Anda di halaman 1dari 8

1.

641 kg/ltr, absorpsi sebesar 1,999 %, berat jenis


STUDI PENGGUNAAN BATU
spesifik apparent sebesar 2.603, on dry basic 2.475,
KAPUR (LIMESTONE)
ssd basic 2.524 dan modulus kekasaran 7.49.Hasil
SEBAGAI BAHAN AGREGAT
kuat tekan beton untuk agregat kasar batu kapur
KASAR TERHADAP UJI
Tana Toraja untuk sampel kubus diperoleh nilai kuat
KUAT TEKAN BETON K-250
tekan beton pada umur 3 hari diperoleh 17,33 Mpa,
(STUDI KASUS: BATU
pada umur 7 hari diperoleh 22,11 Mpa dan pada
KAPUR DI KECEMATAN
umur 28 hari diperoleh 31,22 Mpa dan hasil
MENGKENDEK pengujian kuat tekan beton untuk agregat kasar batu
KABUPATEN TANA kapur untuk sampel silinder diperoleh nilai kuat
TORAJA) tekan beton pada umur 3 hari diperoleh 15,00 Mpa,
pada umur 7 hari diperoleh 19,11 Mpa dan pada
Andri Syahputra
umur 28 hari diperoleh 27,88 Mpa. Dari hasil
Program Studi Teknik Sipil
penelitian menunjukkan bahwa beton dengan
Fakultas Teknik Universitas Andi
Djemma Palopo menggunakan batu kapur Tana Toraja sebagai bahan
e-mail : agregat kasar untuk sampel kubus dan silinder layak
andrisyahputrayahoo@gmail.com digunakan dalam campuran beton karena memenuhi
mutu beton yang direncanakan yaitu K-250.

Abstrak Kata Kunci: Limestone, Agregat Kasar, Batu


Kapur, Kuat Tekan
Besarnya peningkatan akan kebutuhan material
pembuatan beton menyebabkan banyak
penambangan agregat sebagai salah satu material 1. PENDAHULUAN
campuran beton secara besar yang menyebabkan Latar Belakang
berkurangnya jumlah sumber alami yang tersedia Perkembangan pembangunan pada masa
untuk pembuatan beton. Di Kabupaten Tana Toraja sekarang menjadi salah satu aspek
Kecematan Mengkendek tepatnya di Buntu Tinoring kehidupan yang harus terus dipelajari dan
terdapat pertambangan bahan galian golongan C dikembangankan baik oleh pemerintah
yang didominasi oleh bahan galian batu kapur.Hal
maupun generasi penerus. Untuk
inilah yang menjadi alasan mengapa banyak
mewujudkan pembangunan tentu tidak dapat
masyarakat sekitar memanfaatkan ketersediaan batu
dihindari lagi bahwa setiap pembangunan
kapur untuk berbagai kepentingan baik itu
diperlukakan bidang konstruksi bangunan
pertambangan bebas serta memanfaatkannya untuk
digunakan sebagai material penyusun beton pada baik itu bangunan gedung, infrastruk kota,
pondasi bangunan.Penelitian yang digunakan dalam bangunan pengairan dan lainnya.
penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan
Besarnya peningkatan akan kebutuhan
menggunakan metode eksperimen. Hasil pengujian
material pembuatan beton menyebabkan
karakteristik untuk agregat kasar batu kapur Tana
Toraja diperoleh nilai kadar lumpur sebesar 0.56 %, banyak penambangan agregat sebagai salah
kadar air sebesar 2.88 %, berat volume kondisi satu material campuran beton secara besar
gembur sebesar 1.486 kg/ltr, kondisi padat sebesar yang menyebabkan berkurangnya jumlah

PRAKTISI 2018
Andri Syahputra 1
sumber alami yang tersedia untuk digunakan sebagai bahan baku pembuatan
pembuatan beton (Suharwanto,2005). semen portland.
Sungai yang tadinya merupakan sumber Dari uraian diatas maka penulis mencoba
penghasil kerikil atau koral alam kini untuk memanfaatkan batu kapur daerah
persediannya semakin menipis. Hal ini tentu Buntu Tinoring Tana Toraja untuk
mempengaruhi kebutuhan material agregat digunakan sebagai pengganti agregat kasar
kasar sebagai bahan penyusun beton. Maka dalam pembuatan beton. Disini perlu
untuk dapat memenuhi kebutuhan material dilakukan pengujian terhadap material yang
yang ketersediannya semakin menipis, butuh digunakan apakah batu kapur Buntu
digunakan material alternatif untuk Tinoring dapat dimanfaatkan sebagai
pengganti agregat campuran beton dengan alternatif material penyusun campuran
material lain yang belum banyak beton. Untuk mengetahui apakah material
dimanfaatkan dan tentunya memenuhi yang dipilih dapat digunakan dan sesuai
standar yang ditentukan. dengan standar mutu yang direncanakan
Di Kabupaten Tana Toraja Kecematan maka perlu dilakukan penelitian mengenai
Mengkendek tepatnya di Buntu Tinoring Studi Penggunaan Batu Kapur
terdapat pertambangan bahan galian (LIMESTONE) Sebagai Bahan Agrerat
golongan C yang didominasi oleh bahan Kasar Terhadap Uji Kuat Tekan Beton K-
galian batu kapur. Batu kapur memiliki 250 (Studi Kasus: Batu Kapur Di
kalsium karbonat beserta silika, aluminium Kecematan Mengkendek Kabupaten Tana
serta magnesia yang seragam dengan semen Toraja).
serta dalam wujud batuan batu kapur
Maksud dan Tujuan Penelitian
mempunyai tekstur serta kekerasan yang
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai
lumayan besar sehingga batu kapur
berikut:
dimungkinkan sanggup jadi pengganti
1. Menentukan karakteristik batu kapur
agregat kasar batu kali pada kombinasi
sebagai agregat kasar.
beton.
2. Menentukan nilai kuat tekan pada umur
Hal inilah yang menjadi alasan mengapa 3, 7 dan 28 hari untuk beton yang
banyak masyarakat sekitar memanfaatkan menggunakan batu kapur Tana Toraja
ketersediaan batu kapur untuk berbagai sebagai agregat kasar dalam campuran
kepentingan baik itu pertambangan bebas beton.
serta memanfaatkannya untuk digunakan
2. KAJIAN LITERATUR
sebagai material penyusun beton pada
Jabair, S.T., M.T. (2021). Studi
pondasi bangunan. Berdasarkan unsur yang
Eksperimental Kuat Tekan Beton Mutu
terkandung pada batu kapur ialah mineral
Tinggi Menggunakan Batu Gamping
kalsium karbonat (CaCO3) yang biasa
Sebagai Agregat Kasar. Tujuan dari

PRAKTISI 2018
Andri Syahputra 2
penelitian ini adalah untuk mengetahui kuat Kabupaten Pulau Morotai. Kekuatan
tekan beton mutu tinggi dengan maksimum agregat kasar hasil batu kapur
menggunakan agregat kasar batu gamping Sangowo sebesar 0,5 FAS yaitu sebesar 6,76
Kabupaten Enrekang. Metodologi penelitian MPa. Tegangan tekan dengan 100% agregat
yang digunakan adalah studi pustaka dan kasar batu kapur Sangowo menunjukkan
penelitian eksperimen yang menguji sifat bahwa agregat ini tidak direkomendasikan
keseluruhan material batu gamping di untuk digunakan pada elemen struktural.
Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Rochmah, N. (2016). Pemanfaatan Batu
Resep beton menurut metode DoE dengan Kapur Sebagai Daerah Sampang Madura
kekuatan beton rencana f'c:50 MPa. Sebagai Bahan Pengganti Agregat Kasar
Campuran beton terdiri dari semen, pasir Pada Campuran Beton. Tujuan dari
alam halus dan batu kapur kasar dengan penelitian ini adalah untuk mengetahui kuat
koefisien air semen 0,20; 0,25 dan 0,30. tekan beton yang menggunakan batu kapur
Benda uji dibuat dalam bentuk silinder Sampang sebagai agregat kasar. Kuat tekan
dengan diameter 150 mm dan tinggi 300 sampel beton untuk setiap bagian campuran
mm, dan pengujian kuat tekan beton diuji setelah 3, 7, 14 dan 28 hari perawatan
dilakukan pada umur 3 hari, 7 hari dan 28 air. Selain itu, karakteristik sumber
hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gabungan yang dipertimbangkan dalam
campuran pasir alam dan batu gamping penelitian ini adalah: Gesekan, penyerapan
agregat kasar berumur 28 hari dengan rasio dan berat jenis di Los Angeles untuk agar
air-semen 0,20 memiliki rata-rata nilai f’c kasar dan agregat halus. Hasil penelitian ini
sebesar:59,26 MPa menghasilkan koefisien menunjukkan bahwa dengan bertambahnya
air-semen sebesar 0,25 diperoleh nilai f’c proporsi bahan pengganti batu kapur
rata-rata:53,90 MPa dan koefisien air-semen Sampang dalam beton, maka kuat tekan batu
0,30 maka nilai f'c rata-ratanya adalah :45,70 kapur Sampang meningkat secara signifikan.
MPa.
3. LANDASAN TEORI
Mododok, W., Darwis dan Sultan, M.A.
Batu kapur merupakan batuan sedimen
(2022). Studi Kuat Tekan Beton Beragregat
dengan komposisi utama mineral kalsit
Kasar Batu Kapur Sangowo Dengan Variasi
(CaCO3), dolomit CaMg (CO3)2 dan
FAS. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
aragonit (CaCO3) berbentuk dengan
mengetahui penggunaan batu kapur asal kota
beberapa cara yaitu secara organik, mekanik
Sangowo terhadap kuat tekan beton. Sampel
dan kimia. Sebagian besar batu kapur di
yang digunakan berbentuk silinder dan
alam terjadi secara organik. Jenis ini berasal
variasi fasanya 0,45; 0,50; 0,55; 0,60 dan
dari kumpulan endapan cangkang kerang,
0,65, total 30 sampel. Agregat halus berasal
siput, foraminifera, ganggang atau berasal
dari Quarry Kalumata, Kota Ternate dan
dari kerangka binatang yang telah mati.
agregat kasar berasal dari Desa Sangowo,

PRAKTISI 2018
Andri Syahputra 3
Batu kapur tersebar luas di seluruh wilayah 2. Memiliki bidang belahan yang tidak
indonesia dengan karakteristik yang teratur
berbeda-beda, hal ini terjadi karena 3. Tingkat kekerasan 2,7 sampai 3,4 skala
dipengaruhi oleh kondisi geologi masing- mohs
masing daerah. Neraca sumber daya mineral 4. Berat jenis batu kapur 2,387 Ton/meter
tahun 2013 menunjukkan sumber daya batu kubik
kapur di Pulau Jawa 12.288,95 juta ton, 5. Sifat batuan ini keras dan ada yang yang
Pulau Sumatera 103.198,08 juta ton, Pulau berongga.
Kalimantan 36.076,83 juta ton, Pulau Dengan sifatnya ini, maka batu kapur
Sulawesi 95.518,85 juta ton, Pulau Papua atau limestone dipakai dalam banyak
244.082,73 juta ton, Kepulauan Maluku dan bidang, seperti:
Halmahera 93.345,22 juta ton dan 1. Bahan bangunan untuk pengerjaan jalan
Kepulauan Nusa Tenggara 55.393,04 juta 2. Konstruksi bendungan atau dam
ton. Batu kapur yang telah diolah dapat 3. Bahan pembuatan semen Portland dan
digunakan sebagai bahan baku utama atau semen alam.
penyerta pada berbagai macam industri 4. Pada industri keramik dan kaca
dengan persyaratan diantaranya harus 5. Penjernih air
memiliki: 6. Sebagai fiux pada industri logam
1. Derajat Kemurnian (Kadar CaO)
4. METODE PENELITIAN
2. Kandungan unsur pengotor (Mg, Al, Fe,
Jenis penelitian
P, S, Na, K, dan F)
3. Kandungan mineral pengotor (Kuarsa, Jenis penelitian yang digunakan dalam
pirit dan markasit) penelitian ini adalah penelitian kuantitatif
4. Sifat fisik tertentu (Kecerahan, ukuran dengan menggunakan metode eksperimen.
butir, luas permukaan dan kelembapan) Pengujian yang dilakukan menyangkut
Batu kapur dapat digunakan anatara lain penggunaan batu kapur sebagai agregat
untuk pembuatan kapur tohor dan kapur kasar untuk kuat tekan beton, yang darinya
padam, semen, karbid, peleburan dan diperoleh informasi dan hasil penelitian
pemurnian baja, bahan penggosok, bahan melalui pengujian dan penelitian
keramik, kaca, bata silika, kertas, karet, laboratorium.
pembuatan soda abu, penjernih air, Tempat dan Waktu Penelitian
proses pengendapan bijih logam bukan Penelitian dilaksanakan di Laboratorium
besi, pembuatan gula dan untuk Struktur dan Material Fakultas Teknik
pertanian. Universitas Andi Djemma Palopo. Material
Karakteristik Batu Kapur yang digunakan adalah semen Tipe 1 dan
1. Warna putih, putih kecoklatan, dan ada agregat kasar batu kapur diambil dari Buntu
yang putih keabuan

PRAKTISI 2018
Andri Syahputra 4
Tinoring, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Bagan Alir Penelitian
Selatan.
Adapun tahapan penelitian ini, untuk
Jenis dan Sumber Data penggunaan batu kapur sebagai agregat
Data primer kasar terhadap kuat tekan beton dapat
Data primer yang digunakan dalam disusun berdasarkan Flowchart sebagai
penelitian ini adalah data dari studi langsung berikut:
Laboratorium Struktur dan Material Mulai
Fakultas Teknologi Universitas Andi
Djemma Palopo sebagai berikut:
1. Analisa saringan agregat halus Studi
pustaka
2. Analisa saringan agregat kasar
3. Berat jenis dan penyerapan agregat halus Persiapan Awal

4. Berat jenis dan penyerapan agregat kasar


5. Berat volume agregat halus Pemeriksaan agregat
6. Berat volume agregat kasar
7. Kadar air agregat halus Tidak

8. Kadar air agregat kasar


9. Kadar lumpur agregat halus Mix
10. Kadar lumpur agregat kasar
11. Keausan YA
Data sekunder
Pembuatan benda
Data sekunder penelitian ini diperoleh dari uji
beberapa aturan standar konkrit yang
Perawatan benda
dikumpulkan dari kajian literatur berupa
uji
buku, jurnal dan Standar Nasional Indonesia
Pengujian
(SNI) sebagai berikut:
1. SNI-03-2847-2002, “Pengertian Beton”
2. SNI 15-2049-2004, “Syarat Kimia Pengujian kuat tekan
beton
Utama Semen”
3. SNI 15-7064-2004, “Syarat Fisika Analisis Data dan
pembahasan
Semen Portland Komposit”
4. SK SNI T-15-1990-03, “Batas-Batas
Selesai
Gradasi Untuk Agregat Halus”
5. ASTM C-33, “Batas-Batas Gradasi
Untuk Agregat Kasar” Gambar 3.22. Bagan alir penelitian

PRAKTISI 2018
Andri Syahputra 5
5. PEMBAHASAN DAN HASIL d. Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton
PENELITIAN Dari penelitian ini diperoleh nilai rata-
1. Beton (Agregat Kasar Batu Kapur Untuk rata kuat tekan beton menggunakan batu
Sampel Kubus) kapur sebagai agregat kasar pada umur 3
a. Hasil Pengujian Karakteristik Batu hari diperoleh 17,33 Mpa, pada umur 7
Kapur Untuk Sampel Kubus hari diperoleh 22,11 Mpa dan pada umur
Hasil pengujian karakteristik untuk 28 hari diperoleh 31,22 Mpa. Dari hasil
agregat kasar batu kapur sampel kubus penelitian menunjukkan bahwa nilai kuat
diperoleh nilai kadar lumpur 0.56 %, tekan beton memenuhi mutu beton yang
kadar air sebesar 2.88 %, berat volume direncanakan yaitu K-250, ini
kondisi gembur sebesar 1.486 kg/ltr, dipengaruhi karena agregat kasar batu
kondisi padat sebesar 1.641 kg/lgtr, kapur Toraja memenuhi spesifikasi
absorpsi sebesar 1.999 %, berat jenis karakteristik agregat yang digunakan.
spesifik apparent sebesar 2.603, on dry 2. Beton (Agregat Kasar Batu Kapur Untuk
basic 2.475, ssd basic 2.524 dan modulus Sampel Silinder)
kekasaran 7.49. a. Hasil Pengujian Karakteristik Batu
b. Hasil Pengujian Berat Volume Beton Kapur Untuk Sampel Silinder
Segar Hasil pengujian karakteristik untuk
Dari penelitian ini diperoleh nilai rata- agregat kasar batu kapur sampel Silinder
rata berat volume beton segar diperoleh nilai kadar lumpur 0.56 %,
menggunakan batu kapur sebagai agregat kadar air sebesar 2.88 %, berat volume
kasar pada umur 3 hari diperoleh kondisi gembur sebesar 1.486 kg/ltr,
3
204.444 kg/m , pada umur 7 hari kondisi padat sebesar 1.641 kg/lgtr,
3
diperoleh 2444.443 kg/m dan pada umur absorpsi sebesar 1.999 %, berat jenis
28 hari diperoleh 2417.700 kg/m3. Berat spesifik apparent sebesar 2.603, on dry
volume tersebut menunjukkan beton basic 2.475, ssd basic 2.524 dan modulus
tersebut masuk dalam kategori beton kekasaran 7.49.
normal yang mempunyai berat satuan b. Hasil Pengujian Berat Volume Beton
3 3
2.200 kg/m sampai 2.500 kg/m sesuai Segar
SNI-03-2847-2002. Dari penelitian ini diperoleh nilai rata-
c. Pengujian Resapan Air Pada Beton rata berat volume beton segar
Dari penelitian ini diperoleh nilai rata- menggunakan batu kapur sebagai agregat
rata pesentase resapan air beton kasar pada umur 3 hari diperoleh
menggunakan batu kapur sebagai agregat 2350.7750 kg/m3, pada umur 7 hari
kasar pada umur 3 hari diperoleh 1.031 diperoleh 2379.6235 kg/m3 dan pada
%, pada umur 7 hari diperoleh 1.173 % umur 28 hari diperoleh 2366.1420 kg/m3.
dan 28 hari diperoleh 1.177 %. Berat volume tersebut menunjukkan

PRAKTISI 2018
Andri Syahputra 6
beton tersebut masuk dalam kategori on dry basic 2.475, ssd basic 2.524 dan
beton normal yang mempunyai berat modulus kekasaran 7.49.
satuan 2.200 kg/m3 sampai 2.500 kg/m3 2. Hasil pengujian kuat tekan beton untuk
sesuai SNI-03-2847-2002. agregat kasar batu kapur Tana Toraja
c. Hasil Pengujian Resapan Air Pada Beton untuk sampel kubus diperoleh nilai
Dari penelitian ini diperoleh nilai rata- kuat tekan beton pada umur 3 hari
rata pesentase resapan air beton diperoleh 17,33 Mpa, pada umur 7 hari
menggunakan batu kapur sebagai agregat diperoleh 22,11 Mpa dan pada umur 28
kasar pada umur 3 hari diperoleh 0.746 hari diperoleh 31,22 Mpa dan hasil
%, pada umur 7 hari diperoleh 0.894 % pengujian kuat tekan beton untuk
dan 28 hari diperoleh 0.887 %. agregat kasar batu kapur untuk sampel
d. Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton silinder diperoleh nilai kuat tekan
Dari penelitian ini diperoleh nilai rata- beton pada umur 3 hari diperoleh 15,00
rata kuat tekan beton menggunakan batu Mpa, pada umur 7 hari diperoleh 19,11
kapur sebagai agregat kasar pada umur 3 Mpa dan pada umur 28 hari diperoleh
hari diperoleh 15,00 Mpa, pada umur 7 27,88 Mpa. Dari hasil penelitian
hari diperoleh 19,11 Mpa dan pada umur menunjukkan bahwa beton dengan
28 hari diperoleh 27,88 Mpa. Dari hasil menggunakan batu kapur Tana Toraja
penelitian menunjukkan bahwa nilai kuat sebagai bahan agregat kasar untuk
tekan beton memenuhi mutu beton yang sampel kubus dan silinder layak
direncanakan yaitu K-250, ini digunakan dalam campuran beton
dipengaruhi karena agregat kasar batu karena memenuhi mutu beton yang
kapur Toraja memenuhi spesifikasi direncanakan yaitu K-250.
karakteristik agregat yang digunakan.
SARAN
Berdasarkan analisis dan pembahasan
6. KESIMPULAN DAN SARAN
yang telah dilakukan, terdapat beberapa
Bedasarkan analisa dan pembahasan yang
saran yang perlu menjadi perhatian dalam
telah dilakukan, maka dapat diambil
melaksanakan penelitian, yaitu sebagai
kesimpulan sebagai berikut:
berikut:
1. Hasil pengujian karakteristik untuk
1. Pemanfaatan material batu kapur
agregat kasar batu kapur Tana Toraja
Buntu Tinoring Tana Toraja harusnya
diperoleh nilai kadar lumpur sebesar
menjadi perhatian dan dapat
0.56 %, kadar air sebesar 2.88 %, berat
dimanfaatkan dalam pelaksanaan
volume kondisi gembur sebesar 1.486
konstruksi di lapangan. Hal ini dapat
kg/ltr, kondisi padat sebesar 1.641
dilihat dari hasil penelitian yang
kg/ltr, absorpsi sebesar 1,999 %, berat
dilakukan.
jenis spesifik apparent sebesar 2.603,

PRAKTISI 2018
Andri Syahputra 7
2. Agar kualitas beton yang dihasilkan Rochmah,N. (2016). “Pemanfaatan Batu
sesuai dengan perencanaan, perlu nya Kapur Di Daerah Sampang Madura
melakukan quality control terhadap Sebagai Bahan Pengganti Agregat Kasar
nilai slump rencana, bobot isi beton dan Pada Campuran Beton.http://jurnal.untaq-
koreksi kadar air. sby.ac.id/index.php/jhp17/article/view/93
3. Perlu adanya penelitian lanjutan 6
mengenai batu kapur dari Buntu Standar Nasional Indonesia (SNI)
Tinoring Tana Toraja dengan mutu ASTM C-33, “Batas-Batas Gradasi Untuk
beton tinggi dan mutu beton rendah Agregat Kasar”
sehingga dapat memberikan hasil SNI-03-2847-2002, “Pengertian Beton”
penelitian yang lebih baik. SNI 15-2049-2004, “Syarat Kimia Utama
Semen”
DAFTAR PUSTAKA
SNI 15-7064-2004, “Syarat Fisika Semen
Bramaji, D. (2012). “Pengaruh Batu Portland Komposit”
Kapur Wonosari Sebagai Agregat Kasar SK SNI T-15-1990-03, “Batas-Batas
Dengan Penambahan Bestmittel Dalam Gradasi Untuk Agregat Halus”
PembuatanBeton”.http://ejournal.uajy.ac.i Buku
d/id/epriant/933 Departemen Pekerjaan Umum (2005),
Jabair, S.T. (2021). “Studi Eksperimental “Pedoman Pekerjaan Beton Untuk Jalan
Kuat Tekan Beton Kekuatan Tinggi Dan Jembatan”
Menggunakan Batu Gamping Sebagai Departemen Pekerjaan Umum (1982),
AgregatKasar.Http://sholar.googlesercont “Pemakaian Air Yang Memenuhi Syarat”
ent.com/scholar?g=cache:bzDI9OgWFKJ Laporan Praktikum Laboratorium
:scholar.google.com/+penggunaan+batu+ Struktur Dan Bahan Universitas Andi
kapur+sebagai+agregat+kasar&hI=id&as Djemma Palopo
sdt=0,5&as ylo=2018

Mododok, W.,Daarwis,F.,& Sultan,


M.A.(2022). “Studi Kuat Tekan Beton
Beragregat Kasar Batu Kapur Sangowo
DenganVariasiFas”http://ejournal.unkhai
r.ac.id/index.php/CLAPEYRON/article/vi
em/3906
Prastyo, T. “Penggunaan Batu Kapur
Sebagai Agregat Kasar Pada Penggujian
KuatTekanBeton”.https://repository.unej.
ac.id/handle/123456789/25390

PRAKTISI 2018
Andri Syahputra 8

Anda mungkin juga menyukai