KOTA
KEGIATAN

KEGIATAN
PROGRAM
URUSAN

URUSAN
BIDANG

SUB

3 Dinas Kesehatan
3 1 Kesehatan
Peningkatan surveilans
3 1 1
epidemiologi dan
penanggulangan wabah
Penyediaan layanan kesehatan
3 1 1 1,01
untuk UKM dan UKP rujukan
tingkat daerah kabupaten/kota
Pengelolaan pelayanan
3 1 1 1,01 1
kesehatan bagi penduduk
pada kondisi kejadian luar
biasa (KLB)
Program pemenuhan upaya
3 1 2
kesehatan perorangan dan upaya
kesehatan masyarakat
Penyediaan layanan kesehatan
3 1 2 1,02
untuk UKM dan UKP rujukan
tingkat daerah kabupaten/kota
3 1 2 1,02 1 Pelaksanaan kewaspadaan dini dan
respon wabah

56
Program pemenuhan upaya
3 1 3
kesehatan perorangan dan upaya
kesehatan masyarakat
Penyediaan layanan kesehatan
3 1 3 1,03 untuk UKM dan UKP rujukan
tingkat daerah kabupaten/kota
Pengelolaan Pelayanan Kesehatan
3 1 3 1,03 1 bagi Penduduk Terdampak Krisis
Kesehatan Akibat Bencana dan/atau
Berpotensi
Bencana
Program pemenuhan upaya
3 1 4
kesehatan perorangan dan upaya
kesehatan masyarakat
Penyediaan layanan kesehatan
3 1 4 1,04
untuk UKM dan UKP rujukan
tingkat daerah kabupaten/kota
Pengelolaan upaya pengurangan
3 1 4 1,04 1
risiko krisis kesehatan dan pasca
krisis kesehatan
Program pemenuhan upaya
3 1 5
kesehatan perorangan dan upaya
kesehatan masyarakat
Penyediaan layanan kesehatan
3 1 5 1,05
untuk UKM dan UKP rujukan
tingkat daerah kabupaten/kota
Pengambilan dan pengiriman
3 1 5 1,05 1
spesimen penyakit potensial KLB
ke Lab rujukan/Nasional

KODE

NOMENKLATUR URUSAN
KEGIATAN

KEGIATAN
PROGRAM
URUSAN

URUSAN
BIDANG

KABUPATEN/KOTA
SUB

4 Dinas Perikanan
4 1 Perikanan
4 1 1 Program Pengelolaan Perikanan
Tangkap
Pengelolaan Penangkapan Ikan
4 1 1 1,01 di Wilayah Sungai, Danau,

57
Waduk, Rawa, dan Genangan
Air Lainnya yang dapat
Diusahakan dalam 1 (satu) Daerah
Kabupaten/ Kota
4 1 1 1,01 1 Penyediaan Prasarana Usaha
Perikanan Tangkap
4 1 2 Program Pengelolaan Perikanan
Tangkap
Pengelolaan Penangkapan Ikan
4 1 2 1,02 di Wilayah Sungai, Danau,
Waduk, Rawa, dan Genangan
Air Lainnya yang dapat
Diusahakan dalam 1 (satu)
Daerah Kabupaten/ Kota
4 1 2 1,02 1 Penjaminan Ketersediaan Sarana
Usaha Perikanan Tangkap
4 1 3 Program Pengelolaan Perikanan
Tangkap
Pengelolaan dan
4 1 3 1,03
Penyelenggaraan Tempat
Pelelangan Ikan (TPI)
Penetapan Prosedur
4 1 3 1,03 1
Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Tempat
Pelelangan Ikan (TPI)
4 1 4 Program Pengelolaan Perikanan
Budidaya
4 1 4 1,04 Pengelolaan Pembudidayaan Ikan
Penjaminan Ketersediaan Sarana
4 1 4 1,04 1 Pembudidayaan Ikan dalam 1 (satu)
Daerah Kabupaten/Kota

KODE

NOMENKLATUR URUSAN
KEGIATAN

KEGIATAN
PROGRAM

KABUPATEN/KOTA
URUSAN

URUSAN
BIDANG

SUB

7 Dinas Pendidikan
7 1 Pendidikan
7 1 1 Program Pengelolaan Pendidikan
7 1 1 1,01 Pengelolaan Pendidikan Dasar
Pembangunan, Rehabilitasi
7 1 1 1,01 1
dan Pengadaan Sarana

58
Pendidikan Dasar Rawan
Bencana
7 1 1 1,02 Pengelolaan Pendidikan Sekolah
Menengah Pertama
Pembangunan, Rehabilitasi
7 1 1 1,02 1
dan Pengadaan Sarana
Pendidikan Menegah
Pertama Rawan Bencana

KODE

NOMENKLATUR URUSAN
KEGIATAN

KEGIATAN
PROGRAM
URUSAN

URUSAN
BIDANG

SUB KABUPATEN/KOTA

8 Dinas Lingkungan Hidup


8 1 Bidang PK
Pengendalian Pencemaran Dan/Atau
8 1 1 Kerusakan Lingkungan
Hidup
Pencegahan pencemaran
8 1 1 1,01
dan/atau kerusakan lingkungan
hidup kabupaten/kota
Koordinasi, sinkronisasi dan
8 1 1 1,01 1
pelaksanaan pengendalian emisi gas
rumah kaca, mitigasi dan adaptasi
perubahan iklim

KODE

NOMENKLATUR URUSAN
KEGIATAN

KEGIATAN
PROGRAM
URUSAN

URUSAN
BIDANG

KABUPATEN/KOTA
SUB

9 Dinas Pariwisata
9 1 Bidang Pengembangan
Pemberdayaan Masyarakat
9 1 1
Dalam Pengelolaan Destinasi
Pariwisata
9 1 1 1,01 Kelompok Sadar Wisata
9 1 1 1,01 1 Kelompok Sadar Wisata
9 1 1 1,01 Pelatihan Penjaga Pantai

59
9 1 1 1,01 1 Pelatihan Penjaga Pantai
9 1 2 Pengembangan Sumberdaya
Pariwisata dan ekonomi kreatif
9 1 2 1,02 Pelatihan Ekraf
9 1 2 1,02 1 Pelatihan Ekraf

KODE

KEGIATAN

KEGIATAN
PROGRAM
NOMENKLATUR URUSAN
URUSAN

URUSAN
BIDANG

KABUPATEN/KOTA

10 SUB Dinas Perhubungan


10 1 Sarana Prasarana dan Keselamatan
10 1 1 Program Pengelolaan Pelayaran
10 1 1 1,01 Penyediaan Perlengkapan Jalan di
Jalan Kabupaten/Kota
10 1 1 1,01 1 Penyediaan Perlengkapan Jalan di
Jalan Kabupaten/Kota
10 1 2 Program Pengelolaan Pelayaran
Pelaksanaan Manajemen dan
10 1 2 1,02 Rekayasa Lalu Lintas untuk
Jaringan Jalan Kabupaten/Kota
10 1 2 1,02 1 Rehabilitasi dan Pemeliharaan
Perlengkapan Jalan
10 2 Lalu Lintas
Pengawasan dan
10 2 2 1,02 2
Pengendalian Efektivitas
Pelaksanaan Kebijakan untuk
Jalan Kabupaten/Kota
Penataan Manajemen dan
10 2 2 1,02 3
Rekayasa Lalu Lintas Untuk
Jaringan Jalan
Kabupaten/Kota
Pengadaan, Pemasangan, Perbaikan
10 2 2 1,02 4 dan Pemeliharaan
Perlengkapan Jalan dalam rangka
Manajemen dan Rekayasa

60
KODE

NOMENKLATUR URUSAN

KEGIATAN

KEGIATAN
PROGRAM
URUSAN

URUSAN
BIDANG KABUPATEN/KOTA

SUB
Lalu Lintas
10 2 3 Program Pengelolaan Pelayaran
Pengoperasian dan
10 2 3 1
Pemeliharaan Pelabuhan
Pengumpan Lokal

KODE
KEGIATAN

KEGIATAN
PROGRAM

NOMENKLATUR URUSAN
URUSAN

URUSAN
BIDANG

KABUPATEN/KOTA
SUB

11 Dinas Perumahan Dan Permukiman


11 1 1 Program Pengembangan Perumahan
Pendataan Penyediaan dan
11 1 1 1,01
Rehabilitasi Rumah Korban
Bencana atau Relokasi
Program Kabupaten/Kota
Identifikasi Perumahan di
11 1 1 1,01 1
Lokasi Rawan Bencana atau
Terkena Relokasi Program
Kabupaten/Kota
Identifikasi Lahan-Lahan
11 1 1 1,01 2
Potensial sebagai Lokasi
Relokasi Perumahan
Pengumpulan Data Rumah
11 1 1 1,01 3
Korban Bencana Kejadian
Sebelumnya yang Belum
Tertangani
11 1 1 1,01 4 Pendataan Tingkat Kerusakan
Rumah Akibat Bencana
Pendataan dan Verifikasi
11 1 1 1,01 5 Penerima Rumah bagi Korban
Bencana Alam atau Terkena
Relokasi Program
61
Kabupaten/Kota

Pendataan Rumah Sewa Milik


11 1 1 1,01 6
Masyarakat, Rumah Susun dan
Rumah Khusus
Sosialisasi dan Persiapan Penyediaan
11 1 1 1,02
dan Rehabilitasi Rumah Korban
Bencana atau Relokasi Program
Kabupaten/Kota
Sosialisasi Standar Teknis
11 1 1 1,02 1
Penyediaan dan Rehabilitasi Rumah
kepada Masyarakat/Sukarelawan
Tanggap Bencana
Sosialisasi tentang Mekanisme
11 1 1 1,02 2
Penggantian Hak atas Tanah dan
Bangunan
Sosialisasi Pengembangan
11 1 1 1,02 3
Perumahan Baru dan Mekanisme
Akses Perumahan KPR-FLPP
Pembentukan dan Pelatihan Tim
11 1 1 1,02 4 Satgas, Tim Pendamping dan
Fasilitator
Rembug Warga untuk
11 1 1 1,02 5 Menentukan Calon Penerima
Rumah bagi Korban Bencana
11 1 1 1,02 6 Koordinasi untuk Menyepakati
Penerima dan Jenis Pelayanan
Pembangunan dan Rehabilitasi
11 1 1 1,03
Rumah Korban Bencana atau
Relokasi Program Kabupaten/Kota
11 1 1 1,03 1 Rehabilitasi Rumah bagi Korban
Bencana
Penyusunan Site Plan dan/atau
Detail Engineering Design
11 1 1 1,03 2
(DED) bagi Rumah Korban
Bencana atau Relokasi Program
Kabupaten/Kota
Pengadaan Lahan untuk
11 1 1 1,03 3
Pembangunan Rumah bagi
Korban Bencana
11 1 1 1,03 4 Pembangunan Rumah bagi Korban
Bencana

62
KODE

NOMENKLATUR URUSAN

KEGIATAN

KEGIATAN
PROGRAM
URUSAN

URUSAN
BIDANG

KABUPATEN/KOTA

SUB
Pembangunan Rumah Khusus
11 1 1 1,03 5
beserta PSU bagi Korban
Bencana atau Relokasi
Program Kabupaten/Kota
Operasional dan Pemeliharaan
11 1 1 1,03 6 Lingkungan Perumahan pada
Relokasi Program Kabupaten/Kota
Pendistribusian dan Serah
11 1 1 1,04
Terima Rumah bagi Korban
Bencana atau Relokasi
Program Kabupaten/Kota
Pelaksanaan Pembagian Rumah bagi
11 1 1 1,04 1
Korban Bencana Kabupaten/Kota
atau Relokasi Program
Kabupaten/Kota
Penatausahaan Serah Terima
11 1 1 1,04 2 Rumah bagi Korban Bencana
Kabupaten/Kota atau Relokasi
Program Kabupaten/Kota

KODE

NOMENKLATUR URUSAN
KEGIATAN

KEGIATAN
PROGRAM

KABUPATEN/KOTA
URUSAN

URUSAN
BIDANG

SUB

12 Dinas Sosial
12 1 Bidang Penanganan Bencana
12 1 1 Program Penanganan Bencana
Perlindungan Sosial Korban Bencana
12 1 1 1,01 Alam dan Sosial
Kabupaten/Kota
12 1 1 1,01 1 Penyediaan Makanan
12 1 1 1,01 2 Penyediaan Sandang
63
12 1 1 1,01 3 Penyediaan Tempat Penampungan
Pengungsi
12 1 1 1,01 4 Penanganan Khusus bagi Kelompok
Rentan
12 1 1 1,01 5 Pelayanan Dukungan Psikososial
Penyelenggaraan
12 1 1 1,02
Pemberdayaan Masyarakat
terhadap Kesiapsiagaan
Bencana Kabupaten/Kota
Penyelenggaraan
12 1 1 1,02 1
Pemberdayaan Masyarakat
terhadap Kesiapsiagaan
Bencana Kabupaten/Kota
12 1 1 1,02 2 Koordinasi, Sosialisasi dan
Pelaksanaan Taruna Siaga Bencana

KODE

NOMENKLATUR URUSAN
KEGIATAN

KEGIATAN

KABUPATEN/KOTA
PROGRAM
URUSAN

URUSAN
BIDANG

SUB

13 KESBANGPOL
13 1 1 Program Peningkatan Kewaspadaan
Nasional
Perumusan Kebijakan Teknis dan
13 1 1 1,01
Pelaksanaan Pemantapan
Kewaspadaan Nasional dan
Penanganan Konflik Sosial
Pelaksanaan Monitoring, Evaluasi
dan Pelaporan di Bidang
13 1 1 1,01 1 Kewaspadaan Dini, Kerjasama
Intelijen, Pemantauan Orang
Asing, Tenaga Kerja Asing dan
Lembaga Asing, Kewaspadaan
Perbatasan Antar Negara, Fasilitasi
Kelembagaan Bidang
Kewaspadaan, serta Penanganan
Konflik di Daerah.

64
KODE

NOMENKLATUR URUSAN
KABUPATEN/KOTA

KEGIATAN

KEGIATAN
PROGRAM
URUSAN

URUSAN
BIDANG

SUB
14 RSUD
14 1 Pelayanan Medis
Pemenuhan Upaya
14 1 1
Kesehatan Perorangan Dan
Upaya Kesehatan
Masyarakat
Penyediaan Layanan Kesehatan
14 1 1 1,01
untuk UKM dan UKP Rujukan
Tingkat Daerah Kabupaten/Kota
Pengelolaan Pelayanan Kesehatan
14 1 1 1,01 1 bagi Penduduk Terdampak Krisis
Kesehatan Akibat Bencana
dan/atau Berpotensi Bencana

65
BAB 5

RENCANA AKSI DAERAH PENGURANGAN RISIKO BENCANA

3.7 Rumusan Rencana Aksi


RAD PRB Kabupaten Ogan Ilir berisi prioritas dan strategi pemerintah
daerah Kabupaten Ogan Ilir untuk mengurangi risiko bencana dalam rangka
membangun kesiapsiagaan dan ketangguhan masyarakat dalam
menghadapi ancaman bencana. Secara spesifik dan mendalam rencana aksi
penanggulangan yang dirumuskan didasarkan pada Peraturan Pemerintah
Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulalangan
Bencana. Ada beberapa hal yang dijadikan dasar pertimbangan dalam
penyusunan Rencana Aksi Penanggulangan Bencana, yaitu:
a. Rencana Aksi Penanggulangan Bencana disusun pada tingkat
provinsi maupun tingkat kabupaten/kota;
b. Pada tingkat provinsi, rencana aksi dibuat dengan mengintegrasikan
secara menyeluruh semua pemangku kepentingan dalam suatu
forum. Pemangku kepentingan tersebut terdiri dari pemerintah
daerah, non pemerintah, OPD, yang dikoordinasikan dengan BPBD
Provinsi Sumatera Selatan;
c. Rencana aksi daerah ditetapkan oleh Kepala BPBD setelah
dikoordinasikan dengan instansi/lembaga yang memiliki tanggung
jawab dalam bidang perencanaan pembangunan daerah;
d. Penyusunan Rencana Aksi Daerah Penanggulangan Bencana
ditetapkan untuk jangka waktu sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, yaitu 3 (tiga) tahun dan dapat ditinjau
kembali sesuai dengan kebutuhan.
Rencana aksi PRB Kabupaten Ogan Ilir disusun dalam suatu kerangka
program yang mengedepankan aspek-aspek penting yang perlu segera
ditangani. Penyusunan Rencana Aksi Daerah Pengurangan Risiko Bencana
Kabupaten Ogan Ilir diproses dengan merumuskan prioritas program yang

66
disusun oleh semua pihak, mempertimbangkan aspek berkelanjutan dan
bersifat partisipatif serta membuat komitmen yang kuat dengan
mengedepankan tindakan- tindakan yang harus diprioritaskan.
3.7.1 Pola Umum Rencana Aksi
1. Berdasarkan Strategi Penanggulangan Bencana, para pemangku
kepentingan di tingkat daerah baik dari unsur pemerintah maupun
non pemerintah, memiliki peran:
a. melaksanakan aksi penanggulangan bencana yang menjadi
tanggung jawabnya untuk menurunkan indeks risiko bencana
daerahnya masing-masing; dan
b. bersama dengan pemangku kepentingan di pusat
mempersiapkan pendanaan bagi pencapaian Kerangka Aksi
dalam porsi masing-masing.
2. Khusus untuk Pemerintah Daerah, maka perannya dalam
pelaksanaan Strategi Penanggulangan Bencana adalah:
a. memberikan laporan capaian penurunan indeks risiko bencana
dan implementasi IKD kepada Pemerintah Pusat; dan
b. bersama dengan Pemerintah Pusat mengelola aktivitas fasilitator
yang telah dipersiapkan oleh Pemangku kepentingan di tingkat
pusat.
3. Karakteristik Kegiatan Penanggulangan Bencana

a. Kegiatan Penanggulangan Bencana bersifat generik dan


spesifik.
 Kegiatan generik berarti kegiatan berlaku untuk umum,
tidak terpengaruh dengan karakter tiap-tiap bencana yang
ada.
 Kegiatan spesifik berarti kegiatan juga berlaku untuk tiap-
tiap bencana yang memiliki karakteristik berbeda-beda.
 Seluruh Kegiatan Penanggulangan Bencana bersifat generik.

 Kegiatan Penanggulangan Bencana yang bersifat generik


sekaligus spesifik adalah:
67
1) Peningkatan Efektivitas Pencegahan dan Mitigasi
Bencana;
2) Penguatan Kesiapsiagaan dan Penanganan Darurat
Bencana; dan
3) Pengembangan Sistem Pemulihan Bencana.

b. Kegiatan Penanggulangan Bencana berdasarkan program dan


sifat kegiatannya dapat dikelompokkan menjadi:
 Kegiatan Generik Program Pengurangan Risiko Bencana
Jenis kegiatan ini merupakan kegiatan yang dilakukan pada
tahapan sebelum terjadinya bencana dan berlaku untuk
seluruh bencana.
 Kegiatan Spesifik Program Pengurangan Risiko Bencana

Jenis kegiatan ini merupakan kegiatan yang dilakukan untuk


mengurangi risiko tiap- tiap jenis bencana sebelum terjadinya
bencana tersebut.

 Kegiatan Generik Program Penanggulangan Kedaruratan


Bencana
Jenis kegiatan ini merupakan kegiatan yang dilakukan pada
tahapan setelah terjadinya bencana hingga selesainya masa
pemulihan yang berlaku untuk seluruh bencana.
 Kegiatan Spesifik Program Penanggulangan Kedaruratan
Bencana
Jenis kegiatan ini merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
mengatasi kondisi darurat bencana sekaligus pemulihannya
setelah kejadian bencana.
 Khusus untuk Kegiatan Penguatan Kesiapsiagaan dan
Penanganan Darurat Bencana berlaku untuk Program
Pengurangan Risiko Bencana sekaligus Program
Penanggulangan Kedaruratan Bencana.

68
c. Kegiatan dalam Program Pengurangan Risiko Bencana
didetailkan menjadi Rencana Aksi Daerah Pengurangan Risiko
Bencana
d. Karakteristik Program dan Kegiatan Penanggulangan Bencana
dapat dirangkum dalam Tabel 5.1

Tabel 5.1 Karakteristik Program dan Kegiatan Penanggulangan


Bencana

Program Pengurangan Risiko Bencana Dan Penanggulangan


Kedaruratan Bencana
Kegiatan Generik Kegiatan Spesifik
1. Penguatan Kebijakan Dan
Kelembagaan
2. Pengkajian Risiko Dan
Perencanaan Terpadu
Pengembangan Sistem
3. Informasi, Diklat Dan
Logistik
4. Penanganan Tematik Kawasan
Rawan
Bencana
5. Peningkatan Efektivitas 5. Peningkatan Efektivitas
Pencegahan Dan Mitigasi Pencegahan Dan Mitigasi
Bencana Bencana
Penguatan Kesiapsiagaan Penguatan Kesiapsiagaan
6. Dan Penanganan Darurat 6. Dan Penanganan Darurat
Bencana Bencana
7. Pengembangan Sistem 7. Pengembangan Sistem
Pemulihan Bencana Pemulihan Bencana
Program Pengurangan Risiko Program Penanggulangan
Bencana Kedaruratan Bencana
Generik Spesifik Generik Spesifik

1. Pengua 1. Peningkatan 1. Penguatan 1. Penguatan


tan Efektivitas Kesiapsiag Kesiapsiaga
Kebijak
Pencegahan aan Dan an Dan
an Dan
Dan Mitigasi Penangana Penanganan
Kelemb
agaan Bencana n Darurat Darurat
Bencana Bencana

69
Pengkaji Penguatan Pengemb Pengemba
2. an Risiko 2. Kesiapsiagaa 2. angan 2. ngan
Dan n Dan Sistem Sistem
Perencan Penanganan Pemuliha Pemulihan
Darurat Bencana
aan Bencana n
Terpadu Bencana

Program Pengurangan Risiko Bencana Dan Penanggulangan


Kedaruratan Bencana
Kegiatan Generik Kegiatan Spesifik
Pengembangan Sistem
3 Informasi, Diklat Dan Logistik

Penanganan Tematik Kawasan


4 Rawan Bencana
Peningkatan Efektivitas
5 Pencegahan Dan
Mitigasi Bencana
Penguatan Kesiapsiagaan
Dan Penanganan Darurat
6 Bencana
Didetailkan Didetailkan
Didetailkan Dalam Rencana Dalam Bentuk Dalam Bentuk
Aksi Daerah Pengurangan Norma, Standar, Prosedur Dan
Risiko Bencana (RAD-PRB) Prosedur Dan Mekanisme
Kriteria Operasi
Pelaksanaan Lapangan
Tanggap
Darurat Dan
Pemulihan

5.2 Pemaduan Para Pihak

Pola Pelaksanaan Aksi PB daerah dibagi menjadi 2 (dua) komponen,


yaitu Pemerintah Daerah dan Pemangku Kepentingan. Secara garis besar,
peran dan fungsi OPD dan Lembaga Pemerintahan di Kabupaten Ogan Ilir
dapat dilihat pada Tabel 5.2, sebagai berikut.

70
Tabel 5.2 Peranan dan Fungsi OPD Terkait Penanggulangan
Bencana Di Kabupaten Ogan Ilir

No Nama Instansi Peranan dan Fungsi


1. Badan Mengkoordinir, melaksanakan sekaligus
Penanggulangan bertanggungjawab terhadap
Bencana Daerah dan pelaksanaan seluruh upaya
Pemadam Kebakaran penanggulangan bencana dan
(BPPD-PK) pemadam kebakaran di Kabupaten
Ogan Ilir.
2. Dinas Sosial dan Merencanakan dan melaksanakan
tenaga kerja penyediaan

kebutuhan
logistik (pangan, sandang, dan
kebutuhan dasar lainnya) untuk korban
bencana.
3. Dinas Kesehatan Merencanakan pencegahan,
penyuluhan, kesiap-siagaan, pelayanan
kesehatan dan rehabilitasi sarana dan
prasarana kesehatan termasuk obat-
obatan, logistik kesehatan dan tenaga
medis/ paramedis.
4. Dinas Pekerjaan Merencanakan, mengendalikan dan
Umum Penataan menyiapkan lokasi dan jalur evakuasi,
Ruang kebutuhan pemulihan sarana/
prasarana publik, dan pengadaan
fasilitas darurat.
5. Dinas Tata Ruang Melaksanakan pembangunan
dan Tata Bangunan infrastruktur sesuai dengan rencana
tata ruang daerah yang peka terhadap
risiko bencana serta
mengkoordinasikan pengadaan
perumahan untuk warga yang menjadi
korban bencana.
6. Dinas PUPRPR Merencanakan dan melaksanakan
dukungan kebutuhan Transportasi
darat, laut dan udara dan melakukan
penyiapan dan pemasangan,
komunikasi dan informasi.

71
7. Dinas Pendidikan Merencanakan dan mengendalikan
penyelenggaraan pendidikan darurat
untuk daerah-daerah terkena bencana
dan pemulihan sarana-prasarana
pendidikan, serta mengkoordinasikan
pendidikan sadar bencana. Selain itu
juga Menyelenggarakan pembinaan
dan pengembangan pemberdayaan
organisasi dan aktivitas kepemudaan
terkait penguatan masyarakat.
8. Badan Perencanaan Mendukung perencanaan, pengawasan
Pembangunan dan evaluasi
Daerah program-program pembangunan yang
peka risiko bencana bersama dengan
dinas-dinas terkait.
9. Dinas TPH BUN, Merencanakan dan mengendalikan
Peternakan, LHD upaya mitigasi khususnya kebakaran
dan Perkebunan hutan dan lahan. Selain itu juga
Merencanakan dan mengendalikan
upaya mitigasi dibidang bencana
kekeringan dan bencana lain terkait
bidang TPH BUN.
10. Dinas Perindustrian, Merencanakan dan mengendalikan
Perdagangan, upaya mitigasi dibidang bencana
Pertambangan dan geologi dan bencana akibat ulah
Energi manusia yang terkait dengan bencana
geologi. Selain itu Menyelenggarakan
program- program kegiatan ekonomi di
daerah-daerah paskabencana untuk
mempercepat pemulihan
11. Dinas Perikanan, Merencanakan dan mengendalikan
TPH BUN dan upaya mitigasi dibidang penyediaan
ketahanan pangan bahan pangan kepada masyarakat
dalam upaya penanggulangan bencana.
12. Dinas LHD merencanakan dan mengendalikan
Pertambangan dan upaya mitigasi di bidang bencana
Energi geologi dan bencana akibat ulah
manusia yang terkait dengan bencana
geologi.
13. BPKAD berperan mendorong, mempromosikan,
menggalang investasi dan penamaman

72
modal terkait usaha masyarakat di
daerah bencana.

14. Satpol PP dan LINMAS pengawalan, pengamanan posko-posko


bencana dan distribusi logistic dan
membantu dalam pemasangan dan
pemeliharaan rambu-rambu rawan
bencana, LINMAS berperan dalam
membantu dan mengevakuasi
masyarakat yang ditimpa bencana.
15. Badan Pemberdayaan Merencanakan, mendukung dan
Masyarakat dan mengendalikan kegiatan
Keluarga Berencana pemberdayaan masyarakat di daerah
rawan bencana serta mengidentifikasi
kebutuhan dan melindungi kelompok
rentan. Melaksanakan diklat terkait
kebencanaan dalam rangka
peningkatan kapasitas aparatur daerah.
16. Rumah sakit Membantu pelayanan kesiapsiagaan,
mitigasi, dan memberikan pelayanan
kesehatan dasar dan lanjutan.
17 Dinas Pariwisata Menyusun panduan mitigasi bencana di
destinasi pariwisata rawan bencana
untuk memimalisasi resiko yang
mungkin timbul
saat terjadi bencana
18 Koperasi dan UKM Merencanakan dan mengendalikan
upaya mitigasi dibidang perekonomian
kepada masyarakat,selain itu
Menyelenggarakan program-program
kegiatan ekonomi di
daerah-daerah pascabencana untuk
mempercepat pemulihan dalam upaya
penanggulangan bencana.

5.3 Pemaduan Ke Perencanaan Lainnya


5.3.1 Singkronisasi Kebijakan Pusat dan Daerah
Dalam penyusunan dokumen RPB (Rencana Penanggulangan
Bencana) Kabupaten Ogan Ilir, singkronisasi dilakukan dengan beberapa
dokumen lain sehingga keterkaitan antara RPB dengan dokumen lainnya

73
saling berkaitan dan dapat dilaksanakan dengan sejalan tanpa adanya
tumpang tindih dalam pelaksanaannya. Dokumen-dokumen tersebut
diantaranya adalah RIPB (Rencana Induk Penanggulangan Bencana)
Nasional, RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional),
RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) Provinsi
Lampung dan RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah)
Kabupaten Ogan Ilir.

5.3.2 Keterpaduan RPB dengan Perencananaan Tata Ruang


Wilayah (RTRW)
Maksud yang dikedepankan dalam integrasi Rencana
Penanggulangan Bencana (RPB) dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
adalah pemetaan kawasan bencana secara tepat menjadi salah satu
kawasan prioritas pertimbangan dalam perencanaan pembangunan wilayah
dan kota. Dalam perspektif pengurangan risiko bencana, perencanaan
pembangunan perlu diarahkan untuk mengurangi risiko bencana.
Penentuan fungsi ruang perlu dilakukan tahapan-tahapan identifikasi
spasial yang meliputi :

Integrasi PRB dan RTRW Pengurangan risiko


bencana

Melakukan pemetaan kawasanbencana


secara tepat

 Identifikasi zona-zona ancaman

 Identifikasi kerentanan fisik, ekonomi, sosial, dan lingkungan

 Identifikasi risiko bencana

Gambar 5.1 Tahapan-tahapan Identifikasi Spasial


Sumber: RPB Provinsi Jawa Tengah 2019-2023

74
Dalam pelaksanannya, Integrasi PRB dengan RTRW dilakukan
dengan memperhatikan aspek- aspek kerentanan terhadap bencana,
ekonomi, sosial, dan lingkungan. Integrasi antara RPB

dengan RTRW dapat mengurangi korban materiil dan imateriil yang dapat
timbul dari berbagai bencana. Dalam hal ini, integrasi antar dokumen
rencana yang ada dapat menurunkan risiko bencana yang terdapat di
Kabupaten Ogan Ilir sehingga penanggulangan bencana dapat ditingkatkan.

Tabel 5.3 Kebijakan Penanggulangan Bencana pada RPJMD


Kabupaten Ogan Ilir 2021-2026

Misi Ke-4 : Membangkitkan pembangunan infrastruktur wilayah


perkotaan sampai pelosok pedesaan guna pemenuhan kebutuhan
dasar masyarakat
Tujuan Sasaran Strategi Arah
Kebijakan
Meningkatkan Meningkat Mewujudkan Peningkatan
kualitas nya ketahanan pengawasan
pembangunan dukungan lingkungan aktivitas yang
infrastruktur yang dan hidup berpotensi
berkelanjutan kualitas pencemaran
lingkungan lingkungan
hidup yang hidup
berkelanjut
an

Untuk mencapai misi tersebut, pemerintah Kabupaten Ogan Ilir


menyiapkan kebijakan penataan ruang sebagai berikut:
1. Pengembalian dan peningkatan fungsi kawasan lindung yang telah
menurun kualitasnya;

2. Pencegahan perusakan lingkungan hidup lebih lanjut melalui


penerapan instrumen pengendalian pemanfaatan ruang secara
sistematis;

75
3. Pengoptimalan pemanfaatan sumber daya alam untuk menjaga
kelestarian lingkungan hidup serta mengurangi resiko bencana;
4. Pelaksanaan rehabilitasi hutan dan lahan kritis, melakukan reboisasi,
mengkonservasi tanah dan lahan kritis lainnya, guna memelihara
daya dukung sumber daya alam dan menjaga kelestarian hutan; dan

Melalui hal ini, pemerintah Kabupaten Ogan Ilir menyiapkan beberapa


program terkait fokus penanggulangan bencana yang diantaranya ialah:
1. Program Pencegahan dan Kesiapsiagaan
2. Program Kedaruratan dan Logistik
3. Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi

76
BAB 6
KOORDINASI, PEMANTAUAN, DAN EVALUASI

Konsep pengurangan risiko bencana, melihat bencana sebagai suatu


permasalahan kompleks yang menuntut adanya penanganan kolektif
dengan melibatkan disiplin dan kelompok kelembagaan yang berbeda
secara komprehensif. Tindakan-tindakan pengurangan risiko bencana
perlu dilakukan secara bersama dan lintas sektoral agar dalam
pelaksanaannya dapat berjalan lebih efektif. Keterbatasan sumber daya
dan kapasitas daerah harus mampu diatasi dan tidak dijadikan alasan atas
terhambatnya penyelenggaraan upaya penanggulangan bencana di
daerah. Oleh sebab itu, diperlukan suatu strategi pengarusutamaan upaya
sebagaimana telah disusun dalam dokumen RPB ini.
Sasaran dan aksi prioritas serta upaya-upaya pengarusutamaan
perlu ditetapkan dalam perencanaan pembangunan. Upaya bersama ini
perlu dilakukan dengan melibatkan instansi terkait yang memiliki peranan
dan fungsi terkait dalam penyelenggaraaan penanggulangan bencana
khususnya di Kabupaten Ogan Ilir. Upaya advokasi dan keterlibatan institusi
akan mendukung perencanaan yang telah disusun. Oleh sebab itu, dalam
menghimpun tindakan pengurangan risiko bencana yang diambil oleh
pemerintah dalam kurun waktu lima tahun termuat dalam Rencana Aksi
Daerah Pengurangan Risiko Bencana (RAD-PRB) Kabupaten Ogan Ilir.
Dalam pelaksanaan aksi pengurangan risiko bencana Kabupaten
Ogan Ilir, koordinasi serta pemantauan dan evaluasi perlu dilakukan agar
tujuan dan sasaran pada proses penanggulangan bencana dapat tercapai
dan terkoordinasi dengan baik.
Pelaksanaan evaluasi RPB dikordinasikan oleh BPBD dengan
melibatkan pemangku kepentingan sesuai dengan tugas dan kewenangan
masing-masing. Evaluasi dapat melibatkan pihak non pemerintah atau
pemangku kepentingan yang lain dengan tetap mengkoordinasikan

77
kegiatan tersebut kepada BPBD. Evaluasi dilakukan berdasarkan sumber
daya yang digunakan serta indikator dan sasaran kinerja keluaran untuk
kegiatan dan/atau indikator dan sasaran kinerja hasil untuk program.
Kegiatan ini dilaksanakan secara sistematis, menyeluruh, objektif dan
transparan.
6.1 Koordinasi
Koordinasi terjadi dalam setiap tahapan penanggulangan bencana,
dari saat tidak ada bencana atau pra bencana, masa tanggap darurat hingga
pasca bencana. Pada saat pra bencana, koordinasi memiliki peran penting
untuk memastikan bahwa kapasitas stakeholder atau aktor
penanggulangan bencana sesuai dengan kebutuhan masyarakat apabila
bencana terjadi. Pada fase darurat koordinasi pada dasarnya adalah suatu
proses yang melibatkan orang-orang atau lembaga dari berbagai aspek
kedaruratan, yang berbagi informasi, mengidentifikasi dan menjawab
kebutuhan bersama. Koordinasi berupaya untuk memaksimalkan respons
terhadap masyarakat yang terimbas. Ketika bencana terjadi berbagai
kalangan yang terdiri dari individu, organisasi dan bada pemerintah terlibat
dalam pemberian bantuan kemanusiaan dan layanan publik. Tanpa adanya
koordinasi, sudah dipastikan akan ada kekacauan dalam penanganan
penanggulangan bencana daerah. Sedangkan pada saat pasca bencana,
koordinasi memiliki peran yang penting dalam hal menghindarkan para
pemangku kepentingan dari duplikasi program dan penyelesaian bantuan.

Koordinasi teknis pembangunan dilakukan oleh Kepala Daerah atau


Perangkat Daerah yang membidangi urusan penanggulangan bencana.
Dilakukan dalam tahap perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan
evaluasi RPB Daerah. Mengingat mandat koordinasi penanggulangan
bencana sesuai UU 24/2007 Tentang Penanggulangan Bencana (Pasal 20
huruf b) “pengoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana
secara terencana, terpadu dan menyeluruh”.

78
Dalam penyusunan dokumen RPB (Rencana Penanggulangan
Bencana) Kabupaten Ogan Ilir, koordinasi dilakukan dengan beberapa
dokumen lain sehingga keterkaitan antara RPB dengan dokumen lainnya
saling berkaitan dan dapat dilaksanakan dengan sejalan tanpa adanya
tumpang tindih dalam pelaksanaannya. Berikut adalah bentuk koordinasi
RPB Kabupaten Ogan Ilir dengan program pembangunan skala daerah.

Gambar 6.1 Proses Pemaduan RPB dengan Rencana


Pembangunan
Sumber: Modul Bimbingan Teknis Penyusunan Dokumen Rencana Penanggulangan
Bencana

6.2 Pemantauan
Pemantauan adalah kegiatan mengamati perkembangan
pelaksanaan rencana pembangunan, mengidentifikasi serta mengantisipasi
permasalahan yang timbul dan/atau akan timbul untuk dapat diambil
tindakan sedini mungkin. Pemantauan dilaksanakan untuk mengetahui

79
perkembangan capaian indikator keluaran (output) kegiatan dan kendala
yang dihadapi dalam pelaksanaan RAD PB.
Lebih lanjut sebagai dasar hukum untuk pelaksanaan pengendalian
dan evaluasi perencanaan pembangunan antara lain;
 UU Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional
 UU Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah.
 Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 2006, Tentang Tata Cara
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan.
 Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata
Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah.
 Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 2016 Tentang Perangkat
Daerah.
 Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011
Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah.
 Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Perencanaan
Pembangunan Daerah.

Dalam pelaksanaan pemantauan penanggulangan bencana


Kabupaten Ogan Ilir , pengendalian akan direncanakan menggunakan
kerangka rencana pengendalian yang terfokus pada aspek realisasi
kegiatan. Berikut tabel bantu pengendalian realisasi kegiatan Rencana
Penanggulangan Bencana Kabupaten Ogan Ilir:

80
Tabel 6.1 Tabel Bantu Pengendalian Realisasi Kegiatan Rencana Aksi Daerah Penanggulangan Bencana
Kabupaten Ogan Ilir
INDIKATOR KINERJA TARGET
KONDISI KINERJA
NO. PROGRAM PROGRAM 2022 2023 2024 2025 2026
AWAL RPJMD
(OUTCOME) K RP K RP K RP K RP K RP

PROGRAM PENUNJANG Kepuasan Pelayanan


1 URUSAN PEMERINTAHAN kepada Masyarakat 87 100 2.890.200.622 100 3.848.595.038 100 3.466.644.598 100 3.468.372.510 100 4.035.720.769
DAERAH KABUPATEN/KOTA (dengan Satuan Persentase)

Dokumen Dokumen
Dokumen Dokumen Dokumen
PROGRAM PENINGKATAN Meningkatnya Ketentraman Dokumen Komitmen Komitmen Komitmen
Komitmen Komitmen Komitmen
2 KETENTERAMAN DAN dan Ketertiban Umum Kebencanaan antar 16.505.798 59.423.949 63.241.282 Kebencanaan 69.139.595 Kebencanaan 85.192.989
Kebencanaan Kebencanaan Kebencanaan
KETERTIBAN UMUM (dengan Satuan, Dokumen) Lembaga antar antar
antar Lembaga antar Lembaga antar Lembaga
Lembaga Lembaga

Cara Menanggulangi
PROGRAM
Bencana di Kabupaten
3 PENANGGULANGAN 4 1 1.032.272.625 1 779.444.288 1 1.079.969.976 1 1.149.948.901 1 1.277.532.337
(dengan Satuan, Jumlah
BENCANA
Bencana)

Rambu Rambu Rambu Rambu Rambu


PROGRAM PENCEGAHAN,
Kesiapan dalam Peringatan, Peringatan, Peringatan, Peringatan, Peringatan,
PENANGGULANGAN, Rambu Peringatan,
Menghadapi bencana Dokumen Dokumen Dokumen Dokumen Dokumen
PENYELAMATAN Dokumen Laporan
4 kebakaran dan Non Laporan 2.845.663 Laporan 97.517 Laporan 77.701.233 Laporan 89.310 Laporan 289.153.818
KEBAKARAN DAN bencana, dan Alat
Kebakaran (Dengan Satuan, bencana, dan bencana, dan bencana, dan bencana, dan bencana, dan
PENYELAMATAN NON Sistem Informasi
Dokumen dan Barang) Alat Sistem Alat Sistem Alat Sistem Alat Sistem Alat Sistem
KEBAKARAN
Informasi Informasi Informasi Informasi Informasi

TOTAL KESELURUHAN : 3.941.824.708 4.687.560.792 4.687.557.089 4.687.550.316 5.687.599.913

80
6.3 Evaluasi
Evaluasi yang akan dimaksudkan dalam dokumen Rencana
Penanggulangan Bencana Kabupaten Ogan Ilir adalah evaluasi yang
di;akukan dalam mengukur capaian indikator sasara RPB dan indikator
kinerja program. Sebagai dokumen 5 tahunan, maka evaluasi dapat
dilakukan setiap akhir tahun, yang kemudian hasilnya dapat digunakan
untuk bahan membuat rencana kegiatan tahun berikutnya. Untuk
melaksanakan evaluasi ini, pelaksanaannya direncanakan menggunakan
kerangka rencana evaluasi yang terfokus pada aspek realisasi
sasaran/tujuan terhadap penyelesaian isu strategis.

81
BAB 7
PENUTUP

Rencana Penanggulangan Bencana Kabupaten Ogan Ilir tentunya


tidak terlepas dari rencana pembangunan daerah Kabupaten Ogan Ilir yang
di dalamnya berisi tentang rencana-rencana yang terkait dengan
penanggulangan bencana. Dengan demikian RPB berperan sebagai
panduan dan arahan Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir dalam
penanggulangan bencana.

Dengan disusunnya RPB ini, diharapkan Kabupaten Ogan Ilir


menjadikan penanggulangan bencana sebagai bagian integral dalam
perencanaan pembangunan yang berkelanjutan. Kabupaten Ogan Ilir
melalui SKPD-SKPD terkait, memiliki komitmen untuk terlibat aktif
menjalankan rencana penanggulangan bencana ini sesuai dengan tugas
pokok dan fungsi masing- masing. BPBD menjadi penyelenggara utama
penanggulangan bencana di Kabupaten Ogan Ilir harus mampu
menjalankan fungsi-fungsi yang dimiliki sebagai koordinator, pelaksana,
dan komando dengan baik pada saat sebelum bencana, tanggap darurat,
maupun setelah bencana.
Untuk mendorong terwujudnya komitmen bersama Pemerintah
Kabupaten Ogan Ilir dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana dan
mendorong terpadukannya penyelenggaraan penanggulangan bencana ke
dalam pembangunan, maka RPB ditetapkan berdasarkan Peraturan
Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir. Dengan dukungan dari berbagai pihak,
pada akhirnya kita semua berharap agar Rencana Penanggulangan Bencana
ini dapat dilaksanakan secara sungguh-sungguh, sehingga risiko bencana
di Kabupaten Ogan Ilir ini dapat dikurangi.

82
DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem


Perencanaan Pembangunan Nasional. Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4421.

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan


Bencana. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723.

Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan


Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4739.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2020


Tentang Rencana Induk Penanggulangan Bencana Tahun 2020-2044.

Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang


Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana. Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4828.

Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2008 tentang Peran Serta


Lembaga Internasional dan Lembaga Asing Non-Pemerintah dalam
Penanggulangan Bencana. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4830.

Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata


Ruang Wilayah Nasional. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833.

Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 Tentang Pengelolaan


Keuangan Daerah Mencabut Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005
Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4578.

83
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 101 Tahun 2018 Tentang
Standar Teknis Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Sub-
Urusan Bencana Daerah Kabupaten/Kota.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang


Tata cara perencanaan Pengendalian dan Evaluasi pembangunan Daerah,
Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Dan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta Tata


Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 90 Tahun 2019 Tentang


Klasifikasi, Kodefikasi, Dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan Dan
Keuangan Daerah.

Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor


4 Tahun 2008 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Penanggulangan
Bencana.

Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor


3 Tahun 2010 tentang Rencana Nasional Penanggulangan Bencana 2010-
2014.

Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor


02 Tahun 2012 tentang Pedoman Umum Pengkajian Risiko Bencana.

Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor


03 Tahun 2012 tentang Panduan Penilaian Kapasitas Daerah dalam
Penanggulangan Bencana.

Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2019 tentang Rencana


Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sumatera
Selatan tahun 2019-2023 (Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Selatan
Tahun 2019 Nomor 1)

Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2005 Tentang Rencana


Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2005-
2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2005 Nomor 5)

84
Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Ogan Ilir 2012-2032 (Lembaran Daerah
Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2012 Nomor 1).

Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2016 tentang Pembentukan


dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Ogan Ilir (Lembaran Daerah
Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2016 Nomor 12) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Perubahan atas
Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Ogan Ilir (Lembaran Daerah
Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2019 Nomor 2).

Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2021 tentang Rencana


Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Ogan Ilir.

Modul Bimbingan Teknis Penyusunan Dokumen Rencana


Penanggulangan Bencana Daerah Versi. 2.0. Badan Nasional
Penanggulangan Bencana. 2020.

85
Lampiran I
Matriks Lokasi Program dan Kegiatan

DATA CAPAIAN
PAGU
KODE PROGRAM/ KEGIATAN / SUB KEGIATAN INDIKATOR SATUAN PADA TAHUN AWAL TARGET 2022 ANGGARAN TARGET 2023 ANGGARAN TARGET 2024 ANGGARAN TARGET 2025 ANGGARAN TARGET 2026 ANGGARAN TARGET AKHIR
KESELURUHAN
PERENCANAAN

Dokumen, Pengadaan Dokumen, Pengadaan


Dokumen, Pengadaan Dokumen, Pengadaan Dokumen, Pengadaan Dokumen, Pengadaan Dokumen, Pengadaan Dokumen, Pengadaan
PROGRAM PENUNJANG URUSAN Barang, Pemeliharaan Barang, Pemeliharaan
Program Kerja, Anggaran OPD Pertahun Barang, Pemeliharaan Barang, Pemeliharaan Barang, Pemeliharaan Barang, Pemeliharaan Barang, Pemeliharaan Barang, Pemeliharaan
1.5.1. . PEMERINTAHAN DAERAH 1.490.468.524 Barang, Operasional 5.479.220.000 Barang, Operasional 4.189.270.000 5.265.020.000 4.831.770.000 21.255.748.524
dan Kesejahteraan Pegawai Barang, Operasional Barang, Operasional Barang, Operasional Barang, Operasional Barang, Operasional Barang, Operasional Kantor,
KABUPATEN/KOTA Kantor, Gaji dan Kantor, Gaji dan
Kantor, Gaji dan Honor Kantor, Gaji dan Honor Kantor, Gaji dan Honor Kantor, Gaji dan Honor Kantor, Gaji dan Honor Gaji dan Honor
Honor Honor

Perencanaan, Penganggaran, dan Evaluasi Perencanaan Anggaran Belanja Badan


1.5.1.2.01. Dokumen 14 Dokumen 14 Dokumen 8.000.000 14 Dokumen 70.000.000 14 Dokumen 70.000.000 14 Dokumen 80.000.000 14 Dokumen 80.000.000 14 Dokumen 308.000.000
Kinerja Perangkat Daerah Penanggulangan Bencana Daerah

Tercapainya perencanaan melalui SIPD (RKA,


1.5.1.2.01.01 Penyusunan Dokumen Perencanaan Perangkat Daerah RKA Perubahan, DPA, DPA Perubahan, Dokumen 6 Dokumen 6 Dokumen 3.000.000 6 Dokumen 35.000.000 6 Dokumen 35.000.000 6 Dokumen 40.000.000 6 Dokumen 40.000.000 6 Dokumen 153.000.000
Renstra, Renja)
Jumlah laporan pencapaian kinerja Perangkat
Koordinasi dan Penyusunan Laporan Capaian Kinerja
1.5.1.2.01.06 Daerah (Lakip, LPPD, Tapkin, LKPJ, SPM, Dokumen 8 Dokumen 8 Dokumen 5.000.000 8 Dokumen 35.000.000 8 Dokumen 35.000.000 8 Dokumen 40.000.000 8 Dokumen 40.000.000 8 Dokumen 155.000.000
dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD
Realisasi fisik Keuangan)

12 Bulan dan Dokumen 12 Bulan dan Dokumen 12 Bulan dan Dokumen 12 Bulan dan 12 Bulan dan 12 Bulan dan Dokumen 12 Bulan dan Dokumen 12 Bulan dan Dokumen
1.5.1.2.02. Administrasi Keuangan Perangkat Daerah Kesejahteraan Pegawai/ASN 989.621.323 1.330.000.000 1.630.000.000 1.915.000.000 2.200.000.000 8.064.621.323
laporan laporan laporan Dokumen laporan Dokumen laporan laporan laporan laporan

1.5.1.2.02.01 Penyediaan Gaji dan Tunjangan ASN Tersedianya gaji dan tunjangan ASN Bulan 12 Bulan 12 Bulan 941.568.073 12 Bulan 1.200.000.000 12 Bulan 1.500.000.000 12 Bulan 1.750.000.000 12 Bulan 2.000.000.000 12 Bulan 7.391.568.073

1.5.1.2.02.02 Penyediaan Administrasi Pelaksanaan Tugas ASN Tersedianya jasa administrasi keuangan Bulan 12 Bulan 12 Bulan 45.000.000 12 Bulan 100.000.000 12 Bulan 100.000.000 12 Bulan 125.000.000 12 Bulan 150.000.000 12 Bulan 520.000.000

Koordinasi dan Penyusunan Laporan Keuangan Akhir Jumlah dokumen Laporan Keuangan Akhir
1.5.1.2.02.05 Dokumen 1 Dokumen 1 Dokumen 2.000.000 1 Dokumen 15.000.000 1 Dokumen 15.000.000 1 Dokumen 20.000.000 1 Dokumen 25.000.000 1 Dokumen 77.000.000
Tahun SKPD Tahun
Koordinasi dan Penyusunan Laporan Keuangan
1.5.1.2.02.07 Jumlah dokumen Laporan Keuangan Semesteran Dokumen 3 Dokumen 3 Dokumen 1.053.250 3 Dokumen 15.000.000 3 Dokumen 15.000.000 3 Dokumen 20.000.000 3 Dokumen 25.000.000 3 Dokumen 76.053.250
Bulanan/Triwulanan/Semesteran SKPD
Administrasi Barang Milik Daerah pada
1.5.1.2.03. Persentase Dokumen aset Dokumen 2 Dokumen 2 Dokumen 4.000.000 2 Dokumen 15.000.000 2 Dokumen 20.000.000 2 Dokumen 20.000.000 2 Dokumen 25.000.000 2 Dokumen Aset BPBD 84.000.000
Perangkat Daerah

1.5.1.2.03.06 Penatausahaan Barang Milik Daerah pada SKPD Jumlah dokumen penatausahaan aset daerah Dokumen 2 Dokumen 2 Dokumen 4.000.000 2 Dokumen 15.000.000 2 Dokumen 20.000.000 2 Dokumen 20.000.000 2 Dokumen 25.000.000 2 Dokumen Aset BPBD 84.000.000

5 Jenis Sarana dan


3 jenis sarana dan 2 Jenis Sarana dan 5 Jenis Sarana dan
Pengadaan Barang dan 6 Prasarana, 205 Stel 30 Stel Pakaian dan 3 205 Stel Pakaian, dan
Prasarana, dan 6 orang Prasarana, dan 8 orang 8 orang ikut Pelatihan Prasarana, 205 Stel Pakaian,
1.5.1.2.05. Administrasi Kepegawaian Perangkat Daerah Persentase Fasilitasi Pegawai BPBD Pegawai mengikuti Pakaian, dan 3 orang orang ikut Pelatihan 24.880.000 105.000.000 7 orang peserta 450.000.000 140.000.000 115.000.000 834.880.000
ikut Pelatihan dan ikut pelatihan dan dan bimtek dan 3 orang ikut Pelatihan
pelatihan/ Bimtek ikut Pelatihan dan dan Bimtek pelatihan dan bimtek
Bimtek Bimtek dan Bimtek
Bimtek

1.5.1.2.05.01 Peningkatan Sarana dan Prasarana Disiplin Pegawai Jenis sarana dan prasaran Disiplin Pegawai Jenis 5 Jenis - - 3 Jenis 25.000.000 - - 2 Jenis 35.000.000 - - 5 Jenis 60.000.000

Pengadaan Pakaian Dinas Beserta Atribut


1.5.1.2.05.02 tersedianya pakaian dinas ASN BPBD Stel 30 stel 30 stel 15.000.000 - 0 30 Stel 50.000.000 - 0 - 0 Pakaian Dinas ASN BPBD 65.000.000
Kelengkapannya

tersedianya pakaian PDH, Olahraga, Batik Stel 175 Stel - - - 0 175 Stel 300.000.000 - 0 - 0 175 stell 300.000.000

Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Berdasarkan Tugas Jumlah ASN BPBD yang mengikuti Pendidikan Pelatihan dan pendidikan ASN lebih memahami
1.5.1.2.05.09 Orang 3 orang 9.880.000 4 orang 60.000.000 4 orang 75.000.000 5 orang 80.000.000 5 orang 90.000.000 314.880.000
dan Fungsi dan Pelatihan ASN BPBD Tupoksinya sebagai pegawai

Bimbingan Teknis Implementasi Peraturan Perundang- Jumlah ASN BPBD yang mengikuti Bimbingan ASN lebih memahami Peraturan
1.5.1.2.05.11 Orang Bimbingan Teknis - - 2 orang 20.000.000 3 orang 25.000.000 3 orang 25.000.000 3 orang 25.000.000 95.000.000
Undangan Teknis Perundang-undangan

86
65 Jenis Barang, 1
60 Jenis barang, 60 Jenis barang dan 60 Jenis Barang, 1 60 Jenis Barang, 1
Persentase Penyediaan komponen Dokumen, Barang dan buku dan dokumen 60 Jenis Barang, 1 buku 60 Jenis Barang, 1 buku dan
1.5.1.2.06. Administrasi Umum Perangkat Daerah Dokumen Laporan, 6 Dokumen Laporan,dan 84.159.201 543.600.000 buku dan dokumen 614.850.000 buku dan dokumen 660.600.000 772.350.000 2.675.559.201
Operasional kantor Laporan laporan dan 3 surat dan dokumen laporan dokumen laporan
surat kabar dan buku 2 surat kabar laporan laporan
kabar dan buku
Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan
1.5.1.2.06.01 Jumlah Komponen Peralatan Listrik Jenis 5 Jenis Peralatan Listrik 5 Jenis 2.002.200 10 Jenis 20.000.000 15 Jenis 30.000.000 15 Jenis 30.000.000 15 Jenis 30.000.000 Peralatan Listrik Kantor 112.002.200
Bangunan Kantor
5 Jenis Peralatan dan Peralatan dan Perlengkapan
1.5.1.2.06.02 Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor Tersedianya peralatan dan perlengkapan kantor Jenis 5 jenis 2.638.801 5 jenis 120.000.000 5 jenis 130.000.000 5 jenis 140.000.000 5 jenis 150.000.000 542.638.801
Perlengkapan Kantor Kantor
15 jenis Peralatan Rumah
1.5.1.2.06.03 Penyediaan Peralatan Rumah Tangga Jumlah Peralatan Rumah Tangga Jenis 15 jenis 2.520.200 15 jenis 40.000.000 15 jenis 45.000.000 15 jenis 50.000.000 15 jenis 60.000.000 Peralatan Rumah Tangga 197.520.200
Tangga
1.5.1.2.06.04 Penyediaan Bahan Logistik Kantor Jumlah Alat tulis kantor Jenis 30 jenis ATK 30 jenis 15.000.000 30 jenis 40.000.000 30 jenis 45.000.000 30 jenis 50.000.000 30 jenis 60.000.000 Alat Tulis Kantor 210.000.000

1.5.1.2.06.05 Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan Jumlah Penggandaan Lembar Dokumen 50.000 Lembar 7.500.000 60.000 Lembar 15.000.000 65.000 Lembar 16.250.000 70.000 Lembar 17.000.000 75.000 Lembar 18.750.000 75.000 Lembar 74.500.000

Jumlah Bahan Cetakan Jenis 5 Jenis Cetakan 5 Jenis 5 Jenis 55.000.000 5 Jenis 60.000.000 5 Jenis 70.000.000 5 Jenis 75.000.000 5 Jenis Cetakan 260.000.000
Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-
1.5.1.2.06.06 Jumlah Surat Kabar Surat Kabar 2 surat kabar 2 surat kabar 3.940.000 2 surat kabar 3.600.000 2 surat kabar 3.600.000 2 surat kabar 3.600.000 2 surat kabar 3.600.000 2 surat kabar 18.340.000
undangan
Jumlah Buku Buku 4 buku - 1 buku 75.000.000 1 buku 100.000.000 1 buku 100.000.000 1 buku 125.000.000 5 buku Perbub BPBD 400.000.000

1.5.1.2.06.08 Fasilitasi Kunjungan Tamu Tersedianya makanan dan minuman tamu Jenis - - 1.000.000 Jenis - - - - - - - - 1.000.000
Penyelenggaraan Rapat Koordinasi dan Konsultasi
1.5.1.2.06.09 Jumlah Laporan Perjalanan Dinas Laporan 5 Laporan 5 Laporan 49.558.000 7 laporan 175.000.000 8 laporan 185.000.000 9 laporan 200.000.000 9 laporan 250.000.000 Laporan Hasil Perjalanan Dinas 859.558.000
SKPD
2 Unit Kendaraan, 15 2 Unit Kendaraan, 17 jenis
Pengadaan Barang Milik Daerah Penunjang Persentase Pengadaan Sarana penunjang 2 Unit Kendaraan dan 5 15 jenis peralatan dan 1 unit kendaraan dan
1.5.1.2.07. Persentase jenis Peralatan dan 1 36.688.000 2.320.000.000 10 Jenis Peralatan 230.000.000 1.240.000.000 17 jenis peralatan 400.000.000 Peralatan dan 1 unit 4.226.688.000
Urusan Pemerintah Daerah ASN jenis mebel I unit ruang/gedung 10 jenis peralatan
unit Ruang/gedung Ruang/gedung
Pengadaan Kendaraan Perorangan Dinas atau
1.5.1.2.07.01 Jumlah kendaraan dinas jabatan Unit 1 unit 1 unit 31.688.000 - - - - - - - - 1 Unit Motor Dinas 31.688.000
Kendaraan Dinas Jabatan

Pengadaan Kendaraan Perorangan Dinas Operasional


1.5.1.2.07.02 Jumlah kendaraan dinas operasional lapangan Unit 1 unit 1 unit - - - - - 1 unit 1.000.000.000 - - 1 unit Mobil Pemadam 1.000.000.000
atau Lapangan

1.5.1.2.07.05 Pengadaan Mebel Jumlah mebel kantor Jenis 5 Jenis 5 Jenis 5.000.000 5 Jenis 100.000.000 - - - - 7 jenis 150.000.000 7 jenis 255.000.000

1.5.1.2.07.06 Pengadaan Peralatan dan Mesin Lainnya Jumlah Peralatan dan Mesin Lainnya Jenis 5 Jenis - 5 jenis 120.000.000 5 jenis 130.000.000 5 jenis 140.000.000 5 jenis 150.000.000 5 jenis 540.000.000

1.5.1.2.07.09 Pengadaan Gedung Kantor atau Bangunan Lainnya Tersedianya ruang pusdalops unit 1 unit - - 1 unit 2.000.000.000 - - - - - - Gedung Pusdalops 2.000.000.000

Pengadaan Sarana dan Prasarana Gedung Kantor atau


1.5.1.2.07.10 Jumlah jenis sarana dan prasarana gedung kantor Jenis 5 Jenis - - 5 Jenis 100.000.000 5 Jenis 100.000.000 5 Jenis 100.000.000 5 Jenis 100.000.000 Fasilitas Gedung Kantor 400.000.000
Bangunan Lainnya

87
200 Lembar Matrai, 4 200 Lembar Matrai, 4 200 Lembar Matrai, 4 200 Lembar Matrai, 4 200 Lembar Matrai, 4 200 Lembar Matrai, 4 200 Lembar Matrai, 4 jenis
Penyediaan Jasa Penunjang Urusan Persentase Jasa penunjang administrasi
1.5.1.2.08. Persentase jenis Peralatan dan 12 jenis Peralatan dan 12 116.600.000 jenis Peralatan dan 12 311.600.000 jenis Peralatan dan 12 365.400.000 jenis Peralatan dan 12 375.400.000 jenis Peralatan dan 12 385.400.000 Peralatan dan 12 bulan listrik 1.554.400.000
Pemerintahan Daerah perkantoran
bulan listrik dan honor bulan listrik dan honor bulan listrik dan honor bulan listrik dan honor bulan listrik dan honor bulan listrik dan honor dan honor

1.5.1.2.08.01 Penyediaan Jasa Surat Menyurat Jumlah Materai Lembar 200 lembar 100 lembar 1.000.000 200 lembar 2.000.000 200 lembar 2.000.000 200 lembar 2.000.000 200 lembar 2.000.000 Materai Administrasi Kantor 9.000.000

Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan


1.5.1.2.08.02 Pembayaran rekening listrik, telepon dan internet Bulan 12 bulan 12 bulan 62.500.000 12 bulan 150.000.000 12 bulan 170.000.000 12 bulan 175.000.000 12 bulan 180.000.000 12 bulan 737.500.000
Listrik
Terawatnya Peralatan dan
1.5.1.2.08.03 Penyediaan Jasa Peralatan dan Perlengkapan Kantor Jumlah Jenis jasa perbaikan peralatan kerja Jenis 4 jenis 4 jenis 5.100.000 4 jenis 30.000.000 4 jenis 35.000.000 4 jenis 40.000.000 4 jenis 45.000.000 155.100.000
Perlengkapan Kantor
Jumlah tenaga honorer jasa pelayanan
1.5.1.2.08.04 Penyediaan Jasa Pelayanan Umum Kantor Bulan 12 bulan 12 bulan 48.000.000 12 bulan 129.600.000 12 bulan 158.400.000 12 bulan 158.400.000 12 bulan 158.400.000 Pegawai Honorer/ Non PNS 652.800.000
administrasi perkantoran
45 Unit dan 5 Jenis
5 jenis dan 3 unit 5 jenis dan 3 unit 5 jenis dan 3 unit 5 jenis dan 3 unit 5 jenis dan 3 unit
Pemeliharaan Barang Milik Daerah Penunjang Persentase Barang Milik Daerah yang Pemeliharaan Pemeliharaan selama
1.5.1.2.09. Persentase 226.520.000 pemeliharaan selama 784.020.000 pemeliharaan selama 809.020.000 pemeliharaan selama 834.020.000 pemeliharaan selama 12 854.020.000 pemeliharaan selama 12 3.507.600.000
Urusan Pemerintahan Daerah terpelihara kendaraan dan gedung 12 Bulan
12 bulan 12 bulan 12 bulan bulan bulan
kantor
Penyediaan Jasa Pemeliharaan, Biaya Pemeliharaan Jumlah Jasa dan Biaya pemeliharaan, Pajak,
Terpeliharanya Kendaraan Dinas
1.5.1.2.09.01 dan Pajak Kendaraan Perorangan Dinas atau BBM kendaraan dinas atau Kendaraan Dinas Unit 1 unit 12 bulan 20.000.000 12 bulan 36.000.000 12 bulan 36.000.000 12 bulan 36.000.000 12 bulan 36.000.000 164.000.000
Kepala BPBD
Kendaraan Dinas Jabatan Jabatan
Penyediaan Jasa Pemeliharaan, Biaya Pemeliharaan, Jumlah Jasa dan Biaya pemeliharaan, Pajak,
Terpeliharanya Kendaraan Dinas
1.5.1.2.09.02 Pajak, dan Perizinan Kendaraan Dinas Operasional BBM, kendaraan dinas atau Kendaraan Unit 20 unit 12 bulan 206.520.000 12 bulan 638.020.000 12 bulan 638.020.000 12 bulan 638.020.000 12 bulan 638.020.000 2.758.600.000
Operasional Lapangan
atau Lapangan Operasional atau Lapangan

Jumlah Pajak Kendaraan Unit 21 Unit - 0 - - - - - - - -

1.5.1.2.09.06 Pemeliharaan Peralatan dan Mesin Lainnya Terpeliharanya Peralatan Gedung kantor Jenis 5 Jenis - 0 5 Jenis 20.000.000 5 Jenis 25.000.000 5 Jenis 30.000.000 5 Jenis 35.000.000 Peralatan Mesin Gedung Kantor 110.000.000

Pemeliharaan/Rehabilitasi Gedung Kantor dan Jumlah pemeliharaan rutin atau berkala gedung
1.5.1.2.09.09 Unit 2 Unit - 0 2 Unit 50.000.000 2 Unit 60.000.000 2 Unit 70.000.000 2 Unit 80.000.000 Kenyamanan Gedung Kantor 260.000.000
Bangunan Lainnya kantor
Pemeliharaan/Rehabilitasi Sarana dan Prasarana Jumlah Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
1.5.1.2.09.10 Jenis 1 unit - 0 1 unit 40.000.000 1 unit 50.000.000 1 unit 60.000.000 1 unit 65.000.000 Kenyamanan Gedung Kantor 215.000.000
Gedung Kantor atau Bangunan Lainnya Gedung Kantor atau Bangunan Lainnya

PROGRAM PENINGKATAN Dokumen Komitmen Dokumen Komitmen Dokumen Komitmen Dokumen Komitmen Dokumen Komitmen Dokumen Komitmen
Meningkatnya Ketentraman dan Ketertiban Dokumen Komitmen
1.5.2. . KETENTERAMAN DAN KETERTIBAN Dokumen Kebencanaan antar Kebencanaan antar 16.412.500 Kebencanaan antar 60.000.000 Kebencanaan antar 65.000.000 Kebencanaan antar 70.000.000 Kebencanaan antar 75.000.000 286.412.500
Umum Kebencanaan antar Lembaga
UMUM Lembaga Lembaga Lembaga Lembaga Lembaga Lembaga

Penanganan Gangguan Ketenteraman dan


1.5.2.2.01. Ketertiban Umum dalam 1 (satu) Daerah Jumlah Ketentraman dan Ketertiban Umum Dokumen 1 Dokumen 1 Dokumen 16.412.500 1 Dokumen 60.000.000 1 Dokumen 65.000.000 1 Dokumen 70.000.000 1 Dokumen 75.000.000 1 Dokumen 286.412.500
Kabupaten/Kota
Kerjasama antar Lembaga dan Kemitraan dalam
Jumlah Dokumen Komitmen Kebencanaan
1.5.2.2.01.07 Teknik Pencegahan dan Penanganan Gangguan Dokumen 1 Dokumen 1 Dokumen 16.412.500 1 Dokumen 60.000.000 1 Dokumen 65.000.000 1 Dokumen 70.000.000 1 Dokumen 75.000.000 1 Dokumen 286.412.500
Antar Lembaga
Ketentraman dan Ketertiban Umum

88
Jumlah Informasi
Jumlah Informasi Jumlah Informasi Jumlah Informasi Jumlah Informasi Jumlah Informasi
bencana, jumlah Jumlah Informasi bencana,
bencana, jumlah bencana, jumlah bencana, jumlah bencana, jumlah bencana, jumlah
penanganan bencana, jumlah penanganan bencana,
penanganan bencana, penanganan bencana, penanganan bencana, penanganan bencana, penanganan bencana,
Dokumen Laporan dan kesiapan menghadapi kesiapan menghadapi
1.5.3. . PROGRAM PENANGGULANGAN BENCANA Cara Menanggulangi Bencana di Kabupaten kesiapan menghadapi kesiapan menghadapi 312.560.000 kesiapan menghadapi 2.112.080.000 2.510.120.000 kesiapan menghadapi 2.295.120.000 kesiapan menghadapi 2.845.120.000 10.065.000.000
Peserta Pelatihan bencana, dan bencana, dan penerapan
bencana, dan penerapan bencana, dan bencana, dan bencana, dan bencana, dan penerapan
penerapan masyarakat terhadap
masyarakat terhadap penerapan masyarakat penerapan masyarakat penerapan masyarakat masyarakat terhadap
masyarakat terhadap bencana
bencana terhadap bencana terhadap bencana terhadap bencana bencana
bencana

Jumlah Informasi Kebencanaan dan Dokumen Laporan dan


Pelayanan Informasi Rawan Bencana 4 Jenis Dokumen 4 Jenis Dokumen 1 Jenis Dokumen 1 Jenis Dokumen 1 Jenis Dokumen 1 Jenis Dokumen
1.5.3.2.01. Terbentuknya Kabupaten Layak Anak 100 orang peserta 10.000.000 100.000.000 140.000.000 175.000.000 190.000.000 2 Jenis Dokumen Bencana 615.000.000
Kabupaten/Kota Bencana Bencana Bencana Bencana Bencana Bencana
(KLA) pelatihan
4 Dokumen (Bencana
1.5.3.2.01.01 Penyusunan Kajian Risiko Bencana Kabupaten/Kota Jumlah Kajian Risiko Bencana Kabupaten/Kota Dokumen banjir, karhutla, longsor, - - 6 Jenis Bencana 50.000.000 6 Jenis Bencana 70.000.000 6 Jenis Bencana 85.000.000 6 Jenis Bencana 100.000.000 6 Jenis Bencana 305.000.000
puting beliung)

Sosialisasi, Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE)


1.5.3.2.01.02 Jumlah sosialisasi mitigasi daerah rawan bencana Orang 100 Peserta Pelatihan 100 Peserta Pelatihan 10.000.000 100 Peserta Pelatihan 50.000.000 100 Peserta Pelatihan 70.000.000 100 Peserta Pelatihan 90.000.000 100 Peserta Pelatihan 90.000.000 100 Peserta Pelatihan 310.000.000
Rawan Bencana Kabupaten/Kota (Per Jenis Bencana)

200 Lembar Matrai, 4 200 Lembar Matrai, 4 201 Lembar Matrai, 4 201 Lembar Matrai, 4 201 Lembar Matrai, 4 201 Lembar Matrai, 4 201 Lembar Matrai, 4 jenis
Penyediaan Jasa Penunjang Urusan Persentase Jasa penunjang administrasi
1.5.1.2.08. Persentase jenis Peralatan dan 12 jenis Peralatan dan 12 250.360.000 jenis Peralatan dan 12 732.080.000 jenis Peralatan dan 12 900.120.000 jenis Peralatan dan 12 910.120.000 jenis Peralatan dan 12 920.120.000 Peralatan dan 12 bulan listrik 3.712.800.000
Pemerintahan Daerah perkantoran
bulan listrik dan honor bulan listrik dan honor bulan listrik dan honor bulan listrik dan honor bulan listrik dan honor bulan listrik dan honor dan honor

1.5.1.2.08.05 Penyediaan Jasa Surat Menyurat Jumlah Materai Lembar 200 lembar 100 lembar 50.050.000 201 lembar 143.600.000 201 lembar 174.900.000 201 lembar 177.400.000 201 lembar 179.900.000 Materai Administrasi Kantor 725.850.000

Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan


1.5.1.2.08.06 Pembayaran rekening listrik, telepon dan internet Bulan 12 bulan 12 bulan 58.410.000 13 bulan 169.880.000 13 bulan 208.320.000 13 bulan 210.820.000 13 bulan 213.320.000 13 bulan 860.750.000
Listrik

Terawatnya Peralatan dan


1.5.1.2.08.07 Penyediaan Jasa Peralatan dan Perlengkapan Kantor Jumlah Jenis jasa perbaikan peralatan kerja Jenis 4 jenis 4 jenis 66.770.000 5 jenis 196.160.000 5 jenis 241.740.000 5 jenis 244.240.000 5 jenis 246.740.000 995.650.000
Perlengkapan Kantor

Jumlah tenaga honorer jasa pelayanan


1.5.1.2.08.08 Penyediaan Jasa Pelayanan Umum Kantor Bulan 12 bulan 12 bulan 75.130.000 13 bulan 222.440.000 13 bulan 275.160.000 13 bulan 277.660.000 13 bulan 280.160.000 Pegawai Honorer/ Non PNS 1.130.550.000
administrasi perkantoran
46 Unit dan 5 Jenis 6 jenis dan 3 unit 6 jenis dan 3 unit 6 jenis dan 3 unit 6 jenis dan 3 unit 6 jenis dan 3 unit
Pemeliharaan Barang Milik Daerah Penunjang Persentase Barang Milik Daerah yang Pemeliharaan selama
1.5.1.2.09. Persentase Pemeliharaan 136.520.000 pemeliharaan selama 874.020.001 pemeliharaan selama 921.520.001 pemeliharaan selama 969.020.001 pemeliharaan selama 12 989.020.001 pemeliharaan selama 12 3.854.593.337
Urusan Pemerintahan Daerah terpelihara 12 Bulan
kendaraan dan gedung 12 bulan 12 bulan 12 bulan bulan bulan
Penyediaan Jasa Pemeliharaan, Biaya Pemeliharaan Jumlah Jasa dan Biaya pemeliharaan, Pajak,
Terpeliharanya Kendaraan Dinas
1.5.1.2.09.01 dan Pajak Kendaraan Perorangan Dinas atau BBM kendaraan dinas atau Kendaraan Dinas Unit 1 unit 12 bulan 55.506.667 12 bulan 36.000.001 12 bulan 36.000.001 12 bulan 36.000.001 12 bulan 36.000.001 199.506.671
Kepala BPBD
Kendaraan Dinas Jabatan Jabatan
Penyediaan Jasa Pemeliharaan, Biaya Pemeliharaan, Jumlah Jasa dan Biaya pemeliharaan, Pajak, Terpeliharanya Kendaraan Dinas
1.5.1.2.09.02 Unit 20 unit 12 bulan 45.506.667 12 bulan 638.020.000 12 bulan 638.020.000 12 bulan 638.020.000 12 bulan 638.020.000 2.597.586.667
Pajak, dan Perizinan Kendaraan Dinas Operasional BBM, kendaraan dinas atau Kendaraan Operasional Lapangan
Jumlah Pajak Kendaraan Unit 21 Unit - 35506666,67 - - - - - - - -

1.5.1.2.09.06 Pemeliharaan Peralatan dan Mesin Lainnya Terpeliharanya Peralatan Gedung kantor Jenis 6 Jenis - 0 6 Jenis 56.666.667 6 Jenis 70.000.000 6 Jenis 83.333.333 6 Jenis 90.000.000 Peralatan Mesin Gedung Kantor 300.000.000

Pemeliharaan/Rehabilitasi Gedung Kantor dan Jumlah pemeliharaan rutin atau berkala gedung
1.5.1.2.09.09 Unit 0 Unit - 0 0 Unit 66.666.667 0 Unit 82.500.000 0 Unit 98.333.333 0 Unit 105.000.000 Kenyamanan Gedung Kantor 352.500.000
Bangunan Lainnya kantor

Pemeliharaan/Rehabilitasi Sarana dan Prasarana Jumlah Pemeliharaan Sarana dan Prasarana


1.5.1.2.09.10 Jenis 1 Unit - 0 1 Unit 76.666.667 1 Unit 95.000.000 1 Unit 113.333.333 1 Unit 120.000.000 Kenyamanan Gedung Kantor 405.000.000
Gedung Kantor atau Bangunan Lainnya Gedung Kantor atau Bangunan Lainnya

89
PROGRAM PENINGKATAN Dokumen Komitmen Dokumen Komitmen Dokumen Komitmen Dokumen Komitmen Dokumen Komitmen Dokumen Komitmen
Meningkatnya Ketentraman dan Ketertiban Dokumen Komitmen
1.5.2. . KETENTERAMAN DAN KETERTIBAN Dokumen Kebencanaan antar Kebencanaan antar - Kebencanaan antar - Kebencanaan antar - Kebencanaan antar - Kebencanaan antar - -
Umum Kebencanaan antar Lembaga
UMUM Lembaga Lembaga Lembaga Lembaga Lembaga Lembaga

80 Kejadian Bencana, 80 Kejadian Bencana, 80 Kejadian Bencana, 80 Kejadian Bencana,


80 Kejadian Bencana, 500
500 paket sembako, 5 5 jenis sarana dan 80 Kejadian Bencana, 500 paket sembako, 5 500 paket sembako, 5 500 paket sembako, 5
paket sembako, 5 jenis
jenis sarana dan Prasarana, 500 Paket 500 paket sembako,4 jenis sarana dan jenis sarana dan jenis sarana dan
Pelayanan Penyelamatan dan Evakuasi Korban Dokumen Laporan, sarana dan Prasarana, 4
1.5.3.2.03. Kesiapan dalam menghadapi bencana Prasarana, 4 posko sbembako, dan respon 33.000.000 posko bencana dan 720.000.000 Prasarana, 4 posko 1.070.000.000 Prasarana, 4 posko 820.000.000 Prasarana, 4 posko 1.345.000.000 3.988.000.000
Bencana Peralatan dan Barang posko bencana dan respon
bencana dan respon cepat pandemi selama respon cepat pandemi bencana dan respon bencana dan respon bencana dan respon
cepat pandemi selama 12
cepat pandemi selama 12 bulan selama 12 bulan cepat pandemi selama cepat pandemi selama cepat pandemi selama
bulan
12 bulan 12 bulan 12 bulan 12 bulan

1.5.3.2.03.02 Respon Cepat Darurat Bencana Kabupaten/Kota Respon Cepat TRC Keadaan Darurat Bencana Kejadian 50 kejadian - - 50 kejadian 75.000.000 50 kejadian 75.000.000 50 kejadian 75.000.000 50 kejadian 75.000.000 50 kejadian 300.000.000

50 Pelampung, 2 perahu
Pencarian, Pertolongan dan Evakuasi Korban Bencana Jumlah Sarana dan Prasarana Pertolongan dan
1.5.3.2.03.03 Jenis karet, 5 tenda, 50 valbet, 5 jenis 10.000.000 - - 5 jenis 300.000.000 - - 5 jenis 500.000.000 5 jenis 810.000.000
Kabupaten/Kota Evakuasi Korban Bencana
20 Tandu

Terlaksanya Evakuasi Korban Bencana Kejadian 30 Kejadian - - 30 Kejadian 45.000.000 30 Kejadian 45.000.000 30 Kejadian 45.000.000 30 Kejadian 45.000.000 30 Kejadian 180.000.000

Penyediaan Logistik Penyelamatan dan Evakuasi


1.5.3.2.03.04 Jumlah Logistik Untuk Korban Bencana Paket 500 paket Sembako 500 paket Sembako 20.000.000 500 paket Sembako 150.000.000 500 paket Sembako 200.000.000 500 paket Sembako 250.000.000 500 paket Sembako 275.000.000 500 paket Sembako Logistik 895.000.000
Korban Bencana Kabupaten/Kota
Aktivasi Sistem Komando Penanganan Darurat Tersedianya Posko Utama, Petugas dan
1.5.3.2.03.05 Lokasi 4 Posko, 150 personil - - 4 Lokasi 200.000.000 4 Lokasi 200.000.000 4 Lokasi 200.000.000 4 Lokasi 200.000.000 4 Lokasi 800.000.000
Bencana Perlengkapan Posko
Respon Cepat Bencana Non Alam Epidemi/Wabah
1.5.3.2.03.06 Respon Cepat Pengendalian Pandemi Covid-19 Bulan 12 Bulan 12 Bulan 3.000.000 12 Bulan 250.000.000 12 Bulan 250.000.000 12 Bulan 250.000.000 12 Bulan 250.000.000 12 Bulan 1.003.000.000
Penyakit
-
1 Dokumen, 2 Desa
2 Desa Tangguh 1 Dokumen, 2 Desa 3 Desa Tangguh 3 Desa Tangguh 3 Desa Tangguh
Tangguh Bencana, 200 1 Dokumen, 3 Desa Tangguh
Dokumen dan Honorarium Bencana, 400 orang Tangguh Bencana, 400 Bencana, 400 orang Bencana, 400 orang Bencana, 400 orang
1.5.3.2.04. Penataan Sistem Dasar Penanggulangan Bencana Penerapan Masyarakat terhadap bencana orang peserta dan 5 19.200.000 660.000.000 540.000.000 565.000.000 580.000.000 Bencana, 400 orang peserta 2.364.200.000
Petugas peserta dan 12 bulan orang peserta dan 12 peserta dan 12 bulan peserta dan 12 bulan peserta dan 12 bulan
orang petugas dan 12 bulan honor pusdalops
honor pusdalops bulan honor pusdalops honor pusdalops honor pusdalops honor pusdalops
pusdalops
Penyusunan Regulasi Penanggulangan Bencana
1.5.3.2.04.01 Adanya Perda tentang Bencana Dokumen 1 Dokumen - 0 1 Dokumen 250.000.000 - 0 - 0 - 0 1 Dokumen 250.000.000
Kabupaten/Kota

1.5.3.2.04.02 Penguatan Kelembagaan Bencana Kabupaten/Kota Terciptanya Desa Tangguh Bencana Lokasi 2 Desa 2 Desa - 2 Desa 200.000.000 3 Desa 300.000.000 3 Desa 300.000.000 3 Desa 300.000.000 3 Desa 1.100.000.000

Kerjasama antar Lembaga dan Kemitraan dalam Terlaksanya Kerjasama antar Lembaga, Opd dan 100 Orang peserta Rapat
1.5.3.2.04.03 Orang 300 orang - 300 orang 120.000.000 300 orang 135.000.000 300 orang 150.000.000 300 orang 150.000.000 300 orang 555.000.000
Penanggulangan Bencana Kabupaten/Kota Mitra Usaha Koordinasi
Pengelolaan dan Pemanfaatan Sistem Informasi
1.5.3.2.04.04 Honorarium Petugas Pusdalops Bulan 5 Orang Petugas 12 Bulan 19.200.000 12 Bulan 30.000.000 12 Bulan 35.000.000 12 Bulan 35.000.000 12 Bulan 50.000.000 12 Bulan 169.200.000
Kebencanaan
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Terlaksananya Sosialisasi Penanggulangan
1.5.3.2.04.05 Orang 100 orang 100 orang - 100 orang 60.000.000 100 orang 70.000.000 100 orang 80.000.000 100 orang 80.000.000 100 orang 290.000.000
Penanggulangan Bencana Bencana
PROGRAM PENCEGAHAN, Rambu Peringatan, Rambu Peringatan, Rambu Peringatan, Rambu Peringatan,
Rambu Peringatan, Dokumen
PENANGGULANGAN, PENYELAMATAN Kesiapan dalam menghadapi bencana Dokumen laporan Dokumen laporan Dokumen laporan Dokumen laporan
1.5.4. . Dokumen dan Barang 2.740.000 - - 80.000.000 - 255.000.000 laporan bencana, dan Alat 337.740.000
KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN NON Kebakaran dan Non Kebakaran bencana, dan Alat bencana, dan Alat bencana, dan Alat bencana, dan Alat
sistem informasi
KEBAKARAN sistem informasi sistem informasi sistem informasi sistem informasi

Pencegahan, Pengendalian, Pemadaman,


Sosialisasi terhadap masyarakat tentang 200 Rambu Peringatan, 40 Rambu Peringatan, 5 Dokumen dan 3 40 Rambu Peringatan, 5
Penyelamatan, dan Penanganan Bahan Dokumen dan beberapa 5 Dokumen dan 2 Jenis
1.5.4.2.01. Kebakaran hutan dan lahan serta dampak 5 Dokumen dan 5 UPS 5 Dhokumen dan 2 2.740.000 - - Jenis UPS dan 80.000.000 - - 255.000.000 Dhokumen dan 2 jenis ups 337.740.000
Berbahaya dan Beracun Kebakaran dalam jenis barang UPS dan Hardisk
atau akibat dari Karhan untuk Masyarakat dan Hardist jenis ups dan hardisk Hardisk dan hardisk
Daerah Kabupaten/Kota

Pencegahan Kebakaran dalam Daerah Sosialisasi dan Tanda Peringatan Untuk Daerah
1.5.4.2.01.01 Set 200 Rambu Peringatan 40 Set Rambu Peringatan 1.120.000 - - - - - - - 200.000.000 40 Set Rambu 201.120.000
Kabupaten/Kota Rawan Kebakaran

Pengelolaan Sistem Komunikasi dan Informasi


1.5.4.2.01.08 Jumlah Dokumen Laporan Bencana Karhutla Dokumen 5 Dokumen 5 Dokumen 1.620.000 - - 5 Dokumen 5.000.000 - - 5 Dokumen 5.000.000 5 Dokumen 11.620.000
Kebakaran dan Penyelamatan (SKIK)

Alat Pendukung sistem informasi Jenis 5 UPS dan hardisk 2 jenis - - 3 jenis 75.000.000 - - 2 jenis 50.000.000 2 jenis 125.000.000

TOTAL : 1.822.181.024 7.651.300.000 6.844.390.000 7.630.140.000 8.006.890.000 31.944.901.024

90
Lampiran II
Bidang Sosial ( Daftar Bantuan Logistik untuk Tanggap Darurat Bencana Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2021)
No Nama Desa/Kelurahan Kecamatan Tanggal Bantuan Jumlah Paket Keterangan/Bentuk bencana
1 Darmawan Tanjung Tambak Tanjung Batu 04 Februari 2020 Sandang Pangan 1 1 Paket Kebakaran
2 Darwishuda Seri Bandung Tanjung Batu 12 Februari 2020 Sandang Pangan 8 8 Paket Kebakaran
3 Edi Saputra Talang Balai Lama Tanjung Raja 13 Februari 2020 Sandang Pangan 1 1 Paket Rumah Roboh
4 Tanhar Payaraman Timur Payaraman 17 Februari 2020 Sandang Pangan 1 1 Paket Kebakaran
5 Asmah Rantau Panjang ULu Rantau Panjang 24 Februari 2020 Sandang Pangan 1 1 Paket Kebakaran
6 Syaiful Tanjung Gelam Indralaya 25 Februari 2020 Sandang Pangan 1 1 Paket Kebakaran
7 Walidi Kuang Dalam Rambang Kuang 26 Februari 2020 Sandang Pangan 1 1 Paket Kebakaran
8 Suryadi Tanjung Raja Tanjung Raja 04 Maret 2020 Sandang Pangan 1 1 Paket Rumah Roboh
9 Sugiarto Payalingkung Lubuk Keliat 06 Maret 2020 Sandang Pangan 1 1 Paket Kebakaran
10 Wilmantahir Arisan Gading Indralaya 27 Maret 2020 Sandang Pangan 3 3 Paket Kebakaran
11 Fikri Yansyah Sentul Tanjung Batu 06 April 2020 Sandang Pangan 2 2 Paket Rumah Roboh
12 Jonie Pohan Tanabang Muara Kuang 07 April 2020 Sandang Pangan 16 16 Paket Banjir
13 Pri Rawajaya Pemulutan 15 April 2020 Sandang Pangan 1 1 Paket Rumah Roboh
14 Abdul Rohman Sukarami Pemulutan 15 April 2020 Sandang Pangan 1 1 Paket Rumah Roboh
15 Basyir Teluk Kecapi Pemulutan 15 April 2020 Sandang Pangan 1 1 Paket Rumah Roboh
16 Edwar Muara Dua Pemulutan 12 Mei 2020 Sandang Pangan 4 4 Paket Rumah Roboh
17 Megawati Ulak Aurstanding Pemulutan 20 Mei 2020 Sandang Pangan 1 1 Paket Rumah Roboh
18 Nurbaiti Pematang Bangsal Pemulutan Selatan 27 Mei 2020 Sandang Pangan 1 1 Paket Rumah Roboh
19 Mahari Aurstanding Pemulutan 28 Mei 2020 Sandang Pangan 1 1 Paket Rumah Roboh
20 salman Sukamerindu Pemulutan Barat 28 Mei 2020 Sandang Pangan 1 1 Paket Rumah Roboh
21 Safarudin Tangjung Pasir Pemulutan 29 Mei 2020 Sandang Pangan 1 1 Paket Rumah Roboh
22 Siti Sungai LebungUlu Pemulutan Selatan 05 Juni 2020 Sandang Pangan 1 1 Paket Rumah Roboh
23 Maharoni Santapan Kandis 05 Juni 2020 Sandang Pangan 4 4 Paket Kebakaran
24 Syayuti Tanjung Raja Timur Tanjung Raja 24 Juni 2020 Sandang Pangan 1 1 Paket Kebakaran
Jumlah Paket 2020 55 55 Paket

91
25 Sauna Sungai Lebung Pemulutan Selatan 01 Juli 2020 Sandang Pangan 1 1 Paket Kebakaran
26 Pitersak Ibul Besar III Pemulutan 02 Juli 2020 Sandang Pangan 10 10 Paket Kebakaran
27 Komariah Sungai Pinang Sungai Pinang 27 Juli 2020 Sandang Pangan 1 1 Paket Rumah Roboh
28 Sulaiman Teluk Kecapi Sungai Pinang 28 Juli 2020 Sandang Pangan 1 1 Paket Rumah Roboh
29 Khodijah Sungai Pinang Lagati Sungai Pinang 30 Juli 2020 Sandang Pangan 1 1 Paket Rumah Roboh
30 Tema Talang Pangeran Ilir Pemulutan Barat 06 Agustus 2020 Sandang Pangan 1 1 Paket Rumah Roboh
31 Mina Segayam Pemulutan Selatan 10 Agustus 2020 Sandang Pangan 1 1 Paket Rumah Roboh
32 Holilah Talang Pangeran Ilir Pemulutan Barat 06 Agustus 2020 Sandang Pangan 1 1 Paket Rumah Roboh
33 Anwar Talang Pangeran Ilir Pemulutan Barat 06 Agustus 2020 Sandang Pangan 1 1 Paket Rumah Roboh
34 Solihin Naikan Tembakang Pemulutan Selatan 18 Agustus 2020 Sandang Pangan 1 1 Paket Rumah Roboh
35 Hasan Naikan Tembakang Pemulutan Selatan 11 Agustus 2020 Sandang Pangan 1 1 Paket Rumah Roboh
36 Sutrisno Sungai Pinang Nibung Sungai Pinang 11 Septemberr 2020 Sandang Pangan 1 1 Paket Rumah Roboh
37 Herian Serijabo Sungai Pinang 30 Septemberr 2020 Sandang Pangan 3 3 Paket Kebakaran
38 Pitersak Ibul Besar III Pemulutan 08 Oktober 2020 Sandang Pangan 4 4 Paket Kebakaran
39 Candra Wahyudi Sukaraja Baru Indralaya Selatan 16 Oktober 2020 Sandang Pangan 3 3 Paket Kebakaran
40 Makmur Halim Skonjing Tanjung Raja 16 Oktober 2020 Sandang Pangan 2 2 Paket Kebakaran
41 Kosar Sungai Rotan Rantau Panjang 16 Oktober 2020 Sandang Pangan 1 1 Paket Kebakaran
42 Kasmari Tambang Rambang Rambang Kuang 26 Oktober 2020 Sandang Pangan 1 1 Paket Kebakaran
43 Masyani Ketapang I Rantau Panjang 05 Novemberr 2020 Sandang Pangan 1 1 Paket Kebakaran
44 Saknuri Skonjing Tanjung Raja 18 Novemberr 2020 Sandang Pangan 1 1 Paket Kebakaran
45 Jahya Ulak Aurstanding Pemulutan Barat 29 Desember 2020 Sandang Pangan 1 1 Paket Kebakaran
46 Saimah Ulak Kembahang III Pemulutan Barat 30 Desember 2020 Sandang Pangan 1 1 Paket Kebakaran
39 39 Paket
Jumlah Paket Keseluruhan 2020 94 94 Paket

92
Lampiran III
Bidang Kesehatan ( Sarana Prasarana Kesehatan Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2021-2023)
TAHUN
NO SARANA DAN PRASARANA SATUAN
2021 2022 2023
1 Puskesmas Rawat Nginap Buah 8 8 8
2 Puskesmas Rawat Jalan Buah 17 17 17
3 Puskesmas Pembantu Buah 15 15 15
4 Poskesdes Buah 191 241 241
5 Ambulance Buah 22 28 28
6 Dokter Umum Orang 84 100 116
7 Bidan Orang 747 747 747
8 Perawat Orang 548 548 548
9 Sanitarian Orang 38 84 84
10 Asisten Apoteker/ Kefarmasian Orang 71 71 71
11 Ahli Gizi Orang 36 36 42
13 Epidemiologi (Surveilans) Orang 28 42 42
14 Supir Ambulance Orang 25 25 25
15 Emergency Kit Set 8 25 25
16 Tabung Oksigen Tabung 54 75 75
17 Obat dan bahan habis pakai Paket/Orang 510,947 510,947 510,947
18 Tensi Meter Pcs 142 142 142
19 Stetoscope Psc 125 142 142
20 Partus Set Set 23 25 25
21 Heating Set Set 32 75 75

93
Lampiran IV
Peta Kejadian Bencana Banjir dan Tanah Longsor Kabupaten Ogan Ilir

94
Lampiran V
Peta Kejadian Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan Kabupaten Ogan Ilir

95
Lampiran VI
Peta Kejadian Bencana Angin Kencang Kabupaten Ogan Ilir

96

Anda mungkin juga menyukai