Anda di halaman 1dari 81

8

Chapters of Andre Marpaung


8 Bab
Untuk anakku..

--------------------oOo--------------------

8 Chapters
For my son..

-Jan Theodorus Marpaung -

Written by Andre Marpaung


Produced by Asri Wahyuningsih
-01-

S ANG L EGEND
I ni hari ke 3 acara pertemuan Pomparan Ompu Conradin

Gultom acara perkumpulan yang kami adakan untuk


mempersatukan para keluarga yang sudah berserakan di antah
berantah dunia ini..biasalah orang batak tak ada bedanya
dengan nyamuk , berkembang biak dimana mana, begitu pula
dengan Sang Legend yang satu ini, menghilang dia ke
Kalimantan dan benar benar hilang dari dunia yang penuh
germelapan, entah apapula yang di carinya di sana, aku yakin itu
adalah salah satu upaya untuk mengisi kekeringan rutinitas yang
selalu dia ajukan sebagai bahan diskusi.

Hari ini kaget juga aku dengan penampilannya entah hantu blau
mana yang merasuki jiwanya, yang pasti bukan hantu blau dari
singkawang lah yang membuat dia begitu rapi, sopan dengan
pakaian dimasukan ke dalam celana panjang, dan yang paling
mengerikan..... eeh ternyata dia pakai ikat pinggang rupanya,
bukan tali rafia seperti biasa dia gunakan dan celana pendek
yang ga jelas warnanya yang menjadi celana
kebesarannya. Bangga juga aku melihatnya ternyata mirip
Deddy Mizwar juga kalo aku perhatikan, sayang dia tidak
tinggal di Depok, seandainya tinggal di Depok pasti udah aku
promosikan dia jadi calon Wagub Jawa Barat, dan Pomp.
Conradin Gultom jadi Tim Sukses nya, yakin aku menang, atau
paling tidak Pomparan Ompu Conradin gultom pasti pilih dia
huaha..ha..ha...
Siang itu sebelum acara di mulai, di ruang belakang, ngobrol
ringan lah kami bersama Sang Legend, seperti biasa dia selalu
melempar masalah supaya kita menanggapi dengan argumen
argumen kami, pintar pula Sang Legend ini menjadikan si Ketua
panitia tour untuk di jadikan bahan diskusi, padahal ini mah tipu
tipunya aja untuk mengetahui watak, masalah dan rahasia jati
diri kita masing-masing, gaya intel yang digunakannya, mungkin
buat yang lain bisa kau tipu Bang..tapi aku sudah hafal gayamu
yang paten ini hua ha ha..... biar 25 tahun tak jumpa tapi
perjumpaan masa lalu sudah membuat aku pintar, menilai dan
membaca karakter seseorang, untuk ini aku harus berterima
kasih padamu dan Bang Laut sohibmu itu.

Salut juga aku tak terasa diskusi di ruang belakang rumah kayu
semakin hangat, dan berkembang bak pemain bola, Sang
Legend jago juga mengumpan bolanya.
Seolah dia tau kalo sang pemilik rumah kayu ini adalah pemain
bola andalan Indonesia. Aku jadi agak ragu ko dia seolah olah
punya insting indra ke 6.....jangan jangan di Singkawang dia
hanya pelarian aja berkedok sok perhatian sama hutan hutan
disana , padahal misi sebenarnya adalah mencari ilmu
kanuragan, .....ah sudahlah itu hanya pikiran yang terlintas, ga
penting, buktinya ada bekas luka cukuran jenggot menunjukan
kalo dia ternyata ga sakti.

Aku yakin yang membuat suasana menjadi hangat bukan karena


setenggak kamput, tapi memang kelihaiannya dalam
mengocok/mengombang- ambingkan perasaan dan pemikiran
kami kami di ruang itu. Termasuk aku yang tak menyentuh
kamput pun seolah sudah menenggak 2 botol dibuatnya, puyeng
juga kepala ini rasanya.

Tak terasa tiba-tiba ada panggilan mengingatkan kita untuk


makan siang, lega rasanya bak terlepas dari belenggu ikatan,
tampak wajah kami segar seketika.
Kali ini sang legend tak bisa mengelak, dia kami minta untuk
komat kamit baca doa makan, dia pun tersentak kaget pasti di
dalam hatinya berkata "awak biasa baca mantra boss tak biasa
baca doa"
Hua ha ha ... ketawa aku dalam hati, mampus kau Bang, dengan
gayanya yang di lembut lembutkannya yang aku tau ini bukan
type Sang Legend, seolah dia tau kalo kami semua sudah
lapar.....tiba tiba amieen..... singkat padat yang penting
tersampaikan itulah gaya yang masih melekat dari sang legend.

Seperti biasa acara selanjutnya di mulailah dengan kata


sambutan dari pak Ketua Raja Sonang Malang yang
merupakan anggota Pomparan Ompu Conradin Gultom, bangga
aku sama laeku yang satu ini, bisa juga dia memberikan
penjelasan yang mendalam tentang sejarah Batak dan seklumit
siapa Ompu Conradin Gultom dan bagaimana visi misi Ompu
kita yang satu ini dan bagaimana bangganya kita yang memiliki
Opung, dan pesan itu tersampaikan dengan baik kepada
generasi ke 3 kami, dan pengalaman menjadi Ketua Raja Sonang
juga membuat dia semakin matang dan mendalami adat Batak,
hal ini bisa terlihat bagaimana dia menerangkan bagaimana
orang Batak yang sebenarnya kepada anggota keluarga kami,
anggota baru dari Medan yang nota bene kakak awak yang beda
suku dan sipit, yang terlihat manggut-manggut entah ini tanda
mengerti atau pusing tak jelas bedanya.
Aku kagum si Lae ini bisa menjelaskan dengan baik dan jelas,
dan merasa lebih banyak tahu bagaimana suku Batak. Aku yakin
tak jauh beda dengan Sang Legend, walaupun dia sesekali
manggut-manggut, sebenarnya dia juga bataknya ga jelas. Kalo
aku perhatikan justru si si kakak lah yang lebih Batak, malah
seperti terbalik sukunya, mungkin Sang Legend kebanyakan
mengunyah pasak bumi jadi luntur bataknya hua ha ha
ha, sudah mirip orang Singkawang klo ku tengok.
Hari ini Sang Legend berjanji membagikan buku tulisan karyanya
yang ke 3 dengan judul BAH, ( Bah ta tau pula arti judul bukunya
) ya pokoknya itulah kita semua dipaksa menerimanya dengan
dalil menyalahkan teman sang karikatur, hua ha ha ha. Dengan
bangganya dia bagikan dan tak lupa menulis sang nama si
penerima buku serta tanda tangannya yang mirip cacing
kepanasan, dan dari buku inilah di harapkan kami bisa berdiskusi
dan semakin menjamkan pemikiran kami para Pomparan Ompu
Conradin Gultom, (ya semacam diskusilah di WA).

Salut juga aku sama Sang Legend, selain bisa menyatukan kami
semua dengan buku tulisannya ternyata dia adalah kawan dekat
si Wiji Tukul sang penulis puisi dan sajak "Lawanlah" dan Suharto
pun bisa dilengserkannya. Ternyata Sang Legend punya andil
yang besar dalam pelarian dan persembunyian sang tokoh yang
sudah menasional bahkan mendunia ini.
Terbukti dengan di filmkannya sang tokoh dengan judul
"Istirahatlah Kata-kata".
Dan diharapkan Pomparan perlu menonton, selain film ini
berbobot juga Sang Legend dan tentunya si Kakak pendamping
pasti ada terpampang di bioskop, yang menurut infonya Sang
Legend kelihatan jauh lebih guuanteng dan macho.... walaupun
aku masih meragukan dengan info ini, untuk menyenangkan
hatinya aku yes lah....

Tak terasa sudah sore hari waktunya awak pulang ke


penginapan sekalian mengantar Mama ( senior kami saat ini di
Malang ) pulang ke rumah Cikampek.
Hari ini kami adalah keluarga ke 2 yang pamit setelah keluarga
meruya yang sudah pamit lebih dulu untuk lanjut ke Bali,
padahal tadinya mau aku ajak bapak yang satu ini napak tilas
menyusuri jejak jejak masa muda kami yang penuh gairah hua
ha ha ha...., tapi itulah pintarnya bapak satu ini, di
perpendeknya waktu di Malang supaya hilang tak
ter'endus semua jejak jejaknya dan memang sepatutnya begitu
masa lalu biarlah berlalu udah game over kata kids jaman now.
Ok Bro... selamat berlibur di Bali, sampaikan s alamku pada
ombak pantai Kuta.

Maka pamitlah kami kloter yang ke dua yang tak ikut


mendaki Bromo, beda dengan Sang Legend yang memang
mantan pendaki gunung, yang akan bersinar-sinar wajahnya kalo
mendengar kata "gunung" seolah kembali ke masa muda penuh
energi, ingat umur boss hua ha ha ha..... jangan lupa
perlengkapan cuaca agak ekstrim dan di perkirakan Bromo akan
banjir lautan manusia, tapi aku yakin dengan melihat senyum
Sang legend dia pasti punya trik-trik yang membuat dia bisa
sampai di puncak Bromo dan mengalahkan cuaca ekstrim dan
itu pasti salah satu andalannya adalah KAMPUT....hua ha ha
ha....

Ok selamat jalan buat saudara saudaraku nikmatilah keindahan


Gunung Bromo, doa kami menyertaimu dari jauh semoga semua
berjalan lancar sesuai yang kita harapkan, jangan lupa teriakkan
yel yel Pomparan ...... POMPARAN OMPU CONRADIN GULTOM
....MARSADA DI BAGASAN HOLONG .....HORASSS HORASSSS

HORASSS

#Pelor/Ronggeng 29Des2017
-02-

BOS MEDAN

T ak terasa sudah 12 tahun aku tak menginjakkan kakiku

di tanah Medan, saat aku keluar mobil kulihat bos Medan dari
jauh kami langsung lari saling menghampiri berpelukan bak
teletubbies, bahkan di kecupnya pipiku, sempat kaget
terhenyak aku di buatnya…..jangan jangan udah pindah haluan
bos satu ini hua ha ha ha, ah kusikat habislah pemikiran itu dari
otakku, aku yakin itu adalah ungkapan kerinduan kami yang
lama tidak berjumpa yang kurasakan juga di hatiku, kami saling
berpandangan dan saling melepas rindu seolah kerinduanku
kepada kota Medan terobati.

Berbeda dengan 35 tahun yang lalu saat pulang


kampung, adalah saat pertama ku injakkan kakiku di kota
MEDAN yang terkenal dengan kepanjangannya “Masuklah
Engkau Dalam Api Neraka”, seseram itulah kota yang satu ini di
gambarkannya, buat kami orang-orang “baja” alias batak jawa
(batak merantau) yang dibesarkan dengan hidup penuh
kesopanan, kelembutan....jadi serasa berada di dalam api
neraka. Ternyata Medan panasnya bukan main di tambah orang-
orangnya serasa dipenuhi dengan wajah penuh curiga.

Dengan seksama kuperhatikan wajah bos Medan satu ini,


tampak kelihatan lebih gemuk badannya tanda kemakmuran
dan wajahnya menggambarkan wajah penuh tempaan hidup
dan semakin matang, salut juga aku melihat perubahan bos yang
satu ini, tak seperti bayangan di otakku sebelum
bertemu dengan bos Medan, bayanganku badannya penuh
tatoo dan klihatan jauh lebih sangar dan garang tentunya. Jadi
penasaran juga aku dengan perubahan bos Medan, dan menjadi
kuat keingintauanku apa sebenarnya yang bisa merubah dia
menjadi lebih humanis, bersahabat, mengayomi lagi. Kalo di
depok ini cocoknya di tempatkan di PAUD atau coba bisnis
buka penitipan anak pasti akan banyak anak anak yang di
titipkan dan aku yakin pasti akan berkembang pesat tuh bisnis
hua ha ha ha.

Akhirnya rasa penasaranku terjawab sudah saat aku di kenalkan


dengan sesosok wanita yang putih sipit ga jauh beda ama orang
di sebelahku bahkan kalo aku pelototin kok kaya cece dan meme
(kaka dan adek). Selain matanya yang sipit bahkan potongan
rambutnya pun sama cepak mirip Jacky Chan, tak kusangka
seleraku ternyata sama ama bos Medan, jangan jangan kalo di
tarik garis ke atas ternyata mereka satu keturunan.
Yang jelas bukan korban pasukan cengho, untuk ini belum
ada konfirmasi, …ah ini pikiran liar mulai merasuk otakku,
kusikatlah pikiran kotor ini, mana mungkin mereka hasil korban
tentara tiongkok itu, hua ha ha ga penting ah…
Yakinlah aku si bos Medan yang angker dan ganas ini telah
berubah menjadi jauh lebih lembut dan bijaksana ini
pasti bentukan tangan dingin si cece sipit, entah jampi jampi
apa yang dipakainya atau jangan jangan mungkin krupuk kulit
babi dan pekca yang menjadi suguhan tiap paginya bisa
merubah sosok yang terkenal garang dan tak kenal takut ini
berubah menjadi memiliki hati seperti rinto, tapi aku yakin
bukan itu penyebabnya, dia pasti luluh oleh sentuhan hati
si cece sipit satu ini .... kamsiah cece kamsiahhhh.

Seperti biasa sore itu di Cikampek suasananya


sangat mendukung buat ngobrol melepas rindu sesama
saudara yang lama tak berjumpa. Lengkap rasanya formasi
kita karena sang Legend pun ada bersama kami.
Maka seperti biasa mulailah sang legend dengan trik trik yang di
milikinya dan mainkan dengan melemparkan sedikit
umpan yang membuat kita bak ikan yang kelaparan begitu
melihat umpan yang di sajikan dan dengan penuh gairah ingin
menyantapnya. Dengan gaya dinginku sok cool bergaya
tak tertarik dengan umpan yang disajikannya, rupamya beda
dengan kawan yang satu ini, ternyata dengan ganas
dia melahap umpan manis sang Legend, dalam hatiku… aaah
kok kau makan juga bos umpannya.
Abis ini pasti sifat mengayomi bahkan lembutmu pasti akan
berubah jadi ganas dan beringas ...nah kan ternyata
benar dugaanku, mulailah ku melihat perubahan wajah dan
nada bos medan kelihatan seperti berfikir keras beda sekali
dengan kesan pertama perjumpaanku dengan bos Medan.
Bah sudah kepancing rupanya dia, tapi saat ini lebih dewasa
dia menanggapinya. Ternyata perubahan emosi semakin stabil
dan dengan lihainya dia melepas kail sang Legend. Ternyata
hanya awalnya saja nampak terpancing, semakin yakin aku kalo
tangan dingin si cece sipitlah yang berhasil merubah
total emosinya.
Ruarrrrr biasaaaa topp dah ceceku yang sipit ini.
Tak terasa sudah tiba waktunya makan malam, maka kami
sepakat untuk makan di luar, biasalah mak mak jaman now ga
masak, maunya yang praktis dan kebetulan sesepuh Cikampek
ternyata juga tidak masak hari ini, maka akhirnya kami sepakat
untuk menjatuhkan pilihan kepada 'Warung Ijen" tempat
dimana kita mengisi peluru.alias makan malam.
Maka seperti biasa kita dapuk sang Legend untuk memimpin
doa, walau kami tau cocoknya dia adalah memimpin demo
pasti lebih lancar komat kamitnya dan ternyata bos Medan pun
setuju klo Sang Legend yqng pimpin doa makan, maka seperti
biasa padat singkat…tiba tiba amien, kalo ada si cantik Jati pasti
dia tersenyum seolah hafal dengan kebiasaan sang Legend.
Nampak terlihat wajah bos medan puas kekenyangan, dalam
hatiku wah cuma satu yang ga berubah, makannya
ternyata masih sama seperti dulu tetap buanyakkkk.. Mantap
bos sikatttttttt..
Tak terasai hari ke 2 jadwal tour pomparan
berlanjut, perjalanan kali ini ke pantai. Ini artimya kembali
pergi berwisata bersama Pomparan Ompu Conradin Gultom
termasuk bos Medan dimulai.
Kulihat hari ini wajah bos medan terlihat capek, pasti ini akibat
hari pertama yang jalan- jalan ke kota wisata Batu, tapi
semangat kebersamaannya masih full energy.
Rombongan sudah menaiki mini bis hari ini kita route pantai.
Seperti biasa tour leader absen peserta tour 22 orang, ternyata
paserta nya lumayan juga.
Ok akhirnya bis pun melaju,menuju sasaran, tak terasa 2.5 jam
telah berlalu dan akhirnya sampailah pantai yang menjadi
tujuan kita, itupun sudah melawati rutinitas buang air kecil
berkali kali, maklum kebanyakan manula pesertanya.
Goa cina sudah di depan mata hamparan laut juga terbentang di
depan kami, akupun di prioritaskan sama tour leader untuk lebih
dahulu sampai lokasi spot yang jadi tujuan dengan menaiki
motor, thanks tuk tour leader, berbeda dengan bos medan dan
peserta lainnya harus jalan menuju lokasi spot favorit sang tour
leader, ternyata sudah di tempati pengunjung lain. Akhirnya
kami pun ganti spot, ternyata nyaman juga kurasakan.
Seperti biasa kami ngobrol ngobrol ringan sampai yang agak
berat, nampak bos medan semangat walau sekali kali ku lihat
dia masih menghisap rokok favoritnya, tak beberapa
lama kulihat ada guratan gelisah di wajah bos medan rupanya
tak tahan juga dia melihat para keponakan main main di air laut,
apalagi dia liat sang Legend dengan perut besarnya bergaya bak
perenang olimpiade, rupanya dia ciptakan gaya renang
baru, gaya bebas sambil mencakar pasir laut serta menunggu
hantaman ombak.
Tapi pasti bukan itu yang membuat bos Medan ingin
menghampiri ganasnya dentuman ombak pasti ini lagi lagi
karena ulah si cece sipit yang sok menantang ombak yang
menerjangnya.
Kekhawatiran Inilah yang menjadi alasan bos medan untuk
menghampiri dan seolah ingin membantai ombak yang
mengganggu si cece sipit sang belahan hatinya, maka
tak terasa mereka sudah berbasah basah bermain bersama
berdua, mungkin mereka ingat masa pacaran dulu, sepertinya
pantai merupakan lokasi cinta mereka bersemi, bener ga sih
ce..? Ah jadi kepo kan aku.
Sambil menunggu ikan dari TPI (Tempat Pelelangan Ikan)
sebagai bahan bakaran, datang bos medan dengan gaya
mengayominya dia menemani para mak - mak ke goa cina. Pasti
ada hal yang membuat penasaran, pasti dalam hatinya
berkata siapa tau di goa cina itulah aku bisa menemukan silsilah
si cece belahan jiwaku, jangan jangan dia sebenernya ciina
keturunan wali songo yang terdampar di Medan, ah lagi lagi
pikiran liarku perlu ku sikat lagi supaya jernih awak menilai
sebenernya keturunan siapa cece sipit inl, tak sabar ku susul
mereka ke goa cina dengan harapan yang sama siapa tau justru
aku yang menemukan keturunan belahan jiwaku si meme yang
nota bene sama sama bermata sipit.
Tapi ternyata mereka bilang sempit dan pengap, mana
mungkinlah nenek moyang cece dan meme bisa di temukan di
situ, pasti yang ada kelelawar.
Akhirnya kami pun lebih memilih mendaki ke atas yang
merupakan lokasi diatas Goa Cina, dengan harapan bisa
melihat lebih luas ke bawah, pemandangan yang jauh lebih
bagus dan lebih luas.
Aku menaiki tangga dengan bos Medan berdampingan, sekali
waktu kami saling menuntun bahkan saat menuruni tangga,
tampak lebih mesra di banding berjalan dengan si cece maupun
si meme, pasti mereka cemburu melihat kemesraan kita
berdua...
Ga usah kuatirlah kalian berdua, kami masih normal kok, ini
cuma rasa rindunya abang adek yang lama tak bertemu, bahkan
sekali kali tanganku di gandeng si bos medan sampai di belakang
kami ada yang nyeletuk ‘bah mesra kali kalian yang berdua ini
ya... Kami tau itu suara ratu dari Meruya, sepertinya lama dia
tak bermesraan jalan bergandengan dengan tuannya, tenang
lah dek kau pasti di gandeng nanti di Bali ga usah khawatir,
tuanmu romantis abis orangnya, kalo ga mana mungkin jadi 2
arjuna yang ganteng ganteng.
Tak terasa sampailah kami di spot yang paling indah di dunia,
yang menjadi idaman para pencinta pantai dan pemancing ikan
laut.
Ternyata bakar bakaran sudah berlangsung lumayan lama,
selama kita tinggal ke Goa Cina.
PNampak Pak Ketua Pomparan Ompu Conradin Gultom sedang
mencuci sotong dan memberi sedikit bumbu dengan lihainya
bak chef handal setara Farah Queen, bahkan ragu aku di
buatnya jangan jangan wartawan malah kerja sampingannya,
tak ketinggalan bos Meruya pun turun tangan menata ikan di
atas panggangan sambil sesekali dia sikat juga ikan yang matang
..awas boss ingat pesan mama cuci tanganlah sebelum makan
takut berontak nanti tuh perut, sepertinya pesan mama ini udah
tak berlaku lagi buatnya, walaupun ternyata perjalanan pulang
paling banyak si bos Meruya request toilet dan terlihat minyak
kayu putih pun sudah menjadi parfumnya, benar juga dalam
hatiku jangan jangan benar pesan mama.
Berbeda dengan bos Medan dia ternyata lebih tahan dengan
sotong, ikan tuna, kerapu, sepertinya justru ikan ikan ini yang
takut sama bos Medan, terbukti begitu sampai lokasi langsung
pada matang tuh ikan, mungkin sisa aura masa
lalunya membuat ikan merinding dan segera matang ….sikattt
bosss...
Tak terasa tour leader meng-absen kami lagi, tanda perjalanan
pulang pun dimulai dan bis pun mulai melaju dan meliuk liuk
menyusuri jalan mengarah ke kota tercinta yaitu Malang.
Ditempat duduk paling depan aku berkata dalam hati pasti ini si
cece bisa mabuk perjalanan karena ternyata masih jauh tujuan
yang akan di capai, tapi aku yakin si bos Medan yang sudah
berubah menjadi lelaki sejati dan penuh kesabaran bisa
mengatasi masalah si cece sipit. Dalam hati bos medan pasti
pasti berkata …… Kalo masalah mabok mah kecil ce tenanglah
kau ce nyungsep di ketek abang pasti aman, kalaupun mabok
pasti beda ce .. ya jelas beda lah boss, kalo itu mah bukan buat
mabok lagi tapi langsung pingsan hua ha ha ha.
Sebelum sampai di tujuan akhir cikampek rupanya panitia
menjadwalkan makan malam kami di Bakso Solo yang kebetulan
dekat lokasi SMA 5 yang notabene SMA ku dulu, jadi taulah aku
enaknya bakso ini yang kebetulan aku pun udah lama tak makan
bakso solo ini, kangen juga rasanya.
Ternyata aku semeja dengan si bos medan dan si cece sipit tak
ketinggalan si meme duduk di sebelahku sambil komat kamit si
meme mempromosikan enaknya bakso solo ini ke cecenya.
Kulihat wajah mereka berdua, hal inilah yang membuatku serasa
makan di restoran kanton hua ha ha ha. Kulihat si cece lahap
juga makannya sama seperti si bos Medan lahap juga sambil
menasehati si cece "ayoo makan baksonya enak ini bisa malas
kau nanti makan bakso Medan, ini jauh lebih enak
rasanya". Dalam hatiku sok tau juga bos Medan ini menasehati
si cece dan anehnya manggut manggut pula si cece tanda
setuju padahal dalam hatiku ini yang cina yang mana koK bisa
bisanya si bos medan ini lebih tau dari si keturunan penemu
bakso.. aduhh puyeng pala berbi, yang pasti medan banyak
bakso yang enak bosss.setuju kan ce… tos dong...

Ini adalah Hari ke 3 hari kami berkumpul di rumah kayu..rumah


yang lumayan ribet lokasinya, dmulai dari bos Meruya dan kami
pun agak susah menemukan lokasinya bahkan mbah google
yang jadi andalan pun tak mengenalinya mungkin mbah tarjo
atau mbah jarwo yang tau, tapi sepertinya para mbah mbah ini
lagi pada bertapa di Goa Cina, mulai deh pikiran kacauku muncul
lagi ..dengan cepat ku sikat pikiran ini untuk keluar dari kepalaku
yang semakin plontos. Akhirnya titik kumpul di rubah di rumah
Ketua Punguan Raja Sonang Kota Malang, yang adalah laeku
juga, ….aman dalam hati, karena untuk alamat ini mbah google
pun mengenali lokasinya.
Maka bergegaslah kami menuju lokasi, dari sana rombongan
kami pun di pandu menuju lokasi rumah kayu, ternyata bos
Medan dan si cece sipit sudah lebih dahulu sampai di
lokasi...horass bos biasa salam pomparan dan biar kelihatan kita
orang Batak kata horas serasa lekat di hati, wah ternyata si bos
ga baca pesan Bu Ketua, atasan putih bawahan bebas , inilah
bandelnya si bos Medan tapi aku sadar yang anggota group
ternyata si cece.. jadi harap maklum tapi tetap ganteng ko bos
dan lebih baik klo ada yang beda, orang bilang lebih
berwarna dan itu tandanya kita menghargai keragaman seauai
pesan Pak Joko Waow Siregar.
Acara di rumah kayu pun berjalan lancar dan semua bisa kita
lalui sesuai rencana, sampai akhir.
Tiba saatnya kami harus pulang kembali ke Cikampek, betapa
senangnya aku ternyata bos Medan ikut mengantakan kami
pulang ke penginapan, di perjalanan banyak ilmu dan
nasehat dari bos Medan, yang aku rasa bermanfaat dan
ternyata dia men-support aku dalam menghadapi segala maslah
yang aku hadapi, ternyata bos Medan sangat sayang ama
aku dan tentunya semua Pomparan Ompu Conradin dan bisa
aku rasakan dari perlakuan dan perhatiannya
terhadapku. Thanks ya bang ternyata baru aku sadar betapa
lembutnya hatimu tak segarang wajahmu....tak terasa sambil
mendengar petuahnya sampai juaga akhirnya kami di
penginapan.
Tanda akhir perjumpaan hari ini bersama sang bos Medan
karena mereka harus menyiapkan stamina untuk malam nanti
pendakian menuju Gunung Bromo.
Dan dilanjutkan dengan rencana melanjutkan perjalanan ke
Jakarta. Ok bang sesuai rencanamu, aku doakan niatanmu
bertemu sesepuh Rempoa bisa terwujud apalagi dengan misi
sucimu memperkenalkan si cece sipit, pasti sesepuh rempoa
akan surprise dengan kehadiran kalian, aku yakin ini akan
membuat beliau akan menjadi semakin sehat...tapi pesanku
boss : jangan lupa kau bisikkan yel yel Pomparan Gultom di
telinganya, beri pekikan horas yang agak keraskan
dikit volumeya ya… biar penyakitnya kabur, karena aku
yakin yel yel kita ini sakti…

#pelor/ronggeng 30Des2017
-03-
P N S JOMBL O
S iang itu tiba tiba terasa goncangan, dan bunyi ban berdecit
lumayan memekikkan telinga, ternyata goncangan dan bunyi
ban itu datangnya dari pesawat yang kami tumpangi, tanda
kalo pesawat telah mendarat di kota kelahiran si pns jomblo,
yang tentunya kota kelahiranku juga " kota malang", dalam hati
aku berdoa semoga nasib kami dikota ini tak akan mengalami
kemalangan...paling tidak tak semalang nasib si pns yang lama
tak menemukan belahan jiwanya hampir lapuk dimakan
kejombloannya.
Ternyata untuk mencapai rumah, kami harus menaiki
kendaraan lagi, lumayan jauh juga jarak antara bandara dan
rumah yang di tuju.
Siang itu ternyata si juragan milk yang menjemput kami bertiga,
aku, si meme dan sesepuh Cikampek yang notabene adalah
emak dari si pns jomblo dan pasti emakku juga lah.
Mungkin alasan inilah mengapa si juragan milk tiba tiba ada di
depan pintu kedatangan bandara, karena dia tau yang di jemput
salah satunya adalah merupakan generasi ke-2 dari pomparan
Ompu Conradin Gultom (si penguasa Cikampek) tampaknya
dia sayang kali sama opung opung antik ini atau jangan jangan
dia takut kualat kena kutukan opong antik hua ha ha ha..., ku
sikat lah pikiran error ini dari otakku, pasti alasannya yang tepat
adalah karena begitu sayangnya juragan milk sama Namboru,
Lae dan Itonya makanya dia jemput kami.
Dalam mobil aku merenung sambil mengenang masa lalu
bagimana kami hampir semua keluarga berusaha manjadi mak
comblang buat si pns jomblo tapi tak ada satupun yang
membuatnya bergetar mulai dari yang gemuk berisi sampai
yang kurus kurang gizi, dari cewe batak yang galak sampai cewe
jawa yang keibuan tapi kaki kesebelasan, dari wanita karier
sampai wanita yang baru lulus kuliah masih merah, asal mau
dinikahi kami siap lah maju melamar, bahkan almarhum Bapak
pun semasa hidupnya tak kurang usahanya bahkan sampai
sempat di julukin "amang genit" gara gara selalu
ingin berkenalan dengan setiap gadis cantik yang di temuinya di
setiap acara adat Batak, anehnya mereka malah akrab,
bercanda, curhat pula padahal terpaut usia yang berbeda jauh
hua ha ha ha... dasar mantan don juan yang jelas jam
terbangnya jauh banget dari pns jomblo.
Berharap setiap cewe yang dikenalnya bisa ditawarkannya
kepada si jomblo, bahkan aku teringat satu sosok wanita yang
jadi pandongani waktu aku menikahi meme, adalah gadis cantik,
batak lembut, jarang bisa didapat, apalagi sudah jadi
sarjana,bahkan keluarga kami saling mengenal baik, pokoknya
bobot bibit n bebet dari kata pepatah jawa terpenuhi dengan
sempurna .
Sampai heran kami semua dibuatnya , kenapa tak bergeming
sama sekali si jomblo satu ini, tak ada respon bak James Bond
aja, sok sok ganteng, bahkan mendiang Bapak pun tak habis
habisnya mengeluarkan segala jurus jitunya bak marketing
ulung bahkan pakai analisa swot dan jurus politik tertinggi yang
dipunyainya sudah di keluarkan untuk membuat si pns jomblo
tertarik. Tak terduga, dengan entengnya si pns jomblo
menjawab "klo bapak mau bapak aja yang kawin sama
dia"...bagai mendengar petir di siang bolong...
matiiihh aku huaha ha ha ha .... untung ga pingsan Bapak
kami dibuatnya.
Mendengar jawaban yang mengerikan itu diam diam aku
hampiri pns jomblo dan bertanya kenapa ko ga ada respon sama
sekali paling tidak kau kenal dulu lah pribadinya, dengan gaya
jomblonya dan sedikit tegas dia berkata "bang cewe ini ada
potongan gemuk, klo aku menikah apalagi sudah punya anak,
pasti akan lebih gendut lagi , emang abang mau aku nanti
nyeleweng sama yang lain?, aku pengen menikah sekali
saja dalam hidupku. Mungkin ini lah yang menjadi alasan
selama ini dia masih menjomblo, dengan mati gaya aku langsung
bilang ok lah masssss klo itu alasanmu, langsung aku ngacir
teratur sebab aku tau benar watak adekku satu ini, klo udah
engga mau sampai kapanpun pasti dia akan mendebat daripada
nanti malah terjadi kudeta antara kami maka ku hentikanlah
percakapan kami saat itu.
Tak terasa tiba tiba mobil berhenti tanda kami sudah sampai
rumah Cikampek.
Aku berharap bisa segera berjumpa dengan si pns jomblo,
ternyata dia tidak di rumah, sedang masuk kerja rupanya "dasar
pns" gerutuku dalam hati.
Ternyata sang legend sudah menunggu kedatangan
kami, dengan gaya khasnya berdiri di depan pintu sambil
menghisap rokoknya dan menggoyang goyangkan kakinya
dengan pandangan penuh selidik, melihat kami macam hakim
memandang terdakwa dan siap menjatuhi hukuman
terberatnya , tiba tiba kamipun berpelukan dan saling sapa
penuh kerinduan....ternyata sudah 35 tahun kami tak jumpa,
mulai dari sang Legend masih perjaka sampai udah mau opung
opung, bahkan jaman rambut model Donni Damara sampai
jaman model rambut, kumis dan jenggot beruban ga jelas ala
Deddy Mizwar, ternyata senyumnya yang dingin serta kerlingan
mata genit nya yang tak berubah hi hi hi...
Langsung di perkenalkanlah aku dan meme dengan belahan
jiwanya si ratu singkawang, dalam hatikupun penuh tanda
tanya, sebenarnya kakakku ini liat apanya ya, ko bisa
bisanya jatuh cinta, pake banget lagi, padahal ga
ada menariknya sama sekali sang Legend ini, dilihat dari
sudut pandang manapun tak sedikitpun nampak bagus
bagusnya, apalagi klo cuma satu sudut pandang, malas lah
melihat pasti ancorrrrr berantakan, hua ha ha ha.
Terlebih setelah kami diperkenalkan dengan anak semata
wayangnya yang membuat kami terkesima tak
percaya, rasanya tak mungkinlah akan lahir keturunan se-jelita
gadis di hadapan kami ini. Tanpa kusadari, mengucap syukur
aku dalam hati.... untunggggg kau tak mirip bapak
nak...bersyukurlah gen mamamu lebih kuat, coba tidak ngeriii
ngeriiiii bah..., hua ha ha ha
Tapi aku sadar dan kagum, mungkin itulah makanya pantas
mendapat julukan sang Legend pasti dalam membuat anakpun
dia tau memainkan ritmenya dan memainkan emosinya
sehingga mendapatkan hasil yang sempurna dan optimal hua ha
ha ha....
Ah mulai ngaco lagi nih pikiranku, padahal yang mau ku sikat kan
si pns jomblo, kembali ke laptop!! (sok meniru gaya tukul).
Dari jauh tampak sosok laki laki pakai kacamata dengan kumis
dan janggut bak teroris baru pulang
kalah perang dengan potongan badan tinggi, perut
membuncit bak om om senang dengan perkiraan punya 3 anak
menghampiriku.
Sambil berpelukan dia berucap gimana khabar bang, ternyata
dialah orang yang ku tunggu kehadirannya. Pns jomblo sudah di
hadapanku, baru pulang rupanya, "baik dek ucapku, kamu
?" lanjtku bertanya, "sehat bang"...padahal aku ingin jawaban
lebih dari itu, paling tidak kuberharap keluar dari bibirnya yang
semakin hitam dan menebal yang menandakan speaknya sudah
terlatih dalam menaklukkan wanita, seperti jawaban "sudah
aman bang, sudah ada calon pendampingku, nanti akan aku
perkenalkan sama kalian".
Ternyata semua mlesettt jauh dari dugaanku, hitam dan
menebalnya bibir bisa bisa gambaran akibat banyaknya speak
speak gagal yang di keluarkannya selama ini.
Setelah bercakap cakap sejenak tiba tiba dia berucap "Malam ini
abang dan kaka (meme) tidak tidur di rumah ini ya", maakkk
diusirnya aku, dalam hati penuh tanya, "terus dimana kami tidur
dek..."
Ternyata si pns jomblo telah menydiakan kami tempat
menginap, "abang dan kaka menginap di guest house angler
gak jauh dari rumah kok" ujar si pns jomblo. Dengan gaya
seorang abang akupun bertanya, "berapa per malam kami
harus bayar", dan dengan gaya jomblonya dan senyum tipisnya
dia menjawab "gratis bang, bebas selama abang dan kaka
(meme) mau".
Dalam hatiku sudah jomblo, perut buncit ga jelas, sombong lagi
huhhh...jangan jangan penginapan di bawah standart makanya
dia tawarkan gratis kepada kami.
Saatnya telah tiba kami harus keluar dari rumah mak'ku menuju
penginapan yang ga jelas yang sudah di janjikan pns jomblo.
Sesampainya kami di rumah dengan model gaya
Jepang lumayan unik dan tenang , ada dapur yang bisa
digunakan untuk meme masak jamuku, dapat jatah sarapan pagi
pula, ternyata banyak orang Jepang tinggal ditempat ini.
Reseptionis pun mengatakan ini kamar bapak
yang superior, sambil mengantar kami masuk kamar yang
cukup besar dan lengkap serta kamar mandi dalam
yang mewah, dia berkata kamar ini dapat digunakan,bebas
berapa hari bapak mau menginap disini semuanya sudah di
tanggung adek bapak, si pns jomblo maksudnya. Tanpa kami
sadari, aku dan meme saling berpandangan senang tapi ya
terharu, kagum juga kami mendengarnya, selama ini anak yang
manja dan pemalu ini telah berubah menjadi laki laki dewasa
yang penuh tanggung jawab, diam diam ternyata pns
jomblo sayang dan perhatian juga ama abangnya yang botak
dan kakanya yang sipit ini. Sepertinya ajaran sesepuh cikampek
yang selalu mengajarkan kami semua anak anaknya untuk saling
membantu dan tolong menolong tanpa pamrih telah merasuk
sampai tulang rusuk si pns.
Seandainya dia terapkan strategi service yang dia lakukan
kepada kami sama terhadap cewe yang akan di tembaknya pasti
strategi ini akan berhasil dan pasti si cewe akan klepek klepek
seperti kena strum tegangan tinggi, malahan bisa-bisa minta
nikah di awal tahun hua ha ha ha..klo itu yang terjadi gantian
aku yang klenger seandainya dia minta kami melamar pujaan
hatinya. Malah mungkin sesepuh Cikampek bisa pingsan
mendengar khabar ini, untung hanya khayalanku saja.
Tak terasa 10 hari kami gratis tidur di angler, ruarrrr biasaa
servismu dek, sekali lagi mauliate ya dek ..kamsiahhh kamsiahh
kata meme kegirangan ternyata di balik kejombloanmu kau tak
ubahnya seorang sinterklas bagi kami. Keberuntunganmu yang
selalu datang di last
minute, kami yakin ini akan terjadi lagi dalam hidupmu,
pesanku jangan lupa menabung, perjalanan masih panjang dan
yang terpenting Berdoa tiap malam, jangan lupa pesan mama
cuci kaki dan sikat gigi sebelum modom, suksess buat adikku
yang aku yakin ga lama lagi pasti mendapatkan sang belahan
hati... HORAS HORASS HORASS..

#pelor/ronggeng 04Jan2018
-04-
K ALAH A DALAH K EHORMATAN

Orang bilang tahun ini adalah tahun politik.


Dimana Dunia politik dipenuh intrik,melihat politisi nyentrik,
saling melirik ... TIiNG
Bergulat, membanting, memiting lawan politik dengan santun
dan penuh kode etik.
Bagai pelayan kepada majikan, seolah mereka hadir ingin
menghapus peluh penderitaan bosnya dengan segenap hati dan
loyalitas tinggi.
Bak pesulap handal, dia ingin hadir menyulap penderitaan
dan kesengsaraan, bahkan penindasan
Sumpah jabatan, kesadaran dan moralitas sebagai pemegang
amanah rakyat seolah lama melekat, merasuk di benak pikiran
mereka, hehehe...belum di lantik bosss.
Bak seorang alim dia hadir dengan pakaian serba putih,
ditambah penguasaan ayat ayat suci yang mengagumkan
berkumandang di sela sela pidatonya.
Waaaarrrr biyaasaaa memang balon balon yang siap di
terbangkan ini.
Seolah kemenangan merupakan cita cita yang luhur.
Dengan lantang dan meyakinkan dia teriakkan politik tanpa
maharrrr....
Omong kosonggg pak de' , hari gene getu loooh..!!!, dimana
kencing aja harus bayar, bahkan buang tai idung pun kena
denda, huhhh....!!!
Seolah mereka lupa kalo jaman now, jamannya selfie, bahkan
celana dalampun, bisa di ketahui dengan mudah apa merknya,
track recordmu pun gampang terlacak bosss.... (geram
aku...huhhhh..!!).
Bertandinglah secara sehat, jujur dan apa adanya, di jamin
pasti kau akan kalah pake telak lagi hua ha ha ha...
Begitu mahal dan sakralnya harga kekalahan, sehingga harus di
hindari, dan tabu di ucapkan bahkan kekalahan adalah
penghinaan terhadap harga diri....YA AMPYUNNNNNNN....!!!!!!!

#pelor/ronggeng 14 Jan2018
-05-
"TUHAN PUN OPNAME"
Hari ini, televisi dipenuhi berita tentang tes kesehatan dan
psikologis yang di lakukan bagi balon balon pemimpin
daerah, dokter pemeriksa menyatakan pentingnya pemeriksaan
di lakukan, katanya "bisa gagal lho, seandainya salah satu tes
kesehatan saja tidak terpenuhi" (pengen rasanya kulempar
sandal muncung bibir dokter ini, namun ku urungkan niatanku,
maklum tv kami masih kredit hua..ha ha..ha..).
Seolah menunjukan betapa pentingnya tes yang akan dilakukan.
Tertawa aku dalam hati...hihihihi...belum tau siapa yang
sampean periksa ya Dok...? Alat alat kedokteranmu yang paling
canggihpun ga bakalan bisa mendeteksi bos...!!! Mereka pasti
lolos dan dinyatakan sehat secara jasmani,mental, bahkan
rohani. Jangankan dokter, Tuhan pun kalo di percaya untuk
memeriksa kesehatan mereka, mau tau hasilnya? : "justru
Tuhan yang opname", hua ha ha..politisi indonesiaa di lawan
huh !!!
Sesuai dengan kondisi negara yang lagi ingin
mendongkrak perekonomian dan penghematan negara serta
program bela negara yang lagi update...(alias angat angat tai
kebo) hua ha ha ha.
Ga ada salahnya justru tes yang di perlukan balon balon, adalah:
tes dengan
menempatkan mereka sebagai pekerja, dengan cara di pindah-
pindahkan sesuai waktu yang di tentukan, aku yakin Tuhanpun
pasti setuju.
Mulai dari dipekerjakan di tempat perternakan hewan,
berlanjut ke perkebunan yang rawan konflik , dan berakhir
bekerja sebagai perawat di rumah sakit jiwa, (sebelum
nantinya menjadi penghuni tetapnya kalau kalah ) .hua ha ha
ha makkkk sadisssnyaaa akuu...!!
Selain biayanya murah, (bahkan tanpa biaya), diharapkan
dengan tes seperti ini akan memunculkan jiwa empati, melayani
serta loyalitas pemimpin terhadap rakyat, alam, segala hewan
dan apapun saja, yang menjadi penghuni daerah yang akan dia
pimpin, tak terkecuali para dedemitnya...Hua...ha ha...ha...
Di pastikan dengan tes ini siapapun yang lulus, adalah pemimpin
yang tentunya menjadi harapan bagi rakyatnya dan benar-
benar tau bahwa dia adalah pelayan rakyat yang
sebenarnya, bukan sebliknya selalu minta dilayani.
Tanpa terasa ternyata udah kering kepalaku, walaupun baru
saja selesai keramas, maklum rambut tinggal 8 helai huaha
ha..ha.
Terpenting buatku saat ini adalah saat ku menengadahkan
wajahku
ke langit, kulihat TUHAN berucap lirih ..AKU GA JADI OPNAME
NDREE...CUMA IDE GILAMU AJA YANG BUAT AKU MULESS....

#pelor/ronggeng 14Jan2018
-06-
"BEDENYOTTT P ALE BERBII"
Pagi ini otakku penuh dengan pertanyaan yang harus segera
mendapatkan sedikit pencerahan...ini gara gara ku lahap
tulisan sang legend tentang "kristen jahat".(buku BAH).
Dengan penjelasan dan kronologis sang legend yang diawali
penulisan cerita tentang seminar FDP (Forum Diskusi Pelangi),
pasti seminar ini dimulainya setelah menunggu berhentinya
hujan deras, hua ha ha nunggu pelangii masss !!!..berlanjut
dengan dialog antara 2 temannya, tentang kutipan ayat
alkitab
yang membuat pening, gelisah salah satu temannya yang lebih
yunior, bahkan mungkin, bisa keluar eksim, setelah mendengar
jawaban si senior, demikian ta jauh beda dengan apa yang
kualami setelah membaca jawabannya, maka pening, lesu
jantung pun berdebar deba tak bisa di hindari, untung ga mulas
perut huaha ha ha ha, gawat klo sampai itu terjadi.
Ternyata si senior ini bernama sintong. Tadinya ku kira sintong
panjaitan,TNI, kopasus, berkumis tebal sangar, karena kalau
beliau sih cocoknya menerangkan kudeta G 30 s lah, atau paling
tidak kasus pembajakan pesawat woyla..klo alkitab, kurang pas
aja menurutku..hua ha ha maaf amang, eh jangan-jangan orang
ini sekarang malah sudah jadi Ephorus, matilah aku.!!.
Mulailah aku tertarik untuk mencari jawabannya, Kenapa
sampai ada pendapat sadis mengenai "kristen jahat", mulailah
aku membaca beberapa buku tentang sedikit sejarah
kekristenan, dilanjutkan dengan menentukan siapa saja yang
nanti akan aku tanyai.
Maka aku putuskan dari langgananku warung sunda dan
kemudian teman islam yang kebetulan ustad di susul pendeta
,(pendeta ini lumayan sering ku ajak diskusi bahkan seskali
berdebat) tapi untuk kali ini aku hanya ingin menjadi pendengar
setianya .karena aku ingin ada pencerahan, klo tidak bahaya,
bisa- bisa mulai minggu depan, aku bisa pindah masuk wihara
hua ha ha ha ..
Menyesal aku makan umpannya, padahal dalam hati sudah aku
wanti-wanti diriku supaya jangan lahap-lahap memakannya, biar
ga sakau.
Semoga aku mendapatkan pencerhan atas semua ini.
Mulailah ku ajukan pertanyaan kepada langgananku bos warung
penjual makanan sunda mewakili orang umum, kulakukan ini
untuk mengetahui hal yang paling
sederhana, yaitu pandangannya terhadap orang kristen dan
katolik, biasalah gaya legend aku gunakan, umpan ringan dulu
kulempar, sekedar pengen tau responnya sebelum lebih jauh
menggali karena banyak langganannya yg makan adalah orang
nasrani dan katolik, "bagaimana pandangan bapak terhadap
orang kristen dan katolik", wah klo menurut saya sih mereka
baik baik pak, malah kadang kalau pulang gereja, mampir beli
makan disini saya naikan harganya, lebih dari biasa..eh malah
kalo ada kembaliannya di suruh ambil saya, "udah buat bapak
aja".
Dasar pedagang dalam hatiku, menggrutu" selalu lihat kebaikan
hanya dari untung dan ruginya saja, tapi paling tidak dari segi
penilaian terhadap personal kristen dan katolik pandangannya
positif lah, maka
Tidak ku teruskan pertanyaan tentang pandangan kekristenan
kepadanya . takutku jawabannya bisa di sangkut pautkan
dengan barang jualannya "menurut saya kekristenan itu nikmat
bak sayur jengkol, segar bak lalapan, entahlah bla bla..bla..inilah
alasan ku urungkan pertanyaanku, takut tambah bedenyot'
pala' di buatnya.
Dalam hati aku berkata lebih baik lanjut bsok sajalah saudara
sepupu islam (ustad), pengen tau aku pendapatnya yang
kebetulan sering main ke rumah klo ga sabtu ya minggu.
Teenyata sabtu ini dia main ke rumah, dalam hati aku berkata
"pas", sepertinya dia tau klo aku lagi pening,atau jangan jangan
dia hanya berharap oleh-oleh dari malang hua ha ha ha,
asalamualaikum tiba tiba suaranya terdengar, walaikumm salam
masuk pak, aku mempersilahkan masuk ke rumah, percakapan,
kami awali dengan saling menceritakan pengalaman liburan ,
pada saat momen yang tepat, mulailah aku lempar umpanku
kepadanya "menurut bapak kekristenan yang bapak pahami
selama ini seperti apa" agak tersentak dia dengan pertanyaanku
yang agak mendadak ini, pertanyaan yang di luar dugaannya,
dengan hati hati dia menjawab, bapak mau jawaban yang
ekstrim atau yang humanis, ah kayaknya mulai naik ini
migrenku, apa pula jawaban humanis dan ekstrim klo kayu
manis dan ice cream aku mudeng banget lahhh aku pakkk, dlam
hatiku berkata,dan kemudian langsung aku jawab, bebas pak,
dari sisi mana aja boleh, berharap dia segera menjawabnya,
sambil tarik napas panjang dia mulai menjawab.
Di agama kami bicara kekristenan itu tidak bisa terlepas dari
ajaran nabi Isa as, pas dalam hatiku, langsung masuk umpan
selanjutnya, apakah bapak pernah mendengar ajaran
Yesus yang berbunyi bila di "tampar pipi kananmu, maka
berikanlah pipi kirimu" tiba tiba langsung dia menjawab, "saya
tau ayat itu berada di matius 5 : 39, bah ko dia bisa langsung
tau, jangan -jangan ini mantan pendeta yang sudah menjadi
mualaf, hua ha ha ha, makanya dia hafal alkitab, ku berseru
dalam hati, sepertinya ayat itu absurd pak, klo di islam itu
ada hukum qisas namanya, yang berarti
hukum pembalasan, seandainya kita mencuri, ya tangan yang
melakukannya harus di potong, mirip dengan " hutang nyawa di
bayar nyawa, aduh bangarrr (seremmm) juga aku
mendengarnya, lanjutnya menerangkan, jadi hukum qisas ini
mengingatkan, supaya jangan seseorang melakukan kejahatan
kepada orang lain, karena akan di berlakukan hal yang sama
kepadanya, dalam hatiku bertanya, klo dia minum tuak campur
kamput, dalam kondisi ga sadar, kemudian melakukan hal
kriminal karena terpancing emosinya apakah tuak dan
kamputnya juga ikut di qisas sekaligus juga penjual sebagai
penyedia, atau malah petani yang menanam tumbuhan
penghasil nira ikut juga, hua ha ha ha ..pertanyaan
edun, untung hanya dalam hati, coba kalo ku'utarakan bisa-bisa
kena qisas awak hi hi hi..jadi ajaran kasih seperti Yesus
ajarkan absurd dan otopis dong pak jawabku sok sok berbau
ilmiah , ya jelek jelek gini kan pernah juga kuliah di 2 universitas
negri ga tanggung tanggung UI dan Brawijaya walauuu ga jelas
ujungnya, ya itulah hidup ada ritmenya hi hi hi jadi inget sang
legent, lho ko jadi malah curhat, hua ha ha ha.
Iya pak, mana mungkin klo bapak di pukul balok pipi kiri bapak
terus bilang ini pipi yang kanan iri lho kasih 2 atau 3 pukulan
balok dong biar imbang, ga mungkin kan pak tanyan nya ( ya ga
mungkinlah pakkkk !!! yang ada ya pingsan anak tk juga tau ,
loak naiii amata on, dalam hati ku berkata) jadi hukum qisas
lebih masuk akal.
Okelah pak ustad, sesuai niatan awal, maka aku hanya
meng'iyakan jawabannya saja ( walaupun sebenarnya ga masuk
akal, klo di terapkan kita semua yang hidup ini pasti kena qisas,
karena tak ada manusia yang tidak pernah berbohong walaupun
ama bapaknya ,juga mencuri, walaupun uang mamaknya sendiri,
bahkan matanya mengintip pembantunya mandi, pasti kita
sudah pada cadel tangan buntung bahkan buta , manusia
tempatnya dosa boss dalam hati ku berkata) tanpa mendebat,
toh itu pandangan dia sebagai orang islam sah sah saja dan
harus dihargai, dan akhirnya aku ganti topik pembicaraan biar
lebih cair, dan santai.
Bsoknya hari minggu, waktunya ke gereja bersama
meme, seperti biasa pagi itu kami melakukan
persiapan, merasa badan vit sejak pulang dari malang, sehingga
aku memberanikan diri untuk menyetir mobil sendiri, dan
tentunya meme di sebelahku.
sampailah kami di gereja, seperti biasa kita mengikuti ibadah
dengan khusuk dan hikmat, dalam hati aku berkata nanti usai
ibadah, aku minta waktu pendeta untuk mencari pencerahan,
kebetulan pendeta ini sohib bingitlah sama kita, bahkan
waktu aku sakit, sering menjenguk ke rumah sakit juga main ke
rumah kami, kadang malah diskusi ringan sambil pelayanan,
biasa namanya juga pendeta.
Mulailah aku bertanya mengenai " matius ayat 5:39, yang
tentunya dia hafal sekali isinya, memang kenapa pak tanyanya
padaku, saya ingin pencerahan sedikit jawabku, lalu di teruskan
kalimatnya, bicara ayat ini, kita tak bisa lepas dari ayat sebelum
dan sesudahnya, ini bicara mengenai kotbah Yesus di bukit
pertama kali di depan umum, langsung saja ku sela jangan
jangan itu palsu ayatnya, atau malah ada kepentingan
bahkan pemutar balikan fakta sejarah, sedikit pertanyaanku
memancing. Kemudian dia meneruskan ya memang banyak
penelitian yang di lakukan, bakan ada seminar " Yesus namanya"
untuk mengetahui mana kata - kata yesus asli setengah asli
bahkan tidak asli, bahkan vatikan sendiri yang melakukan riset
"seminar yesus" ini, karena pada saat itu kita tau romawi sedang
gencar gencarnya melakukan perluasan kekuasaan dan
pengaruhnya di yudea, dalam hatiku paaaaasss passs boss,
terussss lanjutku dalam hati, kemudian melanjutkan bercerita
memang ada satu grand disign yang luar biasa, mengenai hal
ini ada tertulis di dalam buku yang berjudul "HIDDEN SCROLL"
dan beberpa peneliti peneliti alkitab yang lain, dimana ternyata
andil grejalah yang turut memutar balikkan fakta memunculkan
sesosok "Yesus" yang penuh kasih, damai, dan ini
diyakini sangat bertolak belakang, dengan keadaan saat itu ,
dimana perjuangan patriotik "Yesus" melawan romawi dengan
pedang,bukan dengan berilah pipi kirimu, apabila pipi kananmu
di tampar, mana mungkinlah orang yang memberi pipi kirinya
untuk di tampar, malah di jatuhi hukuman salib oleh orang
romawi, ada penulis yang berpendapat seperti itu, Bahkan
dalam tulisan josephus, pemerintahan romawi membentuk
pasukan tandingan yang di pimpin (saulus) paulus dan
saudaranya costobarus, untuk menghabisi patriot Yesus dan
pengikutnya, yang telah melakukan perlawanan dan teror
terhadap romawi saat itu, ujungnya adalah penangkapan Yesus
dan penyalibannya di atas kayu salib. Ajaran kasih dan kebaikan
"Yesus" itu hanyalah dongeng, terbukti sampai saat ini sebagian
besar bangsa yahudi meyakini, bahwa mesias yang mereka
tunggu adalah mesias yang gagah, tangguh, kuat, Dan tak
terkalahkan yang akan menjadi
pemimpin mereka, dan itu bukan "Yesus yang kita kenal. jadi
menurut penulis, "Yesus" bukan dengan sukarela memberikan
dirinya untuk mati di kayu salib.
Sementara ajaran Yesus tentang kasih yang selama ini di
sebarkan gereja-gereja, yang seolah yesus baik dan penuh kasih,
terlanjur menjadi keyakinan agama dan pengikutnya, dari sinilah
maka pandangan "Yesus" baik, pembawa damai, paling mudah
di gunakan menjadi alat propaganda.
Termasuk para kolonialisme dalam menguasai bangsa
jajahannya, yang terjadi juga di indonesia.
Akhirnya sedikit mulai terungkap, darimana asal muasal si
sintong membuat saya dan si indra cukup kaget, bahkan saya
mulai tau alasan mengapa sang legent pun sampai menuliskan
judul "kristen jahat".
Akhirnya saya, mohon pamit kepada pak pendeta, "saya rasa
kita lanjutkanlah pembicaraan ini di lain waktu" menyudahi
pembicaraan kami, karena pendeta masih perlu
persiapan kotbah selanjutnya.
Akhirnya setelah menemukan meme yang sedang bersama ibu
ibu, pulanglah kami, tentunya sambil merasakan bedenyotnya
pala, sambil setir mobil dan menyusuri jalan, sampailah kami
melewati tempat yang agak sepi, aku hentikan mobil ke
pinggir, untuk minum obat dan jamu, tampak olehku di sebrang
mobil kami parkir agak jauh di depan, ku lihat ada seorang
pemulung yang sedang duduk istirahat kelelahan.
Sambil mimum obatku, tak beberapa lama aku melihat seorang
bapak tua, yang sedang mendorong gerobaknya, melewati sang
pemulung kumuh, ternyata dia adalah penjual buah buahan
keliling, dengan topi kusam di kepala dan handuk di
lehernya, sempat dia melewati si pemulung, tapi kemudian dia
tarik mundur gerobaknya seolah ada rasa iba melihat si
pemulung, tak lama kemudian dia mengambi dan memberikan
buah pepaya dan beberapa buah pisang dagangannya kepda
pemulung, dari jauh aku melihat padahal masih banyak buah
dagangannya,kalau lihat jam jualan seharus nya sudah tidak
sebanyak itu lagi,tiba tiba ku hentikan minum jamuku sejenak ,
agar tak gagal fokus, bak intel kesiangan, ku melihat dengan
seksama apa yang sedang mereka ber2 lakukan, ternyata pak
tua mengeluarkan sebilah pisau ternyata di gunakan untuk
mengupas pepaya di susul sebotol minuman mineral dari
gerobaknya, sambil duduk berdampingan, tampak terlihat
gembira wajah pemulung sambil mengucap "terimakasih"
kepada bapak tua penjual buah.
Tampak jelas tergambar diwajah pak tua ketulusan hati yang
dalam,saat dia memberikan buah dagangannya dan minuman
botolnya, walaupun sebenarnya, mungkin saja dia belum
mendapatkan pembeli , dari sinilah aku belajar,
melihat kesederhanaan dan keikhlasan yang sungguh luar biasa
..bapak tua ini melakukan hal yang unkonvensionil dalam hatiku,
hal yang tak lazim dilakukan manusia zaman now, sambil komat
kamit aku berdoa meminta pencerahan langsung dari sang
khalik, pasti jawabnyalebih paten. Dalam hati
kupun berucap 'Tuhan, berikan aku pencerahan dengan
peristiwa ini, supaya aku tau kebenarannya" biar aku minggu
depan ga masuk wihara ya Tuhan.
Tiba tiba seperti disadarkan, dengan peristiwa barusan aku
saksikan, antara pedagang buah dan pemulung, seolah Tuhan
memberikan jawabannya yang cepat dan akurat, ternyata
selama ini yang Tuhan lihat, bukan siapa kita, dengan segala
atribut yang kita punyai, mulai dari jabatan sampai materi tetek
bengeklah persetan dengan semua itu. Ternyata "kasih" jadi
selama ini kuncinya
sederhana yaitu "kasih", dan apa yang di lakukan bapak tua
adalah bentuk kasih yang dia punyai dan itu terpancar dari
hatinya yang Tulus murni bukan kepura puran/ klise, dia tidak
perlu tau kotbah di bukit bahkan, matius 5:39 tak pernah di
bacanya, aku jadi teringat sosok tokoh yang aku kagumi dia
adalah bunda teresa di kalkuta merupakan daerah miskin di
india, dengan penuh cinta, kasih dia mau mengabdikan dirinya
untuk penderita kusta, bahkan membangun sekolah dan rumah
sakit kusta, juga panti jompo.
Dengan kata katanya yang terkenal "Tuhan tidak memanggilku
untuk sukses, tapi memanggilku untuk percaya" dan kata
terkenal lainnya berbunyi"tak semua dari kita melakukan hal hal
besar, namun kita dapat melakukan hal hal kecil tetapi dengan
cinta yang besar", sekali lagi semakin yakin aku bahwa Tuhan,
benar benar melihat hati seseorang, dan bagaimna kita
memberlakukanNYa dalam mengisi kehidupan kita. Semakin
teranglah pencerahanku, bunda Teresa tidak melihat ayat secara
tersurat, tetapi justru yang tersirat, bunda teresa pasti tau apa
yang terjadi pada saat penjajahan romawi, dan bagaimana
kepentingan Yahudi tentang penolakan mereka sampai saat ini
terhadap "Yesus" sebagai mesias, bunda teresa pasti paham
benar bahwa Yesus datang untuk menggenapi hukum taurat,
bahkan sejarah penulisan matius 5:39, pasti bunda teresa
paham betul, tetapi justru dia melihat apa yang tersirat dari ayat
ini, pesan apa yang hendak di sampaikan Tuhan, Dia paham
benar bahwa Tuhan menurunkan perbedaan keyakinan bukan
tanpa alasan justru semua terjadi adalah kehendakNYa yang
absolud dan tidak di pengaruhi oleh apapun, bahkan ayat ini
nantinya akan di jadikan sebagai alat propaganda pun Tuhan
izinkan, karena yang Tuhan lihat dari kita ciptaanya,
hanyalah "HATI" yang memancarkan "KASIH:, dan bagaimana
kita menggunakan hati kita dalam menghadapi kehidupan ini,
serta bagaimana hati kita menyikapi perbedaan, dan
yang terpenting adalah kita letakkan dimana Tuhan kita, serta
bagaimana memperlakukan Tuhan, selama kita hidup di
dunia. Pesan inilah yang di tangkap ibu teresa secara teguh di
dalam hatinya, yang seharusnya pak sintongpun menangkap
pesan yang sama bukannya malah larut dengan romantisme
kegagalan masa lalunya menjadi pastor, huh cengeng, Coba
masuk kopasus pak !! Pasti akan berbeda hua ha ha ha.
Bunda teresa yakin betul dengan ajaran Yesus tentang kasih dan
cerita penyalibannya karena buat dia ajaran Yesus dan bunda
maria, sudah menjadi gaya hidupnya, live style kata anak jaman
now, dimana ternyata justru Yesus adalah tokoh unkonvensinil
yang sejati, karena ajarannya yang diluar kelaziman, yang
tentunya susah di terima oleh akal manusia, yang sok pintar dan
merasa hebat, padahal kita tau bahwa "otak
manusia dibatasi oleh ruang dan waktu".
Jadi dalam hal ini aku harus hargailah pendapat sang legend
dalam tulisannya "Kristen jahat"... karena kebenaran tergantung
dari sudut mana dan bagaimana kita memandangnya, tidak akan
bisa di perdebatkan..sebaliknya kita saling menghormati
perbedaan pandangan.
Dan yang terpenting takk bedenyot lagi pala' dan aku urungkan
niatku minggu depan masuk wihara huaha ha ha ha ...HORASSS
HORASS HORASSS !!!!

#pelor,ronggeng 16Jan2017
-07-
"BAKPAO DILAWAN..."

Hampir semua orang pernah merasakan bakpaooo...enak


banget jajanan china yang satu ini, selain rasanya yang beraneka
ragam, bentuknya pun unik tembem, mirip pipi si meme hua ha
ha ha.
Jajanan yang satu ini mulai banyak di dibicarakan akhir-akhir
ini, bahkan menjadi berita hangat, sehangat pantatku yang
kelamaan duduk menunggu antrian perpanjangan stnk.
Berbeda dengan bakpao biasanya, bakpao ini sangat special,
bukan karena isi dan bentuknya yang tembem,
tetapi karena ternyata punya keunikan...yaitu bisa nempel
broww... , ternyata nih bakpao punya ilmu nemplok, seolah dia
tau dimana dia harus mendarat, kali ini ga tanggung tanggung
dia nemplok di jidat petinggi negara yang terhormat lagi
mulia...hua ha ha.. Bahkan peralatan pembuatan bakpao ini pun
berbeda layaknya pembuatan bakpao
biasanya, seperti dapur, wadah adonan dan mixer... itu
kuno..!!!!, ini bakpao canggih broww..., peralatannya pun harus
canggih..
!!!, selain di butuhkan jalan raya yang elite sebagai tempat
pembuatannya, harus disiapkan juga mobil mewah sebagai alat
adonan, dan yang terpenting...!! harus ada tiang sebagai
penyempurna adonan,dan tiang ini harus dibeli menggunakan
anggaran negara, "TIANG LISTRIK" hua ha ha ha....
Bisa di bayangkan pasti muahaallll harganya (harga Lamborghini
ditanggung bablas wes ewes ewes).
Berbeda dengan teman bakpao lainnya yang teratur tertata rapi
di kukusan penuh kesopanan siap menunggu pembeli. Bakpao
unik ini seolah tau kalo akan di jadikan santapan malah berulah
gak jelas, mungkin karena dia punya ilmu nemplok.
Gara gara ulahnya yang nemplok di jidat sang petinggi negara,
maka di butuhkan dokter dan rumah sakit khusus untuk
melepaskannya. (maklum bakpao specialll... ).
Bahkan bakpao ini klo udah nempel, susah untuk di lepaskan
malah melakukan perlawanan bahkan di butuhkan pembela
handal yang punya strategi khusus untuk menjinakkannya.
Ini bakpaooo apa bom yaa...??? Mulai disorientasi nih
nampaknya...hua ha ha ha...
Selain mempunyai kemampuan ilmu nemplok, ternyata juga
menguasai ilmu telepati... dan ini terbukti ketika dia dilepaskan,
tau kalo pelepasannya dilakukan cara penuh rekayasa
Maka bak pendekar pemanah rajawali, yang sedang marah
besar, keluarlah busur andalannya... sekali busur
diregangkan,(gara gara di racuni ko phing ho edison), ga
tanggung tanggung teparlah si petinggi, dokter dan sang
pembela yang penuh rekayasa ini...
Tiba tiba terdengar suara lirih "Pak... pak... bangun paak...!!!
nama bapak di panggil tuh", ternyata sebelahku
menyolek, agak tergopoh aku pun terbangun, tanpa kusadari
yang pertama ku tengok adalah pakaianku, jangan jangan
berubah jadi rompi warna orange dan kantornya jangan jangan
berubah jadi KPK hua ha ha.
Ternyata aku masih tetap berada di kantor yang sama saat awal
aku datang, SAMSAT DEPOK. Sambil mengelus dada ku berucap
"aman...aman ..." dan semakin yakin saat ku tengok wajah
orang di sebelahku masih sama.
Orang inilah yang aku titipin seandainya namaku di panggil
supaya aku dibangunkan. Sambil bergegas aku langsung
menuju kasir menunjukkan warga yang taat pajak (tak apusiiii

), segera ku melunasinya dan tak berapa lama


stnk pun bisa diambil, tanda pengurusan stnk telah usai.
Sambil berpamitan kepada bapak yang menolongku, bergegas
menuju luar gedung dan berucap BAKPAO DI
LAWAN..!!.DIMAKAN BOSSSSS..!!! WUENAKK TENAN hua ha ha
ha � �

#pelor/ronggeng
-08-
"SUKSES"

A pakah tujuan hidupmu..? Pertanyaan klise ini dengan cepat


dan tanpa pikir panjang dapat langsung kita jawab "sukses".

Kata "sukses" tertanam sejak usia dini, terbukti ketika kita


bertanya kepada seorang anak kecil, "Nak besok besar mau jadi
apa...?", dengan spontan polosnya ada yang menjawab dokter,
tentara, polisi, presiden bahkan tak jarang jawabannya tak lepas
dari tokoh super hero idola mereka seperti batman, iron man,
superman, dll.

Jawaban yang mereka berikan adalah gambaran "sukses"


menurut pengertian anak anak. Pemahaman ini tanpa disadari
telah terbangun dan melekat di pikiran mereka.

"Sukses" merupakan impian yang harus di raih setiap insan.


Dalam meraih kesuksesan terkadang di perlukan pengorbanan
baik berupa tenaga, pikiran, waktu, bahkan tak sedikit materi
turut terkuras habis.

Dunia memberi banyak tawaran pilihan kepada kita, untuk


menggapai kesuksesan. Selain jenjang pendidikan formal...ada
juga jalur informal, seperti mengikuti berbagai macam seminar
dengan
harapan, kita mendapatkan motivasi dan kiat-kiat dalam
menghadapi kendala yang terjadi.

Tak jarang seminar yang di tawarkan menghadirkan orang-orang


yang tadinya zero menjadi hero sebagai role model dan sumber
inspirasi.
Tawaran "sukses" oleh dunia ini tidaklah salah, bahkan apabila
diikuti dengan sungguh-sungguh dan penuh disiplin tidak
menutup kemungkinan kesuksesan pun dapat kita raih.

Pertanyaannya ... mengapa masih begitu banyak manusia tidak


dapat menggapai kesuksesan sebagai impiannya, apa yang
salahhh...??? .

Sejak berabad-abad lalu filusuf terkemuka dunia,


telah berusaha mencari jawabannya, tetapi hingga abad ini,
belum ada satupun jawaban yang dapat di jadikan sebagai
ukuran kesuksesan seseorang.

Kesuksesan seseorang hanya dilihat dari ukuran materi, gelar,


popularitas bahkan kekuasaan serta jabatan yang di sandang
saat ini.

Kegagalan memaknai kesuksesan, tak terlepas dari


kesalahan manusia yaitu: saat manusia menjadikan
"dirinya sebagai titik central" dalam mewujudkan keinginan
dan cita-citanya.

Sebagai manusia kita merasa selalu kurang dan tidak berhenti


mengeluh.
Hal inilah yang mendorong manusia untuk segera bertindak
mengejar meraih kesuksesan

Bahkan puasa dan doa permohonan kepada sang khalik hanya


digunakan untuk mempercepat terwujudnya keinginan dan
ambisi.

Tanpa di sadari, perbuatan ini sebenarnya, telah melecehkan


dan hanya menjadikan sang "khalik" sebagai "alat" untuk
mewujudkan keinginan kita semata.
Maka tak jarang timbul rasa kecewa yang luar biasa , ketika
segala upaya maksimal dilakukan tetapi tidak membuahkan
hasil.

Seolah sang khalik tidak berpihak kepada kita, bahkan seperti


mengabaikan keinginan dan doa yang telah kita panjatkan.

Kondisi inilah yang membuat banyak orang menjadi putus asa,


kecewa dan pada akhirnya meninggalkan sang khalik.

Semua ini terjadi karena kita sama sekali tidak menyadari bahwa
tujuan hidup yang sebenarnya adalah : jauh lebih besar dari
mimpi mimpi terliar, ambisi, prestasi, bahkan kebahagiaan yang
telah kita raih saat ini.

Apabila kita menjadikan sang "khalik sebagai titik central" dan


segera menyadari bahwa kita di hadirkan oleh tujuanNYa dan
untuk tujuanNYa yang adalah sempurna,
maka dengan sadar kita segera mengerti
mengapa sang khalik menciptakan dan menempatkan kita di
planet ini.

Sang khalik adalah sempurna, maka ciptaannya pastilah


sempurna,
Sejak dalam kandungan ibu dengan sabar sang khalik merajut
dan membentuk kita secara sempurna.

Meskipun kita tidak pernah tau warna kulit , bentuk dan warna
mata dan rambut saat kita dilahirkan bahkan kita tidak
berhak memilih bangsa dan kota dimana kita nanti dilahirkan.
Seperti apakah orang tua kita nanti..? Miskin ataukah kaya,
semua terjadi bukan karena kebetulan, melainkan sesuai dengan
rencana dan rancanganNYa
Sang khalik tidak pernah mengenal apakah kita dilahirkan
sebagai anak haram ataupun cacat.
Dia selalu mempunyai maksud dan tujuanNYa yang pasti adalah
sempurna.

Demikian juga pada saat menjalani kehidupan,


sering Kita tidak menyadari bahwa dalam kegagalan dan kondisi
sakitpun DIA punya maksud dan tujuan baik, apapun keadaan
kita saat ini, tidak telepas dari skenario rancanganNYa

Biarlah mulai saat ini kita jadikan sang khalik sebagai titik central
(prioritas) kita.

Keadaan berlimpah maupun kekurangan, tetaplah mengucap


syukur. Jadikan sang Khalik sebagai sahabat dan pandu dalam
setiap langkah kehidupan.

Penderitaan dan pergumulan hidup yang kita alami hanyalah


proses yang harus kita jalani, sesuai peran kita masing masing.

Kehidupan kita di dunia, pada hakekatnya hanyalah latihan yang


sifatnya sementara.

Melihat kondisi dunia saat ini yang semakin jahat dan tidak
menentu, krisis terjadi dimana mana, kesombongan
merajalela...Bahkan kebaikan hanya bersifat semu dan basa
basi, ketulusan dan keikhlasan hilang dari peredaran.

Maka sudah saatnya kita menjalin hubungan intrapersonal


dengan bathin kita, dibarengin membangun hubungan langsung
dengan sang Khalik, siapkanlah hati yang peka, serta
dengarkanlah dengan sungguh sungguh suara sang Khalik.

Dengan demikian kita semakin mengerti bahwa kehidupan


yang sebenarnya ADALAH: UJUNG KEMENANGAN KITA
BERSAMA SANG KHALIK karena "INILAH SEJATINYA
SUKSESSS"..!!! AMIEN..AMIEN..AMIEN..

#pelor/ronggeng 25Jan2018
-01-

T he L EGEND

Today was the third day of Pomparan Ompu Conradin Gultom


family gathering, an event to assemble family members from
around the globe. Indeed, Batak people were like mosquitoes,
we bred anywhere, so did The Legend who moved to
Kalimantan. No one knew exactly what he was looking for in that
island, but I was sure that it was one of his ways to answer
questions he usually asked during our discussions.
I was surprised to see him neatly dressed, even wearing a belt,
not a rope he used to wear to tie his favorite worn short. I was
quite proud to see him like Deddy Mizwar, except he did not live
in Depok. If only he lived in Depok, I would promote him to be
vice governor, and Pomparan Ompu Conradin Gultom family
would be the success team. I believed he would win, or at least
we, Gultom family, would vote for him.

That day before the event began, in the backyard we had small
talks with The Legend. As usual, he triggered the conversation
by telling a problem that should be responded. This time he
used the tour leader as the discussion topic. I knew this was
merely his trick to see our characters. Perhaps, you could trick
other people with your spy-like style, but not me, bro! I had
known your style very well ha ha ha. Though we hadn't met for
25 years, the old time had taught me to see and read a person's
character, thanks to you and your friend Bang Laut.

That discussion in the backyard of that wooden house was


getting hotter. Like a football player, The Legend played his part
very well. It was like he knew that the owner of this wooden
house was Indonesia’s football star. The wild me started to think
that he had the sixth sense, or he ran to Singkawang to learn
kanuragan. Oh no, nonsense. He had a shaving scar, a proof
showing that he did not have a supernatural skill.
I believed that it was not the kamput that drove our discussion
getting hotter, but it was his ability to toss our feelings during
the discussion. Even I, who did not touch that kamput, felt like I
had swallowed two bottles alone because of the discussion.

In the middle of deadlock, someone announced that it was the


time for lunch. What a relief! Now The Legend couldn't dodge.
We asked him to lead the mealtime prayer. He looked surprised.
He might say in his mind, “I read spell, not prayer, boss” ha ha
ha ha.
He led the prayer with his unnatural style, as if he knew that we
were hungry. Suddenly, he said, “amen”. What an ultra-short
prayer. It was clear and concise, a style which was still attached
to The Legend.

The next agenda was begun by the welcoming speech from Pak
Ketua Raja Sonang Malang, a member of Pomparan Ompu
Conradin Gultom family. I was proud of him for being able to
explain in-depth about Batak History and a bit about who Ompu
Conradin Gultom was, including their vision and mission. It
seemed that becoming Ketua Raja Sonang made him learn about
Batak tradition more deeply, as it was seen when he explained
about Batak people to the new family member, my slit-eyed
sister from Medan. I didn’t know whether she nodded because
she understood the explanation or she didn't get it at all.
I was proud of the fact that my brother was able to give a clear
explanation and wanted to know many things about Batak. I
believed that he was not different from The Legend who
sometimes nodded. Actually, his Batak was unclear. Even I
thought that his love was more Batak than The Legend. Maybe
the Legend ate too much Pasak Bumi so his Batak began to fade,
ha ha ha ha.
Today The Legend promised to share his third book entitled
BAH, that was it. We were forced to accept it in the name of
friendship, hua ha ha ha ha. He proudly shared his books and
wrote the recipients along with his autograph similar to worm.
Through this book, we, Pomparan Ompu Conradin Gultom
family, were expected to have sharper mind for discussion.

I was also proud of The Legend, in addition to uniting us through


his books, it turned out that he was the close friend of Wiji
Tukul, the writer of the poem “Lawanlah” that could trigger
fights to make president Suharto step down. It turned out that
The Legend played an important role in the run and the
hideaway of this national figure.
It was proven by the movie made for the figure entitled
“Istirahatlah Kata-Kata.” Pomparan should watch this movie. In
addition to its values, The Legend’s face would appear in this
movie. It was stated that he looked more handsome and cool in
the movie, though I still doubted it.

The evening came and now it was the time to return to inn and
take Mama (our Senior in Malang) to Cikampek home. Today,
we were the second family to say goodbye after Meruya family
left to go to Bali. I did not get a chance to recall our old times,
hua ha ha ha. You were clever to shorten the time in Malang, let
the past bet the past.
Have a nice trip in Bali, say hello to Kuta beach waves from me.

We were the second group that did not climb Bromo with the
big family, different from The Legend who was a climber, who
would shine when hearing the word “mountain” and getting his
young energy. Hua ha ha ha... Do not forget the equipment to
prepare for the extreme weather. But I believed that The Legend
would manage to reach the top of mountain Bromo and
overcome the extreme weather, and one of his secret weapons I
was sure, was KAMPUT, hua ha ha ha....

Goodbye brothers, enjoy Bromo, don't forget Pomparan’s yell...


POMPARAN OMPU Conradin Gultom ....MARSADA DI BAGASAN
HOLONG .....HORASSS HORASSSS HORASSS
#Pelor/Ronggeng 29Des2017
-02-
THE MEDAN BOSS
It had been 12 years since I visited this city, Medan. When I got
off the car, I saw Medan Boss from afar, we ran to each other
and hugged, like teletubbies. He even kissed my cheek. Damn! I
was afraid he was not straight anymore LOL. No no no, I was
sure it showed how bad he missed me.

Today was different from 35 years ago when I firstly came to


Medan. People said the word MEDAN stood for “Masuklah
Engkau Dalam Api Neraka (Welcome to the Hellfire).” The
expression showed how tough most people described this city,
especially for us “baja (batak jawa, batak people who left their
city to look for living), who were raised with politeness and
tenderness. Medan was so hot, became even hotter by its
people’s distrustful, skeptical faces.

I saw the Medan Boss’s face. His mature face looked chubbier, a
sign of welfare to me. I was happy to see his changes. I thought
that I would meet the old him with full of tattoos and a scary
face. I was curious about things behind his drastic changes into
someone more human, friendly, and even caring. If only he lived
in Depok, he could have a successful nursery business for his
today's friendliness and care. Hahaha.
My curiosity found its answer when he introduced me to a
white, slit-eyed woman similar to another woman next to me (I
even thought they were sisters). In addition to slit-eyes, her hair
style was like Jacky Chan’s. To my surprise that my taste and Bos
Medan's taste were similar.
"However, she was not a victim of Cengho army," my wild,
unnecessary thought said.
I believed that the scary, fierce Medan Boss had transformed to
be a more gentle, wise man because of his slit-eyed woman. I
didn't know what spell she used to tame Medan Boss. It could
be pork cracklings and pekca served for his breakfast. Hahaha.
Of course not, I was sure that it was her heart that transformed
this Medan Boss, kamsia Cece kamsiaaahh.

As always, Cikampek that afternoon was perfect for old friends


who had not met for so long to have chit chat. Our formation
was complete, as The Legend also arrived.
As always, The Legend began to use his bait to start the talks.
We, like hungry fish, began to strike the bait. Thanks to the bait,
Medan Boss began to respond to The Legend's trigger, and I
tried hard to stay cool, not interested in his bait.
After minutes of talk, I began to see the old Medan Boss as his
old expressions and voice returns, totally different from the first
impression when we met.
Bah, he was triggered, but now he could respond to the bait
maturely. Turned out that his emotion became more stable and
releases The Legend's bait. Now I was sure that the slit-eyed
Cece managed to totally transform his emotional character.
Fantastic Cece, fantastic!
The evening came, and we agreed to eat outside. It was a
coincident that Cikampek Elderly did not cook today. We finally
agreed to choose “Warung Ijen” for our dinner.
Then as usual, we asked The Legend to lead the mealtime prayer
though we knew he was more suitable to lead a demonstration.
Medan Boss also agreed with me that every time The Legend led
the prayer, it was short and suddenly Amien... hahahaha
I could see Medan Boss’s satisfied face. One thing never
changed, he still ate that much.
On the second day of Pomparan tour, today we went to the
beach.
I saw Medan Boss’s face look tired; I believed this was due to the
first day tour in Batu. But his spirit of solidarity was still full of
energy.
We were a group of 22 people going to the beach by a mini bus.
As usual, the tour leader checked the list of participants.
It took two and a half hours to arrive at the beach after tens of
stops to pee, considering most of participants were elders
hahaha.
We arrived at Goa Cina beach, and I was the first to reach the
spot by a motorcycle, thank you tour leader! Medan Boss and
others had to walk to reach tour leader’s favorite spot that,
unfortunately, had been occupied by other visitors. Finally, we
moved to another spot.
As usual, we talked about everything, from small things to
serious topics. I saw Medan Boss’s spirit and sometimes he still
smoked his cigarette until his face showed anxiety. It looked like
he also wanted to play in water like his nephew, particularly he
saw The Legend with his round belly swim like an Olympic
swimmer. Turned out that he invented a new swimming style, a
freestyle of crawling sea sand while waiting the wave to hit him.
Hahaha
It was neither nephews nor The Legend that made him worry,
but the slit-eyed Cece who challenged the wave coming to her.
That worry became his reason to approach her, as if he wanted
to slaughter the waves that tease his slit-eyed Cece. Now they
played water together while, maybe, remembering their old
times. It seemed that the beach was the first place where their
love flourished, wasn't it, Ce? __ While waiting fish from the Fish
Market for grilling, Medan Boss came with his protective style
accompanying women to the Goa Cina cave. He might think
that he could discover her love's family history in that cave, she
might be descendant of Wali Songo, or... Oh, not again, I
stopped my wild thought and ran to them to see the cave.
They said that the cave was narrow and stuffy, nothing but bat
there.
Then we preferred going to the spot above the cave and wished
to find more beautiful, wider scenery.
I walked together with Medan Boss. We sometimes helped each
other when walking down the stairs. It seemed to be more
romantic than when we went out with our women. I was sure
that Meme and Cece were jealous of us. Hahahaha
Stay cool you two, we are still normal, this is just how we miss
each other after a long time not seeing each other. Medan Boss
even sometimes holds my hand when someone in our back
shouts “how romantic you are...” We know that voice comes
from Ratu Meruya, she seems not to meet his man for a long
time, stay cool sister, you will enjoy romantic moment later in
Bali. Your man is a romantic person, you won’t be given two
handsome boys.

After minutes of walking, we arrived at the most beautiful spot


in the world, the favorite spot for beach lovers and fishers.
We had spent quite a long time for grilling in Goa Cina.
I saw Pak Ketua Pomparan Ompu Conradin Gultom washing a
shuttlefish and seasoning it like chef Farah Queen. I even
thought that being a journalist was only his side job hahaha. I
also saw Bos Meruya help put the fish on the grill while
sometimes eating the cooked fish. Be careful Bos, remember
momma’s words to wash your hand before eating. It seemed
that the words did not work for him anymore, although during
the way home, he mostly asked me to stop for toilet.
Meanwhile, Medan Boss seemed to be well after eating
cuttlefish, tuna, and groupers. Perhaps these fish were afraid of
Medan Boss’s past aura.

Time flew and the tour leader called us, meaning that the time
to go home had come. The bus began to move and take us to
our beloved Malang City.
From the frontmost seat I said in my mind “Cece must suffer
from carsick considering that the destination is still far. But I am
sure that the new Medan Boss has turned into a gentleman to
solve the slit-eyed Cece's problems." Stay cool Ce, just hide in
my armpit and you won’t get sick, yes you won’t get sick, just
directly fainted, hua hahaha.
Before arriving in the final destination, we were brought to
enjoy Bakso Solo near SMA 5, my high school. I knew how tasty
this meatball was. After all, it had been a long time since the last
time I ate this Bakso Solo. I missed it.
Meme and I joined Medan Boss and slit-eyed Cece's table, while
listening to Meme’s promotion about how tasty this Bakso Solo.
I felt like eating in a canton restaurant when seeing them hua ha
ha ha. I noticed Cece enjoyed her bakso like Medan Boss did
while saying to hear “eat this bakso and you’ll no longer like
bakso Medan, this is hundred times tastier than those in
Medan.” Ha ha ha, this smart-ass Medan Boss, how could he tell
Cece, who strangely agreed with him, about meatball, how
could he know better about bakso than the descendant of the
meatball founder. Who knows, but I'm sure that Medan has
many tasty bakso, you agree, Ce? Highfive!

Today was the third day we gathered in the wooden house that
was difficult to find. We and Bos Meruya couldn't find the
location, even the know-all Google did not recognize the
location. Then the meeting point was changed to Ketua Punguan
Raja Sonang Kota Malang's house, who was also my lae. This
location was much easier to find as Google also recognized the
location.
From there we were guided to find the wooden house. It turned
out that Medan Boss and the slit-eyed Cece arrived first. Horas
Bos! It seemed that Medan Boss did not read Bu Ketua’s
message to wear white clothes, but it was not a problem. It is
good to be different as it becomes more colorful and shows that
we respect diversity, like Pak Joko Waow Siregar says.
The agenda in the wooden house ran well as planned.
Then the time had come for us to return to Cikampek. I was
happy that Medan Boss also took us to the inn. On the way to
the inn, I got a lot of helpful advice and insights from Medan
Boss. I saw him support me to face any problem. I realized that
he and all Pomparan Ompu Conradin loved me. Thank you, bro,
now I realize that your scary face does not represent your gentle
heart.
We arrived at the inn and this was the end of my meeting with
Bos Medan because he had to prepare to climb Bromo
mountain and went to Jakarta.
I wish that your intention to meet Rempoa elders, particularly
your holy mission of introducing the slit-eyed Cece could be
realized. I believe Rempoa elders will be surprised with your
coming, but do not forget to whisper Pomparan Gultom Yell to
his ears to get rid of his disease, because I believe that our yell is
sacred.

#pelor/ronggeng 30Des2017
-03-
P N S JOMBL O
I felt shaking and heard a squeak coming from our plane,
showing that our plane had safely landed in the city where the
PNS Jomblo (a single civil servant) and I were born, Malang. I
wished a good life in this city, or at least not as poor as the PNS’
poor life who still did not find his love.
It took quite a long time to go to the destination.
It turned out that the Juragan Milk, picked us up, me, Meme,
and Sesepuh Cikampek, my mother and PNS Jomblo’s mother.
This might be the reason why Juragan Milk suddenly appeared in
the arrival gate, because he knew that one of the people he
picked up was the second generation of Pomparan Ompu
Conradin Gultom Family. He seemed to love this old woman, or
maybe he was afraid of this old, antique woman’s curse hahaha.
No no no, the real reason was that Juragan Milk loves his
Namboru, Lae, and Ito very much. That was why he picked us
up.
On the way to the destination, my memory recalled the past,
how we, almost all family members, tried to be matchmakers for
the PNS Jomblo, but no one succeeded from matchmaking with
fat to thin woman, from Batak to Javanese woman, from career
woman to fresh graduates. Even our father, when he still lived,
he was called flirt because he always tried to be acquainted with
any beautiful girls he met in Batak traditional event.
He hoped to introduce every girl he knows to PNS Jomblo. I
remembered a girl who became a pandongani when I was
married to Meme. She was from Batak, calm, and had an
undergraduate degree, a rare, perfect species, borrowing
Javanese words, her bobot, bibit, and bebet were perfectly fit.
Even with all those perfections the PNS Jomblo didn’t respond,
he stayed cool like James Bond, even our father used up his skills
to make PNS Jomblo interested in that girl. Surprisingly, PNS
jomblo said “Dad, if you like her, just marry her”... Ha ha ha ha.
Thank God, our father did not faint after hearing that. Hahaha
Knowing his terrible answer, I approached him and asked why
he didn't give any responses, or at least just try to know her. He
said, “Bro, I see that she can be fat in the future, If we are
married and have kids, she could be fatter, you don't want me
to cheat on her, do you? I want to marry once in my life. That
may be the reason why he is still single." I just said “okay” and
left. I did understand his character. Once he said no, it meant
forever no, so it was better to stop our talks than to debate him.

We finally arrived at home; I hope I could meet PNS Jomblo but


unfortunately, he was still at work.
It turned out that The Legend had waited for us, with his style
standing in front of the door and smoking and shaking his feet
with suspicious view, seeing us like a judge seeing an accused
and ready to impose the sentence. We hugged each other. It
had been 35 years since our last meeting, since The Legend was
still single until now where his hair began to turn white like
Deddy Mizwar, yet his cold smile and flirty eyes did not change.
Hi hi hi.
We were introduced to his love Ratu Singkawang. I was curious
about what she loved from him. I did not understand how come
she loved The Legend. From any perspective, nothing should be
interested enough to attract her, let alone from only one
perspective, hahahahaha.
Our surprise continued when they introduced their girl. We did
not believe that they could have this beautiful girl. Thank god to
make her not like him, thank you that your mommy's gen far
stronger than your dad's. hahaha.
But I realized and even I was impressed. That’s why we call him
The Legend, I’m sure that when making the baby he can play the
rhythm and emotion to obtain perfect result hahahaha.
Oh, there my wild thought again, okay! Let’s return to PNS
Jomblo!!
From afar I could see a fat, tall man wearing glass with mustache
and beard like a terrorist losing a war. He approached and
hugged me.
“What’s up, bro?” Yes, he is the PNS Jomblo standing before me.
He just got home “ Great bro, you?” “I’m good, bro”. God,
actually I hoped more than that answer, at least the words
coming from his mouth was “Everything’s clear bang, I have
found my love and I will introduce her to you.”
After talking for some times, he said “Tonight you and kaka
(Meme) won't sleep in this house”, Then I ask, “so where, Dek?”
It turned out that PNS jomblo provided a guest house for us.

With my older-brother style, I asked, “how much per night”, and


with his single-style “It"s free, bang, as long as you want.”
My mind said it must have been a low standard inn he offered
freely to me.
It was time for us to go to the inn that PNS Jomblo had promised
us.
We arrived at a unique, calm, Japanese house with a kitchen
that could be used by Meme to cook my herb. We also got
breakfast. It turned out that many Japanese people stayed in
this place. The receptionist said that my room was superior
while taking us to a quite large room with a luxurious bathroom.
He said that we could use the room as much as we want and
everything had been paid by our brother, PNS jomblo. Meme
and I looked each other. We were impressed. Time had
transformed our pampered boy into a grown, responsible man.
It turned out that PNS jomblo loved his bald brother and slit-
eyed sister. It seemed that teaching of Cikampek Elders to help
each other has internalized PNS Jomblo.
Imagine that he applies this service to the woman he likes. I
believe that she will melt, or even will be asked to get married
next year hua ha ha ha. If it really happens, then I will be
nervous if he asks me to propose to his love. Or even Cikampek
Elders may get faint when listening to this news. Thank God, this
is just my Imagination.
Time flew and we had stayed for ten nights in this guest house,
what a service! Kamsiah kamsiah, Meme says. You are like a
Santa Claus for us.
Your luck always comes in last minutes, and we believe that this
will happen again in your life. Don't forget to save. Your long
journey is waiting. Most importantly, don't forget to pray, don't
forget momma’s words to wash your feet and brush your teeth
before going to bed. We wish you a successful life,
brother.HORAS HORASS HORASS..

#pelor/ronggeng 04Jan2018
04.
Lose is Honor

People say this year is a political year, a year which is full of


intrigue and eccentric politicians.
These politicians slam each other politely using their ethics
code.
Like a servant before his boss, they want to wipe the boss
misery with their loyalty.
Like a seasoned magician, these politicians come like they want
to eliminate miseries.
Oath of Office, they show awareness and morality as the holder
of people’s trust. Remember guys, you have not been officially
elected.
Like a pious person, they come white-dressed and show off their
outstanding recitation of holy verse amid their speech.
They are outstanding. They act like winning is a virtue.
They speak loudly and convincingly about portionless politics.
Nonsense, Sir! It is nonsense in this era where we should pay to
only pee, or even get fined for flicking boogers!
They say it like they forget that in this era, everything, even
one’s underpants brand, particularly one’s track record, can be
easily traced.
Compete fair and square, and I’m sure you will lose, again! Ha
ha ha ha
That’s how expensive and sacred a loss is, so you have to avoid it
and you shouldn't say anything about it. OH MY GOODNESS!!!!

#pelor/ronggeng 14 Jan2018
-05-
“EVEN GOD WAS HOSPITALIZED"
T oday, our TV was full of news about medical and
psychological tests for leader candidates. The doctor talked
about how important these tests were. He said, “They can fail
the test if they do not pass one of the tests.”
LOL, don't you know who are you examining, doctor? Even your
most advanced medical tools won’t detect them, boss!!! I’m
sure they will pass the test. The result will absolutely say that
they are physically, mentally, even spiritually healthy. Even God,
when asked to examine these politicians might be hospitalized,
hua ha ha ha, no one can beat Indonesian politicians!
It is in line with the country’s condition that attempts to improve
the economy and save the expenditure and the recent state
defense program. Hua ha ha ha.
The tests needed by these candidates are those putting them as
a worker, moving them from one place to another in certain
period. I’m sure God agrees with me.
Starting from barn, followed by plantations that are prone to
conflicts, and work in a mental hospital (before being its
permanent when losing) hua ha ha ha.
Besides costly effective, (or even no cost at all), such tests can
trigger their empathy, training their loyalty in serving the
people, nature, and any creature, including the ghost, living in
their region, ha ha ha ha...
Anyone who manages to pass this kind of test refers to those
potentially become the truly people servants.
My head has dried though I've just finished washing my hair.
You know I have only eight strands hua ha ha.
Now I look at the sky, as the God says “Your crazy idea causes
me a stomachache."

#pelor/ronggeng 14Jan2018
-06-

"BEDENYOTTT PALE BERBII"


T his morning, my head was full of questions requiring
immediate answers because of The Legend's book about
"Kristen Jahat" (A book, BAH).
The story was about the so-called Forum Diskusi Pelangi
(Rainbow Discussion Forum), followed by a dialog between his
two friends about puzzling bible verses. The younger one got
anxious after listening to the senior answers. Like this younger
friend, I was confused, dizzy too after reading the answer.
This senior was called Sintong. I thought he was Sintong
Panjaitan, a soldier, a special force with a thick mustache.
I became interested in finding the answer, why someone could
even say about "Kristen jahat." So, I began to read some books
about Christian history, followed by listing people to whom I
would ask this question.
Then I decided to ask my favorite Sundanese restaurant owner
and my muslim friend, followed by a pastor. I would try to be a
good listener to find answers to my questions because if I didn't,
I would probably visit Buddha temple by next week, hua ha ha
ha.
I felt sorry for taking his bait, while I repeatedly told myself to
avoid it.
I hope I could find the answer to this problem.
I began to ask questions to my favorite Sundanese diner owner
to represent common people's views. I did this to find the
simplest thing: His view of Christian and Catholics. I began with a
small bait first before going further into the discussion because I
know he had many Christian and catholic customers. "What do
you think about Christian and Catholics?", "Hmm, in my opinion,
they are good people, sometimes when they buy food here on
the way home from church, I mark up the price a little bit, and
you know, they even let me keep the change."
Oh right, he was a seller who saw virtue based on profit and loss
factor, but at least he had a positive personal view of Christian
and Catholics.
I didn't ask further questions about his view of Christianity, for I
was afraid he would link it to his foods. "I think Christianity is
delicious like jengkol, it is fresh like lalapan...” I was afraid his
answer would make me more confused.
I decided to continue tomorrow by asking my muslim friend,
who often visited me between Saturday and Sunday.
It turned out that he visited me on Saturday, great timing, it was
like he knew I was in confusion, or he just wished for a souvenir
from Malang? Hahaha. I heard him greet "assalamualaikum." I
answered the greeting and let him came in.

We began the conversation by telling each other's holiday


stories. At the right moment, I threw the bait, "what do you
think about Christianity?" Bit surprised, he carefully answered
my question with another question, "what kind of answer do
you want, the extreme or humane ones?" Oh, come on, Sir. It's
up to you, just answer it. Then after a deep breath, he said, "In
my religion, talking about Christianity cannot be separated from
prophet Isa AS." Then I threw another bait, "Have you ever
heard Jesus teaching about 'who gives you a blow on the right
side of your face let the left be turned'?" He answered, "Yes, I
know that is Matthew 5:39." Wow, he was probably a former
pastor who converted to Islam, and that was why he knew
about the bible, hua ha a ha. "That verse is absurd, in my
opinion. In Islam, we have Qisas law, similar to eye for an eye."
What a scary law, I said in my mind. "This law reminds everyone
not to commit a crime to others because the same thing may
happen to him." Then, a question arose in my mind, "If someone
drinks tuak and kamput, and in the unconscious condition he
commits crimes as he emotionally triggered, are tuak and
kamput also imposed by Qisas, too? and what about the tuak
seller or even the farmer planting palm sugar-producing plants?

What a crazy question. Hua ha ha ha, luckily it was only in my


mind. “So Jesus teachings of compassion seem absurd and
utopian, Sir?” I asked with scientific pretension, he he he, at
least I have studied twice in two different universities, namely UI
and UB although the result was, yeah ambiguous. That is life.
Every life has a rhythm, like The Legend said, hua ha ha ha ha.
“Yes, of course. It is impossible to give your right face after
getting it hit on your left, isn't it Sir? So Qisas makes sense.
Okay then Pak ustadz, I will only say yes to the answer (although
it is also impossible to apply Qisas, as no one never lies to their
father, never steals (though in his/her mommy’s pocket), or
peeks his maid taking a bath, we will surely lose our hands and
eyes.) It is his view as a muslim and that view should be
respected, then we move to lighter topics.
The next day was Sunday. Meme and I went to church. I felt
great after spending some time in Malang, so I decided to drive
the car on my own.
We arrived at church and followed the worship. This pastor was
quite close to us, even when I was unwell, he often visited me to
the hospital or even our home. Sometimes we had e a small
discussion.
I began to ask about Matthew 5:39, a verse he knew very well,
“What's the matter, Sir?" he asked. “I want more explanation” I
said. “Talking about this verse, we cannot separate it from the
verse before and next to it. The verse is about Jesus sermon for
the first time in the front of public.” “I’m afraid that it’s a fake
verse” I interrupted, “or there is even a historical distortion” I
triggered. The he continued, “indeed, many studies, even a
seminar called 'The Jesus Seminar” to find out which one is
Jesus’ original, half-original, or fake words. It is the Vatican that
conducts this “Jesus seminar” because we know that at that
time, romans extensively expanded their territory and influence
in Judea...” He said that indeed there was a grand design about
things written in a book entitled “HIDDEN SCROLL” and several
theologists, that the church played a role to distort the fact
about the figure of peaceful “Jesus”. It is believed that this figure
is totally contrast to the condition at that time, where “Jesus”
fights romans using swords, not by giving his left face when
getting hit on the right. It seemed impossible to punish such a
good person, according to a theologists.In Josephus' writing, the
roman government established an army led by (Saulus) Paulus
and his brother

Costobarus to finish off the patriotic Jesus and his follower. They
fought and spread terror to the Roman government, which was
ended by the arrest and crucifixion of Jesus. Jesus' teachings of
compassion weee merely a tale. It was proven that the Jews still
believe that the messiah they are waiting for is a strong, gallant,
and undefeated messiah who will be their leader, and it is not
"Jesus" we know. So, in my opinion, "Jesus" did not voluntarily
surrender to die on that wood.
Meanwhile, Jesus' teachings about compassion spread by the
church, showing as if Jesus is full of compassion, have already
become its followers' religious belief. It became the easiest
instrument of propaganda.
Finally, Indra and I were quite surprised when realizing Sintong's
origin. I even began to understand why The Legend wrote
"Kristen Jahat."
I ended the conversation because the pastor needed to prepare
for the next sermon, "I hope we can continue this discussion
next time."
After finding Meme, who was talking with other women, we
went home while enjoying the puzzle in my head. I stopped in a
quiet place to take my medicine. At the same time, I saw a
waste was resting.
While taking medicine, I saw an old man pulling a cart passing by
the waste picker, which seemed like a fruit seller. With his worn
hat on his head and towel in his neck, he stopped for a while
and took papaya and some bananas out of his cart and gave
them to the waste picker. I could say that his sales didn't go well
today. I stopped drinking my herb for a while, watching the old
man taking out a knife to peel the papaya and a drinking bottle.
They both showed happy faces. I could see the waste picker say
thanks to the old fruit seller.
I could see the sincerity in the old man's face when giving his
fruit and drinking water although he had not sold any fruit
today. What I learn from him is his outstanding sincerity. This
old man did something unconventional, uncommon in this era. I
prayed to God, asking for an answer. I whispered, "God, give me
an explanation through this event, so I know the truth, so I don't
go to Buddha temple next week, o God."
It seemed like God sent His answer quickly and accurately. I
begin to understand that all this time, God does not see who we
are from our positions and wealth. He does not care about them
all.

"Compassion" is the key. It's simple: "compassion," and what


that old man did resemble his compassion and sincere heart. He
doesn't need to know the sermon on the mount. He probably
even doesn't know about Matthew 5:30. What he did reminds
me of a figure I love very much, Mother Teresa of Calcutta from
a poor area in India. She devoted herself to those who suffer
from leprosy, even built a school and leprosy hospital and
elderly home.
With her renowned saying, "God has not called me to be
successful, but to be faithful" and "Not all of us can do great
things. But we can do small things with great love," once again, I
believe that God really sees one's heart, and how we treat Him
in our life.
I found the explanation for my puzzle, that Mother Teresa did
not see a verse explicitly but implicitly. She knew what
happened during roman colonialism and about Jew's interest in
their denial about "Jesus" as the messiah. She clearly
understood that Jesus came to complete the old testament.
About the history of the writing of Matthew 5:39, I am sure she
understood this, yet she prefers to see this verse implicitly. She
knew that God created differences with reasons. It is His
absolute choice; this verse is even used as an instrument for
propaganda He allows because God only sees through the heart
of His creation and how we use

our heart when facing this life, handling differences, and most
importantly, where we put God in our heart and how we treat
God in this life. This is the message Mother Teresa firmly holds
in her heart, a message Pak Sintong should get. Instead of being
trapped in the past failure as a pastor, try to get into the army,
Sir!! I'm sure it will be different hua ha ha ha.

Mother Teresa has faith in Jesus' teaching about compassion


and crucifixion because she sees Jesus and Mother Mary's
teaching as a lifestyle. Jesus is the truly unconventional figure
for his teachings.
So in this context, I should respect The Legend's opinion in his
writing "Kristen Jahat" because truth depends on our
perspectives and is undebatable. Otherwise, we should respect
these differences.
Most Importantly, I am no longer puzzled and think about going
to Buddha temple next week, huaha ha ha ha... ha ...HORASSS
HORASS HORASSS!!!

#pelor,ronggeng 16Jan2017
-07-
"DON’T FIGHT AGAINST BAKPAO!"

A lmost everyone once ate bakpao in Indonesia. It is one of the


most delicious Chinese foods with a range of tastes and unique,
chubby texture, just like Meme's cheeks, hua ha ha ha.
This bun has become one of the hottest discussion topics
recently, as hot as my bum that sat too long waiting for an
extension of my vehicle license.
Different from ordinary bakpao, this special bakpao is unique as
it could stick to this country's honorable official's forehead. This
bakpao is made in a different way than the ordinary bakpao.
While the old, traditional bakpao is made in a kitchen using a
mixer and other utensils. This bakpao is made on the street
located in an elite residential area, using a luxury car and a
power pole bought using the state budget! yes, POWER POLE.
hua ha ha ha.
You can imagine how expensive this bakpao is.
Different from other bakpao that is neatly organized waiting to
be bought by buyers, this bakpao jumps to stick to one's
forehead.
Because of its action of sticking on the state official's forehead,
special doctors and hospitals are required to remove it. (You
know, special bakpao).
Once this bakpao sticks, it is difficult to remove. It even fights
back and requires a skilled person with a special strategy to
tame this bakpao.
Okay, wait, is this really a bakpao, or a bomb? Hua ha ha ha...
Besides its sticking skill, it seems to be able to teleport, and it is
proven when it is removed.
So, like the wrathful Pendekar Pemanah Rajawali with his bow,
once the bow is pulled back, not only the state official but also
his doctor and his advocates are K.O.
Someone whispered to me, "Sir...sir... Wake up...! Your name is
called", the man next to me said. I woke up, and the first thing I
looked up was what I was wearing. I was afraid if it turned into
the orange dress in Corruption Eradication Commission (KPK)
office, hua ha ha ha.
No, of course not, I was still in the same office, yes SAMSAT
DEPOK. I was more confident when I saw the face of the man
next to me, the person who asked me to wake up when my
name was called.
I walked to the cashier as a good, tax compliant citizen (sorry
it's a lie ) to pay and wait for my vehicle license extension to be
finished.

After saying goodbye to the man who helped me, I went out of
the building and say DONT FIGHT AGAINST BAKPAO, BOSS!, EAT
IT..!!, hua ha ha ha ◆◆½××:◆◆½××:

#pelor/ronggeng
-08-
"SUCCESS"

What is your goal in life? Without thinking it through, we


immediately answer this cliché question by saying "success".

The term "success" has been crystalized in our mind since we


were a child. It is proven when we give a question to a kid, "Son,
what do you want to be in the future?" and he spontaneously
and innocently asserts that he wants to be a doctor, soldier,
police officer, or president. Even the answer is frequently linked
to superhero characters that he admires, such as Batman,
Ironman, Superman, and so forth.

Those answers emerge as the reflection of success according to


children's perceptions. This understanding has unconsciously
been fossilized in their mind.

"Success" is interpreted as a dream in which every human being


should achieve. In pursuing success, sacrifices are occasionally
needed, such as sacrificing our energy, mind, and even material
stuff.

The world has offered us myriads of choices to grab our success.


Besides formal education levels, there are also some other levels
of informal education, such as joining numerous seminars in
order to attain motivation and tips that help us face the
obstacles we encounter.
The seminars sometimes present some people who once began
their careers from zero and eventually they became heros, role
models, and even inspirations.

The "success" offered by the world is not wrong. When we


follow it earnestly and persistently, this success is likely to be
reached.

The questions are, "Why are so many people not able to pursue
the success that they've been dreaming of? What is actually
going on?"

Since centuries ago, some of the greatest philosophers in the


world have been attempting to find out the answers. Until this
century, however, no one hasn't been able to provide any
proper answer that can be utilized to measure one's success.

Nowadays, one's success is merely measured by his or her


current material wealth, position, popularity, and even power or
title.

Failure that defines success is inseparable from human mistakes


that position themselves as a central point in achieving their
desires and goals.

As a human being, sometimes we never feel enough with what


we have now. Thus, it motivates us to never stop trying to
achieve our goals.

Even we pray and worship to our Creator only when we have a


specific goal, namely to make our wishes come true
immediately.
Unwittingly, this actions actually insult our Creator because we
only consider God as a "tool" to grant our wishes.
Therefore, there is a deep disappoinment that comes up when
all our efforts are fruitless.
As if God isn't on our side; He doesn't grant the prayers we've
prayed before.

This condition makes human feel disappointed, desperate, and


eventually they decide to leave their Creator.

These all happen because we do not realize that the real goal of
life is much bigger than our wild imagination, ambition, and
even the happiness that we have achieved up to now.

When we put God first and realize that we are presented by His
purpose, which is perfect, we will be aware of the reasons why
God created and placed us on this planet.

God is perfect. His creations must be perfect too. God created us


perfectly since He put us in the womb of our mother.

Albeit not knowing our skin tones, body shapes, eye colors, and
hair when we were born, or despite not being able to choose
the nationality and city where we would be raised after being
born, or inspite of not knowing who would be our parents,
whether we would live in luxury or poverty, all these things do
not occur coincidentally; instead, it happens because of His
plans.
Our Creator never perceives us as illegitimate children or
children with disabilities. He always has His own intentions
which are inevitably perfect.

In living this life, we frequently do not realize that when we fail


or are sick, it is a sign showing that our Creator is actually testing
us for a meaningful reason. Whatever we may encounter right
now, it is part of His scenarios.
From now on, let our Creator be our central point (our priority).
We should keep showing our gratitude when abundance is
bestowed upon us or when we have to live in scarcity. Let the
Creator be our companion and guide us in every step we take in
our lives.
The sorrow and problem we go through in this life are merely
parts of the processes we have to face grounded on the roles we
play. Our life in this world is basically a mere test that
temporarily lasts.
By viewing the current situations that happen in this world, a lot
fo things have seemingly turned to be mean and uncertain.
Crises occur everywhere. Arrogance is rampant. Even kindness
seems to be abstract and has become a mere action of courtesy.
We no longer see sincerity.
Thus, it's time for us to grow an intrapersonal relationship with
our inner self, balanced with building a relationship with our
Creator. Get ready to have a thoughtful mind and solemnly
listen to the sound of the Creator.

Hence, we'll be able to comprehend that the real life means the
peak of the triumph we have to achieve with the Creator
because "THIS IS THE MEANING OF THE REAL SUCCESS"!!!
Amen, amen, amen.

#pelor/ronggeng 25Jan2018

Anda mungkin juga menyukai